Appendisitis akut adalah peradangan pada usus buntu yang ditandai dengan nyeri di perut kanan bawah yang berpindah dari epigastrik dan diperparah dengan defens muskuler, demam, dan leukositosis. Diagnosa didasarkan pada gejala klinis dan skor seperti skor Alvarado atau MANTRELS. Pengobatan utama adalah laparotomi eksplorasi dan apendektomi.
17. Source Regions Causes
Esophagus
Boerhaave syndrome
Malignancy
Trauma (mostly penetrating)
Iatrogenic*
Stomach
Peptic ulcer perforation
Malignancy (eg, adenocarcinoma, lymphoma, gastrointestinal stromal tumor)
Trauma (mostly penetrating
Iatrogenic*
Duodenum
Peptic ulcer perforation
Trauma (blunt and penetrating)
Iatrogenic*
Biliary tract
Cholecystitis
Stone perforation from gallbladder (gallstone ileus) or common duct
Malignancy
Choledochal cyst (rare)
Trauma (mostly penetrating)
Iatrogenic*
Pancreas
Pancreatitis
Trauma (blunt and penetrating)
Iatrogenic*
18. Source Regions Causes
Small bowel
Ischemic bowel
Incarcerated hernia (internal and external)
Closed loop obstruction
Crohn disease
Malignancy (rare)
Meckel diverticulum
Trauma (mostly penetrating)
Large bowel and appendix
Ischemic bowel
Diverticulitis
Malignancy
Ulcerative colitis and Crohn disease
Appendicitis
Colonic volvulus
Trauma (mostly penetrating)
Iatrogenic
19. AKUT ABDOMEN
Definisi :
Semua keadaan gawat darurat pada perut yang memerlukan
penanganan dengan cepat dan tepat.
Termasuk didalamnya :
1. Infeksi
2. Ileus
3. Ruda paksa/trauma
4. Tumpahan - Empedu - Cairan usus
- Pankreas - Urine
- Darah
20. Anamnesa
Riwayat penyakit sangat penting untuk menentukan
penyebab
Site of pain
Sangat penting
mengetahui penyebab
21. Penjalaran Nyeri
• Pancreatic pain radiasi ke middle of the back
• Gallbladder pain ke righ side to the back
• Myocardial pain ischemia facies diafragmatica
radiasi ke epigastric
• Renal pain di pinggang ke paha
22. Karekteristik Nyeri
- Kolik sumbatan saluran
- Nyeri abdomen tajam jika bergerak atau bernafas iritasi peritonium
28. Pengobatan :
1. Resusitasi dengan cairan dan elektrolit
2. Pemasangan pipa lambung (dekompresi)
3. Pemasangan kateter tetap
4. Pemeriksaan lain yang dianggap perlu (EKG)
5. Antibiotika profilaktis
6. Operasi (sedapat mungkin bersifat kausal)
30. Terapi :
1. Mengembalikan keseimbangan cairan dan elektrolit
(infus)
2. Dekompresi lambung (pemasangan pipa lambung)
3. Memperbaiki faktor-faktor penunjang usus (seperti
kalium, Hb, Albumin)
4. Berikan obat-obat injeksi yang dapat merangsang
peristaltik usus (seperti Vit. B1 dan prostigmin)
5. Istirahat total usus
6. Yang terpenting : menghilangkan faktor-faktor
penyebab
31. Perdarahan
Yang dimaksud disini adalah perdarahan dari
lumen saluran cerna
Dibagi menjadi 3 bagian :
1. Perdarahan saluran cerna atas
2. Perdarahan saluran cerna tengah
3. Perdarahan saluran cerna bawah
PERDARAHAN
34. Perdarahan saluran cerna bawah
Gejala :
1. Darah segar
2. Melena dengan darah-darah beku
Etiologi :
1. Haemoroid
2. Keganasan
3. Polip
4. Invaginasi
5. dll
35. Diagnosa :
1. Rectal Toucher
2. Proktoskopi
3. Rektoskopi
4. Sigmoidoskopi
5. Kolonoskopi
6. Barium In Loop
Tindakan pada perdarahan saluran cerna
1. Konservatif
2. Operatif
36. Konservatif :
Bila untuk mempertahankan kadar Hb > 10 gram%
diperlukan darah @ 500 cc dalam 24 jam.
