Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
1. SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah SIM
Dosen Pengampu: Yananto Mihadi Putra, SE, M.Si
Disusun oleh:
Nama: Marini Khalishah Khansa
NIM: 43217110334
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS – PROGRAM STUDI AKUNTANSI
UNIVERSITAS MERCU BUANA
2018
2. PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI
Sistem informasi mempunyai peranan yang sangat penting, semakin pesat perkembangan suatu
perusahaan maka sistem informasinya juga mempunyai peranan yang semakin penting. Tuntutan
keberadaan sistem informasi yang semakin baik adalah akibat adanya tuntutan perkembangan
perusahaan, perkembangan teknologi, kebijakan pemerintah, perubahan prosedur serta tuntutan
kebutuhan informasi. Adapun pengertian pengembangan sistem informasi, adalah:
1. Kumpulankegiatan para analisis sistem, perancang dan pemakai yang mengembangkan dan
mengimplementasikan sistem informasi
2. Tahapan kegiatan yang dilakukan selama pembangunan sistem informasi
3. Proses merencanakan, mengembangkan dan mengembangkan dan mengimplementasikan
sisteminformasi dan mmenggunakan metode, teknik dan alat bantu pengembangan tertentu.
Pengembangan Sistem Informasi perlu dilakukan, hal tersebut disebabkan oleh beberapa hal:
- Adanya permasalahan-permasalahan (problems) yang timbul di sistem yang lama.
- Untuk meraih kesempatan-kesempatan
- Adanya instruksi dari pimpinan/ adanya peraturan pemerintah
Pengembangan sistem informasi dilakukan melalui beberapa tahap, dimana masing-masing langkah
menghasilkan suatu yang lebih rinci dari tahap sebelumnya. Tahap awal dari pengembangan sistem
umumnyadimulai denganmendeskripsikan kebutuhan pengguna dari sisi pendekatan sistem rencana
stratejik yang bersifat makro, diikuti dengan penjabaran rencana stratejik dan kebutuhan organisasi
jangka menengah dan jangka panjang, lazimnya untuk periode 3(tiga) sampai 5 (lima) tahun.
3. I. METODE PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI
Pengembangansisteminformasi adalahPengembangansistemInformasi seringdisebutsebagai
proses pengembangan sistem (system development).
Pengembangan sistem informasi didefinisikan sebagai aktivitas untuk menghasilkan sistem
informasi bebrbasis computer untuk menyelesaikan persoalan organisasi atau memanfaatkan
kesempatan (oppurtinities) yang timbul.
DEFINISI (LANJUTAN)
Sebenarnya untuk menghasilkan sistem informasi tersebut terdiri dari :
a. System analisis : upaya mendapatkan gambaran bagaimana sistem bekerja dan masalah-
masalah apa saja yang ada pada sistem.
b.System development adalah langkah-langkah mengembangkan sistem informasi yang baru
berdasarkan gambaran cara kerja sistem dan permasalahan yang ada
II. METODOLOGI PENGEMBANGAN SYSTEM
Metodologi pengembangansystem adalah suatu proses pengembangan sistem yang formal dan
persisi yanf mendefinisikanserangkaianaktivitas, metode,bestpractices,dantool yg terautomatisi bagi
para pengembangmanagerpproyekkdalamrangkamengembangkandanmerawat sebagian besar atau
keseluruhan sistem informasi atau software >whitten, 2001
MENGAPA PERLU ADANYA PENGEMBANGAN SYSTEMINFORMASI??
a. Menjamin adanya konsistensi proses
b. Dapat diterapkan dalam berbagai jenis proyek
c. Mengurangi resiko kesalahan dan pengambilan jalan pintas
d. Menuntutadanya dokumentasi yang konsisiten yang harus bermanfaat bagi personal baru dalam
tim proyek.
Pada prinsipnya metodologi dapat dikembangkan sendiri, bisa juga menggunakan metodologi yang
sudah teruji penerapannya.
4. III. PRINSIP DASAR PENGEMBANGAN SYSTEM INFORMASI
Ada beberapa prinsip yang mempengaruhi pengembanfgan system informasi, yaitu sebagai
berikut :
a. Prinsip 1
Pemilik dan pengguna sistem harus terlibat dalam pengembangan
- Keterlibatanpemilikpengguna sistem (system owner dan user) adlah keharusan yang mutlak
untuk keberhasilan pengembangan sistem.
