SlideShare a Scribd company logo
1 of 22
SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
Pertemuan Ke-14
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah “Sistem Informasi Manajemen”
Dosen Pengampu : Yananto Mihadi Putra, SE, M.Si
Disusun Oleh:
Pratiwi Rosantry (43217110253)
S1 AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MERCU BUANA
Dengan perkembangan teknologi yang sangat cepat ini, perusahaan dapat mengembangkan
materi pelatihan atau materi traing yang dapat diakses melalui komputer, notebook maupun
smartphone. Perusahaan dapat membuat materi yang interaktif, menampilkan video pelatihan,
membuat artikel-artikel pembelajaran yang dapat diakses secara online maupun offline.
Materi yang disediakan dalam e-learning ini harus disesuaikan dengan budaya yang ada
dalam teknologi saat ini. Teknologi saat ini sudah banyak diperkaya dengan adanya hyperlink-
hyperlink yang memungkinkan membantu peserta training untuk mendapatkan info terkait yang
dia perlukan secara cepat. Materi training juga dapat dilengkapi dengan simulasi-simulasi yang
memungkinkan peserta training dapat berinteraksi secara lebih baik dan makin mudah
memahami apa yang telah dipelajarinya.
Materi training ini dapat diakses secara online atau boleh disalin ke komputer atau
smartphone tergantung kebijaksanaan perusahaan. Perusahaan dapat menyediakan materi-materi
trainingnya ke dalam video maupun presentasi yang dapat diakses tanpa menggunakan internet.
Tenaga penjualan sangat memerlukan materi traning mengenai produk knowledge yang akan
dijualnya. Di sini tenaga penjualan dapat belajar sendiri produk knowledge melalui materi-materi
yang telah dipersiapkan perusahaan. Dengan cara ini maka tenaga penjualan akan lebih
menguasai produk knowledge dan memiliki peluang menghasilkan lebih banyak penjualan.
Tentu saja kita tidak bisa serta merta mengubah training tradisional menjadi e-learning.
Jika hanya sekedar membuat video dari training yang dilakukan mungkin peserta training harus
mengakses materi ini lebih lama dan tentu saja menjadi tidak efisien. Dalam membuat training
bdengan e-learning ini juga perlu sebuah analisa mengenai kebutuhan e-learning, tujuan
pembelajaran e-learning dan kemudian menyusun materi yang sesuai dan efektif untuk tujuan
pembelajaran metode e-learning.
Metode e-learning yang dirancang dan disusun dengan baik oleh perusahaan akan sangat
efisien dalam meningkatkan kemampuan karyawan untuk memiliki knowledge, skill, ability dan
behavior yang diperlukan oleh perusahaan. Pembelajaran e-learning juga menjadikan perusahaan
memiliki standarisasi pembelajaran. Keuntungan lain dari adanya materi e-learning yang
tersusun rapi ini adalah perusahaan memilki dokumentasi pembelajaran yang baik karena
sistematika dan standarisasi yang baik dalam pemberian training kepada karyawan.
A. PENGERTIAN E – LEARNING
E-learning adalah suatu sistem atau konsep pendidikan yang memanfaatkan teknologi
informasi dan komunikasi dalam peroses belajar mengajar. E-learning memanfaatkan teknologi
sebagai wadah untuk pengajaran melalui media online. Konten ini mempunyai sifat mandiri,
dikarenakan pembelajaran e-learning akan di posting melalui media online dan akan tersimpan
dalam suatu program yang nantinya dapat diakses secara mandiri oleh seseorang yang membuka
program dari e-learning tersebut.
E-learning adalah suatu sistem atau konsep pendidikan yang memanfaatkan teknologi
informasi dalam proses belajar mengajar. Berikut beberapa pengertian E-learning dari berbagai
sumber:
1. Pembelajaran yang disusun dengan tujuan menggunakan sistem elektronik atau komputer
sehingga mampu mendukung proses pembelajaran (Michael, 2013:27).
2. Proses pembelajaran jarak jauh dengan menggabungkan prinsip-prinsip dalam proses
pembelajaran dengan teknologi (Chandrawati, 2010).
3. Sistem pembelajaran yang digunakan sebagai sarana untuk proses belajar mengajar yang
dilaksanakan tanpa harus bertatap muka secara langsung antara guru dengan siswa
(Ardiansyah, 2013).
Indonesia telah menerapkan e-learning untuk proses pembelajaran hal tersebut dikarenakan
banyak manfaat yang terdapat dalam konten ini yaitu e-learning dapat diakses kapan saja dan
dimana saja sehingga seseorang tidak perlu mengeluarkan banyak waktu untuk datang kesuatu
tempat untuk melakukan pembelajaran.
Selain itu e-learning juga sangat berguna bagi suatu perusahaan, hal tersebut diketahui
melalui sebuah survei oleh majalah Forbes di Amerika dan Eropa yang telah mulai
menghimplementasikan sistem manajemen pelatihan berbasis e-learning yang terdapat banyak
manfaat untuk perusahaan yaitu menghemat waktu dan biaya. Perusahaan saat ini menggunakan
e-learning sebagai media training bagi karyawan-karyawannya.
Penerapan e-learning pada suatu perusahaan dinilai sangat menguntungkan dari berbagai
sisi yaitu (anywhere, anytime, anyspace), dengan konten ini perusahaan dapat memberikan
pembelajaran dimana saja, kapan saja, dan diruang manapun selama didukung dengan
keberadaan jaringan internet tentunya. Selain itu perusahaan konten ini sangat membantu
perusahaan besar yang mempunyai banyak cabang, tidak perlu bersusah-payah mendatangi
cabang perusahaan satu-persatun karena e-learning dapat menjangkau semua cabang perusahaan
guna untuk melakukan training untuk karyawan perusahaan.
Selain itu banyak perusahaan di Indonesia yang berharap menggunakan e-learning yang
akan menguntungkan untuk perusahaan misalnya biaya pelatihan yang dikeluarkan perusahaan
dapat menjadi lebih rendah. Biaya rendah disini meliputi biaya transportasi, dengan adanya
teknologi e-learning ini perusahaan tidak perlu jauh-jauh mendatangi lokasi pelatihan, cukup
menggunakan koneksi internet, maka pelatihan sudah bisa dilakukan.
B. KARAKTERISTIK E – LEARNING
1. Karakteristik E-learning Menurut Rosenberg (2001) karakteristik E-learning bersifat jaringan,
yang membuatnya mampu memperbaiki secara cepat, menyimpan atau memunculkan
kembali, mendistribusikan, dan sharing pembelajaran dan informasi.
2. Karakteristik E-learning menurut Nursalam (2008:135) adalah:
a. Memanfaatkan jasa teknologi elektronik.
b. Memanfaatkan keunggulan komputer (digital media dan komputer networks).
c. Menggunakan bahan ajar yang bersifat mandiri (self learning materials) kemudian
disimpan di komputer, sehingga dapat diakses oleh doesen dan mahasiswa kapan saja dan
dimana saja.
d. Memanfaatkan jadwal pembelajaran, kurikulum, hasil kemajuan belajar, dan hal-hal yang
berkaitan dengan administrasi pendidikan dapat dilihat setiap saat di komputer.
C. SYARAT PENERAPAN E – LEARNING
Jika perusahaan ingin menggunakan e-learning dalam kegiatan pekerjaannya maka
perusahaan perlu memperhatikan beberapa syarat penerapan e-learning dalam perusahaan antara
lain:
a. Meaningful content
Untuk melakukan penerapan e-learning dalam perusahaan hal yang paling utama harus
diperhatikan adalah mengenai isi konten e-learning yang akan di bagikan. Isi dari e-learning
yang akan di bagikan harus bermanfaat bagi perusahaan ataupun karyawan perusahaan
misalnya mengandung makna tertentu yang berguna untuk proses pembekalan bagi karyawan
perusahaan.
b. Effective learning design
Hal kedua yang harus diperhatikan dalam penerapan e-learning dalam perusahaan
adalah mengenai keefektifan dari isi e-learning tersebut, isi konten e-learning harus efektif
sehingga para karyawan perusahaan yang mengakses dapat mudah menerima pembelajaran
dengan baik dan juga sesuai dengan tujuan perusahaan.
c. Technology that works
Hal ketiga yang harus diperhatikan yaitu mengenai ketepatan isi dari e-learning yang
akan disampaikan. Yang dimaksud ketepatan disini adalah e-learning harus disajikan dengan
tepat, sehingga pembelajaran dapat bekerja dengan optimal, selain itu karyawan perusahaan
juga alan mendapatkan apa yang dibutuhkan oleh perusahaan dan karyawan juga
mendapatkan pengalaman pembelajaran melalui ketepatan isi e-learning yang disampaikan.
D. PROSES PEMBUATAN E – LEARNING DALAM PERUSAHAAN
Pembuatan konten e-learning dalam suatu perusahaan terdapat 2 metode yaitu pembuatan
e-learning yang berupa modul dan juga pembuatan web berupa learning management system
(LSM). Learning management system merupakan layanan berupa webside yang bisa diakses oleh
user (pengguna) yang telah dibuat.
Melalui LSM dapat terlihat berupa laporan bagi siapa saja yang telah mengakses e-learning
dan juga akan memberikan peringatan bagi orang yang belum membuka e-learning tersebut.
dalam proses pembuatan e-learning dalam perusahaan terdapat beberapa pihak yang terlibat
dalam proses pelatihan atau penggunaan e-learning diantanya yaitu user, subject matter expert,
tim developer.
Masing - masing pihak tersebut mempunyai tugas tersendiri dalam mengelola e-learning.
User berarti orang yang dapat mengakses portal e-learning yang telah dibuat. Terdapat beberapa
tingkatan user yaitu moodle, seperti admin utama, manager, pemateri, karyawan perusahaan.
Subect matter expert adalah pengampu materi yang menguasai materi yang nantinya akan dibuat
sebuah pembelajaran dalam e-leraning.
Biasanya subject matter expert dijalankan oleh pihak perusahaan yang mengetahui segala
hal dari sebuah pembelajaran yang akan disampaikana dalam e-learning tersebut, subject matter
expert biasa disebut sebagai pemateri utama dalam e-learning. Sedangkan tim developer
merupakan pihak yang menyusun materi menjadi sebuah skenario pembelajaran, tim developer
juga bertanggung jawab mengubah sebuah materi pembelajaran tertulis menjadi lebih menarik
dan lebih hidup dengan cara menambahkan grafik, audio visual, ataupun animasi dalam isi e-
learning.
E. MANFAAT E – LEARNING
Pada umumnya manfaat e-learning pada perusahaan yaitu :
1. Fleksibel
Penerapan e-learning dalam perusahaan akan memberikan fleksibelitas yaitu e-leraning
akan lebih bersifat efisien dalam mengatur waktu pembelajaran. Proses training perusahaan
dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja tanpa menghabiskan banyak waktu.
Dengan penggunaan E-learning maka karyawan bisa belajar tidak hanya pada saat
training saja seperti saat training dengan model konvensional melainkan dari mana saja dan
kapan saja materi pelatihan bisa dibaca, dipelajari tanpa ada batasan tertentu. Secara tidak
langsung karyawan akan belajar secara terus menerus tanpa paksaan. Dan tentu saja dengan
cara yang jauh lebih menarik lagi.
2. Mandiri
Penerapan e-learning dalam perusahaan bersifat mandiri. Materi pembelajaran dapat
diakses melalui komputer, laptop, smartphone dengan menggunakan jaringan koneksi
internet. Dengan begitu karyawan perusahaan dapat mengakses pembelajaran e-learning
secara mandiri, belajar dengan kemauan sendiri dan karyawan dapat menentukan waktu yang
tepat baginya untuk melakukan pembelajaran, hal itulah yang membedakan antara penerapan
pembelajaran e-learning dengan proses belajar yang bersifat konvensional. selain itu
karyawan akan bisa lebih fokus menerima pembekalan atau pembelajaran dari perusahaan.
3. Hemat Biaya Pengeluaran
Penerapan e-learning dalam perusahaan akan membantu meringankan biaya training.
Bisa kita katakan bahwa pelatihan dengan memanfaatkan E-learning sangat jauh lebih hemat
dibandingkan dengan metode klasik tatap muka yang selama ini masih banyak digunakan baik
di perusahaan besar maupun kecil. Jika dengan model tatap muka maka perusahaan masih
harus mengeluarkan banyak biaya seperti biaya tempat training, biaya pengajar, perjalanan
dinas, konsumsi, transportasi, dll yang dalam satu kali training saja bisa menghabiskan biaya
hingga puluhan atau bahkan ratusan juta rupiah.
Padahal karyawan pada satu perusahaan jumlahnya bisa sampai ribuan orang. Berapa
jadi total biayanya?
Sedangkan jika menggunakan E-learning maka yang dibutuhkan hanya server atau pusat
saja kemudian semua karyawan bisa mendapatkan materi pada email pribadi pada saat
bersamaan dari berbagai tempat yang berbeda tanpa ada tambahan biaya apapun. Perbedaan
ini pasti akan terlihat sangat mencolok sekali bukan?
4. Pembelajaran Secara Continue
Dalam system E-learning, materi yang dibagikan kepada semua karyawan bisa dibaca
berulang kali baik dalam bentuk dokumen, data atau video sehingga kapan saja dirasa perlu
akan lebih mudah tanpa perlu harus membawa modul pelatihan yang berat kemana pun Anda
pergi. Manfaatkan gadget Anda untuk hal yang seperti ini.
5. Jangkauan Yang Luas
Dengan system E-learning maka bisa menjangkau siapa saja, dimana saja tanpa terbatas
waktu dan tempat. Dalam memanfaatkan dunia maya jarak dan tempat seolah bukanlah
sebuah hal yang begitu berarti.
Yang Anda butuhkan hanyalah gadget atau computer Anda dan juga koneksi internet
yang baik maka semua pasti akan bisa lebih mudah. Bahkan training dengan menggunakan
video conference pun bisa dilakukan semua cabang perusahaan dalam satu waktu yang
bersamaan. Bisa coba Anda hitung berapa besar penghematan biaya yang bisa dilakukan
dengan memanfaatkan system E-learning ini. Pelatihan tetap berjalan baik namun tanpa perlu
mengeluarkan biaya yang besar.
6. Penyebaran Pembelajaran Sangat Cepat
Pembelajaran melalui media sosial e-learning bersifat cepat, sehingga karyawan dapat
mengakses materi pembelajaran dengan segera.
7. Pengukuran Hasil yang Akurat
Dalam penggunaan pelatihan dengan E-learning maka karyawan bukannya tanpa
tanggung jawab dan bebas atas kemudahan yang sudah diberikan. Sebagai salah satu ujian
atau syarat kelulusan maka setiap karyawan dalam setiap jabatan diwajibkan untuk menjawab
atau menyelesaikan setiap quiz, soal, test atau ujian yang diberikan juga melalui materi yang
ada. Sistem E-learning sudah memiliki desain yang lengkap sampai dengan scoring atau
penilaian jawaban karyawan yang saat itu juga bisa langsung mengetahui hasilnya. Dari segi
waktu pun lebih efisien dan singkat bukan?
Manfaat E-learning menurut Pranoto, dkk (2009:309) adalah:
1. Penggunaan E-learning untuk menunjang pelaksanaan proses belajar dapat meningkatkan
