Praktikum ini melibatkan identifikasi dan klasifikasi enam jenis tumbuhan yang berbeda hingga tingkat spesies menggunakan kunci determinasi. Jenis-jenis tumbuhan tersebut diidentifikasi sebagai paku, lumut, bunga kertas, kelapa, lada, dan jambu air.
Amfibia atau amfibi, umumnya didefinisikan sebagai hewan bertulang belakang yang hidup di dua alam; yakni di air dan di daratan. Amfibi mempunyai ciri-ciri: Amfibi merupakan satu-satunya vertebrata yang mengalami metamorfosis lengkap
Laporan Praktikum PEMBELAHAN SEL || Biologi Tanamanshafirasalsa11
Â
Laporan ini ditujukan kepada kamu yang malas membuat laporan praktikum, but sebaiknya jangan copas semua, karena yang dikhawatirkan disuruh untuk membuat laporan lagi, SEMANGAT pejuang laprak!
Amfibia atau amfibi, umumnya didefinisikan sebagai hewan bertulang belakang yang hidup di dua alam; yakni di air dan di daratan. Amfibi mempunyai ciri-ciri: Amfibi merupakan satu-satunya vertebrata yang mengalami metamorfosis lengkap
Laporan Praktikum PEMBELAHAN SEL || Biologi Tanamanshafirasalsa11
Â
Laporan ini ditujukan kepada kamu yang malas membuat laporan praktikum, but sebaiknya jangan copas semua, karena yang dikhawatirkan disuruh untuk membuat laporan lagi, SEMANGAT pejuang laprak!
1. Uji Molish dan Uji Karbohidrat pada Buah
Setelah dilakukan uji Molish, bahan yang mengandung karbohidrat karena menghasilkan cincin berwarna ungu setelah ditambahkan pereaksi Molish adalah: Glukosa, Fruktosa, Laktosa, Maltosa, Sukrosa, Jambu Biji Matang, Nanas (Mentah, Ranum, dan Matang), Tomat (Mentah, Ranum, dan Matang), Pisang (Mentah, Ranum, dan Matang), dan Belimbing (Mentah, Ranum, dan Matang).
2. Uji Benedict dan Uji Karbohidrat pada Buah
Uji Benedict yang menghasilkan endapan merah bata setelah dipanaskan sehingga termasuk Gula Pereduksi adalah: Glukosa, Fruktosa, Laktosa, Maltosa, dan Sukrosa. Sedangkan pada Buah yang termasuk Gula Pereduksi Tinggi karena menghasilkan Endapan Merah Bata adalah Tomat Matang, Manggis Mentah dan Belimbing (Mentah, Ranum, dan Matang). Gula Pereduksi Sedang karena menghasilkan Endapan Jingga ada pada buah Cabai Matang, Tomat (Matang dan Ranum), Pisang (Matang dan Ranum), Manggis Matang, Nanas (Ranum dan Matang), dan Jambu Biji (Mentah, Ranum, dan Matang). Terakhir Gula Pereduksi Lemah (tidak mereduksi) karena menghasilkan Endapan Kuning yaitu buah Cabai Ranum, dan Pisang Matang.
3. Uji Seliwanoff dan Uji Karbohidrat pada Buah
Adanya Fruktosa ditemukan pada campuran bahan yang menghasilkan perubahan warna menjadi jingga setelah dipanaskan adalah: Fruktosa, Sukrosa, Nanas (Mentah, Ranum, Matang), Jambu biji Mentah, Pisang (Mentah, Ranum, Matang), dan Manggis Ranum.
4. Uji Iodine dan Uji Karbohidrat pada Buah
Polisakarida terkandung pada bahan yang menghasilkan campuran berwarna biru kehitaman setelah dicampur dengan pereaksi Iodine adalah: Amilum, dan Pisang (Mentah, Ranum, Matang).
Taksonomi Tumbuhan I DIVISI SCHIZOPHYTA ( Monera)fentyagustin1
Â
seluruh pembagian taksa yang ada di dalam kingdom Monera serta ciri-ciri umum dari divisi Schizophyta dan ciri-ciri khusus yang terdapat di setiap kelas maupun ordo dari divisi Schizophyta.
1. Uji Molish dan Uji Karbohidrat pada Buah
Setelah dilakukan uji Molish, bahan yang mengandung karbohidrat karena menghasilkan cincin berwarna ungu setelah ditambahkan pereaksi Molish adalah: Glukosa, Fruktosa, Laktosa, Maltosa, Sukrosa, Jambu Biji Matang, Nanas (Mentah, Ranum, dan Matang), Tomat (Mentah, Ranum, dan Matang), Pisang (Mentah, Ranum, dan Matang), dan Belimbing (Mentah, Ranum, dan Matang).
