SlideShare a Scribd company logo
1 of 30
Silogisme
Disusun Oleh:
Rika Afriani
Lisa Purnama
Sari
Suharti
Jeanne Marie.
M
Peta Konsep
Silogisme
A. Definisi
B. Struktur
C. Prinsip Umum
D. Pembagian Silogisme
 Silogisme adalah penarikan konklusi
secara deduktif tidak langsung yang
konklusinya ditarik dari premis yang
disediakan sekaligus.
 Silogisme merupakan suatu proses
penarikan kesimpulan yang
didasarkan atas pernyataan-
pernyataan (proposisi yang kemudian
disebut premis) sebagai antesedens
(pengetahuan yang sudah dipahami)
A. Definisi
Silogisme
B. StrukturSilogismeSebuah silogisme terdiri atas tiga proposisi yaitu dua
proposisi yang disajikan dan sebuah proposisi yang
ditariknya. Proposisi yang disajikan dinamai premis mayor
dan premis minor, sedangkan kesimpulannya dinamai
konklusi. Setiap proposisi terdiri atas dua term.
P konklusi disebut term mayor, sedang S-nya disebut
term minor, dan term yang sama-sama terdapat pada kedua
proposisi disebut term penengah. Term penengah ini
merupakan faktor terpenting dalam silogisme, karena
penyebab kedua premis dapat saling berhubungan
sehingga menghasilkan konklusi. Dengan perkataan lain,
Silogisme ini bagian dari penalaran deduksi. Jika dirumuskan
sebagai berikut :
•PU : A = B
•PK : C = A
•K : C = B
•A = semua anggota golongan tertentu
•B = sifat yang ada pada A
•C = sesorang atau sesuatu anggota A
Rumus umum silogisme :
PM (premis mayor) : A = B
Pm (premis minor) : C = A
Kesimpulan : C = B
Contoh:
PU : Semua makhluk hidup memiliki mata.
PK : Si Polan adalah makhluk hidup.
S/K : Maka si Polan memiliki mata.
 Aturan I : Tiap-tiap silogisme pastilah terdiri atas
tiga term.
Aturan itu berguna untuk menentukan cara
penarikan konklusi dalam bentuk silogisme atau
bukan. Suatu bentuk silogisme harus
mempunyai tiga term yaitu term mayor, term
minor dan term penengah yang masing-
masingnya disebut dua kali. Pelanggaran
terhadap aturan ini akan berdampak kesalahan
adanya empat buah term atau kesalahan
C. Prinsip Umum Silogisme
Kaki saya menyentuh sofa
Sofa menyentuh lantai.
Kaki saya menyentuh lantai.
Dalam contoh tersebut terdapat empat butir term
yaitu kaki saya, menyentuh sofa, sofa dan menyentuh
lantai. Karena itu, tidak ada konklusi yang dapat
ditarik.
Aturan II : Silogisme hanya terdiri dari tiga proposisi
Aturan II, sama halnya dengan aturan I yakni hanya
untuk membedakan silogisme dari bentuk-bentuk
Aturan III : Term penengah mestilah tersebar dalam
premis, paling kurang satu kali.
Karena term penengah menyebabkan
term mayor dan term minor mempunyai
hubungan, maka ia mestilah tersebar dalam
salah satu premis, paling kurang satu kali..
Jika sebagian term penengah berhubungan
dengan term mayor, dan sebagian lainnya
berhubungan dengan term minor, maka tidak
ada konklusi yang dapat diambil.
Kesalahan yang terjadi akibat tidak
mengikuti aturan III ini disebut kesalahan
penengah yang tidak tersebar (the fallacy of
undistributed middle). Berikut ini contoh
kesalahannya :
Sebagian manusia pasti adalah guru
Semua binatang yang pandai melacak
pencuri adalah manusia.
Semua binatang yang pandai melacak
pencuri adalah guru.
Kategorikal Hipotetis
Disyungtif Tersusun
D. Pembagian Silogisme
 Silogisme Katagorik adalah silogisme yang semua
proposisinya merupakan katagorik. Proposisi yang
mendukung silogisme disebut dengan premis
yang kemudian dapat dibedakan dengan premis
mayor (premis yang termnya menjadi predikat),
dan premis minor ( premis yang termnya menjadi
subjek). Yang menghubungkan diantara kedua
premis tersebut adalah term penengah (middle
term).
1. Silogisme
Kategorikal
 Contoh :
Semua Tanaman membutuhkan air (premis
mayor)
……………….M……………..P
Akasia adalah Tanaman (premis minor)
….S……………………..M
Akasia membutuhkan air (konklusi)
….S……………..P
(S = Subjek, P = Predikat, dan M = Middle term)
1.Apabila dalam satu premis partikular, kesimpulan harus
parti¬kular juga, seperti:
Semua yang halal dimakan menyehatkan.
Sebagian makanan tidak menyehatkan.
Jadi Sebagian makanan tidak halal dimakan.
(Kesimpulan tidak boleh: Semua makanan tidak halal
Hukum-hukum
Silogisme Katagorik
2. Apabila salah satu premis negatif, kesimpulan harus negatif
juga, seperti:
Semua korupsi tidak disenangi.
Sebagian pejabat adalah korupsi, jadi
Sebagian pejabat tidak disenangi.
(Kesimpulan tidak boleh: Sebagian pejabat disenangi)
3. Dari dua premis yang sama-sama particular, tidak sah
diambil kesimpulan.
Beberapa politikus tidak jujur.
Banyak cendekiawan adalah politikus,
Jadi banyak cendekiawan tidak jujur.
4.Dari dua premis yang sama-sama negatif, tidak
mendapat kesimpulan apa pun, karena tidak ada mata
rantai yang menghubungkan kedua proposisi premisnya.
Contoh :
Kerbau bukan bunga mawar.
Kucing bukan bunga mawar.
….. (Tidak ada kesimpulan)
5. Term-predikat dalam kesimpulan harus konsisten dengan
term predikat yang ada pada premisnya. Bila tidak,
kesimpulan menjadi salah, seperti :
Kerbau adalah binatang.
Kambing bukan kerbau.
Jadi: Kambing bukan binatang.
