REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
SISTEM MANAJEMEN BASIS DATA
1. SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
Pertemuan Ke-6
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah “Sistem Informasi Manajemen”
Dosen Pengampu : Yananto Mihadi Putra, SE, M.Si
Disusun Oleh:
Pratiwi Rosantry (43217110253)
S1 AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MERCU BUANA
2. PENGERTIAN SISTEM MANAJEMEN BASIS DATA
Sistem Manajemen Basis-Data (Data Base Management System / DBMS) adalah perangkat
lunak sistem yang memungkinkan para pemakai membuat, memelihara, mengontrol, dan meng-
akses basis data dengan cara praktis dan efisien. DBMS dapat digunakan untuk meng-
akomodasikan berbagai macam pemakai yang memiliki kebutuhan akses yang berbeda-beda.
DBMS pada umumnya menyediakan fasilitas atau fitur-fitur yang memungkinkan data dapat
diakses dengan mudah, aman, dan cepat. Beberapa fitur yang secara umum tersedia adalah:
Keamanan : DBMS menyediakan sistem pengamanan data sehingga tidak mudah diakses
oleh orang yang tidak memiliki hak akses.
Independensi : DBMS menjamin independensi antara data dan program, data tidak
bergantung pada program yang meng-akses-nya, karena struktur data-nya dirancang
berdasarkan kebutuhan informasi, bukan berdasarkan struktur program. Sebaliknya
program juga tidak bergantung pada data, sehingga walaupun struktur data diubah,
program tidak perlu berubah.
Konkruensi / data sharing : data dapat diakses secara bersamaan oleh beberapa pengguna
karena manajemen data dilaksanakan oleh DBMS.
Integritas : DBMS mengelola file-file data serta relasi-nya dengan tujuan agar data selalu
dalam keadaan valid dan konsisten
Pemulihan : DBMS menyediakan fasilitas untuk memulihkan kembali file-file data ke
keadaan semula sebelum terjadi-nya kesalahan (error) atau gangguan baik kesalahan
perangkat keras maupun kegagalan perangkat lunak.
Kamus / katalog sistem : DBMS menyediakan fasilitas kamus data atau katalog sistem
yang menjelaskan deskripsi dari field-field data yang terkandung dalam basisdata.
Perangkat Produktivitas : DBMS menyediakan sejumlah perangkat produktivitas
sehingga memudahkan para pengguna untuk menarik manfaat dari database, misalnya
report generator (pembangkit laporan) dan query generator (pembangkit query / pencarian
informasi).
3. MODEL BASIS DATA RELASIONAL
E.F Codd pertama kali mengajukan prinsip – prinsip model reasional di akhir tahun 1960-
an. Model formal ini didasarkan pada aljabar relasional dan serangkaian teori, yang menjadi basis
teoritis bagi sebagian besar operasi manipulasi data yang digunakan.
Dari pandangan yang murni, system relasional yang penuh adalah yang sesuai dengan 12
peraturan yang disebutkan oleh Codd. Akan tetapi, untuk tujuan praktis, tidak semua peraturan
Codd sama pentingnya. Beberapa bersifat kritis, beberapa tidak. Oleh sebab itu, ahli teori lainnya
mengusulkan persyaratan yang tidak terlalu kaku untuk menilai relasional suatu system. Sistem
disebut relasional jika :
1. Menyajikan data dalam bentuk tabel dua dimensi
2. Mendukung fungsi – fungsi aljabar relasional yaitu batasi (restric), proyeksikan (project), dan
gabungan (join).
Fungsi – fungsi tersebut dijelaskan di bawah ini :
a. Batasi : Ekstraksikan baris yang ditentukan dari tabel tertentu. Operasi ini, menciptakan
tabel virtual (yang tidak ada secara fisik) yang merupakan bagian dari tabel aslinya.
b. Proyeksikan : Ekstraksikan atribut (kolom) tertentu dari tabel untuk menciptakan tabel
virtual.
c. Gabungkan : Bangun satu tabel fisik yang baru dari dua tabel yang terdiri atas semua
pasangan baris, dari setiap tabel.
Meskipun batasi, proyeksikan, dan gabungkan bukan merupakan serangkaian fungsi yang
lengkap, ini adalah subrangkaian yang mencukupi untuk kebanyakan kebutuhan informasi bisnis.
Sistem Manajemen Basis-Data (DBMS) memiliki berbagai keunggulan dibandingkan
dengan pengelolaan data tanpa DBMS, walaupun tidak terlepas dari beberapa kelemahan.
