1. BOTANI FARMASI
(BI - 210D)
Silabus singkat
Mata kuliah ini menekankan pada
penguasaan pengetahuan morfologi
dan anatomi tumbuhan pada klasifikasi
tumbuhan tertentu.
2. Tujuan Instruksional
Umum
Mata kuliah ini diberikan dengan tujuan agar
mahasiswa dapat memahami dasar-dasar
pengetahuan yang diperlukan untuk
mengetahui dan membandingkan struktur morfologis
dan anatomi tumbuhan pada klasifikasi tertentu,
terutama yang berpotensi penting pada industri obat-
obatan
4. Pustaka Acuan
1. Taiz & Zegler. 2004. Plant Physiology. Sinauer
2. Fahn, A. 1982. Plant Anatomy. 3rd ed. Pergamon Press
Ltd.
3. Hsuan Keng. Orders and Families of Malayan Seed
Plants. University of Malayan Press. Kuala Lumpur.
1969.
4. Jones, S.B.Jr. & A.E. Luchsinger. Plant Systematics.
McGraw-Hill Book Company. New York. 1987.
5. Kaufman, P.B., Carlson, T.F., Dayanandan, O., Evans,
M.L., Fischer, J.B., Parks, C., Wells, J.R. Plants, Their
Biology and Importance. Harper & Row, Publisher. New
York. 1989.
6. Ogata, Y., et al. Medicine Herb Index in Indonesia (2nd
ed.). PT. Eisai Indonesia. Jakarta, 1995.
7. Suradinata, T.S. 2003. Struktur Tumbuhan Berbiji.
Penerbit ITB
5. KONSEP TAKSONOMI TUMBUHAN
Sistematik Tumbuhan
Pengetahuan Tentang kekerabatan, taksonomi,
identifikasi, nomenklatur, klasifikasi, keanekaragaman
dan perbedaan di antara tumbuhan (Simso, 1961)
Taksonomi Tumbuhan
„ Sebagian dari sistematik tumbuhan
„ Mencakup : prinsip, prosedur, peraturan dan dasar dari
klasifikasi
(De Candole, 1813)
6. „ Sistematik dan Taksonomi dianggap sinonim
„ Taxis : arrangement (susunan)
„ Nommous : hukum/aturan
Î Susunan berdasarkan aturan
„ Taksonomi Tumbuhan : klasifikasi tumbuhan
menurut aturan/prinsip tertentu
„ Kini :
Taksonomi tumbuhan = pengetahuan
tumbuhan yang mencakup nomenklatur,
identifikasi dan klasifikasi serta evolusi
7. A s p e k P e n d e k a t a n
„ Alfa (α) Taksonomi :
„ taksonomi klasik
„ klasifikasi pemula didasarkan hanya pada morfologi
luar
Î herbarium, lapangan
„ Omega (Ω) Taksonomi :
„ Taksonomi modern atau taksonomi eksperimental
„ Klasifikasi alami dengan menyertakan sifat & data
sebanyak mungkin dari ilmu lainnya (A.J. Cain, 1956)
„ Penelitian ekologi, sitologi, genetik dll. Di lapangan,
rumah kaca, kebun dan laboratorium. Disebut juga
biosistematik (John & Luchsinger, 1987)
8. Taksonomi Numerik
„ Pengolahan berbagai macam data
taksonomi
„ Menggunakan metoda komputer
„ Fenetik : pengolahan data atas dasar
kesamaan sifat (‘similarity’) untuk tujuan
klasifikasi
„ Kladistik : kesamaan di antara organisme
dinyatakan dalam suatu kladogram yang
menggambarkan urutan titik-titik percabangan
dalam filogeni
9. ƒ Khemotaksonomi (Taksonomi Kimia)
Penggunaan sifat-sifat kimia dari tumbuhan dalam pengembangan
klasifikasi
„ Klasifikasi
„ Pengelompokan organisme dalam sistem menurut katagori tertentu
„ Setiap kategori mengandung sejumlah organisme dengan sifat yang
sama dan mempunyai tetua yang sama
„ Unit dasar untuk klasifikasi : species (jenis)
„ Takson
Setiap kesatuan taksonomi dengan tidak memperhatikan tingkatannya
„ Identifikasi dan Determinasi
Penamaan suatu organisme dengan menggunakan pustaka (kunci dalam
buku flora), spesimen herbarium, gambar tumbuhan segar, komputer.
