SlideShare a Scribd company logo
1 of 24
z
z z
ANALISIS MODEL MATEMATIKA SITR PADA
PENYEBARAN PENYAKIT DEMAM TIFOID
Fifin Siti Indrawati
F1A119005
Pebimbing I
Prof. Asrul Sani, M.Sc., Ph.D
NIP. 19690212 199303 1 003
Pebimbing II
Dr. Muh. Kabil Djafar, ST., M.Si
NIP. 19700131 200812 1 001
SEMINAR PROPOSAL
Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan AlamUniversitas Halu Oleo
Demam Tifoid merupakan jenis demam akut yang dapat disebabkan oleh infeksi bakteri
Salmonella typhi. Manifestasi klinis untuk penyakit ini dapat dimulai dari demam tinggi,
sakit kepala, denyut jantung lemah sampai dengan adanya komplikasi pada hati dan
limfa. Penyakit Demam Tifoid sering terjadi karena faktor kebersihan, seperti ketika
makan di luar atau di tempat-tempat umum yang kurang terjaga kebersihannya .
Penyakit Demam Tifoid berdasarkan data yang di ambil dari WHO (World Health
Organisation), angka penderita penyakit Demam Tifoid di seluruh dunia dapat mencapai
sekitar 17 juta tahun per jiwa yang angka kematiannya dapat mencapai 600,000 dan
paling banyak terjadi di Asia yaitu sekitar 70%. Di Indonesia, berdasarkan data WHO,
angka penderita penyakit Demam Tifoid diperkirakan dapat mencapai 81% per 100.000.
. Jumlah kasus tertinggi berdasarkan tempat tinggal bagi penderita penyakit Demam
Tifoid yaitu yang berada di daerah pedesaan dengan pendidikan rendah dan jumlah
pengeluaran rumah tangga rendah dibandingkan dengan orang yang tinggal di daerah
perkotaan
Model matematika adalah salah satu alat yang dapat digunakan untuk membantu
mempermudah dalam menyelesaikan masalah yang ada dalam kehidupan nyata ke dalam
pernyataan matematis. Masalah-masalah tersebut dapat dirumuskan ke dalam bentuk
persamaan matematika yang komponen-komponennya dapat disebut sebagai variabel. Salah
satu contoh model yang ada dalam model matematika yaitu model 𝑆𝐼𝑇𝑅 (Susceptible-
Infective-Treatment-Recovered). Model matematika untuk penyakit Demam Tifoid sudah
banyak di buat oleh peneliti-peneliti sebelumnya antara lain: Nhtirii, dkk tahun 2016
menggunakan model matematika 𝑆𝑃𝐼𝑇𝑅 (Susceptible-Protected-Infected-Treated-Recovered)
pada penyakit Demam Tifoid. Garba, U., dkk tahun 2020 juga meneliti mengenai dinamika
penyebaran penyakit Demam Tifoid pada model matematika 𝑃𝑆𝐼𝑇𝑅. Karunditu, dkk tahun
2019 dalam penelitiannya mengambil permasalahan yang sama yaitu mengenai penyebaran
penyakit Demam Tifoid yang penderitannya tidak terlidungi atau belum melakukan vaksinasi
dengan menggunakan model matematika 𝑆𝐸𝐼𝑅. Peter O. J, dkk tahun 2018 menggunakan
model 𝑆𝐼𝑐𝐼𝑇𝑅𝑊 untuk penyakit Demam Tifoid, dengan kompartemen 𝑊 merupakan
konsentrasi bakteri yang ada di sekitar lingkungan.
Rumusan masalah yang akan dibahas peneliti pada penelitian ini
yaitu:
1. Bagaimana model matematika 𝑆𝐼𝑇𝑅 pada penyebaran penyakit
Demam Tifoid ?
2. Bagaimana perilaku selesaian dari model matematika 𝑆𝐼𝑇𝑅
pada penyebaran penyakit Demam Tifoid ?
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui model matematika 𝑆𝐼𝑇𝑅 pada penyebaran
penyakit Demam Tifoid.
2. Untuk mengetahui perilaku selesaian dari model matematika
𝑆𝐼𝑇𝑅 penyebaran penyakit Demam Tifoid.
Manfaat yang di inginkan peneliti dari penelitian ini sebagai berikut:
1. Untuk peneliti
Menambah wawasan mengenai pemodelan matematika dan penerapannya yang
berkaitan dengan bidang kesehatan, terutama pada analisis model 𝑆𝐼𝑇𝑅 untuk
penyebaran penyakit Demam Tifoid.
2. Untuk Mahasiswa Program Studi Matematika
Menjadi referensi bagi mahasiswa program studi matematika khususnya dapat
membantu dalam perkuliahan, terutama dalam model matematika serta analisisnya.
. Demam Tifoid merupakan penyakit infeksi yang biasanya terjadi di usus halus yang
disebabkan oleh Salmonella Typhi. Gejala awal yang untuk penyakit Demam Tifoid
biasanya ditandai dengan terkena demam dalam satu atau lebih sering ditandai dengan
gejala gangguan pada saluran pencernan dengan atau tanpa adanya gangguan kesadaran.
Angka untuk penderita penyakit Demam Tifoid di negara maju dapat mencapai 5.700
kasus disetiap tahunnya. Sedangkan untuk angka penderita Demam Tifoid di negara
berkembang lebih tinggi dibandingkan negara maju yaitu sekitar 21,5 juta orang setiap
tahunnya. Secara umum setiap tahunnya tejadi sekitar 21 juta kasus
dan 222.000 menyebabkan kematian. Jumlah keseluruhan kasus penyakit Demam Tifoid
di Indonesia sebesar 1,6 %, angka penderita tertinggi untuk penderita penyakit ini berada
pada kelompok usia 5 − 14 tahun. Penyakit Demam Tifoid menjadi salah satu penyakit
endemik di Indonesia yang dapat diklasifikasikan sebagai penyakit menular. Hal ini
termuat dalam Undang-Undang No. 6 tahun 1962 tentang wabah.
Pengobatan untuk penderita penyakit Demam Tifoid adalah dengan cara pemberian obat
antibiotik.
1. Model SIR
ModelModel 𝑆𝐼𝑅 terdapat 3 kompartemen yaitu Susceptible (S), Infected (I), dan
Recovered (R). Adapun bentuk dari model SIR sebagai berikut :
Berdasarkan diagram alur diatas maka diperoleh system persamaan yaitu :
