SlideShare a Scribd company logo
1 of 37
Pengendalian Mutu
Simplisia dan Ekstrak
Tanaman Obat
PEKALONGAN 18 JUNI 2014
ACUAN
O Materia Medika Indonesia
O Farmakope Herbal Indonesia, 2008
O Parameter Standar Umum Ekstrak
Tumbuhan Obat, Departemen Kesehatan,
2000 (Keputusan Menteri Kesehatan R.I
No: 55/MENKES/SK/I/2000
O Monografi Ekstrak Tumbuhan Obat
Indonesia (METOI), Badan POM 2004
Bentuk bahan obat/produk
kefarmasian
O Simplisia
O Produk dari P4TO
O Ekstrak
O Produk dari PED
SIMPLISIA
Simplisia
O Bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat
yang belum mengalami pengolahan apapun juga
dan kecuali dikatakan lain, berupa bahan yang
telah dikeringkan (MMI)
O Jenis simplisia:
O Simplisia nabati: simplisia yang berupa tumbuhan
utuh, bagian tumbuhan atau eksudat tumbuhan.
Eksudat tumbuhan adalah isi sel yang secara
spontan keluar dari tumbuhan atau isi sel yang
dengan cara tertentu dipisahkan dari
tumbuhannya dan belum berupa senyawa kimia
murni
O Simplisia hewani
O Simplisia pelikan (mineral)
O Simplisia menurut MMI hanya untuk
penggunaan pengobatan
O Secara umum adalah simplisia nabati yang
telah melalui proses pasca panen dan proses
preparasi secara sederhana menjadi bentuk
produk kefarmasian yang siap pakai atau siap
diproses lebih lanjut yaitu:
O Jamu: siap pakai dalam bentuk serbuk halus
untuk diseduh sebelum diminum
O Infus: siap dipakai untuk dicacah dan digodok
sebagai jamu godokan
O Diproses lebih lanjut untuk dijadikan produk
sediaan farmasi lain yang umumnya melalui
proses ekstraksi, separasi dan pemurnian yaitu
menjadi ekstrak, fraksi atau bahan isolat
senyawa murni
Pentingnya kontrol mutu
O Simplisia sebagai produk pertanian atau tumbuhan liar
memiliki kualitas mutu yang dipengaruhi oleh:
O Variasi bibit: Identitas (spesies)
O Tempat tumbuh dan iklim: lingkungan (tanah dan
atmosfer), energi (cuaca, temperatur, cahaya) dan materi
(air, senyawa organik dan anorganik)
O Proses tumbuh (fertilizer, pestisida,...)
O Kondisi panen (umur dan cara): Periode pemanenan hasil
tumbuhan: dimensi waktu terkait metabolisme
pembentukan senyawa terkandung
O Proses pasca panen dan preparasi akhir:
O Untuk simplisia dari tumbuhan hasil budidaya, dipengaruhi
juga oleh proses GAP (Good Agricultural Practice)
O Untuk simplisia dari tubuhan liar (wild crop), dipengaruhi juga
oleh proses pengeringan yang umumnya dilakukan di
lapangan.
O Penyimpanan bahan tumbuhan: berpengaruh pada stabilitas
bahan (kontaminasi biotik dan abiotik)
Mutu suatu simplisia/ekstrak
dikontrol dengan melakukan
STANDARDISASI
Standardisasi
O Serangkaian parameter, prosedur dan cara
pengukuran yang hasilnya merupakan unsur-unsur
terkait paradigma mutu kefarmasian, mutu dalam
artian memenuhi standar (kimia, biologi dan farmasi),
termasuk jaminan (batas-batas) stabilitas sebagai
produk kefarmasian umumnya.
O Proses menjamin bahwa produk akhir (obat, ekstrak
atau produk ekstrak) mempunyai nilai parameter
tertentu yang konstan dan ditetapkan (dirancang
dalam formula) terlebih dahulu
O TUJUAN: agar diperoleh bentuk bahan baku atau
produk kefarmasian yang bermutu, aman serta
bermanfaat
BAHAN BAKU
SIMPLISIA
BASAH
PROSES PASCA
PANEN
SIMPLISIA
KERING
EKSTRAKSI
EKSTRAK
KONTROL
MUTU
CPOT
B
Standardisasi/Kontrol mutu simplisia
Acuan: Materia Medika Indonesia
O Kebenaran jenis (identifikasi spesies tumbuhan)
O Parameter makroskopik: deskripsi morfologis simplisia
O Parameter mikroskopik: mencakup pengamatan terhadap
penampang melintang simplisia atau bagian simplisia dan
terhadap fragmen pengenal serbuk simplisia
O Reaksi identifikasi: Reaksi warna untuk memastikan identifikasi
dan kemurnian simplisia (terhadap irisan/serbuk simplisia)
O Kemurnian (bebas dari kontaminasi kimia, biologis): tidak
selalu mungkin memperoleh simplisia sepenuhnya murni.
Bahan asing yang tidak berbahaya dalam jumlah sangat kecil
pada umumnya tidak merugikan
O Harus bebas dari serangga, fragmen hewan/kotoran hewan
O Tidak boleh menyimpang bau dan warnanya
O Tidak boleh mengandung lendir dan cendawan atau menunjukkan
tanda-tanda pengotoran lain
O Tidak boleh mengandung bahan lain yang beracun/berbahaya
O Aturan penstabilan: wadah, penyimpanan, trasportasi
O Pengawetan: Simplisia nabati boleh diawetkan dengan
penambahan kloroform, karbon tetraklorida, etilenoksida
atau bahan pengawet lain yang cocok, yang mudah
menguap dan tidak meninggalkan sisa
O Wadah dan bungkus: tidak boleh mempengaruhi bahan
yang disimpan baik secara kimia/fisika, tertutup baik dan
rapat.
O Penyimpanan: agar dihindari dari cahaya dan
penyerapan air.
O Simplisia sebagai bahan/produk yang dikonsumsi
manusia sebagai obat:
O Mutu, aman, manfaat
O Simplisia sebagai bahan dengan kandungan kimia
yang bertanggungjawab terhadap respon biologis:
harus memiliki spesifikasi kimia yaitu informasi
komposisi (jenis dan kadarnya) senyawa kandungan.
Syarat baku simplisia
O Kadar air: tidak lebih dari 10%
O Angka lempeng total: tidak lebih dari 10
O Angka kapang dan khamir: tidak lebih dari 10
O Mikroba patogen: Negatif
O Aflatoksin: tidak lebih dari 30 bagian per juta
Sari Jamu:
O Diperbolehkan mengandung etanol tidak lebih
dari 1% v/v (20oC)
O Kadar metanol: tidak lebih dari 0,1% dari
kadar etanol
EKSTRAK
Standardisasi ekstrak
O Simplisia sebagai bahan baku harus memenuhi persyaratan
monografinya (MMI)
O Produk ekstrak harus memenui persyaratan:
O Parameter standar umum
O Parameter standar spesifik
O Buku monografi
O Ekstrak: sediaan kental yang diperoleh dengan cara
mengekstraksi senyawa aktif dari simplisia menggunakan
pelarut yang sesuai, kemudian semua atau hampir semua
pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang tersisa
diperlakukan sedemikian rupa sehingga memenuhi baku yang
telah ditetapkan
O Ekstrak cair: adalah sediaan dari simplisia yang mengandung
etanol sebagai pelarut atau sebagai pengawet. Biasanya pada
tiap ml ekstrak, mengandung senyawa aktif dari 1 g simplisia
yang memenuhi syarat
O Infus: adalah sediaan cair yang dibuat dengan mengekstraksi
simplisia dengan air pada suhu 90oC selama 15 menit.
Faktor yang mempengaruhi
mutu ekstrak
O Faktor Biologi: Bahan asal tumbuhan
O Identitas (spesies)
O Lokasi tumbuhan asal: lingkungan (tanah dan atmosfer),
energi (cuaca, temperatur, cahaya) dan materi (air,
senyawa organik dan anorganik)
O Periode pemanenan hasil tumbuhan: dimensi waktu terkait
metabolisme pembentukan senyawa terkandung
O Penyimpanan bahan tumbuhan: berpengaruh pada
stabilitas bahan (kontaminasi biotik dan abiotik)
O Umur tumbuhan dan bagian yang digunakan
O Untuk simplisia dari tumbuhan hasil budidaya, dipengaruhi
juga oleh proses GAP (Good Agricultural Practice)
O Untuk simplisia dari tubuhan liar (wild crop), dipengaruhi
juga oleh proses pengeringan yang umumnya dilakukan di
lapangan.
O Faktor Kimia:
O Faktor internal:
O Jenis senyawa aktif dalam bahan
O Komposisi kualitatif senyawa aktif
O Komposisi kuantitatif senyawa aktif
O Kadar total rata-rata senyawa aktif
O Faktor eksternal:
O Metode ekstraksi
O Perbandingan ukuran alat ekstraksi (diameter
dan tinggi alat)
O Ukuran, kekerasan dan kekeringan bahan
O Pelarut yang digunakan dalam ekstraksi
O Kandungan logam berat
O Kandungan pestisida
O Mutu ekstrak berkaitan dengan senyawa
kimia yang dikandung karena respon biologis
yang diakibatkan oleh ekstrak disebabkan
oleh senyawa kimia
O Ditinjau dari asalnya, senyawa kimia dalam
ekstrak terbagi menjadi:
O Senyawa kandungan asli dari tumbuhan asal:
senyawa yang memang sudah ada sejak masa
tumbuhan tsb hidup
O Senyawa hasil perubahan dari senyawa asli:
Dari penelitian telah diprediksi terjadinya
perubahan kimia senyawa asli karena sifat
fisikokimia yang labil
O Senyawa kontaminasi: polutan atau aditif
O Senyawa hasil interaksi kontaminasi dengan
senyawa asli atau senyawa perubahan
PARAMETER NON SPESIFIK
O Kadar air dan Susut Pengeringan
