adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
Uts be & gg, khairi rumantati, hapzi ali, csr di pt sib school, universitas mercu buana, 2017
1. PENERAPAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL
PERUSAHAAN (CSR)
DI PT. SENTRA INTELEKTUAL BAHASA
(SIB SCHOOL OF LANGUAGE)
Nama: Khairi Rumantati
NIM: 55117110065
Dosen: Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA
Mata Kuliah: Bussiness Ethic & Good Governance
Program Studi Magister Manajemen
Universitas Mercu Buana
2017
2. I. Abstrak
Tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) adalah suatu tindakan atau konsep yang
dilakukan oleh perusahaan (sesuai kemampuan perusahaan tersebut) sebagai bentuk tanggung
jawab mereka terhadap sosial dan lingkungan sekitar tempat perusahaan itu berada.
Di Indonesia, dasar hukum penerapan program CSR adalah UU PT No.40 Tahun
2007, Pasal 74 ayat (1), (2), (3), dan (4) Undang-Undang Perseroan Terbatas (UUPT). Tetapi,
meski sudah diatur dalam undang-undang, pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan
sejauh ini masih kurang ataupun setengah-setengah. Selain itu, pelaksanaan CSR di Indonesia
pun masih sangat tergantung pada pimpinan puncak korporasi.
PT. Sentra Intelektual Bahasa didirikan pada 2006. Dengan misi bahwa pendidikan
bahasa merupakan solusi untuk melenyapkan hambatan berbahasa dalam komunikasi efektif,
pada tahun 2009 SIB School of Language mendirikan Yayasan Kirit sebagai bentuk tanggung
jawab sosial perusahaan. Fokus yayasan ini adalah program Project Opportunity, yang
merupakan pengejawantahan visi Barry Gassert, pendirinya. Melalui yayasan itu, anak-anak
di sekitar lingkungan perusahaan mendapat kesempatan belajar bahasa Inggris secara gratis
dengan didampingi guru yang berpengalaman dan terlatih.
Dengan metode penelitian berupa literatur pustaka dan referensi, diketahui bahwa SIB
School of Language telah menjalankan etika bisnis yang bertanggung jawab dan melakukan
kewajibannya tanggung jawab sosialnya melalui program Project Opportunity tersebut.
II. Pendahuluan
Dalam suatu perusahaan, tentu ada kode-kode etik yang diterapkan dalam perusahaan
tersebut untuk menjalankan bisnisnya. Etika bisnis ini sangat penting diterapkan agar
perusahaan memiliki fondasi yang kuat dan menciptakan value yang tinggi. Sebagai bagian
dari etika tersebut, setiap perusahaan pun memiliki tanggung jawab sosial atau Corporate
Social Responsibility (CSR) yaitu kesadaran perusahaan bahwa keputusan bisnisnya dapat
mempengaruhi masyarakat maupun linngkungan tempat usaha tersebut berada. Sehingga
dalam mengambil keputusan untuk kepentingan usaha, hendaknya tidak merusak etika dan
tanggung jawab sosial.
Diskusi pertama mengenai apakah perusahaan mempunyai tanggung jawab sosial
muncul pada tahun 1930-an di Amerika Serikat, yaitu ketika Merrick Dodd menyatakan
bahwa perusahaan-perusahaan besar mempunyai tanggung jawab kepada masyarakat karena
perusahaan-perusahaan tersebut mempunyai kekuatan atau kekuasaan yang besar (Hapzi Ali,
2017). Dalam konsep tanggung jawab sosial, perusahaan mengintegrasikan kepedulian sosial
dan lingkungan dalam operasi bisnis mereka dan dalam interaksi mereka dengan para
pemangku kepentingan secara sukarela.
Wacana tanggung jawab sosial perusahaan kini menjadi isu sentral yang semakin
populer dan bahkan ditempatkan pada posisi yang penting. Karena itu, kian banyak pula
kalangan dunia usaha dan pihak-pihak terkait mulai merespon wacana ini, tidak sekadar
mengikuti tren tanpa memahami esensi dan manfaatnya.
