2. 2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah swt yang telah memberikan suatu anugerah sehingga kita
dapat menyusun artikel”Perkembangan Sistem Informasi”. Shalawat serta salam semoga tetap
tercurah limpahkan kepada Nabi Muhammad Saw, kepada keluarganya, sahabatnya, dan tak lupa kita
selaku umatnya sampai akhir zaman. Amiiin..
Dengan selesainya artikel ini penulis sangat berharap artikel ini dapat berguna dalam rangka
menambah wawasan serta pengetahuan kita tentang informasi pada saat ini. Penulis juga menyadari
sepenuhnya bahwa didalam artikel ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna.
Semoga artikel sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami
mohon kritik dan saran yang membangun dari Anda demi perbaikan artikel ini di masa yang akan
datang.
Jakarta, Oktober 2018
Penulis
3. 3
PEMBAHASAN
1. Definisi Pengembangan Sistem Informasi
Pengembangan sistem informasi adalah kumpulan kegiatan para analis sistem, perancang, dan
pemakai yang mengembangkan dan mengimplementasikan sistem informasi. Pengambangan
sistem informasi merupakan tahapan kegiatan yang dilakukan selama pembangunan sistem
informasi.
Manajemen perusahaan berharap dengan adanya pengembangan sistem informasi terjadi
peningkatan dalam hal:
1. Kinerja, yang dapat diukur dari throughput dan respon time. Throughput: jumlah pekerjaan
yang dapat dilakukan pada suatu saat tertentu. Respon time: Rata-rata waktu tertunda di
antara dua transaksi.
2. Kualitas informasi yang disajikan.
3. Keuntungan (penurunan biaya). Berhubungan dengan jumlah sumber daya yang digunakan.
4. Kontrol (pengendalian).
5. Efisiensi.
6. Pelayanan.
2. Metodologi Pengembangan Sistem Informasi
Pendekatan sistem merupakan sebuah metodologi. Metodologi adalah satu cara yang
direkomendasikan dalam melakukan sesuatu. Pendekatan sistem adalah metodologi dasar
dalam segala memecahkan jenis masalah. Macam- macammetodologi pengembangan sistem
informasi yaitu:
Systems Development Life Cycle - SDLC
adalah aplikasi dari pendekatan sistem bagi pengembangan suatu sistem informasi.
Tidak dibutuhkan waktu lama bagi seorang pengembang sistem yang pertama untuk
mengetahui bahwa terdapat beberapa tahapan pekerjaan pengembangan yang perlu
4. 4
dilakukan dalam urut - urutan tertentu jika suatu proyek ingin memiliki kemungkinan
berhasil yang paling besar.
Tahapan-tahapan tersebut adalah :
Perencanaan
Tahap ini merupakan suatu rangkaian kegiatan sejak ide pertama yang melatarbelakangi
pelaksanaan pengembangan sistem tersebut dilontarkan. Dalam tahap perencanaan
pengembangan sistem harus mendapatkan perhatian yang sama besarnya dengan
merencanakan proyek-proyek besar lainnya, seperti perencanaan pengadaan perangkat
jaringan teknologi informasi (TI).
Keuntungan-keuntungan yang diperoleh jika proyek pengembangan sistem informasi
direncanakan secara matang, mencakup:
1. Ruang lingkup proyek dapat ditentukan secara jelas dan tegas. Unit organisasi,
kegiatan ataupun sistem yang mana yang akan dilibatkan dalam pengembangan ini?
unit mana yang tidak dilibatkan? Informasi ini memberikan perkiraan awal besarnya
sumber daya yang diperlukan.
2. Dapat mengidentifikasi wilayah/area permasalahan potensial. Perencanaan akan
menunjukkan hal-hal yang mungkin bisa terjadi suatu kesalahan, sehingga hal-hal
demikian dapat dicegah sejak awal.
3. Dapatmengatur urutan kegiatan.Banyaksekali tugas-tugasterpisahdanharus berjalan
secara bersamaan/ paralel yang diperlukan untuk pengembangan sistem. Tugas-tugas
ini diatur dalam urutan logis berdasarkan prioritas informasi dan kebutuhan untuk
efesiensi.Tersedianya sarana pengendalian. Tingkat pengukuran kinerja harus
dipertegas sejak awal .
Kegiatan-kegiatan dalam tahap perencanaan di sini, meliputi antara lain:
a) Perumusan awal terhadap kebutuhan rinci atau target yang harus dicapai dari proyek
pengembangan sistem yang akan dilakukan.
b) Penyusunan proposal.
c) Penentuan metodologi dan sistem informasi yang digunakan.
d) Penunjukan tim untuk proyek yang akan dilaksanakan.
5. 5
e) Instruksi untuk mengeksekusi (memulai) proyek yang bersangkutan
f) Identifikasi kendala-kendala sistem.
Ada dua pihak yang terlibat langsung dalam perencanaan ini, yaitu pihak yang membutuhkan
sistem informasi dan pihak yang akan melakukan perancangan atau penyusunan sistem
informasi.
Keluaran (output) yang harus dihasilkan dalam tahap ini adalah jadwal detail dari kelima
tahapan berikutnya (khusunya yang menyangkut masalah waktu untuk penyelesaian), target
yang dapat disampaikan, personil yang bertanggung jawab, aspek-aspek keuangan, dan hal-
hal lainyang berkaitandenganpendayagunaan sumber daya yang dipergunakandalam proyek.
Analisis
Ada dua aspek yang menjadi fokus tahap ini, yaitu aspek bisnis/ manajemen dan aspek
teknologi. Tujuan dilakukannya langkah ini adalah untuk mengetahui posisi atau peranan
teknologi informasi yang paling sesuai dan relevan di organisasi dan mempelajari fungsi-fungsi
manajemen dan aspek-aspek bisnis terkait yang akan berpengaruh atau memiliki dampak
tertentu terhadap proses desain, konstruksi, dan implementasi.