O Kadar abu
O Sisa Pelarut
O Residu Pestisida
O Cemaran logam berat
O Cemaran mikroba
O Kadar Sari Larut Air dan Larut Etanol
PARAMETER SPESIFIK
O Identitas:
Meliputi deskripsi tata nama, bagian tumbuhan
yang digunakan dan senyawa identitas.
O Organoleptik
Meliputi penggunaan panca indera untuk
mendeskripsikan bentuk (padat, serbuk, kental,
cair), warna, bau dan rasa
O Kandungan kimia
Untuk memberikan gambaran awal jumlah senyawa
terkandung
UJI KANDUNGAN KIMIA EKSTRAK
O Pola kromatogram: KLT, KCKT, KG
O Kadar Total Golongan Kandungan Kimia:
spektrofotometri, titrimetri, volumetri, gravimetri dll:
O Golongan minyak atsiri
O Golongan steroid
O Golongan tanin
O Golongan flavonoid
O Golongan triterpenoid (saponin)
O Golongan alkaloid
O Golongan antrakinon
O Kadar kandungan kimia tertentu: senyawa identitas
atau senyawa kimia utama atau senyawa aktif
O Densitometer, KG, KCKT
LEMBAR KERJA
PENGUJIAN : KADAR SUSUT PENGERINGAN
SAMPEL :
TANGGAL :
Berat Sampel (gram) [a] 1. 2. 3.
Berat Sampel Setelah Pemanasan
105o
C [b]
1. 2. 3.
Berat Penyusutan =[a-b] 1. 2. 3.
Kadar Susut Pengeringan (%) =
[a-b]/a x 100%
1. 2. 3.
Kadar rata-rata susut
pengeringan
KESIMPULAN
Dilaksanakan oleh Diperiksa oleh Penanggungjawab lab.
Tanggal,
(__________________________) (____________________________)
Lampiran 1. Contoh Catatan Hasil Pengujian
Nama Perusahaan
Alamat Perusahaan
Telp. …… Fax …….
LAPORAN PENGUJIAN
No. …../..…/…../20..
Nama Sampel : Simplisia Rajang Tanggal Penerimaan : ……………….
Rimpang Kunyit Tanggal Pemeriksaan : ……………….
Asal Sampel : ……………… Metoda : FHI Edisi I 2008
No. Batch : ……………… SK Menkes RI
No. 661/Menkes/SK/VII/1994
No. PEMERIKSAAN SPESIFIKASI HASIL
1. Pemerian Bentuk kepingan ringan, rapuh, warna kuning
jingga, kuning jingga kemerahan sampai kuning
jingga kecoklatan, bau khas, rasa agak pahit, agak
pedas, lama kelamaan menimbulkan rasa tebal
2. Mikroskopik Sesuai FHI Edisi I 2008
3. Pola kromatografi Sesuai FHI Edisi I 2008
4. Susut pengeringan Tidak lebih dari 12%
5. Abu total Tidak lebih dari 8,2%
6. Abu tidak larut asam Tidak lebih dari 0,9%
7. Sari larut air Tidak kurang dari 11,5%
8. Sari larut etanol Tidak kurang dari 11,4%
9. Kandungan kimia
simplisia :
a. a. Kadar minyak atsiri Tidak kurang dari 3,02%
b. b. Kadar kurkuminoid Tidak kurang dari 6,60% dihitung sebagai
kurkumin
10. Mikrobiologi :
a. Angka Lempeng
Total
Tidak lebih dari 107
b. Angka Kapang dan
Khamir
Tidak lebih dari 104
c. Bakteri Pathogen
- E. coli Negatif
- Salmonella sp. Negatif
- Staphylococcus
aureus
Negatif
- Pseudomonas
aeruginosa
Negatif
Kesimpulan : memenuhi syarat
Nama Kota, Tanggal
Penanggung Jawab Pengujian
………………………
STANDARDISASI
O TOTAL
FLAVONOID y = 0.0116x + 0.0533
R² = 0.9987
0
0.1
0.2
0.3
0.4
0.5
0 5 10 15 20 25 30 35
Kurva Linier Standar Rutin
Sampel Berat (µg) A1 A2 A3 Arata-2
Kadar Total
Flavonoid
equivalen rutin
(μg) dalam ekstrak
% Kadar Total
Flavonoid
dalam ekstrak
Daun Sirih Merah 1000 0,751 0,753 0,764 0,756 60,58 6,06
Kulit Manggis 1080 1,624 2,242 1,858 1,908 159,89 14,80
Keladi Tikus 6144 0,424 0,415 0,477 0,439 33,22 0,54
Daun Sirsak 1683 1,925 1,926 1,052 1,634 136,30 8,10
O TOTAL FENOL
y = 0.0483x + 0.0387
R² = 0.9969
0.000
0.500
1.000
1.500
2.000
2.500
0 10 20 30 40 50
Kurva Linier Standar Pyrogallol
Sampel
Berat
(μg)
A1 A2 A3 Arata-rata
total Fenol eq
pyrogallol (µg)
dalam ekstrak
% Kadar total fenol
eq. pyrogallol
dalam ekstrak
Daun Sirih
Merah 84,48 0,170 0,254 0,228 0,217 3,70 4,38
Kulit Manggis 69,24 0,074 0,086 0,034 0,065 0,54 0,79
Keladi Tikus 687,00 0,143 0,152 0,146 0,147 2,24 0,33
Daun Sirsak 68,70 0,416 0,416 0,420 0,417 7,84 11,41
O KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS
O ekstrak Kulit manggis menggunakan standar α-mangostin
Ekstrak
Kulit
Manggis
α- mangostin
O Daun Sirih Merah dan Daun Sirsak
Standar Rutin Ekstrak Daun
Sirsak
Ekstrak Daun
Sirih Merah
Sampel
Konsentr
asi
(μg/µl)
Vol
penotol
an
sampel
(μl)
Berat
sampel
(µg)
D1 D2 D3
Drata-
rata
Kadar
rutin (μg)
dalam
ekstrak
% kadar
rutin
dalam
ekstrak
Daun
Sirsak 11,44 5 57,2 1001,8 1491,4 1701,4 1398,2 1,16 2,03
Daun
Sirih
Merah 10,7 5 53,5 474,7 476,7 513,4 488,3 0,58 1,08
Prosedur Uji Fitokimia
O Terpenoid
Pada plat tetes, sejumlah sampel di oles pada plat
tetes kemudian ditambahkan vanillin dan 2 tetes
asam sulfat pekat (H2SO4p. p.a). Diamati
perubahan warna yang terjadi. Senyawa golongan
terpenoid positif jika terjadi warna merah sampai
ungu
-
-
+
O Steroid/triterpenoid
Pada plat tetes, sejumlah sampel dioles pada plat
tetes, kemudian ditambahkan asam asetat anhidrid
sampai terendam selama 5 menit, kemudian
ditambahkan 1 tetes asam sulfat pekat. Diamati
perubahan warna yang terjadi. Senyawa golongan
steroid positif jika terjadi warna hijau kebiruan dan
senyawa golongan triterpenoid berwarna merah
sampai ungu.
+
+
+
O Saponin
Sejumlah sampel di masukkan kedalam tabung
reaksi, kemudian ditambahkan aquadest sampai
terendam dan dipanaskan dalam waterbath 100oC
selama 15 menit. Setelah dingin dikocok kuat-kuat
arah vertical. Senyawa golongan saponin positif
jika terbentuk busa yang mantap.
- - -
O Fenol
Pada plat tetes, sejumlah sampel dioleskan pada
plat tetes kemudian ditambahkan larutan FeCl3
(10% b/v dalam etanol). Diamati perubahan
warna yang terjadi. Senyawa golongan fenol
positif jika terjadi warna hitam, ungu, hijau,
+
+
+
O Flavonoid
Sejumlah sampel dimasukkan kedalam tabung
reaksi dan ditambahkan butiran Mg. Kemudian
ditambahkan HCl 2N sampai terendam dan
dipanaskan pada waterbath 100 C selama 15
menit. Setelah dingin ditambahkan 5 tetes amyl
alcohol. Senyawa golongan flavonoid positif jika
terjadi warna merah sampai jingga pada lapisan
amil alcohol.
- - -/+
O Tannin
Sejumlah sampel dimasukkan kedalam tabung
reaksi. Kemudian ditambahkan larutan HCl 2N
sampai terendam dan dipanaskan dalam waterbath
100 C selama 15 menit. Setelah dingin
ditambahkan 5 tetes amil alcohol. Senyawa
golongan tannin positif jika terbentuk warna merah-
jingga pada lapisan amil alkohol
- - -
O Alkaloid
Sejumlah sampel dibasakan dengan menggunakan
Ammonia 10%, kemudian di ekstraksi dengan
pelarut organik kloroform. Filtrat kloroform diambil
dan ditambahkan HCl 2N, kemudian lapisan air
diambil dan direaksikan dengan reagen
Dragendorf. Senyawa golongan alkaloid positif jika
terbentuk endapan berwarna merah bata.
- - +
TAMBAHAN
O Farmakope Herbal Indonesia: buku
standar di bidang farmasi terutama untuk
simplisia dan ekstrak yang berasal dari
tumbuhan atau bahan alam lainnya,
metode analisis, prosedur dan
instrumennya, bahan baku pembanding,
sediaan umum, ketentuan umum,
lampiran2 dan penetapan standar yang
berkaitan dgn standardisasi di bidang
farmasi
Dasar HukumO UU No.36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
O UU No.5 Tahun 1984 tentang Perindustrian
O PP No.17 Tahun 1986 tentang Kewenangan Pengaturan, Pembinaan dan
Pengembangan industri
O Kepmenkes Nomor HK.03.01/60/I/2010 tentang Rencana Strategis Kementerian
Kesehatan Tahun 2010 – 2014
O Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1144/MENKES/PER/VIII/2010 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan
O Permenkes 1799 Tahun 2010 tentang Industri Farmasi
O Peraturan Pemerintah No.72 Tahun 1998 tentang Pengamanan Sediaan Farmasi
dan Alat Kesehatan
O Keputusan Ka BPOM no. HK.00.05.4.2411 tahun 2004 tentang Ketentuan Pokok
Pengelompokkan dan Penandaan Obat Bahan Alam Indonesia
O Kepmenkes No. 381 Tahun 2007 tentang Kebijakan Obat Tradisional Nasional
(KOTRANAS)
O Peraturan Menteri Kesehatan No. 1109/Menkes/Per/IX/2007 tentang
Penyelenggaraan Pengobatan Komplementer dan Alternatif di Fasilitas
Kesehatan Masyarakat
O Kepmenkes No.121 Tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Medik Herbal
O Peraturan Menteri Kesehatan No.003/Menkes/Per/I/2010 tentang Saintifikasi
Jamu dalam Penelitian Berbasis Pelayanan Kesehatan

