Pada zaman modern sekarang, hubungan seks sangat erat hubungannya dengan Aborsi. Meskipun aborsi dianggap sebagi sebuah isu kontemporer pada saat sekarang, tetapi aborsi telah lama dikenal dalam sejarah. Sebenarnya, berdasarkan data sejarah bahwa beberapa abad silam telah ada kelompok masyarakat yang melarangnya. Sebagai contoh, diceritakan bahwa selama tahun 2700 SM masyarakat Cina secara bebas menggunakan obat-obatan untuk melakukan aborsi. Sementara itu, undang-undang Assyria tahun 1500 SM mengutuk perbuatan aborsi seperti tercantum dalam kalimat berikut:
“Setiap wanita yang menyebabkan jatuhnya sesuatu yang ditahan oleh rahimnya harus diperiksa, dihukum, dan ditembak pada tiang pancang dan tidak boleh dikubur”
1. Wacana Tafsir Kontemporer
ABORSI
Dosen Pembimbing :
Dr. Hj. Nur Rofiah, Bil Uzm
Hasrul
INSTITUT PERGURUAN TINGGI ILMU AL-QURAN JAKARTA
FAKULTAS USHULUDDIN IV
Tahun Akademik 2011 - 2012
2. ABORSI
Ushuluddin IV
Pendahuluan
Manusia merupakan makhluk yang memiliki sruktur penciptaan paling sempurna
dibandingkan dengan makhluk-makhluk lainnya. Hal ini disebabkan pada diri manusia
mencakup kesatuan dua unsur pokok yang saling melengkapi yaitu, Unsur Tanah (Jasmani)
dan Unsur Ruh Ilahi (Akal dan Rohani). Disamping itu juga, manusia dianugerahi beberapa
potensi untuk dapat mengemban amanah.
Jelaslah, pada diri manusia terdiri atas Unsur Jasmani dan Unsur Rohani yang harus
dipenuhi kebutuhannya masing-masing. Salah satu nikmat terbesar yang Allah anugerahkan
kepada Manusia dalam memenuhi kebutuhan jasmaninya ialah hubungan Suami-Istri yang
diawali dengan pertalian yang sah. Hubungan seksual ini merupakan tuntutan biologis untuk
mengembangkan keturunan dan merupakan Rahmat Tuhan yang tiada ternilai harganya. Bagi
makhluk selain Manusia, melakukan hubungan seks dan akibatnya kurang bahkan tidak
diperhitungkan, tetapi bagi manusia hal ini akan berakibat fatal apabila tidak melalui jalur
yang semestinya. Untuk menyalurkan naluri ini secara benar, Nabi Muhammad
mengingatkan para pemuda dengan mengatakan:
﴾يَا معشر الشبَاب من استَطَاع منكم الْبَاءةَ فَلْيَتَ زوج ، ومن لَم يَستَطع فَ علَيه بالصوم فَإنَّهُ لَهُ وجاء ﴿رواه البخاري
ْ َ ْ ْ ْ ْ َ َ ْ َّ َ
َ
ْ َّ
َ ُ ُ ْ َ ْ َ َّ َ َ ْ َ
Artinya:
“Wahai segenap Pemuda , barang siapa yang mampu memikul beban keluarga, maka
nikahlah. Sedangkan barang siapa tidak mampu, maka hendaknya berpuasa karena puasa itu
merupakan benteng baginya”. (HR. Bukhari)1
Pada zaman modern sekarang, hubungan seks sangat erat hubungannya dengan
Aborsi. Meskipun aborsi dianggap sebagi sebuah isu kontemporer pada saat sekarang, tetapi
aborsi telah lama dikenal dalam sejarah. Sebenarnya, berdasarkan data sejarah bahwa
beberapa abad silam telah ada kelompok masyarakat yang melarangnya. Sebagai contoh,
diceritakan bahwa selama tahun 2700 SM masyarakat Cina secara bebas menggunakan
obat-obatan untuk melakukan aborsi. Sementara itu, undang-undang Assyria tahun 1500 SM
mengutuk perbuatan aborsi seperti tercantum dalam kalimat berikut:
“Setiap wanita yang menyebabkan jatuhnya sesuatu yang ditahan oleh rahimnya
harus diperiksa, dihukum, dan ditembak pada tiang pancang dan tidak boleh
dikubur”. 2
Aborsi merupakan masalah yang kompleks, mencakup nilai-nilai religius, etika, moral
dan ilmiah serta secara spesifik sebagai masalah biologi. Perdebatan masalah ini telah
berlangsung sejak lama dan sudah menjadi bahasan rutin dalam setiap konferensi
internasional dalam berbagai isu-isu mengenai kependudukan, pembangunan sosial,
anak-anak, wanita dan lain-lain. InsyaAllah, tulisan singkat ini akan memberikan sekilas
uraian mengenai aborsi dan menguraikan hukum-hukumnya dengan berlandaskan pada
ayat-ayat al-Quran yang termuat dalam beberapa Kitab Tafsir.
1
Bukhari, Shahih Bukhari (Kairo : Darr Al-Sya’ab, 1987), Bab Targhib fi’ al-Nikah, Jus 7, Hal. 3
Abu Fadl Muhsin Ebrahim, Aborsi Kontrasepsi dan Mengatasi Kemandulan (Bandung : Mizan,
1997), Cet I, Hal. 125
2
Wacana Tafsir Kontemporer
2
3. ABORSI
Ushuluddin IV
A. DEFINISI ABORSI
Kata aborsi berasal dari bahasa Latin yaitu Abortus yang berarti gugur kandungan
atau keguguran. Dalam bahasa Arab sebagaimana yang dikutip dalam kitab al-Ashri bahwa
aborsi disebut dengan Isqhatu al-Hamli atau al-Ijhadh. Adapun penjelasan terminologi aborsi
dapat berbeda-beda seperti diungkapkan oleh beberapa ahli sebagai berikut:3
a) Menurut Sardikin Gina putra, aborsi ialah pengakhiran kehamilan atau hasil konsepsi
sebelum janin dapat hidup di luar kandungan.
b) Mardjono Reksodiputro mendefinisikan aborsi sebagai pengeluaran hasil konsepsi dari
Rahim sebelum hasil konsepsi itu dapat lahir secara alamiah dengan adanya kehendak
merusak hasil konsepsi tersebut.
c) Nan Soendo, SH, aborsi adalah pengeluaran buah kehamilan pada waktu janin masih
demikian kecilnya sehingga tidak dapat hidup.
Kemudian definisi lain sebagaimana kami kutip dalam buku Islam dan KB karya
Abdul Rahim Umran yang mendefinisikan aborsi sebagai berakhirnya kehamilan yang
dapat terjadi secara spontan akibat kelainan fisik wanita atau akibat penyakit biomedis
internal maupun disengaja melalui campur tangan manusia.
Berdasarkan pengertian-pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa aborsi adalah
pengguguran kandungan sebelum lahir secara alamiah, berapa pun umurnya dengan maksud
merusak kandungan tersebut.
B. MACAM-MACAM ABORSI
Secara umum, aborsi ada dua macam, yaitu Aborsi spontan (Abortus Sponteneus) dan
aborsi yang sengaja (Abortus provocatus). Adapun dalam dalam dunia kedokteran dikenal
tiga macam aborsi, yaitu:4
a) Aborsi Spontan / Alamiah atau Abortus Spontaneus
Aborsi spontan atau alamiah (Abortus Spontaneus) berlangsung tanpa tindakan
apapun. Kebanyakan disebabkan karena kurang baiknya kualitas sel telur dan sel sperma.
Aborsi spontan oleh Ulama disebut Isqath al-‘Afwu yang berarti aborsi yang dimaafkan
karena pengguguran seperti tidak menimbulkan akibat hukum.
b) Aborsi Buatan / Sengaja atau Abortus Provocatus Criminalis
Aborsi buatan atau sengaja (Abortus Provocatus Criminalis) adalah pengakhiran
kehamilan sebelum usia kandungan 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram sebagai
suatu akibat tindakan yang disengaja dan disadari oleh calon ibu maupun si pelaksana aborsi
(dalam hal ini dokter, bidan atau dukun beranak). Pengguguran macam ini dikalangan Ulama
disebut dengan istilah Isqath al-Ikhtiyary yang berarti pengguguran yang disengaja tampa
sebab yang membolehkan sebelum masa kelahiran tiba. Perempuan melakukan aborsi jenis
ini karena didorong oleh motivasi yang berbeda-beda. Ada perempuan yang melakukanya
karena alasan ekonomi, ingin mempertahankan sebagai status perempuan karir. Ada juga
yang khawatir bahwa janin dalam kandungannya akan lahir dalam keadaan cacat akibat
radiasi dan motif-motif lainnya yang serupa.
