SlideShare a Scribd company logo
1 of 19
PANDANGAN HUKUM ISLAM TERHADAP ABORSI
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Masail Fiqhiyyah
Dosen Pengampu: Dr. M. Sarbini, M.H.I.
Disusun Oleh:
Haristian Sahroni Putra
NIM: 201321043
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
STAI AL-HIDAYAH BOGOR
2016 M/1437 H
i
KATA PENGANTAR
Mahasuci Alloh Subhanahu wa Ta’ala dan segala puji hanya milik-Nya.
Penggenggam segala sesuatu yang telah memberikan kemudahan kepada hamba-
hamba-Nya dalam melakukan segala aktifitas. Sholawat serta salam semoga
dilimpahkan selalu kepada sebaik-baiknya manusia, yaitu Nabi Muhammad
Shollallohu ‘alaihi wasallam kepada para sahabatnya, keluarganya, tabi’in,
tabi’ut-tabi’in dan pada umatnya yang tetap berpegang teguh memegang
risalahnya.
Alhamdulillah, berkat rahmat dan hidayah Alloh, penyusun dapat
menyelesaikan penulisan tugas makalah ini sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan serta sebagai syarat untuk memenuhi nilai mata kuliah Masail
Fiqhiyyah di Semester keenam di STAI Al-Hidayah Bogor ini.
Penyusun menyadari penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan banyak kekurangan. Untuk itu dengan segala kerendahan hati penyusun
mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak yang bersifat membangun.
Semoga segala partisipasi dan bantuan dari semua pihak dalam penyusunan
makalah ini baik itu secara materil ataupun formil menjadi amal ibadah di sisi
Alloh Subhanahu wa ta’ala dan mendapat balasan yang tak terhingga.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami khususnya dan
umumnya bagi seluruh mahasiswa.
Bogor, Juli 2016
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan 1
BAB II PANDANGAN HUKUM ISLAM TERHADAP ABORSI 2
A. Pengertian Aborsi 2
B. Macam-Macam Aborsi 3
C. Tinjauan Hukum Aborsi Menurut Islam 4
BAB III KESIMPULAN 15
DAFTAR PUSTAKA 16
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hubungan seksual berlainan jenis tidak dapat dihindarkan, karena ini
merupakan tuntutan biologis untuk mengembangkan keturunannya dan juga
merupakan rahmat Allah yang tidak ternilai. Bagi makhluk selain manusia
dalam melakukan hubungan seks, akibatnya kurang dan tidak diperhitungkan.
Akan tetapi bagi manusia hal ini akan berakibat fatal apabila tidak melalui
saluran yang semestinya dan tidak memikirkan akibat sampingnya.
Hubungan seks sangat erat kaitannya dengan aborsi, karena dengan
hubungan inilah awal terjadinya perubahan antara sel-sel dari kedua jenis
makhluk itu, baik yang dikehendaki atau tidak. Bagi yang menghendaki
terjadinya pembuahan tersebut menilainya sebagai anugerah Allah, tetapi bagi
yang tidak menghendakinya ada yang menganggapnya sebagai malapetaka
yang harus dihindari walaupun bertentangan dengan hukum dan moral. Cara
menghindari setelah terjadinya pembuahan inilah yang disebut aborsi yang
menjadi pokok bahasan dalam makalah ini.
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi aborsi?
2. Bagaimana tinjauan hukum aborsi menurut Islam?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi aborsi
2. Untuk memahami tinjauan hukum aborsi menurut Islam
2
BAB II
PANDANGAN HUKUM ISLAM TERHADAP ABORSI
A. Pengertian Aborsi
1. Menurut Bahasa
Kata aborsi berasal dari bahasa Inggris yaitu abortion yang berarti
gugur kandungan atau keguguran. Dalam bahasa Arab disebut Isqatu
Hamli atau al Ijhad.1
2. Menurut Istilah
Menurut Sardikin Guna Putra, aborsi ialah pengakhiran kehamilan
atas hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar kandungan.
Menurut Marsjono Reksodiputra, aborsi ialah pengeluaran hasil
konsepsi dari rahim sebelum hasil konsepsi dapat lahir secara alamiah
dengan adanya kehendak merusak hasil konsepsi tersebut.
Menurut Nani Soendo, aborsi adalah pengeluaran buah kehamilan
pada waktu janin masih demikian kecilnya sehingga tidak dapat hidup.2
Menurut istilah kedoketeran yang dikutip dari wikipedia.org gugur
kandungan atau aborsi (bahasa Latin: abortus) adalah berhentinya
kehamilan sebelum usia kehamilan 20 minggu yang mengakibatkan
kematian janin. Apabila janin lahir selamat (hidup) sebelum 38 minggu
namun setelah 20 minggu, maka istilahnya adalah kelahiran prematur.3
1 Huzaimah Tahido Yanggo, Masail Fiqhiyah; Kajian Hukum Islam Kontemporer,
(Bandung: Penerbit Angkasa, 2005) hlm. 192.
2 Ibid, hlm. 192-193.
3 Wikipedia, “Gugur Kandungan”, diakses dari
https://id.wikipedia.org/wiki/Gugur_kandungan pada tanggal 30 Juli 2016 pukul 09.00.
3
B. Macam-Macam Aborsi
Aborsi ada dua macam, yaitu:
1. Aborsi spontan (spontaneous aborts), ialah aborsi yang tidak disengaja.
Aborsi spontan bisa terjadi karena penyakit spylis, demam panas yang
hebat, penyakit ginjal, TBC, kecelakaan dan sebagainya. Aborsi spontan
oleh ulama disebut Isqah al ‘Afwi yang berarti aborsi yang dimaafkan,
karena pengguguran seperti ini tidak menimbulkan akibat hukum.
2. Aborsi yang disengaja (abottus Provocatus). Aborsi macam kedua ini ada
dua macam, yaitu:
a. Aborsi Artificialis Therapicus, yaitu aborsi yang dilakukan oleh dokter
atas dasar indikasi medis, sebelum lahir secara alami untuk
menyelamatkan jiwa ibu yang terancam bila kelangsungan kehamilan
dipertahankan menurut pemeriksaan medis. Aborsi semacam ini di
kalangan ulama disebut Isqath al Dharury atau Isqath al ‘Ilajiy yang
berarti aborsi darurat atau aborsi pengobatan.
b. Aborsi Provocatus Criminalis, yaitu pengguguran yang dilakukan
tanpa indikasi medis untuk meniadakan hubungan seks di luar
perkawinan atau untuk mengakhiri kehamilan yang tidak dikehendaki.
Pengguguran semacam ini di kalangan ulama disebut al Isqhat al
Ikhtiyary yang berarti pengguguran yang disengaja tanpa sebab
membolehkan sebelum masa kelahiran tiba.
Pada umumnya wanita melakukan abortus prodokatus criminalis
karena didorong oleh beberapa hal di antaranya:
a. Dorongan ekonomi/dorongan individual. Dorongan ini timbul
karena kekhawatiran terhadap kemiskinan, tidak ingin mempunyai
keluarga besar, memelihara kecantikan, mempertahankan status
sebagai wanita karir dan sebagainya.
b. Dorongan kecantikan. Dorongan ini timbul biasanya bila ada
kekhawatiran bahwa janin dalam kandungan akan lahir dalam
4
keadaan cacat akibat radiasi, obat-obatan, keracunan, dan
sebagainya.
c. Dorongan moral. Dorongan ini biasanya karena wanita yang hamil
tidak sanggup menerima sanksi sosial dari masyarakat, disebabkan
hubungan biologis yang tidak memperhatikan moral dan agama,
seperti kumpul kebo atau kehamilan di luar nikah.
d. Dorongan lingkungan. Faktor lingkungan juga mempengaruhi
insiden pengguguran kehamilan muda, misalnya sikap dari
penolong (dokter, bidan, dukun, dan lain-lain), pemakaian
kontrasepsi, norma tentang aktivitas seksual dan hubungan seksual
di luar pernikahan, norma agama dan moral.4
C. Tinjauan Hukum Aborsi Menurut Islam
1. Aborsi spontan (spontaneous aborts)
Melihat klasifikasi yang ada di atas, dapat dilihat bahwa jenis
pertama yaitu aborsi spontan (spontaneous aborts) tidak masuk dalam
kemampuan dan kehendak manusia, sehingga tentunya masuk dalam
firman Allah Azza wa Jalla :