Di Indonesia, sebagai salah satu bentuk implementasi tata kelola perusahaan yang
baik (Good Corporate Governance), penerapan program CSR memiliki dasar hukum, yaitu:
UU PT No.40 Tahun 2007, Pasal 74 ayat (1), (2), (3), dan (4) Undang-Undang Perseroan
Terbatas (UUPT); UU No.25 Tahun 2007 Pasal 15 (b) dan pasal 16 (d) tentang Penanaman
Modal; UU No.19 Tahun 2003 tentang BUMN. UU ini kemudian dijabarkan lebih jauh oleh
Peraturan Menteri Negara BUMN No. 4 Tahun 2007 yang mengatur mulai dari besaran dana
hingga tata cara pelaksanaan CSR.
3. Penerapan kebijakan CSR adalah suatu proses yang terus-menerus dan berkelanjutan.
Dengan demikian, akan tercipta satu ekosistem yang menguntungkan semua pihak—
konsumen mendapatkan produk unggul yang ramah lingkungan, produsen pun mendapatkan
profit yang sesuai yang pada akhirnya akan dikembalikan ke tangan masyarakat secara tidak
langsung. Penerapan etika bisnis dan tanggung jawab sosial pada perusahaan yang dilakukan
dengan sungguh-sungguh juga akan memudahkan perusahaan dalam menjalankan visi dan
misinya
Dari kacamata jangka pendek, CSR berfungsi sebagai sarana meningkatkan citra
perusahaan di mata publik yang pada akhirnya meningkatkan kepercayaan para stakeholder.
Akan tetapi, program CSR sesungguhnya merupakan investasi jangka panjang yang berguna
untuk meminimalisasi risiko sosial dan berkontribusi pada pembangunan berkelanjutan
(sustainable development), yang mencakup aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan. Dari
program CSR terlihatlah komitmen perusahaan untuk mendukung terciptanya pembangunan
berkelanjutan.
Bentuk tanggung jawab perusahaan bisa bermacam-macam dengan tujuan utama
mengembangkan masyarakat yang sifatnya produktif dan melibatkan masyarakat di dalam
maupun di luar perusahaan, baik secara langsung maupun tidak langsung, dalam bentuk
kontribusi yang kecil maupun besar. Contohnya, pengembangan atau pemberdayaan
masyarakat (community development), perbaikan lingkungan, pemberian beasiswa, pemberian
dana untuk pemeliharaan fasilitas umum, hingga sumbangan untuk desa/fasilitas masyarakat
yang bersifat sosial dan berguna khususnya untuk masyarakat sekitar.
Akan tetapi, meski sudah diatur dalam undang-undang, pelaksanaan tanggung jawab
sosial perusahaan sejauh ini masih kurang ataupun setengah-setengah. Dalam laporan
Indonesia Business Links (2011, dalam Hapzi Ali, 2017), hasil Focus Group Discussion
(FGD) dengan 20 CEO (Chief Executive Officer) di perusahaan Indonesia mengenai usulan
kewajiban melakukan CSR yang disertakan ke dalam hukum perusahaan (corporate law)
menyatakan bahwa mayoritas dari mereka tidak benar-benar percaya bahwa kegiatan
tanggung jawab sosial perusahaan yang dicantumkan ke dalam hukum perusahaan akan
membantu dan menjamin bahwa kegiatan tersebut saling menguntungkan bagi perusahaan
dan masyarakat lokal.
Selain itu, pelaksanaan CSR di Indonesia pun masih sangat tergantung pada pimpinan
puncak korporasi. Artinya, kebijakan CSR tidak selalu selaras dengan visi dan misi korporasi.
Jika pemimpin perusahaan memiliki kesadaran moral yang tinggi, besar kemungkinan
korporasi tersebut menerapkan kebijakan CSR yang benar.
