Memaksimalkan Waktu untuk Mendapatkan Kampus Impian melalui SBMPTN (1).pptx
Be & gg, rinalto hutabarat, hapzi ali, The Corporate Culture: infact and implications, universitas mercu buana, 2017
1. Rinalto Hutabarat 55117110003 – BE & GG / Dosen Pengampu : Hapzi Ali, Prof. Dr. MM. CMA
Forum 5 :
Untuk beberapa perusahaan besar tampaknya sudah melakukan CSR (Corporate Social Responsibility dengan
cukup baik, bukan baik sekali tapi sudah masuk katagori cukup baik, kita bisa melihat laporan CSR perusahan
pada website resminya.
Ada yang menyasar kepada pendidikan, lingkungan, kesejahteraan, dll. berikut saya lampirkan contoh
pelaporan CSR dari perusahaan Sinar Mas tahun 2017.
Sinar Mas Land (SML) melalui PT BSD Tbk berencana fokus di tiga bidang untuk program Corporate
Social Responsibility (CSR) 2017. Fokus itu antara lain pendidikan, pengembangan komunitas, dan
lingkungan.
Direktur PT BSD Tbk Syukur Lawigena mengatakan Ketiga bidang tersebut merupakan persoalan vital. Bila
dikelola dengan baik, maka perusahaan, masyarakat, dan lingkungan sekitar dapat tumbuh dan berkembang
bersama.
Ia menyatakan pendidikan yang baik akan membentuk generasi masa depan yang lebih baik, yang siap
meneruskan dan meningkatkan pembangunan yang telah dicapai. Tak kalah penting adalah pengembangan
komunitas atau masyarakat, agar mereka bukan hanya menjadi obyek pembangunan, tetapi juga bisa
menjadi pelaku sekaligus menikmati hasil dari pembangunan.
“Sedangkan fokus di bidang lingkungan dengan maksud menjamin keberlangsungan bumi sebagai tempat
tinggal yang layak bagi generasi berikut,” ujar dia dalam keterangan tertulis, Kamis (22/12).
Lebih jauh Syukur menjelaskan, di bidang pendidikan, SML akan terus mengoperasikan Rumah Pintar BSD
City, sebagai sentra mengembangkan pendidikan non-formal, pemberdayaan ekonomi, dan pelestarian
budaya lokal. Ada pula Program Bantuan Pendidikan berupa beasiswa bagi anak-anak sekolah di sekitar
proyek pengembangan SML.
Masih di bidang pendidikan, SML memiliki agenda rutin berupa Festival Pendidikan yaitu pemberian
bantuan dana pendidikan bagi pelajar berprestasi di sekitar proyek SML. Selain itu, Festival Ramadhan yaitu
aktivitas keagamaan di bidang pendidikan, seni dan budaya yang bernuansa islami serta santunan bagi anak-
anak kurang mampu.
Sementara di bidang pengembangan komunitas, SML memiliki program Pelatihan dan Peningkatan Skill
Komunitas, yang ditujukan bagi masyarakat sekitar proyek SML untuk mendapatkan keterampilan dan
keahlian guna mendukung kemandirian ekonomi.
SML, ucap dia, juga setiap tahun melakukan Program Bedah Masjid dan Bedah Sekolah, yang membantu
menambah fasilitas, pembangunan infrastruktur atau renovasi bangunan masjid dan sekolah di sekitar
proyek SML. “Kami juga memberi bantuan dana guna mendukung kegiatan ormas, LSM, dan komunitas di
sekitar proyek SML, termasuk memberikan sumbangan hewan kurban setiap menjelang Hari Raya Idul
Adha,” ujar Syukur.
Di bidang lingkungan, SML memiliki program Festival Hijau, yang berisi kegiatan perusahaan dalam
mengkampanyekan, menginisiasi, melatih, membina, gerakan moral, penghargaan, dan promosi, terhadap
semua aspek lingkungan hidup. Kegiatan ini melibatkan pemda setempat, komunitas, ormas, dan seluruh
komponen masyarakat. Dilaksanakan untuk memperingati Hari Lingkungan Hidup Dunia setiap Juni
Daftar Pustaka :
http://www.sinarmas.com/blog/?p=405 (26.09.2017 // 18.42)
2. Rinalto Hutabarat 55117110003 – BE & GG / Dosen Pengampu : Hapzi Ali, Prof. Dr. MM. CMA
Quiz 5 :
Pemahaman Corporate Social Responsibility (CSR)
Corporate Sosial Responsibility (CSR) adalah suatu konsep bahwa organisasi, memiliki berbagai bentuk
tanggung jawab terhadap seluruh pemangku kepentingannya, diantaranya ; konsumen, karyawan, pemegang
saham, komunitas dan lingkungan dalam segala aspek operasional peusahaan yang mencakup aspek ekonomi,
sosial dan lingkungan.
