SlideShare a Scribd company logo
1 of 39
1
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Kestabilan suatu zat merupakan faktor yang harus diperhatikan dalam membuat
formulasi suatu sediaan farmasi. Hal ini penting mengingat suatu obat atau sediaan farmasi
biasanya diproduksi dalam jumlah yang besar dan memerlukan waktu yang lama sampai obat
tersebut memberikan efek kepada pasien. Ketidakstabilan suatu sediaan farmasi dapat
dideteksi melalui perubahan sifat fisika, kimia serta penampilan dari suatu sediaan farmasi.
Salah satu stabilitas obat dapat diketahui yaitu dari ada atau tidaknya penurunan kadar selama
penyimpanan. Pemakaian obat kadaluwarsa, termasuk sediaan steril dan non steril merupakan
salah satu bentuk ‘’medication error ‘’. Menurut peraturan yang disusun oleh Badan
Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia (BPOM RI) Nomor HK.
03.1.23.06.10.5166 menyatakan bahwa batas kadaluwarsa pada penandaan atau label obat
merupakan hal yang penting dalam rangka memberikan perlindungan kesehatan pada
masyarakat.
Beyond use date (BUD) adalah batas waktu penggunaan produk obat setelah
diracik/disiapkan atau setelah kemasan primernya dibuka/dirusak. Kemasan primer disini
berarti kemasan yang langsung bersentuhan dengan bahan obat, seperti: botol, ampul, vial,
blister. Pengertian BUD berbeda dari expiration date (ED) atau tanggal kedaluwarsa karena
ED menggambarkan batas waktu penggunaan produk obat setelah diproduksi oleh pabrik
farmasi, sebelum kemasannya dibuka. BUD bisa sama dengan atau lebih pendek daripada
ED. ED dicantumkan oleh pabrik farmasi pada kemasan produk obat, sementara BUD tidak
selalu tercantum.
Idealnya, BUD dan ED ditetapkan berdasarkan hasil uji stabilitas produk obat dan
dicantumkan pada kemasannya. BUD dan ED menentukan batasan waktu dimana suatu
produk obat masih berada dalam keadaan stabil. Suatu produk obat yang stabil berarti
memiliki karakteristik kimia, fisika, mikrobiologi, terapetik, dan toksikologi yang tidak
berubah dari spesifikasi yang sudah ditetapkan oleh pabrik obat, baik selama penyimpanan
2
maupun penggunaan. Stabilitas dari suatu produk dapat dipengaruhi oleh pH, suhu, pelarut,
cahaya, udara (oksigen), karbon dioksida, uap air atau kelembaban, dan ukuran partikel.
Menggunakan obat yang sudah melewati BUD atau ED-nya berarti menggunakan
obat yang stabilitasnya tidak lagi terjamin. Seperti yang diketahui bahwa BUD tidak selalu
tercantum pada kemasan produk obat, hai ini menjadi penting bagi tenaga kesehatan,
khususnya Farmais, untuk mengetahui tentang ketentuan-ketentuan umum terkait BUD serta
bagaimana cara menetapkan BUD pada berbagai produk obat, baik produk nonsteril maupun
steril, yang kemudian mencantumkannya saat obat diberikan atau diserahkan ke pasien.
II.2 Tujuan Penulisan
1. Memahami perbedaan beyond-use date dan expiration date dalam compounding
dan dispensing
2. Mengetahui cara-cara penentuan beyond-use date dan aplikasi penentuan
beyond-use date pada berbagai produk obat, baik produk nonsteril maupun steril.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Beyond Use Date (BUD)
Beyond use date (BUD) dalam USP didefinisikan sebagai tanggal dan waktu setelah
persiapan dimana sediaan tidak boleh digunakan atau dipindahkan. Beyond use date,
umumnya dinyatakan dalam jam atau hari. Beyond use date (BUD) bisa sama dengan atau
lebih pendek daripada expiration date (ED). Idealnya, Beyond use date (BUD) dan expiration
date (ED) ditetapkan berdasarkan hasil uji stabilitas produk obat dan dicantumkan pada
kemasannya.
Beyond use date (BUD) dan Expiration date (ED) menentukan batasan waktu dimana
suatu produk obat masih berada dalam keadaan stabil. Suatu produk obat yang stabil berarti
memiliki karakteristik kimia, fisika, mikrobiologi, terapetik, dan toksikologi yang tidak
berubah dari spesifikasi yang sudah ditetapkan oleh pabrik obat, baik selama penyimpanan
maupun penggunaan. Penggunaan obat yang sudah melewati Beyond use date (BUD) atau
expiration date (ED) berarti menggunakan obat yang stabilitasnya tidak lagi terjamin,
mengingat Beyond use date (BUD) tidak selalu tercantum pada kemasan produk obat
Seorang farmasis dituntut dapat menentukan beyond use dates untuk sediaan atau vial
yang ditangani dan dikemas ulang kemudian dikirim ke pasien untuk diadministrasikan.
Beyond use date perlu ditentukan karena adanya fakta bahwa wadah asli produsen telah
dibuka dalam proses yang aseptik, sehingga sediaan farmasi dapat berinteraksi dengan
kondisi atmosfer dan dapat tekontaminasi. Adanya interaksi dan fakta bahwa sediaan dikemas
ulang dapat menyebabkan sediaan tidak memiliki integritas yang sama seperti sediaan asli
sehingga hal ini mengharuskan farmasis untuk memperpendek masa kadaluwarsa dari yang
semula ditetapkan oleh produsen. Terminologi yang tepat untuk digunakan pada label resep
obat yang dikemas ulang adalah beyond use date, penggunaan istilah tanggal kadaluarsa
tidaklah tepat.
4
Penerapan penggunaan beyond use date sangat penting untuk keamanan dosis karena
menentukan suatu jangka waktu yang tepat di mana resep obat dapat diberikan kepada pasien
oleh seorang pekerja kesehatan. Beyond use date dihitung dengan memperhatikan berbagai
faktor, seperti sifat dari obat (stabilitas kimia, adanya bahan pengawet dan konsentrasinya),
jenis wadah penyimpanan, batas mikrobiologi, kondisi penyimpanan lingkungan (suhu
kamar, didinginkan, suhu beku serta kondisi kelembaban, dan terutama frekuensi seringnya
wadah dibuka).
Ada perbedaan antara Expiration date (ED) dan Beyond use date (BUD). Expiration
date adalah proyeksi jangka waktu produk dapat diharapkan, berdasarkan studi stabilitas
dipercepat, untuk mempertahankan kemurnian dan potensi. Expiration date digunakan untuk
produk komersial. Beyond use date adalah perkiraan interval waktu bahwa persiapan
diperparah dapat diharapkan untuk mempertahankan kemurnian dan potensi berdasarkan
pedoman umum, referensi sastra, atau studi stabilitas real-time yang sebenarnya
menggunakan kondisi yang ditentukan. Secara umum, maksimal melampaui tanggal
penggunaan 6 bulan digunakan karena lebih hampir cocok menjadi pedoman resep
diperparah melibatkan pasien, dokter, dan farmasis.
Penetapan Beyond use date adalah tanggung jawab farmasis atau compounder.
Dengan tidak adanya program pengujian sterilitas. Tabel 2-8 dapat digunakan untuk
menentukan Beyond use date (waktu) untuk sediaan suntikan air. Karena uji sterilitas
biasanya memakan waktu sampai 14 hari untuk menyelesaikan, itu tidak layak untuk
menunggu hasil sebelum menetapkan Beyond use date dan sediaan yang dikeluarkan. Sebuah
program sterilitas-pengujian harus berada di tempat lebih lama Beyond use date-nya. Ini
tidak berarti bahwa setiap satu sediaan steril diuji, melainkan program pengujian harus
mencerminkan jumlah dan kompleksitas formulasi steril sedang dipersiapkan. Tabel 2-8
memberikan melampaui menggunakan waktu penyimpanan untuk sediaan steril yang
disiapkan pada tingkat risiko yang berbeda yang disimpan pada temperatur yang berbeda.
Ketika data stabilitas divalidasi tersedia, data tersebut lebih diutamakan daripada waktu yang
diberikan dalam tabel jika program sterilitas-pengujian dapat menggunakan waktu yang
diberikan dalam tabel untuk didinginkan atau dingin suhu, yang diambil dari USP Bab 795.
Jika tidak ada program ini akan di tempat pada kegagalan Beyond use date pada kolom "No"
dapat digunakan.
5
Table 2-1. Beyond-use date pada sediaan injeksi cair (BUD untuk sediaan steril dari
tingkat resiko berbeda yang disimpan pada suhu yang bebeda.
Type of
Compounded
Sterile
Preparation
Controlled Room
Temperature
Refrigerated or Cold
Temperature
Freeser or -20oC Temperature
Sterility Testing Program?
No Yes No Yes No Yes
Low-risk 48 hours - 14 days 14 days 45 days -
Medium-risk 30 hours - 9 days 14 days 45 days -
High-risk 24 hours - 3 days 14 days 45 days
Berbagai sumber informasi dapat digunakan untuk menentukan yang kesesuaian
Beyond use date, termasuk informasi perusahaan kimia, produsen 'sastra, Stabilitas Trissel
tentang Formulasi Compounded, www.CompoundingToday.com, monograf dalam edisi
terbaru dari AHFS Informasi Obat, International Journal of Peracikan farmasi, American
Journal of Health-System farmasi, farmasi Rumah Sakit, jurnal lainnya, dan buku terkait.
Kebanyakan apoteker mempersiapkan atau mengeluarkan sejumlah kecil persiapan
peracikan, merekomendasikan penyimpanan pada ruang atau suhu dingin, dan menggunakan
Beyond use date secara konservatif.
Faktor – faktor yang mempengaruhi Beyond use date (BUD) diantaranya adalah sebagai
berikut:
 Sifat dari obat, dilihat dari stabilitas kimia, adanya bahan pengawet dan
konsentrasinya
 Jenis wadah penyimpanan
 Batas mikrobiologi
 Kondisi lingkungan penyimpanan : suhu kamar, suhu pada saat didinginkan, suhu
beku serta kondisi kelembaban, dan terutama frekuensi seringnya wadah dibuka.
Pencantuman beyond use date pada sediaan non steril, contohnya pada racikan
sediaan puyer bertujuan supaya pasien memahami kapan sebaiknya puyer tersebut seharusnya
tidak boleh digunakan lagi hal ini guna meningkatkan keamanan pasien. Berdasarkan United
States Pharmacope 795 (USP) untuk sediaan liquid nonaqueous dan sediaan padat non steril
(dimana produk obat pabrik adalah sumber dari bahan aktif), maka beyond use date tidak
lebih lama dari 25% sisa dari expired date produk awalnya atau hanya 6 bulan. Beyond use
date untuk sediaan yang mengandung air adalah tidak lebih dari 14 hari ketika disimpan pada
6
temperatur dingin (Kupiec, 2003). Bentuk-bentuk sediaan lainnya beyond use date (BUD)
tidak lebih dari durasi terapi atau 30 hari. Untuk puyer beyond use date (BUD) sampai
dengan 1 bulan dari mulai obat tersebut di racik.
Untuk waktu kadaluwarsa (beyond use date) selama 1 tahun maka ada 2 kondisi yang
harus dipenuhi yaitu :
 Harus mempertahankan fasilitas dimana temperatur kinetik rata-rata tidak lebih dari
250 C.
 Kemasan yang digunakan untuk mengemas harus lebih baik daya proteksinya
daripada
polyvinyl chloride (PVC) (Clark,2002)
Ketentuan FDA (food drug administration) tentang peracikan ulang yaitu :
 Waktu kadaluwarsa tidak lebih dari 1 tahun dari tanggal pembuatan atau lebih singkat
dari produk awalnya tanpa adanya data stabilitas dan petunjuk dari label awal.
 Jika bentuk sediaan racikan adalah oral solid maka kemasan yang digunakan harus
sesuai dengan standar kelas A USP.
 Kemasan produk awal tidak terbuka sebelumnya dan keseluruhan peracikan
dilakukan
dalam satu kali operasi.
 Peracikan dan penyimpanan harus sesuai dengan kondisi lingkungan yang terdapat
pada label kemasan produk awal. Apabila tidak ada petunjuk dari label maka
temperature ruangan harus dikendalikan selama peracikan dan penyimpanan antara
bentuk sediaan solid dan liquid oral. Apabila tidak ada kelembaban spesifik pada
label produk awal maka kelembaban relatif seharusnya tidak lebih dari 75% pada
suhu 23 °C untuk peracikan dan penyimpanan dari bentuk sediaan solid oral (Anonim,
2005).
 Untuk pencantuman masa kadaluwarsa pada sediaan puyer racikan ulang kita bisa
mengacu pada FDA (Food Drug & Administration), seperti BPOM Amerika atau
USP karena belum ada peraturan resmi tentang hal ini di Negara kita dan tidak boleh
mencantumkan masa kadaluwarsa seperti yang tertera dalam bentuk sediaaan awalnya
karena bentuk sediaan obat yang diracik ulang mempunyai stabilitas berbeda dari
bentuk sediaan awalnya.
7
II.2. Menentukan Beyond Use Date
Informasi stabilitas kata-dari mulut ke mulut bisa berbahaya. Memastikan bahwa
semua persiapan peracikan di apotek beyond use date harus akurat dapat membosankan dan
memakan waktu, tetapi sangat penting. Skenario berikut mengilustrasikan kata-dari mulut ke
mulut kencan:
 "Kami bagikan monkeymycin untuk salah satu pasien kami dan hanya menempatkan
tanggal 10 hari di atasnya," kata seorang farmasis di pertemuan farmasis baru-baru
ini. "Kami tidak pernah mendengar bahwa sesuatu yang buruk terjadi, jadi saya kira
beberapa minggu harus oke."
 "Kami menggunakan 2 minggu beyond use date untuk pedicycline dalam gelas, jadi
saya kira 10 hari aman dalam plastik."
Apa yang salah di sini? Sama sekali tidak ada jaminan bahwa skenario baik akan
menghasilkan tanggal yang tepat yang ditugaskan untuk persiapan. Kata-dari mulut ke mulut
beyond use date tidak aman, tidak profesional, ilmiah, dan sakit disarankan. Ini mungkin
datang kembali untuk menghantui farmasis peracikan jika peristiwa buruk terjadi dari
penggunaan persiapan itu.
Kecuali data yang diterbitkan tersedia untuk sebaliknya, berikut ini adalah maksimum
yang direkomendasikan untuk beyond use date pada sediaan steril obat yang dikemas dalam
ketat, wadah tahan cahaya dan disimpan pada suhu ruangan yang terkontrol atau seperti yang
ditunjukkan dan untuk sediaan steril yang program pengujian sterilitas di tempat. Obat atau
bahan kimia diketahui labil terhadap dekomposisi akan memerlukan lebih pendek beyond use
date.
 Formulasi nonaqueous. beyond use date digunakan tidak lebih dari waktu yang tersisa
sampai awal tanggal kedaluwarsa dari setiap bahan farmasi aktif atau 6 bulan, mana
yang lebih awal.
 Formulasi yang mengandung air. beyond use date tidak lebih dari 14 hari untuk
formulasi disimpan pada suhu dingin terkendali.
 Formulasi topikal / kulit dan mukosa liquid dan semisolid mengandung air. beyond
use date adalah selambat-lambatnya 30 hari.
8
Sebuah diagram alir yang dapat digunakan dalam menentukan beyond use date ditunjukkan
pada Gambar 2-2.
Gambar 2-2 Diagram alir untuk menetapkan beyond-use date. batas beyond-use date dalam aliran bagan ini
dilampaui bila ada informasi yang mendukung stabilitas ilmiah yang valid yang dapat langsung diterapkan
untuk persiapan tertentu (yaitu, sama berbagai obat konsentrasi, pH, eksipien, kendaraan, kadar air, dll),
termasuk persiapan yang telah tersedia secara komersial
Sediaan
Padat
penggunna
Sediaanoral
Bahan aktiv dari
hasil produksi
Sediaan
cair
BUD selama14
pada suhu15o
C
BUD selama6 bulan(jikabahanyang
digunakanberdasarkanUSP/NF)
BUD 25% dari
waktu yang tersisi
sampai dengan
taggal kadarluarsa,
atau 6 bulan
Semua
bentuk
sediaanlain
Tidakberair
BUD selama 30
hari atau durasi
terapi mana
yang lebihrendah
yes yes
no
no
yes
Bahan aktiv
dari hasil
produksi
BUD 25% dari
waktu yang tersisi
sampai dengan
taggal kadarluarsa,
atau 6 bulan
BUD selama6 bulan(jikabahanyang
digunakanberdasarkanUSP/NF)
BUD selama 30
hari atau durasi
terapi mana
yang lebihrendah
yes yes
no
no
yes
no
no
9
Untuk persiapan steril obat diperparah berikut ini adalah maksimum yang disarankan
di luar tanggal gunanya kecuali data yang diterbitkan tersedia untuk sebaliknya. Beyond use
date untuk sediaan steril dianggap waktu yang administrasi dimulai.
 Tingkat risiko rendah pencampuran sediaan steril. Dengan tidak adanya melewati uji
sterilitas, toko untuk tidak lebih dari 48 jam pada suhu kamar terkendali, 14 hari pada
suhu dingin, dan 45 hari dalam keadaan beku padat pada-25°C ke-10°C atau lebih
dingin.
 Tingkat risiko menengah pencampuran sediaan steril. Dengan tidak adanya melewati
uji sterilitas, toko untuk tidak lebih dari 30 jam pada suhu terkontrol kamar, 9 hari
pada suhu dingin, dan 45 hari dalam keadaan beku padat pada-25°C ke-10°C atau
lebih dingin.
 Tingkat risiko tinggi pencampuran sediaan steril. Dengan tidak adanya melewati uji
sterilitas, toko untuk tidak lebih dari 24 jam pada suhu kamar dikendalikan, 3 hari
pada suhu dingin, dan 45 hari dalam keadaan beku padat pada-25°C ke-10°C atau
lebih dingin.
Ketika mengevaluasi penerapan studi stabilitas dalam literatur, apoteker harus yakin
bahwa persiapan yang dipelajari adalah mirip dengan persiapan yang sedang
dipertimbangkan dalam rentang konsentrasi obat, pH, eksipien, kendaraan, kadar air, dan
sejenisnya.
II.3. Perbedaan Istilah Beyond Use Date Dengan Experation date
Terdapat perbedaan anatara istilah expiration date dan BUD 1
 Expiration date atau waktu kadaluarsa adalah lamanya waktu suatu sediaan
dimana kemurnian dan potensi suatu obat masih tetap. Waktu kadaluarsa
ditentukan berdasarkan penentuan dengan kenaikan temperature. Biasanya untuk
sediaan komersial.
 Beyond Use Date adalah perkiraan internal waktu dimana sediaan yang di
compound dapat diharapkan potensi dan kemurniannya tetap berdasarkan cara
penentuan umum, refernsi pustaka atau percobaan stabilitas dengan
10
menggunakan kondisi pada waktu compounding. BUD biasanya dinyatakan
dalam jam atau hari.
Dalam united states pharmacopeia 30/national formulary 25 pada
pharmaceutical compounding <795> dinyatakan bahwa salah satu tanggung jawab
apoteker adalah mengevaluasi stabilitas sediaan yang ditentukan melalui literature
untuk menentukan tanggal beyond use yang dapat dipercaya untuk menjamin potensi,
kemurnian, kualitas dan karakteristik sediaan hasil compounding seperti yang
diharapkan .
II.4. Ketentuan umum BUD
BUD obat sediaan non steril tanpa merubah apapun dari pabrik ada dua macam1 :
1. Dalam wadah ganda (multiple dose container)
Boleh digunakan waktu kadaluarsa dari pabrik atau 1 tahun dari waktu di mana obat
diberikan kepada pasien, mana yang lebih cepat itu yang dipakai, harus
memperhatikan factor berikut ini:
 Struktur obat, wadah melindungi dari sinar matahari, oksigen, kondisi
penyimpanya (suhu, kelembapan, dan sidiaan)
 Apabila digunakan wadah dari plastic harus dapat meindungi isi lebih baik
dari PVC ( polyvinyl chloride ) .
 Menyinpan, mengepak memasukkan obat pada pada wadah yang dapat
mempertahankan suhu tidak lebih dari 25oC
2. Wadah sekali pakai ( single unit )
 Waktu kadaluarsa dari pabrik atau satu tahun dari tanggal waktu obat tersebut
diberikan kepada pasien (pilih mana yang lebih cepat)
 Wadah dari plastik harus lebih baik dari PVC
 Sediaan obat yang dikemas ulang (padat maupun cair) non steril disimpan
pada kondisi tidak memungkinkan, disimpan dalam ruangan yang kondisinya
terkontrol dengan suhu 20-25oC kelembapan relative tidak lebih dari 75%.
 Unit dosis tunggal tidak boleh dikemas kembali
11
Beberapa pertimbangan untuk BUD sebagai berikut 1:
1. Obat racikan harus memiliki BUD
2. Apoteker harus memperhatikan sifat fisika kima obat, karakteristik wadah, kondisi
penyimpanan yang diharapkan.
3. Sebelum melakukan dispensing, lakukan studi literature tentang informasi
stabilitas obat.
4. Waktu kadaluarsa komponen lain dalam resep harus diperhatikan juga (bukan
bahan aktif saja) waktu kadaluarsa produk dispending ditetapkan oleh waktu
kadaluarsa yang terkecil.
Pedoman untuk obat yang stabilitasnya tidak ada informasinya:
BUD maksimum untuk non steril, dikemas dalam kedap, suhu terkontrol 20-
25oC kecuali disebut lain adalah sebagai beriku 1t:
 Sediaan padat/cair bebas air, obat berasal dari industri, BUD tidak lebih dari
25% waktu kadaluarsa yang tersisa atau 6 bulan .
 Sediaan mengandung air (suspensi, emulsi, larutan) yang dibuat dari bahan
padat memiliki BUD tidak lebih dari 14 hari, jika disimpan dalam suhu dingin
(2-3oC) jika tidak pada suhu dingin. Untuk semua sediaan yang lain, BUD
tidak lebih dari lama terapi yang diinginkan atau 30 hari (pilih yang tercepat).
 BUD tersebut di atas boleh dilampaui apabila ada informasi yang valid yang
menunjang stabilitas sediaan tersebut.
II.5. Beyond Use Date (BUD) pada Sediaan Farmasi
Beberapa contoh sediaan obat secara umum dan obat yang digunakan yang disertai dengan
expiration date dan beyond usedate,antara lain:
 Sediaan padat dan cair yang bebas air : jika sumber bahan/obat, produk obat produksi
(beasala dari industry atau produsen) BUD tidak lebih dari 25% dari sisa waktu expire
date-nya, atau 6 bulan
 Zat USP atau serbuk obat murni maka BUD-nya tidak lebih dari 6 bulan.
 Sediaan yang mengandung air bila dibuat dari bahan-bahan bentuk padat BUD-nya
harus tidak lebih dari 14 hari bila disimpan pada suhu dingin.
12
Tabel II.5. Panduan label tambahan dan tanggal batas pakai kadaluarsa (BUD) pada sediaan
Preparations Container Important auxiliary labels Suggested
discard date
Application Amber fluted bottle with CRC For exrternal use only 4 weeks
Capsules Amber tablet bottle with CRC See BNF for advisory labels
recommended for active ingredient
3 months
Creams and gels Amber glass jar or collapsible
metal tube
For external use only 4 weeks
Dusting powders Plastic jar, preferably with a
perforated, recloseable lid
For external use only
Not to be applied to open wounds or
raw weeping surfaces
Store in a dry place
3 months
Ear drops Hexagonal amber fluted glass
bottle with a rubber teat and
dropper closure
For external use only 4 weeks
Elixirs Plain amber medicine bottle
with CRC
4 weeks
Emulsions Plain amber medicine bottle
with CRC
Shake the bottle 4 weeks
Enemas Amber fluted bottle with CRC For rectal use only
Warm to body temperature before
use
4 weeks
Gargles and
mounthwashes
Amber fluted bottle with CRC Not to be taken
Do not swallow in targe amounts
4 weeks
Inhalations Amber fluted bottle with CRC Not to be taken
Shake the bottle
4 weeks
Linctuses Plain amber medicine bottle
with CRC
4 weeks
Liniments and
lotions
Amber fluted bottle with CRC For external use only
Shake the bottle
Avoid broken skin
4 weeks
Mixtures and
suspensions
Plain amber medicine bottle
with CRC
Shake the bottle 4 weeks
Nasal drops Hexagonal amber fluted glass
bottle with a rubber teat and
dropper closure
Not to be taken 4 weeks
Oinments Amber glass jar For external use only 3 months
Preparations Container Important auxiliary labels Suggested
discard date
Pastes Amber glass jar For external use only 3 months
Pessaries Wrapped in foil and packed in
an amber glass jar
For vaginal use only 3 months
Powders
(individual)
Wrapped in powder papers and
packed in a carboard carton
Store in a dry place
Dissolves or mix with water before
taking
See BNF for advisory labels
recommended for active ingredient
3 months
Suppositories Wrapped in foil and packed in
an amber glass jar
For rectal use only
See BNF for advisory labels
recommended for active ingredient
3 months
13
Serbuk dan granul
Karena serbuk sudah dalam keadaan kering, umumnya memberikan bentuk sediaan
yang stabil selama terlindungi dari kelembaban dan panas. Menurut USP Bab 795, serbuk
dibuat dari produk yang diproduksi seharusnya memiliki beyond-use date 25% dari waktu
yang tersisa pada tanggal kedaluwarsa produk atau 6 bulan, mana yang lebih awal. Jika
sediaan dibuat dari bahan USP/NF, beyond-use date 6 bulan sesuai, kecuali bukti yang
tersedia untuk mendukung penanggalan lain. Umumnya BUD dapat diberikan 3 bulan, meskipun
pemberian secara individu
Kapsul
Kapsul yang kering atau, jika diisi dengan cairan atau semisolids, mengandung cairan
non-berair. Untuk alasan ini, umumnya memberikan bentuk sediaan yang stabil selama
terlindungi dari kelembaban dan panas. Menurut USP bab 795, serbuk dibuat dari produk
yang diproduksi harus memiliki beyond-use date 25% dari waktu yang tersisa pada tanggal
kedaluwarsa produk atau 6 bulan, mana yang lebih awal. Jika sediaan dibuat dari bahan
USP/NF, beyond-use date 6 bulan sesuai, kecuali bukti yang tersedia untuk mendukung
penanggalan lain. Umumnya BUD dapat diberikan 3 bulan, meskipun pemberian secara individu
Tablet
Tablet kering, umumnya dengan bentuk sediaan yang stabil selama terlindungi dari
panas kelembaban. Menurut USP Bab 795, tablet dibuat dari produk yang diproduksi harus
memiliki beyond-use date 25% dari waktu yang tersisa pada tanggal kedaluwarsa produk atau
6 bulan, mana yang lebih awal. Jika sediaan dibuat dari bahan USP/NF, beyond-use date 6
bulan sesuai, kecuali bukti yang tersedia untuk mendukung penanggalan lain.
Tablet hisap atau troches
Sediaan yang kering umumnya memberikan bentuk sediaan yang stabil selama
terlindungi dari panas kelembaban. Menurut USP Bab 795, tablet hisap dibuat dari produk
yang diproduksi yang memiliki beyond-use date 25% dari waktu yang tersisa pada tanggal