III. Literature Review
a. Definisi Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR)
European Commission mendefinisikan tanggung jawab sosial perusahaan sebagai
“suatu konsep di mana perusahaan memutuskan dengan sukarela untuk berkontribusi demi
masyarakat yang lebih baik dan lingkungan yang lebih bersih.” (Hapzi Ali, 2017).
Sementara itu, Bateman dan Snell mendefinisikan tanggung jawab sosial perusahaan
sebagai tanggung jawab yang dimiliki oleh perusahaan untuk meningkatkan taraf hidup
masyarakat dengan cara meningkatkan dampak positif dan mengurangi dampak negatif yang
terjadi pada masyarakat di masa depan karena hasil kontribusi aset yang ditanggung oleh
perusahaan kepada sehingga dapat memenuhi kebutuhan masyarakat, khususnya masyarakat
yang berkebutuhan.
Menurut Kotler dan Nancy (Wulandari, 2015) tanggung jawab sosial perusahaan
didefinisikan sebagai komitmen perusahaan untuk meningkatkan kesejahteraan komunitas
melalui praktik bisnis yang baik dan mengkontribusikan sebagian sumber daya perusahaan.
4. Sementara itu, menurut CSR Forum (Wulandari, 2015) CSR adalah bisnis yang
dilakukan secara transparan dan terbuka serta berdasarkan pada nilai-nilai moral dan
menjunjung tinggi rasa hormat kepada karyawan, komunitas dan lingkungan.
Menurut World Business Council on Sustainable Development (Wulandari, 2015)
CSR adalah komitmen dari bisnis/perusahaan untuk berperilaku etis dan berkontribusi
terhadap pembangunan ekonomi yang berkelanjutan, seraya meningkatkan kualitas hidup
karyawan dan keluarganya, komunitas lokal, dan masyarakat luas.
Jadi, secara garis besar tanggung jawab sosial perusahaan adalah tanggung jawab
perusahaan terhadap masyarakat di luar tanggung jawab ekonomisnya, kegiatan-kegiatan
yang dilakukan perusahaan demi tujuan sosial dengan tidak memperhitungkan untung dan
rugi ekonomisnya.
b. Manfaat Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR)
Manfaat adanya CSR melibatkan pihak-pihak yang berkepentingan, baik internal
maupun eksternal, yaitu terdiri dari perusahaan, masyarakat, dan pemerintah.
Berikut ini beberapa manfaat diadakannya CSR (Virginia, 2016):
Manfaat CSR bagi perusahaan:
Mempertahankan dan mendongkrak reputasi dan imej perusahaan
Layak mendapatkan lisensi sosial untuk beroperasi
Mereduksi resiko bisnis perusahaan
Melebarkan akses sumber
Membentangkan akses menuju pasar
Mereduksi biaya
Memperbaiki hubungan dengan stakeholder
Memperbaiki hubungan dengan regulator
Meningkatkan semangat dan produktivitas karyawan
Peluang mendapatkan penghargaan
Manfaat CSR bagi masyarakat:
Mempercepat peningkatan kesejahteraan masyarakat di sekitar perusahaan.
Membuka ruang kerja dan kesempatan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat.
Turut membantu program pemerintah dalam pengentasan kemiskinan.
Meningkatkan standar pendidikan, misalnya dengan memberikan beasiswa kepada
yang benar-benar membutuhkan dan membantu dalam pembangunan sarana dan
prasarana pendidikan khusunya untuk pendidikan dasar.
Penyelesaian masalah lingkungan.
Lebih memperkuat dan memberdayakan kehidupan masyarakat secara ekonomi,
kelembagaan sosial, dan memperkecil terjadinya konflik sosial.
Meningkatkan standar kesehatan, misalnya dengan menyediakan sarana dan prasarana
yang menunjang kesehatan terutama bagi masyarakat sekitarnya.
