TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Pintu Rumah 2 Pintu di Banda Aceh.pptx
CSR-PERUSAHAAN
1. NAMA : FIKRI AULAWI
NIM : 55117110125
Penerapan Corporate Social Responsibilities di Indonesia
(Nanang Firmansyah, 2017) Pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR) di Indonesia
belumlah berjalan sebagaimana mestinya seperti yang diharapkan oleh pemerintah dan
masyarakat. Walaupun beberapa perusahaan besar terlihat sudah cukup berhasil menjalankan
CSR tetapi hal ini belum terlalu terlihat di perusahaan menengah dan kecil yang ada di
Indonesia.
Contohnya perusahaan besar yang berhasil menerapkan CSR adalah Pertamina dan Unilever.
Sebagai perusahaan BUMN terkemuka di Indonesia, Pertamina seringkali membuat program-
program CSR yang tentunya pro terhadap masyarakat dan lingkungan. CSR yang dilaksanakan
oleh Pertamina ini ada yang bersifat lokal (daerah) dan ada juga yang bersifat nasional,
menjangkau seluruh wilayah Indonesia dari Sabang sampai Merauke. Seperti yang tertulis dalam
situs resminya, CSR Pertamina antara lain meliputi pengembangan masyarakat untuk
meningkatkan kemandirian, meningkatkan kualitas SDM melalui pendidikan, dan juga
pengembangan potensi masyarakat (kewirausahaan, dll). Sementara Unilever dikenal dengan
layanan CSR yang luas yang menjangkau seluruh wilayah Indonesia. Empat pilar CSR Unilever
antara lain lingkungan, nutrisi, higiene, dan juga pertanian. Program-program CSR Unilever
yang sudah dikenal luas dimasyarakat antara sosialisasi mencuci tangan dengan menggunakan
sabun, program edukasi seputar kesehatan gigi dan mulut, kampanye mencintai kuliner-kuliner
asli Indonesia, dan juga memerangi kelaparan dan gizi buruk yang menghantui masyarakat
kurang mampu.
Indikator keberhasilan CSR itu sendiri dapat dilihat dari dua sisi, perusahaan dan masyarakat.
Pertama dari sisi perusahaan, citranya harus semakin baik di mata masyarakat. Kedua dari sisi
masyarakat, harus ada peningkatan kualitas hidup.
Karenanya, penting bagi perusahaan melakukan evaluasi untuk mengukur keberhasilan program
CSR, baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Satu hal yang perlu diingat, “Salah satu ukuran
penting keberhasilan CSR adalah jika masyarakat yang dibantu bisa mandiri, tidak melulu
bergantung pada pertolong orang lain.
2. Meskipun begitu dalam beberapa tahun kedepan kesadaran perusahaan di Indonesia akan
pentingnya CSR akan terus meningkat. Hal ini dikarenakan desakan era globalisasi yang
mendorong kesadaran masyarakat akan pentingnya membeli produk yang berdasarkan kriteria
berbasis nilai dan etika, contohnya membeli produk yang ramah lingkungan atau menghindari
produk yang mengekploitasi hewan.
(Firmansyah, Nanang, 2017) Tanggung jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Social
Responsibility (CSR) adalah suatu konsep bahwa organisasi, memiliki berbagai bentuk
tanggung jawab terhadap seluruh pemangku kepentingannya, yang di antaranya adalah
konsumen, karyawan, pemegang saham, komunitasdan lingkungan dalam segala aspek
operasional perusahaan yang mencakup aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan. Oleh karena itu,
CSR berhubungan erat dengan “pembangunan berkelanjutan”, yakni suatu organisasi, terutama
perusahaan, dalam melaksanakan aktivitasnya harus mendasarkan keputusannya tidak semata
berdasarkan dampaknya dalam aspek ekonomi, misalnya tingkat keuntungan atau deviden, tetapi
juga harus menimbang dampak sosial dan lingkungan yang timbul dari keputusannya itu, baik
untuk jangka pendek maupun untuk jangka yang lebih panjang.