2. Uji Benedict dan Uji Karbohidrat pada Buah
Uji Benedict yang menghasilkan endapan merah bata setelah dipanaskan sehingga termasuk Gula Pereduksi adalah: Glukosa, Fruktosa, Laktosa, Maltosa, dan Sukrosa. Sedangkan pada Buah yang termasuk Gula Pereduksi Tinggi karena menghasilkan Endapan Merah Bata adalah Tomat Matang, Manggis Mentah dan Belimbing (Mentah, Ranum, dan Matang). Gula Pereduksi Sedang karena menghasilkan Endapan Jingga ada pada buah Cabai Matang, Tomat (Matang dan Ranum), Pisang (Matang dan Ranum), Manggis Matang, Nanas (Ranum dan Matang), dan Jambu Biji (Mentah, Ranum, dan Matang). Terakhir Gula Pereduksi Lemah (tidak mereduksi) karena menghasilkan Endapan Kuning yaitu buah Cabai Ranum, dan Pisang Matang.
3. Uji Seliwanoff dan Uji Karbohidrat pada Buah
Adanya Fruktosa ditemukan pada campuran bahan yang menghasilkan perubahan warna menjadi jingga setelah dipanaskan adalah: Fruktosa, Sukrosa, Nanas (Mentah, Ranum, Matang), Jambu biji Mentah, Pisang (Mentah, Ranum, Matang), dan Manggis Ranum.
4. Uji Iodine dan Uji Karbohidrat pada Buah
Polisakarida terkandung pada bahan yang menghasilkan campuran berwarna biru kehitaman setelah dicampur dengan pereaksi Iodine adalah: Amilum, dan Pisang (Mentah, Ranum, Matang).
Taksonomi Tumbuhan I DIVISI SCHIZOPHYTA ( Monera)fentyagustin1
Â
seluruh pembagian taksa yang ada di dalam kingdom Monera serta ciri-ciri umum dari divisi Schizophyta dan ciri-ciri khusus yang terdapat di setiap kelas maupun ordo dari divisi Schizophyta.
Tujuan mengklasifikasikan makhluk hidup adalah untuk mempermudah mengenali,
membandingkan, dan mempelajari makhluk hidup. Tujuan khusus/lain klasifikasi makhluk
hidup adalah sebagai berikut:
1. Mengelompokkan makhluk hidup berdasarkan persamaaan dan perbedaan ciri-ciri yang
dimiliki.
2. Mendeskrpsikan ciri-ciri suatu jenis makhluk hidup untuk membedakannya dengan
makhuk hidup dari jenis yang lain.
3. Mengetahui hubungan kekerabatan antar makhluk hidup
4. Memberi nama makhluk hidup yang belum diketahui namanya.
Klasifikasi memungkinkan kita untuk lebih memahami kehidupan di dunia dengan
membantu kita untuk: a) mengidentifikasi makhluk hidup, b) memahami sejarah makhluk
hidup di dunia, c) menunjukkan kemiripan dan perbedaan antara makhluk hidup, d)
mengomunikasikan secara tepat, akurat dan lebih mudah.
Dasar-dasar klasifikasi makhluk hidup, dapat berdasarkan:
1. Klasifikasi makhluk hidup berdasarkan persamaan dan perbedaan yang dimilikinya
2. Klasifikasi makhluk hidup berdasarkan ciri bentuk tubuh (morfologi) dan alat dalam
tubuh ( anatomi)
3. Klasifikasi makhluk hidup berdasarkan manfaat, ukuran, tempat hidup, dan cara
hidupnya. Untuk mengklasifikasikan makhluk hidup harus melalui serangkaian tahapan. Tahapan
tersebut antara lain sebagai berikut.
Bab II Klasifikasi Makhluk Hidup 3
Bab
1. Pengamatan sifat makhluk hidup
Pengamatan merupakan proses awal klasifikasi, yang dilakukan dalam proses ini adalah
melakukan identifikasi makhluk hidup satu dengan makhluk hidup yang lainnya. Mengamati
dan mengelompokkan berdasarkan tingkah laku, bentuk morfologi, anatomi, dan fisiologi.
2. Pengelompokkan makhluk hidup berdasarkan pada ciri yang diamati
Hasil pengamatan kemudian diteruskan ke tingkat pengelompokkan makhluk hidup.
Dasar pengelompokkannya adalah ciri dan sifat atau persamaan dan perbedaan makhluk
hidup yang diamati.
3. Pemberian nama makhluk hidup
Pemberian nama makhluk hidup merupakan hal yang penting dalam klasifikasi. Ada
berbagai sistem penamaan makhluk hidup, antara lain pemberian nama dengan sistem tata
nama ganda (Binomial Nomenclature) dan trinomial. Dengan adanya nama makhluk hidup
maka ciri dan sifat makhluk hidup akan lebih mudah dipahami.
