Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Tugas sim 2, lina putri yani, yananto mihadi putra. se, msi, pengantar sistem informasi, 2018
1. PERAN SISTEM INFORMASI PADA TINGKAT
MANAJEMEN STRATEGIS
Level manajemen dalam perusahaan memiliki tanggung jawab dalam menentukan arah dan
proyeksi perusahaan di masa yang akan datang. Pengambilan keputusan oleh para pemangku
kepentingan yang menyangkut kelangsungan suatu perusahaan menjadi aspek krusial sehingga
akan mempengaruhi banyak orang dala perusahaan. Tak ayal lagi, perumusan dan formulasi
manajemen strategis perlu dirancang dan disiapkan dengan cermat untuk dapat menyasar target
yang dicanangkan oleh suatu perusahaan dengan tepat sasaran.
Tentang Manajemen Strategis
Manajemen strategis merujuk pada keputusan-keputusan yang diambil oleh manajemen untuk
mencapai tujuan dari perusahaan. Lebih spesifik manajemen strategis dijelaskan oleh Suyanto
(2007) yaitu “sekumpulan keputusan dan tindakan yang dirancang untuk mencapai sasaran
perusahaan.” Manajemen strategis suatu perusahaan tidak dapat disamakan dan/atau
dibandingkan secara ‘apple-to-apple’ dengan perusahaan lain karena obyektif tiap perusahaan
tentunya berbeda-beda. Meskipun demikian, manajemen strategis yang dirumuskan suatu
perusahaan memiliki tujuan yang sama secara umum:
Untuk menjalankan dan mengevaluasi strategi yang telah dipilih secara efektif dan secara
efisien;
Untuk mengevaluasi kinerja, meninjau, mengkaji ulang, malakukan penyesuaian dan
melakukan koreksi jika terdapat kesalahan atau penyimpangan dalam implementasi strategi;
Untuk memperbaharui strategi yang dirumuskan supaya sesuai dengan perkembangan
lingkungan bisnis baik internal maupun eksternal;
Untuk meninjau kembali dari kekuatan, kelemahan, peluang serta ancaman bisnis yang ada
setelah strategi diimplementasi, dan;
Untuk dapat melakukan inovasi, baik inovasi produk atau layanan, inovasi proses, inovasi
paradigma, maupun inovasi posisi supaya perusahaan memiliki keunggulan bersaing yang
berkelanjutan.
Untuk mencapai tujuan umum manajemen strategis, terdapat serangkaian tahapan dalam
manajemen strategis yang dikemukakan oleh David (2004):
2. Perumusan strategi: Meliputi kegiatan untuk mengembangkan visi dan misi organisasi,
mengidentifikasi peluang dan ancaman eksternal organisasi, menentukan kekuatan dan
kelemahan internal organisasi, menetapkan tujuan jangka panjang organisasi, membuat
sejumlah strategi alternatif untuk organisasi, serta memilih strategi tertentu untuk digunakan.
Pelaksanaan strategi: Mengharuskan perusahaan untuk menetapkan sasaran tahunan, membuat
kebijakan, memotivasi karyawan, dan mengalokasikan sumber daya sehingga perumusan
strategis dapat dilaksanakan.
Evaluasi strategi: Tahap ini merupakan tahap akhir dari manajemen strategis. Tiga kegiatan
pokok dalam evaluasi strategi adalah mengkaji ulang faktor-faktor eksternal dan internal yang
menjadi landasan perumusan strategi yang diterapkan sekarang ini, mengukur kerja, dan
melakukan tindakan-tindakan korektif.
Bagaimana suatu perusahaan menggunakan sistem informasi untuk menunjang strategisnya?
Sistem informasi digunakan pada perusahaan untuk mengubah sasaran, pengoperasian, produk,
jasa, atau relasi lingkungan untuk membantu jalannya suatu perusahaan dalam meraih
keunggulan kompetitif.
Keputusan strategi bisnis dari perusahaan tergantung pada:
• Produk dan jasa yang dhasilkan perusahaan
• Industri di mana perusahaan bersaing
• Pesaing, pemasok, dan pelanggan dari perusahaan
• Tujuan jangka panjang dari perusahaan
Perusahaan yang memanfaatkan teknologi informasi untuk mengkoordinasikan rantai nilainya
agar secara kolektif menghasilkan produk atau jasa kepada pasar. Produk dan Jasa Sistem
Informasi System yang menciptakan diferensiasi produk:
• Perusahaan dapat menggunakan IT untuk mengembangkan produk-produk berbeda.
• Menciptakan loyalitas merek dengan mengembangkan produk yang unik dan baru dan jasa
• Produk dan jasa tidak mudah diduplikasi oleh pesaing.
Peranan Sistem Informasi
Terdapat empat peranan penting sistem informasi dalam perusahaan, yaitu berpartisipasi dalam
pelaksanaan tugas-tugas, mengaitkan perencanaam pengerjaan, dan pengendalian dalam
sebuah subsistem, mengkoordinasikan subsistem-subsistem, dan mengintegrasikan subsistem-
subsistem. Bagi sebuah perushaan, memandang sistem informasi sebagai suatu pendukung
3. untuk mencapai tujuan perusahaan baik secara strategis maupun pencapaian visi dan misi
perusahaan secara keseluruhan.
