SlideShare a Scribd company logo
1 of 12
ABSES HEPAR

A. Konsep Penyakit
1. Pengertian
Abses hati adalah bentuk infeksi pada hati yang disebabkan karena infeksi bakteri,
parasit, jamur maupun nekbrosis steril yang bersumber dari sistem gastrointestinal yang
ditandai dengan adanya proses supurasi dengan pembentukan pus di dalam parenkim
hati. Dan sering timbul sebagai komplikasi dari peradangan akut saluran empedu.
(Robins, et al, 2002).
Abses adalah pengumpulan cairan nanah tebal, berwarna kekuningan disebabkan
oleh bakteri, protozoa atau invasi jamur kejaringan tubuh. Abses dapat terjadi di kulit,
gusi, tulang, dan organ tubuh seperti hati, paru-paru, bahkan otak, area yang terjadi abses
berwarna merah dan menggembung, biasanya terdapat sensasi nyeri dan panas setempat
2. Klasifikasi
Pada umumnya abses hati dibagi dua yaitu abses hati amebik (AHA) dan abses hati
pyogenik (AHP). AHA merupakan komplikasi amebiasis ekstraintestinal yang sering
dijumpai di daerah tropik/ subtropik, termasuk indonesia. Abses hepar pyogenik (AHP)
dikenal juga sebagai hepatic abscess, bacterial liver abscess, bacterial abscess of the liver,
bacterial hepatic abscess. (Aru, W. S., 2002)
Pada era pre-antibotik, AHP terjadi akibat komplikasi appendisitis bersamaan
dengan pylephlebitis. Bakteri phatogen melalui arteri hepatika atau melalui sirkulasi vena
portal masuk ke dalam hati, sehingga terjadi bakteremia sistemik, ataupun menyebabkan
komplikasi infeksi intra abnominal seperti divertikulitis, peritonitis dan infeksi post
operasi. (Robins, et al, 2002).
3. Etiologi
Bakteri ini bisa sampai ke hati melelui:
a. Kandung kemih yang terinfeksi
b. Luka tusuk atau luka tembus
c. Infeksi didalam perut.
d. Infeksi dari bagian tubuh lainnya yang terbawa oleh aliran darah. (Schoonmaker, D.,
2003).
4. Patofisiologi
Penyimpangan KDM Abses Hepar

Infeksi kuman

Masuk ke dalam
system pencernaan

Hepar

-

Mengalami
kerusakan jaringan
hepar
Merangsang ujung saraf
mengeluarkan
bradikinin, serotonin
dan prostaglandin

Infeksi

Peradangan /
inflamasi hepar
Rongga abses yang penuh
cairan yang berisi leukosit
mati dan hidup, sel hati yang
menacair serta bakteri

Impuls di sampaikan ke
SSP bagian korteks
serebri

Abses
Thalamus

Vena porta
System bilier
System arterial
hepatik

merangsang
pengeluaran sistensis
zat pirogen oleh
leukosit pada jaringan
yang meradang
Melepaskan zat IL-1,
prostaglandin E2
(pirogen leukosit dan
pirogen endogen)

Produksi energy
menurun

Metabolisme
nutrisi menurun

Mencapai
hipotalamus

Intoleransi
aktivitas

Intake nutrisi
menurun

Reaksi peningkatan
suhu tubuh

Gangguan nutrisi

Nyeri

hipertermi

5. Manifestasi Klinis
Manifestasi sistemik AHP lebih berat dari pada abses hati amebik. Dicurigai
adanya AHP apabila ditemukan sindrom klinis klisik berupa nyeri spontan perut kanan
atas, yang di tandai dengan jalan membungkuk kedepan dengan kedua tangan diletakan
di atasnya.( Herrero, M., 2005)
Demam/panas tinggi merupakan keluhan yang paling utama, keluhan lain yaitu
nyeri pada kuadran kanan atas abdomen, dan disertai dengan keadaan syok. Apabila AHP
letaknya dekat digfragma, maka akan terjadi iritasi diagfragma sehingga terjadi nyeri
pada bahu sebelah kanan, batuk ataupun terjadi atelektesis, rasa mual dan muntah,
berkurangnya nafsu makan, terjadi penurunan berat badan yang unintentional,
( Tukeva, T. A. et al, 2005).
6. Penatalaksanaan medik
Penatalaksanaan secara konvensional adalah dengan drainase terbuka secara
operasi dan antibiotik spektrum luas oleh karena bakteri penyebab abses terdapat didalam
cairan abses yang sulit dijangkau dengan antibiotik tunggal tanpa aspirasi cairan abses.
Penatalaksanaan saat ini, adalah dengan menggunakan drainase perkunancus abses intra
abdominal dengan tuntunan abdomen ultrasound atau tomografi komputer, komplikasi
yang bisa terjadi adalah perdarahan, perforasi organ intra abdominal, infeksi, ataupun
terjadi kesalahan dalam penempatan kateter untuk drainase. (Palfreyman, J. M., 2003)
7. Komplikasi
Saat dignosis ditegakan, menggambarkan keadaan penyakit yang berat, seperti
septikaemia/bakteriemia dengan mortalitas 85%, ruptur abses hati disertai peritonitis
generalisata dengan mortalitas 6-7% kelainan plueropulmonal, gagal; hati, kelainan
didalam rongga abses, henobilia, empiema, fisistula hepatobronkial, ruptur kedalam
perikard atau retroperitoneum. Sistem plueropulmonum merupakan sistem tersering
terkena. Secara khusus, kasus tersebut berasal dari lesi yang terletak di lobus kanan
hepar. Abses menembus diagfragma dan akan timbul efusi pleura, empyema abses
pulmonum atau pneumonia. Fistula bronkopleura, biliopleura dan biliobronkial juga
dapat timbul dari reptur abses amuba. Pasien-pasien dengan fistula ini akan menunjukan
ludah yang berwarna kecoklatan yang berisi amuba yang ada. (Adams, E. B., 2006).
B. Konsep Keperawatan
1. Pengkajian
a. Pengumpulan Data
1) Aktivitas
Gejala :