C. Sistem Klasifikasi Makhluk Hidup
Berdasarkan kriteria yang digunakan, sistem klasifikasi makhluk hidup dibedakan
menjadi tiga, yaitu sistem buatan (artifisial), sistem alami (natural), dan sistem filogenik.
1. Sistem Klasifikasi Buatan (Artifisial)
Sistem klasifikasi buatan mengutamakan tujuan praktis dalam ikhtisar dunia makhluk
hidup. Dasar klasifikasi adalah ciri morfologi, alat reproduksi, habitat dan penampakan
makhluk hidup (bentuk dan ukurannya). Misalnya, pada klasifikasi tumbuhan ada pohon,
semak, perdu, dan gulma. Berdasarkan tempat hidup, dapat dikelompokkan hewan yang
hidup di air dan hewan yang hidup di darat. Berdasarkan kegunaannya, misalnya makhluk
hidup yang digunakan sebagai bahan pangan, sandang, papan dan obat-obatan.
2. Sistem Klasifikasi Alami (Natural)
Klasifikasi makhluk hidu
Apakah program Sekolah Alkitab Liburan ada di gereja Anda? Perlukah diprogramkan? Jika sudah ada, apa-apa saja yang perlu dipertimbangkan lagi? Pak Igrea Siswanto dari organisasi Life Kids Indonesia membagikannya untuk kita semua.
Informasi lebih lanjut: 0821-3313-3315 (MLC)
#SABDAYLSA #SABDAEvent #ylsa #yayasanlembagasabda #SABDAAlkitab #Alkitab #SABDAMLC #ministrylearningcenter #digital #sekolahAlkitabliburan #gereja #SAL
Laporan Praktikum IDENTIFIKASI & KLASIFIKASI TUMBUHAN || Biologi Tanaman
1. LAPORAN PRAKTIKUM
BIOLOGI TANAMAN
ACARA III
IDENTIFIKASI DAN KLASIFIKASI TUMBUHAN
Oleh:
Shafira Sal Shabilla
NIM A0B018010
Rombongan 1
PJ Acara: 1. Gelar Maulana W.K (A1D015181)
2. Elvina Hapsari (A1D016122)
3. Riza Baihaqi (A1D016200)
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
PURWOKERTO
2018
2. I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tumbuhan di permukaan bumi selain berjumlah sangat besar juga
menunjukkan keanekaragaman yang sangat tinggi. Jumlah dan keanekaragaman
yang sangat tinggi mendorong manusia yang berkecimpung dalam studi tumbuhan
melakukan penyederhanaan obyek tumbuhan itu melalui klasifikasi
(pengelompokan) dan pemberian nama yang tepat untuk setiap kelompok yang
terbentuk. Dua kegiatan inilah yang merupakan tugas utama ilmu sistematik atau
taksonomi tumbuhan.
Pada saat ini telah banyak dikenal berbagai macam tumbuhan termasuk di
antaranya tumbuhan yang bermanfaat. Tumbuhan tersebut perlu di beda-bedakan
agar supaya tidak salah penyebutannya, karena wujud dan macamnya berbeda.
Karena itu dirasakan perlunya suatu pengetahuan mengenai cara atau metode untuk
menguasai keseluruhan tumbuhan. Dari tumbuhan yang sudah dikenal atau
diketahui kemudian digolong-golongkan, dikelas-kelaskan, diidentifikasikan, dan
diklasifikasikan.
Kita perlu mempelajari tumbuhan sebanyak mungkin serta merta
merawatnya karena tantangan besar saat ini adalah menjaga tumbuhan di atas
permukaan bumi dari kepunahan. Bukan lagi menjadi rahasia publik bahwa dalam
mempelajari tumbuhan kita perlu berpacu dengan gencarnya kerusakan hutan dan
lingkungan, penebangan liar, penjarahan lahan, dan sebagainya. Kita perlu
3. menggali informasi sebanyak-banyaknya sehingga informasi dan klasifikasi
tumbuhan lebih efektif dan efisien.
A. Tujuan
Praktikum acara 3 tentang identifikasi dan klasifikasi tumbuhan bertujuan
untuk:
1. Mengetahui pengertian identifikasi dan klasifikasi
2. Mengetahui cara menggunakan buku kunci determinasi.
4. II. TINJAUAN PUSTAKA
Tumbuhan merupakan salah satu makhluk hidup yang terdapat di alam
semesta. Selain itu tumbuhan adalah makhluk hidup yang memiliki daun, batang,
dan akar sehingga mampu menghasilkan makanan sendiri dengan meggunakan
klorofil untuk menjalani proses fotosintesis. Bahan makanan yang dihasilkannya
tidak hanya dimanfaatkan untuk dirinya sendiri, tetapi juga untuk manusia dan
hewan. Bukan makanan saja yang dihasilkannya, tetapi tumbuhan juga dapat
menghasilkan Oksigen (O2) dan mengubah karbondioksida (CO2) yang dihasilkan
oleh manusia dan hewan menjadi Oksigen (O2) yang dapat digunakan oleh makhluk
hidup lain (Ferdinand, 2009)
Pertumbuhan tinggi tumbuhan dipengaruhi oleh perbedaan kecepatam
pembentukan dedaunan bergantung pada kualitas tempat tumbuh. Setidaknya
terdapat tiga faktor lingkungan dan satu faktor genetik (intern) yang sangat nyata
berpengaruh terhadap pertumbuhan tinggi yaitu kandungan nutrien mineral tanah,
kelembaban tanah, cahaya matahari, serta keseimbangan sifat genetik antara
pertumbuhan tinggi dan diameter suatu pohon (Davis, 2007)
Klasifikasi adalah suatu cara pengelompokkan yang didasarkan pada ciri-
ciri tertentu. Semua ahli biologi menggunakan suatu sistem klasifikasi untuk
mengelompokkan tumbuhan ataupun hewan yang memiliki persamaan struktur,
kemudian setiap kelompok tumbuhan ataupun hewan tersebut dipasang-pasangkan
5. dengan kelompok tumbuhan atau hewan lainnya yang memiliki persaman dalam
kategori lain (Kurniawan, 2015)
Sistem klasifikasi Linnaeus tetap digunakan sampai sekarang karena
sifatnya yang sederhana dan fleksibel sehingga suatu organisme baru tetap dapat
dimasukkan dalam sistem klasifikasi dengan mudah. Nama-nama yang digunakan
dalam sistem klasifikasi Linnaeus ditulis dalam bahasa Latin karena pada zaman
Linnaeus bahasa Latin adalah bahasa yang dipakai untuk pendidikan resmi.
Klasifikasi makhluk hidup didasarkan pada persamaan perbedaan ciri dan manfaat
yang dimiliki makhluk hidu. Salah satu contoh klasifikasi pada tumbuhan
berdasarkan manfaatnya yaitu tumbuhan dikelompokkan menjadi tanaman obat-
obatan, tanaman sandang, tanaman hias, tanaman pangan, dan lain-lain (Soepomo,
2009)
Klasifikasi makhluk hidup berdasarkan persamaan yang dimilikinya,
persamaan dari beberapa makhluk hidup yang memiliki ciri-ciri dan pola hidup
yang sama sehingga dapat digolongkan dalam jenis yang sama. Klasifikasi makhluk
hidup berdasarkan perbedaan yang dimilikinya, selain dari beberapa makhluk hidup
memiliki persamaan sehingga dapat digolongkan dalam jenis yang sama, namun
terdapat perbedaan antara makhluk hidup tersebut. Klasifikasi makhluk hidup
berdasarkan ciri morfologi dan ciri anatomi, klasifikasi makhluk hidup berdasarkan
ciri morfologi dan ciri anatomi maksudnya adalah mengelompokkan makhluk
hidup berdasarkan persamaan dan perbedaan yang dilihat berdasarkan bentuknya
dan susunan tubuhnya. Klasifikasi makhluk hidup berdasarkan ciri biokimia,
Klasifikasi makhluk hidup berdasarkan ciri biokimia contohnnya adalah dapat
6. dilihat dari jenis-jenis enzim, jenis-jenis protein dan jenis-jenis DNA yang menjadi
penyusun tubuh makhluk hidup tersebut. Klasifikasi makhluk hidup berdasarkan
manfaat, dengan mengelompokkan makhluk hidup berdasarkan manfaatnya, kita
bisa mennetukan langkah-langkah yang tepat dalam memanfaatkan kelebihan
tersebut secara lebih optimal (Soepomo, 2009)
Banyak makhluk hidup mempunyai nama lokal. Nama ini bisa berbeda
antara satu daerah dan daerah lainnya. Untuk memudahkan komunikasi, makhluk
hidup harus diberikan nama yang unik dan dikenal di seluruh dunia. Berdasarkan
kesepakatan internasional, digunakanlah Binomian Nomenclature. Metode
binomian nomenclature (tata nama ganda), merupakan metode yang sangat penting
dalam pemberian nama dan klasifikasi makhluk hidup. Disebut tata nama ganda
karena pemberian nama jenis makhluk hidup selalu menggunakan dua kata yaitu
nama genus dan spesies (Martinus, 2008)
7. III. METODE PRAKTIKUM
A. Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan pada praktikum identifikasi dan klasifikasi
tumbuhan: pisau, alat urai (jarum), luope, dan penggaris. Bahan yang digunakan
pada praktikum acara 3 adalah tumbuhan hasil eksplorasi.
