SlideShare a Scribd company logo
1 of 19
MAKALAH 
ABORSI MENURUT PANDANGAN ISLAM 
KELOMPOK 1 
Di susun oleh: 
1. AGUNG SETIAWAN 
2. AJENG TRI YULINDA 
3. ALBETIAS PANGESTUTI 
4. AMBAR SUSANTI 
5. ANANG WIJI SAPUTRO 
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HARAPAN BANGSA 
PURWOKERTO 
2014/2015 
KATA PENGANTAR 
i
Rasa syukur yang dalam kami sampaikan ke hadiran Tuhan Yang Maha 
Pemurah, karena berkat kemurahanNya makalah ini dapat kami selesaikan sesuai 
yang diharapkan. Dalam makalah ini kami membahas “ABORSI MENURUT 
PANDANGAN ISLAM”. 
Makalah ini merupakan salah satu tugas mata pelajaran Mulok dengan 
jurusan Keperawatan. Meskipun kami berharap isi dari makalah ini bebas dari 
kekurangan dan kesalahan, namun, selalu ada yang kurang. Oleh karena itu, kami 
mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar makalah ini dapat lebih 
baik lagi. 
Demikian makalah ini kami buat semoga bermanfaat, 
Purwokerto, 26 November 2014 
Penyusun 
ii
DAFTAR ISI 
KATA PENGANTAR...................................................................................... ii 
....................................................................................................... 
....................................................................................................... 
DAFTAR ISI.................................................................................................... iii 
....................................................................................................... 
....................................................................................................... 
BAB I PENDAHULUAN................................................................................. 1 
A. Latar Belakang............................................................................... 1 
....................................................................................................... 
....................................................................................................... 
B. Rumusan Masalah.......................................................................... 1 
....................................................................................................... 
....................................................................................................... 
C. Tujuan Penulisan............................................................................ 1 
D. Manfaat Penulisan ......................................................................... 2 
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................. 3 
....................................................................................................... 
A. Pengertian Aborsi dan Pembagiannya........................................... 3 
B. Fatwa MUI tentang abortus .......................................................... 6 
C. Pandangan Islam Terhadap Nyawa, Janin dan Pembunuhan......... 7 
D. Hukum Aborsi Dalam Islam. ........................................................ 9 
E. Hukum Aborsi Dalam Undang-Undang Dan KUHP..................... 13 
BAB III PENUTUP.......................................................................................... 15 
A. Kesimpulan ................................................................................... 15 
B. Saran.............................................................................................. 15 
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 16 
iii
BAB I 
PENDAHULUAN 
A. Latar Belakang 
Islam adalah agama yang suci, yang dibawa oleh nabi Muhammad saw 
sebagai rahmat untuk semesta alam. Setiap makhluk hidup mempunyai hak 
untuk menikmati kehidupan baik hewan, tumbuhan maupun manusia 
(terutama) yang menyandang gelar khalifah di muka bumi ini. Oleh karena itu 
ajaran Islam sangat mementingkan pemeliharaan terhadap 5 hal yaitu agama, 
jiwa, akal, keturunan dan harta. Memelihara jiwa dan melindunginya dari 
berbagai ancaman berarti memelihara eksistensi kehidupan umat manusia. 
Namun, tidak semua orang merasa senang dan bahagia dengan setiap 
kelahiran yang tidak direncanakan, karena faktor kemiskinan, hubungan di 
luar nikah dan alasan-alasan lainnya. Hal ini mengakibatkan, ada sebagian 
wanita yang menggugurkan kandungannya setelah janin bersemi dalam 
rahimnya. Aborsi tidak hanya dilakukan oleh para wanita berstatus istri yang 
bermaksud menghentikan kelangsungan kandungannya, tetapi juga banyak 
penyandang hamil pra-nikah melakukannya. Kecenderungan melakukan 
aborsi ini tak lepas dari pandangan terhadap hakikat kapan kehidupan anak 
manusia dimulai. Aborsi merupakan masalah yang kompleks, mencakup nilai-nilai 
religius, etika, moral dan ilmiah. 
B. Rumusan Masalah 
1. Apa Pengertian Aborsi ? 
2. Apa Saja Jenis Jenis Aborsi ? 
3. Bagaimana Hukum Aborsi dalam Islam ? 
4. Bagaimana Hukum Aborsi dalam Undang-Undang? 
C. Tujuan Penulisan 
1. Untuk mengetahui pengertian dari aborsi. 
2. Untuk mengetahui pendapat tentang aborsi dari beberapa ahli 
1
3. Untuk mengetahui jenis jenis aborsi. 
4. Untuk mengetahui hukum aborsi dalam islam. 
5. Untuk mengetahui hukum aborsi dalam undang-undang. 
D. Manfaat Penulisan 
1. Menambah pengetahuan kita tentang aborsi 
2. Kita dapat memahami jenis jenis aborsi 
3. Kita juga dapat membedakan aborsi yang haram dan yang dapat di lakukan 
2
BAB II 
PEMBAHASAN 
A. Pengertian Aborsi dan Pembagiannya 
Perkataan Abortus dalam bahasa Inggris disebut Abortion berasal dari 
bahasa latin yang berarti gugur kandungan atau keguguran. Sardikin Ginaputra 
dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia memberi pengertian abortus 
sebagai pengakhiran kehamilan atau hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup 
di luar kandungan. Kemudian menurut Maryono Reksodipura dari Fakultas 
Hukum UI, Abortus adalah pengeluaran hasil konsepsi dari rahim sebelum 
waktunya (sebelum dapat lahir secara alamiah). 
Dari Pengertian di atas dapat dikatakan, bahwa Abortus adalah suatu 
perbuatan untuk mengakhiri masa kehamilan dengan mengeluarkan janin dari 
kandungan sebelum janin itu dapat hidup di luar kandungan. Menstrual 
Regulation secara harfiah artinya pengaturan menstruasi/ datang bulan/ haid, 
tetapi dalam praktek menstrual regulation ini dilaksanakan terhadap wanita 
yang merasa terlambat waktu menstruasi dan berdasarkan hasil pemeriksaan 
laboratorium ternyata positif dan mulai mengandung. Maka ia minta 
”dibereskan janinnya” itu. Sekalipun dilakukan oleh dokter. Karena itu 
abortus dan menstrual regulation itu pada hakikatnya adalah pembunuhan 
janin secara terselubung. Karena itu, berdasarkan Kitab UU Hukum Pidana 
(KUHP) pasal 299, 346, 348 dan 349, negara melarang abortus, termasuk 
menstrual regulation dan sangsi hukumannya cukup berat bahwa hukumannya 
tidak hanya ditujukan kepada wanita yang bersangkutan, tetapi semua orang 
yang terlibat dalam kejahatan ini dapat dituntut seperti dokter, dukun bayi, 
tukang obat dan sebagainya yang mengobati atau menyuruh/ membantu/ 
melakukannya sendiri. 
3
وَقلاَق تَققْسَ تُوالُواوااْسَ  النَّ بفْسَ سَق الَّ بتِاي  حَقرَّ بمَق اللّهُ إِالاَّ ب بِااللحَققِّ 
“ Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah 
(membunuhnya), melainkan dengan suatu (alasan) yang benar. “ ( Q.S. Al 
Israa’: 33 ) 
Pergaulan bebas antara laki-laki dan perempuan di luar 
pernikahaan, terutama para pelajar dan mahasiswa hari ini sudah sampai batas 
yang sangat mengkawatirkan. Ini akibat hilangnya nilai-nilai agama dalam 
kehidupan masyarakat, ditambah dengan gencarnya masa media yang 
menawarkan kehidupan glamor, bebas dan serba hedonis yang menyebabkan 
generasi muda terseret dalam jurang kehancuran. 
Pacaran sudah menjadi aktivitas yang lumrah, bahkan sebagian 
orang tua minder dan merasa malu jika anaknya tidak mempunyai pacar, 
karena menurut pandangan mereka orang yang tidak pacaran, adalah orang 
yang tidak bisa bergaul dan masa depannya suram,serta susah mencari jodoh. 
Tidak sedikit dari mereka yang akhirnya melakukan hubungan seks di luar 
pernikahan dan hamil, kemudian berakhir dengan pengguguran kandungan 
dengan paksa. 
Data statistis BKBN ( Badan Koordinasi Keluarga Berencana 
Nasional) menunjukkan bahwa sekitar 2.000.000 kasus aborsi terjadi setiap 
tahun di Indonesia. Untuk kasus aborsi di luar negeri – khususnya di Amerika 
– data-datanya telah dikumpulkan oleh dua badan utama, yaitu Federal 
Centers for Disease Control (CDC) dan Alan Guttmacher Institute (AGI) yang 
4
menunjukkan hampir 2 juta jiwa terbunuh akibat aborsi. Jumlah ini jauh lebih 
banyak dari jumlah nyawa manusia yang dibunuh dalam perang manapun 
dalam sejarah negara itu. Begitu juga lebih banyak dari kematian akibat 
kecelakaan, maupun akibat penyakit . Dengan demikian, aborsi secara umum 
merupakan perbuatan keji, tidak berperikemanusiaan dan bertentangan hukum 
dan ajaran agama.Walaupun demikian, hukum Aborsi secara khusus perlu 
dikaji secara lebih mendalam, karena Aborsi bukanlah dalam satu bentuk, 
tetapi mempunyai berbagai macam. Sementara itu Islam bukanlah agama yang 