6. 6
Selama tahap analisis, sistem analis terus bekerjasama dengan manajer, dan komite pengarah
sistem informasi terlibat dalam titik-titik yang penting mencakup kegiatan sebagai berikut:
a. Menetapkan rencana penelitian sistem
b. Mengorganisasikan tim proyek
c. Mendefinisikan kebutuhan informasi
d. Mendefinisikan kriteria kinerja sistem
e. Menyiapkan usulan rancangan sistem
f. Menyetujui atau menolak rancangan proyek pengembangan sistem
Keluaran dari proses analisis di kedua aspek ini adalah masalah-masalah penting yang harus
segera ditangani, analisis penyebab dan dampak permasalahan bagi organisasi, beberapa
kemungkinan skenario pemecahan masalah dengan kemungkinan dan dampak risiko serta
potensinya, dan pilihan alternatif solusi yang direkomendasikan.
Implementasi
Secara umum tujuan dari tahapan ini adalah untuk melaksanakan uji coba atas konsep
pengembangan sistem yang telah disusun. Dalam tahapan ini kegiatan dititikberatkan pada
penelitian apakah konsep sistem yang telah disusun itu dapat dilaksanakan dengan
benar/tidak. Keluaran yang dihasilkan adalah suatu rekomendasi uji coba atas hasil penelitian
selama pelaksanaan uji coba dalam jangka waktu tertentu. Pekerjaan utama dalam
implementasi sistem biasanya mencakup hal-hal sebagai berikut:
1) Merencanakan waktu yang tepat untuk implementasi
2) Mengumumkan rencana implementasi
3) Mendapatkan sumberdaya perangkat keras dan lunak
4) Menyiapkan database
5) Menyiapkan fasilitas fisik
6) Memberikan pelatihan dan workshop
7) Menyiapkan saat yang tepat untuk cutover (peralihan sistem)
8) Penggunaan sistem baru
7. 7
Pemberian pelatihan (training) harus diberikan kepada semua pihak yang terlibat sebelum
tahap implementasi dimulai. Selain untuk mengurangi risiko kegagalan, pemberian pelatihan
juga berguna untuk menanamkan rasa memiliki terhadap sistem baru yang akan diterapkan.
Dengan cara ini, seluruh jajaran pengguna akan dengan mudah menerima sistem tersebut dan
memeliharanya dengan baik di masa-masa mendatang.
Penggunaan
Pada tahap ini sistem telah diuji coba dan dinyatakan lolos dapat mulai digunakan untuk
menangani prosedur bisnis yang sesungguhnya. Penggunaan sistem secara rutin dapat
meliputi penataan ulang database, memback-up, dan scanning virus. Sementara itu
penggunaan juga termasuk melakukan penyesuaian-penyesuaian untuk menjaga
kemutakhiran sistem.
Proyek direncanakan dari sumber - sumber daya yang dibutuhkan untuk melakukan pekerjaan
kemudian disatukan. Sistem yang ada juga dianalisis untuk memahami masalah dan menentukan
persyaratan fungsonal dari sistem yang baru. Sistem baru ini kemudian dirancang dan
diimplementasikan. Gambar di bawah ini mengilustrasikan sifat melingkar dari siklus hidup. ketika
sebuah sistem telah melampaui masa manfaatnya dan harus di ganti, satu siklus hidup baru akan
di mulai, dengan diawali oleh tahap perencanaan.
PROTOTYPING
Meskipun sulit untuk membantah SLDC tradisional dengan diungkpkan tahapan-tahapan di atas
secara logis, metode ini masih memiliki kelemahan. Seiring dengan brtambahnya ukuran dan
kompleksitas suatu sistm, melewati tahapan-tahapan dengan sekali jalan menjadi suatu hal yang
semakin tidak mungkin dilakukan.
Prototipe (prototyping) adalah satu versi dari sebuah sistem potemsial yang memberikan ide bagi
para pengembang dan calon pengguna. proses pembuatan prototipe ini disebut prototyping.
8. 8
Jenis - jenis Prototipe
Satu pertanyaan umum yang sering kali di tanyakan masyarakat ketika pertama kali mendengar
tentang prototipe komputer adalah, "Apakah prototype akan menjadi sistem aktual nantinya?"
Jawabannya adalah "tergantung".
Terdapat dua jenis prototipe: evolusioner dan persyaratan. Prototipe evolusioner (evolutionery
prototype) terus-menerus disempurnakan sampai memiliki seluruh fungsionalitas yang
dibutuhkan pengguna dari sistem yang baru. Prototipe ini kemudian dilanjutkan produksi. Ketika
persyaratan ditentukan, prototipe persyaratan telah mencapai tujuannya dan proyek lain akan
dimulai untuk pengembangan sistem baru. Oleh karena itu, suatu prototipe persyaratan tidak
selalu menjadi sistem aktual.
Pengembangan Prototipe Evolusioner
1. Mengidentifikasi kebutuhan pengguna. Pengembang mewawancarai pengguna untuk
mendapatkan ide mengenai apa yang diminta dari sistem.
2. Membuat satu prototipe. Pengembang mempergunakan satu alat prototyping atau lebih
untuk membuat prototipe. Contoh dari alat-alat prototyping adalah generator aplikasi
terintegrasi dan toolkit protoryping. Generator aplikasi terintregasi (integrated application
generator) adalah sistem peranti lunak. siap pakai yang mampu membuat seluruh fitur
yang diinginkan dari sistem baru - menu, laporan, tampilan, basis data dan seterusnya.
3. Menentukan apakah prototipe dapat diterima. Pengembang mendemonstrasikan
prototipe kepada para pengguna untuk mengetahui apakah telah memberikan hasil yang
memuaskan.