Operatif :
Bila terapi konservatif gagal.
Jenis operasi yang dilakukan tergantung dari
penyebabnya.
37. HERNIA INKARSERATA
• Penyebab paling sering dari ileus obstruktif
• G/ awal
Hernia Reponible Irreponible
Benjolan terasa sakit
Perut terasa mules – muntah-muntah
• Tx : operasi sedini mungkin
38. INVAGINASI AKUT
• Lebih sering pada anak/bayi 4 bulan – 1 tahun
• Bergizi baik
• E/ belum jelas
• G/awal - nyeri perut (anak nangis menjerit)
- muntah-muntah
- kemudian di ikuti dengan berak darah
segar / SPT. Strawberry
39. • Pada pemeriksaan
Tanda obstruksi
TRIAS Massa bulat lonjong pada
Abdomen
Darah segar pada colok
dubur/rectal toucher
Bila gejala diketemukan sebelum 24 jam Barium In
Loop
• Terapi
Resusitasi Laparotomi
40. VOLVULUS
• Definisi :
Keadaan dimana usus berputar pada sumbu
mesenterium
• Ada 2 masalah : Ileus dan Strangulasi yang berat
• Penderita sangat kesakitan dan cepat jatuh dalam
keadaa yang jelek
• G/ sering timbul mendadak dengan nyeri perut
yang hebat, muntah, kadang-kadang disertai berak
darah segar
41.
42.
43. • Pemeriksaan :
Mungkin belum terdapat gejala dehidrasi yang
berat, tetapi sering terdapat tanda-tanda preshock
RT Darah sering
BOF Gambaran usus yang asimetris
• Tx Laparotomi segera
46. Peritonitis Primer : sebab yang jelas tidak diketahui
Peritonitis Sekunder : disebabkan kebocoran organ
berongga dalam perut
Peritonitis Lokal : infeksi masih bersifat
lokal/dilokalisir oleh reaksi pertahanan tubuh.
Contohnya : Apendisitis akut dan Kolesistitis akut
47. • Isi
Semua isi abdomen kecualiretro peritoneal :
- Duodenum bagian II, III, IV
- Distal rectum
- Pankreas
- Ginjal dan ureter
- Kelenjar adrenalin
- Aorta dan vena cava inferior
48. Cavum peritoneum dilapisi oleh
peritoneum paritale Mesothelium
Peritoneum melapisi
organ visera Peritoneum Viscerale
55. Patofisiologi
2 Teori
1. Adanya fecalith atau biji-bijian yang
terperangkap dalam lumen
2. Secara Hematogen dari proses infeksi diluar
Apendiks
56. Gejala Klinis
Dimulai dengan nyeri daerah Epigastrium
Setelah beberapa jam nyeri berpindah &
menetap di perut kanan bawah (Ligath Sign)
• Anoreksia, mual & muntah
• Suhu badan subfebris (37,5 – 38,5ºC)
Bila suhu mendekati 400 C menunjukkan ada
penyulit (Abses / Perforasi)
Disusul dengan
57.