Klien mengatakan mudah merasakan lelah,
Klien mengatakan kurang mampu melakukan aktivitas seperti
biasa

Tanda

:

Penurunan tonus otot
Malaise

2) Makanan dan Cairan
Gejala :

Klien mengatakan tiada nafsu makan
Klien mengeluh merasa mual dan muntah

Tanda

:

Anoreksia
Berat badan menurun
Nampak mual dan muntah

3) Nyeri / Kenyamanan
Gejala :

Klien mengatakan nyeri pada daerah perut kanan atas
Klien mengeluh nyeri pada bahu sebelah kanan

Tanda

:

Nyeri abdomen pada kuadran kanan atas
Nyeri spontan perut kanan atas
Nampak membungkuk ke depan dan kedua tangan Nampak
memegang abdomen saat berjalan karena nyeri
Ekspresi wajah meringis

4) Keamanan
Gejala :

Klien mengeluh merasakan deman

Tanda

Suhu tubuh meningkat

:

Leukosit meningkat
b. Pengelompokan Data
Data Subyektif
Klien mengatakan mudah merasakan lelah,
Klien mengatakan kurang mampu melakukan aktivitas seperti biasa
Klien mengatakan tiada nafsu makan
Klien mengeluh merasa mual dan muntah
Klien mengatakan nyeri pada daerah perut kanan atas
Klien mengeluh nyeri pada bahu sebelah kanan
Klien mengeluh merasakan deman

Data Obyektif
Penurunan tonus otot
Malaise
Anoreksia
Berat badan menurun
Nampak mual dan muntah
Nyeri abdomen pada kuadran kanan atas
Nyeri spontan perut kanan atas
Nampak membungkuk ke depan dan kedua tangan Nampak memegang abdomen
saat berjalan karena nyeri
Ekspresi wajah meringis
Suhu tubuh meningkat
Leukosit meningkat
c. Analisa Data
Data
1
Ds :
Klien mengatakan tiada
nafsu makan
Klien mengeluh merasa mual
dan muntah
Do :
Anoreksia
Berat badan menurun
Penurunan tonus otot

Penyebab
2
Infeksi kuman masuk kedalam tubuh
(system pencernaan)
↓
Vena porta, system bilier, system
arterial hepatic
↓
Hepar
↓
Mengalami kerusakan jaringan hepar
↓
Peradangan / inflamasi hepar

Masalah
3
Gangguan
pemenuhan
nutrisi
Ds :
Klien mengatakan nyeri pada
daerah perut kanan atas
Klien mengeluh nyeri pada
bahu sebelah kanan
Do :
Nyeri
abdomen
pada
kuadran kanan atas
Nyeri spontan perut kanan
atas
Nampak membungkuk ke
depan dan kedua tangan
Nampak
memegang
abdomen
saat
berjalan
karena nyeri
Ekspresi wajah meringis

Ds :
Klien mengatakan mudah
merasakan lelah
Klien mengatakan kurang
mampu melakukan aktivitas
seperti biasa

↓
Rongga abses yang penuh cairan yang
berisi leukosit mati dan hidup, sel hati
mencair serta bakteri
↓
Abses
↓
Metabolisme nutrisi menurun
↓
Anoreksia
↓
Intake nutrisi tidak adekuat
↓
Gangguan nutrisi
Infeksi kuman masuk kedalam tubuh
(system pencernaan)
↓
Vena porta, system bilier, system
arterial hepatic
↓
Hepar
↓
Mengalami kerusakan jaringan hepar
↓
Peradangan / inflamasi hepar
↓
Pelepasan zat proteolitik
↓
Merangsang ujung saraf
↓
Ditransmisikan ke korteks serebri
bagian thalamus
↓
Impuls nyeri dipersepsikan
Infeksi kuman masuk kedalam tubuh
(system pencernaan)
↓
Vena porta, system bilier, system
arterial hepatic
↓
Hepar

Nyeri

Intoleransi
aktivitas
Do :
Penurunan tonus otot
Malaise

↓
Mengalami kerusakan jaringan hepar
↓
Peradangan / inflamasi hepar
↓
Rongga abses yang penuh cairan yang
berisi leukosit mati dan hidup, sel hati
mencair serta bakteri
↓
Abses
↓
Metabolisme nutrisi menurun
↓
Produksi energy menurun
↓
Intoleransi aktivitas

Ds :
Klien mengeluh merasakan
deman
Do :
Suhu tubuh meningkat

Infeksi kuman masuk kedalam tubuh
(system pencernaan)
↓
Vena porta, system bilier, system
arterial hepatic
↓
Hepar
↓
Mengalami kerusakan jaringan hepar
↓
Peradangan / inflamasi hepar
↓
Merangsang pengeluaran sistensi zat
pirogen oleh leukosit pada jaringan
yang meradang
↓
Melepaskan zat IL-I, prostaglandin E2
(pirogen leukosit dan pirogen endogen)
↓
Mencapai hipotalamus
↓
Reaksi peningkatan suhu tubuh
↓
Hipertermi

Hipertermi
d. Prioritas Masalah
1) Nyeri
2) Hipertermi
3) Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari keb. Tubuh
4) Intoleransi aktivitas

2. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri berhubungan dengan peradangan pada hepar ditandai dengan :
Ds

:

Klien mengatakan nyeri pada daerah perut kanan atas
Klien mengeluh nyeri pada bahu sebelah kanan

Do :

Nyeri abdomen pada kuadran kanan atas
Nyeri spontan perut kanan atas
Nampak membungkuk ke depan dan kedua tangan Nampak memegang
abdomen saat berjalan karena nyeri
Ekspresi wajah meringis

b. Hipertermi berhubungan dengan inflamasi pada hepar ditandai dengan :
Ds

:

Do :

Klien mengeluh merasakan deman
Suhu tubuh meningkat

c. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake nutrisi
tidak adekuat ditandai dengan :
Ds

:

Klien mengatakan tiada nafsu makan
Klien mengeluh merasa mual dan muntah

Do :