-Pengembangan sistem bertanggung jawab harus menyediakan waktu yang cukup untuk
partisipasi pemilik dan pengguna sistem dan meminta persetujuannya untuk setiap langkah
analisis dan pengembangan sistem.
b. Prinsip 2
Gunakan pendekatan pemecahan masalah
-Metodologi yang digunakan dalam pengembangan sistem berbasis pendekartan bagaimana
memecahkan masalah.
-Langkah-langkah klasik pemecahan masalah adalah sebagai berikut :
·Pelajari dan memahami masalah ( opportunity, atau directive) dan kontak saham.
·Definisikan criteria atau ukuran solusi yg sesuai
·Identifikasi alternative – alternative solusi dan pilih solusi terbaik
·Desain atau implementasikan solusi
·Observasi dan evaluasi dampak dari solusi dan sesuaikan solusi jika diperlukan
·Adakecenderunganuntukmelewati langka-langkahtersebutdiatasataumelakukannya
dengan kurang seksama
·Akibat yang terjadi kemungkinan adalah : memecahkan persoalan yang salah, kurang
tepat dalam memecahkan persoalan, mengambil solusi yang salah sama sekali.
c. Prinsip 3
Tentukan tahapan pengembanfgan
-Pentahapanakanmembuatprosespengembanganyangmenjadi aktivitas –aktivitasyanglebih
kecil lebih mudah dikelola dan diselesaikan.
-Tahapan pembuatan sistem harus dilakukan dengan urutan top-to-bottom.
5. d. Prinsip 4
Tetapkan standard untuk pengembangan dan dokumentasi yang konsisten.
-Standard pengembangan sistem umumnya menjelaskan tentang : aktivitas, tanggung jawab,
petunjuk dan kebutuhan pendokumentasian, dan pemeriksaan kualitas.
- Kegagalan pengembangan sistem akibat tidak tersedianya standard pendokumentasian
merupakan hal yang banyak dijumpai dalam proyek ini.
e. Prinsip 5
Justifikasi sistem sebagai investasi
-Sistem informasi adalah sebuah investasi.
-Pada investasi harus ada yg diperhatikan.
IV. Tahapan-tahapan Pengembangan Sistem Informasi
1. Daur Hidup Pengembangan Sistem
Metode daur hidup ini terdiri dari beberapa tahapan proses, yaitu: yaitu tahap
perencanaan, analisis, perancangan, penerapan, evaluasi, penggunaan dan
pemeliharaan.
2. Tahap perencanaan sistem informasi
Pada tahap ini, tim pembuat sistem mencoba memahami permasalahan yang muncul
dan mendefinisikannya secara rinci, kemudian membentuk tujuan pembuatan sistem
dan mengidentifikasi kendala-kendalanya
Tahap ini menjadi sangat penting karena:
1. Permasalahan yang sebenarnya didefinisikan dan diidentifikasi secara rinci.
2. Pembangunan SI harus diarahkan pada peningkatan keunggulan kompetitf.
3. Perubahan aliran informasi akan terjadi secara besar-besaran didalam organisasi.
4. Implementasiteknologikomputerakanmembawadampakbagi tenaga kerja didalam
organisasi.
Peran manajemen dalam proses perencanaan
1. Memberi umpan balik dan membangun kerjasama antarindividu dan siapa saja yang
terlibat baik langsung maupun tidak.
2. Manajer bertanggung jawab untuk membuat kesanggupan guna menyusun
perencanaan SI berbasis komputer, dan jika saat tiba, maka para pengelola harus siap
untuk mendukung implementasi rencana tersebut.
6. 3. Tahap analisis sistem informasi
Pada tahap ini tim pembuat sistem akan menganalisis permasalahan lebih mendalam
dengan menyusun suatu studi kelayakan
Menurut Mc. Leod terdapat 6 dimensi kelayakan
1. Kelayakan teknis
2. Pengembalian Teknis
3. Pengembalian Non-ekonomis
4. Hukum dan Etika
5. Operasional
6. Jadwal
Faktor-faktor pemodelan SI
1. Kelayakan organisasi
2. Memilih kelompok bisnis
3. Melihat kemingkinan-kemungkinan
4. Tingkat kompetisi produk harus dapat dideteksi dengan baik
5. Lingkungan operasional sistem
6. Sistem harga
4. Tahap perancangan sistem informasi
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam tahap perancangan, antara lain:
A. Kebutuhan perusahaan.
B. Kebutuhan operator.
C. Kebutuhan pemakai.
D. Kebutuhan teknis.
5. Tahap penerapan sistem informasi
Tahap ini merupakan kegiatan untuk mengimplementasikan rancangan yang telah
disusunagar dapat diwujudkan. Proses implementasi untuk prosedur dalam teknologi
komputerakanmenggunakanbahasakomputer Realisasi sistem pada tahap penerapan
ini ditempuh dengan beberapa metode, antara lain:
1. Paket Aplikasi
2. Pengembangan oleh staf sendiri
3. Pengembangan yang dilakukan dengan kerjasama yang dilakukan dari pihak luar
6. Tahap evaluasi
Pada tahap ini dilakukan uji coba sistem yang telah selesai disusun.proses uji coba ini
diperlukan untuk memastikan bahwa sistem tersebut sudah benar.Tahapan proses uji
coba, antara lain:
a.Mengecek alur sistem secara keseluruhan
7. b.Melakukan penelusuran pada sampel data
c.Pengecekan
7. Tahap penggunaan dan pemeliharaan
Pada tahapini sistemtelahdiuji cobadandinyatakanlolosdapatmulai digunakanuntuk
menangani prosedur bisnis yang sesungguhnya.
Pemeliharaansistemsecararutindapatmeliputi penataanulangdatabase,memback-up
dan scanningvirus.Sementaraitupemeliharaanjugatermasukmelakukanpenyesuaian-
penyesuaian untuk menjaga kemutakhiran sistem.
V. Model-Model Pengembangan Sistem
Secara prinsip metode pengembangan perangkat lunak bertujuan untuk membantu
menghasilkan perangkat lunak yang berkualitas. Berikut faktor-faktor yang perlu di cermati
dalampengembanganperangkatlunak.Metode pengembangan perangkat lunak (atau disebut
juga model proses atau paradigma rekayasa perangkat lunak) adalah suatu strategi
pengembangan yang memadukan proses, metode, dan perangkat (tools). Metode- metode
pengembanganperangkatlunak,memberikan teknik untuk membangun perangkat lunak yang
berkaitandenganserangkaiantugasyangluasyangmenyangkut analisis kebutuhan, konstruksi
program,desain,pengujian,danpemeliharaan.Pengembangan sistem dapat berarti menyusun
suatusistemyangbaru untukmenggantikansistemyanglamasecarakeseluruhan/memperbaiki
sistem yang telah ada. Sistem yang lama perlu diperbaiki atau diganti disebabkan karena
beberapa hal, yaitu :
1. Adanya permasalahan-permasalahan (problems) yang timbul di sistem yang lama.
2. Untuk meraih kesempatan-kesempatan (opportunities).
3. Adanya instruksi-instruksi (directives).
Metode Pengembangan Perangkat Lunak
1. Model Waterfall
Waterfall merupakansalahsatumetode dalam SDLC yang mempunyai ciri khas pengerjaan
setiapfase dalamwatefall harusdiselesaikanterlebih dahulu sebelum melanjutkan ke fase
selanjutnya.Artinya fokus terhadap masing-masing fase dapat dilakukan maksimal karena
tidak adanya pengerjaan yang sifatnya paralel.
Fase dalam Metode Waterfall
Tahapan tahapan dari metode waterfall adalah sebagai berikut :
1. Requirement Analysis
8. Seluruh kebutuhan software harus bisa didapatkan dalam faseini, termasuk
didalamnya kegunaan software yang diharapkan pengguna dan batasan software.
Informasi ini biasanya dapat diperoleh melalui wawancara, survey atau diskusi.
Informasi tersebut dianalisis untuk mendapatkan dokumentasi kebutuhan pengguna
untuk digunakan pada tahap selanjutnya.
2. System Design
Tahap ini dilakukan sebelum melakukan coding. Tahap inibertujuan untuk
memberikan gambaran apa yang seharusnyadikerjakan dan bagaimana tampilannya.
Tahap ini membantu dalam menspesifikasikan kebutuhan hardware dan sistem
sertamendefinisikan arsitektur sistem secara keseluruhan.
3. Implementation
Dalamtahap ini dilakukanpemrograman.Pembuatansoftwaredipecah menjadi
modul-modulkecil yangnantinyaakan digabungkan dalam tahap berikutnya. Selain itu
dalamtahap inijugadilakukanpemeriksaaanterhadapmodul yangdibuat,apakahsudah
memenuhi fungsi yang diinginkan atau belum.
4. Integration & Testing
Di tahap ini dilakukan penggabungan modul-modul yangsudah dibuat dan
dilakukanpengujianini dilakukanuntukmengetahuiapakah software yang dibuat telah
sesuai dengandesainnya dan masih terdapat kesalahan atau tidak.