Keunggulan DBMS antara lain sebagai berikut :
Mengurangi duplikasi data atau data redundancy
Menjaga konsistensi dan integritas data
Meningkatkan keamanan data
4. Meningkatkan effisiensi dan effektivitas penggunaan data
Meningkatkan produktivitas para pengguna data
Memudahkan pengguna dalam menggali informasi dari kumpulan data
Meningkatkan pemeliharaan data melalui independensi data
Meningkatkan pemakaian bersama dari data
Meningkatkan layanan backup dan recovery data
Mengurangi konflik antar pengguna data
Kelemahan DBMS antara lain sebagai berikut :
Memerlukan suatu skill tertentu untuk bisa melakukan administrasi dan manajemen
database agar dapat diperoleh struktur dan relasi data yang optimal
Memerlukan kapasitas penyimpanan baik eksternal (disk) maupun internal (memory) agar
DBMS dapat bekerja cepat dan efisien.
Harga DBMS yang handal biasanya sangat mahal
Kebutuhan akan sumber daya (resources) biasanya cukup tinggi
Konversi dari sistem lama ke sistem DBMS terkadang sangat mahal, disamping biaya
pengadaan perangkat keras dan perangkat lunak, diperlukan pula biaya pelatihan.
Apabila DBMS gagal menjalankan misinya maka tingkat kegagalan menjadi lebih tinggi
karena banyak pengguna yang bergantung pada sistem ini.
Berikut ini disajikan tabel beberapa DBMS yang terkenal.
DBMS Perusahaan
Access Microsoft Corporation
DB2 IBM
Informix IBM
Ingress Computer Associate
mySQL The MySQL Company
Oracle Oracle Corporation
5. Postgres SQL Postgres
Sybase Sybase Inc.
Visual dBase Borland
Visual FoxPro FoxPro Corporation
DBMS untuk model data berbasis objek biasanya dinamakan sebagai Object Oriented Data Base
Management System (OODBMS). Beberapa OODBMS yang terkenal adalah sebagai berikut:
OODBMS Perusahaan
Gemstone Gemstone System
Matisse ADB Inc.
Versant Versant
Jeevan W3 Apps.
Vision Insyte
Objectivity Objectivity Inc.
ObjectStone Object Design Inc.
Poet Poet Software.
MANFAAT SISTEM MANAJEMEN BASIS DATA
DBMS memiliki banyak manfaat serta kelebihan pada penyimpanan datanya dibandingkan
dengan penyimpanan yang dilakukan dalam bentuk flat file atau spreadsheet, yaitu :
1. Saat melakukan penyimpanan dalam bentuk DBMS kita akan memperoleh performa yang
cukup besar.
2. Sangat jauh berbeda dengan performance data yang disimpan dalam bentuk flat file.
DBMS itu sendiri mempunyai unjuk kerja yang lebih baik dari flat file, serta juga saat
menggunakannya kita akan memperoleh efisiensi penggunaan pada media penyimpanan
dan memory.
3. Integritas data akan terjamin saat menggunakan DBMS.
6. 4. Permasalahan mengenai redudansi sering kali terjadi pada flat file. Redudansi adalah
kejadian berulangnya data atau kumpulan data yang sama dalam sebuah database yang
mengakibatkan pemborosan media penyimpanan.
5. Ndependensi, Yaitu merupakan suatu sifat yang memungkinkan perubahan struktur berkas
tidak dapat berpengaruh pada program dan demikian juga sebaliknya.
Pencapaian Independensi data dengan cara menempatkan spesifikasi pada tabel & kamus
yang terpisah secara fisik dari program. Adapun program tersebut akan mengacu pada tabel
untuk mengakses data.
6. Sentralisasi.
Pada DBMS kita akan diberikan kemudahan pada saat pengelolaan database karena
datanya telah disusun secara terpusat. Kemudahan yang dimaksud disini yaitu kemudahan
atau mudahnya di dalam melakukan bagi pakai dengan DBMS serta data yang diakses
secara bersamaan lebih konsisten dan terjamin dari pada data yang disimpan dalam bentuk
file atau worksheet yang tersebar.
7. Keamanan.
Keamanan pada DBMS lebih fleksibel dari pada keamanan yang dimiliki oleh file sistem
operasi. Adapun keamanan yang dimiliki oleh DBMS akan dapat memberikan ke-luesan
dalam pemberian hak
Perlu ditambahkan disini bahwa beberapa DBMS berbasis objek sebenarnya tetap
menggunakan file data relasional biasa, dengan kata lain, programnya berbasis objek tetapi
datanya masih model relasional biasa. Software seperti ini biasanya disebut sebagai Object
Oriented Relational DataBase Management System (OORDBMS), misalnya Visual dBase.
