Dokumen tersebut membahas tentang jenis-jenis dalil syara' yang meliputi Al-Quran, As-Sunnah, Ijma' sahabat, dan Qiyas. Ijma' sahabat dijelaskan sebagai kesepakatan para sahabat Nabi Muhammad SAW yang merupakan penghubung antara umat Islam dengan Nabi. Qiyas didefinisikan sebagai menyamakan hukum suatu perkara baru dengan perkara yang sudah ada hukumnya berdasarkan kesamaan ilalah
3. IJMA’ SAHABAT
Ijma’ secara bahasa berarti:
Bertekad bulat (ber’azam) untuk melaksanakan sesuatu
Makna ini ditunjukkan oleh firman Allah SWT:
Karena itu bulatkanlah keputusanmu. (TQS. Yunus [10]: 71)
Tidak ada shaum bagi orang yang tidak bertekad bulat
untuk shaum di malam hari(nya).79
4. Secara bahasa, Ijma bisa juga dimaknai: Bersepakat
atas sesuatu.
Setiap kesepakatan suatu kelompok terhadap suatu
perkara, baik agama ataupun (urusan) dunia disebut
dengan IJMA.
Ijma menurut istilah ahli ushul fiqih adalah
kesepakatan atas hukum suatu peristiwa (dan) bahwa
hukum tersebut merupakan hukum syara.
5. SIAPA YANG IJMA-NYA BISA MENJADI
DALIL SYARA’?
Ijma’ umat Nabi Muhammad SAW.?
Ijma’ ulama?
Ijma penduduk Madinah?
Ijma’ sahabat?
6. Ijma yang dipandang sebagai dalil,
adalah Ijma yang dijelaskan dengan
dalil, yang tidak mereka riwayatkan,
karena orang-orang yang melakukan
kesepakatan telah mengetahui
dalilnya meskipun tidak
mengucapkannya.
7. Kelompok manusia yang bisa
dinyatakan bahwa kesepakatan mereka
terungkapkan berdasarkan dalil,
adalah orang-orang yang senantiasa
menyertai Rasulullah saw dan melihat
Rasul, yaitu para sahabat.
8. SIAPAKAH PARA SAHABAT?
Menurut Ibnu Katsir , sahabat adalah:
“Orang yang melihat Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam
dalam keadaan Islam, yang meriwayatkan sabda Nabi.
Meskipun ia bertemu Rasulullah tidak dalam tempo yang lama,
atau Rasulullah belum pernah melihat ia sama sekali”
(Al-Ba’its Al-Hatsits Fikhtishari ‘Ulumil Hadits, Ibnu Katsir, 1/24)
9. BERAPA JUMLAH SAHABAT NABI SAW?
Abu Zur’ah Ar Razi menjelaskan:
“Empat puluh ribu orang sahabat Nabi ikut berhaji wada bersama
Rasulullah. Pada masa sebelumnya 70.000 orang sahabat Nabi ikut
bersama Nabi dalam perang Tabuk. Dan ketika Rasulullah wafat,
ada sejumlah 114.000 orang sahabat Nabi”
(Al-Ba’its Al-Hatsits , 1/25)
10. Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam pun memuji dan
memuliakan para sahabatnya.
Beliau bersabda:
“Sebaik-baik manusia adalah yang ada pada zamanku,
kemudian setelah mereka, kemudian setelah mereka”
(HR. Bukhari no.3651, Muslim no.2533)
11. Tidak mungkin ada orang yang lebih memahami
perkataan dan perilaku Nabi SAW selain para
sahabat. Karena merekalah yang
mendakwahkan Islam serta menyampaikan
sabda-sabda Nabi SAW hingga akhirnya sampai
kepada kita. Merekalah ‘penghubung’ antara
umat Islam dengan Nabi mereka.
12. Jadi, apabila disodorkan suatu perkara kepada
para sahabat, kemudian mereka berkata:
‘Hukum syara dalam perkara ini adalah begini…’
dan semua sahabat berpendapat sama, maka
hukum tersebut merupakan IJMA.
Maksudnya, hal tersebut merupakan hukum
syara yang bersandar kepada nash al-Quran dan
hadits Rasulullah saw yang tidak diriwayatkan
(disebutkan) oleh mereka, tetapi mereka semua
mengetahuinya.
13. MENGAPA IJMA SAHABAT ADALAH DALIL SYARA?
Pertama, adanya pujian Allâh SWT kepada sahabat di dalam al-
Quran dengan makna yang qath’i.
Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam)
diantara orang-orang Muhajirin dan Anshar dan orang-orang yang
mengikuti mereka dengan baik, Allah ridla terhadap mereka dan
merekapun ridla kepada Allah. Dan Allah menyediakan bagi mereka surga-
surga yang mengalir sungai-sungai didalamnya. Mereka kekal di dalamnya
selama-lamanya. Itulah kemenangan yang besar. (TQS. at-Taubah [9]: 100)
14. Apapun yang disepakati oleh para
sahabat merupakan sesuatu yang pasti
kebenarannya, sebab tidak mungkin
mereka bersepakat dalam kebohongan
dan dosa karena tentu akan bertentangan
dengan pujian dari Allâh SWT.
15. Kedua, sahabat adalah orang-orang yang
mengumpulkan, menghafal dan menyampaikan al-
Quran dan as-Sunah kepada generasi berikutnya.