6.Term penengah harus bermakna sama, baik dalam premis
mayor maupun premis minor. Bila term penengah bermakna
ganda kesimpulan menjadi lain, seperti:
Bulan itu bersinar di langit.
Januari adalah bulan.
Jadi: Januari bersinar di langit.
7. Silogisme harus terdiri tiga term, yaitu term subjek, predikat,
dan term menengah (middle term), begitu juga jika terdiri
dari dua atau lebih dari tiga term tidak bisa diturunkan
konklusinya.
Silogisme Hipotetik adalah argumen yang premis
mayornya berupa proposisi hipotetik, sedangkan premis
minornya adalah proposisi katagorik.
Ada 4 (empat) macam tipe silogisme hipotetik:
1. Silogisme hipotetik yang premis minornya mengakui bagian
antecedent, seperti:
Jika hujan, saya naik becak.
Sekarang hujan.
Jadi saya naik becak.
2.) Silogisme
Hipotetik
2. Silogisme hipotetik yang premis minornya mengakui bagian
konsekuennya, seperti:
Bila hujan, bumi akan basah.
Sekarang bumi telah basah.
Jadi hujan telah turun.
3. Silogisme hipotetik yang premis minornya mengingkari
antecedent, seperti:
Jika politik pemerintah dilaksanakan dengan paksa,
maka kegelisahan akan timbul.
Politik pemerintahan tidak dilaksanakan dengan paksa,
Jadi kegelisahan tidak akan timbul.
4. Silogisme hipotetik yang premis minornya mengingkari
bagian konsekuennya, seperti:
Bila mahasiswa turun ke jalanan, pihak penguasa
akan gelisah.
Pihak penguasa tidak gelisah.
Jadi mahasiswa tidak turun ke jalanan.
Hukum silogisme hipotetik adalah:
 Bila A terlaksana maka B juga terlaksana.
 Bila A tidak terlaksana maka B tidak terlaksana. (tidak
sah = salah)
 Bila B terlaksana, maka A terlaksana. (tidak sah =
salah)
 Bila B tidak terlaksana maka A tidak terlaksana.
Hukum-hukum Silogisme
Hipotetik
Kebenaran hukum di atas menjadi jelas dengan
penyelidikan berikut:
Bila terjadi peperangan harga bahan makanan
membubung tinggi.
Nah, peperangan terjadi.
Jadi harga bahan makanan membubung tinggi.
( benar = terlaksana)
Benar karena mempunyai hubungan yang diakui
kebenarannya
Silogisme Disyungtif adalah silogisme yang
premis mayornya disyungtif sedangkan premis
minornya kategorik yang mengakui atau mengingkari
salah satu alternatif yang disebut oleh premis mayor.
3.)Silogisme
Disyungtif
Dalam arti sempit Dalam arti luas
dalam arti sempit
mayornya mempunyai
alternatif kontradiktif,
seperti:
la lulus atau tidak lulus.
Ternyata ia lulus.
Jadi ia bukan tidak lulus.
premis mayorya
mempunyai alternatif
bukan kontradiktif,
seperti:
Hasan di rumah atau di
pasar.
Ternyata tidak di
rumah.
Jadi di pasar.
Pembagian Silogisme
Disyungtif
1. Silogisme disyungtif dalam arti sempit,
konklusi yang dihasilkan selalu benar,
apabila prosedur penyimpulannya valid,
seperti :
Hasan berbaju putih atau tidak putih.
Ternyata berbaju putih.
Jadi ia bukan tidak berbaju putih.
2. Silogisme disyungtif dalam arti luas, kebenaran
konklusinya adalah sebagai berikut:
a. Bila premis minor mengakui salah satu
Hukum-hukum
Silogisme Disyungtif
Budi menjadi guru atau pelaut.
Ia adalah guru.
Jadi bukan pelaut.
2. Bila premis minor mengingkari salah satu
konklusinya, maka tidak sah (salah), seperti:
Penjahat itu lari ke Solo atau ke Yogya.
Ternyata tidak lari ke Yogya.
Jadi ia lari ke Solo. (Bisa jadi ia lari ke kota lain).
Dalam komunikasi sehari – hari juga
banyak terdapat penyimpangan karena
unsur preposisinya hiperlengkap, lebih
dari tiga. Silogisme yang demikian itu
dinamakan silogisme tersusun. Silogisme
ini dapat dibedakan dalam tiga golongan.
4.) Silogisme
Tersusun
1. Epikherema;
Epikherema merupakan jabaran dari silogisme
kategorial yang diperluas dengan jalan memperluas
salah satu premisnya atau keduanya.
Contoh :
P1= Semua pahlawan bersifat mulia sebab mereka
selalu memperjuangkan hak miliki bersama
dengan menomorduakan kepentingan
pribadinya.
P2 = Sultan Mahmud Badaruddin adalah pahlawan.
K = Jadi, Sultan Mahmud Badaruddin itu mulia.
Dari contoh di atas terlihat bahwa ada bagian
(premis) tertentu yang diperluas dengan
menambahkan keterangan, alasan, bukti, dan
penjelasan sebagai pelengkap premis mayor.
2. Entimem
Entimem merupakan bentuk singkat
silogisme dengan jalan mengubah format
yang disederhanakan, tanpa menampilkan
premis mayor.
Contoh :
“ Tentu saja saya dapat khilaf, saya kan manusia
biasa! “
Adapun bentuk silogisme standar diatas
adalah:
Mayor : Semua manusia biasa adalah
makhluk yang dapat khilaf.
Minor : Saya adalah manusia biasa.
Konklusi : Saya adalah makhluk yang dapat
khilaf.
3. Silogisme tipe ini sangat cocok untuk
bentuk-bentuk tulisan atau pembicaraan
yang bernuansa persuasif. Silogisme tipe
ini didukung oleh lebih dari tiga premis.
Contoh :
Partai yang fanatik mementingkan golongan
sendiri itu bukan partai yang mau mengalah.
Partai yang mau mengalah adalah partai yang
mau bermusyawarah.
Partai yang mau bermusyawarah adalah partai
seperti dituntut oleh Pancasila.
Partai seperti dituntut oleh Pancasila adalah
partai yang sesuai dengan konsensus bangsa
Indonesia.
Partai yang fanatik mementingkan golongan
-Sekian-
Terimakasi
h