Sistem informasi dalam suatu organisasi memegang peranan penting dalam fungsionalitas
bisnis yang digunakan oleh semua unit dalam organisasi. Definisi sistem informasi dijelaskan
oleh Hutahaean (2014) yaitu “sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan
kebutuhan pengelolaan transaksi harian, mendukung operasi bersifat manajerial, dan kegiatan
strategi dari suatu organisasi dan mentediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang
dibutuhkan.” Tujuan utama sistem informasi dalam suatu perusahaan adalah untuk mendukung
operasi bisnis, mendukung pengambilan keputusan manajerial, dan mendukung keunggulan
strategis.
Sistem informasi dalam mendukung operasi bisnis dapat ditemukan dalam kegiatan harian
yang berjalan dalam suatu organisasi/perusahaan. Perusahaan dengan tingkat kegiatan harian
yang tinggi, seperti perusahaan retail, sangat terbantu dengan peran sistem informasi dalam
perusahaannya dalam mengolah data yang bersifat transaksi harian. Sedangkan dalam
mendukung pengambilan keputusan manajerial dan keunggulan strategis, sistem informasi
membantu menyajikan data yang ada dalam perusahaan secara akurat dan presisi untuk top
level management dalam mengambil keputusan. Sebagai contoh, keberhasilan Tokopedia.com
dalam lima tahun terakhir mengatur lebih dari 24 juta transaksi dengan rata-rata tingkat
kunjungan situs sebanyak 10 juta pengguna internet setiap bulan. Tanpa adanya sistem
informasi yang diimplementasi dengan baik, raksasa mall online seperti Tokopedia tidak dapat
melayani penggunanya dengan baik selama lebih dari 5 tahun.
Model umum suatu sistem adalah terdiri atas masukan (input), pengolah(process), dan keluaran
(output), Model umum suatu sistemSuatu sistem mempunyai karakteristik sebagai
berikut (Sutanta,2003):
Mempunyai komponen (components) Komponen sistem adalah segala sesuatu yang
menjadi bagian penyusunsistem. Komponen sistem disebut sebagai subsistem, dapat
berupa bendanyata ataupun abstrak, misalnya orang, benda, hal atau kejadian yang
terlibatdi dalam sistem.
Mempunyai batas (boundary) Batas sistem diperlukan untuk membedakan satu sistem
dengan sistem yanglain. Tanpa adanya batas sistem, maka sangat sulit untuk
4. menjelaskan suatusistem. Batas sistem akan memberikan batasan scope tinjauan
terhadap sistem.
Mempunyai lingkungan (environments) Lingkungan sistem adalah segala sesuatu yang
berada di luar sistem.Lingkungan sistem dapat menguntungkan ataupun merugikan.
Umumnya,lingkungan yang menguntungkan akan selalu dipertahankan untuk
menjagakeberlangsungan sistem. Sedangkan lingkungan sistem yang merugikan
akandiupayakan agar mempunyai pengaruh seminimal mungkin, bahkan jikamungkin
ditiadakan.
Sistem Suatu sistem mempunyai karakteristik sebagai berikut (Sutanta,2003):
Mempunyai penghubung/antar muka (interface) antar komponenPenghubung/antarmuka
merupakan komponen sistem, yaitu segala sesuatuyang bertugas menjembatani
hubungan antar komponen dalam sistem.Dalam dunia komputer,
penghubung/antarmuka dapat berupa berbagai macamtampilan dialog layar monitor
yang memungkinkan seseorang dapat denganmudah mengoperasikan sistem aplikasi
komputer yang digunakannya.
Mempunyai masukan (input ) Masukan merupakan komponen sistem, yaitu segala
sesuatu yang perludimasukkan ke dalam sistem sebagai bahan yang akan diolah lebih
lanjutuntuk menghasilkan keluaran yang berguna. Dalam Sistem InformasiManajemen,
masukan disebut sebagai data.
Mempunyai pengolahan (processing ) Pengolah merupakan komponen sistem yang
mempunyai peran utamamengolah masukan agar menghasilkan keluaran yang berguna
bagi para pemakainya. Dalam Sistem Informasi Manajemen, pengolahan adalah
berupa program aplikasi komputer yang dikembangkan untuk keperluan
khusus.Program aplikasi tersebut mampu menerima masukan, mengolah masukan,dan
menampilkan hasil olahan sesuai dengan kebutuhan para pemakai.
Mempunyai keluaran (output ) Keluaran merupakan komponen sistem yang berupa
berbagai macam bentuk keluaran yang dihasilkan oleh komponen pengolahan. Dalam
5. SistemInformasi Manajemen, keluaran adalah informasi yang dihasilkan oleh program
aplikasi yang akan digunakan oleh para pemakai sebagai bahan pengambilan
keputusan.
