Dokumen tersebut membahas tentang komunikasi dan model kepemimpinan. Terdapat empat bagian utama yaitu pengertian komunikasi, model-model komunikasi seperti linear, interaksional dan transaksional, faktor yang mempengaruhi komunikasi, serta pengertian dan jenis-jenis kepemimpinan seperti karismatik dan transformasional.
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
6. kwh, lina putri yani, hapzi ali, komunikasi dan mengetahui model kepemimpinan, universitas mercu buana, 2018
1. KOMUNIKASI DAN MODEL
KEPEMIMPINAN
Dibuat Oleh :
NAMA : LINA PUTRI YANI
NIM : 43217110030
DOSEN PENGAMPU : Prof. Dr. HAPZI ALI, CMA
FAKULTAS EKONOMI JURUSAN AKUNTANSI
2. KOMUNIKASI DAN MODEL
KEPEMIMPINAN
I. KOMUNIKASI
Pengertian Komunikasi
Komunikasi adalah "suatu proses di mana seseorang atau beberapa
orang, kelompok, organisasi, dan masyarakat menciptakan, dan menggunakan informasi agar
terhubung dengan lingkungan dan orang lain". Pada umumnya, komunikasi dilakukan
secara lisanatau verbal yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. Apabila tidak
ada bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan
dengan menggunakan gerak-gerik badan, menunjukkan sikap tertentu, misalnya tersenyum,
menggelengkan kepala, mengangkat bahu. Cara seperti ini disebut komunikasi dengan bahasa
nonverbal.
Komunikasi atau communicaton berasal dari bahasa Latin communis yang berarti
'sama'. Communico, communicatio atau communicareyang berarti membuat sama (make to
common). Secara sederhana komuniikasi dapat terjadi apabila ada kesamaan antara
penyampaian pesan dan orang yang menerima pesan. Oleh sebab itu, komunikasi bergantung
pada kemampuan kita untuk dapat memahami satu dengan yang lainnya (communication
depends on our ability to understand one another).
Pada awalnya, komunikasi digunakan untuk mengungkapkan kebutuhan organis. Sinyal-sinyal
kimiawi pada organisme awal digunakan untuk reproduksi. Seiring dengan evolusi kehidupan,
maka sinyal-sinyal kimiawi primitif yang digunakan dalam berkomunikasi juga ikut berevolusi
dan membuka peluang terjadinya perilaku yang lebih rumit seperti tarian kawin pada ikan.
Manusia berkomunikasi untuk membagi pengetahuan dan pengalaman. Bentuk umum
komunikasi manusia termasuk bahasa sinyal, bicara, tulisan, gerakan, dan
penyiaran. Komunikasi dapat berupa interaktif, komunikasi transaktif|transaktif, komunikasi
bertujuan|bertujuan, atau komunikasi tak bertujuan|tak bertujuan.
Melalui komunikasi, sikap dan perasaan seseorang atau sekelompok orang dapat dipahami oleh
pihak lain Akan tetapi, komunikasi hanya akan efektif apabila pesan yang disampaikan dapat
ditafsirkan sama oleh penerima pesan tersebut
Walaupun komunikasi sudah dipelajari sejak lama dan termasuk “barang antik”, topik ini
menjadi penting khususnya pada abad 20 karena pertumbuhan komunikasi digambarkan
sebagai “penemuan yang revolusioner”, hal ini dikarenakan peningkatan teknologi komunikasi
yang pesat seperti radio Televisi, telepon, satelit dan jaringan komuter seiring dengan
industrialisasi bidang usaha yang besar dan politik yang mendunia. Komunikasi dalam tingkat
akademi mungkin telah memiliki departemen sendiri di mana komunikasi dibagi-bagi menjadi
komunikasi masa, komunikasi bagi pembawa acara, humas dan lainnya, namun subyeknya
akan tetap. Pekerjaan dalam komunikasi mencerminkan keberagaman komunikasi itu sendiri.
3. II. MODEL - MODEL KOMUNIKASI
Dari berbagai model komunikasi yang sudah ada, di sini akan dibahas tiga model paling utama,
serta akan dibicarakan pendekatan yang mendasarinya dan bagaimana komunikasi
dikonseptualisasikan dalam perkembangannya.
