SlideShare a Scribd company logo
1 of 12
PENAMAAN TUMBUHAN
(NOMENKLATUR)
PENAMAAN TUMBUHAN
Definisi : menentukan nama yang benar menurut sistem nomenklatur.
Alasan : nama itu penting bagi masyarakat dan berguna dalam
pemanfaatan organisme tersebut (sarana informasi).
Nama umum (atau nonteknis; nama daerah) :
 Seringkali deskriptif (menggambarkan bentuk daun atau ciri-ciri
penting lainnya; habitat dan nilai obat);
 Mudah mengucapkan dan mengingatnya;
 Lebih familiar;
 Lebih enak didengar; dan
 Kadang-kadang membuat lucu atau senang.
PENAMAAN TUMBUHAN
Nama umum mempunyai kelemahan :
 Tidak mempunyai alasan – tidak diatur oleh suatu aturan, sehingga nama
itu tidak konsisten; berbeda antara orang (tempat) satu dengan lainnya;
 Digunakan untuk berbagai level taksonomi. Contoh “oak” digunakan untuk
spesies, genus atau famili;
 Tidak spesifik. Beberapa jenis tumbuhan mempunyai lebih dari satu nama
umum.
 Beberapa tumbuhan tidak jelas rimbanya karena jarang atau menghilang;
 Adanya rintangan bahasa dalam menularkan nama tumbuhan;
 Secara botanis tidak benar. Contoh, Jerusalem artichoke bukan berasal dari
daerah Israel atau bukan jenis artichoke; dan
 Mungkin berbahaya! Contoh, Chinese star anise (Illicium verum) dapat
dimakan, sedangkan Japanese star anise (Illicium anisatum) beracun.
PENAMAAN TUMBUHAN
Pemakaian nama umum itu akan menimbulkan kericuhan yang tiada
henti-hentinya. Jika dalam satu negara saja sudah tidak ada
keseragaman dan dapat terjadi salah pengertian, apalagi dalam taraf
internasional kesimpangsiuran yang sudah pasti timbul akan lebih
hebat lagi.
Karena itu dalam dua abad terakhir ini pemakaian nama ilmiah sudah
menjadi kebiasaan yang umum di seluruh dunia.
Nama ilmiah lebih disukai karena dianggap tepat, karena mengacu pada
aturan dan sama di seluruh dunia, yaitu Kode Internasional Tatanama
Tumbuhan (International Code of Botanical Nomenclature, ICBN)
PENAMAAN TUMBUHAN
Tujuan dan maksud penggunaan kode tata nama :
Tujuan :
 menyediakan cara yang mantap dalam pemberian nama bagi kesatuan-
kesatuan taksonomi,
 menjauhi atau menolak pemakaian nama-nama yang mungkin
menyebabkan kesalahan atau keragu-raguan atau yang menyebabkan
timbulnya kesimpangsiuran dalam ilmu pengetahuan;
 menghindari terciptanya nama-nama yang tidak perlu.
Maksud : memberikan jalan guna pengacuan dan sekaligus menunjukkan
tingkat kedudukan taksonominya.
PENAMAAN TUMBUHAN
Beberapa Aturan:
 Setiap tumbuhan memperoleh satu nama ilmiah; satu nama per
tumbuhan;
 Nama ilmiah suatu spesies adalah binomial (dua nama). Binominal
adalah kombinasi nama genus dan nama spesifik (specific epithet);
 Nama ditulis bahasa Latin; selalu dimiringkan/digarisbawahi untuk
menunjukkan kata asing;
 Nama harus disertai sitasi pengarang (author); Nama ini biasanya
disingkat yang mewakili individu yang memberi nama specimen. Contoh
nama oak putih yaitu Quercus alba L. Huruf "L" mewakili nama
Linnaeus; Pengarang sisipan (parenthetical authority) mengacu pada
nama pertama (asal) yang kemudian diubah oleh nama pengarang
berikutnya. Contoh : Tsuga canadensis (L.) Carr. L, Linnaeus
mendeskripsikan tumbuhan itu pertama kali, Carr, Carriere
mendeskripsikan berikutnya; sekarang menjadi pengarang kombinasi
(combining authority);
PENAMAAN TUMBUHAN
Beberapa Aturan:
 Jika tumbuhan diberi nama, maka harus (a) dideskripsikan dalam
bahasa Latin dan bahasa asal pengarang; (b) dipublikasikan dalam
jurnal ilmiah yang dipercaya; (c) tipe specimen harus ditunjukkan
(tersedia) dan (d) nama harus terdaftar;
 Nama yang dipublikasikan sejak lama adalah nama yang benar. Juga
disebut prinsip prioritas (the principle of priority); mana yang anda
sukai