B. Prosedur Kerja
Langkah-langkah kerja dalam melakukan percobaan identifikasi dan klasifikasi
tumbuhan, antara lain:
8. 1. Bagian-bagian vegetatif maupun generatif diamati dari tumbuhan yang telah
dikoleksi
2. Tumbuhan dimulai dicandra dengan menggunakan kunci determinasi, sehingga
dapat diketahui famili. Tabel ini disebut dichotomis, pada setiap nomor selalu
disusun 2 pertanyaan a dan b yang setiap kali merupakan pertanyaan kebalikan.
3. Dari beberapa karakter yang diamati, dapat diketahui sesuai dengan pertanyaan
a atau b. Pada akhir pertanyaan didapatkan nomor yang baru yang menunjukan arah
berikutnya dan seterusnya. Pada akhirnya akan diketemukan sebuah famili yang
bernomor.
4. Uraian dan deskripsi dibaca dengan teliti dari familianya & uraian tersebut
dibandingkan dengan tanamannya untuk diteliti apakah uraian tersebut cocok.
5. Kemudian menentukan genus dimulai dengan tabel, dan seterusnya sehingga
diketemukan nama speciesnya.
6. Pada akhir kegiatan, tempat asal tumbuhan, tempat tumbuh, dan letak ketinggian
tempat dan nama daerah dicantumkan.
7. Klasifikasi dilakukan dari hasil identifikasi untuk divisi Bryiophyta,
Pterydopphyta dan Spermatophyta, sampai tingkat species.
9. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
No. Gambar Keterangan
1. Nama : Paku-pakuan
Nama latin :Dryoptenis cristata
Morfologi :Daun ï bergerigi
Batang ï tidak berkambium
Akar ï serabut
2. Nama : Lumut
Nama latin : Bryopsida sp.
Morfologi :Daun ï tidak sejati
Batang ï tidak sejati
Akar ï tidak sejati
3. Nama : Bunga kertas
Nama latin : Bougainvillea
10. Morfologi :Daun ï menyirip
Batang ï berkambium
Akar ï tunggang
4. Nama : Kelapa
Nama latin : Cocos nucitera
Morfologi :Daun ï sejajar
Batang ï tidak berkambium
Akar ï tunggang
5. Nama : Lada
Nama latin : Piper nigrum
Morfologi :Daun ï melengkung
Batang ï tidak berkambium
Akar ï serabut
6. Nama : Jambu air
Nama latin : Syzygium aqueum
Morfologi :Daun ï menyirip
Batang ï berkambium
Akar ï tunggang
Kunci Determinasi ï Famili : 37. Piperaceae
(1b, 2b, 3b, 4b, 6b, 7b, 9a, 41b, 42b, 43b,
54b, 59b, 61b, 62b, 63a, 64a)
Genus : Piper
Spesies : Piper nigrum L.
11. (1b, 2a)
Tumbuh-tumbuhan memanjat. Batang panjang 5-15m. Daun berseling atau
tersebar, bertangkai dengan daun penumpu yang cepat rontok, dan meninggalkan
bekas yang berbentuk cincin. Helaian daun bulat telur sampai memanjang, dengan
ujung runcing, 8-20 kali 5-15 cm, bagian bawah terisi dengan kelenjar kecil,
tenggelam dan rapat. Bulir berdiri sendiri, diujung, berhadapan dengan daun,
menggantung, tangkai 1-3,5 cm; sumbu 3,5-22 cm. Daun pelindung memanjang,
panjang 4-5 mm. Tangkai sari panjang 1 mm, kepala putik 2-5, kebanyakan 3-4.
Buah bbuni 1k bentuk bola. Tumbuh-tumbuhan yang berobah-obah! Dari India, di
Jawa terutama dipelihara; 1-1500 m.
Piper, N, Marica, Ind, J, S, Lada, S, Pedes, S. Sakang
Piper nigrum L.
B. Pembahasan
Tumbuhan tingkat tinggi merupakan tumbuhan biji. Tumbuhan tingkat
tinggi dikatakan sebagai tumbuhan biji sebab jenis tumbuhan ini merupakan jenis
tumbuhan yang mempunyai akar, daun sejati, dan juga memiliki batang disertai
dengan organ tumbuhan yang meliputo buah dan juga daun. Tumbuhan biji juga
sering dikenal dengan tumbuhan berbunga. Bunga yang terdapat pada tumbuhan
merupakan alat reproduksi atau juga sering disebut dengan alat perkawinan bagi
tumbuhan. Tumbuhan berbiji dibagi menjadi dua golongan yaitu tumbuhan yang
berbiji terbuka atau yang sering disebut dengan gymnospermae dan juga ada pula
tumbuhan biji tertutup atau yang sering disebut dengan istilah angiospermae.
12. Contoh tumbuhan tingkat tinggi diantaranya adalah tumbuhan paku-pakuan dan
juga tumbuhan bunga-bungaan.