kaku, tetapi agama yang memandang kehidupan manusia ini dari berbagai 
sudut, sehingga ditemukan di dalamnya solusi ats segala problematika yang 
dihadapi oleh manusia. 
Aborsi menurut pengertian medis adalah mengeluarkan hasil 
konsepsi atau pembuahan, sebelum janin dapat hidup di luar tubuh ibunya. 
Dalam dunia kedokteran aborsi ada 3 macam yaitu : 
1. Aborsi Spontan / Alamiah atau abortus spontaneus 
Adalah aborsi yang dilakukan tidak sengaja atau alamiah 
berlangsung tanpa tindakan apapun. 
2. Aborsi buatan ( Aborsi Provocatus ), yaitu aborsi yang dilakukan secara 
sengaja dengan tujuan tertentu. Aborsi Provocatus ini dibagi menjadi dua : 
a. Jika bertujuan untuk kepentingan medis dan terapi serta pengobatan, 
maka disebut dengan Abortus Profocatus Therapeuticum 
b. Jika dilakukan karena alasan yang bukan medis dan melanggar hukum 
yang berlak, maka disebut Abortus Profocatus Criminalis 
3. Aborsi Buatan / Sengaja atau abortus prvocatus criminalis 
Adalah pengakhiran kehamilan sebelum usia kandungan 20 
minggu atau berat janin kurang dari 500 gram sebagai suatu akibat 
tindakan yang disengaja dan disadari oleh calon ibu maupun si pelaksana 
aborsi (dalam hal ini dokter, bidan atau dukun beranak). 
Aborsi Provocatus ini dibagi menjadi dua : 
5
4. Aborsi Terapeutik / Medis atau abortus provocatus therapeuticum 
Adalah pengguguran kandungan yang dilakukan atas indikasi 
medis. Secara praktis pelaksanaan aborsi bergantung pada usia janin. 
Artinya jika usia kehamilan masih muda, aborsi mudah dilakukan. 
Semakin tua semakin sulit dan resikonya makin banyak bagi si ibu. 
B. Fatwa MUI tentang abortus 
Majelis ulama Indonesia (MUI) memutuskan Fatwa tentang abortus : 
Pertama : Ketentuan Umum 
1. Darurat adalah suatu keadaan di mana seseorang apabila tidak melakukan 
sesuatu yang diharamkan maka ia akan mati atau hampir mati. 
2. Hajat adalah suatu keadaan di mana seseorang apabila tidak melakukan 
sesuatu yang diharamkan maka ia akan mengalami kesulitan besar. 
Kedua : Ketentuan Hukum 
1. Aborsi haram hukumnya sejak terjadinya implantasi blastosis pada dinding 
rahim ibu (nidasi). 
2. Aborsi dibolehkan karena adanya uzur, baik yang bersifat darurat ataupun 
hajat. Aborsi haram hukumnya dilakukan pada kehamilan yang terjadi 
akibat zina. 
Mengenai menstrual regulation, islam juga melarangnya karena pada 
hakikatnya sama dengan abortus, merusak, menghancurkan janin calon 
manusia yang dimuliakan oleh Allah karena ia berhak tetap dalam keadaan 
hidup sekalipun hasil dari hubungan yang tidak sah (di luar perkawinan yang 
sah) sebab menurut islam bahwa setiap anak lahir dalam keadaan suci (tidak 
bernoda) sesuai dengan hadis nabi: “Semua anak dilahirkan atas fitrah, 
sehingga jelas omongannya. Kemudian orang tuanya lah yang menyebabkan 
anak itu menjadi yahudi, nasrani,/ majusi (H.R Abu ya’la, al-thabrani dan al-baihaqi 
dari al-aswad bin sari’). 
Sedang menurut bahasa Arab disebut dengan al-Ijhadh yang berasal 
dari kata “ ajhadha - yajhidhu “ yang berarti wanita yang melahirkan anaknya 
secara paksa dalam keadaan belum sempurna penciptaannya. Atau juga bisa 
6
berarti bayi yang lahir karena dipaksa atau bayi yang lahir dengan sendirinya. 
Aborsi di dalam istilah fikih juga sering disebut dengan “ isqhoth “ 
( menggugurkan ) atau “ ilqaa’ ( melempar ) atau “ tharhu “ ( membuang ) ( 
al Misbah al Munir , hlm : 72 ) 
Aborsi tidak terbatas pada satu bentuk, tetapi aborsi mempunyai 
banyak macam dan bentuk, sehingga untuk menghukuminya tidak bisa 
disamakan dan dipukul rata. Diantara pembagiaan Aborsi adalah sebagai 
berikut : 
Dalam Kamus Bahasa Indonesia disebutkan bahwa makna Aborsi 
adalah pengguguran. Aborsi ini dibagi menjadi dua : 
Pertama : Aborsi Kriminalitas adalah aborsi yang dilakukan dengan 
sengaja karena suatu alasan dan bertentangan dengan undang-undang yang 
berlaku. 
Kedua : Aborsi Legal, yaitu Aborsi yang dilaksanakan dengan 
sepengetahuan pihak yang berwenang. 
Yang dimaksud dengan Aborsi dalam pembahasan ini adalah : 
menggugurkan secara paksa janin yang belum sempurna penciptaannya atas 
permintaan atau kerelaan ibu yang mengandungnya . 
C. Pandangan Islam Terhadap Nyawa, Janin dan Pembunuhan 
Sebelum menjelaskan secara mendetail tentan hukum Aborsi, lebih 
dahulu perlu dijelaskan tentang pandangan umum ajaran Islam tentang nyawa, 
janin dan pembunuhan, yaitu sebagai berikut : 
Pertama: Manusia adalah ciptaan Allah yang mulia, tidak boleh 
dihinakan baik dengan merubah ciptaan tersebut, maupun mengranginya 
dengan cara memotong sebagiananggota tubuhnya, maupun dengan cara 
memperjual belikannya, maupun dengan cara menghilangkannya sama sekali 
yaitu dengan membunuhnya, sebagaiman firman Allah swt : . 
وَقلَققَقدْسَ  كَقرَّ بمْسَ نَقال بَقنِاي  آدَقمَق 
“Dan sesungguhnya Kami telah memuliakan umat manusia “ ( Qs. al-Isra’:70) 
Kedua: Membunuh satu nyawa sama artinya dengan membunuh 
7
semua orang. Menyelamatkan satu nyawa sama artinya dengan 
menyelamatkan semua orang. 
مِيعن ْضِ  أَمجْضِ لِيع ذَملِيعكَم كَمتَمبْضِ نَما  عَملَمى  بَمنِيعي  إِيعسْضِ رَمائِيعيعلَم أَمنَّهُ مَ مَمن  قَمتَملَم نَمفْضِ سًاا  بِيعغَميعْضِ رِيع نَمفْضِ سٍ  أَموْضِ  فَمسَما دٍ  فِيعي  الأَمرْضِ ضِيع فَمكَمأَمنَّمَما  قَمتَملَم النَّا سَم جَممِيعيععًاا  
وَممَمن ْضِ  أَمحْضِ يعَما هَما  فَمكَمأَمنَّمَما  أَمحْضِ يعَما  النَّا سَم جَممِيعيععًاا  
“Barang siapa yang membunuh seorang manusia, maka seakan-akan 
dia telah membunuh manusia seluruhnya. Dan barang siapa yang 
memelihara keselamatan nyawa seorang manusia, maka seolah-olah dia 
telah memelihara keselamatan nyawa manusia semuanya.” (Qs. Al 
Maidah:32) 
Ketiga: Dilarang membunuh anak ( termasuk di dalamnya janin yang 
masih dalam kandungan ) , hanya karena takut miskin. Sebagaimana firman 
Allah swt : 
وَملاَم تَمقْضِ تُ مَلُ مَوااْضِ  أَموْضِ لادَمكُ مَمْضِ  خَمشْضِ يعَمةَم إِيعمْضِ لاقٍ  نَّحْضِ ن ُ مَ نَمرْضِ زُ مَقُ مَهُ مَمْضِ  وَمإِيعيَّا كُ مَم إنَّ قَمتْضِ لَمهُ مَمْضِ  كَما نَم خِيعطْضِ ءًاا كَمبِيعيعرًاا 
“Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut 
melarat. Kamilah yang memberi rezeki kepada mereka dan kepadamu juga. 
Sesungguhnya membunuh mereka adalah dosa yang besar.” (Qs al Isra’ : 
31) 
Keempat : Setiap janin yang terbentuk adalah merupakan kehendak 
Allah swt, sebagaimana firman Allah swt 
وَمنُ مَقِيعرُّ فِيعي  الأْضِ َمرْضِ حَما مِيع مَما  نَمشَما ء إِيعلَمى  أَمجَملٍ  مُّسَممًّىى  ثُ مَمَّ نُ مَخْضِ رِيعجُ مَكُ مَمْضِ  طِيعفْضِ لاًا 
“Selanjutnya Kami dudukan janin itu dalam rahim menurut 
kehendak Kami selama umur kandungan. Kemudian kami keluarkan kamu 
dari rahim ibumu sebagai bayi.” (QS al Hajj : 5) 
Kelima : Larangan membunuh jiwa tanpa hak, sebagaimana firman 
Allah swt : 
وَملاَم تَمقْضِ تُ مَلُ مَوااْضِ  النَّفْضِ سَم الَّتِيعي  حَمرَّمَم اللُّ إِيعلاَّ بِيعا لحَمقِّ 
“Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah 
melainkan dengan alasan yang benar “ ( Qs al Isra’ : 33 ) 
D. Hukum Aborsi Dalam Islam. 
8
Di dalam teks-teks al Qur’an dan Hadist tidak didapati secara khusus 
hukum aborsi, tetapi yang ada adalah larangan untuk membunuh jiwa orang 
tanpa hak, sebagaimana firman Allah swt : 
وَممَمن  يَمقْضِ تُ مَلْضِ  مُ مَؤْضِ مِيعنًاا  مُّتَمعَممِّدًاا فَمجَمزَمآؤؤُ مَهُ مَ جَمهَمنَّمُ مَ خَما لِيعدًاا فِيعيعهَما  وَمغَمضِيعبَم اللُّ عَملَميعْضِ هِيع وَملَمعَمنَمهُ مَ وَمأَمعَمدَّ لَمهُ مَ عَمذَمابًاا  عَمظِيعيعمًاا  
“ Dan barang siapa yang membunuh seorang mukmin dengan 
sengaja, maka balasannya adalah neraka Jahanam, dan dia kekal di 
dalamnya,dan Allah murka kepadanya dan melaknatnya serta menyediakan 
baginya adzab yang besar( Qs An Nisa’ : 93 ) 
Begitu juga hadist yang diriwayatkan oleh Ibnu Mas’ud bahwasanya 
Rosulullah saw bersabda : 
إِيعنََّم أَمحَمدَمكُ مَمْضِ  يُ مَجْضِ مَمعُ مَ خَملْضِ قُ مَهُ مَ فِيعي  بَمطْضِ ن ِيع أُ مَمِّهِيع أَمرْضِ بَمعِيعيعن َم يَمواْضِ مًاا  ثُ مَمَّ يَمكُ مَوانُ مَ فِيعي  ذَملِيعكَم عَملَمقَمةًا مِيعثْضِ لَم ذَملِيعكَم ثُ مَمَّ يَمكُ مَوانُ مَ فِيعي  ذَملِيعكَم مُ مَضْضِ غَمةًا 
مِيعثْضِ لَم ذَملِيعكَم ثُ مَمَّ يُ مَرْضِ سَملُ مَ الْضِ مَملَمكُ مَ فَميعَمنْضِ فُ مَخُ مَ فِيعيعهِيع الرُّوحَم وَميُ مَؤْضِ مَمرُ مَ بِيعأَمرْضِ بَمعِيع كَملِيعمَما تٍ  بِيعكَمتْضِ بِيع رِيعزْضِ قِيعهِيع وَمأَمجَملِيعهِيع وَمعَممَملِيعهِيع وَمشَمقِيعي ٌّ  أَموْضِ  سَمعِيعيعدٌ 
“ Sesungguhnya seseorang dari kamu dikumpulkan penciptaannya di 
dalam perut ibunya selama empat puluh hari. Setelah genap empat puluh 
hari kedua, terbentuklah segumlah darah beku. Ketika genap empat puluh 
hari ketiga , berubahlah menjadi segumpal daging. Kemudian Allah 
mengutus malaikat untuk meniupkan roh, serta memerintahkan untuk 
menulis empat perkara, yaitu penentuan rizki, waktu kematian, amal, serta 
nasibnya, baik yang celaka, maupun yang bahagia. “ ( Bukhari dan Muslim ) 
Maka, untuk mempermudah pemahaman, pembahasan ini bisa dibagi 
menjadi dua bagian sebagai berikut : 
1. Menggugurkan Janin Sebelum Peniupan Roh 
Dalam hal ini, para ulama berselisih tentang hukumnya dan terbagi 
menjadi tiga pendapat : 
Pendapat Pertama : 
Menggugurkan janin sebelum peniupan roh hukumnya boleh. 
