SlideShare a Scribd company logo
1 of 11
Download to read offline
Nama: Khairi Rumantati
NIM: 55117110065
Dosen Pengampu: Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA
FORUM
Good Governance adalah suatu peyelegaraan manajemen pembangunan yang solid dan bertanggung jawab
yang sejalan dengan prinsip demokrasi dan pasar yang efisien, penghindaran salah alokasi dana investasi dan
pencegahan korupsi baik secara politik maupun secara administratif menjalankan disiplin anggaran serta
penciptaan legal dan politican framework bagi tumbuhnya aktifitas usaha. (Yanwariyanidwi, 2015)
Berikut ini prinsip-prinsip untuk mewujudkan Good Governance pada pemerintah: (Yanwariyanidwi, 2015)
1. Partisipasi Masyarakat (Participation)
Semua warga masyarakat mempunyai suara dalam pengambilan keputusan, baik secara langsung maupun
melalui lembaga-lembaga perwakilan sah yang mewakili kepentingan mereka. Dalam rangka mengantisipasi
berbagai isu yang ada, pemerintah daerah menyediakan saluran komunikasi agar masyarakat dapat
mengutarakan pendapatnya.
2. Tegaknya Supremasi Hukum (Rule of Law)
Agar masyarakat berpartisipasi dalam proses politik dan perumusan kebijakan publik, diperlukan sistem dan
aturan hukum. Tegakkan rule of law dengan karakter: Supremasi hukum (the supremacy of law), Kepastian
hukum (legal certainty), Hukum yang responsip, Penegakkan hukum yang konsisten dan non-diskriminatif,
Indepedensi peradilan.
3. Transparansi (Transparency)
Transparansi adalah keterbukaan atas semua tindakan dan kebijakan yang diambil oleh pemerintah,
menciptakan kepercayaan timbal-balik antara pemerintah dan masyarakat melalui penyediaan informasi dan
menjamin kemudahan di dalam memperoleh informasi yang akurat dan memadai.
4. Peduli pada Stakeholder/Dunia Usaha
Seluruh proses pemerintahan harus melayani semua pihak yang berkepentingan. Pelaksanaan good
governance secara benar adalah perwujudan dari pelaksanaan etika bisnis, kemudian menjadi guidence atau
panduan untuk penerapan operasional perusahaan, internal maupun eksternal.
5. Berorientasi pada Konsensus (Consensus)
Menyatakan bahwa keputusan apapun harus dilakukan melalui proses musyawarah melalui konsesus.
6. Kesetaraan (Equity)
Yaitu kesamaan dalam perlakuan dan pelayanan. Semua warga masyarakat mempunyai kesempatan
memperbaiki atau mempertahankan kesejahteraan mereka. Salah satu caranya dengan penyediaan informasi
dan akses informasi yang mudah, akurat, dan memadai.
7. Efektivitas dan Efisiensi (Effectiveness and Efficiency)
Yaitu berdaya guna dan berhasil-guna. Kriteria efektif diukur dengan parameter produk yang dapat
menjangkau sebesar-besarnya kepentingan masyarakat dari berbagai kelompok dan lapisan sosial.
8. Akuntabilitas (Accountability)
Para pengambil keputusan bertanggung jawab baik kepada masyarakat maupun kepada lembaga-lembaga
yang berkepentingan. Instrumen dasar akuntabilitas adalah peraturan undang-undang, sedangkan instrumen
pendukungnya adalah sistem pemantauan kinerja dan sistem pengawasan dengan sanksi yang jelas dan tegas.
9. Visi Strategis (Strategic Vision)
Pandangan strategis untuk menghadapi masa yang akan datang dengan mendasar pada pemahaman atas
kompleksitas kesejarahan, budaya dan sosial.
Untuk mewujudkan Good Governance pada perusahaan, ada lima prinsip yang biasanya diakronimkan
menjadi TARIF. (Utami, 2011)
1. Transparansi (keterbukaan informasi)
Secara sederhana bisa diartikan sebagai keterbukaan informasi. Dalam mewujudkan prinsip ini, perusahaan
dituntut untuk menyediakan informasi yang cukup, akurat, tepat waktu kepada segenap stakeholders-nya.
2. Akuntabilitas
Yaitu kejelasan fungsi, struktur, system dan pertanggungjawaban elemen perusahaan. Jika prinsip ini
diterapkan secara efektif, maka akan ada kejelasan akan fungsi, hak, kewajiban dan wewenang serta tanggung
jawab antara pemegang saham, dewan komisaris dan dewan direksi.
3. Responsibility (pertanggungjawaban)
Bentuk pertanggungjawaban perusahaan adalah kepatuhan perusahaan terhadap peraturan yang berlaku, di
antaranya: pajak, hubungan industrial, kesehatan dan keselamatan kerja, perlindungan lingkungan hidup,
memelihara lingkungan bisnis yang kondusif bersama masyarakat dan sebagainya.
4. Independency (kemandirian)
Perusahaan dikelola secara profesional tanpa ada benturan kepentingan dan tanpa tekanan atau intervensi
dari pihak lain yang tidak sesuai dengan peraturan yang berlaku.
5. Fairness (kesetaraan dan kewajaran)
Adanya perlakuan adil dalam memenuhi hak stakeholder sesuai dengan peraturan yang berlaku. Fairness
kemudian menjadi faktor pendorong untuk memonitor dan menjamin perlakuan adil di antara beragam
kepentingan.
Setelah diketahui prinsip-prinsipnya, berikut tahap-tahap penerapan Good Governance, terutama pada
perusahaan: (Sukmawijaya, 2009)
1. Tahap Persiapan
a) Awareness building
Membangun kesadaran akan arti penting GCG dan komitmen bersama dalam penerapannya. Upaya ini dapat
dilakukan dengan meminta bantuan tenaga ahli independen dari luar perusahaan. Bentuk kegiatan dapat
dilakukan melalui seminar, lokakarya, dan diskusi kelompok.
b) GCG assessment
Yaitu mengukur atau memetakan kondisi perusahaan untuk mengidentifikasi aspek apa saja yang perlu
menjadi fokus terlebih dahulu serta langkah-langkah untuk meraihnya. Dengan langkah ini, ditemukanlah titik
awal level penerapan GCG.
3) GCG manual building
Yaitu penyusunan manual atau pedoman implementasi GCG.
2. Tahap Implementasi
a) Sosialisasi
Memperkenalkan pedoman dan seluruh aspek yang terkait dengan penerapan GCG kepada seluruh
perusahaan.
b) Implementasi
Kegiatan yang dilakukan berdasarkan roadmap yang telah disusun. Sifatnya top down approach yang
melibatkan dewan komisaris dan direksi perusahaan.
c) Internalisasi
Mencakup upaya memperkenalkan GCG di dalam seluruh proses bisnis perusahaan kerja dan berbagai
peraturan perusahaan. Pastikan penerapannya tidak sekadar di permukaan atau bersifat superfisial, melainkan
benar-benar tercermin dalam seluruh aktivitas perusahaan.
3. Tahap Evaluasi
Tahap ini dilakukan secara teratur dari waktu ke waktu untuk mengukur efektivitas penerapan GCG. Dapat
dilakukan oleh pihak independen yaitu berupa audit implementasi, scoring, maupun assessment. Evaluasi
dapat membantu perusahaan memetakan kembali kondisi dan situasi serta capaian perusahaan dalam
implementasi GCG. Hasilnya adalah rekomendasi upaya-upaya perbaikan untuk masa mendatang.
Daftar Pustaka:
Yanwariyanidwi, 2015. https://yanwariyanidwi.wordpress.com/2015/12/15/pengertian-prinsip-dan-
penerapan-good-governance-di-indonesia/ (diakses 8 September 2017, jam 4.00)
Utami, Meita, 2011. http://thathabastian.blogspot.co.id/2011/11/prinsip-good-corporate-governance-
gcg.html (diakses 8 September 2017, jam 4.35)
Sukmawijaya, Leo, 2009. https://leosukmawijaya.wordpress.com/2009/11/16/good-corporate-governance-
dan-penerapannya-di-indonesia-thomas-s-kaihatu-staf-pengajar-fakultas-ekonomi-universitas-kristen-petra-
surabaya/ (diakses 8 September 2017, jam 5.00)
Nama: Khairi Rumantati
NIM: 55117110065
Dosen Pengampu: Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA
QUIZ
Good Corporate Governance
Berbagai peristiwa dalam dasawarsa terakhir telah menjadikan corporate governance sebuah isu
penting di kalangan para eksekutif, organisasi LSM, para konsultan korporasi, akademis, dan
regulator (pemerintah) di berbagai belahan dunia, tidak terkecuali di Indonesia. Isu-isu yang terkait
dengan corporate governance seperti insider trading, transparansi, akuntabilitas, independensi, etika
bisnis, tanggung jawab sosial (corporate social responsibility), dan perlindungan investor telah
menjadi ungkapan-ungkapan yang lazim diperbincangkan di kalangan pelaku usaha. Dengan
perkembangan ini, isu corporate governance yang awalnya hanya bersifat marginal kini telah menjadi
isu sentral.
Menurut FCGI, pengertian good corporate governance adalah seperangkat peraturan yang mengatur
hubungan antara pemegang saham, pengurus (pengelola) perusahaan, pihak kreditur, pemerintah,
karyawan serta para pemegang kepentingan internal dan eskternal lainnya yang berkaitan dengan hak-
hak dan kewajiban mereka atau dengan kata lain suatu sistem yang mengatur dan mengendalikan
perusahaan. Singkatnya, good corporate governance adalah seperangkat tata hubungan di antara
manajemen, direksi,dewan komisaris, pemegang saham dan para pemangku kepentingan
(stakeholders) lainnya yang mengatur dan mengarahkan kegiatan perusahaan.
Good Corporate Governance (GCG) diperlukan untuk menjaga kelangsungan hidup perusahaan