Tumbuhan tingkat tinggi juga mempunyai ciri-ciri yaitu:
1. Berkormus sehingga disebut cormophyta.
2. Organ sudah dapat dibedakan dengan nyata/jelas antara akar, daun, batang.
3. Mempunyai jaringan pengangkutan/vasikuler, contoh: Angiospermae (dikotil
dan monokotil) dan Gymnospermae.
Tumbuhan tingkat rendah yaitu salah satu jenis tumbuhan yang tidak pernah
menghasilkan bunga. Ciri-ciri yang dimiliki oleh tumbuhan tingkat rendah yaitu:
1. Berthalus sehingga disebut tumbuhan Thallophyta.
2. Organ masih sangat sederhana.
3. Belum mempunyai jaringan pengangkutan, yaitu: Bryophyta dan Algae.
(Andersoon, 2006)
Ciri khusus yang dimiliki keduanya yaitu:
1. Tumbuhan tingkat tinggi: memiliki akar yang berbentuk serabut.
2. Tumbuhan tingkat rendah: tidak memiliki bunga sepanjang hidupnya.
(Campbell, 2010)
Pteridophyta merupakan salah satu filum tanaman. Mereka adalah tanaman
vaskular (yang memiliki jaringan xilem dan floem) yang bereproduksi dengan
13. melepaskan spora daripada biji, dan termasuk tumbuhan pakis yang snagat beragam
dan tanaman anggun lainnyya yang berhutan-hutan. Ada sekitar sebelas ribu spesies
pteridophyta yang berbeda, menjadikannya tanaman darat paling beragam setelah
tanaman berbunga (angiosperma). Pteridophyta terdiri dari empat divisi, ada
Psilophyta, Lycophyta, Sphenophyta, dan Pterophyta (Nugroho, 2018)
Spermatophyta merupakan golongan tumbuhan dengan tingkatan
perkembangan yang paling tinggi, dan telah menghasilkan biji sebagai alat
perkembangbiakannya. Biji ini berasal dari suatu alat yang disebbut bunga, dari itu
tumbuhan spermatophyta juga disebut tumbuhan yang berbunga (Anthophyta)
(Tjitrosoepomo, 2011)
Selain itu tumbuhan spermatophyta juga mempunyai bagian-bagian lain
yang merupakan metamorfosis bagian-bagian pokok tadi ditambah lagi dengan
berbagai macam organ-organ tumbuhan (Tjitrosoepomo, 2002). Tumbuhan
spermatophyta mempunyai alat perkembangbiakan berupa bunga. Hasil dari
perkembangbiakan secara kawin adalah zigot yang selanjutnya akan berkembang
menjadi embrio. Zigot merupakan hasil peleburan antara sel kelamin jantan dan
betina. Embrio tersimpan didalam biji yang pada akhirnya akan menjadi individu
baru (Polunin, 1980). Spermatophyta secara klasik dibedakan dalam 2 anak divisi
yaitu tumbuhan biji terbuka (Gymnospermae) dan tumbuhan biji tertutup
(Angiospermae) (Tjitrosoepomo, 2011)
Spermatophyta (tumbuhan biji) adalah golongan tumbuhan dengan tingkat
perkembangan filogenik yang tinggi. Ciri khas tumbuhan spermatophyta adanya
14. suatu otgan yang berupa biji. Tumbuhan biji dapat dibedakan dalam dua divisi yaitu
tumbuhan gymnospermae (tumbuhan biji terbuka) dan tumbuhan angiospermae
(tumbuhan biji tertutup). Spermatophyta merupakan tumbuhan kormus sejati,
dimana tubuhnya dapat jelas dibedakan antara akar, batang, dan daun sejati (Hayah,
2016)
Tumbuhan lumut merupakan salah satu kelompok tumbuhan dari
keanekaragaman hayati yang belum banyak diteliti karena sepintas nampak tidak
menarik perhatian dan bahkan sering dianggap sebagai penyebab lingkungan
terlihat kotor. Namun, bila diperhatikan secara seksama beberapa jenis tumbuhan
lumut ini cukup menarik, baik dari warna maupun kehidupannnya yang
berkelompok membentuk bantalan seperti karpet. Tumbuhan lumut sering dijumpai
di tempat temppat yang lembab dan basah, misalnya di hutan dan hidup menempel
pada berbagai substrat, antara lain misalnya tanah dalam rimba, batu-batu, cadas-
cadas, gambut, kulit pohon, dan lain-lain (Tjitrosoepomo, 2011). Lumut tidak
mempunyai akar, batang, dan daun sejati. Lumut merupakan salah satu bagian kecil
dari flora yang belum banyak tergali dan bagian penyokong keanekaragaman flora
(Windadry, 2009). Lumut merupakan tumbuhan kecil yang tingginya hanya sekitar
1-2 cm, dan bahkan yang paling besarpun umumnya tingginya kurang dari 20 cm.