10. TATANAMA TUMBUHAN
(NOMENKLATUR BOTANI)
Sistem pemberian nama tumbuhan
Secara ilmiah = tata nama tumbuhan
Tujuan
1. Sebagai media untuk komunikasi
2. Menunjukkan identitas tumbuhan
3. Menunjukkan kekerabatan
Buku : Kode internasional tata nama tumbuh-
tumbuhan (saduran Mien A. Rivai, 1972)
11. 1. Nama Umum, nama daerah
„ Dasar pemberian nama berlainan : sifat khas,
tempat tumbuh dst. Misalnya jambu batu,
jambu air, salak bali
„ Penggunaan sangat terbatas
„ Tidak universal, tanpa metoda penamaan
„ Dalam banyak hal dapat membantu
Jambu batu (Psidium guajava)
Dukuh/duku condet (Lansium domesticum)
Gedang, pepaya, pepaya Cibinong (Carica papaya)
Cemara (Casuarina equisetifolia, Pinus merkusii,
Araucaria araucana, Cupressus spp.)
12. 2. Nama ilmiah / nama botani
„ Netral Æ dapat diterima semua pihak
„ Setiap jenis Æ satu nama ilmiah
„ Telah lama digunakan
‘Species Plantarum’ dari Carolus Linnaeus, 1753
„ Memberikan/menunjukkan arah pustaka
„ Dalam bahasa latin atau dilatinkan
Î Mengungkapkan suatu aspek yang dimiliki
tumbuhan
Solanum tuberosum
Canna edulis
Hibiscus schizopetalus
13. 3. Penamaan sistem binomial
Pelopor : Carolus Linnaeus
„ Terdiri atas tiga kata
Kata pertama :
Genus (marga) Î Huruf pertama ditulis dengan huruf besar
Kata kedua :
Penunjuk jenis (specific epiphet)
Kata ketiga :
Author (penulis) Î Nama penuh atau singkatan dari orang
yang memberi nama, membuat pertelaan
dan menerbitkannya untuk pertama kali.
Kata pertama dan kedua diberi garis di bawahnya atau ditulis dengan
huruf lain
Contoh :
„ Solanum torvum L.
„ Shorea javanica Koorders et Valeton
„ Taxodium distichum (L.)Rich
„ Phitecelobium fagifolium Blume ex Miquel
14. „ Sinonim :
„ Thuja aphylla L. (1753)
„ Tamarix articulata Vahl. (1781)
„ Homonim :
„ Viburnum fragrans Loisel (1824)
„ Viburnum fragrans Bunge (1831)
Raphanus sativus L. var. radicula Pers.
Hibiscus X archeri Wats. =
H. rosa-sinensis L X H. schizopetalus
(Mast.) Hoof.f.
Oryza sativa L. forma glutinosa Auct.
Oryza sativa “Si Gadis”
Î Si Gadis penunjuk kultivar
Untuk hibrida dari marga yang berbeda, tanda X di depan
X Fatshedera lizei = Fatsia japonica X Hedera helix
15. Beberapa penulisan nama ilmiah
tumbuhan
„ Phalaris arundinacea L. Sp. PL. 55, 1753
Dipublikasikan oleh Linnaeus dalam ‘Species
Plantarum’ tahun 1753, pertelaan dimuat pada
halaman 55, publikasi telah disebarkan dan sah.
„ Shorea javanica Koorders et Valeton
(Shorea javanica Koorders & Valeton)
Dipublikasikan oleh Koorders & Valeton
bersama-sama
16. „ Capparis lasintha R.Br. ex DC
Publikasi capparis lasiantha oleh Robert Brown
tidak berlaku (: tanpa pertelaan)
De Candole mempublikasikannya sampai
berlaku.
Kalau disingkat Æ Capparis lasiantha DC.
„ Pinus canadensis L.
„ Tsuga canadensis (L.) Carr.
