SlideShare a Scribd company logo
1 of 37
1
DI AJUKAN UNTUK MEMENUHI SALAH SATU MATA KULIAH
EKONOMI INTERNASIONAL
DOSEN PENGAMPU : ADE FAUZI.S.E,M.M
DISUSUN OLEH :
NAMA : DAMAYANTI
NIM : 11141096
KELAS : 6K-MKP
RUANGAN/HARI : C.1.3 / SELASA
2
PERTEMUAN KE 2
RUANG LINGKUP EKONOMI INTERNASIONAL
I. Pengertian Ekonomi Internasional
Ekonomi Internasional adalah Sebagai cabang dari ilmu ekonomi yang
mempelajari dan menganalisis tentang transaanksi dan permasalahan
Ekonomi Internasional (Eksport-Import) yang meliputi perdagangan dan
keuanga atau moneter serta organisasi ekonomi (Swasta maupun
Pemerintah) dan kerjasama ekonomi antar negara.
Pentingnya studi Ekonomi Internasional karena pada saat ini pengaruh
globalisasi ekonomi dunia yang ditandai ciri-ciri atau karakter yaitu:
1. Keterbukaan pasar atau liberalisasi pasar dan arus uang dan transfer
teknologi.
2. Ketergantungan ekonomi suatu negara terhadap dunia luar dimana
adanya perusahaan Multi Nasional.
3. Persaingan semakin ketat antar negara atau antar perusahaan untuk
meningkatkan: produktifitas, efisiensi, dan efektif yang optimal.
Sebagai konsekuensi dari globalisasi maka studi Ekonomi Internasional
sangat pnting guna mengukur kemampuan suatu negara dalam kancah
globalisasi.
Pengertian ekonomi international tersebut dibagi menjadi 2 yaitu :
1. Dalam segi ilmiah
Ekonomi International adalah bagian atau cabang dari Ilmu Ekonomi yang
diterapkan pada kegiatan – kegiatan ekonomi antar Negara atau antar bangsa
3
2. Dalam Segi Praktisnya
Ekonomi International adalah meliputi seluruh kegiatan perekonomian yang
dilakukan antar Negara, bangsa maupun antara orang – orang perorangan
dari Negara yang satu dengan Negara yang lain
2. Tujuan Ekonomi International
Adalah untuk mencapai tingkat kemakmuran yang lebih tinggi bagi umat
manusia. Tujuan itu dapat dicapai dengan mengadakan kegiatan – kegiatan
dalam bidang perdagangan, investasi, perkreditan, pengangkutan,
perasuransian, diplosiasi dll.
Perbedaan – perbedaan dalam sifat dan cara – cara antara pedagangan
international dengan perdagangan – perdagangan dalam negeri disebabkan
oleh hal – hal dibawah ini :
1. Perbedaan Negara menyebabkan adanya perbedaan dalam hukum
peraturan jual beli, uang, peraturan bea, dsb
2. Perbedaan bangsa dan daerah menyebabkan perbedaan dalam
kebiasaan, adat istiadat, kesukaaan, musim dan kondisi pasar
3. Perbedaan yang disebabkan oleh keadaan politik, social, ekonomi dan
cultural.
3.Ruang Lingkup
1. Teori dan kebijakanPerdagangan International
2. Teori dan kebijakan Keuangan / Moneter International
3. Organisasi dan Kerjasama Ekonomi International
4. Perusahaan International dan Bisnis International
4
4. Manfaat perdagangan antar negara
Menurut Sadono Sukirno, manfaat perdagangan internasional adalah sebagai
berikut:
1. Memperoleh barang yang tidak dapat diproduksi di negeri sendiri
Banyak faktor-faktor yang memengaruhi perbedaan hasil produksi di setiap
negara. Faktor-faktor tersebut di antaranya : Kondisi geografi, iklim, tingkat
penguasaan iptek dan lain-lain. Dengan adanya perdagangan internasional,
setiap negara mampu memenuhi kebutuhan yang tidak diproduksi sendiri.
2. Memperoleh keuntungan dari spesialisasi
Sebab utama kegiatan perdagangan luar negeri adalah untuk memperoleh
keuntungan yang diwujudkan oleh spesialisasi. Walaupun suatu negara
dapat memproduksi suatu barang yang sama jenisnya dengan yang
diproduksi oleh negara lain, tapi ada kalanya lebih baik apabila negara
tersebut mengimpor barang tersebut dari luar negeri.
3. Memperluas pasar dan menambah keuntungan
Terkadang, para pengusaha tidak menjalankan mesin-mesinnya (alat
produksinya) dengan maksimal karena mereka khawatir akan terjadi
kelebihan produksi, yang mengakibatkan turunnya harga produk mereka.
Dengan adanya perdagangan internasional, pengusaha dapat menjalankan
mesin-mesinnya secara maksimal, dan menjual kelebihan produk tersebut
keluar negeri.
4. Transfer teknologi modern
5
Perdagangan luar negeri memungkinkan suatu negara untuk mempelajari
teknik produksi yang lebih efesien dan cara-cara manajemen yang lebih
modern.
5. FAKTOR PENDORONG PERDAGANGAN INTERNASIONAL
Banyak faktor yang mendorong suatu negara melakukan perdagangan
internasional, di antaranya sebagai berikut :
1. Untuk memenuhi kebutuhan barang dan jasa dalam negeri
2. Keinginan memperoleh keuntungan dan meningkatkan
pendapatan negara
3. Adanya perbedaan kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan
dan teknologi dalam mengolah sumber daya ekonom
4. Adanya kelebihan produk dalam negeri sehingga perlu pasar
baru untuk menjual produk tersebut.
5. Adanya perbedaan keadaan seperti sumber daya alam, iklim,
tenaga kerja, budaya, dan jumlah penduduk yang menyebabkan
adanya perbedaan hasil produksi dan adanya keterbatasan
produksi.
6. Adanya kesamaan selera terhadap suatu barang.
7. Keinginan membuka kerja sama, hubungan politik dan dukungan
dari negara lain.
8. Terjadinya era globalisasi sehingga tidak satu negara pun di
dunia dapat hidup sendiri.
9. Adanya perbedaan iklim
10. Adanya perbedaan biaya produksi dan spesialisasi produksi
6. MACAM MACAM PERDAGANGAN INTERNASIONAL
1. Ekspor
6
Ekspor adalah kegiatan menjual barang ke luar negeri. Contohnya,
ketika Indonesia melakukan ekspor pakaian ke Amerika Serikat. Itu
artinya Indonesia menjadi negara yang melakukan penjualan pakaian.
Ada dua cara yang dapat dilakukan dalam melakukan ekspor: 1) Ekspor
Biasa, dan 2) Ekspor Tanpa L/C
Apa beda keduanya? Perbedaannya terletak di penggunaan letter of
credit sebagai alat pembayaran. Ekspor biasa adalah penjualan ke luar
negeri dengan segala ketentuan yang berlaku, yang kemudian ditujukan
ke pembeli menggunakan L/C. Sementara Ekspor Tanpa L/C bisa terjadi
jika mendapat izin khusus dari departemen perdagangan.
2. Impor
Impor adalah kegiatan membeli barang dari luar negeri. Impor ini kebalikan
dari ekspor. Artinya, jika Amerika Serikat membeli pakaian dari
Indonesia, dapat dikatakan bahwa Amerika Serikat melakukan impor
pakaian.
3. Barter
Merupakan transaksi dengan saling menukarkan barang satu sama lain.
Barter dilakukan dengan terlebih dahulu menentukan nilai suatu barang,
untuk kemudian dibayar kembali dengan barang yang memiliki nilai yang
sesuai dan disepakat
4. Konsinyasi (Consignment)
Kamu pernah lihat nggak ada ibu-ibu yang menitipkan kue untuk dijual di
warung? Atau dalam skala lain, brand yang menitipkan bajunya untuk dijual
di distro-distro. Nah, transaksi dengan sistem “menitipkan barang” disebut
dengan konsinyasi.
7
Dalam lingkup internasional, barang-barang yang mau dijual “dititipkan” di
pasar internasional dulu menunggu adanya pembeli. Penjualannya dapat
dilakukan melalui pasar bebas atau bursa dagang dengan cara dilelang.
5. Package Deal
Merupakan kegiatan perdagangan internasional yang berguna untuk
memperluas pasar suatu produk. Sistem ini dilakukan dengan cara membuat
perjanjian dagang (trade agreement) dengan suatu negara. Isi perjanjian
tersebut berupa ketetapan jumlah barang yang akan diekspor ke negera lain
atau diimpor ke negara tertentu
6. Border Crossing
Border Crossing adalah perdagangan yang terjadi di negara yang saling
berbatasan dan berdasarkan perjanjian tertentu. Tujuan perdagangan ini
adalah untuk memudahkan penduduk yang berada di negara perbatasan agar
lebih mudah dalam berbelanja. Perdagangan ini dapat terjadi dengan cara:
7. Sea Border Crossing
Perdagangan antarnegara yang melewati lintas batas laut. Sistem ini
dilakukan oleh negara yang memiliki batas negara berupa laut dan dilakukan
berdasarkan persetujuan dan ketentuan yang berlaku.
7. Overland Border Crossing
Perdagangan antarnegara yang melewati lintas batas darat. Sistem ini
dilakukan oleh negara yang memiliki batas negara berupa daratan dan
dilakukan berdasarkan persetujuan yang berlaku.
8
PERTEMUAN 3
TEORI PRA KLASIK : MERKANTILISME
Merkantilisme adalah suatu aliran / filsafat ekonomi yang tumbuh dan
berkembang dengan pesat pada abad XVI s.d XVIII di Eropa barat.
Ide pokok merkantilisme adalah sebagai berikut.
1. suatu negara/raja akan kaya/makmur dan kuat bila ekspor lebih besar
daripada impor (X-M)
2. surplus yang diperoleh dari selisih (X-M) atau ekspor neto yang
positif tersebut diselesaikan dengan pemsukan logam mulia (LM),
terutama emas dan perak dari luar negeri. Dengan demikian,
semakin besar ekspor neto, maka akan semakin banyak LM yang
dimiliki atau diperoleh dari luar negeri.
3. pada waktu itu LM (emas maupun perak) digunakan sebagai alat
pembayaran (uang), sehingga negara / raja yang memiliki LM yang
banyak akan kaya / makmur dan kuat.
4. LM yang banyak tersebut digunakan oleh raja untuk membiayai
armada perang guna memperluas perdagangan luar negeri dan
penyebaran agama.
5. penggunaan kekuatan armada perang untuk memeprluas
perdagangan luar negeri ini diikuti dengan kolonialisasi di Amerika
Latin, Afrika dan aAsia terutama dari abad XVI s.d
XVIII.KEBIJAKAN MERKANTILISME
9
Untuk melaksanakan ide tersebut diatas, merkantilisme menjalankan
kebijakan perdagangan (trade policy) sebagai berikut:
1) mendorong ekspor sebesar-besarnya, keculai LM
2) Melarang/membatasi impor dengan ketat kecuali LM
NEO MERKANTILISME
Kebijakan merkantilisme pada saat ini masih dijalankan oleh banyak
negara dalam bentuk “neo merkantilisme”, yaitu kebijakan proteksi
untuk melindungi dan mendorongt ekonomi industri nasional dengan
menggunakan kebijakan tarif atau tariff Barrier dan kebijakan
Nontariff barrier. Biasanya tariff barrier dilaksanakan dengan
menggunakan countervailing duty, bea anti dumping dan surcharge.
Dalam hal ini, kebijakan proteksi yang lebih banyak digunakan
biasanya dalam bentuk Nontariff Barrier seperti larangan, sistem
kuota, ketentuan teknis, harga patokan, peraturan kesehatan, dll.
KRITIK DAVID HUME
Ide atau pokok pikiran dari merkantilisme mengatakan bahwa
negara/raja akan kaya/makmur bila X>M, sehingga LM yang
dimiliki akan semakin banyak. Dengan kata lain,
kekayaan/kemakmuarn suatu negara/raja identik dengan jumlah Lm
yang dimilikinya. Lm pada waktu itu digunakan sebagai alat
pembayaran/uang sehingga bila LM banyak, maka ini berarti Money
Supply (Ms) atau jumlah uang beredar banyak. Bila jumlah uang
beredar naik, sedangkan produksi tetap tentu akan terjadi inflasi atau
kenaikan harga.
Kenaikan harga didalam negeri tentu akan menaikkan harga barang-
barang ekspor (Px) sehingga kuantitas ekspor (Qx) akan menurun.
Naiknya jumlah uang beredar yang diikuti dengan peningkatan
inflasi di dalam negeri tentu akan menyebabkan harga barang impor
(Pm) menjadi lebih rendah sehingga kuantitas impor (QWm) akan
10
meningkat. Perkembangan yang demikian ini tentu akan
menyebabkan ekspor (X) menjadi lebih kecil daripada impor (M).
Atau impor menjadi lebih besar daripada ekspor sehingga akhirnya
LM akan menurun atau berkurang. Dengan berkurangnya LM yang
dimiliki, maka berarti raja menjadi miskin karena LM identik
dengan kekayaan/kemakmuran.
Perubahan dari negara / raja yang kaya/makmur menjadi negara/raja
yang miskin menurut paham merkantilisme ini dikritik oleh David
Hume sebagai “Mekanisme Otomatis”dari “price-specie Flow
Mechanism” atau PSFM.
Dengan adanya kritik David Hume ini, maka teori Pra-Klasik atau
merkantilisme dianggap tidak relevan, selanjutnya muncullah teori
klasik atu absolute advantage dari adam Smith.
Berdasarkan PSFM dari Hume, Smith mengkritik aliran
merkantilisme dengan mengemukakan pendapatnya sebagai berikut:
1. ukuran kemakmuran suatu negara,bukanlah ditentukan oleh
banyaknya LM yang dimilikinya.
2. kemakmuran suatu negara ditentukan oleh besarnya GDP dan
sumbangan perdagangan luar negeri terhadap pembentukan GDP
negara tersebut.
3. untuk meningkatkan GDP dan perdaganagn luar negeri, maka
pemerintah harus mengurangi campur tangannya sehingga tercipta
perdagangan bebas atau free trade.
4. dengan adanya free trade maka akan menimbulkan persaingan yang
semakin ketat. Hal ini akan mendorong masing-masing negara untuk
melakukan spesialisasi dan pembagian kerja internasional dengan
berdasarkan kepada keunggulan absolut yang dimiliki masing-
masing negara.
11
5. spesialisasi dan pembagian kerja internasional yang didasarkan
kepada absolute advantage , akan memacu peningkatan produktivitas
dan efisiensi sehingga terjadi peningkatan GDP dan perdagangan
luar negeri atau internasional.
6. peningkatan GDP dan perdagangan internasional ini identik dengan
kemakmuran suatu negara.
12
PERTEMUAN 4
TEORI KLASIK :
TEORI KEUNGGULAN MUTLAK DAN TEORI KEUNGGULAN
KOMPARATIF
a. Teori Keunggulan Mutlak / Absolut (Absolute Advantage Theory)
Adam Smith mengemukakan idenya tentang pembagian kerja
internasional yang membawa pengaruh besar bagi perluasan pasar barang-
barang Negara tersebut serta akibatnya berupa spesialisasi internasional
yang dapat memberikan hasil berupa manfaat perdagangan yang timbul dari
dalam atau berupa kenaikan produksi serta konsumsi barang-barang dan
jasa-jasa.
Menurut Adam Smith bahwa dengan melakukan spesialisasi
internasional, maka masing-masing Negara akan berusaha untuk menekan
produksinya pada barang-barang tertentu yang sesuai dengan keuntungan
yang dimiliki baik keuntungan alamiah maupun keuntungan yang
diperkembangkan. Yang dimaksud dengan keuntungan alamiah adalah:
Keuntungan yang diperoleh karena suatu Negara memiliki sumber daya
alam yang tidak dimiliki oleh Negara lain baik kualitas maupun kuantitas.
Sedangkan yang dimaksud dengan keuntungan yang di perkembangkan
adalah: Keuntungan yang diperoleh karena suatu Negara telah mampu
mengembangkan .
kemampuan dan ketrampilan dalam menghasilkan produk-produk yang
diperdagangkan yang belum dimiliki oleh negara lain.
Dalam teori keunggulan mutlak, Adam Smith mengemukakan ide-ide
sebagai berikut.
13
a. Division of Labour (Pembagian Kerja Internasional)
Dalam menghasilkan sejenis barang dengan adanya pembagian kerja,
suatu Negara dapat memproduksi barang dengan biaya yang lebih murah
disbanding negara lain, sehingga dalam mengadakan perdagangan Negara
tersebut memperoleh keunggulan mutlak.
b. Spesialisasi Internasional dan Efisiensi Produksi
Dengan spesialisasi, suatu Negara akan mengkhususkan pada produksi
barang yang memiliki keuntungan. Suatu Negara akan mengimpor barang-
barang yang bila diproduksi sendiri (dalam negeri) tidak efisien atau kurang
menguntungkan, sehingga keunggulan mutlak diperoleh bila suatu Negara
mengadakan spesialisasi dalam memproduksi barang. Keuntungan mutlak
diartikan sebagai keuntungan yang dinyatakan dengan banyaknya jam/hari
kerja yang dibutuhkan untuk membuat barang-barang produksi. Suatu
Negara akan mengekspor barang tertentu karena dapat menghasilkan barang
tersebut dengan biaya yang secara mutlak lebih murah dari pada negara lain.
Dengan kata lain, Negara tersebut memiliki keuntungan mutlak dalam
produksi barang.
Jadi, keuntungan mutlak terjadi bila suatu Negara lebih unggul terhadap
satu macam produk yang dihasilkan, dengan biaya produksi yang lebih
murah jika dibandingkan dengan biaya produksi di negara lain.
Contoh keuntungan mutlak
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui, bahwa Indonesia lebih unggul
untuk memproduksi rempah-rempah dan Jepang lebih unggul untuk
produksi elektronik, sehingga negara Indonesia sebaiknya berspesialisasi
untuk produk rempah-rempah dan Negara Jepang berspesialisasi untuk
produk elektronik. Dengan demikian, seandainya kedua Negara tersebut
mengadakan perdagangan atau ekspor dan impor, maka keduanya akan
memperoleh keuntungan.
14
Besarnya keuntungan dapat dihitung sebagai berikut.
a. Untuk negara Indonesia, Dasar Tukar Dalam Negeri (DTD) 1 kg rempah-
rempah akan mendapatkan 1 unit elektronik, sedangkan Jepang 1 kg
rempah-rempah akan mendapatkan 4 unit elektronik. Dengan demikian, jika
Indonesia menukarkan rempah-rempahnya dengan elektronik Jepang akan
memperoleh keuntungan sebesar 3 unit elektronik, yang diperoleh dari (4
elektronik – 1 elektronik).
b. Untuk Negara Jepang Dasar Tukar Dalam Negerinya (DTD) 1 unit
elektronik akan mendapatkan 0,25 rempah-rempah, sedangkan di Indonesia
1 unit elektronik akan mendapatkan 1 kg rempah-rempah.
Dengan demikian, jika Negara Jepang mengadakan perdagangan atau
menukarkan elektroniknya dengan Indonesia akan memperoleh keuntungan
sebesar 0,75 kg rempah-rempah, yang diperoleh dari ( 1 kg rempah rempah
– 0,25 elektronik).
Contoh lainnya
Tabel 1.PertukaranHasilProduksi (KeunggulanMutlak)
Negara Jam Kerja per Satuan Output Dasar Nilai Tukar
(Term of Trade)Tekstil Beras
Indonesia 40 m 20 ton 1 tekstil = ½ beras
Thailand 10 m 30 ton 1 tekstil = 3 beras
Dengan menggunakan jam kerja yang sama, ternyata Indonesia lebih
banyak menghasilkan tekstil, yaitu sebanyak 40 m dan Thailand lebih
banyak menghasilkan beras, yaitu 30 ton. Dengan demikian, dapat
disimpulkan Indonesia memiliki keunggulan mutlak dalam produksi tekstil,
sedangkan Thailand memiliki keungulan mutlak dalam produksi beras, yaitu
15
sebesar 30 ton. Perdagangan antara Indonesia dan Thailand dapat dilakukan
dengan cara Indonesia mengekspor tekstil ke Thailand dan sebaliknya,
Thailand mengekspor beras ke Indonesia.
Inti dari teori adam smith, keunggulan absolute adalah kemampuan
suatu Negara untuk memproduksi lebih banyak barang dengan