“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan
kesanggupannya.” (QS. al-Baqarah [2] : 186)
Dan sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam :
‫ا‬ْ‫و‬ ُ‫ه‬ِ‫ر‬
ْ
‫ك‬ُ‫ت‬ ْ‫اس‬‫ا‬ َ‫م‬ َ‫و‬ ُ‫ان‬َ‫ي‬ ْ‫س‬ِ‫الن‬ َ‫و‬
ُ
‫أ‬
َ
‫ط‬
َ
‫الخ‬ ْ‫ي‬ ِ‫ت‬َّ‫م‬
ُ
‫أ‬ ْ‫ن‬ َ‫ع‬ َ‫ع‬ ِ‫ض‬ُ‫و‬‫ه‬ْ‫ي‬
َ
‫ل‬ َ‫ع‬
4 Huzaimah Tahido Yanggo, Masail Fiqhiyah; Kajian Hukum Islam Kontemporer,
(Bandung: Penerbit Angkasa, 2005) hlm. 193-194
5
“Dimaafkan dari umatku kesalahan (tanpa sengaja), lupa dan
keterpaksaan.” (HR al-Baihaqi dalam Sunannya dan dishahîhkan
Syaikh al-Albâni dalam Shahîhul-Jâmi no. 13066)
2. Aborsi Artificialis Therapicus
Sedangkan jenis kedua yaitu aborsi artificialis therapicus tidaklah
dilakukan kecuali dalam keadaan darurat yang menimpa sang ibu,
sehingga kehamilan dan upaya mempertahankannya dapat membahayakan
kehidupan sang ibu. Sehingga aborsi menjadi satu-satunya cara
mempertahankan jiwa sang ibu; dalam keadaan tidak mungkin bisa
mengupayakan kehidupan sang ibu dan janinnya bersama-sama. Dalam
keadaan seperti inilah mengharuskan para medis spesialis kebidanan
mengedepankan nyawa ibu daripada janinnya. Memang nyawa janin sama
dengan nyawa sang ibu dalam kesucian dan penjagaannya, namun bila
tidak mungkin menjaga keduanya kecuali dengan kematian salah satunya
maka hal ini masuk dalam kaedah “Melanggar yang lebih ringan dari dua
madharat untuk menolak yang lebih berat lagi” (Irtikâbul khaffi ad-
Dhararain Lidaf’i A’lahuma).
Di sini jelaslah kemaslahatan mempertahankan nyawa sang ibu
didahulukan daripada kehidupan sang janin, karena ibu adalah induk dan
tiang keluarga. Dengan takdir Allah Azza wa Jalla ia bisa melahirkan
berulang kali, sehingga didahulukan nasib sang ibu dari janinnya.
Syaikh Ahmad al-Ghazâli seorang Ulama Indonesia menyatakan:
“Adapun ulama Indonesia berpendapat keharaman aborsi kecuali apabila
ada dengan sebab terpaksa yang harus dilakukan dan menyebabkan
kematian sang ibu. Hal ini karena syari’at Islam dalam keadaan seperti itu
memerintahkan untuk melanggar salah satu madharat yang teringan.
Apabila tidak ada di sana solusi lain selain menggugurkan janin untuk
menjaga hidup sang ibu”.
6
3. Aborsi Provocatus Criminalis,
Permasalahan yang penting dalam pembahasan ini adalah hukum
aborsi jenis ketiga yaitu Al-Ijhâdh al-Ijtimâ’i dinamakan juga al-Ijhâdh al-
Jinâ`i atau al-Ijrâmi (Abortus Provokatus Kriminalis).
Telah dimaklumi bahwa janin mengalami fase-fase pembentukan
sebelum menjadi janin yang sempurna dan lahir menjadi bayi. Di antara
pembeda yang banyak dilihat para ahli fikih yang berbicara dalam hal ini
adalah adanya ruh dalam janin tersebut. Dengan dasar ini maka hukum
aborsi dapat diklasifikasikan secara umum menjadi dua:
a. Aborsi Sebelum Ditiupkan Ruh
Melihat pendapat para Ulama fikih dari berbagai madzhab, dapat
disimpulkan bahwa pendapat mereka dalam masalah ini menjadi 3
kelompok:
1) Kelompok yang membolehkan aborsi sebelum ditiup ruh pada
janin. Ini pendapat minoritas Ulama madzhab Syâfi’iyah,
Hambaliyah dan Hanafiyah.
2) Kelompok yang membolehkan aborsi sebelum dimulai
pembentukan bentuk janin yaitu sebelum empat puluh hari
pertama. Ini pendapat mayoritas mazhhab Hanafiyah, Syâfi;’iyah
dan Hambaliyah. Pendapat ini dirajihkan Syaikh Ali Thanthawi
rahimahullah.
3) Kelompok yang mengharamkan aborsi sejak terjadinya pembuahan
dalam rahim. Ini pendapat yang rajih dalam madzhab Mâlikiyah,
pendapat imam al-Ghazâli, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, Ibnu
Rajab al-Hambali dan Ibnu al-Jauzi. Inilah pendapat madzhab
Zhahiriyah.
Pendapat inilah yang dirajihkan mayoritas Ulama kontemporer
dewasa ini, karena adanya pelanggaran terhadap hak janin untuk hidup
dan juga hak masyarakat. DR. Wahbah az-Zuhaili menjelaskan hal ini
7
dengan menyatakan bahwa para Ulama sepakat mengharamkan aborsi
tanpa udzur setelah bulan keempat, yaitu setelah berlalu seratus dua
puluh hari dari permulaan kehamilan. Mereka juga sepakat
menganggap ini sebagai kejahatan yang mengharuskan adanya diyat,
karena ada upaya menghilangkan jiwa dan pembunuhan. Saya sendiri
merajihkan larangan aborsi sejak awal kehamilan, karena adanya
kehidupan dan permulaan pembentukan janin; kecuali karena keadaan
darurat seperti terkena penyakit akut/parah contohnya kelumpuhan
atau kanker. Saya sendiri condong sepakat dengan pendapat al-Ghazâli
yang menganggap aborsi, walaupun dilakukan di hari pertama
kehamilan adalah seperti membunuh janin hidup-hidup (al-Wa`du)
yang merupakan kejahatan terhadap sesuatu yang ada.
Sedangkan Syaikh Ahmad Sahnuun seorang Ulama dari Maroko
menyatakan: “Aborsi adalah perbuatan tercela dan kejahatan besar
yang dilarang dalam Islam. Juga diingkari jiwa kemanusian dan jiwa-
jiwa yang mulia menolaknya. Sebab hal itu adalah pembunuhan jiwa
yang Allah Azza wa Jalla haramkan, perubahan ciptaan Allah Azza wa
Jalla dan menentang takdir/kehendak Allah Azza wa Jalla ”. Islam
telah melarang membunuh jiwa seperti dalam firman Allah Azza wa
Jalla :



“Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah
(membunuhnya), melainkan dengan suatu (alasan) yang benar.”
(QS. al-Isra`[17] : 33)
Sebagaimana juga melarang sikap merubah ciptaan Allah Azza
wa Jalla dalam firmanNya:
8



“Dan akan aku suruh mereka (mengubah ciptaan Allah), lalu
benar-benar mereka meubahnya.” (QS. an-Nisaa [4] : 119)
Aborsi mirip dengan al-Wa`du (membunuh anak hidup-hidup)
yang dahulu pernah dilakukan di zaman Jahiliyah, bahkan tidak lebih
kecil kejahatannya. Islam sangat mengingkari hal ini sebagaimana
firman-Nya:


“Dan apabila bayi-bayi perempuan yang dikubur hidup-hidup
ditanya, (at-Takwîr [81]: 8)
Baik aborsi dilakukan di fase awal janin atau setelah ditiupkan
ruh padanya. Sebab semua fase pembentukan janin berisi kehidupan
yang harus dihormati, yaitu kehidupan pertumbuhan dan
pembentukannya. Hal ini menyelisihi orang-orang yang membolehkan
aborsi sebelum ruh ditiupkan. Mereka beranggapan bahwa sebelum
adanya ruh maka tidak ada kehidupan padanya, sehingga tidak ada
kejahatan dan keharaman. Mereka dengan membolehkan hal itu berarti
telah membuka pintu yang sulit dibendung dan memberikan senjata
kepada tangan lawan dan musuh Islam untuk mencela Islam. Juga
melegalkan semua yang terjadi di luar negara Islam yang berupa
perbuatan nista dan tercela; yang membuat pusing para intelektual dan
menggoyangkan tatanan gereja dan para pendetanya. Setelah
dipastikan secara ilmiyah bahwa aborsi memiliki bahaya bagi
kesehatan dan kehidupan wanita, sehingga aborsi diharamkan untuk
dilakukan, karena menghilangkan madharat lebih didahulukan dari
mengambil kemaslahatan.
9
Sedangkan DR. Ibrahim Haqqi menyatakan: “Diharamkan aborsi
karena merupakan pembunuhan jiwa yang tidak berdosa dan
menjerumuskan jiwa lainnya yaitu sang ibu kepada bahaya yang
banyak hingga bahaya kematian. Ini adalah perkara yang terlarang.”[5]
Demikian juga pendapat yang disampaikan Syaikh Ahmad al-
Ghazâli seorang Ulama Indonesia mengatasnamakan Ulama Indonesia.
Inilah pendapat yang dirajihkan Umar bin Ibrahim Ghânim
penulis kitab Ahkâmul-Janîn dalam pernyataan beliau : “Sudah pasti
pendapat kelompok yang melarang aborsi sejak pembuahan adalah
yang lebih dekat kepada kebenaran dan sesuai dengan ruh Islam. Ruh
Islam yang memerintahkan untuk melindungi dan menjaga keturunan;
juga menghalangi kesempatan pengekor hawa dan nafsu syahwat yang
ingin mengambil kesempatan untuk merealisasikan tujuan dan
keinginan mereka untuk melemahkan keturunan kaum Muslimin.
Demikian juga fatwa larangan ini termasuk saddu adz-Dzarî’at yang
sangat bersesuaian dengan ruh syari’at Islam yang mulia.
b. Aborsi Setelah Ditiupkan Ruh Pada Janin (Setelah Empat Bulan) .
Telah dijelaskan bahwa ada perbendaan pendapat di antara para
Ulama dalam hukum aborsi saat sebelum peniupan ruh pada janin.
Sedangkan setelah peniupan ruh, para ahli fikih sepakat bahwa janin
telah menjadi manusia dan bernyawa yang memiliki kehormatan dan
kemuliaan, sebagaimana dijelaskan dalam firman Allah Azza wa Jalla :







10


“Dan Sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami
angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezki
dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan
yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami
ciptakan.” (QS. al-Isrâ` [17] : 70) dan firman Allah Azza wa Jalla:










Barangsiapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena
orang itu (membunuh) orang lain atau bukan karena membuat
kerusakan dimuka bumi, Maka seakan-akan Dia telah membunuh
manusia seluruhnya. (QS. al-Mâidah [5] : 32)
Di antara Ulama yang menukil kesepakatan ini adalah Ibnu Jizzi,
DR. Wahbah az-Zuhaili dan DR. Muhammad Ali al-Bâr
Demikianlah, menjadi jelas bagi kita bahwa aborsi setelah
ditiupkan ruh pada janin adalah kejahatan yang tidak boleh dilakukan
kecuali dalam keadaan sangat darurat yang dipastikan. Caranya dengan
mengambil keputusan para medis yang terpercaya dan ahli di bidang
tersebut; yaitu bahwa adanya janin itu membahayakan kehidupan sang
11
ibu. Perlu diketahui dengan adanya kemajuan sarana kedokteran modern
dan kemampuan ilmu serta tersedianya semua keperluan tentang hal itu,
maka aborsi untuk penyelamatan nyawa ibu adalah peristiwa yang
sangat jarang terjadi.5
Apabila seorang wanita diperkosa kemudian hamil, apakah wanita ini
boleh menggugurkan kandungannya?6
Sekelompok ulama telah membahas hukum yang berkaitan dengan kasus
ini. Secara global, mungkin dapat kita katakan bahwa apabila prinsip Islam
adalah menghilangkan segala kesukaran, kesulitan, kekerasan dan menepis
hal-hal yang memudharatkan serta kemudaratan yang besar dapat dihilangkan
dengan kemudaratan yang lebih ringan dan kebutuhan primier menempati
posisi hukum darurat baik secara umum maupun khusus.
Maka berdasarkan prinsip ini, apabila seorang muslimah yang merdeka
dan suci dihadapkan kepada peristiwa na’as seperti ini dan dikhawatirkan akan
menjadi bahan pergunjingan serta dikhawatirkan hal itu akan menjadi aib pada
dirinya selamanya atau dikhawatirkan akan tertimpa kemudaratan, misalnya
ancaman pembunuhan atau dikhawatirkan akan timbul penyakit mental dan
saraf pada wanita tersebut atau dapat mengganggu akalnya atau aib tersebut
merembet pada seluruh keluarga yang tidak terlibat dalam kasus itu atau hal-
hal lainnya, maka semoga tidak mengapa jika ia menggugurkan janinnya pada
hari-hari pertama kehamilannya dengan syarat sebagai berikut:
1. Kasus perkosaan tersebut memenuhi persyaratan yang berkaitan dengan
bab pemaksaan.
2. Pengguguran janin itu dilakukan secepatnya setelah kasus tersebut terjadi.
Sebab apabila ditunda, berarti si wanita rela dengan janin yang ia kandung.
5 AlManhaj.org, Islam dan Aborsi Satu Tinjauan Hukum Fiqih, diakses dari
https://almanhaj.or.id/3362-islam-dan-aborsi-satu-tinjaun-hukum-fikih.html pada tanggal 30 Juli
2016 pukul 09.03.
6 Muslimah.or.id, Hukum Aborsi Bagi Wanita yang Diperkosa, diakses dari
https://muslimah.or.id/2881-hukum-aborsi-bagi-wanita-yang-diperkosa.html pada tanggal 30 Juli
2016 pukul 09.05.
12
3. Penguguran janin dilakukan sebelum janin ditiupkan ruh.
4. Penguguran tersebut dilaksanakan berdasarkan izin resmi yang
membenarkan terjadinya kasus perkosaan terhadap wanita yang
bersangkutan dan di bawah pengawasan dokter yang terpercaya dengan
memperhatikan keselamatan si ibu janin.
Pemaksaan yang dipandang oleh syariat adalah orang yang dipaksa tidak
memiliki kemampuan sama sekali untuk menolak dan tidak ada pilihan lain,
syarat-syaratnya adalah:
1. Orang yang memaksa sanggup untuk melaksanakan ancamannya
sementara orang yang diancam tidak mampu menolaknya dan tidak pula
dapat melarikan diri.
2. Orang yang dipaksa memperkirakan apabila ia tidak memenuhi perintah si
pemaksa maka si pemaksa benar-benar akan melaksanakan ancamannya
tersebut.
3. Ancaman tersebut langsung akan dilaksanakan.
4. Orang yang dipaksa tidak melihat ada pilihan lain untuk dirinya.
Di antara mereka yang membolehkan menggugurkan kandungan dari
hasil perkosaan adalah Syaikh Jadu al-Haq, Dr. Al-Buthi, Dr. Hilali Ahmad
dan Sa’iduddin al-Hilali.
Adapun kesimpulan dari pendapat Syaikh Jadul al-Haq adalah, “Menurut
kesepakatan para ulama tidak boleh menggugurkan kandungan hasil
perkosaan setelah ditiupkan ruh. Adapun sebelumnya ada perbedaan pendapat
tentang boleh dan tidaknya menggugurkan janin tersebut. Boleh jadi wanita
ini mendapat dispensasi khusus yang membolehkannya untuk menggugurkan
janin yang ada di dalam kandungannya pada hari-hari pertama kehamilannya
dan tidak boleh menggugurkan kandungan kecuali atas dasar alasan yang
syar’i.
13
Adapun fatwa yang dikeluarkan oleh mayoritas ulama thaun 1413 H
tentang kaum muslimah Bosnia dan Herzegovina yang hamil akibat perkosaan
yang dilakukan oleh pasukan Serbia bahwa mereka tidak boleh menggugurkan
kandungannya, dijawab Dr. Ibrahim Rahim, “Mungkin maksud mereka adalah
menggugurkan setelah ditiupkan ruh. Jika demikian, maka pendapat ini dapat
diterima. Adapun sebelumnya, saya kira mereka tidak bermaksud demikian,
sebab mereka memberikan dispensasi pada beberapa kondisi yang tidak
seberat kasus perkosaan ini dan dispensasi itu mereka tetapkan sebelum
mempertimbangkan penyakit yang mungkin akan menimpa si ibu.”
Fatwa MUI tentang Abortus7
Majelis ulama Indonesia (MUI) memutuskan Fatwa tentang abortus :
Pertama : Ketentuan Umum
1. Darurat adalah suatu keadaan di mana seseorang apabila tidak melakukan
sesuatu yang diharamkan maka ia akan mati atau hampir mati.
2. Hajat adalah suatu keadaan di mana seseorang apabila tidak melakukan
sesuatu yang diharamkan maka ia akan mengalami kesulitan berat.
Kedua : Ketentuan Hukum
1. Aborsi haram hukumnya sejak terjadinya implantasi blastosis pada dinding
rahim ibu (nidasi).
2. Aborsi dibolehkan karena ada uzur, baik bersifat darurat ataupun hajat.
a. Keadaan darurat yang berkaitan dengan kehamilan yang membolehkan
aborsi adalah:
1) Perempuan hamil menderita sakit fisik berat seperti kanker stadium
lanjut, TBC dengan caverna dan penyakitpenyakit fisik berat
lainnya yang harus ditetapkan oleh tim dokter.
7 MUI, Himpunan Fatwa Majlis Ulama Indonesia, hlm. 455-456. Diakses dari
http://mui.or.id/wp-content/uploads/2014/11/35.-Aborsi.pdf pada tanggal 30 Juli 2016 pukul
09.02.
14
2) Dalam keadaan di mana kehamilan mengancam nyawa si ibu.
b. Keadaan hajat yang berkaitan dengan kehamilan yang dapat
membolehkan aborsi adalah:
1) Janin yang dikandung dideteksi menderita cacat genetik yang kalau
lahir kelak sulit disembuhkan.
2) Kehamilan akibat perkosaan yang ditetapkan oleh tim yang
berwenang yang di dalamnya terdapat antara lainkeluarga korban,
dokter, dan ulama.
c. Kebolehan aborsi sebagaimana dimaksud huruf b harus dilakukan
sebelum janin berusia 40 hari.
3. Aborsi yang dibolehkan karena uzur sebagaimana dimaksud pada angka 2
hanya boleh dilaksanakan di fasilitas kesehatan yang telah ditunjuk oleh
pemerintah.
4. Aborsi haram hukumnya dilakukan pada kehamilan yang terjadi akibat
zina.
15
BAB III
KESIMPULAN
Gugur kandungan atau aborsi (bahasa Latin: abortus) adalah berhentinya
kehamilan sebelum usia kehamilan 20 minggu yang mengakibatkan kematian
janin. Apabila janin lahir selamat (hidup) sebelum 38 minggu namun setelah 20
minggu, maka istilahnya adalah kelahiran prematur.
Majelis ulama Indonesia (MUI) memutuskan Fatwa tentang abortus :
Pertama : Ketentuan Umum
1. Darurat adalah suatu keadaan di mana seseorang apabila tidak melakukan
sesuatu yang diharamkan maka ia akan mati atau hampir mati.
2. Hajat adalah suatu keadaan di mana seseorang apabila tidak melakukan
sesuatu yang diharamkan maka ia akan mengalami kesulitan besar.
Kedua : Ketentuan Hukum
1. Aborsi haram hukumnya sejak terjadinya implantasi blastosis pada dinding
rahim ibu (nidasi).
2. Aborsi dibolehkan karena adanya uzur, baik yang bersifat darurat ataupun
hajat
3. Aborsi yang dibolehkan karena uzur sebagaimana dimaksud pada angka 2
hanya boleh dilaksanakan di fasilitas kesehatan yang telah ditunjuk oleh
pemerintah.
4. Aborsi haram hukumnya dilakukan pada kehamilan yang terjadi akibat zina.
16
DAFTAR PUSTAKA
Yanggo, Huzaimah Tahido, Masail Fiqhiyah; Kajian Hukum Islam Kontemporer,
(Bandung: Penerbit Angkasa, 2005).
MUI, Himpunan Fatwa Majlis Ulama Indonesia, diakses dari http://mui.or.id/wp-
content/uploads/2014/11/35.-Aborsi.pdf pada tanggal 30 Juli 2016 pukul
09.02.
Wikipedia, “Gugur Kandungan”, diakses dari
https://id.wikipedia.org/wiki/Gugur_kandungan pada tanggal 30 Juli 2016
pukul 09.00.
AlManhaj.org, Islam dan Aborsi Satu Tinjauan Hukum Fiqih, diakses dari
https://almanhaj.or.id/3362-islam-dan-aborsi-satu-tinjaun-hukum-fikih.html
pada tanggal 30 Juli 2016 pukul 09.03.
Muslimah.or.id, Hukum Aborsi Bagi Wanita yang Diperkosa, diakses dari
https://muslimah.or.id/2881-hukum-aborsi-bagi-wanita-yang-diperkosa.html
pada tanggal 30 Juli 2016 pukul 09.05.

More Related Content

What's hot

Perkembangan Pola Pikir Manusia (IAD dan ISBD)
Perkembangan Pola Pikir Manusia (IAD dan ISBD)Perkembangan Pola Pikir Manusia (IAD dan ISBD)
Perkembangan Pola Pikir Manusia (IAD dan ISBD)Ria Widia
 
Warga Negara & kewarganegaraan: Kedudukan warga Negara dalam Negara
Warga Negara & kewarganegaraan:  Kedudukan warga Negara dalam Negara   Warga Negara & kewarganegaraan:  Kedudukan warga Negara dalam Negara
Warga Negara & kewarganegaraan: Kedudukan warga Negara dalam Negara Fenti Anita Sari
 
Pendidikan Agama Islam kelas X : Pergaulan Bebas : pengertian, dampak, macam ...
Pendidikan Agama Islam kelas X : Pergaulan Bebas : pengertian, dampak, macam ...Pendidikan Agama Islam kelas X : Pergaulan Bebas : pengertian, dampak, macam ...
Pendidikan Agama Islam kelas X : Pergaulan Bebas : pengertian, dampak, macam ...RiriCesar RiriCesar
 
Ppt silogisme.pptx [autosaved]
Ppt silogisme.pptx [autosaved]Ppt silogisme.pptx [autosaved]
Ppt silogisme.pptx [autosaved]Rika Ceriia
 
ULUMUL HADIS (SEJARAH HADITS PRA KODIFIKASI DAN PASCA KODIFIKASI)
ULUMUL HADIS (SEJARAH HADITS PRA KODIFIKASI DAN PASCA KODIFIKASI)ULUMUL HADIS (SEJARAH HADITS PRA KODIFIKASI DAN PASCA KODIFIKASI)
ULUMUL HADIS (SEJARAH HADITS PRA KODIFIKASI DAN PASCA KODIFIKASI)annisa berliana
 
Makalah tentang syirik
Makalah tentang syirikMakalah tentang syirik
Makalah tentang syirikamrin syahrafi
 
Makalah sejarah munculnya teologi islam
Makalah sejarah munculnya teologi islamMakalah sejarah munculnya teologi islam
Makalah sejarah munculnya teologi islamsaiful anwar
 
Makalah Asbabun Nuzul
Makalah Asbabun NuzulMakalah Asbabun Nuzul
Makalah Asbabun NuzulRisma Amalia
 
Makalah fiqih talak
Makalah fiqih talakMakalah fiqih talak
Makalah fiqih talakWarnet Raha
 
TENTANG MANUSIA DAN KEHIDUPAN
TENTANG MANUSIA DAN KEHIDUPAN TENTANG MANUSIA DAN KEHIDUPAN
TENTANG MANUSIA DAN KEHIDUPAN Desi Rahmawati
 
ppt iman kepada qada dan qadar
ppt iman kepada qada dan qadarppt iman kepada qada dan qadar
ppt iman kepada qada dan qadarUsmawatidewi
 
Power Point Bab Jenazah: Menguburkan jenazah
Power Point Bab Jenazah: Menguburkan jenazahPower Point Bab Jenazah: Menguburkan jenazah
Power Point Bab Jenazah: Menguburkan jenazahAnnis Farrida
 
Makalah integrasi ilmu
Makalah integrasi ilmuMakalah integrasi ilmu
Makalah integrasi ilmuAbuy Thea
 
Studi islam dalam pendekatan historis
Studi islam dalam pendekatan historisStudi islam dalam pendekatan historis
Studi islam dalam pendekatan historisatjehh
 

What's hot (20)

Makalah aborsi dan menstrual regulation
Makalah aborsi dan menstrual regulationMakalah aborsi dan menstrual regulation
Makalah aborsi dan menstrual regulation
 
Perkembangan Pola Pikir Manusia (IAD dan ISBD)
Perkembangan Pola Pikir Manusia (IAD dan ISBD)Perkembangan Pola Pikir Manusia (IAD dan ISBD)
Perkembangan Pola Pikir Manusia (IAD dan ISBD)
 
Warga Negara & kewarganegaraan: Kedudukan warga Negara dalam Negara
Warga Negara & kewarganegaraan:  Kedudukan warga Negara dalam Negara   Warga Negara & kewarganegaraan:  Kedudukan warga Negara dalam Negara
Warga Negara & kewarganegaraan: Kedudukan warga Negara dalam Negara
 
Pendidikan Agama Islam kelas X : Pergaulan Bebas : pengertian, dampak, macam ...
Pendidikan Agama Islam kelas X : Pergaulan Bebas : pengertian, dampak, macam ...Pendidikan Agama Islam kelas X : Pergaulan Bebas : pengertian, dampak, macam ...
Pendidikan Agama Islam kelas X : Pergaulan Bebas : pengertian, dampak, macam ...
 