Pemahaman tentang CSR pada umumnya berkisar pada tiga hal pokok, yaitu CSR adalah:
1. suatu peran yang sifatnya sukarela (voluntary) dimana suatu perusahaan membantu
mengatasi masalah sosial dan lingkungan, oleh karena itu perusahaan memiliki kehendak
bebas untuk melakukan atau tidak melakukan peran ini;
2. disamping sebagai institusi profit, perusahaan menyisihkan sebagian keuntungannya
untuk kedermawanan (filantropi) yang tujuannya untuk memberdayakan sosial dan
perbaikan kerusakan lingkungan akibat eksplorasi dan eksploitasi.
3. CSR sebagai bentuk kewajiban (obligation) perusahaan untuk peduli terhadap dan
mengentaskan krisis kemanusiaan dan lingkungan yang terus meningkat.
Pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR) di Indonesia belumlah berjalan sebagaimana
mestinya seperti yang diharapkan oleh pemerintah dan masyarakat. Walaupun beberapa
perusahaan besar terlihat sudah cukup berhasil menjalankan CSR tetapi hal ini belum terlalu
terlihat di perusahaan menengah dan kecil yang ada di Indonesia.
(Infokitauntukkita, 2014) Jika kita perhatikan, masyarakat sekarang hidup dalam kondisi yang
dipenuhi beragam informasi dari berbagai bidang, serta dibekali kecanggihan ilmu dan teknologi.
Pola seperti ini mendorong terbentuknya cara berpikir, gaya hidup dan tuntutan masyarakat yang
lebih tajam. Sehubungan dengan adanya tuntutan dan kebutuhan akan CSR (Program Corporate
Social Reponsibility) yang merupakan salah satu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh
perusahaan sesuai dengan isi UU PT No.40 Tahun 2007 pasal 74 Undang-undang Perseroan
Terbatas (UUPT) yang baru yang menyebutkan bahwa PT yang menjalankan usaha di bidang
dan/atau bersangkutan dengan sumber daya alam wajib menjalankan tanggung jawab sosial dan
lingkungan. UU No.25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal. Pasal 15 (b) menyatakan bahwa
”Setiap penanam modal berkewajiban melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan.”
Selajutnya lebih terperinci adalah UU No.19 Tahun 2003 tentang BUMN. UU ini kemudiaan
dijabarkan lebih jauh oleh Peraturan Menteri Negara BUMN No.4 Tahun 2007 yang mengatur
mulai dari besaran dana hingga tatacara pelaksanaan CSR.
3. Penerapan program CSR merupakan salah satu bentuk implementasi dari konsep tata kelola
perusahaan yang baik (Good Coporate Governance). Diperlukan tata kelola perusahaan yang
baik (Good Corporate Governance) agar perilaku pelaku bisnis mempunyai arahan yang bisa
dirujuk dengan mengatur hubungan seluruh kepentingan pemangku kepentingan (stakeholders)
yang dapat dipenuhi secara proporsional, mencegah kesalahan-kesalahan signifikan dalam
strategi korporasi dan memastikan kesalahan-kesalahan yang terjadi dapat diperbaiki dengan
segera. Konsep ini mencakup berbagai kegiatan dan tujuannya adalah untuk mengembangkan
masyarakat yang sifatnya produktif dan melibatkan masyarakat didalam dan diluar perusahaan
baik secara langsung maupun tidak langsung, meski perusahaan hanya memberikan kontribusi
sosial yang kecil kepada masyarakat tetapi diharapkan mampu mengembangkan dan membangun
masyarakat dari berbagai bidang. Kegiatan CSR penting dalam upaya membangun citra dan
reputasi perusahaan yang pada akhirnya meningkatkan kepercayaan baik dari konsumen maupun
mitra bisnis perusahaan tersebut (Infokitauntukkita, 2014)
(Andracaus, 2015) Manfaat CSR bagi masyarakat :
CSR akan lebih berdampak positif bagi masyarakat, ini akan sangat tergantung dari orientasi dan
kapasitas lembaga dan organisasi lain, terutama pemerintah. Studi Bank Dunia (Howard Fox,
2002) menunjukkan, peran pemerintah yang terkait dengan CSR meliputi pengembangan
kebijakan yang menyehatkan pasar, keikutsertaan sumber daya, dukungan politik bagi pelaku
CSR, menciptakan insentif dan peningkatan kemampuan organisasi. Untuk Indonesia, bisa
dibayangkan, pelaksanaan CSR membutuhkan dukungan pemerintah daerah, kepastian hukum,
dan jaminan ketertiban sosial. Pemerintah dapat mengambil peran penting tanpa harus
melakukan regulasi di tengah situasi hukum dan politik saat ini. Di tengah persoalan kemiskinan
dan keterbelakangan yang dialami Indonesia, pemerintah harus berperan sebagai koordinator
penanganan krisis melalui CSR (Corporate Social Responsibilty). Pemerintah bisa menetapkan
bidang-bidang penanganan yang menjadi fokus, dengan masukan pihak yang kompeten. Setelah
itu, pemerintah memfasilitasi, mendukung, dan memberi penghargaan pada kalangan bisnis yang
mau terlibat dalam upaya besar ini. Pemerintah juga dapat mengawasi proses interaksi antara
pelaku bisnis dan kelompok-kelompok lain agar terjadi proses interaksi yang lebih adil dan
menghindarkan proses manipulasi atau pengancaman satu pihak terhadap yang lain.