Salah satu tujuan dari DBMS adalah untuk menyediakan sarana antar muka (interface)
dalam meng-akses data secara efisien tanpa harus melihat kerumitan atau detail tentang cara data
direkam dan dipelihara. DBMS memiliki arsitektur untuk melakukan abstraksi dari data sehingga
dapat diperoleh independensi data-program. Pada tahun 1975, badan standarisasi nasional
Amerika ANSI-SPARC (American National Standards Institute – Standards Planning and
Requirements Committee) menetapkan tiga level abstraksi dalam database, yaitu:
7. 1. Level Eksternal (external level) atau Level Pandangan (view level)
Level Eksternal adalah level yang berhubungan langsung dengan pengguna database.
Pada level ini pengguna (user) hanya bisa melihat struktur data sesuai dengan keperluannya
sehingga setiap user bisa memiliki pandangan (view) yang berbeda dari user lainnya. Pada
level ini pula dimungkinkan pandangan user berbeda dengan representasi fisik dari data,
misalkan untuk data hari secara fisik data direkam dalam bentuk kode (1, 2, 3, dst) sedang
user melihat data dalam bentuk teks nama hari (Ahad, Senin, Selasa, …). Data yang dilihat
oleh user seakan-akan berasal dari satu file, secara fisik mungkin diambil dari beberapa file
yang berelasi.
2. Level Konseptual (conceptual level)
Level Konseptual adalah level dari para administrator database, pada level ini
didefinisikan hubungan antar data secara logik, sehingga diperlukan struktur data secara
lengkap. Para administrator database memahami bagaimana satu view dijabarkan dari
beberapa file data, demikian pula pada saat perancangan database mereka dapat saja membagi
data menjadi beberapa file agar dapat diakses dan disimpan secara efisien.
3. Level Internal (internal level) atau Level Fisik (physical level)
Level Internal adalah level dimana data disimpan secara fisik dalam bentuk kode, teks,
angka, bit. Pada level ini didefinisikan allokasi ruang penyimpanan data, deskripsi data dalam
penyimpanan, kompressi data (agar lebih hemat), dan enkripsi data (agar lebih aman).
Agar independensi data dapat dicapai maka disediakan pemetaan antar lapisan (level), yatiu
pemetaan eksternal-konseptual dan pemetaan konseptual-internal. Pada pemetaan eksternal-
konseptual, DBMS dapat memetakan field-field data dari user-view ke dalam struktur data yang
sesungguhnya. Pada pemetaan konseptual-internal, DBMS dapat menemukan rekaman fisik dari
data yang didefinisikan pada struktur logika.
8. BAHASA DBMS
Implementasi bahasa DBMS bervariasi sesuai dengan variasi perusahaan yang
merancangnya, namun pada prinsipnya bahasa ini bisa dikategorikan ke dalam tiga komponen
bahasa, yaitu:
1. Data Definition/Decription Language (DDL)
DDL adalah komponen bahasa DBMS yang digunakan untuk mendefinisikan struktur
data antara lain perintah untuk membuat tabel baru (CREATE) dimana terdefinisi
komponen/field data dengan tipe dan panjangnya, mengubah index (INDEX, REINDEX) agar
setiap rekord dalam satu file data dapat diakses melalui indeks-nya, mengubah struktur
(MODIFY STRUCT) dari file data, dan sebagainya. Komponen bahasa ini banyak digunakan
oleh para administrator basisdata pada saat merencanakan atau membangun file-file basis
data.
2. Data Manipulation Language (DML)
DML adalah komponen bahasa DBMS yang digunakan untuk memanipulasi data,
komponen ini diperlukan oleh para pengguna untuk memanipulasi data, antara lain perintah-
perintah untuk melakukan hal-hal berikut ini:
Mengambil data dari basisdata (LIST, DISPLAY)
Menambah data kedalam basisdata (INSERT, APPEND)
Meremajakan data yang ada dalam basisdata (UPDATE)
Menghapus data yang tidak diperlukan (DELETE)
Meng-urutkan data (SORT)
Menghitung frekuensi data (COUNT)
Mencari data (SEEK, FIND)
DML dapat dibedakan atas dua macam, yaitu DML Prosedural dan DML Non-
Prosedural. Pada DML Prosedural ketika data akan dimanipulasi maka perintah harus disertai
dengan perintah-perintah bagaimana data diakses dari file database.
Perintah DML Prosedural biasanya termuat dalam bahasa pemrograman tingkat tinggi
(high level programming language) seperti COBOL, C, C++ dan sebagainya. Pada DML non-
9. Prosedural data dapat dimanipulasi langsung tanpa harus memerintahkan bagaimana data
dibaca dari file. Perintah DML non-Prosedural biasanya digunakan dalam bahasa-bahasa
DBMS seperti pada dBase, Access, Paradox, FoxPro, SQL, dan sebagainya.