Carriere memasukkan Pinus canadensis dalam
genus Tsuga, tetapi pengarang pertama harus
dituliskan di antara kurung
17. Tingkat-tingkat
takson
berdasarkan
kode
internasional
tata
nama
tumbuh-tumbuhan
Anak forma
Sub forma
Forma
Forma
Anak varitas
Sub varietas
Varitas
Varietas
Vernonia angustifolia ssp. Angustifolia
Anak jenis
Sub species
Vernonia angustifolia Michx
Jenis
Species
Anak deret
Sub series
Verae
Deret
Series
Paniculatae
Anak seksi
Sub sectio
Lepidoploa
Seksi
Sectio
Anak marga
Sub genus
Vernonia
Marga
Genus
- ineae
Vernonineaea
Anak puak
Sub tribus
- eae
Vernonieae
Puak
Tribus
- oideae
Anak suku
Sub familia
- aceae
Asteraceae
Suku
Familia
Anak bangsa
Sub Ordo
- ales
Asterales
Bangsa
Ordo
- idae
Asteridae
Anak kelas
Sub Classis
- sida
Magnoliopsida
Kelas
Classis
- phyta
Magnoliophyta
Divisi
Divisio
Dunia Tumbuhan
Regnum vegetabile
Indonesia
Latin
Akhiran
Contoh
Tingkat takson
18. Nomina Conservanda
Familia Nama Lain*)
Lamiaceae Labiatae
Asteraceae Compositae
Brassicaceae Cruciferae
Apiaceae Umbelliferae
Arecaceae Palmae
Clusiaceae Guttiferae
Poaceae Graminae
Fabaceae (Leguminosae)
*) Sudah lazim dipakai sejak dulu,
dianggap berlaku penerbitannya
19. KEANEKARAGAMAN DAN
PERKEMBANGAN KLASIFIKASI
1. Sistem Buatan
Dasar : sifat atau aspek tertentu
dari tumbuhan
™ Theoprastus (370 – 285 SM) Æ
Bapak botani
“Historia Plantarum”
Tumbuhan : pohon, perdu, semak, herba
20. ™ John Ray (1627 – 1705) Æ awal sistem
alami
Imperfectae (without flowers)
Tumbuhan rendah
Herbs
Dicotyledons
Perfectae (with flowers)
Tumbuhan berbunga
Plant kingdom
Monocotyledons
Dicotyledons
Arbores
Monocotyledons
21. ™ Carl Von Linne / Carolus Linnaeus
(1707– 1778)
Î “Species Plantarum” (1753)
„ Sistem seksual
„ Hubungan kekerabatan tidak diperhatikan
„ Tumbuhan : 24 kelas
• Monandria
• Diandria
• Triandria
• Tetrandria
• Pentrandria
• a
• a
• Cryptogamia
22. 2. Sistem Alamiah
Adanya sifat-sifat hubungan alamiah yang
lebih erat di antara tumbuhan
™ De Jussieu (1789)
Î Jumlah kotiledon
Acotyledoneae – tumbuhan rendah
Monocotyledoneae
Dicotyledoneae
Î Keadaan mahkota bunga
Î Keadaan bakal buah
23. ™ A.P. De Candole (1778 – 1893)
Tambahan : Sistem Jaringan Pembuluh
™ Charles Darwin Æ Doktrin evolusi
“On the Origin of the Species’ (1859)
24. 3. Sistem Kalsifikasi Filogenetik
Berdasarkan keturunan dan hubungan
kekerabatan
Î pengaruh teori evolusi
Peralihan ke sistem filogenetik
™ A.W. Eichler (1839 - 1887)
A. Cryptogamae
Divisi : Thalophyta
1. Kelas : Algae
2. Kelas : Fungi
Divisi : Bryophyta
1. Kelas : Hepatica
2. Kelas : Musci
Divisi : Pteridophyta
1. Kelas : Equisetinae
2. Kelas : Lycopodinae
3. Kelas : Filicinae
25. B. Phanerogamae
„ Divisi : Gymnospermae
„ Divisi : Angiospermae
1. Kelas : Monocotyleae
2. Kelas : Dycotileae
Anak kelas : Choripetalae
Anak kelas : Sympetalae
26. ™ Engler (1844 – 1893) & Pranti (1849 –1893)
Divisi : Embryophyta
1. Anak Divisi : Gymnospermae
2. Anak Divisi : Angiospermae
1. Kelas : Monocotyledoneae
2. Kelas : Dicotyledoneae
„ Anak kelas : Archichlamideae
(Choripetalae & Apetalae)
„ Anak kelas : Metachlamideae
(Sympetalae)
27. 4. Sistem Filogenetik Intensif
™ Bessey (1845 – 1915)
„ Pteridophyta & Gymnospermae Æ beberapa
divisi
„ Dicotyledoneae dimulai dengan kompleks
Magnoliaceae ---Ranunculaceae
™ Hutchinson (1884 – 1972)
„ Angiospermae berasal dari proangiosperm
„ Angiospermae :
„ Monocotyledon
„ Dicotyledon herba
„ Dicotyledon berkayu
28. Tabel Perbandingan konsep-konsep
Engler dan Bessey
Polipetal; periantium banyal, lepas,
bagian-bagiannya sebanding; biseksual
PolinasI oleh serangga
Ranales
Dicotyledon primitif
Gymnospermae “cycadeoid”
Bunga dengan banyak bagian adalah
primitif
Apetal, uniseksual
Polinasi oleh angin
Amentiferae
Gymnospermae
Gymnospermae
“coniferoid” atau “gnetoid”
Bunga sederhana adalah
primitif
¾ Bunga Primitif
¾ Mekanisme polinasi
primitif
¾ Dicotyledon dimulai
dengan
¾ Monocotyledon
diturunkan dari
¾ Leluhur
¾ Filosofi
“Besseyan School”
“Englerian School”
Sifat