Silvikuktur merupakan ilmu dan seni dalam pembangunan hutan yg lestari mulai dari pembibitan, penanaman, pemeliharaan, perlindungan dari hama penyakit sampai kepada produksi sehingga dihasilkan tegakan hutan yang produktif dan lestari secara ekologi, ekonomi dan sosial
2. KONTRAK PERKULIAHAN
PERTEMUAN 4 (EMPAT) KALI MENGGUNAKAN
APLIKASI ZOOM
HADIR 5 MENIT SEBELUM ZOOM
BERPAKAIAN RAPI DAN SOPAN
AKUMULASI KEHADIRAN MENENTUKAN NILAI
AKHIR
3. MATERI PERTEMUAN
I. TUJUAN RUANG LINGKUP DAN KEDUDUKAN SILVIKULTUR
DALAM PENGELOLAAN HUTAN LESTARI
II. SISTEM-SISTEM SILVIKULTUR YANG DIGUNAKAN DALAM
PENGELOLAAN HUTAN
III. PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN SILVIKULTUR,
KOMPOSISI SERTA KELAS UMUR
IV. PENGARUH PENJARANGAN TERHADAP PERTUMBUHAN
DAN PRODUKTIVITAS TEGAKAN
4. SEJARAH SILVIKULTUR
Silvikultur telah dilakukan sejak lama, bahkan sejak pemerintahan kolonial Hindia Belanda melalui pendirian
panglong di daerah Sumatera Timur dan Kalimantan. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, silvikultur semakin berkembang dan menjadi bagian penting dalam pengelolaan hutan. Di
Indonesia, pengusahaan hutan dimulai sejak tahun 1870 dengan sistem tebang pilih dengan limit diameter.
Pada tahun 1970, pemerintah Indonesia mengeluarkan peraturan No. 21 tentang Hak Pengusahaan Hutan dan
Hak Pemungutan Hasil Hutan dalam rangka pelaksanaan undang-undang no. 5 tahun 1967 tentang
Ketentuan-Ketentuan Pokok Kehutanan. Indonesia memiliki Kawasan hutan seluas 144 juta hektar pada tahun
1981, kemudian turun menjadi 120,35 juta hektar pada tahun 2000-an[1]. Untuk mengelola kawasan hutan
produksi, diperlukan sistem budidaya hutan (silvikultur) yang tepat dan benar.
Perkembangan ilmu silvikultur di dunia dapat digolongkan menjadi tiga aliran, yaitu aliran Eropa, aliran
Amerika, dan aliran Rusia. Di Indonesia, silvikultur telah diterapkan sejak lama dan telah mengalami
perkembangan yang signifikan. Beberapa sistem silvikultur yang diterapkan di Indonesia antara lain Tebang
Pilih Indonesia (TPI), Tebang Habis dengan Tanam (THT), dan Tebang Pilih Tanam Indonesia (TPTI).
Dalam praktiknya, silvikultur memerlukan pemahaman yang mendalam mengenai berbagai ilmu dasar yang
mendukungnya, seperti ilmu tanah, ilmu iklim, ilmu tumbuhan (botani), dendrologi, fisiologi, genetika, serta
ekologi. Tujuan dari silvikultur adalah untuk membangun dan memelihara tegakan hutan atas dasar silvika
sehingga komposisi, struktur, dan pertumbuhannya sesuai dengan tujuan pengelolaan yang telah ditetapkan.
5. Silvikultur adalah praktik pengendalian proses
permudaan (penanaman), pertumbuhan,
komposisi, kesehatan, dan kualitas suatu hutan
demi mencapai aspek-aspek ekologi dan ekonomi
yang diharapkan
APA ITU
SILVIKULTUR?
Silvi: Hutan Kultur: Tumbuh
6. TUJUAN DARI RUANG LINGKUP
SILVIKULTUR
1. Menentukan batasan dan kajian yang akan dibahas dalam bidang silvikultur
2. Menanam, memelihara, dan memperbaharui tegakan hutan untuk menghasilkan
produksi kayu atau non-kayu
3. Meningkatkan produktivitas hutan dan kualitas lingkungan hidup
4. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pemanfaatan hasil hutan secara
lestari
5. Meningkatkan kelestarian hutan dan mengurangi degradasi hutan melalui kegiatan
pengembalian tutupan hutan
6. Meningkatkan keanekaragaman hayati dan menjaga keseimbangan ekosistem
7. Meningkatkan efisiensi penggunaan lahan dan sumber daya alam
8. Meningkatkan daya tahan hutan terhadap bencana alam dan perubahan iklim
7. KEDUDUKAN SILVIKULTUR DALAM
PENGELOLAAN HUTAN LESTARI
1. Silvikultur merupakan salah satu sistem pengelolaan hutan yang
berfokus pada pengendalian proses permudaan,
pertumbuhan, komposisi, kesehatan, dan kualitas suatu
hutan untuk mencapai aspek ekologi dan ekonomi yang
diharapkan.
2. Silvikultur bertujuan untuk meningkatkan produktivitas hutan dan
kualitas lingkungan hidup, serta meningkatkan
keanekaragaman hayati dan menjaga keseimbangan
ekosistem
3. Silvikultur juga bertujuan untuk meningkatkan kelestarian hutan
dan mengurangi degradasi hutan melalui kegiatan
pengembalian tutupan hutan
8. 4. Dalam pengelolaan hutan lestari, silvikultur dapat
membantu dalam menjaga keseimbangan antara
aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan.
5. Silvikultur juga dapat membantu dalam meningkatkan
kesejahteraan Masyarakat melalui pemanfaatan
hasil hutan secara Lestari.
6. Dalam pengelolaan hutan lestari, silvikultur dapat
membantu dalam meningkatkan efisiensi
penggunaan lahan dan sumber daya alam.
9. KEGUNAAN SILVIKULTUR DI BIDANG
KEHUTANAN
1. Meningkatkan produktivitas hutan:
Silvikultur dapat meningkatkan produktivitas hutan melalui
pengaturan komposisi, struktur, dan pertumbuhan tegakan hutan.
Dengan demikian, silvikultur dapat meningkatkan produksi kayu dan
hasil hutan lainnya dalam bentuk tertentu.
2. Mencegah deforestasi:
Silvikultur dapat membantu mencegah deforestasi dengan
memperbaiki ekoteknik dan struktur ekologi hutan. Dalam rehabilitasi
lahan, silvikultur dapat memberikan arahan rancangan pembangunan
dan pemeliharaan tegakan hutan melalui pengaturan komposisi,
struktur, dan pertumbuhan.
10. 3. Meningkatkan kualitas lingkungan:
Silvikultur dapat meningkatkan manfaat ekologi, lingkungan, dan genetik
hutan. Hutan yang dikelola dengan silvikultur dapat berfungsi sebagai
penyeimbang teknik tata air, penyerap karbon dioksida, pengawet keragaman
hayati, dan jasa lingkungan lainnya.
4. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat:
Silvikultur dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui
pengembangan hutan rakyat dan agroforestri. Hutan rakyat dan agroforestri
dapat memberikan sumber penghasilan tambahan bagi masyarakat sekitar
hutan.
5. Meningkatkan keberlanjutan pengelolaan hutan:
Silvikultur dapat membantu mewujudkan pengelolaan sumber daya alam hutan
yang berkelanjutan. Dengan menerapkan silvikultur, hutan dapat dikelola
secara lestari sehingga dapat memberikan manfaat jangka panjang bagi
masyarakat dan lingkungan.