Model komunikasi linear
Model komunikasi ini dikemukakan oleh Claude Shannon dan Warren Weaver pada tahun
1949 dalam buku The Mathematical of Communication. Mereka mendeskripsikan komunikasi
sebagai proses linear karena tertarik pada teknologi radio dan telepon dan ingin
mengembangkan suatu model yang dapat menjelaskan bagaimana informasi melewati berbagai
saluran (channel) Hasilnya adalah konseptualisasi dari komunikasi linear (linear
communication model). Pendekatan ini terdiri atas beberapa elemen kunci: sumber (source),
pesan (message) dan penerima (receiver). Model linear berasumsi bahwa seseorang hanyalah
pengirim atau penerima. Tentu saja hal ini merupakan pandangan yang sangat sempit terhadap
partisipan-partisipan dalam proses komunikasi. Suatu konsep penting dalam model ini adalah
gangguan (noise), yakni setiap rangsangan tambahan dan tidak dikehendaki yang dapat
mengganggu kecermatan pesan yang disampaikan. Gangguan ini selalu ada dalam saluran
bersama sebuah pesan yang diterima oleh penerima.
Model interaksional
Model interaksional dikembangkan oleh Wilbur Schramm pada tahun 1954 yang menekankan
pada proses komunikasi dua arah di antara para komunikator. Dengan kata lain, komunikasi
berlangsung dua arah: dari pengirim dan kepada penerima dan dari penerima kepada pengirim.
Proses melingkar ini menunjukkan bahwa komunikasi selalu berlangsung. Para peserta
komunikasi menurut model interaksional adalah orang-orang yang mengembangkan potensi
manusiawinya melalui interaksi sosial, tepatnya melalui pengambilan peran orang lain. Patut
dicatat bahwa model ini menempatkan sumber dan penerima mempunyai kedudukan yang
sederajat. Satu elemen yang penting bagi model interkasional adalah umpan balik (feedback),
atau tanggapan terhadap suatu pesan.
Model transaksional
Model komunikasi transaksional dikembangkan oleh Barnlund pada tahun 1970. Model ini
menggarisbawahi pengiriman dan penerimaan pesan yang berlangsung secara terus-menerus
dalam sebuah episode komunikasi.Komunikasi bersifat transaksional adalah proses kooperatif:
pengirim dan penerima sama-sama bertanggungjawab terhadap dampak dan efektivitas
komunikasi yang terjadi. Model transaksional berasumsi bahwa saat kita terus-menerus
mengirimkan dan menerima pesan, kita berurusan baik dengan elemen verbal dan nonverbal.
Dengan kata lain, peserta komunikasi (komunikator) melalukan proses negosiasi makna
4. III. FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
Faktor yang mempengaruhi komunikasi diantaranya :
Latar belakang budaya
Interpretasi suatu pesan akan terbentuk dari pola pikir seseorang melalui kebiasaannya,
sehingga semakin sama latar belakang budaya antara komunikator dengan komunikan maka
komunikasi semakin efektif.
Ikatan kelompok atau grup
Nilai-nilai yang dianut oleh suatu kelompok sangat mempengaruhi cara mengamati pesan.
Harapan
Harapan mempengaruhi penerimaan pesan sehingga dapat menerima pesan sesuai dengan
yang diharapkan.
Pendidikan
Semakin tinggi pendidikan akan semakin kompleks sudut pandang dalam menyikapi isi pesan
yang disampaikan.
Situasi
Perilaku manusia dipengaruhi oleh lingkungan/situasi.
IV. KEPEMIMPINAN
Pengertian Kepemimpinan adalah proses memengaruhi atau memberi contoh oleh pemimpin
kepada pengikutnya dalam upaya mencapai tujuan organisasi. Cara alamiah mempelajari
kepemimpinan adalah "melakukannya dalam kerja" dengan praktik seperti pemagangan pada
seorang seniman ahli, pengrajin, atau praktisi. Dalam hubungan ini sang ahli diharapkan
sebagai bagian dari peranya memberikan pengajaran/instruksi.
Kebanyakan orang masih cenderung mengatakan bahwa pemimipin yang efektif mempunyai
sifat atau ciri-ciri tertentu yang sangat penting misalnya, kharisma, pandangan ke depan,
daya persuasi, dan intensitas. Dan memang, apabila kita berpikir tentang pemimpin yang heroik
seperti Napoleon, Washington, Lincoln, Churcill, Sukarno, Jenderal Sudirman, dan sebagainya
kita harus mengakui bahwa sifat-sifat seperti itu melekat pada diri mereka dan telah mereka
manfaatkan untuk mencapai tujuan yang mereka inginkan.
Peranan kepemimpinan
Tiap oraganisasi yang memerlukan kerjasama antar manusia dan menyadari bahwa masalah
manusia yang utama adalah masalah kepemimpinan. Kita melihat perkembangan dari
kepemimpinan pra ilmiah kepada kepemimpinan yang ilmiah. Dalam tingkatan ilmiah
kepemimpinan itu disandarkan kepada pengalaman intuisi, dan kecakapan praktis.
