BEGG, Cut Amanda Pravitadewi, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA, Corporate Social Responsibility, Universitas Mercu Buana, 2017
1. BUSINESS ETHICS & GOOD CORPORATE GOVERNANCE
CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY
Dosen pengampu :
Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA
Nama: Cut Amanda Pravitadewi
NIM : 55116120235
PROGRAM PASCASARJANA – MAGISTER MANAJEMEN
UNIVERSITAS MERCU BUANA
JAKARTA 2017
2. IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) DI INDONESIA
Di Indonesia, pelaksanaan CSR telah diatur didalam Undang-undang Nomor 40 Tahun
2007 Tentang Perseroan Terbatas, yang diatur didalam bab V pasal 74 ayat (1),(2),(3),(4) dimana
dalam pasal tersebut mengatur bagaimana tanggung jawab perusahaan dengan lingkungan sosial
dan lingkungan hidup dengan kata lain perusahaan bertanggung jawab dalam permasalahan
sosial dan lingkungan yang ditimbulkan dari pelaksanaan kegiatan perusahaan. Adanya undang-
undang ini tidak serta merta memaksa perusahaan untuk melaksanakan CSR, karena didalam
undang-undang ini tidak memberikan kejelasan sanksi jika sebuah perusahaan tidak
melaksanakan CSR. Di dalam pasal tersebut hanya menjelaskan bahwa ayat (3) perseroan yang
tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenai sanksi sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan, (4) ketentuan lebih lanjut mengenai Tanggung Jawab
Sosial dan Lingkungan diatur dengan Peraturan Pemerintah, namun sanksi yang diberikan tidak
jelas.
Pelaksanaan CSR di Indonesia masih menimbulkan berbagai masalah baik itu dalam
masyarakat, pemerintah, maupun perusahaan itu sendiri. Terkadang masyarakat belum siap
untuk di ajak mengimplementasikan CSR terutama bila sifatnya partisipatif, dimana masyarakat
tidak mau diajak berubah, namun hanya ingin mendapatkan bantuan dana saja. Sedangkan masih
banyak perusahaan yang menjalankan CSR-nya hanya untuk meningkatkan image perusahaan,
bahkan ada beberapa perusahaan yang sama sekali tidak mau menjalankan CSR-nya sehingga
memberikan dampak pada lingkungan sekitar seperti pembuangan limbah pabrik yang
mencemari lingkungan sekitar sehingga banyak masyarakat yang kehilangan pencahariannya.
Misalnya limbah cair yang dihasilkan oleh pabrik kimia yang menyebabkan air yang digunakan
untuk mengairi sawah terkontaminasi oleh limbah pabrik, atau supermarket besar yang berada
di lingkungan pemukiman warga yang menyebabkan konsumen usaha-usaha kecil beralih.
CSR sudah menjadi bagian dari strategi bisnis dalam upaya menambah nilai positif
perusahaan di mata publik yakni membangun image perusahaan. Beberapa perusahaan bahkan
melihat CSR sebagai bagian dari manajemen risiko. Mengembangkan program CSR yang
berkelanjutan dan berkaitan dengan bidang usaha merupakan konsekuensi mekanisme pasar.
3. Kesadaran ini menjadi tren global seiring semakin maraknya kepedulian masyarakat global
terhadap produk-produk yang ramah lingkungan dan diproduksi dengan memperhatikan kaidah-
kaidah sosial dan prinsip-prinsip HAM.
Sayangnya, banyak perusahaan yang terjebak pada konsep CSR yang parsial. Aktivitas
yang dilakukannya biasanya bersifat sesaat, tidak berkelanjutan, dan menempatkan masyarakat
sebagai obyek untuk kepentingan perusahaan semata. Akibatnya, tingkat kebergantungan
terhadap bantuan perusahaan menjadi tinggi, dan masyarakat menjadi sulit untuk mandiri.
Untuk itu perlu dirancang aktivitas CSR sedemikian rupa agar berkelanjutan dan relevan dengan
core competence dari perusahaan. Hanya aktivitas yang berkelanjutan yang akan
menguntungkan masyarakat dan akan menempatkannya sebagai subyek. Mungkin bisa berupa
program pemberdayaan masyarakat, dan capacity building.
Pada dasarnya, CSR memanglah bukan suatu kewajiban melainkan suatu kesukarelaan
perusahaan, namun sukarela bukan berarti perusahaan boleh tidak melaksanakan CSR ataupun
hanya melaksanakan CSR seperlunya saja. Dalam melaksanakan program CSR, ada beberapa
prinsip dasar tanggung jawab sosial yang harus ada dalam CSR, yaitu akuntabilitas, transparansi,
perilaku etis, penghormatan kepada kepentingan stakeholder, kepatuhan kepada hukum,
penghormatan kepada norma perilaku internasional, penegakan HAM.
HUBUNGAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) DENGAN ETHICS AND
SOCIAL RESPONSIBILITY SERTA NORMATIFNYA UNTUK IMPLEMENTASINYA DI
INDONESIA
Corporate Social Responsibility (CSR) adalah suatu konsep bahwa organisasi, memiliki
berbagai bentuk tanggung jawab terhadap seluruh pemangku kepentingannya, yang di antaranya
adalah konsumen, karyawan, pemegang saham,komunitas dan lingkungan dalam segala aspek
operasional perusahaan yang mencakup aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan. Oleh karena itu,
CSR berhubungan erat dengan "pembangunan berkelanjutan", yakni suatu organisasi, terutama
perusahaan, dalam melaksanakan aktivitasnya harus mendasarkan keputusannya tidak semata
4. berdasarkan dampaknya dalam aspek ekonomi, misalnya tingkat keuntungan atau deviden,
tetapi juga harus menimbang dampak sosial dan lingkungan yang timbul dari keputusannya itu,
baik untuk jangka pendek maupun untuk jangka yang lebih panjang. Dengan pengertian tersebut,
CSR dapat dikatakan sebagai kontribusi perusahaan terhadap tujuan pembangunan
berkelanjutan dengan cara manajemen dampak (minimisasi dampak negatif dan maksimisasi
dampak positif) terhadap seluruh pemangku kepentingannya.
Dalam mewujudkan etika dan tanggung jawab sosial, perusahaan-perusahaan memiliki
beberapa tipe tanggung jawab sosial yang berbeda-beda, salah satunya untuk mematuhi hukum.
Secara etis, factor-faktor yang mengikat perusahaan atau membatasi aktivitasnya, yaitu :
1) Memiliki tanggung jawab untuk tidak merugikan orang lain
2) Untuk mencegah kerugian
3) Untuk berbuat kebaikan
Standar CSR yang lebih luas cakupannya berpandangan bahwa perusahaan memiliki
tanggung jawab untuk melakukan perbuatan baik dan membangun dunia menjadi lebih baik.
Terdapat 3 bidang dasar yang menjadi perhatian khusus dari etika manajerial :
1) Bagaimana perusahaan memperlakukan karyawan mereka
2) Bagaimana karyawan memperlakukan organisasi
3) Bagaimana karyawan dan perusahaan memperlakukan agen ekonomi lain
Ethic and social responsibility adalah salah satu bagian dari prinsip Good Corporate
Governance yang sedang gencar digalakan oleh pemerintah di kalangan para pelaku bisnis.
Prinsip responsibility merupakan prinsip yang mempunyai kekerabatan paling dekat dengan CSR.
Dalam prinsip ini, penekanan yang signifikan diberikan kepada stakeholders organisasi. Melalui
penerapan prinsip ini diharapkan organisasi dapat menyadari bahwa dalam kegiatan
operasionalnya seringkali ia menghasilkan dampak eksternal yang harus ditanggung
oleh stakeholders. Oleh karena itu, pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh perusahaan
merupakan suatu kewajiban apabila perusahaan ingin mewujudkan Good Corporate Governance
di lingkup usahanya. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa penerapan CSR merupakan salah
satu bentuk implementasi dari konsep GCG sebagai entitas bisnis yang bertanggungjawab
5. terhadap masyarakat dan lingkungannya. Implementasi CSR yang efektif harusnya mengacu
kepada pilar-pilar dasar CSR itu sendiri antara lain :
1. Pengembangan kapasitas SDM di lingkungan internal perusahaan maupun lingkungan
masyarakat sekitarnya.
2. Penguatan ekonomi masyarakat sekitar kawasan wilayah kerja perusahaan.
3. Pemeliharaan hubungan relasional antara korporasi dan lingkungan sosialnya yang tidak
dikelola dengan baik sering mengundang kerentanan konflik.
4. Perbaikan tata kelola perusahaan yang baik
5. Pelestarian lingkungan, baik lingkungan fisik, sosial serta budaya.
DAFTAR PUSTAKA
Putradaerahkalbar. 2011. Implementasi Corporate Social Responsibility Di Indonesia
Terjebak Dalam Budaya Pop. https://putradaerahkalbar.wordpress.com/2011/04/
18/implementasi-corporate-social-responsibility-di-indonesia-terjebak-dalam-
budaya-pop/, (5 Apr 2017, 10.00)
Widya, Alyaning. 2017. Implementasi CSR yang Masih Lesu.
http://www.kompasiana.com/nelishaaaa/implementasi-csr-yang-masih-
lesu_587d7fa350f9fd2705ea7dce, (5 Apr 2017, 10.30)
Syair_klop. 2009. Implementasi CSR di Indonesia. http://travellnisti.blogspot.co.id/2009/
02/implementasi-csr-di-indonesia.html, (5 Apr 2017, 11.00)