kedaluwarsa produk atau 6 bulan, mana yang lebih awal. Jika sediaan dibuat dari bahan
USP/NF, beyond-use date 6 bulan sesuai, kecuali jika petunjuk yang tersedia untuk
mendukung penanggalan lainnya. Pertimbangan lain dijelaskan di bawah ini.
14
Permen yang keras biasanya higroskopis dan rentan terhadap penyerapan kelembaban
atmosfer. Karena itu pertimbangan harus termasuk sifat higroskopis dari dasar permen,
kondisi penyimpanan lozanges, lamanya waktu penyimpanan, dan pontential interaksi obat.
Tablet hisap harus disimpan jauh dari panas dan jangkauan anak-anak. Mereka harus
terlindungi dari kelembaban yang ekstrem. Tergantung pada kebutuhan penyimpanan dari
kedua obat dan basis, baik suhu kamar atau suhu refreigerated biasanya ditunjukkan.
Karena tablet hisap adalah bentuk sediaan padat yang umumnya tidak diperlukan
pengawet. Namun, permen keras pelega tenggorokan yang higroskopis; dapat meningkatkan
kadar air, dan pertumbuhan bakteri dapat terjadi jika mereka tidak dikemas dengan baik. Saat
air akan melarutkan beberapa sukrosa; kosentrasi larutan sukrosa yang dihasilkan akan sangat
bacteriostastic dan tidak akan mendukung pertumbuhan bakteri.
Semua permen keras pelega tenggorokan bisa menjadi kasar, tapi kecepatan di mana
hal ini terjadi tergantung pada bahan. Ketika konsentrasi padatan sirup jagung lebih besar dari
50%, kecenderungan dari motif menurun tetapi kecenderungan penyerapan uap air dapat
meningkat. Peningkatan penyerapan meningkatkan kekakuan produk dan menyebabkan obat
untuk berinteraksi. Padatan sukrosa dalam konsentrasi yang lebih besar dari 70% cenderung
meningkat kembang kayu kecenderungan dan kecepatan kristalisasi. Formulasi yang
mengandung antara 55% dan 65% sukrosa atau 35% dan 45% sirup jagung padat umumnya
menawarkan penyesuaian terbaik dari segi graining, penyerapan air, dan waktu preparasi.
Acidulen, seperti sitrat, tartarat, fumarat, dan asam malat, dapat ditambahkan ke basis permen
untuk memperkuat karakteristik rasa persiapan selesai dan pH kontrol untuk menjaga
stabilitas obat dimasukkan. Permen biasa memiliki pH sekitar 5 sampai 6, tapi mungkin
terendah 2,5 sampai 3 ketika Acidulen ditambahkan untuk meningkatkan pH thr tablet hisap
sampai setinggi 7,5-8,5
Supositoria dan obat sisipan
Pada umumnya formulasi kering atau tidak berair memberikan bentuk sediaan yang
stabil selama terlindungi dari kelembaban dan panas. Menurut USP bab 795, persiapan ini
harus memiliki beyond-use date 25% dari waktu yang tersisa pada tanggal kedaluwarsa jika
sediaan diperparah dengan produk yang diproduksi, atau 6 bulan, mana yang lebih awal. Jika
sediaan dibuat dari bahan USP/NF, beyond-use date 6 bulan sesuai kecuali jika petunjuk yang
tersedia untuk mendukung penanggalan lainnya. Kecuali dinyatakan lain kebanyakan
15
pedoman merekomendasikan penyimpanan dalam lemari pendingin. Umumnya BUD dapat
diberikan selama 3 bulan.
Menurut USP, indikasi utama ketidakstabilan dalam supositoria adalah pelunakan
berlebihan. Dalam beberapa kasus, supositoria dapat mengering, mengeras, atau menciut.
USP menguraikan pertimbangan stabilitas untuk supositoria meliputi pengamatan untuk
pelunakan berlebihan dan bukti adanya noda minyak pada bahan kemasan. Apoteker
mungkin harus menghapus pembungkus supositoria individu untuk memeriksa bukti adanya
ketidakstabilan.
Pembentukan polimorf adalah petunjuk ketidakstabilan cocoa butter selama
persiapan. Polimorf ini mungkin cair pada suhu kamar. Untuk menghindari situasi ini,
apoteker dapat mengganti basis minyak sayur terhidrogenasi yang tepat untuk cocoa butter.
Jika perlu, bahan lemak dengan titik leleh tinggi, seperti lilin putih atau parafin, dapat
ditambahkan ke basis lemak atau cocoa butter, dengan titik lebur yang rendah, untuk
meningkatkan titik leleh formulasi. Namun, supositoria harus mampu mencair bila diberikan.
Untuk memeriksa titik leleh, apoteker dapat menempatkan sampel supositoria dalam gelas air
yang telah berkunjung ke 37oC. jika supositoria tidak meleleh, formulasi tidak boleh
digunakan untuk terapi pasien.
Jika air dimasukkan ke dalam minyak dasar dengan penggunaan agen pengemulsi
(surfaktan nonionik, lemak wol, dan sejenisnya), sediaan dapat menjadi tengik. Dalam hal ini
supositoria biasanya tidak akan stabil seperti jika obat yang sama yang ditambahkan ke PEG-
basis supositoria yang mengandung air.
Kebanyakan formulasi supositoria tidak mengandung pengawet atau antioksidan,
karena air biasanya dikecualikan dari formulasi, basis non-pengoksidasi umumnya
digunakan, dan obat-obatan umumnya stabil dalam bentuk sediaan padat
Sticks
Obat yang umumnya dianggap kering memberikan bentuk sediaan yang stabil selama
terlindungi dari kelembaban dan panas. Menurut USP bab 795, tongkat dibuat dari produk
yang diproduksi memiliki beyond-use date 25% dari waktu yang tersisa pada tanggal
kadaluarsa produk atau 6 bulan, mana yang lebih dahulu. Jika formulasi tersebut dibuat dari
USP/NF, beyond-use date 6 bulan sesuai, kecuali bukti yang tersedia untuk mendukung
tanggal lain. Karena sediaan ini tidak mengandung air, obat aktif harus tetap stabil. Namun,
16
menggunakan panas dalam sediaan dapat mengakibatkan degradasi obat. Perumus harus
memperkirakan tanggal diatas penggunaan yang wajar.
Solutions/Larutan
Sifat fisik pada bentuk sediaan cair dapat diamati untuk bukti ketidakstabilan;
kejelasan, curah hujan, jamur atau pertumbuhan bakteri, bau dan hilangnya volume. larutan
yang khususnya rentan terhadap degradasi kimia terutama ketika kendaraan air yang
digunakan. Informasi mengenai stabilitas kimia dapat diperoleh di literatur sumber lain yang
sesuai.
Beyond-use date untuk formulasi yang mengandung air disimpan pada suhu dingin
tidak lebih dari14 hari untuk sediaan oral dari bahan-bahan dalam bentuk padat atau 30 hari
untuk persiapan topikal. penyimpanan tersebut dapat diperpanjang jika informasi ilmiah yang
valid pada stabilitas mendukung ekstensi.
menurut british pharmacope sediaan larutan yang digunakan ketika pembuatan
larutan:
 Sediaan segar mengacu pada sediaan yang dibuat tidak lebih dari 24 jam untuk
digunakan sebelum dampak timbul
 Sediaan baru harus diterapkan pada pembuatan yang akan rusak jika disimpan
selama lebih dari 4 minggu ketika suhu yang dijaga pada 15-25oC
Dalam prakteknya disarankan bahwa penerapan BUD selama 2 minggu untuk larutan
oral adalah untuk sediaan segar atau yang mengandung infus atau materi nabati lainnya.
Penerapan BUD 4 minggu untuk sediaan larutan oral pada sediaan baru. Perlu diketahui
bahwa pasien sering salah arti pada istilah “kadarluarsa” yang disarankan bahwa metode
yang disukai petunjuk masa simpan pada label untuk pemakaian prodruk yang digunakan,
untu penerapan “digunakan setelah “ atau “tidak boleh digunakan setelah” mengikuti tanggal
dan /waktu yang jelas.
Ketika berurusan dengan sediaan yang tidak resmi, pada pembuatan harus melakukan
pertimbangan jumlah kedalam perhitungan. Aturan secara umum, kadarluarsa (BUD) 7-17
hari yang bisa diberikan pada sediaan :
 Sediaan larutan yang tidak mengandung pengawet
 Sediaan larutan yang tidak stabil
17
 Sediaan baru atau sediaan hoc
Suspensi
Bentuk sediaan suspensi harus diamati untuk sifat fisik berikut; keseragaman,
pengendapan, caking, pertumbuhan kristal, dan kesulitan dalam melarutkan, serta jamur atau
pertumbuhan bakteri, bau, dan volume yang hilang. Suspensi kurang rentan terhadap
degradasi kimia daripada larutan, tapi, jika ada air, mereka umumnya memiliki beyond-use
date yang pendek.
Untuk suspensi oral yang mengandung air yang dibuat dari bahan-bahan dalam
bentuk padat dan disimpan pada temperatur dingin, beyond-use date selambat-lambatnya 30
hari setelah persiapan, periode ini dapat diperpanjang jika informasi ilmiah yang valid
tersedia untuk mendukung stabilitas yang lebih besar.
Dalam prakteknya disarankan bahwa penerapan BUD selama 2 minggu untuk
suspensi oral adalah untuk sediaan segar atau yang mengandung infus atau materi nabati
lainnya. Penerapan BUD 4 minggu untuk sediaan suspensi oral pada sediaan baru.
Ketika berurusan dengan sediaan yang tidak resmi, pada pembuatan harus melakukan
pertimbangan jumlah kedalam perhitungan. Aturan secara umum, kadarluarsa (BUD) 7-17
hari yang bisa diberikan pada sediaan :
 Sediaan suspensi yang tidak mengandung pengawet
 Sediaan suspensi yang tidak stabil
 Sediaan suspensi baru atau sediaan hoc
Emulsi
Beyond-use date untuk formulasi yang air mengandung selambat-lambatnya 14 hari
untuk sediaan oral bila disimpan ditemperatur dingin atau 30 hari untuk sediaan topikal pada
suhu kamar untuk sediaan yang dari bahan-bahan dalam bentuk padat. Tanggal tersebut dapat
diperpanjang jika ada informasi ilmiah yang valid untuk mendukung stabilitas.
Stabilitas emulsi dapat ditingkatkan dengan:
(1) mengurangi ukuran internal fase globule
(2) memperoleh rasio optimum minyak untuk air, dan
(3) meningkatkan sistem viskositas.
18
Karena rasio minyak dan air (konsentrasi bahan aktif; minyak) sering ditentukan oleh
penyedia perawatan primer pengarah, upaya apoteker peracikan untuk meningkatkan
stabilitas emulsi yang diarahkan pada dua faktor lainnya.
Jika ukuran globule dikurangi menjadi kurang dari 5m, stabilitas dan dispersi emulsi
yang akan meningkatkan. Pengurangan ini dapat dilakukan baik dengan tindakan geser
lesung dan pastle dengan pengaduk magnet.
Rasio volume optimum umumnya diperoleh ketika fase internal adalah 40% untuk
60% dari jumlah total persiapan. Sebagai persentase kenaikan fase internal, viskositas akan
persiapan juga meningkat. Hubungan liniear ada antara viskositas emulsi dan viskositas fase
kontinyu atau eksternal.
Meningkatkan viskositas pada fase eksternal akan cenderung meningkatkan stabilitas
emulsi. Untuk meningkatkan viskositas, farmasis dapat menambahkan zat yang larut atau
dengan tahap eksternal emulsi. Dalam kasus o/w emulsi, hidrokoloid dapat digunakan.
Sedangkan emulsi w/o, lilin dan minyak yang kental serta alkohol lemak dan asam lemak
adalah tepat.
Penting untuk apoteker peracikan adalah stabilitas fisik emulsi. Emulsi stabil ketika
mempertahankan penampilan asli, bau, dan sifat-sifat fisik lainnya dan bila tidak ada kream
atau koalesensi.
Salep, Krim, dan pasta
Salep relatif stabil, terutama jika mereka berada dalam bentuk minyak, daya serap air,
atau anhidrat, basis yang larut dalam air. Jika air ini, seperti di basis emulsi, produk sering
kurang stabil. Kedua stabilitas fisik (penampilan, merasa, bau, warna) dan stabilitas kimia
(obat aktif dan bahan-bahan dasar) harus dipertimbangkan. Karena ingridients dasar relatif
stabil, stabilitas obat aktif merupakan penentu manjor stabilitas keseluruhan produk. Dalam
memproyeksikan beyond-use date, seseorang biasanya dapat melihat produk komersial yang
mengandung obat aktif untuk mendapatkan perkiraan yang layak. Itu selalu terbaik untuk
menjadi konservatif dalam menetapkan beyond-use date untuk persiapan extemporaneus,
terutama jika air hadir, karena air mendukung pertumbuhan mikroba. Biasanya, hanya
pasokan 30-hari harus ditiadakan jika persiapan containds air dan kekurangan bahan
pengawet.
19
Salep yang terbaik dikemas dalam umbi atau jarum suntik , jika memungkinkan .
Kemasan seperti meninggalkan ruang minimal untuk udara , dan produk dapat tetap bersih
selama administrasi. Botol salep , meskipun banyak digunakan , mengekspos persiapan ke
udara ketika dibuka dan kontaminasi mikroba adalah dengan menggunakan sebuah alat yang
mirip dengan lidah depressor untuk menghapus jumlah yang diperlukan salep dari botol
untuk aplikasi. Apotek yang mempersiapkan jumlah besar salep sering menggunakan tabung
plastik dan sealer tabung .
Untuk menentukan stabilitas salep, apoteker harus memperhatikan atribut fisik seperti
perubahan konsistensi dan pemisahan cairan, pembentukan butiran atau grittiness, dan
pengeringan. Krim harus diamati untuk emulsi kerusakan, pertumbuhan kristal, penyusutan
akibat kehilangan air, dan kontaminasi mikroba kotor. Salep dan emulsi rentan terhadap
degradasi kimia, terutama ketika air hadir. Informasi tentang stabilitas kimia dapat diperoleh
dari literatur dari sumber-sumber lain yang sesuai. beyond-use date untuk formulasi topikal
tidak lebih dari 30 hari untuk produk yang dibuat dari bahan-bahan dalam bentuk padat. Jika
produk yang diproduksi digunakan untuk mempersiapkan cairan berair atau persiapan
anhidrat, beyond-use date adalah 25 % dari waktu yang tersisa pada tanggal kedaluwarsa
produk atau 6 bulan, mana yang lebih awal. Jika produk dibuat dari bahan USP/NF, tanggal
di atas - penggunaan 6 bulan sesuai kecuali bukti yang tersedia untuk mendukung tanggal
lainnya.
Gel
Gel harus diamati untuk karakteristik fisik seperti penyusutan , pemisahan cairan dari
gel, perubahan warna, dan kontaminasi mikroba. Banyak gel tidak akan mendorong
pertumbuhan bakteri atau jamur , tidak pula mereka mencegahnya. Akibatnya, mereka harus
diautoklaf atau harus mengandung bahan pengawet . Tabel 20-2 daftar sejumlah pengawet
dan konsentrasi yang telah digunakan dalam mempersiapkan gel. Gelling agen dalam
keadaan kering biasanya tidak menjadi masalah .
Beyond-use date pada sediaan gel yang mengandung air disimpan pada suhu dingin
paling lambat 14 hari; untuk gel topikal yang mengandung air, mereka tidak lebih dari 30 hari
pada suhu kamar selama formulasi dibuat dari bahan-bahan dalam bentuk padat. Tanggal-
tanggal tersebut dapat diperpanjang jika informasi ilmiah yang valid tersedia untuk
mendukung stabilitas formulasi.
20
Opthalmic
Beyond-use date digunakan untuk sediaan yang mengandung air untuk penggunaan
topikal adalah 30 hari bila disimpan pada suhu dingin, untuk persiapan yang dibuat dari
bahan-bahan dalam bentuk padat. Jika cairan berair disusun dengan produk manufaktur,
rekomendasi Beyond-use date dapat diperpanjang jika informasi ilmiah yang valid tersedia
untuk mendukung stabilitas persiapan.
Otic
Beyond-use date digunakan untuk sediaan yang mengandung air disimpan pada suhu
dingin selambat-lambatnya 30 hari , untuk persiapan dibuat dari bahan-bahan dalam bentuk
padat. Jika cairan berair disusun dengan produk manufaktur, rekomendasi luar - digunakan
adalah selambat-lambatnya 25 % dari waktu yang tersisa sampai dengan tanggal jatuh produk
atau 6 bulan, mana yang lebih awal. Rekomendasi Beyond-use date dapat diperpanjang jika
informasi ilmiah yang valid tersedia untuk mendukung stabilitas persiapan.
Nasal
Beyond-use date digunakan untuk sediaan yang mengandung air disimpan pada suhu
dingin selambat-lambatnya 30 hari , untuk persiapan dibuat dari bahan-bahan dalam bentuk
padat . Jika cairan berair disusun dengan persiapan diproduksi , rekomendasi Beyond-use date
adalah selambat-lambatnya 25 % dari waktu yang tersisa sampai dengan tanggal jatuh
persiapan atau 6 bulan, mana yang lebih awal. Rekomendasi Beyond-use date dapat
diperpanjang jika informasi ilmiah yang valid tersedia untuk mendukung stabilitas persiapan.
Sediaan Inhaler
Beyond-use date digunakan pada sediaan yang mengandung air dibuat dari bahan-
bahan dalam bentuk padat dan disimpan pada suhu dingin selambat-lambatnya 14 hari, jika
sterilitas diuji. Tanggal-tanggal ini diperpanjang jika informasi ilmiah yang valid mendukung
stabilitas persiapan.
Sediaan Parenteral
Di masa lalu, waktu Beyond-use date adalah 24 jam yang secara rutin ditempatkan
pada persiapan parenteral karena potensi kontaminasi mikrobiologi. Saat ini, dengan
penggunaan kamar bersih, LAF hoods, dan sejenisnya, kekhawatiran tentang menjaga
21
sterilitas sebagian besar telah ditangani. Selain itu, batas waktu 24 jam yang prosedur rutin di
rumah sakit, di mana ia relatif sederhana untuk menghapus persiapan dari unit keperawatan
jika tidak digunakan. Dengan perawatan kesehatan di rumah, bagaimanapun, obat yang
dibagikan kepada pasien atau pengasuh dan dapat tetap di rumah selama beberapa hari
sebelum pemberian mereka yang sebenarnya. Praktek ini telah mengubah cara di luar
penggunaan waktu yang ditugaskan. Penekanan sekarang muncul untuk ditempatkan pada
apakah obat secara kimiawi dan fisik stabil selama waktu diproyeksikan untuk pengisian,
penyimpanan dan administrasi, dengan asumsi bahwa formulasi disiapkan disiapkan dengan
cara steril.
Literatur produksi yang diterbitkan, dan sumber-sumber lain yang dapat digunakan
untuk mendapatkan informasi mengenai stabilitas obat dalam situasi tertentu. Fakta bahwa
obat ditemukan menjadi stabil dalam 100 mL injeksi dekstrosa 5% tidak berarti bahwa itu
akan menjadi stabil bila jumlah yang sama ditempatkan dalam 50 mL injeksi dekstrosa 5%
dalam perangkat pengiriman obat rawat jalan; kondisi penyimpanan dan administrasi yang
berbeda dan harus diperhatikan. Menurut USP Bab 795, Beyond-use date untuk formulasi
yang mengandung air disimpan pada suhu dingin selambat-lambatnya 14 hari kecuali jika
tidak didokumentasikan.
Beyond-use date yang terlampaui digunakan adalah tanggung jawab farmasis atau
compounder. Dengan tidak adanya data stabilitas divalidasi mendukung yang berbeda di luar
penggunaan tanggal, tabel 2-8 dapat digunakan untuk menentukan Beyond-use date (waktu)
untuk sediaan suntikan air.
bioteknologi
Secara fisik , produk bioteknologi dapat menurunkan oleh agregasi , denaturasi dan
pengendapan . Agregasi dapat menjadi hasil dari kovalen atau proses noncovalent dan dapat
berupa fisik atau kimia di alam . Pembentukan agregat sebenarnya dapat dimulai ketika
partikel primer terbentuk dari molekul protein sebagai akibat dari gerakan Brown .
Denaturasi dapat hasil dari panas, dingin , nilai pH yang ekstrim , pelarut organik ,
permukaan hidrofilik , pergeseran , pengadukan , pencampuran , penyaringan , getaran ,
siklus beku-mencair , kekuatan ion , dan faktor lainnya . Denaturasi bisa sangat kompleks dan
dapat berupa reversible atau irreversible
22
Curah hujan dapat hasil dari gemetar , interaksi pemanasan , filtrasi , pH , dan kimia .
Langkah pertama dalam proses presipitasi umumnya agregasi . Ketika agregat mendapatkan
ukuran yang cukup , mereka mengendap dari larutan dan terlihat jelas . Curah hujan dapat
terjadi pada filter membran , peralatan , dalam tubing , dan kontak dengan peralatan dan
perlengkapan lainnya . Lihat tabel 2-8 untuk tugas yang tepat di luar penggunaan tanggal
untuk persiapan ini .
II.6. Stabilitas
Stabilitas adalah sejauh mana produk tetap dalam batas-batas tertentu, dan selama
kurun waktu tersebut penyimpanan dan penggunaan, sifat dan karakteristik yang sama yang
dimiliki pada saat pembuatannya Ketika produk obat komersial yang digunakan sebagai
sumber bahan aktif, tanggal kedaluwarsa dari salah satu komponennya dan proses
penyimpanan, apoteker harus mengamati persiapan obat serta tanda-tanda ketidakstabilan.
USP Pharmacopeia 34/National formularium 29 (USP 34/NF 29) memberikan definisi untuk
lima jenis umum stabilitas:
 Kimia. Setiap bahan aktif mempertahankan integritas kimia dan potensi berlabel,
dalam batas-batas tertentu.
 Fisik. Sifat fisik asli, termasuk penampilan, palatabilitas, keseragaman, disolusi, dan
suspendability, dipertahankan.
 Mikrobiologi. resistensi terhadap pertumbuhan mikroba dipertahankan sesuai dengan
persyaratan yang ditentukan. Agen antimikroba yang hadir mempertahankan
efektivitas dalam batas-batas tertentu. Jenis Mikroorganisme yang Terdapat Pada
Obat
1. Bakteri Gram Positif
 Staphylococcus aureus
 Streptococcus pyogenes
 Enterococcus sp.
 Clostridium perfringens
 Clostridium tetani
23
2. Bakteri Gram Negatif
 Pseudomonas aeruginosa
 Klebsiella
 Enterobacteriae
3. Fungi
 Candida albicans
 Candida parapsilosis
 Malassezia furfur
 Tricophyton spp.
 Trichoderma
 Aspergillus spp.
 Terapi. Efek terapeutik tetap tidak berubah.
 Toksikologi. Tidak ada peningkatan yang signifikan dalam toksisitas terjadi.
Stabilitas toksikologi adalah ukuran yang menujukkan ketahanan suatu
senyawa/bahan akan adanya pengaruh kimia, fisika, mikrobiologi dan farmakologi
yang tidak menyebabkan peningkatan toksisitas secara signifikan. Efek toksik dapat
dibedakan, menjadi :
1. Efek toksik akut, mempunyai korelasi langsung dengan absorpsi zat toksik
2. Efek toksik kronis, zat toksik dalam jumlah kecil diabsorpsi sepanjang jangka
waktu lama, terakumulasi, mencapai konsentrasi toksik akhirnya timbul keracunan.
Ketidakstabilan menggambarkan reaksi kimia yang "... gencarnya, ireversibel, dan
menghasilkan entitas kimia jelas berbeda (produk degradasi) yang dapat menjadi terapi aktif
dan mungkin menunjukkan toksisitas yang lebih besar." Ketidaksesuaian berbeda dari
ketidakstabilan tetapi harus dipertimbangkan dalam keseluruhan evaluasi stabilitas persiapan.
Ketidaksesuaian umumnya mengacu pada visual jelas dan "fenomena fisikokimia ... seperti
konsentrasi curah hujan tergantung dan reaksi asam-basa, dengan produk reaksi
dimanifestasikan sebagai perubahan keadaan fisik, termasuk protonasi-deprotonasi
kesetimbangan."
24
II.7. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Stabilitas
Banyak faktor yang dapat mempengaruhi stabilitas obat dan bentuk sediaan, termasuk pH,
suhu, pelarut, cahaya, udara (oksigen), karbon dioksida, uap air atau kelembaban, dan ukuran
partikel.
pH adalah salah satu faktor yang paling penting yang mempengaruhi stabilitas
produk. Apoteker dapat menggunakan diterbitkan pH / stabilitas profil untuk menentukan pH
yang akan menjamin stabilitas maksimum produk. Setelah menentukan kisaran pH, apoteker
dapat mempersiapkan buffer untuk mempertahankan pH yang diharapkan umur simpan
produk.
Suhu mempengaruhi stabilitas obat dengan meningkatkan laju kecepatan reaksi
sekitar dua sampai tiga kali dengan masing-masing 10°C kenaikan suhu. Ini efek suhu
pertama kali diusulkan oleh Arrhenius sebagai berikut:
k = Ae-Ea/Rt atau log k = log A -
𝐸𝑎
2.303
x
1
𝑇
di mana k adalah laju reaksi spesifik, A adalah faktor frekuensi, Ea adalah energi aktivasi, R
adalah konstanta gas (1,987 ca/deg mol), dan T adalah suhu absolut. Seperti terlihat dari
hubungan ini, peningkatan suhu akan mengakibatkan peningkatan laju reaksi tertentu, atau
laju degradasi obat. Efek suhu dapat diminimalkan dengan memilih suhu yang tepat
penyimpanan: ruangan, didinginkan, atau beku.
Sebuah pelarut mempengaruhi stabilitas produk jika persiapan adalah cairan. Pelarut dapat
mempengaruhi pH, kelarutan, dan parameter kelarutan (δ) dari bahan aktif. Stabilitas produk
dapat dikompromikan jika pelarut berubah tanpa pandang bulu.
Cahaya dapat memberikan energi aktivasi yang diperlukan untuk reaksi degradasi
terjadi. Banyak reaksi cahaya-diaktifkan adalah nol-order, atau konstan, reaksi. Efek cahaya
dapat diminimalkan dengan produk kemasan dalam wadah tahan cahaya, produk yang peka
cahaya bisa ditutupi selama pemberian dengan aluminium foil atau plastik overwrap amber.
Udara (oksigen) dapat menyebabkan degradasi melalui oksidasi. Degradasi dapat
diminimalkan dengan mengisi wadah sepenuh mungkin, sehingga mengurangi ruang atas,
25
atau dengan mengganti headspace dengan nitrogen. Pilihan lain adalah dengan menambahkan
antioksidan pada formulasi (Tabel 5-1).
Karbon dioksida dapat menyebabkan karbonat larut untuk membentuk dalam bentuk
sediaan padat, yang menurunkan disintegrasi dan pembubaran sifat produk. Kemasan dalam
wadah ketat dan mengisi wadah sepenuh mungkin meminimalkan kondisi ini.
Kelembaban, atau uap air, dapat mengakibatkan reaksi hidrolisis dan degradasi
produk obat. Bekerja di lingkungan yang kering dengan memasukkan paket pengering dalam
kemasan produk dapat mengurangi efek kelembaban.
Ukuran partikel dapat memiliki efek yang penting pada stabilitas produk. Semakin
kecil ukuran partikel, semakin besar reaktivitas produk. Ketika bekerja dengan obat yang
kurang stabil dalam bentuk sediaan padat, seperti bubuk dan kapsul, mungkin dianjurkan
untuk menggunakan ukuran partikel yang lebih besar, yang sesuai.
Table 2-2 Suggested Antioxidants for Use in Pharmachy Compounding
Antioxidant Mechanism
Solubility Usual Concentration