𝑑𝑆
𝑑𝑡
= −
𝛽𝑆𝐼
𝑁
𝑑𝐼
𝑑𝑡
=
𝛽𝑆𝐼
𝑁
− 𝛾𝐼
𝑑𝑅
𝑑𝑡
= 𝛾𝐼
2. Model SEIR
model 𝑆𝐸𝐼𝑅 dibagi menjadi 4 kelompok yaitu kelompok individu yang rentan
(Suspected), kelompok individu yang telah terpapar namun masih berada dalam masa
inkubasi sehingga belum berpotensi menularkan penyakit (Exposed), kelompok individu
yang terinfeksi dan dapat sembuh dari penyakit (Infected), dan kelompok individu yang
sembuh dan kebal terhadap penyakit (Recovered). Adapun bentuk diagram tranferdari
model SEIR yaitu:
2.3 Persamaan Diferensial
2.4 Titik Kesetimbangan
2.5 Analisis Kestabilan Titik Kesetimbangan
2.6 Nilai Eigen dan Vektor Eigen
2.7 Linearisasi
2.8 Matriks Generasi Selanjutnya
2.9 Bilangan Reproduksi Dasar
Penelitian ini dilakukan dari bulan Mei sampai bulan
Juli tahun 2023. Penelitian ini bertempat di Laboratorium
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Halu Oleo.
Adapun metode yang dipakai dalam penelitian ini yaitu metode kepustakaan
(library research) dengan urutan kerja sebagai berikut:
1. Melakukan studi literatur yang berkenaan dengan model SITR.
2. Membuat asumsi yang berkaitan dengan model matematika SITR.
3. Menyelesaikan analisis kestabilan dengan cara mencari titik equilibrium dan nilai
eigen serta menentukan sifat-sifat kestabilan berdasarkan nilai eigen yang didapat.
4. Membuat simulasi dari model matematika SITR.
5. Menguraikan hasil yang diperoleh.
Model yang digunakan dalam penyebaran penyakit Demam Tifoid adalah model 𝑆𝐼𝑇𝑅 yang
dikembangkan dengan membagi populasi ke dalam empat kompartemen. Susceptibel (S) adalah
individu yang sehat tetapi rentan terkena penyakit Demam Tifoid, Infected (I) adalah individu yang
terinfeksi penyakit Demam Tifoid, Treatment (T) adalah individu yang melakukan pengobatan, dan
Recovered ( R ) adalah individu yang telah sembuh dari penyakit Demam Tifoid. Asumsi-asumsi
yang dipakai dalam pembentukan model matematika SITR pada penyebaran penyakit Demam Tifoid
sebagai berikut:
a. Populasinya adalah konstan.
b. Laju kelahiran dan laju kematian diasumsikan sama yang berarti setiap individu lahir masuk ke
dalam kelas Susceptible dan setiap individu mati dari semua kelas mempunyai laju yang
proporsional dengan dengan masing-masing kelas.
c. Individu yang terinfeksi Penyakit Demam Tifoid akan segera mendapatkan
pengobatan atau Treatment.
d. Individu yang terinfeksi dan individu yang melakukan Treatment dapat mengalami
kematian secara alami dan kematian yang disebabkan Penyakit Demam Tifoid
e. Individu yang telah terinfeksi dapat disembuhkan dengan memberikan pengobatan.
f. Individu yang sembuh setelah melakukan Treatment tidak dapat terinfeksi kembali .
Variabel yang akan digunakan dalam pembentukan model matematika 𝑆𝐼𝑇𝑅 sebagai
berikut:
No. Variabel Definisi Satuan
1. 𝑆 Individu yang rentan terhadap penyakit Demam Tifoid Individu
2. 𝐼 Individu yang telah terinfeksi Individu
3. 𝑇 Individu yang melakukan pengobatan Individu
4. 𝑅 Individu yang telah sembuh dari penyakit Demam Tifoid Individu
Parameter yang akan digunakan dalam pembentukan model matematika 𝑆𝐼𝑇𝑅 sebagai
berikut:
No. Variabel Definisi Satuan
1. 𝜇 Laju kelahiran dan laju kematian alami 𝐼𝑛𝑑𝑖𝑣𝑖𝑑𝑢
𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛
2. 𝛽 Laju penularan atau infected kepada suspectible 𝐼𝑛𝑑𝑖𝑣𝑖𝑑𝑢
𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛
3. 𝛾 Laju individu terinfeksi yang melakukan pengobatan 𝐼𝑛𝑑𝑖𝑣𝑖𝑑𝑢
𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛
4. 𝛿 Laju kesembuhan yang terinfeksi setelah treatment 𝐼𝑛𝑑𝑖𝑣𝑖𝑑𝑢
𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛
5. 𝛼
Laju kematian yang diakibatkan oleh penyakit
Demam Tifoid
𝐼𝑛𝑑𝑖𝑣𝑖𝑑𝑢
𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛
Interpretasi model matematika untuk penyebaran penyakit Demam Tifoid ke dalam
diagram transfer yaitu.
Model matematika penyebaran penyakit Demam Tifoid sebagai berikut:
𝑑𝑆
𝑑𝑡
= 𝜇 − 𝛽𝑆𝐼 − 𝜇𝑆
𝑑𝐼
𝑑𝑡
= 𝛽𝑆𝐼 − 𝛼𝐼 − 𝜇𝐼 − 𝛾𝐼
𝑑𝑇
𝑑𝑡
= 𝛾𝐼 − 𝛿𝑇 − 𝛼𝑇 − 𝜇𝑇
𝑑𝑅
𝑑𝑡
= 𝛿𝑇 − 𝛿𝑅 − 𝜇𝑅
Diperolehtitikkesetimbanganbebaspenyakityaitu :
𝐸0(𝑆∗
, 𝐼∗
, 𝑇∗
, 𝑅∗
) = (1,0,0,0)
Serta diperolehtitikkesetimbanganendemikpenyakityaitu:
1 𝑆, 𝐼, 𝑇, 𝑅 =
𝛼 + 𝜇 + 𝛾
𝛽
, −
𝜇 𝛼 + 𝜇 + 𝛿 − 𝛽
𝛽 𝛼 + 𝜇 + 𝛾
, −
𝜇𝛾 𝛼 + 𝜇 + 𝛿 − 𝛽
𝛽𝐴
, −
𝜇𝛾𝛿 𝛼 + 𝜇 + 𝛿 − 𝛽
𝛽𝐴 𝛿 + 𝜇
Dengan
𝐴 = 𝛼2 + 𝛼𝛿 + 𝛼𝜇2𝐴 = 𝛼2 + 𝛼𝛿 + 𝛼𝛾 + 2𝛼𝜇 + 𝛿𝛾 + 𝛿𝜇 + 𝛾𝜇 + 𝜇2
Bilangan reproduksi dasar (𝑅0) diperoleh dari nilai eigen
terbesar, maka diperoleh
𝑅0=
𝛽
𝛼 + 𝜇 + 𝛾
Diperoleh matriks Jacobian sebagai berikut :
𝐽 𝐸 =
−𝛽𝐼 − 𝜇 −𝛽𝑆 0
𝛽𝐼 𝛽𝑆 − 𝛼 + 𝜇 + 𝛾 0
0
0
𝛾
0
− 𝛿 + 𝛼 + 𝜇
𝛿
0
0
0
− 𝛿 + 𝜇
Selanjutnya subtitusi titik kesetimbangan bebas penyakit 𝐸0 𝑆∗
, 𝐼∗
, 𝑇∗
, 𝑅∗
= (1,0,0,0)
ke matriks 𝐽(𝐸), maka diperoleh
𝐽 𝐸0 =
−𝜇 −𝛽 0
0 𝛽 − 𝛼 + 𝜇 + 𝛾 0
0
0
𝛾
0
− 𝛿 + 𝛼 + 𝜇
𝛿
0
0
0
− 𝛿 + 𝜇
Diperoleh nilai eigen untuk kestabilan titik kesetimbangan
bebas penyakit yaitu:
𝜆1 = −𝜇
𝜆2 = 𝛽 − 𝛼 + 𝜇 + 𝛾
𝜆3 = − 𝛿 + 𝛼 + 𝜇
𝜆4 = −(𝛿 + 𝜇)
PPT Proposal_F1A119005_FIFIN SITI INDRAWATI (1).pptx
PPT Proposal_F1A119005_FIFIN SITI INDRAWATI (1).pptx