daya serap mahasiswa atas materi yang diajarkan.
2. Meningkatkan partisipasi aktif dari mahasiswa.
3. Meningkatkan partisipasi aktif dari mahasiswa.
4. Meningkatkan kemampuan belajar mandiri mahasiswa.
5. Meningkatkan kualitas materi pendidik dan pelatihan.
6. Meningkatkan kemampuan menampilkan informasi dengan perangkat teknologi informasi,
dimana dengan perangkat biasa sulit dilakukan.
Dengan manfaat tersebut, tidak heran apabila akhirnya banyak perusahaan yang mencoba
menerapkan e-learning dalam rangka peningkatan kualitas SDM. Walaupun demikian, seiring
dengan perjalanan waktu, banyak perusahaan yang menerapkan e-learning akhirnya berakhir
dengan sebuah kegagalan besar. Mengapa ini terjadi? Saya bisa bilang hal ini disebabkan karena
perusahaan terlalu berfokus atau terbuai dengan manfaat yang ditawarkan. Tetapi mereka sedikit
atau bahkan mengabaikan hal-hal yang perlu dipersiapkan dalam rangka mengimplementasikan
e-learning di perusahaan. Karena untuk mengimplementasikan e-learning tidaklah semudah
seperti membalikkan telapak tangan. Banyak hal yang harus dipersiapkan dan dilakukan agar
implementasi e-learning dapat berjalan dengan baik dalam jangka waktu yang lama.
F. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN E – LEARNING
1. Kelebihan E – Learning
Kelebihan E-learning ialah memberikan fleksibilitas, interaktivitas, kecepatan,
visualisasi melalui berbagai kelebihan dari masing-masing media (Sujana, 2005 : 253 ).
Menurut L. Tjokro (2009:187), E-learning memiliki banyak kelebihan yaitu :
a. Lebih mudah diserap, artinya menggunakan fasilitas multimedia berupa gambar, teks,
animasi, suara, video. Jauh lebih efektif dalam biaya, artinya tidak perlu instruktur, tidak
perlu minimum audiensi, bisa dimana saja, bisa kapan saja, murah untuk diperbanyak.
b. Jauh lebih ringkas, artinya tidak banyak formalitas kelas, langsung pada pokok bahasan,
mata pelajaran sesuai kebutuhan.
c. Tersedia 24 jam/hari – 7 hari/minggu, artinya penguaasaan materi tergantung pada
semangat dan daya serap siswa, bisa dimonitor, bisa diuji dengan e-test.
Penerapan metode e-learning pada perusahaan yang telah disusun dengan baik maka
akan menghasilkan keuntungan tersendiri untuk perusahaan, hal tersebut dikarenakan metode
pembelajaran menggunakan e-learning dapat meningkatkan skill karyawan yang sangat
dibutuhkan oleh perusahaan. Selain itu keuntungan pembelajaran menggunakan metode e-
learning adalah perusahaan dapat memastikan bahwa dokumentasi pembelajaran yang
diberikan kepada karyawan dapat disimpan dengan sistematis dan terinci.
2. Kekurangan E – Learning
Kekurangan E-learning menurut L. Gavrilova (2006:354) adalah pembelajaran dengan
model E-learning membutuhkan peralatan tambahan yang lebih (seperti komputer, monitor,
keyboard, dsb). Kekurangan E-learning yang diuraikan oleh Nursalam (2008:140) sebagai
berikut :
a. Kurangnya interaksi antara pengajar dan pelajar atau bahkan antar pelajar itu sendiri.
b. Kecenderungan mengabaikan aspek akademik atau aspek sosial dan sebaliknya membuat
tumbuhnya aspek bisnis/komersial.
c. Proses belajar mengajar cenderung ke arah pelatihan daripada pendidikan.
d. Berubahnya peran pengajar dari yang semula menguasai teknik pembelajaran
konvensional, kini juga dituntut mengetahui teknik pembelajaran yang menggunakan ICT
(information, communication, dan technology).
e. Tidak semua tempat tersedia fasilitas internet ( mungkin hal ini berkaitan dengan masalah
tersedianya listrik, telepon, ataupun komputer).
f. Kurangnya sumber daya manusia yang menguasai internet.
g. Kurangnya penguasaan bahasa komputer.
h. Akses pada komputer yang memadai dapat menjadi masalah tersendiri bagi peserta didik.
i. Peserta didik bisa frustasi jika mereka tidak bisa mengakses grafik, gambar, dan video
karena peralatan yang tidak memadai.
j. Tersedianya infrastruktur yang bisa dipenuhi.
k. Informasi dapat bervariasi dalam kualitas dan akurasi sehingga penduan dan fitur
pertanyaan diperlukan.
l. Peserta didik dapat merasa terisolasi.
Dari sekian banyak kemudahan dan kelebihan dalam fasilitas E-learning namun masih ada
rasa malas bagi para karyawan yang mungkin menganggap ini terlalu santai, tidak ada tekanan
sehingga jarang atau bahkan tidak pernah membuka materi yang dikirimkan ke emailnya.
Untuk mengatasi hal ini maka perusahaan perlu memberi pancingan kepada karyawan
sehingga mereka tetap semangat untuk belajar sekalipun memang dibuat dalam model yang lebih
santai dan flexibel. Mungkin perusahaan bisa memberikan reward berupa insentif tambahan bagi
mereka yang rajin menjawab quiz dan semacamnya.
Untuk merubah atau beralih dari masa training konvensional menuju training dengan E-
learning dalam era digital ini memang pasti butuh waktu yang tidak sebentar namun perusahaan
dan karyawan di dalamnya pasti bisa bekerja dan bersaing dengan cepat dan tepat dalam
mengikuti perkembangan yang ada dalam dunia kerjanya sehingga memang waktu yang ada bisa
lebih dimaksimalkan.
G. HAMBATAN PENGGUNAAN E – LEARNING
Beberapa kendala yang mesti menjadi bahan pertimbangan dalam menerapkan teknologi
web base learning adalah :
1. Faktor Waktu
Pengembangan Rancangan dan pengembangan web base learning memerlukan waktu
yang relatif lama. Hal ini terkait dengan rancangan website pembelajaran, rancangan modul
atau bahan ajar, bahan latihan dan bahan ujian dari dosen matakuliah.
2. Faktor Biaya
Biaya implementasi terkait dengan biaya akses internet secara bulanan, biaya produksi
awal yang relative besar seperti pengadaan peralatan (Komputer, jaringan telp/ADSL,
peralatan jaringan lokal, dll). Faktor biaya akan menjadi ringan jika sarana dan prasaran
pendukung telah tersedia, sehingga focus factor biaya hanya terletak pada biaya akses internet
dan biaya perancangan website.
3. Faktor Manusia
Kualitas SDM merupakan masalah klasik yang selalu “menghantui” di PTAI, terutama
dibidang Teknologi Informasi. Bahkan sampai saat ini ada anggapan dari beberapa dosen di
PTAI bahwa internet adalah “pusat dosa dan nista”. Sebuah ungkapan yang sangat naïf sekali
untuk menutupi kekurangan diri. Masih kurangnya minat dan perhatian unsur akademik
seperti dosen, pimpinan dan mahasiswa pada PTAI menambah panjang factor tantangan
dalam penerapan web base learning di PTAI.
4. Faktor Budaya
Pemanfaatan e-learning membutuhkan budaya belajar mandiri dan kebiasaan untuk
belajar atau mengikuti pelatihan melalui komputer, dimana hal ini baru dimiliki oleh sebagian
kecil sumber daya manusia kita. Oleh karena itu, change management yang handal sangat
diperlukan untuk menjamin kesuksesan penerapan e-learning ini
5. Faktor Teknologi dan Infrastruktur
E-learning membutuhkan perangkat komputer, jaringan yang handal, dan teknologi
yang tepat. Akan tetapi, ketersediaaan infrastruktur dan teknologi ini masih belum memadai
bagi beberapa perusahaan.
6. Faktor Desain Materi
Penyampaian materi dalam bentuk e-learning, tentu berbeda dengan penyampaian
materi dalam training konvesional. Penyampain materi melalui e-learning perlu dikemas
dalam bentuk yang learner-centric. Saat ini masih sangat sedikit instructional designer yang
berpengalaman dalam membuat suatu paket pelajaran e-learning yang memadai.
7. Tidak memiliki strategi implementasi (blue print) yang komprehensif
Sering kali perusahaannya hanya berpikir dalam jangka pendek ketika memutuskan
untuk mengimplementasikan e-learning, bahkan hanya menganggap e-learning sebagai
sebuah pilot project. Hal ini jelas merupakan sebuah kesalahan besar. Penerapan e-learning
harus dipikirkan dengan matang dan terencana karena banyak hal yang terkait di dalamnya.
Oleh karenanya, sebelum memutuskan untuk mengimplementasikan e-learning, perusahaan
harus sudah memikirkan langkah-langkah strategis yang akan diterapkan, baik dalam jangka
pendek dan jangka panjang untuk memastikan kelangsungan implementasi e-learning yang
berdaya guna.
Untuk itu, pada awalnya perusahaan harus melakukan identifikasi dan penggalian
informasi mengenai implementasi e-learning, baik dengan memanfaatkan jasa konsultan e-
learning atau pun melakukan adopsi (benchmark) dari perusahaan lainnya yang sudah sukses
mengimplementasikan e-learning. Selain itu, harus dipastikan agar implementasi e-learning
tidak berdiri sendiri, tetapi terintegrasi dengan learning management secara keseluruhan.
8. Ketidaksiapan melakukan change management
Yang dimaksud dengan change managementdi sini lebih dalam konteks people. Harus
disadari bahwa keberhasilan implementasi e-learning sangat tergantung dari penerimaan atau
respons para penggunanya (dalam hal ini adalah karyawan perusahaan). Implementasi e-
learning dapat dikatakan sukses apabila ada antusiasme yang tinggi dari penggunanya, dan
memberikan dampak positif bagi peningkatan kualitas SDM dalam rangka mencapai target
perusahaan. Salah satu tantangan yang perlu dipikirkan dengan matang oleh manajemen
adalah merubah proses atau budaya belajar (learning culture) karyawan perusahaan. Apabila
selama ini proses pembelajaran lebih didominasi dengan metode konvensional, khususnya
pelatihan di kelas (training classroom), di mana ada peran seorang instruktur atau trainer yang
memberikan pelatihan, maka dengan e-learning peran itu menjadi hilang.
Oleh karenanya, perusahaan harus membuat kebijakan yang tepat, yang dapat
memberikan rangsangan kepada para karyawan agar mau berpartisipasi secara aktif sehingga
proses pembelajaran dapat berjalan dengan efektif. Pemberian reward kepada peserta
dengan result evaluation yang sangat baik, penugasan seorang supervisor untuk mengawasi
implementasi di setiap cabang atau unit kerja, dan kebijakan untuk menjadikan e-learning
sebagai salah satu tolak ukur kompetensi karyawan merupakan beberapa cara yang bisa
diterapkan.
9. Kurangnya support dari manajemen secara keseluruhan
Kesan yang seringkali muncul adalah implementasi e-Learning di sebuah perusahaan
hanya menjadi milik dan tanggung jawab satu divisi saja, khususnya Training/Learning
Center. Kondisi demikian membuat divisi lainnya merasa tidak dilibatkan, dan hal ini
menyebabkan timbulnya resistensi terhadap implementasi e-Learning di perusahaan.
Seharusnya implementasi e-Learning menjadi milik semua elemen di perusahaan dengan
tujuan pengembangan sumber daya manusia demi kelancaran bisnis perusahaan. Harus ada
sinergi dari semua pihak di perusahaan agar implementasi e-Learning dapat berjalan dengan
baik dan makksimal, mulai dari proses pengembangan hingga pelaksanaannya,.
10. Ketidaksiapan infrastruktur teknologi
Tanpa teknologi yang memadai, mustahil implementasi e-learning dapat berjalan
maksimal. Teknologi bukan hanya sekedar sarana pendukung, tetapi menjadi syarat mutlak
yang harus dipenuhi. Keberadaan teknologi yang memadai menjadi salah satu faktor kunci
keberhasilan implementasi e-learning di perusahaan. Salah satu contoh kegagalan yang sering
terjadi adalah masalah bandwith. Perusahaan tidak memperhitungkan dengan cermat
kapasitas bandwith yang dibutuhkan untuk implementasi e-learning dan kaitannya dengan
proses operasional perusahaan. Yang kemudian terjadi adalah keberadaan e-learning justru
dianggap menjadi penghambat proses operasional perusahaan.
Kondisi ini kemudian diikuti dengan langkah untuk mengurangi
kapasitas bandwith untuk penggunaan e-learning. Dampaknya adalah proses pembelajaran via
e-learning menjadi sangat lambat, khususnya dalam proses pengunduhan materi. Hal ini jelas
menimbulkan ketidaknyamanan bagi para penggunanya. Ketika ini terjadi, dapat dikatakan
bahwa penerapan e-learning telah setengah jalan menuju kegagalannya, karena seperti yang
telah saya jelaskan di poin sebelumnya, keberhasilan e-learning tergantung bagaimana
penerimaan atau respons dari para penggunanya.
11. Individu-individu pelaksana yang kurang kompeten
Perusahaan menganggap bahwa e-learning dapat dikelola oleh siapa saja. Ini jelas
pemahaman yang sangat salah. Dapat dikatakan bahwa e-learning merupakan perpaduan dari
banyak unsur, seperti education, IT, art, dan multi-media. Oleh karenanya, dibutuhkan figur-
figur yang memiliki pengetahuan terkait dengan unsur-unsur tersebut. Figur yang tidak hanya
paham bagaimana membuat sebuah materi yang berguna, tetapi juga bagaimana materi itu
menarik bagi para pembelajarnya, serta dapat berfungsi dengan baik dalam koridor teknologi.
12. Penggunaan Learning Management System (LMS) yang tidak tepat sasaran
LMS adalah software aplikasi yang berfungsi untuk menyimpan, mengelola, dan
mendistribusikan berbagai materi pelatihan, ujian atau test yang telah disiapkan. LMS
dilengkapi dengan katalog online sehingga pembelajar dapat mengakses, memilih, dan
menjalankan berbagai materi pelatihan yang ada. LMS mampu mencatat log
atau tracking aktivitas setiap pembelajar yang memanfaatkan e-learning.
Ada banyak aplikasi LMS yang dapat dipilih dan digunakan, baik yang sifatnya
berbayar atau pun gratis. Setiap aplikasi LMS tersebut memiliki kelebihan dan kekurangannya
masing-masing. Agar tidak salah pilih, sebaiknya perusahaan perlu terlebih dahulu melakukan
identifikasi kebutuhan mereka akan LMS yang disesuaikan dengan sistem pembelajaran yang
akan dibangun dan diterapkan kedepannya.
13. Pemilihan vendor e-learning yang tidak tepat
Biasanya perusahaan memilih sebuah vendor e-learning karena dua alasan, yaitu harga
yang relatif murah dan nama besar. Hal itu memang tidak salah, tetapi alangkah baiknya bila
pemilihan vendor e-learning disesuaikan dengan kebutuhan dan strategi implementasi yang
ada agar kedepannya implementasi e-learning dapat berjalan dengan efektif dan efisien.
Sebagai contohnya, perusahaan memilih vendor A karena harga yang ditawarkan jauh lebih
murah dibandingkan kompetitornya. Tetapi ternyata kualitas modul e-learning yang
dihasilkan sangat mengecewakan dan jauh dari ekspektasi perusahaan, serta tidak menarik
minat karyawan untuk mempelajarinya.
Contoh lainnya adalah perusahaan memilih vendor B karena nama besarnya di bidang e-