Range/CommentsWater Alcohol Oil
Acetone sodiumbisulfite Reducing Yes No No 0.2%-0.4%
Acetylcysteine True Yes Yes No 0.1%-0.5%
α-lipoic acid (sodium
salt)
- Yes - Yes -
α-Tocopherol (synthetic) True No Yes Yes
α-Tocopherol acetate True No Yes Yes ≤ 0.001%
D-α-Tocopherol
(natural)
True No Yes Yes 0.05%-0.075%
Dl-α-Tocopherol
(synthetic )
True No Yes Yes 0.01%-0.5%
Ascorbid Acid
Reducing/
Synergi
Yes Yes No
Soluble in glycerine/propylene
glycol
Ascorbylpalmitate True Yes Yes Yes
Butylated
hydroxyanisole
True No Yes Yes
0.005%-0.02%/soluble in
propylene glycol
Butylated
hydroxytoluene
True No Yes Yes
0.005%-0.02%/soluble in
mineral oil
Calcium Ascorbate Reducing Yes Yes -
Calcium bisulfite Reducing Yes - -
Calcium sulfite Reducing Yes Yes -
Cysteine True Yes Yes No 0.1%-0.5%
Cysteine HCl True/Synergi Yes Yes No 0.1%-0.5%/Bad odor
26
Antioxidant Mechanism
Solubility Usual Concentration
Range/CommentsWater Alcohol Oil
Dilauryl
thiodipropionate
True No Yes Yes
Dithiothreitole True Yes Yes No 0.01%-0.1%
Dodecyl gallate True No Yes Yes
Ethoxyquion True - - Yes
Ethyl gallate True SIS Yes No
Gallic Acid - Yes Yes Yes
Glutathione True Yes - -
Gossypol True No Yes Yes
Hydroquinone Reducing Yes Yes Yes
4-Hydroxymethyl-2,6-
di-tert-buthylphenol
- Yes Yes Yes
Hypophosporus acid - Yes - -
Isoascorbid acid Reducing Yes - -
Lecithin True Yes Yes Yes
Monothioglycerol Reducing Yes Yes - 0.1%-1.0%/slight odor
β-Naphthol True Yes Yes Yes
Nordyhydroguaaretic
acid
True Yes Yes 0.001%-0.01%
Octyl gallate True No Yes Yes
Pottasium metabisulfite Reducing Yes No No
Propyl gallate True SIS Yes SIS
0.001%-0.15% (≤2.5mg/kg
body weight)
Sesamol - - - -
Sodium ascorbate Reducing Yes Yes No
Sodium bisulfite Reducing Yes SIS No 0.05%-1.0%
Sodium formaldehyde
sulfoxylate
Reducing Yes SIS - 0.005%-0.15%
Sodium metabisulfite Reducing Yes SIS -
0.01%-1.0%/Soluble in
glycerin
Sodium sulfite Reducing Yes No No 0.01%-0.2%
Sodium thiosulfate Reducing Yes No Yes
Sulfur dioxide Reducing Yes Yes Yes
Tannic acid Reducing Yes - -
Thioglycerol Reducing Yes Yes -
thert-Butyl
hydroquinone
True - - -
Thioglycolic acid Reducing Yes Yes Yes
Thiolactidacid Reducing Yes Yes Yes
Thiosorbitol Reducing Yes Yes Yes
Thiourea Reducing Yes Yes No 0.005%
Tocopherols True - - Yes 0.05%-0.5%
27
Pelarut mempengaruhi stabilitas produk bila sediaan adalah cairan, pelarut dapat
mempengaruhi Ph, kelarutan dan parameter kelarutan bahan aktif. Pernyataan kelarutan zat
dalam bagian tertentu pelarut adalah kelarutan pada suhu 25° C dinyatakan dalam 1 bagian
bobot zat padat atau 1 bagian volume zat cair dalam bagian tertentu pelarut.
Istilah kelarutan
Sangat mudah larut kurang dari 1
Mudah larut 1 sampai 10
Larut 10 sampai 30
Agak sukar larut 30 sampai 100
Sukar larut 100 sampai 1000
Sangat sukar larut 1000 sampai 10.000
Praktis tidak larut lebih dari 10.000
Catatan. Angka tersebut merupakan jumlah bagian pelarut yang diperlukan
untuk melarutkan 1 bagian zat.
II.8. Ketidakstabilan Fisik
Ketidakstabilan fisik buruk dapat mempengaruhi produk obat. Beberapa jalan melalui mana
ketidakstabilan fisik dapat terjadi antara lain pembentukan polimorf, kristalisasi, penguapan,
dan adsorpsi.
Polimorf adalah zat yang dapat mengkristal dalam bentuk yang berbeda dari senyawa
kimia yang sama. Bentuk mereka mengkristal berbeda dalam energi yang mungkin
menunjukkan variasi dalam sifat seperti kelarutan, kompresibilitas, dan titik leleh.
Pengetahuan tentang faktor-faktor penyebab polimorf dapat mengaktifkan apoteker untuk
mengambil langkah-langkah untuk mencegah mereka. Misalnya, polimorf dapat terbentuk
jika panas dan shock-pendinginan yang digunakan.
Kristalisasi partikel dalam suspensi dapat mengubah distribusi ukuran partikel.
Fluktuasi suhu sering menimbulkan kristalisasi tersebut terjadi, karena peningkatan hasil
suhu kelarutan yang lebih besar (yang berarti bahwa partikel yang lebih kecil dapat
membubarkan lebih cepat) dan penurunan hasil suhu di beberapa kristalisasi obat pada
28
partikel yang sudah ada. Siklus fluktuasi tersebut akan menyebabkan penurunan proporsi
kristal yang lebih besar hadir.
Penguapan meningkat pada suhu tinggi dan akan mengakibatkan hilangnya pelarut.
Ketika pelarut atau cairan hilang, konsentrasi produk meningkat. Hal ini dapat menyebabkan
overdosis bila produk ini dikelola. Hilangnya pelarut juga bisa menyebabkan pengendapan
obat jika kelarutan obat dalam kendaraan yang tersisa terlampaui.
Adsorpsi obat atau eksipien adalah kejadian umum dan dapat mengurangi jumlah
obat yang tersedia untuk pengobatan. Obat dapat menyerap ke filter, wadah, tabung, jarum
suntik, atau bahan lainnya. Hal ini sangat mengganggu dalam kasus obat dosis rendah.
Penyerapan sering dapat diminimalkan dengan persiapan alat dan wadah dengan silikon,
dalam beberapa kasus, menambahkan albumin atau bahan yang mirip dengan pembawa
sebelum menambahkan obat dapat memiliki hasil yang sama.
II.9. Wadah / Kemasan Obat
Dalam memilih wadah atau kemasan untuk persiapan selesai peracikan, penting untuk
menyadari bahwa meskipun obat dapat stabil bila disimpan dalam satu jenis wadah. Fungsi
dari wadah pada sediaan obat adalah untuk menjaga mutu, keamanan, dan kestabilan obat
yang dikandung. Bahan-bahan yang paling umum digunakan sebagai komponen wadah untuk
sediaan farmasi mencakup gelas, logam, plastic, dan karet. Gelas/kaca umumnya dianggap
sebagai bahan wadah yang paling inert dan stabil, namun plastik telah memperoleh
penerimaan luas dan kegunaan.
Wadah yang ideal harus:
 Harus cukup kuat menjaga kandungan obat terhadap resiko kerusakan selama
penanganan dan pengangkutan.
 Mudah digunakan dalam rangka meningkatkan kepatuhan pasien (misal,
mendukung pasien dalam melakukan pengobatannya secara tepat)
 Mudah ditutup dan dibuka, saat dipakai/ digunakan, kecuali pengobatan untuk pada
orang tua (lansia) atau pasien artritis
 Susunan pada material wadah tidak bereaksi dengan obat (harus inert)
 Wadah transparan untuk memungkinkan pemeriksaan kandungan pada kasus
sediaan cair
Fungsi label adalah menunjukkan dengan jelas :
29
 Isi wadah
 Bagaimana dan kapan sediaan obat harus diberikan atau digunakan
 Bagaimana disimpan dan untuk berapa lama
 Peringatan atau perhatian lain yang dibutuhkan untuk kesadaran pasien
Walaupun begitu beda sediaan farmasi, beda wadah untuk setiap sediaan, kemasan/
wadah sediaan obat secara umum dibagi dalam beberapa tipe kelompok :
1. Botol tablet, muncul dalam berbagai bentuk dan ukuran, biasanya terbuat dari
kaca atau pelastik. Biasanya berwarna amber untuk mengurangi kemungkinan
terjadinya reaksi dengan cahaya. Digunakan untuk sediaan padat dosis tunggal
yang dimaksudkan untuk penggunaan oral (contoh; tablet dan kapsul). Perawatan
tambahan yang dilakukan pada penyimpanan produk obat yaitu jauhkan dari
jangkauan anak-anak.
2. Botol Obat:
a. Botol obat yang plain-amber, digunakan untuk semua sediaan cair yang oral.
Biasanya botol obat ini digunakab di Inggris yang memiliki dua sisi yang
berbeda, satu melengkung dan yang satunya datar. Label biasanya
ditempatkan pada sisi yang melengkung pada botol, naturalnya pasien akan
memilih botol yang melengkung. Botol jenis ini terdapat bermacam ukuran.
Kapasitas pada masing-masing botol biasanya diberi tanda dalam millimeter.
Di Inggris, botol obat plain-amber berukuran ; 50 ml, 100 ml, 150 ml, 200 ml,
300 ml, dan 500 ml. Perawatan tambahan yang dilakukan pada penyimpanan
produk obat yaitu jauhkan dari jangkauan anak-anak.
b. Botol obat flute-amber, hamper sama dengan plain-amber tetapi tidak
memiliki sisi datar pada boltol, sisinya melengkung dan terdapat tonjolan atau
lekukan dari atas botol sampai bawah. Tonjolan dan lekukan dimaksudkan
sebagai peringatan visual dan sentuhan pada pasien atau perawat bahwa isi
pada botol tidak untuk pemberian secara oral. Untuk alasan ini tipe wadah ini
sering digunakan untuk “botol obat luar”. Ukuran yang ditetapkan (Medicines
Act 1968) di Inggris secara spesifik tipe botol ini untuk sediaan farmasi, yaitu;
minyak gosok,liniment (obat gosok), larutan, cairan antiseptic, cairan lain atau
gel untuk penggunaan luar. Untuk ukuran botol sama seperti plain-amber
30
yaitu dalam millimeter. Untuk tipe ukuran botol; 50 ml, 100 ml, dan 200 ml,
meskipun ukuran lain juga tersedia. Perawatan tambahan yang dilakukan pada
penyimpanan produk obat yaitu jauhkan dari jangkauan anak-anak.
c. Wadah yang dikalibrasi untuk sediaan cair, biasanya dibuat sedemikian rupa
hingga ukuran berbentuk kerucut. Pentaraan botol biasanya digunakan untuk
viskositas pruduk akhir, pada ukuran pemindahan kehilangan pada wadah
yang tidak dapat diterima. Contohnya campuran kaolin BP yang merupakan
suspense bahan padat yang pemindahannya dapat menyebabkan masalah;
sama halnya dengan emulsi yang kental juga sulit dan memakan waktu untuk
memindahkannya secara keseluruhan karena kekentalan pada produk akhir.
Perawatan tambahan yang dilakukan pada penyimpanan produk obat yaitu
jauhkan dari jangkauan anak-anak.
3. Karton / dus Obat, muncul pada berbagai macam ukuran, tergantung
produksinya. Umumnya berbentuk persegi panjang dan label ditempatkan pada
sisi yang lebih besar dari kotak. Digunakan untuk kemasan kepingan blister pada
tablet atau kapsul, dan produk sediaan lain yang bentuknya tidak untuk pelabelan.
Walaupun praktik pembuatan ini baik untuk label kemasan primer pada produk
obat, pada beberapa kasus ini tidak mungkin. Menempatkan kemasan primer ke
dalam karton berlabel merupakan metode terbaik berikutnya untuk pelabelan
produk yang bersangkutan (contoh; pelabelan pada obat tetes mata yang kecil).
Perawatan tambahan yang dilakukan pada penyimpanan produk obat yaitu
jauhkan dari jangkauan anak-anak.
4. Botol tetes mata, terdapat bermacam ukuran yang berbeda dan dapat dibuat dari
gelas berwarna atau gelab amber. Botol tets mata dari amber digunakan untuk
sediaan yang sensitive cahaya. Umumnya digunakan untuk kemasan tetes mata,
cream, dan sediaan suppos yang dibungkus tersendriri. Perawatan tambahan yang
dilakukan pada penyimpanan produk obat yaitu jauhkan dari jangkauan anak-
anak.
31
II.10. Pengamatan Ketidakstabilan
Apoteker seringkali dapat mendeteksi tanda-tanda ketidakstabilan dalam bentuk sediaan
melalui observasi. Tabel 5-2 daftar bukti fisik ketidakstabilan yang mungkin terjadi dalam
berbagai bentuk sediaan.
Table 2-5. Perubahan Fisik yang Menunjukkan Ketidakstabilan
Bentuk sediaan Perubahan
Kapsul Perubahan pada penampilan fisik atau konsistensi kapsul atau pada kandungan, seperti
pengerasan atau pelunakan pada cangkang; juga perubahan warna, pengembangan,
penyimpangan pada kapsul gelatin.
Serbuk Penggumpalan atau perubahan warna yang tidak bebas mengalir; pelepasan tekanan
saat membuka, yang menunjukkan adanya bakteri atau kerusakan lain
Larutan/eliksir, sirup Pengendapan, perubahan warna, kekaburan, pembentukan gas dari hasil pertumbuhan
bakteri
Emulsi Pemecahan, pengentalan
Suspense Penggumpalan, susah terdispersi kembali, pembentukan kristal
Ointment (tetes
mata)
Perubahan konsistensi dan pemisahan pada cairan, jika zat yang dikandung,
pembentukan granul atau berpasir; mengering
Cream Emulsi pecah, pembentukan Kristal, penyusutan akibat penguapan oleh air;
kontaminasi mikroba berat
Suppostoria Pelunakan berlebih, pengeringan, pengerasan, pengkerutan; terdapatnya noda-noda
minyak pada kemasan
Gel Penyusutan, pemisahan cairan dari gel, perubahan warna, kontaminasi mikroba
Troches (tablet hisap) Pelunakan atau pengerasan, pengkristalan, kontaminasi mikroba, perubahan warna
Produk steril Perubahan warna, kekaburan, pengendapan
II.11. Oksidasi dan Antioksidan
Antioksidan ditambahkan untuk meminimalkan atau menghambat proses oksidatif
yang terjadi dengan beberapa obat-obatan atau exipients saat terpapar oksigen atau dengan
adanya radikal bebas. Proses ini sering dapat dikatalisasi oleh cahaya, suhu, konsentrasi ion
hidrogen, kehadiran jejak logam, atau peroksida. Oksidasi produk dapat dimanifestasikan
sebagai bau yang tidak menyenangkan atau rasa, perubahan warna atau perubahan lain dalam
penampilan, curah hujan, atau bahkan kehilangan sedikit aktivitas.
Cara untuk mencegah atau meminimalkan oksidasi tercantum dalam Tabel 5-3. Hal
ini penting untuk menghapus oksigen dari bahan sebelum formulasi dan meminimalkan
jebakan udara selama formulasi. Untuk meminimalkan jebakan udara, perawatan harus
dilakukan untuk tidak busa, cambuk, campuran terlalu keras, atau membentuk pusaran selama
pencampuran. Bahan pencampur pada kecepatan yang lebih rendah dari normal dalam wadah
tertutup bekerja dengan baik. Untuk emulsi, homogenizer tangan (memproduksi gaya geser
32
yang kuat dalam ruang tertutup) bekerja dengan baik jika produk tersebut dikumpulkan
dengan hati-hati dan terlindung dari udara.
Pendekatan yang paling umum untuk meminimalkan oksidasi adalah dengan
menambahkan antioksidan ke sistem. Pemilihan antioksidan yang tepat tergantung pada
beberapa faktor, termasuk kelarutan, lokasi agen dalam formulasi (emulsi), kimia dan
stabilitas fisik pada rentang pH yang luas, kompatibilitas, bau, perubahan warna, toksisitas,
iritasi, potensi, efektivitas konsentrasi rendah, dan kebebasan dari toksisitas, karsinogenik,
dan efek sensitisasi.
Tabel 2.11.1 cara untuk meminimalkan oksidasi dalam Persiapan farmasi
1. Gunakan air de-acrated. Rebus air murni selama 5 menit dan segera menutupinya sehingga
tidak bersentuhan dengan udara, yang dapat larut kembali di dalamnya.
2. Menggabungkan antioksidan dalam penyusunan sebagai awal proses mungkin. Jika sistem
polyphasic digunakan, seperti emulsi, menempatkan antioksidan dalam setiap fase awal
dalam proses mungkin, jika hal ini tidak dilakukan, oksidasi dapat terjadi dan banyak dari
antioksidan ditambahkan akan dikonsumsi dalam menetralisir oksidasi sudah ada produk.
3. Jangan menggunakan metode pencampuran atau perangkat yang menggabungkan udara ke
dalam sistem
4. Gunakan wadah pencampuran yang memiliki headspace minimal, sebaiknya mengganti udara
di ruang atas dengan nitrogen
5. Menambahkan sistembuffer untuk mempertahankan pH yang diinginkan.
6. Gunakan bahan dengan kandungan logamberat rendah.
7. Penurunan temperatur selama persiapan, jika mungkin
8. Pengujian untuk aktif dan antioksidan dan bahkan eksipien jika peracikan persiapan rutin
untuk menentukan efektivitas antioksidan.
9. Meningkatkan konsentrasi antioksidan jika perlu.
Pemilihan sebenarnya antioksidan tergantung pada (1) jenis produk, (2) rute, dosis
dan frekuensi pemberian, (3) sifat fisik dan kimia pengawet yang digunakan, (4) kehadiran
komponen lainnya, dan (5 ) sifat penutupan dan kontainer. Efektivitas antioksidan sebenarnya
bisa menurun dalam sistem yang kompleks seperti suspensi dan emulsi. Penurunan ini
mungkin karena penyerapan antioksidan ke partikel tersuspensi atau partisi dari antioksidan
antara fase emulsi. Juga, perlu dicatat bahwa antioksidan mungkin sorb ke wadah dan
penutupan.
Secara umum, antioksidan digunakan dalam konsentrasi yang relatif rendah, biasanya
dari 0,01% menjadi 0,2%. Konsentrasi terendah yang efektif harus digunakan. Ketika
merumuskan produk, apoteker harus ingat dalam menggabungkan antioksidan awal dalam
proses persiapan untuk meminimalkan tingkat oksidasi, bukan di akhir persiapan ketika
banyak antioksidan akan sia-sia digunakan dalam menangkal oksidasi yang telah terjadi .
Selain itu, biasanya dianjurkan untuk menggunakan agen chelating bersama dengan
33
antioksidan untuk khelat logam jejak yang dapat mengkatalisis proses oksidatif. Umumnya
digunakan agen chelating ditunjukkan dalam tabel 5-4.
Perumusan sistem antioksidan dicapai terutama melalui trial and error. Dengan
beberapa percobaan dan kesabaran, yang cocok, sistem yang stabil dengan sifat antioksidan
yang dibutuhkan dapat dikembangkan.
Tabel 2.11.2 kelarutan agen pengkelat dan sinergists
Kelarutan
Zat yang ditambahkan Air Alcohol Minyak Rentang konsentrasi
biasa/komentar
Alkyl gallates Yes Yes Yes
Asamaskorbat Yes Yes No 0.02%-0.01%
Asamborat Yes Yes No
Asamsitrun Yes Yes - 0.005%-0.01%(kompatibel dengan
kalium tartrat,alkali,asetat,dan sulfida)
Asamsitrakonat Yes Yes No 0,03%-0,45%
Sistein Yes Yes No
EDTA dan garam
(kompatibel dengan ion
logam polovalen)
Yes Yes No 0,02%-0,1%
Asamklukonat Yes Yes No
Glisin Yes Yes -
Hydroxyquinoline sulfate Yes Yes - 0,005%-0,01%
Asammaleat Yes Yes No
asam phosohoric Yes Yes - 0,005%-0,01%
Polisorbat asam Yes Yes No
Asamsaccharic Yes Yes No
Asamtartaric Yes Yes - 0,01%-0,02%
Tryptophan - Yes No
II.12. Q10 Metode dari Memprediksi Shelf Life
Dalam peracikan apoteker dapat menggunakan metode Q10 estimasi umur simpan
dengan cepat menghitung melampaui tanggal penggunaan untuk persiapan obat yang akan
disimpan atau digunakan di bawah kondisi yang berbeda membentuk persyaratan pelabelan.
Ungkapan Q10 merupakan rasio dua konstanta laju reaksi yang berbeda, yang didefinisikan
sebagai berikut:
Q10 =
𝐾(𝑇+10)
𝐾 𝑇
dimana KT adalah tetapan laju reaksi pada suhu T tertentu, dan K(T+10) adalah laju
reaksi konstan pada 10°C suhu yang lebih tinggi. Yang umum digunakan nilai Q dari 2, 3,
34
dan 4 terkait dengan nilai-nilai Ea dari 12,2, 19,4, dan 24,5 kkal/mol. Untuk tujuan praktis,
jika Ea ini tidak diketahui, nilai rata-rata 3 telah digunakan sebagai perkiraan yang wajar.
Persamaan aktual yang digunakan untuk memperkirakan umur simpan adalah sebagai
berikut:
t90 (T2) =
𝑡90 (𝑇1)
𝑄
10
(
∆𝑇
10
)
dimana t90 (T2) adalah umur simpan diperkirakan, t90 (T1) adalah umur simpan
diberikan pada T1 suhu tertentu, dan ΔT adalah perbedaan suhu antara T1 dan T2.
Hal ini terbukti dari persamaan yang meningkatkan ekspresi (ΔT/10) akan
menurunkan umur simpan dan penurunan ekspresi akan meningkatkan shelf life obat.
Misalnya, jika persiapan yang biasanya disimpan pada suhu kamar (25°C) dengan tanggal
kedaluwarsa dari 1 minggu disimpan dalam lemari es (5°C), apa yang akan menjadi
peningkatan perkiraan dalam shelf life persiapan?
t90 (T2) =
𝑡90 (𝑇1)
𝑄
10
(
∆𝑇
10
)
=
1
3
(−
20
10
)
=
1
3−2 = 9 minggu
karena ada penurunan suhu 20°, dari 25°C ke 5°C. Dengan demikian, peningkatan
shelf life akan menjadi sekitar 9 kali atau, dalam hal ini 9 minggu, ketika ada 20° penurunan
suhu penyimpanan. Perhitungan ini mengasumsikan Ea sekitar 19,4 kkal / mol.
Sebaliknya, jika persiapan yang merupakan biasanya disimpan pada suhu refrigerasi
(5°C) dengan umur simpan 9 minggu disimpan pada suhu kamar (25°C), apa yang akan
menjadi penurunan perkiraan dalam kehidupan rak persiapan?
karena ada peningkatan suhu 20°, dari 5°C sampai 25°C. Ini juga mengasumsikan Ea sekitar
19,4 kkal / mol.
Metode ini berlaku untuk persiapan untuk shelf life yang spesifik telah ditentukan dan
hanya suhu penyimpanan, bukan formulasi, bervariasi.
35
II.13. Pertimbangan lain
Dalam pengaturan perawatan di rumah, dicampur obat biasanya membutuhkan
tanggal kadaluwarsa lagi, penderita rumah sering terletak jarak yang cukup jauh dari apotek
infus, dan banyak dosis yang disampaikan pada satu waktu untuk menghilangkan biaya
pengiriman tambahan. The stabily obat ini memerlukan penelitian tambahan, dan banyak
studi yang diperlukan untuk menghasilkan informasi yang diperlukan.
Stabilitas harus dipertimbangkan malam dalam situasi darurat ketika persiapan obat
cenderung untuk penggunaan jangka pendek segera dan. Stabilitas adalah sejauh mana
persiapan mempertahankan, dalam batas yang ditentukan, dan selama kurun waktu tersebut
penyimpanan dan penggunaan, sifat yang sama dan karakteristik yang dimiliki pada saat
persiapan. Faktor-faktor yang mempengaruhi stabilitas obat dan bentuk sediaan meliputi pH,
suhu, pelarut, cahaya, udara (oksigen, karbon dioksida, uap air), kelembaban dan ukuran
partikel.
farmasis harus memperhatikan persiapan obat diperparah tanda-tanda ketidakstabilan.
Kimia, stabilitas fisik, mikrobiologi, terapi dan toksikologi harus ditangani. Sebuah persiapan
secara kimiawi stabil jika setiap bahan aktif mempertahankan integritas adalah kimia dan
potensi berlabel dalam batas-batas tertentu. Hal ini secara fisik stabil jika sifat fisik asli,
termasuk penampilan, palatabilitas, keseragaman, disolusi dan suspendability, tetap
dipertahankan. Hal ini mikrobiologis stabil jika kemandulan atau resistensi terhadap
pertumbuhan mikroba dipertahankan sesuai dengan persyaratan tertentu; agen antimikroba
yang hadir mempertahankan efektivitas mereka dalam batas-batas tertentu. Persiapan adalah
terapi stabil jika efek terapi tetap tidak berubah dan toksikologi stabil jika tidak ada
peningkatan yang signifikan dalam toksisitas terjadi.
Tanggal melampaui penggunaan, atau periode di mana persiapan diperparah dapat
digunakan setelah pengeluaran, harus didasarkan pada informasi yang tersedia stabilitas dan
pasien yang wajar kebutuhan sehubungan dengan terapi obat yang dimaksud. Ketika produk
obat komersial yang digunakan sebagai sumber bahan aktif, tanggal exipiration yang sering
dapat digunakan dalam menentukan tanggal melampaui digunakan. Faktor-faktor lain yang
harus dipertimbangkan termasuk sifat obat dan kinetika degradasi, wadah di mana ia
dikemas, kondisi penyimpanan yang mungkin terkena, panjang diharapkan terapi, kencan
36
berakhirnya produk komersial serupa jika aktif bahan adalah USP atau produk NF, dan
diterbitkan dan sastra produsen.
37
BAB III
KESIMPULAN
1. Ada perbedaan antara expiration date (ED) dan Beyond use date (BUD). Beyond use
date (BUD) adalah batas waktu penggunaan produk obat setelah diracik/disiapkan
atau setelah kemasan primernya dibuka/dirusak. Kemasan primer disini berarti
kemasan yang langsung bersentuhan dengan bahan obat, seperti: botol, ampul, vial,
blister. ED menggambarkan batas waktu penggunaan produk obat setelah diproduksi
oleh pabrik farmasi, sebelum kemasannya dibuka.
2. BUD menghindari suatu produk obat atau sediaan farmasi kerusakan stabilitas yang
disebabkan antara lain oleh pH, suhu, pelarut, cahaya, udara (oksigen), karbon
dioksida, uap air atau kelembaban, dan ukuran partikel. Untuk menentukan beyond
use date dengan menggunakan rumus t90 (T2) =
𝑡90 (𝑇1)
𝑄
10
(
∆𝑇
10
)
, dimana t90 (T2) adalah umur
simpan diperkirakan, t90 (T1) adalah umur simpan diberikan pada T1 suhu tertentu,
dan ΔT adalah perbedaan suhu antara T1 dan T2.
3. ketidakstabilan fisik dapat terjadi antara lain pembentukan polimorf, kristalisasi,
penguapan, dan adsorpsi
4. Faktor – faktor yang mempengaruhi Beyond use date (BUD) diantaranya adalah
sebagai berikut:
 Sifat dari obat, dilihat dari stabilitas kimia, adanya bahan pengawet dan
konsentrasinya
 Jenis wadah penyimpanan
 Batas mikrobiologi
 Kondisi lingkungan penyimpanan : suhu kamar, suhu pada saat didinginkan,
suhu beku serta kondisi kelembaban, dan terutama frekuensi seringnya wadah
dibuka.
38
5. secara umum beyondusedate pada sediaan obat yang digunakan antara lain:
 Sediaan padat dan cair yang bebas air : jika sumber bahan/obat, produk obat
produksi (beasala dari industry atau produsen) BUD tidak lebih dari 25% dari sisa
waktu expire date-nya, atau 6 bulan
 Zat USP atau serbuk obat murni maka BUD-nya tidak lebih dari 6 bulan.
 Sediaan yang mengandung air bila dibuat dari bahan-bahan bentuk padat BUD-
nya harus tidak lebih dari 14 hari bila disimpan pada suhu dingin.
39
DAFTAR PUSTAKA
1. Anonim, Beyond Use Date. Buletin Rasional, 2012. Vol. 10, Nomor 3.
2. Allen Jr, L.V., 2005, The Art, Science, and Technology of Pharmaceutical Compounding
Fourth Editio. Washington, D.C. : American Pharmacists Association.
3. Marriott, F. M., et al, 2010, Pharmaceutical Compouding and Dispensing second edition,
Pharmaceutical Press, Great Britain
4. Lachman, L., Lieberman, H. A., Kanig, J. L., 1986, Teori dan Praktek FarmasiIndustri,
Edisi ketiga, diterjemahkan oleh: Suyatmi, S., Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta.
5. Patricia C. Kienle, RPh, MPA, FASHP. 2007. USP Chapter 797 “Understanding Beyond
Use Dating for Compounded Sterile Preparations”