4. Menggunakan prototipe. Prototipe menjadi sistem produksi
Pengembangan Prototipe Persyaratan
Langkah-Langkah Yang Terlibat Dalam Pembuatan Sebuah Tipe Prototipe Persyaratan
Membuat kode sistem yang baru
Pengembangan menggunakan prototype sebagai dasar untuk pengkodean sistem baru.
Menguji sistem baru
9. 9
Pengembang menguji system
Menentukan apakah sistem yang baru dapat diterima
Penggunaan memberitahukan kepada pengembang apakah sistem dapat diterima.
Membuat sistem baru menjadi sistem produksi
Daya Tarik Prototyping
Pengguna maupun pengembang menyukai prototyping karena alasan - alasan di bawah ini:
- Membaiknya komunikasi antara pengembang dan pengguna.
- Pengembang dapat melakukan pekerjaan yang lebih baik dalam menentukan kebutuhan
pengguna.
- Pengguna memainkan peranan yang lebih aktif dalam pengembangan sistem.
- Implementasi menjadi jauh lebih mudah karena pengguna tahu apa yang di harapkannya.
Keuntungan - kuntungan di atas memungkinkan prototyping memangkas biaya
pengembangan dan meningkatkan kepuasan pengguna atas sistem yang diserahkan.
Potensi Kesulitan dari Prototyping
Prototyping bukannya tidak memiliki potensi kesulitan. kesulitam - kesulitan tersebut antara
lain:
- Terburu-buru dalam menyerahkan prototipe dapat menyebabkan diambilnya jalan pintas
dalam definisi masalah, evaluasi alternatif, dan dokumentasi. Pengguna dapat terlalu
gembira dengan prototipe yang diberikan, yang mengarah pada ekspetasi yang tidak
realistis sehubungan dengan sistem produksi nantinya.
- Prototipe evolusioner bisa jadi tidak terlalu efisien.
Baik pengguna maupun pengembang hendaknya mewaspadai potensi kesulitan - kesulitan di atas
ketika mereka memilih untuk melaksanakan pendekatan prototyping. Namun jika seimbang,
prototyping telah terbukti menjadi salah satu metodologi SDLC.
Keunggulan :
10. 10
Adanya komunikasi antara pengembang dan pelanggan
Pengembang dapat bekerja lebih baik
Pelanggan berperan aktif dalam pengembangan
Sangat cepat dan lebih menghemat waktu
Harapan menjadi lebih baik
Kelemahan :
Untuk menghemat waktu, biasanya pengembang hanya menggunakan bahasa pemrograman
sederhana yang mungkin rentan dari segi keamanannya
Tidak cocok untuk diimplementasikan pada sebuah sistem yang sangat besar dan global, seperti
sistem operasi computer.
Setelah prototipe di terima maka pada tahap ini merupakan implementasi sistem yang siap di
operasikan dan selanjutnya terjadi proses pembelanjaran terhadap sistem baru dan
membandingkannya dengan sistem lama, evaluasi secara teknis dan operasional serta interaksi
pengguna, sistem dan teknologi informasi.
DESAIN ULANG PROSES BISNIS
Teknologi Informasi mengalami kemajuan dengan sangat cepat, dan organisasi perlu mengambil
keuntungan dari kemajuan - kemajuan ini. Sistem meliputi sistem - sistem yang memproses data
perusahaanmaupun sistem - sistem yang melakukanfungsi - fungsi dasar,seperti mengebor untuk
mencari minyak dan memproduksi saru bagian manufaktur. Proses pengerjaan ulang sistem
disebut denganistilahrekayasa ulang (reengineering)ataudisebutjuga dengan istilahdesainulang
proses bisnis (business process redesign - BPR)
INPUT PENGESTIMASIAN BIAYA
11. 11
Sebuah work breakdown structure (WBS) mengidentifikasikan aktivitas - aktivitas proyek yang
akan membutuhkan sumber daya. Contoh WBS adalah grafik Gantt dan diagram jaringan.
Kebutuhan sumber daya (resource requirement) mencantumkan sumber daya tertentu yang akan
dibutuhkan dan berapa jumlahnya.
OUTPUT PENGESTIMASIAN BIAYA
Estimasi biaya dibuat untuk seluruh sumber daya yang dibebankan ke proyek dan biasanya
dinyatakan dalam unit - unit keuangan yang berlaku, seperti Dolar atau Euro. Estimasi seperti ini
dapat disempurnakan kembali selama proyek berlangsung untuk mencerminkan tambahan
informasi seiring dengan semakin jelasnya proyek tersebut.
PENGEMBANGAN APLIKASI CEPAT
Satu metedologi yang memiliki tujuan yang sama dengan prototyping, yaitu memberikan respons
yang cepat atas kebutuhan pengguna, namun dengan lingkup yang lebih luas adalah R.A.D. Istilah
RAD dari rapid application development atau pengembangan aplikasi cepat diperkenalkan oleh
konsultan komputer dan penulis James Martin.
RAD adalah kumpulan strategi, metodologi dan alat terintegrasi yang terdapat di dalam suatu
kerangka kerja yang disebut rekayasa informasi. Rekayasa informasi (information engineering-IE)
adalah nama yang diberikan Martin kepada keseluruhan pendekata pengembangan sistemnya,
yang ia perlakukan sebagai suatu aktivitas perusahaan secara menyeluruh.
Unsur-Unsur Penting RAD
1. Manajemen : Khususnya manajemen puncak. Hendaknya menjadi penguji coba
(experimenter) yang suka melakukan hal-hal dengan cara baru atau
pengadaptasi awal (early adapter).
2. Orang : Dari pada hanya memanfaatkan satu tim untuk malakukan seluruh
aktivitas SDLC, RAD menyadari adanya efisiensi yang dapat dicapai melalui
penggunaan tim-tim khusus.
12. 12
3. Metodologi : Metodologi dasar RAD adalah siklus hidup RAD.
4. Alat-alat : Alat-alat RAD terutama terdiri atas bahasa-bahasa generasi keempat dan
alat-alat rekayasa peranti lunak dengan bantuan komputer (computer-
aided software engineering-CASE) yang memfasilitas prototyping dan
penciptaan kode.