Manfaat CSR bagi pemerintah
Pelaksanaan CSR juga memberikan manfaat bagi pemerintah. Melalui CSR, akan
tercipta hubungan antara pemerintah dan perusahaan dalam mengatasi berbagai masalah
sosial, seperti kemiskinan, rendahnya kualitas pendidikan, minimnya akses kesehatan, dan
lain sebagainya.
Tugas pemerintah untuk menciptakan kesejahteraan bagi rakyatnya menjadi terbantu
dengan adanya partisipasi pihak swasta (perusahaan) melalui kegiatan CSR.
5. CSR yang dapat berperan dalam mengatasi permasalahan-permasalahan sosial adalah
CSR yang bersifat communuity development, seperti pemberian beasiswa, pemberdayaan
ekonomi masyarakat miskin, pembangunan sarana kesehatan, dan sebagainya.
c. Model Penerapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR)
Menurut Saidi dan Abidin yang dikutip dalam Virginia, 2016, sedikitnya ada empat
model atau pola CSR yang diterapkan di Indonesia, yaitu:
Keterlibatan langsung
Perusahaan menjalankan program CSR secara langsung dengan menyelenggarakan
sendiri kegiatan sosial atau menyerahkan sumbangan ke masyarakat tanpa perantara.
Untuk menjalankan tugas ini, perusahaan biasanya menugaskan salah satu pejabat
seniornya, seperti sekretaris korporat atau public affair.
Melalui yayasan atau organisasi sosial perusahaan
Perusahaan mendirikan yayasan sendiri di bawah perusahaan atau grupnya. Model ini
merupakan adopsi dari model yang lazim diterapkan di perusahaan-perusahaan di
negara maju. Biasanya, perusahaan menyediakan dana awal, dana rutin, atau dana
abadi yang dapat digunakan secara teratur bagi kegiatan yayasan.
Bermitra dengan pihak lain
Perusahaan menjalankan program CSR melalui kerja sama dengan lembaga
sosial/organisasi nonpemerintah, instansi pemerintah, universitas, atau media massa,
baik dalam mengelola dana maupun dalam melaksanakan kegiatan sosialnya.
Mendukung atau bergabung dalam suatu konsorsium
Perusahaan turut mendirikan, menjadi anggota, atau mendukung suatu lembaga sosial
yang didirikan untuk tujuan sosial tertentu. Dibandingkan dengan model lainnya, pola
ini lebih berorientasi pada pemberian hibah perusahaan yang bersifat „hibah
pembangunan.‟ Pihak konsorsium atau lembaga semacam itu yang dipercayai oleh
perusahaan-perusahaan yang mendukungnya secara proaktif mencari mitra kerja sama
dari kalangan lembaga operasional dan kemudian mengembangkan program yang
disepakati bersama.
Menurut Saidi dan Abidin yang dikutip dalam Virginia, 2016, pada dasarnya CSR
memiliki beberapa jenis atau sektor kegiatan. Ada sembilan jenis atau sektor kegiatan
tanggung jawab sosial, yaitu: pelayanan sosial; pendidikan dan penelitian; kesehatan;
kedaruratan (emergency); lingkungan; ekonomi produktif; seni, olahraga, dan pariwisata;
pembangunan prasarana dan perumahan; serta hukum , advokasi, dan politik.
d. Bentuk Penerapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR)
Virginia (2016) menuliskan bentuk penerapan tanggung jawab sosial perusahaan
sebagai berikut:
Konsumen: dalam bentuk penggunaan material yang ramah lingkungan, tidak
berbahaya, serta memberikan informasi dan petunjuk yang jelas.
Karyawan: dalam bentuk persamaan hak dan kewajiban atas seluruh karyawan tanpa
membedakan ras, suku, agama, dan golongan. Karyawan mendapatkan penghargaan
berdasarkan kompetensi dan hasil penelitian prestasinya.
