Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kearifan lokal dalam Bidang Kehutan
1.
2. Pengertian Kearifan Lokal
Kearifan lokal dalam bidang
Kehutanan
Pengertian Kehutanan
Penyelenggaraan Kehutanan
Faktor Pendorong Usaha
Pengembangan Kehutanan
Jenis – jenis Kehutanan
Bedasarkan Tebentuknya
Bedasarkan Iklim
Bedasarkan Statusnya
Bedasarkan Jenis
tanamannya
Bedasarkan Fungsinya
Contoh Kearifan Lokal dalam
bidang Kehutanan
Kehutanan Berkelanjutan
Pengertian Pertanian
Berkelanjutan
Tujuan Kehutanan
Berkelanjutan
Langkah Kehutanan
berkelanjutan
Prinsip Ekofisiensi dalam
Pemanfaatan Hutan
3. • Kearifan lokal merupakan tata nilai atau perilaku hidup masyarakat
lokal dalam berinteraksi dengan lingkungan tempatnya hidup secara
arif.
• Fungsi kearifan lokal :
a. Untuk konservasi dan pelestarian sumberdaya alam
b. Mengembangkan kualitas masyarakat sebagai sumber daya
manusia
c. pengembangan, kebudayaan dan ilmu pengetahuan
d. Sebagai petuah, kepercayaan, sastra, dan pantangan
4. • Pengertian Hutan
Hutan adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan
berisi sumber daya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam
persekutuan alam lingkungannya, yang satu dengan lainnya tidak
dapat dipisahkan.
• Pengertian Kehutanan
Kehutanan adalah sistem pengurusan yang bersangkut paut dengan
hutan, kawasan hutan, dan hasil hutan yang diselenggarakan secara
terpadu
5. • Penyelenggaraan kehutanan berasaskan manfaat dan lestari, kerakyatan, keadilan,
kebersamaan, keterbukaan, dan keterpaduan. Penyelenggaraan kehutanan
bertujuan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat yang berkeadilan dan
berkelanjutan dengan:
1. menjamin keberadaan hutan dengan luasan yang cukup dan sebaran yang
proporsional;
2. mengoptimalkan aneka fungsi hutan yang meliputi fungsi konservasi, fungsi
lindung, dan fungsi produksi untuk mencapai manfaat lingkungan, sosial, budaya,
dan ekonomi, yang seimbang dan lestari;
3. meningkatkan daya dukung daerah aliran sungai;
4. menjamin distribusi manfaat yang berkeadilan dan berkelanjutan.
6. 1. Wilayah Indonesia berada di daerah beriklim tropis dengan curah hujan
tinggi sepanjang tahun, sehingga Indonesia tidak pernah mengalami
musim gugur seperti negara-negara beriklim subtropis dan sedang.
2. Keadaan tanah di Indonesia sangat subur sehingga sangat baik bagi
tumbuhnya berbagai jenis pohon dan tumbuh-tumbuhan lainnya.
3. Tersedianya sumber daya hutan berpotensi dan belum termanfaatkan,
yang secara geografis tersebar luas di sebagian besar wilayah Indonesia.
4. Adanaya permintaan pasar terhadap hasil hutan indonesia, baik pasar
dalam maupun luar negeri yang cenderung meningkat.
7. A. Jenis-Jenis Hutan di Indonesia Berdasarkan Terbentuknya
• 1) Hutan Alam
Hutan alam adalah adalah suatu lapangan yang bertumbuhan
pohon-pohon alami yang secara keseluruhan merupakan
persekutuan hidup alam hayati beserta alam lingkungannya. Hutan
alam juga disebut hutan primer, yaitu hutan yang terbentuk tanpa
campur tangan manusia
2) Hutan Buatan
Hutan buatan disebut hutan tanaman, yaitu hutan yang terbentuk
karena campur tangan manusia.
8. 1) Hutan Hujan Tropika
Hutan hujan tropika adalah hutan yang terdapat didaerah tropis
dengan curah hujan sangat tinggi. Hutan jenis ini sangat kaya akan
flora dan fauna. Di kawasan ini keanekaragaman tumbuh-tumbuhan
sangat tinggi. Luas hutan hujan tropika di Indonesia lebih kurang 66
juta hektar. Hutan hujan tropika berfungsi sebagai paru-paru dunia.