58. Pemeriksaan & Diagnosis
A. Klinis
Didapatkan gejala-gejala rangsangan
peritoneum dengan pusat didaerah Mc
Burney
A1. Nyeri pada tekanan Intra Abdominal
yang naik
mis. Bila batuk atau jalan
A2. Nyeri tekan dengan Defans Muskuler
59. A5. Tenhorn Sign :
Menarik testis kanan timbul nyeri perut
kanan bawah
A4. Rovsing Sign :
Menekan daerah colon Descendens terus kearah colon
Transversum menimbulkan nyeri perut kanan bawah
A3. Rebound Phenomene (Blumberg Sign)
Menekan perut bag kiri dan dilepas secara mendadak, dirasakan
nyeri pd perut kanan bawah
60. A6. Psoas Sign :
Mengangkat tungkai kanan dalam posisi
ekstensi timbul nyeri perut kanan bawah
A7. Obturator Sign :
Fleksi dan endorotasi sendi panggul kanan
timbul nyeri perut kanan bawah
B. Rectal Toucher (colok dubur)
Nyeri pada jam 1000 – 1100
61. C1. Blood Test :
Leukositosis, tidak terlalu tinggi (sekitar
10.000 – 15.000)
C2. Sedimen urine
Perlu untuk menyingkirkan kelainan
pada saluran kemih
C3. Foto Polos Abdomen :
bila ada kecurigaan batu ureter
C4. USG ( bila diagnose meragukan)
63. Differential Diagnosis
1. Ileitis terminalis (infeksi pada ileum terminalis)
2. Ureteritis
3. Pada wanita kemungkinan :
• Adnexitis
• Cyste ovarium terpuntir
• KET (kehamilan ektopik terganggu)
64. MANTRELS score
• M = migration of pain to the RLQ 1
• A = anorexia 1
• N = nausea and vomiting 1
• T = tenderness in RLQ 2
• R = rebound pain 1
• E = elevated temperature 1
• L = leukocytosis 2
• S = shift of WBC to the left 1
Total 10
Source.—Alvarado, 1986.
65. MANTRELS score
• skor 7 atau lebih : operasi
• Skor 5 – 6 : observasi
• membantu dalam memilih manakah pasien yang perlu mendapatkan
pemeriksaan imaging.
66. ALVARADO SCORE
1. Appendicitis Point Pain 2
2. Leucositosis (>10.000/mm3) 2
3. Vomitus/Nausea 1
4. Anorexia 1
5. Rebound Tenderness Phenomen 1
6. Abdominal Migrate Pain 1
7. Degree of Celcius (>37,3ْ C) 1
8. Observation of Hemogram (segmen >75%) 1
>8 : Acute Appendicitis
5 – 7 : Suspect Acute Appendicitis
AU <5 : Not Acute Appendicitis
67. PADA APENDISITIS
• 80-85% pasien AL > 10.000 sel/mmk.
• 78% pasien Neutrofilia > 75%
• < 4% pasien AL < 10.000 sel/mmk dan neutrofilia < 75%
• pasien tua, peningkatan segmen > 6% memiliki PPV tinggi
• urinalisa untuk menyingkirkan ISK
68. KOMPLIKASI
Kalau penanganan terlambat dapat terjadi:
1. Perforasi pada appendix
2. Perforasi ini akan dibungkus omentum
menjadi abcess (appendiculair abcess)
3. Abcess pecah akan menyebabkan peritonitis
berlanjut ke perlengketan usus dan ileus
obstruksi
4. Dapat berlanjut sepsis dan syok yang
mengancam jiwa
69. - Chronic abdominal pain in the right iliac fossa,
but not severe
- Continue or intermittent
- sometimes gastritis like symptoms
- The lumen of the appendix not totally obstructed
- Appendicogram : - non filling
- partial filling
- filling defect
CHRONIC APPENDICITIS
74. Pendahuluan
Nama lain : wasir, ambein, pila, piles
Berupa dilatasi satu atau lebih segmen vena dalam
pleksus hemoroidalis
Pria > wanita (2:1)
Terutama usia > 50 tahun
Posisi primer : jam 3, 7 dan 11
75. • Haemorrhoides Greek
• Haem = blood Rhoos = flowing
Flowing of blood
• Ambeien / wasir / piles
• Kelainan pada jaringan submukosa anal yang
menyebabkan gejala perdarahan atau prolapsus
• Tidak semua gejala / keluhan pada daerah anorektal
adalah hemoroid
76. dilatasi varikosus vena dari plexus hemorrhoidal inferior
dan superior yang mengalami pembengkakan,
perdarahan, penonjolan (prolapse), nyeri, thrombosis,
mucous discharge, dan pruritus. Selain itu juga
melibatkan struktur soft tissue & muskuler di anal canal
ANATOMI
USIA
KETURUNAN
PEKERJAAN MEKANIS
ENDOKRIN
FISIOLOGI
ETIOLOGI
DEFINISI
77. ANATOMY OF ANAL CANAL
Anal canal: akhir dari usus besar
dengan panjang 4 cm dari rektum
hingga orifisium anal.
