SlideShare a Scribd company logo
1 of 10
Download to read offline
1
TEKS KHUTBAH ‘IDUL FITRI
MEMBANGUN KESALEHAN PRIBADI MENUJU KESALEHAN SOSIAL
ّ
َ
‫ن‬ِ‫إ‬ّّ‫د‬‫ح‬‫م‬
‫ح‬
‫اْل‬ّّ
‫ه‬
ِ‫لِل‬ُّّ‫ه‬ُ‫د‬‫م‬
‫ح‬
‫َن‬ّّ
ُ
‫ه‬ُ‫ن‬‫ح‬‫ي‬ِ‫ع‬‫ت‬‫ح‬‫س‬‫ن‬‫و‬ّّ‫ح‬‫ه‬ُ‫ر‬ِ‫ف‬
‫ح‬
‫غ‬‫ت‬‫ح‬‫س‬‫ن‬‫و‬ّّ
ُ
‫وذ‬ُ‫ع‬‫ن‬‫و‬ِّّ‫لل‬‫ا‬ِ‫ب‬ّّ‫ح‬‫ن‬ِ‫م‬ِّّ‫ر‬‫ح‬‫و‬ُ ُ
‫ُش‬ّ
‫ا‬‫ن‬ ِ‫س‬
ُ
‫ف‬
‫ح‬
‫ن‬‫أ‬ّّ‫ح‬‫ن‬ِ‫م‬‫و‬ِّّ‫ات‬‫ئ‬
َ
ِ‫ي‬‫س‬ّ،‫ا‬ ِ‫اِل‬‫م‬
‫ح‬
‫ع‬‫أ‬ّّ‫ح‬‫ن‬‫م‬ِّّ‫ه‬ِ‫د‬
‫ح‬
‫ه‬‫ي‬ُّّ‫الل‬ّّ‫ل‬‫ف‬ّّ
َ
‫ل‬ ِ‫ض‬ُ‫م‬ُّّ‫ل‬ّّ‫ح‬‫ن‬‫م‬‫و‬ّ
ّ
ُ
‫ه‬
‫ح‬
‫ل‬ِ‫ل‬
‫ح‬
‫ض‬ُ‫ي‬ّّ‫ل‬‫ف‬ّّ‫ي‬ِ‫د‬‫ا‬‫ه‬ُّّ‫ل‬ّ.ُّ‫د‬‫ه‬
‫ح‬
‫ش‬‫أ‬‫و‬ّّ
‫ح‬
‫ن‬‫أ‬ّّ‫ل‬ّّ‫ل‬ِ‫إ‬ّّ
َ
‫ل‬ِ‫إ‬ُّّ‫الل‬ُّّ‫ه‬‫د‬
‫ح‬
‫ح‬‫و‬ّّ‫ل‬ّّ‫ك‬‫ح‬‫ي‬ِ‫ُش‬ُّّ‫ل‬ّ
ُّ‫د‬‫ه‬
‫ح‬
‫ش‬‫أ‬‫و‬ّّ
َ
‫ن‬‫أ‬ّ‫ا‬
ً
‫د‬َ‫م‬
ُ
‫ُم‬ُّّ‫ه‬ُ‫د‬‫ح‬‫ب‬‫ع‬ُّّ ُ
‫ل‬‫ح‬‫و‬ُ‫س‬‫ر‬‫و‬ّ .‫ا‬‫ي‬ّ‫ا‬‫ه‬
َُ
‫ي‬‫أ‬ّّ ُ‫اس‬َ‫اِل‬ّّ‫ح‬‫م‬
ُ
‫ك‬‫ح‬‫ي‬ ِ‫ص‬‫ح‬‫و‬
ُ
‫أ‬ّّ‫اي‬َ‫ي‬ِ‫إ‬‫و‬ّ
‫ى‬‫و‬
‫ح‬
‫ق‬‫ت‬ِ‫ب‬ِّّ‫لل‬‫ا‬ّّ
‫ح‬
‫د‬‫ق‬‫ف‬ّّ‫از‬‫ف‬ّّ‫ن‬‫ح‬‫و‬
ُ
‫ق‬
َ
‫ت‬ُ‫م‬
‫ح‬
‫ال‬ّ.ّ‫ال‬‫ق‬ّّ‫ال‬‫ع‬‫ت‬ّ:‫ا‬‫ي‬ّّ‫ها‬َُ‫ي‬‫أ‬ّّ‫ن‬
‫ح‬
‫ي‬ِ
َ
‫اَل‬ّ‫وا‬ُ‫ن‬‫ام‬‫ء‬ّ‫وا‬
ُ
‫ق‬
َ
‫ات‬ّ
ّ‫الل‬َّّ‫ق‬‫ح‬ِّّ‫ه‬ِ‫ت‬‫ا‬‫ق‬
ُ
‫ت‬ّّ‫ل‬‫و‬َّّ‫ن‬
ُ
‫ت‬‫ح‬‫و‬ُ‫م‬‫ت‬ّّ
َ
‫ل‬ِ‫إ‬ّّ‫ح‬‫م‬ُ‫نت‬‫أ‬‫و‬ّّ‫ن‬‫ح‬‫و‬ُ‫م‬ِ‫ل‬‫ح‬‫س‬
َُ‫م‬ّ‫ا‬‫ي‬ّ‫ا‬‫ه‬
َُ
‫ي‬‫أ‬ّّ‫ن‬
‫ح‬
‫ي‬ِ
َ
‫اَل‬ّ‫وا‬ُ‫ن‬‫ام‬‫ء‬ّ
‫وا‬
ُ
‫ق‬
َ
‫ات‬ّّ‫الل‬ّ‫ا‬‫ح‬‫و‬
ُ
‫ل‬‫ح‬‫و‬
ُ
‫ق‬‫و‬ّّ
ً
‫ل‬‫ح‬‫و‬‫ق‬ّ‫ا‬
ً
‫د‬‫ح‬‫ي‬ِ‫د‬‫س‬ّ.ّ‫ح‬‫ح‬ِ‫ل‬
‫ح‬
‫ص‬ُ‫ي‬ّّ‫ح‬‫م‬
ُ
‫ك‬‫ل‬ّّ‫ح‬‫م‬
ُ
‫ك‬‫ال‬‫م‬
‫ح‬
‫ع‬‫أ‬ّّ‫ح‬‫ر‬ِ‫ف‬
‫ح‬
‫غ‬‫ي‬‫و‬ّّ‫ح‬‫م‬
ُ
‫ك‬‫ل‬ّ
ّ‫ح‬‫م‬
ُ
‫ك‬‫ب‬‫ح‬‫و‬
ُ
‫ن‬
ُ
‫ذ‬ّّ‫ح‬‫ن‬‫م‬‫و‬ِّّ‫ع‬ِ‫ط‬ُ‫ي‬ّّ‫الل‬ُّّ‫ل‬‫ح‬‫و‬ُ‫س‬‫ر‬‫و‬ّّ
‫ح‬
‫د‬‫ق‬‫ف‬ّّ‫از‬‫ف‬
Allâhu Akbar, Allâhu Akbar, Allâhu Akbar Wa Lillâhil Hamd
Segala puji bagi Allah SWT, yang telah menciptakan langit dan bumi
serta makhluk yang ada di dalamnya..
Segala puji bagi Allah SWT yang telah menciptakan manusia sebaik-baik
makhluk
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan petunjuk, hidayah
dan rahmat kepada hamba-hamba yang dikehendaki-Nya
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kesehatan,
kesempatan dan kekuatan kepada hamba-hamba yang dikehendaki
hingga pada detik ini, di hari yang fitri dan mulia dapat berkumpul di
tempat yang mulia ini.
Sungguh hanya pujian dan rasa syukur yang tidak terhingga hanya untuk
Allah semata, berkat rahmat dan kasih sayang-Nya lah kita dapat
melewati hari-hari, malam-malam dan waktu-waktu yang utama.
2
Menunaikan amaliyah dan ibadah di bulan yang mulia, bahkan dengan
penuh harap, kita dapat meraih malam Al-Qadar yang kemuliaannya
sama dengan ibadah seribu bulan lamanya.
Rasanya berat meninggalkan bulan Ramadhan, ingin rasanya kita terus
berada di bulan nan indah dan penuh berkah ini, namun waktu tetaplah
waktu yang pasti berlalu, kini saatnya kita dan seluruh umat Islam di
seluruh dunia merayakan kemenangannya. Gema takbir, tahlil dan
tahmid pun berkumandang di mana-mana, umat Islam di seluruh jagad
raya ini, bersatu padu melantunkan irama membesarkan Allah, memuji
dan mensucikan-Nya, sebagai ungkapan rasa syukur atas nikmat yang
telah dianugerahkan. Mengungkapkan syukur atas hidayah dan inayah
Allah yang begitu besar karena telah berhasil mengikuti rentetan ibadah
pada bulan Ramadhan sebagai jaminan untuk mendapatkan ganjaran
dan ampunan Allah SWT dan kembali kepada fitrah. Allâhumma
lakalhamdu kamâ yanbaghî li jalâli wajhikal karîmi wa azhîmi
sulthânik.
Sesuai dengan perintah Allah SWT
‫وا‬
ُ
‫ل‬ِ‫م‬
‫ح‬
‫ك‬ُ ِ‫ِل‬‫و‬ّّ‫ة‬
َ
‫د‬ِ‫ع‬
‫ح‬
‫ال‬ّ‫وا‬ُ َ
ِ‫ِب‬‫ك‬ُ ِ‫ِل‬‫و‬ّّ
‫ه‬
‫الِل‬ّّ‫َع‬ّ‫ا‬‫م‬ّّ‫ح‬‫م‬
ُ
‫اك‬‫د‬‫ه‬ّّ‫ح‬‫م‬
ُ
‫ك‬
َ
‫ل‬‫ع‬‫ل‬‫و‬ّّ‫ون‬ُ‫ر‬
ُ
‫ك‬
‫ح‬
‫ش‬‫ت‬
“Dan hendaklah kalian sempurnakan bilangannya, mengagungkan Allah
SWT atas petunjuk Allah dan hidayah-Nya agar setelah itu kalian
menjadi orang yang bersyukur.” (QS Al-Baqarah/2:185)
Inilah saatnya kita ungkapkan rasa syukur yang mendalam kepada Allah;
syukur qalbi dengan mengakui nikmat-nikmat Allah, syukur qauli dengan
melantunkan tahmid, tasbih dan takbir kepada Allah, serta syukur amali
dengan menjadikan segala nikmatnya sebagai sarana mendekatkan diri
kepada-Nya, menunaikan segala perintah-Nya dan menjauhi larangan-
larangan-Nya, sehingga kelak dengan syukur tersebut Allah berkenan
menambah dan menambah terus nikmat-Nya kepada kita dan
menjadikan kita menjadi orang yang bertaqwa.
Allâhu Akbar, Allâhu Akbar, Allâhu Akbar Wa Lillâhil Hamd
Ma’âsyiral Muslimîn Rahimakumullâh
Jamaah shalat ‘Idul Fitri yang dirahmati Allah SWT
Ramadhan boleh saja berlalu namun kesan dan pesannya harus tetap
melekat dalam relung hati, nafas, gerak dan hidup setiap muslim.
Bahwa Allah SWT tidak semata menjadikan Ramadhan sebagai bulan
3
yang di dalamnya ada kewajiban puasa, shalat sunnah tarawih dan
ibadah-ibadahnya lainnya. Namun juga ingin memberikan pelajaran
berharga kepada hamba-hamba-Nya akan perasaan bahwa mereka
sangat memerlukan dan membutuhkan ibadah, bukan sekadar taklif dan
beban belaka. Manusia diperintah beribadah bukan untuk kemaslahatan
Allah SWT namun untuk kemaslahatan manusia itu sendiri. Sejatinya
amal ibadah yang kita tunaikan –baik yang wajib atau yang sunnah-
tidak akan mampu menambah singgasana Allah, begitu pula sebaliknya,
jika kita semua tidak mau tunduk dan tidak mau beribadah kepada Allah
SWT tidak akan mampu mengurangi apalagi menjatuhkan singgasana
Allah SWT.
Sebagaimana dalam hadits Qudsi yang diriwayatkan oleh Imam Muslim
dari Abu Dzar Al-Ghifari, bahwa Nabi saw bersabda, Allah SWT
berfirman:
‫ا‬‫ي‬ّ‫ي‬ِ‫د‬‫ا‬‫ب‬ِ‫ع‬ّّ‫ح‬‫و‬‫ل‬ّّ
َ
‫ن‬‫أ‬ّّ‫ح‬‫م‬
ُ
‫ك‬‫ل‬َ‫و‬‫أ‬ّّ‫ح‬‫م‬
ُ
‫ك‬‫ر‬ِ‫آخ‬‫و‬ّ ,ّ‫ح‬‫م‬
ُ
‫ك‬‫س‬
‫ح‬
‫ن‬ِ‫إ‬‫و‬ّّ
‫ه‬
‫ن‬ِ‫ج‬‫و‬ّ‫ح‬‫م‬
ُ
‫ك‬ّ .‫وا‬
ُ
‫ن‬‫َك‬ّّ‫َع‬ّ
ّ‫ق‬
‫ح‬
‫ت‬‫أ‬ِّّ‫ب‬
‫ح‬
‫ل‬‫ق‬ّّ‫ل‬ُ‫ج‬‫ر‬ّّ‫د‬ِ‫اح‬‫و‬ّّ‫ح‬‫م‬
ُ
‫ك‬
‫ح‬
‫ن‬ِ‫م‬ّ .‫ا‬‫م‬ّّ‫اد‬‫ز‬ّّ‫ك‬ِ‫ل‬‫ذ‬ّّ ِ‫ف‬ّّ ِ‫ك‬
‫ح‬
‫ل‬ُ‫م‬ّّ
ً
‫ئا‬
‫ح‬
‫ي‬‫ش‬.‫ا‬‫ي‬ّ
‫ي‬ِ‫د‬‫ا‬‫ب‬ِ‫ع‬ّّ‫ح‬‫و‬‫ل‬ّّ
َ
‫ن‬‫أ‬ّّ‫ح‬‫م‬
ُ
‫ك‬‫ل‬َ‫و‬‫أ‬ّّ‫ح‬‫م‬
ُ
‫ك‬‫ر‬ِ‫آخ‬‫و‬ّ.ّ‫و‬ّ‫ح‬‫م‬
ُ
‫ك‬‫س‬
‫ح‬
‫ن‬ِ‫إ‬ّّ
‫ه‬
‫ن‬ِ‫ج‬‫و‬ّ‫ح‬‫م‬
ُ
‫ك‬ّ.‫وا‬
ُ
‫ن‬‫َك‬ّّ‫َع‬ِّّ‫ر‬‫ج‬
‫ح‬
‫ف‬‫أ‬ّ
ِّ‫ب‬
‫ح‬
‫ل‬‫ق‬ّّ‫ل‬ُ‫ج‬‫ر‬ّّ‫د‬ِ‫اح‬‫و‬ّ.‫ا‬‫م‬ّّ‫ص‬‫ق‬‫ن‬ّّ‫ك‬ِ‫ل‬‫ذ‬ّّ‫ح‬‫ن‬ِ‫م‬ّّ ِ‫ك‬
‫ح‬
‫ل‬ُ‫م‬ّّ
ً
‫ئا‬
‫ح‬
‫ي‬‫ش‬…ّ.‫ا‬‫ي‬ّ‫ي‬ِ‫د‬‫ا‬‫ب‬ِ‫ع‬ّ‫ا‬‫م‬
َ
‫ن‬ِ‫إ‬ّ
ّ ِ‫ه‬ّّ‫ح‬‫م‬
ُ
‫ك‬
ُ
‫ال‬‫م‬
‫ح‬
‫ع‬‫أ‬ّ‫ا‬‫يه‬ ِ‫ص‬
‫ح‬
‫ح‬
ُ
‫أ‬ّّ‫ح‬‫م‬
ُ
‫ك‬‫ل‬ّ.َّ‫م‬
ُ
‫ث‬ّّ
‫ه‬
‫ف‬‫و‬
ُ
‫أ‬ّ‫ح‬‫م‬
ُ
‫يك‬ّ‫ا‬‫اه‬َ‫ي‬ِ‫إ‬ّ.ّ‫ح‬‫ن‬‫م‬‫ف‬ّّ‫د‬‫ج‬‫و‬ّّ
ً
‫ا‬ ‫ح‬‫ْي‬‫خ‬ّ
ِّ‫د‬‫م‬
‫ح‬
‫ح‬‫ي‬
‫ح‬
‫ل‬‫ف‬ّّ
‫ه‬
‫الِل‬ّ.ّ‫ح‬‫ن‬‫م‬‫و‬ّّ‫د‬‫ج‬‫و‬ّّ‫غ‬ّ‫ح‬‫ْي‬ّّ‫ك‬ِ‫ل‬‫ذ‬ّّ‫ل‬‫ف‬ّّ‫ه‬‫ن‬‫وم‬
ُ
‫ل‬‫ي‬ّّ
‫ه‬
‫ل‬ِ‫إ‬ّّ
ُ
‫ه‬‫س‬
‫ح‬
‫ف‬‫ن‬
“Wahai hamba-Ku, sekiranya seluruh manusia dan jin dari awal hingga
akhir bertaqwa seperti ketakwaan orang yang paling bertaqwa di
antara kalian, maka semua itu tidak aka n menambah kerajaan-Ku
sedikit pun. Wahai hamba-Ku, sekiranya seluruh manusia dan jin dari
awal hingga akhir durhaka seperti durhakanya orang yang paling
durhaka di antara kalian, maka hal itu tidak akan mengurangi kerajaan-
Ku sedikit pun…. Wahai hamba-Ku, semua itu hanyalah amal kalian
yang Aku pelihara untuk kalian, kemudian Aku kembalikan kepada
kalian. Barangsiapa yang menerima balasan yang baik, maka hendaklah
