SlideShare a Scribd company logo
1 of 22
Abses Hepar
Pendahuluan
Abses hati adalah bentuk infeksi pada hati yang disebabkan oleh karena infeksi bakteri,
parasit, jamur, atau sumber infeksi lainnya
AHP ini merupakan kasus yang relatif jarang, pertama ditemukan oleh Hippocrates
(400 SM) dan dipublikasikan pertama kali oleh Bright pada tahun 1936
Prevalensi berhubungan dengan sanitasi yang buruk, status ekonomi yang rendah serta
gizi yang buruk
Definisi
Abses hati adalah bentuk infeksi pada hati yang disebabkan karena
infeksi bakteri, parasit, atau jamur
Abses hati ameobik (AHA) dan abses hati piogenik (AHP)
AHA merupakan komplikasi amebiasis ekstraintestinal yang sering
dijumpai di daerah tropik/ subtropik, termasuk indonesia.
Abses hepar pyogenik (AHP) dikenal juga sebagai hepatic abscess,
bacterial liver abscess, bacterial abscess of the liver, bacterial hepatic
abscess
Anatomi
Fisiologi
Fungsi
Hati
- Pembentukan dan ekskresi empedu
- Pengolahan metabolik kategori nutrien utama
(karbohidrat, lemak, protein) setelah penyerapan
dari saluran pencernaan
- Penimbunan vitamin dan mineral
- Hati mengeluarkan atau mengekskresikan obat-
obatan, hormon, dan zat lain
- Hati berfungsi sebagai gudang darah dan filtrasi
Epidemiology
AHA
•usia 30 – 50 tahun
• 4 : 1 dewasa : muda
AHP
•8 ± 15 per 100.000 kasus
AHP
•Pria>Perempuan, >40 tahun
Etiologi
Abses Hati Amoebik
• Entamoeba histolytica
Abses Hati Piogenik
• E.Coli,
• Klebsiella pneumoniae,
• Proteus vulgaris,
• Enterobacter aerogenes dan
• Spesies dari bakteri anaerob
( contohnya Streptococcus
Milleri )
Patogenesis
Abses Hepar Amebik
• Cara penularan umumnya fecal-oral
• E.hystolitica dalam 2 bentuk, bentuk trofozoit yang
menyebabkan penyakit invasif , bentuk kista bentuk
infektif yang dapat ditemukan pada lumen usus
• Patogen mensekresi enzim cysteine protease 
melisiskan jaringan menyebar hematogen dan
perkontinuinatum
• Amoeba yang masuk ke submukosa memasuki
kapiler darah, ikut dalam aliran darah melalui vena
porta ke hati
• Di hati E.hystolitica mensekresi enzim proteolitik
yang melisis jaringan hati, dan membentuk abses
Patogenesis
Abses
Hepar
Piogenik
penyebaran
hematogen atau
langsung dari dalam
rongga peritoneum
Sel Kuppfer Barrier
sinusoid hati
Akses ke hati dengan
ekstensi langsung
dari organ-organ
yang berdekatan
atau melalui vena
portal atau arteri
hepatika
Gambaran Klinis (AHA)
Anamnesa
• Demam internitten ( 38-40 oC)
• Nyeri perut kanan atas, kadang nyeri epigastrium dan dapat menjalar hingga bahu kanan dan
daerah skapula
• Anoreksia
• Nausea, vomitus
Pemeriksaan Fisik
• Ikterus
• Temperatur naik
• Malnutrisi
• Hepatomegali yang nyeri spontan atau nyeri tekan atau disertai komplikasi
• Nyeri perut kanan atas
• Fluktuasi
Gambaran Klinis (AHP)
Anamnesa
• Demam yang sifatnya dapat remitten, intermitten atau kontinyu yang disertai menggigil
• Nyeri spontan perut kanan atas ditandai dengan jalan membungkuk ke depan dan kedua tangan diletakkan di
atasnya.
• Mual dan muntah
• Malaise
• Berat badan menurun
• Anoreksia
Pemeriksaan Fisik
• Hepatomegali
• Nyeri tekan perut kanan
• Ikterus, namun jarang terjadi
• Kelainan paru dengan gejala batuk, sesak nafas serta nyeri pleura