5. Operation & Maintenance
Ini merupakan tahap terakhir dalam model waterfall. Softwareyang sudah jadi
dijalankansertadilakukan pemeliharaan. Pemeliharaan termasuk dalam memperbaiki
kesalahan yang tidakditemukan pada langkah sebelumnya. Perbaikan implementasi
unitsistem dan peningkatan jasa sistem sebagai kebutuhan baru
9. Kapan sebaiknya model water fall digunakan?
Teori-teori menyimpulkan beberapa hal, yaitu:
1. Ketika semua persyaratan sudah dipahami dengan baik di awal pengembangan.
2. Definisi produk stabil dan tidak ada perubahan saat pengembangan untuk alasan
apapun seperti perubahan eksternal, perubahan tujuan, perubahan anggaran atau
perubahan teknologi. Untuk itu, teknologi yang digunakan pun harus sudah dipahami
dengan baik.
3. Menghasilkanprodukbaru,atau versi baru dari produk yang sudah ada. Sebenarnya,
jikamenghasilkan versi baru maka sudah masuk incremental development, yang setiap
tahapnya sama dengan Waterfall kemudian diulang-ulang.
4. Porting produk yang sudah ada ke dalam platform
Dengan demikian, Waterfall dianggap pendekatan yang lebih cocok digunakan untuk
proyek pembuatan sistem baru. Tetapi salah satu kelemahan paling dasar adalah
menyamakan pengembangan perangkat keras dengan perangkat lunak dengan
meniadakan perubahan saat pengembangan. Padahal, galat diketahui saat perangkat
lunak dijalankan, dan perubahan-perubahan akan sering terjadi.
Contoh Penerapan Metode Waterfall
Implementasi waterfall pada sistem pendaftaran siswa online di SMA 1 Bandung. Di
SMA 1 Bandung, sebelumnya, pendaftaran/ registrasi dilakukan secara tatap muka
dating langsung ke lingkungan sekolah. Sistem akan dibuat menggunakan bahasa
pemrogramanPHP,dengan basis data yang digunakan adalah MySQL yang dilakukan di
perangkatkerasPC (personal computer) dengansistem operasi Microsoft Windows XP,
10. Linux, dan lain sebagainya, yang digunakan untuk mempermudah siswa – siswi yang
inginmendaftarpadasuatusekolah,universitas,akademiktanpaharuske suatusekolah
yang ingin kita masuki.
Kelebihan metode waterfall
· Proses menjadi lebih teratur, urutan proses pengerjaan menggunakan metode ini
menjadi lebih teratur dari satu tahap ke tahap yang selanjutnya.
· Dari sisi userjugalebihmenguntungkankarenadapat merencanakan dan menyiapkan
seluruh kebutuhan data dan proses yang akan dipperlukan.
· Jadwal menjadi lebih menentu, jadwal setiap proses dapat ditentukan secara pasti.
Sehingga dapat dilihat jelas target penyelesaian pengembangan program. Dengan
adanya urutan yang pasti, dapat dilihat pula progress untuk setiap tahap secara pasti.
Kelemahan metode waterfall
· Sifatnya kaku, sehingga susah melakukan perubahan di tengah proses.
· Jikaterdapatkekuaranganprosesatauprosedurdari tahan sebelumnya,makatahapan
pengembangan harus dilakukan mulai dari awal. Hal ini akan memakan waktu yang
cukup lama. Karena jika proses sebelumnya belum selesai sampai akhir, maka proses
selanjutnya juga tidak dapat berjalan. Maka, jika terdapat kekuarangan dalam
permintaan user, proses pengembangan harus dimulai dari awal.
· Membutuhkan daftar kebutuhan yang lengkap di awal, tapi jarang konsumen bisa
memberikan kebutuhan secara lengkap diawal.
· Untuk menghindari pengulangan tahap dari awal, user harus memberikan seluruhh
prosedur, data dan laporan yang diinginkan mulai dari tahap awal pengembangan.
Tetapi di banyak kondisi, user sering melakukan permintaan si tahap pertengahan
pengembangan sistem.
· Denganmetode ini,makadevelopmentharusdilakukan mulai dari tahap awal. Karena
development disesuaikan dengan design hassil user pada saat tahap awal
pengembangan
2. Model Prototipe
Prototype adalahsuatu prosesyangmemungkinkandevelopermembuatsebuahmodel
software,metode ini baik digunakan apabila client tidak bisa memberikan informasi yang
maksimal mengenai kebutuhan yang diinginkannya. Seringkali seorang customer sulit
menentukaninputyanglebihterinci,prosesyangdiinginkandanoutputyangdiharapkanhal
tersebutmenyebabkandevelopertidakyakin dengan efisiensi alogoritma yang di buatnya,
sehinggasulitdalammenyesuaikansistemoperasi, serta interaksi manusia dan mesin yang
11. harus diambil. Dalam hal seperti ini, pendekatan prototype untuk software engineering
merupakan langkah yang terbaik.
