SlideShare a Scribd company logo
1 of 7
Download to read offline
1
UNIVERSITY RESIDENCE - UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
KARASIBAZHU
(Kajian Rabu Siang Ba’da Zhuhur)
Memahami Makna Malam Nishfu Sya'ban
Nishfu Sya'ban atau malam pertengahan bulan Sya'ban yaitu tanggal
15 bulan Sya'ban penanggalan Hijriyah adalah malam penuh misteri dan
penuh kontroversi. Banyak hadits yang diyakini lemah bahkan ajaran atau
pengetahuan untuk merayakannya banyak yang dianggap bid'ah oleh
beberapa golongan Islam. Dapat dipahami memang karena klaim untuk
mendapatkan sah atau tidaknya ibadah memang mengacu pada ulama yang
diyakini lebih pintar, lebih tahu dan karena kedangkalan pengetahuan maka
mereka pun akan segera mengamininya dan bertambah banyak yang
mmercayainya. Banyak sekali ibadah yang dikatakan bid'ah dalam
memeringati atau merayakan keagungan Nishfu Sya'ban, sebagai contoh
adalah:
1. Merayakan malam Nishfu Sya’ban .
2. Mengkhususkan shalat seratus raka’at pada malam Nishfu Sya’ban
dengan membaca surah Al-Ikhlash sebanyak seribu kali. Shalat ini
dinamakan shalat Alfiyah.
3. Mengkhususkan shalat pada malam Nishfu Sya’ban dan berpuasa
pada siang harinya.
4. Mengkhususkan doa pada malam Nishfu Sya’ban.
5. Shalat enam raka’at dengan maksud menolak bala’, dipanjangkan
umur dan berkecukupan.
6. Seluruh doa yang dibaca ketika memasuki bulan Rajab, Sya’ban dan
Ramadhan. Karena semua bersumber dari hadits yang lemah.
7. Menghidupkan api dan lilin pada malam Nishfu Sya’ban .
8. Berziarah ke kuburan pada malam Nishfu Sya’ban dan menghidupkan
api di sekitarnya. Dan kadang para perempuan juga ikut keluar.
9. Mengkhususkan membaca surah Yasin pada malam Nishfu Sya’ban .
10. Mengkhususkan berziarah kubur pada bulan Rajab, Sya’ban,
Ramadhan dan pada hari ‘Ied.
11. Mengkhususkan bershadaqah bagi ruh yang telah meninggal pada
tiga bulan tersebut.
12. Meyakini bahwa malam Nishfu Sya’ban adalah malam Lailatul Qadr.
13. Membuat makanan pada hari Nishfu Sya’ban kemudian
membagikannya kepada fakir miskin dengan anggapan makanan
untuk kedua orang tua yang meninggal
Mengerikan dan menggetarkan memang, banyaknya ibadah yang
justeru dianggap bid'ah atau penyimpangan. Agama yang penuh kepentingan
kekuasaan dan politik memang penuh dengan intrik seperti ini. Bagaimana
agar terhindar dengan hal seperti ini? Tentu saja tidak ada, karena
alamiahnya memang begitu, jangankan agama, dalam teori-teori ilmu
2
pengetahuan pun banyak pertentangan dan perbedaan. Dan banyak orang
juga mengatakan bahwa perbedaan pendapat dan pertentangan adalah
berkah, namun jika ditelusuri perlakuan tentang bid'ah atau tidak hal ini
merujuk pada keyakinan pada guru tertentu, figur tertentu bahkan mahzab
tertentu yang terfragmentasi sebagaimana kepentingan atau lokalitas. Jadi
memang hanya orang yang benar-benar ahlilah yang bisa menentukannya
dalam konteks pembicaraan yang lebih aman dan tidak menimbulkan
permusuhan, karena perbedaan pendapat adalah biasa dan tak perlu
dipertajam apalagi dengan konflik antar kelompok massa penganut sekte
tertentu.
Diriwayatkan dari ‘Ikrimah - rahimahullâh – bahwasanya ketika ia
menafsirkan firman Allah ta’ala:
“Sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi dan
sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan. Pada malam itu dijelaskan segala
urusan yang penuh hikmah” [QS Ad-Dukhân/44 : 3 – 4] – ia berkata :
”Bahwasanya yang dimaksud malam dalam ayat tersebut adalah malam Nishfu
Sya’ban ; dibentangkan padanya perkara sunnah, dihapuskannya kehidupan dari
kematian, dan diwajibkannya haji (dari Allah kepada manusia), maka tidaklah
ditambah padanya atau dikurangi darinya seorang pun” [Al-Qurthubi, Al-Jâmi’ li-
Ahkâmil-Qur’ân, juz XVI, hal. 126].
Adapun Ibnu Katsir – rahimahullâh -- ketika menafsirkan ayat yang
sama berkata: ”Allah ta’ala telah berfirman ketika menjelaskan Al-Qur’an Al-
’Azhim bahwasanya Dia menurunkannya di malam yang diberkahi. Malam
tersebut adalah Lailatul-Qadar sebagaimana firman Allah
ta’ala: ”Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur'an) pada malam
kemuliaan” (QS. Al-Qadr/97: 1). Malam tersebut berada di bulan Ramadlan
sebagaimana firman Allah Ta’ala: ”(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah)
bulan Ramadan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Qur'an” (QS.
Al-Baqarah/2: 185). Kami telah menyebutkan beberapa hadits yang
3
menjelaskan tentang hal tersebut dalam (pembahasan) QS. Al-Baqarah
sehingga telah mencukupi dan tidak perlu diulangi kembali” [Tafsîr Ibni
Katsîr , juz I, hal. 215,216].
Beliau berkata pula: ”Barangsiapa yang berkata bahwasanya malam
tersebut adalah malam Nishfu Sya’ban sebagaimana diriwayatkan dari ’Ikrimah,
sungguh hal ini sangat jauh (dari pengertian yang benar). Karena Al-Qur’an telah
menetapkannya bahwa hal itu terjadi di bulan Ramadhan” [Tafsîr Ibni Katsîr, juz
IV, hal. 570].
Dalam menetapkan makna firman Allah ta’ala : ”pada suatu malam
yang diberkahi” , para ulama terbagi menjadi dua pendapat :
 Malam yang dimaksud adalah: “Lailatul-Qadr” – dan ini adalah
pendapat jumhur ’ulama’.
 Malam yang dimaksud adalah: “Malam Nishfu Sya’ban” – dan ini
adalah pendapat ’Ikrimah.
Yang râjih - wallâhu a’lam - adalah pendapat jumhur ulama yang
mengatakan bahwa yang dimaksud malam yang diberkahi pada ayat tersebut
adalah Lailatul-Qadr. Bukan malam Nishfu Sya’ban . Hal tersebut
dikarenakan Allah Ta’ala telah menyatakannya dalam bentuk global : ”pada
suatu malam yang diberkahi”; dan kemudian menjelaskannya (makna
global/umum itu) dalam ayat : ”(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan
Ramadan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Qur'an”; dan juga
firman Allah : ”Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Qur'an) pada
malam kemuliaan” [lihat: Asy-Syaukani, Fathul-Qâdir , juz IV, hal. 137].
Maka dengan ini, anggapan yang menyatakan bahwa malam tersebut
adalah malam Nishfu Sya’ban – tidak diragukan lagi – merupakan anggapan
yang ‘bathil’ (salah) yang menyelisihi nash Al-Qur’an yang sharih (jelas).
Dan tidak diragukan lagi bahwa segala sesuatu yang menyelisihi kebenaran
maka hal itu adalah kebathilan. Adapun beberapa hadits yang menjelaskan
bahwa malam dimaksud adalah malam Nishfu Sya’ban , maka hadits
tersebut telah menyelisihi kejelasan makna yang ditetapkan Al-Qur’an
sehingga tidak berdasar, tidak shahih sanadnya sedikitpun – sebagaimana
dijelaskan oleh Al-’Arabiy dan yang lainnya dari kalangan muhaqqiqîn.
Sungguh sangat mengherankan jika ada seorang yang mengaku muslim
menyelisihi nash Al-Qur’an yang sharih tanpa adanya sandaran Al-Qur’an
dan Sunnah yang shahih [lihat Adhwâul-Bayân, juz VII, hal. 319].
Syaikhul-Islam Ibnu Taimiyyah (di sela-sela penjelasanya tentang
waktu-waktu yang mempunyai keutamaan yang sering dianggap mempunyai
keutamaan, padahal tidak benar bahkan terlarang) berkata: ”Dalam bab ini,
yaitu tentang malam Nishfu Sya’ban , maka telah diriwayatkan padanya keutamaan
yang datang dari hadits-hadits marfu’ dan atsar-atsar yang menunjukkan bahwa
malam tersebut adalah malam yang utama/mulia. Beberapa ulama salaf ada yang
4
mengkhususkan padanya shalat dan juga puasa Sya’ban sebagaimana tertera dalam
hadits-hadits yang shahih.
Di antara ulama salaf dari kalangan penduduk Madinah dan yang
