2. Pendahuluan
Abses hati adalah bentuk infeksi pada hati yang disebabkan oleh karena infeksi bakteri,
parasit, jamur, atau sumber infeksi lainnya
AHP ini merupakan kasus yang relatif jarang, pertama ditemukan oleh Hippocrates
(400 SM) dan dipublikasikan pertama kali oleh Bright pada tahun 1936
Prevalensi berhubungan dengan sanitasi yang buruk, status ekonomi yang rendah serta
gizi yang buruk
3. Definisi
Abses hati adalah bentuk infeksi pada hati yang disebabkan karena
infeksi bakteri, parasit, atau jamur
Abses hati ameobik (AHA) dan abses hati piogenik (AHP)
AHA merupakan komplikasi amebiasis ekstraintestinal yang sering
dijumpai di daerah tropik/ subtropik, termasuk indonesia.
Abses hepar pyogenik (AHP) dikenal juga sebagai hepatic abscess,
bacterial liver abscess, bacterial abscess of the liver, bacterial hepatic
abscess
5. Fisiologi
Fungsi
Hati
- Pembentukan dan ekskresi empedu
- Pengolahan metabolik kategori nutrien utama
(karbohidrat, lemak, protein) setelah penyerapan
dari saluran pencernaan
- Penimbunan vitamin dan mineral
- Hati mengeluarkan atau mengekskresikan obat-
obatan, hormon, dan zat lain
- Hati berfungsi sebagai gudang darah dan filtrasi
6. Epidemiology
AHA
•usia 30 – 50 tahun
• 4 : 1 dewasa : muda
AHP
•8 ± 15 per 100.000 kasus
AHP
•Pria>Perempuan, >40 tahun
8. Patogenesis
Abses Hepar Amebik
• Cara penularan umumnya fecal-oral
• E.hystolitica dalam 2 bentuk, bentuk trofozoit yang
menyebabkan penyakit invasif , bentuk kista bentuk
infektif yang dapat ditemukan pada lumen usus
• Patogen mensekresi enzim cysteine protease
melisiskan jaringan menyebar hematogen dan
perkontinuinatum
• Amoeba yang masuk ke submukosa memasuki
kapiler darah, ikut dalam aliran darah melalui vena
porta ke hati
• Di hati E.hystolitica mensekresi enzim proteolitik
yang melisis jaringan hati, dan membentuk abses
10. Gambaran Klinis (AHA)
Anamnesa
• Demam internitten ( 38-40 oC)
• Nyeri perut kanan atas, kadang nyeri epigastrium dan dapat menjalar hingga bahu kanan dan
daerah skapula
• Anoreksia
• Nausea, vomitus
Pemeriksaan Fisik
• Ikterus
• Temperatur naik
• Malnutrisi
• Hepatomegali yang nyeri spontan atau nyeri tekan atau disertai komplikasi
• Nyeri perut kanan atas
• Fluktuasi
11. Gambaran Klinis (AHP)
Anamnesa
• Demam yang sifatnya dapat remitten, intermitten atau kontinyu yang disertai menggigil
• Nyeri spontan perut kanan atas ditandai dengan jalan membungkuk ke depan dan kedua tangan diletakkan di
atasnya.
• Mual dan muntah
• Malaise
• Berat badan menurun
• Anoreksia
Pemeriksaan Fisik
• Hepatomegali
• Nyeri tekan perut kanan
• Ikterus, namun jarang terjadi
• Kelainan paru dengan gejala batuk, sesak nafas serta nyeri pleura
• Buang air besar berwarna seperti kapur/gelap
• Splenomegali pada AHP yang telah menjadi kronik
12. Diagnosis (AHA)
a.Kriteria Sherlock (1969)
• Hepatomegali yang nyeri
tekan
• Respon baik terhadap obat
amebisid
• Leukositosis
• Peninggian diafragma kanan
dan pergerakan yang kurang.