melalui pengelolaan yang didasarkan pada asas transparansi, akuntabilitas, responsibilitas,
independensi, serta kewajaran dan kesetaraan. Di Indonesia, penerapan GCG telah dibuatkan
pedomannya oleh Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG) melalui bukunya yang dirilis
tahun 2006 dengan judul “Pedoman Umum Good Corporate Governance Indonesia.”
GCG bagi suatu perusahaan dimaksudkan sebagai pedoman manajemen dan pegawai dalam
menjalankan praktik bisnis yang memenuhi persyaratan Good Governance. Berikut ini tujuan
diterapkannya GCG:
 Memaksimalkan value perusahaan dengan cara meningkatkan prinsip keterbukaan,
akuntabilitas, dipercaya, dan dapat dipertanggungjawabkan.
 Memastikan pengelolaan perusahaan dilakukan secara profesional, transparan, dan efisien.
 Mewujudkan kemandirian dalam membuat keputusan sesuai dengan peran dan tanggung
jawab masing-masing pimpinan dalam perusahaan.
 Memastikan setiap pegawai dalam perusahaan berperan sesuai wewenang dan tanggung
jawab yang telah ditetapkan.
 Mewujudkan praktik bisnis yang sejalan dengan prinsip-prinsip Good Corporate Governance
secara konsisten.
Jika perusahaan menerapkan mekanisme penerapan GCG secara konsisten dan efektif maka akan
dapat memberi manfaat antara lain:
 Mengurangi agency cost, yaitu biaya yang harus ditanggung oleh pemegang saham akibat
pendelegasian wewenang kepada pihak manajemen.
 Mengurangi biaya modal (Cost of Capital).
 Meningkatkan nilai saham perusahaan di mata publik dalam jangka panjang.
 Menciptakan dukungan para stakeholder dalam lingkungan perusahaan terhadap keberadaan
perusahaan dan berbagai strategi dan kebijakan yang ditempuh perusahaan.
Dalam konteks tumbuhnya kesadaran dan arti penting Corporate Governance ini, Organization for
Economic Corporation and Development (OECD) mengembangkan prinsip-prinsip GCG dan dapat
diterapkan secara fleksibel sesuai dengan keadaan, budaya, dan tradisi di masing-masing negara.
Kelima prinsip ini biasanya diakronimkan menjadi TARIF.
1. Transparansi (keterbukaan informasi)
Secara sederhana bisa diartikan sebagai keterbukaan informasi. Dalam mewujudkan prinsip ini,
perusahaan dituntut untuk menyediakan informasi yang cukup, akurat, tepat waktu kepada segenap
stakeholders-nya.
2. Akuntabilitas
Yaitu kejelasan fungsi, struktur, sistem, dan pertanggungjawaban elemen perusahaan. Jika prinsip ini
diterapkan secara efektif, maka akan ada kejelasan akan fungsi, hak, kewajiban, dan wewenang serta
tanggung jawab antara pemegang saham, dewan komisaris, dan dewan direksi.
3. Responsibility (pertanggungjawaban)
Bentuk pertanggungjawaban perusahaan adalah kepatuhan perusahaan terhadap peraturan yang
berlaku, di antaranya: pajak, hubungan industrial, kesehatan dan keselamatan kerja, perlindungan
lingkungan hidup, memelihara lingkungan bisnis yang kondusif bersama masyarakat dan sebagainya.
4. Independency (kemandirian)
Perusahaan dikelola secara profesional tanpa ada benturan kepentingan dan tanpa tekanan atau
intervensi dari pihak lain yang tidak sesuai dengan peraturan yang berlaku.
5. Fairness (kesetaraan dan kewajaran)
Adanya perlakuan adil dalam memenuhi hak stakeholder sesuai dengan peraturan yang
berlaku. Fairness kemudian menjadi faktor pendorong untuk memonitor dan menjamin perlakuan adil
di antara beragam kepentingan.
Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika
Pancasila adalah ideologi dasar bagi negara Indonesia. Kata ini terdiri dari dua kata bahasa
Sansekerta: pañca berarti lima dan śīla berarti prinsip atau asas. Pancasila merupakan rumusan dan
pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.
Para pendiri negara Indonesia telah menyepakati Pancasila sebagai nilai dasar bangsa sebagaimana
tercantum dalam paragraf keempat Preambule (Pembukaan) UUD 1945. Salah satu tokoh pendiri
tersebut, yaitu Soekarno, menyatakan bahwa pancasila adalah isi jiwa Bangsa Indonesia yang turun-
temurun sekian abad lamanya terpendam bisu oleh kebudayaan Barat. Dengan demikian, pancasila
bukan hanya falsafah negara, melainkan lebih luas lagi yakni falsafah Bangsa Indonesia.
Pancasila terdiri dari lima prinsip, yaitu:
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Ideologi ini dengan gamblang terukir pada dada lambang negara, yaitu burung Garuda yang
mencengkeram semboyan Bhineka Tunggal Ika. Semboyan ini menjadi moto bangsa Indonesia yang
melambangkan persatuan di tengah keberagaman Indonesia.
Semboyan Bhineka Tunggal Ika berasal dari bahasa Sansekerta, yaitu bhinneka yang berarti 'beraneka
ragam', tunggal yang berarti 'satu', dan ika yang berarti 'itu'. Sehingga, jika mengacu berdasarkan
makna harafiahnya, semboyan ini memiliki arti 'beraneka ragam itu satu'. Sementara, makna
umumnya menjadi 'berbeda-beda tetapi tetap satu'.
Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari beribu-ribu pulau—setiap daerah memiliki
adat istiadat, bahasa, aturan, kebiasaan, dan lain-lain yang berbeda antara yang satu dengan yang
lainnya. Untuk dapat hidup selaras dan penuh toleransi, semboyan ini perlu diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari agar terwujud persatuan dan kesatuan Indonesia. Dengan Bhineka Tunggal Ika,
walaupun terdapat banyak suku, agama, ras, kesenian, adat, bahasa, dan lain-lain, rakyat Indonesia
dapat hidup saling menghargai tanpa memandang suku bangsa, agama, bahasa, adat istiadat, warna
kulit, dan lain-lain.
Pendekatan Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika dalam GCG
Berkat sejarah perjuangan yang panjang, nilai-nilai Pancasila dan semboyan Bhinneka Tunggal Ika
telah mendarah daging dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia—bahkan bisa dibilang
telah mengilhami garis hidup mereka. Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika tak dapat dipisahkan dari
pemahaman pandangan hidup bangsa Indonesia.
Karena itu, adalah hal yang wajar jika suatu perusahaan kemudian memasukkan pendekatan berbasis
kearifan lokal ini—yaitu Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika—sebagai pedoman manajemen dan
pegawai dalam menjalankan praktik bisnis yang memenuhi persyaratan Good Governance. Terlebih
lagi, kajian ilmiah dari setiap sila ternyata berpotensi untuk menjadikan tata kelola perusahaan lebih
baik dan efisien.
Ahmed (2011) dalam tulisannya, menyatakan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila, yaitu
sebagai berikut:
 Ketuhanan (Sila 1)
 Kemanusiaan berupa hak asasi manusia (Sila 2)
 Keberadaban (Sila 2)
 Keadilan (Sila 2)
 Persatuan (Sila 3)
 Kedaulatan Rakyat berupa partisipasi (Sila 4)
 Demokrasi dalam Pemusyawaratan (Sila 4)
 Kesejahteraan Sosial (Sila 5)
 Gotong Royong dan Kekeluargaan (Sila 5)
Sementara itu, Sila Ketiga juga senada dengan konsep Bhinneka Tunggal Ika, yaitu persatuan di
tengah keberagaman Indonesia.
Nilai-nilai di atas sesungguhnya dapat disandingkan dengan prinsip TARIF yang dikemukakan oleh
Organization for Economic Corporation and Development (OECD) untuk tata kelola perusahaan yang
baik. Perusahaan pun dapat menggabungkan semangat Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika dalam
mengelola seperangkat peraturannya sehingga bermanfaat bagi semua pemangku kepentingan.
Sila Pertama
Walaupun sebagian kalangan memisahkan secara jelas implementasi keimanan dengan bisnis, realitas
di lapangan, mulai dari eksplorasi alam hingga hubungan antarmanusia mengingatkan kita akan
semangat Sila Pertama Pancasila.
Pendekatan nilai Ketuhanan yang Maha Esa diawali dengan pemahaman bahwa setiap pribadi
memiliki tanggung jawab atas setiap tutur kata maupun tindak tanduknya, baik di bumi maupun di
akhirat. Nilai ini menunjukkan adanya pengakuan bahwa manusia memiliki keterpautan hubungan
dengan Sang Pencipta. Karena itu, ketika seseorang melakukan aktivitas ekonomi pun tak dapat
berkelit dari tanggung jawab tersebut sebab ia akan mempertanggungjawabkan kelak kepada Tuhan-
nya.
Hubungan antara manusia dengan Tuhannya yang tercermin dalam Sila Pertama sesungguhnya dapat
memberikan rambu-rambu agar perusahaan tidak melakukan pelanggaran-pelanggaran dan perilaku
negatif lainnya.
Hal ini seirama dengan prinsip ketiga dalam GCG, yaitu Responsibility (tanggung jawab). Dengan
adanya iman, perusahaan akan memandang bisnis sebagai sebuah amanah.Ia akan berusaha mematuhi
peraturan yang berlaku, di antaranya: pajak, hubungan industrial, kesehatan dan keselamatan kerja,
perlindungan lingkungan hidup, memelihara lingkungan bisnis yang kondusif bersama masyarakat
dan sebagainya. Dan contoh ini pun akan diturunkan kepada setiap individu yang bekerja di bawah