learning. Secara kualitas memang bagus, tetapi belakangan baru diketahui bahwa modul yang
dihasilkan memiliki satu kelemahan utama, yaitu tidak dapat di-update oleh pihak internal
perusahaan karena ada keterbatasan komponen yang hanya dimiliki oleh vendor tersebut.
Jadilah perusahaan harus mengeluarkan biaya tambahan apabila ingin melakukan perubahan
yang bersifat update. Padahal perusahaan sudah mengalokasikan SDM khusus yang bertugas
untuk melakukan perubahan atau modifikasi.
14. Penyusunan kursus atau materi e-learning yang tidak sesuai dengan kebutuhan atau
strategi bisnis perusahaan (business strategy)
Hal ini merupakan kondisi yang tidak hanya terjadi pada implementasi e-learning, tetapi
secara lebih luas juga pada pelaksanaan training di banyak perusahaan. Ketika menyusun
sebuah training, pihak yang terkait sering kali tidak mempertimbangkan implikasinya bagi
strategi bisnis perusahaan. Mereka beranggapan bahwa karyawan perlu tahu tentang sebuah
materi training, tanpa memikirkan alasan, tujuan, atau dampaknya secara langsung bagi
karyawan dan perusahaan. Langkah yang sebaiknya dilakukan di awal adalah
melakukan training needs analysis (TNA) berbasis kompetensi yang mengacu pada corporate
strategy, business strategy, dan functional strategies.
Hasil dari proses tersebut nantinya tertuang dalam sebuah matriks implication of
business strategy for training, yang akan dijadikan acuan dalam menyusun sebuah training
atau eContent bagi karyawan perusahaan.
15. Modul e-learning yang tidak sesuai dengan prinsip-prinsip instructional design (tidak
efektif)
Ada beberapa hal yang dapat dijadikan contoh indikasi. Pertama adalah developer
minded, bukan user minded. Dalam mengembangkan sebuah modul e-learning, seharusnya
didasari atas pemikiran “apa yang perlu diketahui dan yang terbaik” untuk pembelajar (user),
bukan apa yang terbaik menurut kacamata developer. Kedua adalah lebih mendahulukan
tampilan (grafis) daripada instructional strategy. Harus dipahami bahwa sebuah modul e-
learning yang baik diukur dari seberapa mudah materi pembelajarannya untuk dimengerti dan
dipahami, bukan dari seberapa bagus kualitas grafis yang ditampilkan. Untuk itu diperlukan
pemilihan instructional strategy yang baik dan sesuai. Grafis hanyalah salah satu bagian
dari instructional strategy yang digunakan untuk mempermudah user memahami sebuah
materi. Ketiga adalah cakupan materi yang terlalu banyak dan dipaksakan. Banyak
perusahaan terjebak dalam pemikiran bahwa kehadiran e-learning otomatis akan
menggantikan fungsi training konvensional (classroom).
Kondisi ini membuat perusahaan sebisa mungkin memasukkan materi sebanyak-
banyaknya dalam sebuah modul e-learning. Hal ini jelas menyulitkan bagi para pembelajar
dalam mempelajari dan memahami materi yang disampaikan. Sebuah modul e-learning
seharusnya mudah untuk dipelajari (simple). Satu yang harus dipahami adalah bahwa
kehadiran e-learning tidak otomatis menggantikan training konvensional secara keseluruhan.
Ada beberapa materi pembelajaran yang dapat sepenuhnya menggunakan e-learning, dan ada
beberapa lainnya yang tetap harus disampaikan dengan metode konvensional.
H. SOLUSI MENGHADAPI HAMBATAN PENERAPAN E – LEARNING
Beberapa solusi alternatif yang dapat menjadi pertimbangan dalam mengatasi masalah
penerapan web base learning ini, diantaranya :
1. Untuk tahap awal hanya dirancang khusus web base learning yang sesuai dengan kebutuhan.
Artinya hanya beberapa matakuliah yang dianggap telah siap untuk dimuat dalam website
learning.
2. Alokasi dana khusus merupakan langkah yang paling tepat untuk mengatasi masalah
pendanaan. Kondisi ini atau masalah kekurangan biaya tidak menjadikan
pengimplementasian web base learning tertunda, karena kebanyakan PTAI saat ini telah
memiliki website akademik mandiri dan begitu juga dengan jaringan akses internet,
sehingga dengan kondisi yang setidaknya PTAI sudah mampu membuat sebuah prototype
pembelajaran berbasis web.
3. Pengaruh mobilitas informasi menjadikan tantangan tersendiri bagi mahasiswa dan dosen
untuk mengikuti perkembangan ilmu dan teknologi terutama teknologi informasi. Kondisi
ini menjadikan mahasiswa dan dosen untuk berusaha memicu diri untuk memanfaatkan
fasilitas teknologi dalam mengimbangi mobilitas informasi tersebut. Disamping hal tersebut,
pelatihan, sosialisai yang intensif dan terjadwal merupakan langkah yang tepat untuk
mengtasi permasalah kualitas sumber daya manusia.
I. Penerapan E-Learning Terhadap Perkembangan Usaha
E-learning telah berkembang menjadi suatu metode alternatif dalam memberi pelatihan
karyawan perusahaan di Indonesia. Namun, dalam perjalanannya masih banyak perusahaan yang
gagal dalam mengimplementasikannya.
Hal ini dapat diidentifikasi dengan tidak digunakannya lagi e-learning karena berbagai
alasan. Padahal perusahaan sudah menginvestasikan dananya dalam jumlah yang tidak
sedikit. E-learning hanya sempat digunakan beberapa kali saja, tetapi selanjutnya nyaris tak
terdengar alias gagal diterapkan.
Hal ini terjadi karena banyak perusahaan berharap dengan menggunakan e-learning maka
biaya pelatihan yang dikeluarkan perusahaan dapat dipotong menjadi lebih rendah. Biaya
akomodasi, transportasi, dan lokasi pelatihan dapat dihilangkan atau diminimalkan dengan
adanya teknologi internet. Alasan ini sebenarnya logis juga dan diamini oleh banyak perusahaan.
Hal yang terbayang pertama kali oleh perusahaan tentang e-learning biasanya adalah
pelatihan berbasis komputer dan internet sehingga yang dipersiapkan pertama kali oleh
perusahaan untuk mengimplementasikan e-learning adalah pengadaan sistem aplikasi dan
modulnya terlebih dahulu. Asal punya anggaran dana cukup, perusahaan dapat dengan mudah
membeli dan memasang sistem aplikasi e-learning yang canggih di perusahaan. Namun karena
kelewat canggih dan rumit terkadang membuat mereka kesulitan menjalankan aplikasi tersebut.
Dalam hal modul atau materi e-learning, yang sering terjadi adalah perusahaan membeli
modul dengan judul sesuai kebutuhan, tetapi tidak memperhatikan metode belajar yang
ditawarkan sehingga menyebabkan kebingungan si penggunanya. Padahal manusia atau si
penggunanya yang menjadi kunci keberhasilan penerapan e-learning.
Ketidak cocokan antara ketiga faktor, yaitu sistem aplikasi e-learning, modul belajar, dan
manusia yang akan menggunakan berakibat pada resistensi dan kegagalan dalam menerapkan e-
learning. Menurut Benjamin Pitman, Ph.D dalam bukunya Designing Effective E-learning,
perusahaan harus bisa mengenali kebutuhan si penggunanya terlebih dulu, baru kecanggihan
aplikasi teknologi dan modul yang akan digunakan. Terdapat empat faktor yang harus
dipertimbangkan agar si pengguna merasa “cocok” dengan modul dan teknologi yang akan
digunakan.
1) Faktor Demografi
Diantaranya adalah lokasi bekerja, usia, tingkat pendidikan, dan jabatan seseorang.
Perusahaan yang memiliki karyawan kebanyakan usia muda dan rata-rata berpendidikan
tinggi biasanya tidak ada masalah dengan penggunaan teknologi dan terbiasa menggunakan
berbagai perangkat dan aplikasi komputer yang canggih.
2) Faktor Pengetahuan Yang Dimiliki
Modul pelatihan apa saja yang pernah diikuti? Seberapa “canggih” kemampuan mereka
menggunakan komputer? Atau bagaimana latar belakang bisnis mereka? Karyawan dari
organisasi pendidikan atau lembaga non profit mungkin tidak terbiasa dengan jargon-jargon
bisnis. HaI ini mempengaruhi metode belajar dan modul e-learning yang akan diberikan.
3) Faktor Motivasi Karyawan
Apakah alasan mengikuti pelatihan karena dipaksa perusahaan ataukah karena memang
ada keinginan untuk mengembangkan diri? Jika motivasi si pengguna karena dipaksa belajar
oleh perusahaan dan ditambah lagi dengan metode yang dianggap menyusahkan maka e-
learning tersebut akan mengalami kegagalan.
4) Faktor Lingkungan
Seberapa canggih teknologi yang sudah dipunyai? Bagaimana spesifikasi komputer
yang dimiliki? Bagaimanakah kecepatan internet yang akan digunakan? Pertanyaan-
pertanyaan tersebut harus terjawab terlebih dahulu. Jika kecepatan internetnya “pas-pasan”
maka sudah tentu sangat tidak disarankan menggunakan video conference yang memakan
bandwidth cukup banyak dan jika spesifikasi komputer yang tersedia adalah rendah maka
perusahaan sebaiknya menggunakan teknologi dengan format yang sederhana saja. Percuma
menggunakan modul e-learning “keren,” tetapi tidak bisa digunakan sama sekali karena
komputernya “jadul.”
Faktor tambahan lain yang tidak kalah penting adalah penerapan manajemen perubahan.
Mengubah budaya belajar karyawan perusahaan dari yang biasanya di dalam kelas menjadi
belajar mandiri tanpa “pengawasan” tidaklah mudah. Perlu dikelola dengan baik. Apabila
manajemen perubahan dilakukan secara terencana dan tepat maka menumbuhkan motivasi dan
komitmen karyawan untuk belajar mandiri bukanlah hal yang tidak mungkin untuk diwujudkan.
J. DAMPAK E–LEARNING PADA BIAYA OPERASIONAL PERUSAHAAN
Menurut saya, tergantung perusahaan itu sendiri, jika memang perusahaan tersebut sudah
mengikuti jaman modern seperti ini. Mungkin akan berdampak pada biaya Operasional
Perusaahaan, Karena jika suatu karyawan tidak bisa menguasai atau tidak bisa menggunakan
sesuai dengan E-Learning maka akan berdampak pada pekerjaan yang sedang ia kerjakan apabila
terjadi sesuatu yang mendesak, seperti karyawan tersebut keluar kota, sakit atau sebagainya.
K. SOLUSI YANG DIBERIKAN MANAJER SUMBER DAYA DALAM PENERAPAN E-
LEARNING DI PERUSAHAAN
Didukung dengan perencanaan dan manajemen perubahan yang matang, e-learningdapat
menjadi kendaraan yang efektif untuk meningkatkan kinerja perusahaan melalui pengembangan
SDM-nya. Dalam perkembangan yang sudah modern ini.
Pada akhirnya dengan semakin tinggi tingkat persaingan bisnis, kebutuhan pengembangan
kompetensi karyawan dituntut untuk dapat cepat meresponnya. Bagi perusahaan yang memiliki
banyak karyawan, tersebar di berbagai wilayah, dan karyawannya tidak dapat meninggalkan
lokasi kerja dalam waktu lama maka e-learning bisa menjadi satu solusi untuk mewujudkannya.
L. Contoh Penerapan E-Learning Pada Perusahaan di Indonesia
1. Bank internasional Indonesia
Salah satu bank konvensional, yaitu bank internasional indonesia (bii). Dahulu sebelum
masuk e-learning, mereka belum bisa memaksimalkan menjaring nasabah maupun
mempromosikan produk-produk perbankan yang mereka miliki. Hal itu dikarenakan para
karyawan atau pegawai bii belum mengetahui dan menerapkan e-learning. Akhirnya,
kebijakan perusahaan memberikan pelatihan e-learning kepada para karyawan secara
bertahap.
Pelatihan e-learning dilakukan cukup singkat, yaitu sekitar 1 – 2 hari. Namun, hasil
yang didapatkan bisa terasa. Bii mulai berbenah dengan sumber daya manusia (sdm) yang
berwawasan e-learning. Perubahan positif itu menjadi sesuatu yang dinanti-nantikan oleh bii
karena bisa berdampak luar biasa.
2. Federal International Finance (FIF)
Contoh e-learning lainnya, yaitu di Federal International Finance. Perusahaan
pembiayaan kredit kendaraan bermotor ini juga tak ingin kelewatan dari manfaat e-Learning.
Pelatihan dan pengembangan kompetensi melalui e-Learning ini telah dilakukan semenjak
tahun 2003. Menurut Thaufik Noograha, Direktur FIF mengakui bahwa implementassi e-
Learning telah memberikan dampak yang luar biasa. Sebagai contoh, tercatat sebanyak 2.500
karyawan baru yang diwajibkan mengikuti pelatihan selama periode Mei 2006 sampain
dengan 30 April 2007. Dengan penerapan e-Learning ini, Thaufik mengatakan, sebesar 72%
efisiensi tercipta per tahun.
3. Garuda Indonesia
Salah satu maskapai penerbangan kebanggaan indonesia ini juga sudah menerapkan e-
learning perusahaan. Hal itu dikarenakan garuda indonesia sangat yakin bahwa penerapan e-
learning menjadi pendukung utama dalam kemajuan perusahaan. Oleh karena itu, pihak
garuda tidak ragu untuk memberikan pelatihan e-learning kepada banyak keryawannya.
4. Bank Mandiri
Perusahaan Bank Mandiri telah menerapkan proses pembelajaran melalui e-learning
yang dimana pembelajaran dapat dilakukan pada jarak jauh dan juga dapat diakses seluruh
karyawan Bank Mandiri diseluruh cabang di Indonesia.
Menurut Chief Executive Officer (CEO) Bank Mandiri keuntungan yang diperoleh
dalam menerapkan pembelajaran menggunakan e-learning adalah untuk meminimalisir biaya
yang dikeluarkan guna untuk pembelajaran atau pelatihan bagi karyawan Bank yang
jumlahnya tidak sedikit, selain itu penerapan pembelajaran e-learning bersifat sangat cepat
sehingga para karyawan dapat langsung mengakses materi pembelajaran yang telah di kirim
melalui e-learning tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Putra, Yananto Mihadi. (2018). Modul Kuliah Sistem Informasi Manajemen: Implementasi
Sistem Informasi. FEB - Universitas Mercu Buana: Jakarta
Kunt, Wais. (2013, 03 Januari). Hambatan Pemanfaatan Elearning. Diperoleh 27 Desember
2018, dari http://kangdumadi.blogspot.com/2013/01/hambatan-pemanfaatan-e-learning.html
Anonim. (2016, 16 Juli). Pelatihan Dengan E-learning. Diperoleh 27 Desember 2018, dari
https://www.proweb.co.id/articles/hrm/pelatihan_elearning.html
Waldhemar, Muhammad Isarino. (2011, 24 Juli) Kegagalan Implementasi E-learning Di
Perusahaan. Diperoleh 27 Desember 2018, dari
https://waldhemar.wordpress.com/2011/07/24/kegagalan-implementasi-e-learning-di-
perusahaan/
Fitria, Kiki. (2018, 17 Juli). Penerapan Konten “E-Learning” Pada Perusahaan. Diperoleh 27
Desember 2018, dari
https://www.kompasiana.com/kiki28621/5b4dfbc05a676f57431b00c2/penerapan-konten-e-
learning-pada-perusahaan?page=all
Hanyu2013. (2017, 26 Desember). Pengertian, Karakteristik dan Manfaat E-learning. Diperoleh
27 Desember 2018, dari http://sepridahanum.web.id/pengertian-karaktiristik-dan-manfaat-e-
learning/
Vitasari, Lut. (2018, 13 Desember). Pengenalan E-Learning. Diperoleh 27 Desember 2018, dari
http://43217010145.blog.mercubuana.ac.id/2018/12/13/tugas-14-lut-vitasari-yananto-mihadi-
putra-s-e-m-si-cma-pengenalan-e-learning-2018/