More Related Content

What's hot

19759534 statistik-run-test-satu-sampel
19759534 statistik-run-test-satu-sampel19759534 statistik-run-test-satu-sampel
19759534 statistik-run-test-satu-sampel
Ridwan Samsoni
 
Pengantar analisis real_I
Pengantar analisis real_IPengantar analisis real_I
Pengantar analisis real_I
Ferry Angriawan
 
Aksioma insidensi dalam geometri euclid final
Aksioma insidensi dalam geometri euclid finalAksioma insidensi dalam geometri euclid final
Aksioma insidensi dalam geometri euclid final
agusloveridha
 
23 Cara Pembuktian Teorema Pythagoras
23 Cara Pembuktian Teorema Pythagoras23 Cara Pembuktian Teorema Pythagoras
23 Cara Pembuktian Teorema Pythagoras
Rahma Siska Utari
 
Analisis real-lengkap-a1c
Analisis real-lengkap-a1cAnalisis real-lengkap-a1c
Analisis real-lengkap-a1c
Ummu Zuhry
 
Menentukan sistem persamaan linier dalam bentuk sistem konsisten dan inkonsisten
Menentukan sistem persamaan linier dalam bentuk sistem konsisten dan inkonsistenMenentukan sistem persamaan linier dalam bentuk sistem konsisten dan inkonsisten
Menentukan sistem persamaan linier dalam bentuk sistem konsisten dan inkonsisten
BAIDILAH Baidilah
 