Pemahaman Corporate Social Responsibility (CSR) pada umumnya berkisar pada tiga hal pokok, yaitu :
1. CSR adalah suatu peran yang sifatnya sukarela (voluntary) dimana suatu perusahaan membantu mengatasi
masalah sosial dan lingkungan, oleh karena itu perusahaan memiliki kehendak bebas untuk melakukan atau
tidak melakukan peran ini.
2. CSR adalah disamping sebagai institusi profit, perusahaan menyisihkan sebagian keuntungannya untuk
kedermawanan (filantropi) yang tujuannya untuk memberdayakan sosial dan perbaikan kerusakan lingkungan
akibat eksplorasi dan eksploitasi.
3. CSR sebagai bentuk kewajiban (obligation) perusahaan untuk peduli terhadap dan mengentaskan krisis
kemanusiaan dan lingkungan yang terus meningkat.
Pemahaman CSR didasarkan oleh pemikiran bahwa bukan hanya Pemerintah melalui penetapan kebijakan
public (public policy), tetapi juga perusahaan harus bertanggungjawab terhadap masalah-masalah sosial. Bisnis
didorong untuk mengambil pendekatan pro aktif terhadap pembangunan berkelanjutan.Konsep CSR juga
dilandasi oleh argumentasi moral.
Pola atau bentuk CSR juga berkembang dari yang bentuk Charity Principle kepada stewardship principle (Anne,
2005). Berdasarkan charity principle, kalangan masyarakat mampu memiliki kewajiban moral untuk memberikan
bantuan kepada kalangan kurang mampu. Sedangkan dalam stewardship principle, korporasi diposisikan
sebagai public trust karena menguasai sumber daya besar dimana penggunaannya akan berdampak secara
fundamental bagi masyarakat.
Hubungan Ethics dan Social Responsibility
Menurut Basya (dalam Adinur et al., 2004:10), tanggung jawab sosial berhubungan erat dengan ukuran
perusahaan, sektor bisnis, termasuk juga besaran regional dan demografi perusahaan. Cakupan dari tanggung
jawab sosial meliputi isu-isu yang berhubungan dengan lingkungan hidup, etika bisnis, investasi pengembangan
masyarakat, lingkungan kerja, tata laksana perusahaan yang baik (governance), hak asasi manusia dan
tentunya produk.
Terdapat 2 (dua) jenis konsep CSR, yaitu : dalam pengertian luas berkaitan erat dengan tujuan mencapai
kegiatan ekonomi berkelanjutan (sustainable economic activity). Keberlanjutan kegiatan ekonomi bukan hanya
terkait soal tanggungjawab sosial tetapi juga menyangkut akuntabilitas (accountability) perusahaan terhadap
masyarakat dan bangsa serta dunia internasional. CSR dalam pengertian sempit dapat dipahami dari beberapa
peraturan dan pendapat ahli berikut (T. Romi Marnelly, 2012) :
1. Menurut (Widjaja & Yeremia, 2008) CSR merupakan bentuk kerjasama antara perusahaan (tidak hanya
Perseroan Terbatas) dengan segala hal (stake-holders) yang secara langsung maupun tidak langsung
berinteraksi dengan perusahaan untuk tetap menjamin keberadaan dan kelangsungan hidup usaha
(sustainability) perusahaan tersebut. Pengertian tersebut sama dengan Tanggung Jawab Sosial dan
Lingkungan, yaitu merupakan komitmen Perseroan untuk berperan serta dalam pembangunan ekonomi
berkelanjutan guna meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat, baik bagi
perseroan sendiri, komunitas setempat, maupun masyarakat pada umumnya (Widjaya & Yani, 2006).
Menurut UUPT 2007 pengertian CSR dalam Pasal 1 angka 3 menyebutkan tang-gungjawab sosial dan
lingkungan adalah komitmen perseroan untuk berperan serta dalam pembangunan ekonomi
berkelanjutan guna meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat, baik bagi
Perseroan sendiri, komunitas setempat, maupun masyarakat pada umumnya.
2. UUPM 2007, dalam penjelasannya pasal 15 huruf b disebutkan tanggungjawab sosial perusahaan adalah
tanggungjawab yang melekat pada setiap perusahaan penanaman modal untuk tetap menciptakan
hubungan yang serasi, seimbang dan sesuai dengan lingkungan, nilai, norma dan budaya masyarakat
setempat. Tampak bahwa UUPT 2007 mencoba memisahkan antara tanggung jawab sosial dengan
tanggung jawab lingkungan, yang mengarah pada CSR sebagai sebuah komitmen perusahaan terhadap
pembangunan ekonomi berkelanjutan dalam upaya meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan.