naungannya.
Semangat inilah yang hendaknya dipahami setiap perusahaan yang beroperasi di Indonesia.
Pemahaman bahwa perusahaan berdiri untuk turut mewujudkan kehidupan ekonomi yang lebih baik
bagi wilayah, daerah, hingga skala nasional dan internasional.
Sila Kedua
Pada Sila Kedua, perusahaan diajak untuk memahami dan menghargai hak asasi manusia. Karena itu,
orientasi aspek-aspek kemanusiaan dalam setiap keputusan bisnis adalah mutlak. Beberapa dimensi
kemanusiaan yang dikenal dari Indonesia adalah semangat gotong-royong, tolong menolong, dan
memahami perbedaan sebagai sebuah sumber kekuatan—dengan kata lain, Bhinneka Tunggal Ika.
Perusahaan harus mampu memperkuat dimensi kemanusiaan internal maupun eksternal. Salah satunya
adalah menjadikan konsumen sebagai rekan perusahaan untuk bertumbuh dan melalui stakeholder,
perusahaan kembali diingatkan untuk memandang karyawan sebagai pihak yang harus dilayani. Sama
seperti konsumen, karyawan adalah rekan perusahaan bertumbuh.
Alhasil, kebijakan pengembangan kemampuan dan kapabilitas karyawan dari level mana pun mutlak
dibutuhkan agar perusahaan dan karyawan sama-sama mampu mencapai kesejahteraan yang lebih
baik. Di sinilah prinsip Akuntabilitas dapat diterapkan, yaitu kejelasan fungsi, struktur, sistem, dan
pertanggungjawaban elemen perusahaan. Jika prinsip ini diterapkan secara efektif, maka akan ada
kejelasan akan fungsi, hak, kewajiban, dan wewenang serta tanggung jawab antara pemegang saham,
dewan komisaris, dan dewan direksi. Lewat berbagai kebijakannya, manajemen juga harus mampu
memberi apresiasi atas kinerja karyawan. Mulai dari penghargaan akan ide dan kreativitas hingga
komitmen yang telah diberikan. Dengan demikian, loyalitas dan komitmen karyawan yang disertai
dengan rasa memiliki akan mampu memperpanjang usia operasional perusahaan pada kemudian hari.
Selain itu, saat sistem dan fungsi dalam sebuah perusahaan jelas, karyawan dan pemangku
kepentingan lainnya pun dapat tumbuh bersama mencapai kesuksesan.
Dimensi ini juga mengandung nilai pengakuan terhadap sisi keadilan (fairness) yang nondiskriminatif
sebagaimana juga terkandung dalam Bhinneka Tunggal Ika. Semua elemen perusahaan, mendapat
perlakuan yang adil tanpa melihat latar belakang ras, agama, maupun suku.
Meski terkesan cukup ideal, kekuatan manajemen internal perusahaan sesungguhnya merupakan
sumber pencapaian kinerja perusahaan yang sangat efektif. Realitas di lapangan menunjukkan bahwa
pemimpin pasar global saat ini didominasi perusahaan-perusahaan yang dikenal mampu
mengembangkan, sekaligus memberikan kepuasan kerja yang tinggi pada segenap karyawannya.
Sila Ketiga
Implementasi nilai persatuan dari Sila Ketiga dapat dimasukkan dalam prinsip Transparansi atau
keterbukaan informasi. Dalam mewujudkan prinsip ini, perusahaan dituntut untuk menyediakan
informasi yang cukup, akurat, dan tepat waktu kepada segenap stakeholders-nya.
Dengan transparansi, akan tumbuh rasa saling percaya di antara perusahaan dan pemangku
kepentingan. Adanya saling percaya secara langsung maupun tidak langsung akan memungkinkan
perusahaan meningkatkan kinerja, kedua pihak pun akan bersatu padu untuk mencapai kesejahteraan
bersama. Rasa saling percaya dapat menggiring pelanggan untuk menjadi setia. Rasa saling percaya
juga mencegah karyawan dan pemasok bertindak oportunis dan menjadi katalisator, perusahaan akan
mampu menciptakan keunggulan bersaing.
Selain itu, rasa saling percaya akan mengubah fungsi pengawasan dari prinsip saling curiga. Dengan
adanya keselarasan berlandaskan etika dengan pemangku kepentingan, maka citra dan reputasi
perusahaan akan terpelihara.
Sila ini juga senada dengan prinsip Independency (kemandirian). Transparansi yang diusung
perusahaan harus dikelola secara profesional tanpa ada benturan kepentingan dan tanpa tekanan atau
intervensi dari pihak lain yang tidak sesuai dengan peraturan yang berlaku. Dengan prinsip
independen dan tidak terbentur kepentingan siapa pun, terciptalah budaya non-KKN yang solid untuk
mencapai good corporate governance.
Sila Keempat
Dalam eksplorasi manajemen berdasar nilai-nilai lokal Indonesia, perusahaan perlu menjunjung tinggi
asas musyawarah untuk mufakat dengan meminimalkan peluang penggunaan hak suara dalam
perumusan kebijakan vital. Melalui permufakatan, setiap pihak diberi ruang untuk mengajukan ide,
sekaligus memberi peluang bagi apresiasi penyatuan pandangan sebagai sebuah simpulan. Demokrasi
berdasarkan musyawarah dan transparansi dari setiap pihak akan mencapai titik temu sebuah
keputusan yang kemudian mengantar pada terciptanya komitmen bersama dalam melaksanakan
keputusan tersebut.
Nilai ini mengedepankan partisipasi dan orientasi kebijakan serta program dengan eksistensi
kerakyatan. Selain itu, nilai ini juga menunjukkan bahwa proses demokrasi dalam perusahaan harus
didasarkan kesepakan bersama yang di dalamnya ada mekanisme untuk tumbuhnya rasa percaya
dan transparansi. Dengan demikian, masing-masing pihak akan merasa memiliki keputusan tersebut.
Selanjutnya, mekanisme ini dipercaya mampu meningkatkan sense of belonging setiap elemen di
perusahaannya.
Sila Kelima
Nilai penting yang dapat digali dari nilai-nilai Pancasila adalah keberpihakan perusahaan kepada
stakeholder-nya. Ini merupakan kristalisasi nilai-nilai Sila Kelima, “Keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia”. Sila ini mengandung tiga dimensi penting, yaitu kesejahteraan sosial, keadilan
sosial, dan kearifan lokal berupa gotong royong dan kekeluargaan. Nilai-nilai luhur inilah yang sering
disebut sebagai nilai dasar yang menjiwai Pancasila sebagaimana dikehendaki oleh Bung Karno
(konsep gotong royong) dan Prof. Soepomo (konsep kekeluargaan).
Kesejahteraan sosial mengandung makna terciptanya kesejahteraan sosial bagi semua tanpa
pengecualian pada golongan tertentu. Kesejahteraan harus menjadi cita-cita bersama dan menjadi
landasan di setiap aktivitas ekonomi atau lainnya Gotong royong atau kekeluargaan berarti derajat
kerja sama dalam membangun kemajuan sosial.
Nilai ini sesuai dengan prinsip Fairness (kesetaraan dan kewajaran) dalam GCG. Dengan prinsip ini,
muncul perlakuan yang setara dan adil dalam memenuhi hak stakeholder sesuai dengan peraturan
yang berlaku. Fairness kemudian menjadi faktor pendorong untuk memonitor dan menjamin
perlakuan adil di antara beragam kepentingan.
Sila ini juga mendorong perusahaan untuk mendistribusikan sebagian keuntungannya untuk daerah
setempat. Sebab, sudah rahasia umum bahwa perusahaan melakukan eksplorasi kekayaan Indonesia,
dengan begitu sudah sewajarnya jika perusahaan turut membangun kesejahteraan daerah tempatnya
berada. Misalnya, dengan pembayaran retribusi dan pajak kepada pemerintah daerah setempat
dan/atau nasional; menyediakan peluang kerja untuk penduduk setempat; kemudian, dalam
perkembangannya saat ini, menutup kesenjangan ekonomi antara perusahaan dengan masyarakat
sekitar. Secara perlahan, distribusi ini pada akhirnya nanti akan turut menyokong keadilan dan
kesejahteraan sosial bagi rakyat Indonesia secara global.
Terakhir, peran serta perusahaan dengan masyarakat setempat akan mendorong terciptanya nuansa
kekeluargaan dan gotong royong baik internal di dalam perusahaan itu sendiri maupun eksternal, di
luar perusahaan.
Daftar Pustaka
http://www.kompasiana.com/sabirinsaiga/etik-dan-good-corporate-governance-ggc-sebuah-cara-
mewujudkan-entitas-bisnis-yang-sehat_57df999e7593733941aef017 (diakses 10 September 2017, jam
4.00)
Wikipedia, https://id.wikipedia.org/wiki/Pancasila (diakses 10 September 2017, jam 5.00)
Utami, Meita, 2011. http://thathabastian.blogspot.co.id/2011/11/prinsip-good-corporate-governance-
gcg.html (diakses 8 September 2017, jam 4.35)
Hakim, 2016. http://www.yuksinau.id/pengertian-fungsi-dan-tujuan-pancasila/ (diakses 10 September
2017, jam 5.30)
https://news.detik.com/berita/d-3519151/melihat-kitab-sutasoma-asal-muasal-bhinneka-tunggal-ika
(diakses 10 September 2017, jam 6.30)
https://manajemenppm.wordpress.com/2013/06/11/manajemen-modern-dan-pancasila/#more-1478
(diakses 10 September 2017, jam 6.30)
https://manajemenppm.wordpress.com/2013/06/07/bisnis-butuh-kristalisasi-pancasila-bagian-2
(diakses 10 September 2017, jam 7.30)
Ahmed, Karim, 2011. http://karimforumotion.blogspot.co.id/2011/07/aktualisasi-nilai-nilai-pancasila-
dalam.html (Diakses pada 10 September 2017, jam 4:40)
http://www.jakartaconsulting.com/publications/articles/bizmark/transparansi-penopang-good-
corporate-governance (Diakses pada 10 September 2017, jam 12:40)