Penerapan sifat kelinearan sigma untuk menentukan rumus jumlah bilangan asli ...
Penerapan sifat kelinearan sigma untuk menentukan rumus jumlah bilangan asli ...Penerapan sifat kelinearan sigma untuk menentukan rumus jumlah bilangan asli ...
Penerapan sifat kelinearan sigma untuk menentukan rumus jumlah bilangan asli ...
BAIDILAH Baidilah
 
Buku terjemahan-paul-ernest
Buku terjemahan-paul-ernestBuku terjemahan-paul-ernest
Buku terjemahan-paul-ernest
nur dasima
 

What's hot (20)

Uji Run ( Keacakan )
Uji Run ( Keacakan )Uji Run ( Keacakan )
Uji Run ( Keacakan )
 
ANALISIS REAL
ANALISIS REALANALISIS REAL
ANALISIS REAL
 
Transformasi elementer
Transformasi elementerTransformasi elementer
Transformasi elementer
 
Subgrup normal dan grup faktor
Subgrup normal dan grup faktorSubgrup normal dan grup faktor
Subgrup normal dan grup faktor
 
Statistika: Binomial
Statistika: BinomialStatistika: Binomial
Statistika: Binomial
 
19759534 statistik-run-test-satu-sampel
19759534 statistik-run-test-satu-sampel19759534 statistik-run-test-satu-sampel
19759534 statistik-run-test-satu-sampel
 
Pengantar analisis real_I
Pengantar analisis real_IPengantar analisis real_I
Pengantar analisis real_I
 
Homomorfisma grup
Homomorfisma grupHomomorfisma grup
Homomorfisma grup
 
Pendugaan Parameter
Pendugaan ParameterPendugaan Parameter
Pendugaan Parameter
 
Aksioma insidensi dalam geometri euclid final
Aksioma insidensi dalam geometri euclid finalAksioma insidensi dalam geometri euclid final
Aksioma insidensi dalam geometri euclid final
 
23 Cara Pembuktian Teorema Pythagoras
23 Cara Pembuktian Teorema Pythagoras23 Cara Pembuktian Teorema Pythagoras
23 Cara Pembuktian Teorema Pythagoras
 
Kalkulus Integral : Teorema Fundamental Kalkulus
Kalkulus Integral : Teorema Fundamental KalkulusKalkulus Integral : Teorema Fundamental Kalkulus
Kalkulus Integral : Teorema Fundamental Kalkulus
 
Analisis real-lengkap-a1c
Analisis real-lengkap-a1cAnalisis real-lengkap-a1c
Analisis real-lengkap-a1c
 
Menentukan sistem persamaan linier dalam bentuk sistem konsisten dan inkonsisten
Menentukan sistem persamaan linier dalam bentuk sistem konsisten dan inkonsistenMenentukan sistem persamaan linier dalam bentuk sistem konsisten dan inkonsisten
Menentukan sistem persamaan linier dalam bentuk sistem konsisten dan inkonsisten
 
Makalah setengah putaran
Makalah setengah putaranMakalah setengah putaran
Makalah setengah putaran
 
Penerapan sifat kelinearan sigma untuk menentukan rumus jumlah bilangan asli ...
Penerapan sifat kelinearan sigma untuk menentukan rumus jumlah bilangan asli ...Penerapan sifat kelinearan sigma untuk menentukan rumus jumlah bilangan asli ...
Penerapan sifat kelinearan sigma untuk menentukan rumus jumlah bilangan asli ...
 
PPT Kelompok 13 Pembangkit.pptx
PPT Kelompok 13 Pembangkit.pptxPPT Kelompok 13 Pembangkit.pptx
PPT Kelompok 13 Pembangkit.pptx
 
Distribusi normal
Distribusi normalDistribusi normal
Distribusi normal
 
Sejarah Taylor dan Maclaurin
Sejarah Taylor dan MaclaurinSejarah Taylor dan Maclaurin
Sejarah Taylor dan Maclaurin
 
Buku terjemahan-paul-ernest
Buku terjemahan-paul-ernestBuku terjemahan-paul-ernest
Buku terjemahan-paul-ernest
 

Similar to PPT Proposal_F1A119005_FIFIN SITI INDRAWATI (1).pptx

kajian penyakit berjangkit vs tak berjangkit.docx
kajian penyakit berjangkit vs tak berjangkit.docxkajian penyakit berjangkit vs tak berjangkit.docx
kajian penyakit berjangkit vs tak berjangkit.docx
NURUL AIRIN DZILWANI
 
Dasar2 epid jafung epid nov 2020 (1)(1)
Dasar2 epid jafung epid nov 2020 (1)(1)Dasar2 epid jafung epid nov 2020 (1)(1)
Dasar2 epid jafung epid nov 2020 (1)(1)
BidangTFBBPKCiloto
 
Makalah demam tyfoid
Makalah demam tyfoidMakalah demam tyfoid
Makalah demam tyfoid
Nova Ci Necis
 

Similar to PPT Proposal_F1A119005_FIFIN SITI INDRAWATI (1).pptx (20)

Bab 1 2 uda siap
Bab 1 2 uda siapBab 1 2 uda siap
Bab 1 2 uda siap
 
Jurnal model
Jurnal modelJurnal model
Jurnal model
 
Askep Demam Thypoid
Askep Demam ThypoidAskep Demam Thypoid
Askep Demam Thypoid
 
Istilah dan Ukuran-UkuranEpidemiologi
Istilah dan Ukuran-UkuranEpidemiologiIstilah dan Ukuran-UkuranEpidemiologi
Istilah dan Ukuran-UkuranEpidemiologi
 
kajian penyakit berjangkit vs tak berjangkit.docx
kajian penyakit berjangkit vs tak berjangkit.docxkajian penyakit berjangkit vs tak berjangkit.docx
kajian penyakit berjangkit vs tak berjangkit.docx
 