More Related Content

What's hot

SIM 14, Afifah Luthfiah, Hapzi Ali, E-LEARNING, Univ. Mercubuana, 2018
SIM 14, Afifah Luthfiah, Hapzi Ali, E-LEARNING, Univ. Mercubuana, 2018SIM 14, Afifah Luthfiah, Hapzi Ali, E-LEARNING, Univ. Mercubuana, 2018
SIM 14, Afifah Luthfiah, Hapzi Ali, E-LEARNING, Univ. Mercubuana, 2018
Afifah Luthfiah
 
SIM, Khusrul Kurniawan, Prof. Dr. Hapzi Ali, E-learning, Universitas Mercu Bu...
SIM, Khusrul Kurniawan, Prof. Dr. Hapzi Ali, E-learning, Universitas Mercu Bu...SIM, Khusrul Kurniawan, Prof. Dr. Hapzi Ali, E-learning, Universitas Mercu Bu...
SIM, Khusrul Kurniawan, Prof. Dr. Hapzi Ali, E-learning, Universitas Mercu Bu...
Khusrul Kurniawan
 
Tugas sim, anis haerunisa, yananto mihadi putra,se,m.si, konsep e learning, 2018
Tugas sim, anis haerunisa, yananto mihadi putra,se,m.si, konsep e learning, 2018Tugas sim, anis haerunisa, yananto mihadi putra,se,m.si, konsep e learning, 2018
Tugas sim, anis haerunisa, yananto mihadi putra,se,m.si, konsep e learning, 2018
AnisHaerunisa2
 
proposal-skripsi-penerapan-e learning-stmik-amikom-purwokerto
proposal-skripsi-penerapan-e learning-stmik-amikom-purwokertoproposal-skripsi-penerapan-e learning-stmik-amikom-purwokerto
proposal-skripsi-penerapan-e learning-stmik-amikom-purwokerto
Azizah Amel
 

What's hot (19)

Tik e learning
Tik e learningTik e learning
Tik e learning
 
Tugas sim an'nida fatra yananto mihadi putra, se, m.si pengenalan e learning ...
Tugas sim an'nida fatra yananto mihadi putra, se, m.si pengenalan e learning ...Tugas sim an'nida fatra yananto mihadi putra, se, m.si pengenalan e learning ...
Tugas sim an'nida fatra yananto mihadi putra, se, m.si pengenalan e learning ...
 
SIM 14, Afifah Luthfiah, Hapzi Ali, E-LEARNING, Univ. Mercubuana, 2018
SIM 14, Afifah Luthfiah, Hapzi Ali, E-LEARNING, Univ. Mercubuana, 2018SIM 14, Afifah Luthfiah, Hapzi Ali, E-LEARNING, Univ. Mercubuana, 2018
SIM 14, Afifah Luthfiah, Hapzi Ali, E-LEARNING, Univ. Mercubuana, 2018
 
PENGUATAN PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DI SATUAN PENDIDIKAN
PENGUATAN PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DI SATUAN PENDIDIKANPENGUATAN PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DI SATUAN PENDIDIKAN
PENGUATAN PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DI SATUAN PENDIDIKAN
 
SIM, Khusrul Kurniawan, Prof. Dr. Hapzi Ali, E-learning, Universitas Mercu Bu...
SIM, Khusrul Kurniawan, Prof. Dr. Hapzi Ali, E-learning, Universitas Mercu Bu...SIM, Khusrul Kurniawan, Prof. Dr. Hapzi Ali, E-learning, Universitas Mercu Bu...
SIM, Khusrul Kurniawan, Prof. Dr. Hapzi Ali, E-learning, Universitas Mercu Bu...
 
Makalah sim p
Makalah sim pMakalah sim p
Makalah sim p
 
Sim, nurfanida putri hikmalia, hapzi ali, e learning, universitas mercu buana...
Sim, nurfanida putri hikmalia, hapzi ali, e learning, universitas mercu buana...Sim, nurfanida putri hikmalia, hapzi ali, e learning, universitas mercu buana...
Sim, nurfanida putri hikmalia, hapzi ali, e learning, universitas mercu buana...
 
Dampak Pemanfaatan Sistem E-Learning Pada Siloam Hospitals Kebon Jeruk Untuk ...
Dampak Pemanfaatan Sistem E-Learning Pada Siloam Hospitals Kebon Jeruk Untuk ...Dampak Pemanfaatan Sistem E-Learning Pada Siloam Hospitals Kebon Jeruk Untuk ...
Dampak Pemanfaatan Sistem E-Learning Pada Siloam Hospitals Kebon Jeruk Untuk ...
 
TUGAS SIM, EVI YULIANA SARI, YANANTO MIHADI PUTRA, SE, M. Si, PENGENALAN ELEA...
TUGAS SIM, EVI YULIANA SARI, YANANTO MIHADI PUTRA, SE, M. Si, PENGENALAN ELEA...TUGAS SIM, EVI YULIANA SARI, YANANTO MIHADI PUTRA, SE, M. Si, PENGENALAN ELEA...
TUGAS SIM, EVI YULIANA SARI, YANANTO MIHADI PUTRA, SE, M. Si, PENGENALAN ELEA...
 
Tugas sim, siti aisyah 43218110095, dampak pemanfaatan sistem e learning pada...
Tugas sim, siti aisyah 43218110095, dampak pemanfaatan sistem e learning pada...Tugas sim, siti aisyah 43218110095, dampak pemanfaatan sistem e learning pada...
Tugas sim, siti aisyah 43218110095, dampak pemanfaatan sistem e learning pada...
 
Tugas sim, istianah indrayani , yananto mihadi putra se m.si, pengenalan e le...
Tugas sim, istianah indrayani , yananto mihadi putra se m.si, pengenalan e le...Tugas sim, istianah indrayani , yananto mihadi putra se m.si, pengenalan e le...
Tugas sim, istianah indrayani , yananto mihadi putra se m.si, pengenalan e le...
 
Elearning
ElearningElearning
Elearning
 
Tugas sim, anis haerunisa, yananto mihadi putra,se,m.si, konsep e learning, 2018
Tugas sim, anis haerunisa, yananto mihadi putra,se,m.si, konsep e learning, 2018Tugas sim, anis haerunisa, yananto mihadi putra,se,m.si, konsep e learning, 2018
Tugas sim, anis haerunisa, yananto mihadi putra,se,m.si, konsep e learning, 2018
 
Tugas sim pengenalan elearning
Tugas sim   pengenalan elearningTugas sim   pengenalan elearning
Tugas sim pengenalan elearning
 
Sim 14, bayu nugroho, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, pengenalan e learning...
Sim 14, bayu nugroho, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, pengenalan e learning...Sim 14, bayu nugroho, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, pengenalan e learning...
Sim 14, bayu nugroho, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, pengenalan e learning...
 
Modul media pembelajaran
Modul media pembelajaranModul media pembelajaran
Modul media pembelajaran
 
Jurnal ilmiah 5235125319-jumat-3
Jurnal ilmiah 5235125319-jumat-3Jurnal ilmiah 5235125319-jumat-3
Jurnal ilmiah 5235125319-jumat-3
 
Laporan
LaporanLaporan
Laporan
 
proposal-skripsi-penerapan-e learning-stmik-amikom-purwokerto
proposal-skripsi-penerapan-e learning-stmik-amikom-purwokertoproposal-skripsi-penerapan-e learning-stmik-amikom-purwokerto
proposal-skripsi-penerapan-e learning-stmik-amikom-purwokerto
 

Similar to TUGAS SIM, PRATIWI ROSANTRY,YANANTO MIHADI PUTRA,SE, M.Si, PENGENALAN E-LEARNING, 2018

Tugas sim, rama nurrajib, yananto mihadi putra, se, m.si., pengenalan e learn...
Tugas sim, rama nurrajib, yananto mihadi putra, se, m.si., pengenalan e learn...Tugas sim, rama nurrajib, yananto mihadi putra, se, m.si., pengenalan e learn...
Tugas sim, rama nurrajib, yananto mihadi putra, se, m.si., pengenalan e learn...
RamaNurrajib
 
Tugas SIM, Septian Dwi Noorcahyo, Yananto Mihadi Putra, SE, M.Si., Pengenalan...
Tugas SIM, Septian Dwi Noorcahyo, Yananto Mihadi Putra, SE, M.Si., Pengenalan...Tugas SIM, Septian Dwi Noorcahyo, Yananto Mihadi Putra, SE, M.Si., Pengenalan...
Tugas SIM, Septian Dwi Noorcahyo, Yananto Mihadi Putra, SE, M.Si., Pengenalan...
SeptianCahyo10
 
Sim,lisa andriyani,hapzi ali,pengenalan e learning,universitas mercubuana,2017
Sim,lisa andriyani,hapzi ali,pengenalan e learning,universitas mercubuana,2017Sim,lisa andriyani,hapzi ali,pengenalan e learning,universitas mercubuana,2017
Sim,lisa andriyani,hapzi ali,pengenalan e learning,universitas mercubuana,2017
Lisa Andriyani
 

Similar to TUGAS SIM, PRATIWI ROSANTRY,YANANTO MIHADI PUTRA,SE, M.Si, PENGENALAN E-LEARNING, 2018 (17)

Pengenalan E-learning Pada Sistem Informasi Manajemen
Pengenalan E-learning Pada Sistem Informasi ManajemenPengenalan E-learning Pada Sistem Informasi Manajemen
Pengenalan E-learning Pada Sistem Informasi Manajemen
 
Dampak Pemanfaatan Sistem E-learning Pada PT. Kereta Api Indonesia Untuk Men...
Dampak Pemanfaatan Sistem E-learning Pada PT. Kereta Api Indonesia  Untuk Men...Dampak Pemanfaatan Sistem E-learning Pada PT. Kereta Api Indonesia  Untuk Men...
Dampak Pemanfaatan Sistem E-learning Pada PT. Kereta Api Indonesia Untuk Men...
 
Tugas sim, dian anggraeni, yananto mihadi putra, se, m.si, e learning, 2018
Tugas sim, dian anggraeni, yananto mihadi putra, se, m.si, e   learning, 2018Tugas sim, dian anggraeni, yananto mihadi putra, se, m.si, e   learning, 2018
Tugas sim, dian anggraeni, yananto mihadi putra, se, m.si, e learning, 2018
 
Tugas sim, mayang sari, yananto mihadi putra, pengenalan e learning, 2018.
Tugas sim, mayang sari, yananto mihadi putra, pengenalan e learning, 2018.Tugas sim, mayang sari, yananto mihadi putra, pengenalan e learning, 2018.
Tugas sim, mayang sari, yananto mihadi putra, pengenalan e learning, 2018.
 
