SlideShare a Scribd company logo
1 of 141
TRAUMA
NON TRAUMA
TRAUMA
NON TRAUMA
PROBLEMS OF PERSONAL LOGISTIC IN
COMBAT SETTING
Commando Vol II Edisi No.6, 2006
KELAINAN PADA ABDOMEN
KELAINAN KONGENITAL
MALIGNANSI
TRAUMA
KOMPLIKASI
RETROPERITONEAL
ACUTE PANCREATITIS
ACUTE CALCULOUS
CHOLECYSTITIS ACALCULOUS
CHOLECYSTITIS ACUTE
CHOLANGITIS
RUPTURED HEPATIC TUMOR
ACUTE HEPATITTIS HEPATIC
ABSCESS SPLENIC RUPTURE
Rectus muscle perforation
Aortic aneurysm
Retroperioneal hemorrhage
AKUT ABDOMEN
GASTROENTRITIS
APPENDICITIS
INTESTINAL OBSTRUKSI
INTESTINAL
PERFORASIINTESTINAL ISKEMIK
ULKUS PEPTIK PERFORASI
DIVERTIKULITIS Meckel’s
IBS
GINEKOLOGI
Ovarian torsionn
Rupturesd ovarian cyst
Ectopic pregnancy
Acute salpingitis
Endometritis
Uterus rupture
Pyosalpinx
Myocardial infarction
Pneumonia basal
PEMBULUH DARAH
Acut mesenterial thrombosis
Acute hepatic vein thrombosis
(Budd Chiari Syndrome)
Ruptur aneurisma aorta
URINARI TRACT
Nephrolithiasis
Acute pyelonephritis
TRAUMA
TEMBUS TUMPUL
HEMODINAMIK
TIDAK STABIL
HEMODINAMIK
STABIL
ORGAN
PENANGANAN
PERAWATAN
SEMBUH
CACAT MENINGGAL
OPERASI
NON OPERASI
(CURIGA) MALIGNANSI
STAGING
JINAK
GANAS PATOLOGI ANATOMI
PERAWATAN
SEMBUH
PALIATIF MENINGGAL
CHEMOTERAPI
OPERASI
PENANGANAN
KOMPLIKASI
PERDARAHAN
PERFORASI
ILO
Source Regions Causes
Esophagus
Boerhaave syndrome
Malignancy
Trauma (mostly penetrating)
Iatrogenic*
Stomach
Peptic ulcer perforation
Malignancy (eg, adenocarcinoma, lymphoma, gastrointestinal stromal tumor)
Trauma (mostly penetrating
Iatrogenic*
Duodenum
Peptic ulcer perforation
Trauma (blunt and penetrating)
Iatrogenic*
Biliary tract
Cholecystitis
Stone perforation from gallbladder (gallstone ileus) or common duct
Malignancy
Choledochal cyst (rare)
Trauma (mostly penetrating)
Iatrogenic*
Pancreas
Pancreatitis
Trauma (blunt and penetrating)
Iatrogenic*
Source Regions Causes
Small bowel
Ischemic bowel
Incarcerated hernia (internal and external)
Closed loop obstruction
Crohn disease
Malignancy (rare)
Meckel diverticulum
Trauma (mostly penetrating)
Large bowel and appendix
Ischemic bowel
Diverticulitis
Malignancy
Ulcerative colitis and Crohn disease
Appendicitis
Colonic volvulus
Trauma (mostly penetrating)
Iatrogenic
AKUT ABDOMEN
Definisi :
Semua keadaan gawat darurat pada perut yang memerlukan
penanganan dengan cepat dan tepat.
Termasuk didalamnya :
1. Infeksi
2. Ileus
3. Ruda paksa/trauma
4. Tumpahan  - Empedu - Cairan usus
- Pankreas - Urine
- Darah
Anamnesa
Riwayat penyakit  sangat penting untuk menentukan
penyebab
Site of pain
Sangat penting
mengetahui penyebab
Penjalaran Nyeri
• Pancreatic pain radiasi ke middle of the back
• Gallbladder pain  ke righ side to the back
• Myocardial pain  ischemia facies diafragmatica
 radiasi ke epigastric
• Renal pain  di pinggang ke paha
Karekteristik Nyeri
- Kolik  sumbatan saluran
- Nyeri abdomen tajam  jika bergerak atau bernafas  iritasi peritonium
ILEUS
Definisi : terganggunya pasase usus
Ada 2 macam :
1. Ileus Obstruksi
2. Ileus Paralitik
Ileus Obstruksi
Keluhan : kolik usus (“Abdominal Colic)
Tanda/gejala :
1. Darm Contour
2. Darm Steifung
3. Bising usus meningkat (klinken/metalic sound)
4. Hearing Bone Sign (pada BOF)
Etiologi :
1. Tumor ganas saluran cerna
2. Hernia Inkarserata
3. Invaginasi
4. Volvulus
5. Perlekatan (strength)
6. Kelainan bawaan
7. Mekoneum  meconium Plug Syndrome
8. Askaris
Pengobatan :
1. Resusitasi dengan cairan dan elektrolit
2. Pemasangan pipa lambung (dekompresi)
3. Pemasangan kateter tetap
4. Pemeriksaan lain yang dianggap perlu (EKG)
5. Antibiotika profilaktis
6. Operasi (sedapat mungkin bersifat kausal)
ILEUS PARALITIK
Penyebab sangat banyak :
1. Sepsis
2. Uremia
3. Hipokalemia
4. Pneumonia
5. Kerusakan syaraf tulang
6. dll
Terapi :
1. Mengembalikan keseimbangan cairan dan elektrolit
(infus)
2. Dekompresi lambung (pemasangan pipa lambung)
3. Memperbaiki faktor-faktor penunjang usus (seperti
kalium, Hb, Albumin)
4. Berikan obat-obat injeksi yang dapat merangsang
peristaltik usus (seperti Vit. B1 dan prostigmin)
5. Istirahat total usus
6. Yang terpenting : menghilangkan faktor-faktor
penyebab
Perdarahan
Yang dimaksud disini adalah perdarahan dari
lumen saluran cerna
Dibagi menjadi 3 bagian :
1. Perdarahan saluran cerna atas
2. Perdarahan saluran cerna tengah
3. Perdarahan saluran cerna bawah
PERDARAHAN
Perdarahan saluran cerna atas
Gejala : Hematemesis dan Melena
Etiologi :
1. Varices Oesophagus
2. Ulcus Pepticum
3. Keganasan
4. Dll
Diagnosa :
1. Pasang pipa lambung – berdarah – cuci
2. U.G.I. Photo
3. Endoskopi
Perdarahan saluran cerna tengah
Gejala : Melena
Etiologi :
1. Tifus Abdominalis
2. Divertikel
3. Hemangioma
4. Dll
Diagnosa : sukar
Arteriografi (perdarahan > 2 cc/menit)
Perdarahan saluran cerna bawah
Gejala :
1. Darah segar
2. Melena dengan darah-darah beku
Etiologi :
1. Haemoroid
2. Keganasan
3. Polip
4. Invaginasi
5. dll
Diagnosa :
1. Rectal Toucher
2. Proktoskopi
3. Rektoskopi
4. Sigmoidoskopi
5. Kolonoskopi
6. Barium In Loop
Tindakan pada perdarahan saluran cerna
1. Konservatif
2. Operatif
Konservatif :
Bila untuk mempertahankan kadar Hb > 10 gram%
diperlukan darah @ 500 cc dalam 24 jam.
Operatif :
Bila terapi konservatif gagal.
Jenis operasi yang dilakukan tergantung dari
penyebabnya.
HERNIA INKARSERATA
• Penyebab paling sering dari ileus obstruktif
• G/ awal
Hernia Reponible  Irreponible
Benjolan terasa sakit
Perut terasa mules – muntah-muntah
• Tx : operasi sedini mungkin
INVAGINASI AKUT
• Lebih sering pada anak/bayi 4 bulan – 1 tahun
• Bergizi baik
• E/ belum jelas
• G/awal - nyeri perut (anak nangis menjerit)
- muntah-muntah
- kemudian di ikuti dengan berak darah
segar / SPT. Strawberry
• Pada pemeriksaan
Tanda obstruksi
TRIAS Massa bulat lonjong pada
Abdomen
Darah segar  pada colok
dubur/rectal toucher
Bila gejala diketemukan sebelum 24 jam  Barium In
Loop
• Terapi
Resusitasi  Laparotomi
VOLVULUS
• Definisi :
Keadaan dimana usus berputar pada sumbu
mesenterium
• Ada 2 masalah : Ileus dan Strangulasi yang berat
• Penderita sangat kesakitan dan cepat jatuh dalam
keadaa yang jelek
• G/ sering timbul mendadak dengan nyeri perut
yang hebat, muntah, kadang-kadang disertai berak
darah segar
• Pemeriksaan :
Mungkin belum terdapat gejala dehidrasi yang
berat, tetapi sering terdapat tanda-tanda preshock
RT  Darah sering 
BOF  Gambaran usus yang asimetris
• Tx  Laparotomi segera
INFEKSI RONGGA PERUT
(PERITONITIS)
Pembagian :
1. Primer
2. Sekunder
Pembagian lain :
1. Lokal
2. Umum
Peritonitis Primer : sebab yang jelas tidak diketahui
Peritonitis Sekunder : disebabkan kebocoran organ
berongga dalam perut
Peritonitis Lokal : infeksi masih bersifat
lokal/dilokalisir oleh reaksi pertahanan tubuh.
Contohnya : Apendisitis akut dan Kolesistitis akut
• Isi
Semua isi abdomen kecualiretro peritoneal :
- Duodenum bagian II, III, IV
- Distal rectum
- Pankreas
- Ginjal dan ureter
- Kelenjar adrenalin
- Aorta dan vena cava inferior
Cavum peritoneum dilapisi oleh
peritoneum paritale  Mesothelium
Peritoneum melapisi
organ visera  Peritoneum Viscerale
Beberapa spaces dalam cavum peritoneum  abses
APPENDICITIS
ACUT
• DEFINISI
• ANATOMI
• PATOFISIOLOGI
• GEJALA KLINIS
• DIAGNOSIS
• PENGOBATAN
• PENYULIT
DEFINISI
Dapat menyerang semua umur.
Pada anak-anak & orang tua mudah
perforasi
ANATOMI
LETAK APPENDIK
Patofisiologi
2 Teori
1. Adanya fecalith atau biji-bijian yang
terperangkap dalam lumen
2. Secara Hematogen dari proses infeksi diluar
Apendiks
Gejala Klinis
Dimulai dengan nyeri daerah Epigastrium