lainnya dari kalangan ulama khalaf mengingkari tentang keutamaannya dan
mencela (medha’ifkan) hadits-hadits yang menjelaskan tentangnya, seperti
hadits: ”Sesungguhnya Allah mengampuni dosa lebih banyak dari jumlah domba
Bani Kalb”.1
Tidak ada perbedaan antara malam tersebut dengan malam
yang lainnya.
1
Diriwayatkan oleh At-Tirmidzi dari ‘Aisyah, hadis nomor 739 dengan
lafazh :
”Sesungguhnya Allah Ta’ala turun ke langit dunia pada malam Nishfu Sya’ban,
dimana pada malam itu Allah mengampuni (dosa) yang jumlahnya lebih banyak dari bulu
domba milik Bani Kalb” .
Hadits ini diriwayatkan juga oleh Ahmad (6/238 no. 26060), ’Abdun bin
Humaid (no. 1509), Ibnu Majah (no. 1389), dan Ath-Thabarani dalam Al-Ausath (no.
199). Sanad hadits ini adalah dha’if sebagaimana diterangkan oleh Syaikh Syu’aib Al-
Arna’uth dan Syaikh Al-Albani. Letak kedha’ifannya adalah pada Hajjâj bin Arthâh.
Ia seorang mudallis yang telah meriwayatkan secara ‘an’anah (menyatakan dari
seseorang dan dari seseorang). Akan tetapi, hadits ini adalah shahih dengan
keseluruhan jalannya sebagaimana disebutkan oleh Syaikh Al-Albani dalam Silsilah
Ash-Shahîhah no. 1144. Beliau menyebutkan sekurangnya ada delapan shahabat yang
meriwayatkan hadits tersebut yang masing-masing jalannya saling menguatkan satu
sama lain. Wallâhu a’lam. – Abul-Jauzaa’
Satu hal yang perlu dicatat adalah bahwa keutamaan yang tertera pada
hadits tersebut bukanlah keutamaan yang khusus dimiliki oleh malam Nishfu
Sya’ban tanpa dimiliki oleh malam-malam yang lain. Bahkan keutamaan yang
dimiliki oleh malam Nishfu Sya’ban telah tercakup pada keumuman hadits :
”Rabb kami tabâraka wa ta’âlâ turun ke langit dunia setiap malam ketika sepertiga malam
yang terakhir, seraya berfirman : ’Barangsiapa yang berdoa kepada-Ku, maka Aku akan
mengabulkan doanya. Dan barangsiapa yang meminta, maka aku akan memberinya. Dan
barangsiapa yang meminta ampunan dari-Ku, maka Aku akan mengampuninya” [HR.
5
Akan tetapi kebanyakan ulama atau kebanyakan dari shahabat kami
dan yang lainnya menganggapnya sebagai malam mulia. Hal tersebut telah
ditunjukkan oleh nash (teks) Ahmad karena banyaknya hadits-hadits dan
atsar-atsar kaum salaf yang menjelaskan tentang keutamaan malam Nishfu
Sya’ban . Telah diriwayatkan sebagaian keutamaan malam Nishfu Sya’ban
dalam kitab-kitab musnad, sunan. Jika riwayat-riwayat tersebut adalah
lemah/palsu, tentu perkaranya adalah lain” [lihat Iqtidhâ’ Shirâthil-Mustaqîm
3/626-627, Majmû’ Fatâwâ, 23/123, dan Al-Ikhtiyârât al-Fiqhiyyah, hal. 65].
Telah shahih dari hadits Nabi shallallâhu ’alaihi wa sallam yang
menyebutkan keutamaan malam Nishfu Sya’ban sehingga kita tidak perlu
berdalam-dalam dalam membahasnya.2
Akan tetapi, jika keutamaan tersebut
dihubungkan dengan amalan-amalan khusus tertentu, maka pendapat ini
perlu dikaji lebih lanjut. 3
Menurut para peneliti, hadits-hadits yang
menjelaskan amalan-amalan khusus di waktu Nishfu Sya’ban semuanya
bukan merupakan hadits yang shahih. Di antara hadits-hadits tersebut
adalah :
1. Hadits riwayat Ibnu Majah dari ’Ali bin Abi Thalib
radhiyallâhu ’anhu:
”Apabila datang malam Nishfu Sya’ban , maka lakukanlah shalat di waktu
malamnya dan puasa di waktu siangnya”
Diriwayatkan oleh Ibnu Majah, hadis nomor 1378, Ibnul-Jauzi
dalam Al-’Ilal, juz II, hal. 561 serta Al-Baihaqi dalam Syu’abul-Îmân
Bukhari, hadis nomor 1094 dan Muslim, hadis nomor 758 dari shahabat Abu
Hurairah radliyallâhu ’anhu].
Dengan kalimat ringkas dapat dikatakan: Keutamaan yang dimiliki malam
Nishfu Sya’ban juga dimiliki oleh malam-malam yang lainnya, terutama pada waktu
sepertiga malam yang terakhir.
2
Sebagaimana telah dituliskan penjelasanya pada catatan kaki no. 1.
3
Para ulama berselisih pendapat mengenai hal ini. Sebagian ulama
mengatakan bahwa tidak dimakruhkan shalat seseorang di rumahnya atau
berjama’ah (di masjid) secara khusus di malam Nishfu Sya’ban sebagaimana
pendapat Al-Auza’i, Ibnu Rajab, dan Ibnu Taimiyyah. Kebalikannya, ’Atha’, Ibnu
Abi Mulaikah, Abu Syammah Al-Maqdisi, dan jumhur ulama Malikiyyah
mengatakan bid’ahnya amalan tersebut di malam Nishfu Sya’ban [Al-Bida’ Al-
Hauliyyah hal. 148; Maktabah Ash-Shaid].
6
3/378-379 dan Fadhâilul-Auqât, hal. 24. Status hadits ini adalah sangat
lemah atau bahkan palsu. Letak kelemahan hadits ini terletak pada
rawi yang bernama Ibnu Abi Sabrah (Abu Bakr bin ’Abdillah bin
Muhammad bin Abi Sabrah). Ahmad bin Hanbal dan Ibnu Ma’in
berkata tentangnya : ”Seorang yang memalsukan hadits”. Lihat
selengkapnya dalam Silsilah Adh-Dha’îfah, hadis nomor 2132.
2. Hadits Ibnul Jauzi dari Abu Hurairah radhiyallâhu ’anhu:
”Barangsiapa yang melakukan shalat di malam Nishfu Sya’ban sebanyak 12
raka’at, dimana setiap raka’atnya membaca ”Qul Huwallâhu Ahad”
sebanyak 30 kali, tidaklah ia keluar hingga ia melihat tempat duduknya di
surga dan memberikan syafa’at terhadap 10 orang anggota keluarganya yang
telah ditentukan nasibnya di neraka”.
Hadits ini adalah palsu. Dibawakan oleh Ibnul-Jauzi dalam Al-
Maudhû’ât, 2/129. Sanadnya gelap yang terdiri dari para perawi yang
tidak diketahui identitasnya (majhûl). Lihat juga Al-Manârul-Munîf
karya Ibnu Qayyim al-Jauziyah, hadits nomor 177).
3. Hadits Riwayat al-Baihaqi dari ’Ali bin Abi Thalib radhiyallâhu ’anhu:
7
”Aku melihat Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam pada malam Nishfu
Sya’ban . Beliau berdiri dan kemudian shalat sebanyak 14 raka’at.
Kemudian beliau duduk setelah selesai dan membaca Al-Fatihah sebanyak 14
kali, Qul- Huwallâhu Ahad sebanyak 14 kali, Qul A’ûdzu bi Rabbil-Falaq
sebanyak 14 kali, Qul A’ûdzu bi Rabbin-Nâs sebanyak 14 kali, dan ayat
Kursi sekali; sungguh akan mendatangi kalian utusan -- dari ayat-ayat tadi --
(QS al-Taubah, 9: 128). Ketika beliau telah menyelesaikan shalatnya, aku
bertanya tentang apa yang aku lihat dari yang beliau lakukan. Maka beliau
(Rasulullâh) shallallâhu ’alaihi wa sallam menjawab: ”Barangsiapa yang
mengerjakan seperti yang yang engkau lihat tadi, maka baginya seperti 20
kali haji mabrur, puasa yang diterima selama 20 tahun. Apabila di keesokan
harinya dia berpuasa, maka puasanya itu sama dengan puasa dua tahun
lamanya pada masa lampau dan setahun masa yang akan datang”.
Hadits ini adalah palsu. Dibawakan oleh Ibnul-Jauzi dalam Al-
Maudhû’ât, juz II, hal. 131.
4. Dan yang lainnya dari hadits-hadits lemah dan palsu.
Oleh karena itu Asy-Syaikh ’Abdul-’Aziz bin ’Abdillah bin Bâz
berkata: ”Adapun pendapat yang dipilih oleh Al-Auza’i – rahimahullâh – bahwa
disunnahkannya shalat malam sendirian pada malam Nishfu Sya’ban – dan
didukung oleh Al-Hafizh Ibnu Rajab – maka hal itu sangatlah aneh dan lemah,
karena segala sesuatu yang tidak ditetapkan oleh dalil syar’i yang disyari’atkan,
maka tidak diperbolehkan bagi seseorang untuk mengatakan sebagai bagian dari
agama. Walaupun dikerjakan secara individu atau kelompok, baik dirahasiakan
atau diumumkan kepada orang banyak. Hal ini sesuai dengan makna umum dari
sabda Nabi shallallâhu ‘alaihi wa sallam: “Barangsiapa yang mengerjakan satu
amalan yang bukan berasal perintah kami, maka ia tertolak”. Dan yang lainnya dari
dalil-dalil yang menunjukan pengingkaran bid’ah dan menyuruhnya agar berhati-
hati darinya” [At-Tahdzîr minal-Bida’, hal 13].
Wallâhu A'lam.