324160 tugas sim, achmat nurfauzi, yananto mihadi putra, se, m.si., pengen
324160 tugas sim, achmat nurfauzi, yananto mihadi putra, se, m.si., pengen324160 tugas sim, achmat nurfauzi, yananto mihadi putra, se, m.si., pengen
324160 tugas sim, achmat nurfauzi, yananto mihadi putra, se, m.si., pengen
 
Sim 14 ellya yasmien, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, pengenalan e-learning...
Sim 14 ellya yasmien, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, pengenalan e-learning...Sim 14 ellya yasmien, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, pengenalan e-learning...
Sim 14 ellya yasmien, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, pengenalan e-learning...
 
Tugas sim, rama nurrajib, yananto mihadi putra, se, m.si., pengenalan e learn...
Tugas sim, rama nurrajib, yananto mihadi putra, se, m.si., pengenalan e learn...Tugas sim, rama nurrajib, yananto mihadi putra, se, m.si., pengenalan e learn...
Tugas sim, rama nurrajib, yananto mihadi putra, se, m.si., pengenalan e learn...
 
Tugas SIM, Septian Dwi Noorcahyo, Yananto Mihadi Putra, SE, M.Si., Pengenalan...
Tugas SIM, Septian Dwi Noorcahyo, Yananto Mihadi Putra, SE, M.Si., Pengenalan...Tugas SIM, Septian Dwi Noorcahyo, Yananto Mihadi Putra, SE, M.Si., Pengenalan...
Tugas SIM, Septian Dwi Noorcahyo, Yananto Mihadi Putra, SE, M.Si., Pengenalan...
 
Sim, 14, novenia sembiring, hapzi ali, universitas mercu buana,e learning, 2018
Sim, 14, novenia sembiring, hapzi ali, universitas mercu buana,e learning, 2018Sim, 14, novenia sembiring, hapzi ali, universitas mercu buana,e learning, 2018
Sim, 14, novenia sembiring, hapzi ali, universitas mercu buana,e learning, 2018
 
Sim, 14, fariz satano, hapzi ali, universitas mercu buana,e learning, 2018
Sim, 14, fariz satano, hapzi ali, universitas mercu buana,e learning, 2018Sim, 14, fariz satano, hapzi ali, universitas mercu buana,e learning, 2018
Sim, 14, fariz satano, hapzi ali, universitas mercu buana,e learning, 2018
 
SIM, Tiara Anggraeni, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Pengenalan E-Learning, Univer...
SIM, Tiara Anggraeni, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Pengenalan E-Learning, Univer...SIM, Tiara Anggraeni, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Pengenalan E-Learning, Univer...
SIM, Tiara Anggraeni, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Pengenalan E-Learning, Univer...
 
Tugas ke 14,sim,cristina ayu rini,prof.dr.hapzi ali,cma,elearning,universitas...
Tugas ke 14,sim,cristina ayu rini,prof.dr.hapzi ali,cma,elearning,universitas...Tugas ke 14,sim,cristina ayu rini,prof.dr.hapzi ali,cma,elearning,universitas...
Tugas ke 14,sim,cristina ayu rini,prof.dr.hapzi ali,cma,elearning,universitas...
 
Sim,agus saiful,prof.dr.ir hapzi ali, mm ,cma,sistem elearning ,universitas m...
Sim,agus saiful,prof.dr.ir hapzi ali, mm ,cma,sistem elearning ,universitas m...Sim,agus saiful,prof.dr.ir hapzi ali, mm ,cma,sistem elearning ,universitas m...
Sim,agus saiful,prof.dr.ir hapzi ali, mm ,cma,sistem elearning ,universitas m...
 
TUGAS SIM, AKBAR NURHISYAM , Yananto Mihadi P., S.E., M.Si., CMA.,Konsep E-Le...
TUGAS SIM, AKBAR NURHISYAM , Yananto Mihadi P., S.E., M.Si., CMA.,Konsep E-Le...TUGAS SIM, AKBAR NURHISYAM , Yananto Mihadi P., S.E., M.Si., CMA.,Konsep E-Le...
TUGAS SIM, AKBAR NURHISYAM , Yananto Mihadi P., S.E., M.Si., CMA.,Konsep E-Le...
 
Sim,lisa andriyani,hapzi ali,pengenalan e learning,universitas mercubuana,2017
Sim,lisa andriyani,hapzi ali,pengenalan e learning,universitas mercubuana,2017Sim,lisa andriyani,hapzi ali,pengenalan e learning,universitas mercubuana,2017
Sim,lisa andriyani,hapzi ali,pengenalan e learning,universitas mercubuana,2017
 
Makalah sim p2
Makalah sim p2Makalah sim p2
Makalah sim p2
 
Jurnal 2.pdf
Jurnal 2.pdfJurnal 2.pdf
Jurnal 2.pdf
 

More from Pratiwi Rosantry

More from Pratiwi Rosantry (16)

TUGAS SIM, PRATIWI ROSANTRY,YANANTO MIHADI PUTRA,SE, M.Si, TELEKOMUNIKASI, IN...
TUGAS SIM, PRATIWI ROSANTRY,YANANTO MIHADI PUTRA,SE, M.Si, TELEKOMUNIKASI, IN...TUGAS SIM, PRATIWI ROSANTRY,YANANTO MIHADI PUTRA,SE, M.Si, TELEKOMUNIKASI, IN...
TUGAS SIM, PRATIWI ROSANTRY,YANANTO MIHADI PUTRA,SE, M.Si, TELEKOMUNIKASI, IN...
 
Tugas sim, pratiwi rosantry,yananto mihadi putra,se, m.si, sistem pengambilan...
Tugas sim, pratiwi rosantry,yananto mihadi putra,se, m.si, sistem pengambilan...Tugas sim, pratiwi rosantry,yananto mihadi putra,se, m.si, sistem pengambilan...
Tugas sim, pratiwi rosantry,yananto mihadi putra,se, m.si, sistem pengambilan...
 
Tugas sim, pratiwi rosantry,yananto mihadi putra,se, m.si, implikasi etis dar...
Tugas sim, pratiwi rosantry,yananto mihadi putra,se, m.si, implikasi etis dar...Tugas sim, pratiwi rosantry,yananto mihadi putra,se, m.si, implikasi etis dar...
Tugas sim, pratiwi rosantry,yananto mihadi putra,se, m.si, implikasi etis dar...
 
Tugas sim, pratiwi rosantry,yananto mihadi putra,se, m.si, keamanan informasi...
Tugas sim, pratiwi rosantry,yananto mihadi putra,se, m.si, keamanan informasi...Tugas sim, pratiwi rosantry,yananto mihadi putra,se, m.si, keamanan informasi...
Tugas sim, pratiwi rosantry,yananto mihadi putra,se, m.si, keamanan informasi...
 
Tugas sim, pratiwi rosantry,yananto mihadi putra,se, m.si, informasi dalam pr...
Tugas sim, pratiwi rosantry,yananto mihadi putra,se, m.si, informasi dalam pr...Tugas sim, pratiwi rosantry,yananto mihadi putra,se, m.si, informasi dalam pr...
Tugas sim, pratiwi rosantry,yananto mihadi putra,se, m.si, informasi dalam pr...
 
Tugas sim, pratiwi rosantry,yananto mihadi putra,se, m.si, pengembangan siste...
Tugas sim, pratiwi rosantry,yananto mihadi putra,se, m.si, pengembangan siste...Tugas sim, pratiwi rosantry,yananto mihadi putra,se, m.si, pengembangan siste...
Tugas sim, pratiwi rosantry,yananto mihadi putra,se, m.si, pengembangan siste...
 
Tugas sim, pratiwi rosantry,yananto mihadi putra,se, m.si, sistem manajemen b...
Tugas sim, pratiwi rosantry,yananto mihadi putra,se, m.si, sistem manajemen b...Tugas sim, pratiwi rosantry,yananto mihadi putra,se, m.si, sistem manajemen b...
Tugas sim, pratiwi rosantry,yananto mihadi putra,se, m.si, sistem manajemen b...
 
Tugas sim, pratiwi rosantry,yananto mihadi putra,se, m.si, sumber daya komput...
Tugas sim, pratiwi rosantry,yananto mihadi putra,se, m.si, sumber daya komput...Tugas sim, pratiwi rosantry,yananto mihadi putra,se, m.si, sumber daya komput...
Tugas sim, pratiwi rosantry,yananto mihadi putra,se, m.si, sumber daya komput...
 
Tugas sim, pratiwi rosantry,yananto mihadi putra,se, m.si, penggunaan dan pen...
Tugas sim, pratiwi rosantry,yananto mihadi putra,se, m.si, penggunaan dan pen...Tugas sim, pratiwi rosantry,yananto mihadi putra,se, m.si, penggunaan dan pen...
Tugas sim, pratiwi rosantry,yananto mihadi putra,se, m.si, penggunaan dan pen...
 
Tugas sim, pratiwi rosantry,yananto mihadi putra,se, m.si, penggunaan teknolo...
Tugas sim, pratiwi rosantry,yananto mihadi putra,se, m.si, penggunaan teknolo...Tugas sim, pratiwi rosantry,yananto mihadi putra,se, m.si, penggunaan teknolo...
Tugas sim, pratiwi rosantry,yananto mihadi putra,se, m.si, penggunaan teknolo...
 
Tugas sim, pratiwi rosantry,yananto mihadi putra,se, m.si, sistem informasi u...
Tugas sim, pratiwi rosantry,yananto mihadi putra,se, m.si, sistem informasi u...Tugas sim, pratiwi rosantry,yananto mihadi putra,se, m.si, sistem informasi u...
Tugas sim, pratiwi rosantry,yananto mihadi putra,se, m.si, sistem informasi u...
 
Tugas sim, pratiwi rosantry,yananto mihadi putra,se, m.si, pengantar sistem i...
Tugas sim, pratiwi rosantry,yananto mihadi putra,se, m.si, pengantar sistem i...Tugas sim, pratiwi rosantry,yananto mihadi putra,se, m.si, pengantar sistem i...
Tugas sim, pratiwi rosantry,yananto mihadi putra,se, m.si, pengantar sistem i...
 
Usaha, pratiwi rosantry, hapzi ali, manajemen keuangan, universitas mercu bua...
Usaha, pratiwi rosantry, hapzi ali, manajemen keuangan, universitas mercu bua...Usaha, pratiwi rosantry, hapzi ali, manajemen keuangan, universitas mercu bua...
Usaha, pratiwi rosantry, hapzi ali, manajemen keuangan, universitas mercu bua...
 
Usaha, pratiwi rosantry, hapzi ali, komunikasi dan mengetahui model kepemimpi...
Usaha, pratiwi rosantry, hapzi ali, komunikasi dan mengetahui model kepemimpi...Usaha, pratiwi rosantry, hapzi ali, komunikasi dan mengetahui model kepemimpi...
Usaha, pratiwi rosantry, hapzi ali, komunikasi dan mengetahui model kepemimpi...
 
Usaha, pratiwi rosantry, hapzi ali, motivasi menjadi pengusaha sukses, univer...
Usaha, pratiwi rosantry, hapzi ali, motivasi menjadi pengusaha sukses, univer...Usaha, pratiwi rosantry, hapzi ali, motivasi menjadi pengusaha sukses, univer...
Usaha, pratiwi rosantry, hapzi ali, motivasi menjadi pengusaha sukses, univer...
 
Usaha, pratiwi rosantry, hapzi ali, kewirausahaan, universitas mercu buana, 2...
Usaha, pratiwi rosantry, hapzi ali, kewirausahaan, universitas mercu buana, 2...Usaha, pratiwi rosantry, hapzi ali, kewirausahaan, universitas mercu buana, 2...
Usaha, pratiwi rosantry, hapzi ali, kewirausahaan, universitas mercu buana, 2...
 

Recently uploaded

aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajaraksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
HafidRanggasi
 
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
AgusRahmat39
 

Recently uploaded (20)

PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiapresentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajaraksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
 