More Related Content

What's hot

Sediaan solida bu neni
Sediaan solida bu neniSediaan solida bu neni
Sediaan solida bu neniDokter Tekno
 
spektrofotometri uv-vis
spektrofotometri uv-visspektrofotometri uv-vis
spektrofotometri uv-visHafifa Marza
 
LAPORAN DISOLUSI OBAT FARMASI FISIKA
LAPORAN DISOLUSI OBAT FARMASI FISIKALAPORAN DISOLUSI OBAT FARMASI FISIKA
LAPORAN DISOLUSI OBAT FARMASI FISIKARezkyNurAziz
 
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap  Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap  Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...Surya Amal
 
Laporan Mikrobiologi - Senyawa Anti Mikroba
Laporan Mikrobiologi -  Senyawa Anti MikrobaLaporan Mikrobiologi -  Senyawa Anti Mikroba
Laporan Mikrobiologi - Senyawa Anti MikrobaRukmana Suharta
 
Biofarmasi Sediaan yang Diberikan Melalui Rektum
Biofarmasi Sediaan yang Diberikan Melalui RektumBiofarmasi Sediaan yang Diberikan Melalui Rektum
Biofarmasi Sediaan yang Diberikan Melalui RektumSurya Amal
 
Uji mutu sediaan kapsul
Uji mutu sediaan kapsul Uji mutu sediaan kapsul
Uji mutu sediaan kapsul DeLas Rac
 
High Performance Liquid Chromatography
High Performance Liquid ChromatographyHigh Performance Liquid Chromatography
High Performance Liquid ChromatographyKopertis Wilayah I
 
Farmasetika: Salep2
Farmasetika: Salep2Farmasetika: Salep2
Farmasetika: Salep2marwahhh
 
Laporan Teknologi Sediaan Steril : Pembuatan Injeksi klorpromazin HCL.
Laporan Teknologi Sediaan Steril : Pembuatan Injeksi klorpromazin HCL.Laporan Teknologi Sediaan Steril : Pembuatan Injeksi klorpromazin HCL.
Laporan Teknologi Sediaan Steril : Pembuatan Injeksi klorpromazin HCL.Nova Rizky
 