More Related Content

What's hot

(4) Ulumul quran
(4) Ulumul quran(4) Ulumul quran
(4) Ulumul quranIbnu Ahmad
 
Membumikan al-quran
Membumikan al-quranMembumikan al-quran
Membumikan al-quranQsoft Data
 
DAURAH ULUM AL QURAN : MUKJIZAT KISAH KISAH AL-QURAN
DAURAH ULUM AL QURAN : MUKJIZAT KISAH  KISAH AL-QURANDAURAH ULUM AL QURAN : MUKJIZAT KISAH  KISAH AL-QURAN
DAURAH ULUM AL QURAN : MUKJIZAT KISAH KISAH AL-QURANParadigma Ibrah Sdn. Bhd.
 
Presentasi Fiqh Siyasah 3
Presentasi Fiqh Siyasah 3Presentasi Fiqh Siyasah 3
Presentasi Fiqh Siyasah 3Marhamah Saleh
 
asbab an-nuzul
asbab an-nuzulasbab an-nuzul
asbab an-nuzulReza Rizki
 
P e n g e r t i a n A s b a b A L - N u z u
P e n g e r t i a n A s b a b A L - N u z u P e n g e r t i a n A s b a b A L - N u z u
P e n g e r t i a n A s b a b A L - N u z u Roeslandy Ahmad Andy
 
01 desiana trisnawati (memahami pengertian al-qur'an dan bukti keotentikannya)
01 desiana trisnawati (memahami pengertian al-qur'an dan bukti keotentikannya)01 desiana trisnawati (memahami pengertian al-qur'an dan bukti keotentikannya)
01 desiana trisnawati (memahami pengertian al-qur'an dan bukti keotentikannya)35255466
 
Surah Yunus : Maqasid, Tadabbur dan Ibrah Dakwah Kisah Para Anbiya'
Surah Yunus : Maqasid, Tadabbur dan Ibrah Dakwah Kisah Para Anbiya'Surah Yunus : Maqasid, Tadabbur dan Ibrah Dakwah Kisah Para Anbiya'
Surah Yunus : Maqasid, Tadabbur dan Ibrah Dakwah Kisah Para Anbiya'Paradigma Ibrah Sdn. Bhd.
 
Makalah Asbabun Nuzul
Makalah Asbabun NuzulMakalah Asbabun Nuzul
Makalah Asbabun NuzulRisma Amalia
 
Tafsir Al azhar 110 an nashr
Tafsir Al azhar 110 an nashrTafsir Al azhar 110 an nashr
Tafsir Al azhar 110 an nashrMuhammad Idris
 
Sejarah turun,penulisan&pemeliharaan
Sejarah turun,penulisan&pemeliharaanSejarah turun,penulisan&pemeliharaan
Sejarah turun,penulisan&pemeliharaanRiyan Smart
 
Penurunan dan penulisan al-Quran zaman Rasulullah
Penurunan dan penulisan al-Quran zaman RasulullahPenurunan dan penulisan al-Quran zaman Rasulullah
Penurunan dan penulisan al-Quran zaman RasulullahNoor Aziah Mamat
 
Bacaan shalawat nariyah
Bacaan shalawat nariyahBacaan shalawat nariyah
Bacaan shalawat nariyahBob Arrio
 

What's hot (19)

(4) Ulumul quran
(4) Ulumul quran(4) Ulumul quran
(4) Ulumul quran
 
Membumikan al-quran
Membumikan al-quranMembumikan al-quran
Membumikan al-quran
 
Overview Studi Al-Qur'an (SMT I)
Overview Studi Al-Qur'an (SMT I)Overview Studi Al-Qur'an (SMT I)
Overview Studi Al-Qur'an (SMT I)
 
