Dokumen tersebut membahas tentang antimikroba dan efek samping obat. Secara ringkas, antimikroba adalah obat untuk membasmi mikroba penyebab penyakit, seperti antibiotik, antijamur, dan obat malaria. Efek samping obat dapat terjadi akibat reaksi toksik, alergi, atau interaksi obat. Faktor pasien seperti usia dan fungsi organ juga mempengaruhi respon terhadap obat.
1. EFEK OBAT , EFEK SAMPING OBATEFEK OBAT , EFEK SAMPING OBAT
&&
ANTI MIKROBAANTI MIKROBA
Oleh:Oleh:
Mayor Kes Sugiharto, SSi. AptMayor Kes Sugiharto, SSi. Apt
2.
3. 1.Khemoterapi : senyawa yang didalam tubuh dapat merugikan
atau membunuh mikroorganisme dan bekerja pada kadar yang
tidak membahayakan bagi manusia ataupun hewan. (Dinamika
obat) Antara lain: bakteri, protozoa, mikosis, virus,
cacing,tumor ganas
2. Antimikroba : obat pembasmi mikroba yang merugikan
manusia, terbatas pada jasad renik yang tidak termasuk kelompok
parasit.(Farmakologi dan terapi ed.4,FKUI)
3.Antibiotik : Zat yang dihasilkan oleh suatu mikroba, terutama
fungi(jamur) yang dapat menghambat atau membasmi mikroba
jenis lain.
4.Kemoterapi Parasit meliputi Antelmintik,
amubisid(trikomoniasis, disentri amuba), obat malaria, obat jamur
4. Bakteriostatik : Menghambat pertumbuhan mikroba
Bakterisid : membunuh mikroba
Kadar Hambat Minimal (KHM) : kadar minimal menghambat
pertumbuhan
Kadar Bunuh Minimal (KBM) : Kadar minimal untuk
membunuh
Spektrum Sempit : efektif untuk bakteri Gram positif saja
atau Gram negatif saja
Spektrum Luas : efektif untuk bakteri gram positif maupun
gram negatif
5. 1. Mengganggu metabolisme sel mikroba (bakteriostatik):
Sulfonamid, trimetoprim, PAS , Sulfon
2. Penghambatan sintesis dinding sel mikroba (bakterisid):
Penisilin, Sefalosporin, Basitrasin, Vankomisin ,Sikloserin
3. Penggangguan permeabilitas sel mikroba : Polimiksin, gol.
Polien,
4. Penghambatan sintesis protein sel mikroba:
Aminoglikosid, Makrolid, Linkomisin, Tetrasiklin,
Kloramphenikol
5. Penghambatan sintesis /merusak asam nukleat sel mikroba :
Rifampicin dan gol. Kuinolon
6. RESISTENSI
adalah suatu sifat tidak terganggunya kehidupan sel mikroba oleh suatu anti
mikroba, merupakan sifat alamiah untuk bertahan hidup
Mekanisme Resistensi :
-Perubahan tempat kerja obat pada mikroba
-Penurunan permeabilitas sel sehingga antimikroba sulit masuk dalam sel
-In aktivasi obat oleh mikroba
-Mikroba membentuk jalan pintas menghindar tahap yg dihambat antimikroba
-Meningkatkan produksi enzim yang dihambat oleh antimikroba
7. Efek Samping ObatEfek Samping Obat
suatu reaksi yang tidak diharapkan dan berbahaya yang diakibatkan oleh suatusuatu reaksi yang tidak diharapkan dan berbahaya yang diakibatkan oleh suatu
pengobatan.pengobatan.
Efek samping obat, seperti halnya efek obat yang diharapkan, merupakan suatuEfek samping obat, seperti halnya efek obat yang diharapkan, merupakan suatu
kinerja dari dosis atau kadar obat pada organ sasaran.kinerja dari dosis atau kadar obat pada organ sasaran.
Interaksi obat juga merupakan salah satu penyebab efek samping.Interaksi obat juga merupakan salah satu penyebab efek samping.
8. EFEK SAMPINGEFEK SAMPING
1.1. Reaksi idiosinkrasi :Reaksi idiosinkrasi : Genetik, ras. Ex: 10% pria kulitGenetik, ras. Ex: 10% pria kulit
hitam alami anemia hemolitik berat dengan pengobatanhitam alami anemia hemolitik berat dengan pengobatan
PrimaquinPrimaquin
2.2. Reaksi Toksik :Reaksi Toksik :
- umumnya kemoterapi toksik selektif terhadap- umumnya kemoterapi toksik selektif terhadap
organ atau sistem tertentu dalam tubuh. Ex. Gol.organ atau sistem tertentu dalam tubuh. Ex. Gol.
Aminoglikosida toksik ke nervus, tetra toksik keAminoglikosida toksik ke nervus, tetra toksik ke
jaringan tulang ,termasuk gigi krn kompleksjaringan tulang ,termasuk gigi krn kompleks tetra-tetra-
kalsium.kalsium.
- Faktor dlm tubuh ex. Fungsi organ/sistem- Faktor dlm tubuh ex. Fungsi organ/sistem
sehubungan dg biotransformasi dan eskresi jgsehubungan dg biotransformasi dan eskresi jg
menentukan dlm reaksi toksik (fungsi ginjal dan hati)menentukan dlm reaksi toksik (fungsi ginjal dan hati)
9. 3.3. Reaksi alergi :Reaksi alergi :
- Dapat ditimbulkan oleh semua jenis antimikroba- Dapat ditimbulkan oleh semua jenis antimikroba
dengan melibatkan sistem imun host, terjadinyadengan melibatkan sistem imun host, terjadinya
tidak berdasar dosis obat.tidak berdasar dosis obat.