menggunakan sejumlah input dengan menggunakan sejumlah input
dibandingkan dengan produksi di Negara lain.
1. Suatu Negara akan mengkhususkan diri untuk berspesialisasi untuk
menghasilkan barang yang mempunyai keunggulan mutlak
2. Barang yang memiliki keunggulan mutlak apabila barang yang di hasilkan
lebih murah dibandingkan dengan Negara lain yang lebih efisien
3. Barang yang memiliki keunggulan mutlak akan di ekspor
b. Teori Keunggulan Komparatif (Comparative Advantage Theory)
Teori ini dikemukakan oleh David Ricardo untuk melengkapi teori Adam
Smith yang tidak mempersoalkan kemungkinan adanya negara-negara yang
sama sekali tidak mempunyai keuntungan mutlak dalam memproduksi suatu
barang terhadap negara lain misalnya negara yang sedang berkembang
terhadap negara yang sudah maju.
Untuk melengkapi kelemahan-kelemahan dari teori Adam Smith,
Ricardo membedakan perdagangan menjadi dua keadaanyaitu:
1. Perdagangan dalam negeri.
2. Perdagangan luar negeri.
Menurut Ricardo keuntungan mutlak yang dikemukakan oleh Adam
Smith dapat berlaku di dalam perdagangan dalam negeri yang dijalankan
atas dasar ongkos tenaga kerja, karena adanya persaingan bebas
dankebebasan bergerak dari faktor-faktor produksi tenaga kerja dan modal.
16
Karena itu masing-masing tempat akan melakukan spesialisasi dalam
memproduksi barang-barang tertentu apabila memiliki ongkos tenaga kerja
yang paling kecil.
Sedangkan untuk perdagangan luar negeri tidak dapat didasarkan pada
keuntungan atau ongkos mutlak. Karenafaktor-faktorproduksi di dalam
perdagangan luar negeri tidak dapat bergerak bebas sehingga barang-barang
yang dihasilkan oleh suatu Negara mungkin akan ditukarkan dengan barang-
barang dari negara lain meskipun ongkos tenaga kerja yang dibutuhkan
untuk membuat barang tersebut berlainan. Dengan demikian inti
Keuntungan komparatif dapat dikemukakan sebagaiberikut:
Bahwa suatu Negara akan menspesialisasi dalam memproduksi barang
yang lebih efisien di mana Negara tersebut memiliki keunggulan
komparatif. ( Budiono, 1990:35)
Atau dengan kata lain dapat dikemukakan sebagai berikut:
Kemampuan untuk menemukan barang-barang yang dapat di produksi
pada tingkat biaya relatif yang lebih rendah dari pada barang lainnya. (
Charles P.Kidllebergerdan Peter H. Lindert, Ekonomi Internasional
(terjemahanBurhanuddin Abdullah,1991:30)
Untuk itu bagi negara yang tidak memiliki faktor-faktor produksi yang
menguntungkan, dapat melakukan perdagangan internasional, asalkan
Negara tersebut mampu menghasilkan satu atau beberapa jenis barang yang
paling produktif ibandingkan Negara lainnya
David Ricardo menyampaikan bahwa teori keunggulan mutlak yang
dikemukakan oleh Adam Smith memiliki kelemahan, di antaranya sebagai
berikut.
a. Bagaimana bila suatu Negara lebih produktif dalam memproduksi dua
jenis barang disbanding dengan Negara lain?
Sebagai gambaran awal, di satu pihak suatu Negara memiliki factor
produksi tenaga kerja dan alam yang lebih menguntungkan disbanding
17
dengan negara lain, sehingga Negara tersebut lebih unggul dan lebih
produktif dalam menghasilkan barang dari pada negara lain. Sebaliknya, di
lain pihak negara lain tertinggal dalam memproduksi barang. Dari uraian di
atas dapat disimpulkan, bahwa jika kondisi suatu Negara lebih produktif
atas dua jenis barang, maka Negara tersebut tidak dapat mengadakan
hubungan pertukaran atau perdagangan.
b. Apakah Negara tersebut juga dapat mengadakan perdagangan
internasional?
Pada konsep keunggulan komparatif (perbedaan biaya yang dapat
dibandingkan) yang digunakan sebagai dasar dalam perdagangan
internasional adalah banyaknya tenaga kerja yang digunakan untuk
memproduksi suatu barang. Jadi, motif melakukan perdagangan bukan
sekadar mutlak lebih produktif (lebih menguntungkan) dalam menghasilkan
sejenis barang, tetapi menurut David Ricardo sekalipun suatu Negara itu
tertinggal dalam segala rupa, ia tetap dapat ikut serta dalam perdagangan
internasional, asalkan Negara tersebut menghasilkan barang dengan biaya
yang lebih murah (tenaga kerja) disbanding dengan lainnya.
Jadi, keuntungan komparatif terjadi bila suatu Negara lebih unggul
terhadap kedua macam produk yang dihasilkan,
dengan biaya tenaga kerja yang lebih murah jika dibandingkan dengan biaya
tenaga kerja di negara lain.
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui, bahwa Negara Jepang unggul
terhadap kedua jenis produk, baik elektronik maupun rempah-rempah, akan
tetapi keunggulan tertingginya pada produksi elektronik. Sebaliknya, negara
Indonesia lemah terhadap kedua jenis produk, baik rempah-rempah maupun
elektronik, akan tetapi kelemahan terkecilnya pada produksi rempah-
rempah.
18
Jadi, sebaiknya Negara Jepang berspesialisasi pada produk elektronik dan
negara Indonesia berspesialisasi pada produk rempah-rempah. Seandainya
kedua Negara tersebut mengadakan perdagangan, maka keduanya akan
mendapatkan keuntungan. Besarnya keuntungan dapat dihitung sebagai
berikut.
a. DiJepang 1 unit elektronik = 0,625 kg rempah-rempah, sedangkan di
Indonesia 1 unit elektronik = 1 kg rempah rempah. Jika Negara Jepang
menukarkan elektronik dengan rempah-rempah di Indonesia, maka akan
mendapatkan keuntungan sebesar 0,375, yang diperoleh dari (1 rempah
rempah – 0,625 rempah-rempah).
b. Di Indonesia 1 kg rempah-rempah = 1 unit elektronik, sedang di Jepang 1
kg rempah-rempah = 1,6 unit elektronik. Jika negara Indonesia menukarkan
rempah-rempahnya dengan elektronik, maka Jepang akan mendapatkan
keuntungan sebesar 0,6, yang diperoleh dari (1,6 elektronik – 1 elektronik
Contoh lainnya
Tabel 2.PertukaranHasilProduksi (KeunggulanKomparatif)
Negara Jam Kerja Per Satuan
Output
Dasar Tukar Dalam Negeri
Rempah Permadani
Indonesia 250 kg 200 unit 1 permadani = 1,25 rempah 1 rempah = 0,8
permadani
Mesir 400 kg 800 unit 1 permadani = 0,5 rempah 1 rempah = 2 permadani
Berdasarkan Tabel 2. Terlihat bahwa Mesir memiliki keunggulan
untuk kedua produk tersebut sehingga tidak memungkinkan terjadi
perdagangan antara Indonesia dan Mesir. Namun, secara komparatif masih
memungkinkan dengan melihat dasar tukar Negara masing-masing.
Indonesia untuk memproduksi 1 unit permadani harus mengorbankan 1,25
rempah dan untuk memproduksi 1 rempah harus mengorbankan 0,8
permadani. Indonesia memiliki keunggulan komparatif pada rempah karena
pengorbanannya lebihkecil. Mesir untuk memproduksi 1 unit permadani
19
harus mengorbankan 0,5 rempah dan untuk memproduksi 1 rempah harus
mengorbankan 2 permadani. Mesir memiliki keunggulan komparatif pada
permadani karena pengorbanannya lebih kecil. Dengan kondisi demikian,
masih dimungkinkan terjadinya perdagangan antara Indonesia dan Mesir.
Teori yang dikemukakan oleh Kaum Klasik dalam teori perdagangan
internasional, berdasarkan atas asumsi berikutini.
a. Memperdagangkan dua barang dan yang berdagang dua negara.
b. Tidak ada perubahan teknologi.
c. Teori nilai atas dasar tenaga kerja.
d. Ongkos produksi dianggap konstan.
e. Ongkos transportasi diabaikan (= nol).
f. Kebebasan bergerak factor produksi di dalam negeri, tetapi tidak dapat
berpindah melalui batas negara.
g. Persaingan sempurna di pasar barang maupun pasar factor produksi
h. Distribusi pendapatan tidak berubah.
i. Perdagangan dilaksanakan atas dasar barter.
Kelemahan teori klasik
Teori kelasik menjelaskan bahwa keuntungan dari perdagangan
internasional itu timbul karena adanya comperativ advantage yang berbeda
antara dua Negara, mengapa terjadi perbedaan dalam comperativ
advantage? Itu karena adanya perbedaan di dalam fungsi produksi antar dua
Negara atau lebih. Jika fungsi produksinya sama, maka kebutuhan tenaga
kerja juga akan sama nilai produksinya sama sehingga tidak akan terjadi
perdagangan internasional. Oleh karena itu syarat timbulnya perdagangan
antar Negara adalah perbedaan fungsi produk diantara dua Negara tersebut.
Namun teori klasik tidak dapat menjelaskan mengapa terdapat perbedaan
fungsi produksi antara dua Negara.
20
PERTEMUAN 5
TEORI MODERN PERDAGANGAN INTERNASIONAL
TEORI PROPORSI FAKTOR PRODUKSI (HECKSCER-OHLIN
THEORY)
Teori Perdagangan Internasional modern dimulai ketika ekonom
Swedia yaitu Eli Hecskher (1919) dan Bertil Ohlin (1933) mengemukakan
penjelasan mengenai perdagangan internasional yang belum mampu
dijelaskan dalam teori keunggulan komparatif. Sebelum masuk ke dalam
pembahasan teori H-O, tulisan ini sedikit akan mengemukakan kelemahan
teori klasik yang mendorong munculnya teori H-O.
Teori Klasik Comparative advantage menjelaskan bahwa
perdagangan internasional dapat terjadi karena adanya perbedaan
dalam productivity of labor (faktor produksi yang secara eksplisit
dinyatakan) antarnegara (Salvatore, 2006). Namun teori ini tidak
memberikan penjelasan mengenai penyebab perbedaan produktivitas
tersebut. Teori H-O kemudian mencoba memberikan penjelasan mengenai
penyebab terjadinya perbedaan produktivitas tersebut. Teori H-O
menyatakan penyebab perbedaan produktivitas karena adanya jumlah atau
proporsi faktor produksi yang dimiliki (endowment factors) oleh masing-
masing negara, sehingga selanjutnya menyebabkan terjadinya perbedaan
harga barang yang dihasilkan. Oleh karena itu teori modern H-O ini dikenal
sebagai ”The Proportional Factor Theory”.
Selanjutnya negara-negara yang memiliki faktor produksi relatif banyak
atau murah dalam memproduksinya akan melakukan spesialisasi produksi
untuk kemudian mengekspor barangnya. Sebaliknya, masing-masing negara
akan mengimpor barang tertentu jika negara tersebut memiliki faktor
produksi yang relatif langka atau mahal dalam memproduksinya.
21
Teori Heckscer-Ohlin memprediksi bahwa negara-negara yang akan
mengekspor barang secara intensif menggunakan faktor berlimpah secara
lokal, sambil mengimport barang secara intensif menggunakan faktor-faktor
lokal yang langka. Jadi, teori Heckscer-Ohlin mencoba menjelaskan pola
dari perdagangan internasional yang kita teliti pada ekonomi dunia.
Teori Heckscer-Ohlin mempunyai pertimbangan akal sehat.
Contohnya, Amerika serikat telah lama menjadi eksportir besar dari produk-
produk pertanian, mencerminkan negara tersebut mempunyai pertanian yang
melimpah karena tanahnya baik untuk ditanami. Sebaliknya, China unggul
pada ekspor barang-barang produksi dalam tenaga kerja intensif industri
manufaktur. Ini mencerminkan China mempunyai tenaga kerja dengan biaya
rendah berlimpah. Di Amerika serikat, yang kekurangan tenaga kerja
dengan biaya rendah, telah memilih untuk mengimpor buruh. Secara relatif,
tidak mutlak, sumbangan adalah penting; sebuah negara bisa mempunyai
jumlah lahan dan tenaga kerja lebih besar dari negara lain, tetapi menjadi
relatif melimpah satu dari mereka.
Teori Heckscher-Ohlin (H-O) menjelaskan beberapa pola
perdagangan dengan baik, negara-negara cenderung untuk mengekspor
barang-barang yang menggunakan faktor produksi yang relatif melimpah
secara intensif.
Menurut Heckscher-Ohlin, suatu negara akan melakukan perdagangan
dengan negara lain disebabkan negara tersebut memiliki keunggulan
komparatif yaitu keunggulan dalam teknologi dan keunggulan faktor
produksi. Basis dari keunggulan komparatif adalah:
a. Faktor endowment, yaitu kepemilikan faktor-faktor produksi di dalam
suatu negara.
b. Faktor intensity, yaitu teknologi yang digunakan di dalam proses
produksi, apakah labor intensity atau capital intensity.
Teori modern Heckescher-Ohlin atau teori H-O menggunakan dua kurva,
yaitu :
22
1. kurva isocost yaitu kurva yang menggambarkan total biaya produksi
yang sama.
2. kurva isoquant yaitu kurva yang menggambarkan total kuantitas produk
yang sama. Menurut teori ekonomi mikro kurva isocost akan bersinggungan
dengan kurva isoquant pada suatu titik optimal. Jadi dengan biaya tertentu
akan diperoleh produk yang maksimal atau dengan biaya minimal akan
diperoleh sejumlah produk tertentu.
Analisis hipotesis H-O dikatakan berikut:
a. Harga atau biaya produksi suatu barang akan ditentukan oleh jumlah atau
proporsi faktor produksi yang dimiliki masing-masing negara.
b. Comparative Advantage dari suatu jenis produk yang dimiliki masing-
masing negara akan ditentukan oleh struktur dan proporsi faktor produksi
yang dimilikinya
c. Masing-masing negara akan cenderung melakukan spesialisasi produksi
dan mengekspor barang tertentu karena negara tersebut memiliki faktor
produksi yang relatif banyak dan murah untuk memproduksinya.
d. Sebaliknya masing-masing negara akan mengimpor barang-barang
tertentu karena negara tersebut memilki faktor produksi yang relatif
sedikit dan cukup mahal untuk memproduksinya
e. Paradoks Leontief
Wassily Leontief seorang pelopor utama dalam analisis input-output
matriks, melalui study empiris yang dilakukannya pada tahun 1953
menemukan fakta, fakta itu mengenai struktur perdagangan luar negri
(ekspor dan impor). Amerika serikat tahun 1947 yang bertentangan dengan
teori H-O sehingga disebut sebagai paradoks leontief.
Berdasarkan penelitian lebiih lanjut yang dilakukan ahli ekonomi
perdagangan ternyata paradox liontief tersebut dapat terjadi karena empat
sebab utama yaitu :
1. Intensitas faktor produksi yang berkebalikan
2. Tariff and Non tariff barrier
23
3. Pebedaan dalam skill dan human capital
4. Perbedaan dalam faktor sumberdaya alam
Kelemahan dari teori H-O adalah jika jumlah atau proporsi faktor produksi
yang dimiliki masing-masing negara relatif sama maka harga barang yang
sejenis akan sama pula sehingga perdagangan internasional tidak akan
terjadi.
Kelebihan dari teori H-O adalah jika suatu negara memiliki banyak tenaga
kerja terdidik maka ekspornya akan lebih banyak. Sebaliknya jika suatu
negara kurang memiliki tenaga kerja terdidik maka ekspornya akan lebih
sedikit.
Hipotesis Teori H-O
Sebelum melakukan kritik terhadap teori H-O, di bawah ini akan
dikemukakan hipotesis yang telah dihasilkan oleh Teori H-O, antara lain:
1. Produksi barang ekspor di tiap negara naik, sedangkan produksi barang
impor di tiap negara turun.
2. Harga atau biaya produksi suatu barang akan ditentukan oleh jumlah atau
proporsi faktor produksi yang dimiliki masing-masing negara.
3. Harga labor di kedua negara cenderung sama, harga barang A di kedua
Negara cenderung sama demikian pula harga barang B di kedua negara
cenderumg sama.
4. Perdagangan akan terjadi antara negara yang kaya Kapital dengan negara
yang kaya labor.
5. Masing-masing negara akan cenderung melakukan spesialisasi produksi dan
mengekspor barang tertentu karena negara tersebut memiliki faktor
produksi yang relatif banyak dan murah untuk melakukan produksi.
Sehingga Negara yang kaya kapital maka ekspornya padat kapital dan
impornya padat karya, sedangkan negara kaya labor ekspornya padat karya
dan impornya padat kapital.
24
Kelemahan Asumsi Teori H-O
Untuk lebih memahami kelemahan teori H-O dalam menjelaskan
perdagangan internasional akan dikemukan beberapa asumsi yang kurang
valid:
a. Asumsi bahwa kedua negara menggunakan teknologi yang sama dalam
memproduksi adalah tidak valid. Fakta yang ada di lapangan negara sering
menggunakan teknologi yang berbeda.
b. Asumsi persaingan sempurna dalam semua pasar produk dan faktor
produksi lebih menjadi masalah. Hal ini karena sebagian besar
perdagangan adalah produk negara industri yang bertumpu pada
diferensiasi produk dan skala ekonomi yang belum bisa dijelaskan
dengan model faktor endowment H-O.
c. Asumsi tidak ada mobilitas faktor internasional. Adanya mobilitas faktor
secara internasional mampu mensubstitusikan perdagangan internasional
yang menghasilkan kesamaan relatif harga produk dan faktor antarnegara.
Maknanya adalah hal ini merupakan modifikasi H-O tetapi tidak
mengurangi validitas model H-O.
d. Asumsi spesialisasi penuh suatu negara dalam memproduksi suatu komoditi
jika melakukan perdagangan tidak sepenuhnya berlaku karena banyak
Negara yang masih memproduksi komoditi yang sebagian besar adalah dari
impor.
25
PERTEMUAN 6
KEBIJAKSANAAN EKONOMI INTERNASIONAL , KEBIJAKAN
TARIF
Kebijakan ekonomi internasional dalam artian luas adalah sebuah
tindakan atau kebijakan ekonomi yang dilakukan oleh pmerintah yang
secara langsung maupun tidak langsung akan mempengaruhi segala beNtuk
perdagangan dan pembayaran internasional baik itu dari sisi komposisi, arah
dan lainnya. Perlu digaris bawahi bahwasannya kebijakan ini tidak berfokus
pada tarif, quota, namun juga mencangkup kebijakan pemerintah dalam
negeri yang secara tidak langsung akan memberikan pengaruh terhadap roda
perdagangan serta pembayaran internasional, misalnya peran kebijakan
fiskal dan peran kebijakan moneter.
Sedangkan arti kebijakan ekonomi internasional secara sempit yakni sebuah
tindakan atau kebijakan yang dilaksanakan oleh pemerintah dan
memberikan dampak dan pengaruh secara langsung pada perdagangan dan
pembayaran internasional. selanjutnya kita akan membahas poin-poin
penting yang ada dalam kebijakan ekonomi internasional, antara lain :
Instrumen Kebijakan Ekonomi Internasional
Instrumen kebijkan ekonomi internasional ini dibedakan berdasarkan
kegiatan atau tindakan yang dilakukan. Setidaknya ada tiga instrumen
penting yang ada dalam kebijakan ekonomi internasional yaitu :
1. Kebijakan perdagangan internasional
Ruang lingkup kebijakan perdagangan internasional meliputi segala
tindakan yang dilakukan oleh pemerintah terhadap sebuah rekening yang