• Buang air besar berwarna seperti kapur/gelap
• Splenomegali pada AHP yang telah menjadi kronik
Diagnosis (AHA)
a.Kriteria Sherlock (1969)
• Hepatomegali yang nyeri
tekan
• Respon baik terhadap obat
amebisid
• Leukositosis
• Peninggian diafragma kanan
dan pergerakan yang kurang.
• Aspirasi pus
• Pada USG didapatkan rongga
dalam hati
• Tes hemaglutinasi positif
a.Kriteria Ramachandran (1973)
• Lebih dari 3:
• Hepatomegali yang nyeri
• Riwayat disentri
• Leukositosis
• Kelainan radiologis
• Respons terhadap terapi
amebisid
a.Kriteria Lamont Dan Pooler
• Lebih dari 3:
• Hepatomegali yang nyeri
• Kelainan hematologis
• Kelainan radiologis
• Pus amebik
• Tes serologi positif
• Kelainan sidikan hati
• Respons terhadap terapi
amebisid
Diagnosis (AHP)
Anamnesa
• Tidak Spesifik
Pemeriksaan Fisik
• Tidak Spesifik
Pemeriksaan Penunjang
• CT Scan (Nilai Prediksi Tertinggi)
• Tes serologi
Pemeriksaan Penunjang
AHA
• Anemia ringan-sedang
• Leukositosis
• Kelainan faal hati
• Uji serologi dan uji kulit yang positif menunjukkan adanya Ag atau Ab yang spesifik terhadap parasit ini
• Hemaglutination (IHA)
• Countermunoelectrophoresis (CIE), dan
• ELISA. Real Time PCR cocok untuk mendeteksi E.histolityca pada feses dan pus penderita abses hepar. (2,7,9)
AHP
• Kuman yang sering ditemukan adalah kuman gram negatif seperti Proteus vulgaris, Aerobacter aerogenes atau Pseudomonas
aeruginosa, sedangkan kuman anaerib Microaerofilic sp, Streptococci sp, Bacteroides sp, atau Fusobacterium sp
Pemeriksaan Penunjang
AHA
Anemia ringan-sedang
Leukositosis
Kelainan faal hati
Uji serologi dan uji kulit yang positif
menunjukkan adanya Ag atau Ab yang
spesifik terhadap parasit ini
Hemaglutination (IHA)
Countermunoelectrophoresis (CIE), dan
ELISA. Real Time PCR cocok untuk
mendeteksi E.histolityca pada feses dan pus
penderita abses hepar.
AHP
Leukositosis
Anemia,
Peningkatan laju endap darah,
Gangguan fungsi hati seperti peninggian
bilirubin, alkalin fosfatase,
Peningkatan enzim transaminase,
Serum bilirubin,
Hipoalbumindan
Waktu protrombin yang memanjang
Kultur darah yang memperlihatkan bakterial
penyebab menjadi standar emas untuk
menegakkan diagnosis secara
mikrobiologik.
Pemeriksaan biakan pada permulaan
penyakit sering tidak ditemukan kuman.
Pemeriksaan Radiologi
AHA
• RO Thorax
• peninggian kubah diafragma kanan
• Berkurangnya pergerakan diafragma
• Efusi pleura kolaps paru
• Abses paru
• Foto Polos Abdomen
• Gambaran Ileus
• Hepatomegali
• Air Fluid Level
• USG  bentuk bulat atau oval tidak ada gema dinding yang berarti ekogenitas lebih rendah
dari parenkim hati normal bersentuhan dengan kapsul hati dan peninggian sonic distal
Penatalaksanaan (AHA)
• Medikamentosa
Metronidazole
• Dosis yang dianjurkan untuk kasus abses hati amoeba adalah 3 x 750 mg per hari selama 5 – 10 hari
Dehydroemetine (DHE)
• Dosis yang direkomendasikan untuk mengatasi abses liver sebesar 3 x 500 mg perhari selama 10 hari atau 1-1,5 mg/kgBB/hari
intramuskular (max. 99 mg/hari) selama 10 hari
Chloroquin
• Dosis klorokuin basa untuk dewasa dengan amubiasis ekstraintestinal ialah 2x300 mg/hari pada hari pertama dan dilanjutkan dengan 2x150
mg/hari selama 2 atau 3 minggu
• Aspirasi