More Related Content

What's hot

Komunikasi dalam praktek farmasi
Komunikasi dalam praktek farmasiKomunikasi dalam praktek farmasi
Komunikasi dalam praktek farmasiNur Fadillah
 
Pemantauan dan Evaluasi Penggunaan Obat Rasional
Pemantauan dan Evaluasi Penggunaan Obat RasionalPemantauan dan Evaluasi Penggunaan Obat Rasional
Pemantauan dan Evaluasi Penggunaan Obat RasionalErie Gusnellyanti
 
MODUL 1 FARMASI KB3: MEDICATION ERROR
MODUL 1 FARMASI KB3: MEDICATION ERRORMODUL 1 FARMASI KB3: MEDICATION ERROR
MODUL 1 FARMASI KB3: MEDICATION ERRORPPGhybrid3
 
Pelayanan Informasi Obat (PIO)
Pelayanan Informasi Obat (PIO)Pelayanan Informasi Obat (PIO)
Pelayanan Informasi Obat (PIO)Gilang Rizki
 
Penentuan dosis-Dose Adjustment
Penentuan dosis-Dose AdjustmentPenentuan dosis-Dose Adjustment
Penentuan dosis-Dose AdjustmentTaofik Rusdiana
 
Konseling dan pio nada
Konseling dan pio nadaKonseling dan pio nada
Konseling dan pio nadaSapan Nada
 
Pedoman Visite Untuk Apoteker
Pedoman Visite Untuk Apoteker Pedoman Visite Untuk Apoteker
Pedoman Visite Untuk Apoteker Surya Amal
 
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap  Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap  Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...Surya Amal
 
Pedoman penyusunan formularium rs
Pedoman penyusunan formularium rsPedoman penyusunan formularium rs
Pedoman penyusunan formularium rsHenry Nobito
 
Sediaan obat Kapsul
Sediaan obat KapsulSediaan obat Kapsul
Sediaan obat KapsulSapan Nada
 
Formularium nasional 2019
Formularium nasional 2019Formularium nasional 2019
Formularium nasional 2019Ulfah Hanum
 
Manajemen obat di rumah sakit
Manajemen obat di rumah sakitManajemen obat di rumah sakit
Manajemen obat di rumah sakitKANDA IZUL
 
Rasionalitas penggunaan obat
Rasionalitas penggunaan obat Rasionalitas penggunaan obat
Rasionalitas penggunaan obat nisha althaf
 

What's hot (20)

Analisis resep
Analisis resepAnalisis resep
Analisis resep
 
Komunikasi dalam praktek farmasi
Komunikasi dalam praktek farmasiKomunikasi dalam praktek farmasi
Komunikasi dalam praktek farmasi
 
Panitia Farmasi Terapi
Panitia Farmasi TerapiPanitia Farmasi Terapi
Panitia Farmasi Terapi
 
Pemantauan dan Evaluasi Penggunaan Obat Rasional
Pemantauan dan Evaluasi Penggunaan Obat RasionalPemantauan dan Evaluasi Penggunaan Obat Rasional
Pemantauan dan Evaluasi Penggunaan Obat Rasional
 
MODUL 1 FARMASI KB3: MEDICATION ERROR
MODUL 1 FARMASI KB3: MEDICATION ERRORMODUL 1 FARMASI KB3: MEDICATION ERROR
MODUL 1 FARMASI KB3: MEDICATION ERROR
 
Pelayanan Informasi Obat (PIO)
Pelayanan Informasi Obat (PIO)Pelayanan Informasi Obat (PIO)
Pelayanan Informasi Obat (PIO)
 
Swamwdikasi ppt
Swamwdikasi pptSwamwdikasi ppt
Swamwdikasi ppt
 
Penentuan dosis-Dose Adjustment
Penentuan dosis-Dose AdjustmentPenentuan dosis-Dose Adjustment
Penentuan dosis-Dose Adjustment
 
Konseling dan pio nada
Konseling dan pio nadaKonseling dan pio nada
Konseling dan pio nada
 
Jenis jenis obat paten (1)
Jenis jenis obat paten (1)Jenis jenis obat paten (1)
Jenis jenis obat paten (1)
 
Pedoman Visite Untuk Apoteker
Pedoman Visite Untuk Apoteker Pedoman Visite Untuk Apoteker
Pedoman Visite Untuk Apoteker
 
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap  Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap  Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...
 
farmasetika dasar
farmasetika dasarfarmasetika dasar
farmasetika dasar
 
Evaluasi Granul
Evaluasi GranulEvaluasi Granul
Evaluasi Granul
 
Pedoman penyusunan formularium rs
Pedoman penyusunan formularium rsPedoman penyusunan formularium rs
Pedoman penyusunan formularium rs
 
Sediaan obat Kapsul
Sediaan obat KapsulSediaan obat Kapsul
Sediaan obat Kapsul
 
Formularium nasional 2019
Formularium nasional 2019Formularium nasional 2019
Formularium nasional 2019
 
Metode soap
Metode soapMetode soap
Metode soap
 
Manajemen obat di rumah sakit
Manajemen obat di rumah sakitManajemen obat di rumah sakit
Manajemen obat di rumah sakit
 
Rasionalitas penggunaan obat
Rasionalitas penggunaan obat Rasionalitas penggunaan obat
Rasionalitas penggunaan obat
 

Similar to BUD STABILITAS OBAT

manajemen penggunaan obat
manajemen penggunaan obatmanajemen penggunaan obat
manajemen penggunaan obatDika Trisya
 
