SlideShare a Scribd company logo
DEPARTEMEN KEHUTANAN
Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam
DEPARTEMEN KEHUTANAN
Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam
1
KEPALA DINAS KEHUTANAN
PROVINSI SULAWESI SELATAN
Oleh:
KEBIJAKAN PEMENUHAN
TENAGA TEKNIS
MENENGAH KEHUTANAN
PROVINSI SUL-SEL
TAHUN 2020 - 2024
ALUMNI SEKOLAH MENENGAH
KEHUTANAN NEGERI
DEPARTEMEN KEHUTANAN
Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam
DEPARTEMEN KEHUTANAN
Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam
I. ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KEHUTANAN
PROVINSI SULAWESI SELATAN TAHUN 2020-2024
DINAS KEHUTANAN
PROV. SULAWESI SELATAN
2
A. KONDISI UMUM KAWASAN HUTAN
DEPARTEMEN KEHUTANAN
Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam
DEPARTEMEN KEHUTANAN
Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam
DINAS KEHUTANAN
PROV. SULAWESI SELATAN
3
1,188,816
482,923
119,719
268,632
529,134
21,358
Luas Kawasan Hutan
Hutan Lindung
Hutan Produksi Terbatas
Hutan Produksi
HSA dan Wisata
Taman Nasional Laut
Hutan Produksi
Konservasi
DEPARTEMEN KEHUTANAN
Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam
DEPARTEMEN KEHUTANAN
Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam
KONDISI UMUM LAHAN
DINAS KEHUTANAN
PROV. SULAWESI SELATAN
4
DEPARTEMEN KEHUTANAN
Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam
DEPARTEMEN KEHUTANAN
Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam
STRUKTUR ORGANISASI
DINAS KEHUTANAN
PROV. SULAWESI SELATAN
5
DEPARTEMEN KEHUTANAN
Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam
DEPARTEMEN KEHUTANAN
Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam
DEPARTEMEN KEHUTANAN
Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam
DEPARTEMEN KEHUTANAN
Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam
KONDISI UMUM PERMASALAHAN
DINAS KEHUTANAN
PROV. SULAWESI SELATAN
7
 Sebagian wilayah DAS membutuhkan pemulihan serta masih luasnya lahan kritis
didalam maupun diluar kawasan hutan sementara kapasitas kegiatan RHL untuk
menekan laju degradasi hutan dan lahan masih terbatas;
 Status Kepastian Hukum Kawasan Hutan, Konflik tenurial terhadap lahan
kehutanan, alih fungsi lahan, perambahan hutan dan illegal logging masih cukup
tinggi.
 Masih terbatasnya kapasitas SDM Kualifikasi Kehutanan yang memiliki skill dan
kompetensi yang sesuai dalam pengelolaan hutan;
 Belum optimalnya pengelolaan jasa lingkungan sektor kehutanan;
 Partisipasi masyarakat yang belum optimal dalam pengelolaan hutan secara lestari;
 Masih rendahnya produksi hasil hutan kayu dan hasil hutan bukan kayu untuk
mendukung dan menyuplai kebutuhan industri kehutanan;
 Kurangnya basis data dan informasi sektor kehutanan yang valid;
 Masih kurangnya sarana dan prasarana pada UPT Dinas Kehutanan.
 Sumber Pendanaan Kegiatan Pengurusan Hutan dari APBD sangat minim.
DEPARTEMEN KEHUTANAN
Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam
DEPARTEMEN KEHUTANAN
Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam
ARAH KEBIJAKAN
DINAS KEHUTANAN
PROV. SULAWESI SELATAN
8
Visi : Sulawesi Selatan Yang Inovatif, Produktif, Kompetitif, Inklusif dan Berkarakter
Misi 5 : Meningkatkan Produktifitas dan Daya Saing Produk Sumber Daya Alam Yang Berkelanjutan
Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan
1 2 3 4
Meningkatkan kapasitas perencanaan, monitoring
dan evaluasi pelaksanaan pembangunan
kehutanan, pelayanan umum dan sumber daya
aparatur serta akuntabilitas pengelolaan
keuangan dan asset.
1. Meningkatnya kualitas dan akuntabilitas
dokumen perencanaan, keuangan dan asset.
2. Meningkatnya kualitas pelayanan dan sumber
daya aparatur pelaksana.
3. Menyediakan informasi dan data yang valid.
1. Meningkatkan kapasitas sumber daya aparatur
pengelola administrasi perkantoran yang
berintegritas dan handal.
2. Meningkatkan kemampuan manajerial dan
teknis aparatur.
Mewujudkan peningkatan sumber daya
aparatur pengelola administrasi dan
pelayanan umum untuk mendukung
pelaksanaan kegiatan.
Mengoptimalkan pemanfaatan produksi hasil
hutan dan tertib peredaran hasil hutan serta
penerimaan dana bagi hasil sektor kehutanan
dan mengembangkan industri primer hasil hutan
kayu berkelanjutan.
1. Menjaga fungsi kawasan hutan sesuai
peruntukannya.
2. Meningkatnya produksi hasil hutan kayu dan
bukan kayu.
3. Mengembangkan industri primer hasil hutan.
1. Meningkatkan pemahaman tentang manfaat
hutan kepada masyarakat sekitar hutan.
2. Meningkatkan peran serta masyarakat dan
pelaku industri didalam pengelolaan hutan
secara berkelanjutan dan lestari.
Mewujudkan masyarakat serta pelaku
industri yang peduli terhadap kelestarian
hutan melalui kegiatan sosialisasi dan
penyuluhan.
Mengoptimalkan pengelolaan sumber daya alam
secara berdaya saing tanpa mengabaikan
kelestarian, daya dukung dan daya tampung
lingkungan hidup.
1. Meningkatnya produksi dan penggunaan bibit
yang bersertifikat.
2. Meningkatnya luas lahan kritis yang
direhabilitasi.
3. Meningkatnya indeks kualitas tutupan lahan.
1. Meningkatkan pengetahuan pengelolaan
perbenihan yang sesuai standar.
2. Meningkatkan peran serta masyarakat dan
pelaku industri didalam pengelolaan hutan
secara berkelanjutan dan lestari.
Mewujudkan pengelolaan sumber daya
alam secara bijak dan lestari.
Meningkatkan produktifitas dan daya saing
produk sektor perekonomian berbasis sumber
daya alam serta memberdayakan masyarakat
didalam dan disekitar hutan.
1. Meningkatnya pemberdayaan masyarakat
disekitar kawasan hutan.
2. Meningkatnya jumlah kelompok masyarakat
yang mendapatkan pendampingan.
1. Meningkatkan kapasitas pemberdayaan
masyarakat disekitar hutan melalui skema
kegiatan Perhutanan Sosial.
2. Meningkatkan kapasitas pemberdayaan
masyarakat melalui kegiatan pendampingan.
Mewujudkan masyarakat yang sejahtera
melalui kegiatan pemberdayaan
masyarakat sekitar hutan.
Melindungi ekosistem hutan dan menjaga
kelestarian sumber daya hutan serta
keanekaragaman hayati
Menurunnya kasus pembalakan liar (illegal
logging) dan konflik tenurial.
Meningkatkan upaya preventif dan persuasif
dalam rangka pengamanan hutan melalui
kegiatan patroli rutin dan penyuluhan.
Mewujudkan upaya preventif dan
persuasif dalam rangka pengamanan
hutan melalui kegiatan patroli rutin dan
penyuluhan.
DEPARTEMEN KEHUTANAN
Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam
DEPARTEMEN KEHUTANAN
Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam
 Kepastian Hukum kawasan hutan melalui berbagai kegiatan, antara lain :
sinkronisasi dan koordinasi dalam penataan ruang, pengukuhan dan
penataan batas hutan serta pemeliharaan dan rekonstruksi batas hutan ;
 Penyediaan data dan informasi (spasial dan numerik) sumberdaya hutan
 Kondisi hutan terjamin melalui perlindungan dan konservasi alam
sehingga berjalan sesuai fungsinya (konservasi, lindung dan produksi);
 Rehabilitasi Hutan dan Lahan dengan pendekatan Daerah Aliran Sungai
(DAS) dikelola secara optimal agar fungsinya sebagai sistem penyangga
kehidupan terpelihara.
 Terpenuhinya pemenuhan bahan baku industri kehutanan secara kontinyu.
 Hutan dapat diakses oleh masyarakat melalui kegiatan kehutanan
 Memberikan peran kepada masyarakat dalam pengelolaan sumberdaya
hutan sesuai dengan kemampuan dan sumberdaya yang dimiliki;
 Meningkatkan kualitas kesejahteraan masyarakat yang bergantung pada