Secara ideal prototype berfungsi sebagai subuah mekanisme untuk mengidentivikasi
kebutuhansoftware,bilaprototypeyangsedangbekerjadibangunpengembangannyaharus
menggunakan fragmen-fragmen program yang ada atau mengaplikasikan alat-alat bantu
(contohnya:report generator,window manager dll) dimana memungkinkan program yang
bekerja untuk dimunculkan secara cepat. Prototype dibedakan menjadi 2, yaitu:
1. Paper Prototype, menggambarkan interaksi manusia dan mesin dalam sebuah bentuk
yang memungkinkan user mengerti bagaimana interaksi itu terjadi.
2. Working Prototype,adalahprototype yang mengimplementasikan beberapa bagian dari
fungsi software yang diinginkan seperti pada pendekatan pengembangan software.
Model ini dimulai dengan :
· Pengumpulan kebutuhan developer dan customer
· Menentukan semua tujuan software
Tujuan Prototype
Prototyping model sendiri mempunyai tujuan yaitu mengembangkan model awal
software menjadi sebuah sistem yang final.
Proses Prototype
Proses-proses dalam model prototyping yaitu:
·Komunikasi terlebihdahuluyangdilakukanantarapelanggandengantim pemgembang
perangkat lunak mengenai spesifikasi kebutuhan yang diinginkan.
·Akan dilakukan perencanaan dan pemodelan secara cepat berupa rancangan
cepat(quick design) dan kemudian akan memulai konstruksi pembuatan prototype.
·Prototipe kemudianakandiserahkankepadaparastakeholderuntukdilakukanevaluasi
lebih lanjut sebelum diserahkan kepada para pembuat software.
·Pembuatan software sesuai dengan prototype yang telah dievaluasi yang kemudian
akan diserahkan kepada pelanggan.
·Jika belum memenuhi kebutuhan dari pelanggan maka akan kembali ke proses awal
sampai dengan kebutuhan dari pelanggan telah terpenuhi
12. Sedangkan proses-proses dalam model prototyping secara umum adalah sebagai
berikut:
1. Pengumpulan kebutuhan
developer dan klien akan bertemu terlebih dahulu dan kemudian menentukan tujuan
umum, kebutuhan yang diketahui dan gambaran bagian-bagian yang akan dibutuhkan
berikutnya
2. Perancangan
perancangan dilakukan dengan cepat dan rancangan tersebut mewakili semua aspek
software yang diketahui, dan rancangan ini menjadi dasar pembuatan prototype
3. Evaluasi Prototype
klien akan mengevaluasi prototype yang dibuat dan digunakan untuk memperjelas
kebutuhan software.
Tahapan-tahapan Prototype
Selainitu,untukmemodelkansebuahperangkatlunakdibutuhkanbeberapa tahapan di
dalamproses pengembangannya. Tahapan inilah yang akan menentukan keberhasilan
dari sebuahsoftwareitu .Pengembang perangkat lunak harus memperhatikan tahapan
dalam metode prototyping agar software finalnya dapat diterima oleh penggunanya.
Dan tahapan-tahapan dalam prototyping tersebut adalah sebagai berikut :
1. Pengumpulan kebutuhan
Pelanggan dan pengembang bersama-sama mendefinisikan format dan kebutuhan
kesseluruhanperangkatlunak,mengidentifikasikan semua kebutuhan, dan garis besar
sistem yang akan dibuat.
2. Membangun prototyping
Membangunprototypingdenganmembuatperancangansementarayangberpusatpada
penyajiankepadapelanggan(misalnyadengan membuat input dan contoh outputnya).
3. Evaluasi protoptyping
Evaluasi ini dilakukan oleh pelanggan apakah prototyping yang sudah dibangun sudah
sesuai dengan keinginan pelanggan. Jika sudah sesuai maka langkah keempat akan
diambil.Jikatidak,makaprototypingdiperbaiki dengan mengulang langkah 1, 2 , dan 3.
4. Mengkodekan system
13. Dalam tahap ini prototyping yang sudah disepakati diterjemahkan ke dalam bahasa
pemrograman yang sesuai.
5. Menguji system
Setelahsistemsudahmenjadi suatuperangkatlunakyangsiappakai,harusditesdahulu
sebelum digunakan. Pengujian ini dilakukan dengan White Box, Black Box, Basis Path,
pengujian arsitektur dan lain-lain.
