Modul ini membahas konsep dasar kongruensi, termasuk definisi, sifat-sifat, dan teorema-teoremanya. Kongruensi merupakan kelanjutan dari keterbagian dan didefinisikan berdasarkan konsep keterbagian. Modul ini juga membahas sistem residu lengkap dan tereduksi serta peranannya dalam teorema Euler, Fermat, dan Wilson.
Buku ini membahas materi geometri analitik ruang yang meliputi titik dan vektor dalam ruang tiga dimensi, garis lurus, persamaan bola, luasan putaran, dan luasan berderajat dua.
Makalah ini membahas tentang pencerminan (refleksi) pada bidang datar. Definisi pencerminan dijelaskan sebagai fungsi yang memetakan titik ke titik lain sehingga membentuk sudut yang sama dengan sumbu refleksi. Sifat-sifat pencerminan seperti surjektif, injektif, dan melestarikan jarak juga dibuktikan sehingga pencerminan merupakan transformasi isometri. Contoh soal pencerminan juga diberikan unt
Modul ini membahas konsep dasar kongruensi, termasuk definisi, sifat-sifat, dan teorema-teoremanya. Kongruensi merupakan kelanjutan dari keterbagian dan didefinisikan berdasarkan konsep keterbagian. Modul ini juga membahas sistem residu lengkap dan tereduksi serta peranannya dalam teorema Euler, Fermat, dan Wilson.
Buku ini membahas materi geometri analitik ruang yang meliputi titik dan vektor dalam ruang tiga dimensi, garis lurus, persamaan bola, luasan putaran, dan luasan berderajat dua.
Makalah ini membahas tentang pencerminan (refleksi) pada bidang datar. Definisi pencerminan dijelaskan sebagai fungsi yang memetakan titik ke titik lain sehingga membentuk sudut yang sama dengan sumbu refleksi. Sifat-sifat pencerminan seperti surjektif, injektif, dan melestarikan jarak juga dibuktikan sehingga pencerminan merupakan transformasi isometri. Contoh soal pencerminan juga diberikan unt
1. Dokumen membahas tentang kemungkinan solusi persamaan binomial dan multinomial dengan syarat-syarat tertentu.
2. Terdapat rumusan teorema dan contoh soal untuk menghitung jumlah kemungkinan solusi persamaan tersebut menggunakan kombinasi dan koefisien binomial.
3. Dibahas pula ekspansi persamaan binomial menggunakan koefisien binomial sesuai teorema binomial.
Jawaban latihan soal bagian 2.1 pada buku Analisis Real karangan Drs. Sutrima, M.SI
cetakan : pertama, Juni 2010
penerbit : Javatechno Publisher (Jln. Ahmad Yani 365A, Kartasura, Sukoharjo, Jawa Tengah, Indonesia - 57162
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh..
Hai para Intelektual Muda, kali ini mimin mau berbagi soal dan pembahasan tentang Integral Permukaan ..
semoga Bermanfaat:)
Dokumen tersebut membahas relasi rekursif dan cara menyelesaikannya dengan menggunakan persamaan karakteristik dan teorema-teorema yang terkait. Secara singkat, relasi rekursif adalah persamaan yang menyatakan suatu deret bilangan dalam bentuk deret sebelumnya, dan dapat diselesaikan dengan menentukan akar-akar persamaan karakteristiknya.
Dokumen tersebut memberikan ringkasan tentang:
1. Pengantar analisis real yang membahas supremum dan infimum serta barisan bilangan real
2. Menguraikan definisi dan teorema terkait supremum, infimum, himpunan terbatas, dan sifat-sifatnya
3. Mengjelaskan pengertian barisan bilangan real, konvergensi, dan limitnya
Program Perkuliahan Dasar Umum Sekolah Tinggi Teknologi Telkom membahas tentang barisan dan deret, termasuk definisi barisan dan deret, kekonvergensian barisan dan deret, serta contoh-contoh soal.
Dokumen tersebut membahas tentang bilangan kompleks, yaitu bilangan yang berbentuk a + bi dimana a dan b adalah bilangan real dan i^2 = -1. Bilangan kompleks dapat dioperasikan dengan penjumlahan dan perkalian. Bilangan kompleks dapat juga direpresentasikan dalam bentuk kutub (polar) yaitu (r, theta).