ASBABUL NUZUL JULYANA
ASBABUL NUZUL JULYANAASBABUL NUZUL JULYANA
ASBABUL NUZUL JULYANA
 
DAURAH ULUM AL QURAN : MUKJIZAT KISAH KISAH AL-QURAN
DAURAH ULUM AL QURAN : MUKJIZAT KISAH  KISAH AL-QURANDAURAH ULUM AL QURAN : MUKJIZAT KISAH  KISAH AL-QURAN
DAURAH ULUM AL QURAN : MUKJIZAT KISAH KISAH AL-QURAN
 
Asbabun nuzul
Asbabun nuzulAsbabun nuzul
Asbabun nuzul
 
Keotentikan al qur'an
Keotentikan al qur'anKeotentikan al qur'an
Keotentikan al qur'an
 
Makalah al qur'an
Makalah al qur'anMakalah al qur'an
Makalah al qur'an
 
Presentasi Fiqh Siyasah 3
Presentasi Fiqh Siyasah 3Presentasi Fiqh Siyasah 3
Presentasi Fiqh Siyasah 3
 
asbab an-nuzul
asbab an-nuzulasbab an-nuzul
asbab an-nuzul
 
P e n g e r t i a n A s b a b A L - N u z u
P e n g e r t i a n A s b a b A L - N u z u P e n g e r t i a n A s b a b A L - N u z u
P e n g e r t i a n A s b a b A L - N u z u
 
01 desiana trisnawati (memahami pengertian al-qur'an dan bukti keotentikannya)
01 desiana trisnawati (memahami pengertian al-qur'an dan bukti keotentikannya)01 desiana trisnawati (memahami pengertian al-qur'an dan bukti keotentikannya)
01 desiana trisnawati (memahami pengertian al-qur'an dan bukti keotentikannya)
 
Surah Yunus : Maqasid, Tadabbur dan Ibrah Dakwah Kisah Para Anbiya'
Surah Yunus : Maqasid, Tadabbur dan Ibrah Dakwah Kisah Para Anbiya'Surah Yunus : Maqasid, Tadabbur dan Ibrah Dakwah Kisah Para Anbiya'
Surah Yunus : Maqasid, Tadabbur dan Ibrah Dakwah Kisah Para Anbiya'
 
Makalah Asbabun Nuzul
Makalah Asbabun NuzulMakalah Asbabun Nuzul
Makalah Asbabun Nuzul
 
Tafsir Al azhar 110 an nashr
Tafsir Al azhar 110 an nashrTafsir Al azhar 110 an nashr
Tafsir Al azhar 110 an nashr
 
Sejarah turun,penulisan&pemeliharaan
Sejarah turun,penulisan&pemeliharaanSejarah turun,penulisan&pemeliharaan
Sejarah turun,penulisan&pemeliharaan
 
Penurunan dan penulisan al-Quran zaman Rasulullah
Penurunan dan penulisan al-Quran zaman RasulullahPenurunan dan penulisan al-Quran zaman Rasulullah
Penurunan dan penulisan al-Quran zaman Rasulullah
 
IBRAH SURAH AL QADR
IBRAH  SURAH  AL QADRIBRAH  SURAH  AL QADR
IBRAH SURAH AL QADR
 
Bacaan shalawat nariyah
Bacaan shalawat nariyahBacaan shalawat nariyah
Bacaan shalawat nariyah
 

Viewers also liked

Pendahuluan Fisika Material (4)
Pendahuluan Fisika Material (4)Pendahuluan Fisika Material (4)
Pendahuluan Fisika Material (4)jayamartha
 
Silabus fiqih-ma-kelas-xi-1-2
Silabus fiqih-ma-kelas-xi-1-2Silabus fiqih-ma-kelas-xi-1-2
Silabus fiqih-ma-kelas-xi-1-2ikafia maulidia
 
Distribución binominal
Distribución binominalDistribución binominal
Distribución binominalVictor Leon
 
Laporan Praktikum Algoritma Pemrograman Modul IV-Aplikasi Variabel Berindex
Laporan Praktikum Algoritma Pemrograman Modul IV-Aplikasi Variabel BerindexLaporan Praktikum Algoritma Pemrograman Modul IV-Aplikasi Variabel Berindex
Laporan Praktikum Algoritma Pemrograman Modul IV-Aplikasi Variabel BerindexShofura Kamal
 
Jadilah orang yang bermanfaat
Jadilah orang yang bermanfaatJadilah orang yang bermanfaat
Jadilah orang yang bermanfaatMuhsin Hariyanto
 
Distribución binominal
Distribución binominalDistribución binominal
Distribución binominalVictor Leon
 
Fenomenologi transendental edmund husserl
Fenomenologi transendental edmund husserlFenomenologi transendental edmund husserl
Fenomenologi transendental edmund husserlMuhsin Hariyanto
 
algoritma dan pengolahan paralel bab 3 algoritma pram
algoritma dan pengolahan paralel bab 3 algoritma pramalgoritma dan pengolahan paralel bab 3 algoritma pram
algoritma dan pengolahan paralel bab 3 algoritma pramHendro Agung Setiawan
 
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
Kurikulum Tingkat Satuan PendidikanKurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
Kurikulum Tingkat Satuan PendidikanChi'onk Pemimpin
 
Unidade 1 logica e teoria de conjuntos
Unidade 1   logica e teoria de conjuntosUnidade 1   logica e teoria de conjuntos
Unidade 1 logica e teoria de conjuntosPedro Teixeira
 
Teste de matemática A 10ºano global
Teste de matemática A 10ºano  globalTeste de matemática A 10ºano  global
Teste de matemática A 10ºano globalPedro Teixeira
 
Fungsi dan peran serikat pekerja
Fungsi dan peran serikat pekerjaFungsi dan peran serikat pekerja
Fungsi dan peran serikat pekerjamuhammad hamdi
 
Batang Perkalian "BaPer"
Batang Perkalian "BaPer"Batang Perkalian "BaPer"
Batang Perkalian "BaPer"Nety W Saputri
 
Ktsp 2015-2016 sd
Ktsp 2015-2016 sdKtsp 2015-2016 sd
Ktsp 2015-2016 sdqiforrunia
 
Makalah struktur kurikulum 2013
Makalah struktur kurikulum 2013Makalah struktur kurikulum 2013
Makalah struktur kurikulum 2013Bambang Giwank
 

Viewers also liked (19)

RESUME REV2016
RESUME REV2016RESUME REV2016
RESUME REV2016
 
Pendahuluan Fisika Material (4)
Pendahuluan Fisika Material (4)Pendahuluan Fisika Material (4)
Pendahuluan Fisika Material (4)
 
Silabus fiqih-ma-kelas-xi-1-2
Silabus fiqih-ma-kelas-xi-1-2Silabus fiqih-ma-kelas-xi-1-2
Silabus fiqih-ma-kelas-xi-1-2
 
Distribución binominal
Distribución binominalDistribución binominal
Distribución binominal
 
Laporan Praktikum Algoritma Pemrograman Modul IV-Aplikasi Variabel Berindex
Laporan Praktikum Algoritma Pemrograman Modul IV-Aplikasi Variabel BerindexLaporan Praktikum Algoritma Pemrograman Modul IV-Aplikasi Variabel Berindex
Laporan Praktikum Algoritma Pemrograman Modul IV-Aplikasi Variabel Berindex
 
Sej
SejSej
Sej
 
Jadilah orang yang bermanfaat
Jadilah orang yang bermanfaatJadilah orang yang bermanfaat
Jadilah orang yang bermanfaat
 
Distribución binominal
Distribución binominalDistribución binominal
Distribución binominal
 