Bab iii laporan granul paracetamol
Bab iii  laporan granul paracetamolBab iii  laporan granul paracetamol
Bab iii laporan granul paracetamolYudia Susilowati
 
Uji potensi antibiotik secara mikrobiologi
Uji potensi antibiotik secara mikrobiologiUji potensi antibiotik secara mikrobiologi
Uji potensi antibiotik secara mikrobiologiGuide_Consulting
 

What's hot (20)

Salep mata (1)
Salep mata (1)Salep mata (1)
Salep mata (1)
 
Evaluasi Tablet
Evaluasi TabletEvaluasi Tablet
Evaluasi Tablet
 
Sediaan solida bu neni
Sediaan solida bu neniSediaan solida bu neni
Sediaan solida bu neni
 
spektrofotometri uv-vis
spektrofotometri uv-visspektrofotometri uv-vis
spektrofotometri uv-vis
 
Titrasi nitrimetri
Titrasi nitrimetriTitrasi nitrimetri
Titrasi nitrimetri
 
LAPORAN DISOLUSI OBAT FARMASI FISIKA
LAPORAN DISOLUSI OBAT FARMASI FISIKALAPORAN DISOLUSI OBAT FARMASI FISIKA
LAPORAN DISOLUSI OBAT FARMASI FISIKA
 
Klt ku
Klt kuKlt ku
Klt ku
 
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap  Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap  Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...
 
Laporan Mikrobiologi - Senyawa Anti Mikroba
Laporan Mikrobiologi -  Senyawa Anti MikrobaLaporan Mikrobiologi -  Senyawa Anti Mikroba
Laporan Mikrobiologi - Senyawa Anti Mikroba
 
Biofarmasi Sediaan yang Diberikan Melalui Rektum
Biofarmasi Sediaan yang Diberikan Melalui RektumBiofarmasi Sediaan yang Diberikan Melalui Rektum
Biofarmasi Sediaan yang Diberikan Melalui Rektum
 
Laporan lengkap ekstraksi
Laporan lengkap ekstraksiLaporan lengkap ekstraksi
Laporan lengkap ekstraksi
 
Uji mutu sediaan kapsul
Uji mutu sediaan kapsul Uji mutu sediaan kapsul
Uji mutu sediaan kapsul
 
High Performance Liquid Chromatography
High Performance Liquid ChromatographyHigh Performance Liquid Chromatography
High Performance Liquid Chromatography
 
Farmasetika: Salep2
Farmasetika: Salep2Farmasetika: Salep2
Farmasetika: Salep2
 
Kuliah formulasi dasar 2
Kuliah formulasi dasar 2Kuliah formulasi dasar 2
Kuliah formulasi dasar 2
 
Tetes hidung
Tetes hidungTetes hidung
Tetes hidung
 
Laporan Teknologi Sediaan Steril : Pembuatan Injeksi klorpromazin HCL.
Laporan Teknologi Sediaan Steril : Pembuatan Injeksi klorpromazin HCL.Laporan Teknologi Sediaan Steril : Pembuatan Injeksi klorpromazin HCL.
Laporan Teknologi Sediaan Steril : Pembuatan Injeksi klorpromazin HCL.
 
Bab iii laporan granul paracetamol
Bab iii  laporan granul paracetamolBab iii  laporan granul paracetamol
Bab iii laporan granul paracetamol
 
Uji potensi antibiotik secara mikrobiologi
Uji potensi antibiotik secara mikrobiologiUji potensi antibiotik secara mikrobiologi
Uji potensi antibiotik secara mikrobiologi
 
Obat antidiare
Obat antidiareObat antidiare
Obat antidiare
 

Viewers also liked

Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)
Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)
Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)Filania Kanja
 
Standarisasi dan spesifikasi simplisia dan ekstrak
Standarisasi dan spesifikasi simplisia dan ekstrakStandarisasi dan spesifikasi simplisia dan ekstrak
Standarisasi dan spesifikasi simplisia dan ekstrakGina Sakinah
 
Bahan Ajar/ Modul Pembuatan Simplisia dari Tanaman Obat
Bahan Ajar/ Modul Pembuatan Simplisia dari Tanaman ObatBahan Ajar/ Modul Pembuatan Simplisia dari Tanaman Obat
Bahan Ajar/ Modul Pembuatan Simplisia dari Tanaman ObatWulung Gono
 
Pembuatan Simplisia dari tanaman obat
Pembuatan Simplisia dari tanaman obatPembuatan Simplisia dari tanaman obat
Pembuatan Simplisia dari tanaman obatWulung Gono
 
Laporan hasil observasi tanaman obat di desa tangkilan
Laporan hasil observasi tanaman obat di desa tangkilanLaporan hasil observasi tanaman obat di desa tangkilan
Laporan hasil observasi tanaman obat di desa tangkilanAgus Ariyanto
 
Permen lh 5 2014 tentang baku mutu air limbah
Permen lh 5 2014 tentang baku mutu air limbahPermen lh 5 2014 tentang baku mutu air limbah
Permen lh 5 2014 tentang baku mutu air limbahMuhamad Ardi Prediyana
 
LAPORAN BUDIDAYA TANAMAN OBAT (BPTOA)
LAPORAN BUDIDAYA TANAMAN OBAT (BPTOA)LAPORAN BUDIDAYA TANAMAN OBAT (BPTOA)
LAPORAN BUDIDAYA TANAMAN OBAT (BPTOA)Siti Avirda
 
Laporan Prakerin PT. Industri Jamu Borobudur Semarang - Indonesia
Laporan Prakerin PT. Industri Jamu Borobudur Semarang - IndonesiaLaporan Prakerin PT. Industri Jamu Borobudur Semarang - Indonesia
Laporan Prakerin PT. Industri Jamu Borobudur Semarang - IndonesiaArum Setyorini
 
P2KP Kabupaten Tangerang
P2KP Kabupaten TangerangP2KP Kabupaten Tangerang
P2KP Kabupaten TangerangEka Febriana
 
Makalah tanaman obat fix(1) 1
Makalah tanaman obat fix(1) 1Makalah tanaman obat fix(1) 1
Makalah tanaman obat fix(1) 1Haniatur Rohmah
 
Unsur Ergonomis Dan Unsur Estetika Karya Limbah Tekstil
Unsur Ergonomis Dan Unsur Estetika Karya Limbah TekstilUnsur Ergonomis Dan Unsur Estetika Karya Limbah Tekstil
Unsur Ergonomis Dan Unsur Estetika Karya Limbah TekstilTika Apriliana
 
Buku produk unggulan
Buku produk unggulanBuku produk unggulan
Buku produk unggulanpandirambo900
 
Bab iii konsep standardisasi (part 1)
Bab iii konsep standardisasi (part 1)Bab iii konsep standardisasi (part 1)
Bab iii konsep standardisasi (part 1)NajMah Usman
 

Viewers also liked (20)

Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)
Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)
Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)
 
Standarisasi dan spesifikasi simplisia dan ekstrak
Standarisasi dan spesifikasi simplisia dan ekstrakStandarisasi dan spesifikasi simplisia dan ekstrak
Standarisasi dan spesifikasi simplisia dan ekstrak
 
Bahan Ajar/ Modul Pembuatan Simplisia dari Tanaman Obat
Bahan Ajar/ Modul Pembuatan Simplisia dari Tanaman ObatBahan Ajar/ Modul Pembuatan Simplisia dari Tanaman Obat
Bahan Ajar/ Modul Pembuatan Simplisia dari Tanaman Obat
 
Pembuatan Simplisia dari tanaman obat
Pembuatan Simplisia dari tanaman obatPembuatan Simplisia dari tanaman obat
Pembuatan Simplisia dari tanaman obat
 