More Related Content

What's hot

Diktat dasar-dasar-logika
Diktat dasar-dasar-logikaDiktat dasar-dasar-logika
Diktat dasar-dasar-logikaChupking
 
Makalah pancasila dalam sejarah bangsa
Makalah pancasila dalam sejarah bangsaMakalah pancasila dalam sejarah bangsa
Makalah pancasila dalam sejarah bangsaWarnet Raha
 
343013441 review-jurnal-filsafat-pendidikan-1
343013441 review-jurnal-filsafat-pendidikan-1343013441 review-jurnal-filsafat-pendidikan-1
343013441 review-jurnal-filsafat-pendidikan-1Jihan Hidayah Putri
 
Soal dan jawaban filsafat ilmu dari semua materi.docx alwi
Soal dan jawaban filsafat ilmu dari semua materi.docx alwiSoal dan jawaban filsafat ilmu dari semua materi.docx alwi
Soal dan jawaban filsafat ilmu dari semua materi.docx alwiAlwiAssegaf
 
Penalaran induktif dan deduktif
Penalaran induktif dan deduktif Penalaran induktif dan deduktif
Penalaran induktif dan deduktif Mentari Nita
 
Cara Mereview Jurnal
Cara Mereview JurnalCara Mereview Jurnal
Cara Mereview JurnalRumah Studio
 
Makalah bahasa indonesia kalimat efektif
Makalah bahasa indonesia kalimat efektifMakalah bahasa indonesia kalimat efektif
Makalah bahasa indonesia kalimat efektifWarnet Raha
 