3. Rinalto Hutabarat 55117110003 – BE & GG / Dosen Pengampu : Hapzi Ali, Prof. Dr. MM. CMA
Dari pengertian diatas tampak bahwa CSR merupakan social responsinbility dan perusahaan dalam
hubungannya dengan pihak internal dan eksternal perusahaan.
Hubungan Ethics dan Social Responsibility saling keterkaitan dimana Etika dalam manajemen bisnis
merupakan konsensus mengenai standar perilaku yang diterima untuk suatu pekerjaan, perdagangan atau
profesi. Salah satu penyebab tidak etis adalah tidak adanya standar yang berlaku bagi seluruh dunia mengenai
perilaku para pelaku bisnis, sedangkan norma dan nilai-nilai budaya berbeda-beda untuk setiap negara dan
bahkan antara daerah geografis dan kelompok-kelompok etnis dalam suatu negara.
Perusahaan-perusahaan memiliki beberapa tipe tanggung jawab sosial yang berbeda-beda, tentu saja yang
pertama adalah tanggung jawab sosial untuk “mematuhi hukum”.Secara Etis, yang mengikat perusahaan atau
membatasi aktivitasnya yaitu : memiliki tanggung jawab untuk tidak merugikan orang lain, untuk mencegah
kerugian dan untuk berbuat kebaikan. Standar CSR yang lebih luas cakupannya berpandangan ; Perusahaan
memiliki tanggung jawab sosial untuk melakukan perbuatan baik dan membangun dunia yang lebih baik.
Dari standar CSR tersebut etika dan tanggung jawab sosial perusahaan bertanggung jawab penuh terhadap :
Ø Perusahaan atau produknya agar dapat dipercaya, dapat diandalkan dan terpercaya baik di intern maupun di
masyarakat luas dengan kontribusinya memberikan pelayanan yang baik pada pelanggannya.
Ø Penyebab suatu kejadian dengan contoh ; lokasi tangki Gas yang menyebabkan kebakaran menjadi
bertanggung jawab.
Ø Kewajiban, keadaan dapat dimintai pertanggungjawaban atas suatu kejadian/tindakan supaya kembali
seperti semula baik produknya atau perusahaan yang memproduksi yang harus bertanggungjawab.
Implementasi Corporate Sosial Responsibility (CSR)
Implementasi kebijakan CSR adalah suatu proses yang terus menerus dan berkelanjutan. Dengan demikian
akan tercipta satu ekosistem yang menguntungkan semua pihak (true win win situation) – konsumen
mendapatkan produk unggul yang ramah lingkungan, produsen pun mendapatkan profit yang sesuai yang pada
akhirnya akan dikembalikan ke tangan masyarakat secara tidak langsung. Sekali lagi untuk mencapai
keberhasilan dalam melakukan program CSR, diperlukannya komitmen yang kuat, partisipasi aktif, serta
ketulusan dari semua pihak yang peduli terhadap program-program CSR. Program CSR menjadi begitu penting
karena kewajiban manusia untuk bertanggung jawab atas keutuhan kondisi-kondisi kehidupan umat manusia di
masa datang. Perusahaaan perlu bertanggung jawab bahwa di masa mendatang tetap ada manusia di muka
bumi ini, sehingga dunia tetap harus menjadi manusiawi, untuk menjamin keberlangsungan kehidupan kini dan
di hari esok.
Undang-Undang No. 23 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup telah mengatur secara normatif ketentuan
tentang kepedulian organisasi bisnis terhadap lingkungan. Ketentuan lain yang mengatur prinsip ini secara
sektoral juga terdapat dalam Surat Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara KEP. 236/MBU 2003 Tentang
Program kemitraan dengan BUMN dengan usaha kecil dan Program Bina Lingkungan. Dalam ketentuan
normatif tersebut penekanan pelaksanaan CSR dilaksanakan berdasarkan tiga asas, yaitu ; asas tanggung
jawab negara, asas keberlanjutan dan asas manfaat. Undang-Undang Perlindungan Konsumen yang mengatur
tentang respon perusahaan terhadap lingkungan sosial dan lingkungan serta bentuk perlindungan hukum
terhadap konsumen yang merupakan stakeholder perusahaan.
Daftar Pustaka :
http://lisdianalisdiana.blogspot.co.id/2017/04/be-f5-lisdianaprof-hapzi-ali-cma.html (26.09.2017 // 18.53)