- Penampakan gejala dan beratnya gejala dapat- Penampakan gejala dan beratnya gejala dapat
bervariasi(individual)bervariasi(individual)
- Prognosis reaksi alergi sulit diramal. Orang yg- Prognosis reaksi alergi sulit diramal. Orang yg
sebelumnya alergi penisilin tak selalu mengalamisebelumnya alergi penisilin tak selalu mengalami
reaksi itu kembali, sebaliknya orang tak punyareaksi itu kembali, sebaliknya orang tak punya
riwayat alergi penisilin dapat mengalami reaksiriwayat alergi penisilin dapat mengalami reaksi
alergi pada penggunaan ulang penisilinalergi pada penggunaan ulang penisilin
10. 4.4. Perubahan biologis dan metabolisme pada host :Perubahan biologis dan metabolisme pada host :
- kehadiran antimikroba mengubah keseimbangan flora- kehadiran antimikroba mengubah keseimbangan flora
normal tubuh.normal tubuh.
-Dg keseimbangan ekologi, populasi mikroflora tidak-Dg keseimbangan ekologi, populasi mikroflora tidak
menunjukkan sifat patogen.menunjukkan sifat patogen.
- Penggunaan kemoterapi terutama spektrum luas dapat- Penggunaan kemoterapi terutama spektrum luas dapat
mengganggu keseimbangan ekologis sehingga jenismengganggu keseimbangan ekologis sehingga jenis
mikroba yg meningkat jumlah populasinya akan menjadimikroba yg meningkat jumlah populasinya akan menjadi
patogen,bisa tjd di sal.cerna,nafas,kelamin dan kulitpatogen,bisa tjd di sal.cerna,nafas,kelamin dan kulit
11. Efek samping obat dan Obat PenyebabnyaEfek samping obat dan Obat Penyebabnya
1. Aborsi atau keguguran1. Aborsi atau keguguran : Misoprostol (untuk pencegahan: Misoprostol (untuk pencegahan gastric ulcergastric ulcer) borok lambung) borok lambung
yang disebabkan oleh obat anti inflamasi non steroid.yang disebabkan oleh obat anti inflamasi non steroid.
2. Ketagihan2. Ketagihan : obat-obatan penenang dan analgesik seperti diazepam serta: obat-obatan penenang dan analgesik seperti diazepam serta
morfin.morfin.
3. Kerusakan janin3. Kerusakan janin : Thalidomide: Thalidomide
4. Pendarahan usus4. Pendarahan usus : Aspirin.: Aspirin.
5. Penyakit kardiovaskular5. Penyakit kardiovaskular : obat penghambat COX-2.: obat penghambat COX-2.
6. Tuli dan gagal ginjal6. Tuli dan gagal ginjal : antibiotik Gentamisin.: antibiotik Gentamisin.
7. Kematian7. Kematian : Propofol.: Propofol.
8. Depresi dan luka pada hati8. Depresi dan luka pada hati : Obat Interferon.: Obat Interferon.
9. Diabetes9. Diabetes : obat-obatan psikiatrik neuroleptik.: obat-obatan psikiatrik neuroleptik.
10. Diare10. Diare : penggunaan Orlistat.: penggunaan Orlistat.
11. Disfungsi ereksi11. Disfungsi ereksi : Obat antidepresan.: Obat antidepresan.
12. Demam12. Demam : vaksinasi.: vaksinasi.
13. Glaukoma13. Glaukoma : Obat tetes mata kortikosteroid.: Obat tetes mata kortikosteroid.
14. Rambut rontok dan anemia14. Rambut rontok dan anemia : Obat kemoterapi melawan kanker atau leukemia.: Obat kemoterapi melawan kanker atau leukemia.
15. Hipertensi15. Hipertensi : Efedrin.: Efedrin.
16. Kerusakan hati16. Kerusakan hati : Parasetamol.: Parasetamol.
17. Mengantuk & meningkatnya nafsu makan17. Mengantuk & meningkatnya nafsu makan : antihistamin.: antihistamin.
18. Stroke atau serangan jantung18. Stroke atau serangan jantung : Sildenafil (Viagra).: Sildenafil (Viagra).
19. Bunuh diri akibat penggunaan Fluoxetine19. Bunuh diri akibat penggunaan Fluoxetine : suatu antidepresan.: suatu antidepresan.
12. Faktor Host yang mempengaruhi kerjaFaktor Host yang mempengaruhi kerja
kemoterapikemoterapi
Umur . Bayi lebih gampang keracunan karena fungsi
organ2 tubuhnya belum sempurna.Lanjut usia fungsi
organ menurun ,gampang keracunan obat.