sumberdaya hutan terutama yang berada di dalam dan sekitar hutan
melalui pemberdayaan kelompok tani hutan.
DINAS KEHUTANAN
PROV. SULAWESI SELATAN
9
HASIL YANG DIHARAPKAN
DEPARTEMEN KEHUTANAN
Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam
DEPARTEMEN KEHUTANAN
Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam
 Peningkatan kesejahteraan masyarakat di dalam dan di sekitar hutan
meningkat secara proporsional dan bertahap sebagai dampak dari adanya
kegiatan kehutanan;
 Penyerapan tenaga kerja dibidang pemanfaatan hutan dan rehabilitasi
hutan dan lahan di provinsi Sulawesi Selatan meningkat;
 Pendapatan riil masyarakat melalui kegiatan pengembangan komoditi
unggulan kehutanan meningkat.
 Berkembangnya Aneka usaha kehutanan berupa peningkatan produksi
hasil hutan bukan, kayu kesejahteraan masyarakat yang bergantung pada
sumberdaya hutan terutama yang berada di dalam dan sekitar hutan
melalui pemberdayaan kelompok tani hutan.
 Organisasi Dinas Kehutanan Provinsi Sulawesi Selatan dapat berjalan
secara efektif, efisien dan optimal sesuai dengan tugas pokok dan
fungsinya;
 Lembaga non pemerintah yang berkaitan dengan kehutanan dapat
berkembang dan menjadi mitra (partner), katalisator dan kontrol yang
efisien dan efektif bagi penyelenggaraan kehutanan;
DINAS KEHUTANAN
PROV. SULAWESI SELATAN
10
HASIL YANG DIHARAPKAN
DEPARTEMEN KEHUTANAN
Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam
DEPARTEMEN KEHUTANAN
Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam
 Jejaring kerja kehutanan di provinsi Sulawesi Selatan terbina dan secara
bertahap berkembang;
 Sarana dan prasarana pendukung kegiatan pembangunan kehutanan di
provinsi Sulawesi Selatan tersedia dan memadai;
 Pengawasan dan pengendalian pembangunan kehutanan di provinsi
Sulawesi Selatan berjalan efektif serta didukung oleh pengawasan
masyarakat;
 Anggaran untuk penyelenggaraan kehutanan di provinsi Sulawesi Selatan
tersedia dan memadai serta terjadwal dengan baik
 Sumber Daya Manusia (SDM) kehutanan yang profesional tersedia di
provinsi Sulawesi Selatan didukung dengan sistem karier dan insentif yang
memadai;
DINAS KEHUTANAN
PROV. SULAWESI SELATAN
11
DEPARTEMEN KEHUTANAN
Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam
DEPARTEMEN KEHUTANAN
Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam
II. KEBUTUHAN TENAGA TEKNIS MENENGAH KEHUTANAN
DINAS KEHUTANAN
PROV. SULAWESI SELATAN
12
A. BIDANG PERENCANAAN HUTAN
 Tenaga teknis menengah inventarisasi hutan :
 Identifikasi potensi SDH
 Inventarisasi Terestris, Flora, Fauna, Sosekbud, Geofisik, enumerasi
TSP/ PSP reenumerasi TSP/ PSP.
 Pengoperasian GPS, Pengelolaan Citra Satelit dan Analisa Data
Hutan
 Tenaga teknis menengah pemolaan hutan :
 Pengambilan titik koordinat, Pengukuran kawasan hutan/ enclave
dan kawasan non hutan.
 Penyiapan data dan peta dalam rangka penetapan kawasan hutan,
penataan batas, penatagunaan kawasan atau zonasi/ blok.
KEBUTUHAN TENAGA TEKNIS KEHUTANAN MENENGAH DIARAHKAN UNTUK
MEMPERKUAT KELEMBAGAAN KPH DALAM MELAKSANAAN TUGAS DAN
FUNGSINYA.
DEPARTEMEN KEHUTANAN
Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam
DEPARTEMEN KEHUTANAN
Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam
DINAS KEHUTANAN
PROV. SULAWESI SELATAN
13
B. BIDANG REHABILITASI HUTAN DAN PENGELOLAAN DAS
 Tenaga teknis menengah perbenihan & pembibitan tanaman hutan :
 Sertifikasi sumber benih/bibit, penilaian dan pengujian benih/ bibit.
 Pengelolaan sarana dan prasana persemaian, pengadaan dan peredaran
benih tanaman hutan, pengelolaan ASDG, Pemulian Pohon, Kebun Bibit
dll.
 Tenaga teknis menengah persuteraan alam :
 Sertifikasi dan pengujian mutu ulat sutera, pengelolaan tanaman murbei,
pengadaan dan peredaran bibit ulat sutera, UPUK/ UPUB dan
penanganan produksi.
 Tenaga teknis menengah Rehabilitasi Hutan dan Lahan :
 Pengumpulan dan pengolahan data RHL, pembuatan rancangan RHL,
pengembangan areal model dan pemberdayaan masyarakat.
 Konservasi tanah dan air
 Tenaga teknis menengah pengelolaan Daerah Aliran Sungai :
 Pengelolaan DAS dan tata air, Pengukuran Tinggi Muka Air,
perhitungan debit air sungai, sedimentasi dll.
 Tenaga teknis menengah perhutanan social :
 Pembinaan dan pengembangan kelembagaan masyarakat,
pengembangan areal model, bimbingan teknis serta pendampingan.
DEPARTEMEN KEHUTANAN
Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam
DEPARTEMEN KEHUTANAN
Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam
DINAS KEHUTANAN
PROV. SULAWESI SELATAN
14
 Tenaga teknis menengah wisata alam :
 Pembinaan habitat dan satwa liar berupa sarana prasarana,
Pemanfaatan potensi jasa lingkungan, pemberdayaan masyarakat,
 Tenaga teknis menengah konservasi jenis :
 Pengelolaan keanekaragaman hayati (biodiversity),penanganan
medis, penangkaran dan pemantauan tumbuhan dan satwa yang
dilindungi dan tidak dilindungi.
 Tenaga teknis menengah konservasi Kawasan :
 Pembinaan kemitraan dan pembuatan areal model, pembentukan dan
pendampingan kader konservasi.
 Inventasisasi satwa, transplantasi terumbu, rehabilitasi kawasan dan
peningkatan jumlah tumbuhan atau satwa asli.
 Pengendalian kebakaran hutan dan lahan, tukar menukar satwa,
pengaturan perburuan.
C. BIDANG KONSERVASI SUMBER DAYA HUTAN
DEPARTEMEN KEHUTANAN
Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam
DEPARTEMEN KEHUTANAN
Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam
DINAS KEHUTANAN
PROV. SULAWESI SELATAN
15
D. BIDANG PEMANFAATAN HUTAN
 Tenaga teknis menengah pemanfaatan hutan dan usaha Kawasan :
 Pembinaan dan bimbingan teknis pengelolaan Hutan Produksi
Lestari, Kegiatan HTR, pengelolaan informasi pemanfaatan hutan,
penanganan perijinan pemanfaatan hutan dan kawasan hutan.
 Identifikasi potensi kawasan hutan.
 Tenaga teknis menengah iuran dan peredaran hasil hutan :
 Pemenuhan hak negara berupa PNBP (PSDH, DR, Sewa Lahan dan
lain-lain), Rekonsiliasi Penerimaan, Distrubusi dan Bagi Hasil,
pengendalian peredaran hasil hutan dan penatausahaan hasil hutan.
 Tenaga teknis menengah pengolahan dan pemasaran hasil hutan :
 Pengukuran dan pengujian hasil hutan, pemenuhan bahan baku
industri, eksport, promosi, pemasaran, Analisa pasar dan strategi
pengembangan hutan dan hasil hutan kayu dan bukan kayu.
DEPARTEMEN KEHUTANAN
Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam
DEPARTEMEN KEHUTANAN
Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam
III. KEBIJAKAN REKRUTMEN TENAGA TEKNIS MENENGAH
KEHUTANAN
DINAS KEHUTANAN
PROV. SULAWESI SELATAN
16
 Kebijakan pemerintah yang memberikan porsi yang besar untuk kegiatan
Rehabilitasi dan Pemulihan Sumber Daya Hutan
 Kebijakan standarisasi kompetensi SDM Kehutanan
 Regenerasi SDM.
 Penganggaran melalui APBN maupun DAK Bidang Kehutanan
B. POLA REKRUTMEN
 Formasi CPNS melalui Kementerian LHK
 Formasi CPNS melalui Pemerintah Propinsi
 Formasi PPPK tingkat Kementerian LHK
 Formasi PPPK tingkat Pemerintah Provinsi
 BUMN, BUMD (Perum Perhutani, PT. Inhutani dll)
 Mitra Kehutanan (Konsultan Kehutanan, Kontraktor Kehutanan dll)
 Mitra Non Kehutanan (PT. Vale dll)
 Outsourcing
A. PELUANG
DEPARTEMEN KEHUTANAN
Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam
DEPARTEMEN KEHUTANAN
Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam
SEKIAN
DINAS KEHUTANAN
PROV. SULAWESI SELATAN
17