Mempunyai sasaran (objectives) dan tujuan (goal ) Setiap komponen dalam sistem
perlu dijaga agar saling bekerja sama denganharapan agar mampu mencapai sasaran
dan tujuan sistem. Sasaran berbedadengan tujuan. Sasaran sistem adalah apa yang ingin
dicapai oleh sistem untuk jangka waktu yang relatif pendek. Sedangkan tujuan
merupakan kondisi/hasilakhir yang ingin dicapai oleh sistem untuk jangka waktu yang
panjang. Dalamhal ini, sasaran merupakan hasil pada setiap tahapan tertentu yang
mendukungupaya pencapaian tujuan.
Mempunyai kendali (control ) Setiap komponen dalam sistem perlu selalu dijaga agar
tetap bekerja sesuaidengan peran dan fungsinya masing-masing. Hal ini bisa dilakukan
jika ada bagian yang berperan menjaganya, yaitu bagian kendali. Bagian
kendalimempunyai peran utama menjaga agar proses dalam sistem dapat
berlangsungsecara normal sesuai batasan yang telah ditetapkan sebelamnya. Dalam
SistemInformasi Manajemen, kendali dapat berupa validasi masukan, validasi
proses,maupun validasi keluaran yang dapat dirancang dan dikembangkan
Secaraterprogram.
Mempunyai umpan balik ( feedback ) Umpan balik diperlukan oleh bagian kendali
(control) sistem untuk mengecek terjadinya penyimpangan proses dalam sistem dan
mengembalikannya kedalam kondisi normal.Keterkaitan antar komponen dan
karakteristik suatu sistem Keterkaitan antar komponen suatu sistem (Sutanta,2003)
6. Sistem Informasi pada Tingkat Manajemen Strategis
Pada tingkat top level management, fungsi dari sistem informasi tidak lagi sebatas memproses
transaksi, penyedia informasi, atau alat untuk pengambilan keputusan. Sekarang ini sistem
informasi dapat berfungsi untuk membantu end user manajerial membangun strategi yang
menggunakan teknologi sistem informasi untuk menjawab tantangan yang ada dalam
persaingan. Penggunaan yang efisien dan efektif dari sistem informasi strategis
menyajikan end users manajerial dengan tantangan manajerial yang besar. Dengan teknologi
sistem informasi yang tangguh, perusahaan diharapkan dapat memenangkan persaingan dalam
bisnis atau dapat memiliki keunggulan bersaing yang berkelanjutan (sustainable competitive
advantage).
Proses manajemen didefinisikan sebagai aktivitas-aktivitas:
Perencanaan, formulasi terinci untuk mencapai suatu tujuan akhir tertentu adalah
aktivitas manajemen yang disebut perencanaan. Oleh karenanya, perencanaan
mensyaratkan penetapan tujuan dan identifikasi metode untuk mencapai tujuan
tersebut.
7. Pengendalian, perencanaan hanyalah setengah dari peretempuran. Setelah suatu
rencana dibuat, rencana tersebut harus diimplementasikan, dan manajer serta pekerja
harus memonitor pelaksanaannya untuk memastikan rencana tersebut berjalan
sebagaimana mestinya. Aktivitas manajerial untuk memonitor pelaksanaan rencana dan
melakukan tindakan korektif sesuai kebutuhan, disebut kebutuhan.
Pengambilan Keputusan, proses pemilihan diantara berbagai alternative disebut dengan
proses pengambilan keputusan. Fungsi manajerial ini merupakan jalinan antara
perencanaan dan pengendalian. Manajer harus memilih diantara beberapa tujuan dan
metode untuk melaksanakan tujuan yang dipilih. Hanya satu dari beberapa rencana
yang dapat dipilih. Komentar serupa dapat dibuat berkenaan dengan fungsi
pengendalian.
Berikut ini merupakan karakteristik dari SIM :
1. Merupakan salah satu dari 5 sub sistem dalam CBIS (Computer Based Information
System/Sistem Informasi Berbasis Komputer).
2. Merupakan tujuan untukmempertemukan seluruh informasi yang diperlukan oleh manajer
pada semua tingkat organisasi.
3. Merupakan seluruh fungsi sistem informasi didalam suatu sub sistem input, database dan
sub sistem output.
4. Memberikan gambaran terhadap atitude eksekutif dengan penyediaan komputer untuk
membantu pemecahan masalah organisasi.
Kemampuan sebuah Sistem Informasi Manajemen, meliputi :
Pengetahuan tentang potensi kemampuan sistem informasi yang dikomputerisasi akan
memungkinkan seorang manajer secara sistematis menganalisis masing-masing tugas
organisasi dan menyesuaikannya dengan kemampuan komputer.
SIM secara khusus memiliki beberapa kemampuan teknis sesuai yang direncanakan baginya.