Hutan hujan tropika terdapat di Pulau Sumatra, Kalimantan, Sulawesi,
dan Papua.
9. • Hutan monsun disebut juga hutan musim. Hutan monsun tumbuh
didaerah yang mempunyai curah hujan cukup tinggi, tetapi
mempunyai musim kemarau yang panjang. Pada musim kemarau,
tumbuhan di hutan monsun biasanya menggugurkan daunnya.
Hutan monsun biasanya mempunyai tumbuhan sejenis, misalnya
hutan jati, hutan bambu, dan hutan kapuk. Hutan monsun banyak
terdapat di Jawa Tengah dan Jawa Timur.
10. Berdasarkan statusnya, hutan di Indonesia dapat dibedakan sebagai
berikut.
1) Hutan negara, yaitu hutan yang berada pada tanah yang tidak
dibebani hak atas tanah.
2) Hutan hak, yaitu hutan yang berada pada tanah yang dibebani hak
atas tanah. Hak atas tanah, misalnya hak milik (HM), Hak Guna Usaha
(HGU), dan hak guna bangunan (HGB).
3) Hutan adat, yaitu hutan negara yang berada dalam wilayah
masyarakat hukum adat.
11. 1. Hutan Homogen (Sejenis), yaitu hutan yang arealnya lebih dari 75
% ditutupi oleh satu jenis tumbuh-tumbuhan. Misalnya: hutan
jati, hutan bambu, dan hutan pinus.
2. Hutan Heterogen(Campuran), yaitu hutan yang terdiri atas
bermacam-macam jenis tumbuhan.
12. 1) Hutan Lindung
• Hutan lindung adalah kawasan hutan yang mempunyai fungsi
pokok sebagai perlindungan sistem penyangga kehidupan
2) Hutan Konservasi
Hutan Konservasi adalah kawasan hutan dengan ciri khas
tertentu, yang mempunyai fungsi pokok pengawetan
keanekaragaman tumbuhan dan satwa serta ekosistemnya.
Hutan konservasi dibagi menjadi 2 macam, yaitu : hutan suaka
alam dan Kawasan Hutan Pelestarian Alam.
13. • Hutan produksi adalah kawasan hutan yang diperuntukkan guna
produksi hasil hutan untuk memenuhi keperluan masyarakat pada
umumnya serta pembangunan, industri, dan ekspor pada
khususnya.
• Hutan produksi dibagi menjadi tiga, yaitu hutan produksi terbatas
(HPT), hutan produksi tetap (HP), dan hutan produksi yang dapat
dikonservasikan (HPK).
14. 1. Mungka di Sumbawa
Suku Cek Bocek Selensuri di Sumbawa, menjaga hutan mereka dengan aturan adat
yang bernama Mungka. Mungka merupakan kegiatan menjaga hutan larangan oleh
masyarakat adat yang sekaligus dilaksanakan ketika mereka mencari nafkah dalam
kawasan hutan seperti berburu dan mencari tumbuhan obat. Kegiatan ini diatur
dengan aturan adat, yaitu Biat. bila ditemukan ada yang menebang pohon yang
belum cukup umur akan dikenakan sanksi dan denda. Sanksinya berupa orang
tersebut harus menanam pohon yang sama sebanyak 3 pohon sedangkan dendanya
biasanya harus menyediakan hewan sebagai korban yang nantinya akan dimakan
bersama oleh masyarakat dan juga orang tersebut dilarang untuk masuk kawasan
hutan selama satu tahun.
15. Di kepulauan Maluku, tata kelola hutan adat dikenal dengan Sasi. Sasi merupakan
larangan untuk mengambil hasil hutan dalam jangka waktu tertentu. Ini dimaksudkan
agar sumber daya hutan yang ada dapat dipergunakan tepat pada waktunya serta
tetap tersedia untuk semua orang. Waktu sasi biasanya 3 - 6 bulan bahkan bisa
sampai 1 tahun. Setelah waktu itu selesai, masyarakat bisa mengambil hasil hutan
namun dalam batasan yang wajar, seperlunya dan sesuai dengan aturan adat, proses
ini dinamakan buka sasi. Aturan inipun mempunyai sanksi dan denda jika dilanggar.