More Related Content

What's hot

P.46 2012 metode_danmateripenyuluhankehutanan_
P.46 2012 metode_danmateripenyuluhankehutanan_P.46 2012 metode_danmateripenyuluhankehutanan_
P.46 2012 metode_danmateripenyuluhankehutanan_
Jhon Blora
 
Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Bidang Lingkungan Hidup dan Kehutanan ber...
Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Bidang Lingkungan Hidup dan Kehutanan ber...Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Bidang Lingkungan Hidup dan Kehutanan ber...
Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Bidang Lingkungan Hidup dan Kehutanan ber...
CIFOR-ICRAF
 
Presentasi musrenbangkab dishutbun 5 apr2012
Presentasi musrenbangkab dishutbun   5 apr2012Presentasi musrenbangkab dishutbun   5 apr2012
Presentasi musrenbangkab dishutbun 5 apr2012Ariston Pamungkas
 
Mangrove management as an essential ecosystem area: A case study from Teluk P...
Mangrove management as an essential ecosystem area: A case study from Teluk P...Mangrove management as an essential ecosystem area: A case study from Teluk P...
Mangrove management as an essential ecosystem area: A case study from Teluk P...
CIFOR-ICRAF
 
Permenhut p46 menhut ii2014 tentang renstra 2015
Permenhut p46 menhut ii2014 tentang renstra 2015Permenhut p46 menhut ii2014 tentang renstra 2015
Permenhut p46 menhut ii2014 tentang renstra 2015citraprimautama
 
P 57 menhut ii 2014
P 57 menhut ii 2014P 57 menhut ii 2014
P 57 menhut ii 2014
irfan rumasoreng
 
Tantangan dalam pengelolaan ekosistem gambut di Indonesia
Tantangan dalam pengelolaan ekosistem gambut di IndonesiaTantangan dalam pengelolaan ekosistem gambut di Indonesia
Tantangan dalam pengelolaan ekosistem gambut di Indonesia
CIFOR-ICRAF
 
Peraturan Direktur Jenderal PSKL Nomor 8 Tahun 2017 Tentang : Pedoman Penyusu...
Peraturan Direktur Jenderal PSKL Nomor 8 Tahun 2017 Tentang : Pedoman Penyusu...Peraturan Direktur Jenderal PSKL Nomor 8 Tahun 2017 Tentang : Pedoman Penyusu...
Peraturan Direktur Jenderal PSKL Nomor 8 Tahun 2017 Tentang : Pedoman Penyusu...
Jaringan Kerja Pemetaan Partisipatif
 
Kebijakanpengelolaankphppapuadec2011 111214220957-phpapp02
Kebijakanpengelolaankphppapuadec2011 111214220957-phpapp02Kebijakanpengelolaankphppapuadec2011 111214220957-phpapp02
Kebijakanpengelolaankphppapuadec2011 111214220957-phpapp02
sugianli rusmei singkali
 
Peluang dan Tantangan Pemerintah Daerah Dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup da...
Peluang dan Tantangan Pemerintah Daerah Dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup da...Peluang dan Tantangan Pemerintah Daerah Dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup da...
Peluang dan Tantangan Pemerintah Daerah Dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup da...
01112015
 
P41 2010 programa penyuluhan kehutanan
P41 2010 programa penyuluhan kehutananP41 2010 programa penyuluhan kehutanan
P41 2010 programa penyuluhan kehutanan
Jhon Blora
 
Presentasi musrenbangkab dishutbun 23 mar2011
Presentasi musrenbangkab dishutbun   23 mar2011Presentasi musrenbangkab dishutbun   23 mar2011
Presentasi musrenbangkab dishutbun 23 mar2011Ariston Pamungkas
 
Transisi Pengelolaan Hutan Pasca UU 23/2014
Transisi Pengelolaan Hutan Pasca UU 23/2014Transisi Pengelolaan Hutan Pasca UU 23/2014
Transisi Pengelolaan Hutan Pasca UU 23/2014
CIFOR-ICRAF
 
Uu 23 th 2014 depdagri
Uu 23 th 2014 depdagriUu 23 th 2014 depdagri
Uu 23 th 2014 depdagriita syarwani
 
Peran Masyarakat Adat, KKBHL, Jkt 20-23 Okt 2013
Peran Masyarakat Adat, KKBHL, Jkt 20-23 Okt 2013Peran Masyarakat Adat, KKBHL, Jkt 20-23 Okt 2013
Peran Masyarakat Adat, KKBHL, Jkt 20-23 Okt 2013Helmi .
 
Legal Memorandum; Memo Perhutanan Sosial Pada Areal Perhutani
Legal Memorandum; Memo Perhutanan Sosial Pada Areal PerhutaniLegal Memorandum; Memo Perhutanan Sosial Pada Areal Perhutani
Legal Memorandum; Memo Perhutanan Sosial Pada Areal Perhutani
Jaringan Kerja Pemetaan Partisipatif
 
IMPLIKASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH TERH...
IMPLIKASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2014  TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH TERH...IMPLIKASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2014  TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH TERH...
IMPLIKASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH TERH...
01112015
 
150116 Policy Brief_Menata Era Baru Kehutanan Masyarakat
150116 Policy Brief_Menata Era Baru Kehutanan Masyarakat150116 Policy Brief_Menata Era Baru Kehutanan Masyarakat
150116 Policy Brief_Menata Era Baru Kehutanan Masyarakat
Andhika Vega Praputra
 

What's hot (19)

P.46 2012 metode_danmateripenyuluhankehutanan_
P.46 2012 metode_danmateripenyuluhankehutanan_P.46 2012 metode_danmateripenyuluhankehutanan_
P.46 2012 metode_danmateripenyuluhankehutanan_
 
Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Bidang Lingkungan Hidup dan Kehutanan ber...
Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Bidang Lingkungan Hidup dan Kehutanan ber...Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Bidang Lingkungan Hidup dan Kehutanan ber...
Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Bidang Lingkungan Hidup dan Kehutanan ber...
 
Presentasi musrenbangkab dishutbun 5 apr2012
Presentasi musrenbangkab dishutbun   5 apr2012Presentasi musrenbangkab dishutbun   5 apr2012
Presentasi musrenbangkab dishutbun 5 apr2012
 
Mangrove management as an essential ecosystem area: A case study from Teluk P...
Mangrove management as an essential ecosystem area: A case study from Teluk P...Mangrove management as an essential ecosystem area: A case study from Teluk P...
Mangrove management as an essential ecosystem area: A case study from Teluk P...
 
Permenhut p46 menhut ii2014 tentang renstra 2015
Permenhut p46 menhut ii2014 tentang renstra 2015Permenhut p46 menhut ii2014 tentang renstra 2015
Permenhut p46 menhut ii2014 tentang renstra 2015
 
P 57 menhut ii 2014
P 57 menhut ii 2014P 57 menhut ii 2014
P 57 menhut ii 2014
 
Tantangan dalam pengelolaan ekosistem gambut di Indonesia
Tantangan dalam pengelolaan ekosistem gambut di IndonesiaTantangan dalam pengelolaan ekosistem gambut di Indonesia
Tantangan dalam pengelolaan ekosistem gambut di Indonesia
 
Peraturan Direktur Jenderal PSKL Nomor 8 Tahun 2017 Tentang : Pedoman Penyusu...
Peraturan Direktur Jenderal PSKL Nomor 8 Tahun 2017 Tentang : Pedoman Penyusu...Peraturan Direktur Jenderal PSKL Nomor 8 Tahun 2017 Tentang : Pedoman Penyusu...
Peraturan Direktur Jenderal PSKL Nomor 8 Tahun 2017 Tentang : Pedoman Penyusu...
 
Kebijakanpengelolaankphppapuadec2011 111214220957-phpapp02
Kebijakanpengelolaankphppapuadec2011 111214220957-phpapp02Kebijakanpengelolaankphppapuadec2011 111214220957-phpapp02
Kebijakanpengelolaankphppapuadec2011 111214220957-phpapp02
 
Peluang dan Tantangan Pemerintah Daerah Dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup da...
Peluang dan Tantangan Pemerintah Daerah Dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup da...Peluang dan Tantangan Pemerintah Daerah Dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup da...
Peluang dan Tantangan Pemerintah Daerah Dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup da...
 
P41 2010 programa penyuluhan kehutanan
P41 2010 programa penyuluhan kehutananP41 2010 programa penyuluhan kehutanan
P41 2010 programa penyuluhan kehutanan
 
Presentasi musrenbangkab dishutbun 23 mar2011
Presentasi musrenbangkab dishutbun   23 mar2011Presentasi musrenbangkab dishutbun   23 mar2011
Presentasi musrenbangkab dishutbun 23 mar2011
 
Transisi Pengelolaan Hutan Pasca UU 23/2014
Transisi Pengelolaan Hutan Pasca UU 23/2014Transisi Pengelolaan Hutan Pasca UU 23/2014
Transisi Pengelolaan Hutan Pasca UU 23/2014
 
Uu 23 th 2014 depdagri
Uu 23 th 2014 depdagriUu 23 th 2014 depdagri
Uu 23 th 2014 depdagri
 
Peran Masyarakat Adat, KKBHL, Jkt 20-23 Okt 2013
Peran Masyarakat Adat, KKBHL, Jkt 20-23 Okt 2013Peran Masyarakat Adat, KKBHL, Jkt 20-23 Okt 2013
Peran Masyarakat Adat, KKBHL, Jkt 20-23 Okt 2013
 
Legal Memorandum; Memo Perhutanan Sosial Pada Areal Perhutani
Legal Memorandum; Memo Perhutanan Sosial Pada Areal PerhutaniLegal Memorandum; Memo Perhutanan Sosial Pada Areal Perhutani
Legal Memorandum; Memo Perhutanan Sosial Pada Areal Perhutani
 
Sinkronisasi rumusan 1
Sinkronisasi rumusan 1Sinkronisasi rumusan 1
Sinkronisasi rumusan 1
 
IMPLIKASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH TERH...
IMPLIKASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2014  TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH TERH...IMPLIKASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2014  TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH TERH...
IMPLIKASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH TERH...
 