masih atau sedang berjalan transaksinya dari neraca pembayaran
internasional, khususnya hal-hal yang berhubungan dengan kegiatan ekspor
dan impor suatu produk baik barang ataupun jasa. Jenis dari kebijakan ini
seperti kebijakan tarif terhadap impor, bilateral trade agreement dan masih
26
banyak lainnya. (baca juga : faktor penawaran uang , Cara Investasi Emas
Untuk Pemula)
2. Kebijakan pembayaran internasional
Untuk kebijakan pembayaran ini mecangkup beberapa hal mengenai
kebijakan pemerintah terhadap rekening modal dalam neraca pembayaran
internasional tepatnya pada pengawasan terhadap pembayaran internasional.
Contoh dari kebijakan ini seperti pengawasan yang dilakukan oleh
pemerintah terhadap lalu lintas devisa atau pengawasan terhadap lalu lintas
modal jangka panjang. (Baca juga : alat pembayaran internasional)
3. Kebijakan bantuan luar negeri
Kebijakan bantuan luar negeri merupakan sebuah tindakan atau kebijakan
yang dilakukan oleh pemerintah yang berhubungan dengan bantuan,
pinjaman dan lainnya. Bantuan itu berupa bantuan dengan tujuan untuk
membantu rehabilitasi serta pembangunan dan bantuan meiliter kepada
negara lain. (baca juga : alat pembayaran internasional , Peran Bank
Indonesia)
Tujuan Kebijakan Ekonomi Internasional
1. Autarki
Yang dimaksud dengan autarki adalah sebuah jalan untuk menghindari dari
pengaruh negara lain dalam beberapa hal bukan hanya ekonomi, namun juga
pada bidang politik dan militer.
2. Kesejahteraan
Salah satu tujuan dari penerapan kebijakan ekonomi internasional adalah
menciptakan kesejahteraan dengan mengadakan perdagangan internasional
yang akan memperoleh keuntungan maksimal dari terjadinya spesialisasi
produksi dan meninghkatnya tingkat konsumsi yang dilakukan oleh
27
masyarakat di suatu negara. Selain itu dengan adanya kebijakan ekonomi
internasional bisa menghapuskan segala bentuk hambatan perdagangan
internasional seperti tarif/bes, larangan perdagangan, quota dan lain
sebagainya.
3. Proteksi
Sesuai dengan namanya proteksi yakni perlindungan. Dimana penerapan
kebijakan ekonomi internasional bertujuan untuk melindungi semua industri
yang sedang mengalami perkembangan atau sedang tumbuh dan juga
melindungi perusahaan baru yang dari perusahaan-perusahaan besar yang
melakukan hal semaunya sendiri dengan kelebihan dan keunggulannya,
serta memberikan perlindungan produk dalam negeri dari persaingan
barang-barang impor. Pada dasarnya bentuk perlindungan dalam
perdagangan ini antara lain kebijakan tarif, kuota, larangan impor, subsidi
dan
4. Kesimbangan neraca pembayaran
Keseimbangan neraca pembayaran merupakan tujuan dari diterapkannya
kebijakan ekonomi internasional. Karena pada dasarnya penerapan
kebijakan ekonomi internasional ini akan mempengaruhi keadaan neraca
pembayaran pula. Contoh ketika pemerintah menerapkan kebijakan
stabilitas ekonomi internasional pada negara dengan kelebihan valuta asing
atau devisa maka yang tidak akan terjadi apa-apa pada neraca pembayaran.
Sedangkan jika pemerintah menerapkan kebijakan ekonomi internasional di
negara yang valuta asingnya kurang, maka hal berbeda akan terjadi akan ada
sebuah perubahan baik dari proses maupun lalu lintas uang. Contoh
kebijakan yang dilakukan yakni pengawasan tidak hanya pada devisa namun
juga pada lalu lintas barang dan jasa serta modal.
5. Pembangunan ekonomi
28
Terjadinya pembangunan ekonomi merupakan salah satu tujuan utama dari
diterapkannya kebijakan ekonomi internasional. Perlu kita ketahui
bahwasannya ketika suatu negara mengalami pembangunan ekonomi yang
baik dan merata maka menunjukkan kesejahteraan masyarakatnya terjamin.
Untuk mencapai tujuan ini maka perlu ditatapkan atau diterapkannya sebuah
kebijakan, antara lain :
 Melakukan perlindungan terhadap industri dalam negeri, khususnya
pada industri yang masih dalam masa awal perjalanannya. (baca juga
: manfaat ekonomi manajerial.
 Menekan jumlah barang impor yang tidak terlalu dibutuhkan atau
tidak essential dan hanya melakukan impor jika mendesak dan
benar-benar dibutuhkan.
 Memperbanyak jumlah ekspor. (Baca juga : manfaat ekspor impor)
Macam-macam Bentuk Kebijakan Ekonomi Internasional
1. Tarif
Yang dimaksud dengan tarif adalah suatu pajak yang dikenakan kepada
semua barang yang telah melewati batas suatu negara. Tarif juga sering
disebut dengan bea masuk, dimana bertujuan untuk melindungi atau
memberi proteksi terhadap industri-industri yang ada dalam negeri.
Sebenarnya bukan hanya bertujuan untuk memberikan proteksi, pengenaan
tarif biasanya juga merupakan kebutuhan yang sudah diatur dalam APBN
yang bertujuan untuk menambah jumlah pemasukan fungsi devisa negara.
Ada beberapa jenis atau bentuk dari tarif, yakni :
 Bea ekspor
Untuk tarif jenis ini adalah pajak atau bea yang dikenakan kepada barang-
barang yang diangkut atau dikirim ke negara lainnya. Batas wilayah barang-
barang tidak kena pajak adalah di custom area dimana semua barang bebas
bergerak tanpa terkena bea, namun jika sudah melewati batas ini maka
29
barang-barang tersebut akan terkena bea ekspor sesuai dengan aturan yang
ada.
 Bea transito
Merupakan salah satu jenis tarif atau bea yang dikenakan kepada barang-
barang yang telah melewati batas wilayah suatu negara dengan ketentuan
bahwasannya brang-barang tersebut memang tujuan akhirnya akan dikirim
ke negara lainnya. Sesuai dengan namanya yakni transito maka bea ini
dikenakan saat barang-barang ini transit di suatu wilayah sebelum menuju
negara tujuannya.
 Bea impor
Sedangkan bea impor adalah pajak atau bea yang dikenakan kepada barang-
barang yang masuk ke dalam custom area yang dimana tujuan akhirnya
adalah dalam negeri. Dengan demikian segala bentuk barang yang masuk ke
dalam negeri akan dikenakan pajak sesuai dengan aturan yang berlaku
2. Kuota
Yang dimaksud dengan kuota adalah sebuah pembatasann yang
diberlakukan kepada barang-barang impor dan jumlah barang-barang
ekspor. Kuota ini ditentukan sesuai dengan ketentuan yang dibuat oleh
pemerintah, bisa jadi di setiap negara memiliki batasan-batasannya sendiri.
Ada dua jenis kuota yakni :
 Kuota impor
Kuota impor merupakan batasan yang diberikan dan diberlakukan kepada
setiap barang impor, ada beberapa jenis kuota impor antara lain kuota
absolut dimana batasan ditentukan oleh negara yang bersangkitan,
kuota negosiasi dimana batasannya ditentukan dari perjanjian dua pihak
yang bersangkutan, tarif kuota yang merupakan gabungan dari tarif dan
30
kuota itu sendiri, dan kuota campuran yakni kuota yang murni dibebankan
untuk melindungi industri dalam negeri agar tetap bisa bersaing.
 Kuota ekspor
Kuota yang biasanya diberlakukan kepada bahan-bahan mentah yang
termasuk ke dalam komoditas perdagangan penting.
3. Subsidi
Subsidi merupakan sebuah bantuan yang diberikan kepada masyarakat yang
diambil dari alokasi dana atau anggaran yang diberikan kepada perusahaan
yang memproduksi, menjual dan kegiatan lainnya. Dengan adanya subsidi
ini harga jual suatu produk akan menjadi lebih murah. Contoh subsidi BBM.
4. Non tariff barriers
Artinya adalah aturan-aturan non tarif yang mampu menghambat
masuknya produk asing ke dalam pasar domestik. Hambatan-hambatan
tersebut berupa persyaratan-persyaratan teknis yang harus dipenuhi oleh
suatu produk sebelum memasuki pasar Indonesia.
DEFINISI DAN JENIS-JENIS TARIF
Tarif adalah suatu pembebanan terhadap barang yang melintasi daerah
pabean (suatu daerah geografis dimana barang bebas bergerak tanpa
dikenakan cukai/bea pabean). Tarif merupakan suatu rintangan yang
membatasi kebebasan perdagangan internasional.
Dalam pelaksanaan kegiatan ekspor impor pembebanan tarif dapat
dikelompokkan menjadi beberapa jenis antara lain :
1. Exports Duties (bea ekspor)
31
Pajak atau bea yang dikenakan terhadap barang yang diangkut menuju ke
negara lain. Jadi pajak untuk barang-barang yang keluar dari custom area
suatu negara yang memungut pajak. Custom area adalah daerah di mana
barang-barang bebas bergerak dengan tidak dikenai bea pabean. Batas
custom area ini biasanya sama dengan batas wilayah suatu negara.
2. Transit Duties (bea transit)
Pajak atau bea yang dikenkan terhadap barang-barang yang melalui wilayah
suatu negara dengan ketentuan bahwa barang tersebut sebagai tujuan
akhirnya adalah negara lain.
3. Import Duties (bea impor)
Pajak atau bea yang dikenakan terhadap barang-barang yang masuk dalam
custom area suatu negara dengan ketentuan bahwa negara tersebut sebagai
tujuan akhir.
Aplikasi atau penerapan dari pengenaan tarif terutama dalam bentuk bea
masuk adalah sebagai berikut :
1. Pembebasan bea masuk atau tarif rendah yaitu antara 0% sampai
dengan 5%, yang dikenakan untuk bahan kebutuhanpokok dan vital,
seperti beras, mesin-mesin, alat-alat militer dan lain-lain.
2. Tarif sedang antara 5% sampai dengan 20%, yang dikenakan untuk
barang setengah jadi dan barang-barang lain yang belum cukup
diproduksi di dalam negri.
3. Tarif tinggi diatas 20%, yang dikenakan untuk barang-barang
mewah dan barang-barang lain yang sudah cukup diproduksi di
dalam negri dan bukan barang kebutuhan pokok.
B. SISTEM TARIF
32
Dalam menentukan besarnya tarif yang berlaku bagi setiap barang atau
komoditi yang diperdagangkan secara internasional, para pelaku
perdagangan internasional (eksportir-importir) menggunakan pedoman
berdasarkan sistem tarif yang berlaku. Sistem tarif yang dimaksud adalah
sebagai berikut :
1. Tarif Tunggal (Single Column Tariff)
Pengenaan satu tarif untuk satu jenis barang atau komoditi yang besarnya
(prosentasenya) berlaku sama untuk impor komoditi tersebut dari negara
mana saja, tanpa kecuali.
2. Tarif Umum/Konvensional (General Conventional/Tariff)
Dikenal juga dengan istilah tarif berganda (double coloum tariff) yaitu
pengenaan satu tarif untuk satu komoditi yang besar prosentase tarifnya
berbeda antara satu negara dengan negara lain.
3. Tarif Preferensi (Preferensi Tariff)
Tarif yang ditentukan oleh lembaga tarif internasional GATT yang
persentasenya diturunkan, bahkan untuk beberapa komoditi sampai menjadi
0% yang diberlakukan oleh negara terhadap komoditi yang diimpor dari
negara-negara tertentu karena adanya hubungan khusus antara negara
pengimpor dengan negara pengekspor.
C. CARA PENGENAAN TARIF
Dalam pelaksanaannya, sistem atau cara pemungutan tarif bea masuk dapat
dibedakan menjadi beberapa jenis antara lain :
1. Dasar Nilai ( Ad Valeroom )
Besarnya pungutan bea masuk atas barang impor ditentukan oleh tingkat
prosentase tarif dikalikan harga CIF dari barang tersebut.
33
Sebagai contoh, harga CIF suatu barang adalah US$100 dan besarnya tarif
bea masuk 10%, sedangkan kurs US$1 = Rp. 5.000,- . Maka besarnya bea
masuk yang dikenakan sebesar = 10% x US$100 x Rp. 5.000,- = Rp.
50.000,-
2. Dasar Jumlah Barang ( Ad Specific)
Pungutan bea masuk ini didasarkan pada ukuran atau satuan tertentu dari
barang impor. Sebagai contoh, bea masuk yang dikenakan atas barang-
barang atau komoditi seperti dibawah ini :
1. Semen : Rp. 3.000,- per ton
2. Sepatu : Rp. 14.500,- per pasang
3. Piring : Rp. 5.000,- per lusin
4. Jeruk : Rp. 500 per kg
5. VCR : Rp. 250.000,- per unit
3. Compound Duties
Pengenaan tarif yang merupakan kombinasi dari ad valeroom dan ad
specific
Contoh : sejenis barang tertentu dikenakan bea 10 % Ad valeroom ditambah
dengan Rp. 50.000,- setiap unit.
Keuntungan dan kelemahan dari masing-masing sistem atau cara
pemungutan tarif bea masuk tersebut, antra lain :
1. Dasar Nilai ( Ad Valeroom) bersifat proprsional.
Keuntungan :
a. dapat mengikuti perkembangan tingkat harga atau inflasi.
b. terdapat diferensiasi harga produk sesuai lualitasnya.
34
Kerugian :
a. memberikan beban yang cukup berat bagi administrasi pemerintah,
khususnya bea cukai karena memerlukan data dan perincian harga yang
lengkap.
b. sering menimbulkan perselisihan dalam penetapan harga untuk
perhitungan bea masuk antara importir dan bea cukai, sehingga dapat
menimbulkan stagnasi atau kemacetan arus barang di pelabuhan.
2. Dasar Jumlah Barang ( Ad Specific) bersifat regresif.
Keuntungan :
a. mudah dilaksanakan karena tidak memerlukan perincian harga barang
sesuai kualitasnya.
b. dapat digunakan sebagai alat kontrol proteksi industri dalam negri..
Kerugian :
a. pengenaan tarif dirasakan kurang atau tidak adil karena tidak
membedakan harga dan kualitas barang.
b. hanya dapat digunakan sebagai alat kontrol proteksi yang bersifat statis.
35
PERTEMUAN 7
KEBIJAKAN NON TARIF : KUOTA, SUBSIDI, DUMPING
Kuota
Kuota merupakan salah satu cara melakukan proteksi yang sifatnya nontarif.
Kuota adalah suatu kebijaksanaan untuk membatasi jumlah maksimum yang
dapat diimpor. Hal ini dilakukan apabila pemerintah tidak melakukan
pelarangan impor suatu barang tetapi tidak juga ingin menarik bea masuk
atau tarif karena khawatir akan menaikkan harga dalam negeri. Kuota ada
empat macam, yaitu kuota mutlak, kuota negociated, tariff kuota, dan
mixing kuota. Satu per satu dijelaskan berikut ini.
a. Kuota mutlak (absolute/unilateral quota) yaitu penentuan kuota secara
sepihak
b. Negociated/bilateral quota, yaitu penentuan kuota menurut perjanjian
antara kedua belah negara pengimpor dan pengekspor.
c. Tarif quota, yaitu pemerintah mengizinkan pemasukan barang ke dalam
negeri dengan jumlah tertentu dengan tarif yang diturunkan selama jangka
waktu tertentu
d. Mixing quota, yaitu campuran dari ketiga macam kuota tersebut dimana
pemerintah mengizinkan barang atau komoditas tertentu masuk dan dalam
jumlah tertentu melalui suatu perjanjian dengan negara mitra dagang dalam
jangka waktu tertentu.
Dampak dari pemberlakuan kuota, antara lain, adalah harga barang impor
akan naik dan permintaan (konsumsi) terhadap barang tersebut di pasar
domestik akan turun sehingga produksi barang yang sama di dalam negeri
meningkat.
Menurut GATT/WTO, sistem kuota ini hanya dapat digunakan dalam hal
sebagai berikut:
a. untuk melindungi hasil pertanian;
36
b. untuk menjaga keseimbangan balance of payment;
c. untuk melindungi kepentingan ekonomi nasional.
Subsidi
Apa alasan pemerintah memberikan subsidi dalam perdagangan
internasional? Agar produksi di dalam negeri dapat ditingkatkan maka
pemerintah memberikan subsidi kepada produsen. Misalnya, di pasar dalam
negeri terdapat produk elektronik buatan dalam negeri dan buatan luar
negeri (impor). Kedua jenis barang tersebut mempunyai kualitas yang sama
baiknya. Maka, produsen diberikan subsidi agar dapat menjual produknya
dengan harga murah sehingga daya saing produk dalam negeri meningkat.
Subsidi yang diberikan dapat berupa mesin-mesin, peralatan, tenaga ahli,
keringanan pajak, fasilitas kredit, dan sebagainya. Apakah tujuan pemberian
subsidi? Apa pula manfaatnya?
Tujuan pemberian subsidi, antara lain, adalah untuk meningkatkan produksi
di dalam negeri dan agar barang buatan sendiri dapat dijual dengan harga
relatif murah sehingga dapat meningkatkan daya saing terhadap barang-
barang impor maupun di pasar ekspor dan dapat mempertahankan jumlah
konsumsi dalam negeri.
Manfaat yang dapat diperoleh dari subsidi, antara lain, subsidi tidak
merugikan konsumen karena jumlah konsumsi tidak berkurang dan harga di
pasar dalam negeri tetap bahkan dapat turun. Pemberian subsidi bersifat
lebih transparan sehingga konsumen/masyarakat dapat menilai besarnya
manfaat dan kerugiannya secara langsung, subsidi bersifat lebih adil karena
dapat dibiayai oleh pemerintah dengan penggunaan pajak pendapatan yang
progresif terhadap wajib pajak yang potensial.
Dumping
Dumping adalah suatu kebijakan diskriminasi harga secara internasional
(international price discrimination) yang dilakukan dengan menjual suatu
37
komoditi di luar negeri dengan harga yang lebih murah dibandingkan yang
dibayar konsumen di dalam negeri.
Ada tiga tipe dumping, yaitu sebagai berikut.
a.Persistant dumping, yaitu kecenderungan monopoli yang berkelanjutan
(continous) dari suatu perusahaan di pasar domestik untuk memperoleh laba
maksimum dengan menetapkan harga yang lebih tinggi di dalam negeri
daripada di luar negeri.
b. Predatory dumping, yaitu tindakan perusahaan untuk menjual barangnya
di luar negeri dengan harga yang lebih murah untuk sementara (temporary),
sehingga dapat mematikan atau mengalahkan perusahaan lain dari
persaingan bisnis. Setelah dapat memonopoli pasar, barulah harga kembali
dinaikkan untuk mendapatkan laba maksimum.
c. Sporadic dumping, yaitu tindakan perusahaan dalam menjual produknya
di luar negeri dengan harga yang lebih murah secara sporadic dibandingkan
harga di dalam negeri karena adanya kelebihan produksi di dalam negeri.
Pelaksanaan politik dumping dalam praktik perdagangan internasional
dianggap sebagai tindakan yang tidak terpuji (unfair trade) karena dapat
merugikan negara lain. Untuk itu, WTO sebagai organisasi perdagangan
dunia menganut prinsip nondiskriminasi (Nation Treatment Clause/NTC).
Nation Treatment Clause/NTC merupakan prinsip memberi perlakuan yang
sama terhadap produk luar negeri maupun produk dalam negeri. Sesuai
ketentuan WTO, bagi negara yang dirugikan dapat mengambil tindakan anti
dumping duties (tindakan anti dumping), misalnya pemerintah Amerika
Serikat melarang udang dari Cina masuk ke negaranya sebagai akibat dari
politik dumping yang dilakukan pemerintah Cina terhadap udang yang
diekspor ke AS.