Bahkan sebagian dari ulama membolehkan menggugurkan janin tersebut 
dengan obat. ( Hasyiat Al Qalyubi : 3/159 ) 
Pendapat ini dianut oleh para ulama dari madzhab Hanafi, Syafi’I, 
dan Hambali. Tetapi kebolehan ini disyaratkan adanya ijin dari kedua 
orang tuanya,( Syareh Fathul Qadir : 2/495 ) 
9
Mereka berdalil dengan hadist Ibnu Mas’ud di atas yang 
menunjukkan bahwa sebelum empat bulan, roh belum ditiup ke janin dan 
penciptaan belum sempurna, serta dianggap benda mati, sehingga boleh 
digugurkan. 
Pendapat kedua : 
Menggugurkan janin sebelum peniupan roh hukumnya makruh. 
Dan jika sampai pada waktu peniupan ruh, maka hukumnya menjadi 
haram. 
Dalilnya bahwa waktu peniupan ruh tidak diketahui secara pasti, 
maka tidak boleh menggugurkan janin jika telah mendekati waktu 
peniupan ruh , demi untuk kehati-hatian . Pendapat ini dianut oleh 
sebagian ulama madzhab Hanafi dan Imam Romli salah seorang ulama 
dari madzhab Syafi’I . ( Hasyiyah Ibnu Abidin : 6/591, Nihayatul 
Muhtaj : 7/416 ) 
Pendapat ketiga : 
Menggugurkan janin sebelum peniupan roh hukumnya haram. 
Dalilnya bahwa air mani sudah tertanam dalam rahim dan telah 
bercampur dengan ovum wanita sehingga siap menerima kehidupan, maka 
merusak wujud ini adalah tindakan kejahatan . Pendapat ini dianut oleh 
Ahmad Dardir , Imam Ghozali dan Ibnu Jauzi ( Syareh Kabir : 2/ 267, 
Ihya Ulumuddin : 2/53, Inshof : 1/386) 
Adapun status janin yang gugur sebelum ditiup rohnya (empat 
bulan) , telah dianggap benda mati, maka tidak perlu dimandikan, dikafani 
ataupun disholati. Sehingga bisa dikatakan bahwa menggugurkan 
kandungan dalam fase ini tidak dikatagorikan pembunuhan, tapi hanya 
dianggap merusak sesuatu yang bermanfaat. 
Ketiga pendapat ulama di atas tentunya dalam batas-batas tertentu, 
yaitu jika di dalamnya ada kemaslahatan, atau dalam istilah medis adalah 
salah satu bentuk Abortus Profocatus Therapeuticum, yaitu jika bertujuan 
untuk kepentingan medis dan terapi serta pengobatan. Dan bukan dalam 
katagori Abortus Profocatus Criminalis, yaitu yang dilakukan karena 
10
alasan yang bukan medis dan melanggar hukum yang berlaku, 
sebagaimana yang telah dijelaskan di atas. 
2. Menggugurkan Janin Setelah Peniupan Roh 
Secara umum, para ulama telah sepakat bahwa menggugurkan 
janin setelah peniupan roh hukumnya haram. Peniupan roh terjadi ketika 
janin sudah berumur empat bulan dalam perut ibu, Ketentuan ini 
berdasarkan hadist Ibnu Mas’ud di atas. Janin yang sudah ditiupkan roh 
dalam dirinya, secara otomatis pada saat itu, dia telah menjadi seorang 
manusia, sehingga haram untuk dibunuh. Hukum ini berlaku jika 
pengguguran tersebut dilakukan tanpa ada sebab yang darurat. 
Namun jika disana ada sebab-sebab darurat, seperti jika sang janin 
nantinya akan membahayakan ibunya jika lahir nanti, maka dalam hal ini, 
para ulama berbeda pendapat: 
Pendapat Pertama : 
Menyatakan bahwa menggugurkan janin setelah peniupan roh 
hukumnya tetap haram, walaupun diperkirakan bahwa janin tersebut akan 
membahayakan keselamatan ibu yang mengandungnya. Pendapat ini 
dianut oleh Mayoritas Ulama. 
Dalilnya adalah firman Allah swt : 
وَملاَم تَمقْضِ تُ مَلُ مَوااْضِ  النَّفْضِ سَم الَّتِيعي  حَمرَّمَم اللُّ إِيعلاَّ بِيعا لحَمقِّ 
“ Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah 
(membunuhnya), melainkan dengan suatu (alasan) yang benar. “ ( Q.S. Al 
Israa’: 33 ) 
Kelompok ini juga mengatakan bahwa kematian ibu masih 
diragukan, sedang keberadaan janin merupakan sesuatu yang pasti dan 
yakin, maka sesuai dengan kaidah fiqhiyah : “ Bahwa sesuatu yang yakin 
tidak boleh dihilanngkan dengan sesuatu yang masih ragu.”, yaitu tidak 
boleh membunuh janin yang sudah ditiup rohnya yang merupakan sesuatu 
yang pasti , hanya karena kawatir dengan kematian ibunya yang 
merupakan sesuatu yang masih diragukan. ( Hasyiyah Ibnu Abidin : 
1/602 ). 
11
Selain itu, mereka memberikan permitsalan bahwa jika sebuah 
perahu akan tenggelam, sedangkan keselamatan semua perahu tersebut 
bisa terjadi jika sebagian penumpangnya dilempar ke laut, maka hal itu 
juga tidak dibolehkan. 
Pendapat Kedua : 
Dibolehkan menggugurkan janin walaupun sudah ditiupkan roh 
kepadanya, jika hal itu merupakan satu-satunya jalan untuk 
menyelamatkan ibu dari kematian. Karena menjaga kehidupan ibu lebih 
diutamakan dari pada menjaga kehidupan janin, karena kehidupan ibu 
lebih dahulu dan ada secara yakin, sedangkan kehidupan janin belum 
yakin dan keberadaannya terakhir.( Mausu’ah Fiqhiyah : 2/57 ) 
Prediksi tentang keselamatan Ibu dan janin bisa dikembalikan 
kepada ilmu kedokteran, walaupun hal itu tidak mutlak benarnya. Wallahu 
A’lam. 
Dari keterangan di atas, bisa diambil kesimpulan bahwa para ulama 
sepakat bahwa Abortus Profocatus Criminalis, yaitu aborsi kriminal yang 
menggugurkan kandungan setelah ditiupkan roh ke dalam janin tanpa 
suatu alasan syar’I hukumnya adalah haram dan termasuk katagori 
membunuh jiwa yang diharamkan Allah swt. 
Adapun aborsi yang masih diperselisihkan oleh para ulama adalah 
Abortus Profocatus Therapeuticum, yaitu aborsi yang bertujuan untuk 
penyelamatan jiwa, khususnya janin yang belum ditiupkan roh di 
dalamnya. 
E. Hukum Aborsi Dalam Undang-Undang Dan KUHP 
1. Undang – undang yang mengatur mengenai aborsi 
Dalam KUHP Bab XIX Pasal 346 s/d 350 dinyatakan sebagai berikut : 
12
a. Pasal 346 : “Seorang wanita yang sengaja menggugurkan atau 
mematikan kandungannya atau menyuruh orang lain untuk itu, 
diancam dengan pidana penjara paling lama empat tahun”. 
b. Pasal 347 : (1) Barang siapa dengan sengaja menggugurkan atau 
mematikan kandungan seorang wanita tanpa persetujuannya, diancam 
dengan pidana penjara paling lama dua belas tahun.(2) Jika perbuatan 
itu mengakibatkan matinya wanita tersebut,diancam dengan pidana 
penjara paling lama lima belas tahun. 
c. Pasal 348 : (1) Barang siapa dengan sengaja menggunakan atau 
mematikan kandunga seorang wanita dengan persetujuannya, 
diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun enam bulan. 
(2) Jika perbuatan itu mengakibatkan matinya wanita 
tersebut,diancam dengan pidana penjara paling lama tujuh tahun. 
d. Pasal 349 : “Jika seorang dokter, bidan atau juru obat membantu 
melakukankejahatan berdasarkan pasal 346, ataupun membantu 
melakukan salah satu kejahatan dalam pasal 347 dan 348, maka 
pidana yang ditentukan dalam pasal itu dapat dditambah dengan 
sepertiga dandapat dicabut hak untuk menjalankan pencaharian dalam 
manakejahatan dilakukan”. 
2. Legalitas Aborsi dalam Kondisi Khusus menurut Undang-Undang 
Abortus buatan, jika ditinjau dari aspek hukum dapat digolongkan 
ke dalam dua golongan yakni : 
a. Abortus buatan legal (Abortus provocatus therapcutius) 
Yaitu pengguguran kandungan yang dilakukan menurut syarat 
dan cara-cara yang dibenarkan oleh undang-undang, karena alasan 
yang sangat mendasar untuk melakukannya: menyelamatkan 
nyawa/menyembuhkan si ibu. 
b. Abortus buatan ilegal 
Yaitu pengguguran kandungan yang tujuannya selain untuk 
menyelamatkan/ menyembuhkan si ibu, dilakukan oleh tenaga yang 
13
tidak kompeten serta tidak memenuhi syarat dan cara-cara yang 
dibenarkan oleh undang-undang. 
Dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) tindakan 
pengguguran kandungan yang disengaja digolongkan ke dalam 
kejahatan terhadap nyawa (Bab XIX pasal 346 s/d 249). Namun dalam 
undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 Tentang kesehatan pada pasal 
15ayat (1) dinyatakan bahwa dalam keadaan darurat sebagai upaya 
untuk menyelamatkan jiwa ibu hamil atau janinnya, dapat dilakukan 
tindakan medis tertentu. Kemudian pada ayat (2) menyebutkan 
tindakan medis tertentu dapat dilakukan : 
1) Berdasarkan indikasi medis yang mengharuskan diambilnya 
tindakan tersebut 
2) Oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kemampuan 
untuk itu dan dilakukan sesuai dengan tanggung jawab profesi serta 
pertimbangan tim ahli 
3) Dengan persetujuan ibu hamil yang bersangkutan serta suami dan 
keluarga 
Lalu dalam UU No. 1 tahun 1946 tentang KUHP, UU no. 7 thn. 
1984 dan UU no 3 thn.1992 aborsi tidak boleh dilakukan kecuali dalam 
kondisi tertentu. 
BAB II 
PENUTUP 
14
A. Kesimpulan 
Menjalani kehamilan itu berat, apalagi kehamilan yang tidak 
dikehendaki. Terlepas dari alasan apa yang menyebabkan kehamilan, aborsi 
dilakukan karena terjadi kehamilan yang tidak diinginkan. Apakah 
dikarenakan kontrasepsi yang gagal, perkosaan, ekonomi, jenis kelamin atau 
hamil di luar nikah. 
B. Saran 
Berusahalah agar diri anda tidak samapi melalukan hal yang seperti itu 
karena sama saja anda membunuh nyawa seseorang (bayi) dan itu 
hukumannya sangat berat baik didunia maupun di akirat nanti. Jagalah diri 
anda baik-baik dan jagalah keluarga anda. 
15
DAFTAR PUSTAKA 
http://www.google.com 
http://www.wikipedia.org.com 
http://www.ahmadzain.com/read/karya-tulis/258/hukum-aborsi-dalam-islam/. 
2008:Jakarta. puskfi (pusat kajian ilmu fiqih dan kajian ilmu islam) 
Ebrahim, adbul fadl mohsin. Cetakan 1 Ramadhan 1417/febuari 1988. Aborsi 
Kontrasepsi Dan Mengatasi Kemandulan. A.S. noordeen: Kuala 
lumpur,Malaysia 
16