Anoreksia
Berat badan menurun
Penurunan tonus otot
Malaise

d. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum ditandai dengan :
Ds

:

Klien mengatakan mudah merasakan lelah
Klien mengatakan kurang mampu melakukan aktivitas seperti biasa

Do :

Penurunan tonus otot
Malaise
3. Rencana Keperawatan

Dx
1

Tujuan

Rencana tindakan

Intervensi
Rasional
Tupan :
1. Kaji skala nyeri. Lokasi dan 1. Mengetahui skala nyeri
penyebarannya
yang
dirasakan
klien
Setelah
diberikan
sehingga perawat dapat
tindakan keperawatan
menentukan tindakan yang
nyeri teratasi
tepat yang akan diberikan
selanjutnya
2. Berikan posisi yang nyaman 2. Posisi yang nyaman bagi
Tupen :
pada klien
klien membantu klien
Setelah
diberikan
untuk dapat beristrahat
relaksasi
dan
tindakan keperawatan 3. Ajarkan tehnik relaksasi dan 3. Tehnik
tehnik distrasi kepada pasien
distrasi
membantu
selama beberapa hari
mengalihkan
perhatian
nyeri
beransur-ansur
klien dari rasa nyeri
klien
untuk 4. Istrahat
yang
cukup
hilang dengan criteria : 4. Anjurkan
beristrahat yang cukup
membantu mengurangi rasa
- Klien
tidak
nyeri
mengeluh nyeri
5. Anjurkan pada keluarga klien 5. Lingkungan yang tenang
- Ekspresi
wajah
untuk
menciptakan
membantu klien untuk
lingkungan yang tenang
dapat beristrahat
tenang
6. Kolaborasi dengan dokter 6. Membantu menekan rasa
- Skala
nyeri
dalam
pemberian
obat
nyeri
berkurang
analgetik sesuai indikasi

Implementasi
1. Mengkaji skala nyeri. Lokasi
dan penyebarannya

2. Memberikan posisi
nyaman pada klien

yang

3. Mengajarkan tehnik relaksasi
dan tehnik distrasi kepada
pasien
4. Menganjurkan klien untuk
beristrahat yang cukup
5. Menganjurkan pada keluarga
klien untuk menciptakan
lingkungan yang tenang
6. Penatalaksanaan
dengan
dokter dalam pemberian obat
analgetik sesuai indikasi
2

Tupan :
Setelah diberikan
tindakan keperawatan
hipertermi teratasi
Tupen :
Setelah diberikan
tindakan keperawatan
selama beberap hari
hipertermi beransuransur berkurang dengan
criteria :
- Suhu tubuh kembali
normal
- Klien tidak
mengeluh panas lagi

1. Observasi suhu tubuh klien

2. Anjurkan
klien
untuk
memakai
pakaian
yang
menyerap keringat
3. Ajarkan klien pentingnya
mempertahankan cairan yang
adekuat (sedikitnya 2000
l/hari)
untuk
mencegah
dehidrasi, misalnya sari buah
2,5-3 liter/hari.
4. Berikan kompres hangat pada
lipatan ketiak dan femur

5. Monitor tanda vital : suhu
badan

1. Memudahkan
dalam 1. Mengobservasi suhu tubuh
menentukan
intervensi
klien
selanjutnya
2. Menganjurkan klien untuk
2. Sebagai indikator untuk
memakai
pakaian
yang
mengetahui
status
menyerap keringat
hypertermi
3. Mengajarkan klien pentingnya
3. Dalam kondisi demam
mempertahankan cairan yang
terjadi
peningkatan
adekuat (sedikitnya 2000
evaporasi yang memicu
l/hari)
untuk
mencegah
timbulnya dehidrasi
dehidrasi, misalnya sari buah
2,5-3 liter/hari.
4. Menghambat
pusat 4. Memberikan kompres hangat
simpatis di hipotalamus
pada lipatan ketiak dan femur
sehingga
terjadi 5. Memonitor tanda vital : suhu
vasodilatasi kulit dengan
badan
merangsang
kelenjar
keringat untuk mengurangi
panas
tubuh
melalui
penguapan
5. Kondisi
kulit
yang
mengalami lembab memicu
timbulnya
pertumbuhan
jamur.
Juga
akan
mengurangi kenyamanan
klien, mencegah timbulnya
ruam kulit.
3

4

Tupan :
1.
Setelah
diberikan
tindakan keperawatan
kebutuhan
nutrisi 2.
terpenuhi
3.
Tupen :
Setelah
diberikan 4.
tindakan keperawatan
selama beberapa hari 5.
nutrisi beransur-ansur
terpenuhi
dengan
criteria :
6.
- Nafsu
makan
meningkat
- Berat
badan 7.
meningkat
- Porsi
makan
dihabiskan
Tupan :
Setelah diberikan
tindakan keperawatan
intoleransi aktivitas
teratasi
Tupen :
Setelah diberikan
tindakan keperawatan
selama beberapa hari

Pantau intake dan outpun 1. Mengetahui
jumlah
nutrisi klien
kebutuhan
klien
akan
nutrisi
Timbang berat badan klien
2. Mengetahui
kekurang
nutrisi klien
Auskultasi bising usus, palpasi 3. Mengetahui apakah ada
abdomen catat pasase flatus
kontraksi usus
Identifikan kesukaan dan 4. Menimbulkan nafsu makan
ketidaksukaan diet dari pasien
klien
Berikan makanan dalam porsi 5. Membantu
memenuhi
sedikit tapi sering dengan diet
kebutuhan nutrisi klien
lunak
Berikan
makanan
yang 6. Menambah nafsu makan
menarik dan masih dalam
klien
keadaan hangat
Kolaborasi dengan ahli gizi 7. Membantu
memenuhi
dalam pemberikan nutrisi
kekurangan nutrisi klien
yang sesuai dengan kondisi
klien