More Related Content

What's hot

14.be gg, salomo roy freddy,hapzi ali corporate governance, universitas merc...
14.be gg, salomo roy freddy,hapzi ali corporate governance,  universitas merc...14.be gg, salomo roy freddy,hapzi ali corporate governance,  universitas merc...
14.be gg, salomo roy freddy,hapzi ali corporate governance, universitas merc...
salomoroyfreddy
 
14, BE & GG, Sukrasno, Hapzi Ali, Corporate Governance, Universitas Mercu Bua...
14, BE & GG, Sukrasno, Hapzi Ali, Corporate Governance, Universitas Mercu Bua...14, BE & GG, Sukrasno, Hapzi Ali, Corporate Governance, Universitas Mercu Bua...
14, BE & GG, Sukrasno, Hapzi Ali, Corporate Governance, Universitas Mercu Bua...
SukrasnoSukrasno
 
Be & gg, asep muhamad perdiana, hapzi ali, good government corporate governan...
Be & gg, asep muhamad perdiana, hapzi ali, good government corporate governan...Be & gg, asep muhamad perdiana, hapzi ali, good government corporate governan...
Be & gg, asep muhamad perdiana, hapzi ali, good government corporate governan...
Asep Muhamad Perdiana
 
It governance support good governance
It governance   support good governanceIt governance   support good governance
It governance support good governance
Global School
 

What's hot (19)

BE & GG , Parluhutan, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA “ Implementasi GCG Propan R...
BE & GG , Parluhutan, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA   “  Implementasi GCG Propan R...BE & GG , Parluhutan, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA   “  Implementasi GCG Propan R...
BE & GG , Parluhutan, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA “ Implementasi GCG Propan R...
 
Be & GG, Serafinus Octavia Puspitasari, Hapzi Ali, Good Government Corporate ...
Be & GG, Serafinus Octavia Puspitasari, Hapzi Ali, Good Government Corporate ...Be & GG, Serafinus Octavia Puspitasari, Hapzi Ali, Good Government Corporate ...
Be & GG, Serafinus Octavia Puspitasari, Hapzi Ali, Good Government Corporate ...
 
14, be & gg, devin winata, hapzi ali, ethical decision making in business...
14, be & gg, devin winata, hapzi ali, ethical decision making in business...14, be & gg, devin winata, hapzi ali, ethical decision making in business...
14, be & gg, devin winata, hapzi ali, ethical decision making in business...
 
14.be gg, salomo roy freddy,hapzi ali corporate governance, universitas merc...
14.be gg, salomo roy freddy,hapzi ali corporate governance,  universitas merc...14.be gg, salomo roy freddy,hapzi ali corporate governance,  universitas merc...
14.be gg, salomo roy freddy,hapzi ali corporate governance, universitas merc...
 
BE & GG, Antoni Butarbutar, Hapzi Ali, Ethics and Business; Governance Rating...
BE & GG, Antoni Butarbutar, Hapzi Ali, Ethics and Business; Governance Rating...BE & GG, Antoni Butarbutar, Hapzi Ali, Ethics and Business; Governance Rating...
BE & GG, Antoni Butarbutar, Hapzi Ali, Ethics and Business; Governance Rating...
 
Good corporate governance yang baik dan efisien
Good corporate governance yang baik dan efisienGood corporate governance yang baik dan efisien
Good corporate governance yang baik dan efisien
 
14, BE & GG, Sukrasno, Hapzi Ali, Corporate Governance, Universitas Mercu Bua...
14, BE & GG, Sukrasno, Hapzi Ali, Corporate Governance, Universitas Mercu Bua...14, BE & GG, Sukrasno, Hapzi Ali, Corporate Governance, Universitas Mercu Bua...
14, BE & GG, Sukrasno, Hapzi Ali, Corporate Governance, Universitas Mercu Bua...
 
Be & gg, asep muhamad perdiana, hapzi ali, good government corporate governan...
Be & gg, asep muhamad perdiana, hapzi ali, good government corporate governan...Be & gg, asep muhamad perdiana, hapzi ali, good government corporate governan...
Be & gg, asep muhamad perdiana, hapzi ali, good government corporate governan...
 
Tugas uas, be gg, adi novian prihantoro, hapzi ali, penerapan gg, universita...
Tugas uas, be  gg, adi novian prihantoro, hapzi ali, penerapan gg, universita...Tugas uas, be  gg, adi novian prihantoro, hapzi ali, penerapan gg, universita...
Tugas uas, be gg, adi novian prihantoro, hapzi ali, penerapan gg, universita...
 
BE & GG, Rizki Aditama, Hapzi Ali, Ethics and Bussiness The Corporate Culture...
BE & GG, Rizki Aditama, Hapzi Ali, Ethics and Bussiness The Corporate Culture...BE & GG, Rizki Aditama, Hapzi Ali, Ethics and Bussiness The Corporate Culture...
BE & GG, Rizki Aditama, Hapzi Ali, Ethics and Bussiness The Corporate Culture...
 
BE&GG, Putri Mayritza Deecille Wijaya, Hapzi Ali, Pendekatan GCG dengan Buday...
BE&GG, Putri Mayritza Deecille Wijaya, Hapzi Ali, Pendekatan GCG dengan Buday...BE&GG, Putri Mayritza Deecille Wijaya, Hapzi Ali, Pendekatan GCG dengan Buday...
BE&GG, Putri Mayritza Deecille Wijaya, Hapzi Ali, Pendekatan GCG dengan Buday...
 
Ppt penerapan good corporate governance dalam pasar modal 3
Ppt penerapan good corporate governance dalam pasar modal 3Ppt penerapan good corporate governance dalam pasar modal 3
Ppt penerapan good corporate governance dalam pasar modal 3
 
Be & gg asep muhamad perdiana, hapzi ali, corporate governance rating, univer...
Be & gg asep muhamad perdiana, hapzi ali, corporate governance rating, univer...Be & gg asep muhamad perdiana, hapzi ali, corporate governance rating, univer...
Be & gg asep muhamad perdiana, hapzi ali, corporate governance rating, univer...
 
14, be & gg, cicilia eritawanti widjilestari, hapzi ali, implementasi cor...
14, be & gg, cicilia eritawanti widjilestari, hapzi ali, implementasi cor...14, be & gg, cicilia eritawanti widjilestari, hapzi ali, implementasi cor...
14, be & gg, cicilia eritawanti widjilestari, hapzi ali, implementasi cor...
 
BE & GG, Febi Nofita Sari, Hapzi Ali, The Corporate Culture: infact and impli...
BE & GG, Febi Nofita Sari, Hapzi Ali, The Corporate Culture: infact and impli...BE & GG, Febi Nofita Sari, Hapzi Ali, The Corporate Culture: infact and impli...
BE & GG, Febi Nofita Sari, Hapzi Ali, The Corporate Culture: infact and impli...
 
Corporate Governance Assessment
Corporate Governance Assessment Corporate Governance Assessment
Corporate Governance Assessment
 
Be & gg, fikri aulawi, 55117110125, prof. dr. ir. h. hapzi ali, cma, gcg ...
Be & gg, fikri aulawi, 55117110125, prof. dr. ir. h. hapzi ali, cma, gcg ...Be & gg, fikri aulawi, 55117110125, prof. dr. ir. h. hapzi ali, cma, gcg ...
Be & gg, fikri aulawi, 55117110125, prof. dr. ir. h. hapzi ali, cma, gcg ...
 
BE &; GG, Roni Nugroho, Hapzi Ali, Ethics and Business Implementasi GCG , Uni...
BE &; GG, Roni Nugroho, Hapzi Ali, Ethics and Business Implementasi GCG , Uni...BE &; GG, Roni Nugroho, Hapzi Ali, Ethics and Business Implementasi GCG , Uni...
BE &; GG, Roni Nugroho, Hapzi Ali, Ethics and Business Implementasi GCG , Uni...
 
It governance support good governance
It governance   support good governanceIt governance   support good governance
It governance support good governance
 

Similar to Be & gg, khairi rumantati, hapzi ali, corporate governance regulatory approaches, universitas mercu buana, 2017

Be & gg, nadiatur rakhma, prof. dr. ir. h. hapzi ali pre m sc, mm. cma, inter...
Be & gg, nadiatur rakhma, prof. dr. ir. h. hapzi ali pre m sc, mm. cma, inter...Be & gg, nadiatur rakhma, prof. dr. ir. h. hapzi ali pre m sc, mm. cma, inter...
Be & gg, nadiatur rakhma, prof. dr. ir. h. hapzi ali pre m sc, mm. cma, inter...
Nadiatur Rakhma
 

Similar to Be & gg, khairi rumantati, hapzi ali, corporate governance regulatory approaches, universitas mercu buana, 2017 (20)

BE & GG, Rachmad Hidayat, Hapzi Ali, Ethics and Business - Governance Rating,...
BE & GG, Rachmad Hidayat, Hapzi Ali, Ethics and Business - Governance Rating,...BE & GG, Rachmad Hidayat, Hapzi Ali, Ethics and Business - Governance Rating,...
BE & GG, Rachmad Hidayat, Hapzi Ali, Ethics and Business - Governance Rating,...
 
Be & gg, serafinus octavia puspitasari, hapzi ali, the corporate culture ...
Be & gg, serafinus octavia puspitasari, hapzi ali, the corporate culture ...Be & gg, serafinus octavia puspitasari, hapzi ali, the corporate culture ...
Be & gg, serafinus octavia puspitasari, hapzi ali, the corporate culture ...
 
Be & gg, serafinus octavia puspitasari, hapzi ali, the corporate culture ...
Be & gg, serafinus octavia puspitasari, hapzi ali, the corporate culture ...Be & gg, serafinus octavia puspitasari, hapzi ali, the corporate culture ...
Be & gg, serafinus octavia puspitasari, hapzi ali, the corporate culture ...
 