3. Device Control Media Language (DCML)
DCML adalah komponen bahasa DBMS yang digunakan untuk mengatur perekaman
atau penyimpanan data secara fisik. Komponen bahasa DCML digunakan oleh operator-
operator sistem basisdata didalam mengatur file-file data secara fisik. Perintah-perintah yang
termuat dalam komponen ini, antara lain perintah perintah: merekam (Write Record, Create
Table), menghapus (Drop, Delete Table).
KARAKTERISTIK SISTEM MANAJEMEN BASIS DATA / DBMS
Secara umum, data diorganisasikan dalam format file. Sistem manajemen basis data adalah
sebuah konsep baru, dan semua penelitian dilakukan untuk mengatasi kekurangan dalam
pengelolaan data secara traditional (data yang ditulis melalui kertas). Data modern memiliki
karakteristik sebagai berikut:
1. Tabel yang saling berhubungan - Sistem Manajemen Basis Data memungkinkan entitas dan
relasi antar mereka membentuk tabel. Seorang pengguna sistem tersebut bisa memahami
arsitektur database hanya dengan melihat nama tabel.
2. Isolasi Data - Sistem basis data sangat berbeda dari datanya. Database adalah entitas yang
aktif, sedangkan data dikatakan bersifat pasif, dimana basis data bekerja dan mengatur. DBMS
juga menyimpan metadata, yaitu data tentang data, untuk memudahkan prosesnya sendiri.
3. Berkurangnya Duplikat Data - Sistem basis data mengikuti aturan normalisasi, yang
membagi relasi ketika atributnya memiliki nilai redundansi / sama. Normalisasi adalah proses
matematis yang kaya dan ilmiah yang mengurangi duplikat data.
4. Konsistensi - Konsistensi adalah keadaan dimana setiap relasi dalam database tetap konsisten.
Ada metode dan teknik yang ada, yang dapat mendeteksi usaha untuk meninggalkan database
10. dalam keadaan tidak konsisten. Sistem basis data dapat memberikan konsistensi yang lebih
besar dibandingkan dengan bentuk penyimpanan data sebelumnya yang menyimpan aplikasi
seperti sistem pemrosesan file.
5. Bahasa'Query' - Sistem basis data dilengkapi dengan bahasa query, yang membuatnya lebih
efisien untuk mengambil dan memanipulasi data. Seorang pengguna dapat menerapkan
sebanyak dan sebagai pilihan penyaringan yang berbeda seperti yang diperlukan untuk
mengambil satu set data. Secara tradisional tidak mungkin sistem file-processing seperti ini
digunakan.
6. ACID Properties - DBMS mengikuti konsep Atomicity, Consistency, Isolation, and
Durability (biasanya disingkat sebagai ACID). Konsep ini diterapkan pada transaksi, yang
memanipulasi data dalam database. Properti ACID membantu database tetap sehat di
lingkungan multi-transaksional dan jika terjadi kegagalan
7. Multiuser dan Concurrent Access - Sistem basis data mendukung multi-user dan
memungkinkan mereka mengakses dan memanipulasi data secara paralel. Meskipun ada
batasan pada transaksi saat pengguna mencoba menangani item data yang sama.
8. Multiple views − Sistem basis data menawarkan beberapa tampilan untuk pengguna yang
berbeda. Seorang pengguna yang berada di departemen Penjualan akan memiliki pandangan
yang berbeda tentang database daripada orang yang bekerja di departemen Produksi. Fitur ini
memungkinkan pengguna untuk memiliki tampilan konsentrat database sesuai dengan
kebutuhan mereka.
9. Keamanan - Sistem basis data menawarkan berbagai tingkat fitur keamanan, yang
memungkinkan beberapa pengguna memiliki tampilan berbeda dengan fitur yang berbeda.
Misalnya, pengguna di departemen Penjualan tidak dapat melihat data milik departemen
Pembelian. Selain itu, juga dapat dikelola berapa banyak data departemen Penjualan yang
harus ditampilkan kepada pengguna. Karena DBMS tidak disimpan di disk sebagai sistem file
tradisional, sangat sulit bagi penjahat untuk memecahkan kode
11. USER SISTEM MANAJEMEN BASIS DATA
Sistem Manajemen Basis Data memiliki pengguna dengan hak akses dan izin berbeda
yang menggunakannya untuk tujuan yang berbeda. Beberapa pengguna bisa edit, delete,
menambahkan, mengubah data dan beberapa pengguna hanya bisa melihat data dan tidak bisa,
edit, delete, create dan update data. Pengguna Sistem basis data dapat dikategorikan secara luas
sebagai berikut:
1. System Engineer - Tenaga ahli yang bertanggung jawab atas pemasangan Sistem Basis Data,
dan juga mengadakan peningkatan dan melaporkan kesalahan dari sistem tersebut kepada
pihak penjual
2. Administrator - Administrator menjaga sistem basis data dan bertanggung jawab untuk
mengadministrasikan database. Mereka bertanggung jawab untuk menjaga penggunaannya
dan mengatur user siapa aja yang bisa mengakses database. Administrator juga menjaga
sumber daya DBMS seperti lisensi sistem, alat yang dibutuhkan, dan maintenance software
dan hardware database.