1. Dokumen membahas tentang kemungkinan solusi persamaan binomial dan multinomial dengan syarat-syarat tertentu.
2. Terdapat rumusan teorema dan contoh soal untuk menghitung jumlah kemungkinan solusi persamaan tersebut menggunakan kombinasi dan koefisien binomial.
3. Dibahas pula ekspansi persamaan binomial menggunakan koefisien binomial sesuai teorema binomial.
Jawaban latihan soal bagian 2.1 pada buku Analisis Real karangan Drs. Sutrima, M.SI
cetakan : pertama, Juni 2010
penerbit : Javatechno Publisher (Jln. Ahmad Yani 365A, Kartasura, Sukoharjo, Jawa Tengah, Indonesia - 57162
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh..
Hai para Intelektual Muda, kali ini mimin mau berbagi soal dan pembahasan tentang Integral Permukaan ..
semoga Bermanfaat:)
Dokumen tersebut membahas relasi rekursif dan cara menyelesaikannya dengan menggunakan persamaan karakteristik dan teorema-teorema yang terkait. Secara singkat, relasi rekursif adalah persamaan yang menyatakan suatu deret bilangan dalam bentuk deret sebelumnya, dan dapat diselesaikan dengan menentukan akar-akar persamaan karakteristiknya.
Dokumen tersebut memberikan ringkasan tentang:
1. Pengantar analisis real yang membahas supremum dan infimum serta barisan bilangan real
2. Menguraikan definisi dan teorema terkait supremum, infimum, himpunan terbatas, dan sifat-sifatnya
3. Mengjelaskan pengertian barisan bilangan real, konvergensi, dan limitnya
Program Perkuliahan Dasar Umum Sekolah Tinggi Teknologi Telkom membahas tentang barisan dan deret, termasuk definisi barisan dan deret, kekonvergensian barisan dan deret, serta contoh-contoh soal.
Dokumen tersebut membahas tentang bilangan kompleks, yaitu bilangan yang berbentuk a + bi dimana a dan b adalah bilangan real dan i^2 = -1. Bilangan kompleks dapat dioperasikan dengan penjumlahan dan perkalian. Bilangan kompleks dapat juga direpresentasikan dalam bentuk kutub (polar) yaitu (r, theta).
Makalah ini membahas tentang barisan dan deret aritmatika, barisan dan deret geometri, serta peluang, permutasi dan kombinasi. Dijelaskan rumus-rumus untuk menentukan suku ke-n dan jumlah n suku pertama pada barisan dan deret aritmatika dan geometri. Selain itu, dijelaskan cara menghitung nilai permutasi, kombinasi, dan peluang.
Bilangan prima dan tfm ( teori & aplikasi )Indra Gunawan
Dokumen ini membahas teori bilangan prima dan beberapa teorema terkaitnya, seperti teorema ketunggalan bilangan prima, teorema perkalian bilangan prima, dan teorema fundamental aritmetika. Dokumen ini juga menjelaskan metode-metode untuk menemukan bilangan prima seperti saringan Eratosthenes dan rumus Fermat.
Akar Primitif PPT PDF | mata kuliah Teori Bilangan.pdfatikaluthfiyaaf
Akar Primitif
Dokumen ini membahas mengenai teorema-teorema akar primitif beserta contoh soalnya.
Mata Kuliah Teori Bilangan
Program Studi Tadris Matematika
FTIK IAIN Pontianak
Matriks adalah susunan elemen-elemen dalam bentuk baris dan kolom. Terdapat beberapa jenis matriks seperti matriks diagonal, matriks identitas, matriks segitiga atas/bawah, matriks transpose, matriks simetris, dan matriks nol-satu. Dua buah matriks dapat dijumlahkan dan dikalikan jika ukurannya sama, dengan memperhatikan sifat-sifat operasi matriks. Matriks juga dapat d
Bab 3 membahas permutasi dan kombinasi. Permutasi adalah pengurutan obyek dengan mempertimbangkan urutannya, sedangkan kombinasi tidak mempertimbangkan urutan. Jumlah permutasi adalah n! untuk n obyek, sedangkan jumlah kombinasi adalah n!/(n-r)!r! untuk memilih r obyek dari n obyek. Bab ini juga memperluas permutasi dan kombinasi dengan mengizinkan pengulangan obyek.