1. Memantau intake dan outpun
nutrisi klien
2. Menimbang berat badan klien
3. Auskultasi bising usus, palpasi
abdomen catat pasase flatus
4. Mengidentifikan kesukaan dan
ketidaksukaan diet dari pasien
5. Memberikan makanan dalam
porsi sedikit tapi sering
dengan diet lunak
6. Memberikan makanan yang
menarik dan masih dalam
keadaan hangat
7. Kolaborasi dengan ahli gizi
dalam pemberikan nutrisi
yang sesuai dengan kondisi
klien

1. Jelaskan
sebab-sebab 1. Dengan penjelasan sebab- 1. Menjelaskan
sebab-sebab
keletihan individu
sebab
keletihan
maka
keletihan individu
keadaan klien cenderung 2. Menyarankan klien untuk tirah
lebih tenang
baring
2. Sarankan klien untuk tirah 2. Tirah
baring
akan 3. Membantu
untuk
belajar
baring
meminimalkan energi yang
tentang keterampilan koping
dikeluarkan
sehingga
yang efektif (bersikap asertif,
metabolisme
dapat
teknik relaksasi
digunakan
untuk
kebutuhan klien
beransur-ansur
terpenuhi

penyembuhan penyakit.
4. Menganalisa
bersama-sama
3. Bantu untuk belajar tentang 3. Memungkinkan klien dapat
tingkat keletihan selama 24
keterampilan koping yang
memprioritaskan kegiatanjam meliputi waktu puncak
efektif (bersikap asertif, teknik
kegiatan
yang
sangat
energi,
waktu
kelelahan,
relaksasi)
penting dan meminimalkan
aktivitas yang berhubungan
pengeluaran energi untuk
dengan keletihan
kegiatan
yang
kurang 5. Membantu individu untuk
penting
mengidentifikasi
kekuatan4. Analisa bersama-sama tingkat 4. Keletihan dapat segera
kekuatan,
kemampuankeletihan selama 24 jam
diminimalkan
dengan
kemampuan dan minat-minat
meliputi waktu puncak energi,
mengurangi kegiatan yang
waktu kelelahan, aktivitas
dapat
menimbulkan
yang berhubungan dengan
keletihan
keletihan
5. Bantu
individu
untuk 5. Untuk
mengurangi
mengidentifikasi
kekuatankeletihan baik fisik maupun
kekuatan,
kemampuanpsikologis
kemampuan dan minat-minat

More Related Content

What's hot (20)

Askep stroke
Askep strokeAskep stroke
Askep stroke
 
Overview syok
Overview syokOverview syok
Overview syok
 
Pengkajian b1 b6
Pengkajian b1 b6Pengkajian b1 b6
Pengkajian b1 b6
 
Laporan Pendahuluan MALARIA (LP)
Laporan Pendahuluan MALARIA (LP)Laporan Pendahuluan MALARIA (LP)
Laporan Pendahuluan MALARIA (LP)
 
Asuhan keperawatan apendisitis
Asuhan keperawatan apendisitisAsuhan keperawatan apendisitis
Asuhan keperawatan apendisitis
 
Tugas askep kasus hipertensi
Tugas askep kasus hipertensiTugas askep kasus hipertensi
Tugas askep kasus hipertensi
 
Pathways ggk
Pathways ggkPathways ggk
Pathways ggk
 
PEMERIKSAAN FISIK
PEMERIKSAAN FISIKPEMERIKSAAN FISIK
PEMERIKSAAN FISIK
 
134454836 lp-oksigenasi
134454836 lp-oksigenasi134454836 lp-oksigenasi
134454836 lp-oksigenasi
 
Asuhan keperawatan pada pasien
Asuhan keperawatan pada pasienAsuhan keperawatan pada pasien
Asuhan keperawatan pada pasien
 
146028713 ta-kolik-renal
146028713 ta-kolik-renal146028713 ta-kolik-renal
146028713 ta-kolik-renal
 
9. asuhan keperawatan pada illeus
9. asuhan keperawatan pada illeus9. asuhan keperawatan pada illeus
9. asuhan keperawatan pada illeus
 
PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK)
PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK)PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK)
PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK)
 
Menyampaikan Kabar Buruk dengan Protokol SPIKES
Menyampaikan Kabar Buruk dengan Protokol SPIKESMenyampaikan Kabar Buruk dengan Protokol SPIKES
Menyampaikan Kabar Buruk dengan Protokol SPIKES
 
Analisa data gagal jantung
Analisa data gagal jantungAnalisa data gagal jantung
Analisa data gagal jantung
 
Diare akut
Diare akutDiare akut
Diare akut
 
Acute Coronary Syndome
Acute Coronary SyndomeAcute Coronary Syndome
Acute Coronary Syndome
 
Gagal jantung
Gagal jantungGagal jantung
Gagal jantung
 
Pemeriksaan Lengkap Genetalia Wanita dan Pria
Pemeriksaan Lengkap Genetalia Wanita dan PriaPemeriksaan Lengkap Genetalia Wanita dan Pria
Pemeriksaan Lengkap Genetalia Wanita dan Pria
 
Askep malaria
Askep malariaAskep malaria
Askep malaria
 

Viewers also liked

Viewers also liked (20)

Abses hepar
Abses heparAbses hepar
Abses hepar
 
Thermax - CWSS Group
Thermax - CWSS GroupThermax - CWSS Group
Thermax - CWSS Group
 
Form rekruitmendiwebsite(sakti peksostksii)
Form rekruitmendiwebsite(sakti peksostksii)Form rekruitmendiwebsite(sakti peksostksii)
Form rekruitmendiwebsite(sakti peksostksii)
 
An Investigation into the Treatment of Amplifications of Moments in Timber Be...
An Investigation into the Treatment of Amplifications of Moments in Timber Be...An Investigation into the Treatment of Amplifications of Moments in Timber Be...
An Investigation into the Treatment of Amplifications of Moments in Timber Be...
 
tr
trtr
tr
 
LA CRÓNICA 703
LA CRÓNICA 703LA CRÓNICA 703
LA CRÓNICA 703
 
Pedro garcia slideshare
Pedro garcia slidesharePedro garcia slideshare
Pedro garcia slideshare
 