3
Chusaimah Tahido Yanggo, Aborsi dan Agama dalam Elga Serapong, Masruchah, M. Imam Asiz
(eds.), Agama dan Kesehatan Refroduksi (Jakarta : Pustaka Sinar Harapan, 1999), Cet I, Hal 162
4
Muhammad Shiddiq Al Jawi, artikel : Aborsi dalam Pandangan Hukum Islam
Wacana Tafsir Kontemporer
3
4. ABORSI
Ushuluddin IV
c) Aborsi Terapeutik / Medis atau Abortus Provocatus Therapeuticum
Aborsi terapeutik atau (Abortus Provocatus therapeuticum) adalah pengguguran
kandungan buatan yang dilakukan atas indikasi medis. Sebagai contoh, calon ibu yang sedang
hamil tetapi mempunyai penyakit darah tinggi menahun atau penyakit jantung yang parah
yang dapat membahayakan baik calon ibu maupun janin yang dikandungnya. Tetapi ini
semua atas pertimbangan medis yang matang dan tidak tergesa-gesa. Aborsi ini dikalangan
Ulama disebut dengan istilah Isqath al-Dharury atau dengan Isqath al-Ilajiy yang berarti
aborsi darurat atau aborsi pengobatan.
Secara rinci dari macam-macam aborsi diatas dapat dilihat pada bagan berikut:
Abortus
abortus spontaneus
abortus provocatus
Abortus provocatus
Therapeuticum
Abortus Provocatus
Criminalis
C. PERMASALAHAN ABORSI
Seperti yang kami ungkapkan pada pendahuluan diatas bahwa aborsi adalah suatu
problem yang kompleks, mengandung emosi dan sensitivitas yang berhubungan dengan Janin
yang tidak terlahirkan pada waktunya, terkait ibu dan masyarakat Agama dan hukum. Itulah
sebabnya dalam membahas aborsi terdapat beberapa masalah yang menuntut topiknya
masing-masing dibahas secara rinci.
Menurut J. Chr Purwawidyana dalam tulisannya “Aborsi dan Agama” menyebutkan
bahwa butir-butir masalah tersebut antara lain, kapan manusia mulai hidup dalam rahim;
kewajiban menghormati hak hidup manusia; legalisasi dan usaha menanggapi masalah
pengguguran.5 Orang menempuh jalan aborsi karena berbagai alasan yang tidak semuanya
diterima oleh Agama. Hal ini secara jelas akan Nampak solusinya dengan pemahaman yang
jelas antara permasalahan dalam aborsi itu sendiri dengan kaitannya dengan norma-norma
agama berdasarkan al-Quran dan Sunnah.
a) Awal Hidup Manusia
Pada perspektif sains, kehidupan seorang berada pada suatu kontinum sejak saat
pembuahan sampai kematian. Ada 3 tahap perkembangan janin, 6 yaitu:
1) Zigot, yaitu telur wanita (ovum) yang telah dibuahi oleh sperma laki-laki dalam saluran
falopi (saluran telur) wanita. Zigot ini berada disana tinggal selama sekitar tiga hari. Saat
itulah pembelahan sel dimulai.
5
J. Chr Purwawidyana, Aborsi dan Agama dalam Elga Serapong, Masruchah, M. Imam Asiz (eds.),
Agama dan Kesehatan Refroduksi (Jakarta : Pustaka Sinar Harapan, 1999), Cet I, Hal 175
6
Abu Fadl Muhsin Ebrahim, Aborsi Kontrasepsi dan Mengatasi Kemandulan (Bandung : Mizan,
1997), Cet I, Hal. 137
Wacana Tafsir Kontemporer
4
5. ABORSI
Ushuluddin IV
2) Blastosis, yaitu tahap yang dimulai dengan penanaman dalam rahim. Fase ini terjadi
pembelahan sel berlangsung secara cepat. Banyak zigot yang tidak menempel dan terus
keluar melalui menstruasi wanita.
3) Embrio, yaitu tahap yang mulai terjadi 2 minggu setelah proses pembuahan. Selama ini
terjadi pembedaan organ. Semua organ-organ internal akan dimiliki manusia dalam
bentuk yang belum sempurna dan fase ini menjelang akhir minggu keenam.
Setelah melalui ketiga tahap diatas, mulailah terbentuk Janin. Fase ini berlangsung
ketika berusia delapan minggu sampai lahirnya dan terus terjadi pertumbuhan dan
perkembangan. Inilah waktu untuk mempersiapkan kelahiran. Secara rinci, berikut tiga
tingkatan waktu yang menjadi pertimbangan para ulama tentang aborsi: 7
1) Sebelum 40 hari
Sebelum 40 hari, produk kehamilan masih merupakan suatu tetes benih hidup yang
tampak bentuk dan nyawa dan seperti mani dari mana ia terbentuk. Kebolehan aborsi pada
umur kehamilan ini dalam pandangan Imam mazhab terjadi pro dan kontra. Aborsi pada
umumnya diizinkan sebelum 120 hari ketika janin telah mencapai tahap menjadi suatu
makhluk baru dengan indikasi alasan yang dibenarkan oleh yariat.
2) Sebelum 120 Hari
Ada empat kategori sebelum 120 hari menurut Syekh Jadil Haq maupun Dr. Madkur:
Dibolehkan tampa syarat sekalipun tidak ada alasan
Dibolehkan dengan syarat, yakni ada alasan yang diterima
Tidak disukai tampa syarat
Dilarang secara mutlak
3) Sesudah 120 Hari
Aborsi setelah 120 hari dilarang oleh ijma’ seluruh ulama, kecuali apa bila hal itu
merupakan perlindungan bagi nyawa si Ibu. Alasan ini berdasarkan argumen bahwa pada
tahap ini Allah menghidupkan manusia dengan ditiupkannya roh Ilahi. 8 Hadis rasulullah
SAW:
“Dari Abi Abd Rahman Abdillah bin Mas’ud RA berkata: Rasulullahmenceritakan
kepada kami sesungguhnya seseorang dari kamu kejadiannya dikumpulkan dalam perut
ibumu selama 40 hari berupa nuthfah, kemudian menjadi segumpal darah (‘alaqah) dalam
waktu yang sama, kemudian menjadi segumpal daging (mudghah) juga dalam waktu yang
sama. Sesudah itu malaikat diutus untuk meniupkan roh ke dalamnya dan diutus untuk
melakukan pencatatan empat perkara, yaitu mencatat rizkinya, usianya, amal perbuatannya
dan celaka atau bahagia” (HR. Muslim)”.9
7
Abdul Rahim Umran, Islam dan KB (Jakarta : Lentera Barritama, 1997), Cet I, Hal. 231-234
Muhammad T. Mudwal, Sumbangan al-Quran dalam Ilmu Kebidanan : Sebuah Tinjaun terhadap
Tafsir al-Quran (Jakarta : Socialia, 1996), Cet. II, Hal. 46
9
Abi Al-Husain Muslim bin Al-Hajjaj Al-Qusyairy Al-Naisabury. 1992. Sahih Muslim. Libanon, Beirut:
Daar Al-Fikr, hadis nomor 2643, jilid 2, hal. 549.
8
Wacana Tafsir Kontemporer
5
6. ABORSI
Ushuluddin IV
Berikut pendapat para Mazhab terkait dengan bilangan hari diatas: 10
Mazhab Maliki
Mazhab Maliki sama sekali tidak memperbolehkan membuang produk kehamilan
walaupun sebelum 40 hari. (hanya al-Lakhim yang mengizinkan sebelum 40 hari). Setelah
peniupan ruh, aborsi sama sekali diharamkan.
Mazhab Hanafi
Ibnu Abidin, seorang pelopor mazhab ini, mengatakan bahwa izin untuk menggurkan
bergantung pada keabsahan alasan.
Mazhab Hanbali
Menggunakan obat untuk mengeluarkan kandungan sebelum 40 hari diizinkan.
Mazhab Zaidi
Aborsi diperkenankan sebelum 120 hari berdasarkan qiyas kepada ‘azl.
Mazhab Syi’ah Imamiah
Aborsi tidak diizinkan pada saat mana pun.
Mazhab Zhahiri
Aborsi tidak diizinkan sebelum 120 hari, tetapi tidak sama dengan pembunuhan.
Setelah 120 hari, aborsi sama dengan pembunuhan.
Mazhab Ibadhi
Aborsi tidak diizinkan pada saat manapu dan si Ibu tidak boleh melakukan apapun,
seperti menelan sesuatu yang merugikan si Janin.
b) Menghormati Hak Hidup Manusia
Hukum Islam yang termaktub dalam al-Quran dan hadis memberikan penegasan akan
hak hidup bagi setiap manusia termasuk Janin yang masih ada dalam rahim ibunya. Pada sisi
lain, hukum islam juga memberikan proporsi tempat serta memberikan perhatian pada janin
yang masih ada dalam kandungan dalam pembagian warisan. Islam memerintahkan untuk
tidak membagi harta warisan jika janin masih dalam kandungan Ibunya. Hal ini diperkuat
dengan fakta bahwa semua imam Mazhab memerintahkan untuk menunda pelaksanaan
hukuman mati bagi seorang wanita hamil sampai setelah dia melahirkan.