Silogisme smt i
Silogisme smt iSilogisme smt i
Silogisme smt iHIMTI
 
Seandainya Mata Kuliah Pendidikan Pancasila Ditiadakan
Seandainya Mata Kuliah Pendidikan Pancasila DitiadakanSeandainya Mata Kuliah Pendidikan Pancasila Ditiadakan
Seandainya Mata Kuliah Pendidikan Pancasila DitiadakanAfni Molita
 
Contoh Soal Bahas Indonesia tentang Wacana
Contoh Soal Bahas Indonesia tentang WacanaContoh Soal Bahas Indonesia tentang Wacana
Contoh Soal Bahas Indonesia tentang WacanaAi Roudatul
 
Obyek material dan obyek formal ilmu pengetahuan
Obyek material dan obyek formal ilmu pengetahuanObyek material dan obyek formal ilmu pengetahuan
Obyek material dan obyek formal ilmu pengetahuanOperator Warnet Vast Raha
 
Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni (IPTEKS) dalam Islam
Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni (IPTEKS) dalam IslamIlmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni (IPTEKS) dalam Islam
Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni (IPTEKS) dalam IslamWulandari Rima Kumari
 
Ppt filsafat islam
Ppt filsafat islamPpt filsafat islam
Ppt filsafat islamDewi_Sejarah
 
Pertanyaan dan jawaban presentasi p kn
Pertanyaan dan jawaban presentasi p knPertanyaan dan jawaban presentasi p kn
Pertanyaan dan jawaban presentasi p knnatal kristiono
 
PKn sebagai MPK Matakuliah Pengembangan Kepribadian
PKn sebagai MPK Matakuliah Pengembangan KepribadianPKn sebagai MPK Matakuliah Pengembangan Kepribadian
PKn sebagai MPK Matakuliah Pengembangan KepribadianRisdawati Hutabarat
 
Soal dan jawaban UTS MK Pancasila Prodi Adm Negara Semester Ganjil
Soal dan jawaban UTS MK Pancasila Prodi Adm Negara Semester GanjilSoal dan jawaban UTS MK Pancasila Prodi Adm Negara Semester Ganjil
Soal dan jawaban UTS MK Pancasila Prodi Adm Negara Semester Ganjilahmad sururi
 

What's hot (20)

Diktat dasar-dasar-logika
Diktat dasar-dasar-logikaDiktat dasar-dasar-logika
Diktat dasar-dasar-logika
 
Makalah pancasila dalam sejarah bangsa
Makalah pancasila dalam sejarah bangsaMakalah pancasila dalam sejarah bangsa
Makalah pancasila dalam sejarah bangsa
 
Kalimat efektif ppt
Kalimat efektif pptKalimat efektif ppt
Kalimat efektif ppt
 
343013441 review-jurnal-filsafat-pendidikan-1
343013441 review-jurnal-filsafat-pendidikan-1343013441 review-jurnal-filsafat-pendidikan-1
343013441 review-jurnal-filsafat-pendidikan-1
 
Presentasi penalaran ilmiah
Presentasi penalaran ilmiahPresentasi penalaran ilmiah
Presentasi penalaran ilmiah
 
Soal dan jawaban filsafat ilmu dari semua materi.docx alwi
Soal dan jawaban filsafat ilmu dari semua materi.docx alwiSoal dan jawaban filsafat ilmu dari semua materi.docx alwi
Soal dan jawaban filsafat ilmu dari semua materi.docx alwi
 
Penalaran induktif dan deduktif
Penalaran induktif dan deduktif Penalaran induktif dan deduktif
Penalaran induktif dan deduktif
 
Cara Mereview Jurnal
Cara Mereview JurnalCara Mereview Jurnal
Cara Mereview Jurnal
 
Makalah bahasa indonesia kalimat efektif
Makalah bahasa indonesia kalimat efektifMakalah bahasa indonesia kalimat efektif
Makalah bahasa indonesia kalimat efektif
 
Silogisme smt i
Silogisme smt iSilogisme smt i
Silogisme smt i
 
Seandainya Mata Kuliah Pendidikan Pancasila Ditiadakan
Seandainya Mata Kuliah Pendidikan Pancasila DitiadakanSeandainya Mata Kuliah Pendidikan Pancasila Ditiadakan
Seandainya Mata Kuliah Pendidikan Pancasila Ditiadakan
 
Contoh Soal Bahas Indonesia tentang Wacana
Contoh Soal Bahas Indonesia tentang WacanaContoh Soal Bahas Indonesia tentang Wacana
Contoh Soal Bahas Indonesia tentang Wacana
 