More Related Content

What's hot

Peramalan - Forecasting - Manajemen Operasional
Peramalan -  Forecasting - Manajemen OperasionalPeramalan -  Forecasting - Manajemen Operasional
Peramalan - Forecasting - Manajemen OperasionalFalanni Firyal Fawwaz
 
KOMUNIKASI BISNIS - NEGOSIASI (4EA21)
KOMUNIKASI BISNIS - NEGOSIASI (4EA21)KOMUNIKASI BISNIS - NEGOSIASI (4EA21)
KOMUNIKASI BISNIS - NEGOSIASI (4EA21)JihanAnastasiaRahmad
 
Matematika ekonomi (Keuntungan Maksimum)
Matematika ekonomi (Keuntungan Maksimum)Matematika ekonomi (Keuntungan Maksimum)
Matematika ekonomi (Keuntungan Maksimum)Kristalina Dewi
 
Statistik_ Angka Indeks
Statistik_ Angka IndeksStatistik_ Angka Indeks
Statistik_ Angka IndeksPuja Lestari
 
keseimbangan IS-LM
keseimbangan IS-LMkeseimbangan IS-LM
keseimbangan IS-LMmas karebet
 
Biaya Produksi Jangka Panjang dan Jangka Pendek
Biaya Produksi Jangka Panjang dan Jangka PendekBiaya Produksi Jangka Panjang dan Jangka Pendek
Biaya Produksi Jangka Panjang dan Jangka Pendekmagdalena praharani
 
Pasar persaingan sempurna, ekonomi mikro,uas
Pasar persaingan sempurna, ekonomi mikro,uasPasar persaingan sempurna, ekonomi mikro,uas
Pasar persaingan sempurna, ekonomi mikro,uasrobbiatul Adawiyah
 
manajemen operasional
manajemen operasionalmanajemen operasional
manajemen operasionalIstiqomah II
 
Permintaan dan penawaran agregat
Permintaan dan penawaran agregatPermintaan dan penawaran agregat
Permintaan dan penawaran agregatRizki Prisandi
 
MEMAKSIMASI PROFIT PADA PASAR PERSAINGAN SEMPURNA, ANALISIS JANGKA PENDEK DAN...
MEMAKSIMASI PROFIT PADA PASAR PERSAINGAN SEMPURNA, ANALISIS JANGKA PENDEK DAN...MEMAKSIMASI PROFIT PADA PASAR PERSAINGAN SEMPURNA, ANALISIS JANGKA PENDEK DAN...
MEMAKSIMASI PROFIT PADA PASAR PERSAINGAN SEMPURNA, ANALISIS JANGKA PENDEK DAN...Altina Hanum
 
Keseimbangan 4 sektor
Keseimbangan 4 sektorKeseimbangan 4 sektor
Keseimbangan 4 sektorSudirman Jie
 
PPt Pertumbuhan dan Pembangunan Ekonomi,Ranti Pusriana,oleh Alfidhah
PPt Pertumbuhan dan Pembangunan Ekonomi,Ranti Pusriana,oleh AlfidhahPPt Pertumbuhan dan Pembangunan Ekonomi,Ranti Pusriana,oleh Alfidhah
PPt Pertumbuhan dan Pembangunan Ekonomi,Ranti Pusriana,oleh AlfidhahRanti Pusriana
 
Bab VI Teori Produksi dan Biaya Produksi Terlengkap
Bab VI Teori Produksi dan Biaya Produksi TerlengkapBab VI Teori Produksi dan Biaya Produksi Terlengkap
Bab VI Teori Produksi dan Biaya Produksi TerlengkapAditya Panim
 

What's hot (20)

Teori ekonomi mikro
Teori ekonomi mikroTeori ekonomi mikro
Teori ekonomi mikro
 
Peramalan - Forecasting - Manajemen Operasional
Peramalan -  Forecasting - Manajemen OperasionalPeramalan -  Forecasting - Manajemen Operasional
Peramalan - Forecasting - Manajemen Operasional
 
Manajemen persediaan
Manajemen persediaanManajemen persediaan
Manajemen persediaan
 
KOMUNIKASI BISNIS - NEGOSIASI (4EA21)
KOMUNIKASI BISNIS - NEGOSIASI (4EA21)KOMUNIKASI BISNIS - NEGOSIASI (4EA21)
KOMUNIKASI BISNIS - NEGOSIASI (4EA21)
 
Perekonomian indonesia ppt
Perekonomian indonesia pptPerekonomian indonesia ppt
Perekonomian indonesia ppt
 
Matematika ekonomi (Keuntungan Maksimum)
Matematika ekonomi (Keuntungan Maksimum)Matematika ekonomi (Keuntungan Maksimum)
Matematika ekonomi (Keuntungan Maksimum)
 
Statistik_ Angka Indeks
Statistik_ Angka IndeksStatistik_ Angka Indeks
Statistik_ Angka Indeks
 
keseimbangan IS-LM
keseimbangan IS-LMkeseimbangan IS-LM
keseimbangan IS-LM
 
Biaya Produksi Jangka Panjang dan Jangka Pendek
Biaya Produksi Jangka Panjang dan Jangka PendekBiaya Produksi Jangka Panjang dan Jangka Pendek
Biaya Produksi Jangka Panjang dan Jangka Pendek
 
Pasar persaingan sempurna, ekonomi mikro,uas
Pasar persaingan sempurna, ekonomi mikro,uasPasar persaingan sempurna, ekonomi mikro,uas
Pasar persaingan sempurna, ekonomi mikro,uas
 
manajemen operasional
manajemen operasionalmanajemen operasional
manajemen operasional
 
Peramalan sdm
Peramalan sdmPeramalan sdm
Peramalan sdm
 
Permintaan dan penawaran agregat
Permintaan dan penawaran agregatPermintaan dan penawaran agregat
Permintaan dan penawaran agregat
 
Pasar persaingan sempurna
Pasar persaingan sempurnaPasar persaingan sempurna
Pasar persaingan sempurna
 
MEMAKSIMASI PROFIT PADA PASAR PERSAINGAN SEMPURNA, ANALISIS JANGKA PENDEK DAN...
MEMAKSIMASI PROFIT PADA PASAR PERSAINGAN SEMPURNA, ANALISIS JANGKA PENDEK DAN...MEMAKSIMASI PROFIT PADA PASAR PERSAINGAN SEMPURNA, ANALISIS JANGKA PENDEK DAN...
MEMAKSIMASI PROFIT PADA PASAR PERSAINGAN SEMPURNA, ANALISIS JANGKA PENDEK DAN...
 