More Related Content

What's hot

Makalah prinsip diet pada ibu hamil dengan anemia 2
Makalah prinsip diet pada ibu hamil dengan anemia 2Makalah prinsip diet pada ibu hamil dengan anemia 2
Makalah prinsip diet pada ibu hamil dengan anemia 2Septian Muna Barakati
 
KB 3 Pandangan Agama-agama terhadap Tindakan Praktik Kebidanan Keluarga Beren...
KB 3 Pandangan Agama-agama terhadap Tindakan Praktik Kebidanan Keluarga Beren...KB 3 Pandangan Agama-agama terhadap Tindakan Praktik Kebidanan Keluarga Beren...
KB 3 Pandangan Agama-agama terhadap Tindakan Praktik Kebidanan Keluarga Beren...pjj_kemenkes
 
Kb2 kebutuhan psikologis ibu hamil
Kb2 kebutuhan psikologis ibu hamilKb2 kebutuhan psikologis ibu hamil
Kb2 kebutuhan psikologis ibu hamilpjj_kemenkes
 
Siklus kesehatan wanita
Siklus kesehatan wanitaSiklus kesehatan wanita
Siklus kesehatan wanitahoshirami
 
Modul 1 kb 1 konsep dasar persalinan
Modul 1 kb 1   konsep dasar  persalinanModul 1 kb 1   konsep dasar  persalinan
Modul 1 kb 1 konsep dasar persalinanpjj_kemenkes
 
Kegawatdaruratan Masa Nifas
Kegawatdaruratan Masa NifasKegawatdaruratan Masa Nifas
Kegawatdaruratan Masa Nifaspjj_kemenkes
 
Kb1 kebutuhan fisik ibu hamil
Kb1 kebutuhan fisik ibu hamilKb1 kebutuhan fisik ibu hamil
Kb1 kebutuhan fisik ibu hamilpjj_kemenkes
 
Percakapan konseling antara bidan dengan pada ibu hamil
Percakapan konseling antara  bidan dengan pada ibu hamilPercakapan konseling antara  bidan dengan pada ibu hamil
Percakapan konseling antara bidan dengan pada ibu hamilOperator Warnet Vast Raha
 
Pemenuhan kebutuhan fisik dan psikologi ibu dan keluarga
Pemenuhan kebutuhan fisik dan psikologi ibu dan keluargaPemenuhan kebutuhan fisik dan psikologi ibu dan keluarga
Pemenuhan kebutuhan fisik dan psikologi ibu dan keluargaRahayu Pratiwi
 
Kb3 ketidaknyamanan pada ibu hamil dan cara mengatasinya
Kb3 ketidaknyamanan pada ibu hamil dan cara mengatasinyaKb3 ketidaknyamanan pada ibu hamil dan cara mengatasinya
Kb3 ketidaknyamanan pada ibu hamil dan cara mengatasinyapjj_kemenkes
 
Perubahan fisiologis masa nifas
Perubahan fisiologis masa nifasPerubahan fisiologis masa nifas
Perubahan fisiologis masa nifasowik15
 
MAKALAH STANDAR PRAKTIK KEBIDANAN
 MAKALAH STANDAR PRAKTIK KEBIDANAN MAKALAH STANDAR PRAKTIK KEBIDANAN
MAKALAH STANDAR PRAKTIK KEBIDANANRekha Zahari
 
Angka kematian ibu
Angka kematian ibuAngka kematian ibu
Angka kematian ibuFionna Pohan
 
1. falsafah dan definisi bidan
1. falsafah dan definisi bidan1. falsafah dan definisi bidan
1. falsafah dan definisi bidanadeputra93
 
Konsep Konseling dalam Asuhan Kebidanan
Konsep   Konseling   dalam    Asuhan   Kebidanan Konsep   Konseling   dalam    Asuhan   Kebidanan
Konsep Konseling dalam Asuhan Kebidanan pjj_kemenkes
 
KB 2 Pandangan Agama-agama terhadap Tindakan Praktik Kebidanan Aborsi
KB 2 Pandangan Agama-agama terhadap Tindakan Praktik Kebidanan AborsiKB 2 Pandangan Agama-agama terhadap Tindakan Praktik Kebidanan Aborsi
KB 2 Pandangan Agama-agama terhadap Tindakan Praktik Kebidanan Aborsipjj_kemenkes
 
Manajemen asuhan kebidanan anak balita normal
Manajemen asuhan kebidanan anak balita normalManajemen asuhan kebidanan anak balita normal
Manajemen asuhan kebidanan anak balita normalMJM Networks
 
PPT SEMINAR PROPOSAL LTA 3 KEBIDANAN KEHAMILAN RISTI
PPT SEMINAR PROPOSAL LTA 3 KEBIDANAN KEHAMILAN RISTIPPT SEMINAR PROPOSAL LTA 3 KEBIDANAN KEHAMILAN RISTI
PPT SEMINAR PROPOSAL LTA 3 KEBIDANAN KEHAMILAN RISTIMilla Octaviana
 

What's hot (20)

Makalah prinsip diet pada ibu hamil dengan anemia 2
Makalah prinsip diet pada ibu hamil dengan anemia 2Makalah prinsip diet pada ibu hamil dengan anemia 2
Makalah prinsip diet pada ibu hamil dengan anemia 2
 
KB 3 Pandangan Agama-agama terhadap Tindakan Praktik Kebidanan Keluarga Beren...
KB 3 Pandangan Agama-agama terhadap Tindakan Praktik Kebidanan Keluarga Beren...KB 3 Pandangan Agama-agama terhadap Tindakan Praktik Kebidanan Keluarga Beren...
KB 3 Pandangan Agama-agama terhadap Tindakan Praktik Kebidanan Keluarga Beren...
 
Kb2 kebutuhan psikologis ibu hamil
Kb2 kebutuhan psikologis ibu hamilKb2 kebutuhan psikologis ibu hamil
Kb2 kebutuhan psikologis ibu hamil
 
Siklus kesehatan wanita
Siklus kesehatan wanitaSiklus kesehatan wanita
Siklus kesehatan wanita
 
Modul 1 kb 1 konsep dasar persalinan
Modul 1 kb 1   konsep dasar  persalinanModul 1 kb 1   konsep dasar  persalinan
Modul 1 kb 1 konsep dasar persalinan
 
Kegawatdaruratan Masa Nifas
Kegawatdaruratan Masa NifasKegawatdaruratan Masa Nifas
Kegawatdaruratan Masa Nifas
 
Kb1 kebutuhan fisik ibu hamil
Kb1 kebutuhan fisik ibu hamilKb1 kebutuhan fisik ibu hamil
Kb1 kebutuhan fisik ibu hamil
 
Percakapan konseling antara bidan dengan pada ibu hamil
Percakapan konseling antara  bidan dengan pada ibu hamilPercakapan konseling antara  bidan dengan pada ibu hamil
Percakapan konseling antara bidan dengan pada ibu hamil
 
Dokumentasi kebidanan.2
Dokumentasi kebidanan.2Dokumentasi kebidanan.2
Dokumentasi kebidanan.2
 
Contoh informed choise
Contoh informed choiseContoh informed choise
Contoh informed choise
 
Pemenuhan kebutuhan fisik dan psikologi ibu dan keluarga
Pemenuhan kebutuhan fisik dan psikologi ibu dan keluargaPemenuhan kebutuhan fisik dan psikologi ibu dan keluarga
Pemenuhan kebutuhan fisik dan psikologi ibu dan keluarga
 
Kb3 ketidaknyamanan pada ibu hamil dan cara mengatasinya
Kb3 ketidaknyamanan pada ibu hamil dan cara mengatasinyaKb3 ketidaknyamanan pada ibu hamil dan cara mengatasinya
Kb3 ketidaknyamanan pada ibu hamil dan cara mengatasinya
 
Perubahan fisiologis masa nifas
Perubahan fisiologis masa nifasPerubahan fisiologis masa nifas
Perubahan fisiologis masa nifas
 
MAKALAH STANDAR PRAKTIK KEBIDANAN
 MAKALAH STANDAR PRAKTIK KEBIDANAN MAKALAH STANDAR PRAKTIK KEBIDANAN
MAKALAH STANDAR PRAKTIK KEBIDANAN
 
Angka kematian ibu
Angka kematian ibuAngka kematian ibu
Angka kematian ibu
 
1. falsafah dan definisi bidan
1. falsafah dan definisi bidan1. falsafah dan definisi bidan
1. falsafah dan definisi bidan
 
Konsep Konseling dalam Asuhan Kebidanan
Konsep   Konseling   dalam    Asuhan   Kebidanan Konsep   Konseling   dalam    Asuhan   Kebidanan
Konsep Konseling dalam Asuhan Kebidanan
 
KB 2 Pandangan Agama-agama terhadap Tindakan Praktik Kebidanan Aborsi
KB 2 Pandangan Agama-agama terhadap Tindakan Praktik Kebidanan AborsiKB 2 Pandangan Agama-agama terhadap Tindakan Praktik Kebidanan Aborsi
KB 2 Pandangan Agama-agama terhadap Tindakan Praktik Kebidanan Aborsi
 
Manajemen asuhan kebidanan anak balita normal
Manajemen asuhan kebidanan anak balita normalManajemen asuhan kebidanan anak balita normal
Manajemen asuhan kebidanan anak balita normal
 
PPT SEMINAR PROPOSAL LTA 3 KEBIDANAN KEHAMILAN RISTI
PPT SEMINAR PROPOSAL LTA 3 KEBIDANAN KEHAMILAN RISTIPPT SEMINAR PROPOSAL LTA 3 KEBIDANAN KEHAMILAN RISTI
PPT SEMINAR PROPOSAL LTA 3 KEBIDANAN KEHAMILAN RISTI
 

Viewers also liked

Masail Fiqhiyyah - Makalah Pandangan Hukum Islam Terhadap Aborsi
Masail Fiqhiyyah - Makalah Pandangan Hukum Islam Terhadap AborsiMasail Fiqhiyyah - Makalah Pandangan Hukum Islam Terhadap Aborsi
Masail Fiqhiyyah - Makalah Pandangan Hukum Islam Terhadap AborsiHaristian Sahroni Putra
 
Masail Fiqhiyah (Aborsi)
Masail Fiqhiyah (Aborsi)Masail Fiqhiyah (Aborsi)
Masail Fiqhiyah (Aborsi)Marhamah Saleh
 
Pandangan negara terhadap aborsi
Pandangan negara terhadap aborsiPandangan negara terhadap aborsi
Pandangan negara terhadap aborsiRizky DwiKurnia
 