Be&gg,erna,hapzi ali,ethics and business
Be&gg,erna,hapzi ali,ethics and businessBe&gg,erna,hapzi ali,ethics and business
Be&gg,erna,hapzi ali,ethics and business
 
Si & pi, wawan pryono, hapzi ali, konsep dasar pengendalian internal. hubunga...
Si & pi, wawan pryono, hapzi ali, konsep dasar pengendalian internal. hubunga...Si & pi, wawan pryono, hapzi ali, konsep dasar pengendalian internal. hubunga...
Si & pi, wawan pryono, hapzi ali, konsep dasar pengendalian internal. hubunga...
 
Si & pi, wawan pryono, hapzi ali, konsep dasar pengendalian internal. hubunga...
Si & pi, wawan pryono, hapzi ali, konsep dasar pengendalian internal. hubunga...Si & pi, wawan pryono, hapzi ali, konsep dasar pengendalian internal. hubunga...
Si & pi, wawan pryono, hapzi ali, konsep dasar pengendalian internal. hubunga...
 
BE & GG, andrio hafidz yulistyan, hapzi ali, good government corporate govern...
BE & GG, andrio hafidz yulistyan, hapzi ali, good government corporate govern...BE & GG, andrio hafidz yulistyan, hapzi ali, good government corporate govern...
BE & GG, andrio hafidz yulistyan, hapzi ali, good government corporate govern...
 
14, be gg, adi novian prihantoro, hapzi ali, corporate governance, universit...
14, be  gg, adi novian prihantoro, hapzi ali, corporate governance, universit...14, be  gg, adi novian prihantoro, hapzi ali, corporate governance, universit...
14, be gg, adi novian prihantoro, hapzi ali, corporate governance, universit...
 
BE & GG, Antoni Butarbutar, Hapzi Ali, Ethics and Business; Audit & Internal ...
BE & GG, Antoni Butarbutar, Hapzi Ali, Ethics and Business; Audit & Internal ...BE & GG, Antoni Butarbutar, Hapzi Ali, Ethics and Business; Audit & Internal ...
BE & GG, Antoni Butarbutar, Hapzi Ali, Ethics and Business; Audit & Internal ...
 
EB&GCG, RUDIANA BACHRIE, HAPZI.ALI, FORUM&QUIZ GCG, MERCUBUANA, 2017
EB&GCG, RUDIANA BACHRIE, HAPZI.ALI, FORUM&QUIZ GCG, MERCUBUANA, 2017EB&GCG, RUDIANA BACHRIE, HAPZI.ALI, FORUM&QUIZ GCG, MERCUBUANA, 2017
EB&GCG, RUDIANA BACHRIE, HAPZI.ALI, FORUM&QUIZ GCG, MERCUBUANA, 2017
 
Be & gg, nadiatur rakhma, prof. dr. ir. h. hapzi ali pre m sc, mm. cma, inter...
Be & gg, nadiatur rakhma, prof. dr. ir. h. hapzi ali pre m sc, mm. cma, inter...Be & gg, nadiatur rakhma, prof. dr. ir. h. hapzi ali pre m sc, mm. cma, inter...
Be & gg, nadiatur rakhma, prof. dr. ir. h. hapzi ali pre m sc, mm. cma, inter...
 
Si pi, pasha pintokitta madogucci, hapzi ali, konsep dasar pengendalian inter...
Si pi, pasha pintokitta madogucci, hapzi ali, konsep dasar pengendalian inter...Si pi, pasha pintokitta madogucci, hapzi ali, konsep dasar pengendalian inter...
Si pi, pasha pintokitta madogucci, hapzi ali, konsep dasar pengendalian inter...
 
BE&GG_Muhammad Frayogi_Hapzi Ali_Audit and Internal Control _Universitas Merc...
BE&GG_Muhammad Frayogi_Hapzi Ali_Audit and Internal Control _Universitas Merc...BE&GG_Muhammad Frayogi_Hapzi Ali_Audit and Internal Control _Universitas Merc...
BE&GG_Muhammad Frayogi_Hapzi Ali_Audit and Internal Control _Universitas Merc...
 
BE & GG, Eko BUdi SUdrajat, Hapzi Ali, Good Governemt Corporate Governance, U...
BE & GG, Eko BUdi SUdrajat, Hapzi Ali, Good Governemt Corporate Governance, U...BE & GG, Eko BUdi SUdrajat, Hapzi Ali, Good Governemt Corporate Governance, U...
BE & GG, Eko BUdi SUdrajat, Hapzi Ali, Good Governemt Corporate Governance, U...
 
BE & GG, Eko Budi Sudrajat, Hapzai Ali, Good Government Corporate Governance,...
BE & GG, Eko Budi Sudrajat, Hapzai Ali, Good Government Corporate Governance,...BE & GG, Eko Budi Sudrajat, Hapzai Ali, Good Government Corporate Governance,...
BE & GG, Eko Budi Sudrajat, Hapzai Ali, Good Government Corporate Governance,...
 
BE & GG, Eko Budi Sudrajat, Hapzi Ali, Good Government Corporate Governance, ...
BE & GG, Eko Budi Sudrajat, Hapzi Ali, Good Government Corporate Governance, ...BE & GG, Eko Budi Sudrajat, Hapzi Ali, Good Government Corporate Governance, ...
BE & GG, Eko Budi Sudrajat, Hapzi Ali, Good Government Corporate Governance, ...
 
BE & GG, Edi Putra, Hapzi Ali, Ethics and Business Concept and Theory, Univer...
BE & GG, Edi Putra, Hapzi Ali, Ethics and Business Concept and Theory, Univer...BE & GG, Edi Putra, Hapzi Ali, Ethics and Business Concept and Theory, Univer...
BE & GG, Edi Putra, Hapzi Ali, Ethics and Business Concept and Theory, Univer...
 
Be and gg, prihatini ratna dewi, hapzi ali, penerapan gcg, universitas mercu ...
Be and gg, prihatini ratna dewi, hapzi ali, penerapan gcg, universitas mercu ...Be and gg, prihatini ratna dewi, hapzi ali, penerapan gcg, universitas mercu ...
Be and gg, prihatini ratna dewi, hapzi ali, penerapan gcg, universitas mercu ...
 
BE & GG m. yusuf ar rasyid, hapzi ali, ethics and business, corporate governa...
BE & GG m. yusuf ar rasyid, hapzi ali, ethics and business, corporate governa...BE & GG m. yusuf ar rasyid, hapzi ali, ethics and business, corporate governa...
BE & GG m. yusuf ar rasyid, hapzi ali, ethics and business, corporate governa...
 
BE & GG,Deny Dermawan, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Governance Rating, Universit...
BE & GG,Deny Dermawan, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Governance Rating, Universit...BE & GG,Deny Dermawan, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Governance Rating, Universit...
BE & GG,Deny Dermawan, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Governance Rating, Universit...
 

More from Khairi Rumantati

More from Khairi Rumantati (9)

SM, khairi rumantati, prof hapzi ali, uas, analisis swot di pt pim, universit...
SM, khairi rumantati, prof hapzi ali, uas, analisis swot di pt pim, universit...SM, khairi rumantati, prof hapzi ali, uas, analisis swot di pt pim, universit...
SM, khairi rumantati, prof hapzi ali, uas, analisis swot di pt pim, universit...
 
Be & gg, khairi rumantati, hapzi ali, tugas uas, universitas mercu buana, 2017
Be & gg, khairi rumantati, hapzi ali, tugas uas, universitas mercu buana, 2017Be & gg, khairi rumantati, hapzi ali, tugas uas, universitas mercu buana, 2017
Be & gg, khairi rumantati, hapzi ali, tugas uas, universitas mercu buana, 2017
 
Be & gg, khairi rumantati, hapzi ali, minggu 15 review, universitas mercu bua...
Be & gg, khairi rumantati, hapzi ali, minggu 15 review, universitas mercu bua...Be & gg, khairi rumantati, hapzi ali, minggu 15 review, universitas mercu bua...
Be & gg, khairi rumantati, hapzi ali, minggu 15 review, universitas mercu bua...
 
Be & gg, khairi rumantati, hapzi ali, ethics and conflict of interest, univer...
Be & gg, khairi rumantati, hapzi ali, ethics and conflict of interest, univer...Be & gg, khairi rumantati, hapzi ali, ethics and conflict of interest, univer...
Be & gg, khairi rumantati, hapzi ali, ethics and conflict of interest, univer...
 
Be & gg, khairi rumantati, hapzi ali, executive and director, universitas mer...
Be & gg, khairi rumantati, hapzi ali, executive and director, universitas mer...Be & gg, khairi rumantati, hapzi ali, executive and director, universitas mer...
Be & gg, khairi rumantati, hapzi ali, executive and director, universitas mer...
 
Be & gg, khairi rumantati, hapzi ali, audit and internal control, universitas...
Be & gg, khairi rumantati, hapzi ali, audit and internal control, universitas...Be & gg, khairi rumantati, hapzi ali, audit and internal control, universitas...
Be & gg, khairi rumantati, hapzi ali, audit and internal control, universitas...
 
Be & gg, khairi rumantati, hapzi ali, be & gg, minggu ke 7, universitas mercu...
Be & gg, khairi rumantati, hapzi ali, be & gg, minggu ke 7, universitas mercu...Be & gg, khairi rumantati, hapzi ali, be & gg, minggu ke 7, universitas mercu...
Be & gg, khairi rumantati, hapzi ali, be & gg, minggu ke 7, universitas mercu...
 
Be & gg, khairi rumantati, hapzi ali, be & gg minggu ke 7, universitas mercu ...
Be & gg, khairi rumantati, hapzi ali, be & gg minggu ke 7, universitas mercu ...Be & gg, khairi rumantati, hapzi ali, be & gg minggu ke 7, universitas mercu ...
Be & gg, khairi rumantati, hapzi ali, be & gg minggu ke 7, universitas mercu ...
 