Analisis Model Penyebaran Virus Demam Berdarah Dengue pada Tubuh Manusia
Analisis Model Penyebaran Virus Demam Berdarah Dengue pada Tubuh ManusiaAnalisis Model Penyebaran Virus Demam Berdarah Dengue pada Tubuh Manusia
Analisis Model Penyebaran Virus Demam Berdarah Dengue pada Tubuh Manusia
 
Dasar dasar epidemologi
Dasar dasar epidemologiDasar dasar epidemologi
Dasar dasar epidemologi
 
6d386-pertemuan-5.-ukuran-frekuensi-penyakit-3-.pdf
6d386-pertemuan-5.-ukuran-frekuensi-penyakit-3-.pdf6d386-pertemuan-5.-ukuran-frekuensi-penyakit-3-.pdf
6d386-pertemuan-5.-ukuran-frekuensi-penyakit-3-.pdf
 
Konsep Epidemiologi.docx
Konsep Epidemiologi.docxKonsep Epidemiologi.docx
Konsep Epidemiologi.docx
 
Kata penganta3
Kata penganta3Kata penganta3
Kata penganta3
 
Dasar2 epid jafung epid nov 2020 (1)(1)
Dasar2 epid jafung epid nov 2020 (1)(1)Dasar2 epid jafung epid nov 2020 (1)(1)
Dasar2 epid jafung epid nov 2020 (1)(1)
 
ppt jeng santi 28.pptx
ppt jeng santi 28.pptxppt jeng santi 28.pptx
ppt jeng santi 28.pptx
 
Konsep penyelidikan KLB
Konsep penyelidikan KLBKonsep penyelidikan KLB
Konsep penyelidikan KLB
 
Tb paru 2
Tb paru 2Tb paru 2
Tb paru 2
 
HIV/AIDS dalm Kewarganegaraan
HIV/AIDS dalm KewarganegaraanHIV/AIDS dalm Kewarganegaraan
HIV/AIDS dalm Kewarganegaraan
 
Epidemiologi HAIS.pptx
Epidemiologi HAIS.pptxEpidemiologi HAIS.pptx
Epidemiologi HAIS.pptx
 
Makalah demam tyfoid
Makalah demam tyfoidMakalah demam tyfoid
Makalah demam tyfoid
 
Contoh Buku Skrap Tentang PENYAKIT BERJANGKIT
Contoh Buku Skrap Tentang PENYAKIT BERJANGKITContoh Buku Skrap Tentang PENYAKIT BERJANGKIT
Contoh Buku Skrap Tentang PENYAKIT BERJANGKIT
 
Bab iv
Bab ivBab iv
Bab iv
 
penatalaksanaan diare akut
penatalaksanaan diare akutpenatalaksanaan diare akut
penatalaksanaan diare akut
 

Recently uploaded

MATERI Projek Kreatif Kewirausahaan kelas XI SMK.pptx
MATERI Projek Kreatif Kewirausahaan kelas XI SMK.pptxMATERI Projek Kreatif Kewirausahaan kelas XI SMK.pptx
MATERI Projek Kreatif Kewirausahaan kelas XI SMK.pptx
randikaakbar11
 
PPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptx
PPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptxPPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptx
PPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptx
iwidyastama85
 
Power point materi IPA pada materi unsur
Power point materi IPA pada materi unsurPower point materi IPA pada materi unsur
Power point materi IPA pada materi unsur
DoddiKELAS7A
 

Recently uploaded (20)

Materi Penggolongan Obat Undang-Undang Kesehatan
Materi Penggolongan Obat Undang-Undang KesehatanMateri Penggolongan Obat Undang-Undang Kesehatan
Materi Penggolongan Obat Undang-Undang Kesehatan
 
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 6.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 6.pdfMODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 6.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 6.pdf
 
METODE PENGEMBANGAN MORAL DAN NILAI-NILAI AGAMA.pptx
METODE PENGEMBANGAN MORAL DAN NILAI-NILAI AGAMA.pptxMETODE PENGEMBANGAN MORAL DAN NILAI-NILAI AGAMA.pptx
METODE PENGEMBANGAN MORAL DAN NILAI-NILAI AGAMA.pptx
 
MATERI Projek Kreatif Kewirausahaan kelas XI SMK.pptx
MATERI Projek Kreatif Kewirausahaan kelas XI SMK.pptxMATERI Projek Kreatif Kewirausahaan kelas XI SMK.pptx
MATERI Projek Kreatif Kewirausahaan kelas XI SMK.pptx
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Kegiatan Komunitas Belajar dalam sekolah .pptx
Kegiatan Komunitas Belajar dalam sekolah .pptxKegiatan Komunitas Belajar dalam sekolah .pptx
Kegiatan Komunitas Belajar dalam sekolah .pptx
 
PPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptx
PPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptxPPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptx
PPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptx
 
M5 Latihan Program Prolog Aritmatika.pptx
M5 Latihan Program Prolog Aritmatika.pptxM5 Latihan Program Prolog Aritmatika.pptx
M5 Latihan Program Prolog Aritmatika.pptx
 