ia memuji Allah, dan barangsiapa yang menerima selain itu, hendaklah
ia tidak menyalahkan selain dirinya sendiri.”
Allâhu Akbar, Allâhu Akbar, Allâhu Akbar Wa Lillâhil Hamd
Ma’âsyiral Muslimîn Rahimakumullâh
4
Jamaah shalat Idul Fitri yang dirahmati Allah SWT
Selain itu bulan Ramadhan merupakan sarana pendidikan dan
pembinaan yang luhur dan komprehensif; baik untuk
pembinaan ruhiyah (spiritual), jasadiyah (jasmani), ijtima’iyah
(sosial), khuluqiyah (akhlaq), hadloriyah (peradaban) serta
jihadiyah pada diri umat Islam.
Ibarat lembaga pendidikan, yang di dalamnya para pelajar digembleng,
dididik dan dibina secara ketat, sehingga kelak setelah keluar dari
lembaga tersebut menjadi pelajar mumpuni, berprestasi dan unggul
serta berdaya guna. Ketika mereka dididik dengan materi yang baik,
ditempa dengan pembinaan yang maksimal dan kurikulum yang jelas,
maka kelak mereka menjadi sosok yang bukan saja memberikan
maslahat untuk dirinya sendiri namun juga bermanfaat untuk keluarga,
lingkungan, masyarakat dan negaranya.
Begitu pula dengan bulan Ramadhan yang di dalamnya terdapat
kewajiban, sunnah tarawih, tilawatil Qur’an dan amaliyah lainnya,
merupakan sarana penempaan dan pendidikan yang memiliki kurikulum
langsung dari yang Maha Mulia, sehingga kelak ketika keluar dari
madrasah Ramadhan menjadi sosok (pribadi) Saleh dan muslih.
Seperti dalam pepatah Arab disebutkan
ُّ‫ح‬‫ل‬ َ‫الص‬ّّ‫ل‬‫ح‬‫ب‬‫ق‬ِّّ‫ح‬‫ل‬ ‫ح‬‫ص‬ِ‫اإل‬
Perbaiki diri sebelum perbaikan kepada yang lain
Atau menjadi pribadi
ُّ‫ح‬ِ‫ل‬‫ا‬ َ‫الص‬ّ‫ح‬ِ‫ل‬
‫ح‬
‫ص‬ُ‫م‬
‫ح‬
‫ال‬‫و‬
Baik secara individu dan sosial
Lahir sosok pribadi muslim yang mumpuni, yang memiliki syakhshiyah
islamiyyah mutakâmilah mutawâzinah (sosok pribadi Islami yang
komprehensif dan seimbang) tidak hanya berjiwa bersih, berbadan
sehat dan berakhlaq mulia, namun juga memberikan kebaikan kepada
dirinya dan perbaikan kepada lingkungan dan masyarakat sekitarnya.
Demikianlah cara Allah memerbaiki suatu negeri, bangsa atau kaum,
bukan Zat-Nya yang langsung mengubah negeri, bangsa atau kaum,
5
namun dengan cara memberikan sarana perbaikan jiwa-jiwa secara
personal terlebih dahulu. Allah berfirman:
ّ
َ
‫ن‬ِ‫إ‬ّّ
‫ه‬
‫الِل‬ّ‫ل‬ُّّ َ
ِ‫ْي‬‫غ‬
ُ
‫ي‬ّ‫ا‬‫م‬ّّ‫م‬‫ح‬‫و‬‫ق‬ِ‫ب‬ّّ َ‫ت‬‫ح‬ُّّ َ
ِ‫ْي‬‫غ‬
ُ
‫ي‬‫وا‬ّ‫ا‬‫م‬ّّ‫ح‬‫م‬ِ‫ه‬ ِ‫س‬
ُ
‫ف‬
‫ح‬
‫ن‬‫أ‬ِ‫ب‬
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum kecuali
kaum itu sendiri yang mengubah apa apa yang pada diri mereka.” (QS
Ar-Ra’d/13:11)
Bahwa untuk mencapai tingkat kualitas yang mulia (At-Taqwâ) tidaklah
semudah membalikkan telapak tangan, namun membutuhkan proses
yang harus ditempuh oleh setiap mukmin, selain harus melandasi
dengan keimanan, namun juga menempuh proses berat sehingga mampu
memberikan output yang baik dan mulia. Begitulah ketika Allah
menginginkan derajat taqwa yang akan diberikan kepada hamba-hamba-
Nya; landasannya iman, prosesnya ibadah puasa dan hasilnya taqwa.
Allah SWT berfirman:
‫ا‬‫ي‬ّ‫ا‬‫ه‬
َُ
‫ي‬‫أ‬ّّ‫ين‬ِ
َ
‫اَل‬ّ‫وا‬ُ‫ن‬‫آم‬ّّ‫ب‬ِ‫ت‬
ُ
‫ك‬ُّّ‫م‬
ُ
‫ك‬‫ح‬‫ي‬‫ل‬‫ع‬ُّّ‫ام‬‫ي‬ َ
ِ‫الص‬ّ‫ا‬‫م‬‫ك‬ّّ‫ب‬ِ‫ت‬
ُ
‫ك‬ّّ‫َع‬ّّ‫ين‬ِ
َ
‫اَل‬ّّ‫ح‬‫ن‬ِ‫م‬ّ
ّ‫ق‬ّ‫ح‬‫م‬
ُ
‫ك‬ِ‫ل‬‫ح‬‫ب‬ّّ‫ح‬‫م‬
ُ
‫ك‬
َ
‫ل‬‫ع‬‫ل‬ّّ‫ون‬
ُ
‫ق‬
َ
‫ت‬‫ت‬
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa
sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu
bertaqwa.” (QS Al-Baqarah/2:183)
Allâhu Akbar, Allâhu Akbar, Allâhu Akbar Wa Lillâhil Hamd
Ma’âsyiral Muslimîn Rahimakumullâh
Jamaah shalat Idul Fitri yang dirahmati Allah SWT
Kesalehan Pribadi
Hingga saat ini, kita belum sadar pada dasarnya kita masih berjalan
pincang dengan ketakwaan dan kesalehan kita. Di satu sisi kita memiliki
kesalehan personal yang tinggi pada Allah SWT sementara di sisi lain
hak-hak sosial dalam diri kita masih sering kita acuhkan. Atau
sebaliknya, kesalehan sosial berada pada prioritas tertinggi dalam
kewajiban kita, sementara penyembahan terhadap Yang Maha Agung
tidak kita laksanakan.
6
Padahal agama, pada dasarnya, diwahyukan untuk memberikan
petunjuk dan sebagai way of life (pedoman hidup) bagi manusia.
Petunjuk tersebut tidak berlaku hanya untuk diri sendiri dalam konteks
kesalehan personal, akan tetapi sebaliknya berlaku secara makro pada
tataran kesalehan sosial dan personal. Jika kita tilik secara bijak antara
kesalehan personal dengan kesalehan sosial, keduanya berjalan linier
dan saling menyatu membentuk kehidupan yang seimbang bagi
hubungan manusia baik secara vertikal maupun horisontal.
Contohnya adalah bahwa fakta sosial yang sering terjadi di lingkungan
kita. Di antara kita banyak sekali yang telah menunaikan ibadah haji
lebih dari satu kali karena memiliki kemampuan ekonomi yang lebih,
akan tetapi ironinya kita masih belum memiliki kepekaan sosial yang
tinggi. Padahal, ibadah haji dan ibadah mahdhah lainnya pada dasarnya
menjunjung tinggi kesadaran dan empati sosial. Seperti
muamalat (hubungan sosial), munakahat (hukum keluarga), jinayat
(pidana), qadha (peradilan), dan imamah atau siyasah (politik).
Prinsip-prinsip beragama pada dasarnya mengarahkan pandangan pada
kesalehan sosial dalam arti yang luas. Contoh sederhana yang dapat kita
perhatikan adalah, ajaran Islam sangat menganjurkan untuk
melaksanakan shalat berjamaah dibandingkan dengan shalat sendirian,
1 berbanding 27. Mengapa hal itu bisa terjadi? Dengan shalat berjamaah
akan terbangun hubungan sosial yang harmonis, terciptanya solidaritas
yang kuat, empati satu sama lain dan aspek-aspek sosial lainnya.
Ibadah puasa, juga mengajarkan kepada kita untuk memiliki sikap
tenggang rasa, peduli, dan solidaritas tinggi yang merupakan tatanan
dari kehidupan sosial bukan kesalehan pribadi belaka.
Sebaliknya agama objektif lebih bermakna akhlakul karimah, yakni
kontekstualisasi sikap dan perilaku kita pada tataran sosial dengan
menyandarkan perilaku tersebut pada ajaran agama, salah satu
contohnya adalah kejujuran. Tidak ada satu pun agama di dunia ini yang
mengajarkan pemeluknya untuk memiliki sikap tidak jujur. Ini
merupakan bukti kontekstualisasi ajaran agama pada aspek perilaku
manusia.
Agama subjektif dan objektif sama halnya dengan konsep iman dan
amal. Iman bersifat personal tetapi amal merupakan aplikasi iman
dalam kehidupan sosial. Iman menjadi landasan perilaku baik dalam
konteks hubungan vertikal (hablum minallah) maupun hubungan
horisontal (hablum minannas wa hablum minal ’alam). Sementara yang
dimaksud dengan agama simbolik adalah agama nisbi yang hadir karena
tuntutan dari agama subjektif dan objektif. Diibaratkan jika agama
7
subjektif dan objektif adalah ruh dan jiwa, maka agama simbolik adalah
raganya
Kelihatannya terlalu idealis untuk menyeimbangkan antara kesalehan
personal dan sosial. Akan tetapi kelihatannya tidak bijak jika kita tidak
mencobanya dan menerapkannya dalam kehidupan manusia. Agama
akan menjadi kering dengan hanya menitikberatkan pada pemahaman
yang bersifat personal tanpa menghadirkan nilai-nilai sosial di
dalamnya. Karena pada dasarnya agama memiliki peranan yang sangat
vital dalam membina umat manusia. Agama tidak sekedar memiliki
fungsi sebagai aturan kehidupan bagi manusia, sebaliknya agama