• Apabila pengobatan medikamentosa dengan berbagai cara tersebut di atas tidak berhasil (72 jam)
• Drainase Perkutan
• indikasinya pada abses besar dengan ancaman ruptur atau diameter abses > 7 cm, respons kemoterapi kurang,
infeksi campuran, letak abses dekat dengan permukaan kulit, tidak ada tanda perforasi dan abses pada lobus kiri
hati
• Drainase Bedah
• Pembedahan diindikasikan untuk penanganan abses yang tidak berhasil mcmbaik dengan cara yang lebih
konservatif, kemudian secara teknis susah dicapai dengan aspirasi biasa
Penatalaksanaan (AHP)
• Pencegahan
a. Dekompresi pada keadaan obstruksi bilier baik akibat batu ataupun tumor dengan rute transhepatik atau dengan melakukan endoskopi
b. Pemberian antibiotik pada sepsis intra-abdominal
• Terapi definitive
• Pemberian antibiotika secara intravena sampai 3 gr/hari selama 3 minggu diikuti pemberian oral selama 1-2
bulan
• Penisilin atau sefalosporin untuk coccus gram positif
• Metronidazole, klindamisin atau kloramfenikol untuk bakteri anaerob
• Aminoglikosida untuk bakteri gram negatif yang resisten
• Ampicilin-sulbaktam atau kombinasi klindamisin-metronidazole, aminoglikosida dan siklosporin
• Drainase abses
• Drainase bedah
Komplikasi (AHA)
Ruptur Abses  5-5,6%
Infeksi Pleuropneumonal
Kasus pseudoaneurysm arteri hepatika
Fistula bronkopleural
Komplikasi (AHP)
septikamia/bakterimia
ruptur abses hati disertai peritonitis generalisata
kelainan pleuropulmonal
Differential Diagnosis Manifestasi Klinis
Hepatoma Merupakan tumor ganas hati primer.
Anamnesis: penurunan berat badan, nyeri perut kanan atas,
anoreksia, malaise, benjolan perut kanan atas.
Pemeriksaaan fisik : hepatomegali berbenjol-benjol, stigmata
penyakit hati kronik.
Laboratorium : peningkatan AFP, PIVKA II, alkali fosatase
USG : lesi lokal/ difus di hati
Kolesistitis akut Merupakan reaksi inflamasi kandung empedu akibat infeksi bakterial
akut yang disertai keluhan nyeri perut kanan atas, nyeri tekan, dan
panas badan.
Anamnesis : nyeri epigastrium atau perut kanan atas yang dapat
menjalar ke daerah scapula kanan, demam.
Pemeriksaan fisik : teraba massa kandung empedu, nyeri tekan
disertai tanda-tanda peritoitis lokal, Murphy sign (+), ikterik biasanya
menunjukkan adanya batu di saluran empedu ekstrahepatik.
Laboratorium: leukositosis
USG : penebalan dining kandung empedu, sering ditemukan pula
sludge atau batu.
Kesimpulan
• Abses hati merupakan infeksi pada hati yang disebabkan bakteri, jamur, maupun nekrosis steril yang dapat masuk
melalui kandung kemih yang terinfeksi dan infeksi dalam perut lainnya.
• Abses hati dibedakan menjadi 2 yaitu abses hati amebik dan abses hati piogenik.
• Adapun gejala-gejala yang sering timbul diantaranya demam tinggi, nyeri pada kuadran kanan atas abdomen,
hepatomegali, ikterus.
• Diagnosis yang di pakai sama seperti penyakit lain yaitu pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang, dan
laboratorium.
• Terapi yang diberikan adalah antibiotika spektrum luas, aspirasi cairan abses, drainase, laparatomi dan
hepatektomi. Abses hepar dapat disembuhkan bila ditangani dengan cara yang tepat dalam waktu yang
secepatnya, oleh karenanya sangatlah penting untuk dapat mendiagnosanya sedini mungkin.