Obyek material dan obyek formal ilmu pengetahuan
Obyek material dan obyek formal ilmu pengetahuanObyek material dan obyek formal ilmu pengetahuan
Obyek material dan obyek formal ilmu pengetahuan
 
Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni (IPTEKS) dalam Islam
Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni (IPTEKS) dalam IslamIlmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni (IPTEKS) dalam Islam
Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni (IPTEKS) dalam Islam
 
Ppt filsafat islam
Ppt filsafat islamPpt filsafat islam
Ppt filsafat islam
 
Pertanyaan dan jawaban presentasi p kn
Pertanyaan dan jawaban presentasi p knPertanyaan dan jawaban presentasi p kn
Pertanyaan dan jawaban presentasi p kn
 
PKn sebagai MPK Matakuliah Pengembangan Kepribadian
PKn sebagai MPK Matakuliah Pengembangan KepribadianPKn sebagai MPK Matakuliah Pengembangan Kepribadian
PKn sebagai MPK Matakuliah Pengembangan Kepribadian
 
Soal dan jawaban UTS MK Pancasila Prodi Adm Negara Semester Ganjil
Soal dan jawaban UTS MK Pancasila Prodi Adm Negara Semester GanjilSoal dan jawaban UTS MK Pancasila Prodi Adm Negara Semester Ganjil
Soal dan jawaban UTS MK Pancasila Prodi Adm Negara Semester Ganjil
 
Soal dan Jawaban - ISBD
Soal dan Jawaban - ISBDSoal dan Jawaban - ISBD
Soal dan Jawaban - ISBD
 
Ppt penalaran
Ppt penalaranPpt penalaran
Ppt penalaran
 

Viewers also liked

Viewers also liked (9)

Silogisme
SilogismeSilogisme
Silogisme
 
silogisme
silogismesilogisme
silogisme
 
SILOGISME
SILOGISMESILOGISME
SILOGISME
 
Etika dan Filsafat
Etika dan FilsafatEtika dan Filsafat
Etika dan Filsafat
 
Silogisme kategoris (9)
Silogisme kategoris (9)Silogisme kategoris (9)
Silogisme kategoris (9)
 
SILOGISME, DILEMA DAN SESAT PIKIR
SILOGISME, DILEMA DAN SESAT PIKIRSILOGISME, DILEMA DAN SESAT PIKIR
SILOGISME, DILEMA DAN SESAT PIKIR
 
Definisi operasional ppt
Definisi operasional pptDefinisi operasional ppt
Definisi operasional ppt
 
Dwi n
Dwi nDwi n
Dwi n
 
Ilmu, filsafat, dan agama
Ilmu, filsafat, dan agamaIlmu, filsafat, dan agama
Ilmu, filsafat, dan agama
 

Similar to Ppt silogisme.pptx [autosaved]

Similar to Ppt silogisme.pptx [autosaved] (20)

Silogisme
Silogisme Silogisme
Silogisme
 
Macam-macam Penalaran Deduktif
Macam-macam Penalaran DeduktifMacam-macam Penalaran Deduktif
Macam-macam Penalaran Deduktif
 
Silogisme_Hamka Husein Hs
Silogisme_Hamka Husein HsSilogisme_Hamka Husein Hs
Silogisme_Hamka Husein Hs
 
Critical ( silogisme kategorik )
Critical ( silogisme kategorik )Critical ( silogisme kategorik )
Critical ( silogisme kategorik )
 
Penalaran deduktif bagian 2-kelompok 2 kelas 3 ea16
Penalaran deduktif bagian 2-kelompok 2 kelas 3 ea16Penalaran deduktif bagian 2-kelompok 2 kelas 3 ea16
Penalaran deduktif bagian 2-kelompok 2 kelas 3 ea16
 
Makalah logika
Makalah logikaMakalah logika
Makalah logika
 
Penalaran Deduktif
Penalaran DeduktifPenalaran Deduktif
Penalaran Deduktif
 
Penalaran deduktif 27/12/13
Penalaran deduktif 27/12/13Penalaran deduktif 27/12/13
Penalaran deduktif 27/12/13
 
Alvian mitha s
Alvian mitha sAlvian mitha s
Alvian mitha s
 
mantiq
mantiqmantiq
mantiq
 
PENALARAN DEDUKTIF
PENALARAN DEDUKTIFPENALARAN DEDUKTIF
PENALARAN DEDUKTIF
 
Silogisme - ILMU MANTIQ
Silogisme - ILMU MANTIQSilogisme - ILMU MANTIQ
Silogisme - ILMU MANTIQ
 