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 

TUGAS SIM, PRATIWI ROSANTRY,YANANTO MIHADI PUTRA,SE, M.Si, PENGENALAN E-LEARNING, 2018

  • 1. SISTEM INFORMASI MANAJEMEN Pertemuan Ke-14 Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah “Sistem Informasi Manajemen” Dosen Pengampu : Yananto Mihadi Putra, SE, M.Si Disusun Oleh: Pratiwi Rosantry (43217110253) S1 AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MERCU BUANA
  • 2. Dengan perkembangan teknologi yang sangat cepat ini, perusahaan dapat mengembangkan materi pelatihan atau materi traing yang dapat diakses melalui komputer, notebook maupun smartphone. Perusahaan dapat membuat materi yang interaktif, menampilkan video pelatihan, membuat artikel-artikel pembelajaran yang dapat diakses secara online maupun offline. Materi yang disediakan dalam e-learning ini harus disesuaikan dengan budaya yang ada dalam teknologi saat ini. Teknologi saat ini sudah banyak diperkaya dengan adanya hyperlink- hyperlink yang memungkinkan membantu peserta training untuk mendapatkan info terkait yang dia perlukan secara cepat. Materi training juga dapat dilengkapi dengan simulasi-simulasi yang memungkinkan peserta training dapat berinteraksi secara lebih baik dan makin mudah memahami apa yang telah dipelajarinya. Materi training ini dapat diakses secara online atau boleh disalin ke komputer atau smartphone tergantung kebijaksanaan perusahaan. Perusahaan dapat menyediakan materi-materi trainingnya ke dalam video maupun presentasi yang dapat diakses tanpa menggunakan internet. Tenaga penjualan sangat memerlukan materi traning mengenai produk knowledge yang akan dijualnya. Di sini tenaga penjualan dapat belajar sendiri produk knowledge melalui materi-materi yang telah dipersiapkan perusahaan. Dengan cara ini maka tenaga penjualan akan lebih menguasai produk knowledge dan memiliki peluang menghasilkan lebih banyak penjualan. Tentu saja kita tidak bisa serta merta mengubah training tradisional menjadi e-learning. Jika hanya sekedar membuat video dari training yang dilakukan mungkin peserta training harus mengakses materi ini lebih lama dan tentu saja menjadi tidak efisien. Dalam membuat training bdengan e-learning ini juga perlu sebuah analisa mengenai kebutuhan e-learning, tujuan pembelajaran e-learning dan kemudian menyusun materi yang sesuai dan efektif untuk tujuan pembelajaran metode e-learning. Metode e-learning yang dirancang dan disusun dengan baik oleh perusahaan akan sangat efisien dalam meningkatkan kemampuan karyawan untuk memiliki knowledge, skill, ability dan behavior yang diperlukan oleh perusahaan. Pembelajaran e-learning juga menjadikan perusahaan memiliki standarisasi pembelajaran. Keuntungan lain dari adanya materi e-learning yang tersusun rapi ini adalah perusahaan memilki dokumentasi pembelajaran yang baik karena sistematika dan standarisasi yang baik dalam pemberian training kepada karyawan.
  • 3. A. PENGERTIAN E – LEARNING E-learning adalah suatu sistem atau konsep pendidikan yang memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam peroses belajar mengajar. E-learning memanfaatkan teknologi sebagai wadah untuk pengajaran melalui media online. Konten ini mempunyai sifat mandiri, dikarenakan pembelajaran e-learning akan di posting melalui media online dan akan tersimpan dalam suatu program yang nantinya dapat diakses secara mandiri oleh seseorang yang membuka program dari e-learning tersebut. E-learning adalah suatu sistem atau konsep pendidikan yang memanfaatkan teknologi informasi dalam proses belajar mengajar. Berikut beberapa pengertian E-learning dari berbagai sumber: 1. Pembelajaran yang disusun dengan tujuan menggunakan sistem elektronik atau komputer sehingga mampu mendukung proses pembelajaran (Michael, 2013:27). 2. Proses pembelajaran jarak jauh dengan menggabungkan prinsip-prinsip dalam proses pembelajaran dengan teknologi (Chandrawati, 2010). 3. Sistem pembelajaran yang digunakan sebagai sarana untuk proses belajar mengajar yang dilaksanakan tanpa harus bertatap muka secara langsung antara guru dengan siswa (Ardiansyah, 2013). Indonesia telah menerapkan e-learning untuk proses pembelajaran hal tersebut dikarenakan banyak manfaat yang terdapat dalam konten ini yaitu e-learning dapat diakses kapan saja dan dimana saja sehingga seseorang tidak perlu mengeluarkan banyak waktu untuk datang kesuatu tempat untuk melakukan pembelajaran. Selain itu e-learning juga sangat berguna bagi suatu perusahaan, hal tersebut diketahui melalui sebuah survei oleh majalah Forbes di Amerika dan Eropa yang telah mulai menghimplementasikan sistem manajemen pelatihan berbasis e-learning yang terdapat banyak manfaat untuk perusahaan yaitu menghemat waktu dan biaya. Perusahaan saat ini menggunakan e-learning sebagai media training bagi karyawan-karyawannya.
  • 4. Penerapan e-learning pada suatu perusahaan dinilai sangat menguntungkan dari berbagai sisi yaitu (anywhere, anytime, anyspace), dengan konten ini perusahaan dapat memberikan pembelajaran dimana saja, kapan saja, dan diruang manapun selama didukung dengan keberadaan jaringan internet tentunya. Selain itu perusahaan konten ini sangat membantu perusahaan besar yang mempunyai banyak cabang, tidak perlu bersusah-payah mendatangi cabang perusahaan satu-persatun karena e-learning dapat menjangkau semua cabang perusahaan guna untuk melakukan training untuk karyawan perusahaan. Selain itu banyak perusahaan di Indonesia yang berharap menggunakan e-learning yang akan menguntungkan untuk perusahaan misalnya biaya pelatihan yang dikeluarkan perusahaan dapat menjadi lebih rendah. Biaya rendah disini meliputi biaya transportasi, dengan adanya teknologi e-learning ini perusahaan tidak perlu jauh-jauh mendatangi lokasi pelatihan, cukup menggunakan koneksi internet, maka pelatihan sudah bisa dilakukan. B. KARAKTERISTIK E – LEARNING 1. Karakteristik E-learning Menurut Rosenberg (2001) karakteristik E-learning bersifat jaringan, yang membuatnya mampu memperbaiki secara cepat, menyimpan atau memunculkan kembali, mendistribusikan, dan sharing pembelajaran dan informasi. 2. Karakteristik E-learning menurut Nursalam (2008:135) adalah: a. Memanfaatkan jasa teknologi elektronik. b. Memanfaatkan keunggulan komputer (digital media dan komputer networks). c. Menggunakan bahan ajar yang bersifat mandiri (self learning materials) kemudian disimpan di komputer, sehingga dapat diakses oleh doesen dan mahasiswa kapan saja dan dimana saja. d. Memanfaatkan jadwal pembelajaran, kurikulum, hasil kemajuan belajar, dan hal-hal yang berkaitan dengan administrasi pendidikan dapat dilihat setiap saat di komputer.
  • 5. C. SYARAT PENERAPAN E – LEARNING Jika perusahaan ingin menggunakan e-learning dalam kegiatan pekerjaannya maka perusahaan perlu memperhatikan beberapa syarat penerapan e-learning dalam perusahaan antara lain: a. Meaningful content Untuk melakukan penerapan e-learning dalam perusahaan hal yang paling utama harus diperhatikan adalah mengenai isi konten e-learning yang akan di bagikan. Isi dari e-learning yang akan di bagikan harus bermanfaat bagi perusahaan ataupun karyawan perusahaan misalnya mengandung makna tertentu yang berguna untuk proses pembekalan bagi karyawan perusahaan. b. Effective learning design Hal kedua yang harus diperhatikan dalam penerapan e-learning dalam perusahaan adalah mengenai keefektifan dari isi e-learning tersebut, isi konten e-learning harus efektif sehingga para karyawan perusahaan yang mengakses dapat mudah menerima pembelajaran dengan baik dan juga sesuai dengan tujuan perusahaan. c. Technology that works Hal ketiga yang harus diperhatikan yaitu mengenai ketepatan isi dari e-learning yang akan disampaikan. Yang dimaksud ketepatan disini adalah e-learning harus disajikan dengan tepat, sehingga pembelajaran dapat bekerja dengan optimal, selain itu karyawan perusahaan juga alan mendapatkan apa yang dibutuhkan oleh perusahaan dan karyawan juga mendapatkan pengalaman pembelajaran melalui ketepatan isi e-learning yang disampaikan. D. PROSES PEMBUATAN E – LEARNING DALAM PERUSAHAAN Pembuatan konten e-learning dalam suatu perusahaan terdapat 2 metode yaitu pembuatan e-learning yang berupa modul dan juga pembuatan web berupa learning management system (LSM). Learning management system merupakan layanan berupa webside yang bisa diakses oleh user (pengguna) yang telah dibuat.
  • 6. Melalui LSM dapat terlihat berupa laporan bagi siapa saja yang telah mengakses e-learning dan juga akan memberikan peringatan bagi orang yang belum membuka e-learning tersebut. dalam proses pembuatan e-learning dalam perusahaan terdapat beberapa pihak yang terlibat dalam proses pelatihan atau penggunaan e-learning diantanya yaitu user, subject matter expert, tim developer. Masing - masing pihak tersebut mempunyai tugas tersendiri dalam mengelola e-learning. User berarti orang yang dapat mengakses portal e-learning yang telah dibuat. Terdapat beberapa tingkatan user yaitu moodle, seperti admin utama, manager, pemateri, karyawan perusahaan. Subect matter expert adalah pengampu materi yang menguasai materi yang nantinya akan dibuat sebuah pembelajaran dalam e-leraning. Biasanya subject matter expert dijalankan oleh pihak perusahaan yang mengetahui segala hal dari sebuah pembelajaran yang akan disampaikana dalam e-learning tersebut, subject matter expert biasa disebut sebagai pemateri utama dalam e-learning. Sedangkan tim developer merupakan pihak yang menyusun materi menjadi sebuah skenario pembelajaran, tim developer juga bertanggung jawab mengubah sebuah materi pembelajaran tertulis menjadi lebih menarik dan lebih hidup dengan cara menambahkan grafik, audio visual, ataupun animasi dalam isi e- learning. E. MANFAAT E – LEARNING Pada umumnya manfaat e-learning pada perusahaan yaitu : 1. Fleksibel Penerapan e-learning dalam perusahaan akan memberikan fleksibelitas yaitu e-leraning akan lebih bersifat efisien dalam mengatur waktu pembelajaran. Proses training perusahaan dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja tanpa menghabiskan banyak waktu. Dengan penggunaan E-learning maka karyawan bisa belajar tidak hanya pada saat training saja seperti saat training dengan model konvensional melainkan dari mana saja dan kapan saja materi pelatihan bisa dibaca, dipelajari tanpa ada batasan tertentu. Secara tidak langsung karyawan akan belajar secara terus menerus tanpa paksaan. Dan tentu saja dengan cara yang jauh lebih menarik lagi.
  • 7. 2. Mandiri Penerapan e-learning dalam perusahaan bersifat mandiri. Materi pembelajaran dapat diakses melalui komputer, laptop, smartphone dengan menggunakan jaringan koneksi internet. Dengan begitu karyawan perusahaan dapat mengakses pembelajaran e-learning secara mandiri, belajar dengan kemauan sendiri dan karyawan dapat menentukan waktu yang tepat baginya untuk melakukan pembelajaran, hal itulah yang membedakan antara penerapan pembelajaran e-learning dengan proses belajar yang bersifat konvensional. selain itu karyawan akan bisa lebih fokus menerima pembekalan atau pembelajaran dari perusahaan. 3. Hemat Biaya Pengeluaran Penerapan e-learning dalam perusahaan akan membantu meringankan biaya training. Bisa kita katakan bahwa pelatihan dengan memanfaatkan E-learning sangat jauh lebih hemat dibandingkan dengan metode klasik tatap muka yang selama ini masih banyak digunakan baik di perusahaan besar maupun kecil. Jika dengan model tatap muka maka perusahaan masih harus mengeluarkan banyak biaya seperti biaya tempat training, biaya pengajar, perjalanan dinas, konsumsi, transportasi, dll yang dalam satu kali training saja bisa menghabiskan biaya hingga puluhan atau bahkan ratusan juta rupiah. Padahal karyawan pada satu perusahaan jumlahnya bisa sampai ribuan orang. Berapa jadi total biayanya? Sedangkan jika menggunakan E-learning maka yang dibutuhkan hanya server atau pusat saja kemudian semua karyawan bisa mendapatkan materi pada email pribadi pada saat bersamaan dari berbagai tempat yang berbeda tanpa ada tambahan biaya apapun. Perbedaan ini pasti akan terlihat sangat mencolok sekali bukan? 4. Pembelajaran Secara Continue Dalam system E-learning, materi yang dibagikan kepada semua karyawan bisa dibaca berulang kali baik dalam bentuk dokumen, data atau video sehingga kapan saja dirasa perlu akan lebih mudah tanpa perlu harus membawa modul pelatihan yang berat kemana pun Anda pergi. Manfaatkan gadget Anda untuk hal yang seperti ini.
  • 8. 5. Jangkauan Yang Luas Dengan system E-learning maka bisa menjangkau siapa saja, dimana saja tanpa terbatas waktu dan tempat. Dalam memanfaatkan dunia maya jarak dan tempat seolah bukanlah sebuah hal yang begitu berarti. Yang Anda butuhkan hanyalah gadget atau computer Anda dan juga koneksi internet yang baik maka semua pasti akan bisa lebih mudah. Bahkan training dengan menggunakan video conference pun bisa dilakukan semua cabang perusahaan dalam satu waktu yang bersamaan. Bisa coba Anda hitung berapa besar penghematan biaya yang bisa dilakukan dengan memanfaatkan system E-learning ini. Pelatihan tetap berjalan baik namun tanpa perlu mengeluarkan biaya yang besar. 6. Penyebaran Pembelajaran Sangat Cepat Pembelajaran melalui media sosial e-learning bersifat cepat, sehingga karyawan dapat mengakses materi pembelajaran dengan segera. 7. Pengukuran Hasil yang Akurat Dalam penggunaan pelatihan dengan E-learning maka karyawan bukannya tanpa tanggung jawab dan bebas atas kemudahan yang sudah diberikan. Sebagai salah satu ujian atau syarat kelulusan maka setiap karyawan dalam setiap jabatan diwajibkan untuk menjawab atau menyelesaikan setiap quiz, soal, test atau ujian yang diberikan juga melalui materi yang ada. Sistem E-learning sudah memiliki desain yang lengkap sampai dengan scoring atau penilaian jawaban karyawan yang saat itu juga bisa langsung mengetahui hasilnya. Dari segi waktu pun lebih efisien dan singkat bukan? Manfaat E-learning menurut Pranoto, dkk (2009:309) adalah: 1. Penggunaan E-learning untuk menunjang pelaksanaan proses belajar dapat meningkatkan daya serap mahasiswa atas materi yang diajarkan. 2. Meningkatkan partisipasi aktif dari mahasiswa. 3. Meningkatkan partisipasi aktif dari mahasiswa. 4. Meningkatkan kemampuan belajar mandiri mahasiswa.