Hadis nabi SAW, “Dua orang perempuan suku huzail berkelahi. Lalu satu dari
keduanya melemparkan batu kepada yang lain hingga membunuhnya dan (membunuh pula)
kandungannya. Kemudian mereka melaporkan kepada Rasulullah. Maka, beliau memutuskan
bahwa diyat untuk (membunuh) janinnya adalah (memberikan) seorang budak laki-laki atau
perempuan”.( Hadist muttafaq `alaih dari Abu Hurairah)11
10
Abdul Rahim Umran, Islam dan KB (Jakarta : Lentera Barritama, 1997), Cet I, Hal. 232-233
Al-Bassam, Tawdhih al-Ahkam min Bulugh al-Maram (Lubnan: Mu`assasah al-Khidamat
al-Thiba`iyyah, 1994), Juz V, Hal. 185
11
Wacana Tafsir Kontemporer
6
7. ABORSI
Ushuluddin IV
c) Menggugurkan Kandungan
Analisa dalam persoalan ini diperhitungkan secara konkrit dan menyeluruh. Ada dua
persoalan yang selalu terdapat dalam pristiwa menggugurkan kandungan, yakni kepentingan
hidup janin serta kepentingan hidup ibu yang mengandung. Kedua-duanya harus dihormati
sebagia pribadi yang diciptakan menurut kodrat Ilahi.12 Aborsi dilakukan oleh seorang wanita
hamil baik yang telah menikah maupun yang belum menikah dengan melontarkan berbagai
alasan. Jelas ini memerlukan sebuah ketegasan hukum Agama maupun lembaga Negara agar
setipa manusia tidak melakukan aborsi karena tersedianya berbagai acara yang dapat
dilakukan dengan mudah.
D. AYAT-AYAT AL-QURAN TERKAIT ABORSI
a) Surah al-An’am ayat 151
قُ ْ تَ ع الَوا أَتْ ُ م ا ح رم ربُّك م علَ يكم أَّل تُش ووا ب ه ش ياا وبالْوال ييْن إحس انا وّل تَ قتُلُ وا أَوّلدو م م ن إم ق نَح ن
ْ ََ َ ْ َ َ َ ْ َ
َ ْ ْ ْ ُ َ َْ
َُ َ َّ َ َ ُ ْ َ ْ ُ ْ َّ ْ ر
ْ َ
ُْ
نَ رققُكم وإيَّ امم وّل تَ قربُ وا الْف واح َ م ا ظَه ر من ه ا وم ا بَطَ ن وّل تَ قتُلُ وا ال نَّ ف َ الَّت ح رم اللَّ هُ إّل ب الْح ذلك م
ْ
ْ ََ َ
َ َّ َ
ََ َْ َ َ َ
ْ ُ َ َ َّ
َ َ َ ْ ََ ْ ُ َ ْ ُ ُ ْ
﴾۱٥۱ : وصاوم به لَعلَّكم تَ عقلُون ﴿سورة األنعام
َ ْ ْ ُ َ ْ ُ َّ َ
Artinya:
“Katakanlah: ‘Marilah kubacakan apa yang diharamkan atas kamu oleh Tuhanmu, yaitu:
janganlah kamu mempersekutukan sesuatu dengan Dia, berbuat baiklah terhadap kedua
orang ibu bapak, dan janganlah kamu membunuh anak-anak kamu karena takut kemiskinan.
Kami akan memberi rezki kepadamu dan kepada mereka; dan janganlah kamu mendekati
perbuatan-perbuatan yang keji, baik yang nampak di antaranya maupun yang tersembunyi,
dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) melainkan
dengan sesuatu (sebab) yang benar’. Demikian itu yang diperintahkan oleh Tuhanmu
kepadamu supaya kamu memahami (nya)”. (Q.S. al-An’am : 151)
b) Surah al-Isra’ ayat 31-33
وّل تَ قتُلُ وا أَوّلدو م يش يََْ إم ق نَح ن نَ رققُهم وإيَّاوم إن قَ ت لَهم و ان يطْا ا وبي را (۱۱) وّل تَ قربُ وا الزنَ ا إنَّ هُ و ان
ْ ََ
َ ْ ْ َ ْ ُ َ َْ
َ
َ َ
َ َ ْ ُ ْ َّ ْ ُ َ ْ ُ ُ ْ ُ ْ
َ ْ ََ
فَاحشْ وساء سبيق (۳۱) وّل تَ قتُلُوا النَّ ف َ الَّت حرم اللَّهُ إّل بالْح ومن قُت َ مظْلُوما فَ قي جعلْنَا لوليه سلْطَانا فَق
ْ
ْ ََ
َ
َ َّ َ
ُ َ ََ ْ َ
َ
ْ َ َ َ َّ
َ َ ََ َ
﴾ ۱۱ – ۱۱ : يُسرف ف الْقت إنَّ ُ وان منصورا (۱۱) ﴿ سورة اإلسراء
ْ ْ
ُ َْ َ َ َْ ه
Artinya:
“Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut kemiskinan. Kamilah yang
akan memberi rezki kepada mereka dan juga kepadamu. Sesungguhnya membunuh mereka
adalah suatu dosa yang besar. Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu
adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk. Dan janganlah kamu
membunuh jiwa yang diharamkan Allah, melainkan dengan suatu (alasan) yang benar. Dan
barangsiapa dibunuh secara zalim, maka sesungguhnya Kami telah memberi kekuasaan
kepada ahli warisnya, tetapi janganlah ahli waris itu melampaui batas dalam membunuh.
Sesungguhnya ia adalah orang yang mendapat pertolongan”. (Q.S. al-Isra’ : 31-33)
12
J. Chr Purwawidyana, Aborsi dan Agama dalam Elga Serapong, Masruchah, M. Imam Asiz (eds.),
Agama dan Kesehatan Refroduksi (Jakarta : Pustaka Sinar Harapan, 1999), Cet I, Hal 182
Wacana Tafsir Kontemporer
7
8. ABORSI
Ushuluddin IV
c) Surah al-Furqan ayat 151
ْ َ ْ ََ َ َ
َ ْوالَّذين ّل يَيعون م ع اللَّ ه إلَه ا َي ر وّل يَقتُلُ ون ال نَّ ف َ الَّت ح رم اللَّ هُ إّل ب الْح وّل يَزنُون وم ن يَفع ْ ذَل َ يَل
َ ْ ْ َ َ َ ْ َ َ َ َّ
َ َّ َ
ََ َ ُْ َ َ َ
﴾٨٦ : أَثَاما ﴿سورة الفرقان
Artinya:
“Dan orang-orang yang tidak menyembah tuhan yang lain beserta Allah dan tidak
membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali dengan (alasan) yang
benar, dan tidak berzina, barangsiapa yang melakukan demikian itu, niscaya dia mendapat
(pembalasan) dosa (nya)”. (Q.S. al-Furqan : 68)
E. KASUS KEHAMILAN DALAM KEBOLEHAN ABORSI
Uraian berikut menyajikan empat kasus khusus dalam menanggapi kehamilan dan
hukumnya melakukan aborsi dengan melandaskan kesesuaiannya pada nash-nash al-Quran
sebagaimana yang telah disebutkan diatas. Keempat kasus tersebut ialah kasus kehamilan
dalam kaitannya dengan faktor ekonomi, kehamilan yang terjadi akibat pergaulan seks bebas,
kehamilan yang terjadi akibat pemerkosaan dan kehamilan dengan kemungkinan
menghasilkan janin yang cacat.