memegang peranan yang bersifat universal.
Allâhu Akbar, Allâhu Akbar, Allâhu Akbar Wa Lillâhil Hamd
Ma’âsyiral Muslimîn Rahimakumullâh
Jamaah shalat Idul Fitri yang dirahmati Allah SWT
Ciri Berkepribadian Saleh Adalah Kejujuran
Ibadah puasa identik dengan pelatihan diri untuk bersikap jujur, karena
puasa bukanlah ibadah raga namun ia merupakan ibadah hati, hanya
mukmin yang puasa dan Allah sajalah yang tahu bahwa dirinya sedang
puasa.
Kejujuran adalah tanda bukti keimanan. Orang mukmin pasti jujur.
Kalau tidak jujur, keimanannya sedang terserang penyakit kemunafikan.
Pernah seorang sahabat bertanya kepada Rasulullah SAW: “Apakah
mungkin seorang mukmin itu kikir?” Rasulullah SAW menjawab:
“Mungkin saja.” Sahabat bertanya lagi: “Apakah mungkin seorang
mukmin bersifat pengecut?” Rasul menjawab: “Mungkin saja.” Sahabat
bertanya lagi, “Apakah mungkin seorang mukmin berdusta?” Rasulullah
menjawab: “Tidak.” (Imam Malik dalam kitab al-Muwaththa’)
Dalam hadits lainnya Rasulullah saw bersabda:
ّ‫ح‬‫م‬
ُ
‫ك‬‫ح‬‫ي‬‫ل‬‫ع‬ِّّ‫ق‬
‫ح‬
‫د‬ ‫ه‬‫الص‬ِ‫ب‬ّّ
‫ه‬
‫ن‬ِ‫إ‬‫ف‬ّّ‫ق‬
‫ح‬
‫د‬ ‫ه‬‫الص‬ّ‫ى‬ِ‫د‬
‫ح‬
‫ه‬‫ي‬ّّ‫ل‬ِ‫إ‬ّّ‫ه‬
ِ‫ِب‬
‫ح‬
‫ال‬ّّ
‫ه‬
‫ن‬ِ‫إ‬‫و‬ّّ‫ه‬
ِ‫ِب‬
‫ح‬
‫ال‬ّ‫ى‬ِ‫د‬
‫ح‬
‫ه‬‫ي‬ّّ‫ل‬ِ‫إ‬ّ
ِّ‫ة‬
‫ه‬
‫ن‬
‫ح‬
‫اْل‬
“Kamu sekalian wajib jujur karena kejujuran akan membawa kepada
kebaikan dan kebaikan akan membawa kepada surga.” (HR Muslim dari
Abdullah bin Mas’ud))
8
Kejujuranlah yang menjadikan Ka’b bin Malik mendapat ampunan
langsung dari langit sebagaimana Allah jelaskan dalam surah at-Taubah
dan akhirnya kita pun diperintah oleh Allah untuk mengikuti jejak
mereka.
‫ا‬‫ي‬ّ‫ا‬‫ه‬
َُ
‫ي‬‫أ‬ّّ‫ين‬ِ
َ
‫اَل‬ّ‫وا‬ُ‫ن‬‫آم‬ّ‫وا‬
ُ
‫ق‬
َ
‫ات‬ّّ
‫ه‬
‫الِل‬ّ‫وا‬
ُ
‫ون‬
ُ
‫ك‬‫و‬ّّ‫ع‬‫م‬ّّ‫ي‬ِ‫ق‬ِ‫د‬‫ا‬ َ‫الص‬
Hai orang-orang yang beriman bertaqwalah kepada Allah, dan
hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar. (At-Taubah:119)
Kejujuranlah yang menyelamatkan bahtera kebahagiaan keluarga,
masyarakat dan negara dan kejujuran pulalah yang menyelamatkan
seorang Muslim dari siksa api neraka di kemudian hari.
Kejujuran adalah tiang agama, sendi akhlaq, dan pokok kemanusiaan
manusia. Tanpa kejujuran, agama tidak lengkap, akhlaq tidak
sempurna, dan seorang manusia tidak sempurna menjadi manusia. Di
sinilah urgensinya kejujuran bagi kehidupan.
Rasulullah saw pernah bersabda, “Tetap berpegang eratlah pada
kejujuran. Walau kamu seakan melihat kehancuran dalam berpegang
teguh pada kejujuran, tapi yakinlah bahwa di dalam kejujuran itu
terdapat keselamatan.” (HR Abu Dunya)
Ada tiga tingkatan kejujuran:
1. Kejujuran dalam ucapan, yaitu kesesuaian ucapan dengan
realitas. (lihat ash-Shaff/61 : 2 dan al-Ahzab/33: 70).
2. Kejujuran dalam perbuatan, yaitu kesesuaian antara ucapan dan
perbuatan.
3. Kejujuran dalam niat, yaitu kejujuran tingkat tinggi di mana
ucapan dan perbuatan semuanya hanya untuk Allah SWT.
Seorang mukmin tidak cukup hanya jujur dalam ucapan dan perbuatan,
tapi harus jujur dalam niat sehingga semua ucapannya, perbuatannya,
kebijakannya, dan keputusannya harus didasarkan atas tujuan mencari
mardhâtillâh.
Kejujuran inilah yang mendorong Umar bin Khattab memiliki tanggung
jawab luar biasa dalam memerintah khilafah Islamiyah sehingga pernah
berkata: “Seandainya ada seekor keledai terperosok di Baghdad
(padahal beliau berada di Madinah), pasti Umar akan ditanya kelak:
“Mengapa tidak kau ratakan jalan untuknya?”
9
Bangsa yang tak henti-hentinya diterpa musibah dan krisis sangat
membutuhkan manusia-manusia jujur, baik dalam ucapan, perbuatan,
maupun niat.
Sungguh bangsa Indonesia, umat Islam secara khusus sangat
membutuhkan pribadi-pribadi yang jujur, baik sebagai rakyat maupun
pemimpin, seorang pegawai maupun direktur, pedagang maupun
pembeli, suami dan isteri, ayah dan anak, keluarga, lingkungan dan
dalam berbagai lini kehidupan lainnya.
Bahwa dengan kejujuranlah, hidup suatu bangsa akan menjadi
tenteram, nyaman dan sejahtera, bahkan akan kokoh dan tegak berdiri
sehingga jauh dari tipu daya dan curang, karena itulah Rasulullah saw
mengingatkan: “Kamu sekalian wajib jujur karena kejujuran akan
membawa kepada kebaikan dan kebaikan akan membawa kepada
surga.” (HR Muslim dari Abdullah bin Mas’ud)
Seorang pemimpin suatu negeri tentunya sangat dibutuhkan sikap
kejujuran diri, sehingga dengan demikian dapat memberikan keadilan,
kenyamanan dan ketenteraman hidup rakyatnya. Dan kejujuran
bukanlah sekedar ucapan pemanis lidah, hanya sebuah keluhan belaka,
dengan mengatakan di hadapan orang banyak “jujur saya katakan”,
namun ia merupakan praktik nyata yang betul-betul kelihatan sehingga
dapat dirasakan oleh orang lainnya.
Pejabat yang jujur, adalah dambaan umat, sehingga dengannya dapat
memberikan kemaslahatan besar untuk rakyatnya, sekalipun dirundung
masalah jujurlah, berikan keterangan sebenarnya, jangan
disembunyikan.
Hakim yang jujur, adalah harapan semua pihak, sehingga dengan dapat
mengeluarkan hokum yang adil, tidak memihak kepada yang kuat atau
punya uang. Bahkan nabi saw dengan keras bahwa hakim ada tiga; dua
di neraka dan satu di surga.
Kita pun sebagai rakyat harus jujur, terutama dalam memilih seorang
pemimpin masih banyak yang mudah dibuai oleh rayuan kata-kata dan
harta yang sedikit, memilih pemimpin yang tidak kepribadiannya.
Akhirnya marilah kita mengaca diri, bahwa kita semua memerlukan
pembenahan secara personal dan sosial, dan marilah kita jadikan bulan
Ramadhan yang telah kita lalui sebagai titik awal perbaikan diri menuju
kesalehan diri dan sosial, membangun kehidupan yang baik menuju
kesalehan sosial sehingga berbuah pada “baldatun tayyibatun wa
rabbun ghafûr” (negeri yang makmur, dan dinaungi ampunan Allah
SWT)
10
Allâhu Akbar, Allâhu Akbar, Allâhu Akbar Wa Lillâhil Hamd
Ma’âsyiral Muslimîn Rahimakumullâh
Jamaah shalat Idul Fitri yang dirahmati Allah SWT
Marilah bersama-sama kita tengadahkan kedua tangan kita setinggi-
tingginya, hadir jiwa dan raga kita kepada Allah, heningkan ruh dan
pikiran kepada Maha Mulia, memohon kepada Allah dengan penuh
keikhlasan. Semoga kita semua yang hadir di sini dan umat Islam
lainnya, senantiasa dinaungi rahmat dan maghfirah Allah.
Ya Allah, hari ini kami hadir di sini memenuhi panggilan-Mu
menunaikan shalat sunnah, setelah selama sebulan penuh kami
menunaikan kewajiban dan amaliyah di bulan Ramadhan
Ya Allah, masih banyak kewajiban dan ibadah yang belum kami
tunaikan, oleh karena itu, kami memohon ampunan-Mu dan rahmat-Mu.
Ya Allah, jadikanlah ibadah puasa kami sebagai sarana penghapus dosa
dan kesalahan kami, jadikanlah ia sebagai sarana perbaikan diri kami,
keluarga dan umat kami
Berikanlah kekuatan kepada kami untuk senantiasa berbuat baik,
bersikap jujur dalam berbagai kehidupan kami.
Anugerahkanlah kepada kami, jiwa-jiwa yang jujur; pemimpin yang
jujur, pejabat yang jujur, suami yang jujur, isteri yang jujur, anak
yang jujur, guru yang jujur, siswa yang jujur, pedagang yang jujur dan
pembeli jujur.
Ya Allah, terimalah ibadah kami, shalat kami, ruku’ dan sujud kami,
puasa kami dan doa-doa kami.
Jambidan, Pleret, Bantul, Rabu - 1 Syawwal 1437 H./6 Juli 2016 M.