  • 9. 5. Meningkatkan kualitas materi pendidik dan pelatihan. 6. Meningkatkan kemampuan menampilkan informasi dengan perangkat teknologi informasi, dimana dengan perangkat biasa sulit dilakukan. Dengan manfaat tersebut, tidak heran apabila akhirnya banyak perusahaan yang mencoba menerapkan e-learning dalam rangka peningkatan kualitas SDM. Walaupun demikian, seiring dengan perjalanan waktu, banyak perusahaan yang menerapkan e-learning akhirnya berakhir dengan sebuah kegagalan besar. Mengapa ini terjadi? Saya bisa bilang hal ini disebabkan karena perusahaan terlalu berfokus atau terbuai dengan manfaat yang ditawarkan. Tetapi mereka sedikit atau bahkan mengabaikan hal-hal yang perlu dipersiapkan dalam rangka mengimplementasikan e-learning di perusahaan. Karena untuk mengimplementasikan e-learning tidaklah semudah seperti membalikkan telapak tangan. Banyak hal yang harus dipersiapkan dan dilakukan agar implementasi e-learning dapat berjalan dengan baik dalam jangka waktu yang lama. F. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN E – LEARNING 1. Kelebihan E – Learning Kelebihan E-learning ialah memberikan fleksibilitas, interaktivitas, kecepatan, visualisasi melalui berbagai kelebihan dari masing-masing media (Sujana, 2005 : 253 ). Menurut L. Tjokro (2009:187), E-learning memiliki banyak kelebihan yaitu : a. Lebih mudah diserap, artinya menggunakan fasilitas multimedia berupa gambar, teks, animasi, suara, video. Jauh lebih efektif dalam biaya, artinya tidak perlu instruktur, tidak perlu minimum audiensi, bisa dimana saja, bisa kapan saja, murah untuk diperbanyak. b. Jauh lebih ringkas, artinya tidak banyak formalitas kelas, langsung pada pokok bahasan, mata pelajaran sesuai kebutuhan. c. Tersedia 24 jam/hari – 7 hari/minggu, artinya penguaasaan materi tergantung pada semangat dan daya serap siswa, bisa dimonitor, bisa diuji dengan e-test. Penerapan metode e-learning pada perusahaan yang telah disusun dengan baik maka akan menghasilkan keuntungan tersendiri untuk perusahaan, hal tersebut dikarenakan metode pembelajaran menggunakan e-learning dapat meningkatkan skill karyawan yang sangat dibutuhkan oleh perusahaan. Selain itu keuntungan pembelajaran menggunakan metode e-
  • 10. learning adalah perusahaan dapat memastikan bahwa dokumentasi pembelajaran yang diberikan kepada karyawan dapat disimpan dengan sistematis dan terinci. 2. Kekurangan E – Learning Kekurangan E-learning menurut L. Gavrilova (2006:354) adalah pembelajaran dengan model E-learning membutuhkan peralatan tambahan yang lebih (seperti komputer, monitor, keyboard, dsb). Kekurangan E-learning yang diuraikan oleh Nursalam (2008:140) sebagai berikut : a. Kurangnya interaksi antara pengajar dan pelajar atau bahkan antar pelajar itu sendiri. b. Kecenderungan mengabaikan aspek akademik atau aspek sosial dan sebaliknya membuat tumbuhnya aspek bisnis/komersial. c. Proses belajar mengajar cenderung ke arah pelatihan daripada pendidikan. d. Berubahnya peran pengajar dari yang semula menguasai teknik pembelajaran konvensional, kini juga dituntut mengetahui teknik pembelajaran yang menggunakan ICT (information, communication, dan technology). e. Tidak semua tempat tersedia fasilitas internet ( mungkin hal ini berkaitan dengan masalah tersedianya listrik, telepon, ataupun komputer). f. Kurangnya sumber daya manusia yang menguasai internet. g. Kurangnya penguasaan bahasa komputer. h. Akses pada komputer yang memadai dapat menjadi masalah tersendiri bagi peserta didik. i. Peserta didik bisa frustasi jika mereka tidak bisa mengakses grafik, gambar, dan video karena peralatan yang tidak memadai. j. Tersedianya infrastruktur yang bisa dipenuhi. k. Informasi dapat bervariasi dalam kualitas dan akurasi sehingga penduan dan fitur pertanyaan diperlukan. l. Peserta didik dapat merasa terisolasi. Dari sekian banyak kemudahan dan kelebihan dalam fasilitas E-learning namun masih ada rasa malas bagi para karyawan yang mungkin menganggap ini terlalu santai, tidak ada tekanan sehingga jarang atau bahkan tidak pernah membuka materi yang dikirimkan ke emailnya. Untuk mengatasi hal ini maka perusahaan perlu memberi pancingan kepada karyawan sehingga mereka tetap semangat untuk belajar sekalipun memang dibuat dalam model yang lebih
  • 11. santai dan flexibel. Mungkin perusahaan bisa memberikan reward berupa insentif tambahan bagi mereka yang rajin menjawab quiz dan semacamnya. Untuk merubah atau beralih dari masa training konvensional menuju training dengan E- learning dalam era digital ini memang pasti butuh waktu yang tidak sebentar namun perusahaan dan karyawan di dalamnya pasti bisa bekerja dan bersaing dengan cepat dan tepat dalam mengikuti perkembangan yang ada dalam dunia kerjanya sehingga memang waktu yang ada bisa lebih dimaksimalkan. G. HAMBATAN PENGGUNAAN E – LEARNING Beberapa kendala yang mesti menjadi bahan pertimbangan dalam menerapkan teknologi web base learning adalah : 1. Faktor Waktu Pengembangan Rancangan dan pengembangan web base learning memerlukan waktu yang relatif lama. Hal ini terkait dengan rancangan website pembelajaran, rancangan modul atau bahan ajar, bahan latihan dan bahan ujian dari dosen matakuliah. 2. Faktor Biaya Biaya implementasi terkait dengan biaya akses internet secara bulanan, biaya produksi awal yang relative besar seperti pengadaan peralatan (Komputer, jaringan telp/ADSL, peralatan jaringan lokal, dll). Faktor biaya akan menjadi ringan jika sarana dan prasaran pendukung telah tersedia, sehingga focus factor biaya hanya terletak pada biaya akses internet dan biaya perancangan website. 3. Faktor Manusia Kualitas SDM merupakan masalah klasik yang selalu “menghantui” di PTAI, terutama dibidang Teknologi Informasi. Bahkan sampai saat ini ada anggapan dari beberapa dosen di PTAI bahwa internet adalah “pusat dosa dan nista”. Sebuah ungkapan yang sangat naïf sekali untuk menutupi kekurangan diri. Masih kurangnya minat dan perhatian unsur akademik seperti dosen, pimpinan dan mahasiswa pada PTAI menambah panjang factor tantangan dalam penerapan web base learning di PTAI.
  • 12. 4. Faktor Budaya Pemanfaatan e-learning membutuhkan budaya belajar mandiri dan kebiasaan untuk belajar atau mengikuti pelatihan melalui komputer, dimana hal ini baru dimiliki oleh sebagian kecil sumber daya manusia kita. Oleh karena itu, change management yang handal sangat diperlukan untuk menjamin kesuksesan penerapan e-learning ini 5. Faktor Teknologi dan Infrastruktur E-learning membutuhkan perangkat komputer, jaringan yang handal, dan teknologi yang tepat. Akan tetapi, ketersediaaan infrastruktur dan teknologi ini masih belum memadai bagi beberapa perusahaan. 6. Faktor Desain Materi Penyampaian materi dalam bentuk e-learning, tentu berbeda dengan penyampaian materi dalam training konvesional. Penyampain materi melalui e-learning perlu dikemas dalam bentuk yang learner-centric. Saat ini masih sangat sedikit instructional designer yang berpengalaman dalam membuat suatu paket pelajaran e-learning yang memadai. 7. Tidak memiliki strategi implementasi (blue print) yang komprehensif Sering kali perusahaannya hanya berpikir dalam jangka pendek ketika memutuskan untuk mengimplementasikan e-learning, bahkan hanya menganggap e-learning sebagai sebuah pilot project. Hal ini jelas merupakan sebuah kesalahan besar. Penerapan e-learning harus dipikirkan dengan matang dan terencana karena banyak hal yang terkait di dalamnya. Oleh karenanya, sebelum memutuskan untuk mengimplementasikan e-learning, perusahaan harus sudah memikirkan langkah-langkah strategis yang akan diterapkan, baik dalam jangka pendek dan jangka panjang untuk memastikan kelangsungan implementasi e-learning yang berdaya guna. Untuk itu, pada awalnya perusahaan harus melakukan identifikasi dan penggalian informasi mengenai implementasi e-learning, baik dengan memanfaatkan jasa konsultan e- learning atau pun melakukan adopsi (benchmark) dari perusahaan lainnya yang sudah sukses mengimplementasikan e-learning. Selain itu, harus dipastikan agar implementasi e-learning tidak berdiri sendiri, tetapi terintegrasi dengan learning management secara keseluruhan.
  • 13. 8. Ketidaksiapan melakukan change management Yang dimaksud dengan change managementdi sini lebih dalam konteks people. Harus disadari bahwa keberhasilan implementasi e-learning sangat tergantung dari penerimaan atau respons para penggunanya (dalam hal ini adalah karyawan perusahaan). Implementasi e- learning dapat dikatakan sukses apabila ada antusiasme yang tinggi dari penggunanya, dan memberikan dampak positif bagi peningkatan kualitas SDM dalam rangka mencapai target perusahaan. Salah satu tantangan yang perlu dipikirkan dengan matang oleh manajemen adalah merubah proses atau budaya belajar (learning culture) karyawan perusahaan. Apabila selama ini proses pembelajaran lebih didominasi dengan metode konvensional, khususnya pelatihan di kelas (training classroom), di mana ada peran seorang instruktur atau trainer yang memberikan pelatihan, maka dengan e-learning peran itu menjadi hilang. Oleh karenanya, perusahaan harus membuat kebijakan yang tepat, yang dapat memberikan rangsangan kepada para karyawan agar mau berpartisipasi secara aktif sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan efektif. Pemberian reward kepada peserta dengan result evaluation yang sangat baik, penugasan seorang supervisor untuk mengawasi implementasi di setiap cabang atau unit kerja, dan kebijakan untuk menjadikan e-learning sebagai salah satu tolak ukur kompetensi karyawan merupakan beberapa cara yang bisa diterapkan. 9. Kurangnya support dari manajemen secara keseluruhan Kesan yang seringkali muncul adalah implementasi e-Learning di sebuah perusahaan hanya menjadi milik dan tanggung jawab satu divisi saja, khususnya Training/Learning Center. Kondisi demikian membuat divisi lainnya merasa tidak dilibatkan, dan hal ini menyebabkan timbulnya resistensi terhadap implementasi e-Learning di perusahaan. Seharusnya implementasi e-Learning menjadi milik semua elemen di perusahaan dengan tujuan pengembangan sumber daya manusia demi kelancaran bisnis perusahaan. Harus ada sinergi dari semua pihak di perusahaan agar implementasi e-Learning dapat berjalan dengan baik dan makksimal, mulai dari proses pengembangan hingga pelaksanaannya,.
  • 14. 10. Ketidaksiapan infrastruktur teknologi Tanpa teknologi yang memadai, mustahil implementasi e-learning dapat berjalan maksimal. Teknologi bukan hanya sekedar sarana pendukung, tetapi menjadi syarat mutlak yang harus dipenuhi. Keberadaan teknologi yang memadai menjadi salah satu faktor kunci keberhasilan implementasi e-learning di perusahaan. Salah satu contoh kegagalan yang sering terjadi adalah masalah bandwith. Perusahaan tidak memperhitungkan dengan cermat kapasitas bandwith yang dibutuhkan untuk implementasi e-learning dan kaitannya dengan proses operasional perusahaan. Yang kemudian terjadi adalah keberadaan e-learning justru dianggap menjadi penghambat proses operasional perusahaan. Kondisi ini kemudian diikuti dengan langkah untuk mengurangi kapasitas bandwith untuk penggunaan e-learning. Dampaknya adalah proses pembelajaran via e-learning menjadi sangat lambat, khususnya dalam proses pengunduhan materi. Hal ini jelas menimbulkan ketidaknyamanan bagi para penggunanya. Ketika ini terjadi, dapat dikatakan bahwa penerapan e-learning telah setengah jalan menuju kegagalannya, karena seperti yang telah saya jelaskan di poin sebelumnya, keberhasilan e-learning tergantung bagaimana penerimaan atau respons dari para penggunanya. 11. Individu-individu pelaksana yang kurang kompeten Perusahaan menganggap bahwa e-learning dapat dikelola oleh siapa saja. Ini jelas pemahaman yang sangat salah. Dapat dikatakan bahwa e-learning merupakan perpaduan dari banyak unsur, seperti education, IT, art, dan multi-media. Oleh karenanya, dibutuhkan figur- figur yang memiliki pengetahuan terkait dengan unsur-unsur tersebut. Figur yang tidak hanya paham bagaimana membuat sebuah materi yang berguna, tetapi juga bagaimana materi itu menarik bagi para pembelajarnya, serta dapat berfungsi dengan baik dalam koridor teknologi. 12. Penggunaan Learning Management System (LMS) yang tidak tepat sasaran LMS adalah software aplikasi yang berfungsi untuk menyimpan, mengelola, dan mendistribusikan berbagai materi pelatihan, ujian atau test yang telah disiapkan. LMS dilengkapi dengan katalog online sehingga pembelajar dapat mengakses, memilih, dan menjalankan berbagai materi pelatihan yang ada. LMS mampu mencatat log atau tracking aktivitas setiap pembelajar yang memanfaatkan e-learning.