Ppt silogisme.pptx [autosaved]
Ppt silogisme.pptx [autosaved]Ppt silogisme.pptx [autosaved]
Ppt silogisme.pptx [autosaved]
 
ULUMUL HADIS (SEJARAH HADITS PRA KODIFIKASI DAN PASCA KODIFIKASI)
ULUMUL HADIS (SEJARAH HADITS PRA KODIFIKASI DAN PASCA KODIFIKASI)ULUMUL HADIS (SEJARAH HADITS PRA KODIFIKASI DAN PASCA KODIFIKASI)
ULUMUL HADIS (SEJARAH HADITS PRA KODIFIKASI DAN PASCA KODIFIKASI)
 
Makalah tentang syirik
Makalah tentang syirikMakalah tentang syirik
Makalah tentang syirik
 
Makalah sejarah munculnya teologi islam
Makalah sejarah munculnya teologi islamMakalah sejarah munculnya teologi islam
Makalah sejarah munculnya teologi islam
 
Makalah Asbabun Nuzul
Makalah Asbabun NuzulMakalah Asbabun Nuzul
Makalah Asbabun Nuzul
 
Makalah fiqih talak
Makalah fiqih talakMakalah fiqih talak
Makalah fiqih talak
 
TENTANG MANUSIA DAN KEHIDUPAN
TENTANG MANUSIA DAN KEHIDUPAN TENTANG MANUSIA DAN KEHIDUPAN
TENTANG MANUSIA DAN KEHIDUPAN
 
ppt iman kepada qada dan qadar
ppt iman kepada qada dan qadarppt iman kepada qada dan qadar
ppt iman kepada qada dan qadar
 
Power Point Bab Jenazah: Menguburkan jenazah
Power Point Bab Jenazah: Menguburkan jenazahPower Point Bab Jenazah: Menguburkan jenazah
Power Point Bab Jenazah: Menguburkan jenazah
 
Makalah integrasi ilmu
Makalah integrasi ilmuMakalah integrasi ilmu
Makalah integrasi ilmu
 
IJTIHAD
IJTIHADIJTIHAD
IJTIHAD
 
Studi islam dalam pendekatan historis
Studi islam dalam pendekatan historisStudi islam dalam pendekatan historis
Studi islam dalam pendekatan historis
 
Makalah Perkembangan Islam di Indonesia
Makalah Perkembangan Islam di IndonesiaMakalah Perkembangan Islam di Indonesia
Makalah Perkembangan Islam di Indonesia
 
makalah teologi islam
makalah teologi islammakalah teologi islam
makalah teologi islam
 
Agama Sebagai Kebutuhan Manusia
Agama Sebagai Kebutuhan Manusia Agama Sebagai Kebutuhan Manusia
Agama Sebagai Kebutuhan Manusia
 
Thaharah
ThaharahThaharah
Thaharah
 

Viewers also liked

Masail Fiqhiyah (Aborsi)
Masail Fiqhiyah (Aborsi)Masail Fiqhiyah (Aborsi)
Masail Fiqhiyah (Aborsi)Marhamah Saleh
 
Aborsi dalam hukum islam
Aborsi dalam hukum islamAborsi dalam hukum islam
Aborsi dalam hukum islamraishachaa
 
pengertian, objek kajian, tujuan dan manfaat studi Masail fiqhiyah
pengertian, objek kajian, tujuan dan manfaat studi Masail fiqhiyahpengertian, objek kajian, tujuan dan manfaat studi Masail fiqhiyah
pengertian, objek kajian, tujuan dan manfaat studi Masail fiqhiyahDiyach Ashfye
 
Namun realitas kehidupan kaum muslimin di indonesia sungguh berbalik dengan t...
Namun realitas kehidupan kaum muslimin di indonesia sungguh berbalik dengan t...Namun realitas kehidupan kaum muslimin di indonesia sungguh berbalik dengan t...
Namun realitas kehidupan kaum muslimin di indonesia sungguh berbalik dengan t...Fajrul Naufal
 
Sifat-sifat Koligatif Larutan
Sifat-sifat Koligatif LarutanSifat-sifat Koligatif Larutan
Sifat-sifat Koligatif LarutanIrwan Saputra
 
Hukum islam kontemporer
Hukum islam kontemporerHukum islam kontemporer
Hukum islam kontemporerAdhe Nurtsani
 
ANALISIS TENTANG SISTEM JUAL BELI PANJAR (DOWN OF PAYMENT) MENURUT PANDANGAN ...
ANALISIS TENTANG SISTEM JUAL BELI PANJAR (DOWN OF PAYMENT) MENURUT PANDANGAN ...ANALISIS TENTANG SISTEM JUAL BELI PANJAR (DOWN OF PAYMENT) MENURUT PANDANGAN ...
ANALISIS TENTANG SISTEM JUAL BELI PANJAR (DOWN OF PAYMENT) MENURUT PANDANGAN ...Ghin Tsitsaya
 
Aborsi dalam perspektif agama dan kesehatan
Aborsi dalam perspektif agama dan kesehatanAborsi dalam perspektif agama dan kesehatan
Aborsi dalam perspektif agama dan kesehatanNenell 'kovalen' Miraldy
 
Pandangan Agama terhadap Aborsi
Pandangan Agama terhadap AborsiPandangan Agama terhadap Aborsi
Pandangan Agama terhadap AborsiSamuel Sitorus
 
Presentasi aborsi
Presentasi aborsiPresentasi aborsi
Presentasi aborsiBayu aji
 
Senyawa Hidrokarbon (materi kimia)
Senyawa Hidrokarbon (materi kimia)Senyawa Hidrokarbon (materi kimia)
Senyawa Hidrokarbon (materi kimia)Rio Anggala
 
Makalah akad akad bank syariah
Makalah akad akad bank syariahMakalah akad akad bank syariah
Makalah akad akad bank syariahNanang Hendriana
 
ragam bahasa
ragam bahasaragam bahasa
ragam bahasaroisah453
 

Viewers also liked (20)

Makalah aborsi menurut pandangan islam
Makalah aborsi menurut pandangan islamMakalah aborsi menurut pandangan islam
Makalah aborsi menurut pandangan islam
 
Makalah aborsi dalam pandangan islam maryani
Makalah aborsi dalam pandangan islam maryaniMakalah aborsi dalam pandangan islam maryani
Makalah aborsi dalam pandangan islam maryani
 
Masail Fiqhiyah (Aborsi)
Masail Fiqhiyah (Aborsi)Masail Fiqhiyah (Aborsi)
Masail Fiqhiyah (Aborsi)
 
Aborsi dalam hukum islam
Aborsi dalam hukum islamAborsi dalam hukum islam
Aborsi dalam hukum islam
 
pengertian, objek kajian, tujuan dan manfaat studi Masail fiqhiyah
pengertian, objek kajian, tujuan dan manfaat studi Masail fiqhiyahpengertian, objek kajian, tujuan dan manfaat studi Masail fiqhiyah
pengertian, objek kajian, tujuan dan manfaat studi Masail fiqhiyah
 
Namun realitas kehidupan kaum muslimin di indonesia sungguh berbalik dengan t...
Namun realitas kehidupan kaum muslimin di indonesia sungguh berbalik dengan t...Namun realitas kehidupan kaum muslimin di indonesia sungguh berbalik dengan t...
Namun realitas kehidupan kaum muslimin di indonesia sungguh berbalik dengan t...
 
Tawassul dan tahlilan
Tawassul dan tahlilanTawassul dan tahlilan
Tawassul dan tahlilan
 
Sifat-sifat Koligatif Larutan
Sifat-sifat Koligatif LarutanSifat-sifat Koligatif Larutan
Sifat-sifat Koligatif Larutan
 
Hukum islam kontemporer
Hukum islam kontemporerHukum islam kontemporer
Hukum islam kontemporer
 
Aborsi
AborsiAborsi
Aborsi
 
ANALISIS TENTANG SISTEM JUAL BELI PANJAR (DOWN OF PAYMENT) MENURUT PANDANGAN ...
ANALISIS TENTANG SISTEM JUAL BELI PANJAR (DOWN OF PAYMENT) MENURUT PANDANGAN ...ANALISIS TENTANG SISTEM JUAL BELI PANJAR (DOWN OF PAYMENT) MENURUT PANDANGAN ...
ANALISIS TENTANG SISTEM JUAL BELI PANJAR (DOWN OF PAYMENT) MENURUT PANDANGAN ...
 
Aborsi dalam perspektif agama dan kesehatan
Aborsi dalam perspektif agama dan kesehatanAborsi dalam perspektif agama dan kesehatan
Aborsi dalam perspektif agama dan kesehatan
 
Pandangan Agama terhadap Aborsi
Pandangan Agama terhadap AborsiPandangan Agama terhadap Aborsi
Pandangan Agama terhadap Aborsi
 
ABORSI
ABORSIABORSI
ABORSI
 
Makalah kb dalam islam
Makalah kb dalam islamMakalah kb dalam islam
Makalah kb dalam islam
 
Presentasi aborsi
Presentasi aborsiPresentasi aborsi
Presentasi aborsi
 
Senyawa Hidrokarbon (materi kimia)
Senyawa Hidrokarbon (materi kimia)Senyawa Hidrokarbon (materi kimia)
Senyawa Hidrokarbon (materi kimia)
 
Makalah akad akad bank syariah
Makalah akad akad bank syariahMakalah akad akad bank syariah
Makalah akad akad bank syariah
 
ragam bahasa
ragam bahasaragam bahasa
ragam bahasa
 
Live proud
Live proudLive proud
Live proud
 

Similar to PANDANGAN HUKUM ABORSI

Aborsi [Tinjauan Tafsir Kontemporer] pdf
Aborsi [Tinjauan Tafsir Kontemporer] pdfAborsi [Tinjauan Tafsir Kontemporer] pdf
Aborsi [Tinjauan Tafsir Kontemporer] pdfRulHas SulTra
 
Makalah aborsi dalam islam wa ode minartin
Makalah aborsi dalam islam wa ode minartinMakalah aborsi dalam islam wa ode minartin
Makalah aborsi dalam islam wa ode minartinSeptian Muna Barakati
 
Makalah aborsi dalam islam wa ode minartin
Makalah aborsi dalam islam wa ode minartinMakalah aborsi dalam islam wa ode minartin
Makalah aborsi dalam islam wa ode minartinSeptian Muna Barakati
 
Makalah aborsi dalam islam wa ode minartin (2)
Makalah aborsi dalam islam wa ode minartin (2)Makalah aborsi dalam islam wa ode minartin (2)
Makalah aborsi dalam islam wa ode minartin (2)Septian Muna Barakati
 
Makalah aborsi dalam islam wa ode minartin
Makalah aborsi dalam islam wa ode minartinMakalah aborsi dalam islam wa ode minartin
Makalah aborsi dalam islam wa ode minartinWarnet Raha
 
Makalah aborsi dalam pandangan islam maryani
Makalah aborsi dalam pandangan islam maryaniMakalah aborsi dalam pandangan islam maryani
Makalah aborsi dalam pandangan islam maryaniSeptian Muna Barakati
 
Aborsi sudut pandang agama islam
Aborsi sudut pandang agama islamAborsi sudut pandang agama islam
Aborsi sudut pandang agama islammahreza
 
ABORSI-pertemuan-4.docx
ABORSI-pertemuan-4.docxABORSI-pertemuan-4.docx
ABORSI-pertemuan-4.docxNurmaYanti40
 

Similar to PANDANGAN HUKUM ABORSI (20)

Aborsi [Tinjauan Tafsir Kontemporer] pdf
Aborsi [Tinjauan Tafsir Kontemporer] pdfAborsi [Tinjauan Tafsir Kontemporer] pdf
Aborsi [Tinjauan Tafsir Kontemporer] pdf
 