Komunitas dan lingkungan: dalam bentuk kegiatan kemanusiaan maupun lingkungan
hidup, baik di lingkungan sekitar perusahaan maupun di daerah lain yang
6. membutuhkan. Kegiatan terhadap komunitas ini antara lain contohnya kegiatan donor
darah dengan melibatkan seluruh karyawan, memberikan bantuan kepada daerah yang
terkena musibah, memberikan beasiswa kepada pelajar di sekitar perusahaan.
Kesehatan dan keamanan: dalam bentuk penjagaan dan pemeliharaan secara rutih atas
fasilitas dan lingkungan kantor sesuai petunjuk dan instansi terkait.
e. PT Sentra Intelektual Bahasa
Profil dan Filosofi
PT. Sentra Intelektual Bahasa, atau lebih dikenal dengan SIB School of Language,
didirikan oleh Barry Gassert, Siska Sarwono, dan Ivonne Elisabeth pada tahun 2006.
Kemudian, pada 21 April 2010 resmi memegang izin perseroan terbatas.
SIB School of Language menawarkan program Bahasa Inggris, Indonesia, dan
Mandarin yang secara khusus disediakan untuk membangun rasa percaya diri dalam
menggunakan kemampuan linguistik anak, remaja, dan dewasa. Pada awalnya, lokasi
pengajaran terpusat di Jakarta. Namun, seiring dengan perkembangannya, kini SIB School
memiliki beberapa satelite office (semacam cabang) di Batam, Surabaya, dan Yogyakarta.
Produk utama lembaga ini adalah pengajaran Bahasa Indonesia untuk ekspatriat yang
sedang bekerja di Jakarta maupun untuk warga negara asing yang tidak bekerja dan ingin
mendalami bahasa Indonesia secara lebih intensif. Kemudian, produk turunannya meliputi
bahasa Indonesia untuk warga negara Indonesia yang tidak dapat bertutur bahasa Indonesia
dengan baik, serta bahasa Inggris, dan bahasa Mandarin.
Saat ini, jumlah pengajar tetap di SIB School of Language adalah sebanyak tujuh
orang, sementara itu untuk tim manajemen adalah satu orang manajer keuangan dan satu
orang manajer SDM. SIB School of Language dikepalai oleh presiden direktur Mega
Arieyani. Barry Gassert selaku pendiri SIB School of Language kini berperan sebagai
konsultan manajemen. Selain pengajar tetap, terdapat pula sekitar 25 pengajar paruh waktu di
kantor pusat serta di ketiga satellite office.
Filosofi SIB School of Language sederhana, yaitu kearifan tumbuh bersama
pengetahuan; maka bersikaplah bijak dan belajar.
Visi dan Misi
Misi SIB School adalah pendidikan bahasa merupakan solusi untuk melenyapkan
hambatan berbahasa dalam komunikasi efektif bagi individu dan perusahaan.
Sementara untuk visinya, SIB School berkomitmen untuk memperluas program
keahlian bahasa dan motivasi di setiap bidang bisnis dan pelatihan bahasa perorangan untuk
membangun rasa percaya diri pada kemahiran berbahasa dan mengembangkan komunikasi
individu, perusahaan, serta global.
f. Project Opportunity oleh PT Sentra Intelektual Bahasa
Meski produk utama lembaga ini adalah pengajaran Bahasa Indonesia untuk orang
asing, para pendirinya tidak dapat menutup mata pada kebutuhan orang Indonesia untuk
belajar bahasa Inggris. Para pendiri SIB School yakin bahwa bahasa Inggris merupakan pintu
gerbang menuju komunikasi global dan sangat penting bagi para pelaku bisnis maupun pelajar
pada umumnya. Apa pun latar belakang pendidikan serta pekerjaan seseorang, bahasa Inggris
akan memungkinkan mereka mendapatkan posisi dan penghasilan yang lebih baik di dunia
pekerjaan, sehingga berujung pada peningkatan perekonomian masyarakat.
Dengan dasar pemahaman itulah, SIB School of Language mendirikan Yayasan Kirit
pada 9 Juni 2009. Yayasan ini merupakan bentuk tanggung jawab sosial perusahaan dan
hanya berfokus pada satu program, yaitu program Project Opportunity yang disingkat PO.