Kehamilan . Umumnya ibu hamil peka terhadap obat
tertentu. Janin, Bahaya teratogenis dan keracunan
Genetis . Perbedaan ras berbeda reaksi terhadap obat
Keadaan patologis tubuh.Gangguan hati dan ginjal , hati
mempengaruhi metabolisme obat. Obat yang dieskresi
diginjal akan terakumulasi ditubuh jika ginjal alami
kerusakan
13. Sebab kegagalan terapi oleh
Kemoterapi
1. Dosis kurang . Kuman sama tempat infeksi
berbeda ,dosis bisa berbeda. Infeksi
pneumokokus pada meningitis perlu dosis lebih
besar dibanding infeksi pneumokokus pada
saluran nafas
2.Masa terapi kurang . Masa terapi individual
sampai tercapai respons klinik yang
memuaskan. Untuk penyakit tertentu seperti
TBC, Lepra ,masa terapi yang cukup tetap
dipertahankan walaupun respons klinis sudah
terlihat
3.Faktor mekanis . Benda asing, jaringan
nekrosis, batu sal.kemih, mukus yg banyak,
menggagalkan terapi dengan kemoterapi, faktor
14. 4. Kesalahan penetapan etiologi. Demam tidak selalu
disebabkan kuman, bisa dari virus, jamur,
parasit,reaksi obat, kesalahan pemberian kemoterapi
sebabkan kegagalan pengobatan
5. Faktor Farmakokinetik. Bagian2 tubuh tertentu
tidak gampang ditembus kemoterapi, contoh jaringan
prostat . Obat saluran kemih lokal ex Asam Nalidiksat
dan nitrofurantoin hanya efektif untuk saluran urin
lokal,tidak untuk infeksi bagian dalam lain
Antibiotika tidak tepat. kemoterapi tertentu efektif untukAntibiotika tidak tepat. kemoterapi tertentu efektif untuk
jenis kuman tertentu ,jika salah tak efektifjenis kuman tertentu ,jika salah tak efektif
Faktor Pasien. Keadaan umum pasien dan gangguanFaktor Pasien. Keadaan umum pasien dan gangguan
sistem pertahanan tubuh merupakan faktor pentingsistem pertahanan tubuh merupakan faktor penting
kesembuhan kemoterapi. EX: Obat sitostatik,kesembuhan kemoterapi. EX: Obat sitostatik,
imunosupresan,AIDS sebabkan gangguanimunosupresan,AIDS sebabkan gangguan
mekasnisme pertahanan tubuhmekasnisme pertahanan tubuh
15. PENGGOLONGAN KEMOTERAPI
• 1. Kemoterapi Sintetik
- sulfonamida
- Senyawa Diaminobenzilpirimidin : Trimetoprim
- Turunan Nitrofuran
- Inhibitor girase : Asam Nalidiksat
• 2. Antibiotika
a. Golongan b-Laktam : Penisilin,
sefalosporin,Monobaktam, Karbapenem
b. Tetrasiklin
c. Kloramfenikol
d. Makrolida (kelompok erithromycin)
e. Linkomisin
f. Antibiotika Aminoglikosida : Streptomisin, neomisin,
kanamisin-gentamisin,spektinomisin
g. Antibiotika Polipeptida : Polimiksin B , Kolistin, Basitrasin,
Tirotrisin
h. Fosfomisin
16. • 3. Antimikotika : Nistatin, natamisin, amfoterisin B ,griseofulvin
• 4. Anti TBC : Isoniasida, Rifampisin, Pirazinamida, Streptomisin, Etambutol,
Protionamid, Asam p amino salisilat, Sikloserin, Kapreomisin, Kanamisin dan
Tetrasiklin
• 5. Khemoterapi untuk Lepra : Diafenilsulfon (Dapson), Klofazimin, Rifampisin
• 6. Khemoterapi penyakit Protozoa Ex: Flagellata
(Typanosoma,Leishmania,Trichomonas), Rhizopoda (amuba), Sporozoa
(Plasmodium,Toxoplasma)
• 7. Khemoterapi penyakit Virus : Amantadin, Idoksuridin, Vidarabin,
Asiklovir, Zidovudin
• 8. Antelmintika (Obat Cacing): Niklosamid, Piperazin,Pirantel Pamoat,Pirvinium
pamoat, Tiabendazol, Mebendazol,Dietilkarbamazin
17. ANTIBIOTIKA
DEFINISI Walsman , Antibiotika adalah (pada
mulanya) zat yang dibentuk oleh mikroorganisme
yang dapat menghambat atau membunuh
pertumbuhan mikroorganisme lain
Perluasan definisi : Antibiotika yang dibuat secara
sintesis parsial yang sebagian mempunyai sifat
yang lebih baik(sulfonamid dan kuinolon)
18. Mekanisme kerja :
- Menghambat biosintesis dinding sel (penisilin,
sefalosporin,sikloserin, basitrasin) … Bakterisid
- Meninggikan permeabilitas membran sitoplasma
(sefalosporin, sikloserin, basitrasin) … Bakterisid
- Mengganggu sintesis protein normal bakteri (Tetrasiklin,
kloramfenikol, eritromisin , aminoglikosida) …
bakteriostatik
19. Yang bekerja
Bakterisid
• Turunan Nitrofuran
• Antibiotika B-Laktam (penisilin,sefalosporin,
monobaktam,karbapenem)
• Antibiotika Aminoglikosida
• Antibiotika Polipeptida
• Obat anti TBC Isoniazida, pirazinamid, rifampisin
20. ANTIBIOTIKA B- LAKTAM
• Penisilin
• Sefalosporin
• Monobaktam
• Karbapenem
B-LAKTAM PENISILIN
• Ditemukan oleh A.Fleming tahun 1928 di London yaitu antibiotika B
Laktam Penisilin
• Penisilin dalam pengobatan ada Penisilin alam dan semisintetik
• Merup Asam organik dengan 1 inti siklik dan satu rantai samping. Inti
siklik tdr dr cincin Tiazolidin dan cincin B Laktam
• Rantai samping merup gugus amino bebas yg dpt mengikat berbagai jenis
radikal,dr ikatan ini akan dpt diperoleh berbagai jenis penisilin ,mis :
Penisilin G ( radikalnya adalah gugus benzil)
21. • Beberapa penisilin hilang aktifitasnya dalam suasana
asam,hingga harus diberikan secara parenteral,penisilin lain
hilang aktifitasnya karena enzim betalaktamase(penisilinase)
yg memecah cincin beta laktam
• Radikal ttt pada gugus amino dapat mengubah sifat
kerentanan terhadap asam,penisilinase ,spektrum
antimikroba.
• Beberapa bentuk ester penisilin ,Ex: Pivampisilin dan
Bakampisilin mempunyai bioavailabilitas yang lebih baik
22. Efek Samping
• Kepekaan(urtikaria,dermatitis), reaksi toksik
• reaksi iritatif pada lambung ,dikurangi dgn meminum dgn makanan.