• Aspirasi pus
• Pada USG didapatkan rongga
dalam hati
• Tes hemaglutinasi positif
a.Kriteria Ramachandran (1973)
• Lebih dari 3:
• Hepatomegali yang nyeri
• Riwayat disentri
• Leukositosis
• Kelainan radiologis
• Respons terhadap terapi
amebisid
a.Kriteria Lamont Dan Pooler
• Lebih dari 3:
• Hepatomegali yang nyeri
• Kelainan hematologis
• Kelainan radiologis
• Pus amebik
• Tes serologi positif
• Kelainan sidikan hati
• Respons terhadap terapi
amebisid
14. Pemeriksaan Penunjang
AHA
• Anemia ringan-sedang
• Leukositosis
• Kelainan faal hati
• Uji serologi dan uji kulit yang positif menunjukkan adanya Ag atau Ab yang spesifik terhadap parasit ini
• Hemaglutination (IHA)
• Countermunoelectrophoresis (CIE), dan
• ELISA. Real Time PCR cocok untuk mendeteksi E.histolityca pada feses dan pus penderita abses hepar. (2,7,9)
AHP
• Kuman yang sering ditemukan adalah kuman gram negatif seperti Proteus vulgaris, Aerobacter aerogenes atau Pseudomonas
aeruginosa, sedangkan kuman anaerib Microaerofilic sp, Streptococci sp, Bacteroides sp, atau Fusobacterium sp
15. Pemeriksaan Penunjang
AHA
Anemia ringan-sedang
Leukositosis
Kelainan faal hati
Uji serologi dan uji kulit yang positif
menunjukkan adanya Ag atau Ab yang
spesifik terhadap parasit ini
Hemaglutination (IHA)
Countermunoelectrophoresis (CIE), dan
ELISA. Real Time PCR cocok untuk
mendeteksi E.histolityca pada feses dan pus
penderita abses hepar.
AHP
Leukositosis
Anemia,
Peningkatan laju endap darah,
Gangguan fungsi hati seperti peninggian
bilirubin, alkalin fosfatase,
Peningkatan enzim transaminase,
Serum bilirubin,
Hipoalbumindan
Waktu protrombin yang memanjang
Kultur darah yang memperlihatkan bakterial
penyebab menjadi standar emas untuk
menegakkan diagnosis secara
mikrobiologik.
Pemeriksaan biakan pada permulaan
penyakit sering tidak ditemukan kuman.
16. Pemeriksaan Radiologi
AHA
• RO Thorax
• peninggian kubah diafragma kanan
• Berkurangnya pergerakan diafragma
• Efusi pleura kolaps paru
• Abses paru
• Foto Polos Abdomen
• Gambaran Ileus
• Hepatomegali
• Air Fluid Level
• USG bentuk bulat atau oval tidak ada gema dinding yang berarti ekogenitas lebih rendah
dari parenkim hati normal bersentuhan dengan kapsul hati dan peninggian sonic distal
17. Penatalaksanaan (AHA)
• Medikamentosa
Metronidazole
• Dosis yang dianjurkan untuk kasus abses hati amoeba adalah 3 x 750 mg per hari selama 5 – 10 hari
Dehydroemetine (DHE)
• Dosis yang direkomendasikan untuk mengatasi abses liver sebesar 3 x 500 mg perhari selama 10 hari atau 1-1,5 mg/kgBB/hari
intramuskular (max. 99 mg/hari) selama 10 hari
Chloroquin
• Dosis klorokuin basa untuk dewasa dengan amubiasis ekstraintestinal ialah 2x300 mg/hari pada hari pertama dan dilanjutkan dengan 2x150
mg/hari selama 2 atau 3 minggu
• Aspirasi
• Apabila pengobatan medikamentosa dengan berbagai cara tersebut di atas tidak berhasil (72 jam)
• Drainase Perkutan
• indikasinya pada abses besar dengan ancaman ruptur atau diameter abses > 7 cm, respons kemoterapi kurang,
infeksi campuran, letak abses dekat dengan permukaan kulit, tidak ada tanda perforasi dan abses pada lobus kiri
hati
• Drainase Bedah
• Pembedahan diindikasikan untuk penanganan abses yang tidak berhasil mcmbaik dengan cara yang lebih
konservatif, kemudian secara teknis susah dicapai dengan aspirasi biasa
18. Penatalaksanaan (AHP)
• Pencegahan
a. Dekompresi pada keadaan obstruksi bilier baik akibat batu ataupun tumor dengan rute transhepatik atau dengan melakukan endoskopi
b. Pemberian antibiotik pada sepsis intra-abdominal
• Terapi definitive
• Pemberian antibiotika secara intravena sampai 3 gr/hari selama 3 minggu diikuti pemberian oral selama 1-2
bulan
• Penisilin atau sefalosporin untuk coccus gram positif
• Metronidazole, klindamisin atau kloramfenikol untuk bakteri anaerob
• Aminoglikosida untuk bakteri gram negatif yang resisten
• Ampicilin-sulbaktam atau kombinasi klindamisin-metronidazole, aminoglikosida dan siklosporin
• Drainase abses
• Drainase bedah
21. Differential Diagnosis Manifestasi Klinis
Hepatoma Merupakan tumor ganas hati primer.