More Related Content

What's hot

SINDROME NEFROTIK
SINDROME NEFROTIKSINDROME NEFROTIK
SINDROME NEFROTIKPhil Adit R
 
Laporan modul 3 BAB berdarah
Laporan modul 3 BAB berdarahLaporan modul 3 BAB berdarah
Laporan modul 3 BAB berdarahAulia Amani
 
Laporan kasus graves disease
Laporan kasus graves diseaseLaporan kasus graves disease
Laporan kasus graves diseaseNoorahmah Adiany
 
Kolelitiasis,kolestasis,kolesistitis
Kolelitiasis,kolestasis,kolesistitisKolelitiasis,kolestasis,kolesistitis
Kolelitiasis,kolestasis,kolesistitisyudhasetya01
 
Perdarahan Saluran Cerna
Perdarahan Saluran CernaPerdarahan Saluran Cerna
Perdarahan Saluran CernaDika Saja
 
119920864 hernia-inguinalis-ppt
119920864 hernia-inguinalis-ppt119920864 hernia-inguinalis-ppt
119920864 hernia-inguinalis-pptZulfikar Fikar
 
Lupus eritematosus sistemik
Lupus eritematosus sistemikLupus eritematosus sistemik
Lupus eritematosus sistemikfikri asyura
 
Liken Simpleks Kronis (Neurodermatitis Sirkumskripta)
Liken Simpleks Kronis (Neurodermatitis Sirkumskripta)Liken Simpleks Kronis (Neurodermatitis Sirkumskripta)
Liken Simpleks Kronis (Neurodermatitis Sirkumskripta)Novi Y'uZzman
 
Anatomi hepar, lien, pankreas, vaskularisasi abdomen dan kelainan kongenital
Anatomi hepar, lien, pankreas, vaskularisasi abdomen dan kelainan kongenitalAnatomi hepar, lien, pankreas, vaskularisasi abdomen dan kelainan kongenital
Anatomi hepar, lien, pankreas, vaskularisasi abdomen dan kelainan kongenitaldr. Bobby Ahmad
 
Fisiologi Kelenjar Tiroid
Fisiologi Kelenjar TiroidFisiologi Kelenjar Tiroid
Fisiologi Kelenjar Tiroidmozard
 
Thalasemia Case Report
Thalasemia Case ReportThalasemia Case Report
Thalasemia Case ReportPhil Adit R
 

What's hot (20)

SINDROME NEFROTIK
SINDROME NEFROTIKSINDROME NEFROTIK
SINDROME NEFROTIK
 
Laporan modul 3 BAB berdarah
Laporan modul 3 BAB berdarahLaporan modul 3 BAB berdarah
Laporan modul 3 BAB berdarah
 
Laporan kasus graves disease
Laporan kasus graves diseaseLaporan kasus graves disease
Laporan kasus graves disease
 
kolestasis
kolestasiskolestasis
kolestasis
 
Kolelitiasis,kolestasis,kolesistitis
Kolelitiasis,kolestasis,kolesistitisKolelitiasis,kolestasis,kolesistitis
Kolelitiasis,kolestasis,kolesistitis
 
Bronko pneumonia
Bronko pneumoniaBronko pneumonia
Bronko pneumonia
 
Preskas sindrom nefrotik
Preskas sindrom nefrotikPreskas sindrom nefrotik
Preskas sindrom nefrotik
 
Isk
IskIsk
Isk
 
Perdarahan Saluran Cerna
Perdarahan Saluran CernaPerdarahan Saluran Cerna
Perdarahan Saluran Cerna
 
119920864 hernia-inguinalis-ppt
119920864 hernia-inguinalis-ppt119920864 hernia-inguinalis-ppt
119920864 hernia-inguinalis-ppt
 
Lupus eritematosus sistemik
Lupus eritematosus sistemikLupus eritematosus sistemik
Lupus eritematosus sistemik
 
Liken Simpleks Kronis (Neurodermatitis Sirkumskripta)
Liken Simpleks Kronis (Neurodermatitis Sirkumskripta)Liken Simpleks Kronis (Neurodermatitis Sirkumskripta)
Liken Simpleks Kronis (Neurodermatitis Sirkumskripta)
 
Aki
AkiAki
Aki
 
Anatomi hepar, lien, pankreas, vaskularisasi abdomen dan kelainan kongenital
Anatomi hepar, lien, pankreas, vaskularisasi abdomen dan kelainan kongenitalAnatomi hepar, lien, pankreas, vaskularisasi abdomen dan kelainan kongenital
Anatomi hepar, lien, pankreas, vaskularisasi abdomen dan kelainan kongenital
 
Fisiologi Kelenjar Tiroid
Fisiologi Kelenjar TiroidFisiologi Kelenjar Tiroid
Fisiologi Kelenjar Tiroid
 
Abses hepar
Abses heparAbses hepar
Abses hepar
 
Thalasemia Case Report
Thalasemia Case ReportThalasemia Case Report
Thalasemia Case Report
 
0 modul sesak
0 modul sesak0 modul sesak
0 modul sesak
 
Appendicitis)
Appendicitis)Appendicitis)
Appendicitis)
 
P 3b kolesistitis
P 3b kolesistitisP 3b kolesistitis
P 3b kolesistitis
 

Similar to Abses Hepar: Pendahuluan, Definisi, Anatomi, Fisiologi, Epidemiologi, Etiologi, Patogenesis, Gambaran Klinis, Diagnosis, Pemeriksaan Penunjang, Pemeriksaan Radiologi, Penatalaksanaan, Komplikasi, dan Differential Diagnosis