Jawaban filsafat
Jawaban filsafatJawaban filsafat
Jawaban filsafat
 
Penalaran deduktif
Penalaran deduktifPenalaran deduktif
Penalaran deduktif
 
PENALARAN-SALAH NALAR.docx
PENALARAN-SALAH NALAR.docxPENALARAN-SALAH NALAR.docx
PENALARAN-SALAH NALAR.docx
 
Filsafat ilmu - Definisi dan Penalaran
Filsafat ilmu - Definisi dan PenalaranFilsafat ilmu - Definisi dan Penalaran
Filsafat ilmu - Definisi dan Penalaran
 
Unsur penelitian
Unsur penelitianUnsur penelitian
Unsur penelitian
 
Sosiologi dan politik
Sosiologi dan politikSosiologi dan politik
Sosiologi dan politik
 
Kriminologi Tugas Teori2 Sebab Kejahatan
Kriminologi Tugas Teori2 Sebab KejahatanKriminologi Tugas Teori2 Sebab Kejahatan
Kriminologi Tugas Teori2 Sebab Kejahatan
 
Sociology of imagination presentation -
Sociology of imagination   presentation -Sociology of imagination   presentation -
Sociology of imagination presentation -
 

Recently uploaded

BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxJuliBriana2
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxDEAAYUANGGREANI
 
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaKonseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaharnosuharno5
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxsyahrulutama16
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptnovibernadina
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...Kanaidi ken
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfWidyastutyCoyy
 
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptxTEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptxMOHDAZLANBINALIMoe
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"baimmuhammad71
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfIwanSumantri7
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxdeskaputriani1
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptxPANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptxfitriaoskar
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxnursariheldaseptiana
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptxSusanSanti20
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptnabilafarahdiba95
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXIksanSaputra6
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfAkhyar33
 

Recently uploaded (20)

BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
 
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaKonseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptxTEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptxPANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
 

Ppt silogisme.pptx [autosaved]