Program Utilitas yang digunakan oleh DBA :
Loading Routines, Membangun versi utama dari basis data
Reorganization Routines, Mengatur / mengorganisasikan kembali basis data
Journaling Routines, Mencatat semua operasi pemakaian basis data
Recovery Routines, Menempatkan kembali data, sebelum terjadinya kerusakan
12. Statistical Analysis Routines, Membantu memonitor kehandalan sistem
3. Desainer - Desainer adalah kelompok orang yang benar-benar bekerja pada bagian
perancangan database. Mereka terus mencermati data apa yang harus disimpan dan dalam
format apa. Mereka mengidentifikasi dan merancang keseluruhan entitas, relasi, batasan, dan
pandangan.
4. End Users - End Users adalah mereka yang benar-benar menggunakan database dari sistem
basis data itu sendiri .
5. Programmer Aplikasi – Pemakai yang berinteraksi dengan basis data melalui Data
Manipulation Language (DML), yang disertakan (embedded) dalam program yang ditulis
pada bahasa pemrograman induk (seperti C, pascal, cobol, dll)
6. Pemakai Mahir (Casual User) – Pemakai yang berinteraksi dengan sistem tanpa menulis
modul program. Mereka menyatakan query (untuk akses data) dengan bahasa query yang telah
disediakan oleh suatu DBMS
7. Pemakai Umum – Pemakai yang berinteraksi dengan sistem basis data melalui pemanggilan
satu program aplikasi permanen (executable program) yang telah ditulis (disediakan)
sebelumnya
8. Pemakai Khusus (Specialized/Sophisticated User) - Pemakai yang menulis aplikasi basis
data non konvensional, tetapi untuk keperluan-keperluan khusus seperti aplikasi AI, Sistem
Pakar, Pengolahan Citra, dll, yang bisa saja mengakses basis data dengan atau tanpa DBMS
yang bersangkutan.
CONTOH PENGGUNAAN APLIKASI BASIS DATA DALAM DUNIA BISNIS
1. Bank : Pengelolaan data nasabah, akunting, semua transaksi perbankan
2. Bandara : Pengelolaan data reservasi, penjadualan
3. Universitas : Pengelolaan pendaftaran, alumni
13. 4. Penjualan : Pengelolaan data customer, produk, penjualan
5. Pabrik : Pengelolaan data produksi, persediaan barang, pemesanan, agen
6. Kepegawaian: Pengelolaan data karyawan, gaji, pajak
7. Telekomunikasi : Pengelolaan data tagihan, jumlah pulsa
PERANAN SISTEM MANAJEMEN BASIS DATA
Data yang berulang dalam bentuk multifile duplikat maupun data duplikat dalam satu file.
Data dan program menyatu.
Kebutuhan untuk mengintegrasikan data dari file-file.
Kebutuhan untuk memperoleh data secara cepat.
Kebutuhan untuk membuat data dengan aman.
HAMBATAN DALAM SISTEM MANAJEMEN BASIS DATA
Basis data yang kurang matang atau yang tidak disiapkan dengan baik tentunya akan
menghasilkan beberapa masalah, karena dalam berinteraksi dengan basis data kita tidak hanya
berhadapan pada masalah perancangan, pengaksesan dan penginputan data saja. Masalah-maslah
tersebut diantaranya adalah :
1. Redudansi dan Inkonsistensi Data
Redudansi data berhubungan dengan banyaknya data pada sebuah tabel, sehingga sering
meimbulkan duplikasi data, artinya data yang tersedia akan tersaji atau tercetak secara
berulang-ulang. Hal ini akan mengakibatkan kesulitan pada saat melakukan manipulasi data
yang berupa pengubahan dan penghapusan data, karena akan menimbulkan inkonsistensi data.