Barisan dan deret tak hingga merupakan konsep penting dalam matematika yang sering diterapkan dalam bisnis dan ekonomi untuk menganalisis pertumbuhan variabel-variabel seperti produksi, biaya, dan pendapatan. Beberapa jenis barisan dan deret yang dijelaskan meliputi barisan aritmatika, barisan geometri, deret geometri, dan deret harmonis beserta sifat-sifat kekonvergensan masing-masing.
Dokumen tersebut membahas tentang teori bilangan, termasuk definisi bilangan bulat, rasional, dan irasional, serta berbagai jenis bilangan seperti bilangan prima dan bilangan Fibonacci. Dokumen ini juga menjelaskan konsep barisan dan deret bilangan serta keterbagian bilangan.
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka.
Materi ini membahas tentang defenisi dan Usia Anak di Indonesia serta hubungannya dengan risiko terpapar kekerasan. Dalam modul ini, akan diuraikan berbagai bentuk kekerasan yang dapat dialami anak-anak, seperti kekerasan fisik, emosional, seksual, dan penelantaran.
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdffadlurrahman260903
Ppt landasan pendidikan tentang pendidikan seumur hidup.
Prodi pendidikan agama Islam
Fakultas tarbiyah dan ilmu keguruan
Universitas Islam negeri syekh Ali Hasan Ahmad addary Padangsidimpuan
Pendidikan sepanjang hayat atau pendidikan seumur hidup adalah sebuah system konsepkonsep pendidikan yang menerangkan keseluruhan peristiwa-peristiwa kegiatan belajarmengajar yang berlangsung dalam keseluruhan kehidupan manusia. Pendidikan sepanjang
hayat memandang jauh ke depan, berusaha untuk menghasilkan manusia dan masyarakat yang
baru, merupakan suatu proyek masyarakat yang sangat besar. Pendidikan sepanjang hayat
merupakan asas pendidikan yang cocok bagi orang-orang yang hidup dalam dunia
transformasi dan informasi, yaitu masyarakat modern. Manusia harus lebih bisa menyesuaikan
dirinya secara terus menerus dengan situasi yang baru.
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Fungsi phi dan teorema euler
1. DEFINISI 1 (SISTEM RESIDU)
Sistem residu sederhana modulo m adalah himpunan
semua bilangan bulat positif ri yang memenuhi
(ri,m)=1 dengan ri ≠ rj(mod m) untuk i≠ j.
Contoh:
{0,1,2,3,4,5,6,7,8} adalah himpunan semua residu
terkecil modulo 9. Jika dipilih elemen yang saling prima
dengan 9 maka diperoleh {1,2,4,5,7,8}, maka himpunan
terakhir ini disebut sebagai sistem residu sederhana
modulo 9
2. DEFINISI 2 (FUNGSI ⌽ EULER)
Misalkan m suatu bilangan bulat positif, maka
⌽(m) menyatakan banyaknya elemen dari
himpunan residu sederhana modulo m.
Contoh:
Himpunan residu sederhana modulo 30 adalah
{1,7,11,13,17,19,23,29}. Banyaknya elemen dari himpunan ini
adalah 8, maka dikatakan bahwa ⌽(30)=8.
3. TEOREMA 1
Bukti:
Pecah bilangan-bilangan bulat positif yang tidak lebih besar dan
tidak saling prima terhadap pk, maka bilangan-bilangan tersebut
adalah kelipatan-kelipatan dari p
{p, 2p, 3p, 4p, … , pk-1 p} = pk
Dari himpunan di atas diperoleh bahwa banyaknya bilangan bulat
positif yang tidak lebih besar dan tidak saling prima terhadap pk
adalah sebanyak pk-1 buah.
Berdasarkan pernyataan di atas diperoleh bahwa
⌽(pk)= pk – pk-1
= pk-1 . p – pk-1
= pk-1 (p-1)
Apabila p suatu bilangan prima da k suatu bilangan
bulat positif, maka ⌽(pk)=pk-1(p-1)
4. Contoh:
Kita akan menentukan banyaknya elemen residu
sederhana dari 32.
32= 25
Maka ⌽(25)= 25-1 (2-1) =16
Sistem residu sederhana dari 16 adalah
{1,3,5,7,9,11,13,15,17,19,21,23,25,27,29,31), ada
sebanyak 16 elemen.