Tumbuhan lumut merupakan tumbuhan yang sederhana biasanya tumbuh di
tempat-tempat basah (Kimball, 2003)
Identifikasi berasal dari kata identik yang artinya sama atau serupa dengan,
dan untuk ini dapat terlepas dari nama latin. Identifikasi tumbuhan adalah
menentukan nama yang benar dan tempatnya yang tepat dalam klasifikasi.
15. Tumbuhan yang akan diidentifikasi, mungkin belum dikenal oleh dunia Ilmu
pengetahuan. Penentuan nama baru dan penentuan tingkat-tingkat takson harus
mengikuti semua aturan yang ada dalam KITT. Untuk mengidentifikasi tumbuhan
yang telah dikenal oleh dunia ilmu pengetahuan, memerlukan sarana antara lain
bantuan dari oranglain, herbarium, buku-buku flora, dan monografi kunci
identifikasi serta lembar identifiaksi jenis (Tjitrosoepomo, 2011)
Identifikasi tumbuhan penghijauan merupakan suatu cara untuk
mempelajari ilmu botani dalam pembelajaran biologi terutama pokok bahasan
klasifikasi dan taksonomi tumbuhan. Identifikasi tumbuhan penghijauan ini
merupakan pembelajaran botani yang penting sekali, karena dengan
mempelajarinya, kita dapat memahami klasifikasi tumbuhan-tumbuhan khususnya
tumbuhan penghijauan (Suraida, 2012)
Determinasi yaitu membandingkan suatu tumbuhan dengan satu tumbuhan
lain yang sudah dikenal sebelumnya (dicocokkan atau dipersamakan). Karena
didunia ini tidak ada dua benda yang identik atau persis sama, maka istilah
determinasi (Inggris to determine = menentukan, memastikan) dainggap lebih tepat
daripada istilah identifikasi (Inggris to identify = mempersamakan) (Rifaâi, 1976)
Untuk mendeterminasi tumbuhan pertama sekali adalah mempelajari sifat
morfologi tumbuhan tersebut (seperti posisi, bentuk, ukuran, dan jumlah bagian-
bagian daun, bunga, buah, dan lain-lainnya. Langkah berikut adalah
membandingkan atau mempersamakan ciri-ciri tumbuhan tadi dengan tumbuhan
lainnya yang sudah dikenal identitasnya.
16. Kunci determinasi atau kunci dikotom adalah cara atau langkah untuk
mengenali organisme dan mengelompokkannya pada takson makhluk hidup. Kunci
dikotomis terdiri dari sederetan pernyataan yang terdiri dari dua baris untuk
mengelompokkan atau menggolongkan makhluk hidup, dan berisi deskripsi dari
ciri-ciri organisme yang disajikan dengan ciri yang berlawanan. Kunci determinasi
pertama kali diperkenalkan oleh Carolus Linnaeus, tetapi sebenarnya Lammarck
(1778) yang pernah menggunakan kunci modern untuk identifikasi.
Kunci determinasi adalah cara analitis buatan yang memungkinkan
pengenalan tumbuh-tumbuhan berdasarkan sifat-sifat yang penting dengan jalan
memilih di antara sifat-sifat yang dipertentangkan, mana yang sesuai (digunakan)
dan mana yang tidak sesuai (tidak digunakan). Bentuk kunci determinasi yang
paling umumu adalah bercabang dua (dichotom). Macam-macam susunan kunci
determinasi ada dua yaitu bertakik (idented) dan sejajar.
Kunci determinasi merupakan suatu alat yang diciptakan khusus untuk
memperlancar pelaksanaan pendeterminasian tumbuh-tumbuhan. Kunci
determinasi dibuat secara bertahap, sampai bangsa saja, suku, marga, atau jenis dan
seterusnya. Ciri-ciri tumbuhan disusun sedemikian rupa sehingga selangkah demi
selangkah si pemakai kunci dipaksa memilih satu di antara dua atau beberapa sifat
yang bertentangan, begitu seterusnya hingga akhirnya diperoleh suatu jawaban
berupa identitas tumbuhan yang diinginkan. Beberapa syarat kunci determinasi
yang baik menurut Vogel (1989) antara lain:
17. 1. Ciri yang dimasukkan mudah diobservasi, karakter internal dimasukkan bila
sangat penting.
2. Menggunakan karakter positif dan mencakup seluruh variasi dalam grupnya.
Contoh :Leaves opposites, Leaves either in whorls, or spirally aranged, or
distichous bukan Leaves opposites, Leaves not opposites
3. Deskripsi karakter dengan istilah umum yang dimengerti orang.
4. Menggunakan kalimat sesingkat mungkin, hindari deskripsi dalam kunci.
5. Mencantumkan nomor couplet.
6. Mulai dari ciri umum ke khusus, bawah ke atas.
Hal-hal yang diperhatikan dalam kunci determinasi (Jones&Luchsinger,
2000)
1. Kunci harus bercabang dua, dimana pernyataan dalam setiap baik harus saling
bertentangan.