Taller de informatica_803_(2)
Taller de informatica_803_(2)Taller de informatica_803_(2)
Taller de informatica_803_(2)
 
Curriculum Vitae English
Curriculum Vitae EnglishCurriculum Vitae English
Curriculum Vitae English
 
Nuevo documento de texto (2)
Nuevo documento de texto (2)Nuevo documento de texto (2)
Nuevo documento de texto (2)
 
Plan de centro 2013 2014
Plan de centro  2013 2014Plan de centro  2013 2014
Plan de centro 2013 2014
 
Characteristics Of Life
Characteristics Of LifeCharacteristics Of Life
Characteristics Of Life
 
cover1
cover1cover1
cover1
 
PMP_Certification
PMP_CertificationPMP_Certification
PMP_Certification
 
Lopez de micay. información del micrositio
Lopez de micay. información del micrositioLopez de micay. información del micrositio
Lopez de micay. información del micrositio
 
La ética y la moral
La ética y la moralLa ética y la moral
La ética y la moral
 
Stalyn 2
Stalyn 2Stalyn 2
Stalyn 2
 
Falsafah keperawatan
Falsafah keperawatanFalsafah keperawatan
Falsafah keperawatan
 
WMCA Thrive Full Report
WMCA Thrive Full ReportWMCA Thrive Full Report
WMCA Thrive Full Report
 
the internet and world wide web
 the internet and world wide web the internet and world wide web
the internet and world wide web
 

Similar to ABSES HEPAR (20)

Asuhan keperawatan ulkus peptikum.....
Asuhan keperawatan ulkus peptikum.....Asuhan keperawatan ulkus peptikum.....
Asuhan keperawatan ulkus peptikum.....
 
Abses Hepar PPT (1).pptx
Abses Hepar PPT (1).pptxAbses Hepar PPT (1).pptx
Abses Hepar PPT (1).pptx
 
app perforasi.pptx
app perforasi.pptxapp perforasi.pptx
app perforasi.pptx
 
Uji gea AKPER PEMKAB MUNA
Uji gea AKPER PEMKAB MUNA Uji gea AKPER PEMKAB MUNA
Uji gea AKPER PEMKAB MUNA
 
Sindrom nefrotik
Sindrom nefrotikSindrom nefrotik
Sindrom nefrotik
 
Askep kolik renal
Askep kolik renalAskep kolik renal
Askep kolik renal
 
Gadar ''kolik renal'' AKPER PEMKAB MUNA
Gadar ''kolik renal'' AKPER PEMKAB MUNA Gadar ''kolik renal'' AKPER PEMKAB MUNA
Gadar ''kolik renal'' AKPER PEMKAB MUNA
 
Ca. ginjal
Ca. ginjalCa. ginjal
Ca. ginjal
 
Ca. ginjal AKPER PEMKAB MUNA
Ca. ginjal AKPER PEMKAB MUNA Ca. ginjal AKPER PEMKAB MUNA
Ca. ginjal AKPER PEMKAB MUNA
 
SAP Gastroenteritis/ Diare
SAP Gastroenteritis/ DiareSAP Gastroenteritis/ Diare
SAP Gastroenteritis/ Diare
 
Askep Cholitis ulseratif dan Peritonitis
Askep Cholitis ulseratif dan PeritonitisAskep Cholitis ulseratif dan Peritonitis
Askep Cholitis ulseratif dan Peritonitis
 
Nyeri pinggang tanda penyakit ginjal
Nyeri pinggang tanda penyakit ginjalNyeri pinggang tanda penyakit ginjal
Nyeri pinggang tanda penyakit ginjal
 
Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1
 
Ainun Najmah A. (3) XI MIPA 1 PPT Kelainan Ekskresi.pptx
Ainun Najmah A. (3) XI MIPA 1 PPT Kelainan Ekskresi.pptxAinun Najmah A. (3) XI MIPA 1 PPT Kelainan Ekskresi.pptx
Ainun Najmah A. (3) XI MIPA 1 PPT Kelainan Ekskresi.pptx
 
Isk
IskIsk
Isk
 
173625893 sap-gastroenteritis
173625893 sap-gastroenteritis173625893 sap-gastroenteritis
173625893 sap-gastroenteritis
 
173625893 sap-gastroenteritis
173625893 sap-gastroenteritis173625893 sap-gastroenteritis
173625893 sap-gastroenteritis
 
Askep colitis ulseratif
Askep colitis ulseratifAskep colitis ulseratif
Askep colitis ulseratif
 
Referrat Liver Asbcess
Referrat Liver AsbcessReferrat Liver Asbcess
Referrat Liver Asbcess
 
PPT asuhan keperawatan.pptx
PPT asuhan keperawatan.pptxPPT asuhan keperawatan.pptx
PPT asuhan keperawatan.pptx
 