5. DEFINISI 3 (FUNGSI GANDA)
Suatu fungsi f didefinisikan pada himpunan semua
bilangan bulat positif disebut fungsi ganda apabila
untuk setiap bilangan-bilangan bulat positif m dan n
(mn) = 1 maka f(m,n) = f(m) f(n)
Contoh:
Misalkan f(n)= n2, untuk setiap bilangan asli n. Untuk
sembarang bilangan asli m dan n dengan (m,n)=1,
maka f(mn)= (mn)2 = f(m) f(n). Sehingga fungsi f tersebut
adalah fungsi ganda.
6. TEOREMA 2
Fungsi-fungsi τ dan σ keduanya adalah fungsi ganda.
Bukti:
Ambil sembarang bilangan asli m dan n dengan (m,n)=1.
Misalkan bentuk-bentuk kanonik
Karena (m,n)=1, maka factor-faktor prima pi dan qi tidak ada yang sama, sehingga
bentuk kanonik dari hasil kali
dengan demikian
Jadi, τ(mn) adalah fungsi ganda
8. Contoh:
Misal m=6 dan n =5
Apakah τ(mn) fungsi ganda?
Apakah σ(mn) fungsi ganda?
Penyelesaian:
τ(6)=4, yaitu 1,2,3,6
τ(5)=2, yaitu 1,5
τ(6.5)=4.2
τ(30)=8
Faktor-faktor bulat positif dari 30 adalah 1,2,3,5,6,10,15,30.
Faktor dari 30 tersebut ada sebanyak 8.
Selanjutnya σ(6)= 1+2+3+6=12 dan σ(5)=1+5=6
σ(6.5)=12.6
σ(30)=72
σ(30)=1+2+3+5+6+10+15+10=72
9. TEOREMA 3
Bukti:
Misal residu dari r1, r2, r3, … , rm adalah
A={0,1,2,3,…,m}. Berdasarkan definisi 1, sistem residu
sederhana dari r1, r2, r3, … , rm adalah ∀a∊A, (a,m)=1.
Selanjutnya, dari definisi 2 banyaknya elemen residu
sederhana mod m dinyatakan dengan ⏀(m).
Dari pernyataan tersebut jelas bahwa jumlah suku yang
saling prima dengan m ada sebanyak ⏀(m) buah.
Apabila p suatu bilangan prima da k suatu bilangan
bulat positif, maka ⌽(pk)=pk-1(p-1)
10. Contoh:
Residu terkecil modulo 11 adalah {0,1,2,3,4,5,6,7,8,9,10}.
Sistem residu sederhana dari 11 adalah
{1,2,3,4,5,6,7,8,9,10}, maka jumlah elemen residu
sederhana tersebut adalah 10 dan dinyatakan dengan
⏀(11)=10
11. TEOREMA 4
Fungsi ⏀ adalah fungsi ganda
Bukti:
Diambil sembarang bilangan-bilangan bulat positif m dan n dengan (m,n) = 1
Kita susun semua bilangan bulat positif dari 1 sampai dengan mn menjadi m baris dan
n kolom sebagai berikut:
1 m + 1 2m +1 … (n-1)m + 1
2 m + 2 2m + 2 … (n-1)m + 2
3 m +3 2m + 3 … (n-1)m + 3
. . . . .
. . . . .
. . . . .
r m + r 2m + r … (n-1)m +r
. . . . .
. . . . .
. . . . .
m 2m 3m … mn
12. Perhatikan kolom pertama, yaitu 1, 2 ,3, … , m. dalam barisan ini ada ⏀(m) bilangan yang
saling prima dengan m. Setiap bilangan pada baris ke-r memenuhi km + r ≡ r(mod m). Jika
(m,r)=d, maka (km + r, m) = 1 pula. Jadi jika m dan r saling prima, maka setiap bilangan pada
baris ke-r semuanya saling prima dengan m. karena pada kolom pertama ada ⏀(m) bilangan
yang saling prima dengan m, maka ada ⏀(m) baris yang setiap elemennya saling prima
dengan m. Nah, sekarang bilangan-bilangan pada ⏀(m) baris tersebut, berapakah yang
saling prima dengan m.
Misalkan (r,m) =1 dan perhatikan bilangan-bilangan pada baris ke-r, yaitu r, m + r, 2m + r, 3m
+ r, …, (n-1)m +r. Jelas bahwa pada baris ini tidak ada dua bilangan yang kongruen modulo n,
sebab jika ada dua bilangan yang kongruen mod n, misalnya,
sm + r ≡ t m + r (mod n) dengan 0≤s, t<n
sm ≡ t m (mod n)
s ≡ t (mod n), sebab (m,n)=1
Karena 0≤s, t<n dan 0≤t<1 serta s ≡ t (mod n), maka s=t. Berarti dua bilangan tersebut sama.