Setengah bagian ke bawah dari anal
canal dilapisi oleh epitel skuamosa.
Setengah bagian ke atas oleh epitel
kolumnar.
Suplai darah bagian atas
anal canal berasal dari
pembuluh rektal superior
Bagian bawah berasal dari
pembuluh rektal inferior
78. ANATOMY OF ANAL CANAL
Hemoroid adalah
bantalan vaskular yang
terdapat di anal canal ,
ditemukan di tiga daerah
utama yaitu
lateral kiri,
anterolateral kanan, dan
posterolateral kanan.
79. Idiopatik
Herediter : dinding pembuluh darah
Anatomi : tidak ada katup vena
Mekanis : tekanan intraabdomen
Endokrin : wanita hamil
Usia : tonus sfingter ani lemah
Pekerjaan : berdiri atau duduk lama
Organik
Bendungan sirkulasi portal :
sirosis hepatis, tumor abdomen, peny jantung
80. MENGEDAN, KONSTIPASI, KEHAMILAN, SERING MENGANGKAT BEBAN
PENINGKATAN TEKANAN INTRA ABDOMINAL
DITRANSMISI KE DAERAH ANOREKTAL
ELEVASI TEKANAN YANG TERJADI BERULANG-ULANG
PROLAPS VENA HEMOROIDALIS
KONGESTI VENA HEMOROIDALIS
PELEBARAN VENA HEMOROIDALIS
ETIOPATHOGENESIS
82. Klasifikasi Hemoroid
• Hemoroid eksterna, berasal dari dari bagian distal linea dentata dan dilapisi oleh epitel skuamos
yang telah termodifikasi serta banyak persarafan serabut saraf nyeri somatik .
• Hemoroid interna, berasal dari bagian proksimal linea dentata dan dilapisi mukosa.
• Hemoroid interna-eksterna dilapisi oleh mukosa di bagian superior dan kulit pada bagian inferior
serta memiliki serabut saraf nyeri.
83.
84. ANAMNESIS :
darah segar pada saat buang air besar
Gatal-gatal pada daerah anus
massa pada anus dan hal ini membuatnya tak nyaman
Prolaps : ulserasi, perdarahan, atau trombosis (nyeri)
DIAGNOSIS
PEMERIKSAAN FISIK :
inspeksi rectum : Cari adanya kelainan kulit perianal, protrusi hemoroid interna,
fisura ani, pruritus ani, dan adanya thrombosis
Rectal Toucher : Nilai tonus sfingter ani dan rasakan jika terdapat nyeri, adanya
massa, abscess, mucoid discharge, dan pastikan untuk memeriksa prostat pada
semua pasien laki-laki.
85. DIAGNOSIS
PEMERIKSAAN PENUNJANG :
Anoskopi : menilai ukuran hemoroid, keparahan inflamasi, dan
perdarahannya
barium enema X-ray atau kolonoskopi : pasien dengan umur di atas 50
tahun dan pada pasien dengan perdarahan menetap setelah dilakukan
pengobatan terhadap hemoroid.
ANAMNESIS
PEMERIKSAAN FISIK
86. 1. Linea dentata
2. Kulit anal
3. Anal canal
4. Plexus hemoroidalis externa
5. Ligamentum Park
6. Hemoroid interna
7. M.rektalis sirkuler
8. M.rektalis longitudinalis
87.