6. Evaluasi Sistem
Pelanggan mengevaluasi apakah sistem yang sudah jadi sudah sesuai dengan yang
diharapkan.Jikasudah, maka langkah ketujuh dilakukan, jika belum maka mengulangi
langkah 4 dan 5.
7. Menggunakan system
Perangkat lunak yang telah diuji dan diterima pelanggan siap untuk digunakan
Kelebihan prototyping
1. Komunikasi akan terjalin baik antara pengembang dan pelanggan.
2. Pengembang dapat bekerja lebih baik dalam menentukan kebutuhan setiap
pelanggannya.
3. Pelanggan berperan aktif dalam proses pengembangan sistem.
14. 4. Lebih menghemat waktu dalam pengembangan sistem.
5. Penerapan menjadi lebih mudah karena pemakai mengetahui apa yang
diharapkannya
Kelemahan prototyping
1. Pelanggan kadang tidak melihat atau menyadari bahwa perangkat lunak yang ada
belum mencantumkan kualitas perangkat lunak secara keseluruhan dan juga belum
memikirkan kemampuan pemeliharaan untuk jangka waktu lama.
2. Pengembang biasanya ingin cepat menyelesaikan proyek sehingga menggunakan
algoritmadanbahasa pemrogramanyangsederhanauntukmembuat prototyping lebih
cepatselesai tanpamemikirkanlebihlanjutbahwa program tersebut hanya merupakan
sebuah kerangka kerja(blueprint) dari sistem .
3. Hubungan pelanggan dengan komputer yang disediakan mungkin tidak
mencerminkan teknik perancangan yang baik dan benar. Dalam setiap metode
mempunyai kelebihan maupun kekurangan, namun kekurangan tersebut dapat
diminimalisiryaitudenganmengetahui kunci dari model prototype tersebut. Kunci agar
model prototype ini berhasil denganbaikadalah dengan mendefinisikan aturan-aturan
main pada saat awal, yaitu pelanggan dan pengembang harus setuju bahwa prototype
dibangun untuk mendefinisikan kebutuhan.
3. Model Rapid Application Development (RAD)
RapidApplicationDevelopment(RAD) adalah sebuah model proses perkembangan
software sekuensial linier yang menekankan siklus perkembangan yang sangat pendek.
Model RAD ini merupakansebuahadaptasi “kecepatantinggi”dari model sekuensial linierdi
mana perkembangan cepat dicapai dengan menggunakan pendekatan kontruksi berbasis
komponen. Jika kebutuhan dipahami dengan baik, proses RAD memungkinkan tim
pengembangan menciptakan “sistem fungsional yang utuh” dalam periode waktu yang
sangat pendek (kira-kira 60 sampai 90 hari). Karena dipakai terutama pada aplikasi sistem
konstruksi, pendekatan RAD melingkupi fase – fase sebagai berikut : bussiness modeling,
data modeling, process modeling, application generation dan testing and turnover.
Model Pengembangan Sistem Informasi Berbasis Web
1. Berikut adalah beberapa model pengembangan informasi berbasis web, yaitu :
Metode RAD (Rapid Application Development)
· Merupakanmetode pengembangansistemsecaralinearsequential yang menekankan
pada siklus pengembangan yang sangat singkat.
15. · Jikakebutuhandipahami denganbaik,prosesRADmemungkinkan tim pengembangan
menciptakan “sistem fungsional yang utuh” dalam periode waktu yang sangat pendek
(kira-kira 60-90 hari).
· Pemakai sistem dapat mendefinisikan kebutuhan perangkat lunak dengan baik.
· Pemakai sistembersediameluangkanwaktuyangcukupuntuk berkomunikasi intensif
dengan pengembang sehubungan dengan pengembangan perangkat lunak
RapidApplicationDevelopmentadalah seperangkat strategi yang terintegrasi yang ada
dalam suatu kerangka kerja meneyeluruh yang disebut Information Engineering (IE).
ALASAN MEMILIH METODE RAD
Di dalam memilih metode RAD harus memperhatikan alasan-alasan berikut ini:
1. Alasan yang Buruk
· Apabila menggunakan RAD hanya untuk menghemat biaya pengembangan suatu
sistem. Hal ini disebabkan karena dengan menggunakan metode RAD membutuhkan
suatu tim yang mengerti betul
mengenai manajemen biaya. Sebab bila tidak, maka biaya yang dikeluarkan akan
menjadi lebih besar.