Keempat kasus yang disebutkan diatas membuka peluang untuk mengakhiri
kehamilan dengan aborsi. Walaupun demikian, pemahaman lebih lanjut mengenai kasusnya
harus tetap berdasarkan ajaran-ajaran agama untuk menentukan apakah kebolehan aborsi
pada masing-masing kasus di atas dapat dibenarkan. Berikut uraiannya di bawah ini:
a) Kasus Kehamilan dalam Relasinya dengan Faktor Ekonomi
Literatur sejarah menunjukkan beberapa pristiwa besar khususnya mengenai
pembunuhan bayi. Fir’aun membunuh dan memberantas anak laki-laki dengan alasan karena
takut kehilangan kekuasaan. Zaman Jahiliyah, orang-orang musyrik membunuh anak
perempuan dengan menguburnya hidup-hidup karena faktor sosial. Sebagian lagi diantara
meraka juga membunuh anak mereka sendiri karena takut lapar, sekarang pun tampaknya
pristiwa dari sejarah itu berulang lagi karena alasan ekonomi bahkan dalam perspektif yang
berbeda. Jika zaman dahulu dibunuh setelah kelahirannya, adapun sekarang kadang-kadang
belum lahir sudah mengalami pembunuhan. Firman Allah SWT:
﴾۱٥۱ : وّل تَ قتُلُوا أَوّلدوم من إمق نَحن نَرققُكم وإيَّامم ﴿سورة األنعام
ْ ََ
َ ْ ْ ْ ُ َ َْ
ْ ُ َ ْ ُ ُْ ُ ْ
Artinya:
“dan janganlah kamu membunuh anak-anak kamu karena takut kemiskinan. Kami akan
memberi rezki kepadamu dan kepada mereka”. (Q.S. al-An’am : 151)
Qurais Shihab menyebutkan bahwa motifasi pembunuhan yang dibicarakan dalam
ayat diatas adalah kekhawatiran seorang ayah akan semakin terpuruk dalam kesulitan hidup
akibat lahirnya anak. Karena itu disini Allah segera memberi jaminan kepada sang ayah
dengan menyatakan bahwa kami akan memberi rezki kepada kamu, baru kemudian
dilanjutkan dengan jaminan ketersedian rezki untuk anak yang dilahirkannya sebagaimana
diperlihatkan redaksi berikut (ْْ 31.)نَرْ زقُكمْْْوإِيَّاهُمPada ayat lain, Allah SWT berfirman:
َ ُ ُ
13
M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah (Jakarta : Lentera Hati, 2007), Jilid 4, Cet IX Hal. 342
Wacana Tafsir Kontemporer
8
9. ABORSI
Ushuluddin IV
﴾ ۱۱ : وّل تَ قتُ لُوا أَوّلدوم يشيََْ إمق نَحن نَرققُ هم وإيَّاوم إن قَ ت لَهم وان يطْاا وبيرا ﴿ سورة اإلسراء
ْ ََ
َ
َ ْ ْ َ ْ ُ َ َْ
َ َ ْ ُ ْ َّ ْ ُ َ ْ ُ ُ ْ ُ ْ
Artinya:
“Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut kemiskinan. Kamilah
yang akan memberi rezki kepada mereka dan juga kepadamu. Sesungguhnya membunuh
mereka adalah suatu dosa yang besar.
Keterangan ayat diatas hampir sama dengan dengan ayat sebelumnya “Q.S. al-An’am
ayat 151”. Hanya saja letak perbedaanya yaitu pada surah al-Isra ayat 31, kemiskinan belum
terjadi dengan kata lain baru dalam bentuk kekhawatiran. Hal ini ditunjukkan dalam
َ ْ َ
penambahan kata “ْ ََ ”خشيyang berarti takut. Konteks kemiskinan yang dikhawtirkan dalam
ayat ini adalah kemiskinan yang boleh jadi akan dialami anak. Maka untuk menyingkirkan
kekhawatiran sang ayah segera menyampaikan Kamilah yang memberi rezki kepada mereka
ُ
(ْْ ,)نَحْ ي ُْْنَيرْ زقُُُمSetelah itu baru disusul ketersediaan jaminan kepada ayah dengan redaksi dan
ُ َ
juga kepada kamu (ْْ 41.)وإِيَّياُمMengenai konteks ini juga sebagai orang beriman hendaknya
dijadikan ibrah bahwa jangankan manusia, hewan melata sekalipun dijamin rezekinya oleh
Allah SWT. Hal ini disebutkan dalam surah Hud ayat 6:
ْ ﴾ ٨ : وما من دابَّْ ف األَرض إّل علَى اللَّه رققُها ويَعلَم مستَ قرما ومستَ ودعها و ٌّ ف وتَاب مبين ﴿ سورة مود
ُ َ َ َ ْ ْ ُ َ َ َّ َ ْ ُ ُ ْ َ َ ْ
َ َّ ْ ْ
َ ْ ََ
ُ
Artinya:
“Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi
rezkinya. Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya.
Semuanya tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh)”.
Itu sebabnya pegangan hidup yang pertama ialah percaya kepada Allah dan larangan
mempersekutukan-Nya dengan yang lain. Di zaman jahiliyyah benar-benar ada orang yang
membunuh anak karena takut akan miskin. Bahkan Sampai sekarang masih terulang dan
muncul dalam ragam yang berbeda-beda. Misalnya, saat sekarang ini muncul perdagangan
anak karena merasa kurang mampu memberikan nafkah. Perkembangan terkini menyebutkan
sekitar 750.000 sampai 1.070.000 anak dan perempuan Indonesia diperdagangkan setiap
tahunnya.15 Keteragan diatas menunjukkan bahwa dalam perdagangan anak didominasi oleh
kaum perempuan untuk dijadikan sebagai pembantu, pengemis, objek percobaan di bidang
ilmu pengetahuan, atau bahkan sebagai komoditas seksual serta beragam modus lainnya.
Dengan demikian, kasus kehamilan yang melakukan aborsi karena faktor
kekhawatiran tidak sanggup menafkahi keluarganya atau kemiskinan yang dialaminya
sama sekali tidak dibenarkan. Hal ini menunjukkan bahwa pembunuhan secara aborsi sama
saja dengan pembunuhan setelah lahirnya dari perut ibunya sebagaimana yang telah
dilakukan semenjak dahulu kala. Alasan aborsi karena takut kepapaan adalah bertentangan
dengan ajaran syariat Islam karena setiap manusia hanya Allah yang menentukan kadar
rezekinya masing-masing.
14
15
M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah (Jakarta : Lentera Hati, 2007), Jilid 4, Cet IX Hal. 343
http://suara-santri.tripod.com/files/muslimah/muslimah1.htm
Wacana Tafsir Kontemporer
9
10. ABORSI
Ushuluddin IV
b) Seks Bebas dan Kehamilan
Masa remaja adalah masa yang paling berseri. Sebuah masa yang menentukan jati diri
para remaja dan justru pada masa inilah banyak yang terjebak dalam pergaulan bebas.
Menurut Program Manajer Dkap PMI Provinsi Riau Nofdianto seiring Kota Pekanbaru
menuju kota metropolitan, pergaulan bebas di kalangan remaja telah mencapai titik
kekhawatiran yang cukup parah, terutama seks bebas.16
Sebanyak 30 persen pelajar diduga telah melakukan seks bebas. Umumnya, para
remaja ini menganggap prilaku seks bebas sebagai gaya hidup atau bagian dari pergaulan.
Prilaku ini diduga sebagai salah satu pemicu tingginya kasus penyebaran HIV Aids.
Pemecahan secara islami terhadap hasi pergaulan seks bebas tentu saja tidak dengan memilih
jalan aborsi. Islam justru mengecam perbuatan semacam ini dan menganggapnya sebagai
kejahatan. Firman Allah SWT:
ْ ََ
َ
َ ْ ْ َ ْ ُ َ َْ
َ َ ْ ُ َّ ْ ُ َ ْ ُ ُ ْ ُ ْ
ُوّل تَ قتُ لُوا أَوّلدوم يشيََْ إمق نَحن نَرققُ هم وإيَّاوم إن قَ ْت لَهم وان يطْاا وبيرا ﴿۱۱﴾ وّل تَ قربُوا الزنَا إنَّه
َ ْ ََ
وان فَاحشْ وساء سبيق ﴿۳۱﴾ وّل تَ قتُ لُوا ال نَّ ف َ الَّت ح رم اللَّ هُ إّل ب الْح وم ن قُت َ مظْلُوم ا فَ ق ي جعلْنَ ا
ْ
ْ ََ
َ َ
ََ ْ َ
ْ َ َ َ َّ
َ َّ َ
َ
َ َ ََ َ
)۱۱ - ۱۱ : لوليه سلطَانا فَق يُسرف ف الْقت إنَّهُ وان منصورا ﴿۱۱﴾ (سورة اإلسراء
ُْ َ
ْ ْ َ
َْ
ُ َْ َ َ
Artinya:
“Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut kemiskinan. Kamilah yang
akan memberi rezki kepada mereka dan juga kepadamu. Sesungguhnya membunuh mereka
adalah suatu dosa yang besar. Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu
adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk. Dan janganlah kamu
membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya), melainkan dengan suatu (alasan)
yang benar. Dan barangsiapa dibunuh secara zalim, maka sesungguhnya Kami telah
memberi kekuasaan kepada ahli warisnya, tetapi janganlah ahli waris itu melampaui
batas dalam membunuh. Sesungguhnya ia adalah orang yang mendapat pertolongan”.