88. Dilatasi pleksus hemoroidalis inferior
Letak : di bawah linea dentata
Permukaan ditutupi oleh kulit
Kadang ada trombosis dan skin tag
External hemorrhoids
and skin tag
Thrombosed external
hemorrhoid
Anal skin tag
91. Anamnesis
BAB dengan darah segar
-bercampur feses, darah menetes
-berupa garis pada feses
Rasa tidak enak saat defekasi
Tidak puas sesudah defekasi
Anemia
Adanya prolaps
Iritasi kulit
Nyeri : hemoroid eksterna dgn trombosis
92. Hemoroid interna
Benjolan yang ke luar dari anus
Colok dubur : benjolan tidak teraba, kecuali ada
penebalan/fibrosis mukosa
Hemoroid eksterna
Benjolan yang ditutupi kulit
Trombosis : benjolan warna kebiruan,
unilokuler/multilokuler, nyeri tekan
96. • Merupakan kelainan anorektal yang sering dijumpai dan bisa
ditemukan bersama-sama kelainan anorektal yang maligna
• Anal cushion merupakan struktur anatomis fungsional
tidak membutuhkan penanganan kecuali bila sudah
timbul gejala-gejala
Strategi penanganan sangat tergantung dari
banyaknya jaringan hemoroid yang mengalami
prolapsus melewati anal verge.
97. Perawatan yang direkomendasikan untuk
penyakit Hemorrhoid
Stadium Perubahan Gaya
Hidup
Obat-
obatan
Instrumentasi Pembedahan
I ya ya ya tidak
II ya ya ya tidak
III ya ya Ya/Tidak ya
IV ya ya tidak ya
FIRST conservative treatment
99. diterapkan pada SELURUH stadium penyakit sebagai bagian dari rejimen
pengobatan yang KOMPREHENSIF dan sebagai langkah PENCEGAHAN.
kebersihan dubur ,
asupan serat makanan
cairan dalam diet,
SITZ BATH >>
pinggul & pantat direndam dalam air hangat (400 C) selama 10 -15
mnt
FUNGSI >> anal hygiene
merelaksasikan otot dasar panggul yang spastic
meredakan nyeri.
100. MEDICATION
Terapi medikamentosa diberikan
pada penderita hemoroid derajat 1
atau 2.
Obat antiinflammasi (steroid topikal jangka pendek)
->
mengurangi udem jaringan karena inflammasi.
Obat flebotonik (Daflon atau preparat rutacea) ->
meningkatkan tonus vena -> mengurangi kongesti.
Dosis saat akut : 3 x 1000 mg selama 4 hari
dilanjutkan 2 x 1000 mg selama 3 hari
Dosis untuk non akut : 2 x 500 mg selama 2 bulan
101. Penatalaksanaan Office-Based Procedure
office-based procedure atau prosedur rawat jalan, yang
dilakukan pada kunjungan pertama pasien. Pasien
ditawarkan pengobatan untuk penyakit hemoroid tanpa
perlu anestesi ataupun persiapan pasien
Intervensi ini termasuk rubber gaud ligation, skleroterapi,
koagulasi inframerah, diatermi bipolar dan elektroterapi
arus searah, cryotherapy, terapi laser, dan banyak lagi
102. Cryotherapy/ Bedah Beku
• Konsepnya adalah membekukan hemoroid interna pada suhu
rendah yang bisa menyebabkan kerusakan jaringan, kerusakan
ini menciptakan kristal air dalam sel, merusak membran sel
dan pada akhirnya menghancurkan jaringan.
• prosedur ini memakan waktu lama dan bisa menimbulkan
discharge yang berbau busuk, iritasi, dan nyeri.
• Jika dilakukan dengan tidak tepat, sfingter ani bisa rusak dan
mengakibatkan inkontinensia alvi dan stenosis ani.