Graminae vs Poaceae;
Cruciferae vs Brassicaceae;
Compositae vs Asteraceae;
 Jika tumbuhan diberi nama, maka specimen yang berfungsi sebagai
referensi atau model disimpan sebagai herbarum. Spesimen ini
dinamakan holotype, dan praktiknya diistilahkan "nomenclatural type
system". Duplikat holotype disebut isotype.
PENAMAAN TUMBUHAN
Beberapa Aturan:
 Urutan taksonomi yang akhirannya dibakukan; Kingdom; Phylum or
Division - ophyta; Class - opsida; Subclass - idae; Order - ales;
Family - aceae; Subfamily - oideae. Sebagai pengingat : “King David
cried "Oh, for goodness sake".
 Menulis nama subspesies. Jika menulis nama dengan urutan spesies
di bawahnya (i.e., subspecies, variety, forma), singkatan tidak
digarisbawahi atau ditulis miring. Jadi – Brassica oleracea forma
cauliflora. (nama kubis bunga).
 Nama kultivar, yang biasanya digunakan petani atau pemulia tanaman
tidak perlu nama ilmiah dan tidak perlu mengikuti aturan ICBN. Nama
kultivar ditulis dengan tanda kutip tunggal mengikuti binomial atau
menggunakan singkatan "cv." Contoh: Malus pumila 'Macintosh' atau
Malus pumila cv. Macintosh. Nama kultivar tidak ditulis miring.
PENAMAAN TUMBUHAN
Identifikasi nama yang sahih (valid) : Nama tumbuhan yang benar adalah
yang paling tua, nama yang telah dipublikasikan.
Ada beberapa tips :
(1) susun semua nama yang telah dipublikasikan untuk spesies menurut
tanggal publikasi;
(2) Nama-nama specific epithet yang sama biasanya didasarkan pada
kesamaan tipe specimen dan pengarang terakhir mengetahui kerja
pengarang sebelumnya tetapi tidak setuju dengan pendapat dia (i.e.,
nomenclatural synonym; homotypic synonyms);
(3) nama-nama specific epithet yang berbeda didasarkan tipe yang
berbeda (i.e., taxonomic or heterotypic synonyms);
(4) specific epithet paling tua dipertahankan; dan
(5) perlu membentuk nama baru (penggabungan).
PENAMAAN TUMBUHAN
Mengucapkan nama ilmiah. (1) jangan memberikan tekanan pada setiap
suku kata; dan (2) ucapkan setiap huruf. The good news is that you can
pronounce them however you want.
Perubahan Nama. Nama diubah karena adanya kajian ilmiah tambahan,
memperlihatkan bahwa nama orisinal (asli) : (1) tidak mengikuti
aturan, atau (2) karena ide taksonomi genus dan species telah berubah
dari kajian awal (i.e., berdasarkan kajian, dua tumbuhan yang
berdekatan ternyata satu spesies).
Etika Penamaan. Sungguh sangat menyedihkan, adanya masalah ras
dan perkataan yang kurang sedap dalam hal penamaan tumbuhan.
Untuk menghindari nama-nama yang kurang baik itu, maka dilakukan
penamaan ilmiah walaupun itu sangat sulit
PENAMAAN TUMBUHAN
Tingkat Kesatuan Taksonomi
 Kerajaan/Dunia/Filum tumbuh-tumbuhan
 Divisi (divisio -phyta); Anak divisi (sub divisio -phytina)
 Kelas (classis -opsida, khusus untuk Alga –phyceae); Subkelas/subkelas
(subclassis –idea)
 Ordo/bangsa (ordo –ales); Anak ordo (subordo –ineae)
 Famili/suku(famili –aceae); Anak famili/subfamili (subfamili –oideae); Puak
(tribus –eae); Anak puak (subtribus –inae)
 Genus/genera (genus; nama ilmiah genus dan semua tingkat di bawahnya
tidak diseragamkan akhirannya); - Anak genus (subgenus); - Seksi (sectio); -
Anak seksi (subsectio); - Deret (series);- Anak deret (subseries)
 Jenis (species); - Anak jenis (subspecies); - Varietas (varietas); - Anak
varietas (subvarietas); - Forma (forma); - Anak forma (subforma)
Catatan : Kata –kata yang dicetak tebal umum digunakan/ditulis dalam
Klasifikasi
PENAMAAN TUMBUHAN
Tingkat Kesatuan Taksonomi
 Kerajaan : ...................
 Divisi : ..................
 Kelas : ..................
 Ordo : ...................
 Famili : ..................
 Genus : ....................
 Spesies : ....................