150116 Policy Brief_Menata Era Baru Kehutanan Masyarakat
150116 Policy Brief_Menata Era Baru Kehutanan Masyarakat150116 Policy Brief_Menata Era Baru Kehutanan Masyarakat
150116 Policy Brief_Menata Era Baru Kehutanan Masyarakat
 

Similar to Kebijakan pemenuhan tenaga teknis menengah kehutanan

bisnis proses sasaran DLHK.pptx
bisnis proses sasaran DLHK.pptxbisnis proses sasaran DLHK.pptx
bisnis proses sasaran DLHK.pptx
robialakbar2
 
ppt seminar hasil.pptx
ppt seminar hasil.pptxppt seminar hasil.pptx
ppt seminar hasil.pptx
ViraYuniar14
 
Kebijakan Nasional Perlindungan Lingkungan Hidup dan Pemanfaatan Ruang dalam ...
Kebijakan Nasional Perlindungan Lingkungan Hidup dan Pemanfaatan Ruang dalam ...Kebijakan Nasional Perlindungan Lingkungan Hidup dan Pemanfaatan Ruang dalam ...
Kebijakan Nasional Perlindungan Lingkungan Hidup dan Pemanfaatan Ruang dalam ...
imaniar nastiti
 
Laporan perencanaan hutan.kelompok 4
Laporan perencanaan hutan.kelompok 4Laporan perencanaan hutan.kelompok 4
Laporan perencanaan hutan.kelompok 4
FLORIPAOT
 
materi sosialisasi ppt slideshare.pptx
materi sosialisasi ppt slideshare.pptxmateri sosialisasi ppt slideshare.pptx
materi sosialisasi ppt slideshare.pptx
AbnerRinaldiYosapatS
 
Kuliah 15 KEBIJAKAN PERLINDUNGAN LINGKUNGAN.pptx
Kuliah 15 KEBIJAKAN PERLINDUNGAN LINGKUNGAN.pptxKuliah 15 KEBIJAKAN PERLINDUNGAN LINGKUNGAN.pptx
Kuliah 15 KEBIJAKAN PERLINDUNGAN LINGKUNGAN.pptx
MuhammadMunarMukhsin1
 
Arah Strategi Nasional Pengelolaan Ekosistem Mangrove
Arah Strategi Nasional Pengelolaan Ekosistem MangroveArah Strategi Nasional Pengelolaan Ekosistem Mangrove
Arah Strategi Nasional Pengelolaan Ekosistem Mangrove
CIFOR-ICRAF
 
PT. REKI_Tantangan dan Peluang Restorasi Ekosistem di Jambi.pdf
PT. REKI_Tantangan dan Peluang Restorasi Ekosistem  di Jambi.pdfPT. REKI_Tantangan dan Peluang Restorasi Ekosistem  di Jambi.pdf
PT. REKI_Tantangan dan Peluang Restorasi Ekosistem di Jambi.pdf
SubditSumberdayaPend
 
Renstra Kementerian Kehutanan 2011-2014
Renstra Kementerian Kehutanan 2011-2014Renstra Kementerian Kehutanan 2011-2014
Renstra Kementerian Kehutanan 2011-2014Selvia Sari
 
Pres Wg Pm Permenhut Mdk Di Kk Sep08
Pres Wg Pm Permenhut Mdk Di Kk Sep08Pres Wg Pm Permenhut Mdk Di Kk Sep08
Pres Wg Pm Permenhut Mdk Di Kk Sep08
wgpemberdayaan
 
Bisnis KPH NTB-Menuju KPH Mandiri-KPHL Dit_Julmansyah.pdf
Bisnis KPH NTB-Menuju KPH Mandiri-KPHL Dit_Julmansyah.pdfBisnis KPH NTB-Menuju KPH Mandiri-KPHL Dit_Julmansyah.pdf
Bisnis KPH NTB-Menuju KPH Mandiri-KPHL Dit_Julmansyah.pdf
AvioAviensi1
 
Penetapan kinerja DINHUT 2014
Penetapan kinerja DINHUT 2014Penetapan kinerja DINHUT 2014
Penetapan kinerja DINHUT 2014
Jhon Blora
 
Silvikultur.pptx
Silvikultur.pptxSilvikultur.pptx
Silvikultur.pptx
MuhammadSyukri243320
 
Kelompok 1 Pengantar Mata Kuliah Manajemen Kualitas Menganalisis Standarisasi...
Kelompok 1 Pengantar Mata Kuliah Manajemen Kualitas Menganalisis Standarisasi...Kelompok 1 Pengantar Mata Kuliah Manajemen Kualitas Menganalisis Standarisasi...
Kelompok 1 Pengantar Mata Kuliah Manajemen Kualitas Menganalisis Standarisasi...
ArtonBriyanPrasetyo
 
Perhutanan Sosial Almisbat | Pojok Desa #05
Perhutanan Sosial Almisbat  | Pojok Desa #05Perhutanan Sosial Almisbat  | Pojok Desa #05
Perhutanan Sosial Almisbat | Pojok Desa #05
TV Desa
 
Grand Strategy - Pengelolaan HHBK Unggulan yang Terintegrasi Berbasis Bentang...
Grand Strategy - Pengelolaan HHBK Unggulan yang Terintegrasi Berbasis Bentang...Grand Strategy - Pengelolaan HHBK Unggulan yang Terintegrasi Berbasis Bentang...
Grand Strategy - Pengelolaan HHBK Unggulan yang Terintegrasi Berbasis Bentang...
CIFOR-ICRAF
 
Bab i
Bab iBab i
595-Article Text-5987-1-10-20170831.pdf
595-Article Text-5987-1-10-20170831.pdf595-Article Text-5987-1-10-20170831.pdf
595-Article Text-5987-1-10-20170831.pdf
MikoWahyu1
 
Workshop_perubahan_iklim_Bappeda_Maluku.pdf
Workshop_perubahan_iklim_Bappeda_Maluku.pdfWorkshop_perubahan_iklim_Bappeda_Maluku.pdf
Workshop_perubahan_iklim_Bappeda_Maluku.pdf
Ismed Ismail
 

Similar to Kebijakan pemenuhan tenaga teknis menengah kehutanan (20)

bisnis proses sasaran DLHK.pptx
bisnis proses sasaran DLHK.pptxbisnis proses sasaran DLHK.pptx
bisnis proses sasaran DLHK.pptx
 
ppt seminar hasil.pptx
ppt seminar hasil.pptxppt seminar hasil.pptx
ppt seminar hasil.pptx
 
Kebijakan Nasional Perlindungan Lingkungan Hidup dan Pemanfaatan Ruang dalam ...
Kebijakan Nasional Perlindungan Lingkungan Hidup dan Pemanfaatan Ruang dalam ...Kebijakan Nasional Perlindungan Lingkungan Hidup dan Pemanfaatan Ruang dalam ...
Kebijakan Nasional Perlindungan Lingkungan Hidup dan Pemanfaatan Ruang dalam ...
 
Laporan perencanaan hutan.kelompok 4
Laporan perencanaan hutan.kelompok 4Laporan perencanaan hutan.kelompok 4
Laporan perencanaan hutan.kelompok 4
 
materi sosialisasi ppt slideshare.pptx
materi sosialisasi ppt slideshare.pptxmateri sosialisasi ppt slideshare.pptx
materi sosialisasi ppt slideshare.pptx
 
Kuliah 15 KEBIJAKAN PERLINDUNGAN LINGKUNGAN.pptx
Kuliah 15 KEBIJAKAN PERLINDUNGAN LINGKUNGAN.pptxKuliah 15 KEBIJAKAN PERLINDUNGAN LINGKUNGAN.pptx
Kuliah 15 KEBIJAKAN PERLINDUNGAN LINGKUNGAN.pptx
 
Arah Strategi Nasional Pengelolaan Ekosistem Mangrove
Arah Strategi Nasional Pengelolaan Ekosistem MangroveArah Strategi Nasional Pengelolaan Ekosistem Mangrove
Arah Strategi Nasional Pengelolaan Ekosistem Mangrove
 
PT. REKI_Tantangan dan Peluang Restorasi Ekosistem di Jambi.pdf
PT. REKI_Tantangan dan Peluang Restorasi Ekosistem  di Jambi.pdfPT. REKI_Tantangan dan Peluang Restorasi Ekosistem  di Jambi.pdf
PT. REKI_Tantangan dan Peluang Restorasi Ekosistem di Jambi.pdf
 
Renstra Kementerian Kehutanan 2011-2014
Renstra Kementerian Kehutanan 2011-2014Renstra Kementerian Kehutanan 2011-2014
Renstra Kementerian Kehutanan 2011-2014
 
Pres Wg Pm Permenhut Mdk Di Kk Sep08
Pres Wg Pm Permenhut Mdk Di Kk Sep08Pres Wg Pm Permenhut Mdk Di Kk Sep08
Pres Wg Pm Permenhut Mdk Di Kk Sep08
 
Bisnis KPH NTB-Menuju KPH Mandiri-KPHL Dit_Julmansyah.pdf
Bisnis KPH NTB-Menuju KPH Mandiri-KPHL Dit_Julmansyah.pdfBisnis KPH NTB-Menuju KPH Mandiri-KPHL Dit_Julmansyah.pdf
Bisnis KPH NTB-Menuju KPH Mandiri-KPHL Dit_Julmansyah.pdf
 
Penetapan kinerja DINHUT 2014
Penetapan kinerja DINHUT 2014Penetapan kinerja DINHUT 2014
Penetapan kinerja DINHUT 2014
 
Silvikultur.pptx
Silvikultur.pptxSilvikultur.pptx
Silvikultur.pptx
 
Kelompok 1 Pengantar Mata Kuliah Manajemen Kualitas Menganalisis Standarisasi...
Kelompok 1 Pengantar Mata Kuliah Manajemen Kualitas Menganalisis Standarisasi...Kelompok 1 Pengantar Mata Kuliah Manajemen Kualitas Menganalisis Standarisasi...
Kelompok 1 Pengantar Mata Kuliah Manajemen Kualitas Menganalisis Standarisasi...
 