More from Operator Warnet Vast Raha

Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiOperator Warnet Vast Raha
 

More from Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

ABSES HEPAR

  • 1. ABSES HEPAR A. Konsep Penyakit 1. Pengertian Abses hati adalah bentuk infeksi pada hati yang disebabkan karena infeksi bakteri, parasit, jamur maupun nekbrosis steril yang bersumber dari sistem gastrointestinal yang ditandai dengan adanya proses supurasi dengan pembentukan pus di dalam parenkim hati. Dan sering timbul sebagai komplikasi dari peradangan akut saluran empedu. (Robins, et al, 2002). Abses adalah pengumpulan cairan nanah tebal, berwarna kekuningan disebabkan oleh bakteri, protozoa atau invasi jamur kejaringan tubuh. Abses dapat terjadi di kulit, gusi, tulang, dan organ tubuh seperti hati, paru-paru, bahkan otak, area yang terjadi abses berwarna merah dan menggembung, biasanya terdapat sensasi nyeri dan panas setempat 2. Klasifikasi Pada umumnya abses hati dibagi dua yaitu abses hati amebik (AHA) dan abses hati pyogenik (AHP). AHA merupakan komplikasi amebiasis ekstraintestinal yang sering dijumpai di daerah tropik/ subtropik, termasuk indonesia. Abses hepar pyogenik (AHP) dikenal juga sebagai hepatic abscess, bacterial liver abscess, bacterial abscess of the liver, bacterial hepatic abscess. (Aru, W. S., 2002) Pada era pre-antibotik, AHP terjadi akibat komplikasi appendisitis bersamaan dengan pylephlebitis. Bakteri phatogen melalui arteri hepatika atau melalui sirkulasi vena portal masuk ke dalam hati, sehingga terjadi bakteremia sistemik, ataupun menyebabkan komplikasi infeksi intra abnominal seperti divertikulitis, peritonitis dan infeksi post operasi. (Robins, et al, 2002). 3. Etiologi Bakteri ini bisa sampai ke hati melelui: a. Kandung kemih yang terinfeksi b. Luka tusuk atau luka tembus c. Infeksi didalam perut. d. Infeksi dari bagian tubuh lainnya yang terbawa oleh aliran darah. (Schoonmaker, D., 2003).
  • 2. 4. Patofisiologi Penyimpangan KDM Abses Hepar Infeksi kuman Masuk ke dalam system pencernaan Hepar - Mengalami kerusakan jaringan hepar Merangsang ujung saraf mengeluarkan bradikinin, serotonin dan prostaglandin Infeksi Peradangan / inflamasi hepar Rongga abses yang penuh cairan yang berisi leukosit mati dan hidup, sel hati yang menacair serta bakteri Impuls di sampaikan ke SSP bagian korteks serebri Abses Thalamus Vena porta System bilier System arterial hepatik merangsang pengeluaran sistensis zat pirogen oleh leukosit pada jaringan yang meradang Melepaskan zat IL-1, prostaglandin E2 (pirogen leukosit dan pirogen endogen) Produksi energy menurun Metabolisme nutrisi menurun Mencapai hipotalamus Intoleransi aktivitas Intake nutrisi menurun Reaksi peningkatan suhu tubuh Gangguan nutrisi Nyeri hipertermi 5. Manifestasi Klinis Manifestasi sistemik AHP lebih berat dari pada abses hati amebik. Dicurigai adanya AHP apabila ditemukan sindrom klinis klisik berupa nyeri spontan perut kanan atas, yang di tandai dengan jalan membungkuk kedepan dengan kedua tangan diletakan di atasnya.( Herrero, M., 2005) Demam/panas tinggi merupakan keluhan yang paling utama, keluhan lain yaitu nyeri pada kuadran kanan atas abdomen, dan disertai dengan keadaan syok. Apabila AHP letaknya dekat digfragma, maka akan terjadi iritasi diagfragma sehingga terjadi nyeri
  • 3. pada bahu sebelah kanan, batuk ataupun terjadi atelektesis, rasa mual dan muntah, berkurangnya nafsu makan, terjadi penurunan berat badan yang unintentional, ( Tukeva, T. A. et al, 2005). 6. Penatalaksanaan medik Penatalaksanaan secara konvensional adalah dengan drainase terbuka secara operasi dan antibiotik spektrum luas oleh karena bakteri penyebab abses terdapat didalam cairan abses yang sulit dijangkau dengan antibiotik tunggal tanpa aspirasi cairan abses. Penatalaksanaan saat ini, adalah dengan menggunakan drainase perkunancus abses intra abdominal dengan tuntunan abdomen ultrasound atau tomografi komputer, komplikasi yang bisa terjadi adalah perdarahan, perforasi organ intra abdominal, infeksi, ataupun terjadi kesalahan dalam penempatan kateter untuk drainase. (Palfreyman, J. M., 2003) 7. Komplikasi Saat dignosis ditegakan, menggambarkan keadaan penyakit yang berat, seperti septikaemia/bakteriemia dengan mortalitas 85%, ruptur abses hati disertai peritonitis generalisata dengan mortalitas 6-7% kelainan plueropulmonal, gagal; hati, kelainan didalam rongga abses, henobilia, empiema, fisistula hepatobronkial, ruptur kedalam perikard atau retroperitoneum. Sistem plueropulmonum merupakan sistem tersering terkena. Secara khusus, kasus tersebut berasal dari lesi yang terletak di lobus kanan hepar. Abses menembus diagfragma dan akan timbul efusi pleura, empyema abses pulmonum atau pneumonia. Fistula bronkopleura, biliopleura dan biliobronkial juga dapat timbul dari reptur abses amuba. Pasien-pasien dengan fistula ini akan menunjukan ludah yang berwarna kecoklatan yang berisi amuba yang ada. (Adams, E. B., 2006).