Uts be & gg, khairi rumantati, hapzi ali, csr di pt sib school, universitas m...
Uts be & gg, khairi rumantati, hapzi ali, csr di pt sib school, universitas m...Uts be & gg, khairi rumantati, hapzi ali, csr di pt sib school, universitas m...
Uts be & gg, khairi rumantati, hapzi ali, csr di pt sib school, universitas m...
 

Recently uploaded

aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajaraksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
HafidRanggasi
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
AtiAnggiSupriyati
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
dpp11tya
 

Recently uploaded (20)

Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajaraksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiapresentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
 

Be & gg, khairi rumantati, hapzi ali, corporate governance regulatory approaches, universitas mercu buana, 2017

  • 1. Nama: Khairi Rumantati NIM: 55117110065 Dosen Pengampu: Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA FORUM Good Governance adalah suatu peyelegaraan manajemen pembangunan yang solid dan bertanggung jawab yang sejalan dengan prinsip demokrasi dan pasar yang efisien, penghindaran salah alokasi dana investasi dan pencegahan korupsi baik secara politik maupun secara administratif menjalankan disiplin anggaran serta penciptaan legal dan politican framework bagi tumbuhnya aktifitas usaha. (Yanwariyanidwi, 2015) Berikut ini prinsip-prinsip untuk mewujudkan Good Governance pada pemerintah: (Yanwariyanidwi, 2015) 1. Partisipasi Masyarakat (Participation) Semua warga masyarakat mempunyai suara dalam pengambilan keputusan, baik secara langsung maupun melalui lembaga-lembaga perwakilan sah yang mewakili kepentingan mereka. Dalam rangka mengantisipasi berbagai isu yang ada, pemerintah daerah menyediakan saluran komunikasi agar masyarakat dapat mengutarakan pendapatnya. 2. Tegaknya Supremasi Hukum (Rule of Law) Agar masyarakat berpartisipasi dalam proses politik dan perumusan kebijakan publik, diperlukan sistem dan aturan hukum. Tegakkan rule of law dengan karakter: Supremasi hukum (the supremacy of law), Kepastian hukum (legal certainty), Hukum yang responsip, Penegakkan hukum yang konsisten dan non-diskriminatif, Indepedensi peradilan. 3. Transparansi (Transparency) Transparansi adalah keterbukaan atas semua tindakan dan kebijakan yang diambil oleh pemerintah, menciptakan kepercayaan timbal-balik antara pemerintah dan masyarakat melalui penyediaan informasi dan menjamin kemudahan di dalam memperoleh informasi yang akurat dan memadai. 4. Peduli pada Stakeholder/Dunia Usaha Seluruh proses pemerintahan harus melayani semua pihak yang berkepentingan. Pelaksanaan good governance secara benar adalah perwujudan dari pelaksanaan etika bisnis, kemudian menjadi guidence atau panduan untuk penerapan operasional perusahaan, internal maupun eksternal. 5. Berorientasi pada Konsensus (Consensus) Menyatakan bahwa keputusan apapun harus dilakukan melalui proses musyawarah melalui konsesus. 6. Kesetaraan (Equity) Yaitu kesamaan dalam perlakuan dan pelayanan. Semua warga masyarakat mempunyai kesempatan memperbaiki atau mempertahankan kesejahteraan mereka. Salah satu caranya dengan penyediaan informasi dan akses informasi yang mudah, akurat, dan memadai. 7. Efektivitas dan Efisiensi (Effectiveness and Efficiency) Yaitu berdaya guna dan berhasil-guna. Kriteria efektif diukur dengan parameter produk yang dapat menjangkau sebesar-besarnya kepentingan masyarakat dari berbagai kelompok dan lapisan sosial. 8. Akuntabilitas (Accountability) Para pengambil keputusan bertanggung jawab baik kepada masyarakat maupun kepada lembaga-lembaga yang berkepentingan. Instrumen dasar akuntabilitas adalah peraturan undang-undang, sedangkan instrumen pendukungnya adalah sistem pemantauan kinerja dan sistem pengawasan dengan sanksi yang jelas dan tegas.
  • 2. 9. Visi Strategis (Strategic Vision) Pandangan strategis untuk menghadapi masa yang akan datang dengan mendasar pada pemahaman atas kompleksitas kesejarahan, budaya dan sosial. Untuk mewujudkan Good Governance pada perusahaan, ada lima prinsip yang biasanya diakronimkan menjadi TARIF. (Utami, 2011) 1. Transparansi (keterbukaan informasi) Secara sederhana bisa diartikan sebagai keterbukaan informasi. Dalam mewujudkan prinsip ini, perusahaan dituntut untuk menyediakan informasi yang cukup, akurat, tepat waktu kepada segenap stakeholders-nya. 2. Akuntabilitas Yaitu kejelasan fungsi, struktur, system dan pertanggungjawaban elemen perusahaan. Jika prinsip ini diterapkan secara efektif, maka akan ada kejelasan akan fungsi, hak, kewajiban dan wewenang serta tanggung jawab antara pemegang saham, dewan komisaris dan dewan direksi. 3. Responsibility (pertanggungjawaban) Bentuk pertanggungjawaban perusahaan adalah kepatuhan perusahaan terhadap peraturan yang berlaku, di antaranya: pajak, hubungan industrial, kesehatan dan keselamatan kerja, perlindungan lingkungan hidup, memelihara lingkungan bisnis yang kondusif bersama masyarakat dan sebagainya. 4. Independency (kemandirian) Perusahaan dikelola secara profesional tanpa ada benturan kepentingan dan tanpa tekanan atau intervensi dari pihak lain yang tidak sesuai dengan peraturan yang berlaku. 5. Fairness (kesetaraan dan kewajaran) Adanya perlakuan adil dalam memenuhi hak stakeholder sesuai dengan peraturan yang berlaku. Fairness kemudian menjadi faktor pendorong untuk memonitor dan menjamin perlakuan adil di antara beragam kepentingan. Setelah diketahui prinsip-prinsipnya, berikut tahap-tahap penerapan Good Governance, terutama pada perusahaan: (Sukmawijaya, 2009) 1. Tahap Persiapan a) Awareness building Membangun kesadaran akan arti penting GCG dan komitmen bersama dalam penerapannya. Upaya ini dapat dilakukan dengan meminta bantuan tenaga ahli independen dari luar perusahaan. Bentuk kegiatan dapat dilakukan melalui seminar, lokakarya, dan diskusi kelompok. b) GCG assessment Yaitu mengukur atau memetakan kondisi perusahaan untuk mengidentifikasi aspek apa saja yang perlu menjadi fokus terlebih dahulu serta langkah-langkah untuk meraihnya. Dengan langkah ini, ditemukanlah titik awal level penerapan GCG. 3) GCG manual building Yaitu penyusunan manual atau pedoman implementasi GCG. 2. Tahap Implementasi a) Sosialisasi Memperkenalkan pedoman dan seluruh aspek yang terkait dengan penerapan GCG kepada seluruh perusahaan.
  • 3. b) Implementasi Kegiatan yang dilakukan berdasarkan roadmap yang telah disusun. Sifatnya top down approach yang melibatkan dewan komisaris dan direksi perusahaan. c) Internalisasi Mencakup upaya memperkenalkan GCG di dalam seluruh proses bisnis perusahaan kerja dan berbagai peraturan perusahaan. Pastikan penerapannya tidak sekadar di permukaan atau bersifat superfisial, melainkan benar-benar tercermin dalam seluruh aktivitas perusahaan. 3. Tahap Evaluasi Tahap ini dilakukan secara teratur dari waktu ke waktu untuk mengukur efektivitas penerapan GCG. Dapat dilakukan oleh pihak independen yaitu berupa audit implementasi, scoring, maupun assessment. Evaluasi dapat membantu perusahaan memetakan kembali kondisi dan situasi serta capaian perusahaan dalam implementasi GCG. Hasilnya adalah rekomendasi upaya-upaya perbaikan untuk masa mendatang. Daftar Pustaka: Yanwariyanidwi, 2015. https://yanwariyanidwi.wordpress.com/2015/12/15/pengertian-prinsip-dan- penerapan-good-governance-di-indonesia/ (diakses 8 September 2017, jam 4.00) Utami, Meita, 2011. http://thathabastian.blogspot.co.id/2011/11/prinsip-good-corporate-governance- gcg.html (diakses 8 September 2017, jam 4.35) Sukmawijaya, Leo, 2009. https://leosukmawijaya.wordpress.com/2009/11/16/good-corporate-governance- dan-penerapannya-di-indonesia-thomas-s-kaihatu-staf-pengajar-fakultas-ekonomi-universitas-kristen-petra- surabaya/ (diakses 8 September 2017, jam 5.00)