More Related Content

What's hot

10 cara menyambut ramadhan
10 cara menyambut ramadhan10 cara menyambut ramadhan
10 cara menyambut ramadhan
asnin_syafiuddin
 
Uqdatul kubro
Uqdatul kubroUqdatul kubro
Uqdatul kubro
el-hafiy
 
Marhalah dakwah rasul
Marhalah dakwah rasulMarhalah dakwah rasul
Marhalah dakwah rasul
el-hafiy
 
Ulumul hadits
Ulumul haditsUlumul hadits
Ulumul hadits
Moh Yakub
 
Rijal al hadits makalah - Ulumul Hadits
Rijal al hadits makalah - Ulumul HaditsRijal al hadits makalah - Ulumul Hadits
Rijal al hadits makalah - Ulumul Hadits
ade orreo
 
HUBUNGAN TASAUF DENGAN TAREKAT DAN HUBUNGAN TASAWUF DENGAN SYARI'AT
HUBUNGAN TASAUF DENGAN TAREKAT DAN HUBUNGAN TASAWUF DENGAN SYARI'ATHUBUNGAN TASAUF DENGAN TAREKAT DAN HUBUNGAN TASAWUF DENGAN SYARI'AT
HUBUNGAN TASAUF DENGAN TAREKAT DAN HUBUNGAN TASAWUF DENGAN SYARI'AT
Mutiara permatasari
 
M12 Mengenal Hizbut Tahrir
M12 Mengenal Hizbut TahrirM12 Mengenal Hizbut Tahrir
M12 Mengenal Hizbut Tahrir
cucur
 

What's hot (20)

10 cara menyambut ramadhan
10 cara menyambut ramadhan10 cara menyambut ramadhan
10 cara menyambut ramadhan
 
Islam Jalan Hidup Sempurna
Islam Jalan Hidup SempurnaIslam Jalan Hidup Sempurna
Islam Jalan Hidup Sempurna
 
Marhaban Ya Ramadhan
Marhaban Ya RamadhanMarhaban Ya Ramadhan
Marhaban Ya Ramadhan
 
"Ihsanul Amal"
"Ihsanul Amal""Ihsanul Amal"
"Ihsanul Amal"
 
Kewajiban Dakwah
Kewajiban DakwahKewajiban Dakwah
Kewajiban Dakwah
 
Dakwah Khilafah (Materi Dauroh)
Dakwah Khilafah (Materi Dauroh)Dakwah Khilafah (Materi Dauroh)
Dakwah Khilafah (Materi Dauroh)
 
Makhorijul huruf
Makhorijul hurufMakhorijul huruf
Makhorijul huruf
 
Uqdatul kubro
Uqdatul kubroUqdatul kubro
Uqdatul kubro
 
Ringkasan takattul hizb
Ringkasan takattul hizbRingkasan takattul hizb
Ringkasan takattul hizb
 
Marhalah dakwah rasul
Marhalah dakwah rasulMarhalah dakwah rasul
Marhalah dakwah rasul
 
Materi Kajian Umum - Konsekuensi Iman
Materi Kajian Umum - Konsekuensi ImanMateri Kajian Umum - Konsekuensi Iman
Materi Kajian Umum - Konsekuensi Iman
 
Ulumul hadits
Ulumul haditsUlumul hadits
Ulumul hadits
 
Rijal al hadits makalah - Ulumul Hadits
Rijal al hadits makalah - Ulumul HaditsRijal al hadits makalah - Ulumul Hadits
Rijal al hadits makalah - Ulumul Hadits
 
Makhorijul Huruf dan Sifatul Huruf
Makhorijul Huruf dan Sifatul HurufMakhorijul Huruf dan Sifatul Huruf
Makhorijul Huruf dan Sifatul Huruf
 
Keterikatan terhadap hukum syara
Keterikatan terhadap hukum syara Keterikatan terhadap hukum syara
Keterikatan terhadap hukum syara
 
HUBUNGAN TASAUF DENGAN TAREKAT DAN HUBUNGAN TASAWUF DENGAN SYARI'AT
HUBUNGAN TASAUF DENGAN TAREKAT DAN HUBUNGAN TASAWUF DENGAN SYARI'ATHUBUNGAN TASAUF DENGAN TAREKAT DAN HUBUNGAN TASAWUF DENGAN SYARI'AT
HUBUNGAN TASAUF DENGAN TAREKAT DAN HUBUNGAN TASAWUF DENGAN SYARI'AT
 
M12 Mengenal Hizbut Tahrir
M12 Mengenal Hizbut TahrirM12 Mengenal Hizbut Tahrir
M12 Mengenal Hizbut Tahrir
 
Mabda Islam - Solusi Problematika Umat
Mabda Islam - Solusi Problematika UmatMabda Islam - Solusi Problematika Umat
Mabda Islam - Solusi Problematika Umat
 
Rezeki, Bekerja, dan Tawakal
Rezeki, Bekerja, dan TawakalRezeki, Bekerja, dan Tawakal
Rezeki, Bekerja, dan Tawakal
 
MATERI QUR'AN HADITS KELAS X MADRASAH ALIYAH
MATERI QUR'AN HADITS KELAS X MADRASAH ALIYAHMATERI QUR'AN HADITS KELAS X MADRASAH ALIYAH
MATERI QUR'AN HADITS KELAS X MADRASAH ALIYAH
 

Similar to Membangun kesalehan pribadi menuju kesalehan sosial

Akhiri puasa ramadhan dengan amal shaleh
Akhiri puasa ramadhan dengan amal shalehAkhiri puasa ramadhan dengan amal shaleh
Akhiri puasa ramadhan dengan amal shaleh
Munawar Saiman
 
Khutbah jumat sunda
Khutbah jumat sundaKhutbah jumat sunda
Khutbah jumat sunda
Dani Al-Fath
 
kutbah jumat pada saat ini untuk membangun kita
kutbah jumat pada saat ini untuk membangun kitakutbah jumat pada saat ini untuk membangun kita
kutbah jumat pada saat ini untuk membangun kita
MANDIANGIN1
 
01 SYAWWAL 1443H (RUMI) RAMADHAN DIINGATI, IDULFITRI DISYUKURI.pdf
01 SYAWWAL 1443H (RUMI) RAMADHAN DIINGATI, IDULFITRI DISYUKURI.pdf01 SYAWWAL 1443H (RUMI) RAMADHAN DIINGATI, IDULFITRI DISYUKURI.pdf
01 SYAWWAL 1443H (RUMI) RAMADHAN DIINGATI, IDULFITRI DISYUKURI.pdf
HAZWABINSHARIFHASSAN
 

Similar to Membangun kesalehan pribadi menuju kesalehan sosial (20)

Akhiri puasa ramadhan dengan amal shaleh
Akhiri puasa ramadhan dengan amal shalehAkhiri puasa ramadhan dengan amal shaleh
Akhiri puasa ramadhan dengan amal shaleh
 
Rekonstruksi makna hijrah 2
Rekonstruksi makna hijrah 2Rekonstruksi makna hijrah 2
Rekonstruksi makna hijrah 2
 
Kesempurnaan iman
Kesempurnaan imanKesempurnaan iman
Kesempurnaan iman
 
Kesempurnaan iman
Kesempurnaan imanKesempurnaan iman
Kesempurnaan iman
 
Kesempurnaan iman
Kesempurnaan imanKesempurnaan iman
Kesempurnaan iman
 
Khutbah jumat sunda
Khutbah jumat sundaKhutbah jumat sunda
Khutbah jumat sunda
 
Makna dan Konsekuensi Syahadat
Makna dan Konsekuensi SyahadatMakna dan Konsekuensi Syahadat
Makna dan Konsekuensi Syahadat
 
Khutbah jumat pertama
Khutbah jumat pertamaKhutbah jumat pertama
Khutbah jumat pertama
 
Makna Syahdat.ppt
Makna Syahdat.pptMakna Syahdat.ppt
Makna Syahdat.ppt
 
kutbah jumat pada saat ini untuk membangun kita
kutbah jumat pada saat ini untuk membangun kitakutbah jumat pada saat ini untuk membangun kita
kutbah jumat pada saat ini untuk membangun kita
 
Menjaga diri dengan yang halal
Menjaga diri dengan yang halalMenjaga diri dengan yang halal
Menjaga diri dengan yang halal
 
keterkaitan ayat asmaul husna dengan hadis rasul dan dalam kehidupan sehari -...
keterkaitan ayat asmaul husna dengan hadis rasul dan dalam kehidupan sehari -...keterkaitan ayat asmaul husna dengan hadis rasul dan dalam kehidupan sehari -...
keterkaitan ayat asmaul husna dengan hadis rasul dan dalam kehidupan sehari -...
 