More Related Content

What's hot

Taksonomi tumbuhan
Taksonomi tumbuhanTaksonomi tumbuhan
Taksonomi tumbuhan
denotsudiana
 
Keanekaragaman Mahkluk Hidup Nn
Keanekaragaman Mahkluk Hidup NnKeanekaragaman Mahkluk Hidup Nn
Keanekaragaman Mahkluk Hidup Nn
maryadivm
 
binomial nomenklatur
binomial nomenklaturbinomial nomenklatur
binomial nomenklatur
Princess
 
Identifikasi tumbuhan
Identifikasi tumbuhanIdentifikasi tumbuhan
Identifikasi tumbuhan
denotsudiana
 

What's hot (20)

Kunci determinasi
Kunci determinasiKunci determinasi
Kunci determinasi
 
Taksonomi tumbuhan
Taksonomi tumbuhanTaksonomi tumbuhan
Taksonomi tumbuhan
 
Ruang lingkup taksonomi
Ruang lingkup taksonomiRuang lingkup taksonomi
Ruang lingkup taksonomi
 
Klasifikasi makhluk hidup
Klasifikasi makhluk hidupKlasifikasi makhluk hidup
Klasifikasi makhluk hidup
 
Handout materi-kuliah-taksonomi-tumbuhan-tingkat-rendah-hmbp(1)
Handout materi-kuliah-taksonomi-tumbuhan-tingkat-rendah-hmbp(1)Handout materi-kuliah-taksonomi-tumbuhan-tingkat-rendah-hmbp(1)
Handout materi-kuliah-taksonomi-tumbuhan-tingkat-rendah-hmbp(1)
 
Proses klasifikasi
Proses klasifikasiProses klasifikasi
Proses klasifikasi
 
Equisetinae
EquisetinaeEquisetinae
Equisetinae
 
Klasifikasi makhluk hidup
Klasifikasi makhluk hidupKlasifikasi makhluk hidup
Klasifikasi makhluk hidup
 
Laporan Praktikum Lapangan Botani Tingkat Rendah - Identifikasi Tumbuhan Ting...
Laporan Praktikum Lapangan Botani Tingkat Rendah - Identifikasi Tumbuhan Ting...Laporan Praktikum Lapangan Botani Tingkat Rendah - Identifikasi Tumbuhan Ting...
Laporan Praktikum Lapangan Botani Tingkat Rendah - Identifikasi Tumbuhan Ting...
 