103. Rubber Alpha
Rubber-Band Ligation
• Ligasi dari jaringan hemoroid dengan rubber band
menyebabkan nekrosis iskemik, ulserasi, dan jaringan parut,
yang menghasilkan fiksasi jaringan ikat ke dinding rektum.
• Komplikasi lain yang mungkin terjadi termasuk nyeri hebat,
perdarahan (satu sampai dua minggu setelah tindakan),
trombosis eksternal hemoroid, ulserasi, selip rubber band,
sepsis panggul, dan, bahkan sangat jarang, fournier gangrene.
Kontraindikasi untuk ligasi rubber band mencakup pasien yang
menggunakan antikoagulan karena terdapat peningkatan risiko
perdarahan yang tertunda
104. Koagulasi Infra Merah
• Cahaya inframerah menembus jaringan dan mengkonversi menjadi panas. Memanipulasi instrumen dapat
mengatur jumlah kerusakan jaringan.
• Prosedur ini menciptakan koagulasi, oklusi, dan sklerosis dari jaringan hemoroid, dan pada akhirnya fibrosis
berkembang pada tempat tersebut. Prosedur ini tidak memerlukan waktu yang lama dengan komplikasi yang
relatif kecil.
• Infra red coagulation tidak menimbulkan nekrosis karena panas yang dihasilkan hanya sedikit. Komplikasinya
sangat jarang, meliputi nyeri atau fisura akibat penempatan ujung alat yang tidak tepat.
• Metode ini lebih bermanfat untuk hemoroid derajat I tetapi tidak untuk derajat II dan III.
105. SURGICAL MANAGEMENT
HEMORRHOIDECTOMY
Kemungkinan komplikasi : nyeri pasca operasi, retensi urin,
perdarahan sekunder, fisura anus, abses, fistula,
pembentukan skin tag, stenosis anus, pseudopolyps, dan
inkontinensia alvi.
Teknik hemorrhoidectomy tertutup lebih unggul dibandingkan
dengan teknik terbuka sehubungan dengan nyeri pasca
operasi
(p < 0,05) dan kecepatan penyembuhan luka (p < 0,001).
INDIKASI:
•penderita yang mengalami keluhan menahun
•hemoroid derajat III dan IV.
•Penderita yang tidak dapat sembuh dengan terapi non bedah
•penderita dengan hemoroid dengan keadaan patologi lain
seperti ulserasi, fisura, fistula, atau skin tag yang luas.
106. SURGICAL MANAGEMENT
HEMORRHOIDECTOMY
KEKURANGAN
•Nyeri post operatif terutama ketika defekasi.
•Komplikasi lebih sering terjadi dibandingkan dengan stapled
(urinary retention, postoperative bleeding, significant pain,
anal stenosis and incontinence)
• luka bekas postoperasi sembuh lebih lama jika
dibandingkan dengan stapled hemorrhoidopexy (17–18 hari).
KELEBIHAN
•Tingkat rekurensi lebih jarang dibandingkan dengan teknik
stapled
•Tingkat pembentukan skin tag lebih kecil
•Dapat dilakukan untuk hemorrhoid tingkat IV dan hemoroid
yang mengalami trombosis, dimana stapled tidak dapat
dilakukan untuk pasien-pasien ini
107. SURGICAL MANAGEMENT
Closed Hemorrhoidectomy
Teknik ini meminimalisasi pendarahan, tetapi tidak
mempengaruhi tekanan darah pasien atau laju jantung,
dan memungkinkan penciptaan plane antara jaringan
hemoroid
dan sphincter interna yang mendasari sehingga membuat
eksisi bedah lebih mudah dan aman untuk dilakukan.
Dilakukan dengan, gunting pisau bedah,
atau elektrokauter, meskipun eksisi
jaringan hemoroid dapat dicapai dengan
instrumen pemotong (elektronik atau
lainnya). Setelah pedikel hemoroid
dimobilisasi, sebuah jahitan yang dapat
diserap biasanya ditempatkan di lokasi
pedikel. Setelah bundel hemoroid
dieksisi, luka di mukosa dan kulit benar-
benar ditutup dengan jahitan kontinyu.