Ppt kelompok 6 (preeklamsia ringan).pptx
Ppt kelompok 6 (preeklamsia ringan).pptxPpt kelompok 6 (preeklamsia ringan).pptx
Ppt kelompok 6 (preeklamsia ringan).pptx
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
PPDB SMAN 1 SURADE - PROV JABAR 2024 / 2025
PPDB SMAN 1 SURADE - PROV JABAR 2024 / 2025PPDB SMAN 1 SURADE - PROV JABAR 2024 / 2025
PPDB SMAN 1 SURADE - PROV JABAR 2024 / 2025
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Informatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptx
Informatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptxInformatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptx
Informatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
P5 Gaya Hidup berkelanjutan gaya hidup b
P5 Gaya Hidup berkelanjutan gaya hidup bP5 Gaya Hidup berkelanjutan gaya hidup b
P5 Gaya Hidup berkelanjutan gaya hidup b
 
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docxcontoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
 
Variasi dan Gaya Mengajar, Mata Kuliah Strategi Belajar Mengajar
Variasi dan Gaya Mengajar, Mata Kuliah Strategi Belajar MengajarVariasi dan Gaya Mengajar, Mata Kuliah Strategi Belajar Mengajar
Variasi dan Gaya Mengajar, Mata Kuliah Strategi Belajar Mengajar
 
Modul 5 Simetri (simetri lipat, simetri putar)
Modul 5 Simetri (simetri lipat, simetri putar)Modul 5 Simetri (simetri lipat, simetri putar)
Modul 5 Simetri (simetri lipat, simetri putar)
 
Power point materi IPA pada materi unsur
Power point materi IPA pada materi unsurPower point materi IPA pada materi unsur
Power point materi IPA pada materi unsur
 