Sejarah dan Perkembangan Taksonomi Tumbuhan
Sejarah dan Perkembangan Taksonomi TumbuhanSejarah dan Perkembangan Taksonomi Tumbuhan
Sejarah dan Perkembangan Taksonomi Tumbuhan
 
Keanekaragaman Mahkluk Hidup Nn
Keanekaragaman Mahkluk Hidup NnKeanekaragaman Mahkluk Hidup Nn
Keanekaragaman Mahkluk Hidup Nn
 
Aturan binomial nomenclatur
Aturan binomial nomenclaturAturan binomial nomenclatur
Aturan binomial nomenclatur
 
Keanekaragaman Hayati
Keanekaragaman HayatiKeanekaragaman Hayati
Keanekaragaman Hayati
 
2. klasifikasi new
2. klasifikasi new2. klasifikasi new
2. klasifikasi new
 
Laporan Praktikum IDENTIFIKASI & KLASIFIKASI TUMBUHAN || Biologi Tanaman
Laporan Praktikum IDENTIFIKASI & KLASIFIKASI TUMBUHAN || Biologi TanamanLaporan Praktikum IDENTIFIKASI & KLASIFIKASI TUMBUHAN || Biologi Tanaman
Laporan Praktikum IDENTIFIKASI & KLASIFIKASI TUMBUHAN || Biologi Tanaman
 
Klasifikasi tumbuhan
Klasifikasi tumbuhanKlasifikasi tumbuhan
Klasifikasi tumbuhan
 
binomial nomenklatur
binomial nomenklaturbinomial nomenklatur
binomial nomenklatur
 
Bab 10. dunia hewan (1)
Bab 10. dunia hewan (1)Bab 10. dunia hewan (1)
Bab 10. dunia hewan (1)
 
Identifikasi tumbuhan
Identifikasi tumbuhanIdentifikasi tumbuhan
Identifikasi tumbuhan
 
Bab Iii
Bab IiiBab Iii
Bab Iii
 

Similar to Biologi Tanaman : Nomenclatur (Unsoed) Smt 1

PPT-UEU-Botani-Farmasi-Pertemuan-12.ppt
PPT-UEU-Botani-Farmasi-Pertemuan-12.pptPPT-UEU-Botani-Farmasi-Pertemuan-12.ppt
PPT-UEU-Botani-Farmasi-Pertemuan-12.ppt
yoin3
 
Botani pertemuan ke 3 (akar, daun)
Botani pertemuan ke 3 (akar, daun)Botani pertemuan ke 3 (akar, daun)
Botani pertemuan ke 3 (akar, daun)
Dokter Tekno
 
Bab iii biologi klas 7
Bab iii biologi klas 7Bab iii biologi klas 7
Bab iii biologi klas 7
Ismail Hamim
 
Keanekaragaman I.ppthadsjkkfahkhdsm,<NZC<>Ndlks
Keanekaragaman I.ppthadsjkkfahkhdsm,<NZC<>NdlksKeanekaragaman I.ppthadsjkkfahkhdsm,<NZC<>Ndlks
Keanekaragaman I.ppthadsjkkfahkhdsm,<NZC<>Ndlks
ErikaPutri80
 
Botani pertemuan ke 3 kirim revisi
Botani pertemuan ke 3 kirim revisiBotani pertemuan ke 3 kirim revisi
Botani pertemuan ke 3 kirim revisi
Dokter Tekno
 
Botani pertemuan ke 3 kirim
Botani pertemuan ke 3 kirimBotani pertemuan ke 3 kirim
Botani pertemuan ke 3 kirim
Dokter Tekno
 

Similar to Biologi Tanaman : Nomenclatur (Unsoed) Smt 1 (20)

klasifikasi makhluk hidup biologiXA.pdf
klasifikasi makhluk hidup biologiXA.pdfklasifikasi makhluk hidup biologiXA.pdf
klasifikasi makhluk hidup biologiXA.pdf
 
Tingkat taksonomi
Tingkat taksonomiTingkat taksonomi
Tingkat taksonomi
 
Tingkat taksonomi
Tingkat taksonomiTingkat taksonomi
Tingkat taksonomi
 
2. Tata Nama.pdf
2. Tata Nama.pdf2. Tata Nama.pdf
2. Tata Nama.pdf
 
Binomial.pptx
Binomial.pptxBinomial.pptx
Binomial.pptx
 
PPT-UEU-Botani-Farmasi-Pertemuan-12.ppt
PPT-UEU-Botani-Farmasi-Pertemuan-12.pptPPT-UEU-Botani-Farmasi-Pertemuan-12.ppt
PPT-UEU-Botani-Farmasi-Pertemuan-12.ppt
 