Allâh SWT telah berjanji untuk menjaga al-Quran
sedangkan sahabat adalah orang yang membawa al-
Quran tersebut sampai kepada kita. Maka janji Allâh
SWT tersebut adalah jaminan Allâh SWT atas orang
yang membawa al-Quran yaitu para sahabat.
16. Ijma' yang dapat dijadikan dalil syara'
hanya ijma' sahabat, karena ditunjukan
oleh dalil yang qath’i (pasti).
Segala bentuk ijma' selain ijma' sababat
tidak bisa diterima sebagai dalil syara'.
17. CONTOH IJMA SAHABAT:
1. Pengumpulan al-Quran menjadi satu mushaf.
Al-Quran dalam bentuk sekarang merupakan hasil
kesepakatan (ijma') para sahabat.
Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan al-Quran, dan
sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.
(TQS. al-Hijir [15]: 9)
18. CONTOH IJMA SAHABAT:
2. Wajib memilih Khalifah dalam tenggat waktu 3
hari sejak berakhirnya ke-Khilafahan sebelumnya.
Para sahabat tidak menyibukkan diri dengan
pemakaman jenazah Rasul. Sebagian dari
mereka justru berkumpul di Saqifah bani Sa’idah
hingga terpilihnya Abu Bakar ra. sebagai Khalifah
menggantikan Rasulullah SAW.
19. Menjelang wafatnya, Umar bin Khattab ra. menunjuk 6 orang
sahabat sebagai calon Khalifah pengganti beliau, yaitu:
1. Utsman bin Affan
2. Ali bin Abi Thalib
3. Zubair bin Awwam
4. Thalhah bin Ubaidillah
5. Abdurrahman bin ‘Auf
6. Sa’ad bin Abi Waqqas
Mereka adalah 6 dari 10 orang sahabat yang menurut
Rasulullah SAW akan dijamin langsung masuk surga.
20. Umar ra. memerintahkan mereka berenam untuk
bermusyawarah di salah satu rumah dan mengangkat
salah satu diantara mereka menjadi Khalifah.
Beliau menunjuk putranya, Abdullah bin Umar untuk
menjadi penasehat mereka. Umar ra. juga menunjuk
Miqdad bin Aswad dan Abu Thalhah al-Anshary untuk
menjaga dan mengawasi jalannya pemilihan Khalifah ini.
21. Umar ra. membatasi jangka waktu musyawarah keenam calon
khalifah tersebut selama 3 hari. Beliau berkata: “Tidak datang
hari keempat kecuali kalian harus sudah mempunyai pemimpin.”
Bahkan, Umar ra berkata kepada Shuhaib ar-Rumy:
“Shalatlah (imamilah) umat manusia selama 3 hari dan isolasilah
mereka berenam di dalam satu rumah. Jika mereka telah
bersepakat pada satu orang, maka siapapun yang menentangnya
maka penggallah kepalanya.”
(Diriwayatkan oleh Ibnu Saad dalam Al-Thabaqat)
22. Umar ra. menunjuk Shuhaib ar-Rumy untuk
membunuh mereka apabila berselisih
dalam hal pembaiatan seorang Khalifah
dalam tenggat waktu 3 hari. Hal ini tidak
ditentang oleh seorang sahabatpun. Jadi,
keputusan ini termasuk IJMA SAHABAT.
23. QIYAS
Qiyas menurut bahasa berarti mengukur ( )
Qiyas menurut istilah ushul fiqih diartikan dengan:
Menyertakan suatu perkara terhadap yang lainnya
dalam hukum syara karena terdapat kesamaan ‘illat di
antara keduanya.
‘Illat Perkara yang mendorong disyari’atkannya
hukum
24. RUKUN QIYAS
1. Al-Ashlu yaitu peristiwa yang menjadi
sumber Qiyas.
2. Al-Far’u (cabang) yaitu peristiwa yang akan
diqiyaskan kepada al-ashlu.
3. Hukum syara yang khusus bagi asal.
4. ‘Illat yang menyatukan antara asal dan
cabang
25. CONTOH QIYAS
Allah SWT telah mengharamkan aktivitas jual beli pada saat
adzan hingga berakhirnya Shalat Jumat.
Hai orang-orang yang beriman apabila diseru untuk
menunaikan shalat pada hari Jum’at, maka bersegeralah
kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli.
(TQS. al-Jumuah [62]: 9)
26. Dari nash (TQS. al-Jumuah [62]: 9) tersebut,
dapat digali ‘Illatnya, yaitu melalaikan shalat
jum’at.
Bagaimana hukumnya jika kita bertamasya,
bekerja, olahraga, tidur, dll saat adzan Jumat
berkumandang?
27. Aktivitas seperti bekerja, sewa menyewa,
olah raga, tamasya dll mempunyai
kesamaan 'illat (yaitu dapat melalaikan dari
kewajiban shalat Jumat) sehingga
hukumnya dapat diQIYASkan dengan
aktivitas jual beli dalam ayat di atas, yaitu
haram.
28. JADI …
1. Al-Ashlu (asal) Jual beli
2. Al-Far’u (cabang) olahraga, tamasya, tidur
3. Hukum syara yang khusus bagi asal
haramnya jual beli pada saat azan Jum’at
4. ‘Illat melalaikan shalat Jum’at