(Q.S. al-Isra’ : 31-33)
Ulama mujtahid sepakat bahwa menggugurkan anak yang dalam kandungan yang
telah bernyawa sama juga dengan membunuh. Ayat diatas menekankan betapa betapa besar
perhatian Agama terhadap nilai hidup. Ayat diatas turun berkenaan dengan masyarkat
jahiliyyah yang sebagian membunuh anaknya karena faktor ekonomi. Sehingga dalam ayat
ُ َ ُُ
diatas ditekankan (ْْ 71.)نَحْ ي ُْْنَيرْ زقُ ُْمْْْوإِيَّياُمPada ayat selanjutnya, menegaskan larangan mendekati
perbuatan zina yang dapat mengakibatkan terjerumus dalam perbuatan syaitan. Tentunya
salah satu pesan dari ayat diatas untuk menjauhi seks bebas.
Dalam surah al-Furqan ayat 68 disebutkan juga mengenai larangan membunuh jiwa
yang diharamkan Allah serta larangan melakukan perbuatan zina:
ْ َ ْ ََ َ َ
َ والَّذين ّل يَيعون مع اللَّه إلَها َير وّل يَقتُ لُون النَّ ف َ الَّت ح رم اللَّ هُ إّل ب الْح وّل يَزنُون وم ن يَفع ْ ذَل
َ ْ ْ َ َ َ ْ ََ َ َّ
َ َّ َ
ََ َ ُ ْ َ َ َ
﴾٨٦ : يَل َ أَثَاما ﴿سورة الفرقان
ْ
16
17
http://www.studentmagz.com/2008/08/pergaulan-bebas-kalangan-remaja-waspada.html
Hamka, Tafsir al-Ashar (Singapura : Pustaka Nasional PTE LTD, 2007), Jilid 6, Cet. 5, Hal. 4047
Wacana Tafsir Kontemporer
10
11. ABORSI
Ushuluddin IV
Artinya:
“Dan orang-orang yang tidak menyembah tuhan yang lain beserta Allah dan tidak
membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali dengan (alasan) yang
benar, dan tidak berzina, barangsiapa yang melakukan demikian itu, niscaya dia mendapat
(pembalasan) dosa (nya). (Q.S. al-Furqan : 68)
Kesimpulan dari dua ayat diatas dapat mengantarkan kita bahwa membunuh jiwa
adalah haram selama tidak karena unsur yang membolehkannya. Dalam hal ini, aborsi
terhadap kehamilan akibat pergaulan bebas sama halnya dengan membunuh jiwa karena
palakunya melakukan hak tercela tersebut dengan unsur kesenagajaan. Hasil putusan tentang
ketentuan umum MUI NOMOR : 4 TAHUN 2005 menetapkan 2 pokok alasan melakukan
aborsi, yaitu:
Darurat, yaitu suatu keadaan di mana seseorang apabila tidak melakukan sesuatu yang
diharamkan maka ia akan mati atau hampir mati.
Hajat, yaitu suatu keadaan di mana seseorang apabila tidak melakukan sesuatu yang
diharamkan maka ia akan mengalami kesulitan besar.
Dalam Keputusan Fatwa Majelis Ulama Indonesia NOMOR : 4 TAHUN 2005
tentang ketentuan hukum memutuskan salah satu diantaranya bahwa Aborsi haram
hukumnya dilakukan pada kehamilan yang terjadi akibat zina. 18
c) Perkosaaan dan Kehamilan
Perkosaan sama sekali tidak sama dengan perzinaan dan pergaulan bebas karena
perkosaan melibatkan pemaksaan dan kekerasan. Dalam berbagai riset disebutkan bahwa
kehamilan pada korban perkosaan bervariasi dari kemungkinan nol sampai 2,2 persen. Dalam
empat kasus tidak tercatat adanya kehamilan.19
Melihat statistik kehamilan akibat kejahatan pemerkosaan diatas, nampak
kemungkinan kecil terjadinya kehamilan. Walaupun demikian, generasi pemuda khususnya
kaum hawa serta kesadaran pada masing-masing pemuda agar menjauhi perbuatan keji ini.
Perbuatan ini hanya merupakan kenimatan sementara yang justru mendatangkan mudharat
yang lebih besar. Untuk penyelesaian permasalahan ini dalam kaitannya dengan aborsi pada
kehamilan akibat pemerkosaan dapat dilihat dalam Surah al-Isra’ ayat 151:
قُ ْ تَ ع الَوا أَتْ ُ م ا ح رم ربُّك م علَ ْيكم أَّل تُش ووا ب ه ش ْياا وبالْوال ييْن إحس انا وّل تَ قتُ لُ وا أَوّلدو م م ن إم ق
ْ ََ َ ْ َ َ َ َ
َ ْ ْ ْ ُ َ َْ
َُ َ َّ َ َ ُ ْ َ ُ ْ َّ ْ ر
ْ َ
نَحن نَرققُكم وإيَّامم وّل تَ قربُوا الْفواح َ ما ظَهر م ْن ها وما بَطَن وّل تَ قتُ لُوا ال نَّ ف َ الَّت ح رم اللَّ هُ إّل ب الْح
ْ
ْ ََ َ َ َ َ َ َ َ
َ َّ
َ َّ َ
َ َ َ ْ ََ ْ ُ َ ْ ُ ُ ْ ُ ْ
﴾۱٥۱ : ذلكم وصاوم به لَع َّكم تَ عقلُون ﴿سورة األنعام
َ ْ ْ ُ َ ُ ْ َ َّ ُ ْ َل
Artinya:
“Katakanlah: "Marilah kubacakan apa yang diharamkan atas kamu oleh Tuhanmu, yaitu:
janganlah kamu mempersekutukan sesuatu dengan Dia, berbuat baiklah terhadap kedua
orang ibu bapa, dan janganlah kamu membunuh anak-anak kamu karena takut kemiskinan.
18
Keputusan Fatwa Majelis Ulama Indonesia tentang NOMOR : 4 TAHUN 2005
Abu Fadl Muhsin Ebrahim, Aborsi Kontrasepsi dan Mengatasi Kemandulan (Bandung : Mizan,
1997), Cet I, Hal. 146
19
Wacana Tafsir Kontemporer
11
12. ABORSI
Ushuluddin IV
Kami akan memberi rezki kepadamu dan kepada mereka; dan janganlah kamu mendekati
perbuatan-perbuatan yang keji, baik yang nampak di antaranya maupun yang tersembunyi,
dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) melainkan
dengan sesuatu (sebab) yang benar" . Demikian itu yang diperintahkan oleh Tuhanmu
kepadamu supaya kamu memahami (nya)”. (Q.S. al-An’am : 151)
Secara umum, dalam ayat diatas terdapat 5 pesan utama yang disamapaikan kepada
manusia,20 yaitu:
1)
2)
3)
4)
Larangan mempersekutukan Allah,
Perintah berbuat baik kepada kedua orang tua,
Larangan membunuh atau menghilangkan keberadaan jiwa manusia,
Larangan mendekati perbuatan-perbuatan keji, seperti membunuh, berzina dan
semacamnya, dan
5) Larangan membunuh jiwa yang memang diharamkan Allah.
Hubungan erat antara permasalahan dari kehamilan akibar pemerkosaan dengan ayat
diatas nampak secara tersirat. Sebagaimana diketahui bahwa pemerkosaan mengandung unsur
kekerasan, pemaksaan dan unsur zina. Hal ini kami hubungkan dengan redaksi ayat diatas
khususnya unsur kekerasan dan pemaksaan sebagai perbuatan keji yang dilakukan secara
terang sebagaimana ditunjukkan redaksi ayat diatas (َْ .)و َ ْْتَقربُواْا ْلفَواحشَْْماْظََُيرَْْمنَُياْومياْبَطَيLebih
ِ َ
َ ْ َل
َ َ ِْ
َ
lanjut dalam tafsir al-Misbah disebutkan bahwa dalam ayat diatas terdapat tiga kali larangan
membunuh. Pertama, larangan membunuh anak, kedua, larangan melakukan kekejian, seperti
berzina dan membunuh, dan ketiga, larangan membunuh keculi dengan haq. 21
Setiap manusia memiliki hak untuk hidup. Hanya Allah yang berhak untuk
memberikan keputusan diantara makhluk-makhluk-Nya. Termaksuk yang diharamkan ialah
membunuh diri sendiri, termasuk pengecualian dengan hak ialah pembunuhan-pembunuhan
yang terjadi dalam peperangan dengan syarat-syarat tertentu pula. Maka dalam tafsir al-Ashar
disebutkan lima perkara yang haram dilanggar dan wajib dilaksanakan yaitu, pertama,
Hubungan dengan Allah; Kedua, hubungan dengan kedua orang tua; Ketiga, hubungan dalam
memelihara anak keturunan; Keempat, memelihara kesucian diri dari melakukan perbuatan
zina dan Kelima, memelihara kesucian diri dari melakukan pembunuhan.22 Terkait dengan hal
ini, maka dapat dikatakan dalam kasus pemerkosaan telah melanggar hukum Allah,
mengecewakan harapan kedua orang tua, merusak hubungan anak keturunan serta menodai
diri dengan perbuatan yang tercela.