PPT Proposal_F1A119005_FIFIN SITI INDRAWATI (1).pptx

  • 1. z z z ANALISIS MODEL MATEMATIKA SITR PADA PENYEBARAN PENYAKIT DEMAM TIFOID Fifin Siti Indrawati F1A119005 Pebimbing I Prof. Asrul Sani, M.Sc., Ph.D NIP. 19690212 199303 1 003 Pebimbing II Dr. Muh. Kabil Djafar, ST., M.Si NIP. 19700131 200812 1 001 SEMINAR PROPOSAL Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan AlamUniversitas Halu Oleo
  • 2. Demam Tifoid merupakan jenis demam akut yang dapat disebabkan oleh infeksi bakteri Salmonella typhi. Manifestasi klinis untuk penyakit ini dapat dimulai dari demam tinggi, sakit kepala, denyut jantung lemah sampai dengan adanya komplikasi pada hati dan limfa. Penyakit Demam Tifoid sering terjadi karena faktor kebersihan, seperti ketika makan di luar atau di tempat-tempat umum yang kurang terjaga kebersihannya . Penyakit Demam Tifoid berdasarkan data yang di ambil dari WHO (World Health Organisation), angka penderita penyakit Demam Tifoid di seluruh dunia dapat mencapai sekitar 17 juta tahun per jiwa yang angka kematiannya dapat mencapai 600,000 dan paling banyak terjadi di Asia yaitu sekitar 70%. Di Indonesia, berdasarkan data WHO, angka penderita penyakit Demam Tifoid diperkirakan dapat mencapai 81% per 100.000. . Jumlah kasus tertinggi berdasarkan tempat tinggal bagi penderita penyakit Demam Tifoid yaitu yang berada di daerah pedesaan dengan pendidikan rendah dan jumlah pengeluaran rumah tangga rendah dibandingkan dengan orang yang tinggal di daerah perkotaan
  • 3. Model matematika adalah salah satu alat yang dapat digunakan untuk membantu mempermudah dalam menyelesaikan masalah yang ada dalam kehidupan nyata ke dalam pernyataan matematis. Masalah-masalah tersebut dapat dirumuskan ke dalam bentuk persamaan matematika yang komponen-komponennya dapat disebut sebagai variabel. Salah satu contoh model yang ada dalam model matematika yaitu model 𝑆𝐼𝑇𝑅 (Susceptible- Infective-Treatment-Recovered). Model matematika untuk penyakit Demam Tifoid sudah banyak di buat oleh peneliti-peneliti sebelumnya antara lain: Nhtirii, dkk tahun 2016 menggunakan model matematika 𝑆𝑃𝐼𝑇𝑅 (Susceptible-Protected-Infected-Treated-Recovered) pada penyakit Demam Tifoid. Garba, U., dkk tahun 2020 juga meneliti mengenai dinamika penyebaran penyakit Demam Tifoid pada model matematika 𝑃𝑆𝐼𝑇𝑅. Karunditu, dkk tahun 2019 dalam penelitiannya mengambil permasalahan yang sama yaitu mengenai penyebaran penyakit Demam Tifoid yang penderitannya tidak terlidungi atau belum melakukan vaksinasi dengan menggunakan model matematika 𝑆𝐸𝐼𝑅. Peter O. J, dkk tahun 2018 menggunakan model 𝑆𝐼𝑐𝐼𝑇𝑅𝑊 untuk penyakit Demam Tifoid, dengan kompartemen 𝑊 merupakan konsentrasi bakteri yang ada di sekitar lingkungan.
  • 4. Rumusan masalah yang akan dibahas peneliti pada penelitian ini yaitu: 1. Bagaimana model matematika 𝑆𝐼𝑇𝑅 pada penyebaran penyakit Demam Tifoid ? 2. Bagaimana perilaku selesaian dari model matematika 𝑆𝐼𝑇𝑅 pada penyebaran penyakit Demam Tifoid ?
  • 5. Tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui model matematika 𝑆𝐼𝑇𝑅 pada penyebaran penyakit Demam Tifoid. 2. Untuk mengetahui perilaku selesaian dari model matematika 𝑆𝐼𝑇𝑅 penyebaran penyakit Demam Tifoid.
  • 6. Manfaat yang di inginkan peneliti dari penelitian ini sebagai berikut: 1. Untuk peneliti Menambah wawasan mengenai pemodelan matematika dan penerapannya yang berkaitan dengan bidang kesehatan, terutama pada analisis model 𝑆𝐼𝑇𝑅 untuk penyebaran penyakit Demam Tifoid. 2. Untuk Mahasiswa Program Studi Matematika Menjadi referensi bagi mahasiswa program studi matematika khususnya dapat membantu dalam perkuliahan, terutama dalam model matematika serta analisisnya.
  • 7. . Demam Tifoid merupakan penyakit infeksi yang biasanya terjadi di usus halus yang disebabkan oleh Salmonella Typhi. Gejala awal yang untuk penyakit Demam Tifoid biasanya ditandai dengan terkena demam dalam satu atau lebih sering ditandai dengan gejala gangguan pada saluran pencernan dengan atau tanpa adanya gangguan kesadaran. Angka untuk penderita penyakit Demam Tifoid di negara maju dapat mencapai 5.700 kasus disetiap tahunnya. Sedangkan untuk angka penderita Demam Tifoid di negara berkembang lebih tinggi dibandingkan negara maju yaitu sekitar 21,5 juta orang setiap tahunnya. Secara umum setiap tahunnya tejadi sekitar 21 juta kasus dan 222.000 menyebabkan kematian. Jumlah keseluruhan kasus penyakit Demam Tifoid di Indonesia sebesar 1,6 %, angka penderita tertinggi untuk penderita penyakit ini berada pada kelompok usia 5 − 14 tahun. Penyakit Demam Tifoid menjadi salah satu penyakit endemik di Indonesia yang dapat diklasifikasikan sebagai penyakit menular. Hal ini termuat dalam Undang-Undang No. 6 tahun 1962 tentang wabah. Pengobatan untuk penderita penyakit Demam Tifoid adalah dengan cara pemberian obat antibiotik.
  • 8. 1. Model SIR ModelModel 𝑆𝐼𝑅 terdapat 3 kompartemen yaitu Susceptible (S), Infected (I), dan Recovered (R). Adapun bentuk dari model SIR sebagai berikut : Berdasarkan diagram alur diatas maka diperoleh system persamaan yaitu : 𝑑𝑆 𝑑𝑡 = − 𝛽𝑆𝐼 𝑁 𝑑𝐼 𝑑𝑡 = 𝛽𝑆𝐼 𝑁 − 𝛾𝐼 𝑑𝑅 𝑑𝑡 = 𝛾𝐼