6_Aborsi dan Hak Kespro Perempuan
6_Aborsi dan Hak Kespro Perempuan6_Aborsi dan Hak Kespro Perempuan
6_Aborsi dan Hak Kespro Perempuansakuramochi
 
Aborsi dalam hukum islam
Aborsi dalam hukum islamAborsi dalam hukum islam
Aborsi dalam hukum islamraishachaa
 
Kelas xi nikmat membawa sengsara
Kelas xi nikmat membawa sengsaraKelas xi nikmat membawa sengsara
Kelas xi nikmat membawa sengsaraSabam Sitinjak
 
makalah olahraga pendidikan
makalah olahraga pendidikanmakalah olahraga pendidikan
makalah olahraga pendidikanAni Mahisarani
 
Undang-undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
Undang-undang No. 36 Tahun 2009 tentang KesehatanUndang-undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
Undang-undang No. 36 Tahun 2009 tentang KesehatanPenataan Ruang
 
Makalah Kewirausahaan dalam Bidang Jasa Pendidikan
Makalah Kewirausahaan dalam Bidang Jasa PendidikanMakalah Kewirausahaan dalam Bidang Jasa Pendidikan
Makalah Kewirausahaan dalam Bidang Jasa PendidikanSTKIP PGRI BANDAR LAMPUNG
 
Prinsip Perkembangan dan Pertumbuhan
Prinsip Perkembangan dan PertumbuhanPrinsip Perkembangan dan Pertumbuhan
Prinsip Perkembangan dan PertumbuhanUnnes
 
prinsip-prinsip perkembangan manusia
prinsip-prinsip perkembangan manusiaprinsip-prinsip perkembangan manusia
prinsip-prinsip perkembangan manusiaAprilia putri
 
Makalah pertumbuhan dan perkembangan
Makalah pertumbuhan dan perkembanganMakalah pertumbuhan dan perkembangan
Makalah pertumbuhan dan perkembanganErik Kuswanto
 
Transgender menurut pandangan hukum islam
Transgender menurut pandangan hukum islamTransgender menurut pandangan hukum islam
Transgender menurut pandangan hukum islamRizki Gumilar
 

Viewers also liked (18)

Makalah aborsi dalam pandangan islam maryani
Makalah aborsi dalam pandangan islam maryaniMakalah aborsi dalam pandangan islam maryani
Makalah aborsi dalam pandangan islam maryani
 
Masail Fiqhiyyah - Makalah Pandangan Hukum Islam Terhadap Aborsi
Masail Fiqhiyyah - Makalah Pandangan Hukum Islam Terhadap AborsiMasail Fiqhiyyah - Makalah Pandangan Hukum Islam Terhadap Aborsi
Masail Fiqhiyyah - Makalah Pandangan Hukum Islam Terhadap Aborsi
 
Masail Fiqhiyah (Aborsi)
Masail Fiqhiyah (Aborsi)Masail Fiqhiyah (Aborsi)
Masail Fiqhiyah (Aborsi)
 
Pandangan negara terhadap aborsi
Pandangan negara terhadap aborsiPandangan negara terhadap aborsi
Pandangan negara terhadap aborsi
 
6_Aborsi dan Hak Kespro Perempuan
6_Aborsi dan Hak Kespro Perempuan6_Aborsi dan Hak Kespro Perempuan
6_Aborsi dan Hak Kespro Perempuan
 
Aborsi dalam hukum islam
Aborsi dalam hukum islamAborsi dalam hukum islam
Aborsi dalam hukum islam
 
Aborsi
AborsiAborsi
Aborsi
 
Makalah aborsi dan menstrual regulation
Makalah aborsi dan menstrual regulationMakalah aborsi dan menstrual regulation
Makalah aborsi dan menstrual regulation
 
Makalah bayi tabung dalam sudut pandangan islam
Makalah bayi tabung dalam sudut  pandangan islamMakalah bayi tabung dalam sudut  pandangan islam
Makalah bayi tabung dalam sudut pandangan islam
 
Kelas xi nikmat membawa sengsara
Kelas xi nikmat membawa sengsaraKelas xi nikmat membawa sengsara
Kelas xi nikmat membawa sengsara
 
makalah olahraga pendidikan
makalah olahraga pendidikanmakalah olahraga pendidikan
makalah olahraga pendidikan
 
Undang-undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
Undang-undang No. 36 Tahun 2009 tentang KesehatanUndang-undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
Undang-undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
 
Makalah Kewirausahaan dalam Bidang Jasa Pendidikan
Makalah Kewirausahaan dalam Bidang Jasa PendidikanMakalah Kewirausahaan dalam Bidang Jasa Pendidikan
Makalah Kewirausahaan dalam Bidang Jasa Pendidikan
 
Prinsip Perkembangan dan Pertumbuhan
Prinsip Perkembangan dan PertumbuhanPrinsip Perkembangan dan Pertumbuhan
Prinsip Perkembangan dan Pertumbuhan
 
Risalah akademik
Risalah akademikRisalah akademik
Risalah akademik
 
prinsip-prinsip perkembangan manusia
prinsip-prinsip perkembangan manusiaprinsip-prinsip perkembangan manusia
prinsip-prinsip perkembangan manusia
 
Makalah pertumbuhan dan perkembangan
Makalah pertumbuhan dan perkembanganMakalah pertumbuhan dan perkembangan
Makalah pertumbuhan dan perkembangan
 
Transgender menurut pandangan hukum islam
Transgender menurut pandangan hukum islamTransgender menurut pandangan hukum islam
Transgender menurut pandangan hukum islam
 

Similar to Makalah aborsi menurut pandangan islam (20)

ABORSI-pertemuan-4.docx
ABORSI-pertemuan-4.docxABORSI-pertemuan-4.docx
ABORSI-pertemuan-4.docx
 
Aborsi [Tinjauan Tafsir Kontemporer] pdf
Aborsi [Tinjauan Tafsir Kontemporer] pdfAborsi [Tinjauan Tafsir Kontemporer] pdf
Aborsi [Tinjauan Tafsir Kontemporer] pdf
 
Aborsi
AborsiAborsi
Aborsi
 
Makalah abortus
Makalah  abortusMakalah  abortus
Makalah abortus
 
Makalah abortus
Makalah  abortusMakalah  abortus
Makalah abortus
 
Pandangan Agama Terhadap Kesehatan
Pandangan Agama Terhadap KesehatanPandangan Agama Terhadap Kesehatan
Pandangan Agama Terhadap Kesehatan
 
Aborsi
AborsiAborsi
Aborsi
 
Makalah iskes
Makalah iskesMakalah iskes
Makalah iskes
 
ABORSI DALAM TINJAUAN ETIKA, HUKUM POSITIF DAN HUKUM ISLAM
ABORSI DALAM TINJAUAN ETIKA, HUKUM POSITIF DAN HUKUM ISLAMABORSI DALAM TINJAUAN ETIKA, HUKUM POSITIF DAN HUKUM ISLAM
ABORSI DALAM TINJAUAN ETIKA, HUKUM POSITIF DAN HUKUM ISLAM
 
Makalah Pandangan Agama Terhadap Kasus Aborsi
Makalah Pandangan Agama Terhadap Kasus AborsiMakalah Pandangan Agama Terhadap Kasus Aborsi
Makalah Pandangan Agama Terhadap Kasus Aborsi
 
Kti tiwi
Kti tiwiKti tiwi
Kti tiwi
 
Makalah aborsi dalam islam wa ode minartin
Makalah aborsi dalam islam wa ode minartinMakalah aborsi dalam islam wa ode minartin
Makalah aborsi dalam islam wa ode minartin
 
Isu etik (aborsi)
Isu etik (aborsi)Isu etik (aborsi)
Isu etik (aborsi)
 
Makalah aborsi dalam pandangan islam maryani
Makalah aborsi dalam pandangan islam maryaniMakalah aborsi dalam pandangan islam maryani
Makalah aborsi dalam pandangan islam maryani
 
Makalah pandangan agama terhadap bayi tabung
Makalah pandangan agama terhadap bayi tabungMakalah pandangan agama terhadap bayi tabung
Makalah pandangan agama terhadap bayi tabung
 
Aborsi
AborsiAborsi
Aborsi
 
Aborsi
AborsiAborsi
Aborsi
 
Aborsi
AborsiAborsi
Aborsi
 
Aborsi
AborsiAborsi
Aborsi
 
Makalah aborsi dalam islam wa ode minartin
Makalah aborsi dalam islam wa ode minartinMakalah aborsi dalam islam wa ode minartin
Makalah aborsi dalam islam wa ode minartin
 

More from Sentra Komputer dan Foto Copy

Makalah deteksi patologi persalinan kala 1 “inersia uteri”
Makalah deteksi patologi persalinan kala 1 “inersia uteri”Makalah deteksi patologi persalinan kala 1 “inersia uteri”
Makalah deteksi patologi persalinan kala 1 “inersia uteri”Sentra Komputer dan Foto Copy
 
Makalah kewarganegaraan konsep dasar pembangunan nasional
Makalah kewarganegaraan konsep dasar pembangunan nasionalMakalah kewarganegaraan konsep dasar pembangunan nasional
Makalah kewarganegaraan konsep dasar pembangunan nasionalSentra Komputer dan Foto Copy
 
Makalah laporan hasil wawancara dan observasi study bpm
Makalah laporan hasil wawancara dan observasi study bpmMakalah laporan hasil wawancara dan observasi study bpm
Makalah laporan hasil wawancara dan observasi study bpmSentra Komputer dan Foto Copy
 

More from Sentra Komputer dan Foto Copy (20)

Makalah solusio plasenta
Makalah solusio plasentaMakalah solusio plasenta
Makalah solusio plasenta
 
Makalah study bpm kebidanan dasar
Makalah study bpm  kebidanan dasar Makalah study bpm  kebidanan dasar
Makalah study bpm kebidanan dasar
 
Makalah deteksi patologi persalinan
Makalah deteksi patologi persalinanMakalah deteksi patologi persalinan
Makalah deteksi patologi persalinan
 
Makalah deteksi patologi persalinan kala 1 “inersia uteri”
Makalah deteksi patologi persalinan kala 1 “inersia uteri”Makalah deteksi patologi persalinan kala 1 “inersia uteri”
Makalah deteksi patologi persalinan kala 1 “inersia uteri”
 
Makalah agama tentang dzikir dan doa
Makalah agama tentang dzikir dan doaMakalah agama tentang dzikir dan doa
Makalah agama tentang dzikir dan doa
 
Makalah hak & kewajiban warga negara
Makalah hak & kewajiban warga negaraMakalah hak & kewajiban warga negara
Makalah hak & kewajiban warga negara
 
Makalah konseling
Makalah konselingMakalah konseling
Makalah konseling
 
Makalalah demokrasi pancasila
Makalalah  demokrasi pancasilaMakalalah  demokrasi pancasila
Makalalah demokrasi pancasila
 
Makalah pendidikan kewarganegaraan
Makalah pendidikan kewarganegaraanMakalah pendidikan kewarganegaraan
Makalah pendidikan kewarganegaraan
 
Makalah kewarganegaraan konsep dasar pembangunan nasional
Makalah kewarganegaraan konsep dasar pembangunan nasionalMakalah kewarganegaraan konsep dasar pembangunan nasional
Makalah kewarganegaraan konsep dasar pembangunan nasional
 