Kepemimpinan itu dipandang sebagai pembawaan seseorang sebagai anugerah Tuhan. Karena
itu dicarilah orang yang mempunyai sifat-sifat istimewa yang dipandang sebagai syarat
suksesnya seorang pemimpin. Dalam tingkatan ilmiyah kepemimpinan dipandang sebagai
suatu fungsi, bukan sebagai kedudukan atau pembawaan pribadi seseorang. Maka diadakanlah
5. suatu analisa tentan gunsur-unsur dan fungsi yang dapat menjelaskan kepada kita, syarat-syarat
apa yang diperlukan agar pemimpin dapat bekerja secara efektif dalam situasi yang berbeda-
beda. Pandangan baru ini membawa pembahasan besar. Cara bekerja dan sikap seorang
pemimpin yang dipelajari. Konsepsi baru tentang kepemimpinan melahirkan peranan baru
yang harus dimainkan oleh seorang pemimpin. Titik berat beralihkan dari pemimpin sebagai
orang yang membuat rencana, berfikir dan mengambil tanggung jawab untuk kelompok serta
memberikan arah kepada orang-orang lain. Kepada anggapan, bahwa pemimpin itu pada
tingkatan pertama adalah pelatih dan koordinator bagi kelompoknya. Fungsi yang utama adalah
membantu kelompok untuk belajar memutuskan dan bekerja secara lebih efisien dalam
peranannya sebagai pelatih seorang pemimpin dapat memberikan bantuan-bantuan yang khas.
Yaitu :
Pemimpin membantu akan terciptanya suatu iklim sosial yang baik.
Pemimpin membantu kelompok dalam menetapkan prosedur-prosedur kerja.
Pemimpim membantu kelompok untuk mengorganisasi diri.
Pemimpin bertanggung jawab dalam mengambil keputusan sama dengan kelompok.
Pemimpin memberi kesempatan kepada kelompok untuk belajar dari pengalaman.
Kepemimpinan Yang Efektif
Barangkali pandangan pesimistis tentang keahlian-keahlian kepemimpinan ini
telamenyebabkan munculnya ratusan buku yang membahas kepemimpinan. Terdapat nasihat
tentang siapa yang harus ditiru (Attila the Hun), apa yang harus diraih (kedamaian jiwa), apa
yang harus dipelajari (kegagalan), apa yang harus diperjuangkan (karisma), perlu
tidaknya pendelegasian (kadang-kadang), perlu tidaknya berkolaborasi (mungkin), pemimpin-
pemimpin rahasia Amerika (wanita), kualitas-kualitas pribadi dari kepemimpinan (integritas),
bagaimana meraih kredibilitas (bisa dipercaya), bagaimana menjadi pemimipin yang otentik
(temukan pemimpin dalam diri anda), dan sembilan hukum alam kepemimpinan (jangan
tanya). Terdapat lebih dari 3000 buku yang judulnya mengandung kata
pemimipin (leader). Bagaimana menjadi pemimpin yang efektif tidak perlu diulas oleh sebuah
buku. Guru manajeman terkenal, Peter Drucker, menjawabnya hanya dengan beberapa kalimat:
"fondasi dari kepemimpinan yang efektif adalah berpikir berdasar misi organisasi,
mendefinisikannya dan menegakkannya, secara jelas dan nyata.
Kepemimpinan Karismatik
Max Weber, seorang sosiolog, adalah ilmuan pertama yang membahas
kepemimpinan karismatik. Lebih dari seabad yang lalu, ia mendefinisikan karisma (yang
berasal dari bahasa Yunani yang berarti "anugerah") sebagai "suatu sifat tertentu dari
seseorang, yang membedakan mereka dari orang kebanyakan dan biasanya dipandang sebagai
kemampuan atau kualitas supernatural, manusia super, atau paling tidak daya-daya
istimewa. Kemampuan-kemampuan ini tidak dimiliki oleh orang biasa, tetapi dianggap sebagai
kekuatan yang bersumber dari yang Ilahi, dan berdasarkan hal ini seseorang kemudian
dianggap sebagai seorang pemimpin.
Kepemimpinan Transformasional
Kepemimpinan merupakan proses dimana seorang individu mempengaruhi sekelompok
individu untuk mencapai suatu tujuan. Untuk menjadi seorang pemimpin yang efektif, seorang
6. kepala sekolah harus dapat mempengaruhi seluruh warga sekolah yang dipimpinnya melalui
cara-cara yang positif untuk mencapai tujuan pendidikan di sekolah. Secara sederhana
kepemimpinan transformasional dapat diartikan sebagai proses untuk mengubah dan
mentransformasikan individu agar mau berubah dan meningkatkan dirinya, yang didalamnya
melibatkan motif dan pemenuhan kebutuhan serta penghargaan terhadap para bawahan.
Terdapat empat faktor untuk menuju kepemimpinan tranformasional, yang dikenal sebutan 4
I, yaitu : idealized influence, inspirational motivation, intellectual stimulation, dan individual
consideration.
