2. Anggota Kelompok :
EBEN NEZER SINURAT (4203111093)
GRES STEFANI SINULINGGA (4201111029)
YOHANA AGESTY GINTING (4203111124)
Dosen Pengampu : Dr. Edy Surya, M. Si
5. Fungsi Pembangkit
Momen
Fungsi pembangkit momen (moment
generating function/MGF) merupakan
fungsi yang dapat menghasilkan momen-
momen. Momen-momen yang dihasilkan ini
bisa digunakan untuk mencari nilai
harapan, nilai rataan dan varians dari suatu
peubah acak. Tidak hanya itu, fungsi
pembangkit momen juga bisa digunakan
untuk mencari distribusi dari suatu peubah
acak yang baru.
6. Fungsi pembangkit momen peubah acak X
yang dinyatakan dengan π΄πΏ(t)
(π΄πΏt) didefinisikan sebagai :
7. Dari definisi di atas kita tahu bahwa π΄πΏ (t) =
E(πππ
) π΄π (t) = E(πππ
). Jika kita uraikan persamaan ini
dengan menggunakan perluasan Deret MacLaurin,
maka akan diperoleh:
8. Kemudian, jika kita melakukan diferensiasi atau
turunan π΄πΏ(t) yang telah diperluas dengan deret
MacLaurin tersebut terhadap t, maka akan
diperoleh hasil sebagai berikut:
9. Jika kita menetapkan nilai t =
0 pada hasil turunan tersebut, maka
kita akan peroleh hasil berikut ini:
10. Demikian seterusnya, jika π΄πΏ(t) diturunkan terhadap t sebanyak r kali, dan
kemudian menetapkan nilai t sama dengan nol (t = 0) maka akan diperoleh:
Dengan demikian dapat kita simpulkan bahwa momen ke-r yang dinotasikan
dengan urur bisa diperoleh melalui fungsi pembangkit momen. Dengan
kata lain, fungsi pembangkit momen merupakan sebuah fungsi yang dapat
menghasilkan momen-momen sehingga tidak heran jika nama yang
diberikan kepadanya adalah fungsi pembangkit momen.
Seperti dinyatakan di awal artikel ini, fungsi pembangkit momen bisa
digunakan untuk mencari nilai rataan atau nilai harapan dan varians dari
suatu variabel acak. Nilai harapan peubah acak ini dapat diperoleh dari
turunan pertama fungsi MGF terhadap tt dan menetapkan nilai t = 0 pada
hasil turunan tersebut.
11. Dengan demikian,
Selanjutnya, untuk mencari varians, kita
perlu mencari momen kedua dari
fungsi MGF terlebih dahulu. Hal ini
dapat dilakukan dengan melakukan
turunan sebanyak dua kali
terhadap π΄πΏ(t) dan kemudian
menetapkan nilai t = 0. Berikut adalah
hasil yang diperoleh:
13. Teorema 2.6.1 Misal X dan Y dua
peubah acak dengan mgf berturut-
turut ππ(π‘) dan ππ(π‘), ada dalam
kitaran terbuka 0. Maka πΉπ(π§) = πΉπ(π§)
untuk semua π§ β π jika dan hanya jika
ππ(π‘) = ππ(π‘) untuk semua π‘ β (ββ, β)
untuk suatu β> 0.
14. Contoh 2.6.1 Misal peubah acak X mempunyai mgf
π π‘ =
1
10
ππ‘
+
2
10
π2π‘
+
3
10
π3π‘
+
4
19
π4π‘
untuk semua bilangan real t . JIka kita misalkan f mempunyai pdf dari X dan
misal
π, π, π, π, β¦ merupakan titik-titik diskret dalam ruang peubah acak X sehingga π
(π₯) > 0 , maka,
π π‘ =
π₯
ππ‘π₯
π(π₯)
Oleh karena itu,
1
10
ππ‘
+
2
10
π2π‘
+
3
10
π3π‘
+
4
19
π4π‘
= π π πππ‘
+ π π πππ‘
+ π π πππ‘
+ π(π)πππ‘
Karena kesamaan ini merupakan suatu identitas, yaitu berlaku untuk semua
bilangan real t, maka ita peroleh
π = 1, π π =
1
10
, π = 2, π π =
2
10
, π = 3, π π =
3
10
, π = 4, π π =
4
10
15. Jadi pdf dari X adalah f sehingga:
π π₯ =
π₯
10
πΌ(π₯ = 1,2,3,4)
Teorema 2.6.2 Misal mgf dari peubah acak X ada. Maka
πΈ ππ
= ππ
0 , π = 1,2,3, β¦
π π‘ = 1 =
π=1
β
πΈ(ππ
)π‘π
π!