Adapun tahapan metode ini antara lain :
Requirement planning
Dalam tahap ini diketahui apa saja yang menjadi kebutuhan sistem yaitu dengan
mengidentifikasikan kebutuhan informasi dan masalah yang dihadapi untuk menentukan tujuan,
batasan-batasan sistem, kendala dan juga alternative pemecahan masalah. Analisis digunakan
untuk megetahui perilaku sistem dan juga untuk mengetahui aktivitas apa saja yang ada dalam
sistem tersebut.
Design workshop
Mengidentifikasikan solusi alternative dengan memilih solusi yang terbaik. Kemudian membuat
desain proses bisnis dan desai pemrograman untuk data-data yang telah didapatkan dan
dimodelkan dalam arsitektur sistem informasi. Tools yang digunakan dalam pemodelan sistem
biasanya menggunakan UML (Unified Modeling Language).
Implementation
Sistem diimplementasikan ke dalam bentuk yang dimengerti oleh mesin yang diwujudkan dalam
bentuk programatauunit program.Tahapini merupakantahan meletakkansistem agar siapuntuk
dioperasikan.
Keunggulan :
RAD mengikuti tahapan pengembangan sistem sepeti umumnya, tetapi mempunyai kemampuan
untuk menggunakan kembali komponen yang ada (reusable object).
13. 13
Setiap fungsi dapat dimodulkan dalam waktu tertentu dan dapat dibicarakan oleh tim RAD yang
terpisah dan kemudian diintegrasikan sehingga waktunya lebih efesien.
Kelemahan :
Tidak cocok untuk proyek skala besar
Proyek bisa gagal karena waktu yang disepakati tidak dipenuhi.
Sistem yang tidak bisa dimodularisasi tidak cocok untuk model ini.
Resiko teknis yang tinggi juga kurang cocok untuk model ini
Pengembangan Berfase
Satu metodologi pengembanganystemyang dewasa ini digunakanoleh banyakperusahaan adalah
kombinasi dari SDLC tradisional, prototyping, dan RAD dengan mengambil fitur-fitur yang terbaik
dari masing-masing metodologi.
Tahap-Tahap Pengembangan Berfase
a. Investigasi Awal
Menganalisisdengantujuanuntuk mempelajari tentang organisasi denganmasalahsistemnya:
mendefinisikan tujuan, hambatan, risiko, dan ruang lingkup sistem baru.
b. Pemodelan Proses
Pemodelan proses pertama kali dilakukan dengan menggunakan digram alur (flowchart).
Diagram ini mengilustrasikan aliran data melalui sistem dan program. International
Organization for Standardization (ISO) menciptakan standar untuk bentuk-bentuk symbol
flowchat, memastikan penggunaannya di seluruh dunia. Ketika diagram arus data dengan
empat simbolnya muncul pada akhir tahun 1980-an, minat akan penerapannya pun muncul
dengan seketika.
Istilah terminator sering kali di pergunakan untuk menyatakan unsur-unsur lingkungan, karena
menunjukkan titik-titik dimana sistem berakhir.
Suatu terminator dapat berupa:
14. 14
· Orang, seperti seorang manajer, yang menerima laporan dari sistem
· Organisasi, seperti departemen lain dalam perusahaan atau perusahaan lain.
· Sistem lain yang memiliki antar muka dengan sistem.
Proses
Proses adalah sesuatu yang mengubah input menjadi output. Prosesa dapat digambarkan dengan
sebuah lingkaran, sebuah persegi panjang horizontal, atau sebuah persegi panjang tegak bersudut
melingkar. Masing-masing symbol proses diidentifikasikan dengan sebuah label.
Proses adalah sesuatu yang mengubah input menjadi output. Prosesa dapat digambarkan dengan
sebuah lingkaran, sebuah persegi panjang horizontal, atau sebuah persegi panjang tegak bersudut
melingkar. Masing-masing symbol proses diidentifikasikan dengan sebuah label.
Arus Data
Arus data terdiri atas sekumpulan unsure-unsur data yang berhubungan secara logis (mulai dari
satu unsure data tunggal hingga satu file atau lebih) yang bergerak dari satu titik atau proses ke
titik atau proses yang lain. Simbol panah digunakan untuk menggambarkan arus ini dan dapat
digambar dengan menggunakan garis lurus maupun melingkar.
Penyimpanan Data
Ketika kita perlu meyimpan data karena suatu alas an tertentu, maka kita akan menggunakan
penyimpanan data. Dalam terminologi DFD, Penyimpanan Data adalah suatu gudang data.
DFD pada figur 7.12 mengilustrasikan sebuah sistem yang dapat dipergunakan oleh perusahaan
untuk menghitung komisi bagi para agen penjualnya. Di sini, terminator digambarkan dengan
kotak, proses dengan kotak tegak bersudut tumpul, arus data dengan garis lurus, dan
peyimpangan data dengan kotak berujung terbuka.
15. 15
Kapan Menggunakan Diagram Arus Data dan Kasus Penggunaan
Diagram arus data dan kasus penggunaan sering kali dibuat selama tahap-tahap investigasi awal
dan analisis dari metodologi pengembangan berfase. DFD mengilustrasikan suatu tinjauan atas
pembrosesan, dan kasus penggunaan memberikan detailnya. Biasanya dibutuhkan beberapa
kasus penggunaan untuk mendukung satu diagram angka 0.
16. 16
Steering committee SIM menjalankan tiga fungsi utama:
• Menciptakan Kebijakan yang memastikan dukungan computer untuk mencapai sasaran
strategis perusahaan.
• Melakukan Pengendalian Fiskal dengan bertindak sebagai yang berwenang dalam memberikan
persetujuan untuk seluruh permintaan akan pendanaan yang berhubungan dengan computer.