Perhutanan Sosial Almisbat | Pojok Desa #05
Perhutanan Sosial Almisbat  | Pojok Desa #05Perhutanan Sosial Almisbat  | Pojok Desa #05
Perhutanan Sosial Almisbat | Pojok Desa #05
 
Grand Strategy - Pengelolaan HHBK Unggulan yang Terintegrasi Berbasis Bentang...
Grand Strategy - Pengelolaan HHBK Unggulan yang Terintegrasi Berbasis Bentang...Grand Strategy - Pengelolaan HHBK Unggulan yang Terintegrasi Berbasis Bentang...
Grand Strategy - Pengelolaan HHBK Unggulan yang Terintegrasi Berbasis Bentang...
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
595-Article Text-5987-1-10-20170831.pdf
595-Article Text-5987-1-10-20170831.pdf595-Article Text-5987-1-10-20170831.pdf
595-Article Text-5987-1-10-20170831.pdf
 
Workshop_perubahan_iklim_Bappeda_Maluku.pdf
Workshop_perubahan_iklim_Bappeda_Maluku.pdfWorkshop_perubahan_iklim_Bappeda_Maluku.pdf
Workshop_perubahan_iklim_Bappeda_Maluku.pdf
 

More from Adi Pujakesuma

Pendekatan Legal Kelola Satwa Liar di Sulawesi
Pendekatan Legal Kelola Satwa Liar di SulawesiPendekatan Legal Kelola Satwa Liar di Sulawesi
Pendekatan Legal Kelola Satwa Liar di Sulawesi
Adi Pujakesuma
 
Asep Warlan Yusuf: Catatan hukum awy terhadap ruu cipta kerja 27 feb 2020
Asep Warlan Yusuf: Catatan hukum awy terhadap ruu cipta kerja 27 feb 2020Asep Warlan Yusuf: Catatan hukum awy terhadap ruu cipta kerja 27 feb 2020
Asep Warlan Yusuf: Catatan hukum awy terhadap ruu cipta kerja 27 feb 2020
Adi Pujakesuma
 
PERHUTANAN SOSIAL PADA HUTAN PRODUKSI
PERHUTANAN SOSIAL  PADA HUTAN PRODUKSIPERHUTANAN SOSIAL  PADA HUTAN PRODUKSI
PERHUTANAN SOSIAL PADA HUTAN PRODUKSI
Adi Pujakesuma
 
Perkembangan tora yang berasal dari kawasan hutan
Perkembangan tora yang berasal dari kawasan hutanPerkembangan tora yang berasal dari kawasan hutan
Perkembangan tora yang berasal dari kawasan hutan
Adi Pujakesuma
 
BP2SDM DALAM TORA DAN PERHUTANAN SOSIAL
BP2SDM DALAM TORA DAN PERHUTANAN SOSIALBP2SDM DALAM TORA DAN PERHUTANAN SOSIAL
BP2SDM DALAM TORA DAN PERHUTANAN SOSIAL
Adi Pujakesuma
 
Sosialisasi p.44
Sosialisasi p.44Sosialisasi p.44
Sosialisasi p.44
Adi Pujakesuma
 
Pengelolaan arsip aktif klhk
Pengelolaan arsip aktif klhkPengelolaan arsip aktif klhk
Pengelolaan arsip aktif klhk
Adi Pujakesuma
 
Prospek alumni smk kehutanan dalam mendukung perhutanan sosial
Prospek alumni smk kehutanan dalam mendukung perhutanan sosialProspek alumni smk kehutanan dalam mendukung perhutanan sosial
Prospek alumni smk kehutanan dalam mendukung perhutanan sosial
Adi Pujakesuma
 
REVITALISASI SMK DAN TANTANGANNYA DALAM MENYIAPKAN TENAGA KERJA TERAMPIL DI...
REVITALISASI SMK DAN TANTANGANNYA  DALAM MENYIAPKAN TENAGA KERJA TERAMPIL  DI...REVITALISASI SMK DAN TANTANGANNYA  DALAM MENYIAPKAN TENAGA KERJA TERAMPIL  DI...
REVITALISASI SMK DAN TANTANGANNYA DALAM MENYIAPKAN TENAGA KERJA TERAMPIL DI...
Adi Pujakesuma
 
Insp iv bahan pembinaan makassar short
Insp iv bahan pembinaan makassar shortInsp iv bahan pembinaan makassar short
Insp iv bahan pembinaan makassar short
Adi Pujakesuma
 
Insp inves presentasi inspektur investigasi_rev
Insp inves presentasi inspektur investigasi_revInsp inves presentasi inspektur investigasi_rev
Insp inves presentasi inspektur investigasi_rev
Adi Pujakesuma
 
Insp iii startegi mempertahankan opini wtp
Insp iii startegi mempertahankan opini wtpInsp iii startegi mempertahankan opini wtp
Insp iii startegi mempertahankan opini wtp
Adi Pujakesuma
 
Implementasi Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
Implementasi Sistem Pengendalian Intern PemerintahImplementasi Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
Implementasi Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
Adi Pujakesuma
 
Sosialisasi Reformasi Birokrasi Juli 2018
Sosialisasi Reformasi Birokrasi Juli 2018Sosialisasi Reformasi Birokrasi Juli 2018
Sosialisasi Reformasi Birokrasi Juli 2018
Adi Pujakesuma
 
Bahan presentase kepala balai sep 2018
Bahan presentase kepala balai sep 2018Bahan presentase kepala balai sep 2018
Bahan presentase kepala balai sep 2018
Adi Pujakesuma
 

More from Adi Pujakesuma (15)

Pendekatan Legal Kelola Satwa Liar di Sulawesi
Pendekatan Legal Kelola Satwa Liar di SulawesiPendekatan Legal Kelola Satwa Liar di Sulawesi
Pendekatan Legal Kelola Satwa Liar di Sulawesi
 
Asep Warlan Yusuf: Catatan hukum awy terhadap ruu cipta kerja 27 feb 2020
Asep Warlan Yusuf: Catatan hukum awy terhadap ruu cipta kerja 27 feb 2020Asep Warlan Yusuf: Catatan hukum awy terhadap ruu cipta kerja 27 feb 2020
Asep Warlan Yusuf: Catatan hukum awy terhadap ruu cipta kerja 27 feb 2020
 
PERHUTANAN SOSIAL PADA HUTAN PRODUKSI
PERHUTANAN SOSIAL  PADA HUTAN PRODUKSIPERHUTANAN SOSIAL  PADA HUTAN PRODUKSI
PERHUTANAN SOSIAL PADA HUTAN PRODUKSI
 
Perkembangan tora yang berasal dari kawasan hutan
Perkembangan tora yang berasal dari kawasan hutanPerkembangan tora yang berasal dari kawasan hutan
Perkembangan tora yang berasal dari kawasan hutan
 
BP2SDM DALAM TORA DAN PERHUTANAN SOSIAL
BP2SDM DALAM TORA DAN PERHUTANAN SOSIALBP2SDM DALAM TORA DAN PERHUTANAN SOSIAL
BP2SDM DALAM TORA DAN PERHUTANAN SOSIAL
 
Sosialisasi p.44
Sosialisasi p.44Sosialisasi p.44
Sosialisasi p.44
 
Pengelolaan arsip aktif klhk
Pengelolaan arsip aktif klhkPengelolaan arsip aktif klhk
Pengelolaan arsip aktif klhk
 
Prospek alumni smk kehutanan dalam mendukung perhutanan sosial
Prospek alumni smk kehutanan dalam mendukung perhutanan sosialProspek alumni smk kehutanan dalam mendukung perhutanan sosial
Prospek alumni smk kehutanan dalam mendukung perhutanan sosial
 
REVITALISASI SMK DAN TANTANGANNYA DALAM MENYIAPKAN TENAGA KERJA TERAMPIL DI...
REVITALISASI SMK DAN TANTANGANNYA  DALAM MENYIAPKAN TENAGA KERJA TERAMPIL  DI...REVITALISASI SMK DAN TANTANGANNYA  DALAM MENYIAPKAN TENAGA KERJA TERAMPIL  DI...
REVITALISASI SMK DAN TANTANGANNYA DALAM MENYIAPKAN TENAGA KERJA TERAMPIL DI...
 