Aqidah-dan-Ibadah.ppt
Aqidah-dan-Ibadah.pptAqidah-dan-Ibadah.ppt
Aqidah-dan-Ibadah.ppt
 
Aqidah-dan-Ibadah pedoman hidup islami.ppt
Aqidah-dan-Ibadah pedoman hidup islami.pptAqidah-dan-Ibadah pedoman hidup islami.ppt
Aqidah-dan-Ibadah pedoman hidup islami.ppt
 
1. Agar Hidup Menjadi Berkah.docx
1. Agar Hidup Menjadi Berkah.docx1. Agar Hidup Menjadi Berkah.docx
1. Agar Hidup Menjadi Berkah.docx
 
Kelebihan 10 awal zulhijjah
Kelebihan 10 awal zulhijjahKelebihan 10 awal zulhijjah
Kelebihan 10 awal zulhijjah
 
Akhlak Mulia
Akhlak MuliaAkhlak Mulia
Akhlak Mulia
 
Enam Perilaku Utama Alumni Ramadhan
Enam Perilaku Utama Alumni RamadhanEnam Perilaku Utama Alumni Ramadhan
Enam Perilaku Utama Alumni Ramadhan
 
01 SYAWWAL 1443H (RUMI) RAMADHAN DIINGATI, IDULFITRI DISYUKURI.pdf
01 SYAWWAL 1443H (RUMI) RAMADHAN DIINGATI, IDULFITRI DISYUKURI.pdf01 SYAWWAL 1443H (RUMI) RAMADHAN DIINGATI, IDULFITRI DISYUKURI.pdf
01 SYAWWAL 1443H (RUMI) RAMADHAN DIINGATI, IDULFITRI DISYUKURI.pdf
 
Khutbah idul fitri 1434 h kobe jepang
Khutbah idul fitri 1434 h kobe jepangKhutbah idul fitri 1434 h kobe jepang
Khutbah idul fitri 1434 h kobe jepang
 

More from Muhsin Hariyanto

Memahami konsep dan implementasi at tamakkun
Memahami konsep dan implementasi at tamakkunMemahami konsep dan implementasi at tamakkun
Memahami konsep dan implementasi at tamakkun
Muhsin Hariyanto
 

More from Muhsin Hariyanto (20)

Fenomenologi transendental edmund husserl
Fenomenologi transendental edmund husserlFenomenologi transendental edmund husserl
Fenomenologi transendental edmund husserl
 
Al mukhbitun-01
Al mukhbitun-01Al mukhbitun-01
Al mukhbitun-01
 
Membuka pintu (yang) terkunci
Membuka pintu (yang) terkunciMembuka pintu (yang) terkunci
Membuka pintu (yang) terkunci
 
Tawakkal kepada allâh subhanahu wa ta’ala
Tawakkal kepada allâh subhanahu wa ta’alaTawakkal kepada allâh subhanahu wa ta’ala
Tawakkal kepada allâh subhanahu wa ta’ala
 
Puasa ‘asyura, puasa sunnah pada bulan muharram
Puasa ‘asyura, puasa sunnah pada bulan muharramPuasa ‘asyura, puasa sunnah pada bulan muharram
Puasa ‘asyura, puasa sunnah pada bulan muharram
 
Pesan moral dari kisah ashhabul kahfi.pdf (muhsin hariyanto)
Pesan moral dari kisah ashhabul kahfi.pdf (muhsin hariyanto)Pesan moral dari kisah ashhabul kahfi.pdf (muhsin hariyanto)
Pesan moral dari kisah ashhabul kahfi.pdf (muhsin hariyanto)
 
Jalan hidupku adalah menulis
Jalan hidupku adalah menulisJalan hidupku adalah menulis
Jalan hidupku adalah menulis
 
Meraih haji mabrur
Meraih haji mabrurMeraih haji mabrur
Meraih haji mabrur
 
Politik filantropi atau filantropi politik
Politik filantropi atau filantropi politikPolitik filantropi atau filantropi politik
Politik filantropi atau filantropi politik
 
Menimbang kembali peran dan tanggung jawab ulama
Menimbang kembali peran dan tanggung jawab ulamaMenimbang kembali peran dan tanggung jawab ulama
Menimbang kembali peran dan tanggung jawab ulama
 
Lailatul qadr, malam sejuta makna
Lailatul qadr, malam sejuta maknaLailatul qadr, malam sejuta makna
Lailatul qadr, malam sejuta makna
 
Belajar memberi maaf
Belajar memberi maafBelajar memberi maaf
Belajar memberi maaf
 
Kebahagiaan mana yang ingin anda raih
Kebahagiaan mana yang ingin anda raihKebahagiaan mana yang ingin anda raih
Kebahagiaan mana yang ingin anda raih
 
Istighfar dan taubat sebagai pintu rezeki
Istighfar dan taubat sebagai pintu rezekiIstighfar dan taubat sebagai pintu rezeki
Istighfar dan taubat sebagai pintu rezeki
 
Bermuhammadiyah
BermuhammadiyahBermuhammadiyah
Bermuhammadiyah
 
Tuntunan ibadah-ramadan-1434
Tuntunan ibadah-ramadan-1434Tuntunan ibadah-ramadan-1434
Tuntunan ibadah-ramadan-1434
 
Mimpi, apa maknanya
Mimpi, apa maknanyaMimpi, apa maknanya
Mimpi, apa maknanya
 
Strategi perjuangan muhammadiyah
Strategi perjuangan muhammadiyahStrategi perjuangan muhammadiyah
Strategi perjuangan muhammadiyah
 
Memahami konsep dan implementasi at tamakkun
Memahami konsep dan implementasi at tamakkunMemahami konsep dan implementasi at tamakkun
Memahami konsep dan implementasi at tamakkun
 
Hukum meminta jabatan
Hukum meminta jabatanHukum meminta jabatan
Hukum meminta jabatan
 

Recently uploaded (7)

Perintah Tuhan untuk Nabi Hosea Mengawini Perempuan Sundal
Perintah Tuhan untuk Nabi Hosea Mengawini Perempuan SundalPerintah Tuhan untuk Nabi Hosea Mengawini Perempuan Sundal
Perintah Tuhan untuk Nabi Hosea Mengawini Perempuan Sundal
 
KEL 1 HAKIKAT IBADAH dalam ajaran agama islam
KEL 1 HAKIKAT IBADAH dalam ajaran agama islamKEL 1 HAKIKAT IBADAH dalam ajaran agama islam
KEL 1 HAKIKAT IBADAH dalam ajaran agama islam
 
PPT puasa: menjekaskan tentang pengertian puasa dan hal hak yang berkaitan te...
PPT puasa: menjekaskan tentang pengertian puasa dan hal hak yang berkaitan te...PPT puasa: menjekaskan tentang pengertian puasa dan hal hak yang berkaitan te...
PPT puasa: menjekaskan tentang pengertian puasa dan hal hak yang berkaitan te...
 
APA YANG TERJADI SEKARANG NEW.pptx BULAN MEI 2024
APA YANG TERJADI SEKARANG NEW.pptx BULAN MEI 2024APA YANG TERJADI SEKARANG NEW.pptx BULAN MEI 2024
APA YANG TERJADI SEKARANG NEW.pptx BULAN MEI 2024
 
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 7
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 7Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 7
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 7
 
4 RAHSIA UMUR PANJANG BAGI ORANG KRISTEN.ppt
4 RAHSIA UMUR PANJANG BAGI ORANG KRISTEN.ppt4 RAHSIA UMUR PANJANG BAGI ORANG KRISTEN.ppt
4 RAHSIA UMUR PANJANG BAGI ORANG KRISTEN.ppt
 
SIAPAKAH KITA DI DALAM KRISTUS.pptx BULAN MEI
SIAPAKAH KITA DI DALAM KRISTUS.pptx BULAN MEISIAPAKAH KITA DI DALAM KRISTUS.pptx BULAN MEI
SIAPAKAH KITA DI DALAM KRISTUS.pptx BULAN MEI
 