  • 4. B. Konsep Keperawatan 1. Pengkajian a. Pengumpulan Data 1) Aktivitas Gejala : Klien mengatakan mudah merasakan lelah, Klien mengatakan kurang mampu melakukan aktivitas seperti biasa Tanda : Penurunan tonus otot Malaise 2) Makanan dan Cairan Gejala : Klien mengatakan tiada nafsu makan Klien mengeluh merasa mual dan muntah Tanda : Anoreksia Berat badan menurun Nampak mual dan muntah 3) Nyeri / Kenyamanan Gejala : Klien mengatakan nyeri pada daerah perut kanan atas Klien mengeluh nyeri pada bahu sebelah kanan Tanda : Nyeri abdomen pada kuadran kanan atas Nyeri spontan perut kanan atas Nampak membungkuk ke depan dan kedua tangan Nampak memegang abdomen saat berjalan karena nyeri Ekspresi wajah meringis 4) Keamanan Gejala : Klien mengeluh merasakan deman Tanda Suhu tubuh meningkat : Leukosit meningkat b. Pengelompokan Data Data Subyektif Klien mengatakan mudah merasakan lelah, Klien mengatakan kurang mampu melakukan aktivitas seperti biasa
  • 5. Klien mengatakan tiada nafsu makan Klien mengeluh merasa mual dan muntah Klien mengatakan nyeri pada daerah perut kanan atas Klien mengeluh nyeri pada bahu sebelah kanan Klien mengeluh merasakan deman Data Obyektif Penurunan tonus otot Malaise Anoreksia Berat badan menurun Nampak mual dan muntah Nyeri abdomen pada kuadran kanan atas Nyeri spontan perut kanan atas Nampak membungkuk ke depan dan kedua tangan Nampak memegang abdomen saat berjalan karena nyeri Ekspresi wajah meringis Suhu tubuh meningkat Leukosit meningkat c. Analisa Data Data 1 Ds : Klien mengatakan tiada nafsu makan Klien mengeluh merasa mual dan muntah Do : Anoreksia Berat badan menurun Penurunan tonus otot Penyebab 2 Infeksi kuman masuk kedalam tubuh (system pencernaan) ↓ Vena porta, system bilier, system arterial hepatic ↓ Hepar ↓ Mengalami kerusakan jaringan hepar ↓ Peradangan / inflamasi hepar Masalah 3 Gangguan pemenuhan nutrisi
  • 6. Ds : Klien mengatakan nyeri pada daerah perut kanan atas Klien mengeluh nyeri pada bahu sebelah kanan Do : Nyeri abdomen pada kuadran kanan atas Nyeri spontan perut kanan atas Nampak membungkuk ke depan dan kedua tangan Nampak memegang abdomen saat berjalan karena nyeri Ekspresi wajah meringis Ds : Klien mengatakan mudah merasakan lelah Klien mengatakan kurang mampu melakukan aktivitas seperti biasa ↓ Rongga abses yang penuh cairan yang berisi leukosit mati dan hidup, sel hati mencair serta bakteri ↓ Abses ↓ Metabolisme nutrisi menurun ↓ Anoreksia ↓ Intake nutrisi tidak adekuat ↓ Gangguan nutrisi Infeksi kuman masuk kedalam tubuh (system pencernaan) ↓ Vena porta, system bilier, system arterial hepatic ↓ Hepar ↓ Mengalami kerusakan jaringan hepar ↓ Peradangan / inflamasi hepar ↓ Pelepasan zat proteolitik ↓ Merangsang ujung saraf ↓ Ditransmisikan ke korteks serebri bagian thalamus ↓ Impuls nyeri dipersepsikan Infeksi kuman masuk kedalam tubuh (system pencernaan) ↓ Vena porta, system bilier, system arterial hepatic ↓ Hepar Nyeri Intoleransi aktivitas
  • 7. Do : Penurunan tonus otot Malaise ↓ Mengalami kerusakan jaringan hepar ↓ Peradangan / inflamasi hepar ↓ Rongga abses yang penuh cairan yang berisi leukosit mati dan hidup, sel hati mencair serta bakteri ↓ Abses ↓ Metabolisme nutrisi menurun ↓ Produksi energy menurun ↓ Intoleransi aktivitas Ds : Klien mengeluh merasakan deman Do : Suhu tubuh meningkat Infeksi kuman masuk kedalam tubuh (system pencernaan) ↓ Vena porta, system bilier, system arterial hepatic ↓ Hepar ↓ Mengalami kerusakan jaringan hepar ↓ Peradangan / inflamasi hepar ↓ Merangsang pengeluaran sistensi zat pirogen oleh leukosit pada jaringan yang meradang ↓ Melepaskan zat IL-I, prostaglandin E2 (pirogen leukosit dan pirogen endogen) ↓ Mencapai hipotalamus ↓ Reaksi peningkatan suhu tubuh ↓ Hipertermi Hipertermi
  • 8. d. Prioritas Masalah 1) Nyeri 2) Hipertermi 3) Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari keb. Tubuh 4) Intoleransi aktivitas 2. Diagnosa Keperawatan a. Nyeri berhubungan dengan peradangan pada hepar ditandai dengan : Ds : Klien mengatakan nyeri pada daerah perut kanan atas Klien mengeluh nyeri pada bahu sebelah kanan Do : Nyeri abdomen pada kuadran kanan atas Nyeri spontan perut kanan atas Nampak membungkuk ke depan dan kedua tangan Nampak memegang abdomen saat berjalan karena nyeri Ekspresi wajah meringis b. Hipertermi berhubungan dengan inflamasi pada hepar ditandai dengan : Ds : Do : Klien mengeluh merasakan deman Suhu tubuh meningkat c. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake nutrisi tidak adekuat ditandai dengan : Ds : Klien mengatakan tiada nafsu makan Klien mengeluh merasa mual dan muntah Do : Anoreksia Berat badan menurun Penurunan tonus otot Malaise d. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum ditandai dengan : Ds : Klien mengatakan mudah merasakan lelah Klien mengatakan kurang mampu melakukan aktivitas seperti biasa Do : Penurunan tonus otot Malaise