Intinya manfaat CSR bagi masyarakat yaitu dapat mengembangkan diri dan usahanya sehingga
sasaran untuk mencapai kesejahteraan tercapai.
(Andracaus, 2015) Manfaat CSR bagi perusahaan :
1. Meningkatkan Citra Perusahaan
2. Memperkuat “Brand” Perusahaan
3. Mengembangkan Kerja Sama dengan Para Pemangku Kepentingan
4. Membedakan Perusahaan dengan Pesaingnya
5. Menghasilkan Inovasi dan Pembelajaran untuk Meningkatkan Pengaruh Perusahaan
4. (teraspr, 2013) Keuntungan CSR bagi Perusahaan :
1. Meningkatkan Citra Perusahaan
2. Kerja Sama dengan Pemangku Kepentingan
3. Memperkuat “Brand” Perusahaan
4. Meningkatkan Pengaruh Perusahaan
5. Membuka Akses Investasi dan Pembiayaan
6. Membedakan dengan Pesaing
7. Meningkatkan Value Perusahaan
(Infokitauntukkita, 2014) Penerapan program CSR merupakan salah satu bentuk implementasi
dari konsep tata kelola perusahaan yang baik (Good Coporate Governance). Diperlukan tata
kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance) agar perilaku pelaku bisnis
mempunyai arahan yang bisa dirujuk dengan mengatur hubungan seluruh kepentingan pemangku
kepentingan (stakeholders) yang dapat dipenuhi secara proporsional, mencegah kesalahan-
kesalahan signifikan dalam strategi korporasi dan memastikan kesalahan-kesalahan yang terjadi
dapat diperbaiki dengan segera.
Daftar Pustaka :
Andracaus, 2015. https://andracaus.wordpress.com/2015/11/24/pengertian-csr-manfaat-dan-
keuntungan-bagi-perusahaan-yang-menerapkan-csr/
Firmansyah, Nanang, 2017. https://nanangfirmansyahblog.wordpress.com/tag/corporate-social
responsibilty/
http://infokitauntukkita.blogspot.co.id/2014/05/pengertian-fungsi-dan-manfaat-csr.html
https://teraspr.blogspot.co.id/2013/05/keuntungan-csr-bagi-perusahaan.html
5. Quiz :
Hubungan antara Board of Directors dengan Corporate Social Responsibility (CSR)
(Firmansyah, Nanang, 2017) Salah satu faktor internal yang membentuk aktivitas CSR adalah
kepemimpinan (Leadership). Pemimpin perusahaan adalah pembuat keputusan salah satunya
praktik CSR perusahaan. Kepemimpinan dengan perilaku etis tidak bisa diabaikan begitu saja.
Pemimpin beretika dapat mengarahkan perusahaan ke konteks social. Etika berada di dalam hati
seorang pemimpin. Pemimpin memiliki kekuatan besar untuk mendorong kesadaran etika para
karyawannya. Seorang pemimpin perusahaan dapat mencegah perusahaan mereka dari skandal.