Laporan hasil observasi tanaman obat di desa tangkilan
Laporan hasil observasi tanaman obat di desa tangkilanLaporan hasil observasi tanaman obat di desa tangkilan
Laporan hasil observasi tanaman obat di desa tangkilan
 
Permen lh 5 2014 tentang baku mutu air limbah
Permen lh 5 2014 tentang baku mutu air limbahPermen lh 5 2014 tentang baku mutu air limbah
Permen lh 5 2014 tentang baku mutu air limbah
 
Farmakognosi
Farmakognosi Farmakognosi
Farmakognosi
 
Buletin toga
Buletin togaBuletin toga
Buletin toga
 
LAPORAN BUDIDAYA TANAMAN OBAT (BPTOA)
LAPORAN BUDIDAYA TANAMAN OBAT (BPTOA)LAPORAN BUDIDAYA TANAMAN OBAT (BPTOA)
LAPORAN BUDIDAYA TANAMAN OBAT (BPTOA)
 
Laporan Prakerin PT. Industri Jamu Borobudur Semarang - Indonesia
Laporan Prakerin PT. Industri Jamu Borobudur Semarang - IndonesiaLaporan Prakerin PT. Industri Jamu Borobudur Semarang - Indonesia
Laporan Prakerin PT. Industri Jamu Borobudur Semarang - Indonesia
 
Khasiat tanaman herbal
Khasiat tanaman herbalKhasiat tanaman herbal
Khasiat tanaman herbal
 
P2KP Kabupaten Tangerang
P2KP Kabupaten TangerangP2KP Kabupaten Tangerang
P2KP Kabupaten Tangerang
 
Rpp sma jamur
Rpp sma jamurRpp sma jamur
Rpp sma jamur
 
Makalah tanaman obat fix(1) 1
Makalah tanaman obat fix(1) 1Makalah tanaman obat fix(1) 1
Makalah tanaman obat fix(1) 1
 
Laporan Pengeringan
Laporan PengeringanLaporan Pengeringan
Laporan Pengeringan
 
Pengembangan obat herbal
Pengembangan obat herbalPengembangan obat herbal
Pengembangan obat herbal
 
Unsur Ergonomis Dan Unsur Estetika Karya Limbah Tekstil
Unsur Ergonomis Dan Unsur Estetika Karya Limbah TekstilUnsur Ergonomis Dan Unsur Estetika Karya Limbah Tekstil
Unsur Ergonomis Dan Unsur Estetika Karya Limbah Tekstil
 
Buku produk unggulan
Buku produk unggulanBuku produk unggulan
Buku produk unggulan
 
Ppt tanaman obat
Ppt tanaman obatPpt tanaman obat
Ppt tanaman obat
 
Bab iii konsep standardisasi (part 1)
Bab iii konsep standardisasi (part 1)Bab iii konsep standardisasi (part 1)
Bab iii konsep standardisasi (part 1)
 

Similar to STANDARISASI EKSTRAK DAN SIMPLISIA

PERT-1_STANDARISASI_EKSTRAK.pptx
PERT-1_STANDARISASI_EKSTRAK.pptxPERT-1_STANDARISASI_EKSTRAK.pptx
PERT-1_STANDARISASI_EKSTRAK.pptxSyifaZatalini
 
Bab vi aktivitas antioksidan antosianin...
Bab vi aktivitas antioksidan antosianin...Bab vi aktivitas antioksidan antosianin...
Bab vi aktivitas antioksidan antosianin...Fendi Pradana
 
Pedoman Sistem Pasca Panen [Compatibility Mode].ppt
Pedoman Sistem Pasca Panen [Compatibility Mode].pptPedoman Sistem Pasca Panen [Compatibility Mode].ppt
Pedoman Sistem Pasca Panen [Compatibility Mode].pptAntonoYadi
 
12.-Uji-Pre-Klinik-dan-Klinik-Obat-Bahan-Alam tugas.pdf
12.-Uji-Pre-Klinik-dan-Klinik-Obat-Bahan-Alam tugas.pdf12.-Uji-Pre-Klinik-dan-Klinik-Obat-Bahan-Alam tugas.pdf
12.-Uji-Pre-Klinik-dan-Klinik-Obat-Bahan-Alam tugas.pdfAsrilBurhan1
 
Pengolahan Minimal
Pengolahan MinimalPengolahan Minimal
Pengolahan Minimalmisspure
 
12.-Uji-Pre-Klinik-dan-Klinik-Obat-Bahan-Alam tugas.pptx
12.-Uji-Pre-Klinik-dan-Klinik-Obat-Bahan-Alam tugas.pptx12.-Uji-Pre-Klinik-dan-Klinik-Obat-Bahan-Alam tugas.pptx
12.-Uji-Pre-Klinik-dan-Klinik-Obat-Bahan-Alam tugas.pptxbengkel2saudara
 
PPT Kapsel 2_Kelompok 8.pptx
PPT Kapsel 2_Kelompok 8.pptxPPT Kapsel 2_Kelompok 8.pptx
PPT Kapsel 2_Kelompok 8.pptxSiskaNurlivia2
 
PPT fitokima ekstraksi metode panas
PPT fitokima ekstraksi metode panas PPT fitokima ekstraksi metode panas
PPT fitokima ekstraksi metode panas Nadiyayoo
 
standarisasi kimia bahan alam bahan kimia alam
standarisasi kimia bahan alam bahan kimia alamstandarisasi kimia bahan alam bahan kimia alam
standarisasi kimia bahan alam bahan kimia alamyosy5
 
2. ANALISIS KI– FI BAHAN BAKU OBAT 2023.pdf
2. ANALISIS KI– FI BAHAN BAKU OBAT 2023.pdf2. ANALISIS KI– FI BAHAN BAKU OBAT 2023.pdf
2. ANALISIS KI– FI BAHAN BAKU OBAT 2023.pdfp24840422008
 
PPT Lintas Program 300121.pptx
PPT Lintas Program 300121.pptxPPT Lintas Program 300121.pptx
PPT Lintas Program 300121.pptxpasirlayung
 
Pembahasan UKAI Farmasi Industri Berdasarkan Aspek CPOB
Pembahasan UKAI Farmasi Industri Berdasarkan Aspek CPOBPembahasan UKAI Farmasi Industri Berdasarkan Aspek CPOB
Pembahasan UKAI Farmasi Industri Berdasarkan Aspek CPOBNesha Mutiara
 

Similar to STANDARISASI EKSTRAK DAN SIMPLISIA (20)

PERT-1_STANDARISASI_EKSTRAK.pptx
PERT-1_STANDARISASI_EKSTRAK.pptxPERT-1_STANDARISASI_EKSTRAK.pptx
PERT-1_STANDARISASI_EKSTRAK.pptx
 
Bab vi aktivitas antioksidan antosianin...
Bab vi aktivitas antioksidan antosianin...Bab vi aktivitas antioksidan antosianin...
Bab vi aktivitas antioksidan antosianin...
 