Secara kolektif kemampuan ini menyangkal pernyataan bahwa komputer hanyalah mesin
penjumlah atau kalkulator yang berkapasitas tinggi, sebenarnya komputer tidak dapat
8. mengerjakan sesuatu ia hanya mengerjakan lebih cepat. Sistem informasi komputer dapat
memiliki sejumlah kemampuan jauh diatas sistem non komputer. Dan kemampuan ini telah
merevolusikan proses manajemen yang menggunakan informasi yang dihasilkan oleh sistem
yang telah ada. Beberapa kemampuan teknis terpenting dalam sistem komputer :
1. Pemrosesan data batch
2. Pemrosesan data tunggal
3. Pemrosesan on-line, real time
4. Komunikasi data dan switching pesan
5. Pemasukan data jarak jauh dan up date file
6. Pencarian records dan analisis
7. Pencarian file
8. Algoritme dan model keputusan
9. Otomatisasi kantor.
Dengan kata lain SIM adalah sebagai suatu sistem berbasis komputer yang menyediakan
informasi bagi beberapa pemakai dengan kebutuhan yang sama. Sebenarnya secara teori,
komputer bukanlah persyarat mutlak bagi sebuah Sistem Informasi Manajemen (SIM), namun
dalam praktek agaknya menjadi suatu kepercayaan bahwa Sistem Informasi Manajemen yang
baik tidak akan berjalan lancar tanpa bantuan kemampuan sebuah komputer, sehingga timbulah
sistem informasi berbasis komputer (CBIS). Berikut ini merupakan bagan yang menjelaskan
SIM sebagai sub unit suatu sistem.
9. Bagan diatas menunjukkan SIM sebagai subsistem Sistem Informasi Berbasis Komputer
Para pemakai biasanya membentuk suatu entitas organisasi formal, perusahaan atau sub unit
dibawahnya. Informasi menjelaskan perusahaan atau salah satu sistem utamanya mengenai apa
yang terjadi di masa lalu, apa yang terjadi sekarang dan apa yang mungkin terjadi di masa yang
akan datang. Informasi tersebut tersedia dalam bentuk laporan periodik, laporan khusus dan
ouput dari model matematika. Output informasi digunakan oleh manajer maupun non manajer
dalam perusahaan saat mereka membuat keputusan untuk memecahkan masalah.
10. Faktor-faktor serta Indikator yang Menunjukkan Gagalnya SIM dalam
Organisasi/Perusahaan
1. Faktor-faktor yang menyebabkan SIM kurang berkembang dalam
organisasi/perusahaan
Dengan adanya SIM ini, sebuah perusahaan mengharapkan suatu sistem yang dapat bekerja
secara cepat dan akurat sehingga produktivitas kerja di perusahaan lebih meningkat. Namun
karena beberapa faktor tertentu, terkadang malah perusahaan mengalami kegagalan.
Pengembangan SIM canggih berbasis komputer memerlukan sejumlah orang yang
berketrampilan tinggi dan berpengalaman lama dan memerlukan partisipasi dari para manajer
organisasi. Banyak organisasi yang gagal membangun SIM karena :
1. Pengorganisasian perusahaan yang kurang wajar
2. Kurangnya perencanaan yang memadai
3. Kurang personil yang handal
4. Kurangnya partisipasi manajemen dalam bentuk keikutsertaan para manajer dalam
merancang sistem, mengendalikan upaya pengembangan sistem dan memotivasi seluruh
personil yang terlibat.
Untuk meraih keberhasilan dalam pengembangan SIM, perlu diperbaikinya system lama,
terutama jika disebabkan beberapa hal berikut ini,
1. Adanya permasalahan-permasalahan (problems) yang timbul di sistem
yang lama. Permasalahan yang timbul dapat berupa :
Ketidakberesan sistem yang lama
Ketidakberesan dalam sistem yang lama menyebabkan sistem yang
11. lama tidak dapat beroperasi sesuai dengan yang diharapkan.
Pertumbuhan organisasi
Kebutuhan informasi yang semakin luas, volume pengolahan data
semakin meningkat, perubahan prinsip akuntansi yang baru
menyebabkan harus disusunnya sistem yang baru, karena sistem yang
lama tidak efektif lagi dan tidak dapat memenuhi lagi semua kebutuhan
informasi yang dibutuhkan manajemen.
2. Untuk meraih kesempatan-kesempatan
Dalam keadaan persaingan pasar yang ketat, kecepatan informasi atau
efisiensi waktu sangat menentukan berhasil atau tidaknya strategi dan
rencana-rencana yang telah disusun untuk meraih kesempatankesempatan
dan peluang-peluang pasar, sehingga teknologi informasi perlu digunakan untuk meningkatkan
penyediaan informasi agar dapat mendukung proses pengambilan keputusan yang dilakukan
oleh manajemen.
3. Adanya instruksi dari pimpinan atau adanya peraturan pemerintah
Penyusunan sistem yang baru dapat juga terjadi karena adanya instruksi instruksi dari atas