Fenomenologi transendental edmund husserl
Fenomenologi transendental edmund husserlFenomenologi transendental edmund husserl
Fenomenologi transendental edmund husserl
 
algoritma dan pengolahan paralel bab 3 algoritma pram
algoritma dan pengolahan paralel bab 3 algoritma pramalgoritma dan pengolahan paralel bab 3 algoritma pram
algoritma dan pengolahan paralel bab 3 algoritma pram
 
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
Kurikulum Tingkat Satuan PendidikanKurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
 
Unidade 1 logica e teoria de conjuntos
Unidade 1   logica e teoria de conjuntosUnidade 1   logica e teoria de conjuntos
Unidade 1 logica e teoria de conjuntos
 
Teste de matemática A 10ºano global
Teste de matemática A 10ºano  globalTeste de matemática A 10ºano  global
Teste de matemática A 10ºano global
 
Resusitasi jantung, paru dan otak
Resusitasi jantung, paru dan otakResusitasi jantung, paru dan otak
Resusitasi jantung, paru dan otak
 
Fungsi dan peran serikat pekerja
Fungsi dan peran serikat pekerjaFungsi dan peran serikat pekerja
Fungsi dan peran serikat pekerja
 
Rpkps
RpkpsRpkps
Rpkps
 
Batang Perkalian "BaPer"
Batang Perkalian "BaPer"Batang Perkalian "BaPer"
Batang Perkalian "BaPer"
 
Ktsp 2015-2016 sd
Ktsp 2015-2016 sdKtsp 2015-2016 sd
Ktsp 2015-2016 sd
 
Makalah struktur kurikulum 2013
Makalah struktur kurikulum 2013Makalah struktur kurikulum 2013
Makalah struktur kurikulum 2013
 

Similar to MAKNA MALAM NISHFU (20)

Peringatan malam nishfu sya'ban
Peringatan malam nishfu sya'banPeringatan malam nishfu sya'ban
Peringatan malam nishfu sya'ban
 
Adakah bid'ah menyambut nisfu sya'ban
Adakah bid'ah menyambut nisfu sya'banAdakah bid'ah menyambut nisfu sya'ban
Adakah bid'ah menyambut nisfu sya'ban
 
Pendapat ulama syafi
Pendapat ulama syafiPendapat ulama syafi
Pendapat ulama syafi
 
Makalah Nuzulul Qur'an
Makalah Nuzulul Qur'anMakalah Nuzulul Qur'an
Makalah Nuzulul Qur'an
 
36 hadits hadits palsu dan lemah yang sering disebut di bulan ramadhan
36 hadits hadits palsu dan lemah yang sering disebut di bulan ramadhan36 hadits hadits palsu dan lemah yang sering disebut di bulan ramadhan
36 hadits hadits palsu dan lemah yang sering disebut di bulan ramadhan
 
Keutamaan shalat malam dan anjurannya
Keutamaan shalat malam dan anjurannyaKeutamaan shalat malam dan anjurannya
Keutamaan shalat malam dan anjurannya
 
Al fatiha
Al fatihaAl fatiha
Al fatiha
 
Amalan di bulan_sya'ban
Amalan di bulan_sya'banAmalan di bulan_sya'ban
Amalan di bulan_sya'ban
 
Tafsir Al azhar 097 al qadar
Tafsir Al azhar 097 al qadarTafsir Al azhar 097 al qadar
Tafsir Al azhar 097 al qadar
 
Khutbah Nuzulul Quran & Lailatul Qadar.docx
Khutbah Nuzulul Quran & Lailatul Qadar.docxKhutbah Nuzulul Quran & Lailatul Qadar.docx
Khutbah Nuzulul Quran & Lailatul Qadar.docx
 
Ulumul Qur'an (3)
Ulumul Qur'an (3)Ulumul Qur'an (3)
Ulumul Qur'an (3)
 
Modul 10 kb 2
Modul 10 kb 2Modul 10 kb 2
Modul 10 kb 2
 
Al fatiha
Al fatihaAl fatiha
Al fatiha
 
Al fatiha
Al fatihaAl fatiha
Al fatiha
 
Al fatiha
Al fatihaAl fatiha
Al fatiha
 
Adab al-quran
Adab al-quranAdab al-quran
Adab al-quran
 
Dalil syara (2)
Dalil syara (2)Dalil syara (2)
Dalil syara (2)
 
First artikel
First artikelFirst artikel
First artikel
 
Tugas tafsir al kasysyaf
Tugas tafsir al kasysyafTugas tafsir al kasysyaf
Tugas tafsir al kasysyaf
 
Tugas makalah
Tugas makalahTugas makalah
Tugas makalah
 

More from Muhsin Hariyanto

Membuka pintu (yang) terkunci
Membuka pintu (yang) terkunciMembuka pintu (yang) terkunci
Membuka pintu (yang) terkunciMuhsin Hariyanto
 
Tawakkal kepada allâh subhanahu wa ta’ala
Tawakkal kepada allâh subhanahu wa ta’alaTawakkal kepada allâh subhanahu wa ta’ala
Tawakkal kepada allâh subhanahu wa ta’alaMuhsin Hariyanto
 
Puasa ‘asyura, puasa sunnah pada bulan muharram
Puasa ‘asyura, puasa sunnah pada bulan muharramPuasa ‘asyura, puasa sunnah pada bulan muharram
Puasa ‘asyura, puasa sunnah pada bulan muharramMuhsin Hariyanto
 
Pesan moral dari kisah ashhabul kahfi.pdf (muhsin hariyanto)
Pesan moral dari kisah ashhabul kahfi.pdf (muhsin hariyanto)Pesan moral dari kisah ashhabul kahfi.pdf (muhsin hariyanto)
Pesan moral dari kisah ashhabul kahfi.pdf (muhsin hariyanto)Muhsin Hariyanto
 
Jalan hidupku adalah menulis
Jalan hidupku adalah menulisJalan hidupku adalah menulis
Jalan hidupku adalah menulisMuhsin Hariyanto
 
Politik filantropi atau filantropi politik
Politik filantropi atau filantropi politikPolitik filantropi atau filantropi politik
Politik filantropi atau filantropi politikMuhsin Hariyanto
 
Menimbang kembali peran dan tanggung jawab ulama
Menimbang kembali peran dan tanggung jawab ulamaMenimbang kembali peran dan tanggung jawab ulama
Menimbang kembali peran dan tanggung jawab ulamaMuhsin Hariyanto
 
Membangun kesalehan pribadi menuju kesalehan sosial
Membangun kesalehan pribadi menuju kesalehan sosialMembangun kesalehan pribadi menuju kesalehan sosial
Membangun kesalehan pribadi menuju kesalehan sosialMuhsin Hariyanto
 
Menjaga diri dengan yang halal
Menjaga diri dengan yang halalMenjaga diri dengan yang halal
Menjaga diri dengan yang halalMuhsin Hariyanto
 
Kebahagiaan mana yang ingin anda raih
Kebahagiaan mana yang ingin anda raihKebahagiaan mana yang ingin anda raih
Kebahagiaan mana yang ingin anda raihMuhsin Hariyanto
 
Istighfar dan taubat sebagai pintu rezeki
Istighfar dan taubat sebagai pintu rezekiIstighfar dan taubat sebagai pintu rezeki
Istighfar dan taubat sebagai pintu rezekiMuhsin Hariyanto
 
Tuntunan ibadah-ramadan-1434
Tuntunan ibadah-ramadan-1434Tuntunan ibadah-ramadan-1434
Tuntunan ibadah-ramadan-1434Muhsin Hariyanto
 