Makin besar dosis makin besar iritasi.manifestasi iritasi adalah
diare
• Terapi lama timbulkan kelainan darah leukositosis,limfosis
atipik,granulasi toksik pada granulosit dan trombositopenia
• Fototoksik (pada pemberian demetilklortetrasiklin)
• Hepatotoksisitas( dosis tinggi Lebih 2 gram/hari)
• Terikat pada jar. tulang yang sedang tumbuh dan membentuk
kompleks, pada gigi terjadi perubahan warna permanen dan karies
23. KLORAMFENIKOL
• Diisolasi dari Streptomyces venezuelae
• Bekerja dgn menghambat sintesis protein kuman, bersifat
bakteriostatik
• Spektrum antibakteri meliputi : Diplococcus
pneumoniae,Str.pyogenes,str.Viridans,Neisseria,Haemophylus,Basil
lus spp,Listeria,Bartonella,Diphteria
• Ester palmitat atau stearat rasa tidak pahit sehingga untuk
diberikan pada anak
• Pemberian parenteral dalam kloramfenikol suksinat
• Menghambat biotransformasi tolbutamid, fenitoin,dikumarol,dan
obat lain yg dimetabolismeoleh enzim hati sehingga memperbesar
toksisitas obat-obat ini
24. • Efek samping : Toksik dgn terjadinya depresi sumsum tulang, kelainan
darah al: anemia
• Reaksi alergi berupa kemerahan kulit,urtikaria ,anafilaktik
• Reaksi saluran cerna : mual, muntah, glositis,diare,enterokolitis
• Grey Sindrom :
Pemberian pada bayi dgn dosis lebih dari 200mg/kg BB , gejala
muntah,nafas cepat tak teratur,kembung, sianosis,diare dgn tinja berwarna
hijau kemudian bayi lemas dan berwarna keabu-abuan
• Reaksi Neurologis : depresi, bingung,sakit kepala,berkurangnya penglihatan
• Indikasi : Demam tifoid,salmonellosis,infeksi H. Influenzae
27. spektinomisin
• Dihasilkan oleh Streptomyces spectabilis
• Aktifitas untuk Gonorrhoeae , hanya dgn sekali
suntikan sekitar 90% kasus akan disembuhkan
• Pemakaian oral tidak diabsorbsi ,harus diberikan
parenteral
28. MAKROLIDA
• Golongan makrolida : Eritromisin, Spiramisin
• Di isolasi dari Streptomices
• Spektrum : mikroba gram positif
• Mekanisme kerja : menghambat sintesis protein
• Penggunaan : mikroba gram positif yang resisten thd
penisilin dan tetrasiklin,juga untuk pasien yg alergi thd
penisilin
• Efek samping : umumnya kecil, dgn terjadinya gangguan
saluran cerna, reaksi hipersensitif
29. LINKOMISIN dan KLINDAMISIN
• Golongan Lincomisin : Lincomisin dan senyawa sintesis parsial
turunannya Klindamisin
• Diisolasi dari Streptomyces Lincolnensis
• Spektrum kerja: sama dgn antibiotika makrolida
• Intensitas kerja klindamisin 2-10 kali lebih besar dari linkomisin
• Absorbsi linkomisin dipengaruhi makanan,sedangkan klindamisin
tidak
• Penggunaan : untuk infeksi Stapilokokus jika antibiotika lain tak
dapat digunakan, klindamisin juga untuk bakteri anaerob
• Efek samping : gangguan sal. Cerna, leukopenia dan kerusakan hati,
tak boleh untuk bayi baru lahir dan gangguan fungsi ginjal parah
30. GOLONGAN POLIPEPTIDA
• Gol. Polipeptida: Polimiksin B, Kolistin (Polimiksin E), Basitrasin, Tirotrisin
• Toksisitas : semua relatif toksik yaitu Neurotoksik dan Nefrotoksik
• PolimiksinB dan Kolistin : Khasiat thd mikroba gram negatif dgn mekanisme
kerja merusak membran sitoplasma. Penggunaan oral untuk desinfeksi
usus dan antibiotika lokal
• Basitrasin : Toksisitas besar ,hanya digunakan lokal pada infeksi kulit dan
mukosa
• Tirotrisin : toksik hemolitik sehingga hanya untuk pemakaian lokal pada
infeksi permukaan
31. ANTIMIKOTIK( OBAT JAMUR)
• Infeksi jamur : infeksi sistemik dan infeksi topikal
• Macam : Amfoterisin B , Flusitosin, Ketokonazol,Flukonazol,Kalium
Iodida,Griseofulfin, dan Triazol (itrakonazol)
AMFOTERISIN B
• Diisolasi dari Streptomyces nodosus
• Berkhasiat pada jamur sacharomyces : Aspergillosis,Blastomikosis,
Kriptokokosis,Kandidosis
• Pemberian : IV dalam bentuk tetes, injeksi IV tak dianjurkan krn
menimbulkan rangsangan yang kuat
• Penggunaan hanya jika benar2 jelas indikasinya dan pengamatan klinis
pasien selalu dilakukan karena efek samping yang berat yaitu Nefrotoksis
32. FLUSITOSIN
• Untuk pengobatan Kriptokokosis, Kandidosis,
Kromomikosis, Torulopsis, Aspergillosis
• Mekanisme kerja : menghambat sintesis protein
sel jamur
• Kurang toksik dibanding Amfoterisin
• Pemakaian secara oral,dieskresi melalui ginjal
• Efek samping : Nausea, muntah, diare dan eksim
33. KETOKONAZOL
• Turunan Imidazol, antijamur sistemik maupun
nonsistemik
• Efektifitas : Candida, Coccidioides immitis,Criptococcus
neoformans,H Capsulatum,B
Dermatitidis,Aspergillus,Sporothrix spp
• Efek samping : mual dan pruritus,sebaiknya ditelan
bersama makanan,hepatotosksisitas untuk penggunaan
yang lama, ginekomastia,infertilitas,penurunan libido
pada pria
• Indikasi : histoplasmosis paru, tulang,sendi dan jaringan
lemak,dermatomikosis dan
kandidosis(mukokutan,vaginal,oral)
34. ITRAKONAZOL
• Antijamur sistemik turunan triazol
• Aktifitas antijamur lebih luas dengan toksisitas
lebih kecil
• Penyerapan lebih besar di saluran cerna bila
diberikan bersama makanan
• Indikasi :
blastomikosis,histoplasmosis,koksidioidomikosis,p
arakoksidioidomikosis,kandidiasis mulut dan
tenggorokan,tinea versikolor
36. GRISEOFULVIN
• Diisolasi dari Penicillium janczewski
• Aktifitas : Trichophyton, epidermophyton,Microsporum
• Mekanisme : menghambat mitosis jamur dengan mengikat protein mikrotubuler
• Indikasi : infeksi microsporum ,trichophyton dan epidermophyton pada jamur kulit,rambut
dan kuku
• Efek samping : gangguan saraf pusat dan saluran cerna ,reaksi alergi,leukopenia
NISTATIN
• Diisolasi dari Streptomyces noursei
• Indikasi : candidiasis kulit, selaput lendir, dan saluran cerna ,tak efektif
untuk candidiasis kuku
• Mekanisme : berikatan dengan sterol pada membran sel jamur atau
ragi,sehingga permeabilitas sel berubah dan sel kehilangan berbagai
molekul kecilnya.