Mi 1 4. penyimpanan obat di puskesmas
Mi 1   4. penyimpanan obat  di puskesmasMi 1   4. penyimpanan obat  di puskesmas
Mi 1 4. penyimpanan obat di puskesmasLinaNadhilah2
 
Beyond use date pharmacy in public health
Beyond use date pharmacy in public healthBeyond use date pharmacy in public health
Beyond use date pharmacy in public healthShintaUnair
 
Handling Sitotoksik.pptx
Handling Sitotoksik.pptxHandling Sitotoksik.pptx
Handling Sitotoksik.pptxAliahFadhillah
 
Paparan-CDOB Vaksin 101120 11.32.pdf
Paparan-CDOB Vaksin 101120 11.32.pdfPaparan-CDOB Vaksin 101120 11.32.pdf
Paparan-CDOB Vaksin 101120 11.32.pdfintankusuma37
 
Kelompok 12_Stifa D_Israwanasita_20013186.pptx
Kelompok 12_Stifa D_Israwanasita_20013186.pptxKelompok 12_Stifa D_Israwanasita_20013186.pptx
Kelompok 12_Stifa D_Israwanasita_20013186.pptxArdiansyahSyafaat1
 
Tugas Manajemen Logistik Kelompok 5.pptx
Tugas Manajemen Logistik Kelompok 5.pptxTugas Manajemen Logistik Kelompok 5.pptx
Tugas Manajemen Logistik Kelompok 5.pptxputrimaulina14
 
PENGADAAN DAN PENYIMPANAN MANAJEMEN RUMAH SAKITpptx
PENGADAAN DAN PENYIMPANAN MANAJEMEN RUMAH SAKITpptxPENGADAAN DAN PENYIMPANAN MANAJEMEN RUMAH SAKITpptx
PENGADAAN DAN PENYIMPANAN MANAJEMEN RUMAH SAKITpptxFitriAyuWahyuni1
 
cara produksi Tablet meloxicam dan evaluasi
cara produksi Tablet meloxicam dan evaluasicara produksi Tablet meloxicam dan evaluasi
cara produksi Tablet meloxicam dan evaluasihanifael
 
Pemberian Obat-Obatan
Pemberian Obat-ObatanPemberian Obat-Obatan
Pemberian Obat-Obatanpjj_kemenkes
 
Makalah teknik pemberian obat (UNIVERSITAS NU SBY YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM)
Makalah teknik pemberian obat (UNIVERSITAS NU SBY YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM)Makalah teknik pemberian obat (UNIVERSITAS NU SBY YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM)
Makalah teknik pemberian obat (UNIVERSITAS NU SBY YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM)Ida Part II
 
Etiket/Label Konsultasi Informasi Edukas
Etiket/Label Konsultasi Informasi EdukasEtiket/Label Konsultasi Informasi Edukas
Etiket/Label Konsultasi Informasi Edukasssuser95f6b0
 

Similar to BUD STABILITAS OBAT (20)

BUD AR.pdf
BUD AR.pdfBUD AR.pdf
BUD AR.pdf
 
manajemen penggunaan obat
manajemen penggunaan obatmanajemen penggunaan obat
manajemen penggunaan obat
 
Mi 1 4. penyimpanan obat di puskesmas
Mi 1   4. penyimpanan obat  di puskesmasMi 1   4. penyimpanan obat  di puskesmas
Mi 1 4. penyimpanan obat di puskesmas
 
Beyond use date pharmacy in public health
Beyond use date pharmacy in public healthBeyond use date pharmacy in public health
Beyond use date pharmacy in public health
 
Handling Sitotoksik.pptx
Handling Sitotoksik.pptxHandling Sitotoksik.pptx
Handling Sitotoksik.pptx
 
Paparan-CDOB Vaksin 101120 11.32.pdf
Paparan-CDOB Vaksin 101120 11.32.pdfPaparan-CDOB Vaksin 101120 11.32.pdf
Paparan-CDOB Vaksin 101120 11.32.pdf
 
PPT OBAH HA.pdf
PPT OBAH HA.pdfPPT OBAH HA.pdf
PPT OBAH HA.pdf
 
Kelompok 12_Stifa D_Israwanasita_20013186.pptx
Kelompok 12_Stifa D_Israwanasita_20013186.pptxKelompok 12_Stifa D_Israwanasita_20013186.pptx
Kelompok 12_Stifa D_Israwanasita_20013186.pptx
 
Tugas Manajemen Logistik Kelompok 5.pptx
Tugas Manajemen Logistik Kelompok 5.pptxTugas Manajemen Logistik Kelompok 5.pptx
Tugas Manajemen Logistik Kelompok 5.pptx
 
Manfar grup a kelas a
Manfar grup a kelas aManfar grup a kelas a
Manfar grup a kelas a
 
PENGADAAN DAN PENYIMPANAN MANAJEMEN RUMAH SAKITpptx
PENGADAAN DAN PENYIMPANAN MANAJEMEN RUMAH SAKITpptxPENGADAAN DAN PENYIMPANAN MANAJEMEN RUMAH SAKITpptx
PENGADAAN DAN PENYIMPANAN MANAJEMEN RUMAH SAKITpptx
 
cara produksi Tablet meloxicam dan evaluasi
cara produksi Tablet meloxicam dan evaluasicara produksi Tablet meloxicam dan evaluasi
cara produksi Tablet meloxicam dan evaluasi
 
CPOB PENANGANAN KELUHAN.pptx
CPOB PENANGANAN KELUHAN.pptxCPOB PENANGANAN KELUHAN.pptx
CPOB PENANGANAN KELUHAN.pptx
 
Pemberian Obat-Obatan
Pemberian Obat-ObatanPemberian Obat-Obatan
Pemberian Obat-Obatan
 
Makalah teknik pemberian obat (UNIVERSITAS NU SBY YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM)
Makalah teknik pemberian obat (UNIVERSITAS NU SBY YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM)Makalah teknik pemberian obat (UNIVERSITAS NU SBY YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM)
Makalah teknik pemberian obat (UNIVERSITAS NU SBY YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM)
 
Cpotb
CpotbCpotb
Cpotb
 
Etiket/Label Konsultasi Informasi Edukas
Etiket/Label Konsultasi Informasi EdukasEtiket/Label Konsultasi Informasi Edukas
Etiket/Label Konsultasi Informasi Edukas
 
PPT_BPOM.pptx
PPT_BPOM.pptxPPT_BPOM.pptx
PPT_BPOM.pptx
 
kelompok 2.pdf
kelompok 2.pdfkelompok 2.pdf
kelompok 2.pdf
 
Cpotb
CpotbCpotb
Cpotb
 

Recently uploaded

SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptDwiBhaktiPertiwi1
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar KeperawatanHaslianiBaharuddin
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufalmahdaly02
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdfMeboix
 
ANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptx
ANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptxANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptx
ANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptxCahyaRizal1
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfhurufd86
 
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatFARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatSyarifahNurulMaulida1
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinanDwiNormaR
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxpuspapameswari
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar KepHaslianiBaharuddin
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTriNurmiyati
 
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdfPpt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdfAyundaHennaPelalawan
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitIrfanNersMaulana
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxwisanggeni19
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANDianFitriyani15
 
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxfania35
 
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docxpuskesmasseigeringin
 
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxKeperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxrachmatpawelloi
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasmufida16
 

Recently uploaded (20)

SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
 
ANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptx
ANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptxANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptx
ANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptx
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
 
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatFARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
 
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdfPpt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
 
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
 
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
 
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxKeperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
 