Membangun kesalehan pribadi menuju kesalehan sosial

  • 1. 1 TEKS KHUTBAH ‘IDUL FITRI MEMBANGUN KESALEHAN PRIBADI MENUJU KESALEHAN SOSIAL ّ َ ‫ن‬ِ‫إ‬ّّ‫د‬‫ح‬‫م‬ ‫ح‬ ‫اْل‬ّّ ‫ه‬ ِ‫لِل‬ُّّ‫ه‬ُ‫د‬‫م‬ ‫ح‬ ‫َن‬ّّ ُ ‫ه‬ُ‫ن‬‫ح‬‫ي‬ِ‫ع‬‫ت‬‫ح‬‫س‬‫ن‬‫و‬ّّ‫ح‬‫ه‬ُ‫ر‬ِ‫ف‬ ‫ح‬ ‫غ‬‫ت‬‫ح‬‫س‬‫ن‬‫و‬ّّ ُ ‫وذ‬ُ‫ع‬‫ن‬‫و‬ِّّ‫لل‬‫ا‬ِ‫ب‬ّّ‫ح‬‫ن‬ِ‫م‬ِّّ‫ر‬‫ح‬‫و‬ُ ُ ‫ُش‬ّ ‫ا‬‫ن‬ ِ‫س‬ ُ ‫ف‬ ‫ح‬ ‫ن‬‫أ‬ّّ‫ح‬‫ن‬ِ‫م‬‫و‬ِّّ‫ات‬‫ئ‬ َ ِ‫ي‬‫س‬ّ،‫ا‬ ِ‫اِل‬‫م‬ ‫ح‬ ‫ع‬‫أ‬ّّ‫ح‬‫ن‬‫م‬ِّّ‫ه‬ِ‫د‬ ‫ح‬ ‫ه‬‫ي‬ُّّ‫الل‬ّّ‫ل‬‫ف‬ّّ َ ‫ل‬ ِ‫ض‬ُ‫م‬ُّّ‫ل‬ّّ‫ح‬‫ن‬‫م‬‫و‬ّ ّ ُ ‫ه‬ ‫ح‬ ‫ل‬ِ‫ل‬ ‫ح‬ ‫ض‬ُ‫ي‬ّّ‫ل‬‫ف‬ّّ‫ي‬ِ‫د‬‫ا‬‫ه‬ُّّ‫ل‬ّ.ُّ‫د‬‫ه‬ ‫ح‬ ‫ش‬‫أ‬‫و‬ّّ ‫ح‬ ‫ن‬‫أ‬ّّ‫ل‬ّّ‫ل‬ِ‫إ‬ّّ َ ‫ل‬ِ‫إ‬ُّّ‫الل‬ُّّ‫ه‬‫د‬ ‫ح‬ ‫ح‬‫و‬ّّ‫ل‬ّّ‫ك‬‫ح‬‫ي‬ِ‫ُش‬ُّّ‫ل‬ّ ُّ‫د‬‫ه‬ ‫ح‬ ‫ش‬‫أ‬‫و‬ّّ َ ‫ن‬‫أ‬ّ‫ا‬ ً ‫د‬َ‫م‬ ُ ‫ُم‬ُّّ‫ه‬ُ‫د‬‫ح‬‫ب‬‫ع‬ُّّ ُ ‫ل‬‫ح‬‫و‬ُ‫س‬‫ر‬‫و‬ّ .‫ا‬‫ي‬ّ‫ا‬‫ه‬ َُ ‫ي‬‫أ‬ّّ ُ‫اس‬َ‫اِل‬ّّ‫ح‬‫م‬ ُ ‫ك‬‫ح‬‫ي‬ ِ‫ص‬‫ح‬‫و‬ ُ ‫أ‬ّّ‫اي‬َ‫ي‬ِ‫إ‬‫و‬ّ ‫ى‬‫و‬ ‫ح‬ ‫ق‬‫ت‬ِ‫ب‬ِّّ‫لل‬‫ا‬ّّ ‫ح‬ ‫د‬‫ق‬‫ف‬ّّ‫از‬‫ف‬ّّ‫ن‬‫ح‬‫و‬ ُ ‫ق‬ َ ‫ت‬ُ‫م‬ ‫ح‬ ‫ال‬ّ.ّ‫ال‬‫ق‬ّّ‫ال‬‫ع‬‫ت‬ّ:‫ا‬‫ي‬ّّ‫ها‬َُ‫ي‬‫أ‬ّّ‫ن‬ ‫ح‬ ‫ي‬ِ َ ‫اَل‬ّ‫وا‬ُ‫ن‬‫ام‬‫ء‬ّ‫وا‬ ُ ‫ق‬ َ ‫ات‬ّ ّ‫الل‬َّّ‫ق‬‫ح‬ِّّ‫ه‬ِ‫ت‬‫ا‬‫ق‬ ُ ‫ت‬ّّ‫ل‬‫و‬َّّ‫ن‬ ُ ‫ت‬‫ح‬‫و‬ُ‫م‬‫ت‬ّّ َ ‫ل‬ِ‫إ‬ّّ‫ح‬‫م‬ُ‫نت‬‫أ‬‫و‬ّّ‫ن‬‫ح‬‫و‬ُ‫م‬ِ‫ل‬‫ح‬‫س‬ َُ‫م‬ّ‫ا‬‫ي‬ّ‫ا‬‫ه‬ َُ ‫ي‬‫أ‬ّّ‫ن‬ ‫ح‬ ‫ي‬ِ َ ‫اَل‬ّ‫وا‬ُ‫ن‬‫ام‬‫ء‬ّ ‫وا‬ ُ ‫ق‬ َ ‫ات‬ّّ‫الل‬ّ‫ا‬‫ح‬‫و‬ ُ ‫ل‬‫ح‬‫و‬ ُ ‫ق‬‫و‬ّّ ً ‫ل‬‫ح‬‫و‬‫ق‬ّ‫ا‬ ً ‫د‬‫ح‬‫ي‬ِ‫د‬‫س‬ّ.ّ‫ح‬‫ح‬ِ‫ل‬ ‫ح‬ ‫ص‬ُ‫ي‬ّّ‫ح‬‫م‬ ُ ‫ك‬‫ل‬ّّ‫ح‬‫م‬ ُ ‫ك‬‫ال‬‫م‬ ‫ح‬ ‫ع‬‫أ‬ّّ‫ح‬‫ر‬ِ‫ف‬ ‫ح‬ ‫غ‬‫ي‬‫و‬ّّ‫ح‬‫م‬ ُ ‫ك‬‫ل‬ّ ّ‫ح‬‫م‬ ُ ‫ك‬‫ب‬‫ح‬‫و‬ ُ ‫ن‬ ُ ‫ذ‬ّّ‫ح‬‫ن‬‫م‬‫و‬ِّّ‫ع‬ِ‫ط‬ُ‫ي‬ّّ‫الل‬ُّّ‫ل‬‫ح‬‫و‬ُ‫س‬‫ر‬‫و‬ّّ ‫ح‬ ‫د‬‫ق‬‫ف‬ّّ‫از‬‫ف‬ Allâhu Akbar, Allâhu Akbar, Allâhu Akbar Wa Lillâhil Hamd Segala puji bagi Allah SWT, yang telah menciptakan langit dan bumi serta makhluk yang ada di dalamnya.. Segala puji bagi Allah SWT yang telah menciptakan manusia sebaik-baik makhluk Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan petunjuk, hidayah dan rahmat kepada hamba-hamba yang dikehendaki-Nya Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kesehatan, kesempatan dan kekuatan kepada hamba-hamba yang dikehendaki hingga pada detik ini, di hari yang fitri dan mulia dapat berkumpul di tempat yang mulia ini. Sungguh hanya pujian dan rasa syukur yang tidak terhingga hanya untuk Allah semata, berkat rahmat dan kasih sayang-Nya lah kita dapat melewati hari-hari, malam-malam dan waktu-waktu yang utama.
  • 2. 2 Menunaikan amaliyah dan ibadah di bulan yang mulia, bahkan dengan penuh harap, kita dapat meraih malam Al-Qadar yang kemuliaannya sama dengan ibadah seribu bulan lamanya. Rasanya berat meninggalkan bulan Ramadhan, ingin rasanya kita terus berada di bulan nan indah dan penuh berkah ini, namun waktu tetaplah waktu yang pasti berlalu, kini saatnya kita dan seluruh umat Islam di seluruh dunia merayakan kemenangannya. Gema takbir, tahlil dan tahmid pun berkumandang di mana-mana, umat Islam di seluruh jagad raya ini, bersatu padu melantunkan irama membesarkan Allah, memuji dan mensucikan-Nya, sebagai ungkapan rasa syukur atas nikmat yang telah dianugerahkan. Mengungkapkan syukur atas hidayah dan inayah Allah yang begitu besar karena telah berhasil mengikuti rentetan ibadah pada bulan Ramadhan sebagai jaminan untuk mendapatkan ganjaran dan ampunan Allah SWT dan kembali kepada fitrah. Allâhumma lakalhamdu kamâ yanbaghî li jalâli wajhikal karîmi wa azhîmi sulthânik. Sesuai dengan perintah Allah SWT ‫وا‬ ُ ‫ل‬ِ‫م‬ ‫ح‬ ‫ك‬ُ ِ‫ِل‬‫و‬ّّ‫ة‬ َ ‫د‬ِ‫ع‬ ‫ح‬ ‫ال‬ّ‫وا‬ُ َ ِ‫ِب‬‫ك‬ُ ِ‫ِل‬‫و‬ّّ ‫ه‬ ‫الِل‬ّّ‫َع‬ّ‫ا‬‫م‬ّّ‫ح‬‫م‬ ُ ‫اك‬‫د‬‫ه‬ّّ‫ح‬‫م‬ ُ ‫ك‬ َ ‫ل‬‫ع‬‫ل‬‫و‬ّّ‫ون‬ُ‫ر‬ ُ ‫ك‬ ‫ح‬ ‫ش‬‫ت‬ “Dan hendaklah kalian sempurnakan bilangannya, mengagungkan Allah SWT atas petunjuk Allah dan hidayah-Nya agar setelah itu kalian menjadi orang yang bersyukur.” (QS Al-Baqarah/2:185) Inilah saatnya kita ungkapkan rasa syukur yang mendalam kepada Allah; syukur qalbi dengan mengakui nikmat-nikmat Allah, syukur qauli dengan melantunkan tahmid, tasbih dan takbir kepada Allah, serta syukur amali dengan menjadikan segala nikmatnya sebagai sarana mendekatkan diri kepada-Nya, menunaikan segala perintah-Nya dan menjauhi larangan- larangan-Nya, sehingga kelak dengan syukur tersebut Allah berkenan menambah dan menambah terus nikmat-Nya kepada kita dan menjadikan kita menjadi orang yang bertaqwa. Allâhu Akbar, Allâhu Akbar, Allâhu Akbar Wa Lillâhil Hamd Ma’âsyiral Muslimîn Rahimakumullâh Jamaah shalat ‘Idul Fitri yang dirahmati Allah SWT Ramadhan boleh saja berlalu namun kesan dan pesannya harus tetap melekat dalam relung hati, nafas, gerak dan hidup setiap muslim. Bahwa Allah SWT tidak semata menjadikan Ramadhan sebagai bulan
  • 3. 3 yang di dalamnya ada kewajiban puasa, shalat sunnah tarawih dan ibadah-ibadahnya lainnya. Namun juga ingin memberikan pelajaran berharga kepada hamba-hamba-Nya akan perasaan bahwa mereka sangat memerlukan dan membutuhkan ibadah, bukan sekadar taklif dan beban belaka. Manusia diperintah beribadah bukan untuk kemaslahatan Allah SWT namun untuk kemaslahatan manusia itu sendiri. Sejatinya amal ibadah yang kita tunaikan –baik yang wajib atau yang sunnah- tidak akan mampu menambah singgasana Allah, begitu pula sebaliknya, jika kita semua tidak mau tunduk dan tidak mau beribadah kepada Allah SWT tidak akan mampu mengurangi apalagi menjatuhkan singgasana Allah SWT. Sebagaimana dalam hadits Qudsi yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Abu Dzar Al-Ghifari, bahwa Nabi saw bersabda, Allah SWT berfirman: ‫ا‬‫ي‬ّ‫ي‬ِ‫د‬‫ا‬‫ب‬ِ‫ع‬ّّ‫ح‬‫و‬‫ل‬ّّ َ ‫ن‬‫أ‬ّّ‫ح‬‫م‬ ُ ‫ك‬‫ل‬َ‫و‬‫أ‬ّّ‫ح‬‫م‬ ُ ‫ك‬‫ر‬ِ‫آخ‬‫و‬ّ ,ّ‫ح‬‫م‬ ُ ‫ك‬‫س‬ ‫ح‬ ‫ن‬ِ‫إ‬‫و‬ّّ ‫ه‬ ‫ن‬ِ‫ج‬‫و‬ّ‫ح‬‫م‬ ُ ‫ك‬ّ .‫وا‬ ُ ‫ن‬‫َك‬ّّ‫َع‬ّ ّ‫ق‬ ‫ح‬ ‫ت‬‫أ‬ِّّ‫ب‬ ‫ح‬ ‫ل‬‫ق‬ّّ‫ل‬ُ‫ج‬‫ر‬ّّ‫د‬ِ‫اح‬‫و‬ّّ‫ح‬‫م‬ ُ ‫ك‬ ‫ح‬ ‫ن‬ِ‫م‬ّ .‫ا‬‫م‬ّّ‫اد‬‫ز‬ّّ‫ك‬ِ‫ل‬‫ذ‬ّّ ِ‫ف‬ّّ ِ‫ك‬ ‫ح‬ ‫ل‬ُ‫م‬ّّ ً ‫ئا‬ ‫ح‬ ‫ي‬‫ش‬.‫ا‬‫ي‬ّ ‫ي‬ِ‫د‬‫ا‬‫ب‬ِ‫ع‬ّّ‫ح‬‫و‬‫ل‬ّّ َ ‫ن‬‫أ‬ّّ‫ح‬‫م‬ ُ ‫ك‬‫ل‬َ‫و‬‫أ‬ّّ‫ح‬‫م‬ ُ ‫ك‬‫ر‬ِ‫آخ‬‫و‬ّ.ّ‫و‬ّ‫ح‬‫م‬ ُ ‫ك‬‫س‬ ‫ح‬ ‫ن‬ِ‫إ‬ّّ ‫ه‬ ‫ن‬ِ‫ج‬‫و‬ّ‫ح‬‫م‬ ُ ‫ك‬ّ.‫وا‬ ُ ‫ن‬‫َك‬ّّ‫َع‬ِّّ‫ر‬‫ج‬ ‫ح‬ ‫ف‬‫أ‬ّ ِّ‫ب‬ ‫ح‬ ‫ل‬‫ق‬ّّ‫ل‬ُ‫ج‬‫ر‬ّّ‫د‬ِ‫اح‬‫و‬ّ.‫ا‬‫م‬ّّ‫ص‬‫ق‬‫ن‬ّّ‫ك‬ِ‫ل‬‫ذ‬ّّ‫ح‬‫ن‬ِ‫م‬ّّ ِ‫ك‬ ‫ح‬ ‫ل‬ُ‫م‬ّّ ً ‫ئا‬ ‫ح‬ ‫ي‬‫ش‬…ّ.‫ا‬‫ي‬ّ‫ي‬ِ‫د‬‫ا‬‫ب‬ِ‫ع‬ّ‫ا‬‫م‬ َ ‫ن‬ِ‫إ‬ّ ّ ِ‫ه‬ّّ‫ح‬‫م‬ ُ ‫ك‬ ُ ‫ال‬‫م‬ ‫ح‬ ‫ع‬‫أ‬ّ‫ا‬‫يه‬ ِ‫ص‬ ‫ح‬ ‫ح‬ ُ ‫أ‬ّّ‫ح‬‫م‬ ُ ‫ك‬‫ل‬ّ.َّ‫م‬ ُ ‫ث‬ّّ ‫ه‬ ‫ف‬‫و‬ ُ ‫أ‬ّ‫ح‬‫م‬ ُ ‫يك‬ّ‫ا‬‫اه‬َ‫ي‬ِ‫إ‬ّ.ّ‫ح‬‫ن‬‫م‬‫ف‬ّّ‫د‬‫ج‬‫و‬ّّ ً ‫ا‬ ‫ح‬‫ْي‬‫خ‬ّ ِّ‫د‬‫م‬ ‫ح‬ ‫ح‬‫ي‬ ‫ح‬ ‫ل‬‫ف‬ّّ ‫ه‬ ‫الِل‬ّ.ّ‫ح‬‫ن‬‫م‬‫و‬ّّ‫د‬‫ج‬‫و‬ّّ‫غ‬ّ‫ح‬‫ْي‬ّّ‫ك‬ِ‫ل‬‫ذ‬ّّ‫ل‬‫ف‬ّّ‫ه‬‫ن‬‫وم‬ ُ ‫ل‬‫ي‬ّّ ‫ه‬ ‫ل‬ِ‫إ‬ّّ ُ ‫ه‬‫س‬ ‫ح‬ ‫ف‬‫ن‬ “Wahai hamba-Ku, sekiranya seluruh manusia dan jin dari awal hingga akhir bertaqwa seperti ketakwaan orang yang paling bertaqwa di antara kalian, maka semua itu tidak aka n menambah kerajaan-Ku sedikit pun. Wahai hamba-Ku, sekiranya seluruh manusia dan jin dari awal hingga akhir durhaka seperti durhakanya orang yang paling durhaka di antara kalian, maka hal itu tidak akan mengurangi kerajaan- Ku sedikit pun…. Wahai hamba-Ku, semua itu hanyalah amal kalian yang Aku pelihara untuk kalian, kemudian Aku kembalikan kepada kalian. Barangsiapa yang menerima balasan yang baik, maka hendaklah ia memuji Allah, dan barangsiapa yang menerima selain itu, hendaklah ia tidak menyalahkan selain dirinya sendiri.” Allâhu Akbar, Allâhu Akbar, Allâhu Akbar Wa Lillâhil Hamd Ma’âsyiral Muslimîn Rahimakumullâh