Lebih lanjut, Abdul Malik Karim Amrullah yang lebih dikenal dengan panggilan
Hamka dalam Tafsirnya al-Ashar ketika menafsiri ayat (َْ )و َ ْْتَقربُيواْا ْلفَيواحشَْْمياْظََُيرَْْمنَُياْومياْبَطَي
ِ َ
َ ْ َل
َ َ ِْ
َ
menyebutkan bahwa puncak kekejian itu dapat berupa zina, liwath (menyetubuhi laki-laki),
lesbian (perempuan sesam perempuan), maupun mengawini kemenakan sendiri. Oleh karena
itu, kebanyakan ahli tafsir menerangkan maksud larangan ayat diatas ialah kekejian yang
zahir yaitu bersina terang-terangan dan yang batin ialah orang-orang yang memelihara
perempuan tampa dinikahi.
20
M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah (Jakarta : Lentera Hati, 2007), Jilid 4, Cet IX Hal. 339
Ibid, Hal. 343
22
Hamka, Tafsir al-Ashar (Singapura : Pustaka Nasional PTE LTD, 2007), Jilid 3, Cet. 5, Hal. 2264
21
Wacana Tafsir Kontemporer
12
13. ABORSI
Ushuluddin IV
Islam memiliki prinsip, bahwa pencegahan lebih diutamakan, begitupun dalam kasus
pemerkosaan. Tetapi bila langkah-langkah pencegahan telah diambil tetapi perkosaan tetap
terjadi, maka Islam menganjurkan agar korban segera mendapatkan pertolongan medis untuk
mencegah segala kemungkinan terjadinya kehamilan. Pendapat ini diperkuat dengan
pandangan Qurthubi yang mengatakan bahwa air mani bukanlah sesuatu yang pasti (yaqinan)
dan tidak ada konsekuensinya jika wanita segera 'mengeluarkannya sebelum ia menetap
dalam rahim.23 Dan juga, secara medis segera setelah tindakan seksual terjadi seperti dalam
kasus perkosaan, diperbolehkan pada saat itu mendapat pengobatan untuk mencegah
kehamilan. Pertimbangan lainnya seperti disebutkan kaidah fiqih:
Menghindarkan kerusakan (hal-hal negatif) diutamakan dari pada mendatangkan
kemaslahatan
Keadaan darurat membolehkan hal-hal yang dilarang (diharamkan)
Sehingga dapat disimpulakan bahwa aborsi dapat dilakukan karena kehamilan akibat
pemerkosaan. Tentunya dalam pelaksanaanya hendaknya diberikan kepada yang berwenang
sehingga kemudharatan dapat diminalisir. Mengenai hal ini juga, fatwa MUI NOMOR : 4
TAHUN 2005 menetapakan yang salah satu poinnya menyebutkan “Kehamilan akibat
perkosaan yang ditetapkan oleh Tim yang berwenang yang didalamnya terdapat antara lain
keluarga korban, dokter, dan ulama”.
Penulis juga memandang bahwa aborsi kategori ini termasuk pengecualian yang
ْ
ْ َل
dimaksud dalam ayat (ْ )و َ ْْتَقتُلُيواْالينَّف َْْالَّتِي ْحير َْْ َُّْْإِ َّ ْْبِيا ْلحyang boleh dibunuh karena dengan
َ َ َّ ّللا ل
alasan yang dibenarkan syariat. Namun, dalam praktik hukumnya, pelaksanaanya
diberlakukan secara ketat dan tegas agar setiap orang tidak mudah mencari alasan kebolehan
aborsi. Kemudian catatan juga bagi para wanita korban pemerkosaan agar segera mungkin
melaporkannya untuk mendapatkan perawatan medis untuk mencegah kehamilan.
Pertimbanagan lain dalam hal ini bahwa aborsi yang dilakukan pada usia muda masih
dibolekahkan oleh sebagian besar ulama dan begitupun para imam Mazhab.
d) Pertumbuhan Janin Mengalami Cacat
Kemajuan dalam bidang teknologi biomedis modern, kini diagnosis prenatal secara
aman dapat dilakukan dengan akurasi yang tinggi. Teknik ini dapat berupa Amniocentecis,
Fetoscopy, Sinar-X14 dan semacamnya. Penemuan ini tentunya dapat meberikan kemudahan
untuk dapat memilih yang terbaik. Misalnya, kini diketahui bahwa seorang anak yang
dilahirkan oleh ibu yang terserang STD (penyakit kelamin menular) dapat kehilangan
penglihatannya atau mengalami kerusakan otak. Sehingga, masalah ini dapat dipecahkan
dengan cermat dan atas pertimbangan yang matang.24
Mengenai kasus-kasus semacam ini, kita hendaknya memahami persoalannya pada
akarnya sebagaimana yang diajarkan oleh islam. Hal ini diperlukan agar kobelahan
melakukan aborsi dalam kasus ini tidak dianggap sebagai jalan pintas dan agar pelecehan
seksual dapat diminalisir. Sebab, menurut beberapa penelitian dalam kasus pelecehan seksual
23
Abu ‘Abd Allah Muhammad ibn Ahmad al-Ansari al-Qurtubi, 1967, Al-Jami’ fi Ahkan al-Qur’an,
Kairo: Maktabah al-Wabah, hal. 8
24
Abu Fadl Muhsin Ebrahim, Aborsi Kontrasepsi dan Mengatasi Kemandulan (Bandung : Mizan,
1997), Cet I, Hal. 151
Wacana Tafsir Kontemporer
13
14. ABORSI
Ushuluddin IV
akan mengakibatkan janin yang dikandungnya mengalami cacat. Itulah sebabnya, Arab Saudi
berfatwa mengenai aborsi dalam masalah ini sama sekali tidak dibolehkan. Berikut dua
contoh kalainan janin akibat perbuatan dalam pelecehan seksual:
1) Down Syndrome (sindroma Down)
Sindroma down merupakan kelainan kromosom yang paling sering terjadi. Angka
kejadian kelainan ini mencapai 1 dalam 1000 kelahiran. Mekanisme terjadinya sindrom down
ditandai dengan berlebihnya jumlah kromoson nomor 21 yang seharusnya dua buah menjadi
tiga sehingga jumlah seluruh kromosom mencapai 47 buah. Pada manusia normal jumlah
kromosom sel mengandung 23 pasangan kromosom. Akibat proses tersebut, terjadi
goncangan sistem metabolisme di dalam sel sehingga muncul kelainan ini. Anak yang
menyandang sindroma down ini akan mengalami keterbatasan kemampuan mental dan
intelektual. Selain itu, penderita seringkali mengalami perkembangan tubuh yang abnormal,
pertahanan tubuh yang relatif lemah, penyakit jantung bawaan, Alzheimer, Leukemia, dan
berbagai masalah kesehatan lain.25
Secara umum diketahui bahwa Sindroma Down dikaitkan dengan dua faktor bebas,
yaitu hubungan sedarah dan usia ibu yand sudah lanjut.26 Solusi agama islam untuk untuk
persoalan ini ialah nasihat yang diberikan oleh Nabi Muhammad dalam sabdanya: “Nikahilah
suku yang jauh (bukan family) untuk menghindari keturunan yang lemah dan anak-anak
muda bila engkau telah mampu menikah, maka menikalah” Hadis ini berisi pesan untuk tidak
menikahi kerabat dekat serta larangan menunda-nunda untuk menikah ketika telah sanggup
menjalankannya.
2) STD (Sexually transmitted disease)
Penyakit menular seksual adalah penyakit yang menyerang manusia dan binatang
melalui transmisi hubungan seksual, seks oral dan seks anal. Penyakit menular seksual juga
dapat ditularkan melalui jarum suntik, kelahiran dan menyusui. Infeksi penyakit menular
seksual telah diketahui selama ratusan tahun. Seorang anak yang yang dilahirkan oleh ibu
yang terserang STD dapat kehilangan penglihatan atau mengalami kerusakan otak. Solusi
masalah ini dipecahkan dengan pelarangan dalam islam terhadap perbuatan yang mengarah
pada pelanggaran seksual.27
3) Penyakit Genetik
Penyakit genetika merupakan penyakit yang disebabkan oleh adanya kelainan gen
yang diturunkan saat terjadinya pembuahan sel sperma terhadap ovum. Jadi, penyakit ini
diturunkan secara turunan atau kita kenal dengan penyakit genetika. Diantara penyakit
genetika yang sulit disembuhkan ialah Hemofilia, buta warna, diabetes militus, thalesimia,
kebotakan, alergi, albino dan asma.28 Beberapa penyebab penyakit genetik antara lain:29
25
Department of Pediatrics, University of Pennsylvania School of Medicine; Berry GT, Mallee JJ,
Kwon HM, Rim JS, Mulla WR, Muenke M, Spinner NB.. Diakses pada 3 Mei 2010
26
Abu Fadl Muhsin Ebrahim, Aborsi Kontrasepsi dan Mengatasi Kemandulan (Bandung : Mizan,
1997), Cet I, Hal. 151-152
27 27
Abu Fadl Muhsin Ebrahim, Aborsi Kontrasepsi dan Mengatasi Kemandulan (Bandung : Mizan,
1997), Cet I, Hal. 151
28
http://penyakitgenetik.blogspot.com/2011/02/penyakit-genetik.html#comment-form
Wacana Tafsir Kontemporer
14
15. ABORSI
Ushuluddin IV
Ketidaknormalan jumlah kromosom seperti dalam sindrom Down (adanya ekstra
kromosom 21) dan sindrom Klinefelter (laki-laki dengan 2 kromosom X).