Insp iv bahan pembinaan makassar short
Insp iv bahan pembinaan makassar shortInsp iv bahan pembinaan makassar short
Insp iv bahan pembinaan makassar short
 
Insp inves presentasi inspektur investigasi_rev
Insp inves presentasi inspektur investigasi_revInsp inves presentasi inspektur investigasi_rev
Insp inves presentasi inspektur investigasi_rev
 
Insp iii startegi mempertahankan opini wtp
Insp iii startegi mempertahankan opini wtpInsp iii startegi mempertahankan opini wtp
Insp iii startegi mempertahankan opini wtp
 
Implementasi Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
Implementasi Sistem Pengendalian Intern PemerintahImplementasi Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
Implementasi Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
 
Sosialisasi Reformasi Birokrasi Juli 2018
Sosialisasi Reformasi Birokrasi Juli 2018Sosialisasi Reformasi Birokrasi Juli 2018
Sosialisasi Reformasi Birokrasi Juli 2018
 
Bahan presentase kepala balai sep 2018
Bahan presentase kepala balai sep 2018Bahan presentase kepala balai sep 2018
Bahan presentase kepala balai sep 2018
 

Recently uploaded

DAMPAK PIRIT ANTARA MANFAAT DAN BAHAYA BAGI LINGKUNGAN DAN KESEHATAN.pdf
DAMPAK PIRIT  ANTARA MANFAAT DAN BAHAYA BAGI LINGKUNGAN DAN KESEHATAN.pdfDAMPAK PIRIT  ANTARA MANFAAT DAN BAHAYA BAGI LINGKUNGAN DAN KESEHATAN.pdf
DAMPAK PIRIT ANTARA MANFAAT DAN BAHAYA BAGI LINGKUNGAN DAN KESEHATAN.pdf
d1051231033
 
ANALISIS DAMPAK DAN SOLUSI HUJAN ASAM: PENGARUH PEMBAKARAN BAHAN BAKAR FOSIL ...
ANALISIS DAMPAK DAN SOLUSI HUJAN ASAM: PENGARUH PEMBAKARAN BAHAN BAKAR FOSIL ...ANALISIS DAMPAK DAN SOLUSI HUJAN ASAM: PENGARUH PEMBAKARAN BAHAN BAKAR FOSIL ...
ANALISIS DAMPAK DAN SOLUSI HUJAN ASAM: PENGARUH PEMBAKARAN BAHAN BAKAR FOSIL ...
d1051231079
 
“ANALISIS DINAMIKA DAN KONDISI ATMOSFER AKIBAT PENINGKATAN POLUTAN DAN EMISI...
“ANALISIS DINAMIKA DAN KONDISI ATMOSFER AKIBAT PENINGKATAN POLUTAN  DAN EMISI...“ANALISIS DINAMIKA DAN KONDISI ATMOSFER AKIBAT PENINGKATAN POLUTAN  DAN EMISI...
“ANALISIS DINAMIKA DAN KONDISI ATMOSFER AKIBAT PENINGKATAN POLUTAN DAN EMISI...
aisyrahadatul14
 
Pengelolaan Lahan Gambut Sebagai Media Tanam Dan Implikasinya Terhadap Konser...
Pengelolaan Lahan Gambut Sebagai Media Tanam Dan Implikasinya Terhadap Konser...Pengelolaan Lahan Gambut Sebagai Media Tanam Dan Implikasinya Terhadap Konser...
Pengelolaan Lahan Gambut Sebagai Media Tanam Dan Implikasinya Terhadap Konser...
d1051231053
 
Dampak Pencemaran Udara Terhadap Lahan Pertanian
Dampak Pencemaran Udara Terhadap Lahan PertanianDampak Pencemaran Udara Terhadap Lahan Pertanian
Dampak Pencemaran Udara Terhadap Lahan Pertanian
d1051231078
 
DAMPAK KEBAKARAN LAHAN GAMBUT TERHADAP KUALITAS AIR DAN KESEHATAN MASYARAKAT.pdf
DAMPAK KEBAKARAN LAHAN GAMBUT TERHADAP KUALITAS AIR DAN KESEHATAN MASYARAKAT.pdfDAMPAK KEBAKARAN LAHAN GAMBUT TERHADAP KUALITAS AIR DAN KESEHATAN MASYARAKAT.pdf
DAMPAK KEBAKARAN LAHAN GAMBUT TERHADAP KUALITAS AIR DAN KESEHATAN MASYARAKAT.pdf
d1051231031
 
PENCEMARAN UDARA YANG DISEBABKAN OLEH KENDARAAN BERMOTOR YANG BERPENGARUH TER...
PENCEMARAN UDARA YANG DISEBABKAN OLEH KENDARAAN BERMOTOR YANG BERPENGARUH TER...PENCEMARAN UDARA YANG DISEBABKAN OLEH KENDARAAN BERMOTOR YANG BERPENGARUH TER...
PENCEMARAN UDARA YANG DISEBABKAN OLEH KENDARAAN BERMOTOR YANG BERPENGARUH TER...
muhammadfebri359
 
3. Identifikasi Bahaya Penilaian Risiko.pdf
3. Identifikasi Bahaya Penilaian Risiko.pdf3. Identifikasi Bahaya Penilaian Risiko.pdf
3. Identifikasi Bahaya Penilaian Risiko.pdf
KajianIslamIlmiahSur
 
INTERAKSI, KOMUNIKASI, DAN AKTIFITAS MIKROBA DI LINGKUNGAN
INTERAKSI, KOMUNIKASI, DAN AKTIFITAS MIKROBA DI LINGKUNGANINTERAKSI, KOMUNIKASI, DAN AKTIFITAS MIKROBA DI LINGKUNGAN
INTERAKSI, KOMUNIKASI, DAN AKTIFITAS MIKROBA DI LINGKUNGAN
albakiddies
 

Recently uploaded (9)

DAMPAK PIRIT ANTARA MANFAAT DAN BAHAYA BAGI LINGKUNGAN DAN KESEHATAN.pdf
DAMPAK PIRIT  ANTARA MANFAAT DAN BAHAYA BAGI LINGKUNGAN DAN KESEHATAN.pdfDAMPAK PIRIT  ANTARA MANFAAT DAN BAHAYA BAGI LINGKUNGAN DAN KESEHATAN.pdf
DAMPAK PIRIT ANTARA MANFAAT DAN BAHAYA BAGI LINGKUNGAN DAN KESEHATAN.pdf
 
ANALISIS DAMPAK DAN SOLUSI HUJAN ASAM: PENGARUH PEMBAKARAN BAHAN BAKAR FOSIL ...
ANALISIS DAMPAK DAN SOLUSI HUJAN ASAM: PENGARUH PEMBAKARAN BAHAN BAKAR FOSIL ...ANALISIS DAMPAK DAN SOLUSI HUJAN ASAM: PENGARUH PEMBAKARAN BAHAN BAKAR FOSIL ...
ANALISIS DAMPAK DAN SOLUSI HUJAN ASAM: PENGARUH PEMBAKARAN BAHAN BAKAR FOSIL ...
 
“ANALISIS DINAMIKA DAN KONDISI ATMOSFER AKIBAT PENINGKATAN POLUTAN DAN EMISI...
“ANALISIS DINAMIKA DAN KONDISI ATMOSFER AKIBAT PENINGKATAN POLUTAN  DAN EMISI...“ANALISIS DINAMIKA DAN KONDISI ATMOSFER AKIBAT PENINGKATAN POLUTAN  DAN EMISI...
“ANALISIS DINAMIKA DAN KONDISI ATMOSFER AKIBAT PENINGKATAN POLUTAN DAN EMISI...
 
Pengelolaan Lahan Gambut Sebagai Media Tanam Dan Implikasinya Terhadap Konser...
Pengelolaan Lahan Gambut Sebagai Media Tanam Dan Implikasinya Terhadap Konser...Pengelolaan Lahan Gambut Sebagai Media Tanam Dan Implikasinya Terhadap Konser...
Pengelolaan Lahan Gambut Sebagai Media Tanam Dan Implikasinya Terhadap Konser...
 
Dampak Pencemaran Udara Terhadap Lahan Pertanian
Dampak Pencemaran Udara Terhadap Lahan PertanianDampak Pencemaran Udara Terhadap Lahan Pertanian
Dampak Pencemaran Udara Terhadap Lahan Pertanian
 
DAMPAK KEBAKARAN LAHAN GAMBUT TERHADAP KUALITAS AIR DAN KESEHATAN MASYARAKAT.pdf
DAMPAK KEBAKARAN LAHAN GAMBUT TERHADAP KUALITAS AIR DAN KESEHATAN MASYARAKAT.pdfDAMPAK KEBAKARAN LAHAN GAMBUT TERHADAP KUALITAS AIR DAN KESEHATAN MASYARAKAT.pdf
DAMPAK KEBAKARAN LAHAN GAMBUT TERHADAP KUALITAS AIR DAN KESEHATAN MASYARAKAT.pdf
 
PENCEMARAN UDARA YANG DISEBABKAN OLEH KENDARAAN BERMOTOR YANG BERPENGARUH TER...
PENCEMARAN UDARA YANG DISEBABKAN OLEH KENDARAAN BERMOTOR YANG BERPENGARUH TER...PENCEMARAN UDARA YANG DISEBABKAN OLEH KENDARAAN BERMOTOR YANG BERPENGARUH TER...
PENCEMARAN UDARA YANG DISEBABKAN OLEH KENDARAAN BERMOTOR YANG BERPENGARUH TER...
 