• Tidak dipakai secara parenteral ,tidak diserap melalui saluran cerna,kulit
atau selaput lendir, dikeluarkan bersama tinja
37. ANTIVIRUS
Obat Anti Virus dipakai untuk membasmi ,mencegah atau menghambat penyebaran infeksi virus dengan cara
menghambat salah satu tahap replikasi sehingga menghambat reproduksi.
Kelompok obat ini digunakan untuk melawan influensa, spesies herpes dan HIV
AMANTADIN
• Virustatika yg juga berfungsi sebagai antiparkinson
• menunjukkan kerja profilaktik ( thd influensa)
• Pemberian 24 jam pertama mempunyai khasiat terapetik ( perbaikan demam dan gejala yg lebih cepat
dibanding plasebo)
• Dosis Dws : oral 200mg/hari dalam dosis terbagi 1-2
anak 1-9thn 4-8mg/kg/hari dalam dosis terbagi 2-3, maks 200mg/hari
• TROMANTADIN : turunan Amantadin ,digunakan untuk Herpes simpleks (topikal)
IDOKSURIDIN
• Mekanisme dgn mengganggu sintesis protein yang penting untuk fungsi virus
• Hanya digunakan topikal pada penanganan infeksi herpes simpleks
(Cornae,labialis,genitalis) krn idoksuridin juga masuk dalam sel yang tak terinfeksi
38. • VIDARABIN
• Antivirus yg awalnya digunakan sebagai sitostatika
• Dapat digunakan secara parenteral hanya pada infeksi herpes yg parah
• Efek samping sistemik besar, alternatif Asiklovir dg efek samping yg lebih rendah dan
aman
• Efek samping : gangguan GI (mual,muntah,diare), sakit kepala,gangguan saraf pusat
(lemah, malaise, tremor, bingung)
• ASIKLOVIR
• Bekerja selektif thd virus dibanding pada mamalia dengan menghambat sintesa DNA
dan menghambat replikasi virus
• Penggunaan : pada infeksi berat herpes simpleks dan varizella zoster
• Efek samping : gangguan G I(mual,muntah,diare), sakit kepala
• Dosis : Dws Oral 200-800mg 3-5kali/hari IV 5mg/kg/8jam
anak <12thn IV 250mg/m2
/setiap 8jam selam 5-7hari
39. INTERVERON
• Merupakan glikoprotein dibentuk oleh sel tubuh oleh berbagai
rangsang, dapat menghambat replikasi virus umumnya
• Tidak langsung bekerja antivirus ,tapi lebih dulu mengaktifkan
enzim sitoplasma
• Sel yg terinfeksi akan membebaskan antivirus,kemudian interveron
terikat pada reseptor tertentu pada dinding sel lain yg tidak
terinfeksi, kemudian sel ini terangsang untuk memproduksi protein
antivirus, sementara sel yg terinfeksi mungkin sdh mati , maka sel
tetangga akan terlindung dr virus
• Indikasi : penanganan ensefalitis virus, varisela , herpes zoster
generalitus,
• Efek samping : sindrom spt flu,demam, nausea ,muntah
40. Zidovudin (Retrovir)
- untuk mengobati penderita aids
- CARA KERJA : MENEKAN REPLIKASI VIRUS HIV DENGAN MENAMBAH
JUMLAH SEL LIMFOSIT T
(tetapi pada akhirnya Limfosit akan tetap menurun)
- DIPAKAI UNTUK MEMPERPANJANG USIA PENDERITA AIDS
- Efek samping merugikan,HIPOTENSI ORTHOSTATIK, : gangguan ssp
(insomnia,depresi, cemas , bingung )masalah neurologis , Ataksia
- dosis : dws oral 200mg/setiap 4jam
anak oral 180mg/m2 /tiap 6jam
41. ANTELMINTIKA
• Adalah kemoterapi yg membebaskan manusia dan hewan
dari serangan cacing
OBAT CACING PITA ( TAENIA )
1.Niklosamida : -suatu turunan asam klorsalisilat
- tidak diabsorbsi dalam usus,
dapat mematikan cacing pita
- Mekanisme : hambatan
pembentukan ATP cacing dan
menjadikan cacing peka thd
enzim proteolitik
42. 2. PRAZIKUANTEL
• Pemberian oral zat ini diabsorbsi cepat,eskresi
melalui ginjal dlm bentuk metabolit.