Redudansi ini bisa disebabkan karena basis data yang ada belum memenuhi aturan-aturan
dalam normalisasi basis data. Hal ini dapat dicontohkan pada tabel dengan 3 field, yaitu NIM,
nama_mhs, dan alamat, pada tabel tersebut yang menjadi key adalah NIM, jika nama dan
alamat merupakan field non key, dan field alamat mempunyai ketergantungan fungsional pada
14. field non key lainnya dalam hal ini adalah nama_mhs, sedangkan nama_mhs mempunyai
ketergantungan fungsional terhadap NIM, maka akan mudah dijumpai redudansi pada field
alamat dimana pada nama alamat yang sama akan selalu hadir pada record nama_mhs yang
sama pula, hal ini sangat berpengaruh ketika kita melakukan manipilasi data pada salah satu
record alamat sehingga akan ditemui record alamat yang yang berbeda untuk record
nama_mhs yang sama dalam satu tabel.
Redudansi juga umum terjadi untuk menyatakan hubungan(relationship) antar tabel
dalam sebuah basis data relasional. Pada basis data relasional redudansi data sering terjadi
pada saat terjadi operasi penghapusan data, jika data pada satu tabel yang mempunyai relasi
pada tabel lain dihapus sedangkan data data pada tabel lain tetap dibiarkan eksis maka akan
terjadi inkonsistensi data.
2. Kesulitan Pengaksesan Data
Pengaksesan data akan sulit dilakukan apabila terjadi permintaan data yang tidak lazim
dan di luar yang telah disediakan suatu program aplikasi, atau apabila data yang aka diakses
berasal dari basis data yang berbeda. Pengaksesan data ini dapat diatasi dengan penyediaan
program aplikasi yang dapat menunjuang sebuah keperluan tersebut.
3. Isolasi Data Untuk Standarisas
Basis data yang baik adalah basis data yang letak datanya berada pada satu tempat.
Isolasi data terjadi biasanya disebabkan oleh data yang ada ditempatkan dalam berbagai file
dengan format yang berbeda dan menggunakan DBMS yang berbeda pula. Perbedaan DBMS
dalam pengelalaan data menyebabkan terjadinya perbedaan pada setiap pengaksesan data
walaupun sangat kecil.
4. Multiple User
Perkembangan dan kebutuhan sebuah informasi yang disajiakan semakin lama maka
akan semakin meningkat, untuk itu peningkatan sistem basis data dalam menyajikan sebuah
informasi perlu ditingkatkan, hal ini untuk memenuhi kebutuhan banyak pemakai dalam
pengaksesan data. Pengaksesan data yang dilakukan oleh banyak pemakai terutama dalam
melaukan perubahan data atauupdating dapat mengakibatkan inkonsistensi data. Selain itu
15. performasi sebuah sistem juga akan terpengaruh. Sebagai contoh, perubahan data yang
dilakuakan oleh pemakai lalu menimpannya kedalam basis data dan pada saat yang bersamaan
terjadi pengubahan data yang sama oleh pemakai lain sehingga menjadikan data tersebut tidak
konsisten.
5. Masalah Keamanan Data
Keamanan data biasanya dengan cara melakukan penerapan sebuah password pada saat
pengaksessan data, karena tidak semua pemakai boleh bersentuhan dengan sebuah sistem
basisdata, hanya pemakai yang terdaftar yang dapat memanfaatkan basisdata, namun pemakai
tersebut belum tentu dapat melakukan pengubahan data pemakai tersebut hanya dapat
melakukan pengaksesan data tanpa melakukan proses manipulasi data, pemakai yang dapat
melakukan manipulasi data hanyalah pemakai yang telah terdaftar dan mendapat rekomendasi
dari administrator basis data tersebut. Agar terhindar dari campur tangan orang yang tidak
bertanggung jawab sehingga mengakibatkan kerusakan basis data.
6. Masalah Integrasi Data
Data yang terdapat dalam basisdata seharusnya memenuhi berbagai batasan yang sesuai
dengan aturan nyata yang berlaku dimana basis data tersebut diimplementasikan, lain halnya
jika aturan tersebut bersifat situasional dan tidak bersifat tetap sehingga tidak didefinisikan
pada DBMS, hal ini akan menimbulkan perbedaan antar data yang ada pada basis data dengan
keadaan yang sesungguhnya.
7. Masalah Independence Data
Kebebasan yang sebebas-bebasnya terkadang justru membuat masalah tidak hanya pada
dunia nyata namun pada penerapan basis data hal tersebut dapat menjadi sebuah masalah,
kebebasan data pada sebuah basis data berakibat pada kesulitan dalam pengelompokan data,
dan akan menimbulkan data yang tidak teratur serta tidak konsisten.
16. TANTANGAN SERTA SOLUSI DALAM SISTEM MANAJEMEN BASIS DATA
Seiring dengan berjalannya bisnis perusahaan, masalah dalam penyimpanan dan
pengelolaan data pun akan semakin kompleks. Temukan tantangan pengelolaan data yang
mungkin dihadapi dan bagaimana cara menghindarinya dengan memilih solusi yang efektif.