3. Identifikasi Bahaya Penilaian Risiko.pdf
3. Identifikasi Bahaya Penilaian Risiko.pdf3. Identifikasi Bahaya Penilaian Risiko.pdf
3. Identifikasi Bahaya Penilaian Risiko.pdf
 
INTERAKSI, KOMUNIKASI, DAN AKTIFITAS MIKROBA DI LINGKUNGAN
INTERAKSI, KOMUNIKASI, DAN AKTIFITAS MIKROBA DI LINGKUNGANINTERAKSI, KOMUNIKASI, DAN AKTIFITAS MIKROBA DI LINGKUNGAN
INTERAKSI, KOMUNIKASI, DAN AKTIFITAS MIKROBA DI LINGKUNGAN
 

Kebijakan pemenuhan tenaga teknis menengah kehutanan

  • 1. DEPARTEMEN KEHUTANAN Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam DEPARTEMEN KEHUTANAN Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam 1 KEPALA DINAS KEHUTANAN PROVINSI SULAWESI SELATAN Oleh: KEBIJAKAN PEMENUHAN TENAGA TEKNIS MENENGAH KEHUTANAN PROVINSI SUL-SEL TAHUN 2020 - 2024 ALUMNI SEKOLAH MENENGAH KEHUTANAN NEGERI
  • 2. DEPARTEMEN KEHUTANAN Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam DEPARTEMEN KEHUTANAN Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam I. ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KEHUTANAN PROVINSI SULAWESI SELATAN TAHUN 2020-2024 DINAS KEHUTANAN PROV. SULAWESI SELATAN 2 A. KONDISI UMUM KAWASAN HUTAN
  • 3. DEPARTEMEN KEHUTANAN Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam DEPARTEMEN KEHUTANAN Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam DINAS KEHUTANAN PROV. SULAWESI SELATAN 3 1,188,816 482,923 119,719 268,632 529,134 21,358 Luas Kawasan Hutan Hutan Lindung Hutan Produksi Terbatas Hutan Produksi HSA dan Wisata Taman Nasional Laut Hutan Produksi Konservasi
  • 4. DEPARTEMEN KEHUTANAN Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam DEPARTEMEN KEHUTANAN Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam KONDISI UMUM LAHAN DINAS KEHUTANAN PROV. SULAWESI SELATAN 4
  • 5. DEPARTEMEN KEHUTANAN Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam DEPARTEMEN KEHUTANAN Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam STRUKTUR ORGANISASI DINAS KEHUTANAN PROV. SULAWESI SELATAN 5
  • 6. DEPARTEMEN KEHUTANAN Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam DEPARTEMEN KEHUTANAN Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam
  • 7. DEPARTEMEN KEHUTANAN Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam DEPARTEMEN KEHUTANAN Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam KONDISI UMUM PERMASALAHAN DINAS KEHUTANAN PROV. SULAWESI SELATAN 7  Sebagian wilayah DAS membutuhkan pemulihan serta masih luasnya lahan kritis didalam maupun diluar kawasan hutan sementara kapasitas kegiatan RHL untuk menekan laju degradasi hutan dan lahan masih terbatas;  Status Kepastian Hukum Kawasan Hutan, Konflik tenurial terhadap lahan kehutanan, alih fungsi lahan, perambahan hutan dan illegal logging masih cukup tinggi.  Masih terbatasnya kapasitas SDM Kualifikasi Kehutanan yang memiliki skill dan kompetensi yang sesuai dalam pengelolaan hutan;  Belum optimalnya pengelolaan jasa lingkungan sektor kehutanan;  Partisipasi masyarakat yang belum optimal dalam pengelolaan hutan secara lestari;  Masih rendahnya produksi hasil hutan kayu dan hasil hutan bukan kayu untuk mendukung dan menyuplai kebutuhan industri kehutanan;  Kurangnya basis data dan informasi sektor kehutanan yang valid;  Masih kurangnya sarana dan prasarana pada UPT Dinas Kehutanan.  Sumber Pendanaan Kegiatan Pengurusan Hutan dari APBD sangat minim.
  • 8. DEPARTEMEN KEHUTANAN Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam DEPARTEMEN KEHUTANAN Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam ARAH KEBIJAKAN DINAS KEHUTANAN PROV. SULAWESI SELATAN 8 Visi : Sulawesi Selatan Yang Inovatif, Produktif, Kompetitif, Inklusif dan Berkarakter Misi 5 : Meningkatkan Produktifitas dan Daya Saing Produk Sumber Daya Alam Yang Berkelanjutan Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan 1 2 3 4 Meningkatkan kapasitas perencanaan, monitoring dan evaluasi pelaksanaan pembangunan kehutanan, pelayanan umum dan sumber daya aparatur serta akuntabilitas pengelolaan keuangan dan asset. 1. Meningkatnya kualitas dan akuntabilitas dokumen perencanaan, keuangan dan asset. 2. Meningkatnya kualitas pelayanan dan sumber daya aparatur pelaksana. 3. Menyediakan informasi dan data yang valid. 1. Meningkatkan kapasitas sumber daya aparatur pengelola administrasi perkantoran yang berintegritas dan handal. 2. Meningkatkan kemampuan manajerial dan teknis aparatur. Mewujudkan peningkatan sumber daya aparatur pengelola administrasi dan pelayanan umum untuk mendukung pelaksanaan kegiatan. Mengoptimalkan pemanfaatan produksi hasil hutan dan tertib peredaran hasil hutan serta penerimaan dana bagi hasil sektor kehutanan dan mengembangkan industri primer hasil hutan kayu berkelanjutan. 1. Menjaga fungsi kawasan hutan sesuai peruntukannya. 2. Meningkatnya produksi hasil hutan kayu dan bukan kayu. 3. Mengembangkan industri primer hasil hutan. 1. Meningkatkan pemahaman tentang manfaat hutan kepada masyarakat sekitar hutan. 2. Meningkatkan peran serta masyarakat dan pelaku industri didalam pengelolaan hutan secara berkelanjutan dan lestari. Mewujudkan masyarakat serta pelaku industri yang peduli terhadap kelestarian hutan melalui kegiatan sosialisasi dan penyuluhan. Mengoptimalkan pengelolaan sumber daya alam secara berdaya saing tanpa mengabaikan kelestarian, daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup. 1. Meningkatnya produksi dan penggunaan bibit yang bersertifikat. 2. Meningkatnya luas lahan kritis yang direhabilitasi. 3. Meningkatnya indeks kualitas tutupan lahan. 1. Meningkatkan pengetahuan pengelolaan perbenihan yang sesuai standar. 2. Meningkatkan peran serta masyarakat dan pelaku industri didalam pengelolaan hutan secara berkelanjutan dan lestari. Mewujudkan pengelolaan sumber daya alam secara bijak dan lestari. Meningkatkan produktifitas dan daya saing produk sektor perekonomian berbasis sumber daya alam serta memberdayakan masyarakat didalam dan disekitar hutan. 1. Meningkatnya pemberdayaan masyarakat disekitar kawasan hutan. 2. Meningkatnya jumlah kelompok masyarakat yang mendapatkan pendampingan. 1. Meningkatkan kapasitas pemberdayaan masyarakat disekitar hutan melalui skema kegiatan Perhutanan Sosial. 2. Meningkatkan kapasitas pemberdayaan masyarakat melalui kegiatan pendampingan. Mewujudkan masyarakat yang sejahtera melalui kegiatan pemberdayaan masyarakat sekitar hutan. Melindungi ekosistem hutan dan menjaga kelestarian sumber daya hutan serta keanekaragaman hayati Menurunnya kasus pembalakan liar (illegal logging) dan konflik tenurial. Meningkatkan upaya preventif dan persuasif dalam rangka pengamanan hutan melalui kegiatan patroli rutin dan penyuluhan. Mewujudkan upaya preventif dan persuasif dalam rangka pengamanan hutan melalui kegiatan patroli rutin dan penyuluhan.
  • 9. DEPARTEMEN KEHUTANAN Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam DEPARTEMEN KEHUTANAN Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam  Kepastian Hukum kawasan hutan melalui berbagai kegiatan, antara lain : sinkronisasi dan koordinasi dalam penataan ruang, pengukuhan dan penataan batas hutan serta pemeliharaan dan rekonstruksi batas hutan ;  Penyediaan data dan informasi (spasial dan numerik) sumberdaya hutan  Kondisi hutan terjamin melalui perlindungan dan konservasi alam sehingga berjalan sesuai fungsinya (konservasi, lindung dan produksi);  Rehabilitasi Hutan dan Lahan dengan pendekatan Daerah Aliran Sungai (DAS) dikelola secara optimal agar fungsinya sebagai sistem penyangga kehidupan terpelihara.  Terpenuhinya pemenuhan bahan baku industri kehutanan secara kontinyu.  Hutan dapat diakses oleh masyarakat melalui kegiatan kehutanan  Memberikan peran kepada masyarakat dalam pengelolaan sumberdaya hutan sesuai dengan kemampuan dan sumberdaya yang dimiliki;  Meningkatkan kualitas kesejahteraan masyarakat yang bergantung pada sumberdaya hutan terutama yang berada di dalam dan sekitar hutan melalui pemberdayaan kelompok tani hutan. DINAS KEHUTANAN PROV. SULAWESI SELATAN 9 HASIL YANG DIHARAPKAN