Keseimbangan 4 sektor
Keseimbangan 4 sektorKeseimbangan 4 sektor
Keseimbangan 4 sektor
 
PPt Pertumbuhan dan Pembangunan Ekonomi,Ranti Pusriana,oleh Alfidhah
PPt Pertumbuhan dan Pembangunan Ekonomi,Ranti Pusriana,oleh AlfidhahPPt Pertumbuhan dan Pembangunan Ekonomi,Ranti Pusriana,oleh Alfidhah
PPt Pertumbuhan dan Pembangunan Ekonomi,Ranti Pusriana,oleh Alfidhah
 
Persaingan Monopolistik
Persaingan MonopolistikPersaingan Monopolistik
Persaingan Monopolistik
 
Bab VI Teori Produksi dan Biaya Produksi Terlengkap
Bab VI Teori Produksi dan Biaya Produksi TerlengkapBab VI Teori Produksi dan Biaya Produksi Terlengkap
Bab VI Teori Produksi dan Biaya Produksi Terlengkap
 
Struktur Pasar Oligopoli
Struktur Pasar OligopoliStruktur Pasar Oligopoli
Struktur Pasar Oligopoli
 

Similar to Ekonomi Internasional

Bab 1 ruang lingkup ekonomi internasional
Bab 1 ruang lingkup ekonomi internasionalBab 1 ruang lingkup ekonomi internasional
Bab 1 ruang lingkup ekonomi internasionalherlina lina
 
Bab 1 ruang lingkup ekonomi internasional
Bab 1 ruang lingkup ekonomi internasionalBab 1 ruang lingkup ekonomi internasional
Bab 1 ruang lingkup ekonomi internasionalherlina lina
 
Tugas 1 rosa
Tugas 1 rosaTugas 1 rosa
Tugas 1 rosarosa wati
 
Tugas resume uts
Tugas resume utsTugas resume uts
Tugas resume utsPutriUniba
 
Makalah ekonomi internasional
Makalah ekonomi internasionalMakalah ekonomi internasional
Makalah ekonomi internasionalNiaKusnia
 
Perdangangan internas 1
Perdangangan internas 1Perdangangan internas 1
Perdangangan internas 1Wahyu Putri
 
Kebijaksanaan perdagangan antar negara dan dampaknya
Kebijaksanaan perdagangan antar negara dan dampaknyaKebijaksanaan perdagangan antar negara dan dampaknya
Kebijaksanaan perdagangan antar negara dan dampaknyaagus imam
 
Perdagangan Antarnegara.pptx
Perdagangan Antarnegara.pptxPerdagangan Antarnegara.pptx
Perdagangan Antarnegara.pptxFardanFaliq
 
Resume uts ekonomi internasional
Resume uts ekonomi internasionalResume uts ekonomi internasional
Resume uts ekonomi internasionalAnisa Emas
 
Tugas 1 Ekonomi Internasional - Vera Handayani - 11150546
Tugas 1 Ekonomi Internasional - Vera Handayani - 11150546Tugas 1 Ekonomi Internasional - Vera Handayani - 11150546
Tugas 1 Ekonomi Internasional - Vera Handayani - 11150546Vera Handayani
 
Ekonomi Internasional
Ekonomi InternasionalEkonomi Internasional
Ekonomi InternasionalWarsih acih
 
Makalah materi 2-7
Makalah materi 2-7Makalah materi 2-7
Makalah materi 2-7adeimallia
 
Resume uts - Laily nur kamila
Resume uts - Laily nur kamilaResume uts - Laily nur kamila
Resume uts - Laily nur kamilamielasieuzzumaki
 
Ekonomi internasional (intan 11150013) uts
Ekonomi internasional (intan 11150013) utsEkonomi internasional (intan 11150013) uts
Ekonomi internasional (intan 11150013) utsIntan Kurniasari
 
Resume ekonomi internasional
Resume ekonomi internasionalResume ekonomi internasional
Resume ekonomi internasionalNurmalaSari52
 
Ekonomi internasional
Ekonomi internasionalEkonomi internasional
Ekonomi internasionalnova santi
 
HBL,Febry Dian Utami Saragih,Hapzi Ali,Hukum Perdagangan Internasional,Univer...
HBL,Febry Dian Utami Saragih,Hapzi Ali,Hukum Perdagangan Internasional,Univer...HBL,Febry Dian Utami Saragih,Hapzi Ali,Hukum Perdagangan Internasional,Univer...
HBL,Febry Dian Utami Saragih,Hapzi Ali,Hukum Perdagangan Internasional,Univer...febrysaragih
 

Similar to Ekonomi Internasional (20)

Bab 1 ruang lingkup ekonomi internasional
Bab 1 ruang lingkup ekonomi internasionalBab 1 ruang lingkup ekonomi internasional
Bab 1 ruang lingkup ekonomi internasional
 
Bab 1 ruang lingkup ekonomi internasional
Bab 1 ruang lingkup ekonomi internasionalBab 1 ruang lingkup ekonomi internasional
Bab 1 ruang lingkup ekonomi internasional
 
Tugas 1 rosa
Tugas 1 rosaTugas 1 rosa
Tugas 1 rosa
 
Tugas resume uts
Tugas resume utsTugas resume uts
Tugas resume uts
 
Makalah ekonomi internasional
Makalah ekonomi internasionalMakalah ekonomi internasional
Makalah ekonomi internasional
 
Perdangangan internas 1
Perdangangan internas 1Perdangangan internas 1
Perdangangan internas 1
 
Kebijaksanaan perdagangan antar negara dan dampaknya
Kebijaksanaan perdagangan antar negara dan dampaknyaKebijaksanaan perdagangan antar negara dan dampaknya
Kebijaksanaan perdagangan antar negara dan dampaknya
 
Perdagangan Antarnegara.pptx
Perdagangan Antarnegara.pptxPerdagangan Antarnegara.pptx
Perdagangan Antarnegara.pptx
 
Resume uts ekonomi internasional
Resume uts ekonomi internasionalResume uts ekonomi internasional
Resume uts ekonomi internasional
 
Ekonomi Internasional
Ekonomi InternasionalEkonomi Internasional
Ekonomi Internasional
 
Tugas 1 Ekonomi Internasional - Vera Handayani - 11150546
Tugas 1 Ekonomi Internasional - Vera Handayani - 11150546Tugas 1 Ekonomi Internasional - Vera Handayani - 11150546
Tugas 1 Ekonomi Internasional - Vera Handayani - 11150546
 
Ekonomi Internasional
Ekonomi InternasionalEkonomi Internasional
Ekonomi Internasional
 
Makalah materi 2-7
Makalah materi 2-7Makalah materi 2-7
Makalah materi 2-7
 
Resume uts - Laily nur kamila
Resume uts - Laily nur kamilaResume uts - Laily nur kamila
Resume uts - Laily nur kamila
 
Ekonomi internasional (intan 11150013) uts
Ekonomi internasional (intan 11150013) utsEkonomi internasional (intan 11150013) uts
Ekonomi internasional (intan 11150013) uts
 
Ekonomi Internasional
Ekonomi InternasionalEkonomi Internasional
Ekonomi Internasional
 
Resume ekonomi internasional
Resume ekonomi internasionalResume ekonomi internasional
Resume ekonomi internasional
 
Resume ekonomi internasional
Resume ekonomi internasionalResume ekonomi internasional
Resume ekonomi internasional
 
Ekonomi internasional
Ekonomi internasionalEkonomi internasional
Ekonomi internasional
 
HBL,Febry Dian Utami Saragih,Hapzi Ali,Hukum Perdagangan Internasional,Univer...
HBL,Febry Dian Utami Saragih,Hapzi Ali,Hukum Perdagangan Internasional,Univer...HBL,Febry Dian Utami Saragih,Hapzi Ali,Hukum Perdagangan Internasional,Univer...
HBL,Febry Dian Utami Saragih,Hapzi Ali,Hukum Perdagangan Internasional,Univer...
 

Recently uploaded

Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023DodiSetiawan46
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 

Recently uploaded (20)

Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 

Ekonomi Internasional

  • 1. 1 DI AJUKAN UNTUK MEMENUHI SALAH SATU MATA KULIAH EKONOMI INTERNASIONAL DOSEN PENGAMPU : ADE FAUZI.S.E,M.M DISUSUN OLEH : NAMA : DAMAYANTI NIM : 11141096 KELAS : 6K-MKP RUANGAN/HARI : C.1.3 / SELASA
  • 2. 2 PERTEMUAN KE 2 RUANG LINGKUP EKONOMI INTERNASIONAL I. Pengertian Ekonomi Internasional Ekonomi Internasional adalah Sebagai cabang dari ilmu ekonomi yang mempelajari dan menganalisis tentang transaanksi dan permasalahan Ekonomi Internasional (Eksport-Import) yang meliputi perdagangan dan keuanga atau moneter serta organisasi ekonomi (Swasta maupun Pemerintah) dan kerjasama ekonomi antar negara. Pentingnya studi Ekonomi Internasional karena pada saat ini pengaruh globalisasi ekonomi dunia yang ditandai ciri-ciri atau karakter yaitu: 1. Keterbukaan pasar atau liberalisasi pasar dan arus uang dan transfer teknologi. 2. Ketergantungan ekonomi suatu negara terhadap dunia luar dimana adanya perusahaan Multi Nasional. 3. Persaingan semakin ketat antar negara atau antar perusahaan untuk meningkatkan: produktifitas, efisiensi, dan efektif yang optimal. Sebagai konsekuensi dari globalisasi maka studi Ekonomi Internasional sangat pnting guna mengukur kemampuan suatu negara dalam kancah globalisasi. Pengertian ekonomi international tersebut dibagi menjadi 2 yaitu : 1. Dalam segi ilmiah Ekonomi International adalah bagian atau cabang dari Ilmu Ekonomi yang diterapkan pada kegiatan – kegiatan ekonomi antar Negara atau antar bangsa
  • 3. 3 2. Dalam Segi Praktisnya Ekonomi International adalah meliputi seluruh kegiatan perekonomian yang dilakukan antar Negara, bangsa maupun antara orang – orang perorangan dari Negara yang satu dengan Negara yang lain 2. Tujuan Ekonomi International Adalah untuk mencapai tingkat kemakmuran yang lebih tinggi bagi umat manusia. Tujuan itu dapat dicapai dengan mengadakan kegiatan – kegiatan dalam bidang perdagangan, investasi, perkreditan, pengangkutan, perasuransian, diplosiasi dll. Perbedaan – perbedaan dalam sifat dan cara – cara antara pedagangan international dengan perdagangan – perdagangan dalam negeri disebabkan oleh hal – hal dibawah ini : 1. Perbedaan Negara menyebabkan adanya perbedaan dalam hukum peraturan jual beli, uang, peraturan bea, dsb 2. Perbedaan bangsa dan daerah menyebabkan perbedaan dalam kebiasaan, adat istiadat, kesukaaan, musim dan kondisi pasar 3. Perbedaan yang disebabkan oleh keadaan politik, social, ekonomi dan cultural. 3.Ruang Lingkup 1. Teori dan kebijakanPerdagangan International 2. Teori dan kebijakan Keuangan / Moneter International 3. Organisasi dan Kerjasama Ekonomi International 4. Perusahaan International dan Bisnis International
  • 4. 4 4. Manfaat perdagangan antar negara Menurut Sadono Sukirno, manfaat perdagangan internasional adalah sebagai berikut: 1. Memperoleh barang yang tidak dapat diproduksi di negeri sendiri Banyak faktor-faktor yang memengaruhi perbedaan hasil produksi di setiap negara. Faktor-faktor tersebut di antaranya : Kondisi geografi, iklim, tingkat penguasaan iptek dan lain-lain. Dengan adanya perdagangan internasional, setiap negara mampu memenuhi kebutuhan yang tidak diproduksi sendiri. 2. Memperoleh keuntungan dari spesialisasi Sebab utama kegiatan perdagangan luar negeri adalah untuk memperoleh keuntungan yang diwujudkan oleh spesialisasi. Walaupun suatu negara dapat memproduksi suatu barang yang sama jenisnya dengan yang diproduksi oleh negara lain, tapi ada kalanya lebih baik apabila negara tersebut mengimpor barang tersebut dari luar negeri. 3. Memperluas pasar dan menambah keuntungan Terkadang, para pengusaha tidak menjalankan mesin-mesinnya (alat produksinya) dengan maksimal karena mereka khawatir akan terjadi kelebihan produksi, yang mengakibatkan turunnya harga produk mereka. Dengan adanya perdagangan internasional, pengusaha dapat menjalankan mesin-mesinnya secara maksimal, dan menjual kelebihan produk tersebut keluar negeri. 4. Transfer teknologi modern
  • 5. 5 Perdagangan luar negeri memungkinkan suatu negara untuk mempelajari teknik produksi yang lebih efesien dan cara-cara manajemen yang lebih modern. 5. FAKTOR PENDORONG PERDAGANGAN INTERNASIONAL Banyak faktor yang mendorong suatu negara melakukan perdagangan internasional, di antaranya sebagai berikut : 1. Untuk memenuhi kebutuhan barang dan jasa dalam negeri 2. Keinginan memperoleh keuntungan dan meningkatkan pendapatan negara 3. Adanya perbedaan kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam mengolah sumber daya ekonom 4. Adanya kelebihan produk dalam negeri sehingga perlu pasar baru untuk menjual produk tersebut. 5. Adanya perbedaan keadaan seperti sumber daya alam, iklim, tenaga kerja, budaya, dan jumlah penduduk yang menyebabkan adanya perbedaan hasil produksi dan adanya keterbatasan produksi. 6. Adanya kesamaan selera terhadap suatu barang. 7. Keinginan membuka kerja sama, hubungan politik dan dukungan dari negara lain. 8. Terjadinya era globalisasi sehingga tidak satu negara pun di dunia dapat hidup sendiri. 9. Adanya perbedaan iklim 10. Adanya perbedaan biaya produksi dan spesialisasi produksi 6. MACAM MACAM PERDAGANGAN INTERNASIONAL 1. Ekspor
  • 6. 6 Ekspor adalah kegiatan menjual barang ke luar negeri. Contohnya, ketika Indonesia melakukan ekspor pakaian ke Amerika Serikat. Itu artinya Indonesia menjadi negara yang melakukan penjualan pakaian. Ada dua cara yang dapat dilakukan dalam melakukan ekspor: 1) Ekspor Biasa, dan 2) Ekspor Tanpa L/C Apa beda keduanya? Perbedaannya terletak di penggunaan letter of credit sebagai alat pembayaran. Ekspor biasa adalah penjualan ke luar negeri dengan segala ketentuan yang berlaku, yang kemudian ditujukan ke pembeli menggunakan L/C. Sementara Ekspor Tanpa L/C bisa terjadi jika mendapat izin khusus dari departemen perdagangan. 2. Impor Impor adalah kegiatan membeli barang dari luar negeri. Impor ini kebalikan dari ekspor. Artinya, jika Amerika Serikat membeli pakaian dari Indonesia, dapat dikatakan bahwa Amerika Serikat melakukan impor pakaian. 3. Barter Merupakan transaksi dengan saling menukarkan barang satu sama lain. Barter dilakukan dengan terlebih dahulu menentukan nilai suatu barang, untuk kemudian dibayar kembali dengan barang yang memiliki nilai yang sesuai dan disepakat 4. Konsinyasi (Consignment) Kamu pernah lihat nggak ada ibu-ibu yang menitipkan kue untuk dijual di warung? Atau dalam skala lain, brand yang menitipkan bajunya untuk dijual di distro-distro. Nah, transaksi dengan sistem “menitipkan barang” disebut dengan konsinyasi.
  • 7. 7 Dalam lingkup internasional, barang-barang yang mau dijual “dititipkan” di pasar internasional dulu menunggu adanya pembeli. Penjualannya dapat dilakukan melalui pasar bebas atau bursa dagang dengan cara dilelang. 5. Package Deal Merupakan kegiatan perdagangan internasional yang berguna untuk memperluas pasar suatu produk. Sistem ini dilakukan dengan cara membuat perjanjian dagang (trade agreement) dengan suatu negara. Isi perjanjian tersebut berupa ketetapan jumlah barang yang akan diekspor ke negera lain atau diimpor ke negara tertentu 6. Border Crossing Border Crossing adalah perdagangan yang terjadi di negara yang saling berbatasan dan berdasarkan perjanjian tertentu. Tujuan perdagangan ini adalah untuk memudahkan penduduk yang berada di negara perbatasan agar lebih mudah dalam berbelanja. Perdagangan ini dapat terjadi dengan cara: 7. Sea Border Crossing Perdagangan antarnegara yang melewati lintas batas laut. Sistem ini dilakukan oleh negara yang memiliki batas negara berupa laut dan dilakukan berdasarkan persetujuan dan ketentuan yang berlaku. 7. Overland Border Crossing Perdagangan antarnegara yang melewati lintas batas darat. Sistem ini dilakukan oleh negara yang memiliki batas negara berupa daratan dan dilakukan berdasarkan persetujuan yang berlaku.
  • 8. 8 PERTEMUAN 3 TEORI PRA KLASIK : MERKANTILISME Merkantilisme adalah suatu aliran / filsafat ekonomi yang tumbuh dan berkembang dengan pesat pada abad XVI s.d XVIII di Eropa barat. Ide pokok merkantilisme adalah sebagai berikut. 1. suatu negara/raja akan kaya/makmur dan kuat bila ekspor lebih besar daripada impor (X-M) 2. surplus yang diperoleh dari selisih (X-M) atau ekspor neto yang positif tersebut diselesaikan dengan pemsukan logam mulia (LM), terutama emas dan perak dari luar negeri. Dengan demikian, semakin besar ekspor neto, maka akan semakin banyak LM yang dimiliki atau diperoleh dari luar negeri. 3. pada waktu itu LM (emas maupun perak) digunakan sebagai alat pembayaran (uang), sehingga negara / raja yang memiliki LM yang banyak akan kaya / makmur dan kuat. 4. LM yang banyak tersebut digunakan oleh raja untuk membiayai armada perang guna memperluas perdagangan luar negeri dan penyebaran agama. 5. penggunaan kekuatan armada perang untuk memeprluas perdagangan luar negeri ini diikuti dengan kolonialisasi di Amerika Latin, Afrika dan aAsia terutama dari abad XVI s.d XVIII.KEBIJAKAN MERKANTILISME
  • 9. 9 Untuk melaksanakan ide tersebut diatas, merkantilisme menjalankan kebijakan perdagangan (trade policy) sebagai berikut: 1) mendorong ekspor sebesar-besarnya, keculai LM 2) Melarang/membatasi impor dengan ketat kecuali LM NEO MERKANTILISME Kebijakan merkantilisme pada saat ini masih dijalankan oleh banyak negara dalam bentuk “neo merkantilisme”, yaitu kebijakan proteksi untuk melindungi dan mendorongt ekonomi industri nasional dengan menggunakan kebijakan tarif atau tariff Barrier dan kebijakan Nontariff barrier. Biasanya tariff barrier dilaksanakan dengan menggunakan countervailing duty, bea anti dumping dan surcharge. Dalam hal ini, kebijakan proteksi yang lebih banyak digunakan biasanya dalam bentuk Nontariff Barrier seperti larangan, sistem kuota, ketentuan teknis, harga patokan, peraturan kesehatan, dll. KRITIK DAVID HUME Ide atau pokok pikiran dari merkantilisme mengatakan bahwa negara/raja akan kaya/makmur bila X>M, sehingga LM yang dimiliki akan semakin banyak. Dengan kata lain, kekayaan/kemakmuarn suatu negara/raja identik dengan jumlah Lm yang dimilikinya. Lm pada waktu itu digunakan sebagai alat pembayaran/uang sehingga bila LM banyak, maka ini berarti Money Supply (Ms) atau jumlah uang beredar banyak. Bila jumlah uang beredar naik, sedangkan produksi tetap tentu akan terjadi inflasi atau kenaikan harga. Kenaikan harga didalam negeri tentu akan menaikkan harga barang- barang ekspor (Px) sehingga kuantitas ekspor (Qx) akan menurun. Naiknya jumlah uang beredar yang diikuti dengan peningkatan inflasi di dalam negeri tentu akan menyebabkan harga barang impor (Pm) menjadi lebih rendah sehingga kuantitas impor (QWm) akan
  • 10. 10 meningkat. Perkembangan yang demikian ini tentu akan menyebabkan ekspor (X) menjadi lebih kecil daripada impor (M). Atau impor menjadi lebih besar daripada ekspor sehingga akhirnya LM akan menurun atau berkurang. Dengan berkurangnya LM yang dimiliki, maka berarti raja menjadi miskin karena LM identik dengan kekayaan/kemakmuran. Perubahan dari negara / raja yang kaya/makmur menjadi negara/raja yang miskin menurut paham merkantilisme ini dikritik oleh David Hume sebagai “Mekanisme Otomatis”dari “price-specie Flow Mechanism” atau PSFM. Dengan adanya kritik David Hume ini, maka teori Pra-Klasik atau merkantilisme dianggap tidak relevan, selanjutnya muncullah teori klasik atu absolute advantage dari adam Smith. Berdasarkan PSFM dari Hume, Smith mengkritik aliran merkantilisme dengan mengemukakan pendapatnya sebagai berikut: 1. ukuran kemakmuran suatu negara,bukanlah ditentukan oleh banyaknya LM yang dimilikinya. 2. kemakmuran suatu negara ditentukan oleh besarnya GDP dan sumbangan perdagangan luar negeri terhadap pembentukan GDP negara tersebut. 3. untuk meningkatkan GDP dan perdaganagn luar negeri, maka pemerintah harus mengurangi campur tangannya sehingga tercipta perdagangan bebas atau free trade. 4. dengan adanya free trade maka akan menimbulkan persaingan yang semakin ketat. Hal ini akan mendorong masing-masing negara untuk melakukan spesialisasi dan pembagian kerja internasional dengan berdasarkan kepada keunggulan absolut yang dimiliki masing- masing negara.
  • 11. 11 5. spesialisasi dan pembagian kerja internasional yang didasarkan kepada absolute advantage , akan memacu peningkatan produktivitas dan efisiensi sehingga terjadi peningkatan GDP dan perdagangan luar negeri atau internasional. 6. peningkatan GDP dan perdagangan internasional ini identik dengan kemakmuran suatu negara.
  • 12. 12 PERTEMUAN 4 TEORI KLASIK : TEORI KEUNGGULAN MUTLAK DAN TEORI KEUNGGULAN KOMPARATIF a. Teori Keunggulan Mutlak / Absolut (Absolute Advantage Theory) Adam Smith mengemukakan idenya tentang pembagian kerja internasional yang membawa pengaruh besar bagi perluasan pasar barang- barang Negara tersebut serta akibatnya berupa spesialisasi internasional yang dapat memberikan hasil berupa manfaat perdagangan yang timbul dari dalam atau berupa kenaikan produksi serta konsumsi barang-barang dan jasa-jasa. Menurut Adam Smith bahwa dengan melakukan spesialisasi internasional, maka masing-masing Negara akan berusaha untuk menekan produksinya pada barang-barang tertentu yang sesuai dengan keuntungan yang dimiliki baik keuntungan alamiah maupun keuntungan yang diperkembangkan. Yang dimaksud dengan keuntungan alamiah adalah: Keuntungan yang diperoleh karena suatu Negara memiliki sumber daya alam yang tidak dimiliki oleh Negara lain baik kualitas maupun kuantitas. Sedangkan yang dimaksud dengan keuntungan yang di perkembangkan adalah: Keuntungan yang diperoleh karena suatu Negara telah mampu mengembangkan . kemampuan dan ketrampilan dalam menghasilkan produk-produk yang diperdagangkan yang belum dimiliki oleh negara lain. Dalam teori keunggulan mutlak, Adam Smith mengemukakan ide-ide sebagai berikut.
  • 13. 13 a. Division of Labour (Pembagian Kerja Internasional) Dalam menghasilkan sejenis barang dengan adanya pembagian kerja, suatu Negara dapat memproduksi barang dengan biaya yang lebih murah disbanding negara lain, sehingga dalam mengadakan perdagangan Negara tersebut memperoleh keunggulan mutlak. b. Spesialisasi Internasional dan Efisiensi Produksi Dengan spesialisasi, suatu Negara akan mengkhususkan pada produksi barang yang memiliki keuntungan. Suatu Negara akan mengimpor barang- barang yang bila diproduksi sendiri (dalam negeri) tidak efisien atau kurang menguntungkan, sehingga keunggulan mutlak diperoleh bila suatu Negara mengadakan spesialisasi dalam memproduksi barang. Keuntungan mutlak diartikan sebagai keuntungan yang dinyatakan dengan banyaknya jam/hari kerja yang dibutuhkan untuk membuat barang-barang produksi. Suatu Negara akan mengekspor barang tertentu karena dapat menghasilkan barang tersebut dengan biaya yang secara mutlak lebih murah dari pada negara lain. Dengan kata lain, Negara tersebut memiliki keuntungan mutlak dalam produksi barang. Jadi, keuntungan mutlak terjadi bila suatu Negara lebih unggul terhadap satu macam produk yang dihasilkan, dengan biaya produksi yang lebih murah jika dibandingkan dengan biaya produksi di negara lain. Contoh keuntungan mutlak Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui, bahwa Indonesia lebih unggul untuk memproduksi rempah-rempah dan Jepang lebih unggul untuk produksi elektronik, sehingga negara Indonesia sebaiknya berspesialisasi untuk produk rempah-rempah dan Negara Jepang berspesialisasi untuk produk elektronik. Dengan demikian, seandainya kedua Negara tersebut mengadakan perdagangan atau ekspor dan impor, maka keduanya akan memperoleh keuntungan.
  • 14. 14 Besarnya keuntungan dapat dihitung sebagai berikut. a. Untuk negara Indonesia, Dasar Tukar Dalam Negeri (DTD) 1 kg rempah- rempah akan mendapatkan 1 unit elektronik, sedangkan Jepang 1 kg rempah-rempah akan mendapatkan 4 unit elektronik. Dengan demikian, jika Indonesia menukarkan rempah-rempahnya dengan elektronik Jepang akan memperoleh keuntungan sebesar 3 unit elektronik, yang diperoleh dari (4 elektronik – 1 elektronik). b. Untuk Negara Jepang Dasar Tukar Dalam Negerinya (DTD) 1 unit elektronik akan mendapatkan 0,25 rempah-rempah, sedangkan di Indonesia 1 unit elektronik akan mendapatkan 1 kg rempah-rempah. Dengan demikian, jika Negara Jepang mengadakan perdagangan atau menukarkan elektroniknya dengan Indonesia akan memperoleh keuntungan sebesar 0,75 kg rempah-rempah, yang diperoleh dari ( 1 kg rempah rempah – 0,25 elektronik). Contoh lainnya Tabel 1.PertukaranHasilProduksi (KeunggulanMutlak) Negara Jam Kerja per Satuan Output Dasar Nilai Tukar (Term of Trade)Tekstil Beras Indonesia 40 m 20 ton 1 tekstil = ½ beras Thailand 10 m 30 ton 1 tekstil = 3 beras Dengan menggunakan jam kerja yang sama, ternyata Indonesia lebih banyak menghasilkan tekstil, yaitu sebanyak 40 m dan Thailand lebih banyak menghasilkan beras, yaitu 30 ton. Dengan demikian, dapat disimpulkan Indonesia memiliki keunggulan mutlak dalam produksi tekstil, sedangkan Thailand memiliki keungulan mutlak dalam produksi beras, yaitu