Makalah aborsi dalam islam wa ode minartin
Makalah aborsi dalam islam wa ode minartinMakalah aborsi dalam islam wa ode minartin
Makalah aborsi dalam islam wa ode minartin
 
Makalah aborsi dalam islam wa ode minartin
Makalah aborsi dalam islam wa ode minartinMakalah aborsi dalam islam wa ode minartin
Makalah aborsi dalam islam wa ode minartin
 
Makalah aborsi dalam islam wa ode minartin
Makalah aborsi dalam islam wa ode minartinMakalah aborsi dalam islam wa ode minartin
Makalah aborsi dalam islam wa ode minartin
 
Makalah aborsi dalam islam wa ode minartin
Makalah aborsi dalam islam wa ode minartinMakalah aborsi dalam islam wa ode minartin
Makalah aborsi dalam islam wa ode minartin
 
Makalah aborsi dalam islam wa ode minartin
Makalah aborsi dalam islam wa ode minartinMakalah aborsi dalam islam wa ode minartin
Makalah aborsi dalam islam wa ode minartin
 
Makalah aborsi dalam islam wa ode minartin (2)
Makalah aborsi dalam islam wa ode minartin (2)Makalah aborsi dalam islam wa ode minartin (2)
Makalah aborsi dalam islam wa ode minartin (2)
 
Makalah aborsi dalam islam wa ode minartin
Makalah aborsi dalam islam wa ode minartinMakalah aborsi dalam islam wa ode minartin
Makalah aborsi dalam islam wa ode minartin
 
Makalah aborsi dalam pandangan islam maryani
Makalah aborsi dalam pandangan islam maryaniMakalah aborsi dalam pandangan islam maryani
Makalah aborsi dalam pandangan islam maryani
 
Aborsi
AborsiAborsi
Aborsi
 
Aborsi sudut pandang agama islam
Aborsi sudut pandang agama islamAborsi sudut pandang agama islam
Aborsi sudut pandang agama islam
 
Kb dalam islam
Kb dalam islamKb dalam islam
Kb dalam islam
 
Isu etik (aborsi)
Isu etik (aborsi)Isu etik (aborsi)
Isu etik (aborsi)
 
ABORSI-pertemuan-4.docx
ABORSI-pertemuan-4.docxABORSI-pertemuan-4.docx
ABORSI-pertemuan-4.docx
 
Makalah aborsi dalam pandangan islam maryani
Makalah aborsi dalam pandangan islam maryaniMakalah aborsi dalam pandangan islam maryani
Makalah aborsi dalam pandangan islam maryani
 
Makalah aborsi dalam pandangan islam maryani
Makalah aborsi dalam pandangan islam maryaniMakalah aborsi dalam pandangan islam maryani
Makalah aborsi dalam pandangan islam maryani
 
Makalah aborsi dalam pandangan islam maryani
Makalah aborsi dalam pandangan islam maryaniMakalah aborsi dalam pandangan islam maryani
Makalah aborsi dalam pandangan islam maryani
 
Aborsi
AborsiAborsi
Aborsi
 
Makalah iskes
Makalah iskesMakalah iskes
Makalah iskes
 
Kb dalam islam
Kb dalam islamKb dalam islam
Kb dalam islam
 

More from Haristian Sahroni Putra

Telaah Kurikulum PAI SMP & SMA - Telaah Keberadaan Kurikulum dalam Pendidikan
Telaah Kurikulum PAI SMP & SMA - Telaah Keberadaan Kurikulum dalam PendidikanTelaah Kurikulum PAI SMP & SMA - Telaah Keberadaan Kurikulum dalam Pendidikan
Telaah Kurikulum PAI SMP & SMA - Telaah Keberadaan Kurikulum dalam PendidikanHaristian Sahroni Putra
 
Micro Teaching - Keterampilan Menyajikan Pelajaran
Micro Teaching - Keterampilan Menyajikan PelajaranMicro Teaching - Keterampilan Menyajikan Pelajaran
Micro Teaching - Keterampilan Menyajikan PelajaranHaristian Sahroni Putra
 
Micro Teaching - Keterampilan Melaksanakan Pretes
Micro Teaching - Keterampilan Melaksanakan PretesMicro Teaching - Keterampilan Melaksanakan Pretes
Micro Teaching - Keterampilan Melaksanakan PretesHaristian Sahroni Putra
 
Penelitian Tindakan Kelas - Perkembangan PTK
Penelitian Tindakan Kelas - Perkembangan PTKPenelitian Tindakan Kelas - Perkembangan PTK
Penelitian Tindakan Kelas - Perkembangan PTKHaristian Sahroni Putra
 
Penelitian Tindakan Kelas - Pengertian dan Ruang Lingkup PTK
Penelitian Tindakan Kelas -  Pengertian dan Ruang Lingkup PTKPenelitian Tindakan Kelas -  Pengertian dan Ruang Lingkup PTK
Penelitian Tindakan Kelas - Pengertian dan Ruang Lingkup PTKHaristian Sahroni Putra
 
Pengembangan Sistem Evaluasi PAI - Teknik Nontes
Pengembangan Sistem Evaluasi PAI - Teknik NontesPengembangan Sistem Evaluasi PAI - Teknik Nontes
Pengembangan Sistem Evaluasi PAI - Teknik NontesHaristian Sahroni Putra
 
Pengembangan Sistem Evaluasi PAI - Rancangan Penilaian Hasil Belajar
Pengembangan Sistem Evaluasi PAI -  Rancangan Penilaian Hasil BelajarPengembangan Sistem Evaluasi PAI -  Rancangan Penilaian Hasil Belajar
Pengembangan Sistem Evaluasi PAI - Rancangan Penilaian Hasil BelajarHaristian Sahroni Putra
 
Telaah Kurikulum PAI - Silabus Telaah Kurikulum PAI SMP dan SMA
Telaah Kurikulum PAI - Silabus Telaah Kurikulum PAI SMP dan SMATelaah Kurikulum PAI - Silabus Telaah Kurikulum PAI SMP dan SMA
Telaah Kurikulum PAI - Silabus Telaah Kurikulum PAI SMP dan SMAHaristian Sahroni Putra
 
Pengembangan Sistem Evaluasi PAI - Pengertian, Tujuan, Fungsi, Prinsip, Sasar...
Pengembangan Sistem Evaluasi PAI - Pengertian, Tujuan, Fungsi, Prinsip, Sasar...Pengembangan Sistem Evaluasi PAI - Pengertian, Tujuan, Fungsi, Prinsip, Sasar...
Pengembangan Sistem Evaluasi PAI - Pengertian, Tujuan, Fungsi, Prinsip, Sasar...Haristian Sahroni Putra
 
Pengembangan Sistem Evaluasi PAI - Silabus
Pengembangan Sistem Evaluasi PAI - SilabusPengembangan Sistem Evaluasi PAI - Silabus
Pengembangan Sistem Evaluasi PAI - SilabusHaristian Sahroni Putra
 
Micro Teaching - Contoh RPP Kurikulum 2013
Micro Teaching - Contoh RPP Kurikulum 2013Micro Teaching - Contoh RPP Kurikulum 2013
Micro Teaching - Contoh RPP Kurikulum 2013Haristian Sahroni Putra
 
Micro Teaching - Keterampilan Membuka Pelajaran
Micro Teaching - Keterampilan Membuka PelajaranMicro Teaching - Keterampilan Membuka Pelajaran
Micro Teaching - Keterampilan Membuka PelajaranHaristian Sahroni Putra
 
Micro Teaching - Silabus Mata Kuliah Micro Teaching
Micro Teaching - Silabus Mata Kuliah Micro TeachingMicro Teaching - Silabus Mata Kuliah Micro Teaching
Micro Teaching - Silabus Mata Kuliah Micro TeachingHaristian Sahroni Putra
 
Bahasa Arab - At-Tawaabi' Lismil Marfuu'
Bahasa Arab - At-Tawaabi' Lismil Marfuu'Bahasa Arab - At-Tawaabi' Lismil Marfuu'
Bahasa Arab - At-Tawaabi' Lismil Marfuu'Haristian Sahroni Putra
 
Psikologi Umum dan Perkembangan - Sejarah Psikologi Barat
Psikologi Umum dan Perkembangan - Sejarah Psikologi BaratPsikologi Umum dan Perkembangan - Sejarah Psikologi Barat
Psikologi Umum dan Perkembangan - Sejarah Psikologi BaratHaristian Sahroni Putra
 
Psikologi Umum dan Perkembangan - Pengantar
Psikologi Umum dan Perkembangan - PengantarPsikologi Umum dan Perkembangan - Pengantar
Psikologi Umum dan Perkembangan - PengantarHaristian Sahroni Putra
 
Pendidikan Anti Korupsi - Mengenal Tindak Pidana Korupsi
Pendidikan Anti Korupsi -  Mengenal Tindak Pidana KorupsiPendidikan Anti Korupsi -  Mengenal Tindak Pidana Korupsi
Pendidikan Anti Korupsi - Mengenal Tindak Pidana KorupsiHaristian Sahroni Putra
 
Pendidikan Anti Korupsi - Jenis dan Bentuk Korupsi
Pendidikan Anti Korupsi - Jenis dan Bentuk KorupsiPendidikan Anti Korupsi - Jenis dan Bentuk Korupsi
Pendidikan Anti Korupsi - Jenis dan Bentuk KorupsiHaristian Sahroni Putra
 
Pendidikan Anti Korupsi - Pengertian, Ruang Lingkup, Ciri dan Sejarah Korupsi
Pendidikan Anti Korupsi - Pengertian, Ruang Lingkup, Ciri dan Sejarah KorupsiPendidikan Anti Korupsi - Pengertian, Ruang Lingkup, Ciri dan Sejarah Korupsi
Pendidikan Anti Korupsi - Pengertian, Ruang Lingkup, Ciri dan Sejarah KorupsiHaristian Sahroni Putra
 
Pendidikan Anti Korupsi - Buku Strategi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan...
Pendidikan Anti Korupsi - Buku Strategi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan...Pendidikan Anti Korupsi - Buku Strategi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan...
Pendidikan Anti Korupsi - Buku Strategi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan...Haristian Sahroni Putra
 

More from Haristian Sahroni Putra (20)

Telaah Kurikulum PAI SMP & SMA - Telaah Keberadaan Kurikulum dalam Pendidikan
Telaah Kurikulum PAI SMP & SMA - Telaah Keberadaan Kurikulum dalam PendidikanTelaah Kurikulum PAI SMP & SMA - Telaah Keberadaan Kurikulum dalam Pendidikan
Telaah Kurikulum PAI SMP & SMA - Telaah Keberadaan Kurikulum dalam Pendidikan
 
Micro Teaching - Keterampilan Menyajikan Pelajaran
Micro Teaching - Keterampilan Menyajikan PelajaranMicro Teaching - Keterampilan Menyajikan Pelajaran
Micro Teaching - Keterampilan Menyajikan Pelajaran
 
Micro Teaching - Keterampilan Melaksanakan Pretes
Micro Teaching - Keterampilan Melaksanakan PretesMicro Teaching - Keterampilan Melaksanakan Pretes
Micro Teaching - Keterampilan Melaksanakan Pretes
 
Penelitian Tindakan Kelas - Perkembangan PTK
Penelitian Tindakan Kelas - Perkembangan PTKPenelitian Tindakan Kelas - Perkembangan PTK
Penelitian Tindakan Kelas - Perkembangan PTK
 