pimpinan ataupun dari luar organisasi, seperti misalnya peraturan pemerintah
2. Indikator Diperlukannya Pengembangan SIM
12. 1. Keluhan pelanggan
2. Pengiriman barang yang sering tertunda
3. Pembayaran gaji yang terlambat
4. Laporan yang tidak tepat waktu
5. Isi laporan yang sering salah
6. Tanggung jawab yang tidak jelas
7. Waktu kerja yang berlebihan
8. Ketidakberesan kas
9. Produktivitas tenaga kerja yang rendah
10. Banyaknya pekerja yang menganggur
11. Kegiatan yang tumpang tindih
12. Tanggapan yang lambat terhadap pelanggan
13. Kehilangan kesempatan kompetisi pasar
14. Persediaan barang yang terlalu tinggi
15. Pemesanan kembali barang yang tidak efisien
16. Biaya operasi yang tinggi
17. File-file yang kurang teratur
13. 18. Keluhan dari supplier karena tertundanya pembayaran
19. Tertundanya pengiriman karena kurang persediaan
20. Investasi yang tidak efisien
21. Peramalan penjualan dan produksi tidak tepat
22. Kapasitas produksi yang menganggur
23. Pekerjaan manajer yang terlalu teknis
24. DLL.
SIM yang baik adalah SIM yang mampu menyeimbangkan biaya dan manfaat yang akan
diperoleh artinya SIM akan menghemat biaya, meningkatkan pendapatan serta tak terukur yang
muncul dari informasi yang sangat bermanfaat.
Organisasi harus menyadari apabila mereka cukup realistis dalam keinginan mereka, cermat
dalam merancang dan menerapkan SIM agar sesuai keinginan serta wajar dalam menentukan
batas biaya dari titik manfaat yang akan diperoleh, maka SIM yang dihasilkan akan memberikan
keuntungan dan uang
Faktor-faktor kesuksesan, yaitu :
– Penyampaian penyebab kendala yang sedang dihadapi oleh perusahaan kepada pembuat
sistem informasi (dalam hal ini adalah programmer) secara jelas (apa yang dibutuhkan dan
diiinginkan oleh perusahaan dan apa yang diterima olah pembuat sistem informasi harus sama).
– Adanya pelatihan sistem informasi kepada pengguna teknologi sistem informasi, baik sistem
lama maupun sistem baru. Hal ini dilakukan agar teknologi sistem informasi yang ada dapat
digunakan secara optimal (disesuaikan dengan penggunaan sistem informasi dan kemampuan
pengguna).
– Dilakukan pembaharuan terhadap sistem informasi lama menjadi sistem informasi baru.
Sebagai antisipasi dari perkembangan teknologi informasi yang semakin pesat.
14. – Adanya dukungan dari atasan baik manajemen maupun pimpinan perusahaan demi
keberhasilan proyek pembuatan teknologi sistem informasi. Karena dalam membuat suatu
sistem informasi membutuhkan biaya yang banyak dan waktu yang lama.
– Adanya pemeliharaan dan perawatan terhadap sistem informasi yang telah dibuat. Supaya
kinerja dari sistem informasi selalu relevan dengan apa yang dibutuhkan oleh perusahaan
dalam meningkatkan mutu dan kualitas.
– Adanya ukuran tingkat kesuksesan dari implementasi teknologi sistem informasi, misalnya
teknologi sistem informasi tersebut penggunaannya relatif cukup tinggi (high levelsof system
use), kepuasan pengguna terhadap sistem (users satisfaction with the systems), dan sikap yang
menguntungkan para pengguna terhadap sistem informasi dan staff dari sistem informasi.
Faktor-faktor kegagalan, yaitu :
– Ketidakjelasan penyampaian kebutuhan terhadap permasalahan yang dihadapi oleh
perusahaan kepada pembuat sistem informasi. Sehingga menyebabkan teknologi sistem
informasi yang telah dibuat tidak sesuai dan tidak kompetensi dengan keunggulan perusahaan.
– Kebanyakan perusahaan berpikir bahwa pembuatan sistem informasi adalah tugas dan
kewajiban pihak teknologi informasi. Sehingga bila terjadi ketidaksesuaian sistem informasi
yang ada dengan permasalahan yang sedang dihadapi oleh perusahaan, maka hal tersebut
merupakan kesalahan dan tanggung jawab pihak teknologi informasi. Seharusnya pihak
perusahaan sebagai pihak pengguna juga memiliki tugas, kewajiban dan tanggung jawab dalam
pengembangan dan implementasi sistem informasi.
– Pihak perusahaan membutuhkan waktu untuk beradaptasi dengan teknologi sistem informasi
yang dibuat. Misalnya Perusahaan yang masih menerapkan sistem tradisional, kemampuan
pengguna yang masih belum terampil.
– Kurangnya dukungan dan partisipasi atasan baik manajemen maupun pimpinan dalam
ikutserta merancang teknologi sistem informasi yang akan dibuat.
– Pengembangan teknologi sistem informasi yang semakin canggih masih belum diimbangi
dengan dukungan nyata dari masyarakat untuk mengubah diri menjadi masyarakat yang
berbasis IPTEK.
Sedangkan menurut Rosemary Cafasaro kegagalan sistem informasi adalah kurangnya
dukungan dari manaejemen eksekutif dalam artian, pada tahap evaluasi dan pengambilan
15. keputusan berdasarkan sistem informasi. Manajemen ekskutif dapat dikatakan kurang
mempercayai informasi-informasi dan tidak mengawasi jalannya sistem tersebut. Sistem
informasi yang dikembangkan adalah bertujuan untuk mempermudah penggunaan akhir (end
user). Akan tetapi sistem informasi yang dikembangkan akan mengalami kegagalan bilamana
pemakai akhir tidak memberikan balasan dari apa yang telah digunakan dan dilaksanakan.
