2. 7 Rahasia Kunci
Selama beberapa waktu ke depan, luangkan waktu
Anda untuk membaca 7 rahasia kunci menjadi
fasilitator. Penting untuk fasilitator memahami
pengertian, konsep, pendekatan, dan keterampilan
yang berkaitan dengan proses fasilitasi dan
menjadi fasilitator. Yuk, kita mulai!
5. Memahami apa itu fasilitasi:
Fasilitasi berasal dari
bahasa Latin “facilis”
yang artinya
sederhana atau
mudah.
Fasilitasi merupakan suatu ilmu
dan keterampilan untuk
memudahkan proses
pencapaian tujuan sebuah
kelompok.
Link Video: http://www.youtube.com/watch?v=0urw5ui6qYo
8. Fasilitator adalah seseorang yang merancang alur dan proses hingga interaksi, sehingga peserta bisa
mengikuti sesi secara efektif. Peserta berfokus pada "apa" (konten, konteks, isu, ide, masalah, potensi).
Kemudian, peserta membagikan pengetahuan dan pengalamannya. Sementara itu, fasilitator berfokus
pada "bagaimana" dengan memandu proses fasilitasi yang direncanakan. Tujuan fasilitator adalah
mempermudah peserta mencapai tujuan yang diinginkan. (Diolah dari Sutherland, 2017)
Pemandu
Mendampingi,
mengapresiasi,
mengingatkan
Memahami Peran Fasilitator
Pilot
Mengantarkan
ke tujuan
Arsitek
Membuat
perencanaan
9. Detail Peran Fasilitator
Arsitek Pilot Pemandu
Mengobservasi
kebutuhan peserta
Memastikan peralatan, ruangan,
dan orang-orang yang terlibat
dalam fasilitasi termasuk peserta
sudah siap
Menunjukkan sikap
percaya diri, percaya, dan
berorientasi pada peserta
Merencanakan tujuan
dan menentukan output
yang ingin dicapai
Menginformasikan agenda
fasilitasi, menyepakati peraturan
standar dalam sesi, serta
mengetahui harapan dan
kekhawatiran peserta
Bersikap netral dalam hal
menghadapi perbedaan
dan memunculkan
partisipasi
Mendesain/merancang
perencanaan (rencana
moderasi)
Menjelaskan peran sebagai
fasilitator dan merespon
pertanyaan peserta
Mengapresiasi peserta
dan menciptakan situasi
positif
Referensi video dari IIFAC (International Institute for Facilitation
and Change).
Ingat!
Penting bagi PTK untuk
mendalami dan melakoni
tiga peran ini untuk
menjadi fasilitator yang
efektif.
10. Poin Perbedaan Presentasi Pelatihan Fasilitasi
Konteks Acara/sosialisasi Kelas/lokakarya Pertemuan dalam sebuah komunitas
Fokus
Penyaji berfokus terhadap
konten
Pelatih berfokus pada
menyampaikan konten dan
membantu proses Pembelajaran
Fasilitator berfokus pada proses yang
memudahkan peserta kepada konten
maupun hasil
Hasil/Goal Informasi, inspirasi Peningkatan kemampuan
Keputusan, temuan sumber masalah,
ide
Pendekatan Menyampaikan/menyajikan Mengajar/melibatkan Bertanya, memandu
Berbicara vs Mendengar
80% berbicara
20% mendengar
50% berbicara
50% mendengar
20% berbicara
80% mendengar
Diadaptasi dari Leadership Strategies, Inc. and IIFAC (International Institute for Facilitation and
Change) dalam Sutherland 2017
11. Referensi: Sutherland, 2017
Memahami
Tujuan
Fasilitasi
Dengan kompleksitas isu yang dihadapi
komunitas belajar, fasilitasi menjadi salah
satu cara untuk mempermudah PTK dalam
menghadapi tantangan yang ada. Adapun
fasilitasi bisa digunakan untuk tujuan-tujuan
berikut
Pemecahan masalah
Pengambilan keputusan
Penggalian ide/curah
pendapat
12. Kompetensi Interaksi
Kompetensi Merancang
Alur Proses
Kompetensi Visualisasi Kompetensi Partisipasi
Memahami
Kompetensi
Dasar
Fasilitator
adalah kemampuan kerja setiap fasilitator yang
mencakup aspek pengetahuan, keterampilan,
dan sikap kerja untuk meningkatkan munculnya
trust (rasa percaya), partisipasi, serta proses
yang efektif dari sesi fasilitasi yang dibawakan. Diolah dari SKKNI (Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia) terkait Fasilitator
Pemberdayaan Masyarakat Nomor 81 Tahun 2012 dan Kepemanduan
Outbound/Fasilitator Experential Learning nomor 329 Tahun 2011 Kemnakertrans
13. • Mampu menganalisis kebutuhan fasilitasi beserta tujuannya (curah pendapat,
penyelesaian masalah, dan pengambilan keputusan)
• Menentukan tujuan beserta hasil fasilitasi yang diharapkan
• Merancang proses yg terstruktur dimulai dari kegiatan awal, inti hingga
penutup. Dalam kaitannya dengan komunitas belajar, penting untuk
mengaplikasikan alur Pembelajaran Merdeka.