Similar to Abses Hepar: Pendahuluan, Definisi, Anatomi, Fisiologi, Epidemiologi, Etiologi, Patogenesis, Gambaran Klinis, Diagnosis, Pemeriksaan Penunjang, Pemeriksaan Radiologi, Penatalaksanaan, Komplikasi, dan Differential Diagnosis (20)

Referrat Liver Asbcess
Referrat Liver AsbcessReferrat Liver Asbcess
Referrat Liver Asbcess
 
3. AKUT ABDOMEN.pptx
3. AKUT ABDOMEN.pptx3. AKUT ABDOMEN.pptx
3. AKUT ABDOMEN.pptx
 
Laporan Kasus Abses Hepar-dr.pptx
Laporan Kasus Abses Hepar-dr.pptxLaporan Kasus Abses Hepar-dr.pptx
Laporan Kasus Abses Hepar-dr.pptx
 
Soca
SocaSoca
Soca
 
Ilmu bedah kolon
Ilmu bedah kolonIlmu bedah kolon
Ilmu bedah kolon
 
Ilmu bedah kolon2
Ilmu bedah kolon2Ilmu bedah kolon2
Ilmu bedah kolon2
 
Presentasi kasus appendisitis perforasi Dody.pptx
Presentasi kasus appendisitis perforasi Dody.pptxPresentasi kasus appendisitis perforasi Dody.pptx
Presentasi kasus appendisitis perforasi Dody.pptx
 
Askep hepatitis akper
Askep hepatitis akperAskep hepatitis akper
Askep hepatitis akper
 
Amoebiasis
AmoebiasisAmoebiasis
Amoebiasis
 
Ileus
IleusIleus
Ileus
 
Ileus AKPER PEMKAB MUNA
Ileus AKPER PEMKAB MUNA Ileus AKPER PEMKAB MUNA
Ileus AKPER PEMKAB MUNA
 
KKD etika.pptx
KKD etika.pptxKKD etika.pptx
KKD etika.pptx
 
Abses hepar
Abses heparAbses hepar
Abses hepar
 
Abses hepar AKPER PEMKAB MUNA
Abses hepar AKPER PEMKAB MUNA Abses hepar AKPER PEMKAB MUNA
Abses hepar AKPER PEMKAB MUNA
 
Askep pencernaan akhir
Askep pencernaan akhirAskep pencernaan akhir
Askep pencernaan akhir
 
Soal ileus
Soal ileusSoal ileus
Soal ileus
 
TRAUMA_NONTRAUMA_MEI_2020.pptx
TRAUMA_NONTRAUMA_MEI_2020.pptxTRAUMA_NONTRAUMA_MEI_2020.pptx
TRAUMA_NONTRAUMA_MEI_2020.pptx
 
Ileus
IleusIleus
Ileus
 
P 3a abses hati amuba
P 3a abses hati amubaP 3a abses hati amuba
P 3a abses hati amuba
 
P 3a abses hati amuba
P 3a abses hati amubaP 3a abses hati amuba
P 3a abses hati amuba
 

Recently uploaded

Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAcephasan2
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabayaajongshopp
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxwisanggeni19
 
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptxpenyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptxagussudarmanto9
 
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptxgizifik
 
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikaPresentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikassuser1cc42a
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfhurufd86
 
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanWebinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanDevonneDillaElFachri
 
CAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docx
CAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docxCAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docx
CAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docxPuskesmasTete
 
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxmarodotodo
 
630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx
630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx
630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptxAyu Rahayu
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinanDwiNormaR
 
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa HalusinasiMateri Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasiantoniareong
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesNadrohSitepu1
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptKianSantang21
 
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosikarbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosizahira96431
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfMeboix
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdfMeboix
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxDianaayulestari2
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diriandi861789
 

Recently uploaded (20)

Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
 
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptxpenyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
 
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
 
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikaPresentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
 
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanWebinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
 
CAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docx
CAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docxCAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docx
CAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docx
 
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
 
630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx
630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx
630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
 
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa HalusinasiMateri Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
 
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosikarbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
 

Abses Hepar: Pendahuluan, Definisi, Anatomi, Fisiologi, Epidemiologi, Etiologi, Patogenesis, Gambaran Klinis, Diagnosis, Pemeriksaan Penunjang, Pemeriksaan Radiologi, Penatalaksanaan, Komplikasi, dan Differential Diagnosis