BUD STABILITAS OBAT

  • 1. 1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Kestabilan suatu zat merupakan faktor yang harus diperhatikan dalam membuat formulasi suatu sediaan farmasi. Hal ini penting mengingat suatu obat atau sediaan farmasi biasanya diproduksi dalam jumlah yang besar dan memerlukan waktu yang lama sampai obat tersebut memberikan efek kepada pasien. Ketidakstabilan suatu sediaan farmasi dapat dideteksi melalui perubahan sifat fisika, kimia serta penampilan dari suatu sediaan farmasi. Salah satu stabilitas obat dapat diketahui yaitu dari ada atau tidaknya penurunan kadar selama penyimpanan. Pemakaian obat kadaluwarsa, termasuk sediaan steril dan non steril merupakan salah satu bentuk ‘’medication error ‘’. Menurut peraturan yang disusun oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia (BPOM RI) Nomor HK. 03.1.23.06.10.5166 menyatakan bahwa batas kadaluwarsa pada penandaan atau label obat merupakan hal yang penting dalam rangka memberikan perlindungan kesehatan pada masyarakat. Beyond use date (BUD) adalah batas waktu penggunaan produk obat setelah diracik/disiapkan atau setelah kemasan primernya dibuka/dirusak. Kemasan primer disini berarti kemasan yang langsung bersentuhan dengan bahan obat, seperti: botol, ampul, vial, blister. Pengertian BUD berbeda dari expiration date (ED) atau tanggal kedaluwarsa karena ED menggambarkan batas waktu penggunaan produk obat setelah diproduksi oleh pabrik farmasi, sebelum kemasannya dibuka. BUD bisa sama dengan atau lebih pendek daripada ED. ED dicantumkan oleh pabrik farmasi pada kemasan produk obat, sementara BUD tidak selalu tercantum. Idealnya, BUD dan ED ditetapkan berdasarkan hasil uji stabilitas produk obat dan dicantumkan pada kemasannya. BUD dan ED menentukan batasan waktu dimana suatu produk obat masih berada dalam keadaan stabil. Suatu produk obat yang stabil berarti memiliki karakteristik kimia, fisika, mikrobiologi, terapetik, dan toksikologi yang tidak berubah dari spesifikasi yang sudah ditetapkan oleh pabrik obat, baik selama penyimpanan
  • 2. 2 maupun penggunaan. Stabilitas dari suatu produk dapat dipengaruhi oleh pH, suhu, pelarut, cahaya, udara (oksigen), karbon dioksida, uap air atau kelembaban, dan ukuran partikel. Menggunakan obat yang sudah melewati BUD atau ED-nya berarti menggunakan obat yang stabilitasnya tidak lagi terjamin. Seperti yang diketahui bahwa BUD tidak selalu tercantum pada kemasan produk obat, hai ini menjadi penting bagi tenaga kesehatan, khususnya Farmais, untuk mengetahui tentang ketentuan-ketentuan umum terkait BUD serta bagaimana cara menetapkan BUD pada berbagai produk obat, baik produk nonsteril maupun steril, yang kemudian mencantumkannya saat obat diberikan atau diserahkan ke pasien. II.2 Tujuan Penulisan 1. Memahami perbedaan beyond-use date dan expiration date dalam compounding dan dispensing 2. Mengetahui cara-cara penentuan beyond-use date dan aplikasi penentuan beyond-use date pada berbagai produk obat, baik produk nonsteril maupun steril.
  • 3. 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 Beyond Use Date (BUD) Beyond use date (BUD) dalam USP didefinisikan sebagai tanggal dan waktu setelah persiapan dimana sediaan tidak boleh digunakan atau dipindahkan. Beyond use date, umumnya dinyatakan dalam jam atau hari. Beyond use date (BUD) bisa sama dengan atau lebih pendek daripada expiration date (ED). Idealnya, Beyond use date (BUD) dan expiration date (ED) ditetapkan berdasarkan hasil uji stabilitas produk obat dan dicantumkan pada kemasannya. Beyond use date (BUD) dan Expiration date (ED) menentukan batasan waktu dimana suatu produk obat masih berada dalam keadaan stabil. Suatu produk obat yang stabil berarti memiliki karakteristik kimia, fisika, mikrobiologi, terapetik, dan toksikologi yang tidak berubah dari spesifikasi yang sudah ditetapkan oleh pabrik obat, baik selama penyimpanan maupun penggunaan. Penggunaan obat yang sudah melewati Beyond use date (BUD) atau expiration date (ED) berarti menggunakan obat yang stabilitasnya tidak lagi terjamin, mengingat Beyond use date (BUD) tidak selalu tercantum pada kemasan produk obat Seorang farmasis dituntut dapat menentukan beyond use dates untuk sediaan atau vial yang ditangani dan dikemas ulang kemudian dikirim ke pasien untuk diadministrasikan. Beyond use date perlu ditentukan karena adanya fakta bahwa wadah asli produsen telah dibuka dalam proses yang aseptik, sehingga sediaan farmasi dapat berinteraksi dengan kondisi atmosfer dan dapat tekontaminasi. Adanya interaksi dan fakta bahwa sediaan dikemas ulang dapat menyebabkan sediaan tidak memiliki integritas yang sama seperti sediaan asli sehingga hal ini mengharuskan farmasis untuk memperpendek masa kadaluwarsa dari yang semula ditetapkan oleh produsen. Terminologi yang tepat untuk digunakan pada label resep obat yang dikemas ulang adalah beyond use date, penggunaan istilah tanggal kadaluarsa tidaklah tepat.
  • 4. 4 Penerapan penggunaan beyond use date sangat penting untuk keamanan dosis karena menentukan suatu jangka waktu yang tepat di mana resep obat dapat diberikan kepada pasien oleh seorang pekerja kesehatan. Beyond use date dihitung dengan memperhatikan berbagai faktor, seperti sifat dari obat (stabilitas kimia, adanya bahan pengawet dan konsentrasinya), jenis wadah penyimpanan, batas mikrobiologi, kondisi penyimpanan lingkungan (suhu kamar, didinginkan, suhu beku serta kondisi kelembaban, dan terutama frekuensi seringnya wadah dibuka). Ada perbedaan antara Expiration date (ED) dan Beyond use date (BUD). Expiration date adalah proyeksi jangka waktu produk dapat diharapkan, berdasarkan studi stabilitas dipercepat, untuk mempertahankan kemurnian dan potensi. Expiration date digunakan untuk produk komersial. Beyond use date adalah perkiraan interval waktu bahwa persiapan diperparah dapat diharapkan untuk mempertahankan kemurnian dan potensi berdasarkan pedoman umum, referensi sastra, atau studi stabilitas real-time yang sebenarnya menggunakan kondisi yang ditentukan. Secara umum, maksimal melampaui tanggal penggunaan 6 bulan digunakan karena lebih hampir cocok menjadi pedoman resep diperparah melibatkan pasien, dokter, dan farmasis. Penetapan Beyond use date adalah tanggung jawab farmasis atau compounder. Dengan tidak adanya program pengujian sterilitas. Tabel 2-8 dapat digunakan untuk menentukan Beyond use date (waktu) untuk sediaan suntikan air. Karena uji sterilitas biasanya memakan waktu sampai 14 hari untuk menyelesaikan, itu tidak layak untuk menunggu hasil sebelum menetapkan Beyond use date dan sediaan yang dikeluarkan. Sebuah program sterilitas-pengujian harus berada di tempat lebih lama Beyond use date-nya. Ini tidak berarti bahwa setiap satu sediaan steril diuji, melainkan program pengujian harus mencerminkan jumlah dan kompleksitas formulasi steril sedang dipersiapkan. Tabel 2-8 memberikan melampaui menggunakan waktu penyimpanan untuk sediaan steril yang disiapkan pada tingkat risiko yang berbeda yang disimpan pada temperatur yang berbeda. Ketika data stabilitas divalidasi tersedia, data tersebut lebih diutamakan daripada waktu yang diberikan dalam tabel jika program sterilitas-pengujian dapat menggunakan waktu yang diberikan dalam tabel untuk didinginkan atau dingin suhu, yang diambil dari USP Bab 795. Jika tidak ada program ini akan di tempat pada kegagalan Beyond use date pada kolom "No" dapat digunakan.
  • 5. 5 Table 2-1. Beyond-use date pada sediaan injeksi cair (BUD untuk sediaan steril dari tingkat resiko berbeda yang disimpan pada suhu yang bebeda. Type of Compounded Sterile Preparation Controlled Room Temperature Refrigerated or Cold Temperature Freeser or -20oC Temperature Sterility Testing Program? No Yes No Yes No Yes Low-risk 48 hours - 14 days 14 days 45 days - Medium-risk 30 hours - 9 days 14 days 45 days - High-risk 24 hours - 3 days 14 days 45 days Berbagai sumber informasi dapat digunakan untuk menentukan yang kesesuaian Beyond use date, termasuk informasi perusahaan kimia, produsen 'sastra, Stabilitas Trissel tentang Formulasi Compounded, www.CompoundingToday.com, monograf dalam edisi terbaru dari AHFS Informasi Obat, International Journal of Peracikan farmasi, American Journal of Health-System farmasi, farmasi Rumah Sakit, jurnal lainnya, dan buku terkait. Kebanyakan apoteker mempersiapkan atau mengeluarkan sejumlah kecil persiapan peracikan, merekomendasikan penyimpanan pada ruang atau suhu dingin, dan menggunakan Beyond use date secara konservatif. Faktor – faktor yang mempengaruhi Beyond use date (BUD) diantaranya adalah sebagai berikut:  Sifat dari obat, dilihat dari stabilitas kimia, adanya bahan pengawet dan konsentrasinya  Jenis wadah penyimpanan  Batas mikrobiologi  Kondisi lingkungan penyimpanan : suhu kamar, suhu pada saat didinginkan, suhu beku serta kondisi kelembaban, dan terutama frekuensi seringnya wadah dibuka. Pencantuman beyond use date pada sediaan non steril, contohnya pada racikan sediaan puyer bertujuan supaya pasien memahami kapan sebaiknya puyer tersebut seharusnya tidak boleh digunakan lagi hal ini guna meningkatkan keamanan pasien. Berdasarkan United States Pharmacope 795 (USP) untuk sediaan liquid nonaqueous dan sediaan padat non steril (dimana produk obat pabrik adalah sumber dari bahan aktif), maka beyond use date tidak lebih lama dari 25% sisa dari expired date produk awalnya atau hanya 6 bulan. Beyond use date untuk sediaan yang mengandung air adalah tidak lebih dari 14 hari ketika disimpan pada
  • 6. 6 temperatur dingin (Kupiec, 2003). Bentuk-bentuk sediaan lainnya beyond use date (BUD) tidak lebih dari durasi terapi atau 30 hari. Untuk puyer beyond use date (BUD) sampai dengan 1 bulan dari mulai obat tersebut di racik. Untuk waktu kadaluwarsa (beyond use date) selama 1 tahun maka ada 2 kondisi yang harus dipenuhi yaitu :  Harus mempertahankan fasilitas dimana temperatur kinetik rata-rata tidak lebih dari 250 C.  Kemasan yang digunakan untuk mengemas harus lebih baik daya proteksinya daripada polyvinyl chloride (PVC) (Clark,2002) Ketentuan FDA (food drug administration) tentang peracikan ulang yaitu :  Waktu kadaluwarsa tidak lebih dari 1 tahun dari tanggal pembuatan atau lebih singkat dari produk awalnya tanpa adanya data stabilitas dan petunjuk dari label awal.  Jika bentuk sediaan racikan adalah oral solid maka kemasan yang digunakan harus sesuai dengan standar kelas A USP.  Kemasan produk awal tidak terbuka sebelumnya dan keseluruhan peracikan dilakukan dalam satu kali operasi.  Peracikan dan penyimpanan harus sesuai dengan kondisi lingkungan yang terdapat pada label kemasan produk awal. Apabila tidak ada petunjuk dari label maka temperature ruangan harus dikendalikan selama peracikan dan penyimpanan antara bentuk sediaan solid dan liquid oral. Apabila tidak ada kelembaban spesifik pada label produk awal maka kelembaban relatif seharusnya tidak lebih dari 75% pada suhu 23 °C untuk peracikan dan penyimpanan dari bentuk sediaan solid oral (Anonim, 2005).  Untuk pencantuman masa kadaluwarsa pada sediaan puyer racikan ulang kita bisa mengacu pada FDA (Food Drug & Administration), seperti BPOM Amerika atau USP karena belum ada peraturan resmi tentang hal ini di Negara kita dan tidak boleh mencantumkan masa kadaluwarsa seperti yang tertera dalam bentuk sediaaan awalnya karena bentuk sediaan obat yang diracik ulang mempunyai stabilitas berbeda dari bentuk sediaan awalnya.
  • 7. 7 II.2. Menentukan Beyond Use Date Informasi stabilitas kata-dari mulut ke mulut bisa berbahaya. Memastikan bahwa semua persiapan peracikan di apotek beyond use date harus akurat dapat membosankan dan memakan waktu, tetapi sangat penting. Skenario berikut mengilustrasikan kata-dari mulut ke mulut kencan:  "Kami bagikan monkeymycin untuk salah satu pasien kami dan hanya menempatkan tanggal 10 hari di atasnya," kata seorang farmasis di pertemuan farmasis baru-baru ini. "Kami tidak pernah mendengar bahwa sesuatu yang buruk terjadi, jadi saya kira beberapa minggu harus oke."  "Kami menggunakan 2 minggu beyond use date untuk pedicycline dalam gelas, jadi saya kira 10 hari aman dalam plastik." Apa yang salah di sini? Sama sekali tidak ada jaminan bahwa skenario baik akan menghasilkan tanggal yang tepat yang ditugaskan untuk persiapan. Kata-dari mulut ke mulut beyond use date tidak aman, tidak profesional, ilmiah, dan sakit disarankan. Ini mungkin datang kembali untuk menghantui farmasis peracikan jika peristiwa buruk terjadi dari penggunaan persiapan itu. Kecuali data yang diterbitkan tersedia untuk sebaliknya, berikut ini adalah maksimum yang direkomendasikan untuk beyond use date pada sediaan steril obat yang dikemas dalam ketat, wadah tahan cahaya dan disimpan pada suhu ruangan yang terkontrol atau seperti yang ditunjukkan dan untuk sediaan steril yang program pengujian sterilitas di tempat. Obat atau bahan kimia diketahui labil terhadap dekomposisi akan memerlukan lebih pendek beyond use date.  Formulasi nonaqueous. beyond use date digunakan tidak lebih dari waktu yang tersisa sampai awal tanggal kedaluwarsa dari setiap bahan farmasi aktif atau 6 bulan, mana yang lebih awal.  Formulasi yang mengandung air. beyond use date tidak lebih dari 14 hari untuk formulasi disimpan pada suhu dingin terkendali.  Formulasi topikal / kulit dan mukosa liquid dan semisolid mengandung air. beyond use date adalah selambat-lambatnya 30 hari.
  • 8. 8 Sebuah diagram alir yang dapat digunakan dalam menentukan beyond use date ditunjukkan pada Gambar 2-2. Gambar 2-2 Diagram alir untuk menetapkan beyond-use date. batas beyond-use date dalam aliran bagan ini dilampaui bila ada informasi yang mendukung stabilitas ilmiah yang valid yang dapat langsung diterapkan untuk persiapan tertentu (yaitu, sama berbagai obat konsentrasi, pH, eksipien, kendaraan, kadar air, dll), termasuk persiapan yang telah tersedia secara komersial Sediaan Padat penggunna Sediaanoral Bahan aktiv dari hasil produksi Sediaan cair BUD selama14 pada suhu15o C BUD selama6 bulan(jikabahanyang digunakanberdasarkanUSP/NF) BUD 25% dari waktu yang tersisi sampai dengan taggal kadarluarsa, atau 6 bulan Semua bentuk sediaanlain Tidakberair BUD selama 30 hari atau durasi terapi mana yang lebihrendah yes yes no no yes Bahan aktiv dari hasil produksi BUD 25% dari waktu yang tersisi sampai dengan taggal kadarluarsa, atau 6 bulan BUD selama6 bulan(jikabahanyang digunakanberdasarkanUSP/NF) BUD selama 30 hari atau durasi terapi mana yang lebihrendah yes yes no no yes no no
  • 9. 9 Untuk persiapan steril obat diperparah berikut ini adalah maksimum yang disarankan di luar tanggal gunanya kecuali data yang diterbitkan tersedia untuk sebaliknya. Beyond use date untuk sediaan steril dianggap waktu yang administrasi dimulai.  Tingkat risiko rendah pencampuran sediaan steril. Dengan tidak adanya melewati uji sterilitas, toko untuk tidak lebih dari 48 jam pada suhu kamar terkendali, 14 hari pada suhu dingin, dan 45 hari dalam keadaan beku padat pada-25°C ke-10°C atau lebih dingin.  Tingkat risiko menengah pencampuran sediaan steril. Dengan tidak adanya melewati uji sterilitas, toko untuk tidak lebih dari 30 jam pada suhu terkontrol kamar, 9 hari pada suhu dingin, dan 45 hari dalam keadaan beku padat pada-25°C ke-10°C atau lebih dingin.  Tingkat risiko tinggi pencampuran sediaan steril. Dengan tidak adanya melewati uji sterilitas, toko untuk tidak lebih dari 24 jam pada suhu kamar dikendalikan, 3 hari pada suhu dingin, dan 45 hari dalam keadaan beku padat pada-25°C ke-10°C atau lebih dingin. Ketika mengevaluasi penerapan studi stabilitas dalam literatur, apoteker harus yakin bahwa persiapan yang dipelajari adalah mirip dengan persiapan yang sedang dipertimbangkan dalam rentang konsentrasi obat, pH, eksipien, kendaraan, kadar air, dan sejenisnya. II.3. Perbedaan Istilah Beyond Use Date Dengan Experation date Terdapat perbedaan anatara istilah expiration date dan BUD 1  Expiration date atau waktu kadaluarsa adalah lamanya waktu suatu sediaan dimana kemurnian dan potensi suatu obat masih tetap. Waktu kadaluarsa ditentukan berdasarkan penentuan dengan kenaikan temperature. Biasanya untuk sediaan komersial.  Beyond Use Date adalah perkiraan internal waktu dimana sediaan yang di compound dapat diharapkan potensi dan kemurniannya tetap berdasarkan cara penentuan umum, refernsi pustaka atau percobaan stabilitas dengan
  • 10. 10 menggunakan kondisi pada waktu compounding. BUD biasanya dinyatakan dalam jam atau hari. Dalam united states pharmacopeia 30/national formulary 25 pada pharmaceutical compounding <795> dinyatakan bahwa salah satu tanggung jawab apoteker adalah mengevaluasi stabilitas sediaan yang ditentukan melalui literature untuk menentukan tanggal beyond use yang dapat dipercaya untuk menjamin potensi, kemurnian, kualitas dan karakteristik sediaan hasil compounding seperti yang diharapkan . II.4. Ketentuan umum BUD BUD obat sediaan non steril tanpa merubah apapun dari pabrik ada dua macam1 : 1. Dalam wadah ganda (multiple dose container) Boleh digunakan waktu kadaluarsa dari pabrik atau 1 tahun dari waktu di mana obat diberikan kepada pasien, mana yang lebih cepat itu yang dipakai, harus memperhatikan factor berikut ini:  Struktur obat, wadah melindungi dari sinar matahari, oksigen, kondisi penyimpanya (suhu, kelembapan, dan sidiaan)  Apabila digunakan wadah dari plastic harus dapat meindungi isi lebih baik dari PVC ( polyvinyl chloride ) .  Menyinpan, mengepak memasukkan obat pada pada wadah yang dapat mempertahankan suhu tidak lebih dari 25oC 2. Wadah sekali pakai ( single unit )  Waktu kadaluarsa dari pabrik atau satu tahun dari tanggal waktu obat tersebut diberikan kepada pasien (pilih mana yang lebih cepat)  Wadah dari plastik harus lebih baik dari PVC  Sediaan obat yang dikemas ulang (padat maupun cair) non steril disimpan pada kondisi tidak memungkinkan, disimpan dalam ruangan yang kondisinya terkontrol dengan suhu 20-25oC kelembapan relative tidak lebih dari 75%.  Unit dosis tunggal tidak boleh dikemas kembali
  • 11. 11 Beberapa pertimbangan untuk BUD sebagai berikut 1: 1. Obat racikan harus memiliki BUD 2. Apoteker harus memperhatikan sifat fisika kima obat, karakteristik wadah, kondisi penyimpanan yang diharapkan. 3. Sebelum melakukan dispensing, lakukan studi literature tentang informasi stabilitas obat. 4. Waktu kadaluarsa komponen lain dalam resep harus diperhatikan juga (bukan bahan aktif saja) waktu kadaluarsa produk dispending ditetapkan oleh waktu kadaluarsa yang terkecil. Pedoman untuk obat yang stabilitasnya tidak ada informasinya: BUD maksimum untuk non steril, dikemas dalam kedap, suhu terkontrol 20- 25oC kecuali disebut lain adalah sebagai beriku 1t:  Sediaan padat/cair bebas air, obat berasal dari industri, BUD tidak lebih dari 25% waktu kadaluarsa yang tersisa atau 6 bulan .  Sediaan mengandung air (suspensi, emulsi, larutan) yang dibuat dari bahan padat memiliki BUD tidak lebih dari 14 hari, jika disimpan dalam suhu dingin (2-3oC) jika tidak pada suhu dingin. Untuk semua sediaan yang lain, BUD tidak lebih dari lama terapi yang diinginkan atau 30 hari (pilih yang tercepat).  BUD tersebut di atas boleh dilampaui apabila ada informasi yang valid yang menunjang stabilitas sediaan tersebut. II.5. Beyond Use Date (BUD) pada Sediaan Farmasi Beberapa contoh sediaan obat secara umum dan obat yang digunakan yang disertai dengan expiration date dan beyond usedate,antara lain:  Sediaan padat dan cair yang bebas air : jika sumber bahan/obat, produk obat produksi (beasala dari industry atau produsen) BUD tidak lebih dari 25% dari sisa waktu expire date-nya, atau 6 bulan  Zat USP atau serbuk obat murni maka BUD-nya tidak lebih dari 6 bulan.  Sediaan yang mengandung air bila dibuat dari bahan-bahan bentuk padat BUD-nya harus tidak lebih dari 14 hari bila disimpan pada suhu dingin.
  • 12. 12 Tabel II.5. Panduan label tambahan dan tanggal batas pakai kadaluarsa (BUD) pada sediaan Preparations Container Important auxiliary labels Suggested discard date Application Amber fluted bottle with CRC For exrternal use only 4 weeks Capsules Amber tablet bottle with CRC See BNF for advisory labels recommended for active ingredient 3 months Creams and gels Amber glass jar or collapsible metal tube For external use only 4 weeks Dusting powders Plastic jar, preferably with a perforated, recloseable lid For external use only Not to be applied to open wounds or raw weeping surfaces Store in a dry place 3 months Ear drops Hexagonal amber fluted glass bottle with a rubber teat and dropper closure For external use only 4 weeks Elixirs Plain amber medicine bottle with CRC 4 weeks Emulsions Plain amber medicine bottle with CRC Shake the bottle 4 weeks Enemas Amber fluted bottle with CRC For rectal use only Warm to body temperature before use 4 weeks Gargles and mounthwashes Amber fluted bottle with CRC Not to be taken Do not swallow in targe amounts 4 weeks Inhalations Amber fluted bottle with CRC Not to be taken Shake the bottle 4 weeks Linctuses Plain amber medicine bottle with CRC 4 weeks Liniments and lotions Amber fluted bottle with CRC For external use only Shake the bottle Avoid broken skin 4 weeks Mixtures and suspensions Plain amber medicine bottle with CRC Shake the bottle 4 weeks Nasal drops Hexagonal amber fluted glass bottle with a rubber teat and dropper closure Not to be taken 4 weeks Oinments Amber glass jar For external use only 3 months Preparations Container Important auxiliary labels Suggested discard date Pastes Amber glass jar For external use only 3 months Pessaries Wrapped in foil and packed in an amber glass jar For vaginal use only 3 months Powders (individual) Wrapped in powder papers and packed in a carboard carton Store in a dry place Dissolves or mix with water before taking See BNF for advisory labels recommended for active ingredient 3 months Suppositories Wrapped in foil and packed in an amber glass jar For rectal use only See BNF for advisory labels recommended for active ingredient 3 months
  • 13. 13 Serbuk dan granul Karena serbuk sudah dalam keadaan kering, umumnya memberikan bentuk sediaan yang stabil selama terlindungi dari kelembaban dan panas. Menurut USP Bab 795, serbuk dibuat dari produk yang diproduksi seharusnya memiliki beyond-use date 25% dari waktu yang tersisa pada tanggal kedaluwarsa produk atau 6 bulan, mana yang lebih awal. Jika sediaan dibuat dari bahan USP/NF, beyond-use date 6 bulan sesuai, kecuali bukti yang tersedia untuk mendukung penanggalan lain. Umumnya BUD dapat diberikan 3 bulan, meskipun pemberian secara individu Kapsul Kapsul yang kering atau, jika diisi dengan cairan atau semisolids, mengandung cairan non-berair. Untuk alasan ini, umumnya memberikan bentuk sediaan yang stabil selama terlindungi dari kelembaban dan panas. Menurut USP bab 795, serbuk dibuat dari produk yang diproduksi harus memiliki beyond-use date 25% dari waktu yang tersisa pada tanggal kedaluwarsa produk atau 6 bulan, mana yang lebih awal. Jika sediaan dibuat dari bahan USP/NF, beyond-use date 6 bulan sesuai, kecuali bukti yang tersedia untuk mendukung penanggalan lain. Umumnya BUD dapat diberikan 3 bulan, meskipun pemberian secara individu Tablet Tablet kering, umumnya dengan bentuk sediaan yang stabil selama terlindungi dari panas kelembaban. Menurut USP Bab 795, tablet dibuat dari produk yang diproduksi harus memiliki beyond-use date 25% dari waktu yang tersisa pada tanggal kedaluwarsa produk atau 6 bulan, mana yang lebih awal. Jika sediaan dibuat dari bahan USP/NF, beyond-use date 6 bulan sesuai, kecuali bukti yang tersedia untuk mendukung penanggalan lain. Tablet hisap atau troches Sediaan yang kering umumnya memberikan bentuk sediaan yang stabil selama terlindungi dari panas kelembaban. Menurut USP Bab 795, tablet hisap dibuat dari produk yang diproduksi yang memiliki beyond-use date 25% dari waktu yang tersisa pada tanggal kedaluwarsa produk atau 6 bulan, mana yang lebih awal. Jika sediaan dibuat dari bahan USP/NF, beyond-use date 6 bulan sesuai, kecuali jika petunjuk yang tersedia untuk mendukung penanggalan lainnya. Pertimbangan lain dijelaskan di bawah ini.