BAB 3 KLASIFIKASI MAHLUK HIDUP.ppt
BAB 3 KLASIFIKASI MAHLUK HIDUP.pptBAB 3 KLASIFIKASI MAHLUK HIDUP.ppt
BAB 3 KLASIFIKASI MAHLUK HIDUP.ppt
 
klasifikasi makhluk hidup
klasifikasi makhluk hidupklasifikasi makhluk hidup
klasifikasi makhluk hidup
 
Pertemuan 2 (Pengenalan Spermatophyta).pptx
Pertemuan 2 (Pengenalan Spermatophyta).pptxPertemuan 2 (Pengenalan Spermatophyta).pptx
Pertemuan 2 (Pengenalan Spermatophyta).pptx
 
Klasifikasi dan Nomenklatur
Klasifikasi dan NomenklaturKlasifikasi dan Nomenklatur
Klasifikasi dan Nomenklatur
 
Klasifikas tumbuhan pdf
Klasifikas tumbuhan pdfKlasifikas tumbuhan pdf
Klasifikas tumbuhan pdf
 
Botani pertemuan ke 3 (akar, daun)
Botani pertemuan ke 3 (akar, daun)Botani pertemuan ke 3 (akar, daun)
Botani pertemuan ke 3 (akar, daun)
 
Bab iii biologi klas 7
Bab iii biologi klas 7Bab iii biologi klas 7
Bab iii biologi klas 7
 
Keanekaragaman I.ppthadsjkkfahkhdsm,<NZC<>Ndlks
Keanekaragaman I.ppthadsjkkfahkhdsm,<NZC<>NdlksKeanekaragaman I.ppthadsjkkfahkhdsm,<NZC<>Ndlks
Keanekaragaman I.ppthadsjkkfahkhdsm,<NZC<>Ndlks
 
Botani pertemuan ke 3 kirim revisi
Botani pertemuan ke 3 kirim revisiBotani pertemuan ke 3 kirim revisi
Botani pertemuan ke 3 kirim revisi
 
Keaneragaman
KeaneragamanKeaneragaman
Keaneragaman
 
Keanekaragaman dan Klasifikasi Makhluk Hidup / Kelas 7 SMP
Keanekaragaman dan Klasifikasi Makhluk Hidup / Kelas 7 SMPKeanekaragaman dan Klasifikasi Makhluk Hidup / Kelas 7 SMP
Keanekaragaman dan Klasifikasi Makhluk Hidup / Kelas 7 SMP
 
Xavi bab iii keanekaragaman
Xavi bab iii keanekaragamanXavi bab iii keanekaragaman
Xavi bab iii keanekaragaman
 
Ppt 1. Klasifikasi dan Nomenklatur Vertebrata
Ppt 1. Klasifikasi dan Nomenklatur VertebrataPpt 1. Klasifikasi dan Nomenklatur Vertebrata
Ppt 1. Klasifikasi dan Nomenklatur Vertebrata
 
Botani pertemuan ke 3 kirim
Botani pertemuan ke 3 kirimBotani pertemuan ke 3 kirim
Botani pertemuan ke 3 kirim
 

Recently uploaded

Materi Bid PPM Bappeda Sos Pemutakhiran IDM 2024 di kec Plumbon.pptx
Materi Bid PPM Bappeda Sos Pemutakhiran  IDM 2024 di kec Plumbon.pptxMateri Bid PPM Bappeda Sos Pemutakhiran  IDM 2024 di kec Plumbon.pptx
Materi Bid PPM Bappeda Sos Pemutakhiran IDM 2024 di kec Plumbon.pptx
AvivThea
 
PPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptx
PPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptxPPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptx
PPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptx
iwidyastama85
 
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
ErikaPutriJayantini
 

Recently uploaded (20)