  • 15. Ada banyak aplikasi LMS yang dapat dipilih dan digunakan, baik yang sifatnya berbayar atau pun gratis. Setiap aplikasi LMS tersebut memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Agar tidak salah pilih, sebaiknya perusahaan perlu terlebih dahulu melakukan identifikasi kebutuhan mereka akan LMS yang disesuaikan dengan sistem pembelajaran yang akan dibangun dan diterapkan kedepannya. 13. Pemilihan vendor e-learning yang tidak tepat Biasanya perusahaan memilih sebuah vendor e-learning karena dua alasan, yaitu harga yang relatif murah dan nama besar. Hal itu memang tidak salah, tetapi alangkah baiknya bila pemilihan vendor e-learning disesuaikan dengan kebutuhan dan strategi implementasi yang ada agar kedepannya implementasi e-learning dapat berjalan dengan efektif dan efisien. Sebagai contohnya, perusahaan memilih vendor A karena harga yang ditawarkan jauh lebih murah dibandingkan kompetitornya. Tetapi ternyata kualitas modul e-learning yang dihasilkan sangat mengecewakan dan jauh dari ekspektasi perusahaan, serta tidak menarik minat karyawan untuk mempelajarinya. Contoh lainnya adalah perusahaan memilih vendor B karena nama besarnya di bidang e- learning. Secara kualitas memang bagus, tetapi belakangan baru diketahui bahwa modul yang dihasilkan memiliki satu kelemahan utama, yaitu tidak dapat di-update oleh pihak internal perusahaan karena ada keterbatasan komponen yang hanya dimiliki oleh vendor tersebut. Jadilah perusahaan harus mengeluarkan biaya tambahan apabila ingin melakukan perubahan yang bersifat update. Padahal perusahaan sudah mengalokasikan SDM khusus yang bertugas untuk melakukan perubahan atau modifikasi. 14. Penyusunan kursus atau materi e-learning yang tidak sesuai dengan kebutuhan atau strategi bisnis perusahaan (business strategy) Hal ini merupakan kondisi yang tidak hanya terjadi pada implementasi e-learning, tetapi secara lebih luas juga pada pelaksanaan training di banyak perusahaan. Ketika menyusun sebuah training, pihak yang terkait sering kali tidak mempertimbangkan implikasinya bagi strategi bisnis perusahaan. Mereka beranggapan bahwa karyawan perlu tahu tentang sebuah materi training, tanpa memikirkan alasan, tujuan, atau dampaknya secara langsung bagi karyawan dan perusahaan. Langkah yang sebaiknya dilakukan di awal adalah
  • 16. melakukan training needs analysis (TNA) berbasis kompetensi yang mengacu pada corporate strategy, business strategy, dan functional strategies. Hasil dari proses tersebut nantinya tertuang dalam sebuah matriks implication of business strategy for training, yang akan dijadikan acuan dalam menyusun sebuah training atau eContent bagi karyawan perusahaan. 15. Modul e-learning yang tidak sesuai dengan prinsip-prinsip instructional design (tidak efektif) Ada beberapa hal yang dapat dijadikan contoh indikasi. Pertama adalah developer minded, bukan user minded. Dalam mengembangkan sebuah modul e-learning, seharusnya didasari atas pemikiran “apa yang perlu diketahui dan yang terbaik” untuk pembelajar (user), bukan apa yang terbaik menurut kacamata developer. Kedua adalah lebih mendahulukan tampilan (grafis) daripada instructional strategy. Harus dipahami bahwa sebuah modul e- learning yang baik diukur dari seberapa mudah materi pembelajarannya untuk dimengerti dan dipahami, bukan dari seberapa bagus kualitas grafis yang ditampilkan. Untuk itu diperlukan pemilihan instructional strategy yang baik dan sesuai. Grafis hanyalah salah satu bagian dari instructional strategy yang digunakan untuk mempermudah user memahami sebuah materi. Ketiga adalah cakupan materi yang terlalu banyak dan dipaksakan. Banyak perusahaan terjebak dalam pemikiran bahwa kehadiran e-learning otomatis akan menggantikan fungsi training konvensional (classroom). Kondisi ini membuat perusahaan sebisa mungkin memasukkan materi sebanyak- banyaknya dalam sebuah modul e-learning. Hal ini jelas menyulitkan bagi para pembelajar dalam mempelajari dan memahami materi yang disampaikan. Sebuah modul e-learning seharusnya mudah untuk dipelajari (simple). Satu yang harus dipahami adalah bahwa kehadiran e-learning tidak otomatis menggantikan training konvensional secara keseluruhan. Ada beberapa materi pembelajaran yang dapat sepenuhnya menggunakan e-learning, dan ada beberapa lainnya yang tetap harus disampaikan dengan metode konvensional. H. SOLUSI MENGHADAPI HAMBATAN PENERAPAN E – LEARNING Beberapa solusi alternatif yang dapat menjadi pertimbangan dalam mengatasi masalah penerapan web base learning ini, diantaranya :
  • 17. 1. Untuk tahap awal hanya dirancang khusus web base learning yang sesuai dengan kebutuhan. Artinya hanya beberapa matakuliah yang dianggap telah siap untuk dimuat dalam website learning. 2. Alokasi dana khusus merupakan langkah yang paling tepat untuk mengatasi masalah pendanaan. Kondisi ini atau masalah kekurangan biaya tidak menjadikan pengimplementasian web base learning tertunda, karena kebanyakan PTAI saat ini telah memiliki website akademik mandiri dan begitu juga dengan jaringan akses internet, sehingga dengan kondisi yang setidaknya PTAI sudah mampu membuat sebuah prototype pembelajaran berbasis web. 3. Pengaruh mobilitas informasi menjadikan tantangan tersendiri bagi mahasiswa dan dosen untuk mengikuti perkembangan ilmu dan teknologi terutama teknologi informasi. Kondisi ini menjadikan mahasiswa dan dosen untuk berusaha memicu diri untuk memanfaatkan fasilitas teknologi dalam mengimbangi mobilitas informasi tersebut. Disamping hal tersebut, pelatihan, sosialisai yang intensif dan terjadwal merupakan langkah yang tepat untuk mengtasi permasalah kualitas sumber daya manusia. I. Penerapan E-Learning Terhadap Perkembangan Usaha E-learning telah berkembang menjadi suatu metode alternatif dalam memberi pelatihan karyawan perusahaan di Indonesia. Namun, dalam perjalanannya masih banyak perusahaan yang gagal dalam mengimplementasikannya. Hal ini dapat diidentifikasi dengan tidak digunakannya lagi e-learning karena berbagai alasan. Padahal perusahaan sudah menginvestasikan dananya dalam jumlah yang tidak sedikit. E-learning hanya sempat digunakan beberapa kali saja, tetapi selanjutnya nyaris tak terdengar alias gagal diterapkan. Hal ini terjadi karena banyak perusahaan berharap dengan menggunakan e-learning maka biaya pelatihan yang dikeluarkan perusahaan dapat dipotong menjadi lebih rendah. Biaya akomodasi, transportasi, dan lokasi pelatihan dapat dihilangkan atau diminimalkan dengan adanya teknologi internet. Alasan ini sebenarnya logis juga dan diamini oleh banyak perusahaan. Hal yang terbayang pertama kali oleh perusahaan tentang e-learning biasanya adalah pelatihan berbasis komputer dan internet sehingga yang dipersiapkan pertama kali oleh
  • 18. perusahaan untuk mengimplementasikan e-learning adalah pengadaan sistem aplikasi dan modulnya terlebih dahulu. Asal punya anggaran dana cukup, perusahaan dapat dengan mudah membeli dan memasang sistem aplikasi e-learning yang canggih di perusahaan. Namun karena kelewat canggih dan rumit terkadang membuat mereka kesulitan menjalankan aplikasi tersebut. Dalam hal modul atau materi e-learning, yang sering terjadi adalah perusahaan membeli modul dengan judul sesuai kebutuhan, tetapi tidak memperhatikan metode belajar yang ditawarkan sehingga menyebabkan kebingungan si penggunanya. Padahal manusia atau si penggunanya yang menjadi kunci keberhasilan penerapan e-learning. Ketidak cocokan antara ketiga faktor, yaitu sistem aplikasi e-learning, modul belajar, dan manusia yang akan menggunakan berakibat pada resistensi dan kegagalan dalam menerapkan e- learning. Menurut Benjamin Pitman, Ph.D dalam bukunya Designing Effective E-learning, perusahaan harus bisa mengenali kebutuhan si penggunanya terlebih dulu, baru kecanggihan aplikasi teknologi dan modul yang akan digunakan. Terdapat empat faktor yang harus dipertimbangkan agar si pengguna merasa “cocok” dengan modul dan teknologi yang akan digunakan. 1) Faktor Demografi Diantaranya adalah lokasi bekerja, usia, tingkat pendidikan, dan jabatan seseorang. Perusahaan yang memiliki karyawan kebanyakan usia muda dan rata-rata berpendidikan tinggi biasanya tidak ada masalah dengan penggunaan teknologi dan terbiasa menggunakan berbagai perangkat dan aplikasi komputer yang canggih. 2) Faktor Pengetahuan Yang Dimiliki Modul pelatihan apa saja yang pernah diikuti? Seberapa “canggih” kemampuan mereka menggunakan komputer? Atau bagaimana latar belakang bisnis mereka? Karyawan dari organisasi pendidikan atau lembaga non profit mungkin tidak terbiasa dengan jargon-jargon bisnis. HaI ini mempengaruhi metode belajar dan modul e-learning yang akan diberikan. 3) Faktor Motivasi Karyawan Apakah alasan mengikuti pelatihan karena dipaksa perusahaan ataukah karena memang ada keinginan untuk mengembangkan diri? Jika motivasi si pengguna karena dipaksa belajar oleh perusahaan dan ditambah lagi dengan metode yang dianggap menyusahkan maka e- learning tersebut akan mengalami kegagalan.
  • 19. 4) Faktor Lingkungan Seberapa canggih teknologi yang sudah dipunyai? Bagaimana spesifikasi komputer yang dimiliki? Bagaimanakah kecepatan internet yang akan digunakan? Pertanyaan- pertanyaan tersebut harus terjawab terlebih dahulu. Jika kecepatan internetnya “pas-pasan” maka sudah tentu sangat tidak disarankan menggunakan video conference yang memakan bandwidth cukup banyak dan jika spesifikasi komputer yang tersedia adalah rendah maka perusahaan sebaiknya menggunakan teknologi dengan format yang sederhana saja. Percuma menggunakan modul e-learning “keren,” tetapi tidak bisa digunakan sama sekali karena komputernya “jadul.” Faktor tambahan lain yang tidak kalah penting adalah penerapan manajemen perubahan. Mengubah budaya belajar karyawan perusahaan dari yang biasanya di dalam kelas menjadi belajar mandiri tanpa “pengawasan” tidaklah mudah. Perlu dikelola dengan baik. Apabila manajemen perubahan dilakukan secara terencana dan tepat maka menumbuhkan motivasi dan komitmen karyawan untuk belajar mandiri bukanlah hal yang tidak mungkin untuk diwujudkan. J. DAMPAK E–LEARNING PADA BIAYA OPERASIONAL PERUSAHAAN Menurut saya, tergantung perusahaan itu sendiri, jika memang perusahaan tersebut sudah mengikuti jaman modern seperti ini. Mungkin akan berdampak pada biaya Operasional Perusaahaan, Karena jika suatu karyawan tidak bisa menguasai atau tidak bisa menggunakan sesuai dengan E-Learning maka akan berdampak pada pekerjaan yang sedang ia kerjakan apabila terjadi sesuatu yang mendesak, seperti karyawan tersebut keluar kota, sakit atau sebagainya. K. SOLUSI YANG DIBERIKAN MANAJER SUMBER DAYA DALAM PENERAPAN E- LEARNING DI PERUSAHAAN Didukung dengan perencanaan dan manajemen perubahan yang matang, e-learningdapat menjadi kendaraan yang efektif untuk meningkatkan kinerja perusahaan melalui pengembangan SDM-nya. Dalam perkembangan yang sudah modern ini. Pada akhirnya dengan semakin tinggi tingkat persaingan bisnis, kebutuhan pengembangan kompetensi karyawan dituntut untuk dapat cepat meresponnya. Bagi perusahaan yang memiliki
  • 20. banyak karyawan, tersebar di berbagai wilayah, dan karyawannya tidak dapat meninggalkan lokasi kerja dalam waktu lama maka e-learning bisa menjadi satu solusi untuk mewujudkannya. L. Contoh Penerapan E-Learning Pada Perusahaan di Indonesia 1. Bank internasional Indonesia Salah satu bank konvensional, yaitu bank internasional indonesia (bii). Dahulu sebelum masuk e-learning, mereka belum bisa memaksimalkan menjaring nasabah maupun mempromosikan produk-produk perbankan yang mereka miliki. Hal itu dikarenakan para karyawan atau pegawai bii belum mengetahui dan menerapkan e-learning. Akhirnya, kebijakan perusahaan memberikan pelatihan e-learning kepada para karyawan secara bertahap. Pelatihan e-learning dilakukan cukup singkat, yaitu sekitar 1 – 2 hari. Namun, hasil yang didapatkan bisa terasa. Bii mulai berbenah dengan sumber daya manusia (sdm) yang berwawasan e-learning. Perubahan positif itu menjadi sesuatu yang dinanti-nantikan oleh bii karena bisa berdampak luar biasa. 2. Federal International Finance (FIF) Contoh e-learning lainnya, yaitu di Federal International Finance. Perusahaan pembiayaan kredit kendaraan bermotor ini juga tak ingin kelewatan dari manfaat e-Learning. Pelatihan dan pengembangan kompetensi melalui e-Learning ini telah dilakukan semenjak tahun 2003. Menurut Thaufik Noograha, Direktur FIF mengakui bahwa implementassi e- Learning telah memberikan dampak yang luar biasa. Sebagai contoh, tercatat sebanyak 2.500 karyawan baru yang diwajibkan mengikuti pelatihan selama periode Mei 2006 sampain dengan 30 April 2007. Dengan penerapan e-Learning ini, Thaufik mengatakan, sebesar 72% efisiensi tercipta per tahun. 3. Garuda Indonesia Salah satu maskapai penerbangan kebanggaan indonesia ini juga sudah menerapkan e- learning perusahaan. Hal itu dikarenakan garuda indonesia sangat yakin bahwa penerapan e- learning menjadi pendukung utama dalam kemajuan perusahaan. Oleh karena itu, pihak garuda tidak ragu untuk memberikan pelatihan e-learning kepada banyak keryawannya.
  • 21. 4. Bank Mandiri Perusahaan Bank Mandiri telah menerapkan proses pembelajaran melalui e-learning yang dimana pembelajaran dapat dilakukan pada jarak jauh dan juga dapat diakses seluruh karyawan Bank Mandiri diseluruh cabang di Indonesia. Menurut Chief Executive Officer (CEO) Bank Mandiri keuntungan yang diperoleh dalam menerapkan pembelajaran menggunakan e-learning adalah untuk meminimalisir biaya yang dikeluarkan guna untuk pembelajaran atau pelatihan bagi karyawan Bank yang jumlahnya tidak sedikit, selain itu penerapan pembelajaran e-learning bersifat sangat cepat sehingga para karyawan dapat langsung mengakses materi pembelajaran yang telah di kirim melalui e-learning tersebut.
  • 22. DAFTAR PUSTAKA Putra, Yananto Mihadi. (2018). Modul Kuliah Sistem Informasi Manajemen: Implementasi Sistem Informasi. FEB - Universitas Mercu Buana: Jakarta Kunt, Wais. (2013, 03 Januari). Hambatan Pemanfaatan Elearning. Diperoleh 27 Desember 2018, dari http://kangdumadi.blogspot.com/2013/01/hambatan-pemanfaatan-e-learning.html Anonim. (2016, 16 Juli). Pelatihan Dengan E-learning. Diperoleh 27 Desember 2018, dari https://www.proweb.co.id/articles/hrm/pelatihan_elearning.html Waldhemar, Muhammad Isarino. (2011, 24 Juli) Kegagalan Implementasi E-learning Di Perusahaan. Diperoleh 27 Desember 2018, dari https://waldhemar.wordpress.com/2011/07/24/kegagalan-implementasi-e-learning-di- perusahaan/ Fitria, Kiki. (2018, 17 Juli). Penerapan Konten “E-Learning” Pada Perusahaan. Diperoleh 27 Desember 2018, dari https://www.kompasiana.com/kiki28621/5b4dfbc05a676f57431b00c2/penerapan-konten-e- learning-pada-perusahaan?page=all Hanyu2013. (2017, 26 Desember). Pengertian, Karakteristik dan Manfaat E-learning. Diperoleh 27 Desember 2018, dari http://sepridahanum.web.id/pengertian-karaktiristik-dan-manfaat-e- learning/ Vitasari, Lut. (2018, 13 Desember). Pengenalan E-Learning. Diperoleh 27 Desember 2018, dari http://43217010145.blog.mercubuana.ac.id/2018/12/13/tugas-14-lut-vitasari-yananto-mihadi- putra-s-e-m-si-cma-pengenalan-e-learning-2018/