  • 15. 15 sebesar 30 ton. Perdagangan antara Indonesia dan Thailand dapat dilakukan dengan cara Indonesia mengekspor tekstil ke Thailand dan sebaliknya, Thailand mengekspor beras ke Indonesia. Inti dari teori adam smith, keunggulan absolute adalah kemampuan suatu Negara untuk memproduksi lebih banyak barang dengan menggunakan sejumlah input dengan menggunakan sejumlah input dibandingkan dengan produksi di Negara lain. 1. Suatu Negara akan mengkhususkan diri untuk berspesialisasi untuk menghasilkan barang yang mempunyai keunggulan mutlak 2. Barang yang memiliki keunggulan mutlak apabila barang yang di hasilkan lebih murah dibandingkan dengan Negara lain yang lebih efisien 3. Barang yang memiliki keunggulan mutlak akan di ekspor b. Teori Keunggulan Komparatif (Comparative Advantage Theory) Teori ini dikemukakan oleh David Ricardo untuk melengkapi teori Adam Smith yang tidak mempersoalkan kemungkinan adanya negara-negara yang sama sekali tidak mempunyai keuntungan mutlak dalam memproduksi suatu barang terhadap negara lain misalnya negara yang sedang berkembang terhadap negara yang sudah maju. Untuk melengkapi kelemahan-kelemahan dari teori Adam Smith, Ricardo membedakan perdagangan menjadi dua keadaanyaitu: 1. Perdagangan dalam negeri. 2. Perdagangan luar negeri. Menurut Ricardo keuntungan mutlak yang dikemukakan oleh Adam Smith dapat berlaku di dalam perdagangan dalam negeri yang dijalankan atas dasar ongkos tenaga kerja, karena adanya persaingan bebas dankebebasan bergerak dari faktor-faktor produksi tenaga kerja dan modal.
  • 16. 16 Karena itu masing-masing tempat akan melakukan spesialisasi dalam memproduksi barang-barang tertentu apabila memiliki ongkos tenaga kerja yang paling kecil. Sedangkan untuk perdagangan luar negeri tidak dapat didasarkan pada keuntungan atau ongkos mutlak. Karenafaktor-faktorproduksi di dalam perdagangan luar negeri tidak dapat bergerak bebas sehingga barang-barang yang dihasilkan oleh suatu Negara mungkin akan ditukarkan dengan barang- barang dari negara lain meskipun ongkos tenaga kerja yang dibutuhkan untuk membuat barang tersebut berlainan. Dengan demikian inti Keuntungan komparatif dapat dikemukakan sebagaiberikut: Bahwa suatu Negara akan menspesialisasi dalam memproduksi barang yang lebih efisien di mana Negara tersebut memiliki keunggulan komparatif. ( Budiono, 1990:35) Atau dengan kata lain dapat dikemukakan sebagai berikut: Kemampuan untuk menemukan barang-barang yang dapat di produksi pada tingkat biaya relatif yang lebih rendah dari pada barang lainnya. ( Charles P.Kidllebergerdan Peter H. Lindert, Ekonomi Internasional (terjemahanBurhanuddin Abdullah,1991:30) Untuk itu bagi negara yang tidak memiliki faktor-faktor produksi yang menguntungkan, dapat melakukan perdagangan internasional, asalkan Negara tersebut mampu menghasilkan satu atau beberapa jenis barang yang paling produktif ibandingkan Negara lainnya David Ricardo menyampaikan bahwa teori keunggulan mutlak yang dikemukakan oleh Adam Smith memiliki kelemahan, di antaranya sebagai berikut. a. Bagaimana bila suatu Negara lebih produktif dalam memproduksi dua jenis barang disbanding dengan Negara lain? Sebagai gambaran awal, di satu pihak suatu Negara memiliki factor produksi tenaga kerja dan alam yang lebih menguntungkan disbanding
  • 17. 17 dengan negara lain, sehingga Negara tersebut lebih unggul dan lebih produktif dalam menghasilkan barang dari pada negara lain. Sebaliknya, di lain pihak negara lain tertinggal dalam memproduksi barang. Dari uraian di atas dapat disimpulkan, bahwa jika kondisi suatu Negara lebih produktif atas dua jenis barang, maka Negara tersebut tidak dapat mengadakan hubungan pertukaran atau perdagangan. b. Apakah Negara tersebut juga dapat mengadakan perdagangan internasional? Pada konsep keunggulan komparatif (perbedaan biaya yang dapat dibandingkan) yang digunakan sebagai dasar dalam perdagangan internasional adalah banyaknya tenaga kerja yang digunakan untuk memproduksi suatu barang. Jadi, motif melakukan perdagangan bukan sekadar mutlak lebih produktif (lebih menguntungkan) dalam menghasilkan sejenis barang, tetapi menurut David Ricardo sekalipun suatu Negara itu tertinggal dalam segala rupa, ia tetap dapat ikut serta dalam perdagangan internasional, asalkan Negara tersebut menghasilkan barang dengan biaya yang lebih murah (tenaga kerja) disbanding dengan lainnya. Jadi, keuntungan komparatif terjadi bila suatu Negara lebih unggul terhadap kedua macam produk yang dihasilkan, dengan biaya tenaga kerja yang lebih murah jika dibandingkan dengan biaya tenaga kerja di negara lain. Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui, bahwa Negara Jepang unggul terhadap kedua jenis produk, baik elektronik maupun rempah-rempah, akan tetapi keunggulan tertingginya pada produksi elektronik. Sebaliknya, negara Indonesia lemah terhadap kedua jenis produk, baik rempah-rempah maupun elektronik, akan tetapi kelemahan terkecilnya pada produksi rempah- rempah.
  • 18. 18 Jadi, sebaiknya Negara Jepang berspesialisasi pada produk elektronik dan negara Indonesia berspesialisasi pada produk rempah-rempah. Seandainya kedua Negara tersebut mengadakan perdagangan, maka keduanya akan mendapatkan keuntungan. Besarnya keuntungan dapat dihitung sebagai berikut. a. DiJepang 1 unit elektronik = 0,625 kg rempah-rempah, sedangkan di Indonesia 1 unit elektronik = 1 kg rempah rempah. Jika Negara Jepang menukarkan elektronik dengan rempah-rempah di Indonesia, maka akan mendapatkan keuntungan sebesar 0,375, yang diperoleh dari (1 rempah rempah – 0,625 rempah-rempah). b. Di Indonesia 1 kg rempah-rempah = 1 unit elektronik, sedang di Jepang 1 kg rempah-rempah = 1,6 unit elektronik. Jika negara Indonesia menukarkan rempah-rempahnya dengan elektronik, maka Jepang akan mendapatkan keuntungan sebesar 0,6, yang diperoleh dari (1,6 elektronik – 1 elektronik Contoh lainnya Tabel 2.PertukaranHasilProduksi (KeunggulanKomparatif) Negara Jam Kerja Per Satuan Output Dasar Tukar Dalam Negeri Rempah Permadani Indonesia 250 kg 200 unit 1 permadani = 1,25 rempah 1 rempah = 0,8 permadani Mesir 400 kg 800 unit 1 permadani = 0,5 rempah 1 rempah = 2 permadani Berdasarkan Tabel 2. Terlihat bahwa Mesir memiliki keunggulan untuk kedua produk tersebut sehingga tidak memungkinkan terjadi perdagangan antara Indonesia dan Mesir. Namun, secara komparatif masih memungkinkan dengan melihat dasar tukar Negara masing-masing. Indonesia untuk memproduksi 1 unit permadani harus mengorbankan 1,25 rempah dan untuk memproduksi 1 rempah harus mengorbankan 0,8 permadani. Indonesia memiliki keunggulan komparatif pada rempah karena pengorbanannya lebihkecil. Mesir untuk memproduksi 1 unit permadani
  • 19. 19 harus mengorbankan 0,5 rempah dan untuk memproduksi 1 rempah harus mengorbankan 2 permadani. Mesir memiliki keunggulan komparatif pada permadani karena pengorbanannya lebih kecil. Dengan kondisi demikian, masih dimungkinkan terjadinya perdagangan antara Indonesia dan Mesir. Teori yang dikemukakan oleh Kaum Klasik dalam teori perdagangan internasional, berdasarkan atas asumsi berikutini. a. Memperdagangkan dua barang dan yang berdagang dua negara. b. Tidak ada perubahan teknologi. c. Teori nilai atas dasar tenaga kerja. d. Ongkos produksi dianggap konstan. e. Ongkos transportasi diabaikan (= nol). f. Kebebasan bergerak factor produksi di dalam negeri, tetapi tidak dapat berpindah melalui batas negara. g. Persaingan sempurna di pasar barang maupun pasar factor produksi h. Distribusi pendapatan tidak berubah. i. Perdagangan dilaksanakan atas dasar barter. Kelemahan teori klasik Teori kelasik menjelaskan bahwa keuntungan dari perdagangan internasional itu timbul karena adanya comperativ advantage yang berbeda antara dua Negara, mengapa terjadi perbedaan dalam comperativ advantage? Itu karena adanya perbedaan di dalam fungsi produksi antar dua Negara atau lebih. Jika fungsi produksinya sama, maka kebutuhan tenaga kerja juga akan sama nilai produksinya sama sehingga tidak akan terjadi perdagangan internasional. Oleh karena itu syarat timbulnya perdagangan antar Negara adalah perbedaan fungsi produk diantara dua Negara tersebut. Namun teori klasik tidak dapat menjelaskan mengapa terdapat perbedaan fungsi produksi antara dua Negara.
  • 20. 20 PERTEMUAN 5 TEORI MODERN PERDAGANGAN INTERNASIONAL TEORI PROPORSI FAKTOR PRODUKSI (HECKSCER-OHLIN THEORY) Teori Perdagangan Internasional modern dimulai ketika ekonom Swedia yaitu Eli Hecskher (1919) dan Bertil Ohlin (1933) mengemukakan penjelasan mengenai perdagangan internasional yang belum mampu dijelaskan dalam teori keunggulan komparatif. Sebelum masuk ke dalam pembahasan teori H-O, tulisan ini sedikit akan mengemukakan kelemahan teori klasik yang mendorong munculnya teori H-O. Teori Klasik Comparative advantage menjelaskan bahwa perdagangan internasional dapat terjadi karena adanya perbedaan dalam productivity of labor (faktor produksi yang secara eksplisit dinyatakan) antarnegara (Salvatore, 2006). Namun teori ini tidak memberikan penjelasan mengenai penyebab perbedaan produktivitas tersebut. Teori H-O kemudian mencoba memberikan penjelasan mengenai penyebab terjadinya perbedaan produktivitas tersebut. Teori H-O menyatakan penyebab perbedaan produktivitas karena adanya jumlah atau proporsi faktor produksi yang dimiliki (endowment factors) oleh masing- masing negara, sehingga selanjutnya menyebabkan terjadinya perbedaan harga barang yang dihasilkan. Oleh karena itu teori modern H-O ini dikenal sebagai ”The Proportional Factor Theory”. Selanjutnya negara-negara yang memiliki faktor produksi relatif banyak atau murah dalam memproduksinya akan melakukan spesialisasi produksi untuk kemudian mengekspor barangnya. Sebaliknya, masing-masing negara akan mengimpor barang tertentu jika negara tersebut memiliki faktor produksi yang relatif langka atau mahal dalam memproduksinya.
  • 21. 21 Teori Heckscer-Ohlin memprediksi bahwa negara-negara yang akan mengekspor barang secara intensif menggunakan faktor berlimpah secara lokal, sambil mengimport barang secara intensif menggunakan faktor-faktor lokal yang langka. Jadi, teori Heckscer-Ohlin mencoba menjelaskan pola dari perdagangan internasional yang kita teliti pada ekonomi dunia. Teori Heckscer-Ohlin mempunyai pertimbangan akal sehat. Contohnya, Amerika serikat telah lama menjadi eksportir besar dari produk- produk pertanian, mencerminkan negara tersebut mempunyai pertanian yang melimpah karena tanahnya baik untuk ditanami. Sebaliknya, China unggul pada ekspor barang-barang produksi dalam tenaga kerja intensif industri manufaktur. Ini mencerminkan China mempunyai tenaga kerja dengan biaya rendah berlimpah. Di Amerika serikat, yang kekurangan tenaga kerja dengan biaya rendah, telah memilih untuk mengimpor buruh. Secara relatif, tidak mutlak, sumbangan adalah penting; sebuah negara bisa mempunyai jumlah lahan dan tenaga kerja lebih besar dari negara lain, tetapi menjadi relatif melimpah satu dari mereka. Teori Heckscher-Ohlin (H-O) menjelaskan beberapa pola perdagangan dengan baik, negara-negara cenderung untuk mengekspor barang-barang yang menggunakan faktor produksi yang relatif melimpah secara intensif. Menurut Heckscher-Ohlin, suatu negara akan melakukan perdagangan dengan negara lain disebabkan negara tersebut memiliki keunggulan komparatif yaitu keunggulan dalam teknologi dan keunggulan faktor produksi. Basis dari keunggulan komparatif adalah: a. Faktor endowment, yaitu kepemilikan faktor-faktor produksi di dalam suatu negara. b. Faktor intensity, yaitu teknologi yang digunakan di dalam proses produksi, apakah labor intensity atau capital intensity. Teori modern Heckescher-Ohlin atau teori H-O menggunakan dua kurva, yaitu :
  • 22. 22 1. kurva isocost yaitu kurva yang menggambarkan total biaya produksi yang sama. 2. kurva isoquant yaitu kurva yang menggambarkan total kuantitas produk yang sama. Menurut teori ekonomi mikro kurva isocost akan bersinggungan dengan kurva isoquant pada suatu titik optimal. Jadi dengan biaya tertentu akan diperoleh produk yang maksimal atau dengan biaya minimal akan diperoleh sejumlah produk tertentu. Analisis hipotesis H-O dikatakan berikut: a. Harga atau biaya produksi suatu barang akan ditentukan oleh jumlah atau proporsi faktor produksi yang dimiliki masing-masing negara. b. Comparative Advantage dari suatu jenis produk yang dimiliki masing- masing negara akan ditentukan oleh struktur dan proporsi faktor produksi yang dimilikinya c. Masing-masing negara akan cenderung melakukan spesialisasi produksi dan mengekspor barang tertentu karena negara tersebut memiliki faktor produksi yang relatif banyak dan murah untuk memproduksinya. d. Sebaliknya masing-masing negara akan mengimpor barang-barang tertentu karena negara tersebut memilki faktor produksi yang relatif sedikit dan cukup mahal untuk memproduksinya e. Paradoks Leontief Wassily Leontief seorang pelopor utama dalam analisis input-output matriks, melalui study empiris yang dilakukannya pada tahun 1953 menemukan fakta, fakta itu mengenai struktur perdagangan luar negri (ekspor dan impor). Amerika serikat tahun 1947 yang bertentangan dengan teori H-O sehingga disebut sebagai paradoks leontief. Berdasarkan penelitian lebiih lanjut yang dilakukan ahli ekonomi perdagangan ternyata paradox liontief tersebut dapat terjadi karena empat sebab utama yaitu : 1. Intensitas faktor produksi yang berkebalikan 2. Tariff and Non tariff barrier
  • 23. 23 3. Pebedaan dalam skill dan human capital 4. Perbedaan dalam faktor sumberdaya alam Kelemahan dari teori H-O adalah jika jumlah atau proporsi faktor produksi yang dimiliki masing-masing negara relatif sama maka harga barang yang sejenis akan sama pula sehingga perdagangan internasional tidak akan terjadi. Kelebihan dari teori H-O adalah jika suatu negara memiliki banyak tenaga kerja terdidik maka ekspornya akan lebih banyak. Sebaliknya jika suatu negara kurang memiliki tenaga kerja terdidik maka ekspornya akan lebih sedikit. Hipotesis Teori H-O Sebelum melakukan kritik terhadap teori H-O, di bawah ini akan dikemukakan hipotesis yang telah dihasilkan oleh Teori H-O, antara lain: 1. Produksi barang ekspor di tiap negara naik, sedangkan produksi barang impor di tiap negara turun. 2. Harga atau biaya produksi suatu barang akan ditentukan oleh jumlah atau proporsi faktor produksi yang dimiliki masing-masing negara. 3. Harga labor di kedua negara cenderung sama, harga barang A di kedua Negara cenderung sama demikian pula harga barang B di kedua negara cenderumg sama. 4. Perdagangan akan terjadi antara negara yang kaya Kapital dengan negara yang kaya labor. 5. Masing-masing negara akan cenderung melakukan spesialisasi produksi dan mengekspor barang tertentu karena negara tersebut memiliki faktor produksi yang relatif banyak dan murah untuk melakukan produksi. Sehingga Negara yang kaya kapital maka ekspornya padat kapital dan impornya padat karya, sedangkan negara kaya labor ekspornya padat karya dan impornya padat kapital.
  • 24. 24 Kelemahan Asumsi Teori H-O Untuk lebih memahami kelemahan teori H-O dalam menjelaskan perdagangan internasional akan dikemukan beberapa asumsi yang kurang valid: a. Asumsi bahwa kedua negara menggunakan teknologi yang sama dalam memproduksi adalah tidak valid. Fakta yang ada di lapangan negara sering menggunakan teknologi yang berbeda. b. Asumsi persaingan sempurna dalam semua pasar produk dan faktor produksi lebih menjadi masalah. Hal ini karena sebagian besar perdagangan adalah produk negara industri yang bertumpu pada diferensiasi produk dan skala ekonomi yang belum bisa dijelaskan dengan model faktor endowment H-O. c. Asumsi tidak ada mobilitas faktor internasional. Adanya mobilitas faktor secara internasional mampu mensubstitusikan perdagangan internasional yang menghasilkan kesamaan relatif harga produk dan faktor antarnegara. Maknanya adalah hal ini merupakan modifikasi H-O tetapi tidak mengurangi validitas model H-O. d. Asumsi spesialisasi penuh suatu negara dalam memproduksi suatu komoditi jika melakukan perdagangan tidak sepenuhnya berlaku karena banyak Negara yang masih memproduksi komoditi yang sebagian besar adalah dari impor.
  • 25. 25 PERTEMUAN 6 KEBIJAKSANAAN EKONOMI INTERNASIONAL , KEBIJAKAN TARIF Kebijakan ekonomi internasional dalam artian luas adalah sebuah tindakan atau kebijakan ekonomi yang dilakukan oleh pmerintah yang secara langsung maupun tidak langsung akan mempengaruhi segala beNtuk perdagangan dan pembayaran internasional baik itu dari sisi komposisi, arah dan lainnya. Perlu digaris bawahi bahwasannya kebijakan ini tidak berfokus pada tarif, quota, namun juga mencangkup kebijakan pemerintah dalam negeri yang secara tidak langsung akan memberikan pengaruh terhadap roda perdagangan serta pembayaran internasional, misalnya peran kebijakan fiskal dan peran kebijakan moneter. Sedangkan arti kebijakan ekonomi internasional secara sempit yakni sebuah tindakan atau kebijakan yang dilaksanakan oleh pemerintah dan memberikan dampak dan pengaruh secara langsung pada perdagangan dan pembayaran internasional. selanjutnya kita akan membahas poin-poin penting yang ada dalam kebijakan ekonomi internasional, antara lain : Instrumen Kebijakan Ekonomi Internasional Instrumen kebijkan ekonomi internasional ini dibedakan berdasarkan kegiatan atau tindakan yang dilakukan. Setidaknya ada tiga instrumen penting yang ada dalam kebijakan ekonomi internasional yaitu : 1. Kebijakan perdagangan internasional Ruang lingkup kebijakan perdagangan internasional meliputi segala tindakan yang dilakukan oleh pemerintah terhadap sebuah rekening yang masih atau sedang berjalan transaksinya dari neraca pembayaran internasional, khususnya hal-hal yang berhubungan dengan kegiatan ekspor dan impor suatu produk baik barang ataupun jasa. Jenis dari kebijakan ini seperti kebijakan tarif terhadap impor, bilateral trade agreement dan masih