  • 2. Pendahuluan Abses hati adalah bentuk infeksi pada hati yang disebabkan oleh karena infeksi bakteri, parasit, jamur, atau sumber infeksi lainnya AHP ini merupakan kasus yang relatif jarang, pertama ditemukan oleh Hippocrates (400 SM) dan dipublikasikan pertama kali oleh Bright pada tahun 1936 Prevalensi berhubungan dengan sanitasi yang buruk, status ekonomi yang rendah serta gizi yang buruk
  • 3. Definisi Abses hati adalah bentuk infeksi pada hati yang disebabkan karena infeksi bakteri, parasit, atau jamur Abses hati ameobik (AHA) dan abses hati piogenik (AHP) AHA merupakan komplikasi amebiasis ekstraintestinal yang sering dijumpai di daerah tropik/ subtropik, termasuk indonesia. Abses hepar pyogenik (AHP) dikenal juga sebagai hepatic abscess, bacterial liver abscess, bacterial abscess of the liver, bacterial hepatic abscess
  • 5. Fisiologi Fungsi Hati - Pembentukan dan ekskresi empedu - Pengolahan metabolik kategori nutrien utama (karbohidrat, lemak, protein) setelah penyerapan dari saluran pencernaan - Penimbunan vitamin dan mineral - Hati mengeluarkan atau mengekskresikan obat- obatan, hormon, dan zat lain - Hati berfungsi sebagai gudang darah dan filtrasi
  • 6. Epidemiology AHA •usia 30 – 50 tahun • 4 : 1 dewasa : muda AHP •8 ± 15 per 100.000 kasus AHP •Pria>Perempuan, >40 tahun
  • 7. Etiologi Abses Hati Amoebik • Entamoeba histolytica Abses Hati Piogenik • E.Coli, • Klebsiella pneumoniae, • Proteus vulgaris, • Enterobacter aerogenes dan • Spesies dari bakteri anaerob ( contohnya Streptococcus Milleri )
  • 8. Patogenesis Abses Hepar Amebik • Cara penularan umumnya fecal-oral • E.hystolitica dalam 2 bentuk, bentuk trofozoit yang menyebabkan penyakit invasif , bentuk kista bentuk infektif yang dapat ditemukan pada lumen usus • Patogen mensekresi enzim cysteine protease  melisiskan jaringan menyebar hematogen dan perkontinuinatum • Amoeba yang masuk ke submukosa memasuki kapiler darah, ikut dalam aliran darah melalui vena porta ke hati • Di hati E.hystolitica mensekresi enzim proteolitik yang melisis jaringan hati, dan membentuk abses
  • 9. Patogenesis Abses Hepar Piogenik penyebaran hematogen atau langsung dari dalam rongga peritoneum Sel Kuppfer Barrier sinusoid hati Akses ke hati dengan ekstensi langsung dari organ-organ yang berdekatan atau melalui vena portal atau arteri hepatika
  • 10. Gambaran Klinis (AHA) Anamnesa • Demam internitten ( 38-40 oC) • Nyeri perut kanan atas, kadang nyeri epigastrium dan dapat menjalar hingga bahu kanan dan daerah skapula • Anoreksia • Nausea, vomitus Pemeriksaan Fisik • Ikterus • Temperatur naik • Malnutrisi • Hepatomegali yang nyeri spontan atau nyeri tekan atau disertai komplikasi • Nyeri perut kanan atas • Fluktuasi
  • 11. Gambaran Klinis (AHP) Anamnesa • Demam yang sifatnya dapat remitten, intermitten atau kontinyu yang disertai menggigil • Nyeri spontan perut kanan atas ditandai dengan jalan membungkuk ke depan dan kedua tangan diletakkan di atasnya. • Mual dan muntah • Malaise • Berat badan menurun • Anoreksia Pemeriksaan Fisik • Hepatomegali • Nyeri tekan perut kanan • Ikterus, namun jarang terjadi • Kelainan paru dengan gejala batuk, sesak nafas serta nyeri pleura • Buang air besar berwarna seperti kapur/gelap • Splenomegali pada AHP yang telah menjadi kronik
  • 12. Diagnosis (AHA) a.Kriteria Sherlock (1969) • Hepatomegali yang nyeri tekan • Respon baik terhadap obat amebisid • Leukositosis • Peninggian diafragma kanan dan pergerakan yang kurang. • Aspirasi pus • Pada USG didapatkan rongga dalam hati • Tes hemaglutinasi positif a.Kriteria Ramachandran (1973) • Lebih dari 3: • Hepatomegali yang nyeri • Riwayat disentri • Leukositosis • Kelainan radiologis • Respons terhadap terapi amebisid a.Kriteria Lamont Dan Pooler • Lebih dari 3: • Hepatomegali yang nyeri • Kelainan hematologis • Kelainan radiologis • Pus amebik • Tes serologi positif • Kelainan sidikan hati • Respons terhadap terapi amebisid
  • 13. Diagnosis (AHP) Anamnesa • Tidak Spesifik Pemeriksaan Fisik • Tidak Spesifik Pemeriksaan Penunjang • CT Scan (Nilai Prediksi Tertinggi) • Tes serologi
  • 14. Pemeriksaan Penunjang AHA • Anemia ringan-sedang • Leukositosis • Kelainan faal hati • Uji serologi dan uji kulit yang positif menunjukkan adanya Ag atau Ab yang spesifik terhadap parasit ini • Hemaglutination (IHA) • Countermunoelectrophoresis (CIE), dan • ELISA. Real Time PCR cocok untuk mendeteksi E.histolityca pada feses dan pus penderita abses hepar. (2,7,9) AHP • Kuman yang sering ditemukan adalah kuman gram negatif seperti Proteus vulgaris, Aerobacter aerogenes atau Pseudomonas aeruginosa, sedangkan kuman anaerib Microaerofilic sp, Streptococci sp, Bacteroides sp, atau Fusobacterium sp