Bukti
Bukti untuk kasus peubah acak X kontinu. Kita mulai dengan membuktikan bagian pertama, mgf dari X dapat kita
tulis seperti berikut.
π π‘ =
ββ
β
ππ‘π₯
π π₯ ππ₯
Jika mgf tersebut ada, maka turunan pertamanya adalahβ¦
πβ²
π‘ =
ββ
β
π₯ππ‘π₯
π π₯ ππ₯
Oleh karena itu,
πβ²
0 =
ββ
β
π₯π0π₯
π π₯ ππ₯ =
ββ
β
π₯π π₯ ππ₯ = πΈ(π)
Turunan keduanya adalah.
πβ²β²
0 =
ββ
β
π₯2
π0π₯
π π₯ ππ₯ =
ββ
β
π₯2
π π₯ ππ₯ = πΈ(πΈ2
)
16. Proses ini dapat dilanjutkan sampai ke r dimana π = 1, 2, β¦ Oleh karena itu kita peroleh
ππ
π‘ =
ββ
β
π₯π
ππ‘π₯
π π₯ ππ₯
dan
ππ
0 = πΈ ππ
, π = 1,2, β¦
Untuk membuktikan bagian kedua kita gunakan rumus perluasan deret di sekitar nol, yaitu
π π‘ = π 0 +
πβ²
0 π‘
1!
+
πβ²β²
0 π‘2
1!
+ β― = π 0 +
π=1
β
ππ
(0)π‘π
π!
Karena mgf pada saat π‘ = 0 adalah satu, maka kita peroleh
π π‘ = 1 +
π=1
β
π(ππ
)π‘π
π!
Bentuk,
π ππ
= ππ
(0)
disebut sebagai momen ke r di sekitar pusat dari peubah acak X. Inilah alasan bahwa π(π‘)
disebut fungsi pembangkit momen.
17. Teorema 2.6.3
Misal X dan Y dua peubah acak sehingga
π = ππ + π
ππ π‘ = πππ‘
ππ(ππ‘)
Bukti
ππ π‘ = πΈ ππ‘π
= πΈ ππ‘ ππ+π
= πΈ πΈπ‘ππ+ππ
= πΈ ππ‘ππ₯
ππ‘π
= ππ‘π
πΈ ππ‘ππ₯
= ππ‘π
ππ(ππ‘)
18. Kesimpulan
Dalam matematika, fungsi pembangkit adalah sebuah
cara menyatakan suku-suku dari barisan takhingga
sebagai koefisien-koefisien suatu deret pangkat formal.
Terdapat berbagai tipe fungsi pembangkit, beberapa
diantaranya fungsi pembangkit biasa, fungsi
pembangkit eksponensial, deret Lambert, deret Bell,
dan deret Dirichlet. Setiap barisan pada prinsipnya
memiliki sebuah fungsi pembangkit untuk setiap tipe
fungsi pembangkit (kecuali deret Lambert dan Dirichlet,
yang memerlukan indeks barisan dimulai dari 1
ketimbang 0), namun tingkat kesulitan untuk
menggunakan setiap tipe dapat berbeda secara
signifikan.
19. Saya tidak bisa merubah arah angin,
namun saya bisa menyesuaikan
pelayaran saya untuk selalu
menggapai tujuan saya.
- Jimmy Dean