Strategi perjuangan muhammadiyah
Strategi perjuangan muhammadiyahStrategi perjuangan muhammadiyah
Strategi perjuangan muhammadiyahMuhsin Hariyanto
 
Memahami konsep dan implementasi at tamakkun
Memahami konsep dan implementasi at tamakkunMemahami konsep dan implementasi at tamakkun
Memahami konsep dan implementasi at tamakkunMuhsin Hariyanto
 

More from Muhsin Hariyanto (20)

Al mukhbitun-01
Al mukhbitun-01Al mukhbitun-01
Al mukhbitun-01
 
Membuka pintu (yang) terkunci
Membuka pintu (yang) terkunciMembuka pintu (yang) terkunci
Membuka pintu (yang) terkunci
 
Tawakkal kepada allâh subhanahu wa ta’ala
Tawakkal kepada allâh subhanahu wa ta’alaTawakkal kepada allâh subhanahu wa ta’ala
Tawakkal kepada allâh subhanahu wa ta’ala
 
Puasa ‘asyura, puasa sunnah pada bulan muharram
Puasa ‘asyura, puasa sunnah pada bulan muharramPuasa ‘asyura, puasa sunnah pada bulan muharram
Puasa ‘asyura, puasa sunnah pada bulan muharram
 
Pesan moral dari kisah ashhabul kahfi.pdf (muhsin hariyanto)
Pesan moral dari kisah ashhabul kahfi.pdf (muhsin hariyanto)Pesan moral dari kisah ashhabul kahfi.pdf (muhsin hariyanto)
Pesan moral dari kisah ashhabul kahfi.pdf (muhsin hariyanto)
 
Jalan hidupku adalah menulis
Jalan hidupku adalah menulisJalan hidupku adalah menulis
Jalan hidupku adalah menulis
 
Meraih haji mabrur
Meraih haji mabrurMeraih haji mabrur
Meraih haji mabrur
 
Politik filantropi atau filantropi politik
Politik filantropi atau filantropi politikPolitik filantropi atau filantropi politik
Politik filantropi atau filantropi politik
 
Menimbang kembali peran dan tanggung jawab ulama
Menimbang kembali peran dan tanggung jawab ulamaMenimbang kembali peran dan tanggung jawab ulama
Menimbang kembali peran dan tanggung jawab ulama
 
Membangun kesalehan pribadi menuju kesalehan sosial
Membangun kesalehan pribadi menuju kesalehan sosialMembangun kesalehan pribadi menuju kesalehan sosial
Membangun kesalehan pribadi menuju kesalehan sosial
 
Menjaga diri dengan yang halal
Menjaga diri dengan yang halalMenjaga diri dengan yang halal
Menjaga diri dengan yang halal
 
Belajar memberi maaf
Belajar memberi maafBelajar memberi maaf
Belajar memberi maaf
 
Kebahagiaan mana yang ingin anda raih
Kebahagiaan mana yang ingin anda raihKebahagiaan mana yang ingin anda raih
Kebahagiaan mana yang ingin anda raih
 
Istighfar dan taubat sebagai pintu rezeki
Istighfar dan taubat sebagai pintu rezekiIstighfar dan taubat sebagai pintu rezeki
Istighfar dan taubat sebagai pintu rezeki
 
Bermuhammadiyah
BermuhammadiyahBermuhammadiyah
Bermuhammadiyah
 
Tuntunan ibadah-ramadan-1434
Tuntunan ibadah-ramadan-1434Tuntunan ibadah-ramadan-1434
Tuntunan ibadah-ramadan-1434
 
Mimpi, apa maknanya
Mimpi, apa maknanyaMimpi, apa maknanya
Mimpi, apa maknanya
 
Strategi perjuangan muhammadiyah
Strategi perjuangan muhammadiyahStrategi perjuangan muhammadiyah
Strategi perjuangan muhammadiyah
 
Memahami konsep dan implementasi at tamakkun
Memahami konsep dan implementasi at tamakkunMemahami konsep dan implementasi at tamakkun
Memahami konsep dan implementasi at tamakkun
 
Hukum meminta jabatan
Hukum meminta jabatanHukum meminta jabatan
Hukum meminta jabatan
 

Recently uploaded

Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 

Recently uploaded (20)

Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 

MAKNA MALAM NISHFU

  • 1. 1 UNIVERSITY RESIDENCE - UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA KARASIBAZHU (Kajian Rabu Siang Ba’da Zhuhur) Memahami Makna Malam Nishfu Sya'ban Nishfu Sya'ban atau malam pertengahan bulan Sya'ban yaitu tanggal 15 bulan Sya'ban penanggalan Hijriyah adalah malam penuh misteri dan penuh kontroversi. Banyak hadits yang diyakini lemah bahkan ajaran atau pengetahuan untuk merayakannya banyak yang dianggap bid'ah oleh beberapa golongan Islam. Dapat dipahami memang karena klaim untuk mendapatkan sah atau tidaknya ibadah memang mengacu pada ulama yang diyakini lebih pintar, lebih tahu dan karena kedangkalan pengetahuan maka mereka pun akan segera mengamininya dan bertambah banyak yang mmercayainya. Banyak sekali ibadah yang dikatakan bid'ah dalam memeringati atau merayakan keagungan Nishfu Sya'ban, sebagai contoh adalah: 1. Merayakan malam Nishfu Sya’ban . 2. Mengkhususkan shalat seratus raka’at pada malam Nishfu Sya’ban dengan membaca surah Al-Ikhlash sebanyak seribu kali. Shalat ini dinamakan shalat Alfiyah. 3. Mengkhususkan shalat pada malam Nishfu Sya’ban dan berpuasa pada siang harinya. 4. Mengkhususkan doa pada malam Nishfu Sya’ban. 5. Shalat enam raka’at dengan maksud menolak bala’, dipanjangkan umur dan berkecukupan. 6. Seluruh doa yang dibaca ketika memasuki bulan Rajab, Sya’ban dan Ramadhan. Karena semua bersumber dari hadits yang lemah. 7. Menghidupkan api dan lilin pada malam Nishfu Sya’ban . 8. Berziarah ke kuburan pada malam Nishfu Sya’ban dan menghidupkan api di sekitarnya. Dan kadang para perempuan juga ikut keluar. 9. Mengkhususkan membaca surah Yasin pada malam Nishfu Sya’ban . 10. Mengkhususkan berziarah kubur pada bulan Rajab, Sya’ban, Ramadhan dan pada hari ‘Ied. 11. Mengkhususkan bershadaqah bagi ruh yang telah meninggal pada tiga bulan tersebut. 12. Meyakini bahwa malam Nishfu Sya’ban adalah malam Lailatul Qadr. 13. Membuat makanan pada hari Nishfu Sya’ban kemudian membagikannya kepada fakir miskin dengan anggapan makanan untuk kedua orang tua yang meninggal Mengerikan dan menggetarkan memang, banyaknya ibadah yang justeru dianggap bid'ah atau penyimpangan. Agama yang penuh kepentingan kekuasaan dan politik memang penuh dengan intrik seperti ini. Bagaimana agar terhindar dengan hal seperti ini? Tentu saja tidak ada, karena alamiahnya memang begitu, jangankan agama, dalam teori-teori ilmu
  • 2. 2 pengetahuan pun banyak pertentangan dan perbedaan. Dan banyak orang juga mengatakan bahwa perbedaan pendapat dan pertentangan adalah berkah, namun jika ditelusuri perlakuan tentang bid'ah atau tidak hal ini merujuk pada keyakinan pada guru tertentu, figur tertentu bahkan mahzab tertentu yang terfragmentasi sebagaimana kepentingan atau lokalitas. Jadi memang hanya orang yang benar-benar ahlilah yang bisa menentukannya dalam konteks pembicaraan yang lebih aman dan tidak menimbulkan permusuhan, karena perbedaan pendapat adalah biasa dan tak perlu dipertajam apalagi dengan konflik antar kelompok massa penganut sekte tertentu. Diriwayatkan dari ‘Ikrimah - rahimahullâh – bahwasanya ketika ia menafsirkan firman Allah ta’ala: “Sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi dan sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan. Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah” [QS Ad-Dukhân/44 : 3 – 4] – ia berkata : ”Bahwasanya yang dimaksud malam dalam ayat tersebut adalah malam Nishfu Sya’ban ; dibentangkan padanya perkara sunnah, dihapuskannya kehidupan dari kematian, dan diwajibkannya haji (dari Allah kepada manusia), maka tidaklah ditambah padanya atau dikurangi darinya seorang pun” [Al-Qurthubi, Al-Jâmi’ li- Ahkâmil-Qur’ân, juz XVI, hal. 126]. Adapun Ibnu Katsir – rahimahullâh -- ketika menafsirkan ayat yang sama berkata: ”Allah ta’ala telah berfirman ketika menjelaskan Al-Qur’an Al- ’Azhim bahwasanya Dia menurunkannya di malam yang diberkahi. Malam tersebut adalah Lailatul-Qadar sebagaimana firman Allah ta’ala: ”Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur'an) pada malam kemuliaan” (QS. Al-Qadr/97: 1). Malam tersebut berada di bulan Ramadlan sebagaimana firman Allah Ta’ala: ”(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Qur'an” (QS. Al-Baqarah/2: 185). Kami telah menyebutkan beberapa hadits yang
  • 3. 3 menjelaskan tentang hal tersebut dalam (pembahasan) QS. Al-Baqarah sehingga telah mencukupi dan tidak perlu diulangi kembali” [Tafsîr Ibni Katsîr , juz I, hal. 215,216]. Beliau berkata pula: ”Barangsiapa yang berkata bahwasanya malam tersebut adalah malam Nishfu Sya’ban sebagaimana diriwayatkan dari ’Ikrimah, sungguh hal ini sangat jauh (dari pengertian yang benar). Karena Al-Qur’an telah menetapkannya bahwa hal itu terjadi di bulan Ramadhan” [Tafsîr Ibni Katsîr, juz IV, hal. 570]. Dalam menetapkan makna firman Allah ta’ala : ”pada suatu malam yang diberkahi” , para ulama terbagi menjadi dua pendapat :  Malam yang dimaksud adalah: “Lailatul-Qadr” – dan ini adalah pendapat jumhur ’ulama’.  Malam yang dimaksud adalah: “Malam Nishfu Sya’ban” – dan ini adalah pendapat ’Ikrimah. Yang râjih - wallâhu a’lam - adalah pendapat jumhur ulama yang mengatakan bahwa yang dimaksud malam yang diberkahi pada ayat tersebut adalah Lailatul-Qadr. Bukan malam Nishfu Sya’ban . Hal tersebut dikarenakan Allah Ta’ala telah menyatakannya dalam bentuk global : ”pada suatu malam yang diberkahi”; dan kemudian menjelaskannya (makna global/umum itu) dalam ayat : ”(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Qur'an”; dan juga firman Allah : ”Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Qur'an) pada malam kemuliaan” [lihat: Asy-Syaukani, Fathul-Qâdir , juz IV, hal. 137]. Maka dengan ini, anggapan yang menyatakan bahwa malam tersebut adalah malam Nishfu Sya’ban – tidak diragukan lagi – merupakan anggapan yang ‘bathil’ (salah) yang menyelisihi nash Al-Qur’an yang sharih (jelas). Dan tidak diragukan lagi bahwa segala sesuatu yang menyelisihi kebenaran maka hal itu adalah kebathilan. Adapun beberapa hadits yang menjelaskan bahwa malam dimaksud adalah malam Nishfu Sya’ban , maka hadits tersebut telah menyelisihi kejelasan makna yang ditetapkan Al-Qur’an sehingga tidak berdasar, tidak shahih sanadnya sedikitpun – sebagaimana dijelaskan oleh Al-’Arabiy dan yang lainnya dari kalangan muhaqqiqîn. Sungguh sangat mengherankan jika ada seorang yang mengaku muslim menyelisihi nash Al-Qur’an yang sharih tanpa adanya sandaran Al-Qur’an dan Sunnah yang shahih [lihat Adhwâul-Bayân, juz VII, hal. 319]. Syaikhul-Islam Ibnu Taimiyyah (di sela-sela penjelasanya tentang waktu-waktu yang mempunyai keutamaan yang sering dianggap mempunyai keutamaan, padahal tidak benar bahkan terlarang) berkata: ”Dalam bab ini, yaitu tentang malam Nishfu Sya’ban , maka telah diriwayatkan padanya keutamaan yang datang dari hadits-hadits marfu’ dan atsar-atsar yang menunjukkan bahwa malam tersebut adalah malam yang utama/mulia. Beberapa ulama salaf ada yang