Karena hal ini dibutuhkan untuk mengevaluasi dari sistem informasi yang digunakan.
Contoh Keunggulan Kompetitif dalam Penggunaan Sistem Informasi
Perubahan cepat di dunia bisnis mendorong perusahaan mengandalkan kekuatan informasi
sebagai basis untuk berbisnis. Informasi yang didukung teknologi internet telah merevolusi
wajah perekonomian dunia untuk berubah dari ekonomi lama (old economy) ke ekonomi baru
(new economy). Ekonomi baru melengkapi kegiatan bisnis dunia nyata dengan kekuatan
informasi. Untuk memanfaatkan informasi dengan optimal, dunia bisnis perlu menerapkan
strategi pengelolaan informasi dan pengetahuan dengan optimal untuk memperbaiki kualitas
keputusan, proses, dan produk ataupun jasa yang dihasilkan, serta hubungan yang harmonis
dengan pelanggan.
Mengubah kabar buruk menjadi kabar baik teknologi informasi telah menjadi motor penggerak
bagi pertumbuhan bisnis dunia, termasuk di Indonesia. Dengan mengoptimalkan manfaat dari
informasi yang tepat, perusahaan dapat memangkas biaya yang besarnya sangat signifikan.
Namun, pemanfaatan informasi memiliki dua sisi: jika perusahaan tidak bisa menggunakannya
dengan tepat, maka informasi akan membawa pada kematian, sebaliknya jika perusahaan dapat
memanfaatkannya dengan optimal, maka keuntunganlah yang akan didapat.
Sebagai contoh adalah PT Telkom dan PT Pos Indonesia. Revolusi informasi yang masuk
bersama dengan teknologi Internet, pada awalnya terlihat seperti membawa lonceng kematian
bagi dua perusahaan BUMN di Indonesia ini, karena Internet dianggap akan memakan pasar
PT Telkom di industri komunikasi suara dan PT Pos Indonesia di komunikasi melalui pos.
Tetapi, karena kedua perusahaan ini berhasil mengelola dan memanfaatkan informasi disertai
inovasi di bidang teknologi komunikasi tersebut dengan baik, datangnya perubahan tidak
mematikan bisnis kedua perusahaan ini. Mereka merangkul kekuatan informasi dan teknologi
Internet tersebut dengan secara signifikan melakukan perubahan-perubahan fisik yang
diperlukan dalam memperbaharui produk dan jasa yang mereka tawarkan. PT Telkom
memperkenalkan Telkomnet Instan sebagai jasa layanan internet bagi pengguna telepon tanpa
repot (tanpa harus mendaftar dengan prosedur administrasi yang rumit sebagai pelanggan
16. sebuah internet provider), bisa langsung diakses seperti menelepon biasa. Jasa lainnya adalah
penyediaan jaringan komunikasi broadband untuk kawasan tertentu yang bisa digunakan untuk
TV kabel atau jaringan internet dengan kabel (bukan dial up). Dengan memanfaatkan teknologi
informasi dan komunikasi ini, PT Telkom juga menawarkan jasa komunikasi bergerak dengan
telepon genggam yang menawarkan pulsa jauh lebih murah dari perusahaan sejenis di industri
komunikasi bergerak. Sedangkan PT Pos Indonesia menawarkan produk-produk baru seperti
wasantara-net (jasa layanan internet provider), pengiriman kartu pos digital, serta pengiriman
surat dan barang yang ditunjang dengan jaringan elektronik yang telah dibangun oleh PT Pos
untuk menyosong masa depan menjadi perusahaan kelas dunia.
Mengubah Informasi Pasif Menjadi Informasi Aktif Informasi, ditunjang dengan teknologi
komunikasi yang berkembang cepat hanyalah merupakan alat. Alat ini dikendalikan oleh
manusia. Dengan demikian, pelaku bisnis perlu mengelola informasi yang dapat diaksesnya
sedemikian rupa agar dapat dimanfaatkan bersama oleh orang-orang yang tepat untuk
mendapatkan hasil yang optimal. Di sini, peran knowledge management (KM) menjadi
penting. Dengan KM yang tepat, yang disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan, informa si
penting dapat dimanfaatkan tidak hanya oleh pimpinan di kantor pusat, tetapi juga oleh mereka
yang berada di cabang-cabang dan perwakilan perusahaan di seluruh dunia pada waktu yang
bersamaan. Jadi, knowledge management dapat mengubah informasi pasif yang hanya
tersimpan dalam kepala beberapa orang, atau dalam bentuk cetak, menjadi informasi aktif,
yaitu informasi yang di-share sehingga dapat dimanfaatkan secara aktif untuk mengambil
keputusan, melakukan inovasi dalam produk dan proses, mendukung pembelajaran yang
berkelanjutan, dan meningkatkan kualitas dari SDM perusahaan. Sebagai contoh: Perusahaan
Nabisco, memanfaatkan information sharing untuk sarana penyempurnaan kualitas produk dan
layanan kepada pelanggan. Melalui Journey, sistem yang khusus diciptakan untuk
mengakomodasi kegiatan pengelolaan informasi (knowledge management), seorang manager
produk di Malaysia yang ingin mempromosikan peluncuran makanan ringan baru, bisa
mengakses Journey untuk melihat informasi tentang kegiatan serupa (promosi peluncuran
produk baru) yang pernah ataupun sedang dilakukan di negara lain. Melalui sistem ini, manajer
tersebut juga bisa melontarkan pertanyaan di forum diskusi on-line, untuk mendapatkan
masukan (ide, usulan strategi atau solusi) dari rekan-rekan sesama manajer produk atau direktur
pemasaran di berbagai tempat lain.