  • 9. 2. Model SEIR model 𝑆𝐸𝐼𝑅 dibagi menjadi 4 kelompok yaitu kelompok individu yang rentan (Suspected), kelompok individu yang telah terpapar namun masih berada dalam masa inkubasi sehingga belum berpotensi menularkan penyakit (Exposed), kelompok individu yang terinfeksi dan dapat sembuh dari penyakit (Infected), dan kelompok individu yang sembuh dan kebal terhadap penyakit (Recovered). Adapun bentuk diagram tranferdari model SEIR yaitu:
  • 10. 2.3 Persamaan Diferensial 2.4 Titik Kesetimbangan 2.5 Analisis Kestabilan Titik Kesetimbangan 2.6 Nilai Eigen dan Vektor Eigen 2.7 Linearisasi 2.8 Matriks Generasi Selanjutnya 2.9 Bilangan Reproduksi Dasar
  • 11. Penelitian ini dilakukan dari bulan Mei sampai bulan Juli tahun 2023. Penelitian ini bertempat di Laboratorium Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Halu Oleo.
  • 12. Adapun metode yang dipakai dalam penelitian ini yaitu metode kepustakaan (library research) dengan urutan kerja sebagai berikut: 1. Melakukan studi literatur yang berkenaan dengan model SITR. 2. Membuat asumsi yang berkaitan dengan model matematika SITR. 3. Menyelesaikan analisis kestabilan dengan cara mencari titik equilibrium dan nilai eigen serta menentukan sifat-sifat kestabilan berdasarkan nilai eigen yang didapat. 4. Membuat simulasi dari model matematika SITR. 5. Menguraikan hasil yang diperoleh.
  • 13. Model yang digunakan dalam penyebaran penyakit Demam Tifoid adalah model 𝑆𝐼𝑇𝑅 yang dikembangkan dengan membagi populasi ke dalam empat kompartemen. Susceptibel (S) adalah individu yang sehat tetapi rentan terkena penyakit Demam Tifoid, Infected (I) adalah individu yang terinfeksi penyakit Demam Tifoid, Treatment (T) adalah individu yang melakukan pengobatan, dan Recovered ( R ) adalah individu yang telah sembuh dari penyakit Demam Tifoid. Asumsi-asumsi yang dipakai dalam pembentukan model matematika SITR pada penyebaran penyakit Demam Tifoid sebagai berikut: a. Populasinya adalah konstan. b. Laju kelahiran dan laju kematian diasumsikan sama yang berarti setiap individu lahir masuk ke dalam kelas Susceptible dan setiap individu mati dari semua kelas mempunyai laju yang proporsional dengan dengan masing-masing kelas.
  • 14. c. Individu yang terinfeksi Penyakit Demam Tifoid akan segera mendapatkan pengobatan atau Treatment. d. Individu yang terinfeksi dan individu yang melakukan Treatment dapat mengalami kematian secara alami dan kematian yang disebabkan Penyakit Demam Tifoid e. Individu yang telah terinfeksi dapat disembuhkan dengan memberikan pengobatan. f. Individu yang sembuh setelah melakukan Treatment tidak dapat terinfeksi kembali .
  • 15. Variabel yang akan digunakan dalam pembentukan model matematika 𝑆𝐼𝑇𝑅 sebagai berikut: No. Variabel Definisi Satuan 1. 𝑆 Individu yang rentan terhadap penyakit Demam Tifoid Individu 2. 𝐼 Individu yang telah terinfeksi Individu 3. 𝑇 Individu yang melakukan pengobatan Individu 4. 𝑅 Individu yang telah sembuh dari penyakit Demam Tifoid Individu
  • 16. Parameter yang akan digunakan dalam pembentukan model matematika 𝑆𝐼𝑇𝑅 sebagai berikut: No. Variabel Definisi Satuan 1. 𝜇 Laju kelahiran dan laju kematian alami 𝐼𝑛𝑑𝑖𝑣𝑖𝑑𝑢 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 2. 𝛽 Laju penularan atau infected kepada suspectible 𝐼𝑛𝑑𝑖𝑣𝑖𝑑𝑢 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 3. 𝛾 Laju individu terinfeksi yang melakukan pengobatan 𝐼𝑛𝑑𝑖𝑣𝑖𝑑𝑢 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 4. 𝛿 Laju kesembuhan yang terinfeksi setelah treatment 𝐼𝑛𝑑𝑖𝑣𝑖𝑑𝑢 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 5. 𝛼 Laju kematian yang diakibatkan oleh penyakit Demam Tifoid 𝐼𝑛𝑑𝑖𝑣𝑖𝑑𝑢 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛
  • 17. Interpretasi model matematika untuk penyebaran penyakit Demam Tifoid ke dalam diagram transfer yaitu.
  • 18. Model matematika penyebaran penyakit Demam Tifoid sebagai berikut: 𝑑𝑆 𝑑𝑡 = 𝜇 − 𝛽𝑆𝐼 − 𝜇𝑆 𝑑𝐼 𝑑𝑡 = 𝛽𝑆𝐼 − 𝛼𝐼 − 𝜇𝐼 − 𝛾𝐼 𝑑𝑇 𝑑𝑡 = 𝛾𝐼 − 𝛿𝑇 − 𝛼𝑇 − 𝜇𝑇 𝑑𝑅 𝑑𝑡 = 𝛿𝑇 − 𝛿𝑅 − 𝜇𝑅
  • 19. Diperolehtitikkesetimbanganbebaspenyakityaitu : 𝐸0(𝑆∗ , 𝐼∗ , 𝑇∗ , 𝑅∗ ) = (1,0,0,0) Serta diperolehtitikkesetimbanganendemikpenyakityaitu: 1 𝑆, 𝐼, 𝑇, 𝑅 = 𝛼 + 𝜇 + 𝛾 𝛽 , − 𝜇 𝛼 + 𝜇 + 𝛿 − 𝛽 𝛽 𝛼 + 𝜇 + 𝛾 , − 𝜇𝛾 𝛼 + 𝜇 + 𝛿 − 𝛽 𝛽𝐴 , − 𝜇𝛾𝛿 𝛼 + 𝜇 + 𝛿 − 𝛽 𝛽𝐴 𝛿 + 𝜇 Dengan 𝐴 = 𝛼2 + 𝛼𝛿 + 𝛼𝜇2𝐴 = 𝛼2 + 𝛼𝛿 + 𝛼𝛾 + 2𝛼𝜇 + 𝛿𝛾 + 𝛿𝜇 + 𝛾𝜇 + 𝜇2
  • 20. Bilangan reproduksi dasar (𝑅0) diperoleh dari nilai eigen terbesar, maka diperoleh 𝑅0= 𝛽 𝛼 + 𝜇 + 𝛾
  • 21. Diperoleh matriks Jacobian sebagai berikut : 𝐽 𝐸 = −𝛽𝐼 − 𝜇 −𝛽𝑆 0 𝛽𝐼 𝛽𝑆 − 𝛼 + 𝜇 + 𝛾 0 0 0 𝛾 0 − 𝛿 + 𝛼 + 𝜇 𝛿 0 0 0 − 𝛿 + 𝜇 Selanjutnya subtitusi titik kesetimbangan bebas penyakit 𝐸0 𝑆∗ , 𝐼∗ , 𝑇∗ , 𝑅∗ = (1,0,0,0) ke matriks 𝐽(𝐸), maka diperoleh 𝐽 𝐸0 = −𝜇 −𝛽 0 0 𝛽 − 𝛼 + 𝜇 + 𝛾 0 0 0 𝛾 0 − 𝛿 + 𝛼 + 𝜇 𝛿 0 0 0 − 𝛿 + 𝜇
  • 22. Diperoleh nilai eigen untuk kestabilan titik kesetimbangan bebas penyakit yaitu: 𝜆1 = −𝜇 𝜆2 = 𝛽 − 𝛼 + 𝜇 + 𝛾 𝜆3 = − 𝛿 + 𝛼 + 𝜇 𝜆4 = −(𝛿 + 𝜇)