  • 14. 14 Permen yang keras biasanya higroskopis dan rentan terhadap penyerapan kelembaban atmosfer. Karena itu pertimbangan harus termasuk sifat higroskopis dari dasar permen, kondisi penyimpanan lozanges, lamanya waktu penyimpanan, dan pontential interaksi obat. Tablet hisap harus disimpan jauh dari panas dan jangkauan anak-anak. Mereka harus terlindungi dari kelembaban yang ekstrem. Tergantung pada kebutuhan penyimpanan dari kedua obat dan basis, baik suhu kamar atau suhu refreigerated biasanya ditunjukkan. Karena tablet hisap adalah bentuk sediaan padat yang umumnya tidak diperlukan pengawet. Namun, permen keras pelega tenggorokan yang higroskopis; dapat meningkatkan kadar air, dan pertumbuhan bakteri dapat terjadi jika mereka tidak dikemas dengan baik. Saat air akan melarutkan beberapa sukrosa; kosentrasi larutan sukrosa yang dihasilkan akan sangat bacteriostastic dan tidak akan mendukung pertumbuhan bakteri. Semua permen keras pelega tenggorokan bisa menjadi kasar, tapi kecepatan di mana hal ini terjadi tergantung pada bahan. Ketika konsentrasi padatan sirup jagung lebih besar dari 50%, kecenderungan dari motif menurun tetapi kecenderungan penyerapan uap air dapat meningkat. Peningkatan penyerapan meningkatkan kekakuan produk dan menyebabkan obat untuk berinteraksi. Padatan sukrosa dalam konsentrasi yang lebih besar dari 70% cenderung meningkat kembang kayu kecenderungan dan kecepatan kristalisasi. Formulasi yang mengandung antara 55% dan 65% sukrosa atau 35% dan 45% sirup jagung padat umumnya menawarkan penyesuaian terbaik dari segi graining, penyerapan air, dan waktu preparasi. Acidulen, seperti sitrat, tartarat, fumarat, dan asam malat, dapat ditambahkan ke basis permen untuk memperkuat karakteristik rasa persiapan selesai dan pH kontrol untuk menjaga stabilitas obat dimasukkan. Permen biasa memiliki pH sekitar 5 sampai 6, tapi mungkin terendah 2,5 sampai 3 ketika Acidulen ditambahkan untuk meningkatkan pH thr tablet hisap sampai setinggi 7,5-8,5 Supositoria dan obat sisipan Pada umumnya formulasi kering atau tidak berair memberikan bentuk sediaan yang stabil selama terlindungi dari kelembaban dan panas. Menurut USP bab 795, persiapan ini harus memiliki beyond-use date 25% dari waktu yang tersisa pada tanggal kedaluwarsa jika sediaan diperparah dengan produk yang diproduksi, atau 6 bulan, mana yang lebih awal. Jika sediaan dibuat dari bahan USP/NF, beyond-use date 6 bulan sesuai kecuali jika petunjuk yang tersedia untuk mendukung penanggalan lainnya. Kecuali dinyatakan lain kebanyakan
  • 15. 15 pedoman merekomendasikan penyimpanan dalam lemari pendingin. Umumnya BUD dapat diberikan selama 3 bulan. Menurut USP, indikasi utama ketidakstabilan dalam supositoria adalah pelunakan berlebihan. Dalam beberapa kasus, supositoria dapat mengering, mengeras, atau menciut. USP menguraikan pertimbangan stabilitas untuk supositoria meliputi pengamatan untuk pelunakan berlebihan dan bukti adanya noda minyak pada bahan kemasan. Apoteker mungkin harus menghapus pembungkus supositoria individu untuk memeriksa bukti adanya ketidakstabilan. Pembentukan polimorf adalah petunjuk ketidakstabilan cocoa butter selama persiapan. Polimorf ini mungkin cair pada suhu kamar. Untuk menghindari situasi ini, apoteker dapat mengganti basis minyak sayur terhidrogenasi yang tepat untuk cocoa butter. Jika perlu, bahan lemak dengan titik leleh tinggi, seperti lilin putih atau parafin, dapat ditambahkan ke basis lemak atau cocoa butter, dengan titik lebur yang rendah, untuk meningkatkan titik leleh formulasi. Namun, supositoria harus mampu mencair bila diberikan. Untuk memeriksa titik leleh, apoteker dapat menempatkan sampel supositoria dalam gelas air yang telah berkunjung ke 37oC. jika supositoria tidak meleleh, formulasi tidak boleh digunakan untuk terapi pasien. Jika air dimasukkan ke dalam minyak dasar dengan penggunaan agen pengemulsi (surfaktan nonionik, lemak wol, dan sejenisnya), sediaan dapat menjadi tengik. Dalam hal ini supositoria biasanya tidak akan stabil seperti jika obat yang sama yang ditambahkan ke PEG- basis supositoria yang mengandung air. Kebanyakan formulasi supositoria tidak mengandung pengawet atau antioksidan, karena air biasanya dikecualikan dari formulasi, basis non-pengoksidasi umumnya digunakan, dan obat-obatan umumnya stabil dalam bentuk sediaan padat Sticks Obat yang umumnya dianggap kering memberikan bentuk sediaan yang stabil selama terlindungi dari kelembaban dan panas. Menurut USP bab 795, tongkat dibuat dari produk yang diproduksi memiliki beyond-use date 25% dari waktu yang tersisa pada tanggal kadaluarsa produk atau 6 bulan, mana yang lebih dahulu. Jika formulasi tersebut dibuat dari USP/NF, beyond-use date 6 bulan sesuai, kecuali bukti yang tersedia untuk mendukung tanggal lain. Karena sediaan ini tidak mengandung air, obat aktif harus tetap stabil. Namun,
  • 16. 16 menggunakan panas dalam sediaan dapat mengakibatkan degradasi obat. Perumus harus memperkirakan tanggal diatas penggunaan yang wajar. Solutions/Larutan Sifat fisik pada bentuk sediaan cair dapat diamati untuk bukti ketidakstabilan; kejelasan, curah hujan, jamur atau pertumbuhan bakteri, bau dan hilangnya volume. larutan yang khususnya rentan terhadap degradasi kimia terutama ketika kendaraan air yang digunakan. Informasi mengenai stabilitas kimia dapat diperoleh di literatur sumber lain yang sesuai. Beyond-use date untuk formulasi yang mengandung air disimpan pada suhu dingin tidak lebih dari14 hari untuk sediaan oral dari bahan-bahan dalam bentuk padat atau 30 hari untuk persiapan topikal. penyimpanan tersebut dapat diperpanjang jika informasi ilmiah yang valid pada stabilitas mendukung ekstensi. menurut british pharmacope sediaan larutan yang digunakan ketika pembuatan larutan:  Sediaan segar mengacu pada sediaan yang dibuat tidak lebih dari 24 jam untuk digunakan sebelum dampak timbul  Sediaan baru harus diterapkan pada pembuatan yang akan rusak jika disimpan selama lebih dari 4 minggu ketika suhu yang dijaga pada 15-25oC Dalam prakteknya disarankan bahwa penerapan BUD selama 2 minggu untuk larutan oral adalah untuk sediaan segar atau yang mengandung infus atau materi nabati lainnya. Penerapan BUD 4 minggu untuk sediaan larutan oral pada sediaan baru. Perlu diketahui bahwa pasien sering salah arti pada istilah “kadarluarsa” yang disarankan bahwa metode yang disukai petunjuk masa simpan pada label untuk pemakaian prodruk yang digunakan, untu penerapan “digunakan setelah “ atau “tidak boleh digunakan setelah” mengikuti tanggal dan /waktu yang jelas. Ketika berurusan dengan sediaan yang tidak resmi, pada pembuatan harus melakukan pertimbangan jumlah kedalam perhitungan. Aturan secara umum, kadarluarsa (BUD) 7-17 hari yang bisa diberikan pada sediaan :  Sediaan larutan yang tidak mengandung pengawet  Sediaan larutan yang tidak stabil
  • 17. 17  Sediaan baru atau sediaan hoc Suspensi Bentuk sediaan suspensi harus diamati untuk sifat fisik berikut; keseragaman, pengendapan, caking, pertumbuhan kristal, dan kesulitan dalam melarutkan, serta jamur atau pertumbuhan bakteri, bau, dan volume yang hilang. Suspensi kurang rentan terhadap degradasi kimia daripada larutan, tapi, jika ada air, mereka umumnya memiliki beyond-use date yang pendek. Untuk suspensi oral yang mengandung air yang dibuat dari bahan-bahan dalam bentuk padat dan disimpan pada temperatur dingin, beyond-use date selambat-lambatnya 30 hari setelah persiapan, periode ini dapat diperpanjang jika informasi ilmiah yang valid tersedia untuk mendukung stabilitas yang lebih besar. Dalam prakteknya disarankan bahwa penerapan BUD selama 2 minggu untuk suspensi oral adalah untuk sediaan segar atau yang mengandung infus atau materi nabati lainnya. Penerapan BUD 4 minggu untuk sediaan suspensi oral pada sediaan baru. Ketika berurusan dengan sediaan yang tidak resmi, pada pembuatan harus melakukan pertimbangan jumlah kedalam perhitungan. Aturan secara umum, kadarluarsa (BUD) 7-17 hari yang bisa diberikan pada sediaan :  Sediaan suspensi yang tidak mengandung pengawet  Sediaan suspensi yang tidak stabil  Sediaan suspensi baru atau sediaan hoc Emulsi Beyond-use date untuk formulasi yang air mengandung selambat-lambatnya 14 hari untuk sediaan oral bila disimpan ditemperatur dingin atau 30 hari untuk sediaan topikal pada suhu kamar untuk sediaan yang dari bahan-bahan dalam bentuk padat. Tanggal tersebut dapat diperpanjang jika ada informasi ilmiah yang valid untuk mendukung stabilitas. Stabilitas emulsi dapat ditingkatkan dengan: (1) mengurangi ukuran internal fase globule (2) memperoleh rasio optimum minyak untuk air, dan (3) meningkatkan sistem viskositas.
  • 18. 18 Karena rasio minyak dan air (konsentrasi bahan aktif; minyak) sering ditentukan oleh penyedia perawatan primer pengarah, upaya apoteker peracikan untuk meningkatkan stabilitas emulsi yang diarahkan pada dua faktor lainnya. Jika ukuran globule dikurangi menjadi kurang dari 5m, stabilitas dan dispersi emulsi yang akan meningkatkan. Pengurangan ini dapat dilakukan baik dengan tindakan geser lesung dan pastle dengan pengaduk magnet. Rasio volume optimum umumnya diperoleh ketika fase internal adalah 40% untuk 60% dari jumlah total persiapan. Sebagai persentase kenaikan fase internal, viskositas akan persiapan juga meningkat. Hubungan liniear ada antara viskositas emulsi dan viskositas fase kontinyu atau eksternal. Meningkatkan viskositas pada fase eksternal akan cenderung meningkatkan stabilitas emulsi. Untuk meningkatkan viskositas, farmasis dapat menambahkan zat yang larut atau dengan tahap eksternal emulsi. Dalam kasus o/w emulsi, hidrokoloid dapat digunakan. Sedangkan emulsi w/o, lilin dan minyak yang kental serta alkohol lemak dan asam lemak adalah tepat. Penting untuk apoteker peracikan adalah stabilitas fisik emulsi. Emulsi stabil ketika mempertahankan penampilan asli, bau, dan sifat-sifat fisik lainnya dan bila tidak ada kream atau koalesensi. Salep, Krim, dan pasta Salep relatif stabil, terutama jika mereka berada dalam bentuk minyak, daya serap air, atau anhidrat, basis yang larut dalam air. Jika air ini, seperti di basis emulsi, produk sering kurang stabil. Kedua stabilitas fisik (penampilan, merasa, bau, warna) dan stabilitas kimia (obat aktif dan bahan-bahan dasar) harus dipertimbangkan. Karena ingridients dasar relatif stabil, stabilitas obat aktif merupakan penentu manjor stabilitas keseluruhan produk. Dalam memproyeksikan beyond-use date, seseorang biasanya dapat melihat produk komersial yang mengandung obat aktif untuk mendapatkan perkiraan yang layak. Itu selalu terbaik untuk menjadi konservatif dalam menetapkan beyond-use date untuk persiapan extemporaneus, terutama jika air hadir, karena air mendukung pertumbuhan mikroba. Biasanya, hanya pasokan 30-hari harus ditiadakan jika persiapan containds air dan kekurangan bahan pengawet.
  • 19. 19 Salep yang terbaik dikemas dalam umbi atau jarum suntik , jika memungkinkan . Kemasan seperti meninggalkan ruang minimal untuk udara , dan produk dapat tetap bersih selama administrasi. Botol salep , meskipun banyak digunakan , mengekspos persiapan ke udara ketika dibuka dan kontaminasi mikroba adalah dengan menggunakan sebuah alat yang mirip dengan lidah depressor untuk menghapus jumlah yang diperlukan salep dari botol untuk aplikasi. Apotek yang mempersiapkan jumlah besar salep sering menggunakan tabung plastik dan sealer tabung . Untuk menentukan stabilitas salep, apoteker harus memperhatikan atribut fisik seperti perubahan konsistensi dan pemisahan cairan, pembentukan butiran atau grittiness, dan pengeringan. Krim harus diamati untuk emulsi kerusakan, pertumbuhan kristal, penyusutan akibat kehilangan air, dan kontaminasi mikroba kotor. Salep dan emulsi rentan terhadap degradasi kimia, terutama ketika air hadir. Informasi tentang stabilitas kimia dapat diperoleh dari literatur dari sumber-sumber lain yang sesuai. beyond-use date untuk formulasi topikal tidak lebih dari 30 hari untuk produk yang dibuat dari bahan-bahan dalam bentuk padat. Jika produk yang diproduksi digunakan untuk mempersiapkan cairan berair atau persiapan anhidrat, beyond-use date adalah 25 % dari waktu yang tersisa pada tanggal kedaluwarsa produk atau 6 bulan, mana yang lebih awal. Jika produk dibuat dari bahan USP/NF, tanggal di atas - penggunaan 6 bulan sesuai kecuali bukti yang tersedia untuk mendukung tanggal lainnya. Gel Gel harus diamati untuk karakteristik fisik seperti penyusutan , pemisahan cairan dari gel, perubahan warna, dan kontaminasi mikroba. Banyak gel tidak akan mendorong pertumbuhan bakteri atau jamur , tidak pula mereka mencegahnya. Akibatnya, mereka harus diautoklaf atau harus mengandung bahan pengawet . Tabel 20-2 daftar sejumlah pengawet dan konsentrasi yang telah digunakan dalam mempersiapkan gel. Gelling agen dalam keadaan kering biasanya tidak menjadi masalah . Beyond-use date pada sediaan gel yang mengandung air disimpan pada suhu dingin paling lambat 14 hari; untuk gel topikal yang mengandung air, mereka tidak lebih dari 30 hari pada suhu kamar selama formulasi dibuat dari bahan-bahan dalam bentuk padat. Tanggal- tanggal tersebut dapat diperpanjang jika informasi ilmiah yang valid tersedia untuk mendukung stabilitas formulasi.
  • 20. 20 Opthalmic Beyond-use date digunakan untuk sediaan yang mengandung air untuk penggunaan topikal adalah 30 hari bila disimpan pada suhu dingin, untuk persiapan yang dibuat dari bahan-bahan dalam bentuk padat. Jika cairan berair disusun dengan produk manufaktur, rekomendasi Beyond-use date dapat diperpanjang jika informasi ilmiah yang valid tersedia untuk mendukung stabilitas persiapan. Otic Beyond-use date digunakan untuk sediaan yang mengandung air disimpan pada suhu dingin selambat-lambatnya 30 hari , untuk persiapan dibuat dari bahan-bahan dalam bentuk padat. Jika cairan berair disusun dengan produk manufaktur, rekomendasi luar - digunakan adalah selambat-lambatnya 25 % dari waktu yang tersisa sampai dengan tanggal jatuh produk atau 6 bulan, mana yang lebih awal. Rekomendasi Beyond-use date dapat diperpanjang jika informasi ilmiah yang valid tersedia untuk mendukung stabilitas persiapan. Nasal Beyond-use date digunakan untuk sediaan yang mengandung air disimpan pada suhu dingin selambat-lambatnya 30 hari , untuk persiapan dibuat dari bahan-bahan dalam bentuk padat . Jika cairan berair disusun dengan persiapan diproduksi , rekomendasi Beyond-use date adalah selambat-lambatnya 25 % dari waktu yang tersisa sampai dengan tanggal jatuh persiapan atau 6 bulan, mana yang lebih awal. Rekomendasi Beyond-use date dapat diperpanjang jika informasi ilmiah yang valid tersedia untuk mendukung stabilitas persiapan. Sediaan Inhaler Beyond-use date digunakan pada sediaan yang mengandung air dibuat dari bahan- bahan dalam bentuk padat dan disimpan pada suhu dingin selambat-lambatnya 14 hari, jika sterilitas diuji. Tanggal-tanggal ini diperpanjang jika informasi ilmiah yang valid mendukung stabilitas persiapan. Sediaan Parenteral Di masa lalu, waktu Beyond-use date adalah 24 jam yang secara rutin ditempatkan pada persiapan parenteral karena potensi kontaminasi mikrobiologi. Saat ini, dengan penggunaan kamar bersih, LAF hoods, dan sejenisnya, kekhawatiran tentang menjaga
  • 21. 21 sterilitas sebagian besar telah ditangani. Selain itu, batas waktu 24 jam yang prosedur rutin di rumah sakit, di mana ia relatif sederhana untuk menghapus persiapan dari unit keperawatan jika tidak digunakan. Dengan perawatan kesehatan di rumah, bagaimanapun, obat yang dibagikan kepada pasien atau pengasuh dan dapat tetap di rumah selama beberapa hari sebelum pemberian mereka yang sebenarnya. Praktek ini telah mengubah cara di luar penggunaan waktu yang ditugaskan. Penekanan sekarang muncul untuk ditempatkan pada apakah obat secara kimiawi dan fisik stabil selama waktu diproyeksikan untuk pengisian, penyimpanan dan administrasi, dengan asumsi bahwa formulasi disiapkan disiapkan dengan cara steril. Literatur produksi yang diterbitkan, dan sumber-sumber lain yang dapat digunakan untuk mendapatkan informasi mengenai stabilitas obat dalam situasi tertentu. Fakta bahwa obat ditemukan menjadi stabil dalam 100 mL injeksi dekstrosa 5% tidak berarti bahwa itu akan menjadi stabil bila jumlah yang sama ditempatkan dalam 50 mL injeksi dekstrosa 5% dalam perangkat pengiriman obat rawat jalan; kondisi penyimpanan dan administrasi yang berbeda dan harus diperhatikan. Menurut USP Bab 795, Beyond-use date untuk formulasi yang mengandung air disimpan pada suhu dingin selambat-lambatnya 14 hari kecuali jika tidak didokumentasikan. Beyond-use date yang terlampaui digunakan adalah tanggung jawab farmasis atau compounder. Dengan tidak adanya data stabilitas divalidasi mendukung yang berbeda di luar penggunaan tanggal, tabel 2-8 dapat digunakan untuk menentukan Beyond-use date (waktu) untuk sediaan suntikan air. bioteknologi Secara fisik , produk bioteknologi dapat menurunkan oleh agregasi , denaturasi dan pengendapan . Agregasi dapat menjadi hasil dari kovalen atau proses noncovalent dan dapat berupa fisik atau kimia di alam . Pembentukan agregat sebenarnya dapat dimulai ketika partikel primer terbentuk dari molekul protein sebagai akibat dari gerakan Brown . Denaturasi dapat hasil dari panas, dingin , nilai pH yang ekstrim , pelarut organik , permukaan hidrofilik , pergeseran , pengadukan , pencampuran , penyaringan , getaran , siklus beku-mencair , kekuatan ion , dan faktor lainnya . Denaturasi bisa sangat kompleks dan dapat berupa reversible atau irreversible
  • 22. 22 Curah hujan dapat hasil dari gemetar , interaksi pemanasan , filtrasi , pH , dan kimia . Langkah pertama dalam proses presipitasi umumnya agregasi . Ketika agregat mendapatkan ukuran yang cukup , mereka mengendap dari larutan dan terlihat jelas . Curah hujan dapat terjadi pada filter membran , peralatan , dalam tubing , dan kontak dengan peralatan dan perlengkapan lainnya . Lihat tabel 2-8 untuk tugas yang tepat di luar penggunaan tanggal untuk persiapan ini . II.6. Stabilitas Stabilitas adalah sejauh mana produk tetap dalam batas-batas tertentu, dan selama kurun waktu tersebut penyimpanan dan penggunaan, sifat dan karakteristik yang sama yang dimiliki pada saat pembuatannya Ketika produk obat komersial yang digunakan sebagai sumber bahan aktif, tanggal kedaluwarsa dari salah satu komponennya dan proses penyimpanan, apoteker harus mengamati persiapan obat serta tanda-tanda ketidakstabilan. USP Pharmacopeia 34/National formularium 29 (USP 34/NF 29) memberikan definisi untuk lima jenis umum stabilitas:  Kimia. Setiap bahan aktif mempertahankan integritas kimia dan potensi berlabel, dalam batas-batas tertentu.  Fisik. Sifat fisik asli, termasuk penampilan, palatabilitas, keseragaman, disolusi, dan suspendability, dipertahankan.  Mikrobiologi. resistensi terhadap pertumbuhan mikroba dipertahankan sesuai dengan persyaratan yang ditentukan. Agen antimikroba yang hadir mempertahankan efektivitas dalam batas-batas tertentu. Jenis Mikroorganisme yang Terdapat Pada Obat 1. Bakteri Gram Positif  Staphylococcus aureus  Streptococcus pyogenes  Enterococcus sp.  Clostridium perfringens  Clostridium tetani
  • 23. 23 2. Bakteri Gram Negatif  Pseudomonas aeruginosa  Klebsiella  Enterobacteriae 3. Fungi  Candida albicans  Candida parapsilosis  Malassezia furfur  Tricophyton spp.  Trichoderma  Aspergillus spp.  Terapi. Efek terapeutik tetap tidak berubah.  Toksikologi. Tidak ada peningkatan yang signifikan dalam toksisitas terjadi. Stabilitas toksikologi adalah ukuran yang menujukkan ketahanan suatu senyawa/bahan akan adanya pengaruh kimia, fisika, mikrobiologi dan farmakologi yang tidak menyebabkan peningkatan toksisitas secara signifikan. Efek toksik dapat dibedakan, menjadi : 1. Efek toksik akut, mempunyai korelasi langsung dengan absorpsi zat toksik 2. Efek toksik kronis, zat toksik dalam jumlah kecil diabsorpsi sepanjang jangka waktu lama, terakumulasi, mencapai konsentrasi toksik akhirnya timbul keracunan. Ketidakstabilan menggambarkan reaksi kimia yang "... gencarnya, ireversibel, dan menghasilkan entitas kimia jelas berbeda (produk degradasi) yang dapat menjadi terapi aktif dan mungkin menunjukkan toksisitas yang lebih besar." Ketidaksesuaian berbeda dari ketidakstabilan tetapi harus dipertimbangkan dalam keseluruhan evaluasi stabilitas persiapan. Ketidaksesuaian umumnya mengacu pada visual jelas dan "fenomena fisikokimia ... seperti konsentrasi curah hujan tergantung dan reaksi asam-basa, dengan produk reaksi dimanifestasikan sebagai perubahan keadaan fisik, termasuk protonasi-deprotonasi kesetimbangan."
  • 24. 24 II.7. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Stabilitas Banyak faktor yang dapat mempengaruhi stabilitas obat dan bentuk sediaan, termasuk pH, suhu, pelarut, cahaya, udara (oksigen), karbon dioksida, uap air atau kelembaban, dan ukuran partikel. pH adalah salah satu faktor yang paling penting yang mempengaruhi stabilitas produk. Apoteker dapat menggunakan diterbitkan pH / stabilitas profil untuk menentukan pH yang akan menjamin stabilitas maksimum produk. Setelah menentukan kisaran pH, apoteker dapat mempersiapkan buffer untuk mempertahankan pH yang diharapkan umur simpan produk. Suhu mempengaruhi stabilitas obat dengan meningkatkan laju kecepatan reaksi sekitar dua sampai tiga kali dengan masing-masing 10°C kenaikan suhu. Ini efek suhu pertama kali diusulkan oleh Arrhenius sebagai berikut: k = Ae-Ea/Rt atau log k = log A - 𝐸𝑎 2.303 x 1 𝑇 di mana k adalah laju reaksi spesifik, A adalah faktor frekuensi, Ea adalah energi aktivasi, R adalah konstanta gas (1,987 ca/deg mol), dan T adalah suhu absolut. Seperti terlihat dari hubungan ini, peningkatan suhu akan mengakibatkan peningkatan laju reaksi tertentu, atau laju degradasi obat. Efek suhu dapat diminimalkan dengan memilih suhu yang tepat penyimpanan: ruangan, didinginkan, atau beku. Sebuah pelarut mempengaruhi stabilitas produk jika persiapan adalah cairan. Pelarut dapat mempengaruhi pH, kelarutan, dan parameter kelarutan (δ) dari bahan aktif. Stabilitas produk dapat dikompromikan jika pelarut berubah tanpa pandang bulu. Cahaya dapat memberikan energi aktivasi yang diperlukan untuk reaksi degradasi terjadi. Banyak reaksi cahaya-diaktifkan adalah nol-order, atau konstan, reaksi. Efek cahaya dapat diminimalkan dengan produk kemasan dalam wadah tahan cahaya, produk yang peka cahaya bisa ditutupi selama pemberian dengan aluminium foil atau plastik overwrap amber. Udara (oksigen) dapat menyebabkan degradasi melalui oksidasi. Degradasi dapat diminimalkan dengan mengisi wadah sepenuh mungkin, sehingga mengurangi ruang atas,
  • 25. 25 atau dengan mengganti headspace dengan nitrogen. Pilihan lain adalah dengan menambahkan antioksidan pada formulasi (Tabel 5-1). Karbon dioksida dapat menyebabkan karbonat larut untuk membentuk dalam bentuk sediaan padat, yang menurunkan disintegrasi dan pembubaran sifat produk. Kemasan dalam wadah ketat dan mengisi wadah sepenuh mungkin meminimalkan kondisi ini. Kelembaban, atau uap air, dapat mengakibatkan reaksi hidrolisis dan degradasi produk obat. Bekerja di lingkungan yang kering dengan memasukkan paket pengering dalam kemasan produk dapat mengurangi efek kelembaban. Ukuran partikel dapat memiliki efek yang penting pada stabilitas produk. Semakin kecil ukuran partikel, semakin besar reaktivitas produk. Ketika bekerja dengan obat yang kurang stabil dalam bentuk sediaan padat, seperti bubuk dan kapsul, mungkin dianjurkan untuk menggunakan ukuran partikel yang lebih besar, yang sesuai. Table 2-2 Suggested Antioxidants for Use in Pharmachy Compounding Antioxidant Mechanism Solubility Usual Concentration Range/CommentsWater Alcohol Oil Acetone sodiumbisulfite Reducing Yes No No 0.2%-0.4% Acetylcysteine True Yes Yes No 0.1%-0.5% α-lipoic acid (sodium salt) - Yes - Yes - α-Tocopherol (synthetic) True No Yes Yes α-Tocopherol acetate True No Yes Yes ≤ 0.001% D-α-Tocopherol (natural) True No Yes Yes 0.05%-0.075% Dl-α-Tocopherol (synthetic ) True No Yes Yes 0.01%-0.5% Ascorbid Acid Reducing/ Synergi Yes Yes No Soluble in glycerine/propylene glycol Ascorbylpalmitate True Yes Yes Yes Butylated hydroxyanisole True No Yes Yes 0.005%-0.02%/soluble in propylene glycol Butylated hydroxytoluene True No Yes Yes 0.005%-0.02%/soluble in mineral oil Calcium Ascorbate Reducing Yes Yes - Calcium bisulfite Reducing Yes - - Calcium sulfite Reducing Yes Yes - Cysteine True Yes Yes No 0.1%-0.5% Cysteine HCl True/Synergi Yes Yes No 0.1%-0.5%/Bad odor