Penelitian Tindakan Kelas - Pengertian dan Ruang Lingkup PTK
Penelitian Tindakan Kelas -  Pengertian dan Ruang Lingkup PTKPenelitian Tindakan Kelas -  Pengertian dan Ruang Lingkup PTK
Penelitian Tindakan Kelas - Pengertian dan Ruang Lingkup PTK
 
Pengembangan Sistem Evaluasi PAI - Teknik Nontes
Pengembangan Sistem Evaluasi PAI - Teknik NontesPengembangan Sistem Evaluasi PAI - Teknik Nontes
Pengembangan Sistem Evaluasi PAI - Teknik Nontes
 
Pengembangan Sistem Evaluasi PAI - Rancangan Penilaian Hasil Belajar
Pengembangan Sistem Evaluasi PAI -  Rancangan Penilaian Hasil BelajarPengembangan Sistem Evaluasi PAI -  Rancangan Penilaian Hasil Belajar
Pengembangan Sistem Evaluasi PAI - Rancangan Penilaian Hasil Belajar
 
Telaah Kurikulum PAI - Silabus Telaah Kurikulum PAI SMP dan SMA
Telaah Kurikulum PAI - Silabus Telaah Kurikulum PAI SMP dan SMATelaah Kurikulum PAI - Silabus Telaah Kurikulum PAI SMP dan SMA
Telaah Kurikulum PAI - Silabus Telaah Kurikulum PAI SMP dan SMA
 
Pengembangan Sistem Evaluasi PAI - Pengertian, Tujuan, Fungsi, Prinsip, Sasar...
Pengembangan Sistem Evaluasi PAI - Pengertian, Tujuan, Fungsi, Prinsip, Sasar...Pengembangan Sistem Evaluasi PAI - Pengertian, Tujuan, Fungsi, Prinsip, Sasar...
Pengembangan Sistem Evaluasi PAI - Pengertian, Tujuan, Fungsi, Prinsip, Sasar...
 
Pengembangan Sistem Evaluasi PAI - Silabus
Pengembangan Sistem Evaluasi PAI - SilabusPengembangan Sistem Evaluasi PAI - Silabus
Pengembangan Sistem Evaluasi PAI - Silabus
 
Micro Teaching - Contoh RPP Kurikulum 2013
Micro Teaching - Contoh RPP Kurikulum 2013Micro Teaching - Contoh RPP Kurikulum 2013
Micro Teaching - Contoh RPP Kurikulum 2013
 
Micro Teaching - Keterampilan Membuka Pelajaran
Micro Teaching - Keterampilan Membuka PelajaranMicro Teaching - Keterampilan Membuka Pelajaran
Micro Teaching - Keterampilan Membuka Pelajaran
 
Micro Teaching - Silabus Mata Kuliah Micro Teaching
Micro Teaching - Silabus Mata Kuliah Micro TeachingMicro Teaching - Silabus Mata Kuliah Micro Teaching
Micro Teaching - Silabus Mata Kuliah Micro Teaching
 
Bahasa Arab - At-Tawaabi' Lismil Marfuu'
Bahasa Arab - At-Tawaabi' Lismil Marfuu'Bahasa Arab - At-Tawaabi' Lismil Marfuu'
Bahasa Arab - At-Tawaabi' Lismil Marfuu'
 
Psikologi Umum dan Perkembangan - Sejarah Psikologi Barat
Psikologi Umum dan Perkembangan - Sejarah Psikologi BaratPsikologi Umum dan Perkembangan - Sejarah Psikologi Barat
Psikologi Umum dan Perkembangan - Sejarah Psikologi Barat
 
Psikologi Umum dan Perkembangan - Pengantar
Psikologi Umum dan Perkembangan - PengantarPsikologi Umum dan Perkembangan - Pengantar
Psikologi Umum dan Perkembangan - Pengantar
 
Pendidikan Anti Korupsi - Mengenal Tindak Pidana Korupsi
Pendidikan Anti Korupsi -  Mengenal Tindak Pidana KorupsiPendidikan Anti Korupsi -  Mengenal Tindak Pidana Korupsi
Pendidikan Anti Korupsi - Mengenal Tindak Pidana Korupsi
 
Pendidikan Anti Korupsi - Jenis dan Bentuk Korupsi
Pendidikan Anti Korupsi - Jenis dan Bentuk KorupsiPendidikan Anti Korupsi - Jenis dan Bentuk Korupsi
Pendidikan Anti Korupsi - Jenis dan Bentuk Korupsi
 
Pendidikan Anti Korupsi - Pengertian, Ruang Lingkup, Ciri dan Sejarah Korupsi
Pendidikan Anti Korupsi - Pengertian, Ruang Lingkup, Ciri dan Sejarah KorupsiPendidikan Anti Korupsi - Pengertian, Ruang Lingkup, Ciri dan Sejarah Korupsi
Pendidikan Anti Korupsi - Pengertian, Ruang Lingkup, Ciri dan Sejarah Korupsi
 
Pendidikan Anti Korupsi - Buku Strategi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan...
Pendidikan Anti Korupsi - Buku Strategi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan...Pendidikan Anti Korupsi - Buku Strategi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan...
Pendidikan Anti Korupsi - Buku Strategi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan...
 

Recently uploaded

tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 

Recently uploaded (20)

tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 

PANDANGAN HUKUM ABORSI

  • 1. PANDANGAN HUKUM ISLAM TERHADAP ABORSI Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Masail Fiqhiyyah Dosen Pengampu: Dr. M. Sarbini, M.H.I. Disusun Oleh: Haristian Sahroni Putra NIM: 201321043 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM STAI AL-HIDAYAH BOGOR 2016 M/1437 H
  • 2. i KATA PENGANTAR Mahasuci Alloh Subhanahu wa Ta’ala dan segala puji hanya milik-Nya. Penggenggam segala sesuatu yang telah memberikan kemudahan kepada hamba- hamba-Nya dalam melakukan segala aktifitas. Sholawat serta salam semoga dilimpahkan selalu kepada sebaik-baiknya manusia, yaitu Nabi Muhammad Shollallohu ‘alaihi wasallam kepada para sahabatnya, keluarganya, tabi’in, tabi’ut-tabi’in dan pada umatnya yang tetap berpegang teguh memegang risalahnya. Alhamdulillah, berkat rahmat dan hidayah Alloh, penyusun dapat menyelesaikan penulisan tugas makalah ini sesuai dengan waktu yang telah ditentukan serta sebagai syarat untuk memenuhi nilai mata kuliah Masail Fiqhiyyah di Semester keenam di STAI Al-Hidayah Bogor ini. Penyusun menyadari penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan banyak kekurangan. Untuk itu dengan segala kerendahan hati penyusun mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak yang bersifat membangun. Semoga segala partisipasi dan bantuan dari semua pihak dalam penyusunan makalah ini baik itu secara materil ataupun formil menjadi amal ibadah di sisi Alloh Subhanahu wa ta’ala dan mendapat balasan yang tak terhingga. Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami khususnya dan umumnya bagi seluruh mahasiswa. Bogor, Juli 2016 Penyusun
  • 3. ii DAFTAR ISI KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI ii BAB I PENDAHULUAN 1 A. Latar Belakang 1 B. Rumusan Masalah 1 C. Tujuan 1 BAB II PANDANGAN HUKUM ISLAM TERHADAP ABORSI 2 A. Pengertian Aborsi 2 B. Macam-Macam Aborsi 3 C. Tinjauan Hukum Aborsi Menurut Islam 4 BAB III KESIMPULAN 15 DAFTAR PUSTAKA 16
  • 4. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hubungan seksual berlainan jenis tidak dapat dihindarkan, karena ini merupakan tuntutan biologis untuk mengembangkan keturunannya dan juga merupakan rahmat Allah yang tidak ternilai. Bagi makhluk selain manusia dalam melakukan hubungan seks, akibatnya kurang dan tidak diperhitungkan. Akan tetapi bagi manusia hal ini akan berakibat fatal apabila tidak melalui saluran yang semestinya dan tidak memikirkan akibat sampingnya. Hubungan seks sangat erat kaitannya dengan aborsi, karena dengan hubungan inilah awal terjadinya perubahan antara sel-sel dari kedua jenis makhluk itu, baik yang dikehendaki atau tidak. Bagi yang menghendaki terjadinya pembuahan tersebut menilainya sebagai anugerah Allah, tetapi bagi yang tidak menghendakinya ada yang menganggapnya sebagai malapetaka yang harus dihindari walaupun bertentangan dengan hukum dan moral. Cara menghindari setelah terjadinya pembuahan inilah yang disebut aborsi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini. B. Rumusan Masalah 1. Apa definisi aborsi? 2. Bagaimana tinjauan hukum aborsi menurut Islam? C. Tujuan 1. Untuk mengetahui definisi aborsi 2. Untuk memahami tinjauan hukum aborsi menurut Islam
  • 5. 2 BAB II PANDANGAN HUKUM ISLAM TERHADAP ABORSI A. Pengertian Aborsi 1. Menurut Bahasa Kata aborsi berasal dari bahasa Inggris yaitu abortion yang berarti gugur kandungan atau keguguran. Dalam bahasa Arab disebut Isqatu Hamli atau al Ijhad.1 2. Menurut Istilah Menurut Sardikin Guna Putra, aborsi ialah pengakhiran kehamilan atas hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar kandungan. Menurut Marsjono Reksodiputra, aborsi ialah pengeluaran hasil konsepsi dari rahim sebelum hasil konsepsi dapat lahir secara alamiah dengan adanya kehendak merusak hasil konsepsi tersebut. Menurut Nani Soendo, aborsi adalah pengeluaran buah kehamilan pada waktu janin masih demikian kecilnya sehingga tidak dapat hidup.2 Menurut istilah kedoketeran yang dikutip dari wikipedia.org gugur kandungan atau aborsi (bahasa Latin: abortus) adalah berhentinya kehamilan sebelum usia kehamilan 20 minggu yang mengakibatkan kematian janin. Apabila janin lahir selamat (hidup) sebelum 38 minggu namun setelah 20 minggu, maka istilahnya adalah kelahiran prematur.3 1 Huzaimah Tahido Yanggo, Masail Fiqhiyah; Kajian Hukum Islam Kontemporer, (Bandung: Penerbit Angkasa, 2005) hlm. 192. 2 Ibid, hlm. 192-193. 3 Wikipedia, “Gugur Kandungan”, diakses dari https://id.wikipedia.org/wiki/Gugur_kandungan pada tanggal 30 Juli 2016 pukul 09.00.
  • 6. 3 B. Macam-Macam Aborsi Aborsi ada dua macam, yaitu: 1. Aborsi spontan (spontaneous aborts), ialah aborsi yang tidak disengaja. Aborsi spontan bisa terjadi karena penyakit spylis, demam panas yang hebat, penyakit ginjal, TBC, kecelakaan dan sebagainya. Aborsi spontan oleh ulama disebut Isqah al ‘Afwi yang berarti aborsi yang dimaafkan, karena pengguguran seperti ini tidak menimbulkan akibat hukum. 2. Aborsi yang disengaja (abottus Provocatus). Aborsi macam kedua ini ada dua macam, yaitu: a. Aborsi Artificialis Therapicus, yaitu aborsi yang dilakukan oleh dokter atas dasar indikasi medis, sebelum lahir secara alami untuk menyelamatkan jiwa ibu yang terancam bila kelangsungan kehamilan dipertahankan menurut pemeriksaan medis. Aborsi semacam ini di kalangan ulama disebut Isqath al Dharury atau Isqath al ‘Ilajiy yang berarti aborsi darurat atau aborsi pengobatan. b. Aborsi Provocatus Criminalis, yaitu pengguguran yang dilakukan tanpa indikasi medis untuk meniadakan hubungan seks di luar perkawinan atau untuk mengakhiri kehamilan yang tidak dikehendaki. Pengguguran semacam ini di kalangan ulama disebut al Isqhat al Ikhtiyary yang berarti pengguguran yang disengaja tanpa sebab membolehkan sebelum masa kelahiran tiba. Pada umumnya wanita melakukan abortus prodokatus criminalis karena didorong oleh beberapa hal di antaranya: a. Dorongan ekonomi/dorongan individual. Dorongan ini timbul karena kekhawatiran terhadap kemiskinan, tidak ingin mempunyai keluarga besar, memelihara kecantikan, mempertahankan status sebagai wanita karir dan sebagainya. b. Dorongan kecantikan. Dorongan ini timbul biasanya bila ada kekhawatiran bahwa janin dalam kandungan akan lahir dalam
  • 7. 4 keadaan cacat akibat radiasi, obat-obatan, keracunan, dan sebagainya. c. Dorongan moral. Dorongan ini biasanya karena wanita yang hamil tidak sanggup menerima sanksi sosial dari masyarakat, disebabkan hubungan biologis yang tidak memperhatikan moral dan agama, seperti kumpul kebo atau kehamilan di luar nikah. d. Dorongan lingkungan. Faktor lingkungan juga mempengaruhi insiden pengguguran kehamilan muda, misalnya sikap dari penolong (dokter, bidan, dukun, dan lain-lain), pemakaian kontrasepsi, norma tentang aktivitas seksual dan hubungan seksual di luar pernikahan, norma agama dan moral.4 C. Tinjauan Hukum Aborsi Menurut Islam 1. Aborsi spontan (spontaneous aborts) Melihat klasifikasi yang ada di atas, dapat dilihat bahwa jenis pertama yaitu aborsi spontan (spontaneous aborts) tidak masuk dalam kemampuan dan kehendak manusia, sehingga tentunya masuk dalam firman Allah Azza wa Jalla :   “Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.” (QS. al-Baqarah [2] : 186) Dan sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam : ‫ا‬ْ‫و‬ ُ‫ه‬ِ‫ر‬ ْ ‫ك‬ُ‫ت‬ ْ‫اس‬‫ا‬ َ‫م‬ َ‫و‬ ُ‫ان‬َ‫ي‬ ْ‫س‬ِ‫الن‬ َ‫و‬ ُ ‫أ‬ َ ‫ط‬ َ ‫الخ‬ ْ‫ي‬ ِ‫ت‬َّ‫م‬ ُ ‫أ‬ ْ‫ن‬ َ‫ع‬ َ‫ع‬ ِ‫ض‬ُ‫و‬‫ه‬ْ‫ي‬ َ ‫ل‬ َ‫ع‬ 4 Huzaimah Tahido Yanggo, Masail Fiqhiyah; Kajian Hukum Islam Kontemporer, (Bandung: Penerbit Angkasa, 2005) hlm. 193-194
  • 8. 5 “Dimaafkan dari umatku kesalahan (tanpa sengaja), lupa dan keterpaksaan.” (HR al-Baihaqi dalam Sunannya dan dishahîhkan Syaikh al-Albâni dalam Shahîhul-Jâmi no. 13066) 2. Aborsi Artificialis Therapicus Sedangkan jenis kedua yaitu aborsi artificialis therapicus tidaklah dilakukan kecuali dalam keadaan darurat yang menimpa sang ibu, sehingga kehamilan dan upaya mempertahankannya dapat membahayakan kehidupan sang ibu. Sehingga aborsi menjadi satu-satunya cara mempertahankan jiwa sang ibu; dalam keadaan tidak mungkin bisa mengupayakan kehidupan sang ibu dan janinnya bersama-sama. Dalam keadaan seperti inilah mengharuskan para medis spesialis kebidanan mengedepankan nyawa ibu daripada janinnya. Memang nyawa janin sama dengan nyawa sang ibu dalam kesucian dan penjagaannya, namun bila tidak mungkin menjaga keduanya kecuali dengan kematian salah satunya maka hal ini masuk dalam kaedah “Melanggar yang lebih ringan dari dua madharat untuk menolak yang lebih berat lagi” (Irtikâbul khaffi ad- Dhararain Lidaf’i A’lahuma). Di sini jelaslah kemaslahatan mempertahankan nyawa sang ibu didahulukan daripada kehidupan sang janin, karena ibu adalah induk dan tiang keluarga. Dengan takdir Allah Azza wa Jalla ia bisa melahirkan berulang kali, sehingga didahulukan nasib sang ibu dari janinnya. Syaikh Ahmad al-Ghazâli seorang Ulama Indonesia menyatakan: “Adapun ulama Indonesia berpendapat keharaman aborsi kecuali apabila ada dengan sebab terpaksa yang harus dilakukan dan menyebabkan kematian sang ibu. Hal ini karena syari’at Islam dalam keadaan seperti itu memerintahkan untuk melanggar salah satu madharat yang teringan. Apabila tidak ada di sana solusi lain selain menggugurkan janin untuk menjaga hidup sang ibu”.
  • 9. 6 3. Aborsi Provocatus Criminalis, Permasalahan yang penting dalam pembahasan ini adalah hukum aborsi jenis ketiga yaitu Al-Ijhâdh al-Ijtimâ’i dinamakan juga al-Ijhâdh al- Jinâ`i atau al-Ijrâmi (Abortus Provokatus Kriminalis). Telah dimaklumi bahwa janin mengalami fase-fase pembentukan sebelum menjadi janin yang sempurna dan lahir menjadi bayi. Di antara pembeda yang banyak dilihat para ahli fikih yang berbicara dalam hal ini adalah adanya ruh dalam janin tersebut. Dengan dasar ini maka hukum aborsi dapat diklasifikasikan secara umum menjadi dua: a. Aborsi Sebelum Ditiupkan Ruh Melihat pendapat para Ulama fikih dari berbagai madzhab, dapat disimpulkan bahwa pendapat mereka dalam masalah ini menjadi 3 kelompok: 1) Kelompok yang membolehkan aborsi sebelum ditiup ruh pada janin. Ini pendapat minoritas Ulama madzhab Syâfi’iyah, Hambaliyah dan Hanafiyah. 2) Kelompok yang membolehkan aborsi sebelum dimulai pembentukan bentuk janin yaitu sebelum empat puluh hari pertama. Ini pendapat mayoritas mazhhab Hanafiyah, Syâfi;’iyah dan Hambaliyah. Pendapat ini dirajihkan Syaikh Ali Thanthawi rahimahullah. 3) Kelompok yang mengharamkan aborsi sejak terjadinya pembuahan dalam rahim. Ini pendapat yang rajih dalam madzhab Mâlikiyah, pendapat imam al-Ghazâli, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, Ibnu Rajab al-Hambali dan Ibnu al-Jauzi. Inilah pendapat madzhab Zhahiriyah. Pendapat inilah yang dirajihkan mayoritas Ulama kontemporer dewasa ini, karena adanya pelanggaran terhadap hak janin untuk hidup dan juga hak masyarakat. DR. Wahbah az-Zuhaili menjelaskan hal ini
  • 10. 7 dengan menyatakan bahwa para Ulama sepakat mengharamkan aborsi tanpa udzur setelah bulan keempat, yaitu setelah berlalu seratus dua puluh hari dari permulaan kehamilan. Mereka juga sepakat menganggap ini sebagai kejahatan yang mengharuskan adanya diyat, karena ada upaya menghilangkan jiwa dan pembunuhan. Saya sendiri merajihkan larangan aborsi sejak awal kehamilan, karena adanya kehidupan dan permulaan pembentukan janin; kecuali karena keadaan darurat seperti terkena penyakit akut/parah contohnya kelumpuhan atau kanker. Saya sendiri condong sepakat dengan pendapat al-Ghazâli yang menganggap aborsi, walaupun dilakukan di hari pertama kehamilan adalah seperti membunuh janin hidup-hidup (al-Wa`du) yang merupakan kejahatan terhadap sesuatu yang ada. Sedangkan Syaikh Ahmad Sahnuun seorang Ulama dari Maroko menyatakan: “Aborsi adalah perbuatan tercela dan kejahatan besar yang dilarang dalam Islam. Juga diingkari jiwa kemanusian dan jiwa- jiwa yang mulia menolaknya. Sebab hal itu adalah pembunuhan jiwa yang Allah Azza wa Jalla haramkan, perubahan ciptaan Allah Azza wa Jalla dan menentang takdir/kehendak Allah Azza wa Jalla ”. Islam telah melarang membunuh jiwa seperti dalam firman Allah Azza wa Jalla :    “Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya), melainkan dengan suatu (alasan) yang benar.” (QS. al-Isra`[17] : 33) Sebagaimana juga melarang sikap merubah ciptaan Allah Azza wa Jalla dalam firmanNya:
  • 11. 8    “Dan akan aku suruh mereka (mengubah ciptaan Allah), lalu benar-benar mereka meubahnya.” (QS. an-Nisaa [4] : 119) Aborsi mirip dengan al-Wa`du (membunuh anak hidup-hidup) yang dahulu pernah dilakukan di zaman Jahiliyah, bahkan tidak lebih kecil kejahatannya. Islam sangat mengingkari hal ini sebagaimana firman-Nya:   “Dan apabila bayi-bayi perempuan yang dikubur hidup-hidup ditanya, (at-Takwîr [81]: 8) Baik aborsi dilakukan di fase awal janin atau setelah ditiupkan ruh padanya. Sebab semua fase pembentukan janin berisi kehidupan yang harus dihormati, yaitu kehidupan pertumbuhan dan pembentukannya. Hal ini menyelisihi orang-orang yang membolehkan aborsi sebelum ruh ditiupkan. Mereka beranggapan bahwa sebelum adanya ruh maka tidak ada kehidupan padanya, sehingga tidak ada kejahatan dan keharaman. Mereka dengan membolehkan hal itu berarti telah membuka pintu yang sulit dibendung dan memberikan senjata kepada tangan lawan dan musuh Islam untuk mencela Islam. Juga melegalkan semua yang terjadi di luar negara Islam yang berupa perbuatan nista dan tercela; yang membuat pusing para intelektual dan menggoyangkan tatanan gereja dan para pendetanya. Setelah dipastikan secara ilmiyah bahwa aborsi memiliki bahaya bagi kesehatan dan kehidupan wanita, sehingga aborsi diharamkan untuk dilakukan, karena menghilangkan madharat lebih didahulukan dari mengambil kemaslahatan.
  • 12. 9 Sedangkan DR. Ibrahim Haqqi menyatakan: “Diharamkan aborsi karena merupakan pembunuhan jiwa yang tidak berdosa dan menjerumuskan jiwa lainnya yaitu sang ibu kepada bahaya yang banyak hingga bahaya kematian. Ini adalah perkara yang terlarang.”[5] Demikian juga pendapat yang disampaikan Syaikh Ahmad al- Ghazâli seorang Ulama Indonesia mengatasnamakan Ulama Indonesia. Inilah pendapat yang dirajihkan Umar bin Ibrahim Ghânim penulis kitab Ahkâmul-Janîn dalam pernyataan beliau : “Sudah pasti pendapat kelompok yang melarang aborsi sejak pembuahan adalah yang lebih dekat kepada kebenaran dan sesuai dengan ruh Islam. Ruh Islam yang memerintahkan untuk melindungi dan menjaga keturunan; juga menghalangi kesempatan pengekor hawa dan nafsu syahwat yang ingin mengambil kesempatan untuk merealisasikan tujuan dan keinginan mereka untuk melemahkan keturunan kaum Muslimin. Demikian juga fatwa larangan ini termasuk saddu adz-Dzarî’at yang sangat bersesuaian dengan ruh syari’at Islam yang mulia. b. Aborsi Setelah Ditiupkan Ruh Pada Janin (Setelah Empat Bulan) . Telah dijelaskan bahwa ada perbendaan pendapat di antara para Ulama dalam hukum aborsi saat sebelum peniupan ruh pada janin. Sedangkan setelah peniupan ruh, para ahli fikih sepakat bahwa janin telah menjadi manusia dan bernyawa yang memiliki kehormatan dan kemuliaan, sebagaimana dijelaskan dalam firman Allah Azza wa Jalla :       
  • 13. 10   “Dan Sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan.” (QS. al-Isrâ` [17] : 70) dan firman Allah Azza wa Jalla:           Barangsiapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain atau bukan karena membuat kerusakan dimuka bumi, Maka seakan-akan Dia telah membunuh manusia seluruhnya. (QS. al-Mâidah [5] : 32) Di antara Ulama yang menukil kesepakatan ini adalah Ibnu Jizzi, DR. Wahbah az-Zuhaili dan DR. Muhammad Ali al-Bâr Demikianlah, menjadi jelas bagi kita bahwa aborsi setelah ditiupkan ruh pada janin adalah kejahatan yang tidak boleh dilakukan kecuali dalam keadaan sangat darurat yang dipastikan. Caranya dengan mengambil keputusan para medis yang terpercaya dan ahli di bidang tersebut; yaitu bahwa adanya janin itu membahayakan kehidupan sang
  • 14. 11 ibu. Perlu diketahui dengan adanya kemajuan sarana kedokteran modern dan kemampuan ilmu serta tersedianya semua keperluan tentang hal itu, maka aborsi untuk penyelamatan nyawa ibu adalah peristiwa yang sangat jarang terjadi.5 Apabila seorang wanita diperkosa kemudian hamil, apakah wanita ini boleh menggugurkan kandungannya?6 Sekelompok ulama telah membahas hukum yang berkaitan dengan kasus ini. Secara global, mungkin dapat kita katakan bahwa apabila prinsip Islam adalah menghilangkan segala kesukaran, kesulitan, kekerasan dan menepis hal-hal yang memudharatkan serta kemudaratan yang besar dapat dihilangkan dengan kemudaratan yang lebih ringan dan kebutuhan primier menempati posisi hukum darurat baik secara umum maupun khusus. Maka berdasarkan prinsip ini, apabila seorang muslimah yang merdeka dan suci dihadapkan kepada peristiwa na’as seperti ini dan dikhawatirkan akan menjadi bahan pergunjingan serta dikhawatirkan hal itu akan menjadi aib pada dirinya selamanya atau dikhawatirkan akan tertimpa kemudaratan, misalnya ancaman pembunuhan atau dikhawatirkan akan timbul penyakit mental dan saraf pada wanita tersebut atau dapat mengganggu akalnya atau aib tersebut merembet pada seluruh keluarga yang tidak terlibat dalam kasus itu atau hal- hal lainnya, maka semoga tidak mengapa jika ia menggugurkan janinnya pada hari-hari pertama kehamilannya dengan syarat sebagai berikut: 1. Kasus perkosaan tersebut memenuhi persyaratan yang berkaitan dengan bab pemaksaan. 2. Pengguguran janin itu dilakukan secepatnya setelah kasus tersebut terjadi. Sebab apabila ditunda, berarti si wanita rela dengan janin yang ia kandung. 5 AlManhaj.org, Islam dan Aborsi Satu Tinjauan Hukum Fiqih, diakses dari https://almanhaj.or.id/3362-islam-dan-aborsi-satu-tinjaun-hukum-fikih.html pada tanggal 30 Juli 2016 pukul 09.03. 6 Muslimah.or.id, Hukum Aborsi Bagi Wanita yang Diperkosa, diakses dari https://muslimah.or.id/2881-hukum-aborsi-bagi-wanita-yang-diperkosa.html pada tanggal 30 Juli 2016 pukul 09.05.
  • 15. 12 3. Penguguran janin dilakukan sebelum janin ditiupkan ruh. 4. Penguguran tersebut dilaksanakan berdasarkan izin resmi yang membenarkan terjadinya kasus perkosaan terhadap wanita yang bersangkutan dan di bawah pengawasan dokter yang terpercaya dengan memperhatikan keselamatan si ibu janin. Pemaksaan yang dipandang oleh syariat adalah orang yang dipaksa tidak memiliki kemampuan sama sekali untuk menolak dan tidak ada pilihan lain, syarat-syaratnya adalah: 1. Orang yang memaksa sanggup untuk melaksanakan ancamannya sementara orang yang diancam tidak mampu menolaknya dan tidak pula dapat melarikan diri. 2. Orang yang dipaksa memperkirakan apabila ia tidak memenuhi perintah si pemaksa maka si pemaksa benar-benar akan melaksanakan ancamannya tersebut. 3. Ancaman tersebut langsung akan dilaksanakan. 4. Orang yang dipaksa tidak melihat ada pilihan lain untuk dirinya. Di antara mereka yang membolehkan menggugurkan kandungan dari hasil perkosaan adalah Syaikh Jadu al-Haq, Dr. Al-Buthi, Dr. Hilali Ahmad dan Sa’iduddin al-Hilali. Adapun kesimpulan dari pendapat Syaikh Jadul al-Haq adalah, “Menurut kesepakatan para ulama tidak boleh menggugurkan kandungan hasil perkosaan setelah ditiupkan ruh. Adapun sebelumnya ada perbedaan pendapat tentang boleh dan tidaknya menggugurkan janin tersebut. Boleh jadi wanita ini mendapat dispensasi khusus yang membolehkannya untuk menggugurkan janin yang ada di dalam kandungannya pada hari-hari pertama kehamilannya dan tidak boleh menggugurkan kandungan kecuali atas dasar alasan yang syar’i.
  • 16. 13 Adapun fatwa yang dikeluarkan oleh mayoritas ulama thaun 1413 H tentang kaum muslimah Bosnia dan Herzegovina yang hamil akibat perkosaan yang dilakukan oleh pasukan Serbia bahwa mereka tidak boleh menggugurkan kandungannya, dijawab Dr. Ibrahim Rahim, “Mungkin maksud mereka adalah menggugurkan setelah ditiupkan ruh. Jika demikian, maka pendapat ini dapat diterima. Adapun sebelumnya, saya kira mereka tidak bermaksud demikian, sebab mereka memberikan dispensasi pada beberapa kondisi yang tidak seberat kasus perkosaan ini dan dispensasi itu mereka tetapkan sebelum mempertimbangkan penyakit yang mungkin akan menimpa si ibu.” Fatwa MUI tentang Abortus7 Majelis ulama Indonesia (MUI) memutuskan Fatwa tentang abortus : Pertama : Ketentuan Umum 1. Darurat adalah suatu keadaan di mana seseorang apabila tidak melakukan sesuatu yang diharamkan maka ia akan mati atau hampir mati. 2. Hajat adalah suatu keadaan di mana seseorang apabila tidak melakukan sesuatu yang diharamkan maka ia akan mengalami kesulitan berat. Kedua : Ketentuan Hukum 1. Aborsi haram hukumnya sejak terjadinya implantasi blastosis pada dinding rahim ibu (nidasi). 2. Aborsi dibolehkan karena ada uzur, baik bersifat darurat ataupun hajat. a. Keadaan darurat yang berkaitan dengan kehamilan yang membolehkan aborsi adalah: 1) Perempuan hamil menderita sakit fisik berat seperti kanker stadium lanjut, TBC dengan caverna dan penyakitpenyakit fisik berat lainnya yang harus ditetapkan oleh tim dokter. 7 MUI, Himpunan Fatwa Majlis Ulama Indonesia, hlm. 455-456. Diakses dari http://mui.or.id/wp-content/uploads/2014/11/35.-Aborsi.pdf pada tanggal 30 Juli 2016 pukul 09.02.
  • 17. 14 2) Dalam keadaan di mana kehamilan mengancam nyawa si ibu. b. Keadaan hajat yang berkaitan dengan kehamilan yang dapat membolehkan aborsi adalah: 1) Janin yang dikandung dideteksi menderita cacat genetik yang kalau lahir kelak sulit disembuhkan. 2) Kehamilan akibat perkosaan yang ditetapkan oleh tim yang berwenang yang di dalamnya terdapat antara lainkeluarga korban, dokter, dan ulama. c. Kebolehan aborsi sebagaimana dimaksud huruf b harus dilakukan sebelum janin berusia 40 hari. 3. Aborsi yang dibolehkan karena uzur sebagaimana dimaksud pada angka 2 hanya boleh dilaksanakan di fasilitas kesehatan yang telah ditunjuk oleh pemerintah. 4. Aborsi haram hukumnya dilakukan pada kehamilan yang terjadi akibat zina.
  • 18. 15 BAB III KESIMPULAN Gugur kandungan atau aborsi (bahasa Latin: abortus) adalah berhentinya kehamilan sebelum usia kehamilan 20 minggu yang mengakibatkan kematian janin. Apabila janin lahir selamat (hidup) sebelum 38 minggu namun setelah 20 minggu, maka istilahnya adalah kelahiran prematur. Majelis ulama Indonesia (MUI) memutuskan Fatwa tentang abortus : Pertama : Ketentuan Umum 1. Darurat adalah suatu keadaan di mana seseorang apabila tidak melakukan sesuatu yang diharamkan maka ia akan mati atau hampir mati. 2. Hajat adalah suatu keadaan di mana seseorang apabila tidak melakukan sesuatu yang diharamkan maka ia akan mengalami kesulitan besar. Kedua : Ketentuan Hukum 1. Aborsi haram hukumnya sejak terjadinya implantasi blastosis pada dinding rahim ibu (nidasi). 2. Aborsi dibolehkan karena adanya uzur, baik yang bersifat darurat ataupun hajat 3. Aborsi yang dibolehkan karena uzur sebagaimana dimaksud pada angka 2 hanya boleh dilaksanakan di fasilitas kesehatan yang telah ditunjuk oleh pemerintah. 4. Aborsi haram hukumnya dilakukan pada kehamilan yang terjadi akibat zina.
  • 19. 16 DAFTAR PUSTAKA Yanggo, Huzaimah Tahido, Masail Fiqhiyah; Kajian Hukum Islam Kontemporer, (Bandung: Penerbit Angkasa, 2005). MUI, Himpunan Fatwa Majlis Ulama Indonesia, diakses dari http://mui.or.id/wp- content/uploads/2014/11/35.-Aborsi.pdf pada tanggal 30 Juli 2016 pukul 09.02. Wikipedia, “Gugur Kandungan”, diakses dari https://id.wikipedia.org/wiki/Gugur_kandungan pada tanggal 30 Juli 2016 pukul 09.00. AlManhaj.org, Islam dan Aborsi Satu Tinjauan Hukum Fiqih, diakses dari https://almanhaj.or.id/3362-islam-dan-aborsi-satu-tinjaun-hukum-fikih.html pada tanggal 30 Juli 2016 pukul 09.03. Muslimah.or.id, Hukum Aborsi Bagi Wanita yang Diperkosa, diakses dari https://muslimah.or.id/2881-hukum-aborsi-bagi-wanita-yang-diperkosa.html pada tanggal 30 Juli 2016 pukul 09.05.