  • 9. 3. Rencana Keperawatan Dx 1 Tujuan Rencana tindakan Intervensi Rasional Tupan : 1. Kaji skala nyeri. Lokasi dan 1. Mengetahui skala nyeri penyebarannya yang dirasakan klien Setelah diberikan sehingga perawat dapat tindakan keperawatan menentukan tindakan yang nyeri teratasi tepat yang akan diberikan selanjutnya 2. Berikan posisi yang nyaman 2. Posisi yang nyaman bagi Tupen : pada klien klien membantu klien Setelah diberikan untuk dapat beristrahat relaksasi dan tindakan keperawatan 3. Ajarkan tehnik relaksasi dan 3. Tehnik tehnik distrasi kepada pasien distrasi membantu selama beberapa hari mengalihkan perhatian nyeri beransur-ansur klien dari rasa nyeri klien untuk 4. Istrahat yang cukup hilang dengan criteria : 4. Anjurkan beristrahat yang cukup membantu mengurangi rasa - Klien tidak nyeri mengeluh nyeri 5. Anjurkan pada keluarga klien 5. Lingkungan yang tenang - Ekspresi wajah untuk menciptakan membantu klien untuk lingkungan yang tenang dapat beristrahat tenang 6. Kolaborasi dengan dokter 6. Membantu menekan rasa - Skala nyeri dalam pemberian obat nyeri berkurang analgetik sesuai indikasi Implementasi 1. Mengkaji skala nyeri. Lokasi dan penyebarannya 2. Memberikan posisi nyaman pada klien yang 3. Mengajarkan tehnik relaksasi dan tehnik distrasi kepada pasien 4. Menganjurkan klien untuk beristrahat yang cukup 5. Menganjurkan pada keluarga klien untuk menciptakan lingkungan yang tenang 6. Penatalaksanaan dengan dokter dalam pemberian obat analgetik sesuai indikasi
  • 10. 2 Tupan : Setelah diberikan tindakan keperawatan hipertermi teratasi Tupen : Setelah diberikan tindakan keperawatan selama beberap hari hipertermi beransuransur berkurang dengan criteria : - Suhu tubuh kembali normal - Klien tidak mengeluh panas lagi 1. Observasi suhu tubuh klien 2. Anjurkan klien untuk memakai pakaian yang menyerap keringat 3. Ajarkan klien pentingnya mempertahankan cairan yang adekuat (sedikitnya 2000 l/hari) untuk mencegah dehidrasi, misalnya sari buah 2,5-3 liter/hari. 4. Berikan kompres hangat pada lipatan ketiak dan femur 5. Monitor tanda vital : suhu badan 1. Memudahkan dalam 1. Mengobservasi suhu tubuh menentukan intervensi klien selanjutnya 2. Menganjurkan klien untuk 2. Sebagai indikator untuk memakai pakaian yang mengetahui status menyerap keringat hypertermi 3. Mengajarkan klien pentingnya 3. Dalam kondisi demam mempertahankan cairan yang terjadi peningkatan adekuat (sedikitnya 2000 evaporasi yang memicu l/hari) untuk mencegah timbulnya dehidrasi dehidrasi, misalnya sari buah 2,5-3 liter/hari. 4. Menghambat pusat 4. Memberikan kompres hangat simpatis di hipotalamus pada lipatan ketiak dan femur sehingga terjadi 5. Memonitor tanda vital : suhu vasodilatasi kulit dengan badan merangsang kelenjar keringat untuk mengurangi panas tubuh melalui penguapan 5. Kondisi kulit yang mengalami lembab memicu timbulnya pertumbuhan jamur. Juga akan mengurangi kenyamanan klien, mencegah timbulnya ruam kulit.
  • 11. 3 4 Tupan : 1. Setelah diberikan tindakan keperawatan kebutuhan nutrisi 2. terpenuhi 3. Tupen : Setelah diberikan 4. tindakan keperawatan selama beberapa hari 5. nutrisi beransur-ansur terpenuhi dengan criteria : 6. - Nafsu makan meningkat - Berat badan 7. meningkat - Porsi makan dihabiskan Tupan : Setelah diberikan tindakan keperawatan intoleransi aktivitas teratasi Tupen : Setelah diberikan tindakan keperawatan selama beberapa hari Pantau intake dan outpun 1. Mengetahui jumlah nutrisi klien kebutuhan klien akan nutrisi Timbang berat badan klien 2. Mengetahui kekurang nutrisi klien Auskultasi bising usus, palpasi 3. Mengetahui apakah ada abdomen catat pasase flatus kontraksi usus Identifikan kesukaan dan 4. Menimbulkan nafsu makan ketidaksukaan diet dari pasien klien Berikan makanan dalam porsi 5. Membantu memenuhi sedikit tapi sering dengan diet kebutuhan nutrisi klien lunak Berikan makanan yang 6. Menambah nafsu makan menarik dan masih dalam klien keadaan hangat Kolaborasi dengan ahli gizi 7. Membantu memenuhi dalam pemberikan nutrisi kekurangan nutrisi klien yang sesuai dengan kondisi klien 1. Memantau intake dan outpun nutrisi klien 2. Menimbang berat badan klien 3. Auskultasi bising usus, palpasi abdomen catat pasase flatus 4. Mengidentifikan kesukaan dan ketidaksukaan diet dari pasien 5. Memberikan makanan dalam porsi sedikit tapi sering dengan diet lunak 6. Memberikan makanan yang menarik dan masih dalam keadaan hangat 7. Kolaborasi dengan ahli gizi dalam pemberikan nutrisi yang sesuai dengan kondisi klien 1. Jelaskan sebab-sebab 1. Dengan penjelasan sebab- 1. Menjelaskan sebab-sebab keletihan individu sebab keletihan maka keletihan individu keadaan klien cenderung 2. Menyarankan klien untuk tirah lebih tenang baring 2. Sarankan klien untuk tirah 2. Tirah baring akan 3. Membantu untuk belajar baring meminimalkan energi yang tentang keterampilan koping dikeluarkan sehingga yang efektif (bersikap asertif, metabolisme dapat teknik relaksasi digunakan untuk
  • 12. kebutuhan klien beransur-ansur terpenuhi penyembuhan penyakit. 4. Menganalisa bersama-sama 3. Bantu untuk belajar tentang 3. Memungkinkan klien dapat tingkat keletihan selama 24 keterampilan koping yang memprioritaskan kegiatanjam meliputi waktu puncak efektif (bersikap asertif, teknik kegiatan yang sangat energi, waktu kelelahan, relaksasi) penting dan meminimalkan aktivitas yang berhubungan pengeluaran energi untuk dengan keletihan kegiatan yang kurang 5. Membantu individu untuk penting mengidentifikasi kekuatan4. Analisa bersama-sama tingkat 4. Keletihan dapat segera kekuatan, kemampuankeletihan selama 24 jam diminimalkan dengan kemampuan dan minat-minat meliputi waktu puncak energi, mengurangi kegiatan yang waktu kelelahan, aktivitas dapat menimbulkan yang berhubungan dengan keletihan keletihan 5. Bantu individu untuk 5. Untuk mengurangi mengidentifikasi kekuatankeletihan baik fisik maupun kekuatan, kemampuanpsikologis kemampuan dan minat-minat