Mekanisme Mendengar Pada Manusia dan Hewan.pptx
Mekanisme Mendengar Pada Manusia dan Hewan.pptxMekanisme Mendengar Pada Manusia dan Hewan.pptx
Mekanisme Mendengar Pada Manusia dan Hewan.pptx
 
Aksi Nyata Modul 1.3 Visi Guru penggerak
Aksi Nyata Modul 1.3 Visi Guru penggerakAksi Nyata Modul 1.3 Visi Guru penggerak
Aksi Nyata Modul 1.3 Visi Guru penggerak
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Slide Kick Off for Public - Google Cloud Arcade Facilitator 2024.pptx
Slide Kick Off for Public - Google Cloud Arcade Facilitator 2024.pptxSlide Kick Off for Public - Google Cloud Arcade Facilitator 2024.pptx
Slide Kick Off for Public - Google Cloud Arcade Facilitator 2024.pptx
 
Modul Ajar Matematika Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Matematika Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
P5 Gaya Hidup berkelanjutan gaya hidup b
P5 Gaya Hidup berkelanjutan gaya hidup bP5 Gaya Hidup berkelanjutan gaya hidup b
P5 Gaya Hidup berkelanjutan gaya hidup b
 
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 5.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 5.pdfMODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 5.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 5.pdf
 
Bahan Ajar Power Point Materi Campuran kelas 8
Bahan Ajar Power Point Materi Campuran kelas 8Bahan Ajar Power Point Materi Campuran kelas 8
Bahan Ajar Power Point Materi Campuran kelas 8
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Variasi dan Gaya Mengajar, Mata Kuliah Strategi Belajar Mengajar
Variasi dan Gaya Mengajar, Mata Kuliah Strategi Belajar MengajarVariasi dan Gaya Mengajar, Mata Kuliah Strategi Belajar Mengajar
Variasi dan Gaya Mengajar, Mata Kuliah Strategi Belajar Mengajar
 
E-modul materi Ekosistem Kelas 10 SMA (Preview)
E-modul materi Ekosistem Kelas 10 SMA (Preview)E-modul materi Ekosistem Kelas 10 SMA (Preview)
E-modul materi Ekosistem Kelas 10 SMA (Preview)
 
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Materi Bid PPM Bappeda Sos Pemutakhiran IDM 2024 di kec Plumbon.pptx
Materi Bid PPM Bappeda Sos Pemutakhiran  IDM 2024 di kec Plumbon.pptxMateri Bid PPM Bappeda Sos Pemutakhiran  IDM 2024 di kec Plumbon.pptx
Materi Bid PPM Bappeda Sos Pemutakhiran IDM 2024 di kec Plumbon.pptx
 
Analisis Regresi Analisis Regresi dan Korelasi.ppt
Analisis Regresi Analisis Regresi dan Korelasi.pptAnalisis Regresi Analisis Regresi dan Korelasi.ppt
Analisis Regresi Analisis Regresi dan Korelasi.ppt
 
PPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptx
PPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptxPPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptx
PPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptx
 