Setelah beberapa jam nyeri berpindah &
menetap di perut kanan bawah (Ligath Sign)
• Anoreksia, mual & muntah
• Suhu badan subfebris (37,5 – 38,5ºC)
 Bila suhu mendekati 400 C menunjukkan ada
penyulit (Abses / Perforasi)
Disusul dengan
Pemeriksaan & Diagnosis
A. Klinis
Didapatkan gejala-gejala rangsangan
peritoneum dengan pusat didaerah Mc
Burney
A1. Nyeri pada tekanan Intra Abdominal
yang naik
mis. Bila batuk atau jalan
A2. Nyeri tekan dengan Defans Muskuler
A5. Tenhorn Sign :
Menarik testis kanan  timbul nyeri perut
kanan bawah
A4. Rovsing Sign :
Menekan daerah colon Descendens terus kearah colon
Transversum  menimbulkan nyeri perut kanan bawah
A3. Rebound Phenomene (Blumberg Sign)
Menekan perut bag kiri dan dilepas secara mendadak, dirasakan
nyeri pd perut kanan bawah
A6. Psoas Sign :
Mengangkat tungkai kanan dalam posisi
ekstensi  timbul nyeri perut kanan bawah
A7. Obturator Sign :
Fleksi dan endorotasi sendi panggul kanan 
timbul nyeri perut kanan bawah
B. Rectal Toucher (colok dubur)
Nyeri pada jam 1000 – 1100
C1. Blood Test :
Leukositosis, tidak terlalu tinggi (sekitar
10.000 – 15.000)
C2. Sedimen urine
Perlu untuk menyingkirkan kelainan
pada saluran kemih
C3. Foto Polos Abdomen :
bila ada kecurigaan batu ureter
C4. USG ( bila diagnose meragukan)
Diagnosa Banding
1. Gastro-Enteritis : linfadenitis mesenterik, entero-
kolitis, ileitis terminalis
2. Kelainan genitalia interna pada wanita
(KET,PID,Salpingitis Akut, Folike Ovarium yg pecah,
Kiste Ovarium terpluntir, Endometriosis External)
3. Kelainan saluran air kemih
4. Kelainan-kelainan lain didalam abdomen : ulkus peptikum,
kolesistitis, pankreatitis, divertikulits, perforasi
karsinoma kolon
5. Penyakit-penyakit diluar abdomen : pneumonia, pleuritis,
infark miokard
Differential Diagnosis
1. Ileitis terminalis (infeksi pada ileum terminalis)
2. Ureteritis
3. Pada wanita kemungkinan :
• Adnexitis
• Cyste ovarium terpuntir
• KET (kehamilan ektopik terganggu)
MANTRELS score
• M = migration of pain to the RLQ 1
• A = anorexia 1
• N = nausea and vomiting 1
• T = tenderness in RLQ 2
• R = rebound pain 1
• E = elevated temperature 1
• L = leukocytosis 2
• S = shift of WBC to the left 1
Total 10
Source.—Alvarado, 1986.
MANTRELS score
• skor 7 atau lebih : operasi
• Skor 5 – 6 : observasi
• membantu dalam memilih manakah pasien yang perlu mendapatkan
pemeriksaan imaging.
ALVARADO SCORE
1. Appendicitis Point Pain 2
2. Leucositosis (>10.000/mm3) 2
3. Vomitus/Nausea 1
4. Anorexia 1
5. Rebound Tenderness Phenomen 1
6. Abdominal Migrate Pain 1
7. Degree of Celcius (>37,3ْ C) 1
8. Observation of Hemogram (segmen >75%) 1
>8 : Acute Appendicitis
5 – 7 : Suspect Acute Appendicitis
AU <5 : Not Acute Appendicitis
PADA APENDISITIS
• 80-85% pasien AL > 10.000 sel/mmk.
• 78% pasien Neutrofilia > 75%
• < 4% pasien AL < 10.000 sel/mmk dan neutrofilia < 75%
• pasien tua, peningkatan segmen > 6% memiliki PPV tinggi
• urinalisa untuk menyingkirkan ISK
KOMPLIKASI
Kalau penanganan terlambat dapat terjadi:
1. Perforasi pada appendix
2. Perforasi ini akan dibungkus omentum
menjadi abcess (appendiculair abcess)
3. Abcess pecah akan menyebabkan peritonitis
berlanjut ke perlengketan usus dan ileus
obstruksi
4. Dapat berlanjut sepsis dan syok yang
mengancam jiwa
- Chronic abdominal pain in the right iliac fossa,
but not severe
- Continue or intermittent
- sometimes gastritis like symptoms
- The lumen of the appendix not totally obstructed
- Appendicogram : - non filling
- partial filling
- filling defect
CHRONIC APPENDICITIS
Appendicitis Akut
Appendicitis Perforasi
Periappendikular Absces
Periappendikular Mass Peritonitis
Foic Appendiculare
Penyulit
Pendahuluan
 Nama lain : wasir, ambein, pila, piles
 Berupa dilatasi satu atau lebih segmen vena dalam
pleksus hemoroidalis
 Pria > wanita (2:1)
 Terutama usia > 50 tahun
 Posisi primer : jam 3, 7 dan 11
• Haemorrhoides  Greek
• Haem = blood Rhoos = flowing
 Flowing of blood
• Ambeien / wasir / piles
• Kelainan pada jaringan submukosa anal yang
menyebabkan gejala perdarahan atau prolapsus
• Tidak semua gejala / keluhan pada daerah anorektal
adalah hemoroid
dilatasi varikosus vena dari plexus hemorrhoidal inferior
dan superior yang mengalami pembengkakan,
perdarahan, penonjolan (prolapse), nyeri, thrombosis,
mucous discharge, dan pruritus. Selain itu juga
melibatkan struktur soft tissue & muskuler di anal canal
ANATOMI
USIA
KETURUNAN
PEKERJAAN MEKANIS
ENDOKRIN
FISIOLOGI
ETIOLOGI
DEFINISI
ANATOMY OF ANAL CANAL
Anal canal: akhir dari usus besar
dengan panjang 4 cm dari rektum
hingga orifisium anal.
Setengah bagian ke bawah dari anal
canal dilapisi oleh epitel skuamosa.
Setengah bagian ke atas oleh epitel
kolumnar.
Suplai darah bagian atas
anal canal berasal dari
pembuluh rektal superior
Bagian bawah berasal dari
pembuluh rektal inferior
ANATOMY OF ANAL CANAL
Hemoroid adalah
bantalan vaskular yang
terdapat di anal canal ,
ditemukan di tiga daerah
utama yaitu
lateral kiri,
anterolateral kanan, dan
posterolateral kanan.
Idiopatik
 Herediter : dinding pembuluh darah
 Anatomi : tidak ada katup vena
 Mekanis : tekanan intraabdomen 
 Endokrin : wanita hamil
 Usia : tonus sfingter ani lemah
 Pekerjaan : berdiri atau duduk lama
Organik
 Bendungan sirkulasi portal :
sirosis hepatis, tumor abdomen, peny jantung
MENGEDAN, KONSTIPASI, KEHAMILAN, SERING MENGANGKAT BEBAN
PENINGKATAN TEKANAN INTRA ABDOMINAL
DITRANSMISI KE DAERAH ANOREKTAL
ELEVASI TEKANAN YANG TERJADI BERULANG-ULANG
PROLAPS VENA HEMOROIDALIS
KONGESTI VENA HEMOROIDALIS
PELEBARAN VENA HEMOROIDALIS
ETIOPATHOGENESIS
HAEMORRHOIDS
Etiology :
Faeces compression
Anal rotation
Klasifikasi Hemoroid
• Hemoroid eksterna, berasal dari dari bagian distal linea dentata dan dilapisi oleh epitel skuamos
yang telah termodifikasi serta banyak persarafan serabut saraf nyeri somatik .
• Hemoroid interna, berasal dari bagian proksimal linea dentata dan dilapisi mukosa.
• Hemoroid interna-eksterna dilapisi oleh mukosa di bagian superior dan kulit pada bagian inferior
serta memiliki serabut saraf nyeri.
ANAMNESIS :
darah segar pada saat buang air besar
Gatal-gatal pada daerah anus
massa pada anus dan hal ini membuatnya tak nyaman
Prolaps : ulserasi, perdarahan, atau trombosis (nyeri)
DIAGNOSIS
PEMERIKSAAN FISIK :
inspeksi rectum : Cari adanya kelainan kulit perianal, protrusi hemoroid interna,
fisura ani, pruritus ani, dan adanya thrombosis
Rectal Toucher : Nilai tonus sfingter ani dan rasakan jika terdapat nyeri, adanya
massa, abscess, mucoid discharge, dan pastikan untuk memeriksa prostat pada
semua pasien laki-laki.
DIAGNOSIS
PEMERIKSAAN PENUNJANG :
Anoskopi : menilai ukuran hemoroid, keparahan inflamasi, dan
perdarahannya
barium enema X-ray atau kolonoskopi : pasien dengan umur di atas 50
tahun dan pada pasien dengan perdarahan menetap setelah dilakukan
pengobatan terhadap hemoroid.
ANAMNESIS
PEMERIKSAAN FISIK
1. Linea dentata
2. Kulit anal
3. Anal canal
4. Plexus hemoroidalis externa
5. Ligamentum Park
6. Hemoroid interna
7. M.rektalis sirkuler
8. M.rektalis longitudinalis
 Dilatasi pleksus hemoroidalis inferior
 Letak : di bawah linea dentata
 Permukaan ditutupi oleh kulit
 Kadang ada trombosis dan skin tag
External hemorrhoids
and skin tag
Thrombosed external
hemorrhoid
Anal skin tag
Type:
Internal
haemorrhoid :
Stadium I - IV
POSISI SAAT PEMERIKSAAN
Anamnesis
 BAB dengan darah segar
-bercampur feses, darah menetes
-berupa garis pada feses
 Rasa tidak enak saat defekasi
 Tidak puas sesudah defekasi
 Anemia
 Adanya prolaps
 Iritasi kulit
 Nyeri : hemoroid eksterna dgn trombosis
Hemoroid interna
 Benjolan yang ke luar dari anus
 Colok dubur : benjolan tidak teraba, kecuali ada
penebalan/fibrosis mukosa
Hemoroid eksterna
 Benjolan yang ditutupi kulit
 Trombosis : benjolan warna kebiruan,
unilokuler/multilokuler, nyeri tekan
 Anamnesis
 Pemeriksaan fisis
 Penunjang : Laboratorium, Anoskopi / proktoskopi ,
rektosigmoidoskopi
 Tumor : polip, karsinoma kolorektal
 Radang : kolitis ulserosa
 Divertikulosis, prolaps rektum, fisura ani
• Merupakan kelainan anorektal yang sering dijumpai dan bisa
ditemukan bersama-sama kelainan anorektal yang maligna
• Anal cushion  merupakan struktur anatomis fungsional 
tidak membutuhkan penanganan kecuali bila sudah
timbul gejala-gejala
 Strategi penanganan sangat tergantung dari
banyaknya jaringan hemoroid yang mengalami
prolapsus melewati anal verge.
Perawatan yang direkomendasikan untuk
penyakit Hemorrhoid
Stadium Perubahan Gaya
Hidup
Obat-
obatan
Instrumentasi Pembedahan
I ya ya ya tidak
II ya ya ya tidak
III ya ya Ya/Tidak ya
IV ya ya tidak ya
FIRST  conservative treatment
MANAGEMENT
CONSERVATIVE SURGERY
diterapkan pada SELURUH stadium penyakit sebagai bagian dari rejimen
pengobatan yang KOMPREHENSIF dan sebagai langkah PENCEGAHAN.
kebersihan dubur ,
asupan serat makanan
cairan dalam diet,
SITZ BATH >>
pinggul & pantat direndam dalam air hangat (400 C) selama 10 -15
mnt
FUNGSI >> anal hygiene
merelaksasikan otot dasar panggul yang spastic
meredakan nyeri.
MEDICATION
Terapi medikamentosa diberikan
pada penderita hemoroid derajat 1
atau 2.
Obat antiinflammasi (steroid topikal jangka pendek)
->
mengurangi udem jaringan karena inflammasi.
Obat flebotonik (Daflon atau preparat rutacea) ->
meningkatkan tonus vena -> mengurangi kongesti.
Dosis saat akut : 3 x 1000 mg selama 4 hari
dilanjutkan 2 x 1000 mg selama 3 hari
Dosis untuk non akut : 2 x 500 mg selama 2 bulan
Penatalaksanaan Office-Based Procedure
office-based procedure atau prosedur rawat jalan, yang
dilakukan pada kunjungan pertama pasien. Pasien
ditawarkan pengobatan untuk penyakit hemoroid tanpa
perlu anestesi ataupun persiapan pasien
Intervensi ini termasuk rubber gaud ligation, skleroterapi,
koagulasi inframerah, diatermi bipolar dan elektroterapi