• Menyelesaikan Perselisihan yang terjadi sehubungan dengan prioritas penggunaan computer.
Kepemimpinan Proyek
Steering committee SIM jarang ikut terlibat langsung dengan detail pekerjaan. Tanggung jawab
jatuh ke tangan tim proyek. Tim proyek meliputi semua orang yang ikut berpartisipasi dalam
pengembangan sistem informasi. Satu tim dapat memiliki anggota hingga selusin, yang terdiri atas
gabungan beberapa orang pengguna, spesialis informasi, dan mungkin auditor internal. Auditor
akan memastikan bahwa desain sistem telah memenuhi beberapa persyaratan tertentu dilihat
dari segi keakuratan, pengendalian, keamanan, dan auditabiitas.
Input Pengestimasian Biaya
Sebuah work breakdown structure (WBS) mengidentifikasikan aktivitas-aktifitas proyek yang akan
membutuhkan sumber daya. Kebutuhan sumber daya (resource requirement) mencatumkan
sumber daya tertentu yang akan dibutuhkan dan berapa jumlahnya.
• Tarif sumber daya (resource rates) adalah biaya per-unit untuk setiap jenis sumber daya.
• Estimasi durasi aktivitas (activity duration estimates) menyebutkan periode pekerjaan yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan aktivitas.
• Informasi historis (historical information) terdiri atas file-file dari data proyek masa lalu, basis
data pengestimasian biaya komersial, dan pengetahuan tim proyek.
Tantangandalamimplementasi pengembangansisteminformasi adalahorang-orang yang terlibat
dalam pengembangan sistem informasi yaitu departemen operasional sebagai end-user dan IT
sebagai sebagai pengembang dan tentu saja sebagai support dan manajemen sebagai leader yang
membuat definisi goal yang akan dicapai. Jika sistem yang akan di implementasikan adalah sistem
17. 17
informasi yang terintegrasi maka tantangannya akan sangat besar karena meliputi keseluruhan
organisasi yang bisa saja melibatkan pihak eksternal.
Masalah yang dihadapi dalam implementasi tersebut biasanya adalah sebagai berikut:
a) Pengguna tidak mengetahui kemampuan teknologi yang dapat digunakan untuk
membantu proses bisnis yang dikerjakannya setiap hari, dan pada tahap analisa depelover
juga tidak mengetahui benar-benar proses bisnis yang berlangsung atau juga karena
standard dari developer yang kurang dalam membuat progaram sehingga program yang
dihasilkan adalah progaram yang baik dari kacamata developer bukan dari kedua belah
pihak. Karena ketidaktahuan pengguna maka masalah ini bisa diabaikan dimana pengguna
juga tidak keberatan dengan program yang diberikan untuk digunakan.
b) Kedua belah pihak tidak memahami asumsi dan ketergantungan yang ada dalam sistem
dan bisnis proses, sehingga pada tahap implementasi jika ada bagian dari proses bisnis
yang belum di cover oleh sistem dan kemudian dibuatkan fungsi baru yang ternyata
menimbulkan masalah, dan penyelesaian masalah menimbulkan masalah baru seperti
melakukan tambal sulam yang berakibat pada benang kusut akan membuat suatu aplikasi
yang tidak dapat diandalkan. Dan aplikasi hanya dibuat sebagai program untuk melakukan
entry data.
c) Dalam implementasi sistem terintegrasi, dimana pengguna tidak dapat menjadikan
implementasi sebagai prioritas pertama, dimana pengguna yang sudah disibukkan dengan
kegiatanoperasional akanberpura-pura menyetujui,menjalankandanmengikutinya tetapi
pada kenyataannya semuanya tidak berjalan sesuai dengan harapan. Akan membutuhkan
CETL yang lama jika dijadikan sebagai resource untuk aplikasi BI.
Dengan demikian kepemimpinan manajemen sangat diperlukan untuk menghadapi tantangan
saat ini. Dan perlu diketahui bersama, teknologi hanya bersifat membantu bukan menggantikan
karena anda ketahui “there isno brainand heartinside” sehingga pengembangansisteminformasi
bersifat continue, dan mungkin akan ada asumsi dan ketergantungannyang tidak dapat
diterjemahkan ke dalam sistem dan ini semua tentang people power untuk kehidupan yang lebih
baik.
18. 18
PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI
PT. SURYA WARFA KHARISMA
STUDI KASUS : PENJULAN, PIUTANG, DAN PENERIMAAN KAS
HASIL DAN PEMBAHASAN
Proses Bisnis Sistem Berjalan
Berdasarkan pengamatan aktifitas siklus pendapatan PT. Surya Warfa Kharisma dan
wawancara dengan orang-orang yang terlibat, dihasilkan proses bisnis yang sedang berjalan
(Gambar 1) dimana siklus pendapatan yang dibahas disini berupa penjualan, piutang dan retur
penjualan.
Prosedur penjualan diawali ketika bagian administrasi menerima permintaan penawaran
harga dari klien atau calon pelanggan. Berdasarkan permintaan penawaran harga dari pelanggan,
bagian administrasi menghubungi bagian perbekalan untuk mengecek ketersediaan barang serta
jumlah yang diminta melalui telepon. Jika barang dan jumlah yang diinginkan pelanggan tersedia,
bagian administrasi membuat Surat Penawaran Harga yang didasarkan atas daftar harga barang
Standar yang dimiliki arsip administrasi.
Setelah terjadi kesepakatan harga, pelanggan akan mengirimkan Surat Pemesanan Barang
atau Purchase Order (PO) kepada perusahaan. Berdasarkan PO yang diterima, bagian administrasi
membuat Sales Contract antara dua pihak yang melampirkan kesepakatan harga, serta
mencantumkan cara pembayaran, dan jangka waktu pembayaran.
Bagian administrasi membuat Delivery Order (DO) sebanyak 3 rangkap, kemudian
diserahkan ke bagian keuangan. Berdasarkan Sales Contract dan DO yang diterima, bagian
keuangan mencatat pesanan pelanggan tersebut ke dalam invoice.