· Apabila menggunakan RAD hanya untuk menghemat waktu pengembangan suatu
sistem. Hal ini disebabkan karena dengan menggunakan metode RAD membutuhkan
suatu tim yang mengerti betul mengenai manajemen waktu. Sebab bila tidak maka
waktu yang dibutuhkan akan menjadi lebih lama.
2. Alasan yang Baik
· ApabilamenggunakanRADuntukmendapatkansuatudesainyangdapatditerima oleh
konsumen dan dapat dikembangkan dengan mudah.
· Apabila menggunakan RAD untuk memberikan batasan-batasan pada suatu system
supaya tidak mengalami perubahan.
· Apabila menggunakan RAD untuk menghemat waktu, dan kalau memungkinkan bisa
menghemat biaya serta menghasilkan produk yang berkualitas.
Karena dipakai terutama pada aplikasi sistem konstruksi, pendekatan RAD melingkupi
fase – fase sebagai berikut :
16. 1. Bussiness modeling
Aliran informasi di antara fungsi – fungsi bisnis dimodelkan dengan suatu cara untuk
menjawabpertanyaan –pertanyaanberikut:informasi apayangmengendalikan proses
bisnis? Informasi apa yang di munculkan? Siapa yang memunculkanya? Ke mana
informasi itu pergi? Siapa yang memprosesnya?
2. Data modeling
Aliraninformasi yangdidefinisikansebagai bagiandari fase bussinessmodellingdisaring
ke dalam serangkaian objek data yang dibutuhkan untuk menopang bisnis tersebut.
Karakteristik(disebutatribut) masing –masingobjekdiidentifikasi danhubungan antara
objek – objek tersebut didefinisikan.
3. Prosess modelling
Aliraninformasi yangdidefinisikandi dalamfase datamodelingditransformasikanuntuk
mencapai aliraninformasi yangperlubagi implementasi sebuahfungsi bisnis.Gambaran
pemrosesan diciptakan untuk menambah, memodifikasi, menghapus, atau
mendapatkan kembali sebuah objek data.
4. Aplication generation
RAD mengasumsikan pemakaian teknik generasi ke empat. Selain menciptakan
perangkat lunak dengan menggunakan bahasa pemrograman generasi ketiga yang
konvensional, RAD lebih banyak memproses kerja untuk memkai lagi komponen
program yang ada ( pada saat memungkinkan) atau menciptakan komponen yang bisa
dipakai lagi (bila perlu). Pada semua kasus, alat – alat bantu otomatis dipakai untuk
memfasilitasi konstruksi perangkat lunak.
5. Testing and turnover
KarenaprosesRAD menekankanpadapemakaian kembali, banyak komponen program
telah diuji. Hal ini mengurangi keseluruhan waktu pengujian. Tetapi komponen baru
harus di uji dan semua interface harus dilatih secara penuh.
17. Kelebihan RAD
Beberapa keuntungan dalam menggunakan metode RAD adalah sebagai berikut:
· Membeli sistem yang baru memungkinkan untuk lebih menghemat biaya ketimbang
mengembangkan sendiri.
· Prosespengirimanmenjadilebih mudah, hal ini dikarenakan proses pembuatan lebih
banyak menggunakan potongan-potongan script.
· Mudah untuk diamati karena menggunakan model prototype, sehingga user lebih
mengerti akan sistem yang dikembangkan.
· Lebih fleksibel karena pengembang dapat melakukan proses desain ulang pada saat
yang bersamaan.
· Bisa mengurangi penulisan kode yang kompleks karena menggunakan wizard.
· Keterlibatan user semakin meningkat karena merupakan bagian dari tim secara
keseluruhan.
· Mampu meminimalkan kesalahan-kesalahan dengan menggunakan alat-alat bantuan
(CASE tools).
· Mempercepat waktu pengembangan sistem secara keseluruhan karena cenderung
mengabaikan kualitas.
· Tampilan yang lebih standar dan nyaman dengan bantuan software-software
pendukung.
18. Kelemahan RAD
Beberapa kerugian dalam menggunakan metode RAD adalah sebagai berikut :
· Dengan melakukan pembelian belum tentu bisa menghemat biaya dibanding-
kan dengan mengembangkan sendiri.
· Membutuhkanbiayatersendiri untukmembeli peralatan-peralatan penunjang seperti
misalnya software dan hardware.
· Kesulitan melakukan pengukuran mengenai kemajuan proses.
· Kurang efisien karena apabila melakukan pengkodean dengan menggunakan tangan
bisa lebih efisien.
· Ketelitian menjadi berkurang karena tidak menggunakan metode yang formal
dalam melakukan pengkodean.