Jadi pada baris ke-r tidak ada bilangan-bilangan yang kongruen mod n. Sehingga residu-
residu terkecil mod n dari bilangan-bilangan pada baris ke-r adalah suatu permutasi dari 0, 1,
2 ,3, …, n-1. Bilangan-bilangan ini mempunyai f(n) bilangan yang saling prima dengan n,
maka ada f(m)⏀(n) bilangan yang saling prima dengan m maupun dengan n. Mengingat
suatu bilangan yang saling prima dengan m maupun n, maka bilangan itu saling prima
dengan mn pula. Sehingga disimpulkan bahwa ⏀(mn)=⏀(m) ⏀(n)
13. Contoh:
⏀(6)=2 dan ⏀(5)=4, maka ⏀(30)= ⏀(6) ⏀(5)=2.4=8
Sedangkan himpunan residu sederhana modulo 30
adalah {1,7,11,17,19,23,29}, maka banyaknya elemen
dari himpunan ini adalah 8, yaitu ⏀(30)=8.
14. TEOREMA 5
Jika n suatu billangan bulat psitif yang mempunyai bentuk
kanonik , maka
⏀(n) = atau⏀(n) =
Bukti:
n = dengan pi adalah bilangan-bilangan prima yang
berbeda untuk i=1, 2, …, k.
⏀(n) =⏀( )
=
=
Selanjutnya, akan mudah dibuktikan bahwa:
16. TEOREMA 6.
Untuk setiap bilangan bulat positif n>2, maka ⏀(n) suatu
bilangan genap.
Bukti:
Misalkan n= 2k dengan k>2, maka ⏀(n) = ⏀(2k) = 2k-1(2-1) = 2k-1
Nampak di sini bahwa ⏀(2k)suatu bilangan genap.
Sekarang ambil sembarang bilangan bulat positif n>2. Apbila n suatu
bilangan prima, maka n prima ganjil sehingga ⏀(n)= n-1.
Jadi ⏀(n) bilangan genap. Dan apabila n suatuu bilangan komposit,
maka n mempunyai factor prima ganjil p, misalnya n = pkm dengan
(pk,m)=1 sehingga⏀(n)= ⏀(pkm)= ⏀(pk) ⏀(m)= pk-1(p-1) ⏀(m)
Karena p bilangan prima ganjil, maka p-1 suatu bilangan genap,
sehingga
pk-1(p-1)⏀(m) suatu bilangan prima pula.
Jadi ⏀(n) suatu bilanngan genap.
17. Contoh:
Semua faktor bulat positif dari 12 adalah 1,2,3,4,6 dan
12. tiap faktor ini dicari nilai ⏀nya, yaitu ⏀(1)=1, ⏀(2)=1,
⏀(3)=2, ⏀(4)=2, ⏀(6)=2 dan ⏀(12)=4.
Terlihat jelas bahwa faktor yang lebih besar dari 2 ⏀nya
adalah bilangan genap.
18. TEOREMA 7
Untuk setiap bilangan bulat positif n, maka
Bukti:
Perhatikan bilangan-bilangan bulat positif: 1, 2, 3 ,4, …, n.
Kita akan meletakkan bilangan-bilangan ini dalam himpunan-himpunan dengan
t|n, yaitu bilangan-bilangan itu yang dengan n, factor persekutuan terbesarnya
sama dengan t.
Dengan kata lain, m ∊ Ct jika dan hanya jika (m,n)=t.
Sedangkan (m,n)=t jika dan hanya jika
Menurut definisi fungsi ⏀ Euler, banyaknya elemen dari Ct adalah ⏀ . Maka
banyaknya elemen dari semua gabungan himpunan Ct adalah .
Mengingat setiap bilangan 1, 2, 3, …, n hanya terdapat dalam tepat satu
himpunan dari Ct, maka
19. Contoh:
1,2,4,5,7,8 masing-masing adalah residu yang saling prima dengan
9. Apabila setiap bilangan tersebbut dikalikan 10 didapat
10,20,40,50,70,80.