  • 4. 4 mengkhususkan padanya shalat dan juga puasa Sya’ban sebagaimana tertera dalam hadits-hadits yang shahih. Di antara ulama salaf dari kalangan penduduk Madinah dan yang lainnya dari kalangan ulama khalaf mengingkari tentang keutamaannya dan mencela (medha’ifkan) hadits-hadits yang menjelaskan tentangnya, seperti hadits: ”Sesungguhnya Allah mengampuni dosa lebih banyak dari jumlah domba Bani Kalb”.1 Tidak ada perbedaan antara malam tersebut dengan malam yang lainnya. 1 Diriwayatkan oleh At-Tirmidzi dari ‘Aisyah, hadis nomor 739 dengan lafazh : ”Sesungguhnya Allah Ta’ala turun ke langit dunia pada malam Nishfu Sya’ban, dimana pada malam itu Allah mengampuni (dosa) yang jumlahnya lebih banyak dari bulu domba milik Bani Kalb” . Hadits ini diriwayatkan juga oleh Ahmad (6/238 no. 26060), ’Abdun bin Humaid (no. 1509), Ibnu Majah (no. 1389), dan Ath-Thabarani dalam Al-Ausath (no. 199). Sanad hadits ini adalah dha’if sebagaimana diterangkan oleh Syaikh Syu’aib Al- Arna’uth dan Syaikh Al-Albani. Letak kedha’ifannya adalah pada Hajjâj bin Arthâh. Ia seorang mudallis yang telah meriwayatkan secara ‘an’anah (menyatakan dari seseorang dan dari seseorang). Akan tetapi, hadits ini adalah shahih dengan keseluruhan jalannya sebagaimana disebutkan oleh Syaikh Al-Albani dalam Silsilah Ash-Shahîhah no. 1144. Beliau menyebutkan sekurangnya ada delapan shahabat yang meriwayatkan hadits tersebut yang masing-masing jalannya saling menguatkan satu sama lain. Wallâhu a’lam. – Abul-Jauzaa’ Satu hal yang perlu dicatat adalah bahwa keutamaan yang tertera pada hadits tersebut bukanlah keutamaan yang khusus dimiliki oleh malam Nishfu Sya’ban tanpa dimiliki oleh malam-malam yang lain. Bahkan keutamaan yang dimiliki oleh malam Nishfu Sya’ban telah tercakup pada keumuman hadits : ”Rabb kami tabâraka wa ta’âlâ turun ke langit dunia setiap malam ketika sepertiga malam yang terakhir, seraya berfirman : ’Barangsiapa yang berdoa kepada-Ku, maka Aku akan mengabulkan doanya. Dan barangsiapa yang meminta, maka aku akan memberinya. Dan barangsiapa yang meminta ampunan dari-Ku, maka Aku akan mengampuninya” [HR.
  • 5. 5 Akan tetapi kebanyakan ulama atau kebanyakan dari shahabat kami dan yang lainnya menganggapnya sebagai malam mulia. Hal tersebut telah ditunjukkan oleh nash (teks) Ahmad karena banyaknya hadits-hadits dan atsar-atsar kaum salaf yang menjelaskan tentang keutamaan malam Nishfu Sya’ban . Telah diriwayatkan sebagaian keutamaan malam Nishfu Sya’ban dalam kitab-kitab musnad, sunan. Jika riwayat-riwayat tersebut adalah lemah/palsu, tentu perkaranya adalah lain” [lihat Iqtidhâ’ Shirâthil-Mustaqîm 3/626-627, Majmû’ Fatâwâ, 23/123, dan Al-Ikhtiyârât al-Fiqhiyyah, hal. 65]. Telah shahih dari hadits Nabi shallallâhu ’alaihi wa sallam yang menyebutkan keutamaan malam Nishfu Sya’ban sehingga kita tidak perlu berdalam-dalam dalam membahasnya.2 Akan tetapi, jika keutamaan tersebut dihubungkan dengan amalan-amalan khusus tertentu, maka pendapat ini perlu dikaji lebih lanjut. 3 Menurut para peneliti, hadits-hadits yang menjelaskan amalan-amalan khusus di waktu Nishfu Sya’ban semuanya bukan merupakan hadits yang shahih. Di antara hadits-hadits tersebut adalah : 1. Hadits riwayat Ibnu Majah dari ’Ali bin Abi Thalib radhiyallâhu ’anhu: ”Apabila datang malam Nishfu Sya’ban , maka lakukanlah shalat di waktu malamnya dan puasa di waktu siangnya” Diriwayatkan oleh Ibnu Majah, hadis nomor 1378, Ibnul-Jauzi dalam Al-’Ilal, juz II, hal. 561 serta Al-Baihaqi dalam Syu’abul-Îmân Bukhari, hadis nomor 1094 dan Muslim, hadis nomor 758 dari shahabat Abu Hurairah radliyallâhu ’anhu]. Dengan kalimat ringkas dapat dikatakan: Keutamaan yang dimiliki malam Nishfu Sya’ban juga dimiliki oleh malam-malam yang lainnya, terutama pada waktu sepertiga malam yang terakhir. 2 Sebagaimana telah dituliskan penjelasanya pada catatan kaki no. 1. 3 Para ulama berselisih pendapat mengenai hal ini. Sebagian ulama mengatakan bahwa tidak dimakruhkan shalat seseorang di rumahnya atau berjama’ah (di masjid) secara khusus di malam Nishfu Sya’ban sebagaimana pendapat Al-Auza’i, Ibnu Rajab, dan Ibnu Taimiyyah. Kebalikannya, ’Atha’, Ibnu Abi Mulaikah, Abu Syammah Al-Maqdisi, dan jumhur ulama Malikiyyah mengatakan bid’ahnya amalan tersebut di malam Nishfu Sya’ban [Al-Bida’ Al- Hauliyyah hal. 148; Maktabah Ash-Shaid].
  • 6. 6 3/378-379 dan Fadhâilul-Auqât, hal. 24. Status hadits ini adalah sangat lemah atau bahkan palsu. Letak kelemahan hadits ini terletak pada rawi yang bernama Ibnu Abi Sabrah (Abu Bakr bin ’Abdillah bin Muhammad bin Abi Sabrah). Ahmad bin Hanbal dan Ibnu Ma’in berkata tentangnya : ”Seorang yang memalsukan hadits”. Lihat selengkapnya dalam Silsilah Adh-Dha’îfah, hadis nomor 2132. 2. Hadits Ibnul Jauzi dari Abu Hurairah radhiyallâhu ’anhu: ”Barangsiapa yang melakukan shalat di malam Nishfu Sya’ban sebanyak 12 raka’at, dimana setiap raka’atnya membaca ”Qul Huwallâhu Ahad” sebanyak 30 kali, tidaklah ia keluar hingga ia melihat tempat duduknya di surga dan memberikan syafa’at terhadap 10 orang anggota keluarganya yang telah ditentukan nasibnya di neraka”. Hadits ini adalah palsu. Dibawakan oleh Ibnul-Jauzi dalam Al- Maudhû’ât, 2/129. Sanadnya gelap yang terdiri dari para perawi yang tidak diketahui identitasnya (majhûl). Lihat juga Al-Manârul-Munîf karya Ibnu Qayyim al-Jauziyah, hadits nomor 177). 3. Hadits Riwayat al-Baihaqi dari ’Ali bin Abi Thalib radhiyallâhu ’anhu:
  • 7. 7 ”Aku melihat Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam pada malam Nishfu Sya’ban . Beliau berdiri dan kemudian shalat sebanyak 14 raka’at. Kemudian beliau duduk setelah selesai dan membaca Al-Fatihah sebanyak 14 kali, Qul- Huwallâhu Ahad sebanyak 14 kali, Qul A’ûdzu bi Rabbil-Falaq sebanyak 14 kali, Qul A’ûdzu bi Rabbin-Nâs sebanyak 14 kali, dan ayat Kursi sekali; sungguh akan mendatangi kalian utusan -- dari ayat-ayat tadi -- (QS al-Taubah, 9: 128). Ketika beliau telah menyelesaikan shalatnya, aku bertanya tentang apa yang aku lihat dari yang beliau lakukan. Maka beliau (Rasulullâh) shallallâhu ’alaihi wa sallam menjawab: ”Barangsiapa yang mengerjakan seperti yang yang engkau lihat tadi, maka baginya seperti 20 kali haji mabrur, puasa yang diterima selama 20 tahun. Apabila di keesokan harinya dia berpuasa, maka puasanya itu sama dengan puasa dua tahun lamanya pada masa lampau dan setahun masa yang akan datang”. Hadits ini adalah palsu. Dibawakan oleh Ibnul-Jauzi dalam Al- Maudhû’ât, juz II, hal. 131. 4. Dan yang lainnya dari hadits-hadits lemah dan palsu. Oleh karena itu Asy-Syaikh ’Abdul-’Aziz bin ’Abdillah bin Bâz berkata: ”Adapun pendapat yang dipilih oleh Al-Auza’i – rahimahullâh – bahwa disunnahkannya shalat malam sendirian pada malam Nishfu Sya’ban – dan didukung oleh Al-Hafizh Ibnu Rajab – maka hal itu sangatlah aneh dan lemah, karena segala sesuatu yang tidak ditetapkan oleh dalil syar’i yang disyari’atkan, maka tidak diperbolehkan bagi seseorang untuk mengatakan sebagai bagian dari agama. Walaupun dikerjakan secara individu atau kelompok, baik dirahasiakan atau diumumkan kepada orang banyak. Hal ini sesuai dengan makna umum dari sabda Nabi shallallâhu ‘alaihi wa sallam: “Barangsiapa yang mengerjakan satu amalan yang bukan berasal perintah kami, maka ia tertolak”. Dan yang lainnya dari dalil-dalil yang menunjukan pengingkaran bid’ah dan menyuruhnya agar berhati- hati darinya” [At-Tahdzîr minal-Bida’, hal 13]. Wallâhu A'lam.