· Lebih banyak terjadi kesalahan apabila hanya mengutamakan kecepatan diban-
dingkan dengan biaya dan kualitas.
· Fasilitas-fasilitas banyak yang dikurangi karena terbatasnya waktu yang tersedia.
· Sistem sulit diaplikasikan di tempat yang lain.
· Fasilitasyangtidakperluterkadangharusdisertakan,karenamenggunakan komponen
yang sudah jadi, sehingga hal ini membuat biaya semakin meningkat.
4. Model Spiral
Spiral Model merupakan penggabungan ide pengembangan berulang (prototyping )
dengan, aspek sistematis terkendali model air terjun ( waterfall). Model spiral juga secara
eksplisitmeliputi manajemen resiko dalam pengembangan perangkat lunak. Mengidentifikasi
risiko utama, baik teknis maupun manajerial, dan menentukan bagaimana untuk mengurangi
risiko membantu menjaga proses pengembangan perangkat lunak di bawah kontrol .
Spiral model dibagi menjadi beberapa framework aktivitas, yang disebut dengan task
regions. Kebanyakan aktivitas-aktivitas tersebut dibagi antara 3 sampai 6 aktivitas. Berikut
adalah aktivitas-aktivitas yang dilakukan dalam spiral model:
19. 1. Customer communication .
Aktivitasyangdibutuhkanuntukmembangunkomunikasi yangefektif antara developer dengan
user / customer terutama mengenai kebutuhan dari customer.
2. Planning .
Aktivitas perencanaan ini dibutuhkan untuk menentukan sumberdaya, perkiraan waktu
pengerjaan, dan informasi lainnya yang dibutuhkan untuk pengembangan software.
3. Analysis risk .
Aktivitas analisis resiko ini dijalankan untuk menganalisis baik resiko secara teknikal maupun
secara manajerial. Tahap inilah yang mungkin tidak ada pada model proses yang juga
menggunakan metode iterasi, tetapi hanya dilakukan pada spiral model.
4. Engineering .
Aktivitas yang dibutuhkan untuk membangun 1 atau lebih representasi dari aplikasi secara
teknikal.
5. Construction & Release .
Aktivitas yang dibutuhkan untuk develop software, testing, instalasi dan penyediaan user /
costumersupportseperti trainingpenggunaansoftware sertadokumentasiseperti bukumanual
penggunaan software.
6. Customer evaluation .
Aktivitas yang dibutuhkan untuk mendapatkan feedback dari user / customer berdasarkan
evaluasi mereka selama representasi software pada tahap engineering maupun pada
implementasi selama instalasi software pada tahap construction and release.
20. Adapun kelebihan dan kekurangan dari model spiral sebagai berikut:
Kelebihan model Spiral :
1. Dapat disesuaikanagarperangkatlunakbisadipakai selamahidupperangkatlunakkomputer.
2. Lebih cocok untuk pengembangan sistem dan perangkat lunak skala besar.
3. Pengembangdanpemakai dapatlebihmudahmemahami danbereaksiterhadapresikosetiap
tingkat evolusi karena perangkat lunak terus bekerja selama proses .
4. Menggunakanprototipe sebagai mekanisme pengurangan resiko dan pada setiap keadaan di
dalam evolusi produk.
5. Tetap mengikuti langkah-langkah dalam siklus kehidupan klasik dan memasukkannya ke
dalam kerangka kerja iteratif .
6. Membutuhkan pertimbangan langsung terhadp resiko teknis sehingga mengurangi resiko
sebelum menjadi permaslahan yang serius.
Kelemahan model Spiral :
1. Sulit untuk menyakinkan pelanggan bahwa pendekatan evolusioner ini bisa dikontrol.
2. Memerlukan penaksiran resiko yang masuk akal dan akan menjadi masalah yang serius jika
resiko mayor tidak ditemukan dan diatur.
3. Butuh waktu lama untuk menerapkan paradigma ini menuju kepastian yang absolut
21. DAFTAR PUSTAKA
Putra, Yananto Mihadi. (2018). Pengembangan Sistem Informasi. Modul Kuliah Sistem Informasi
Manajemen. FEB - Universitas Mercu Buana: Jakarta.
Sidik, Rahman, 2016. https://goindoti.blogspot.com/2016/08/pengembangan-sistem-informasi.html
Jiwanda, Derry. 2013. http://derryj.blogspot.com/2013/03/pengembangan-sistem-informasi.html
Jayana,Rapi,2017. http://jayanarapi.blogspot.com/2017/05/model-model-pengembangan-sistem.html