Upaya pengelolaan informasi juga dilakukan oleh Yamanauchi, perusahaan farmasi terbesar
ketiga di Jepang untuk mempermudah proses pengambilan keputusan dan meningkatkan
17. kualitas pengambilan keputusan di perusahaan tersebut. Masalah-masalah yang terjadi bisa
dengan lebih cepat ditangani melalui forum diskusi on-line antarpimpinan di berbagai divisi
dan berbagai daerah. Keputusan yang menyangkut penerapan berbagai terobosan baru juga bisa
segera disosialisasikan untuk mendapat alternatif tindakan yang terbaik guna merealisasikan
terobosan-terobosan tersebut. Rapat-rapat penting yang melibatkan personel puncak di
berbagai daerah menjadi lebih mudah dan efektif dilakukan. Informasi yang akan didiskus ikan
di e-mail terlebih dahulu untuk dipelajari, sehingga pada saat meeting dilaksanakan (tanpa
orang-orang tersebut harus secara fisik hadir di satu tempat), diskusi bisa lebih difokuskan pada
analisis alternatif strategi yang disampaikan. Menurut Bill Gates (Business @ the Speed of
Thought), di perusahaan otomotif, Ford, Jacques Nasser, President Direktur bidang
operasional, memanfaatkan kekuatan informasi untuk membina hubungan dengan karyawan.
Setiap hari Jumat, Nasser mengirim email ke 89.000 karyawan di seluruh dunia untuk
memberikan ide-ide, informasi tentang perkembangan terkini di industri otomotif, maupun di
perusahaan. Ia juga membaca masukan dari karyawan, distributor dan pelanggan untuk
perbaikan produk dan kualitas layanan.
Mengubah Pelanggan Musiman Menjadi Pelanggan Loyal. Agar pelanggan menjadi loyal,
perusahaan perlu mengenal dengan baik, dan perlu dikenal dengan baik juga oleh target pasar
mereka. Caranya adalah dengan memanfaatkan informasi yang tepat untuk membina hubungan
dua arah yang harmonis dengan target pasar. Ada banyak cara yang bisa dilakukan, salah
satunya adalah mendekatkan diri dengan pelanggan dengan memberi layanan secara individu
kepada mereka. Hal ini bisa dilakukan dengan memanfaatkan teknologi internet untuk
mengunjungi pelanggan satu per satu di tempat mereka masing-masing. Melalui teknologi ini,
perusahaan bisa memperkenalkan berbagai produk, layanan baru yang ditawarkan perusahaan
bagi pelangan, serta berbagai solusi yang diberikan perusahaan untuk memecahkan berbagai
masalah yang dihadapi pelanggan. Teknologi internet dengan knowledge management-nya pun
bisa dimanfaatkan untuk mendapatkan masukan berharga (melalui keluhan, usulan, dan
pertanyaan yang disampaikan pelanggan) untuk memperbaiki kualitas produk dan layanan bagi
pelanggan, serta menciptakan produk dan layanan baru sesuai dengan perubahan selera dan
kebutuhan pelanggan yang bisa diakses dari setiap transaksi yang tercatat. Dengan demikian,
baik pelanggan maupun perusahaan bisa saling mengenal dengan baik karakter masing-masing.
Karena sudah saling kenal, dengan hubungan yang baik, maka loyalitas pun akan lebih mudah
tumbuh.
18. Dell Computers, perusahaan yang memproduksi komputer dengan mengandalkan keterlibatan
pelanggan dalam menentukan sendiri fitur dari komputer yang akan dibeli (bukan fitur yang
sudah distandarkan dari pabrik), serta Amazon.com, yang juga mengandalkan keterlibatan
pelanggan dengan konsep ”swalayan” (pelanggan bisa memilih sendiri buku yang akan dibeli,
dengan harga yang paling sesuai dengan kantong masing-masing), merupakan contoh yang
tepat untuk menggambarkan pemanfaatkan kekuatan informasi yang ditunjang dengan
teknologi yang tepat untuk memenangkan persaingan. Kedua perusahaan ini tampil sebagai
pemenang karena mereka mampu menggunakan informasi untuk memenangkan pelanggan
dengan cara yang mengubah paradigmanya dari persaingan dalam produk menjadi persaingan
dalam pemanfaatan informasi yang tepat untuk memenangkan persaingan di pasar.