1. a. Tantangan: Pemetaan data tidak terstruktur dengan baik
Pengkategorian yang kurang tepat, format data tidak konsisten, dan adanya duplikat,
dapat mempersulit dan memperlambat proses pencarian data.
b. Solusi: Buat rencana secara detail sejak awal
Fokus membangun sistem struktur dasar terlebih dahulu untuk memudahkan dalam
menemukan, mengakses, dan menganalisis data di kemudian hari.
2. a. Tantangan: Entri data tidak akurat dan terpercaya, serta inkonsisten
Data berasal dari berbagai sumber dan administrator. Kemajemukan ini menciptakan
tumpukan data dengan bermacam tipe yang memiliki standarnya sendiri, yang dapat
berdampak pada integritas data.
b. Solusi: Otomatisasi, atau pengaturan pekerjaan dengan mesin dalam industri
adalah cara yang dapat diandalkan untuk mengelola data jika dibandingkan dengan
proses manual, karena manusia pada dasarnya rentan terhadap kesalahan. Mengelola
data yang akurat dan terstandardisasi adalah upaya yang rumit, namun jika dilakukan
dengan benar, otomatisasi data dapat merevolusi cara perusahaan mengelola data jadi
lebih rapi dan terstruktur.
3. a. Tantangan: Data tersimpan dalam sumber yang berbeda
Perusahaan menghadapi tantangan utama ketika data harus dikumpulkan dari variasi
sistem manajemen database dengan kompatibilitas operasional yang berbeda.
Kesenjangan ini akan menimbulkan masalah dalam penarikan data.
b. Solusi: Gunakan penerjemah antar sistem. Gunakan aplikasi pendamping yang dapat
terhubung dengan koneksi multi-database dan platform dengan operasi multi-sistem.
4. a. Tantangan: Mencari data dalam waktu singkat
17. Volume data yang bisa jadi sangat besar akan menyulitkan dalam mencari data tertentu
di dalam tumpukan data.
b. Solusi: Gunakan aplikasi yang akan memudahkan mencari objek dan relasi data
dengan fitur keyword search yang dapat menghasilkan pemetaan antar objek pada
sebuah database.
5. a. Tantangan: Integritas data tidak terjamin
Integritas adalah aspek penting lain dari keamanan database. Kewenangan
administrator yang tak terbatas dalam mengubah data akan mengurangi
integritas database. Banyaknya jumlah pemegang akses ke penyimpanan data tentunya
akan mempersulit pengawasan aktivitas login, yang nantinya rentan terhadap cyber
attack.
b. Solusi: Batasi sistem keamanan dengan kontrol akses. Pastikan bahwa hanya orang
terpercaya yang dapat melihat informasi perusahaan. Gunakan sistem Kontrol Akses
Pengguna yang menentukan izin siapa yang dapat mengakses data tersebut. Kelola
akses database dengan mekanisme ticketing, yang membuat pengajuan hak akses
admin harus melalui proses approval dari tingkat manajemen yang lebih tinggi seperti
manajer IT.
18. CONTOH KASUS SISTEM MANAJEMEN BASIS DATA
1. Akan dibahas tentang implementasi sistem basis data untuk sistem pemesanan tiket
pesawat berbasiskan web atau online (Online Ticketing).
a. Integritas Data diperlukan ketika pemasukkan data-data pemesanan seperti nama
pemesan dengan constraint tidak boleh ada karakter symbol pada input nama, nomor
identitas harus unik misalkan nomor KTP, dan nomor telepon yang tidak mengandung
huruf didalamnya.
b. Transaksi Data diperlukan ketika data-data pemesanan dikirimkan oleh tiap cabang
kepada pusat untuk dimasukkan ke database. Dan secara Sistem jika transaksi sudah
disetujui dilakukan commit.
c. Concurrency Data diperlukan ketika berbagai cabang online ticketing melakukan
akses pemesanan ke database secara bersamaan dan handle masalah Concurrency
seperti Deadlock, dan lainnya.
d. Backend Programming diperlukan ketika pemesan memesan tiket secara online, akan
muncul trigger bahwa data pembayaran pemesanan secara default di set menjadi
“Belum Melakukan Pembayaran”, ketika event pembayaran terjadi trigger/procedure
perubahan data pembayaran menjadi “Telah Lunas Dibayar”, atau jika lewat 1 hari
pembayaran belum dipenuhi akan trigger data “Pemesanan Dibatalkan/Hangus”
e. XML diperlukan untuk pertukaran data antara bank dengan pihak pembayaran sistem
ticketing online, atau pertukaran data antar kantor cabang dengan kantor pusat
f. Database Security diperlukan untuk menjaga Sistem Basis Data tetap aman dan
terjaga dari penyalahgunaan akses Sistem Basis Data.