Pedoman Sistem Pasca Panen [Compatibility Mode].ppt
Pedoman Sistem Pasca Panen [Compatibility Mode].pptPedoman Sistem Pasca Panen [Compatibility Mode].ppt
Pedoman Sistem Pasca Panen [Compatibility Mode].ppt
 
12.-Uji-Pre-Klinik-dan-Klinik-Obat-Bahan-Alam tugas.pdf
12.-Uji-Pre-Klinik-dan-Klinik-Obat-Bahan-Alam tugas.pdf12.-Uji-Pre-Klinik-dan-Klinik-Obat-Bahan-Alam tugas.pdf
12.-Uji-Pre-Klinik-dan-Klinik-Obat-Bahan-Alam tugas.pdf
 
Translatr
TranslatrTranslatr
Translatr
 
Bahan Pembersih dalam Sanitasi
Bahan Pembersih dalam SanitasiBahan Pembersih dalam Sanitasi
Bahan Pembersih dalam Sanitasi
 
Pengolahan Minimal
Pengolahan MinimalPengolahan Minimal
Pengolahan Minimal
 
12.-Uji-Pre-Klinik-dan-Klinik-Obat-Bahan-Alam tugas.pptx
12.-Uji-Pre-Klinik-dan-Klinik-Obat-Bahan-Alam tugas.pptx12.-Uji-Pre-Klinik-dan-Klinik-Obat-Bahan-Alam tugas.pptx
12.-Uji-Pre-Klinik-dan-Klinik-Obat-Bahan-Alam tugas.pptx
 
CPPOB.pdf
CPPOB.pdfCPPOB.pdf
CPPOB.pdf
 
PPT Kapsel 2_Kelompok 8.pptx
PPT Kapsel 2_Kelompok 8.pptxPPT Kapsel 2_Kelompok 8.pptx
PPT Kapsel 2_Kelompok 8.pptx
 
PPT fitokima ekstraksi metode panas
PPT fitokima ekstraksi metode panas PPT fitokima ekstraksi metode panas
PPT fitokima ekstraksi metode panas
 
standarisasi kimia bahan alam bahan kimia alam
standarisasi kimia bahan alam bahan kimia alamstandarisasi kimia bahan alam bahan kimia alam
standarisasi kimia bahan alam bahan kimia alam
 
Penerapan Sanitasi Industri
Penerapan Sanitasi IndustriPenerapan Sanitasi Industri
Penerapan Sanitasi Industri
 
6563 15871-1-pb
6563 15871-1-pb6563 15871-1-pb
6563 15871-1-pb
 
2. ANALISIS KI– FI BAHAN BAKU OBAT 2023.pdf
2. ANALISIS KI– FI BAHAN BAKU OBAT 2023.pdf2. ANALISIS KI– FI BAHAN BAKU OBAT 2023.pdf
2. ANALISIS KI– FI BAHAN BAKU OBAT 2023.pdf
 
PPT Lintas Program 300121.pptx
PPT Lintas Program 300121.pptxPPT Lintas Program 300121.pptx
PPT Lintas Program 300121.pptx
 
Percobaan iv budi
Percobaan iv budiPercobaan iv budi
Percobaan iv budi
 
9. 082013 57-62
9. 082013 57-629. 082013 57-62
9. 082013 57-62
 
Pembahasan UKAI Farmasi Industri Berdasarkan Aspek CPOB
Pembahasan UKAI Farmasi Industri Berdasarkan Aspek CPOBPembahasan UKAI Farmasi Industri Berdasarkan Aspek CPOB
Pembahasan UKAI Farmasi Industri Berdasarkan Aspek CPOB
 
391 754-1-pb
391 754-1-pb391 754-1-pb
391 754-1-pb
 

Recently uploaded

Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anakbekamalayniasinta
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxc9fhbm7gzj
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfIndri117648
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 

Recently uploaded (20)

Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 

STANDARISASI EKSTRAK DAN SIMPLISIA

  • 1. Pengendalian Mutu Simplisia dan Ekstrak Tanaman Obat PEKALONGAN 18 JUNI 2014
  • 2. ACUAN O Materia Medika Indonesia O Farmakope Herbal Indonesia, 2008 O Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat, Departemen Kesehatan, 2000 (Keputusan Menteri Kesehatan R.I No: 55/MENKES/SK/I/2000 O Monografi Ekstrak Tumbuhan Obat Indonesia (METOI), Badan POM 2004
  • 3. Bentuk bahan obat/produk kefarmasian O Simplisia O Produk dari P4TO O Ekstrak O Produk dari PED
  • 5. Simplisia O Bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat yang belum mengalami pengolahan apapun juga dan kecuali dikatakan lain, berupa bahan yang telah dikeringkan (MMI) O Jenis simplisia: O Simplisia nabati: simplisia yang berupa tumbuhan utuh, bagian tumbuhan atau eksudat tumbuhan. Eksudat tumbuhan adalah isi sel yang secara spontan keluar dari tumbuhan atau isi sel yang dengan cara tertentu dipisahkan dari tumbuhannya dan belum berupa senyawa kimia murni O Simplisia hewani O Simplisia pelikan (mineral)
  • 6. O Simplisia menurut MMI hanya untuk penggunaan pengobatan O Secara umum adalah simplisia nabati yang telah melalui proses pasca panen dan proses preparasi secara sederhana menjadi bentuk produk kefarmasian yang siap pakai atau siap diproses lebih lanjut yaitu: O Jamu: siap pakai dalam bentuk serbuk halus untuk diseduh sebelum diminum O Infus: siap dipakai untuk dicacah dan digodok sebagai jamu godokan O Diproses lebih lanjut untuk dijadikan produk sediaan farmasi lain yang umumnya melalui proses ekstraksi, separasi dan pemurnian yaitu menjadi ekstrak, fraksi atau bahan isolat senyawa murni
  • 7. Pentingnya kontrol mutu O Simplisia sebagai produk pertanian atau tumbuhan liar memiliki kualitas mutu yang dipengaruhi oleh: O Variasi bibit: Identitas (spesies) O Tempat tumbuh dan iklim: lingkungan (tanah dan atmosfer), energi (cuaca, temperatur, cahaya) dan materi (air, senyawa organik dan anorganik) O Proses tumbuh (fertilizer, pestisida,...) O Kondisi panen (umur dan cara): Periode pemanenan hasil tumbuhan: dimensi waktu terkait metabolisme pembentukan senyawa terkandung O Proses pasca panen dan preparasi akhir: O Untuk simplisia dari tumbuhan hasil budidaya, dipengaruhi juga oleh proses GAP (Good Agricultural Practice) O Untuk simplisia dari tubuhan liar (wild crop), dipengaruhi juga oleh proses pengeringan yang umumnya dilakukan di lapangan. O Penyimpanan bahan tumbuhan: berpengaruh pada stabilitas bahan (kontaminasi biotik dan abiotik)
  • 8. Mutu suatu simplisia/ekstrak dikontrol dengan melakukan STANDARDISASI
  • 9. Standardisasi O Serangkaian parameter, prosedur dan cara pengukuran yang hasilnya merupakan unsur-unsur terkait paradigma mutu kefarmasian, mutu dalam artian memenuhi standar (kimia, biologi dan farmasi), termasuk jaminan (batas-batas) stabilitas sebagai produk kefarmasian umumnya. O Proses menjamin bahwa produk akhir (obat, ekstrak atau produk ekstrak) mempunyai nilai parameter tertentu yang konstan dan ditetapkan (dirancang dalam formula) terlebih dahulu O TUJUAN: agar diperoleh bentuk bahan baku atau produk kefarmasian yang bermutu, aman serta bermanfaat
  • 11. Standardisasi/Kontrol mutu simplisia Acuan: Materia Medika Indonesia O Kebenaran jenis (identifikasi spesies tumbuhan) O Parameter makroskopik: deskripsi morfologis simplisia O Parameter mikroskopik: mencakup pengamatan terhadap penampang melintang simplisia atau bagian simplisia dan terhadap fragmen pengenal serbuk simplisia O Reaksi identifikasi: Reaksi warna untuk memastikan identifikasi dan kemurnian simplisia (terhadap irisan/serbuk simplisia) O Kemurnian (bebas dari kontaminasi kimia, biologis): tidak selalu mungkin memperoleh simplisia sepenuhnya murni. Bahan asing yang tidak berbahaya dalam jumlah sangat kecil pada umumnya tidak merugikan O Harus bebas dari serangga, fragmen hewan/kotoran hewan O Tidak boleh menyimpang bau dan warnanya O Tidak boleh mengandung lendir dan cendawan atau menunjukkan tanda-tanda pengotoran lain O Tidak boleh mengandung bahan lain yang beracun/berbahaya
  • 12. O Aturan penstabilan: wadah, penyimpanan, trasportasi O Pengawetan: Simplisia nabati boleh diawetkan dengan penambahan kloroform, karbon tetraklorida, etilenoksida atau bahan pengawet lain yang cocok, yang mudah menguap dan tidak meninggalkan sisa O Wadah dan bungkus: tidak boleh mempengaruhi bahan yang disimpan baik secara kimia/fisika, tertutup baik dan rapat. O Penyimpanan: agar dihindari dari cahaya dan penyerapan air. O Simplisia sebagai bahan/produk yang dikonsumsi manusia sebagai obat: O Mutu, aman, manfaat O Simplisia sebagai bahan dengan kandungan kimia yang bertanggungjawab terhadap respon biologis: harus memiliki spesifikasi kimia yaitu informasi komposisi (jenis dan kadarnya) senyawa kandungan.
  • 13. Syarat baku simplisia O Kadar air: tidak lebih dari 10% O Angka lempeng total: tidak lebih dari 10 O Angka kapang dan khamir: tidak lebih dari 10 O Mikroba patogen: Negatif O Aflatoksin: tidak lebih dari 30 bagian per juta Sari Jamu: O Diperbolehkan mengandung etanol tidak lebih dari 1% v/v (20oC) O Kadar metanol: tidak lebih dari 0,1% dari kadar etanol
  • 15. Standardisasi ekstrak O Simplisia sebagai bahan baku harus memenuhi persyaratan monografinya (MMI) O Produk ekstrak harus memenui persyaratan: O Parameter standar umum O Parameter standar spesifik O Buku monografi O Ekstrak: sediaan kental yang diperoleh dengan cara mengekstraksi senyawa aktif dari simplisia menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang tersisa diperlakukan sedemikian rupa sehingga memenuhi baku yang telah ditetapkan O Ekstrak cair: adalah sediaan dari simplisia yang mengandung etanol sebagai pelarut atau sebagai pengawet. Biasanya pada tiap ml ekstrak, mengandung senyawa aktif dari 1 g simplisia yang memenuhi syarat O Infus: adalah sediaan cair yang dibuat dengan mengekstraksi simplisia dengan air pada suhu 90oC selama 15 menit.
  • 16. Faktor yang mempengaruhi mutu ekstrak O Faktor Biologi: Bahan asal tumbuhan O Identitas (spesies) O Lokasi tumbuhan asal: lingkungan (tanah dan atmosfer), energi (cuaca, temperatur, cahaya) dan materi (air, senyawa organik dan anorganik) O Periode pemanenan hasil tumbuhan: dimensi waktu terkait metabolisme pembentukan senyawa terkandung O Penyimpanan bahan tumbuhan: berpengaruh pada stabilitas bahan (kontaminasi biotik dan abiotik) O Umur tumbuhan dan bagian yang digunakan O Untuk simplisia dari tumbuhan hasil budidaya, dipengaruhi juga oleh proses GAP (Good Agricultural Practice) O Untuk simplisia dari tubuhan liar (wild crop), dipengaruhi juga oleh proses pengeringan yang umumnya dilakukan di lapangan.
  • 17. O Faktor Kimia: O Faktor internal: O Jenis senyawa aktif dalam bahan O Komposisi kualitatif senyawa aktif O Komposisi kuantitatif senyawa aktif O Kadar total rata-rata senyawa aktif O Faktor eksternal: O Metode ekstraksi O Perbandingan ukuran alat ekstraksi (diameter dan tinggi alat) O Ukuran, kekerasan dan kekeringan bahan O Pelarut yang digunakan dalam ekstraksi O Kandungan logam berat O Kandungan pestisida
  • 18. O Mutu ekstrak berkaitan dengan senyawa kimia yang dikandung karena respon biologis yang diakibatkan oleh ekstrak disebabkan oleh senyawa kimia O Ditinjau dari asalnya, senyawa kimia dalam ekstrak terbagi menjadi: O Senyawa kandungan asli dari tumbuhan asal: senyawa yang memang sudah ada sejak masa tumbuhan tsb hidup O Senyawa hasil perubahan dari senyawa asli: Dari penelitian telah diprediksi terjadinya perubahan kimia senyawa asli karena sifat fisikokimia yang labil O Senyawa kontaminasi: polutan atau aditif O Senyawa hasil interaksi kontaminasi dengan senyawa asli atau senyawa perubahan
  • 19. PARAMETER NON SPESIFIK O Kadar air dan Susut Pengeringan O Kadar abu O Sisa Pelarut O Residu Pestisida O Cemaran logam berat O Cemaran mikroba O Kadar Sari Larut Air dan Larut Etanol