Berbagai bank di Indonesia juga sudah mulai memanfaatkan kekuatan informasi ini, misalnya
melalui internet banking, di mana pelanggan diberi kepercayaan dan kemudahan untuk
mendapatkan akses terhadap berbagai informasi yang mereka perlukan serta melakukan sendiri
transaksi perbankan mereka dengan memanfaatkan internet, misalnya: transfer ke rekening
lain, pembayaran berbagai tagihan. Transaksi yang dilakukan pelanggan ini akan tercatat dalam
sistem dan informasi yang dihasilkan (antara lain: berapa banyak yang mengakses fasilitas ini,
transaksi mana yang paling banyak diminati, masalah apa yang sering menjadi keluhan
pelanggan) akan tercatat sehingga mudah diakses oleh para pengambil keputusan untuk
meningkatkan kualitas keputusan mereka, serta mengantisipasi perubahan minat dan
kebutuhan pelanggan.
Kesenjangan Antara Harapan dan Kenyataan GAP
Kenyataan (reality)
Kenyataan adalah kondisi yang dialami individu atau perusahaan berupa fakta ril yang terjadi.
Kondisi yang terjadi bisa saja sudah sesuai dengan harapan atau justru sebaliknya sangat jauh
dari harapan. Ketika kenyataan yang di alami saat itu jauh dari harapan maka sesungguhnya
dapat dikatakan bahwa kondisi tersebut ada masalah atau GAP yang perlu untuk identifikas
dan diteliti agar kenyataan mampu memberikan harapan bagi yang
mendambakan. Misalnya (1) Penjualan pada tahun berjalan profitabilitas cenderung menurun,
(2) Volume penjualan cenderung menurun dari tahun ke tahun (3). Sebagian pelanggan
berpindah keperusahaan lain.
19. Kesenjangan Harapan dan Kenyataan
Berdasarkan uraian konsep harapan dan kenyataan berdasarkan contoh yang telah
dikemukakan, maka pada point 1 Harapan menggambarkan bahwa besarnya harapan atau
keinginan dari perusahaan untuk meningkatkan profitabilitas, namun disatu sisi kenyataan
yang terjadi dalam hal ini Point 1 kenyataan menunjukkan (penjualan pada tahun berjalan
cenderung profitabilitas sehingga nampak adanya GAP. (Harapan dan kenyataan ini dalam
penelitian sering disebut sebagai Masalah. Permasalahan akan selalu ada bilamana keinginan
suatu individu tidak mampu ia penuhi karena berbagai keterbatasan. Pengungkapan masalah
secara jelas merupakan pendekatan dalam merumuskan masalah dengan tepat sehingga
masalah dapat terpecahkan dengan baik.
Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan masalah diatas dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Sistem Informasi Manajemen adalah adalah serangkaian sub sistem informasi berbasis
komputer yang menyeluruh dan terkoordinasi, sehingga menjadi informasi lewat
serangkaian cara guna meningkatkan produktivitas, yang kegiatannya meliputi
perencanaan, kemudian diimplementasikan, melakukan pengendalian, dan tentunya juga
dilakukan pengambilan keputusan.
2. SIM adalah sebagai suatu sistem berbasis komputer yang menyediakan informasi bagi
beberapa pemakai dengan kebutuhan yang sama. Informasi tersebut tersedia dalam bentuk
laporan periodik, laporan khusus dan ouput dari model matematika. Output informasi
digunakan oleh manajer maupun non manajer dalam perusahaan saat mereka membuat
keputusan untuk memecahkan masalah.
3. Banyak perusahaan/ organisasi yang gagal karena disebabkan oleh berbagai faktor seperti
kurangnya perencanaan, kurangnya personil handal serta perlunya perbaikan pada sistem
lama.
4. Ada beberapa hal yang dapat dijadikan indikator pengembangan SIM, seperti keluhan
pelanggan, pembayaran gaji yang terlambat, dll.
20. Saran
Melihat dari berbagai faktor penyebab gagalnya SIM di perusahaan, penulis menyarankan
bahwa untuk memperoleh keberhasilan dalam pengelolaan SIM di perusahaan, sebaiknya
dilakukan evaluasi terhadap manajemen perusahaan tersebut, guna mengetahui lebih lanjut
faktor manakah yang paling mempengaruhi perkembangan SIM di perusahaan dan kemudian
dicari solusi yangpaling tepat. Untuk menanganinya.
DAFTAR PUSTAKA
1. David, Fred R. (2014). Manajemen Strategis, Edisi Bahasa Indonesia. Jakarta:
PT Indeks Kelompok Gramedia.
2. Hutahaean, Japerson. (2014). Konsep Sistem Informasi. Yogyakarta:
Deepublish.
3. Suyanto, M. (2007). STRATEGIC MANAGEMENT: Global Most Admired
Companies. Yogyakarta: Penerbit ANDI.
4. Faithgun, (2011) http://faithgun.blogspot.com/2011/06/contoh-keunggulan-
kompetitif-dalam.html
5. Abdul Razak. (2015)https://www.artikeldantutorial.com/2015/01/kesenjangan-
antara-harapan-dan-kenyataan.html
6. Jogiyanto. 2003. sistem teknologi informasi.pendekatan terintegrasi : konsep
dasar, teknologi, aplikasi, pengembangan dan pengelolaan. ANDI. Uogyakarta
7. O’Brien, JA . Marakas, george. 2009. Management Information sistem. Ninth
edition. Mc Graw Hill. Inc Boston