Makalah kd1 embem
Makalah kd1 embemMakalah kd1 embem
Makalah kd1 embem
 
Makalah kode genetika kd 1
Makalah kode genetika kd 1Makalah kode genetika kd 1
Makalah kode genetika kd 1
 
Makalah kode genetika dr. tami
Makalah kode genetika dr. tamiMakalah kode genetika dr. tami
Makalah kode genetika dr. tami
 
Makalah kd1 kode genetik
Makalah kd1 kode genetikMakalah kd1 kode genetik
Makalah kd1 kode genetik
 
Makalah sterilasasi alat alat kesehatan
Makalah sterilasasi alat alat kesehatanMakalah sterilasasi alat alat kesehatan
Makalah sterilasasi alat alat kesehatan
 
Makalah laporan hasil wawancara dan observasi study bpm
Makalah laporan hasil wawancara dan observasi study bpmMakalah laporan hasil wawancara dan observasi study bpm
Makalah laporan hasil wawancara dan observasi study bpm
 
Makalah sterilisasi alat kesehatan di bpm
Makalah sterilisasi alat kesehatan di bpmMakalah sterilisasi alat kesehatan di bpm
Makalah sterilisasi alat kesehatan di bpm
 
Makalah psikologi
Makalah psikologiMakalah psikologi
Makalah psikologi
 
Makalah konsep mikrobiologi (print)
Makalah konsep mikrobiologi (print)Makalah konsep mikrobiologi (print)
Makalah konsep mikrobiologi (print)
 
Makalah hormon reproduksi wanita
Makalah hormon reproduksi wanitaMakalah hormon reproduksi wanita
Makalah hormon reproduksi wanita
 

Recently uploaded

AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 

Recently uploaded (20)

AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 

Makalah aborsi menurut pandangan islam

  • 1. MAKALAH ABORSI MENURUT PANDANGAN ISLAM KELOMPOK 1 Di susun oleh: 1. AGUNG SETIAWAN 2. AJENG TRI YULINDA 3. ALBETIAS PANGESTUTI 4. AMBAR SUSANTI 5. ANANG WIJI SAPUTRO SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HARAPAN BANGSA PURWOKERTO 2014/2015 KATA PENGANTAR i
  • 2. Rasa syukur yang dalam kami sampaikan ke hadiran Tuhan Yang Maha Pemurah, karena berkat kemurahanNya makalah ini dapat kami selesaikan sesuai yang diharapkan. Dalam makalah ini kami membahas “ABORSI MENURUT PANDANGAN ISLAM”. Makalah ini merupakan salah satu tugas mata pelajaran Mulok dengan jurusan Keperawatan. Meskipun kami berharap isi dari makalah ini bebas dari kekurangan dan kesalahan, namun, selalu ada yang kurang. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar makalah ini dapat lebih baik lagi. Demikian makalah ini kami buat semoga bermanfaat, Purwokerto, 26 November 2014 Penyusun ii
  • 3. DAFTAR ISI KATA PENGANTAR...................................................................................... ii ....................................................................................................... ....................................................................................................... DAFTAR ISI.................................................................................................... iii ....................................................................................................... ....................................................................................................... BAB I PENDAHULUAN................................................................................. 1 A. Latar Belakang............................................................................... 1 ....................................................................................................... ....................................................................................................... B. Rumusan Masalah.......................................................................... 1 ....................................................................................................... ....................................................................................................... C. Tujuan Penulisan............................................................................ 1 D. Manfaat Penulisan ......................................................................... 2 BAB II PEMBAHASAN.................................................................................. 3 ....................................................................................................... A. Pengertian Aborsi dan Pembagiannya........................................... 3 B. Fatwa MUI tentang abortus .......................................................... 6 C. Pandangan Islam Terhadap Nyawa, Janin dan Pembunuhan......... 7 D. Hukum Aborsi Dalam Islam. ........................................................ 9 E. Hukum Aborsi Dalam Undang-Undang Dan KUHP..................... 13 BAB III PENUTUP.......................................................................................... 15 A. Kesimpulan ................................................................................... 15 B. Saran.............................................................................................. 15 DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 16 iii
  • 4. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Islam adalah agama yang suci, yang dibawa oleh nabi Muhammad saw sebagai rahmat untuk semesta alam. Setiap makhluk hidup mempunyai hak untuk menikmati kehidupan baik hewan, tumbuhan maupun manusia (terutama) yang menyandang gelar khalifah di muka bumi ini. Oleh karena itu ajaran Islam sangat mementingkan pemeliharaan terhadap 5 hal yaitu agama, jiwa, akal, keturunan dan harta. Memelihara jiwa dan melindunginya dari berbagai ancaman berarti memelihara eksistensi kehidupan umat manusia. Namun, tidak semua orang merasa senang dan bahagia dengan setiap kelahiran yang tidak direncanakan, karena faktor kemiskinan, hubungan di luar nikah dan alasan-alasan lainnya. Hal ini mengakibatkan, ada sebagian wanita yang menggugurkan kandungannya setelah janin bersemi dalam rahimnya. Aborsi tidak hanya dilakukan oleh para wanita berstatus istri yang bermaksud menghentikan kelangsungan kandungannya, tetapi juga banyak penyandang hamil pra-nikah melakukannya. Kecenderungan melakukan aborsi ini tak lepas dari pandangan terhadap hakikat kapan kehidupan anak manusia dimulai. Aborsi merupakan masalah yang kompleks, mencakup nilai-nilai religius, etika, moral dan ilmiah. B. Rumusan Masalah 1. Apa Pengertian Aborsi ? 2. Apa Saja Jenis Jenis Aborsi ? 3. Bagaimana Hukum Aborsi dalam Islam ? 4. Bagaimana Hukum Aborsi dalam Undang-Undang? C. Tujuan Penulisan 1. Untuk mengetahui pengertian dari aborsi. 2. Untuk mengetahui pendapat tentang aborsi dari beberapa ahli 1
  • 5. 3. Untuk mengetahui jenis jenis aborsi. 4. Untuk mengetahui hukum aborsi dalam islam. 5. Untuk mengetahui hukum aborsi dalam undang-undang. D. Manfaat Penulisan 1. Menambah pengetahuan kita tentang aborsi 2. Kita dapat memahami jenis jenis aborsi 3. Kita juga dapat membedakan aborsi yang haram dan yang dapat di lakukan 2
  • 6. BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Aborsi dan Pembagiannya Perkataan Abortus dalam bahasa Inggris disebut Abortion berasal dari bahasa latin yang berarti gugur kandungan atau keguguran. Sardikin Ginaputra dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia memberi pengertian abortus sebagai pengakhiran kehamilan atau hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar kandungan. Kemudian menurut Maryono Reksodipura dari Fakultas Hukum UI, Abortus adalah pengeluaran hasil konsepsi dari rahim sebelum waktunya (sebelum dapat lahir secara alamiah). Dari Pengertian di atas dapat dikatakan, bahwa Abortus adalah suatu perbuatan untuk mengakhiri masa kehamilan dengan mengeluarkan janin dari kandungan sebelum janin itu dapat hidup di luar kandungan. Menstrual Regulation secara harfiah artinya pengaturan menstruasi/ datang bulan/ haid, tetapi dalam praktek menstrual regulation ini dilaksanakan terhadap wanita yang merasa terlambat waktu menstruasi dan berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium ternyata positif dan mulai mengandung. Maka ia minta ”dibereskan janinnya” itu. Sekalipun dilakukan oleh dokter. Karena itu abortus dan menstrual regulation itu pada hakikatnya adalah pembunuhan janin secara terselubung. Karena itu, berdasarkan Kitab UU Hukum Pidana (KUHP) pasal 299, 346, 348 dan 349, negara melarang abortus, termasuk menstrual regulation dan sangsi hukumannya cukup berat bahwa hukumannya tidak hanya ditujukan kepada wanita yang bersangkutan, tetapi semua orang yang terlibat dalam kejahatan ini dapat dituntut seperti dokter, dukun bayi, tukang obat dan sebagainya yang mengobati atau menyuruh/ membantu/ melakukannya sendiri. 3
  • 7. وَقلاَق تَققْسَ تُوالُواوااْسَ النَّ بفْسَ سَق الَّ بتِاي حَقرَّ بمَق اللّهُ إِالاَّ ب بِااللحَققِّ “ Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya), melainkan dengan suatu (alasan) yang benar. “ ( Q.S. Al Israa’: 33 ) Pergaulan bebas antara laki-laki dan perempuan di luar pernikahaan, terutama para pelajar dan mahasiswa hari ini sudah sampai batas yang sangat mengkawatirkan. Ini akibat hilangnya nilai-nilai agama dalam kehidupan masyarakat, ditambah dengan gencarnya masa media yang menawarkan kehidupan glamor, bebas dan serba hedonis yang menyebabkan generasi muda terseret dalam jurang kehancuran. Pacaran sudah menjadi aktivitas yang lumrah, bahkan sebagian orang tua minder dan merasa malu jika anaknya tidak mempunyai pacar, karena menurut pandangan mereka orang yang tidak pacaran, adalah orang yang tidak bisa bergaul dan masa depannya suram,serta susah mencari jodoh. Tidak sedikit dari mereka yang akhirnya melakukan hubungan seks di luar pernikahan dan hamil, kemudian berakhir dengan pengguguran kandungan dengan paksa. Data statistis BKBN ( Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional) menunjukkan bahwa sekitar 2.000.000 kasus aborsi terjadi setiap tahun di Indonesia. Untuk kasus aborsi di luar negeri – khususnya di Amerika – data-datanya telah dikumpulkan oleh dua badan utama, yaitu Federal Centers for Disease Control (CDC) dan Alan Guttmacher Institute (AGI) yang 4
  • 8. menunjukkan hampir 2 juta jiwa terbunuh akibat aborsi. Jumlah ini jauh lebih banyak dari jumlah nyawa manusia yang dibunuh dalam perang manapun dalam sejarah negara itu. Begitu juga lebih banyak dari kematian akibat kecelakaan, maupun akibat penyakit . Dengan demikian, aborsi secara umum merupakan perbuatan keji, tidak berperikemanusiaan dan bertentangan hukum dan ajaran agama.Walaupun demikian, hukum Aborsi secara khusus perlu dikaji secara lebih mendalam, karena Aborsi bukanlah dalam satu bentuk, tetapi mempunyai berbagai macam. Sementara itu Islam bukanlah agama yang kaku, tetapi agama yang memandang kehidupan manusia ini dari berbagai sudut, sehingga ditemukan di dalamnya solusi ats segala problematika yang dihadapi oleh manusia. Aborsi menurut pengertian medis adalah mengeluarkan hasil konsepsi atau pembuahan, sebelum janin dapat hidup di luar tubuh ibunya. Dalam dunia kedokteran aborsi ada 3 macam yaitu : 1. Aborsi Spontan / Alamiah atau abortus spontaneus Adalah aborsi yang dilakukan tidak sengaja atau alamiah berlangsung tanpa tindakan apapun. 2. Aborsi buatan ( Aborsi Provocatus ), yaitu aborsi yang dilakukan secara sengaja dengan tujuan tertentu. Aborsi Provocatus ini dibagi menjadi dua : a. Jika bertujuan untuk kepentingan medis dan terapi serta pengobatan, maka disebut dengan Abortus Profocatus Therapeuticum b. Jika dilakukan karena alasan yang bukan medis dan melanggar hukum yang berlak, maka disebut Abortus Profocatus Criminalis 3. Aborsi Buatan / Sengaja atau abortus prvocatus criminalis Adalah pengakhiran kehamilan sebelum usia kandungan 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram sebagai suatu akibat tindakan yang disengaja dan disadari oleh calon ibu maupun si pelaksana aborsi (dalam hal ini dokter, bidan atau dukun beranak). Aborsi Provocatus ini dibagi menjadi dua : 5
  • 9. 4. Aborsi Terapeutik / Medis atau abortus provocatus therapeuticum Adalah pengguguran kandungan yang dilakukan atas indikasi medis. Secara praktis pelaksanaan aborsi bergantung pada usia janin. Artinya jika usia kehamilan masih muda, aborsi mudah dilakukan. Semakin tua semakin sulit dan resikonya makin banyak bagi si ibu. B. Fatwa MUI tentang abortus Majelis ulama Indonesia (MUI) memutuskan Fatwa tentang abortus : Pertama : Ketentuan Umum 1. Darurat adalah suatu keadaan di mana seseorang apabila tidak melakukan sesuatu yang diharamkan maka ia akan mati atau hampir mati. 2. Hajat adalah suatu keadaan di mana seseorang apabila tidak melakukan sesuatu yang diharamkan maka ia akan mengalami kesulitan besar. Kedua : Ketentuan Hukum 1. Aborsi haram hukumnya sejak terjadinya implantasi blastosis pada dinding rahim ibu (nidasi). 2. Aborsi dibolehkan karena adanya uzur, baik yang bersifat darurat ataupun hajat. Aborsi haram hukumnya dilakukan pada kehamilan yang terjadi akibat zina. Mengenai menstrual regulation, islam juga melarangnya karena pada hakikatnya sama dengan abortus, merusak, menghancurkan janin calon manusia yang dimuliakan oleh Allah karena ia berhak tetap dalam keadaan hidup sekalipun hasil dari hubungan yang tidak sah (di luar perkawinan yang sah) sebab menurut islam bahwa setiap anak lahir dalam keadaan suci (tidak bernoda) sesuai dengan hadis nabi: “Semua anak dilahirkan atas fitrah, sehingga jelas omongannya. Kemudian orang tuanya lah yang menyebabkan anak itu menjadi yahudi, nasrani,/ majusi (H.R Abu ya’la, al-thabrani dan al-baihaqi dari al-aswad bin sari’). Sedang menurut bahasa Arab disebut dengan al-Ijhadh yang berasal dari kata “ ajhadha - yajhidhu “ yang berarti wanita yang melahirkan anaknya secara paksa dalam keadaan belum sempurna penciptaannya. Atau juga bisa 6
  • 10. berarti bayi yang lahir karena dipaksa atau bayi yang lahir dengan sendirinya. Aborsi di dalam istilah fikih juga sering disebut dengan “ isqhoth “ ( menggugurkan ) atau “ ilqaa’ ( melempar ) atau “ tharhu “ ( membuang ) ( al Misbah al Munir , hlm : 72 ) Aborsi tidak terbatas pada satu bentuk, tetapi aborsi mempunyai banyak macam dan bentuk, sehingga untuk menghukuminya tidak bisa disamakan dan dipukul rata. Diantara pembagiaan Aborsi adalah sebagai berikut : Dalam Kamus Bahasa Indonesia disebutkan bahwa makna Aborsi adalah pengguguran. Aborsi ini dibagi menjadi dua : Pertama : Aborsi Kriminalitas adalah aborsi yang dilakukan dengan sengaja karena suatu alasan dan bertentangan dengan undang-undang yang berlaku. Kedua : Aborsi Legal, yaitu Aborsi yang dilaksanakan dengan sepengetahuan pihak yang berwenang. Yang dimaksud dengan Aborsi dalam pembahasan ini adalah : menggugurkan secara paksa janin yang belum sempurna penciptaannya atas permintaan atau kerelaan ibu yang mengandungnya . C. Pandangan Islam Terhadap Nyawa, Janin dan Pembunuhan Sebelum menjelaskan secara mendetail tentan hukum Aborsi, lebih dahulu perlu dijelaskan tentang pandangan umum ajaran Islam tentang nyawa, janin dan pembunuhan, yaitu sebagai berikut : Pertama: Manusia adalah ciptaan Allah yang mulia, tidak boleh dihinakan baik dengan merubah ciptaan tersebut, maupun mengranginya dengan cara memotong sebagiananggota tubuhnya, maupun dengan cara memperjual belikannya, maupun dengan cara menghilangkannya sama sekali yaitu dengan membunuhnya, sebagaiman firman Allah swt : . وَقلَققَقدْسَ كَقرَّ بمْسَ نَقال بَقنِاي آدَقمَق “Dan sesungguhnya Kami telah memuliakan umat manusia “ ( Qs. al-Isra’:70) Kedua: Membunuh satu nyawa sama artinya dengan membunuh 7