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
 

Biologi Tanaman : Nomenclatur (Unsoed) Smt 1

  • 2. PENAMAAN TUMBUHAN Definisi : menentukan nama yang benar menurut sistem nomenklatur. Alasan : nama itu penting bagi masyarakat dan berguna dalam pemanfaatan organisme tersebut (sarana informasi). Nama umum (atau nonteknis; nama daerah) :  Seringkali deskriptif (menggambarkan bentuk daun atau ciri-ciri penting lainnya; habitat dan nilai obat);  Mudah mengucapkan dan mengingatnya;  Lebih familiar;  Lebih enak didengar; dan  Kadang-kadang membuat lucu atau senang.
  • 3. PENAMAAN TUMBUHAN Nama umum mempunyai kelemahan :  Tidak mempunyai alasan – tidak diatur oleh suatu aturan, sehingga nama itu tidak konsisten; berbeda antara orang (tempat) satu dengan lainnya;  Digunakan untuk berbagai level taksonomi. Contoh “oak” digunakan untuk spesies, genus atau famili;  Tidak spesifik. Beberapa jenis tumbuhan mempunyai lebih dari satu nama umum.  Beberapa tumbuhan tidak jelas rimbanya karena jarang atau menghilang;  Adanya rintangan bahasa dalam menularkan nama tumbuhan;  Secara botanis tidak benar. Contoh, Jerusalem artichoke bukan berasal dari daerah Israel atau bukan jenis artichoke; dan  Mungkin berbahaya! Contoh, Chinese star anise (Illicium verum) dapat dimakan, sedangkan Japanese star anise (Illicium anisatum) beracun.
  • 4. PENAMAAN TUMBUHAN Pemakaian nama umum itu akan menimbulkan kericuhan yang tiada henti-hentinya. Jika dalam satu negara saja sudah tidak ada keseragaman dan dapat terjadi salah pengertian, apalagi dalam taraf internasional kesimpangsiuran yang sudah pasti timbul akan lebih hebat lagi. Karena itu dalam dua abad terakhir ini pemakaian nama ilmiah sudah menjadi kebiasaan yang umum di seluruh dunia. Nama ilmiah lebih disukai karena dianggap tepat, karena mengacu pada aturan dan sama di seluruh dunia, yaitu Kode Internasional Tatanama Tumbuhan (International Code of Botanical Nomenclature, ICBN)
  • 5. PENAMAAN TUMBUHAN Tujuan dan maksud penggunaan kode tata nama : Tujuan :  menyediakan cara yang mantap dalam pemberian nama bagi kesatuan- kesatuan taksonomi,  menjauhi atau menolak pemakaian nama-nama yang mungkin menyebabkan kesalahan atau keragu-raguan atau yang menyebabkan timbulnya kesimpangsiuran dalam ilmu pengetahuan;  menghindari terciptanya nama-nama yang tidak perlu. Maksud : memberikan jalan guna pengacuan dan sekaligus menunjukkan tingkat kedudukan taksonominya.
  • 6. PENAMAAN TUMBUHAN Beberapa Aturan:  Setiap tumbuhan memperoleh satu nama ilmiah; satu nama per tumbuhan;  Nama ilmiah suatu spesies adalah binomial (dua nama). Binominal adalah kombinasi nama genus dan nama spesifik (specific epithet);  Nama ditulis bahasa Latin; selalu dimiringkan/digarisbawahi untuk menunjukkan kata asing;  Nama harus disertai sitasi pengarang (author); Nama ini biasanya disingkat yang mewakili individu yang memberi nama specimen. Contoh nama oak putih yaitu Quercus alba L. Huruf "L" mewakili nama Linnaeus; Pengarang sisipan (parenthetical authority) mengacu pada nama pertama (asal) yang kemudian diubah oleh nama pengarang berikutnya. Contoh : Tsuga canadensis (L.) Carr. L, Linnaeus mendeskripsikan tumbuhan itu pertama kali, Carr, Carriere mendeskripsikan berikutnya; sekarang menjadi pengarang kombinasi (combining authority);
  • 7. PENAMAAN TUMBUHAN Beberapa Aturan:  Jika tumbuhan diberi nama, maka harus (a) dideskripsikan dalam bahasa Latin dan bahasa asal pengarang; (b) dipublikasikan dalam jurnal ilmiah yang dipercaya; (c) tipe specimen harus ditunjukkan (tersedia) dan (d) nama harus terdaftar;  Nama yang dipublikasikan sejak lama adalah nama yang benar. Juga disebut prinsip prioritas (the principle of priority); mana yang anda sukai Graminae vs Poaceae; Cruciferae vs Brassicaceae; Compositae vs Asteraceae;  Jika tumbuhan diberi nama, maka specimen yang berfungsi sebagai referensi atau model disimpan sebagai herbarum. Spesimen ini dinamakan holotype, dan praktiknya diistilahkan "nomenclatural type system". Duplikat holotype disebut isotype.