  • 15. Pemeriksaan Penunjang AHA Anemia ringan-sedang Leukositosis Kelainan faal hati Uji serologi dan uji kulit yang positif menunjukkan adanya Ag atau Ab yang spesifik terhadap parasit ini Hemaglutination (IHA) Countermunoelectrophoresis (CIE), dan ELISA. Real Time PCR cocok untuk mendeteksi E.histolityca pada feses dan pus penderita abses hepar. AHP Leukositosis Anemia, Peningkatan laju endap darah, Gangguan fungsi hati seperti peninggian bilirubin, alkalin fosfatase, Peningkatan enzim transaminase, Serum bilirubin, Hipoalbumindan Waktu protrombin yang memanjang Kultur darah yang memperlihatkan bakterial penyebab menjadi standar emas untuk menegakkan diagnosis secara mikrobiologik. Pemeriksaan biakan pada permulaan penyakit sering tidak ditemukan kuman.
  • 16. Pemeriksaan Radiologi AHA • RO Thorax • peninggian kubah diafragma kanan • Berkurangnya pergerakan diafragma • Efusi pleura kolaps paru • Abses paru • Foto Polos Abdomen • Gambaran Ileus • Hepatomegali • Air Fluid Level • USG  bentuk bulat atau oval tidak ada gema dinding yang berarti ekogenitas lebih rendah dari parenkim hati normal bersentuhan dengan kapsul hati dan peninggian sonic distal
  • 17. Penatalaksanaan (AHA) • Medikamentosa Metronidazole • Dosis yang dianjurkan untuk kasus abses hati amoeba adalah 3 x 750 mg per hari selama 5 – 10 hari Dehydroemetine (DHE) • Dosis yang direkomendasikan untuk mengatasi abses liver sebesar 3 x 500 mg perhari selama 10 hari atau 1-1,5 mg/kgBB/hari intramuskular (max. 99 mg/hari) selama 10 hari Chloroquin • Dosis klorokuin basa untuk dewasa dengan amubiasis ekstraintestinal ialah 2x300 mg/hari pada hari pertama dan dilanjutkan dengan 2x150 mg/hari selama 2 atau 3 minggu • Aspirasi • Apabila pengobatan medikamentosa dengan berbagai cara tersebut di atas tidak berhasil (72 jam) • Drainase Perkutan • indikasinya pada abses besar dengan ancaman ruptur atau diameter abses > 7 cm, respons kemoterapi kurang, infeksi campuran, letak abses dekat dengan permukaan kulit, tidak ada tanda perforasi dan abses pada lobus kiri hati • Drainase Bedah • Pembedahan diindikasikan untuk penanganan abses yang tidak berhasil mcmbaik dengan cara yang lebih konservatif, kemudian secara teknis susah dicapai dengan aspirasi biasa
  • 18. Penatalaksanaan (AHP) • Pencegahan a. Dekompresi pada keadaan obstruksi bilier baik akibat batu ataupun tumor dengan rute transhepatik atau dengan melakukan endoskopi b. Pemberian antibiotik pada sepsis intra-abdominal • Terapi definitive • Pemberian antibiotika secara intravena sampai 3 gr/hari selama 3 minggu diikuti pemberian oral selama 1-2 bulan • Penisilin atau sefalosporin untuk coccus gram positif • Metronidazole, klindamisin atau kloramfenikol untuk bakteri anaerob • Aminoglikosida untuk bakteri gram negatif yang resisten • Ampicilin-sulbaktam atau kombinasi klindamisin-metronidazole, aminoglikosida dan siklosporin • Drainase abses • Drainase bedah
  • 19. Komplikasi (AHA) Ruptur Abses  5-5,6% Infeksi Pleuropneumonal Kasus pseudoaneurysm arteri hepatika Fistula bronkopleural
  • 20. Komplikasi (AHP) septikamia/bakterimia ruptur abses hati disertai peritonitis generalisata kelainan pleuropulmonal
  • 21. Differential Diagnosis Manifestasi Klinis Hepatoma Merupakan tumor ganas hati primer. Anamnesis: penurunan berat badan, nyeri perut kanan atas, anoreksia, malaise, benjolan perut kanan atas. Pemeriksaaan fisik : hepatomegali berbenjol-benjol, stigmata penyakit hati kronik. Laboratorium : peningkatan AFP, PIVKA II, alkali fosatase USG : lesi lokal/ difus di hati Kolesistitis akut Merupakan reaksi inflamasi kandung empedu akibat infeksi bakterial akut yang disertai keluhan nyeri perut kanan atas, nyeri tekan, dan panas badan. Anamnesis : nyeri epigastrium atau perut kanan atas yang dapat menjalar ke daerah scapula kanan, demam. Pemeriksaan fisik : teraba massa kandung empedu, nyeri tekan disertai tanda-tanda peritoitis lokal, Murphy sign (+), ikterik biasanya menunjukkan adanya batu di saluran empedu ekstrahepatik. Laboratorium: leukositosis USG : penebalan dining kandung empedu, sering ditemukan pula sludge atau batu.
  • 22. Kesimpulan • Abses hati merupakan infeksi pada hati yang disebabkan bakteri, jamur, maupun nekrosis steril yang dapat masuk melalui kandung kemih yang terinfeksi dan infeksi dalam perut lainnya. • Abses hati dibedakan menjadi 2 yaitu abses hati amebik dan abses hati piogenik. • Adapun gejala-gejala yang sering timbul diantaranya demam tinggi, nyeri pada kuadran kanan atas abdomen, hepatomegali, ikterus. • Diagnosis yang di pakai sama seperti penyakit lain yaitu pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang, dan laboratorium. • Terapi yang diberikan adalah antibiotika spektrum luas, aspirasi cairan abses, drainase, laparatomi dan hepatektomi. Abses hepar dapat disembuhkan bila ditangani dengan cara yang tepat dalam waktu yang secepatnya, oleh karenanya sangatlah penting untuk dapat mendiagnosanya sedini mungkin.