Mutasi gen berulang yang dapat menyebabkan sindrom X rapuh atau penyakit
Huntington.
Gen rusak yang diturunkan dari orang tua. Dalam kasus ini, penyakit genetik juga dikenal
dengan istilah penyakit keturunan. Kondisi ini terjadi ketika individu lahir dari dua
individu sehat pembawa gen rusak tersebut, tetapi dapat juga terjadi ketika gen yang
rusak tersebut merupakan gen yang dominan.
Kita tidak dapat mengabaikan kenyataan bahwa takdir dari janin catat tentu saja
merupakan persoalan yang kompleks. Menganjurkan pengguguran janin cacat pada akhirnya
akan menyebabkan pembenaran untuk mengakhiri kehidupan orang-orang cacat. Sejauh
meyangkut masalah janin cacat, islam menganjurkan untuk mengambil langkah-lngkah
pencegahan guna menghindari lahirnya bayi-bayi cacat daripada mengugurkan mereka.
Namun terkait hal ini juga, salah satu poin keputusan MUI NOMOR : 4 TAHUN 2005
menyebutkan bahwa keadaan hajat yang berkaitan dengan kehamilan yang dapat
membolehkan aborsi adalah janin yang dikandung dideteksi menderita cacat genetik yang
kalau lahir kelak sulit disembuhkan.
Menurut kami, dalam kasus mengenai kelainan pada janin dalam kaitannya dengan
aborsi tergantung pada pelakunya dalam hal ini suami-istri. Sebagaimana disebutkan
bahwa kelainan pada janin sebagian besar juga diakibatkan karena pelecehan seksual. Jika
suami-istri melakukan tindakan tersebut karena unsur kensengajaan maka haram atasnya
melakukan aborsi. Namun bagaimana pun juga, menganalisa solusi islam terhadap kehamilan
yang tidak diinginkan telah ditunjukkan bahwa persoalannya komlpleks dan tidak satu solusi
pun yang pasti.
Berikut beberapa fatwa MUI yang berkaitan dengan keadaan darurat dan hajat yang
dalam masalah kehamilan dengan pertumbuhan janin yang cacat yang membolehkan aborsi
adalah:30
Perempuan hamil menderita sakit fisik berat seperti kanker stadium lanjut, TBC dengan
caverna dan penyakit-penyakit fisik berat lainnya yang harus ditetapkan oleh Tim Dokter.
Dalam keadaan di mana kehamilan mengancam nyawa si ibu.
Janin yang dikandung dideteksi menderita cacat genetik yang kalau lahir kelak sulit
disembuhkan
Solusi dalam masalah ini dapat disimpulkan bahwa hukum aborsi terhadap janin yang
mengalami pertumbuhan Janin catat adalah haram kecuali jika terdapat pertimbangan lain
yang lebih maslahat. Para ulama sangat ketat dalam menetapkan hukum mengenai hal ini
karena sumber persoalannya akibat pelakunya sendiri seperti dalam kasus pelecehan seksual
dan semacamnya. Adapun kebolehannya karena atas pertimbangan kemaslahatan sehingga
aborsi dalam perspektif ini tidaklah haram. Ini berarti termasuk apa yang dimaksud pada
ْ
ْ َل
redaksi ayat (ْ .)و َ ْْتَقتُلُواْالنَّف َْْالَّتِ ْحر َْ ْ َُّْْإِ َّ ْْبِا ْلح
َ َ َّ ّللا ل
29
http://id.wikipedia.org/wiki/Penyakit_genetik
Keputusan Fatwa Majelis Ulama Indonesia tentang NOMOR : 4 TAHUN 2005, Ditetapkan di :
Jakarta Pada tanggal : 12 Rabi`ul Akhir 1426 H / 21 Mei 2005
30
Wacana Tafsir Kontemporer
15
16. ABORSI
Ushuluddin IV
F. RAGAM CARA PRAKTIK ABORSI
Tindakan aborsi mengandung risiko yang cukup tinggi, apabila dilakukan tidak sesuai
standar profesi medis. Berikut ini berbagai cara para pelaku melakukan aborsi dari yang
tradisional sampai yang medis:31
1) Manipulasi fisik, yaitu dengan cara melakukan pijatan pada rahim agar janin terlepas dari
rahim. Biasanya akan terasa sakit sekali karena pijatan yang dilakukan dipaksakan dan
berbahaya bagi oragan dalam tubuh;
2) Menggunakan berbagai ramuan dengan tujuan panas pada rahim. Ramuan tersebut
seperti nanas muda yang dicampur dengan merica atau obatobatan keras lainnya;
3) Menggunakan alat bantu tradisional yang tidak steril yang dapat mengakibatkan infeksi.
Tindakan ini juga membahayakan organ dalam tubuh;
4) Pada kehamilan muda (dibawah 1 bulan), dimana usia janin masih sangat kecil. Aborsi
dilakukan dengan cara menggunakan alat penghisap (suction). Pada cara ini leher rahim
diperbesar seperti D & C kemudian sebuah tabung dimasukkan ke dalam rahim dan
dihubungkan dengan alat penyedot yang kuat sehingga bayi dalam rahim tercabik-cabik
menjadi kepingan-kepingan kecil, lalu disedot masuk ke dalam sebuah botol. Pada cara
ini juga dapat berupa Adilatasi dan kuret (Dilatation & curettage), yaitu lubang leher
rahim diperbear agar rahim dapat dimasuki kuret berupa sepotong alat yang tajam.
Kemudian janin yang hidup itu dicabik kecil-kecil, dilepaskan dari dinding rahim dan
dibuang keluar. Umumnya terjadi banyak pendarahan. Bidan operasi ini harus
mengobatinya dengan baik, bila tidak akan terjadi infeksi.
5) Pada kehamilan lebih lanjut (1-3 bulan), dimana janin baru berusia sekitar beberapa
minggu yang bagian-bagian tubuhnya mulai terbentuk. Aborsi dilakukan dengan cara
Adilatasi dan kuret (Dilatation & curettage), yaitu lubang leher rahim diperbear agar
rahim dapat dimasuki kuret berupa sepotong alat yang tajam. Kemudian janin yang hidup
itu dicabik kecil-kecil, dilepaskan dari dinding rahim dan dibuang keluar. Umumnya
terjadi banyak pendarahan. Bidan operasi ini harus mengobatinya dengan baik, bila tidak
akan terjadi infeksi.
6) Peracunan dengan garam (Salt poisoned), Cara ini dilakukan pada janin berusia lebih
dari 16 minggu (4 bulan) ketika sudah cukup banyak cairan yang terkumpul di sekitar
bayi dalam kantung anak. Prosesnya dengan memasukkan sebatang jarum yang panjang
melalui perut ibu ke dalam kantung bayi, lalu sejumlah cairan disedot keluar dan larutan
garam yang pekat disuntikkan ke dalamnya. Bayi yang malang ini menelan garam
beracun itu dan ia amat menderita. Dengan cara ini, sang bayi akan mati dalam waktu
kira-kira 1 jam. Dalam waktu 24 jam kemudian, si ibu akan mengalami sakit beranak dan
melahirkan seorang bayi yang sudah mati. (Sering juga bayi-bayi ini lahir dalam keadaan
masih hidup, biasanya mereka dibiarkan saja agar mati).
7) Histerotomi atau bedah Caesar, teknik ini terutama dilakukan 3 bulan terakhir dari
kehamilan. Rahim dimasuki alat bedah melalui dinding perut. Bayi kecil ini dikeluarkan
dan dibiarkan saja agar mati atau kadang-kadang langsung dibunuh;
31
Titik Triwulan Tutik, dalam Makalah Analisis Hukum Islam Terhadap Praktik Aborsi Bagi
Kehamilan Tidak Diharapakan (Ktd) Akibat Perkosaan, Hal. 5 dan [Point 4-9] dikutip dari
http://www.aborsi.org
Wacana Tafsir Kontemporer
16
17. ABORSI
Ushuluddin IV
8) Pengguguran kimia (Prostaglandin), Penggunaan cara terbaru ini memakai bahan-bahan
kimia yang dikembangkan Upjohn Pharmaceutical Co. Bahan-bahan kimia ini
mengakibatkan rahim ibu mengerut, sehingga bayi yang hidup itu mati dan terdorong
keluar. Kerutan ini sedemikian kuatnya sehingga ada bayi-bayi yang terpenggal. Sering
juga bayi yang keluar itu masih hidup. Efek sampingan bagi si ibu banyak sekali ada yang
mati akibat serangan jantung waktu carian kimia itu disuntikkan.