• Dlm dosis besar juga dapat mengobati
Neurosistiserkosis (bentuk muda hermaprodit
cacing pita babi dalam jaringan neuron)
• Efek samping :sakit kepala,mengantuk, keluhan
saluran cerna ,urtikaria
43. OBAT NEMATODA (CACING GILIG)
• Antara lain: Piperazin, pirantel pamoat, Pirvinium
pamoat,Tiabendazol,Mebendazol,Dietilkarbamazin
1.Piperazin
- untuk askariasis dan enterobiasis (oksiuriasis)
- mekanisme : menstabilkan potensial membran cacing
- Efek samping : nausea,muntah,gangguan lambung dan
usus
44. 2.Pirantel Pamoat -Combantrin
- Obat pilihan pada askariasis(C gelang),oksiuresis
(Kremi),penyakit cacing Ancylostoma duodenale(C kait)
dan Necator americanus(C Tambang)
- Mekanisme : melumpuhkan bentuk dewasa dan belum
dewasa dg blokade neuromuskular
- Absorbsi di saluran cerna sedikit
- Efek samping : muntah dan diare
3. Pirvinium Pamoat
- Zat warna sianin untuk indikasi Oksiuris
- Mekanisme : hambatan enzim metabolisme
karbohidrat
45. • 4. Tiabendazol
- Merupakan antelmintika spektrum luasuntuk penanganan
askariasis,entrobiasis,juga trichinella dan trichuris
- Mekanisme kerja : hambatan fumaratr reduktase yg spesifik , juga
blokade asetilkolin esterase
- Diabsorbsi dlm sal. cerna.,dieskresi melalui ginjal
- Efek samping : sakit kepala,bingung ,muntah,gangguan sal.cerna,telinga
berdenging
5.Mebendazol : vermox
- Sama dg Tiabendazol ,berkhasiat untuk Nematoda(C gilig), merupakan
obat pilihan untuk Trichuris(C cambuk)
- Mekanisme : hambatan pada p-emasukan glukosa pada cacing
- Efek samping : Ditoleransi baik oleh tubuh
46. Obat skistosoma
• Merupakan penyebab penyakit Bilharziasis,yg menyebar
dibagian dunia beriklim panas.Tuan rumah pembawanya adalah
siput air tawar
• Macam bilharziasis :
- Bilharziasis saluran urin disebabkan oleh
Schistosoma haematobium berkembang sebagai sistitis
hemoragik,kadang seperti papiloma
- Bilharziasis usus yg disebabkan oleh Schistosoma mansoni
atau japonicum timbul dg dalam bentuk kolitis sampai
sirosis hati
Terapi : Prazikuantel , Metrifonat, Niridazol,
Omsanikuin
47. Antimikotika untuk pemakaian lokal
• Desinfektan dengan kerja fungistatik atau
fungisida : Iod ,Timol, Asam Salisilat, turunan
hidroksi quinolin, sabun
• Senyawa belerang : Sulbentin, fentiklor
• Zat warna : gentian violet ,hijau malakhit ,hijau
brilian
• Asam lemak : asam undesilenat
• Tolnaftat
• Haloprogin
48. ANTITUBERKULOSIS
• Bakteri penyebab Tuberculosis : Mycobacterium tuberculosis (basil
tbc)
• Terutama menyerang paru2 (termasuk saluran nafas), selain itu
juga menyerang ekstrapulmonal(kulit,tulang, ginjal,limfe,selaput
otak, sal.cerna)
• Obat utama : Isoniazida ,Rifampisin, Pirazinamida, Streptomisin
,Etambutol
• Obat cadangan : Protionamid, asam p-aminosalisilat ,Sikloserin,
Kapreomisin,Kanamisin dan Tetrasiklin
• Penanganan TBC :
- Terapi Kombinasi
- Terapi jangka panjang
- Terapi yg terarah , cocok untuk penyebab penyakit
49.
50. • Gejala penyakit TBC digolongkan menjadi dua bagian, yaitu gejala umum dan gejala khusus.
1. Gejala umum (Sistemik)
- Demam tidak terlalu tinggi yang berlangsung lama, biasanya dirasakan malam hari disertai
keringat malam. Kadang-kadang serangan demam seperti influenza dan bersifat hilang timbul.
- Penurunan nafsu makan dan berat badan.
- Batuk-batuk selama lebih dari 3 minggu (dapat disertai dengan darah).
- Perasaan tidak enak (malaise), lemah.
2. Gejala khusus (Khas)
- Tergantung dari organ tubuh mana yang terkena, bila terjadi sumbatan sebagian bronkus
(saluran yang menuju ke paru-paru) akibat penekanan kelenjar getah bening yang membesar,
akan menimbulkan suara "mengi", suara nafas melemah yang disertai sesak.
- Kalau ada cairan dirongga pleura (pembungkus paru-paru), dapat disertai dengan keluhan sakit
dada.
- Bila mengenai tulang, maka akan terjadi gejala seperti infeksi tulang yang pada suatu saat dapat
membentuk saluran dan bermuara pada kulit di atasnya, pada muara ini akan keluar cairan
nanah.
- Pada anak-anak dapat mengenai otak (lapisan pembungkus otak) dan disebut sebagai meningitis
(radang selaput otak), gejalanya adalah demam tinggi, adanya penurunan kesadaran dan kejang-
kejang.
51. • Fase awal : 2 bulan pertama
Terapi kombinasi dgn minimal 3 obat, krn cepatnya resistensi thd masing2 anti
TBC dan memperkecil efek samping krn digunakan dosis yg relatif kecil untuk
masing 2 obat.