  • 4. Nama: Khairi Rumantati NIM: 55117110065 Dosen Pengampu: Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA QUIZ Good Corporate Governance Berbagai peristiwa dalam dasawarsa terakhir telah menjadikan corporate governance sebuah isu penting di kalangan para eksekutif, organisasi LSM, para konsultan korporasi, akademis, dan regulator (pemerintah) di berbagai belahan dunia, tidak terkecuali di Indonesia. Isu-isu yang terkait dengan corporate governance seperti insider trading, transparansi, akuntabilitas, independensi, etika bisnis, tanggung jawab sosial (corporate social responsibility), dan perlindungan investor telah menjadi ungkapan-ungkapan yang lazim diperbincangkan di kalangan pelaku usaha. Dengan perkembangan ini, isu corporate governance yang awalnya hanya bersifat marginal kini telah menjadi isu sentral. Menurut FCGI, pengertian good corporate governance adalah seperangkat peraturan yang mengatur hubungan antara pemegang saham, pengurus (pengelola) perusahaan, pihak kreditur, pemerintah, karyawan serta para pemegang kepentingan internal dan eskternal lainnya yang berkaitan dengan hak- hak dan kewajiban mereka atau dengan kata lain suatu sistem yang mengatur dan mengendalikan perusahaan. Singkatnya, good corporate governance adalah seperangkat tata hubungan di antara manajemen, direksi,dewan komisaris, pemegang saham dan para pemangku kepentingan (stakeholders) lainnya yang mengatur dan mengarahkan kegiatan perusahaan. Good Corporate Governance (GCG) diperlukan untuk menjaga kelangsungan hidup perusahaan melalui pengelolaan yang didasarkan pada asas transparansi, akuntabilitas, responsibilitas, independensi, serta kewajaran dan kesetaraan. Di Indonesia, penerapan GCG telah dibuatkan pedomannya oleh Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG) melalui bukunya yang dirilis tahun 2006 dengan judul “Pedoman Umum Good Corporate Governance Indonesia.” GCG bagi suatu perusahaan dimaksudkan sebagai pedoman manajemen dan pegawai dalam menjalankan praktik bisnis yang memenuhi persyaratan Good Governance. Berikut ini tujuan diterapkannya GCG:  Memaksimalkan value perusahaan dengan cara meningkatkan prinsip keterbukaan, akuntabilitas, dipercaya, dan dapat dipertanggungjawabkan.  Memastikan pengelolaan perusahaan dilakukan secara profesional, transparan, dan efisien.  Mewujudkan kemandirian dalam membuat keputusan sesuai dengan peran dan tanggung jawab masing-masing pimpinan dalam perusahaan.  Memastikan setiap pegawai dalam perusahaan berperan sesuai wewenang dan tanggung jawab yang telah ditetapkan.
  • 5.  Mewujudkan praktik bisnis yang sejalan dengan prinsip-prinsip Good Corporate Governance secara konsisten. Jika perusahaan menerapkan mekanisme penerapan GCG secara konsisten dan efektif maka akan dapat memberi manfaat antara lain:  Mengurangi agency cost, yaitu biaya yang harus ditanggung oleh pemegang saham akibat pendelegasian wewenang kepada pihak manajemen.  Mengurangi biaya modal (Cost of Capital).  Meningkatkan nilai saham perusahaan di mata publik dalam jangka panjang.  Menciptakan dukungan para stakeholder dalam lingkungan perusahaan terhadap keberadaan perusahaan dan berbagai strategi dan kebijakan yang ditempuh perusahaan. Dalam konteks tumbuhnya kesadaran dan arti penting Corporate Governance ini, Organization for Economic Corporation and Development (OECD) mengembangkan prinsip-prinsip GCG dan dapat diterapkan secara fleksibel sesuai dengan keadaan, budaya, dan tradisi di masing-masing negara. Kelima prinsip ini biasanya diakronimkan menjadi TARIF. 1. Transparansi (keterbukaan informasi) Secara sederhana bisa diartikan sebagai keterbukaan informasi. Dalam mewujudkan prinsip ini, perusahaan dituntut untuk menyediakan informasi yang cukup, akurat, tepat waktu kepada segenap stakeholders-nya. 2. Akuntabilitas Yaitu kejelasan fungsi, struktur, sistem, dan pertanggungjawaban elemen perusahaan. Jika prinsip ini diterapkan secara efektif, maka akan ada kejelasan akan fungsi, hak, kewajiban, dan wewenang serta tanggung jawab antara pemegang saham, dewan komisaris, dan dewan direksi. 3. Responsibility (pertanggungjawaban) Bentuk pertanggungjawaban perusahaan adalah kepatuhan perusahaan terhadap peraturan yang berlaku, di antaranya: pajak, hubungan industrial, kesehatan dan keselamatan kerja, perlindungan lingkungan hidup, memelihara lingkungan bisnis yang kondusif bersama masyarakat dan sebagainya. 4. Independency (kemandirian) Perusahaan dikelola secara profesional tanpa ada benturan kepentingan dan tanpa tekanan atau intervensi dari pihak lain yang tidak sesuai dengan peraturan yang berlaku. 5. Fairness (kesetaraan dan kewajaran) Adanya perlakuan adil dalam memenuhi hak stakeholder sesuai dengan peraturan yang berlaku. Fairness kemudian menjadi faktor pendorong untuk memonitor dan menjamin perlakuan adil di antara beragam kepentingan.
  • 6. Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika Pancasila adalah ideologi dasar bagi negara Indonesia. Kata ini terdiri dari dua kata bahasa Sansekerta: pañca berarti lima dan śīla berarti prinsip atau asas. Pancasila merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia. Para pendiri negara Indonesia telah menyepakati Pancasila sebagai nilai dasar bangsa sebagaimana tercantum dalam paragraf keempat Preambule (Pembukaan) UUD 1945. Salah satu tokoh pendiri tersebut, yaitu Soekarno, menyatakan bahwa pancasila adalah isi jiwa Bangsa Indonesia yang turun- temurun sekian abad lamanya terpendam bisu oleh kebudayaan Barat. Dengan demikian, pancasila bukan hanya falsafah negara, melainkan lebih luas lagi yakni falsafah Bangsa Indonesia. Pancasila terdiri dari lima prinsip, yaitu: 1. Ketuhanan Yang Maha Esa 2. Kemanusiaan yang adil dan beradab 3. Persatuan Indonesia 4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan 5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia Ideologi ini dengan gamblang terukir pada dada lambang negara, yaitu burung Garuda yang mencengkeram semboyan Bhineka Tunggal Ika. Semboyan ini menjadi moto bangsa Indonesia yang melambangkan persatuan di tengah keberagaman Indonesia. Semboyan Bhineka Tunggal Ika berasal dari bahasa Sansekerta, yaitu bhinneka yang berarti 'beraneka ragam', tunggal yang berarti 'satu', dan ika yang berarti 'itu'. Sehingga, jika mengacu berdasarkan makna harafiahnya, semboyan ini memiliki arti 'beraneka ragam itu satu'. Sementara, makna umumnya menjadi 'berbeda-beda tetapi tetap satu'. Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari beribu-ribu pulau—setiap daerah memiliki adat istiadat, bahasa, aturan, kebiasaan, dan lain-lain yang berbeda antara yang satu dengan yang lainnya. Untuk dapat hidup selaras dan penuh toleransi, semboyan ini perlu diterapkan dalam kehidupan sehari-hari agar terwujud persatuan dan kesatuan Indonesia. Dengan Bhineka Tunggal Ika, walaupun terdapat banyak suku, agama, ras, kesenian, adat, bahasa, dan lain-lain, rakyat Indonesia dapat hidup saling menghargai tanpa memandang suku bangsa, agama, bahasa, adat istiadat, warna kulit, dan lain-lain. Pendekatan Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika dalam GCG Berkat sejarah perjuangan yang panjang, nilai-nilai Pancasila dan semboyan Bhinneka Tunggal Ika telah mendarah daging dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia—bahkan bisa dibilang telah mengilhami garis hidup mereka. Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika tak dapat dipisahkan dari pemahaman pandangan hidup bangsa Indonesia.
  • 7. Karena itu, adalah hal yang wajar jika suatu perusahaan kemudian memasukkan pendekatan berbasis kearifan lokal ini—yaitu Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika—sebagai pedoman manajemen dan pegawai dalam menjalankan praktik bisnis yang memenuhi persyaratan Good Governance. Terlebih lagi, kajian ilmiah dari setiap sila ternyata berpotensi untuk menjadikan tata kelola perusahaan lebih baik dan efisien. Ahmed (2011) dalam tulisannya, menyatakan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila, yaitu sebagai berikut:  Ketuhanan (Sila 1)  Kemanusiaan berupa hak asasi manusia (Sila 2)  Keberadaban (Sila 2)  Keadilan (Sila 2)  Persatuan (Sila 3)  Kedaulatan Rakyat berupa partisipasi (Sila 4)  Demokrasi dalam Pemusyawaratan (Sila 4)  Kesejahteraan Sosial (Sila 5)  Gotong Royong dan Kekeluargaan (Sila 5) Sementara itu, Sila Ketiga juga senada dengan konsep Bhinneka Tunggal Ika, yaitu persatuan di tengah keberagaman Indonesia. Nilai-nilai di atas sesungguhnya dapat disandingkan dengan prinsip TARIF yang dikemukakan oleh Organization for Economic Corporation and Development (OECD) untuk tata kelola perusahaan yang baik. Perusahaan pun dapat menggabungkan semangat Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika dalam mengelola seperangkat peraturannya sehingga bermanfaat bagi semua pemangku kepentingan. Sila Pertama Walaupun sebagian kalangan memisahkan secara jelas implementasi keimanan dengan bisnis, realitas di lapangan, mulai dari eksplorasi alam hingga hubungan antarmanusia mengingatkan kita akan semangat Sila Pertama Pancasila. Pendekatan nilai Ketuhanan yang Maha Esa diawali dengan pemahaman bahwa setiap pribadi memiliki tanggung jawab atas setiap tutur kata maupun tindak tanduknya, baik di bumi maupun di akhirat. Nilai ini menunjukkan adanya pengakuan bahwa manusia memiliki keterpautan hubungan dengan Sang Pencipta. Karena itu, ketika seseorang melakukan aktivitas ekonomi pun tak dapat berkelit dari tanggung jawab tersebut sebab ia akan mempertanggungjawabkan kelak kepada Tuhan- nya. Hubungan antara manusia dengan Tuhannya yang tercermin dalam Sila Pertama sesungguhnya dapat memberikan rambu-rambu agar perusahaan tidak melakukan pelanggaran-pelanggaran dan perilaku negatif lainnya.