arus searah, cryotherapy, terapi laser, dan banyak lagi
Cryotherapy/ Bedah Beku
• Konsepnya adalah membekukan hemoroid interna pada suhu
rendah yang bisa menyebabkan kerusakan jaringan, kerusakan
ini menciptakan kristal air dalam sel, merusak membran sel
dan pada akhirnya menghancurkan jaringan.
• prosedur ini memakan waktu lama dan bisa menimbulkan
discharge yang berbau busuk, iritasi, dan nyeri.
• Jika dilakukan dengan tidak tepat, sfingter ani bisa rusak dan
mengakibatkan inkontinensia alvi dan stenosis ani.
Rubber Alpha
Rubber-Band Ligation
• Ligasi dari jaringan hemoroid dengan rubber band
menyebabkan nekrosis iskemik, ulserasi, dan jaringan parut,
yang menghasilkan fiksasi jaringan ikat ke dinding rektum.
• Komplikasi lain yang mungkin terjadi termasuk nyeri hebat,
perdarahan (satu sampai dua minggu setelah tindakan),
trombosis eksternal hemoroid, ulserasi, selip rubber band,
sepsis panggul, dan, bahkan sangat jarang, fournier gangrene.
Kontraindikasi untuk ligasi rubber band mencakup pasien yang
menggunakan antikoagulan karena terdapat peningkatan risiko
perdarahan yang tertunda
Koagulasi Infra Merah
• Cahaya inframerah menembus jaringan dan mengkonversi menjadi panas. Memanipulasi instrumen dapat
mengatur jumlah kerusakan jaringan.
• Prosedur ini menciptakan koagulasi, oklusi, dan sklerosis dari jaringan hemoroid, dan pada akhirnya fibrosis
berkembang pada tempat tersebut. Prosedur ini tidak memerlukan waktu yang lama dengan komplikasi yang
relatif kecil.
• Infra red coagulation tidak menimbulkan nekrosis karena panas yang dihasilkan hanya sedikit. Komplikasinya
sangat jarang, meliputi nyeri atau fisura akibat penempatan ujung alat yang tidak tepat.
• Metode ini lebih bermanfat untuk hemoroid derajat I tetapi tidak untuk derajat II dan III.
SURGICAL MANAGEMENT
HEMORRHOIDECTOMY
Kemungkinan komplikasi : nyeri pasca operasi, retensi urin,
perdarahan sekunder, fisura anus, abses, fistula,
pembentukan skin tag, stenosis anus, pseudopolyps, dan
inkontinensia alvi.
Teknik hemorrhoidectomy tertutup lebih unggul dibandingkan
dengan teknik terbuka sehubungan dengan nyeri pasca
operasi
(p < 0,05) dan kecepatan penyembuhan luka (p < 0,001).
INDIKASI:
•penderita yang mengalami keluhan menahun
•hemoroid derajat III dan IV.
•Penderita yang tidak dapat sembuh dengan terapi non bedah
•penderita dengan hemoroid dengan keadaan patologi lain
seperti ulserasi, fisura, fistula, atau skin tag yang luas.
SURGICAL MANAGEMENT
HEMORRHOIDECTOMY
KEKURANGAN
•Nyeri post operatif terutama ketika defekasi.
•Komplikasi lebih sering terjadi dibandingkan dengan stapled
(urinary retention, postoperative bleeding, significant pain,
anal stenosis and incontinence)
• luka bekas postoperasi sembuh lebih lama jika
dibandingkan dengan stapled hemorrhoidopexy (17–18 hari).
KELEBIHAN
•Tingkat rekurensi lebih jarang dibandingkan dengan teknik
stapled
•Tingkat pembentukan skin tag lebih kecil
•Dapat dilakukan untuk hemorrhoid tingkat IV dan hemoroid
yang mengalami trombosis, dimana stapled tidak dapat
dilakukan untuk pasien-pasien ini
SURGICAL MANAGEMENT
Closed Hemorrhoidectomy
Teknik ini meminimalisasi pendarahan, tetapi tidak
mempengaruhi tekanan darah pasien atau laju jantung,
dan memungkinkan penciptaan plane antara jaringan
hemoroid
dan sphincter interna yang mendasari sehingga membuat
eksisi bedah lebih mudah dan aman untuk dilakukan.
Dilakukan dengan, gunting pisau bedah,
atau elektrokauter, meskipun eksisi
jaringan hemoroid dapat dicapai dengan
instrumen pemotong (elektronik atau
lainnya). Setelah pedikel hemoroid
dimobilisasi, sebuah jahitan yang dapat
diserap biasanya ditempatkan di lokasi
pedikel. Setelah bundel hemoroid
dieksisi, luka di mukosa dan kulit benar-
benar ditutup dengan jahitan kontinyu.
Luka dibersihkan dan diperiksa untuk
hemostasis yang tepat dan dioleskan
salep antiseptik kemudian dibalut.
SURGICAL MANAGEMENT
Open Hemorrhoidectomy( Milligan-
Morgan Hemorrhoidectomy )
Prosedurnya sering dilakukan dalam posisi litotomi dan
anestesi umum, bisa dilakukan dg posisi tengkurap dan dg
anestesi lokal. Pembersihan usus, profilaksis antibiotik.
Setiap tumpukan hemorhoidal didefinisikan. Kulit ditorehkan
secara lateral dan pada tepi bagian prolaps.
Setelah itu, komponen luar dimobilisasi dengan diseksi
subkutan
Komplikasi hemorrhoidectomy terbuka dan tertutup
meliputi nyeri pasca operasi,
1. retensi urin,
2. perdarahan sekunder,
3. fisura anus,
4. abses, fistula,
5. pembentukan skin tag,
6. stenosis anus,
7. pseudopolyps, dan
8. inkontinensia alvi.
SURGICAL MANAGEMENT
Open Hemorrhoidectomy( Milligan-
Morgan Hemorrhoidectomy )
Komplikasi pd hemorrhoidectomy terbuka dan tertutup ialah meliputi nyeri pasca
operasi,
Inkontinensia alvi adalah salah satu komplikasi yang paling ditakuti dari
hemorrhoidectomy
Keuntungan dari MMH prosedur adalah memberikan kontrol gejala yang bagus, dan
rekurensi yg minimal dan operasi tambahan yg kurang secara signifikan dibandingkan
dengan alternatif bedah lainnya
SURGICAL MANAGEMENT
Open Hemorrhoidectomy( Milligan-
Morgan Hemorrhoidectomy )
• Stapled anopexy atau Procedure for Prolapsing
Hemorrhoids (PPH)
• Antonio Longo tahun 1998
• Menggunakan “circulair stapling gun” untuk
memotong prolapsing hemoroid pada mukosa bagian
“upper anal canal”
• Stadium 2,3,4
SURGICAL MANAGEMENT
STAPLED HEMORRHOIDOPEXY
Digunakan untuk hemoroid yang mengalami prolaps. Circular stapling gun
digunakan untuk mengeksisi mukosa anal kanal atas sekitar 2-3 cm di atas
linea dentate.
Untuk hemoroid interna yang tidak berespon terhadap terapi non bedah.
Penggunaan obat anti nyeri lebih sedikit dan penyembuhannya lebih cepat
dibandingkan dengan hemorrhoidectomy
SURGICAL MANAGEMENT
STAPLED HEMORRHOIDOPEXY
KELEBIHAN
• Nyeri post operatif lebih sedikit
• Waktu operasi yang lebih singkat
• Waktu yang lebih cepat untuk kembali
dapat beraktivitas
• Tidak mempengaruhi morfologi sfingter
ani internal sehingga resiko terjadinya
inkontinensia ani minimal.
• KEKURANGAN
• Tingkat rekurensi lebih tinggi dibanding
hemoroidektomi
• pembentukan residual skin tag
• Tidak dianjurkan untuk pasien dengan
gejala hemoroid eksterna
• Memerlukan latihan dan pengalaman
• Tidak dapat dilakukan pada penderita
dengan anal stenosis
Komplikasi
*Kerusakan / terpotongnya
sfingter ani
*Fistel rektovaginal
*Pelvic sepsis
Hemorrhoidal Artery Ligation (HAL)
• dikembangkan oleh ahli bedah Morinaga di Jepang tahun 1995.
• Prosedur ini memerlukan identifikasi yang tepat dari arteri rektum superior yang menyuplai hemoroid
dengan menggunakan transduser Doppler yang diletakkan pada sisi proctoscope khusus. Dengan
menggunakan frekuensi 8,2 Mhz dan sudut sekitar 60°, akan didapatkan screening depth sekitar 7 mm.
• Hal ini memungkinkan identifikasi arteri hemoroid yang kemudian akan secara selektif dijahit ligasi 2-3 cm di
atas linea dentate melalui window ligasi lateral di dalam proctoscope (terletak proksimal pada transduser) 
penurunan tekanan internal di dalam plexus  penghentian perdarahan hemoroid dan penyusutan jaringan
hemoroid.
Komplikasi pasca operasi
 Perdarahan, nyeri, retensi urin
 Infeksi, abses, fistel ani
 Fisura ani, fecal impaction
 Inkontinensia, stenosis/fibrosis , rekuren
 Trombosis : tromboemboli
 Infeksi : abses, sepsis, fistel, emboli septik
 Ulserasi : perdarahan masif, anemia
 Skin tag
• Pasca operasi hemoroidektomi sangat nyeri.
• Metode penanganan nyeri pasca operasi :
• Berikan anastesi yang baik
• Analgesi yang adekwat
• Bulk laxative dan “sitz bath”
• Gunakan diatermi
• Ditemukan sekitar 3,3% - 6,7%
• Jarang ditemukan kurang dari 24 jam pasca operasi
• Sering perdarahan sekunder pada hari ke 7 – 14 pasca operasi
• Disebabkan karena  terjadi sepsis pedikel hemoroid atau terjadi
robekan luka operasi saat defekasi
• Penanganan
• Adrenalin anal pack
• Baloon catheter tamponade
• Injeksi adrenalin 1 : 10.000 pada submukosa
• Hemoroid adalah pembesaran bantalan vaskular dari anal kanal. Hemoroid terdiri
dari dua jenis yaitu hemoroid interna yang terletak di atas linea dentata dan
hemoroid eksterna yang terletak di bawah linea dentate.
• Diagnosis ditegakkan dengan anamnesa, inspeksi, colok dubur, dan penilaian
anoskop.
• Manifestasi klinis hemoroid yaitu pruritus, nyeri, perdarahan lewat anus
berwarna merah segar dan tidak tercampur dengan feses.
• Penatalaksanaan hemoroid yaitu dengan terapi konservatif, office-based
procedure, dan terapi bedah.
• Tidak semua hemoroid membutuhkan tindakan operatif sebab
anal cushion merupakan struktur anatomi fungsional yang tidak
membutuhkan penanganan kecuali bila sudah timbul gejala-
gejala
• Tindakan invasif lebih ditujukan kepada fiksasi anal cushion,
mengatasi perdarahan dan mengembalikan anal cushion yang
prolapse
• Dalam menentukan pilihan penanganan , sangat penting untuk
lebih dahulu menentukan derajat penyakit hemoroid
• Keberhasilan pengobatan sangat ditunjang oleh perubahan gaya
hidup terutama yang menyagkut kebiasaan diet dan defekasi
?
Perubahan selama kehamilan
Hormonal Estrogen dan Progesteron meningkat
Estrogen meningkat  Mual
Progesteron meningkat, mengendorkan otot otot:
Sistem Pencernaan
Perubahan posisi Lambung, Usus akibat uterus membesar
Peningkatan Gastric Reflux kr relaksasi spingter cardiak  rasa
panas pd uluhati
Waktu Pengosongan lambung lebih lama
Tonus otot GI menurun konstipasi Hemoroid
Pembuluh darah arteri & Vena Relaksasi dan dilatasi
kapasitas meningkat  resiko Hemoroaid
Mual-muntah, Trisemester I
Nyeri perut,
Sekum dan Appendek terdorong ke Kraniolateral  Regio Lumbal
Kanan
Kelainan genitalia interna pada wanita,
KET,
PID,
Salpingitis Akut,
Kiste Ovarium terpluntir,
Endometriosis External
Perubahan selama kehamilan
Kepustakaan
Buku Ajar Ilmu Bedah, edisi 2
Short Practice of Surgery, 26 th edition
TERIMAKASIH
TERIMAKASIH
TERIMAKASIH