  • 4. 4 Jamaah shalat Idul Fitri yang dirahmati Allah SWT Selain itu bulan Ramadhan merupakan sarana pendidikan dan pembinaan yang luhur dan komprehensif; baik untuk pembinaan ruhiyah (spiritual), jasadiyah (jasmani), ijtima’iyah (sosial), khuluqiyah (akhlaq), hadloriyah (peradaban) serta jihadiyah pada diri umat Islam. Ibarat lembaga pendidikan, yang di dalamnya para pelajar digembleng, dididik dan dibina secara ketat, sehingga kelak setelah keluar dari lembaga tersebut menjadi pelajar mumpuni, berprestasi dan unggul serta berdaya guna. Ketika mereka dididik dengan materi yang baik, ditempa dengan pembinaan yang maksimal dan kurikulum yang jelas, maka kelak mereka menjadi sosok yang bukan saja memberikan maslahat untuk dirinya sendiri namun juga bermanfaat untuk keluarga, lingkungan, masyarakat dan negaranya. Begitu pula dengan bulan Ramadhan yang di dalamnya terdapat kewajiban, sunnah tarawih, tilawatil Qur’an dan amaliyah lainnya, merupakan sarana penempaan dan pendidikan yang memiliki kurikulum langsung dari yang Maha Mulia, sehingga kelak ketika keluar dari madrasah Ramadhan menjadi sosok (pribadi) Saleh dan muslih. Seperti dalam pepatah Arab disebutkan ُّ‫ح‬‫ل‬ َ‫الص‬ّّ‫ل‬‫ح‬‫ب‬‫ق‬ِّّ‫ح‬‫ل‬ ‫ح‬‫ص‬ِ‫اإل‬ Perbaiki diri sebelum perbaikan kepada yang lain Atau menjadi pribadi ُّ‫ح‬ِ‫ل‬‫ا‬ َ‫الص‬ّ‫ح‬ِ‫ل‬ ‫ح‬ ‫ص‬ُ‫م‬ ‫ح‬ ‫ال‬‫و‬ Baik secara individu dan sosial Lahir sosok pribadi muslim yang mumpuni, yang memiliki syakhshiyah islamiyyah mutakâmilah mutawâzinah (sosok pribadi Islami yang komprehensif dan seimbang) tidak hanya berjiwa bersih, berbadan sehat dan berakhlaq mulia, namun juga memberikan kebaikan kepada dirinya dan perbaikan kepada lingkungan dan masyarakat sekitarnya. Demikianlah cara Allah memerbaiki suatu negeri, bangsa atau kaum, bukan Zat-Nya yang langsung mengubah negeri, bangsa atau kaum,
  • 5. 5 namun dengan cara memberikan sarana perbaikan jiwa-jiwa secara personal terlebih dahulu. Allah berfirman: ّ َ ‫ن‬ِ‫إ‬ّّ ‫ه‬ ‫الِل‬ّ‫ل‬ُّّ َ ِ‫ْي‬‫غ‬ ُ ‫ي‬ّ‫ا‬‫م‬ّّ‫م‬‫ح‬‫و‬‫ق‬ِ‫ب‬ّّ َ‫ت‬‫ح‬ُّّ َ ِ‫ْي‬‫غ‬ ُ ‫ي‬‫وا‬ّ‫ا‬‫م‬ّّ‫ح‬‫م‬ِ‫ه‬ ِ‫س‬ ُ ‫ف‬ ‫ح‬ ‫ن‬‫أ‬ِ‫ب‬ “Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang mengubah apa apa yang pada diri mereka.” (QS Ar-Ra’d/13:11) Bahwa untuk mencapai tingkat kualitas yang mulia (At-Taqwâ) tidaklah semudah membalikkan telapak tangan, namun membutuhkan proses yang harus ditempuh oleh setiap mukmin, selain harus melandasi dengan keimanan, namun juga menempuh proses berat sehingga mampu memberikan output yang baik dan mulia. Begitulah ketika Allah menginginkan derajat taqwa yang akan diberikan kepada hamba-hamba- Nya; landasannya iman, prosesnya ibadah puasa dan hasilnya taqwa. Allah SWT berfirman: ‫ا‬‫ي‬ّ‫ا‬‫ه‬ َُ ‫ي‬‫أ‬ّّ‫ين‬ِ َ ‫اَل‬ّ‫وا‬ُ‫ن‬‫آم‬ّّ‫ب‬ِ‫ت‬ ُ ‫ك‬ُّّ‫م‬ ُ ‫ك‬‫ح‬‫ي‬‫ل‬‫ع‬ُّّ‫ام‬‫ي‬ َ ِ‫الص‬ّ‫ا‬‫م‬‫ك‬ّّ‫ب‬ِ‫ت‬ ُ ‫ك‬ّّ‫َع‬ّّ‫ين‬ِ َ ‫اَل‬ّّ‫ح‬‫ن‬ِ‫م‬ّ ّ‫ق‬ّ‫ح‬‫م‬ ُ ‫ك‬ِ‫ل‬‫ح‬‫ب‬ّّ‫ح‬‫م‬ ُ ‫ك‬ َ ‫ل‬‫ع‬‫ل‬ّّ‫ون‬ ُ ‫ق‬ َ ‫ت‬‫ت‬ “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa.” (QS Al-Baqarah/2:183) Allâhu Akbar, Allâhu Akbar, Allâhu Akbar Wa Lillâhil Hamd Ma’âsyiral Muslimîn Rahimakumullâh Jamaah shalat Idul Fitri yang dirahmati Allah SWT Kesalehan Pribadi Hingga saat ini, kita belum sadar pada dasarnya kita masih berjalan pincang dengan ketakwaan dan kesalehan kita. Di satu sisi kita memiliki kesalehan personal yang tinggi pada Allah SWT sementara di sisi lain hak-hak sosial dalam diri kita masih sering kita acuhkan. Atau sebaliknya, kesalehan sosial berada pada prioritas tertinggi dalam kewajiban kita, sementara penyembahan terhadap Yang Maha Agung tidak kita laksanakan.
  • 6. 6 Padahal agama, pada dasarnya, diwahyukan untuk memberikan petunjuk dan sebagai way of life (pedoman hidup) bagi manusia. Petunjuk tersebut tidak berlaku hanya untuk diri sendiri dalam konteks kesalehan personal, akan tetapi sebaliknya berlaku secara makro pada tataran kesalehan sosial dan personal. Jika kita tilik secara bijak antara kesalehan personal dengan kesalehan sosial, keduanya berjalan linier dan saling menyatu membentuk kehidupan yang seimbang bagi hubungan manusia baik secara vertikal maupun horisontal. Contohnya adalah bahwa fakta sosial yang sering terjadi di lingkungan kita. Di antara kita banyak sekali yang telah menunaikan ibadah haji lebih dari satu kali karena memiliki kemampuan ekonomi yang lebih, akan tetapi ironinya kita masih belum memiliki kepekaan sosial yang tinggi. Padahal, ibadah haji dan ibadah mahdhah lainnya pada dasarnya menjunjung tinggi kesadaran dan empati sosial. Seperti muamalat (hubungan sosial), munakahat (hukum keluarga), jinayat (pidana), qadha (peradilan), dan imamah atau siyasah (politik). Prinsip-prinsip beragama pada dasarnya mengarahkan pandangan pada kesalehan sosial dalam arti yang luas. Contoh sederhana yang dapat kita perhatikan adalah, ajaran Islam sangat menganjurkan untuk melaksanakan shalat berjamaah dibandingkan dengan shalat sendirian, 1 berbanding 27. Mengapa hal itu bisa terjadi? Dengan shalat berjamaah akan terbangun hubungan sosial yang harmonis, terciptanya solidaritas yang kuat, empati satu sama lain dan aspek-aspek sosial lainnya. Ibadah puasa, juga mengajarkan kepada kita untuk memiliki sikap tenggang rasa, peduli, dan solidaritas tinggi yang merupakan tatanan dari kehidupan sosial bukan kesalehan pribadi belaka. Sebaliknya agama objektif lebih bermakna akhlakul karimah, yakni kontekstualisasi sikap dan perilaku kita pada tataran sosial dengan menyandarkan perilaku tersebut pada ajaran agama, salah satu contohnya adalah kejujuran. Tidak ada satu pun agama di dunia ini yang mengajarkan pemeluknya untuk memiliki sikap tidak jujur. Ini merupakan bukti kontekstualisasi ajaran agama pada aspek perilaku manusia. Agama subjektif dan objektif sama halnya dengan konsep iman dan amal. Iman bersifat personal tetapi amal merupakan aplikasi iman dalam kehidupan sosial. Iman menjadi landasan perilaku baik dalam konteks hubungan vertikal (hablum minallah) maupun hubungan horisontal (hablum minannas wa hablum minal ’alam). Sementara yang dimaksud dengan agama simbolik adalah agama nisbi yang hadir karena tuntutan dari agama subjektif dan objektif. Diibaratkan jika agama