9) Pil pembunuh, Pil Roussell-Uclaf (RU-486), satu campuran obat buatan Perancis tahun
1980. Pengaborsiannya butuh waktu tiga hari dan disertai kejang-kejang berat serta
pendarahan yang dapat terus berlangsung sampai 16 hari.
Untuk keterangan jumlah statistik berbagai cara pelaku aborsi dapat dilihat pada
gambar berikut:32
G. EFEK SAMPING ABORSI
Beberapa akibat yang dapat timbul akibat perbuatan aborsi, 33 yaitu:
1) Pendarahan sampai menimbulkan shock dan gangguan neurologis/syaraf
di kemudian hari, akibat lanjut perdarahan adalah kematian;
2) Infeksi alat reproduksi yang dilakukan secara tidak steril. Akibat dari
tindakan ini adalah kemungkinan remaja mengalami kemandulan di
kemudian hari setelah menikah;
3) Risiko terjadinya ruptur uterus (robek rahim) besar dan penipisan dinding
rahim akibat kuretasi. Akibatnya dapat juga kemandulan karena rahim
yang robek harus diangkat seluruhnya;
4) Terjadinya fistula genital traumatis, yaitu timbulnya suatu saluran yang
secara normal tidak ada yaitu saluran antara genital dan saluran kencing
atau saluran pencernaan.
32
Titik Triwulan Tutik, dalam Makalah Analisis Hukum Islam Terhadap Praktik Aborsi Bagi
Kehamilan Tidak Diharapakan (Ktd) Akibat Perkosaan, Hal. 5 yang dikutip dari (Sbr.: Utomo, B., 2000)
33
Ibid, Hal. 5
Wacana Tafsir Kontemporer
17
18. ABORSI
Ushuluddin IV
H. STATISTIK JUMLAH KEMATIAN AKIBAT ABORSI
Uraian mengenai statistik jumlah kematian akibat aborsi akan selalu lebih besar
dibandingkan dengan jumlah kematian dalam kasus-kasus lain. Berikut uraiannya:34
a) Statistik aborsi di Indonesia
Frekuensi terjadinya aborsi sangat sulit dihitung secara akurat, karena aborsi buatan
sangat sering terjadi tanpa dilaporkan – kecuali jika terjadi komplikasi, sehingga perlu
perawatan di Rumah Sakit. Akan tetapi, berdasarkan perkiraan dari BKBN, ada sekitar
2.000.000 kasus aborsi yang terjadi setiap tahunnya di Indonesia. Berarti ada 2.000.000
nyawa yang dibunuh setiap tahunnya secara keji tanpa banyak yang tahu.
b) Jumlah kematian karena aborsi melebihi kematian perang manapun
Data statistik mengenai kasus aborsi di luar negeri khususnya di Amerika
dikumpulkan oleh dua badan utama, yaitu Federal Centers for Disease Control (CDC) dan
Alan Guttmacher Institute (AGI). Hasil pendataan mereka menunjukkan bahwa jumlah
nyawa yang dibunuh dalam kasus aborsi di Amerika yaitu hampir 2 juta jiwa lebih banyak
dari jumlah nyawa manusia yang dibunuh dalam perang manapun dalam sejarah negara itu.
Sebagai gambaran, jumlah kematian orang Amerika dari tiap-tiap perang adalah:
1. Perang Vietnam, 58.151 jiwa
2. Perang Korea, 54.246 jiwa
3. Perang Dunia II, 407.316 jiwa
4. Perang Dunia I, 116.708 jiwa
5. Civil War (Perang Sipil), 498.332 jiwa
Secara total, dalam sejarah dunia jumlah kematian karena aborsi jauh melebihi jumlah
orang yang meninggal dalam semua perang jika digabungkan sekaligus.
c) Jumlah kematian karena aborsi melebihi semua kecelakaan
Menurut James K. Glassman dari Washington Pos pada tahun 1996, jumlah kematian
akibat aborsi 10 kali lebih banyak daripada semua kecelakaan yang masih ditambah kasus
bunuh diri maupun pembunuhan. Data kecelakaan di Amerika menunjukkan:
1. Kecelakaan karena jatuh, 12.000 jiwa
2. Kecelakaan karena tenggelam, 4.000 jiwa
3. Kecelakaan karena keracunan, 6.000 jiwa
4. Kecelakaan mobil, 40.000 jiwa
5. Bunuh diri, 30.000 jiwa
6. Pembunuhan, 25.000 jiwa
Jumlah kematian karena aborsi selalu melebihi kematian karena kecelakaan, bunuh
diri ataupun pembunuhan di seluruh dunia.
d) Jumlah kematian karena aborsi melebihi segala penyakit
Daniel S. Green dari Washington Pos mengatakan bahwa pada tahun 1996 di Amerika
setiap tahun ada 550.000 orang yang meninggal karena kanker dan 700.000 meninggal karena
penyakit jantung. Jumlah ini tidak seberapa dibandingkan jumlah kematian karena aborsi
yang mencapai hampir 2 juta jiwa di negara itu.
Secara keseluruhan di seluruh dunia, aborsi adalah penyebab kematian yang paling
utama dibandingkan kanker maupun penyakit jantung.
34
http://www.aborsi.org/statistik.htm
Wacana Tafsir Kontemporer
18
19. ABORSI
Ushuluddin IV
Daftar Pustaka
Al Jawi, Muhammad Shiddiq. artikel : Aborsi dalam Pandangan Hukum Islam
Al-Bassam, Tawdhih al-Ahkam min Bulugh
Khidamat al-Thiba`iyyah, 1994, Juz V
al-Maram, Lubnan:
Mu`assasah
al-
Bukhari. Shahih Bukhari , Kairo : Darr Al-Sya’ab, 1987, Jus 7
Department of Pediatrics, University of Pennsylvania School of Medicine; Berry GT, Mallee
JJ, Kwon HM, Rim JS, Mulla WR, Muenke M, Spinner NB.. Diakses pada 3 Mei
2010
Ebrahim, Abu Fadl Muhsin. Aborsi Kontrasepsi dan Mengatasi Kemandulan, Bandung :
Mizan, 1997, Cet I
Google. http://suara-santri.tripod.com/files/muslimah/muslimah1.htm
Google. http://www.aborsi.org/statistik.htm
Google. http://penyakitgenetik.blogspot.com/2011/02/penyakit-genetik.html#comment-form
Google.
http://www.studentmagz.com/2008/08/,
waspada.html
pergaulan
bebas
kalangan
remaja,
Hamka. Tafsir al-Ashar. Singapura : Pustaka Nasional PTE LTD, 2007
Keputusan Fatwa Majelis Ulama Indonesia tentang NOMOR : 4 TAHUN 2005, Ditetapkan
di : Jakarta Pada tanggal : 12 Rabi`ul Akhir 1426 H / 21 Mei 2005
Mudwal, Muhammad T. Sumbangan al-Quran dalam Ilmu Kebidanan : Sebuah Tinjaun
terhadap Tafsir al-Quran, Jakarta : Socialia, 1996, Cet. II
Muslim. Shahih Muslim. Beirut: Daar Al-Fikr, 1992, Jilid 2
Purwawidyana, J. Chr. Aborsi dan Agama dalam Elga Serapong, Masruchah, M. Imam Asiz
(eds.), Agama dan Kesehatan Refroduksi, Jakarta : Pustaka Sinar Harapan, 1999,
Cet I
Shihab, M. Quraish. Tafsir al-Misbah, Jakarta : Lentera Hati, 2007, Jilid 4, Cet IX
Tutik, Titik Triwulan. Makalah Analisis Hukum Islam Terhadap Praktik Aborsi Bagi
Kehamilan Tidak Diharapakan (Ktd) Akibat Perkosaan
Umran, Abdul Rahim. Islam dan KB, Jakarta : Lentera Barritama, 1997, Cet I
Yanggo, Chusaimah Tahido. Aborsi dan Agama dalam Elga Serapong, Masruchah, M. Imam
Asiz (eds.), Agama dan Kesehatan Refroduksi, Jakarta : Pustaka Sinar Harapan,
1999, Cet I
Wacana Tafsir Kontemporer
19
20. ABORSI
Ushuluddin IV
Wacana Tafsir Kontemporer
Link Free Unduh [http://www.scribd.com/doc/85845248/Aborsi-Tinjauan-Tafsir-Kontemporer-PDF]
20