1. Namun realitas kehidupan kaum muslimin di Indonesia sungguh berbalik dengan
tuntutannya. Terhadap sesama muslim sering terlihat galak, namun terhadap kafir bermuka
manis dan bergandengan tangan. Bahkan perwujudannya sudah sampai bersinggungan
dengan prinsip-prinsip akidah seperti: menjaga tempat ibadah mereka saat perayaan hari raya
mereka, saling mengucapkan selamat atas hari besarnya, sampai melakukan doa bersama
untuk mengakui kebenaran agamanya. Sebaliknya terhadap kaum muslimin yang hanya beda
ijtihad dalam masalah furu'iyah, sering dikobarkan api permusuhan. Bahkan sampai membuat
simbolisasi terhadap mereka yang harus dimusuhi, seperti celana cingkrang, berjenggot
panjang, jidadnya hitam, tidak mau qunut shubuh, tidak mau tahlilan, dan lainnya. Padahal
kalau seandainya ijtihad tersebut salah, maka dosanya tidaklah lebih besar daripada kekafiran
orang-orang kafir dan kesesatan aliran sempalan. Saat terjadi konflik antara kaum muslimin
dengan kafirin, maka pasti lidah api sekelompok umat Islam ini ditujukan kepada kelompok
muslim. Sementara orang kafir, selalu aman dari serangannya. Ini juga terjadi dalam kasus
keberadaan kelompok-kelompok sesat yang terus menunjukkan eksistensinya di negeri ini,
selalu diberi angin atas nama toleransi dan anti kekerasan. Padahal langkah nyata untuk
menghentikan penyebaran paham pembajak ajaran Islam tersebut tidak pernah dilakukan
secara strategis. Bahkan akhir-akhir ini keluar dari lidah apinya satu tuntutan kepada
pemerintah agar menutup situs-situs Islam yang mengabarkan berita-berita jihad. Namun
terhadap situs-situs porno yang sudah banyak meracuni hati dan pikiran anak bangsa
dianggapnya masih hanya makruh, wal iyadhu billah (kita berlindung kepada Allah dari
kesimpulan yang salah ini). Padahal larangan dalam Islam mencakup larangan terhadap
segala sarana yang menghantarkannya. dan Satu fakta yang tak terelakkan, tontonan-tontonan
porno meningkatkan tindak kejahatan dan hubungan seks bebas. Apalagi kalau tontotan-
tontonan tersebut dijual bebas atau dapat diakses dengan mudah, pasti kerusakan yang
ditimbulkannya akan lebih dahsyat. Dan jika sudah demikian keadaannya maka ancaman
Allah akan turun ke tengah-tengah mereka. Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda, ْمَل
ْرَهظَت َْةش ِاحَفال يِف ْموَق ْطَق ىَّتَح يوانِلع اَهِب َّّْلِإ َاشَف ْمِهيِف ْوناعَّطال اعَجوَاْل َو يِتَّلا ْمَل ْنكَت ْتَضَم يِف ْمِهِف ََلسَأ "Tidaklah
merebak perbuatan keji (seperti zina, homo seksual, pembunuhan, perampokan, judi, mabok,
konsumsi obat-obatan terlarang dan lainnya) di suatu kaum sehingga mereka melakukannya
dengan terang-terangan kecuali akan merebak di tengah-tengah mereka wabah penyakit
tha’un (semacam kolera) dan kelaparan yang tidak pernah ada ada pada generasi
sebelumnya." (HR. Ibnu Majah dan Al-Hakim dengan sanad shahih. Dishahihkan oleh
Syaikh al Albani dalam ash-Shahihah no. 106) Sesungguhnya sikap di atas sangat
bertentangan dengan sharihul nash, bahwa sesama muslim haruslah berkasih sayang, tolong-
2. menolong, dan membantu menghadapi musuh mereka. Bukan sebaliknya, terhadap muslim
malah sangat galak, namun terhadap kafir bermuka manis, saling tolong-menolong dan
bantu-membantu sampai pada persoalan kekufuran mereka. Semoga Allah menyadarkan
kaum muslimin yang sikapnya berbalik dengan sifat-sifat utama yang disebutkan Al-Qur'an,
"yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap
orang-orang kafir, yang berjihad di jalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang
yang suka mencela". Dan semoga kaum muslimin diselamatkan dari ketergelinciran para
tokoh yang gemar mengadu domba sesamanya. Lalu menyatukan mereka di atas Islam dan
bergerak untuk meninggikan kalimatullah di bumi Allah, Indonesia ini. َّْمهَّللَأ ْلَعاج
َانَتَدلَب اِيسيِنودنِإ ِْهِذَه ْةَدلَب ْةَبِيَط ْي ِرجَت ِْفاَهي َْكامَكحَأ ْةَّنس َو
َْكِلوس َر اَي ْيَح اَي ْوميَق! اَذَه َانالَح ىَفخَي َّل َْكيَلَع"Ya Allah, Jadikan
negeri kami Indonesia ini sebagai negeri yang baik, yang berjalan (berlaku) hukum-hukum-
Mu dan sunnah Rasul-Mu di dalamnya. Wahai Rabb Yang Mahahidup dan Yang berdiri
sendiri (tidak membutuhkan yang lain, bahkan yang lain butuh kepada-Nya), inilah kondisi
kami, tidak ada yang tersembunyi atas-Mu."
dJroel Fadjrul
Santri Poenya tjerita