• Menggunakan ragam metode dan pemahaman konsep pembelajaran orang
dewasa (Andragogi)
Kompetensi
Merancang Alur
Proses
14. Kompetensi
Partisipasi
• Menggunakan ragam variasi aktivitas untuk memancing peserta terlibat
dalam sesi fasilitasi contohnya variasi aktivitas dalam bentuk tugas individu,
secara berpasangan, atau berkelompok.
• Mengobservasi ragam karakter peserta untuk menyesuaikan dengan bahasa,
metode, hingga alat yg digunakan.
• Menggali keberlimpahan pengalaman dan pengetahuan peserta sesuai
dengan konsep pembelajaran andragogi
15. • Kompetensi interaksi adalah kemampuan memudahkan peserta untuk
berinteraksi misalnya dengan terlibat dalam icebreaking/energizer/games,
membentuk kelompok, bekerja atau berbagi secara berpasangan
• Peserta memiliki kesadaran interaksi mereka diperlukan untuk mencapai
tujuan fasilitasi karena tujuan fasilitasi adalah tujuan bersama.
• Interaksi sebagai investasi kedekatan personal satu sama lain yang akan
menguatkan rasa kepemilikan terhadap komunitas belajar.
Kompetensi
Interaksi
16. • Menghadirkan ragam visual seperti salindia, video, gambar, dll
• Membagikan konten, panduan proses, dan hasil diskusi dalam bentuk
visual seperti sticky notes, salindia, dll
• Memfasilitasi gaya belajar visual-auditori
Kompetensi
Visualisasi
17. Bertanya Mendengarkan aktif
Mencatat & Mengambil
poin penting
Mengurutkan
Mengambil kesimpulan Observasi
Memahami
Kemampuan
Dasar Fasilitasi
(BM4O)
Setelah mengetahui peran fasilitator, berikut adalah
kemampuan yang perlu dimiliki oleh seorang
fasilitator. Ingat kemampuan ini tidak dibentuk
dalam sehari semalam, tetapi membutuhkan
banyak jam terbang dan latihan. Jadi, teruslah
mencoba dan berlatih, ya!
Diolah dari SKKNI (Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia) terkait Fasilitator
Pemberdayaan Masyarakat Nomor 81 Tahun 2012 dan Kepemanduan
Outbound/Fasilitator Experential Learning nomor 329 Tahun 2011 Kemnakertrans
18. • Pertanyaan terbuka: “Apa yang bisa kita
pelajari hari ini?”
• Bukan pertanyaan bertumpuk. Contoh
pertanyaan bertumpuk: “Apa yang kita
pelajari hari ini dan bagaimana perasaan
Bapak/Ibu?”
• Jika tidak memancing partisipasi peserta,
ubah pertanyaannya.
Bertanya
• Ketika peserta menyampaikan pendapat,
beri kesempatan hingga selesai.
• Badan menghadap ke peserta
• Mata terfokus pada peserta
• Mencatat poin-poin penting
Mendengarkan
aktif
Mencatat &
Mengambil
poin penting
Mengurutkan
Observasi
Menyimpulkan
• Tulis kata-kata kunci (2-3 kata).
• Tuliskan kembali dengan kata-kata yg lebih
ringkas.
• Memperhatikan urutan aktivitas peserta
• Menyebutkan poin pendapat dari yang
paling sederhana ke yang paling kompleks
• Mencatat poin penting
• Mengkoneksikan dengan tujuan sesi
• Mencari benang merah dari setiap poin yg
disampaikan peserta
• Kenali profil peserta (latar belakang
pendidikan, usia, tempat tinggal, hal yg
disukai, dll
• Datang lebih awal dan mulai percakapan
• Tanyakan kabar peserta
• Amati gerak-gerik, mimik/ekspresi peserta
20. Andragogi
Pendidik menentukan apa yang akan dipelajari, bagaimana, dan kapan
belajar.
Pengalaman peserta didik masih sangat terbatas, karena itu dinilai kecil
dalam proses pendidikan. Komunikasi satu arah dari pendidik kepada
pelajar.
Anak ialah pribadi yang tergantung. Hubungan pelajar dengan pengajar
merupakan hubungan yang bersifat pengarahan (a directing relationship).
Konsep diri pelajar sifatnya terberi. Pengajar yang menanamkan nilai-nilai,
prinsip, maupun hal-hal fundamental lainnya.
Diajarkan bahan yang dimaksudkan untuk digunakan di masa yang akan
datang. Pendekatan yang digunakan adalah “subject centered”.