More Related Content

Similar to TRAUMA_NONTRAUMA_MEI_2020.pptx

Akut abdomen
Akut  abdomenAkut  abdomen
Akut abdomengung toke
 
TOK TUGU.Akut abdomen dan ilius pada anak.pptx
TOK TUGU.Akut abdomen dan ilius pada anak.pptxTOK TUGU.Akut abdomen dan ilius pada anak.pptx
TOK TUGU.Akut abdomen dan ilius pada anak.pptxadedhani
 
Soal ileus
Soal ileusSoal ileus
Soal ileusrakkas
 
116773009 invaginasi
116773009 invaginasi116773009 invaginasi
116773009 invaginasissuser37779f
 
Ilmu bedah kolon
Ilmu bedah kolonIlmu bedah kolon
Ilmu bedah kolonIva Maria
 
Ilmu bedah kolon2
Ilmu bedah kolon2Ilmu bedah kolon2
Ilmu bedah kolon2Iva Maria
 
Askep pencernaan akhir
Askep pencernaan akhirAskep pencernaan akhir
Askep pencernaan akhirarniwianti
 
82894087 makalah-jadi-apendisitis
82894087 makalah-jadi-apendisitis82894087 makalah-jadi-apendisitis
82894087 makalah-jadi-apendisitisDavid Suhendra
 
Presentasi kasus appendisitis perforasi Dody.pptx
Presentasi kasus appendisitis perforasi Dody.pptxPresentasi kasus appendisitis perforasi Dody.pptx
Presentasi kasus appendisitis perforasi Dody.pptxrezaaulia27
 
7. peritonitis
7. peritonitis7. peritonitis
7. peritonitisPradasary
 
358159676-Colic-Abdomen-ppt.pptx
358159676-Colic-Abdomen-ppt.pptx358159676-Colic-Abdomen-ppt.pptx
358159676-Colic-Abdomen-ppt.pptxfriskawany35
 
Askep kista coledocal
Askep kista coledocalAskep kista coledocal
Askep kista coledocalf' yagami
 
Askep kista coledocal
Askep kista coledocalAskep kista coledocal
Askep kista coledocalf' yagami
 

Similar to TRAUMA_NONTRAUMA_MEI_2020.pptx (20)