- Kombinasi : Isoniazida , Rifampisin, Etambutol atau dg menambah
Pirazinamid
• Fase Stabilisasi : 2-12 bulan
Dengan kombinasi 2 anti TBC yaitu : Isoniazid dan Rifampisin
52. • Efek samping :
- INH, Rifampisin, Pirazinamid : mual dan muntah sebagai akibat efeknya terhadap
hati. Parestesia (INH) .Harus dilakukan tes fungsi hati setelah pengobatan dengan
ketiga obat tsb
- Etambutol : efek samping berbahaya pada mata. Pengobatan awal dosis tinggi,
setelah 2 bulan harus dikurangi
- Streptomisin : obat pertama yg efektif untuk TBC , tetapi harus diberikan dalam
bentuk suntikan. Pemakaian dosis tinggi lebih dari 3 bulan sebabkan gangguan
pendengaran dan keseimbangan
53. • PENGOBATAN TBC
• Kriteria I (Tidak pernah terinfeksi, ada riwayat kontak, tidak menderita TBC) dan
• Kriteria II (Terinfeksi TBC/test tuberkulin (+), tetapi tidak menderita TBC (gejala TBC tidak ada,
radiologi tidak mendukung dan bakteriologi negatif) memerlukan pencegahan dengan pemberian
INH 5–10 mg/kgbb/hari.
• Pencegahan (profilaksis) primer
Anak yang kontak erat dengan penderita TBC BTA (+).
INH minimal 3 bulan walaupun uji tuberkulin (-).
Terapi profilaksis dihentikan bila hasil uji tuberkulin ulang menjadi (-) atau sumber penularan TB aktif
sudah tidak ada.
• Pencegahan (profilaksis) sekunder
Anak dengan infeksi TBC yaitu uji tuberkulin (+) tetapi tidak ada gejala sakit TBC.
Profilaksis diberikan selama 6-9 bulan.
Obat yang digunakan untuk TBC digolongkan atas dua kelompok yaitu :
• Obat primer : INH (isoniazid), Rifampisin, Pirazinamid, Streptomisin ,Etambutol,
Memperlihatkan efektifitas yang tinggi dengan toksisitas yang masih dapat ditolerir, sebagian besar
penderita dapat disembuhkan dengan obat-obat ini.
• Obat sekunder : Paraaminosalisilat, Sikloserin, Amikasin, Kapreomisin dan Kanamisin.
54. Pengobatan TBC pada orang dewasa
• Kategori 1 : 2HRZE/4H3R3
Selama 2 bulan minum obat INH, rifampisin, pirazinamid, dan etambutol setiap hari (tahap intensif),
dan 4 bulan selanjutnya minum obat INH dan rifampisin tiga kali dalam seminggu (tahap lanjutan).
Diberikan kepada:
– Penderita baru TBC paru BTA positif.
– Penderita TBC ekstra paru (TBC di luar paru-paru) berat.
• Kategori 2 : HRZE/5H3R3E3
Diberikan kepada:
– Penderita kambuh.
– Penderita gagal terapi.
– Penderita dengan pengobatan setelah lalai minum obat.
• Kategori 3 : 2HRZ/4H3R3
Diberikan kepada:
– Penderita BTA (+) dan rontgen paru mendukung aktif.
55. Pengobatan TBC pada anak
Adapun dosis untuk pengobatan TBC jangka pendek selama 6 atau 9 bulan, yaitu:
• 2HR/7H2R2 : INH+Rifampisin setiap hari selama 2 bulan pertama, kemudian INH +Rifampisin setiap
hari atau 2 kali seminggu selama 7 bulan (ditambahkan Etambutol bila diduga ada resistensi
terhadap INH).
• 2HRZ/4H2R2 : INH+Rifampisin+Pirazinamid: setiap hari selama 2 bulan pertama, kemudian
INH+Rifampisin setiap hari atau 2 kali seminggu selama 4 bulan (ditambahkan Etambutol bila diduga
ada resistensi terhadap INH).
• Pengobatan TBC pada anak-anak jika INH dan rifampisin diberikan bersamaan, dosis maksimal perhari INH 10
mg/kgbb dan rifampisin 15 mg/kgbb.
• Dosis anak INH dan rifampisin yang diberikan untuk kasus:
• TB tidak berat
• INH : 5 mg/kgbb/hari Rifampisin : 10 mg/kgbb/hari
• TB berat (milier dan meningitis TBC)
• INH : 10 mg/kgbb/hari Rifampisin : 15 mg/kgbb/hari Dosis prednison : 1-2 mg/kgbb/hari (maks. 60 mg) s
56. ANTI LEPRA
Pengertian
Lepra atau kusta adalah suatu penyakit infeksi kronis yang merusak terutama jarinngan saraf
perifer , kulit, yang disebabkan olah Mycobacterium Leprae
Mycobakterium Leprae ditemukan oleh dokter Norwegia Hansen, maka lepra disebut juga
penyakit Hansen.
Basil Lepra sangat kuat karena mengandung lilin yang sukar di tembus obat, tahan asam dan
pertumbuhannya juga lambat sekali.
Pencegahan
1. Test Lepromin
Digunakan untuk menetapkan apakah seseorang memiliki daya tangkis yang cukup terhadap
bentuk Lepra Lepromateus (LL). Hasil positif berarti orang tersebut memiliki system imun lemah
dan sangat peka untuk infeksi dengan basil lepra.
2. Vaksinasi
Vaksinasi dengan vaksin BCG memberikan perlindungan yg cukup baik terhadap infeksi bentuk LL
(Lepra Lepromatous)
57.
58. Gejala-gejala Lepra
• 1) Stadium pertama
• Demam tinggi, menggigil
• Anemia
• Sakit kepala
• Malaise
• Muntah
• Rasa nyeri otot betis dan punggung
• Konjungtivitas (radang mata)
• Gejala-gejala diatas akan tampak antara 4-9 hari
• 2) Stadium ke dua
• Terbentuk anti body di dalam tubuh penderita
• Gejala yang timbul lebih bervariasi
• Kemungkinan akan terjadi meningitis
• Stadium ini terjadi biasanya pada minggu ke-2 dan ke-4
59. Penularan
Melalui kontak dengan air, tanah atau tanaman yang telah dikotori oleh air seni hewan penderita leptospirosis.