Editor's Notes

  1. Hati adalah kelenjar terbesar dalam tubuh, berat rata-rata sekitar 1.500gr atau 2 % berat badan orang dewasa normal. Letaknya sebagian besar di regio hipokondria dekstra, epigastrika, dan sebagian kecil di hipokondria sinistra. Hati memiliki dua lobus utama yaitu kanan dan kiri. Lobus kanan dibagi menjadi segmen anterior dan posterior oleh fisura segmentalis kanan. Lobus kiri dibagi menjadi segmen medial dan lateral oleh ligamentum falsiformis. Di bawah peritonium terdapat jaringan ikat padat yang disebut kapsula Glisson yang meliputi seluruh permukaan hati. Setiap lobus hati terbagi menjadi struktur-struktur yang disebut sebagai lobulus, yang merupakan unit mikroskopis dan fungsional organ yang terdiri atas lempeng-lempeng sel hati dimana diantaranya terdapat sinusoid. Selain sel-sel hati, sinusoid vena dilapisi oleh sel endotel khusus dan sel Kupffer yang merupakan makrofag yang melapisi sinusoid dan mampu memfagositosis bakteri dan benda asing lain dalam darah sinus hepatikus. Hati memiliki suplai darah dari saluran cerna dan limpa melalui vena porta hepatika dan dari aorta melalui arteria hepatika