Berdasarkan DO, bagian perbekalan mencatat pengeluaran barang pada buku persediaan.
Pada saat penyerahan barang, bagian perbekalan melampirkan invoice dan DO untuk
ditandatangani pelanggan.
19. 19
Setelah pengiriman barang selesai, Bagian keuangan mencocokkan DO yang telah
ditandatangani pelanggan dengan Sales Contract serta invoice yang ada di arsip sementara.
Selanjutnya, bagian keuangan mencatat transaksi penjualan ke dalam jurnal penjualan dan
menambahkan piutang pelanggan apabila penjualan dilakukan secara kredit.
Pelanggan dapat melakukan klaim terhadap barang yang rusak atau kondisi lain yang tidak
sesuai dengan pesanan dengan jangka waktu pengembalian berbeda-beda tergantung
kesepakatan yang tertera dalam perjanjian. Dalam hal ini, pelanggan harus melampirkan barang
yang diretur dengan invoice serta DO yang diterima ketika pengiriman barang.
Apabila keluhan yang ada sesuai dengan kebijakan retur perusahaan, maka bagian
administrasi akan mencatatnya ke dalam Surat Retur (SR).
Berdasarkan retur yang terjadi, bagian perbekalan menerima barang retur dan melakukan
pencatatan ke dalam buku persediaan. Sedangkan SR yang diterima bagian keuangan dicocokkan
dengan invoice yang diarsip sementara oleh bagian keuangan untuk digunakan sebagai dasar
pencatatan retur penjualan dan pengurangan piutang pelanggan. Barang yang diretur dapat
dikembalikan tanpa penukaran atau dengan penukaran barang sejenis. Apabila atas permintaan
pelanggan yang menginginkan bahwa barang yang diretur agar ditukarkan dengan barang
pengganti dengan jenis dan tipe barang yang sama, bagian administrasi membuat Delivery Order–
Retur (DORetur) sebanyak 3 rangkap. Surat DO-Retur diserahkan kepada bagian perbekalan untuk
selanjutnya akan dilakukan pengiriman barang seperti prosedur pengiriman standar.
Secara berkala, bagian keuangan akan memeriksa invoice untuk mengetahui piutang
pelangganyang jatuh tempo. Atas piutang yang telahjatuh tempo, bagiankeuanganmenghubungi
pelanggan dan melakukan penagihan. Dengan adanya konfirmasi pembayaran dari pelanggan,
bagian keuangan membuat Faktur Pajak Standar (FPS) dan kuitansi yang kemudian akan
diserahkan kepada pelanggan sebagai bukti pembayaran yang lengkap dan sudah lunas.
Setelah menerima pembayaran, bagian keuangan mencatat penerimaan kas ke dalam
jurnal penerimaan kas dan mengurangi piutang pelanggan. Kemudian pada akhir bulan, bagian
keuangan akan membuat laporan penjualan dan laporan penerimaan kas yang ditujukan kepada
Direktur sebagai pelaporan bulanan dan bahan evaluasi.
20. 20
Perancangan SIA Penjulan, Piutang, dan Penerimaan Kas yang Diusulkan
Prosedur yang diusulkan terhadap SIA penjualan, piutang dan penerimaan kas PT. Surya
Warfa Kharisma tidaklah mengalami banyak perubahan
Prosedur Penjualan diusulkan:
Kegiatan penjualan berawal ketika bagian administrasi menerima permintaan penawaran
harga dari klien atau calon pelanggan, baik yang datang langsung, melalui telepon atau fax. Bagian
administrasi melakukan pengecekan terhadap status pelanggan, apabila pelanggan baru maka
bagian administrasi perlu mendata pelanggan dan mencatatnya ke dalam database pelanggan
untuk disimpan sebagai arsip.
Jika barang dan jumlah yang diinginkan pelanggan tersedia, maka bagian administrasi
membuat Surat Penawaran Harga (SPH) yang didasarkan atas daftar harga barang standar yang
ada di database barang. Setelah diotorisasi direktur, bagian administrasi mendistribusikan SPH
sebagai berikut: SPH rangkap 1 dikirimkan kepada pelanggan; SPH rangkap 2 untuk arsip bagian
administrasi.
Dalam melakukan kesepakatan harga, biasanya calon pembeli akan melakukan penawaran
harga. Pelanggan menghubungi perusahaan, untuk melakukan negosiasi harga yang telah
diberikan perusahaan. Setelah terjadi kesepakatan harga, pelanggan akan mengirimkan Surat
Pemesanan Barang atau Purchase Order (PO) kepada perusahaan yang menyatakan bahwa
pelanggan setuju untuk membeli sejumlah barang tertentu dengan harga yang telah disepakati.
BerdasarkanPOyang diterima,bagianadministrasimembuatSalesContractantara dua pihak yang
melampirkan kesepakatan harga, serta mencantumkan cara pembayaran, jangka waktu
pembayaran dan jangka waktu penyerahan barang.
Pada saatpembuatan Sales Contract,sistem melakukanpengecekan limitkreditpelanggan
yang tersedia. Apabila kredit tersedia tidak memenuhi untuk dilakukan transaksi, sistem akan
menolak untuk memproses Sales Contract dan memerlukan otorisasi direktur dalam melanjutkan
transaksi. Direktur juga dapat mengubah limit kredit pelanggan agar transaksi dapat dilanjutkan.
21. 21
Setelah meminta otorisasi direktur, Sales Contract dikirimkan kepada pelanggan. Distribusi
dokumen yang dibuat sebanyak 3 rangkap ini adalah sebagai berikut: Sales Contract rangkap 1
untuk pelanggan;SalesContractrangkap2 untuk bagiankeuangan;SalesContract rangkap3 untuk
arsip bagian administrasi.