Pedagogi
Peserta didik menentukan apa yang perlu mereka pelajari berdasarkan pada
persepsi mereka sendiri terhadap tuntutan situasi sosial mereka. Perlu bagi
fasilitator untuk menjelaskan pentingnya sesi fasilitasi yang akan dijalankan.
Caranya bisa dengan mengingatkan tujuan dan agenda sesi yang akan
mereka jalankan.
Pengalaman peserta didik orang dewasa dinilai sebagai sumber belajar
yang kaya. Multi komunikasi oleh semua peserta, pengajar maupun
pelajar. Sehingga penting untuk fasilitator menghargai pengalaman peserta
dengan memberi waktu mereka berbagi maupun menggali partisipasi dari
mereka.
Peserta didik bukan pribadi yang tergantung, tetapi pribadi yang telah
masak secara psikologis. Hubungan warga belajar dengan pengajar
merupakan hubungan saling membantu yang timbal balik (a helping
relationship). Sehingga jika dihubungkan dengan fasilitasi, hubungan
sesama peserta dan peserta dengan fasilitator adalah setara.
Belajar merupakan proses untuk penemuan masalah dan pemecahan
masalah pada saat itu juga. Pendekatan yang digunakan adalah “problem
centered”. Posisi fasilitasi menjadi penting karena asumsi orientasi belajar ini
bisa dilakukan dengan fasilitasi karena beberapa tujuan fasilitasi adalah urun
pendapat (brainstorming), problem solving (pemecahan masalah), dan
decision making (pengambilan keputusan).
Konsep Diri
Pengalaman
Kesiapan
Belajar
Perspektif Waktu &
Orientasi Belajar
21. Mari berlatih!
Buat dan tuliskan ragam pertanyaan refleksi dengan panduan refleksi
4P!
Memahami Panduan Refleksi 4P
Perasaan
Apa yang dirasakan?
(Bisa dilanjutkan dengan
Mengapa demikian?)
Pada saat diskusi, perasaan
apa yang muncul?
Pengalaman
Apa yang terjadi?
(Hal-hal yg bisa diamati
sepanjang sesi, bersifat fakta)
Saat fasilitasi tadi, apa saja yg
sudah kita lakukan?
Penerapan
Apa yang bisa diulang atau
dipertahankan?
Jika pengalaman ini diulang,
apa yang perlu diperbaiki atau
dimodifikasi?
Pembelajaran
Pelajaran apa yang dapat kita
ambil dari sana?
Hal baru apa terkait pemahaman
fasilitasi yang kita dapatkan?
Alur 4P ini diolah dari Siklus
Belajar Kolb (1984)
Panduan refleksi ini mempermudah proses pembelajaran peserta selama sesi fasilitasi. Proses ini juga
mendukung proses inkuiri karena peserta terlibat dalam proses refleksi secara aktif dan dipandu
untuk menemukan pembelajaran yang didapatkan.
23. Kuis 1: Benar atau Salah?
Dalam pendekatan andragogi di poin kesiapan belajar,
pendidik menentukan apa yang akan dipelajari, bagaimana,
dan kapan belajar.
24. Salah
Dalam pendekatan andragogi, peserta didik menentukan apa
yang perlu mereka pelajari berdasarkan pada persepsi
mereka sendiri terhadap tuntutan situasi sosial mereka.
Sebagai fasilitator, peserta didik bisa dibantu untuk menyadari
situasi dan memunculkan kebutuhan belajar itu sendiri.
25. Pilih mana yang paling benar terkait 4 kompetensi dasar fasilitator:
a. Partisipasi, Visualisasi, Pemahaman Andragogi, Rancang Alur
b. Partisipasi, Pemahaman Andragogi, Rancang Alur, Interaksi
c. Rancang Alur, Visualisasi, Partisipasi, Interaksi
d. Rancang Alur, Pemahaman Andragogi, Partisipasi, Interaksi
Kuis 2
26. Pilih mana yang paling benar terkait 4 kompetensi dasar fasilitator:
a. Partisipasi, Visualisasi, Pemahaman Andragogi, Rancang Alur
b. Partisipasi, Pemahaman Andragogi, Rancang Alur, Interaksi
c. Rancang Alur, Visualisasi, Partisipasi, Interaksi
d. Rancang Alur, Pemahaman Andragogi, Partisipasi, Interaksi
27. Kuis 3: Benar atau Salah?
Perbedaan paling mencolok antara fasilitasi dengan
presentasi adalah pada fasilitasi, berbicara 80% dan
mendengar 20%
28. Salah
Pada fasilitasi, porsi peserta berbicara 80%. Tujuan, konten,
konteks, dll ada di peserta. Kemampuan mendengar
mengambil porsi terbanyak untuk fasilitator. Fasilitator
melakukan pendekatan dengan bertanya dan memandu.