Luka dibersihkan dan diperiksa untuk
hemostasis yang tepat dan dioleskan
salep antiseptik kemudian dibalut.
108. SURGICAL MANAGEMENT
Open Hemorrhoidectomy( Milligan-
Morgan Hemorrhoidectomy )
Prosedurnya sering dilakukan dalam posisi litotomi dan
anestesi umum, bisa dilakukan dg posisi tengkurap dan dg
anestesi lokal. Pembersihan usus, profilaksis antibiotik.
Setiap tumpukan hemorhoidal didefinisikan. Kulit ditorehkan
secara lateral dan pada tepi bagian prolaps.
Setelah itu, komponen luar dimobilisasi dengan diseksi
subkutan
109. Komplikasi hemorrhoidectomy terbuka dan tertutup
meliputi nyeri pasca operasi,
1. retensi urin,
2. perdarahan sekunder,
3. fisura anus,
4. abses, fistula,
5. pembentukan skin tag,
6. stenosis anus,
7. pseudopolyps, dan
8. inkontinensia alvi.
SURGICAL MANAGEMENT
Open Hemorrhoidectomy( Milligan-
Morgan Hemorrhoidectomy )
110. Komplikasi pd hemorrhoidectomy terbuka dan tertutup ialah meliputi nyeri pasca
operasi,
Inkontinensia alvi adalah salah satu komplikasi yang paling ditakuti dari
hemorrhoidectomy
Keuntungan dari MMH prosedur adalah memberikan kontrol gejala yang bagus, dan
rekurensi yg minimal dan operasi tambahan yg kurang secara signifikan dibandingkan
dengan alternatif bedah lainnya
SURGICAL MANAGEMENT
Open Hemorrhoidectomy( Milligan-
Morgan Hemorrhoidectomy )
111. • Stapled anopexy atau Procedure for Prolapsing
Hemorrhoids (PPH)
• Antonio Longo tahun 1998
• Menggunakan “circulair stapling gun” untuk
memotong prolapsing hemoroid pada mukosa bagian
“upper anal canal”
• Stadium 2,3,4
112.
113. SURGICAL MANAGEMENT
STAPLED HEMORRHOIDOPEXY
Digunakan untuk hemoroid yang mengalami prolaps. Circular stapling gun
digunakan untuk mengeksisi mukosa anal kanal atas sekitar 2-3 cm di atas
linea dentate.
Untuk hemoroid interna yang tidak berespon terhadap terapi non bedah.
Penggunaan obat anti nyeri lebih sedikit dan penyembuhannya lebih cepat
dibandingkan dengan hemorrhoidectomy
114. SURGICAL MANAGEMENT
STAPLED HEMORRHOIDOPEXY
KELEBIHAN
• Nyeri post operatif lebih sedikit
• Waktu operasi yang lebih singkat
• Waktu yang lebih cepat untuk kembali
dapat beraktivitas
• Tidak mempengaruhi morfologi sfingter
ani internal sehingga resiko terjadinya
inkontinensia ani minimal.
• KEKURANGAN
• Tingkat rekurensi lebih tinggi dibanding
hemoroidektomi
• pembentukan residual skin tag
• Tidak dianjurkan untuk pasien dengan
gejala hemoroid eksterna
• Memerlukan latihan dan pengalaman
• Tidak dapat dilakukan pada penderita
dengan anal stenosis
Komplikasi
*Kerusakan / terpotongnya
sfingter ani
*Fistel rektovaginal
*Pelvic sepsis
115. Hemorrhoidal Artery Ligation (HAL)
• dikembangkan oleh ahli bedah Morinaga di Jepang tahun 1995.