Idealized influence: kepala sekolah merupakan sosok ideal yang dapat dijadikan sebagai
panutan bagi guru dan karyawannya, dipercaya, dihormati dan mampu mengambil keputusan
yang terbaik untuk kepentingan sekolah.
Inspirational motivation: kepala sekolah dapat memotivasi seluruh guru dan karyawannnya
untuk memiliki komitmen terhadap visi organisasi dan mendukung semangat team dalam
mencapai tujuan-tujuan pendidikan di sekolah.
Intellectual Stimulation: kepala sekolah dapat menumbuhkan kreativitas dan inovasi di
kalangan guru dan stafnya dengan mengembangkan pemikiran kritis dan pemecahan masalah
untuk menjadikan sekolah ke arah yang lebih baik.
Individual consideration: kepala sekolah dapat bertindak sebagai pelatih dan penasihat bagi
guru dan stafnya.
Berdasarkan hasil kajian literatur yang dilakukan, Northouse (2001) menyimpulkan bahwa
seseorang yang dapat menampilkan kepemimpinan transformasional ternyata dapat lebih
menunjukkan sebagai seorang pemimpin yang efektif dengan hasil kerja yang lebih baik. Oleh
karena itu, merupakan hal yang amat menguntungkan jika para kepala sekolah dapat
menerapkan kepemimpinan transformasional di sekolahnya.
Karena kepemimpinan transformasional merupakan sebuah rentang yang luas tentang aspek-
aspek kepemimpinan, maka untuk bisa menjadi seorang pemimpin transformasional yang
efektif membutuhkan suatu proses dan memerlukan usaha sadar dan sunggug-sungguh dari
yang bersangkutan. Northouse (2001) memberikan beberapa tips untuk menerapkan
kepemimpinan transformasional, yakni sebagai berikut:
Berdayakan seluruh bawahan untuk melakukan hal yang terbaik untuk organisasi
Berusaha menjadi pemimpin yang bisa diteladani yang didasari nilai yang tinggi
Dengarkan semua pemikiran bawahan untuk mengembangkan semangat kerja sama
Ciptakan visi yang dapat diyakini oleh semua orang dalam organisasi
Bertindak sebagai agen perubahan dalam organisasi dengan memberikan contoh bagaimana
menggagas dan melaksanakan suatu perubahan
Menolong organisasi dengan cara menolong orang lain untuk berkontribusi terhadap organisasi
7. V. DAFTAR PUSTAKA
1. ^ Ruben Brent D dan Lea P Stewart. (2006). Communication and Human Behavior.
United States: Allyn and Bacon
2. ^ a b c d e f g
Komala, Lukiati. 2009. Ilmu Komunikasi: Perspektif, Proses, dan Konteks.
Bandung: Widya Padjadjaran
3. ^ a b c
Mulyana, Deddy Prof. Imu Komunikasi Suatu Pengantar. PT Remaja
Rosdakarya. 2007
4. ^ a b c d e
Rohim,Syaiful.2009. Teori Komunikasi: Perspektif,Ragam, & Aplikasi.
Jakarta: Rineka Cipta
5. ^ a b
West, Richard & Lynn H. Turner. 2007. Introducing Communication Theory.
Third Edition. Singapore: The McGrow Hill companies.
6. ^ a b c
(Indonesia) Larry Gonick, Kartun (non) Komunikasi, guna dan salah guna
informasi dalam dunia modern. Kepustakaan Populer Gramedia, Juli 2007.
(diterjemahkan dari Guide to (non) Communication HarperClollins Publisher, Inc
copyright 1993. ISBN 978-979-9100-75-7
7. ^ a b c d
Mulyana, Deddy. 2007. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
8. ^ a b c
Wiryanto,Dr. 2004. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jilid I. Jakarta: PT Gramedia
Widiasarana Indonesia.
9. ^ a b c d e
Rochmawati, Lusa. 2009. Faktor yang mempengaruhi komunikasi
10. ^ Nurkolis, "Manajeman Berbasis Sekolah: Teori, Model dan Aplikasi", Grasindo,
2003, 9797322084, 9789797322083.
11. ^ a b
John Adair, "Cara Menumbuhkan Pemimpin", Gramedia Pustaka Utama,
9792234276, 9789792234275.
12. ^ Achmad S. Ruky, "Sukses Sebagai Manajer Profesional Tanpa Gelar MM atau
MBA", Gramedia Pustaka Utama, 2002, 9796869705, 9789796869701.
13. ^ a b c d e
Jack Trout, "Big Brands Big Trouble", Esensi, 9796884666, 9789796884667.
14. ^ a b c
Perilaku Organisasi 2(ed. 12) HVS, "Perilaku Organisasi 2 (ed. 12) HVS",
Penerbit Salemba, 9796914603, 9789796914609.