  • 1. Silogisme Disusun Oleh: Rika Afriani Lisa Purnama Sari Suharti Jeanne Marie. M
  • 2. Peta Konsep Silogisme A. Definisi B. Struktur C. Prinsip Umum D. Pembagian Silogisme
  • 3.  Silogisme adalah penarikan konklusi secara deduktif tidak langsung yang konklusinya ditarik dari premis yang disediakan sekaligus.  Silogisme merupakan suatu proses penarikan kesimpulan yang didasarkan atas pernyataan- pernyataan (proposisi yang kemudian disebut premis) sebagai antesedens (pengetahuan yang sudah dipahami) A. Definisi Silogisme
  • 4. B. StrukturSilogismeSebuah silogisme terdiri atas tiga proposisi yaitu dua proposisi yang disajikan dan sebuah proposisi yang ditariknya. Proposisi yang disajikan dinamai premis mayor dan premis minor, sedangkan kesimpulannya dinamai konklusi. Setiap proposisi terdiri atas dua term. P konklusi disebut term mayor, sedang S-nya disebut term minor, dan term yang sama-sama terdapat pada kedua proposisi disebut term penengah. Term penengah ini merupakan faktor terpenting dalam silogisme, karena penyebab kedua premis dapat saling berhubungan sehingga menghasilkan konklusi. Dengan perkataan lain,
  • 5. Silogisme ini bagian dari penalaran deduksi. Jika dirumuskan sebagai berikut : •PU : A = B •PK : C = A •K : C = B •A = semua anggota golongan tertentu •B = sifat yang ada pada A •C = sesorang atau sesuatu anggota A Rumus umum silogisme : PM (premis mayor) : A = B Pm (premis minor) : C = A Kesimpulan : C = B Contoh: PU : Semua makhluk hidup memiliki mata. PK : Si Polan adalah makhluk hidup. S/K : Maka si Polan memiliki mata.
  • 6.  Aturan I : Tiap-tiap silogisme pastilah terdiri atas tiga term. Aturan itu berguna untuk menentukan cara penarikan konklusi dalam bentuk silogisme atau bukan. Suatu bentuk silogisme harus mempunyai tiga term yaitu term mayor, term minor dan term penengah yang masing- masingnya disebut dua kali. Pelanggaran terhadap aturan ini akan berdampak kesalahan adanya empat buah term atau kesalahan C. Prinsip Umum Silogisme
  • 7. Kaki saya menyentuh sofa Sofa menyentuh lantai. Kaki saya menyentuh lantai. Dalam contoh tersebut terdapat empat butir term yaitu kaki saya, menyentuh sofa, sofa dan menyentuh lantai. Karena itu, tidak ada konklusi yang dapat ditarik. Aturan II : Silogisme hanya terdiri dari tiga proposisi Aturan II, sama halnya dengan aturan I yakni hanya untuk membedakan silogisme dari bentuk-bentuk
  • 8. Aturan III : Term penengah mestilah tersebar dalam premis, paling kurang satu kali. Karena term penengah menyebabkan term mayor dan term minor mempunyai hubungan, maka ia mestilah tersebar dalam salah satu premis, paling kurang satu kali.. Jika sebagian term penengah berhubungan dengan term mayor, dan sebagian lainnya berhubungan dengan term minor, maka tidak ada konklusi yang dapat diambil.
  • 9. Kesalahan yang terjadi akibat tidak mengikuti aturan III ini disebut kesalahan penengah yang tidak tersebar (the fallacy of undistributed middle). Berikut ini contoh kesalahannya : Sebagian manusia pasti adalah guru Semua binatang yang pandai melacak pencuri adalah manusia. Semua binatang yang pandai melacak pencuri adalah guru.
  • 11.  Silogisme Katagorik adalah silogisme yang semua proposisinya merupakan katagorik. Proposisi yang mendukung silogisme disebut dengan premis yang kemudian dapat dibedakan dengan premis mayor (premis yang termnya menjadi predikat), dan premis minor ( premis yang termnya menjadi subjek). Yang menghubungkan diantara kedua premis tersebut adalah term penengah (middle term). 1. Silogisme Kategorikal
  • 12.  Contoh : Semua Tanaman membutuhkan air (premis mayor) ……………….M……………..P Akasia adalah Tanaman (premis minor) ….S……………………..M Akasia membutuhkan air (konklusi) ….S……………..P (S = Subjek, P = Predikat, dan M = Middle term)
  • 13. 1.Apabila dalam satu premis partikular, kesimpulan harus parti¬kular juga, seperti: Semua yang halal dimakan menyehatkan. Sebagian makanan tidak menyehatkan. Jadi Sebagian makanan tidak halal dimakan. (Kesimpulan tidak boleh: Semua makanan tidak halal Hukum-hukum Silogisme Katagorik
  • 14. 2. Apabila salah satu premis negatif, kesimpulan harus negatif juga, seperti: Semua korupsi tidak disenangi. Sebagian pejabat adalah korupsi, jadi Sebagian pejabat tidak disenangi. (Kesimpulan tidak boleh: Sebagian pejabat disenangi) 3. Dari dua premis yang sama-sama particular, tidak sah diambil kesimpulan. Beberapa politikus tidak jujur. Banyak cendekiawan adalah politikus, Jadi banyak cendekiawan tidak jujur.
  • 15. 4.Dari dua premis yang sama-sama negatif, tidak mendapat kesimpulan apa pun, karena tidak ada mata rantai yang menghubungkan kedua proposisi premisnya. Contoh : Kerbau bukan bunga mawar. Kucing bukan bunga mawar. ….. (Tidak ada kesimpulan) 5. Term-predikat dalam kesimpulan harus konsisten dengan term predikat yang ada pada premisnya. Bila tidak, kesimpulan menjadi salah, seperti : Kerbau adalah binatang. Kambing bukan kerbau. Jadi: Kambing bukan binatang.