  • 26. 26 banyak lainnya. (baca juga : faktor penawaran uang , Cara Investasi Emas Untuk Pemula) 2. Kebijakan pembayaran internasional Untuk kebijakan pembayaran ini mecangkup beberapa hal mengenai kebijakan pemerintah terhadap rekening modal dalam neraca pembayaran internasional tepatnya pada pengawasan terhadap pembayaran internasional. Contoh dari kebijakan ini seperti pengawasan yang dilakukan oleh pemerintah terhadap lalu lintas devisa atau pengawasan terhadap lalu lintas modal jangka panjang. (Baca juga : alat pembayaran internasional) 3. Kebijakan bantuan luar negeri Kebijakan bantuan luar negeri merupakan sebuah tindakan atau kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah yang berhubungan dengan bantuan, pinjaman dan lainnya. Bantuan itu berupa bantuan dengan tujuan untuk membantu rehabilitasi serta pembangunan dan bantuan meiliter kepada negara lain. (baca juga : alat pembayaran internasional , Peran Bank Indonesia) Tujuan Kebijakan Ekonomi Internasional 1. Autarki Yang dimaksud dengan autarki adalah sebuah jalan untuk menghindari dari pengaruh negara lain dalam beberapa hal bukan hanya ekonomi, namun juga pada bidang politik dan militer. 2. Kesejahteraan Salah satu tujuan dari penerapan kebijakan ekonomi internasional adalah menciptakan kesejahteraan dengan mengadakan perdagangan internasional yang akan memperoleh keuntungan maksimal dari terjadinya spesialisasi produksi dan meninghkatnya tingkat konsumsi yang dilakukan oleh
  • 27. 27 masyarakat di suatu negara. Selain itu dengan adanya kebijakan ekonomi internasional bisa menghapuskan segala bentuk hambatan perdagangan internasional seperti tarif/bes, larangan perdagangan, quota dan lain sebagainya. 3. Proteksi Sesuai dengan namanya proteksi yakni perlindungan. Dimana penerapan kebijakan ekonomi internasional bertujuan untuk melindungi semua industri yang sedang mengalami perkembangan atau sedang tumbuh dan juga melindungi perusahaan baru yang dari perusahaan-perusahaan besar yang melakukan hal semaunya sendiri dengan kelebihan dan keunggulannya, serta memberikan perlindungan produk dalam negeri dari persaingan barang-barang impor. Pada dasarnya bentuk perlindungan dalam perdagangan ini antara lain kebijakan tarif, kuota, larangan impor, subsidi dan 4. Kesimbangan neraca pembayaran Keseimbangan neraca pembayaran merupakan tujuan dari diterapkannya kebijakan ekonomi internasional. Karena pada dasarnya penerapan kebijakan ekonomi internasional ini akan mempengaruhi keadaan neraca pembayaran pula. Contoh ketika pemerintah menerapkan kebijakan stabilitas ekonomi internasional pada negara dengan kelebihan valuta asing atau devisa maka yang tidak akan terjadi apa-apa pada neraca pembayaran. Sedangkan jika pemerintah menerapkan kebijakan ekonomi internasional di negara yang valuta asingnya kurang, maka hal berbeda akan terjadi akan ada sebuah perubahan baik dari proses maupun lalu lintas uang. Contoh kebijakan yang dilakukan yakni pengawasan tidak hanya pada devisa namun juga pada lalu lintas barang dan jasa serta modal. 5. Pembangunan ekonomi
  • 28. 28 Terjadinya pembangunan ekonomi merupakan salah satu tujuan utama dari diterapkannya kebijakan ekonomi internasional. Perlu kita ketahui bahwasannya ketika suatu negara mengalami pembangunan ekonomi yang baik dan merata maka menunjukkan kesejahteraan masyarakatnya terjamin. Untuk mencapai tujuan ini maka perlu ditatapkan atau diterapkannya sebuah kebijakan, antara lain :  Melakukan perlindungan terhadap industri dalam negeri, khususnya pada industri yang masih dalam masa awal perjalanannya. (baca juga : manfaat ekonomi manajerial.  Menekan jumlah barang impor yang tidak terlalu dibutuhkan atau tidak essential dan hanya melakukan impor jika mendesak dan benar-benar dibutuhkan.  Memperbanyak jumlah ekspor. (Baca juga : manfaat ekspor impor) Macam-macam Bentuk Kebijakan Ekonomi Internasional 1. Tarif Yang dimaksud dengan tarif adalah suatu pajak yang dikenakan kepada semua barang yang telah melewati batas suatu negara. Tarif juga sering disebut dengan bea masuk, dimana bertujuan untuk melindungi atau memberi proteksi terhadap industri-industri yang ada dalam negeri. Sebenarnya bukan hanya bertujuan untuk memberikan proteksi, pengenaan tarif biasanya juga merupakan kebutuhan yang sudah diatur dalam APBN yang bertujuan untuk menambah jumlah pemasukan fungsi devisa negara. Ada beberapa jenis atau bentuk dari tarif, yakni :  Bea ekspor Untuk tarif jenis ini adalah pajak atau bea yang dikenakan kepada barang- barang yang diangkut atau dikirim ke negara lainnya. Batas wilayah barang- barang tidak kena pajak adalah di custom area dimana semua barang bebas bergerak tanpa terkena bea, namun jika sudah melewati batas ini maka
  • 29. 29 barang-barang tersebut akan terkena bea ekspor sesuai dengan aturan yang ada.  Bea transito Merupakan salah satu jenis tarif atau bea yang dikenakan kepada barang- barang yang telah melewati batas wilayah suatu negara dengan ketentuan bahwasannya brang-barang tersebut memang tujuan akhirnya akan dikirim ke negara lainnya. Sesuai dengan namanya yakni transito maka bea ini dikenakan saat barang-barang ini transit di suatu wilayah sebelum menuju negara tujuannya.  Bea impor Sedangkan bea impor adalah pajak atau bea yang dikenakan kepada barang- barang yang masuk ke dalam custom area yang dimana tujuan akhirnya adalah dalam negeri. Dengan demikian segala bentuk barang yang masuk ke dalam negeri akan dikenakan pajak sesuai dengan aturan yang berlaku 2. Kuota Yang dimaksud dengan kuota adalah sebuah pembatasann yang diberlakukan kepada barang-barang impor dan jumlah barang-barang ekspor. Kuota ini ditentukan sesuai dengan ketentuan yang dibuat oleh pemerintah, bisa jadi di setiap negara memiliki batasan-batasannya sendiri. Ada dua jenis kuota yakni :  Kuota impor Kuota impor merupakan batasan yang diberikan dan diberlakukan kepada setiap barang impor, ada beberapa jenis kuota impor antara lain kuota absolut dimana batasan ditentukan oleh negara yang bersangkitan, kuota negosiasi dimana batasannya ditentukan dari perjanjian dua pihak yang bersangkutan, tarif kuota yang merupakan gabungan dari tarif dan
  • 30. 30 kuota itu sendiri, dan kuota campuran yakni kuota yang murni dibebankan untuk melindungi industri dalam negeri agar tetap bisa bersaing.  Kuota ekspor Kuota yang biasanya diberlakukan kepada bahan-bahan mentah yang termasuk ke dalam komoditas perdagangan penting. 3. Subsidi Subsidi merupakan sebuah bantuan yang diberikan kepada masyarakat yang diambil dari alokasi dana atau anggaran yang diberikan kepada perusahaan yang memproduksi, menjual dan kegiatan lainnya. Dengan adanya subsidi ini harga jual suatu produk akan menjadi lebih murah. Contoh subsidi BBM. 4. Non tariff barriers Artinya adalah aturan-aturan non tarif yang mampu menghambat masuknya produk asing ke dalam pasar domestik. Hambatan-hambatan tersebut berupa persyaratan-persyaratan teknis yang harus dipenuhi oleh suatu produk sebelum memasuki pasar Indonesia. DEFINISI DAN JENIS-JENIS TARIF Tarif adalah suatu pembebanan terhadap barang yang melintasi daerah pabean (suatu daerah geografis dimana barang bebas bergerak tanpa dikenakan cukai/bea pabean). Tarif merupakan suatu rintangan yang membatasi kebebasan perdagangan internasional. Dalam pelaksanaan kegiatan ekspor impor pembebanan tarif dapat dikelompokkan menjadi beberapa jenis antara lain : 1. Exports Duties (bea ekspor)
  • 31. 31 Pajak atau bea yang dikenakan terhadap barang yang diangkut menuju ke negara lain. Jadi pajak untuk barang-barang yang keluar dari custom area suatu negara yang memungut pajak. Custom area adalah daerah di mana barang-barang bebas bergerak dengan tidak dikenai bea pabean. Batas custom area ini biasanya sama dengan batas wilayah suatu negara. 2. Transit Duties (bea transit) Pajak atau bea yang dikenkan terhadap barang-barang yang melalui wilayah suatu negara dengan ketentuan bahwa barang tersebut sebagai tujuan akhirnya adalah negara lain. 3. Import Duties (bea impor) Pajak atau bea yang dikenakan terhadap barang-barang yang masuk dalam custom area suatu negara dengan ketentuan bahwa negara tersebut sebagai tujuan akhir. Aplikasi atau penerapan dari pengenaan tarif terutama dalam bentuk bea masuk adalah sebagai berikut : 1. Pembebasan bea masuk atau tarif rendah yaitu antara 0% sampai dengan 5%, yang dikenakan untuk bahan kebutuhanpokok dan vital, seperti beras, mesin-mesin, alat-alat militer dan lain-lain. 2. Tarif sedang antara 5% sampai dengan 20%, yang dikenakan untuk barang setengah jadi dan barang-barang lain yang belum cukup diproduksi di dalam negri. 3. Tarif tinggi diatas 20%, yang dikenakan untuk barang-barang mewah dan barang-barang lain yang sudah cukup diproduksi di dalam negri dan bukan barang kebutuhan pokok. B. SISTEM TARIF
  • 32. 32 Dalam menentukan besarnya tarif yang berlaku bagi setiap barang atau komoditi yang diperdagangkan secara internasional, para pelaku perdagangan internasional (eksportir-importir) menggunakan pedoman berdasarkan sistem tarif yang berlaku. Sistem tarif yang dimaksud adalah sebagai berikut : 1. Tarif Tunggal (Single Column Tariff) Pengenaan satu tarif untuk satu jenis barang atau komoditi yang besarnya (prosentasenya) berlaku sama untuk impor komoditi tersebut dari negara mana saja, tanpa kecuali. 2. Tarif Umum/Konvensional (General Conventional/Tariff) Dikenal juga dengan istilah tarif berganda (double coloum tariff) yaitu pengenaan satu tarif untuk satu komoditi yang besar prosentase tarifnya berbeda antara satu negara dengan negara lain. 3. Tarif Preferensi (Preferensi Tariff) Tarif yang ditentukan oleh lembaga tarif internasional GATT yang persentasenya diturunkan, bahkan untuk beberapa komoditi sampai menjadi 0% yang diberlakukan oleh negara terhadap komoditi yang diimpor dari negara-negara tertentu karena adanya hubungan khusus antara negara pengimpor dengan negara pengekspor. C. CARA PENGENAAN TARIF Dalam pelaksanaannya, sistem atau cara pemungutan tarif bea masuk dapat dibedakan menjadi beberapa jenis antara lain : 1. Dasar Nilai ( Ad Valeroom ) Besarnya pungutan bea masuk atas barang impor ditentukan oleh tingkat prosentase tarif dikalikan harga CIF dari barang tersebut.
  • 33. 33 Sebagai contoh, harga CIF suatu barang adalah US$100 dan besarnya tarif bea masuk 10%, sedangkan kurs US$1 = Rp. 5.000,- . Maka besarnya bea masuk yang dikenakan sebesar = 10% x US$100 x Rp. 5.000,- = Rp. 50.000,- 2. Dasar Jumlah Barang ( Ad Specific) Pungutan bea masuk ini didasarkan pada ukuran atau satuan tertentu dari barang impor. Sebagai contoh, bea masuk yang dikenakan atas barang- barang atau komoditi seperti dibawah ini : 1. Semen : Rp. 3.000,- per ton 2. Sepatu : Rp. 14.500,- per pasang 3. Piring : Rp. 5.000,- per lusin 4. Jeruk : Rp. 500 per kg 5. VCR : Rp. 250.000,- per unit 3. Compound Duties Pengenaan tarif yang merupakan kombinasi dari ad valeroom dan ad specific Contoh : sejenis barang tertentu dikenakan bea 10 % Ad valeroom ditambah dengan Rp. 50.000,- setiap unit. Keuntungan dan kelemahan dari masing-masing sistem atau cara pemungutan tarif bea masuk tersebut, antra lain : 1. Dasar Nilai ( Ad Valeroom) bersifat proprsional. Keuntungan : a. dapat mengikuti perkembangan tingkat harga atau inflasi. b. terdapat diferensiasi harga produk sesuai lualitasnya.
  • 34. 34 Kerugian : a. memberikan beban yang cukup berat bagi administrasi pemerintah, khususnya bea cukai karena memerlukan data dan perincian harga yang lengkap. b. sering menimbulkan perselisihan dalam penetapan harga untuk perhitungan bea masuk antara importir dan bea cukai, sehingga dapat menimbulkan stagnasi atau kemacetan arus barang di pelabuhan. 2. Dasar Jumlah Barang ( Ad Specific) bersifat regresif. Keuntungan : a. mudah dilaksanakan karena tidak memerlukan perincian harga barang sesuai kualitasnya. b. dapat digunakan sebagai alat kontrol proteksi industri dalam negri.. Kerugian : a. pengenaan tarif dirasakan kurang atau tidak adil karena tidak membedakan harga dan kualitas barang. b. hanya dapat digunakan sebagai alat kontrol proteksi yang bersifat statis.
  • 35. 35 PERTEMUAN 7 KEBIJAKAN NON TARIF : KUOTA, SUBSIDI, DUMPING Kuota Kuota merupakan salah satu cara melakukan proteksi yang sifatnya nontarif. Kuota adalah suatu kebijaksanaan untuk membatasi jumlah maksimum yang dapat diimpor. Hal ini dilakukan apabila pemerintah tidak melakukan pelarangan impor suatu barang tetapi tidak juga ingin menarik bea masuk atau tarif karena khawatir akan menaikkan harga dalam negeri. Kuota ada empat macam, yaitu kuota mutlak, kuota negociated, tariff kuota, dan mixing kuota. Satu per satu dijelaskan berikut ini. a. Kuota mutlak (absolute/unilateral quota) yaitu penentuan kuota secara sepihak b. Negociated/bilateral quota, yaitu penentuan kuota menurut perjanjian antara kedua belah negara pengimpor dan pengekspor. c. Tarif quota, yaitu pemerintah mengizinkan pemasukan barang ke dalam negeri dengan jumlah tertentu dengan tarif yang diturunkan selama jangka waktu tertentu d. Mixing quota, yaitu campuran dari ketiga macam kuota tersebut dimana pemerintah mengizinkan barang atau komoditas tertentu masuk dan dalam jumlah tertentu melalui suatu perjanjian dengan negara mitra dagang dalam jangka waktu tertentu. Dampak dari pemberlakuan kuota, antara lain, adalah harga barang impor akan naik dan permintaan (konsumsi) terhadap barang tersebut di pasar domestik akan turun sehingga produksi barang yang sama di dalam negeri meningkat. Menurut GATT/WTO, sistem kuota ini hanya dapat digunakan dalam hal sebagai berikut: a. untuk melindungi hasil pertanian;
  • 36. 36 b. untuk menjaga keseimbangan balance of payment; c. untuk melindungi kepentingan ekonomi nasional. Subsidi Apa alasan pemerintah memberikan subsidi dalam perdagangan internasional? Agar produksi di dalam negeri dapat ditingkatkan maka pemerintah memberikan subsidi kepada produsen. Misalnya, di pasar dalam negeri terdapat produk elektronik buatan dalam negeri dan buatan luar negeri (impor). Kedua jenis barang tersebut mempunyai kualitas yang sama baiknya. Maka, produsen diberikan subsidi agar dapat menjual produknya dengan harga murah sehingga daya saing produk dalam negeri meningkat. Subsidi yang diberikan dapat berupa mesin-mesin, peralatan, tenaga ahli, keringanan pajak, fasilitas kredit, dan sebagainya. Apakah tujuan pemberian subsidi? Apa pula manfaatnya? Tujuan pemberian subsidi, antara lain, adalah untuk meningkatkan produksi di dalam negeri dan agar barang buatan sendiri dapat dijual dengan harga relatif murah sehingga dapat meningkatkan daya saing terhadap barang- barang impor maupun di pasar ekspor dan dapat mempertahankan jumlah konsumsi dalam negeri. Manfaat yang dapat diperoleh dari subsidi, antara lain, subsidi tidak merugikan konsumen karena jumlah konsumsi tidak berkurang dan harga di pasar dalam negeri tetap bahkan dapat turun. Pemberian subsidi bersifat lebih transparan sehingga konsumen/masyarakat dapat menilai besarnya manfaat dan kerugiannya secara langsung, subsidi bersifat lebih adil karena dapat dibiayai oleh pemerintah dengan penggunaan pajak pendapatan yang progresif terhadap wajib pajak yang potensial. Dumping Dumping adalah suatu kebijakan diskriminasi harga secara internasional (international price discrimination) yang dilakukan dengan menjual suatu
  • 37. 37 komoditi di luar negeri dengan harga yang lebih murah dibandingkan yang dibayar konsumen di dalam negeri. Ada tiga tipe dumping, yaitu sebagai berikut. a.Persistant dumping, yaitu kecenderungan monopoli yang berkelanjutan (continous) dari suatu perusahaan di pasar domestik untuk memperoleh laba maksimum dengan menetapkan harga yang lebih tinggi di dalam negeri daripada di luar negeri. b. Predatory dumping, yaitu tindakan perusahaan untuk menjual barangnya di luar negeri dengan harga yang lebih murah untuk sementara (temporary), sehingga dapat mematikan atau mengalahkan perusahaan lain dari persaingan bisnis. Setelah dapat memonopoli pasar, barulah harga kembali dinaikkan untuk mendapatkan laba maksimum. c. Sporadic dumping, yaitu tindakan perusahaan dalam menjual produknya di luar negeri dengan harga yang lebih murah secara sporadic dibandingkan harga di dalam negeri karena adanya kelebihan produksi di dalam negeri. Pelaksanaan politik dumping dalam praktik perdagangan internasional dianggap sebagai tindakan yang tidak terpuji (unfair trade) karena dapat merugikan negara lain. Untuk itu, WTO sebagai organisasi perdagangan dunia menganut prinsip nondiskriminasi (Nation Treatment Clause/NTC). Nation Treatment Clause/NTC merupakan prinsip memberi perlakuan yang sama terhadap produk luar negeri maupun produk dalam negeri. Sesuai ketentuan WTO, bagi negara yang dirugikan dapat mengambil tindakan anti dumping duties (tindakan anti dumping), misalnya pemerintah Amerika Serikat melarang udang dari Cina masuk ke negaranya sebagai akibat dari politik dumping yang dilakukan pemerintah Cina terhadap udang yang diekspor ke AS.