Selanjutnya bagian administrasi membuat Delivery Order (DO) sebanyak 4 rangkap yang
kemudian diserahkan ke bagian keuangan. Berdasarkan Sales Contract dan Delivery Order yang
diterima, bagian keuangan mencatat pesanan pelanggan tersebut ke dalam invoice sebanyak 4
rangkap yang akan didistribusikan sebagai berikut: invoice rangkap 1 untuk pelanggan (setelah
melakukan pembayaran); invoice rangkap 2 diserahkan kepada pelanggan bersamaan dengan
pengiriman barang; invoice rangkap 3 untuk arsip bagian keuangan; invoice rangkap 4 untuk
bagian akuntansi.
Jika transaksi dilakukan secara kredit, invoice rangkap 1 akan diarsip ke dalam arsip
sementara oleh bagian keuangan. Sedangkan untuk transaksi penjualan tunai, invoice rangkap 1
diserahkan bersamaan dengan invoice rangkap 2 dan barang pada saat pengiriman barang.
Bagian keuangan meneruskan DO sebanyak 4 rangkap dan invoice rangkap 2 (beserta
invoice rangkap 1 jika transaksi penjualan secara tunai) kepada bagian perbekalan. Surat DOini
merupakan pernyataan yang digunakan sebagai perintah pengeluran barang dari gudang.
Berdasarkan DO, bagian perbekalan mencatat pengeluaran barang pada database persediaan.
Dengan demikian, barang pun telah siap untuk dikirimkan kepada pelanggan. Pada saat
penyerahan barang, bagian perbekalan melampirkan invoice rangkap 2 (beserta invoice rangkap
1 jika transaksi penjualan secara tunai)dan DO 4 rangkapuntuk ditandatangani pelanggan.Invoice
rangkap 2 (beserta invoice rangkap 1 jika transaksi penjualan secara tunai) dan DO rangkap 1
diserahkan kepada pelanggan sebagai bukti bahwa barang yang dikirim telah diterima oleh
pelanggan. DO rangkap 1 untuk pelanggan; DO rangkap 2 untuk bagian keuangan; DO rangkap 3
untuk arsip bagian administrasi; DO rangkap 4 untuk bagian perbekalan.
Setelah pengiriman barang selesai, bagian pengiriman mendistribusikan DO rangkap 2
yang telah ditandatangani pelanggan kepada bagian keuangan sebagai laporan pengiriman
22. 22
barang. Sedangkan DO rangkap 3 dikembalikan pada bagian administrasi dan mengarsip DO
rangkap 4 sebagai bukti tertulis pengeluaran barang.
BagiankeuanganmencocokkanDO rangkap2yang telah ditandatangani pelanggandengan
invoice rangkap 3 yang ada di arsip sementara. Berdasarkan invoice rangkap 4 yang diterima,
bagian akuntansi mencatat transaksi penjualan ke dalam jurnal penjualan dan sistem
menambahkan piutang pelanggan apabila penjualan dilakukan secara kredit. Kemudian dokumen-
dokumen tersebut diarsipkan berdasarkan tanggal.
Prosedur Retur Penjualan
Pelanggan dapat melakukan klaim terhadap barang yang rusak atau kondisi lain yang tidak
sesuai dengan pesanan. Jangka waktu pengembalian berbeda-beda tergantung kesepakatan yang
tertera dalam perjanjian dengan masing-masing pelanggan. Dalam hal ini, pelanggan harus
melampirkan barang yang diretur dengan invoice serta DO rangkap 1 yang diterima ketika
pengiriman barang.
Bagian administrasi menangani keluhan pelanggan, dan menghubungi bagian perbekalan
untuk memeriksa kondisi barang. Apabila keluhan yang ada sesuai dengan kebijakan retur
perusahaan, maka bagian administrasi akan mencatatnya ke dalam Surat Retur (SR) sebanyak 4
rangkap sebagai berikut: SR rangkap 1 untuk pelanggan; SR rangkap 2 untuk bagian akuntansi; SR
rangkap 3 untuk bagian perbekalan; SR rangkap 4 untuk arsip bagian administrasi. Berdasarkan
retur yang terjadi, bagian perbekalan menerima barang retur. Sedangkan SR rangkap 2 yang
diterima bagian akuntansi dicocokkan dengan invoice rangkap 4 yang ada diarsip. Surat Retur ini
digunakan sebagai dasar pencatatan retur penjualan dan pengurangan piutang pelanggan.
Barang yang diretur dapat dikembalikan tanpa penukaran atau dengan penukaran barang
sejenis. Apabila atas permintaan pelanggan yang menginginkan bahwa barang yang diretur agar
ditukarkan dengan barang pengganti dengan jenis dan tipe barang yang sama, bagian administrasi
membuat Delivery Order–Retur (DO-Retur) sebanyak 4 rangkap. Surat DO-Retur diserahkan
kepada bagian perbekalan untuk selanjutnya akan dilakukan pengiriman barang seperti prosedur
pengiriman standar. Berdasarkan DO-Retur ini, bagian perbekalan menyiapkan sejumlah barang
yang dibutuhkan kemudian kembali melakukan pengiriman barang kepada pelanggan dan
23. 23
melampirkan DO-Retur untuk ditandatangani pelanggan. Setelah pengiriman barang retur selesai,
bagian perbekalan mendistribusikan DO-Retur yang telah ditandatangani pelanggan sebagai
berikut: DO-Retur rangkap 1 untuk pelanggan; DO-Retur rangkap 2 untuk bagian keuangan; DO-
Retur rangkap 3 untuk arsip bagian administrasi; DO-Retur rangkap 4 untuk bagian perbekalan.