Di Maluku tengah, sanksi yang dikenakan biasanya diberi denda adat berupa
membayar kembali sesuai dengan yang telah ditentukan dalam aturan adat
sedangkan di Maluku tenggara, denda adat bisanya berupa ganti rugi dengan emas .
Selain, itupun mereka percaya bahwa jika sengaja melanggar sasi akan mendapat
musibah.
16.
17. • Mendefinisikan pengelolaan hutan berkelanjutan sebagai berikut:
Mengurus dan menggunakan hutan dan lahan hutan dengan cara, dan pada
tingkat, yang mempertahankan keanekaragaman hayati yang ada,
produktivitas, kapasitas regenerasi, vitalitas dan potensi mereka untuk
memenuhi, sekarang dan di masa depan, fungsi ekologi, ekonomi dan sosial
yang relevan, di tingkat lokal, nasional, dan global, dan yang tidak
menyebabkan kerusakan ekosistem lainnya.
• Tujuan pengelolaan sumber daya hutan yang berkelanjutan ini adalah
untuk menjaga kelestarian sumber daya hutan dan kelestarian lingkungan
untuk kepentingan hidup manusia saat sekarang dan generasi yang akan
datang.
18. • 1. Menyimpan air dalam tanah
Air sangat berharga sehingga air yang disimpan dalam tanah akan menguntungkan
bagi lahan, tanaman, dan manusia. Tanah akan terlindungi dari erosi, tanaman akan
lebih subur dan dapat tetap tumbuh meskipun di musim kemarau, serta mata air
tidak mengering.
• 2. Melindungi tanah danmenghentikan erosi
Erosi akan mengurangi produktivitas karena dapat mengikis lapisan tanah atas yang
sangat berharga. Pembentukan tanah yang subur memerlukan waktu yang relatif
lama, dan hal ini dapat hilang dengan mudah dan cepat karena erosi. Solusi jangka
panjangnya adalah dengan reboisasi dan penanaman pohon serta pembuatan
terasering dan sengkedan terutama pada lahan miring.
19. • 3. Menghentikan pembakaran
Banyak lahan hutan yang dibakar dengan alasan untuk membuka lahan pertanian
atau perkebunan dan mendorong tumbuhnya rumput baru untuk ternak. Hal ini
justru membuat lahan menjadi tidak produktif di masa depan dan rumput yang
dihasilkan pun berkualitas rendah. Pembakaran juga dapat menyebabkan erosi;
berkurangnya keanekaragaman tanaman dan hewan; rusaknya mulsa alami, biota
tanah, dan bahan organik lainnya; berkurangnya jumlah air, menimbulkan polusi
lingkungan, rusaknya reboisasi dan tanaman budidaya yang baru ditanam; dan
berkurangnya sumber daya tertentu.
• 4. Mengelola sumber daya hutan
Usaha pengelolaan hutan dapat dilakukan dengan cara membuat perencanaan
pengelolaan masyarakat, menanam kembali pohon-pohon yang telah ditebang atau
digunakan, membuat aturan desa untuk melindungi hutan masyarakat atau daerah-
daerah khusus yang dilindungi.
20. • Ekoefisiensi artinya semua bentuk pengelolaan
sumber daya alam yang dilakukan harus dengan
meminimalkan resiko.
• Pemanfaatan hutan harus menggunakan prinsip
ekoefisiensi. Penebangan hutan secara liar (illegal
logging) harus dihentikan. Penebangan hutan
hendaknya dilakukan dengan prinsip ekoefisiensi
dengan melakukan pembibitan, sistem tebang pilih,
dan reboisasi
21. • Tujuan reboisasi dan rehabilitasi hutan adalah sebagai berikut :
1. Meningkatkan kelestarian hutan, tanah, dan air
2. Memperluas persediaan sumber bahan baku yang berharga bagi masyarakat.
3. Menyelamatkan hasil usaha pembangunan di bidang pengairan.
• Usaha pelestarian hutan di antaranya sebagai berikut :
1. Penebangan pohon bersifat selektif serta mengganti pohon dengan pohon yang
mempunyai peranan penting bagi lingkungan hidup dan ekonomi
2. Hendaknya diusahakan keseimbangan antara penebangan dan penghijauan
kembali
3. Penebangan fungsi hutan sebagai pengawet sumber air, tanah, dan tempat
rekreasi perlu digalakkan.