  • 8. Hal ini seirama dengan prinsip ketiga dalam GCG, yaitu Responsibility (tanggung jawab). Dengan adanya iman, perusahaan akan memandang bisnis sebagai sebuah amanah.Ia akan berusaha mematuhi peraturan yang berlaku, di antaranya: pajak, hubungan industrial, kesehatan dan keselamatan kerja, perlindungan lingkungan hidup, memelihara lingkungan bisnis yang kondusif bersama masyarakat dan sebagainya. Dan contoh ini pun akan diturunkan kepada setiap individu yang bekerja di bawah naungannya. Semangat inilah yang hendaknya dipahami setiap perusahaan yang beroperasi di Indonesia. Pemahaman bahwa perusahaan berdiri untuk turut mewujudkan kehidupan ekonomi yang lebih baik bagi wilayah, daerah, hingga skala nasional dan internasional. Sila Kedua Pada Sila Kedua, perusahaan diajak untuk memahami dan menghargai hak asasi manusia. Karena itu, orientasi aspek-aspek kemanusiaan dalam setiap keputusan bisnis adalah mutlak. Beberapa dimensi kemanusiaan yang dikenal dari Indonesia adalah semangat gotong-royong, tolong menolong, dan memahami perbedaan sebagai sebuah sumber kekuatan—dengan kata lain, Bhinneka Tunggal Ika. Perusahaan harus mampu memperkuat dimensi kemanusiaan internal maupun eksternal. Salah satunya adalah menjadikan konsumen sebagai rekan perusahaan untuk bertumbuh dan melalui stakeholder, perusahaan kembali diingatkan untuk memandang karyawan sebagai pihak yang harus dilayani. Sama seperti konsumen, karyawan adalah rekan perusahaan bertumbuh. Alhasil, kebijakan pengembangan kemampuan dan kapabilitas karyawan dari level mana pun mutlak dibutuhkan agar perusahaan dan karyawan sama-sama mampu mencapai kesejahteraan yang lebih baik. Di sinilah prinsip Akuntabilitas dapat diterapkan, yaitu kejelasan fungsi, struktur, sistem, dan pertanggungjawaban elemen perusahaan. Jika prinsip ini diterapkan secara efektif, maka akan ada kejelasan akan fungsi, hak, kewajiban, dan wewenang serta tanggung jawab antara pemegang saham, dewan komisaris, dan dewan direksi. Lewat berbagai kebijakannya, manajemen juga harus mampu memberi apresiasi atas kinerja karyawan. Mulai dari penghargaan akan ide dan kreativitas hingga komitmen yang telah diberikan. Dengan demikian, loyalitas dan komitmen karyawan yang disertai dengan rasa memiliki akan mampu memperpanjang usia operasional perusahaan pada kemudian hari. Selain itu, saat sistem dan fungsi dalam sebuah perusahaan jelas, karyawan dan pemangku kepentingan lainnya pun dapat tumbuh bersama mencapai kesuksesan. Dimensi ini juga mengandung nilai pengakuan terhadap sisi keadilan (fairness) yang nondiskriminatif sebagaimana juga terkandung dalam Bhinneka Tunggal Ika. Semua elemen perusahaan, mendapat perlakuan yang adil tanpa melihat latar belakang ras, agama, maupun suku. Meski terkesan cukup ideal, kekuatan manajemen internal perusahaan sesungguhnya merupakan sumber pencapaian kinerja perusahaan yang sangat efektif. Realitas di lapangan menunjukkan bahwa pemimpin pasar global saat ini didominasi perusahaan-perusahaan yang dikenal mampu mengembangkan, sekaligus memberikan kepuasan kerja yang tinggi pada segenap karyawannya.
  • 9. Sila Ketiga Implementasi nilai persatuan dari Sila Ketiga dapat dimasukkan dalam prinsip Transparansi atau keterbukaan informasi. Dalam mewujudkan prinsip ini, perusahaan dituntut untuk menyediakan informasi yang cukup, akurat, dan tepat waktu kepada segenap stakeholders-nya. Dengan transparansi, akan tumbuh rasa saling percaya di antara perusahaan dan pemangku kepentingan. Adanya saling percaya secara langsung maupun tidak langsung akan memungkinkan perusahaan meningkatkan kinerja, kedua pihak pun akan bersatu padu untuk mencapai kesejahteraan bersama. Rasa saling percaya dapat menggiring pelanggan untuk menjadi setia. Rasa saling percaya juga mencegah karyawan dan pemasok bertindak oportunis dan menjadi katalisator, perusahaan akan mampu menciptakan keunggulan bersaing. Selain itu, rasa saling percaya akan mengubah fungsi pengawasan dari prinsip saling curiga. Dengan adanya keselarasan berlandaskan etika dengan pemangku kepentingan, maka citra dan reputasi perusahaan akan terpelihara. Sila ini juga senada dengan prinsip Independency (kemandirian). Transparansi yang diusung perusahaan harus dikelola secara profesional tanpa ada benturan kepentingan dan tanpa tekanan atau intervensi dari pihak lain yang tidak sesuai dengan peraturan yang berlaku. Dengan prinsip independen dan tidak terbentur kepentingan siapa pun, terciptalah budaya non-KKN yang solid untuk mencapai good corporate governance. Sila Keempat Dalam eksplorasi manajemen berdasar nilai-nilai lokal Indonesia, perusahaan perlu menjunjung tinggi asas musyawarah untuk mufakat dengan meminimalkan peluang penggunaan hak suara dalam perumusan kebijakan vital. Melalui permufakatan, setiap pihak diberi ruang untuk mengajukan ide, sekaligus memberi peluang bagi apresiasi penyatuan pandangan sebagai sebuah simpulan. Demokrasi berdasarkan musyawarah dan transparansi dari setiap pihak akan mencapai titik temu sebuah keputusan yang kemudian mengantar pada terciptanya komitmen bersama dalam melaksanakan keputusan tersebut. Nilai ini mengedepankan partisipasi dan orientasi kebijakan serta program dengan eksistensi kerakyatan. Selain itu, nilai ini juga menunjukkan bahwa proses demokrasi dalam perusahaan harus didasarkan kesepakan bersama yang di dalamnya ada mekanisme untuk tumbuhnya rasa percaya dan transparansi. Dengan demikian, masing-masing pihak akan merasa memiliki keputusan tersebut. Selanjutnya, mekanisme ini dipercaya mampu meningkatkan sense of belonging setiap elemen di perusahaannya. Sila Kelima Nilai penting yang dapat digali dari nilai-nilai Pancasila adalah keberpihakan perusahaan kepada stakeholder-nya. Ini merupakan kristalisasi nilai-nilai Sila Kelima, “Keadilan sosial bagi seluruh
  • 10. rakyat Indonesia”. Sila ini mengandung tiga dimensi penting, yaitu kesejahteraan sosial, keadilan sosial, dan kearifan lokal berupa gotong royong dan kekeluargaan. Nilai-nilai luhur inilah yang sering disebut sebagai nilai dasar yang menjiwai Pancasila sebagaimana dikehendaki oleh Bung Karno (konsep gotong royong) dan Prof. Soepomo (konsep kekeluargaan). Kesejahteraan sosial mengandung makna terciptanya kesejahteraan sosial bagi semua tanpa pengecualian pada golongan tertentu. Kesejahteraan harus menjadi cita-cita bersama dan menjadi landasan di setiap aktivitas ekonomi atau lainnya Gotong royong atau kekeluargaan berarti derajat kerja sama dalam membangun kemajuan sosial. Nilai ini sesuai dengan prinsip Fairness (kesetaraan dan kewajaran) dalam GCG. Dengan prinsip ini, muncul perlakuan yang setara dan adil dalam memenuhi hak stakeholder sesuai dengan peraturan yang berlaku. Fairness kemudian menjadi faktor pendorong untuk memonitor dan menjamin perlakuan adil di antara beragam kepentingan. Sila ini juga mendorong perusahaan untuk mendistribusikan sebagian keuntungannya untuk daerah setempat. Sebab, sudah rahasia umum bahwa perusahaan melakukan eksplorasi kekayaan Indonesia, dengan begitu sudah sewajarnya jika perusahaan turut membangun kesejahteraan daerah tempatnya berada. Misalnya, dengan pembayaran retribusi dan pajak kepada pemerintah daerah setempat dan/atau nasional; menyediakan peluang kerja untuk penduduk setempat; kemudian, dalam perkembangannya saat ini, menutup kesenjangan ekonomi antara perusahaan dengan masyarakat sekitar. Secara perlahan, distribusi ini pada akhirnya nanti akan turut menyokong keadilan dan kesejahteraan sosial bagi rakyat Indonesia secara global. Terakhir, peran serta perusahaan dengan masyarakat setempat akan mendorong terciptanya nuansa kekeluargaan dan gotong royong baik internal di dalam perusahaan itu sendiri maupun eksternal, di luar perusahaan. Daftar Pustaka http://www.kompasiana.com/sabirinsaiga/etik-dan-good-corporate-governance-ggc-sebuah-cara- mewujudkan-entitas-bisnis-yang-sehat_57df999e7593733941aef017 (diakses 10 September 2017, jam 4.00) Wikipedia, https://id.wikipedia.org/wiki/Pancasila (diakses 10 September 2017, jam 5.00) Utami, Meita, 2011. http://thathabastian.blogspot.co.id/2011/11/prinsip-good-corporate-governance- gcg.html (diakses 8 September 2017, jam 4.35) Hakim, 2016. http://www.yuksinau.id/pengertian-fungsi-dan-tujuan-pancasila/ (diakses 10 September 2017, jam 5.30) https://news.detik.com/berita/d-3519151/melihat-kitab-sutasoma-asal-muasal-bhinneka-tunggal-ika (diakses 10 September 2017, jam 6.30)
  • 11. https://manajemenppm.wordpress.com/2013/06/11/manajemen-modern-dan-pancasila/#more-1478 (diakses 10 September 2017, jam 6.30) https://manajemenppm.wordpress.com/2013/06/07/bisnis-butuh-kristalisasi-pancasila-bagian-2 (diakses 10 September 2017, jam 7.30) Ahmed, Karim, 2011. http://karimforumotion.blogspot.co.id/2011/07/aktualisasi-nilai-nilai-pancasila- dalam.html (Diakses pada 10 September 2017, jam 4:40) http://www.jakartaconsulting.com/publications/articles/bizmark/transparansi-penopang-good- corporate-governance (Diakses pada 10 September 2017, jam 12:40)