Banyak perusahaan yang menemukan kepemimpinan adalah kunci dari tantangan ini dalam
mengembangkan strategi CSR.
Seperti yang dikemukakan oleh Velsor (2009) dalam (Firmansyah, Nanang, 2017) yang
memperkenalkan kepemimpinan dan Corporate Social Responsibility, “Sudah banyak literature
tentang kepemimpinan, dan itu adalah literature yang bagus, baik konseptual dan berbasis
penelitian, pada tanggung jawab perusahaan”. Mempertimbangkan kepemimpinan dalam
membentuk organisasi strategis dan praktik, dalam melakukan penelitian hubungan antara
organisasi dan kepemimpinan dan CSR patut diperhatikan.
Pemimpin suatu perusahaan memiliki kecenderungan besar terhadap corporate social
responsibility (CSR) perusahaan yang ia pimpin. Karena pemimpin adalah pengambil keputusan
(decision making) dan bertanggung jawab atas pelaksanaan CSR perusahaan.
Lebih lanjut Velsor (2009) dalam (Firmansyah, Nanang, 2017) menjelaskan bahwa ada tiga
praktik kepemimpinan yang menonjol dalam mendukung pelaksanaan CSR di suatu perusahaan.
Salah satunya adalah memiliki model kepemimpinan yang kuat berbasis nilai (value based
leadership), penggunaan Balanced Scorecard, dan pembangunan berkelanjutan dari Akademi
Kepemimpinan
Pemimpin beretika memiliki visi untuk perusahaan untuk mencapai tujuan bisnis. Mereka juga
memperhatikan kepentingan stakeholder, termasuk masyarakat. Fokus seorang pemimpin
beretika sangat banyak. Memperhatikan kualitas produk atau jasa, tempat organisasi di
masyarakat, apa makna organisasi bagi orang-orang yang bekerja di sana, dan percaya diri
bahwa segala sesuatu akan dikerjakan bersama-sama. Pemimpin beretika memperhatikan tentang
makna yang digunakan untuk mencapai tujuan bisnis mereka, bukan hanya akhir.
Etika seorang pemimpin memang berhubungan dengan CSR suatu perusahaan. Seperti penelitian
yang dilakukan oleh Valentine & Fleischman (2008) dalam (Firmansyah, Nanang, 2017) tentang
profesional standard etika, CSR, dan peran etika dan tanggung jawab social. Hasil penelitian
menyarankan bahwa kepercayaan individu mengenai etika professional berhubungan dengan
CSR. Etika professional mempengaruhi sikap CSR, melalui hubungan positive dengan CSR,
berdampak pada sikap etika yang berhubungan dengan keterlibatan perusahaan seperti aktivitas.
6. Kesimpulan
Peran etika kepemimpinan dalam praktik CSR perusahaan sangat tinggi. Ketika pemimpin
berperilaku etis, maka akan mempengaruhi pembuatan keputusan dalam praktik CSR. Seorang
pemimpin seperti manager memiliki tanggung jawab utama adalah kepada shareholder, yaitu
dengan memaksimalkan kekayaan para shareholder dengan cara memaksimalkan profit. Namun,
bukan berarti dalam praktik CSR mereka melakukannya hanya untuk kamuflase atau pencitraan
yang mana pada akhirnya mampu mempengaruhi profit perusahaan. Praktik CSR berdasrkan
nilai etika kepemimpinan seharusnya mampu memberikan perhatian terhadap masyarakat dan
lingkungan. CSR biasanya terkait dengan pengeluaran selektif, padahal tidak harus mahal yang
terpenting adalah bagaimana perusahaan itu mengambil bagian di kegitanan masyarakat.
Perilaku etika ini harus dimulai dari pemimpin perusahaan. Perilaku etika adalah kunci untuk
pemimpin karena mempengaruhi kepercayaan, kesetiaan, dan hubungan efektif dari pemimpin ke
bawahannya.
Daftar Pustaka :
Firmansyah, Nanang, 2017. https://nanangfirmansyahblog.wordpress.com/tag/corporate-social
responsibilty/