Anamnesis: penurunan berat badan, nyeri perut kanan atas,
anoreksia, malaise, benjolan perut kanan atas.
Pemeriksaaan fisik : hepatomegali berbenjol-benjol, stigmata
penyakit hati kronik.
Laboratorium : peningkatan AFP, PIVKA II, alkali fosatase
USG : lesi lokal/ difus di hati
Kolesistitis akut Merupakan reaksi inflamasi kandung empedu akibat infeksi bakterial
akut yang disertai keluhan nyeri perut kanan atas, nyeri tekan, dan
panas badan.
Anamnesis : nyeri epigastrium atau perut kanan atas yang dapat
menjalar ke daerah scapula kanan, demam.
Pemeriksaan fisik : teraba massa kandung empedu, nyeri tekan
disertai tanda-tanda peritoitis lokal, Murphy sign (+), ikterik biasanya
menunjukkan adanya batu di saluran empedu ekstrahepatik.
Laboratorium: leukositosis
USG : penebalan dining kandung empedu, sering ditemukan pula
sludge atau batu.
22. Kesimpulan
• Abses hati merupakan infeksi pada hati yang disebabkan bakteri, jamur, maupun nekrosis steril yang dapat masuk
melalui kandung kemih yang terinfeksi dan infeksi dalam perut lainnya.
• Abses hati dibedakan menjadi 2 yaitu abses hati amebik dan abses hati piogenik.
• Adapun gejala-gejala yang sering timbul diantaranya demam tinggi, nyeri pada kuadran kanan atas abdomen,
hepatomegali, ikterus.
• Diagnosis yang di pakai sama seperti penyakit lain yaitu pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang, dan
laboratorium.
• Terapi yang diberikan adalah antibiotika spektrum luas, aspirasi cairan abses, drainase, laparatomi dan
hepatektomi. Abses hepar dapat disembuhkan bila ditangani dengan cara yang tepat dalam waktu yang
secepatnya, oleh karenanya sangatlah penting untuk dapat mendiagnosanya sedini mungkin.
Editor's Notes
Hati adalah kelenjar terbesar dalam tubuh, berat rata-rata sekitar 1.500gr atau 2 % berat badan orang dewasa normal. Letaknya sebagian besar di regio hipokondria dekstra, epigastrika, dan sebagian kecil di hipokondria sinistra. Hati memiliki dua lobus utama yaitu kanan dan kiri. Lobus kanan dibagi menjadi segmen anterior dan posterior oleh fisura segmentalis kanan. Lobus kiri dibagi menjadi segmen medial dan lateral oleh ligamentum falsiformis. Di bawah peritonium terdapat jaringan ikat padat yang disebut kapsula Glisson yang meliputi seluruh permukaan hati. Setiap lobus hati terbagi menjadi struktur-struktur yang disebut sebagai lobulus, yang merupakan unit mikroskopis dan fungsional organ yang terdiri atas lempeng-lempeng sel hati dimana diantaranya terdapat sinusoid. Selain sel-sel hati, sinusoid vena dilapisi oleh sel endotel khusus dan sel Kupffer yang merupakan makrofag yang melapisi sinusoid dan mampu memfagositosis bakteri dan benda asing lain dalam darah sinus hepatikus. Hati memiliki suplai darah dari saluran cerna dan limpa melalui vena porta hepatika dan dari aorta melalui arteria hepatika