  • 26. 26 Antioxidant Mechanism Solubility Usual Concentration Range/CommentsWater Alcohol Oil Dilauryl thiodipropionate True No Yes Yes Dithiothreitole True Yes Yes No 0.01%-0.1% Dodecyl gallate True No Yes Yes Ethoxyquion True - - Yes Ethyl gallate True SIS Yes No Gallic Acid - Yes Yes Yes Glutathione True Yes - - Gossypol True No Yes Yes Hydroquinone Reducing Yes Yes Yes 4-Hydroxymethyl-2,6- di-tert-buthylphenol - Yes Yes Yes Hypophosporus acid - Yes - - Isoascorbid acid Reducing Yes - - Lecithin True Yes Yes Yes Monothioglycerol Reducing Yes Yes - 0.1%-1.0%/slight odor β-Naphthol True Yes Yes Yes Nordyhydroguaaretic acid True Yes Yes 0.001%-0.01% Octyl gallate True No Yes Yes Pottasium metabisulfite Reducing Yes No No Propyl gallate True SIS Yes SIS 0.001%-0.15% (≤2.5mg/kg body weight) Sesamol - - - - Sodium ascorbate Reducing Yes Yes No Sodium bisulfite Reducing Yes SIS No 0.05%-1.0% Sodium formaldehyde sulfoxylate Reducing Yes SIS - 0.005%-0.15% Sodium metabisulfite Reducing Yes SIS - 0.01%-1.0%/Soluble in glycerin Sodium sulfite Reducing Yes No No 0.01%-0.2% Sodium thiosulfate Reducing Yes No Yes Sulfur dioxide Reducing Yes Yes Yes Tannic acid Reducing Yes - - Thioglycerol Reducing Yes Yes - thert-Butyl hydroquinone True - - - Thioglycolic acid Reducing Yes Yes Yes Thiolactidacid Reducing Yes Yes Yes Thiosorbitol Reducing Yes Yes Yes Thiourea Reducing Yes Yes No 0.005% Tocopherols True - - Yes 0.05%-0.5%
  • 27. 27 Pelarut mempengaruhi stabilitas produk bila sediaan adalah cairan, pelarut dapat mempengaruhi Ph, kelarutan dan parameter kelarutan bahan aktif. Pernyataan kelarutan zat dalam bagian tertentu pelarut adalah kelarutan pada suhu 25° C dinyatakan dalam 1 bagian bobot zat padat atau 1 bagian volume zat cair dalam bagian tertentu pelarut. Istilah kelarutan Sangat mudah larut kurang dari 1 Mudah larut 1 sampai 10 Larut 10 sampai 30 Agak sukar larut 30 sampai 100 Sukar larut 100 sampai 1000 Sangat sukar larut 1000 sampai 10.000 Praktis tidak larut lebih dari 10.000 Catatan. Angka tersebut merupakan jumlah bagian pelarut yang diperlukan untuk melarutkan 1 bagian zat. II.8. Ketidakstabilan Fisik Ketidakstabilan fisik buruk dapat mempengaruhi produk obat. Beberapa jalan melalui mana ketidakstabilan fisik dapat terjadi antara lain pembentukan polimorf, kristalisasi, penguapan, dan adsorpsi. Polimorf adalah zat yang dapat mengkristal dalam bentuk yang berbeda dari senyawa kimia yang sama. Bentuk mereka mengkristal berbeda dalam energi yang mungkin menunjukkan variasi dalam sifat seperti kelarutan, kompresibilitas, dan titik leleh. Pengetahuan tentang faktor-faktor penyebab polimorf dapat mengaktifkan apoteker untuk mengambil langkah-langkah untuk mencegah mereka. Misalnya, polimorf dapat terbentuk jika panas dan shock-pendinginan yang digunakan. Kristalisasi partikel dalam suspensi dapat mengubah distribusi ukuran partikel. Fluktuasi suhu sering menimbulkan kristalisasi tersebut terjadi, karena peningkatan hasil suhu kelarutan yang lebih besar (yang berarti bahwa partikel yang lebih kecil dapat membubarkan lebih cepat) dan penurunan hasil suhu di beberapa kristalisasi obat pada
  • 28. 28 partikel yang sudah ada. Siklus fluktuasi tersebut akan menyebabkan penurunan proporsi kristal yang lebih besar hadir. Penguapan meningkat pada suhu tinggi dan akan mengakibatkan hilangnya pelarut. Ketika pelarut atau cairan hilang, konsentrasi produk meningkat. Hal ini dapat menyebabkan overdosis bila produk ini dikelola. Hilangnya pelarut juga bisa menyebabkan pengendapan obat jika kelarutan obat dalam kendaraan yang tersisa terlampaui. Adsorpsi obat atau eksipien adalah kejadian umum dan dapat mengurangi jumlah obat yang tersedia untuk pengobatan. Obat dapat menyerap ke filter, wadah, tabung, jarum suntik, atau bahan lainnya. Hal ini sangat mengganggu dalam kasus obat dosis rendah. Penyerapan sering dapat diminimalkan dengan persiapan alat dan wadah dengan silikon, dalam beberapa kasus, menambahkan albumin atau bahan yang mirip dengan pembawa sebelum menambahkan obat dapat memiliki hasil yang sama. II.9. Wadah / Kemasan Obat Dalam memilih wadah atau kemasan untuk persiapan selesai peracikan, penting untuk menyadari bahwa meskipun obat dapat stabil bila disimpan dalam satu jenis wadah. Fungsi dari wadah pada sediaan obat adalah untuk menjaga mutu, keamanan, dan kestabilan obat yang dikandung. Bahan-bahan yang paling umum digunakan sebagai komponen wadah untuk sediaan farmasi mencakup gelas, logam, plastic, dan karet. Gelas/kaca umumnya dianggap sebagai bahan wadah yang paling inert dan stabil, namun plastik telah memperoleh penerimaan luas dan kegunaan. Wadah yang ideal harus:  Harus cukup kuat menjaga kandungan obat terhadap resiko kerusakan selama penanganan dan pengangkutan.  Mudah digunakan dalam rangka meningkatkan kepatuhan pasien (misal, mendukung pasien dalam melakukan pengobatannya secara tepat)  Mudah ditutup dan dibuka, saat dipakai/ digunakan, kecuali pengobatan untuk pada orang tua (lansia) atau pasien artritis  Susunan pada material wadah tidak bereaksi dengan obat (harus inert)  Wadah transparan untuk memungkinkan pemeriksaan kandungan pada kasus sediaan cair Fungsi label adalah menunjukkan dengan jelas :
  • 29. 29  Isi wadah  Bagaimana dan kapan sediaan obat harus diberikan atau digunakan  Bagaimana disimpan dan untuk berapa lama  Peringatan atau perhatian lain yang dibutuhkan untuk kesadaran pasien Walaupun begitu beda sediaan farmasi, beda wadah untuk setiap sediaan, kemasan/ wadah sediaan obat secara umum dibagi dalam beberapa tipe kelompok : 1. Botol tablet, muncul dalam berbagai bentuk dan ukuran, biasanya terbuat dari kaca atau pelastik. Biasanya berwarna amber untuk mengurangi kemungkinan terjadinya reaksi dengan cahaya. Digunakan untuk sediaan padat dosis tunggal yang dimaksudkan untuk penggunaan oral (contoh; tablet dan kapsul). Perawatan tambahan yang dilakukan pada penyimpanan produk obat yaitu jauhkan dari jangkauan anak-anak. 2. Botol Obat: a. Botol obat yang plain-amber, digunakan untuk semua sediaan cair yang oral. Biasanya botol obat ini digunakab di Inggris yang memiliki dua sisi yang berbeda, satu melengkung dan yang satunya datar. Label biasanya ditempatkan pada sisi yang melengkung pada botol, naturalnya pasien akan memilih botol yang melengkung. Botol jenis ini terdapat bermacam ukuran. Kapasitas pada masing-masing botol biasanya diberi tanda dalam millimeter. Di Inggris, botol obat plain-amber berukuran ; 50 ml, 100 ml, 150 ml, 200 ml, 300 ml, dan 500 ml. Perawatan tambahan yang dilakukan pada penyimpanan produk obat yaitu jauhkan dari jangkauan anak-anak. b. Botol obat flute-amber, hamper sama dengan plain-amber tetapi tidak memiliki sisi datar pada boltol, sisinya melengkung dan terdapat tonjolan atau lekukan dari atas botol sampai bawah. Tonjolan dan lekukan dimaksudkan sebagai peringatan visual dan sentuhan pada pasien atau perawat bahwa isi pada botol tidak untuk pemberian secara oral. Untuk alasan ini tipe wadah ini sering digunakan untuk “botol obat luar”. Ukuran yang ditetapkan (Medicines Act 1968) di Inggris secara spesifik tipe botol ini untuk sediaan farmasi, yaitu; minyak gosok,liniment (obat gosok), larutan, cairan antiseptic, cairan lain atau gel untuk penggunaan luar. Untuk ukuran botol sama seperti plain-amber
  • 30. 30 yaitu dalam millimeter. Untuk tipe ukuran botol; 50 ml, 100 ml, dan 200 ml, meskipun ukuran lain juga tersedia. Perawatan tambahan yang dilakukan pada penyimpanan produk obat yaitu jauhkan dari jangkauan anak-anak. c. Wadah yang dikalibrasi untuk sediaan cair, biasanya dibuat sedemikian rupa hingga ukuran berbentuk kerucut. Pentaraan botol biasanya digunakan untuk viskositas pruduk akhir, pada ukuran pemindahan kehilangan pada wadah yang tidak dapat diterima. Contohnya campuran kaolin BP yang merupakan suspense bahan padat yang pemindahannya dapat menyebabkan masalah; sama halnya dengan emulsi yang kental juga sulit dan memakan waktu untuk memindahkannya secara keseluruhan karena kekentalan pada produk akhir. Perawatan tambahan yang dilakukan pada penyimpanan produk obat yaitu jauhkan dari jangkauan anak-anak. 3. Karton / dus Obat, muncul pada berbagai macam ukuran, tergantung produksinya. Umumnya berbentuk persegi panjang dan label ditempatkan pada sisi yang lebih besar dari kotak. Digunakan untuk kemasan kepingan blister pada tablet atau kapsul, dan produk sediaan lain yang bentuknya tidak untuk pelabelan. Walaupun praktik pembuatan ini baik untuk label kemasan primer pada produk obat, pada beberapa kasus ini tidak mungkin. Menempatkan kemasan primer ke dalam karton berlabel merupakan metode terbaik berikutnya untuk pelabelan produk yang bersangkutan (contoh; pelabelan pada obat tetes mata yang kecil). Perawatan tambahan yang dilakukan pada penyimpanan produk obat yaitu jauhkan dari jangkauan anak-anak. 4. Botol tetes mata, terdapat bermacam ukuran yang berbeda dan dapat dibuat dari gelas berwarna atau gelab amber. Botol tets mata dari amber digunakan untuk sediaan yang sensitive cahaya. Umumnya digunakan untuk kemasan tetes mata, cream, dan sediaan suppos yang dibungkus tersendriri. Perawatan tambahan yang dilakukan pada penyimpanan produk obat yaitu jauhkan dari jangkauan anak- anak.
  • 31. 31 II.10. Pengamatan Ketidakstabilan Apoteker seringkali dapat mendeteksi tanda-tanda ketidakstabilan dalam bentuk sediaan melalui observasi. Tabel 5-2 daftar bukti fisik ketidakstabilan yang mungkin terjadi dalam berbagai bentuk sediaan. Table 2-5. Perubahan Fisik yang Menunjukkan Ketidakstabilan Bentuk sediaan Perubahan Kapsul Perubahan pada penampilan fisik atau konsistensi kapsul atau pada kandungan, seperti pengerasan atau pelunakan pada cangkang; juga perubahan warna, pengembangan, penyimpangan pada kapsul gelatin. Serbuk Penggumpalan atau perubahan warna yang tidak bebas mengalir; pelepasan tekanan saat membuka, yang menunjukkan adanya bakteri atau kerusakan lain Larutan/eliksir, sirup Pengendapan, perubahan warna, kekaburan, pembentukan gas dari hasil pertumbuhan bakteri Emulsi Pemecahan, pengentalan Suspense Penggumpalan, susah terdispersi kembali, pembentukan kristal Ointment (tetes mata) Perubahan konsistensi dan pemisahan pada cairan, jika zat yang dikandung, pembentukan granul atau berpasir; mengering Cream Emulsi pecah, pembentukan Kristal, penyusutan akibat penguapan oleh air; kontaminasi mikroba berat Suppostoria Pelunakan berlebih, pengeringan, pengerasan, pengkerutan; terdapatnya noda-noda minyak pada kemasan Gel Penyusutan, pemisahan cairan dari gel, perubahan warna, kontaminasi mikroba Troches (tablet hisap) Pelunakan atau pengerasan, pengkristalan, kontaminasi mikroba, perubahan warna Produk steril Perubahan warna, kekaburan, pengendapan II.11. Oksidasi dan Antioksidan Antioksidan ditambahkan untuk meminimalkan atau menghambat proses oksidatif yang terjadi dengan beberapa obat-obatan atau exipients saat terpapar oksigen atau dengan adanya radikal bebas. Proses ini sering dapat dikatalisasi oleh cahaya, suhu, konsentrasi ion hidrogen, kehadiran jejak logam, atau peroksida. Oksidasi produk dapat dimanifestasikan sebagai bau yang tidak menyenangkan atau rasa, perubahan warna atau perubahan lain dalam penampilan, curah hujan, atau bahkan kehilangan sedikit aktivitas. Cara untuk mencegah atau meminimalkan oksidasi tercantum dalam Tabel 5-3. Hal ini penting untuk menghapus oksigen dari bahan sebelum formulasi dan meminimalkan jebakan udara selama formulasi. Untuk meminimalkan jebakan udara, perawatan harus dilakukan untuk tidak busa, cambuk, campuran terlalu keras, atau membentuk pusaran selama pencampuran. Bahan pencampur pada kecepatan yang lebih rendah dari normal dalam wadah tertutup bekerja dengan baik. Untuk emulsi, homogenizer tangan (memproduksi gaya geser
  • 32. 32 yang kuat dalam ruang tertutup) bekerja dengan baik jika produk tersebut dikumpulkan dengan hati-hati dan terlindung dari udara. Pendekatan yang paling umum untuk meminimalkan oksidasi adalah dengan menambahkan antioksidan ke sistem. Pemilihan antioksidan yang tepat tergantung pada beberapa faktor, termasuk kelarutan, lokasi agen dalam formulasi (emulsi), kimia dan stabilitas fisik pada rentang pH yang luas, kompatibilitas, bau, perubahan warna, toksisitas, iritasi, potensi, efektivitas konsentrasi rendah, dan kebebasan dari toksisitas, karsinogenik, dan efek sensitisasi. Tabel 2.11.1 cara untuk meminimalkan oksidasi dalam Persiapan farmasi 1. Gunakan air de-acrated. Rebus air murni selama 5 menit dan segera menutupinya sehingga tidak bersentuhan dengan udara, yang dapat larut kembali di dalamnya. 2. Menggabungkan antioksidan dalam penyusunan sebagai awal proses mungkin. Jika sistem polyphasic digunakan, seperti emulsi, menempatkan antioksidan dalam setiap fase awal dalam proses mungkin, jika hal ini tidak dilakukan, oksidasi dapat terjadi dan banyak dari antioksidan ditambahkan akan dikonsumsi dalam menetralisir oksidasi sudah ada produk. 3. Jangan menggunakan metode pencampuran atau perangkat yang menggabungkan udara ke dalam sistem 4. Gunakan wadah pencampuran yang memiliki headspace minimal, sebaiknya mengganti udara di ruang atas dengan nitrogen 5. Menambahkan sistembuffer untuk mempertahankan pH yang diinginkan. 6. Gunakan bahan dengan kandungan logamberat rendah. 7. Penurunan temperatur selama persiapan, jika mungkin 8. Pengujian untuk aktif dan antioksidan dan bahkan eksipien jika peracikan persiapan rutin untuk menentukan efektivitas antioksidan. 9. Meningkatkan konsentrasi antioksidan jika perlu. Pemilihan sebenarnya antioksidan tergantung pada (1) jenis produk, (2) rute, dosis dan frekuensi pemberian, (3) sifat fisik dan kimia pengawet yang digunakan, (4) kehadiran komponen lainnya, dan (5 ) sifat penutupan dan kontainer. Efektivitas antioksidan sebenarnya bisa menurun dalam sistem yang kompleks seperti suspensi dan emulsi. Penurunan ini mungkin karena penyerapan antioksidan ke partikel tersuspensi atau partisi dari antioksidan antara fase emulsi. Juga, perlu dicatat bahwa antioksidan mungkin sorb ke wadah dan penutupan. Secara umum, antioksidan digunakan dalam konsentrasi yang relatif rendah, biasanya dari 0,01% menjadi 0,2%. Konsentrasi terendah yang efektif harus digunakan. Ketika merumuskan produk, apoteker harus ingat dalam menggabungkan antioksidan awal dalam proses persiapan untuk meminimalkan tingkat oksidasi, bukan di akhir persiapan ketika banyak antioksidan akan sia-sia digunakan dalam menangkal oksidasi yang telah terjadi . Selain itu, biasanya dianjurkan untuk menggunakan agen chelating bersama dengan
  • 33. 33 antioksidan untuk khelat logam jejak yang dapat mengkatalisis proses oksidatif. Umumnya digunakan agen chelating ditunjukkan dalam tabel 5-4. Perumusan sistem antioksidan dicapai terutama melalui trial and error. Dengan beberapa percobaan dan kesabaran, yang cocok, sistem yang stabil dengan sifat antioksidan yang dibutuhkan dapat dikembangkan. Tabel 2.11.2 kelarutan agen pengkelat dan sinergists Kelarutan Zat yang ditambahkan Air Alcohol Minyak Rentang konsentrasi biasa/komentar Alkyl gallates Yes Yes Yes Asamaskorbat Yes Yes No 0.02%-0.01% Asamborat Yes Yes No Asamsitrun Yes Yes - 0.005%-0.01%(kompatibel dengan kalium tartrat,alkali,asetat,dan sulfida) Asamsitrakonat Yes Yes No 0,03%-0,45% Sistein Yes Yes No EDTA dan garam (kompatibel dengan ion logam polovalen) Yes Yes No 0,02%-0,1% Asamklukonat Yes Yes No Glisin Yes Yes - Hydroxyquinoline sulfate Yes Yes - 0,005%-0,01% Asammaleat Yes Yes No asam phosohoric Yes Yes - 0,005%-0,01% Polisorbat asam Yes Yes No Asamsaccharic Yes Yes No Asamtartaric Yes Yes - 0,01%-0,02% Tryptophan - Yes No II.12. Q10 Metode dari Memprediksi Shelf Life Dalam peracikan apoteker dapat menggunakan metode Q10 estimasi umur simpan dengan cepat menghitung melampaui tanggal penggunaan untuk persiapan obat yang akan disimpan atau digunakan di bawah kondisi yang berbeda membentuk persyaratan pelabelan. Ungkapan Q10 merupakan rasio dua konstanta laju reaksi yang berbeda, yang didefinisikan sebagai berikut: Q10 = 𝐾(𝑇+10) 𝐾 𝑇 dimana KT adalah tetapan laju reaksi pada suhu T tertentu, dan K(T+10) adalah laju reaksi konstan pada 10°C suhu yang lebih tinggi. Yang umum digunakan nilai Q dari 2, 3,
  • 34. 34 dan 4 terkait dengan nilai-nilai Ea dari 12,2, 19,4, dan 24,5 kkal/mol. Untuk tujuan praktis, jika Ea ini tidak diketahui, nilai rata-rata 3 telah digunakan sebagai perkiraan yang wajar. Persamaan aktual yang digunakan untuk memperkirakan umur simpan adalah sebagai berikut: t90 (T2) = 𝑡90 (𝑇1) 𝑄 10 ( ∆𝑇 10 ) dimana t90 (T2) adalah umur simpan diperkirakan, t90 (T1) adalah umur simpan diberikan pada T1 suhu tertentu, dan ΔT adalah perbedaan suhu antara T1 dan T2. Hal ini terbukti dari persamaan yang meningkatkan ekspresi (ΔT/10) akan menurunkan umur simpan dan penurunan ekspresi akan meningkatkan shelf life obat. Misalnya, jika persiapan yang biasanya disimpan pada suhu kamar (25°C) dengan tanggal kedaluwarsa dari 1 minggu disimpan dalam lemari es (5°C), apa yang akan menjadi peningkatan perkiraan dalam shelf life persiapan? t90 (T2) = 𝑡90 (𝑇1) 𝑄 10 ( ∆𝑇 10 ) = 1 3 (− 20 10 ) = 1 3−2 = 9 minggu karena ada penurunan suhu 20°, dari 25°C ke 5°C. Dengan demikian, peningkatan shelf life akan menjadi sekitar 9 kali atau, dalam hal ini 9 minggu, ketika ada 20° penurunan suhu penyimpanan. Perhitungan ini mengasumsikan Ea sekitar 19,4 kkal / mol. Sebaliknya, jika persiapan yang merupakan biasanya disimpan pada suhu refrigerasi (5°C) dengan umur simpan 9 minggu disimpan pada suhu kamar (25°C), apa yang akan menjadi penurunan perkiraan dalam kehidupan rak persiapan? karena ada peningkatan suhu 20°, dari 5°C sampai 25°C. Ini juga mengasumsikan Ea sekitar 19,4 kkal / mol. Metode ini berlaku untuk persiapan untuk shelf life yang spesifik telah ditentukan dan hanya suhu penyimpanan, bukan formulasi, bervariasi.
  • 35. 35 II.13. Pertimbangan lain Dalam pengaturan perawatan di rumah, dicampur obat biasanya membutuhkan tanggal kadaluwarsa lagi, penderita rumah sering terletak jarak yang cukup jauh dari apotek infus, dan banyak dosis yang disampaikan pada satu waktu untuk menghilangkan biaya pengiriman tambahan. The stabily obat ini memerlukan penelitian tambahan, dan banyak studi yang diperlukan untuk menghasilkan informasi yang diperlukan. Stabilitas harus dipertimbangkan malam dalam situasi darurat ketika persiapan obat cenderung untuk penggunaan jangka pendek segera dan. Stabilitas adalah sejauh mana persiapan mempertahankan, dalam batas yang ditentukan, dan selama kurun waktu tersebut penyimpanan dan penggunaan, sifat yang sama dan karakteristik yang dimiliki pada saat persiapan. Faktor-faktor yang mempengaruhi stabilitas obat dan bentuk sediaan meliputi pH, suhu, pelarut, cahaya, udara (oksigen, karbon dioksida, uap air), kelembaban dan ukuran partikel. farmasis harus memperhatikan persiapan obat diperparah tanda-tanda ketidakstabilan. Kimia, stabilitas fisik, mikrobiologi, terapi dan toksikologi harus ditangani. Sebuah persiapan secara kimiawi stabil jika setiap bahan aktif mempertahankan integritas adalah kimia dan potensi berlabel dalam batas-batas tertentu. Hal ini secara fisik stabil jika sifat fisik asli, termasuk penampilan, palatabilitas, keseragaman, disolusi dan suspendability, tetap dipertahankan. Hal ini mikrobiologis stabil jika kemandulan atau resistensi terhadap pertumbuhan mikroba dipertahankan sesuai dengan persyaratan tertentu; agen antimikroba yang hadir mempertahankan efektivitas mereka dalam batas-batas tertentu. Persiapan adalah terapi stabil jika efek terapi tetap tidak berubah dan toksikologi stabil jika tidak ada peningkatan yang signifikan dalam toksisitas terjadi. Tanggal melampaui penggunaan, atau periode di mana persiapan diperparah dapat digunakan setelah pengeluaran, harus didasarkan pada informasi yang tersedia stabilitas dan pasien yang wajar kebutuhan sehubungan dengan terapi obat yang dimaksud. Ketika produk obat komersial yang digunakan sebagai sumber bahan aktif, tanggal exipiration yang sering dapat digunakan dalam menentukan tanggal melampaui digunakan. Faktor-faktor lain yang harus dipertimbangkan termasuk sifat obat dan kinetika degradasi, wadah di mana ia dikemas, kondisi penyimpanan yang mungkin terkena, panjang diharapkan terapi, kencan
  • 36. 36 berakhirnya produk komersial serupa jika aktif bahan adalah USP atau produk NF, dan diterbitkan dan sastra produsen.
  • 37. 37 BAB III KESIMPULAN 1. Ada perbedaan antara expiration date (ED) dan Beyond use date (BUD). Beyond use date (BUD) adalah batas waktu penggunaan produk obat setelah diracik/disiapkan atau setelah kemasan primernya dibuka/dirusak. Kemasan primer disini berarti kemasan yang langsung bersentuhan dengan bahan obat, seperti: botol, ampul, vial, blister. ED menggambarkan batas waktu penggunaan produk obat setelah diproduksi oleh pabrik farmasi, sebelum kemasannya dibuka. 2. BUD menghindari suatu produk obat atau sediaan farmasi kerusakan stabilitas yang disebabkan antara lain oleh pH, suhu, pelarut, cahaya, udara (oksigen), karbon dioksida, uap air atau kelembaban, dan ukuran partikel. Untuk menentukan beyond use date dengan menggunakan rumus t90 (T2) = 𝑡90 (𝑇1) 𝑄 10 ( ∆𝑇 10 ) , dimana t90 (T2) adalah umur simpan diperkirakan, t90 (T1) adalah umur simpan diberikan pada T1 suhu tertentu, dan ΔT adalah perbedaan suhu antara T1 dan T2. 3. ketidakstabilan fisik dapat terjadi antara lain pembentukan polimorf, kristalisasi, penguapan, dan adsorpsi 4. Faktor – faktor yang mempengaruhi Beyond use date (BUD) diantaranya adalah sebagai berikut:  Sifat dari obat, dilihat dari stabilitas kimia, adanya bahan pengawet dan konsentrasinya  Jenis wadah penyimpanan  Batas mikrobiologi  Kondisi lingkungan penyimpanan : suhu kamar, suhu pada saat didinginkan, suhu beku serta kondisi kelembaban, dan terutama frekuensi seringnya wadah dibuka.
  • 38. 38 5. secara umum beyondusedate pada sediaan obat yang digunakan antara lain:  Sediaan padat dan cair yang bebas air : jika sumber bahan/obat, produk obat produksi (beasala dari industry atau produsen) BUD tidak lebih dari 25% dari sisa waktu expire date-nya, atau 6 bulan  Zat USP atau serbuk obat murni maka BUD-nya tidak lebih dari 6 bulan.  Sediaan yang mengandung air bila dibuat dari bahan-bahan bentuk padat BUD- nya harus tidak lebih dari 14 hari bila disimpan pada suhu dingin.
  • 39. 39 DAFTAR PUSTAKA 1. Anonim, Beyond Use Date. Buletin Rasional, 2012. Vol. 10, Nomor 3. 2. Allen Jr, L.V., 2005, The Art, Science, and Technology of Pharmaceutical Compounding Fourth Editio. Washington, D.C. : American Pharmacists Association. 3. Marriott, F. M., et al, 2010, Pharmaceutical Compouding and Dispensing second edition, Pharmaceutical Press, Great Britain 4. Lachman, L., Lieberman, H. A., Kanig, J. L., 1986, Teori dan Praktek FarmasiIndustri, Edisi ketiga, diterjemahkan oleh: Suyatmi, S., Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta. 5. Patricia C. Kienle, RPh, MPA, FASHP. 2007. USP Chapter 797 “Understanding Beyond Use Dating for Compounded Sterile Preparations”