Bakteri masuk melalui selaput lendir (mukosa) mata, hidung, kulit yang lecet.masa inkubasi selama 4-19 hari
Penularan pada umumnya terjadi dalam bentuk Lepra Leptomatosus, pada usia kanak-kanak melalui infeksi
tetes disaluran pernafasan (batuk, bersin, ingus) dan terutama melalui kontak yang erat dan lama.
Bentuk-bentuk Lepra
Lepra di bagi dalam 3 bentuk klinis dengan sifat-sifat khusus, yaitu :
a. Lepra tuberkuloid (LT) /L.Ringan
Adalah bentuk terlokalisasi dengan 1-5 luka, tidak bersifat menular dan mudah disembuhkan.
Gejala pertama berupa noda-noda pucat di kulit yang hilang rasa dan penebalan saraf-saraf yang nyeri
diberbagai tempat ditubuh, biasanya di cuping telinga, muka dan kaki-tangan. Bila tidak di obati saraf-saraf
tersebut akan rusak,menjadi hilang rasa dan terluka.
b. Lepra Lepromatosus (LL) /lepra multibacillair/L.Berat
Adalah bentuk tersebar yang bersifat sangat menular, lebih sukar dan lebih lama disembuhkan.
Bercirikan benjol kemerah-merahan kecil (noduli) yang penuh dengan hampir semua saraf perifer terkena
infeksi.
•
c. Lepra borderline (LB)
Adalah kombinasi dari lepra tuberkuloid dan lepra lepromateus
60. Diagnose
Perkiraan terjangkitnya penyakit lepra harus diwaspadai bila :
• Timbul bercak-bercak pada kulit yang hilang warna pigmennya dan hilang perasaan terhadap misalnya
tekanan dan suhu
• Penebalan atau pekanya urat saraf
• Terdapatnya basil tahan asam dari apus kulit atau selaput lendir hidung yang tidak dapat dibiakkan secara
biasa.
Diagnose definitive dicapai dengan membiakkan secara khas basil-basil ini pada telapak kaki tikus dengan hasil
positif.
Obat-obat lepra :
- Dapson / diaminodifenilsufon
- Obat yang bekerja bakterisid antara lain rifampisin klofazimin.
Dapson dan rifampisin cepat menimbulkan resistensi, tidak digunakan sebagai monoterapi
Kombinasi dari 3 obat Multidrug therapy (MDT) dianjurkan WHO
•
L Tuberkuloid : Dapson 100mg 1 x/hari dan rifampisin 600mg 1 x/bulan selama 6 bulan
•
L Leptomatosus : Dapson 100mg 1x/hari, Rifampisin 600mg 1 x/bulan dan
Klofazimin 500mg 1 x/hari selama minimal 2 tahun dan maksimal 3 tahun.
61. Zat-zat tersendiri
a) Dapson : diaminodifenilsulfon, DDS,suatu inhibitor folat sintese
- Daya leprostatisnya kuat berdasarkan persaingan substrat dengan PABA serta inhibisi enzim folat sintetase.
- Penggunaan selalu dalam kombinasi dengan obat lain karena monoterapi cepat menimbulkan resistensi
- Efek samping : sakit kepala, mual, muntah, sukar tidur , tachycardia, dosis tinggi dapat terjadi kelainan darah.
b) Klofazimin
- Derivat fenazin memiliki khasiat bakterisid dan juga berkhasiat antiradang
- Efek samping : pewarnaan merah yang reversible dari kemih, keringat, air mata ,selaput mata, ludah dan
tinja.
c) Rifampisin
- Antibiotikum dari kelompok rifampisin berkhasiat leprosid
- Efek samping : kemih berwarna merah muda
- Interaksi : akibat induksi enzim, rifampisin dapat mengurangi efek estrogen (pil anti hamil),
fenitoin,siklosporin dan turunan kumarin.
62. Khemoterapi Penyakit Protozoa
• Protozoa adalah hewan bersel satu yg terdiri atas
badan sitoplasma dan satu atau beberapa inti sel
• Termasuk Protozoa patogen pada manusia :
- Flagellata (Tripanosoma,Leishmania,Lamblia,
Trichomonas)
- Rhizopoda (amuba)
- Sporozoa (Plasmodium dan Toxoplasma)
63. Trikhomoniasis
- - Infeksi Trichomoniasis vaginalis pada wanita menyebabkan vaginitis,vulvitis dan uretritis
- - Pada pria infeksi berlangsung tanpa gejala
- - Penanganan :
- Metronidazol (Flagyl), Nimorazol
- Penting : pada saat bersamaan dilakukan pula penanganan thd pasangan yg bersangkutan
-
- MALARIA
- - Merupakan penyakit Protozoa terpenting dan paling luas penyebarannya
- 1.KUININ
- Obat malaria yg tertua
- Sdh banyak terdesak oleh obat sintesis yg lebih berkhasiat dan dpt ditoleransi dg baik
- Menjadi penting lagi pd malaria yg resisten thd obat sintetik
- Kerja dg memblok sintesis asam nukleat
- Juga mempunyai kerja analgetik, antipiretik,anestetik lokal ,relaksansia otot
- Indikasi : untuk malaria Tropika akut yg resisten thd Klorokuin
Trikhomoniasis
64. • KLOROKUIN
- Selama tak ada resistensi merupakan obat pilihan pertama pada serangan malaria
akut
MEFLOKUIN
- Untuk penanganan dan profilaksis malaria tropika yg resisten thd Klorokuin
- Waktu paruh lama sehingga dg satu kali pemberian bisa dicapai kadar darah yg lama
hingga 20 hari
PRIMAKUIN
- Tidak digunakan untuk malaria akut
- Kombinasi dg Klorokuin, Primakuin diindikasikan untuk penanganan profilaksis
kausal
- Untuk pencegahan timbulnya penyakit setelah kembali dr daerah malaria
- Dapat memutus rantai manusia nyamuk
PIRIMETAMIN
-Digunakan untuk profilaksis kausal
- Spt Primakuin, dapat memutuskan rantai infeksi manusia nyamuk