Selanjutnya, jika dari bilangan-bilangan tersebut dicari residu terkecil
modulo 9 maka diperoleh:
10≡1(mod9)
20 ≡2(mod9)
40≡4(mod9)
50≡5(mod9)
70≡7(mod9)
80≡8(mod9)
Jika ruas-ruas dari kekongruenan ini dikalikan, kita akan
memperoleh
10.2040.50.70.80 ≡1.2.4.5.7.8(mod9)
106 (1.2.4.5.7.8) ≡1.2.4.5.7.8(mod9)
106 ≡1(mod9)
20. TEOREMA 8
Jika (a,m)=1 dan r1, r2, r3, …, r⏀(m) adalah bilangan-bilangan bulat positif yang kurang
dari m dan masing-masing saling prima denngan m, maka residu-residu terkecil mod
m dari bilangan-bilangan ar1, ar2, ar3, …, ar⏀(m) adalah suatu permutasi dari r1, r2, r3,
…, ar⏀(m).
Bukti:
⏀(m) adalah banyaknya elemen dari himpunan {ar1, ar2, ar3, …, ar⏀(m)}. Untuk
membuktikan bahwa residu-residu terkcil dari {ar1, ar2, ar3, …, ar⏀(m)}………..(1)
adalah suatu permutasi dari r1, r2, r3, …, r⏀(m), kita harus menunjukkan bahwa ari≢arj
(mod m) untuk 1≤I,j≤⏀(m) dengan i≠j serta masing-masing harus ditunjukkan saling
prima dengan m.
Misalkan ari≢arj (mod m) untuk 1≤I,j≤⏀(m) dengan i≠j. Karena (a,m)=1, maka kita
dapat melenyapkan a dari kekongruenan itu, sehingga diperoleh ri≢rj(mod m). Dan
karena ri dan rj masing-masing residu-residu terkecil mod m, maka ri≠ rj.
Jadi jika ari≢arj (mod m), maka ri ≠ rj. sehingga kontraposisinya benar pula bahwa jika
ri = rj maka ari ≡ arj (mod m) hal ini berarti bahwa bilangan-bilangan pada (1) tidak
ada yang kongruen mod m.
21. Contoh:
1,3,5,7 masing-masing saling prima dengan 8 dan ⏀(8)=4,
maka 9.1, 9.3, 9.5, 9.7 masing-masing mempunyai residu terkecil
modulo 8 dengan tepat satu dari 1,3,5,7, karena (8,9)=1. hal ini
diperiksa sebagai berikut:
9.1≡1(mod 8), 9.3≡3(mod 8), 9.5≡5(mod 8), 9.7≡7(mod 8)
Selanjutnya akan dibuktikan bahwa ar1, ar2, ar3, …, ar⏀(m) masing-masing
prima dengan m. Andaikan ada suatu bilangan prima p yang merupakan
factor persekutuan dari arid an m maka p|arid an p|m. P|arid an p suatu
bilangan prima, maka p|a atau p|ri. Jadi p merupakan factor prsekutuan
dari a, ri, dan m. hal ini tidak mungkin, karena (a,m) + (m, ri) =1. Jadi (ari,
m) =1 untuk 1≤I,j≤⏀(m).
22. TEOREMA 9
Jika m suatu bilangan bulat positif dan (a,m) =1, maka a⏀(m) ≡ 1(mod
m)
Bukti:
Misalkan r1, r2, r3, …, r⏀(m) adalah bilangan-bilangan bulat positif
yang kurang dari m dan masing-masing prima dengan m. menurut
teorema 8, karena (a,m)=1, maka residu-residu terkeci modulo m
dari r1, r2, r3, …, r⏀(m) adalah suatu permutasi r1, r2, r3, …, r⏀(m).
Sehingga diperoleh
(ar1) (r2) (r3) … (r⏀(m))≡ r1r2r3 …r⏀(m)
ar⏀(m) = [(ar1) (r2) (r3) … (r⏀(m))]≡ r1, r2, r3, …, r⏀(m)
Karena r1, r2, r3, …, r⏀(m) masing-masing saling prima dengan m,
maka hasil kali bilangan-bilangan itu saling prima dengan m.
Sehingga kita dapat menyelenggarakan r1r2r3 …r⏀(m) dari
kekongruenan terakhir dan diperoleh
a⏀(m) ≡ 1(mod m)
23. Contoh:
⏀(8)=4, 3⏀(8) = 34 =81≡1(mod 8), sebab (3,8)=1. Tetapi
2⏀(8) = 24 =16≢1(mod 8), sebab (2,8)≠1.