  • 16. 6.Term penengah harus bermakna sama, baik dalam premis mayor maupun premis minor. Bila term penengah bermakna ganda kesimpulan menjadi lain, seperti: Bulan itu bersinar di langit. Januari adalah bulan. Jadi: Januari bersinar di langit. 7. Silogisme harus terdiri tiga term, yaitu term subjek, predikat, dan term menengah (middle term), begitu juga jika terdiri dari dua atau lebih dari tiga term tidak bisa diturunkan konklusinya.
  • 17. Silogisme Hipotetik adalah argumen yang premis mayornya berupa proposisi hipotetik, sedangkan premis minornya adalah proposisi katagorik. Ada 4 (empat) macam tipe silogisme hipotetik: 1. Silogisme hipotetik yang premis minornya mengakui bagian antecedent, seperti: Jika hujan, saya naik becak. Sekarang hujan. Jadi saya naik becak. 2.) Silogisme Hipotetik
  • 18. 2. Silogisme hipotetik yang premis minornya mengakui bagian konsekuennya, seperti: Bila hujan, bumi akan basah. Sekarang bumi telah basah. Jadi hujan telah turun. 3. Silogisme hipotetik yang premis minornya mengingkari antecedent, seperti: Jika politik pemerintah dilaksanakan dengan paksa, maka kegelisahan akan timbul. Politik pemerintahan tidak dilaksanakan dengan paksa, Jadi kegelisahan tidak akan timbul.
  • 19. 4. Silogisme hipotetik yang premis minornya mengingkari bagian konsekuennya, seperti: Bila mahasiswa turun ke jalanan, pihak penguasa akan gelisah. Pihak penguasa tidak gelisah. Jadi mahasiswa tidak turun ke jalanan.
  • 20. Hukum silogisme hipotetik adalah:  Bila A terlaksana maka B juga terlaksana.  Bila A tidak terlaksana maka B tidak terlaksana. (tidak sah = salah)  Bila B terlaksana, maka A terlaksana. (tidak sah = salah)  Bila B tidak terlaksana maka A tidak terlaksana. Hukum-hukum Silogisme Hipotetik
  • 21. Kebenaran hukum di atas menjadi jelas dengan penyelidikan berikut: Bila terjadi peperangan harga bahan makanan membubung tinggi. Nah, peperangan terjadi. Jadi harga bahan makanan membubung tinggi. ( benar = terlaksana) Benar karena mempunyai hubungan yang diakui kebenarannya
  • 22. Silogisme Disyungtif adalah silogisme yang premis mayornya disyungtif sedangkan premis minornya kategorik yang mengakui atau mengingkari salah satu alternatif yang disebut oleh premis mayor. 3.)Silogisme Disyungtif
  • 23. Dalam arti sempit Dalam arti luas dalam arti sempit mayornya mempunyai alternatif kontradiktif, seperti: la lulus atau tidak lulus. Ternyata ia lulus. Jadi ia bukan tidak lulus. premis mayorya mempunyai alternatif bukan kontradiktif, seperti: Hasan di rumah atau di pasar. Ternyata tidak di rumah. Jadi di pasar. Pembagian Silogisme Disyungtif
  • 24. 1. Silogisme disyungtif dalam arti sempit, konklusi yang dihasilkan selalu benar, apabila prosedur penyimpulannya valid, seperti : Hasan berbaju putih atau tidak putih. Ternyata berbaju putih. Jadi ia bukan tidak berbaju putih. 2. Silogisme disyungtif dalam arti luas, kebenaran konklusinya adalah sebagai berikut: a. Bila premis minor mengakui salah satu Hukum-hukum Silogisme Disyungtif
  • 25. Budi menjadi guru atau pelaut. Ia adalah guru. Jadi bukan pelaut. 2. Bila premis minor mengingkari salah satu konklusinya, maka tidak sah (salah), seperti: Penjahat itu lari ke Solo atau ke Yogya. Ternyata tidak lari ke Yogya. Jadi ia lari ke Solo. (Bisa jadi ia lari ke kota lain).
  • 26. Dalam komunikasi sehari – hari juga banyak terdapat penyimpangan karena unsur preposisinya hiperlengkap, lebih dari tiga. Silogisme yang demikian itu dinamakan silogisme tersusun. Silogisme ini dapat dibedakan dalam tiga golongan. 4.) Silogisme Tersusun
  • 27. 1. Epikherema; Epikherema merupakan jabaran dari silogisme kategorial yang diperluas dengan jalan memperluas salah satu premisnya atau keduanya. Contoh : P1= Semua pahlawan bersifat mulia sebab mereka selalu memperjuangkan hak miliki bersama dengan menomorduakan kepentingan pribadinya. P2 = Sultan Mahmud Badaruddin adalah pahlawan. K = Jadi, Sultan Mahmud Badaruddin itu mulia. Dari contoh di atas terlihat bahwa ada bagian (premis) tertentu yang diperluas dengan menambahkan keterangan, alasan, bukti, dan penjelasan sebagai pelengkap premis mayor.
  • 28. 2. Entimem Entimem merupakan bentuk singkat silogisme dengan jalan mengubah format yang disederhanakan, tanpa menampilkan premis mayor. Contoh : “ Tentu saja saya dapat khilaf, saya kan manusia biasa! “ Adapun bentuk silogisme standar diatas adalah: Mayor : Semua manusia biasa adalah makhluk yang dapat khilaf. Minor : Saya adalah manusia biasa. Konklusi : Saya adalah makhluk yang dapat khilaf.
  • 29. 3. Silogisme tipe ini sangat cocok untuk bentuk-bentuk tulisan atau pembicaraan yang bernuansa persuasif. Silogisme tipe ini didukung oleh lebih dari tiga premis. Contoh : Partai yang fanatik mementingkan golongan sendiri itu bukan partai yang mau mengalah. Partai yang mau mengalah adalah partai yang mau bermusyawarah. Partai yang mau bermusyawarah adalah partai seperti dituntut oleh Pancasila. Partai seperti dituntut oleh Pancasila adalah partai yang sesuai dengan konsensus bangsa Indonesia. Partai yang fanatik mementingkan golongan