  • 10. DEPARTEMEN KEHUTANAN Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam DEPARTEMEN KEHUTANAN Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam  Peningkatan kesejahteraan masyarakat di dalam dan di sekitar hutan meningkat secara proporsional dan bertahap sebagai dampak dari adanya kegiatan kehutanan;  Penyerapan tenaga kerja dibidang pemanfaatan hutan dan rehabilitasi hutan dan lahan di provinsi Sulawesi Selatan meningkat;  Pendapatan riil masyarakat melalui kegiatan pengembangan komoditi unggulan kehutanan meningkat.  Berkembangnya Aneka usaha kehutanan berupa peningkatan produksi hasil hutan bukan, kayu kesejahteraan masyarakat yang bergantung pada sumberdaya hutan terutama yang berada di dalam dan sekitar hutan melalui pemberdayaan kelompok tani hutan.  Organisasi Dinas Kehutanan Provinsi Sulawesi Selatan dapat berjalan secara efektif, efisien dan optimal sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya;  Lembaga non pemerintah yang berkaitan dengan kehutanan dapat berkembang dan menjadi mitra (partner), katalisator dan kontrol yang efisien dan efektif bagi penyelenggaraan kehutanan; DINAS KEHUTANAN PROV. SULAWESI SELATAN 10 HASIL YANG DIHARAPKAN
  • 11. DEPARTEMEN KEHUTANAN Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam DEPARTEMEN KEHUTANAN Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam  Jejaring kerja kehutanan di provinsi Sulawesi Selatan terbina dan secara bertahap berkembang;  Sarana dan prasarana pendukung kegiatan pembangunan kehutanan di provinsi Sulawesi Selatan tersedia dan memadai;  Pengawasan dan pengendalian pembangunan kehutanan di provinsi Sulawesi Selatan berjalan efektif serta didukung oleh pengawasan masyarakat;  Anggaran untuk penyelenggaraan kehutanan di provinsi Sulawesi Selatan tersedia dan memadai serta terjadwal dengan baik  Sumber Daya Manusia (SDM) kehutanan yang profesional tersedia di provinsi Sulawesi Selatan didukung dengan sistem karier dan insentif yang memadai; DINAS KEHUTANAN PROV. SULAWESI SELATAN 11
  • 12. DEPARTEMEN KEHUTANAN Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam DEPARTEMEN KEHUTANAN Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam II. KEBUTUHAN TENAGA TEKNIS MENENGAH KEHUTANAN DINAS KEHUTANAN PROV. SULAWESI SELATAN 12 A. BIDANG PERENCANAAN HUTAN  Tenaga teknis menengah inventarisasi hutan :  Identifikasi potensi SDH  Inventarisasi Terestris, Flora, Fauna, Sosekbud, Geofisik, enumerasi TSP/ PSP reenumerasi TSP/ PSP.  Pengoperasian GPS, Pengelolaan Citra Satelit dan Analisa Data Hutan  Tenaga teknis menengah pemolaan hutan :  Pengambilan titik koordinat, Pengukuran kawasan hutan/ enclave dan kawasan non hutan.  Penyiapan data dan peta dalam rangka penetapan kawasan hutan, penataan batas, penatagunaan kawasan atau zonasi/ blok. KEBUTUHAN TENAGA TEKNIS KEHUTANAN MENENGAH DIARAHKAN UNTUK MEMPERKUAT KELEMBAGAAN KPH DALAM MELAKSANAAN TUGAS DAN FUNGSINYA.
  • 13. DEPARTEMEN KEHUTANAN Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam DEPARTEMEN KEHUTANAN Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam DINAS KEHUTANAN PROV. SULAWESI SELATAN 13 B. BIDANG REHABILITASI HUTAN DAN PENGELOLAAN DAS  Tenaga teknis menengah perbenihan & pembibitan tanaman hutan :  Sertifikasi sumber benih/bibit, penilaian dan pengujian benih/ bibit.  Pengelolaan sarana dan prasana persemaian, pengadaan dan peredaran benih tanaman hutan, pengelolaan ASDG, Pemulian Pohon, Kebun Bibit dll.  Tenaga teknis menengah persuteraan alam :  Sertifikasi dan pengujian mutu ulat sutera, pengelolaan tanaman murbei, pengadaan dan peredaran bibit ulat sutera, UPUK/ UPUB dan penanganan produksi.  Tenaga teknis menengah Rehabilitasi Hutan dan Lahan :  Pengumpulan dan pengolahan data RHL, pembuatan rancangan RHL, pengembangan areal model dan pemberdayaan masyarakat.  Konservasi tanah dan air  Tenaga teknis menengah pengelolaan Daerah Aliran Sungai :  Pengelolaan DAS dan tata air, Pengukuran Tinggi Muka Air, perhitungan debit air sungai, sedimentasi dll.  Tenaga teknis menengah perhutanan social :  Pembinaan dan pengembangan kelembagaan masyarakat, pengembangan areal model, bimbingan teknis serta pendampingan.
  • 14. DEPARTEMEN KEHUTANAN Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam DEPARTEMEN KEHUTANAN Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam DINAS KEHUTANAN PROV. SULAWESI SELATAN 14  Tenaga teknis menengah wisata alam :  Pembinaan habitat dan satwa liar berupa sarana prasarana, Pemanfaatan potensi jasa lingkungan, pemberdayaan masyarakat,  Tenaga teknis menengah konservasi jenis :  Pengelolaan keanekaragaman hayati (biodiversity),penanganan medis, penangkaran dan pemantauan tumbuhan dan satwa yang dilindungi dan tidak dilindungi.  Tenaga teknis menengah konservasi Kawasan :  Pembinaan kemitraan dan pembuatan areal model, pembentukan dan pendampingan kader konservasi.  Inventasisasi satwa, transplantasi terumbu, rehabilitasi kawasan dan peningkatan jumlah tumbuhan atau satwa asli.  Pengendalian kebakaran hutan dan lahan, tukar menukar satwa, pengaturan perburuan. C. BIDANG KONSERVASI SUMBER DAYA HUTAN
  • 15. DEPARTEMEN KEHUTANAN Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam DEPARTEMEN KEHUTANAN Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam DINAS KEHUTANAN PROV. SULAWESI SELATAN 15 D. BIDANG PEMANFAATAN HUTAN  Tenaga teknis menengah pemanfaatan hutan dan usaha Kawasan :  Pembinaan dan bimbingan teknis pengelolaan Hutan Produksi Lestari, Kegiatan HTR, pengelolaan informasi pemanfaatan hutan, penanganan perijinan pemanfaatan hutan dan kawasan hutan.  Identifikasi potensi kawasan hutan.  Tenaga teknis menengah iuran dan peredaran hasil hutan :  Pemenuhan hak negara berupa PNBP (PSDH, DR, Sewa Lahan dan lain-lain), Rekonsiliasi Penerimaan, Distrubusi dan Bagi Hasil, pengendalian peredaran hasil hutan dan penatausahaan hasil hutan.  Tenaga teknis menengah pengolahan dan pemasaran hasil hutan :  Pengukuran dan pengujian hasil hutan, pemenuhan bahan baku industri, eksport, promosi, pemasaran, Analisa pasar dan strategi pengembangan hutan dan hasil hutan kayu dan bukan kayu.
  • 16. DEPARTEMEN KEHUTANAN Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam DEPARTEMEN KEHUTANAN Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam III. KEBIJAKAN REKRUTMEN TENAGA TEKNIS MENENGAH KEHUTANAN DINAS KEHUTANAN PROV. SULAWESI SELATAN 16  Kebijakan pemerintah yang memberikan porsi yang besar untuk kegiatan Rehabilitasi dan Pemulihan Sumber Daya Hutan  Kebijakan standarisasi kompetensi SDM Kehutanan  Regenerasi SDM.  Penganggaran melalui APBN maupun DAK Bidang Kehutanan B. POLA REKRUTMEN  Formasi CPNS melalui Kementerian LHK  Formasi CPNS melalui Pemerintah Propinsi  Formasi PPPK tingkat Kementerian LHK  Formasi PPPK tingkat Pemerintah Provinsi  BUMN, BUMD (Perum Perhutani, PT. Inhutani dll)  Mitra Kehutanan (Konsultan Kehutanan, Kontraktor Kehutanan dll)  Mitra Non Kehutanan (PT. Vale dll)  Outsourcing A. PELUANG
  • 17. DEPARTEMEN KEHUTANAN Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam DEPARTEMEN KEHUTANAN Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam SEKIAN DINAS KEHUTANAN PROV. SULAWESI SELATAN 17