Akut abdomen
Akut  abdomenAkut  abdomen
Akut abdomen
 
PERITONITIS
PERITONITISPERITONITIS
PERITONITIS
 
TOK TUGU.Akut abdomen dan ilius pada anak.pptx
TOK TUGU.Akut abdomen dan ilius pada anak.pptxTOK TUGU.Akut abdomen dan ilius pada anak.pptx
TOK TUGU.Akut abdomen dan ilius pada anak.pptx
 
Soal ileus
Soal ileusSoal ileus
Soal ileus
 
116773009 invaginasi
116773009 invaginasi116773009 invaginasi
116773009 invaginasi
 
Ilmu bedah kolon
Ilmu bedah kolonIlmu bedah kolon
Ilmu bedah kolon
 
Ilmu bedah kolon2
Ilmu bedah kolon2Ilmu bedah kolon2
Ilmu bedah kolon2
 
Askep pencernaan akhir
Askep pencernaan akhirAskep pencernaan akhir
Askep pencernaan akhir
 
Appendiks kmb
Appendiks kmbAppendiks kmb
Appendiks kmb
 
Colic abdomen
Colic abdomenColic abdomen
Colic abdomen
 
Askep appendix 1
Askep appendix 1Askep appendix 1
Askep appendix 1
 
Acute Abdomen
Acute AbdomenAcute Abdomen
Acute Abdomen
 
82894087 makalah-jadi-apendisitis
82894087 makalah-jadi-apendisitis82894087 makalah-jadi-apendisitis
82894087 makalah-jadi-apendisitis
 
Presentasi kasus appendisitis perforasi Dody.pptx
Presentasi kasus appendisitis perforasi Dody.pptxPresentasi kasus appendisitis perforasi Dody.pptx
Presentasi kasus appendisitis perforasi Dody.pptx
 
7. peritonitis
7. peritonitis7. peritonitis
7. peritonitis
 
358159676-Colic-Abdomen-ppt.pptx
358159676-Colic-Abdomen-ppt.pptx358159676-Colic-Abdomen-ppt.pptx
358159676-Colic-Abdomen-ppt.pptx
 
Askep kista coledocal
Askep kista coledocalAskep kista coledocal
Askep kista coledocal
 
Askep kista coledocal
Askep kista coledocalAskep kista coledocal
Askep kista coledocal
 
Ileus obstruksi final
Ileus obstruksi finalIleus obstruksi final
Ileus obstruksi final
 
Makalah hisprong
Makalah hisprongMakalah hisprong
Makalah hisprong
 

Recently uploaded

Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannandyyusrizal2
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxkaiba5
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusiastvitania08
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptbekamalayniasinta
 
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3spenyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3smwk57khb29
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANYayahKodariyah
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfhsetraining040
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfFatimaZalamatulInzan
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxrittafarmaraflesia
 
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...AdekKhazelia
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.pptDesiskaPricilia1
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxISKANDARSYAPARI
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptxrachmatpawelloi
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptika291990
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALMayangWulan3
 
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikPPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikSavitriIndrasari1
 

Recently uploaded (18)

Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusia
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
 
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3spenyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
 
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
 
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikPPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
 