2. Database untuk Efisiensi dan Peningkatan Bisnis Pada menejemen perbankkan
19. Dalam hal efisiensi, perusahaan dapat dengan mudah menggunakan Database untuk
mengelola informasi, menyimpan record transaksi, melacak data customer, memanipulasi
data (input, update, delete), sehingga bisa menghemat banyak waktu yang berharga yang
dapat digunakan untuk meningkatkan produksi perusahaan. Bayangkan saja berapa banyak
waktu yang diperlukan jika melakukan itu semua secara manual?
Dengan Database memungkinkan juga bagi perusahaan untuk menyimpan
data customer seperti nomor telepon, dan alamat email, yang dapat digunakan untuk
memasarkan produk/menawarkan diskon dan penawaran khusus secara langsung. Dapat
juga untuk membantu menjalankan CRM (Customer Relationship Management), bila
perusahaan mengirim pesan Ulang Tahun kepada customer pasti mereka akan merasa
penting dan dihargai. Perusahaan dapat mengetahui informasi tersebut dengan mencari data
customer yang telah tersimpan di dalam Database.
3. Data base untuk keamanan pada mesin ATM
Life Fingerprint Security merupakan sistem pengamanan yang sederhana tapi
terjamin tingkat keamanannya. Hanya diperlukan penambahan satu alat baru, yang berupa
alat pemindai sidik jari tanpa membongkar mesin ATM, atau mengunakan mesin ATM
khusus. Nantinya alat pemindai sidik jari itu nantinya akan diletakan tepat di bawah akses
untuk memasukan dan mengluarkan kartu ATM. Alat fingerprint ini nantinya akan
langsung terhubung dengan alat pembaca kartu ATM yang telah berada sebelunya di setiap
mesin ATM. Nantinya jika seorang nasabah ingin melakukan transaksi melalui ATM,
maka dia harus meletakan ibu jarinya di alat scan yang telah tersedia. Sidik jari tersebut
selanjutnya akan otomatis terekam dan diidentifikasikan dengan data
image/template/minutia sidik jari si pemilik yang tersimpan di dalam kartu ATM (match on
card).Apabila kedua data sidik jari ternyata tidak cocok, maka permintaan penggunaan
kartu ATM otomatis akan ditolak dan kartu akan secara otomatis keluar.
20. DAFTAR PUSTAKA
Putra, Yananto Mihadi. (2018). Sistem Manajemen Basis Data. Modul Kuliah Sistem Informasi
Manajemen. FEB - Universitas Mercu Buana: Jakarta.
Saputra, Eko. (2011, 09 Januari). Pengertian Sistem Manajemen Basis Data. Diperoleh 17
Oktober 2018, dari http://dianayun30207013.blogspot.com/2011/01/pengertian-sistem-manajemen-
basis-data.html.
Anonim. (2018). Pengertian Sistem Manajemen Basis Data. Diperoleh 17 Oktober 2018, dari
http://www.sistem-informasi.xyz/2017/07/pengertian-sistem-manajemen-basis-data.html.
Aji, Anugrah Krisna. (2010, 03 Desember). Beberapa Masalah Dalam Basis Data. Diperoleh 17
Oktober 2018, dari http://jokojowo.blogspot.com/2010/12/beberapa-masalah-dalam-basis-
data.html.
Asaba Computer Centre. (2018). Tantangan Pengelolaan Data dan Solusinya. Diperoleh 17
Oktober 2018, dari http://www.asaba.co.id/article/preview/30/tantangan-pengelolaan-data-dan-
solusinya.
Arni, Ulti Desi. (2018, 18 April). Sistem Manajemen Basis Data. Diperoleh 17 Oktober 2018,
diperoleh https://garudacyber.co.id/artikel/598-sistem-manajemen-basis-data.
Mubarak, Jidni Ilman. (2013, 15 Juni). Karakteristik Sistem Basis Data Beserta Studi Kasus.
Diperoleh 17 Oktober 2018, dari http://thebrains.hol.es/karakteristik-sistem-basis-data-beserta-
studi-kasus/.
Sania. (2015, 16 Maret). Pengertian Basis Data Dan Contoh Penerapannya Pada Dunia Bisnis.
Diperoleh 17 Oktober 2018, dari http://sansan57.blogspot.com/2015/03/pengertian-basis-data-
dan-contoh.html.
Wandi. (2013, Oktober). Sistem Manajemen Basis Data. Diperoleh 17 Oktober 2018, dari
https://wandi2305.wordpress.com/sistem-manajemen-basis-data/.