2. hindari pernyataan yang terlalu umum, contoh: daun ukuran besar dan daun
ukuran kecil.
3. Kata pertama dari setiap pernyataan di dalam setiap bait haruslah identik.
4. Dua pernyataan di dalam setiap bait harus saling bertentangan.
5. Hindari penggunaan ukuran yang tumpang tindih.
18. 6. Pernyataan yang terdapat pada bait yang berurutan jangan dimulai dengan kata
yang sama.
7. Menggunakan selalu sifat-sifat makroskopis.
8. Setiap bait harus diberi nomor atau huruf.
Pada praktikum acara 3 setiap individu mengidentifikasi dan
mengklasifikasi tumbuhan pada tumbuhan paku-pakuan, lumut, bunga kertas,
kelapa, lada, dan jambu air. Pada tumbuhan paku-pakuan telah didapat nama
latinnya yaitu Dryoptesis cristata dengan daun yang bergerigi, batangnya tidak
berkambium, dan memiliki akar serabut. Selanjutnya adalah tumbuhan lumut telah
didapat nama latinnya yaitu Bryopsida sp. dengan daun, batang, dan akar yang tidak
sejati. Selanjutnya adalah tumbuhan bunga kertas telah didapat nama latinnya ialah
Bougainvillea dengan daun yang menyirip, batangnya berkambium, dan memiliki
akar yang tunggang. Selanjutnya adalah tumbuhan kelapa telah didapat nama
latinnya ialah Cocos nucitera dengan daun yang sejajar, batangnya tidak
berkambium, dan memiliki akar yang tunggang. Selanjutnya adalah tumbuhan lada
telah didapat nama latinnya ialah Piper nigrum dengan daun yang melengkung,
batangnya tidak berkambium, dan memiliki akar serabut. Selanjutnya adalah
tumbuhan jambu air telah didapat nama latinnya ialah Syzygium aqueum dengan
daun yang menyirip, batangnya berkambium, dan memiliki akar tunggang.
Selanjutnya kami per kelompok melakukan identifikasi dengan mencari
nama famili, genus, spesies, dan deskripsi tentang tanaman itu melalui buku kunci
determinasi. Yang kami dapatkan yaitu tumbuhan lada. Setelah kami mencari nama
19. famili, genus, dan spesies satu persatu. Data yang kami dapatkan yaitu nama famili
dari tumbuhan lada yaitu Piperaceae dengan nomor 37 (16, 2b, 3b, 4b, 6b, 7b, 9a,
41b, 42b, 43b, 54b, 59b, 61b, 62b, 63a, 64a), nama genus ialah Piper, dan nama
spesies yaitu Piper nigrum L. (1b, 2a). Deskripsi tentang tumbuhan lada pada buku
kunci determinasi ialah Tumbuh-tumbuhan memanjat. Batang panjang 5-15m.
Daun berseling atau tersebar, bertangkai dengan daun penumpu yang cepat rontok,
dan meninggalkan bekas yang berbentuk cincin. Helaian daun bulat telur sampai
memanjang, dengan ujung runcing, 8-20 kali 5-15 cm, bagian bawah terisi dengan
kelenjar kecil, tenggelam dan rapat. Bulir berdiri sendiri, diujung, berhadapan
dengan daun, menggantung, tangkai 1-3,5 cm; sumbu 3,5-22 cm. Daun pelindung
memanjang, panjang 4-5 mm. Tangkai sari panjang 1 mm, kepala putik 2-5,
kebanyakan 3-4. Buah bbuni 1k bentuk bola. Tumbuh-tumbuhan yang berobah-
obah! Dari India, di Jawa terutama dipelihara; 1-1500 m.
20. V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan tujuan acara 3 tentang âidentifikasi dan klasifikasi tumbuhanâ
dapat disimpulkan bahwa:
a. Identifikasi dapat diartikan sebagai pengenalan, termasuk nama, tempat dalam
klasifikasi, sedangkan klasifikasi adalah penggolongan makhluk hidup.
B. Saran
Saran untuk pelaksanaan praktikum identifikasi dan klasifikasi tumbuhan
yaitu praktikan seharusnya lebih teliti dalam mengklasifikasi morfologi tumbuhan
dan dalam mengidentifikasi tumbuhan dengan menggunakan buku kunci
determinasi.
21. BIODATA PRAKTIKAN
Nama : Shafira Sal Shabilla
NIM : A0B018010
Jurusan : Perencanaan Sumberdaya Lahan
Tempat, Tanggal Lahir : Brebes, 12 Februari 2001
Jenis Kelamin : Perempuan