  • 7. 7 subjektif dan objektif adalah ruh dan jiwa, maka agama simbolik adalah raganya Kelihatannya terlalu idealis untuk menyeimbangkan antara kesalehan personal dan sosial. Akan tetapi kelihatannya tidak bijak jika kita tidak mencobanya dan menerapkannya dalam kehidupan manusia. Agama akan menjadi kering dengan hanya menitikberatkan pada pemahaman yang bersifat personal tanpa menghadirkan nilai-nilai sosial di dalamnya. Karena pada dasarnya agama memiliki peranan yang sangat vital dalam membina umat manusia. Agama tidak sekedar memiliki fungsi sebagai aturan kehidupan bagi manusia, sebaliknya agama memegang peranan yang bersifat universal. Allâhu Akbar, Allâhu Akbar, Allâhu Akbar Wa Lillâhil Hamd Ma’âsyiral Muslimîn Rahimakumullâh Jamaah shalat Idul Fitri yang dirahmati Allah SWT Ciri Berkepribadian Saleh Adalah Kejujuran Ibadah puasa identik dengan pelatihan diri untuk bersikap jujur, karena puasa bukanlah ibadah raga namun ia merupakan ibadah hati, hanya mukmin yang puasa dan Allah sajalah yang tahu bahwa dirinya sedang puasa. Kejujuran adalah tanda bukti keimanan. Orang mukmin pasti jujur. Kalau tidak jujur, keimanannya sedang terserang penyakit kemunafikan. Pernah seorang sahabat bertanya kepada Rasulullah SAW: “Apakah mungkin seorang mukmin itu kikir?” Rasulullah SAW menjawab: “Mungkin saja.” Sahabat bertanya lagi: “Apakah mungkin seorang mukmin bersifat pengecut?” Rasul menjawab: “Mungkin saja.” Sahabat bertanya lagi, “Apakah mungkin seorang mukmin berdusta?” Rasulullah menjawab: “Tidak.” (Imam Malik dalam kitab al-Muwaththa’) Dalam hadits lainnya Rasulullah saw bersabda: ّ‫ح‬‫م‬ ُ ‫ك‬‫ح‬‫ي‬‫ل‬‫ع‬ِّّ‫ق‬ ‫ح‬ ‫د‬ ‫ه‬‫الص‬ِ‫ب‬ّّ ‫ه‬ ‫ن‬ِ‫إ‬‫ف‬ّّ‫ق‬ ‫ح‬ ‫د‬ ‫ه‬‫الص‬ّ‫ى‬ِ‫د‬ ‫ح‬ ‫ه‬‫ي‬ّّ‫ل‬ِ‫إ‬ّّ‫ه‬ ِ‫ِب‬ ‫ح‬ ‫ال‬ّّ ‫ه‬ ‫ن‬ِ‫إ‬‫و‬ّّ‫ه‬ ِ‫ِب‬ ‫ح‬ ‫ال‬ّ‫ى‬ِ‫د‬ ‫ح‬ ‫ه‬‫ي‬ّّ‫ل‬ِ‫إ‬ّ ِّ‫ة‬ ‫ه‬ ‫ن‬ ‫ح‬ ‫اْل‬ “Kamu sekalian wajib jujur karena kejujuran akan membawa kepada kebaikan dan kebaikan akan membawa kepada surga.” (HR Muslim dari Abdullah bin Mas’ud))
  • 8. 8 Kejujuranlah yang menjadikan Ka’b bin Malik mendapat ampunan langsung dari langit sebagaimana Allah jelaskan dalam surah at-Taubah dan akhirnya kita pun diperintah oleh Allah untuk mengikuti jejak mereka. ‫ا‬‫ي‬ّ‫ا‬‫ه‬ َُ ‫ي‬‫أ‬ّّ‫ين‬ِ َ ‫اَل‬ّ‫وا‬ُ‫ن‬‫آم‬ّ‫وا‬ ُ ‫ق‬ َ ‫ات‬ّّ ‫ه‬ ‫الِل‬ّ‫وا‬ ُ ‫ون‬ ُ ‫ك‬‫و‬ّّ‫ع‬‫م‬ّّ‫ي‬ِ‫ق‬ِ‫د‬‫ا‬ َ‫الص‬ Hai orang-orang yang beriman bertaqwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar. (At-Taubah:119) Kejujuranlah yang menyelamatkan bahtera kebahagiaan keluarga, masyarakat dan negara dan kejujuran pulalah yang menyelamatkan seorang Muslim dari siksa api neraka di kemudian hari. Kejujuran adalah tiang agama, sendi akhlaq, dan pokok kemanusiaan manusia. Tanpa kejujuran, agama tidak lengkap, akhlaq tidak sempurna, dan seorang manusia tidak sempurna menjadi manusia. Di sinilah urgensinya kejujuran bagi kehidupan. Rasulullah saw pernah bersabda, “Tetap berpegang eratlah pada kejujuran. Walau kamu seakan melihat kehancuran dalam berpegang teguh pada kejujuran, tapi yakinlah bahwa di dalam kejujuran itu terdapat keselamatan.” (HR Abu Dunya) Ada tiga tingkatan kejujuran: 1. Kejujuran dalam ucapan, yaitu kesesuaian ucapan dengan realitas. (lihat ash-Shaff/61 : 2 dan al-Ahzab/33: 70). 2. Kejujuran dalam perbuatan, yaitu kesesuaian antara ucapan dan perbuatan. 3. Kejujuran dalam niat, yaitu kejujuran tingkat tinggi di mana ucapan dan perbuatan semuanya hanya untuk Allah SWT. Seorang mukmin tidak cukup hanya jujur dalam ucapan dan perbuatan, tapi harus jujur dalam niat sehingga semua ucapannya, perbuatannya, kebijakannya, dan keputusannya harus didasarkan atas tujuan mencari mardhâtillâh. Kejujuran inilah yang mendorong Umar bin Khattab memiliki tanggung jawab luar biasa dalam memerintah khilafah Islamiyah sehingga pernah berkata: “Seandainya ada seekor keledai terperosok di Baghdad (padahal beliau berada di Madinah), pasti Umar akan ditanya kelak: “Mengapa tidak kau ratakan jalan untuknya?”
  • 9. 9 Bangsa yang tak henti-hentinya diterpa musibah dan krisis sangat membutuhkan manusia-manusia jujur, baik dalam ucapan, perbuatan, maupun niat. Sungguh bangsa Indonesia, umat Islam secara khusus sangat membutuhkan pribadi-pribadi yang jujur, baik sebagai rakyat maupun pemimpin, seorang pegawai maupun direktur, pedagang maupun pembeli, suami dan isteri, ayah dan anak, keluarga, lingkungan dan dalam berbagai lini kehidupan lainnya. Bahwa dengan kejujuranlah, hidup suatu bangsa akan menjadi tenteram, nyaman dan sejahtera, bahkan akan kokoh dan tegak berdiri sehingga jauh dari tipu daya dan curang, karena itulah Rasulullah saw mengingatkan: “Kamu sekalian wajib jujur karena kejujuran akan membawa kepada kebaikan dan kebaikan akan membawa kepada surga.” (HR Muslim dari Abdullah bin Mas’ud) Seorang pemimpin suatu negeri tentunya sangat dibutuhkan sikap kejujuran diri, sehingga dengan demikian dapat memberikan keadilan, kenyamanan dan ketenteraman hidup rakyatnya. Dan kejujuran bukanlah sekedar ucapan pemanis lidah, hanya sebuah keluhan belaka, dengan mengatakan di hadapan orang banyak “jujur saya katakan”, namun ia merupakan praktik nyata yang betul-betul kelihatan sehingga dapat dirasakan oleh orang lainnya. Pejabat yang jujur, adalah dambaan umat, sehingga dengannya dapat memberikan kemaslahatan besar untuk rakyatnya, sekalipun dirundung masalah jujurlah, berikan keterangan sebenarnya, jangan disembunyikan. Hakim yang jujur, adalah harapan semua pihak, sehingga dengan dapat mengeluarkan hokum yang adil, tidak memihak kepada yang kuat atau punya uang. Bahkan nabi saw dengan keras bahwa hakim ada tiga; dua di neraka dan satu di surga. Kita pun sebagai rakyat harus jujur, terutama dalam memilih seorang pemimpin masih banyak yang mudah dibuai oleh rayuan kata-kata dan harta yang sedikit, memilih pemimpin yang tidak kepribadiannya. Akhirnya marilah kita mengaca diri, bahwa kita semua memerlukan pembenahan secara personal dan sosial, dan marilah kita jadikan bulan Ramadhan yang telah kita lalui sebagai titik awal perbaikan diri menuju kesalehan diri dan sosial, membangun kehidupan yang baik menuju kesalehan sosial sehingga berbuah pada “baldatun tayyibatun wa rabbun ghafûr” (negeri yang makmur, dan dinaungi ampunan Allah SWT)
  • 10. 10 Allâhu Akbar, Allâhu Akbar, Allâhu Akbar Wa Lillâhil Hamd Ma’âsyiral Muslimîn Rahimakumullâh Jamaah shalat Idul Fitri yang dirahmati Allah SWT Marilah bersama-sama kita tengadahkan kedua tangan kita setinggi- tingginya, hadir jiwa dan raga kita kepada Allah, heningkan ruh dan pikiran kepada Maha Mulia, memohon kepada Allah dengan penuh keikhlasan. Semoga kita semua yang hadir di sini dan umat Islam lainnya, senantiasa dinaungi rahmat dan maghfirah Allah. Ya Allah, hari ini kami hadir di sini memenuhi panggilan-Mu menunaikan shalat sunnah, setelah selama sebulan penuh kami menunaikan kewajiban dan amaliyah di bulan Ramadhan Ya Allah, masih banyak kewajiban dan ibadah yang belum kami tunaikan, oleh karena itu, kami memohon ampunan-Mu dan rahmat-Mu. Ya Allah, jadikanlah ibadah puasa kami sebagai sarana penghapus dosa dan kesalahan kami, jadikanlah ia sebagai sarana perbaikan diri kami, keluarga dan umat kami Berikanlah kekuatan kepada kami untuk senantiasa berbuat baik, bersikap jujur dalam berbagai kehidupan kami. Anugerahkanlah kepada kami, jiwa-jiwa yang jujur; pemimpin yang jujur, pejabat yang jujur, suami yang jujur, isteri yang jujur, anak yang jujur, guru yang jujur, siswa yang jujur, pedagang yang jujur dan pembeli jujur. Ya Allah, terimalah ibadah kami, shalat kami, ruku’ dan sujud kami, puasa kami dan doa-doa kami. Jambidan, Pleret, Bantul, Rabu - 1 Syawwal 1437 H./6 Juli 2016 M.