  • 8. PENAMAAN TUMBUHAN Beberapa Aturan:  Urutan taksonomi yang akhirannya dibakukan; Kingdom; Phylum or Division - ophyta; Class - opsida; Subclass - idae; Order - ales; Family - aceae; Subfamily - oideae. Sebagai pengingat : “King David cried "Oh, for goodness sake".  Menulis nama subspesies. Jika menulis nama dengan urutan spesies di bawahnya (i.e., subspecies, variety, forma), singkatan tidak digarisbawahi atau ditulis miring. Jadi – Brassica oleracea forma cauliflora. (nama kubis bunga).  Nama kultivar, yang biasanya digunakan petani atau pemulia tanaman tidak perlu nama ilmiah dan tidak perlu mengikuti aturan ICBN. Nama kultivar ditulis dengan tanda kutip tunggal mengikuti binomial atau menggunakan singkatan "cv." Contoh: Malus pumila 'Macintosh' atau Malus pumila cv. Macintosh. Nama kultivar tidak ditulis miring.
  • 9. PENAMAAN TUMBUHAN Identifikasi nama yang sahih (valid) : Nama tumbuhan yang benar adalah yang paling tua, nama yang telah dipublikasikan. Ada beberapa tips : (1) susun semua nama yang telah dipublikasikan untuk spesies menurut tanggal publikasi; (2) Nama-nama specific epithet yang sama biasanya didasarkan pada kesamaan tipe specimen dan pengarang terakhir mengetahui kerja pengarang sebelumnya tetapi tidak setuju dengan pendapat dia (i.e., nomenclatural synonym; homotypic synonyms); (3) nama-nama specific epithet yang berbeda didasarkan tipe yang berbeda (i.e., taxonomic or heterotypic synonyms); (4) specific epithet paling tua dipertahankan; dan (5) perlu membentuk nama baru (penggabungan).
  • 10. PENAMAAN TUMBUHAN Mengucapkan nama ilmiah. (1) jangan memberikan tekanan pada setiap suku kata; dan (2) ucapkan setiap huruf. The good news is that you can pronounce them however you want. Perubahan Nama. Nama diubah karena adanya kajian ilmiah tambahan, memperlihatkan bahwa nama orisinal (asli) : (1) tidak mengikuti aturan, atau (2) karena ide taksonomi genus dan species telah berubah dari kajian awal (i.e., berdasarkan kajian, dua tumbuhan yang berdekatan ternyata satu spesies). Etika Penamaan. Sungguh sangat menyedihkan, adanya masalah ras dan perkataan yang kurang sedap dalam hal penamaan tumbuhan. Untuk menghindari nama-nama yang kurang baik itu, maka dilakukan penamaan ilmiah walaupun itu sangat sulit
  • 11. PENAMAAN TUMBUHAN Tingkat Kesatuan Taksonomi  Kerajaan/Dunia/Filum tumbuh-tumbuhan  Divisi (divisio -phyta); Anak divisi (sub divisio -phytina)  Kelas (classis -opsida, khusus untuk Alga –phyceae); Subkelas/subkelas (subclassis –idea)  Ordo/bangsa (ordo –ales); Anak ordo (subordo –ineae)  Famili/suku(famili –aceae); Anak famili/subfamili (subfamili –oideae); Puak (tribus –eae); Anak puak (subtribus –inae)  Genus/genera (genus; nama ilmiah genus dan semua tingkat di bawahnya tidak diseragamkan akhirannya); - Anak genus (subgenus); - Seksi (sectio); - Anak seksi (subsectio); - Deret (series);- Anak deret (subseries)  Jenis (species); - Anak jenis (subspecies); - Varietas (varietas); - Anak varietas (subvarietas); - Forma (forma); - Anak forma (subforma) Catatan : Kata –kata yang dicetak tebal umum digunakan/ditulis dalam Klasifikasi
  • 12. PENAMAAN TUMBUHAN Tingkat Kesatuan Taksonomi  Kerajaan : ...................  Divisi : ..................  Kelas : ..................  Ordo : ...................  Famili : ..................  Genus : ....................  Spesies : ....................