  • 20. PARAMETER SPESIFIK O Identitas: Meliputi deskripsi tata nama, bagian tumbuhan yang digunakan dan senyawa identitas. O Organoleptik Meliputi penggunaan panca indera untuk mendeskripsikan bentuk (padat, serbuk, kental, cair), warna, bau dan rasa O Kandungan kimia Untuk memberikan gambaran awal jumlah senyawa terkandung
  • 21. UJI KANDUNGAN KIMIA EKSTRAK O Pola kromatogram: KLT, KCKT, KG O Kadar Total Golongan Kandungan Kimia: spektrofotometri, titrimetri, volumetri, gravimetri dll: O Golongan minyak atsiri O Golongan steroid O Golongan tanin O Golongan flavonoid O Golongan triterpenoid (saponin) O Golongan alkaloid O Golongan antrakinon O Kadar kandungan kimia tertentu: senyawa identitas atau senyawa kimia utama atau senyawa aktif O Densitometer, KG, KCKT
  • 22. LEMBAR KERJA PENGUJIAN : KADAR SUSUT PENGERINGAN SAMPEL : TANGGAL : Berat Sampel (gram) [a] 1. 2. 3. Berat Sampel Setelah Pemanasan 105o C [b] 1. 2. 3. Berat Penyusutan =[a-b] 1. 2. 3. Kadar Susut Pengeringan (%) = [a-b]/a x 100% 1. 2. 3. Kadar rata-rata susut pengeringan KESIMPULAN Dilaksanakan oleh Diperiksa oleh Penanggungjawab lab. Tanggal, (__________________________) (____________________________)
  • 23. Lampiran 1. Contoh Catatan Hasil Pengujian Nama Perusahaan Alamat Perusahaan Telp. …… Fax ……. LAPORAN PENGUJIAN No. …../..…/…../20.. Nama Sampel : Simplisia Rajang Tanggal Penerimaan : ………………. Rimpang Kunyit Tanggal Pemeriksaan : ………………. Asal Sampel : ……………… Metoda : FHI Edisi I 2008 No. Batch : ……………… SK Menkes RI No. 661/Menkes/SK/VII/1994 No. PEMERIKSAAN SPESIFIKASI HASIL 1. Pemerian Bentuk kepingan ringan, rapuh, warna kuning jingga, kuning jingga kemerahan sampai kuning jingga kecoklatan, bau khas, rasa agak pahit, agak pedas, lama kelamaan menimbulkan rasa tebal 2. Mikroskopik Sesuai FHI Edisi I 2008 3. Pola kromatografi Sesuai FHI Edisi I 2008 4. Susut pengeringan Tidak lebih dari 12% 5. Abu total Tidak lebih dari 8,2% 6. Abu tidak larut asam Tidak lebih dari 0,9% 7. Sari larut air Tidak kurang dari 11,5% 8. Sari larut etanol Tidak kurang dari 11,4% 9. Kandungan kimia simplisia : a. a. Kadar minyak atsiri Tidak kurang dari 3,02% b. b. Kadar kurkuminoid Tidak kurang dari 6,60% dihitung sebagai kurkumin 10. Mikrobiologi : a. Angka Lempeng Total Tidak lebih dari 107 b. Angka Kapang dan Khamir Tidak lebih dari 104 c. Bakteri Pathogen - E. coli Negatif - Salmonella sp. Negatif - Staphylococcus aureus Negatif - Pseudomonas aeruginosa Negatif Kesimpulan : memenuhi syarat Nama Kota, Tanggal Penanggung Jawab Pengujian ………………………
  • 24.
  • 25. STANDARDISASI O TOTAL FLAVONOID y = 0.0116x + 0.0533 R² = 0.9987 0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0 5 10 15 20 25 30 35 Kurva Linier Standar Rutin Sampel Berat (µg) A1 A2 A3 Arata-2 Kadar Total Flavonoid equivalen rutin (μg) dalam ekstrak % Kadar Total Flavonoid dalam ekstrak Daun Sirih Merah 1000 0,751 0,753 0,764 0,756 60,58 6,06 Kulit Manggis 1080 1,624 2,242 1,858 1,908 159,89 14,80 Keladi Tikus 6144 0,424 0,415 0,477 0,439 33,22 0,54 Daun Sirsak 1683 1,925 1,926 1,052 1,634 136,30 8,10
  • 26. O TOTAL FENOL y = 0.0483x + 0.0387 R² = 0.9969 0.000 0.500 1.000 1.500 2.000 2.500 0 10 20 30 40 50 Kurva Linier Standar Pyrogallol Sampel Berat (μg) A1 A2 A3 Arata-rata total Fenol eq pyrogallol (µg) dalam ekstrak % Kadar total fenol eq. pyrogallol dalam ekstrak Daun Sirih Merah 84,48 0,170 0,254 0,228 0,217 3,70 4,38 Kulit Manggis 69,24 0,074 0,086 0,034 0,065 0,54 0,79 Keladi Tikus 687,00 0,143 0,152 0,146 0,147 2,24 0,33 Daun Sirsak 68,70 0,416 0,416 0,420 0,417 7,84 11,41
  • 27. O KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS O ekstrak Kulit manggis menggunakan standar α-mangostin Ekstrak Kulit Manggis α- mangostin
  • 28. O Daun Sirih Merah dan Daun Sirsak Standar Rutin Ekstrak Daun Sirsak Ekstrak Daun Sirih Merah Sampel Konsentr asi (μg/µl) Vol penotol an sampel (μl) Berat sampel (µg) D1 D2 D3 Drata- rata Kadar rutin (μg) dalam ekstrak % kadar rutin dalam ekstrak Daun Sirsak 11,44 5 57,2 1001,8 1491,4 1701,4 1398,2 1,16 2,03 Daun Sirih Merah 10,7 5 53,5 474,7 476,7 513,4 488,3 0,58 1,08
  • 29. Prosedur Uji Fitokimia O Terpenoid Pada plat tetes, sejumlah sampel di oles pada plat tetes kemudian ditambahkan vanillin dan 2 tetes asam sulfat pekat (H2SO4p. p.a). Diamati perubahan warna yang terjadi. Senyawa golongan terpenoid positif jika terjadi warna merah sampai ungu - - +
  • 30. O Steroid/triterpenoid Pada plat tetes, sejumlah sampel dioles pada plat tetes, kemudian ditambahkan asam asetat anhidrid sampai terendam selama 5 menit, kemudian ditambahkan 1 tetes asam sulfat pekat. Diamati perubahan warna yang terjadi. Senyawa golongan steroid positif jika terjadi warna hijau kebiruan dan senyawa golongan triterpenoid berwarna merah sampai ungu. + + +
  • 31. O Saponin Sejumlah sampel di masukkan kedalam tabung reaksi, kemudian ditambahkan aquadest sampai terendam dan dipanaskan dalam waterbath 100oC selama 15 menit. Setelah dingin dikocok kuat-kuat arah vertical. Senyawa golongan saponin positif jika terbentuk busa yang mantap. - - -
  • 32. O Fenol Pada plat tetes, sejumlah sampel dioleskan pada plat tetes kemudian ditambahkan larutan FeCl3 (10% b/v dalam etanol). Diamati perubahan warna yang terjadi. Senyawa golongan fenol positif jika terjadi warna hitam, ungu, hijau, + + +
  • 33. O Flavonoid Sejumlah sampel dimasukkan kedalam tabung reaksi dan ditambahkan butiran Mg. Kemudian ditambahkan HCl 2N sampai terendam dan dipanaskan pada waterbath 100 C selama 15 menit. Setelah dingin ditambahkan 5 tetes amyl alcohol. Senyawa golongan flavonoid positif jika terjadi warna merah sampai jingga pada lapisan amil alcohol. - - -/+
  • 34. O Tannin Sejumlah sampel dimasukkan kedalam tabung reaksi. Kemudian ditambahkan larutan HCl 2N sampai terendam dan dipanaskan dalam waterbath 100 C selama 15 menit. Setelah dingin ditambahkan 5 tetes amil alcohol. Senyawa golongan tannin positif jika terbentuk warna merah- jingga pada lapisan amil alkohol - - -
  • 35. O Alkaloid Sejumlah sampel dibasakan dengan menggunakan Ammonia 10%, kemudian di ekstraksi dengan pelarut organik kloroform. Filtrat kloroform diambil dan ditambahkan HCl 2N, kemudian lapisan air diambil dan direaksikan dengan reagen Dragendorf. Senyawa golongan alkaloid positif jika terbentuk endapan berwarna merah bata. - - +
  • 36. TAMBAHAN O Farmakope Herbal Indonesia: buku standar di bidang farmasi terutama untuk simplisia dan ekstrak yang berasal dari tumbuhan atau bahan alam lainnya, metode analisis, prosedur dan instrumennya, bahan baku pembanding, sediaan umum, ketentuan umum, lampiran2 dan penetapan standar yang berkaitan dgn standardisasi di bidang farmasi
  • 37. Dasar HukumO UU No.36 Tahun 2009 tentang Kesehatan O UU No.5 Tahun 1984 tentang Perindustrian O PP No.17 Tahun 1986 tentang Kewenangan Pengaturan, Pembinaan dan Pengembangan industri O Kepmenkes Nomor HK.03.01/60/I/2010 tentang Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2010 – 2014 O Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1144/MENKES/PER/VIII/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan O Permenkes 1799 Tahun 2010 tentang Industri Farmasi O Peraturan Pemerintah No.72 Tahun 1998 tentang Pengamanan Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan O Keputusan Ka BPOM no. HK.00.05.4.2411 tahun 2004 tentang Ketentuan Pokok Pengelompokkan dan Penandaan Obat Bahan Alam Indonesia O Kepmenkes No. 381 Tahun 2007 tentang Kebijakan Obat Tradisional Nasional (KOTRANAS) O Peraturan Menteri Kesehatan No. 1109/Menkes/Per/IX/2007 tentang Penyelenggaraan Pengobatan Komplementer dan Alternatif di Fasilitas Kesehatan Masyarakat O Kepmenkes No.121 Tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Medik Herbal O Peraturan Menteri Kesehatan No.003/Menkes/Per/I/2010 tentang Saintifikasi Jamu dalam Penelitian Berbasis Pelayanan Kesehatan