TRAUMA_NONTRAUMA_MEI_2020.pptx

  • 2. PROBLEMS OF PERSONAL LOGISTIC IN COMBAT SETTING Commando Vol II Edisi No.6, 2006
  • 3. KELAINAN PADA ABDOMEN KELAINAN KONGENITAL MALIGNANSI TRAUMA KOMPLIKASI
  • 4. RETROPERITONEAL ACUTE PANCREATITIS ACUTE CALCULOUS CHOLECYSTITIS ACALCULOUS CHOLECYSTITIS ACUTE CHOLANGITIS RUPTURED HEPATIC TUMOR ACUTE HEPATITTIS HEPATIC ABSCESS SPLENIC RUPTURE Rectus muscle perforation Aortic aneurysm Retroperioneal hemorrhage AKUT ABDOMEN GASTROENTRITIS APPENDICITIS INTESTINAL OBSTRUKSI INTESTINAL PERFORASIINTESTINAL ISKEMIK ULKUS PEPTIK PERFORASI DIVERTIKULITIS Meckel’s IBS GINEKOLOGI Ovarian torsionn Rupturesd ovarian cyst Ectopic pregnancy Acute salpingitis Endometritis Uterus rupture Pyosalpinx Myocardial infarction Pneumonia basal PEMBULUH DARAH Acut mesenterial thrombosis Acute hepatic vein thrombosis (Budd Chiari Syndrome) Ruptur aneurisma aorta URINARI TRACT Nephrolithiasis Acute pyelonephritis
  • 5.
  • 7.
  • 8.
  • 9.
  • 10.
  • 11.
  • 12.
  • 13.
  • 14.
  • 15. (CURIGA) MALIGNANSI STAGING JINAK GANAS PATOLOGI ANATOMI PERAWATAN SEMBUH PALIATIF MENINGGAL CHEMOTERAPI OPERASI PENANGANAN
  • 17. Source Regions Causes Esophagus Boerhaave syndrome Malignancy Trauma (mostly penetrating) Iatrogenic* Stomach Peptic ulcer perforation Malignancy (eg, adenocarcinoma, lymphoma, gastrointestinal stromal tumor) Trauma (mostly penetrating Iatrogenic* Duodenum Peptic ulcer perforation Trauma (blunt and penetrating) Iatrogenic* Biliary tract Cholecystitis Stone perforation from gallbladder (gallstone ileus) or common duct Malignancy Choledochal cyst (rare) Trauma (mostly penetrating) Iatrogenic* Pancreas Pancreatitis Trauma (blunt and penetrating) Iatrogenic*
  • 18. Source Regions Causes Small bowel Ischemic bowel Incarcerated hernia (internal and external) Closed loop obstruction Crohn disease Malignancy (rare) Meckel diverticulum Trauma (mostly penetrating) Large bowel and appendix Ischemic bowel Diverticulitis Malignancy Ulcerative colitis and Crohn disease Appendicitis Colonic volvulus Trauma (mostly penetrating) Iatrogenic
  • 19. AKUT ABDOMEN Definisi : Semua keadaan gawat darurat pada perut yang memerlukan penanganan dengan cepat dan tepat. Termasuk didalamnya : 1. Infeksi 2. Ileus 3. Ruda paksa/trauma 4. Tumpahan  - Empedu - Cairan usus - Pankreas - Urine - Darah
  • 20. Anamnesa Riwayat penyakit  sangat penting untuk menentukan penyebab Site of pain Sangat penting mengetahui penyebab
  • 21. Penjalaran Nyeri • Pancreatic pain radiasi ke middle of the back • Gallbladder pain  ke righ side to the back • Myocardial pain  ischemia facies diafragmatica  radiasi ke epigastric • Renal pain  di pinggang ke paha
  • 22. Karekteristik Nyeri - Kolik  sumbatan saluran - Nyeri abdomen tajam  jika bergerak atau bernafas  iritasi peritonium
  • 23. ILEUS Definisi : terganggunya pasase usus Ada 2 macam : 1. Ileus Obstruksi 2. Ileus Paralitik
  • 24.
  • 25.
  • 26. Ileus Obstruksi Keluhan : kolik usus (“Abdominal Colic) Tanda/gejala : 1. Darm Contour 2. Darm Steifung 3. Bising usus meningkat (klinken/metalic sound) 4. Hearing Bone Sign (pada BOF)
  • 27. Etiologi : 1. Tumor ganas saluran cerna 2. Hernia Inkarserata 3. Invaginasi 4. Volvulus 5. Perlekatan (strength) 6. Kelainan bawaan 7. Mekoneum  meconium Plug Syndrome 8. Askaris
  • 28. Pengobatan : 1. Resusitasi dengan cairan dan elektrolit 2. Pemasangan pipa lambung (dekompresi) 3. Pemasangan kateter tetap 4. Pemeriksaan lain yang dianggap perlu (EKG) 5. Antibiotika profilaktis 6. Operasi (sedapat mungkin bersifat kausal)
  • 29. ILEUS PARALITIK Penyebab sangat banyak : 1. Sepsis 2. Uremia 3. Hipokalemia 4. Pneumonia 5. Kerusakan syaraf tulang 6. dll
  • 30. Terapi : 1. Mengembalikan keseimbangan cairan dan elektrolit (infus) 2. Dekompresi lambung (pemasangan pipa lambung) 3. Memperbaiki faktor-faktor penunjang usus (seperti kalium, Hb, Albumin) 4. Berikan obat-obat injeksi yang dapat merangsang peristaltik usus (seperti Vit. B1 dan prostigmin) 5. Istirahat total usus 6. Yang terpenting : menghilangkan faktor-faktor penyebab
  • 31. Perdarahan Yang dimaksud disini adalah perdarahan dari lumen saluran cerna Dibagi menjadi 3 bagian : 1. Perdarahan saluran cerna atas 2. Perdarahan saluran cerna tengah 3. Perdarahan saluran cerna bawah PERDARAHAN
  • 32. Perdarahan saluran cerna atas Gejala : Hematemesis dan Melena Etiologi : 1. Varices Oesophagus 2. Ulcus Pepticum 3. Keganasan 4. Dll Diagnosa : 1. Pasang pipa lambung – berdarah – cuci 2. U.G.I. Photo 3. Endoskopi
  • 33. Perdarahan saluran cerna tengah Gejala : Melena Etiologi : 1. Tifus Abdominalis 2. Divertikel 3. Hemangioma 4. Dll Diagnosa : sukar Arteriografi (perdarahan > 2 cc/menit)
  • 34. Perdarahan saluran cerna bawah Gejala : 1. Darah segar 2. Melena dengan darah-darah beku Etiologi : 1. Haemoroid 2. Keganasan 3. Polip 4. Invaginasi 5. dll
  • 35. Diagnosa : 1. Rectal Toucher 2. Proktoskopi 3. Rektoskopi 4. Sigmoidoskopi 5. Kolonoskopi 6. Barium In Loop Tindakan pada perdarahan saluran cerna 1. Konservatif 2. Operatif
  • 36. Konservatif : Bila untuk mempertahankan kadar Hb > 10 gram% diperlukan darah @ 500 cc dalam 24 jam. Operatif : Bila terapi konservatif gagal. Jenis operasi yang dilakukan tergantung dari penyebabnya.
  • 37. HERNIA INKARSERATA • Penyebab paling sering dari ileus obstruktif • G/ awal Hernia Reponible  Irreponible Benjolan terasa sakit Perut terasa mules – muntah-muntah • Tx : operasi sedini mungkin
  • 38. INVAGINASI AKUT • Lebih sering pada anak/bayi 4 bulan – 1 tahun • Bergizi baik • E/ belum jelas • G/awal - nyeri perut (anak nangis menjerit) - muntah-muntah - kemudian di ikuti dengan berak darah segar / SPT. Strawberry
  • 39. • Pada pemeriksaan Tanda obstruksi TRIAS Massa bulat lonjong pada Abdomen Darah segar  pada colok dubur/rectal toucher Bila gejala diketemukan sebelum 24 jam  Barium In Loop • Terapi Resusitasi  Laparotomi
  • 40. VOLVULUS • Definisi : Keadaan dimana usus berputar pada sumbu mesenterium • Ada 2 masalah : Ileus dan Strangulasi yang berat • Penderita sangat kesakitan dan cepat jatuh dalam keadaa yang jelek • G/ sering timbul mendadak dengan nyeri perut yang hebat, muntah, kadang-kadang disertai berak darah segar
  • 41.
  • 42.
  • 43. • Pemeriksaan : Mungkin belum terdapat gejala dehidrasi yang berat, tetapi sering terdapat tanda-tanda preshock RT  Darah sering  BOF  Gambaran usus yang asimetris • Tx  Laparotomi segera
  • 44. INFEKSI RONGGA PERUT (PERITONITIS) Pembagian : 1. Primer 2. Sekunder Pembagian lain : 1. Lokal 2. Umum
  • 45.
  • 46. Peritonitis Primer : sebab yang jelas tidak diketahui Peritonitis Sekunder : disebabkan kebocoran organ berongga dalam perut Peritonitis Lokal : infeksi masih bersifat lokal/dilokalisir oleh reaksi pertahanan tubuh. Contohnya : Apendisitis akut dan Kolesistitis akut
  • 47. • Isi Semua isi abdomen kecualiretro peritoneal : - Duodenum bagian II, III, IV - Distal rectum - Pankreas - Ginjal dan ureter - Kelenjar adrenalin - Aorta dan vena cava inferior
  • 48. Cavum peritoneum dilapisi oleh peritoneum paritale  Mesothelium Peritoneum melapisi organ visera  Peritoneum Viscerale
  • 49. Beberapa spaces dalam cavum peritoneum  abses
  • 50.
  • 52. • DEFINISI • ANATOMI • PATOFISIOLOGI • GEJALA KLINIS • DIAGNOSIS • PENGOBATAN • PENYULIT
  • 53. DEFINISI Dapat menyerang semua umur. Pada anak-anak & orang tua mudah perforasi
  • 55. Patofisiologi 2 Teori 1. Adanya fecalith atau biji-bijian yang terperangkap dalam lumen 2. Secara Hematogen dari proses infeksi diluar Apendiks
  • 56. Gejala Klinis Dimulai dengan nyeri daerah Epigastrium  Setelah beberapa jam nyeri berpindah & menetap di perut kanan bawah (Ligath Sign) • Anoreksia, mual & muntah • Suhu badan subfebris (37,5 – 38,5ºC)  Bila suhu mendekati 400 C menunjukkan ada penyulit (Abses / Perforasi) Disusul dengan
  • 57.
  • 58. Pemeriksaan & Diagnosis A. Klinis Didapatkan gejala-gejala rangsangan peritoneum dengan pusat didaerah Mc Burney A1. Nyeri pada tekanan Intra Abdominal yang naik mis. Bila batuk atau jalan A2. Nyeri tekan dengan Defans Muskuler
  • 59. A5. Tenhorn Sign : Menarik testis kanan  timbul nyeri perut kanan bawah A4. Rovsing Sign : Menekan daerah colon Descendens terus kearah colon Transversum  menimbulkan nyeri perut kanan bawah A3. Rebound Phenomene (Blumberg Sign) Menekan perut bag kiri dan dilepas secara mendadak, dirasakan nyeri pd perut kanan bawah
  • 60. A6. Psoas Sign : Mengangkat tungkai kanan dalam posisi ekstensi  timbul nyeri perut kanan bawah A7. Obturator Sign : Fleksi dan endorotasi sendi panggul kanan  timbul nyeri perut kanan bawah B. Rectal Toucher (colok dubur) Nyeri pada jam 1000 – 1100
  • 61. C1. Blood Test : Leukositosis, tidak terlalu tinggi (sekitar 10.000 – 15.000) C2. Sedimen urine Perlu untuk menyingkirkan kelainan pada saluran kemih C3. Foto Polos Abdomen : bila ada kecurigaan batu ureter C4. USG ( bila diagnose meragukan)
  • 62. Diagnosa Banding 1. Gastro-Enteritis : linfadenitis mesenterik, entero- kolitis, ileitis terminalis 2. Kelainan genitalia interna pada wanita (KET,PID,Salpingitis Akut, Folike Ovarium yg pecah, Kiste Ovarium terpluntir, Endometriosis External) 3. Kelainan saluran air kemih 4. Kelainan-kelainan lain didalam abdomen : ulkus peptikum, kolesistitis, pankreatitis, divertikulits, perforasi karsinoma kolon 5. Penyakit-penyakit diluar abdomen : pneumonia, pleuritis, infark miokard