Prosedur Penerimaan Pembayaran dari Pelanggan
Secara berkala, bagian keuangan akan memeriksa Daftar Piutang untuk mengetahui
invoice yang segera jatuh tempo. Bila terdapat piutang telah jatuh tempo telah dibayarkan
pelanggan, bagian keuangan menghubungi pelanggan dan melakukan penagihan. Dengan adanya
konfirmasi pembayaran dari pelanggan, bagian keuangan membuat Faktur Pajak Standar (FPS)
sebanyak 3 rangkap dan Kuitansi sebanyak 3 rangkap kemudian meminta otorisasi direktur.
Pelanggan yang melakukan pembayaran dengan cara transfer, harus menyerahkan bukti transfer
kepada perusahaan.Sedangkan jika pembayarandilakukandengancek ataugiro,bagiankeuangan
harus memastikan kepada pelanggan dan bank yang bersangkutan bahwa cek atau giro tersebut
dapat dicairkan pada tanggal jatuh tempo.
Ketika melakukan pembayaran, pelanggan menandatangani FPS dan kuitansi yang
masingmasing berangkap 3. Bagian keuangan juga melampirkan invoice rangkap 1 kepada
pelanggan, kemudian menyerahkannya beserta FPS rangkap 1 dan Kuitansi rangkap 1 yang telah
ditandatangani kepada pelanggan. Dokumen-dokumen yang diterima pelanggan berikut ini
merupakan bukti pembayaran yang lengkap dan sudah lunas: FPS rangkap 1 untuk pelanggan; FPS
rangkap 2 untuk diarsip bagian keuangan; FPS rangkap 3 untuk bagian akuntansi; Kuitansi rangkap
1 untuk pelanggan; Kuitansi rangkap 2 untuk arsip bagian keuangan; Kuitansi rangkap 3 untuk
bagianakuntansi.Sedangkan untuk transaksi penjualan tunai,FPS sebanyak 2 rangkapdan kuitansi
2 rangkap yang dibuat bagian keuangan akan didistribusikan kepada bagian perbekalan untuk
dilampirkan pada saat pengiriman barang beserta invoice dan DO. Bagian perbekalan menerima
pembayaran dari pelanggan, kemudian memberikan FPS rangkap 1 dan Kuitansi rangkap 1 yang
sudah dicap lunas kepada pelanggan. Untuk FPS rangkap 2 dan kuitansi rangkap 2 yang telah
ditandatangani pelanggan, dikembalikan ke bagian keuangan untuk diarsip. Berdasarkan FPS
rangkap 3 dan kuitansi rangkap 3 yang diterima, bagian akuntansi mencatat penerimaan kas ke
24. 24
dalam jurnal penerimaan kas dan mengurangi piutang pelanggan. Kemudian rangkap FPS dan
rangkap kuitansi akan diarsip permanen berdasarkan tanggal. Secara berkala, manajer keuangan
akan melakukan penilaian pelanggan agar sistem dapat meng-update nilai kredibilitas pelanggan.
Bagi pelanggan baru, penilaian ini tidak berlaku karena belum ada data historis pembelian yang
dilakukan pelanggan. Untuk menghindari pemberian kredit yang tidak potensial, pelanggan baru
diwajibkan melakukan transaksi secara tunai saja.
Penilaian pelanggan ini dapat dilakukan ketika sudah terdapat data historis transaksi
penjualan (lima transaksi pertama atau 6 bulan sejak pelanggan didaftarkan). Penetapan kriteria
yang dipakai ditentukan berdasarkan kebijakan manajemen perusahaan dan kriteria 5 C
(Character, Capacity, Capital, Collateral, dan Condition), dimana pengukurannya menggunakan
data historis penjualan per bulan, pembayaran pelanggan, jumlah retur penjualan pelanggan, dan
lama langganan Di dalam proses yang terdapat dalam use case tersebut terdapat beberapa object
beserta atribut dan fungsi-fungsinya. Beberapa Object tersebut menggambarkan model dari SIA
yang dirancang. Adapun object yang terkait dalam SIA penjulan, piutang, dan penerimaan kas
digambarkan menjadi Model dari proses bisnis dengan menggunakan Class Diagram (Gambar 4).
Model ini menggambarkan SIA penjualan, piutang, dan penerimaan kas terinegrasi, sehingga
dapat menghasilkan informasi yang sesuai kebutuhan. Berdasarkan Gambar 4 diatas, dapat
disusun kebutuhan user dan digambarkan dengan navigation diagram (Gambar 5).
PENUTUP
Dengan penerapan SIA yang sesuai dengan prosedure yang sudah ditentukan, kesalahan user
(human error) seperti masalah pencatatan, khususnya pada bagian penjualan, piutang dan
penerimaan kas dapat berkurang serta mampu memberikan informasi kepada manajer untuk
mendukung tugasnya. Selain hal tersebut, SIA yang dikembangkan ini, akan secara otomat
user dalam hal pemberian piutang. Untuk lebih sempurna, perusahan perlu mengintegrasikan
modul lainnya dalam SIA Penjualan, Piutang, dan Penerimaan Kas yang dikembangkan ini demi
mendukung kegiatanoperasional yang meliputi subsistempembelian,persediaandan penerimaan
kas ke dalam SIA Penjualan, Piutang, dan Penerimaan Kas.
25. 25
DAFTAR PUSTAKA
Putra, Yananto Mihadi. (2018). Sumber Daya Komputasi dan Komunikasi. Modul Kuliah Sistem
Informasi Manajemen. FEB – Universitas Mercu Buana: Jakarta
Dezanaru, Rio.”Pengembangan Sistem Informasi-Tulisan Terakhir”. 24 Oktober 2018.
https://riodezenaru.wordpress.com/2016/08/pengembangan-sistem-informasi/
“Pengembangan sistem informasi~ Goindo Teknik Informatika”. 24 Oktober 2018.
https://goindoti.blogspot.com/2016/08/pengembangan-sistem-informasi.html
https://www.kompasiana.com/unita/54ffa59ca333110f4551128d/tantangan-implementasi-
pengembangan-sistem-informasi-operasional-dan-ti-dibawah-kepemimpinan-manajemen