7. Program ini merupakan visi dari Barry Gassert, warga negara Amerika Serikat, untuk masuk
ke dalam lingkungan Jakarta, Indonesia, dan menyediakan pengajaran bahasa Inggris bagi
setiap orang yang memiliki keinginan untuk belajar, dari usia TK hingga dewasa. Tujuannya
adalah memberikan kesempatan bagi setiap orang yang tertarik untuk belajar bahasa Inggris
secara gratis dengan didampingi guru yang berpengalaman dan terlatih, baik lokal maupun
penutur asli.
Pada 2 Februari 2009, Program Bahasa Inggris Project Opportunity dimulai dengan 85
murid dan dalam periode tiga bulan telah berkembang menjadi 450 murid, 30 kelas, dari usia
TK hingga dewasa. Seiring dengan waktu, jumlah murid mulai stabil. Saat ini, total murid
adalah sekitar 50 orang yang terdiri dari usia PAUD (2 sampai 4 tahun), TK A dan B (5
sampai 6 tahun), dan SD (7 sampai 11 tahun). Kelasnya terbagi menjadi empat kelas; yaitu
dua kelas pada hari Jumat pukul 9 dan 10 pagi serta hari Minggu 9 dan 10 pagi. Durasi
pelajaran untuk PAUD dan TK adalah tiga puluh menit untuk masing-masing kelas, dan untuk
SD adalah satu jam untuk masing-masing kelas.
Program ini dilangsungkan di Cipete Utara, sekitar 3 kilometer dari kantor SIB School
of Language dan para partisipannya adalah warga sekitar yang ingin menumbuhkan
keterampilan berbahasa Inggris mereka tetapi tidak mempunyai cukup dana untuk mengikuti
kursus formal.
Fokus dari program ini adalah membangun kepercayaan diri dalam berbicara bahasa
Inggris sambil meningkatkan keahlian mendengar, membaca, dan menulis. Kurikulum dan
materi yang diajarkan berjenjang. Para murid mulai di tingkat pemula dan dengan berjalannya
program kursus tersebut, mereka dapat mencapai level menengah atas. Materi yang digunakan
adalah buku-buku terbitan Pearson-Longman‟s seperti Super Tots, Super Kids, Side by
Side dan seri New Opportunities dari Pearson and Longman yang juga digunakan oleh SIB
School of Language.
Proyek ini tidak memungut biaya sepeser pun kepada para partisipannya. Gratis.
Pengajarnya, yaitu sebanyak tiga orang, pun tidak dibayar karena mereka sukarela mengajar.
Akan tetapi, karena kebanyakan muridnya adalah usia kanak-kanak, maka sering kali
dibutuhkan material tambahan agar kelasnya lebih hidup dan menyenangkan, misalnya
krayon, kertas gambar, lilin, kertas lipat, kertas fotokopi materi, dan sebagainya. Karena itu,
untuk memenuhi kebutuhan ini, SIB School of Language membuka donasi dan sponsorship
untuk proyek ini.
IV. Metode
Metode yang dilakukan penulis adalah melalui literatur pustaka dan referensi.
V. Hasil & Diskusi
Berdasarkan studi literatur dan referensi, penulis mendapati bahwa SIB School of
Language mengambil sektor pendidikan dalam menerapkan tanggung jawab sosial perusahaan
dalam bentuk memberikan pendidikan bahasa Inggris gratis kepada lingkungan sekitarnya.
Hal ini selaras dengan misi misi SIB School bahwa pendidikan bahasa merupakan solusi
untuk melenyapkan hambatan berbahasa dalam komunikasi efektif bagi individu dan
perusahaan.