• Prosedur ini memerlukan identifikasi yang tepat dari arteri rektum superior yang menyuplai hemoroid
dengan menggunakan transduser Doppler yang diletakkan pada sisi proctoscope khusus. Dengan
menggunakan frekuensi 8,2 Mhz dan sudut sekitar 60°, akan didapatkan screening depth sekitar 7 mm.
• Hal ini memungkinkan identifikasi arteri hemoroid yang kemudian akan secara selektif dijahit ligasi 2-3 cm di
atas linea dentate melalui window ligasi lateral di dalam proctoscope (terletak proksimal pada transduser)
penurunan tekanan internal di dalam plexus penghentian perdarahan hemoroid dan penyusutan jaringan
hemoroid.
116.
117.
118.
119. Komplikasi pasca operasi
Perdarahan, nyeri, retensi urin
Infeksi, abses, fistel ani
Fisura ani, fecal impaction
Inkontinensia, stenosis/fibrosis , rekuren
124. • Pasca operasi hemoroidektomi sangat nyeri.
• Metode penanganan nyeri pasca operasi :
• Berikan anastesi yang baik
• Analgesi yang adekwat
• Bulk laxative dan “sitz bath”
• Gunakan diatermi
125. • Ditemukan sekitar 3,3% - 6,7%
• Jarang ditemukan kurang dari 24 jam pasca operasi
• Sering perdarahan sekunder pada hari ke 7 – 14 pasca operasi
• Disebabkan karena terjadi sepsis pedikel hemoroid atau terjadi
robekan luka operasi saat defekasi
• Penanganan
• Adrenalin anal pack
• Baloon catheter tamponade
• Injeksi adrenalin 1 : 10.000 pada submukosa
126. • Hemoroid adalah pembesaran bantalan vaskular dari anal kanal. Hemoroid terdiri
dari dua jenis yaitu hemoroid interna yang terletak di atas linea dentata dan
hemoroid eksterna yang terletak di bawah linea dentate.
• Diagnosis ditegakkan dengan anamnesa, inspeksi, colok dubur, dan penilaian
anoskop.
• Manifestasi klinis hemoroid yaitu pruritus, nyeri, perdarahan lewat anus
berwarna merah segar dan tidak tercampur dengan feses.
• Penatalaksanaan hemoroid yaitu dengan terapi konservatif, office-based
procedure, dan terapi bedah.
127. • Tidak semua hemoroid membutuhkan tindakan operatif sebab
anal cushion merupakan struktur anatomi fungsional yang tidak
membutuhkan penanganan kecuali bila sudah timbul gejala-
gejala
• Tindakan invasif lebih ditujukan kepada fiksasi anal cushion,
mengatasi perdarahan dan mengembalikan anal cushion yang
prolapse
• Dalam menentukan pilihan penanganan , sangat penting untuk
lebih dahulu menentukan derajat penyakit hemoroid
• Keberhasilan pengobatan sangat ditunjang oleh perubahan gaya
hidup terutama yang menyagkut kebiasaan diet dan defekasi
133. Perubahan selama kehamilan
Hormonal Estrogen dan Progesteron meningkat
Estrogen meningkat Mual
Progesteron meningkat, mengendorkan otot otot:
Sistem Pencernaan
Perubahan posisi Lambung, Usus akibat uterus membesar
Peningkatan Gastric Reflux kr relaksasi spingter cardiak rasa
panas pd uluhati
Waktu Pengosongan lambung lebih lama
Tonus otot GI menurun konstipasi Hemoroid
Pembuluh darah arteri & Vena Relaksasi dan dilatasi
kapasitas meningkat resiko Hemoroaid
134. Mual-muntah, Trisemester I
Nyeri perut,
Sekum dan Appendek terdorong ke Kraniolateral Regio Lumbal
Kanan
Kelainan genitalia interna pada wanita,
KET,
PID,
Salpingitis Akut,
Kiste Ovarium terpluntir,
Endometriosis External
Perubahan selama kehamilan