  • 63. Differential Diagnosis 1. Ileitis terminalis (infeksi pada ileum terminalis) 2. Ureteritis 3. Pada wanita kemungkinan : • Adnexitis • Cyste ovarium terpuntir • KET (kehamilan ektopik terganggu)
  • 64. MANTRELS score • M = migration of pain to the RLQ 1 • A = anorexia 1 • N = nausea and vomiting 1 • T = tenderness in RLQ 2 • R = rebound pain 1 • E = elevated temperature 1 • L = leukocytosis 2 • S = shift of WBC to the left 1 Total 10 Source.—Alvarado, 1986.
  • 65. MANTRELS score • skor 7 atau lebih : operasi • Skor 5 – 6 : observasi • membantu dalam memilih manakah pasien yang perlu mendapatkan pemeriksaan imaging.
  • 66. ALVARADO SCORE 1. Appendicitis Point Pain 2 2. Leucositosis (>10.000/mm3) 2 3. Vomitus/Nausea 1 4. Anorexia 1 5. Rebound Tenderness Phenomen 1 6. Abdominal Migrate Pain 1 7. Degree of Celcius (>37,3ْ C) 1 8. Observation of Hemogram (segmen >75%) 1 >8 : Acute Appendicitis 5 – 7 : Suspect Acute Appendicitis AU <5 : Not Acute Appendicitis
  • 67. PADA APENDISITIS • 80-85% pasien AL > 10.000 sel/mmk. • 78% pasien Neutrofilia > 75% • < 4% pasien AL < 10.000 sel/mmk dan neutrofilia < 75% • pasien tua, peningkatan segmen > 6% memiliki PPV tinggi • urinalisa untuk menyingkirkan ISK
  • 68. KOMPLIKASI Kalau penanganan terlambat dapat terjadi: 1. Perforasi pada appendix 2. Perforasi ini akan dibungkus omentum menjadi abcess (appendiculair abcess) 3. Abcess pecah akan menyebabkan peritonitis berlanjut ke perlengketan usus dan ileus obstruksi 4. Dapat berlanjut sepsis dan syok yang mengancam jiwa
  • 69. - Chronic abdominal pain in the right iliac fossa, but not severe - Continue or intermittent - sometimes gastritis like symptoms - The lumen of the appendix not totally obstructed - Appendicogram : - non filling - partial filling - filling defect CHRONIC APPENDICITIS
  • 70. Appendicitis Akut Appendicitis Perforasi Periappendikular Absces Periappendikular Mass Peritonitis Foic Appendiculare Penyulit
  • 71.
  • 72.
  • 73.
  • 74. Pendahuluan  Nama lain : wasir, ambein, pila, piles  Berupa dilatasi satu atau lebih segmen vena dalam pleksus hemoroidalis  Pria > wanita (2:1)  Terutama usia > 50 tahun  Posisi primer : jam 3, 7 dan 11
  • 75. • Haemorrhoides  Greek • Haem = blood Rhoos = flowing  Flowing of blood • Ambeien / wasir / piles • Kelainan pada jaringan submukosa anal yang menyebabkan gejala perdarahan atau prolapsus • Tidak semua gejala / keluhan pada daerah anorektal adalah hemoroid
  • 76. dilatasi varikosus vena dari plexus hemorrhoidal inferior dan superior yang mengalami pembengkakan, perdarahan, penonjolan (prolapse), nyeri, thrombosis, mucous discharge, dan pruritus. Selain itu juga melibatkan struktur soft tissue & muskuler di anal canal ANATOMI USIA KETURUNAN PEKERJAAN MEKANIS ENDOKRIN FISIOLOGI ETIOLOGI DEFINISI
  • 77. ANATOMY OF ANAL CANAL Anal canal: akhir dari usus besar dengan panjang 4 cm dari rektum hingga orifisium anal. Setengah bagian ke bawah dari anal canal dilapisi oleh epitel skuamosa. Setengah bagian ke atas oleh epitel kolumnar. Suplai darah bagian atas anal canal berasal dari pembuluh rektal superior Bagian bawah berasal dari pembuluh rektal inferior
  • 78. ANATOMY OF ANAL CANAL Hemoroid adalah bantalan vaskular yang terdapat di anal canal , ditemukan di tiga daerah utama yaitu lateral kiri, anterolateral kanan, dan posterolateral kanan.
  • 79. Idiopatik  Herediter : dinding pembuluh darah  Anatomi : tidak ada katup vena  Mekanis : tekanan intraabdomen   Endokrin : wanita hamil  Usia : tonus sfingter ani lemah  Pekerjaan : berdiri atau duduk lama Organik  Bendungan sirkulasi portal : sirosis hepatis, tumor abdomen, peny jantung
  • 80. MENGEDAN, KONSTIPASI, KEHAMILAN, SERING MENGANGKAT BEBAN PENINGKATAN TEKANAN INTRA ABDOMINAL DITRANSMISI KE DAERAH ANOREKTAL ELEVASI TEKANAN YANG TERJADI BERULANG-ULANG PROLAPS VENA HEMOROIDALIS KONGESTI VENA HEMOROIDALIS PELEBARAN VENA HEMOROIDALIS ETIOPATHOGENESIS
  • 82. Klasifikasi Hemoroid • Hemoroid eksterna, berasal dari dari bagian distal linea dentata dan dilapisi oleh epitel skuamos yang telah termodifikasi serta banyak persarafan serabut saraf nyeri somatik . • Hemoroid interna, berasal dari bagian proksimal linea dentata dan dilapisi mukosa. • Hemoroid interna-eksterna dilapisi oleh mukosa di bagian superior dan kulit pada bagian inferior serta memiliki serabut saraf nyeri.
  • 83.
  • 84. ANAMNESIS : darah segar pada saat buang air besar Gatal-gatal pada daerah anus massa pada anus dan hal ini membuatnya tak nyaman Prolaps : ulserasi, perdarahan, atau trombosis (nyeri) DIAGNOSIS PEMERIKSAAN FISIK : inspeksi rectum : Cari adanya kelainan kulit perianal, protrusi hemoroid interna, fisura ani, pruritus ani, dan adanya thrombosis Rectal Toucher : Nilai tonus sfingter ani dan rasakan jika terdapat nyeri, adanya massa, abscess, mucoid discharge, dan pastikan untuk memeriksa prostat pada semua pasien laki-laki.
  • 85. DIAGNOSIS PEMERIKSAAN PENUNJANG : Anoskopi : menilai ukuran hemoroid, keparahan inflamasi, dan perdarahannya barium enema X-ray atau kolonoskopi : pasien dengan umur di atas 50 tahun dan pada pasien dengan perdarahan menetap setelah dilakukan pengobatan terhadap hemoroid. ANAMNESIS PEMERIKSAAN FISIK
  • 86. 1. Linea dentata 2. Kulit anal 3. Anal canal 4. Plexus hemoroidalis externa 5. Ligamentum Park 6. Hemoroid interna 7. M.rektalis sirkuler 8. M.rektalis longitudinalis
  • 87.
  • 88.  Dilatasi pleksus hemoroidalis inferior  Letak : di bawah linea dentata  Permukaan ditutupi oleh kulit  Kadang ada trombosis dan skin tag External hemorrhoids and skin tag Thrombosed external hemorrhoid Anal skin tag
  • 91. Anamnesis  BAB dengan darah segar -bercampur feses, darah menetes -berupa garis pada feses  Rasa tidak enak saat defekasi  Tidak puas sesudah defekasi  Anemia  Adanya prolaps  Iritasi kulit  Nyeri : hemoroid eksterna dgn trombosis
  • 92. Hemoroid interna  Benjolan yang ke luar dari anus  Colok dubur : benjolan tidak teraba, kecuali ada penebalan/fibrosis mukosa Hemoroid eksterna  Benjolan yang ditutupi kulit  Trombosis : benjolan warna kebiruan, unilokuler/multilokuler, nyeri tekan
  • 93.  Anamnesis  Pemeriksaan fisis  Penunjang : Laboratorium, Anoskopi / proktoskopi , rektosigmoidoskopi  Tumor : polip, karsinoma kolorektal  Radang : kolitis ulserosa  Divertikulosis, prolaps rektum, fisura ani
  • 94.
  • 95.
  • 96. • Merupakan kelainan anorektal yang sering dijumpai dan bisa ditemukan bersama-sama kelainan anorektal yang maligna • Anal cushion  merupakan struktur anatomis fungsional  tidak membutuhkan penanganan kecuali bila sudah timbul gejala-gejala  Strategi penanganan sangat tergantung dari banyaknya jaringan hemoroid yang mengalami prolapsus melewati anal verge.
  • 97. Perawatan yang direkomendasikan untuk penyakit Hemorrhoid Stadium Perubahan Gaya Hidup Obat- obatan Instrumentasi Pembedahan I ya ya ya tidak II ya ya ya tidak III ya ya Ya/Tidak ya IV ya ya tidak ya FIRST  conservative treatment
  • 99. diterapkan pada SELURUH stadium penyakit sebagai bagian dari rejimen pengobatan yang KOMPREHENSIF dan sebagai langkah PENCEGAHAN. kebersihan dubur , asupan serat makanan cairan dalam diet, SITZ BATH >> pinggul & pantat direndam dalam air hangat (400 C) selama 10 -15 mnt FUNGSI >> anal hygiene merelaksasikan otot dasar panggul yang spastic meredakan nyeri.
  • 100. MEDICATION Terapi medikamentosa diberikan pada penderita hemoroid derajat 1 atau 2. Obat antiinflammasi (steroid topikal jangka pendek) -> mengurangi udem jaringan karena inflammasi. Obat flebotonik (Daflon atau preparat rutacea) -> meningkatkan tonus vena -> mengurangi kongesti. Dosis saat akut : 3 x 1000 mg selama 4 hari dilanjutkan 2 x 1000 mg selama 3 hari Dosis untuk non akut : 2 x 500 mg selama 2 bulan
  • 101. Penatalaksanaan Office-Based Procedure office-based procedure atau prosedur rawat jalan, yang dilakukan pada kunjungan pertama pasien. Pasien ditawarkan pengobatan untuk penyakit hemoroid tanpa perlu anestesi ataupun persiapan pasien Intervensi ini termasuk rubber gaud ligation, skleroterapi, koagulasi inframerah, diatermi bipolar dan elektroterapi arus searah, cryotherapy, terapi laser, dan banyak lagi
  • 102. Cryotherapy/ Bedah Beku • Konsepnya adalah membekukan hemoroid interna pada suhu rendah yang bisa menyebabkan kerusakan jaringan, kerusakan ini menciptakan kristal air dalam sel, merusak membran sel dan pada akhirnya menghancurkan jaringan. • prosedur ini memakan waktu lama dan bisa menimbulkan discharge yang berbau busuk, iritasi, dan nyeri. • Jika dilakukan dengan tidak tepat, sfingter ani bisa rusak dan mengakibatkan inkontinensia alvi dan stenosis ani.
  • 103. Rubber Alpha Rubber-Band Ligation • Ligasi dari jaringan hemoroid dengan rubber band menyebabkan nekrosis iskemik, ulserasi, dan jaringan parut, yang menghasilkan fiksasi jaringan ikat ke dinding rektum. • Komplikasi lain yang mungkin terjadi termasuk nyeri hebat, perdarahan (satu sampai dua minggu setelah tindakan), trombosis eksternal hemoroid, ulserasi, selip rubber band, sepsis panggul, dan, bahkan sangat jarang, fournier gangrene. Kontraindikasi untuk ligasi rubber band mencakup pasien yang menggunakan antikoagulan karena terdapat peningkatan risiko perdarahan yang tertunda