  • 11. semua orang. Menyelamatkan satu nyawa sama artinya dengan menyelamatkan semua orang. مِيعن ْضِ أَمجْضِ لِيع ذَملِيعكَم كَمتَمبْضِ نَما عَملَمى بَمنِيعي إِيعسْضِ رَمائِيعيعلَم أَمنَّهُ مَ مَمن قَمتَملَم نَمفْضِ سًاا بِيعغَميعْضِ رِيع نَمفْضِ سٍ أَموْضِ فَمسَما دٍ فِيعي الأَمرْضِ ضِيع فَمكَمأَمنَّمَما قَمتَملَم النَّا سَم جَممِيعيععًاا وَممَمن ْضِ أَمحْضِ يعَما هَما فَمكَمأَمنَّمَما أَمحْضِ يعَما النَّا سَم جَممِيعيععًاا “Barang siapa yang membunuh seorang manusia, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya. Dan barang siapa yang memelihara keselamatan nyawa seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara keselamatan nyawa manusia semuanya.” (Qs. Al Maidah:32) Ketiga: Dilarang membunuh anak ( termasuk di dalamnya janin yang masih dalam kandungan ) , hanya karena takut miskin. Sebagaimana firman Allah swt : وَملاَم تَمقْضِ تُ مَلُ مَوااْضِ أَموْضِ لادَمكُ مَمْضِ خَمشْضِ يعَمةَم إِيعمْضِ لاقٍ نَّحْضِ ن ُ مَ نَمرْضِ زُ مَقُ مَهُ مَمْضِ وَمإِيعيَّا كُ مَم إنَّ قَمتْضِ لَمهُ مَمْضِ كَما نَم خِيعطْضِ ءًاا كَمبِيعيعرًاا “Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut melarat. Kamilah yang memberi rezeki kepada mereka dan kepadamu juga. Sesungguhnya membunuh mereka adalah dosa yang besar.” (Qs al Isra’ : 31) Keempat : Setiap janin yang terbentuk adalah merupakan kehendak Allah swt, sebagaimana firman Allah swt وَمنُ مَقِيعرُّ فِيعي الأْضِ َمرْضِ حَما مِيع مَما نَمشَما ء إِيعلَمى أَمجَملٍ مُّسَممًّىى ثُ مَمَّ نُ مَخْضِ رِيعجُ مَكُ مَمْضِ طِيعفْضِ لاًا “Selanjutnya Kami dudukan janin itu dalam rahim menurut kehendak Kami selama umur kandungan. Kemudian kami keluarkan kamu dari rahim ibumu sebagai bayi.” (QS al Hajj : 5) Kelima : Larangan membunuh jiwa tanpa hak, sebagaimana firman Allah swt : وَملاَم تَمقْضِ تُ مَلُ مَوااْضِ النَّفْضِ سَم الَّتِيعي حَمرَّمَم اللُّ إِيعلاَّ بِيعا لحَمقِّ “Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah melainkan dengan alasan yang benar “ ( Qs al Isra’ : 33 ) D. Hukum Aborsi Dalam Islam. 8
  • 12. Di dalam teks-teks al Qur’an dan Hadist tidak didapati secara khusus hukum aborsi, tetapi yang ada adalah larangan untuk membunuh jiwa orang tanpa hak, sebagaimana firman Allah swt : وَممَمن يَمقْضِ تُ مَلْضِ مُ مَؤْضِ مِيعنًاا مُّتَمعَممِّدًاا فَمجَمزَمآؤؤُ مَهُ مَ جَمهَمنَّمُ مَ خَما لِيعدًاا فِيعيعهَما وَمغَمضِيعبَم اللُّ عَملَميعْضِ هِيع وَملَمعَمنَمهُ مَ وَمأَمعَمدَّ لَمهُ مَ عَمذَمابًاا عَمظِيعيعمًاا “ Dan barang siapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja, maka balasannya adalah neraka Jahanam, dan dia kekal di dalamnya,dan Allah murka kepadanya dan melaknatnya serta menyediakan baginya adzab yang besar( Qs An Nisa’ : 93 ) Begitu juga hadist yang diriwayatkan oleh Ibnu Mas’ud bahwasanya Rosulullah saw bersabda : إِيعنََّم أَمحَمدَمكُ مَمْضِ يُ مَجْضِ مَمعُ مَ خَملْضِ قُ مَهُ مَ فِيعي بَمطْضِ ن ِيع أُ مَمِّهِيع أَمرْضِ بَمعِيعيعن َم يَمواْضِ مًاا ثُ مَمَّ يَمكُ مَوانُ مَ فِيعي ذَملِيعكَم عَملَمقَمةًا مِيعثْضِ لَم ذَملِيعكَم ثُ مَمَّ يَمكُ مَوانُ مَ فِيعي ذَملِيعكَم مُ مَضْضِ غَمةًا مِيعثْضِ لَم ذَملِيعكَم ثُ مَمَّ يُ مَرْضِ سَملُ مَ الْضِ مَملَمكُ مَ فَميعَمنْضِ فُ مَخُ مَ فِيعيعهِيع الرُّوحَم وَميُ مَؤْضِ مَمرُ مَ بِيعأَمرْضِ بَمعِيع كَملِيعمَما تٍ بِيعكَمتْضِ بِيع رِيعزْضِ قِيعهِيع وَمأَمجَملِيعهِيع وَمعَممَملِيعهِيع وَمشَمقِيعي ٌّ أَموْضِ سَمعِيعيعدٌ “ Sesungguhnya seseorang dari kamu dikumpulkan penciptaannya di dalam perut ibunya selama empat puluh hari. Setelah genap empat puluh hari kedua, terbentuklah segumlah darah beku. Ketika genap empat puluh hari ketiga , berubahlah menjadi segumpal daging. Kemudian Allah mengutus malaikat untuk meniupkan roh, serta memerintahkan untuk menulis empat perkara, yaitu penentuan rizki, waktu kematian, amal, serta nasibnya, baik yang celaka, maupun yang bahagia. “ ( Bukhari dan Muslim ) Maka, untuk mempermudah pemahaman, pembahasan ini bisa dibagi menjadi dua bagian sebagai berikut : 1. Menggugurkan Janin Sebelum Peniupan Roh Dalam hal ini, para ulama berselisih tentang hukumnya dan terbagi menjadi tiga pendapat : Pendapat Pertama : Menggugurkan janin sebelum peniupan roh hukumnya boleh. Bahkan sebagian dari ulama membolehkan menggugurkan janin tersebut dengan obat. ( Hasyiat Al Qalyubi : 3/159 ) Pendapat ini dianut oleh para ulama dari madzhab Hanafi, Syafi’I, dan Hambali. Tetapi kebolehan ini disyaratkan adanya ijin dari kedua orang tuanya,( Syareh Fathul Qadir : 2/495 ) 9
  • 13. Mereka berdalil dengan hadist Ibnu Mas’ud di atas yang menunjukkan bahwa sebelum empat bulan, roh belum ditiup ke janin dan penciptaan belum sempurna, serta dianggap benda mati, sehingga boleh digugurkan. Pendapat kedua : Menggugurkan janin sebelum peniupan roh hukumnya makruh. Dan jika sampai pada waktu peniupan ruh, maka hukumnya menjadi haram. Dalilnya bahwa waktu peniupan ruh tidak diketahui secara pasti, maka tidak boleh menggugurkan janin jika telah mendekati waktu peniupan ruh , demi untuk kehati-hatian . Pendapat ini dianut oleh sebagian ulama madzhab Hanafi dan Imam Romli salah seorang ulama dari madzhab Syafi’I . ( Hasyiyah Ibnu Abidin : 6/591, Nihayatul Muhtaj : 7/416 ) Pendapat ketiga : Menggugurkan janin sebelum peniupan roh hukumnya haram. Dalilnya bahwa air mani sudah tertanam dalam rahim dan telah bercampur dengan ovum wanita sehingga siap menerima kehidupan, maka merusak wujud ini adalah tindakan kejahatan . Pendapat ini dianut oleh Ahmad Dardir , Imam Ghozali dan Ibnu Jauzi ( Syareh Kabir : 2/ 267, Ihya Ulumuddin : 2/53, Inshof : 1/386) Adapun status janin yang gugur sebelum ditiup rohnya (empat bulan) , telah dianggap benda mati, maka tidak perlu dimandikan, dikafani ataupun disholati. Sehingga bisa dikatakan bahwa menggugurkan kandungan dalam fase ini tidak dikatagorikan pembunuhan, tapi hanya dianggap merusak sesuatu yang bermanfaat. Ketiga pendapat ulama di atas tentunya dalam batas-batas tertentu, yaitu jika di dalamnya ada kemaslahatan, atau dalam istilah medis adalah salah satu bentuk Abortus Profocatus Therapeuticum, yaitu jika bertujuan untuk kepentingan medis dan terapi serta pengobatan. Dan bukan dalam katagori Abortus Profocatus Criminalis, yaitu yang dilakukan karena 10
  • 14. alasan yang bukan medis dan melanggar hukum yang berlaku, sebagaimana yang telah dijelaskan di atas. 2. Menggugurkan Janin Setelah Peniupan Roh Secara umum, para ulama telah sepakat bahwa menggugurkan janin setelah peniupan roh hukumnya haram. Peniupan roh terjadi ketika janin sudah berumur empat bulan dalam perut ibu, Ketentuan ini berdasarkan hadist Ibnu Mas’ud di atas. Janin yang sudah ditiupkan roh dalam dirinya, secara otomatis pada saat itu, dia telah menjadi seorang manusia, sehingga haram untuk dibunuh. Hukum ini berlaku jika pengguguran tersebut dilakukan tanpa ada sebab yang darurat. Namun jika disana ada sebab-sebab darurat, seperti jika sang janin nantinya akan membahayakan ibunya jika lahir nanti, maka dalam hal ini, para ulama berbeda pendapat: Pendapat Pertama : Menyatakan bahwa menggugurkan janin setelah peniupan roh hukumnya tetap haram, walaupun diperkirakan bahwa janin tersebut akan membahayakan keselamatan ibu yang mengandungnya. Pendapat ini dianut oleh Mayoritas Ulama. Dalilnya adalah firman Allah swt : وَملاَم تَمقْضِ تُ مَلُ مَوااْضِ النَّفْضِ سَم الَّتِيعي حَمرَّمَم اللُّ إِيعلاَّ بِيعا لحَمقِّ “ Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya), melainkan dengan suatu (alasan) yang benar. “ ( Q.S. Al Israa’: 33 ) Kelompok ini juga mengatakan bahwa kematian ibu masih diragukan, sedang keberadaan janin merupakan sesuatu yang pasti dan yakin, maka sesuai dengan kaidah fiqhiyah : “ Bahwa sesuatu yang yakin tidak boleh dihilanngkan dengan sesuatu yang masih ragu.”, yaitu tidak boleh membunuh janin yang sudah ditiup rohnya yang merupakan sesuatu yang pasti , hanya karena kawatir dengan kematian ibunya yang merupakan sesuatu yang masih diragukan. ( Hasyiyah Ibnu Abidin : 1/602 ). 11
  • 15. Selain itu, mereka memberikan permitsalan bahwa jika sebuah perahu akan tenggelam, sedangkan keselamatan semua perahu tersebut bisa terjadi jika sebagian penumpangnya dilempar ke laut, maka hal itu juga tidak dibolehkan. Pendapat Kedua : Dibolehkan menggugurkan janin walaupun sudah ditiupkan roh kepadanya, jika hal itu merupakan satu-satunya jalan untuk menyelamatkan ibu dari kematian. Karena menjaga kehidupan ibu lebih diutamakan dari pada menjaga kehidupan janin, karena kehidupan ibu lebih dahulu dan ada secara yakin, sedangkan kehidupan janin belum yakin dan keberadaannya terakhir.( Mausu’ah Fiqhiyah : 2/57 ) Prediksi tentang keselamatan Ibu dan janin bisa dikembalikan kepada ilmu kedokteran, walaupun hal itu tidak mutlak benarnya. Wallahu A’lam. Dari keterangan di atas, bisa diambil kesimpulan bahwa para ulama sepakat bahwa Abortus Profocatus Criminalis, yaitu aborsi kriminal yang menggugurkan kandungan setelah ditiupkan roh ke dalam janin tanpa suatu alasan syar’I hukumnya adalah haram dan termasuk katagori membunuh jiwa yang diharamkan Allah swt. Adapun aborsi yang masih diperselisihkan oleh para ulama adalah Abortus Profocatus Therapeuticum, yaitu aborsi yang bertujuan untuk penyelamatan jiwa, khususnya janin yang belum ditiupkan roh di dalamnya. E. Hukum Aborsi Dalam Undang-Undang Dan KUHP 1. Undang – undang yang mengatur mengenai aborsi Dalam KUHP Bab XIX Pasal 346 s/d 350 dinyatakan sebagai berikut : 12
  • 16. a. Pasal 346 : “Seorang wanita yang sengaja menggugurkan atau mematikan kandungannya atau menyuruh orang lain untuk itu, diancam dengan pidana penjara paling lama empat tahun”. b. Pasal 347 : (1) Barang siapa dengan sengaja menggugurkan atau mematikan kandungan seorang wanita tanpa persetujuannya, diancam dengan pidana penjara paling lama dua belas tahun.(2) Jika perbuatan itu mengakibatkan matinya wanita tersebut,diancam dengan pidana penjara paling lama lima belas tahun. c. Pasal 348 : (1) Barang siapa dengan sengaja menggunakan atau mematikan kandunga seorang wanita dengan persetujuannya, diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun enam bulan. (2) Jika perbuatan itu mengakibatkan matinya wanita tersebut,diancam dengan pidana penjara paling lama tujuh tahun. d. Pasal 349 : “Jika seorang dokter, bidan atau juru obat membantu melakukankejahatan berdasarkan pasal 346, ataupun membantu melakukan salah satu kejahatan dalam pasal 347 dan 348, maka pidana yang ditentukan dalam pasal itu dapat dditambah dengan sepertiga dandapat dicabut hak untuk menjalankan pencaharian dalam manakejahatan dilakukan”. 2. Legalitas Aborsi dalam Kondisi Khusus menurut Undang-Undang Abortus buatan, jika ditinjau dari aspek hukum dapat digolongkan ke dalam dua golongan yakni : a. Abortus buatan legal (Abortus provocatus therapcutius) Yaitu pengguguran kandungan yang dilakukan menurut syarat dan cara-cara yang dibenarkan oleh undang-undang, karena alasan yang sangat mendasar untuk melakukannya: menyelamatkan nyawa/menyembuhkan si ibu. b. Abortus buatan ilegal Yaitu pengguguran kandungan yang tujuannya selain untuk menyelamatkan/ menyembuhkan si ibu, dilakukan oleh tenaga yang 13
  • 17. tidak kompeten serta tidak memenuhi syarat dan cara-cara yang dibenarkan oleh undang-undang. Dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) tindakan pengguguran kandungan yang disengaja digolongkan ke dalam kejahatan terhadap nyawa (Bab XIX pasal 346 s/d 249). Namun dalam undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 Tentang kesehatan pada pasal 15ayat (1) dinyatakan bahwa dalam keadaan darurat sebagai upaya untuk menyelamatkan jiwa ibu hamil atau janinnya, dapat dilakukan tindakan medis tertentu. Kemudian pada ayat (2) menyebutkan tindakan medis tertentu dapat dilakukan : 1) Berdasarkan indikasi medis yang mengharuskan diambilnya tindakan tersebut 2) Oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kemampuan untuk itu dan dilakukan sesuai dengan tanggung jawab profesi serta pertimbangan tim ahli 3) Dengan persetujuan ibu hamil yang bersangkutan serta suami dan keluarga Lalu dalam UU No. 1 tahun 1946 tentang KUHP, UU no. 7 thn. 1984 dan UU no 3 thn.1992 aborsi tidak boleh dilakukan kecuali dalam kondisi tertentu. BAB II PENUTUP 14
  • 18. A. Kesimpulan Menjalani kehamilan itu berat, apalagi kehamilan yang tidak dikehendaki. Terlepas dari alasan apa yang menyebabkan kehamilan, aborsi dilakukan karena terjadi kehamilan yang tidak diinginkan. Apakah dikarenakan kontrasepsi yang gagal, perkosaan, ekonomi, jenis kelamin atau hamil di luar nikah. B. Saran Berusahalah agar diri anda tidak samapi melalukan hal yang seperti itu karena sama saja anda membunuh nyawa seseorang (bayi) dan itu hukumannya sangat berat baik didunia maupun di akirat nanti. Jagalah diri anda baik-baik dan jagalah keluarga anda. 15
  • 19. DAFTAR PUSTAKA http://www.google.com http://www.wikipedia.org.com http://www.ahmadzain.com/read/karya-tulis/258/hukum-aborsi-dalam-islam/. 2008:Jakarta. puskfi (pusat kajian ilmu fiqih dan kajian ilmu islam) Ebrahim, adbul fadl mohsin. Cetakan 1 Ramadhan 1417/febuari 1988. Aborsi Kontrasepsi Dan Mengatasi Kemandulan. A.S. noordeen: Kuala lumpur,Malaysia 16