Sementara itu, berdasarkan teori Saidi dan Abidin yang dikutip dalam Virginia, 2016,
maka dapat dilihat bahwa model yang digunakan SIB School of Language dalam menerapkan
CSR adalah melalui yayasan atau organisasi sosial perusahaan. Melalui Yayasan Kirit yang
berada di bawah perusahaan, SIB School of Language mengeluarkan program Project
Opportunity untuk anak-anak usia sekolah dari keluarga ekonomi tingkat bawah.
8. Sementara itu, bentuk penerapan tanggung jawab sosial SIB School of Language
adalah terdapat pada elemen komunitas dan lingkungan, yaitu dalam bentuk kegiatan
kemanusiaan maupun lingkungan hidup, di lingkungan sekitar perusahaan, yaitu dengan
memberikan pelatihan bahasa Inggris kepada pelajar di sekitar perusahaan.
VI. Kesimpulan & Rekomendasi
a. Kesimpulan
Sesuai dengan UU PT No.40 Tahun 2007, Pasal 74 ayat (1), (2), (3), dan (4)
Undang-Undang Perseroan Terbatas (UUPT) mengenai tanggung jawab sosial perusahaan,
disimpulkan bahwa SIB School of Language telah menjalankan etika bisnis yang bertanggung
jawab dan melakukan kewajibannya sebagai sebuah PT melalui yayasan yang dibentuk di
bawahnya, Yayasan Kirit. Di bawah yayasan tersebut, tanggung jawab sosial perusahaan
diterapkan dengan diadakannya program Project Opportunity berupa pendidikan bahasa
Inggris gratis untuk anak usia dini dan usia sekolah.
Program ini pun penulis nilai bersifat investasi jangka panjang yang berguna untuk
meminimalisasi risiko sosial dan berkontribusi pada pembangunan berkelanjutan (sustainable
development), yang mencakup aspek ekonomi, sosial, pendidikan, dan lingkungan. Dari
program CSR terlihatlah komitmen perusahaan untuk mendukung terciptanya pembangunan
berkelanjutan, terutama dalam hal pendidikan.
b. Rekomendasi
Untuk ke depannya, penulis menyarankan PT Sentra Intelektual Bahasa atau SIB
School of Language untuk meneruskan pelajaran gratis ini hingga ke usia remaja, yaitu anak-
anak sekolah menengah pertama dan atas (SMP dan SMA). Dengan demikian, pembelajaran
pun sifatnya kontinu dan komprehensif hingga anak lulus SMA.
Selain itu, penulis juga merekomendasikan SIB School of Language untuk bermitra
dengan pihak lain atau membentuk konsorsium untuk merangkul kawasan yang lebih luas
sehingga bisa berkembang melebihi wilayah sekitar perusahaan. Dengan demikian,
jangkauannya pun semakin lebar dan semakin banyak anak-anak yang dapat merasakan
manfaat pendidikan gratis ini.
Sementara itu, rekomendasi untuk penelitian berikutnya adalah meneliti penerapan
elemen lain dari good governance pada perusahaan ini.
9. Daftar Pustaka:
Hapzi Ali, 2017. Modul Business Ethic & Good Governance (TM5). Universitas Mercu
Buana.
https://www.kompasiana.com/nelishaaaa/implementasi-csr-yang-masih-
lesu_587d7fa350f9fd2705ea7dce (diakses pada 1 Oktober 2017, 07:00)
http://www.rahmatullah.net/2013/11/csr-dalam-organisasi-perusahaan.html (diakses pada 1
Oktober 2017, 10:30)
https://zahiraccounting.com/id/blog/etika-bisnis-dan-tanggung-jawab-sosial-perusahaan/
(diakses pada 14 Oktober 2017, 10:30)
Yuliani Wulandari, 2015. http://infokitauntukkita.blogspot.co.id/2014/05/pengertian-fungsi-
dan-manfaat-csr.html (diakses pada 14 Oktober 2017, 10:30)
Rena Virginia, 2016. https://renavirgiana.wordpress.com/2016/04/17/makalah-corporate-
social-responsibility-csr/ (14 Oktober 2017, 11:00)
http://www.sibschool.com/