  • 104. Koagulasi Infra Merah • Cahaya inframerah menembus jaringan dan mengkonversi menjadi panas. Memanipulasi instrumen dapat mengatur jumlah kerusakan jaringan. • Prosedur ini menciptakan koagulasi, oklusi, dan sklerosis dari jaringan hemoroid, dan pada akhirnya fibrosis berkembang pada tempat tersebut. Prosedur ini tidak memerlukan waktu yang lama dengan komplikasi yang relatif kecil. • Infra red coagulation tidak menimbulkan nekrosis karena panas yang dihasilkan hanya sedikit. Komplikasinya sangat jarang, meliputi nyeri atau fisura akibat penempatan ujung alat yang tidak tepat. • Metode ini lebih bermanfat untuk hemoroid derajat I tetapi tidak untuk derajat II dan III.
  • 105. SURGICAL MANAGEMENT HEMORRHOIDECTOMY Kemungkinan komplikasi : nyeri pasca operasi, retensi urin, perdarahan sekunder, fisura anus, abses, fistula, pembentukan skin tag, stenosis anus, pseudopolyps, dan inkontinensia alvi. Teknik hemorrhoidectomy tertutup lebih unggul dibandingkan dengan teknik terbuka sehubungan dengan nyeri pasca operasi (p < 0,05) dan kecepatan penyembuhan luka (p < 0,001). INDIKASI: •penderita yang mengalami keluhan menahun •hemoroid derajat III dan IV. •Penderita yang tidak dapat sembuh dengan terapi non bedah •penderita dengan hemoroid dengan keadaan patologi lain seperti ulserasi, fisura, fistula, atau skin tag yang luas.
  • 106. SURGICAL MANAGEMENT HEMORRHOIDECTOMY KEKURANGAN •Nyeri post operatif terutama ketika defekasi. •Komplikasi lebih sering terjadi dibandingkan dengan stapled (urinary retention, postoperative bleeding, significant pain, anal stenosis and incontinence) • luka bekas postoperasi sembuh lebih lama jika dibandingkan dengan stapled hemorrhoidopexy (17–18 hari). KELEBIHAN •Tingkat rekurensi lebih jarang dibandingkan dengan teknik stapled •Tingkat pembentukan skin tag lebih kecil •Dapat dilakukan untuk hemorrhoid tingkat IV dan hemoroid yang mengalami trombosis, dimana stapled tidak dapat dilakukan untuk pasien-pasien ini
  • 107. SURGICAL MANAGEMENT Closed Hemorrhoidectomy Teknik ini meminimalisasi pendarahan, tetapi tidak mempengaruhi tekanan darah pasien atau laju jantung, dan memungkinkan penciptaan plane antara jaringan hemoroid dan sphincter interna yang mendasari sehingga membuat eksisi bedah lebih mudah dan aman untuk dilakukan. Dilakukan dengan, gunting pisau bedah, atau elektrokauter, meskipun eksisi jaringan hemoroid dapat dicapai dengan instrumen pemotong (elektronik atau lainnya). Setelah pedikel hemoroid dimobilisasi, sebuah jahitan yang dapat diserap biasanya ditempatkan di lokasi pedikel. Setelah bundel hemoroid dieksisi, luka di mukosa dan kulit benar- benar ditutup dengan jahitan kontinyu. Luka dibersihkan dan diperiksa untuk hemostasis yang tepat dan dioleskan salep antiseptik kemudian dibalut.
  • 108. SURGICAL MANAGEMENT Open Hemorrhoidectomy( Milligan- Morgan Hemorrhoidectomy ) Prosedurnya sering dilakukan dalam posisi litotomi dan anestesi umum, bisa dilakukan dg posisi tengkurap dan dg anestesi lokal. Pembersihan usus, profilaksis antibiotik. Setiap tumpukan hemorhoidal didefinisikan. Kulit ditorehkan secara lateral dan pada tepi bagian prolaps. Setelah itu, komponen luar dimobilisasi dengan diseksi subkutan
  • 109. Komplikasi hemorrhoidectomy terbuka dan tertutup meliputi nyeri pasca operasi, 1. retensi urin, 2. perdarahan sekunder, 3. fisura anus, 4. abses, fistula, 5. pembentukan skin tag, 6. stenosis anus, 7. pseudopolyps, dan 8. inkontinensia alvi. SURGICAL MANAGEMENT Open Hemorrhoidectomy( Milligan- Morgan Hemorrhoidectomy )
  • 110. Komplikasi pd hemorrhoidectomy terbuka dan tertutup ialah meliputi nyeri pasca operasi, Inkontinensia alvi adalah salah satu komplikasi yang paling ditakuti dari hemorrhoidectomy Keuntungan dari MMH prosedur adalah memberikan kontrol gejala yang bagus, dan rekurensi yg minimal dan operasi tambahan yg kurang secara signifikan dibandingkan dengan alternatif bedah lainnya SURGICAL MANAGEMENT Open Hemorrhoidectomy( Milligan- Morgan Hemorrhoidectomy )
  • 111. • Stapled anopexy atau Procedure for Prolapsing Hemorrhoids (PPH) • Antonio Longo tahun 1998 • Menggunakan “circulair stapling gun” untuk memotong prolapsing hemoroid pada mukosa bagian “upper anal canal” • Stadium 2,3,4
  • 112.
  • 113. SURGICAL MANAGEMENT STAPLED HEMORRHOIDOPEXY Digunakan untuk hemoroid yang mengalami prolaps. Circular stapling gun digunakan untuk mengeksisi mukosa anal kanal atas sekitar 2-3 cm di atas linea dentate. Untuk hemoroid interna yang tidak berespon terhadap terapi non bedah. Penggunaan obat anti nyeri lebih sedikit dan penyembuhannya lebih cepat dibandingkan dengan hemorrhoidectomy
  • 114. SURGICAL MANAGEMENT STAPLED HEMORRHOIDOPEXY KELEBIHAN • Nyeri post operatif lebih sedikit • Waktu operasi yang lebih singkat • Waktu yang lebih cepat untuk kembali dapat beraktivitas • Tidak mempengaruhi morfologi sfingter ani internal sehingga resiko terjadinya inkontinensia ani minimal. • KEKURANGAN • Tingkat rekurensi lebih tinggi dibanding hemoroidektomi • pembentukan residual skin tag • Tidak dianjurkan untuk pasien dengan gejala hemoroid eksterna • Memerlukan latihan dan pengalaman • Tidak dapat dilakukan pada penderita dengan anal stenosis Komplikasi *Kerusakan / terpotongnya sfingter ani *Fistel rektovaginal *Pelvic sepsis
  • 115. Hemorrhoidal Artery Ligation (HAL) • dikembangkan oleh ahli bedah Morinaga di Jepang tahun 1995. • Prosedur ini memerlukan identifikasi yang tepat dari arteri rektum superior yang menyuplai hemoroid dengan menggunakan transduser Doppler yang diletakkan pada sisi proctoscope khusus. Dengan menggunakan frekuensi 8,2 Mhz dan sudut sekitar 60°, akan didapatkan screening depth sekitar 7 mm. • Hal ini memungkinkan identifikasi arteri hemoroid yang kemudian akan secara selektif dijahit ligasi 2-3 cm di atas linea dentate melalui window ligasi lateral di dalam proctoscope (terletak proksimal pada transduser)  penurunan tekanan internal di dalam plexus  penghentian perdarahan hemoroid dan penyusutan jaringan hemoroid.
  • 116.
  • 117.
  • 118.
  • 119. Komplikasi pasca operasi  Perdarahan, nyeri, retensi urin  Infeksi, abses, fistel ani  Fisura ani, fecal impaction  Inkontinensia, stenosis/fibrosis , rekuren
  • 120.  Trombosis : tromboemboli  Infeksi : abses, sepsis, fistel, emboli septik  Ulserasi : perdarahan masif, anemia  Skin tag
  • 121.
  • 122.
  • 123.
  • 124. • Pasca operasi hemoroidektomi sangat nyeri. • Metode penanganan nyeri pasca operasi : • Berikan anastesi yang baik • Analgesi yang adekwat • Bulk laxative dan “sitz bath” • Gunakan diatermi
  • 125. • Ditemukan sekitar 3,3% - 6,7% • Jarang ditemukan kurang dari 24 jam pasca operasi • Sering perdarahan sekunder pada hari ke 7 – 14 pasca operasi • Disebabkan karena  terjadi sepsis pedikel hemoroid atau terjadi robekan luka operasi saat defekasi • Penanganan • Adrenalin anal pack • Baloon catheter tamponade • Injeksi adrenalin 1 : 10.000 pada submukosa
  • 126. • Hemoroid adalah pembesaran bantalan vaskular dari anal kanal. Hemoroid terdiri dari dua jenis yaitu hemoroid interna yang terletak di atas linea dentata dan hemoroid eksterna yang terletak di bawah linea dentate. • Diagnosis ditegakkan dengan anamnesa, inspeksi, colok dubur, dan penilaian anoskop. • Manifestasi klinis hemoroid yaitu pruritus, nyeri, perdarahan lewat anus berwarna merah segar dan tidak tercampur dengan feses. • Penatalaksanaan hemoroid yaitu dengan terapi konservatif, office-based procedure, dan terapi bedah.
  • 127. • Tidak semua hemoroid membutuhkan tindakan operatif sebab anal cushion merupakan struktur anatomi fungsional yang tidak membutuhkan penanganan kecuali bila sudah timbul gejala- gejala • Tindakan invasif lebih ditujukan kepada fiksasi anal cushion, mengatasi perdarahan dan mengembalikan anal cushion yang prolapse • Dalam menentukan pilihan penanganan , sangat penting untuk lebih dahulu menentukan derajat penyakit hemoroid • Keberhasilan pengobatan sangat ditunjang oleh perubahan gaya hidup terutama yang menyagkut kebiasaan diet dan defekasi
  • 128. ?
  • 129.
  • 130.
  • 131.
  • 132.
  • 133. Perubahan selama kehamilan Hormonal Estrogen dan Progesteron meningkat Estrogen meningkat  Mual Progesteron meningkat, mengendorkan otot otot: Sistem Pencernaan Perubahan posisi Lambung, Usus akibat uterus membesar Peningkatan Gastric Reflux kr relaksasi spingter cardiak  rasa panas pd uluhati Waktu Pengosongan lambung lebih lama Tonus otot GI menurun konstipasi Hemoroid Pembuluh darah arteri & Vena Relaksasi dan dilatasi kapasitas meningkat  resiko Hemoroaid
  • 134. Mual-muntah, Trisemester I Nyeri perut, Sekum dan Appendek terdorong ke Kraniolateral  Regio Lumbal Kanan Kelainan genitalia interna pada wanita, KET, PID, Salpingitis Akut, Kiste Ovarium terpluntir, Endometriosis External Perubahan selama kehamilan
  • 135.
  • 136.
  • 137.
  • 138.
  • 139. Kepustakaan Buku Ajar Ilmu Bedah, edisi 2 Short Practice of Surgery, 26 th edition
  • 140.