SlideShare a Scribd company logo
1 of 15
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejak awal harus dikatakan bahwa meskipun aborsi kini merupakan topic yang sangat
kontrovensional, tetapi aborsi telah lama dikenal dalam sejarah. Sebenarnya, selama berabad-
abad, telah ada kelompok masyarakat yang membolehkanya dan kelompok masyarakat yang
membolehkannya dan kelompok masyarakat cina secara bebas menggunakan obat-obatan
untuk melakukan aborsi, sementara itu, undang-undang Assyria 1500 SM mengutuk aborsi
dalam kalimat berikut :
“Setiap wanita yang menyebabkan jatuhnya sesuatu yang ditahan oleh rahimnya .harus
diperiksa ,dihukum dan ditembak pada tiang pancang , dan tidak boleh dikubur” .
Dari hasil penggalian nash dalam Al Quraan dan Hadits, ustadz Abdul Qadim Zallum
menetapkan batas umur kehamilan kurang dari 40 hari untuk kebolehan melakukan aborsi,
tentunya atas indikasi medis yaitu mengancam nyawa ibu. Hasil ijtihad ini dapat menjadi
dasar bolehnya melakukan aborsi bagi korban perkosaan dengan ketentuan batas umur
kehamilan tadi. Adapun upaya legalisasi aborsi dengan alasan menurunkan angka kematian
ibu dan menyelamatkan masa depan remaja yang hamil akibat free sex haruslah ditolak.
Solusi yang tepat pada kasus ini adalah mencegah terjadinya free sex itu sendiri, bukan
melegalisasi aborsi, yang malah ‘menjamin’ menjamurnya free sex.
Angka aborsi di Indonesia saat ini cukup tinggi. Tak kurang dari dua juta kasus per
tahun. Hal ini terjadi karena liberalisme telah melahirkan kehidupan masyarakat serba bebas.
Tidak hanya bebas dalam memiliki sesuatu, bebas berpendapat, bebas memilih agama, juga
kebebasan bertingkah laku (baca: free sex). Tingginya free sex mengakibatkan tingginya
angka kehamilan yang tidak diinginkan (KTD), yang ujung-ujungnya berakhir pada tingginya
angka aborsi. Liberalisme juga telah membuat masyarakat ini dekat dengan pornografi dan
pornoaksi sehingga tak heran timbul kasus-kasus pelecehan seksual bahkan perkosaan. Kasus
perkosaan pun tak jarang berujung pada aborsi bila terjadi kehamilan. Aborsi juga dapat
terjadi pada kegagalan kontrasepsi. Selama ini aborsi oleh tenaga medis dilakukan bilamana
ada indikasi medis misalnya ibu dengan penyakit berat yang mengancam nyawa. Sebagai
seorang Muslim yang seluruh perbuatannya harus terikat dengan hukum syara, akan timbul
pertanyaan bagaimanakah hukum aborsi dalam pandangan Islam?
B. Rumsan Masalah
1. Apa itu Aborsi?
2. Apa hukumnya aborsi dalam pandangan Islam?
3. Jenis jenis aborsi/abortus ?
C. Tujuan
Agar masyarakat bisa memahami bahaya aborsi, baik secara hokum dan syariah. Serta
memberikan pembelajaran dan info kepada pembaca dan penulis.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Aborsi/Abortus
Aborsi adalah berakhirnya kehamilan dapat terjadi secara spontan akibat kelainan fisik
wanita atau akibat kelainan fisik wanita atau mungkin disengaja melalui campur tangan
manusia . hal ini bisa dilakukan dengan cara meminum obat-obatan tertentu dengan tujuan
mengakhiri kehamilan atau mengunjungi dokter dengan tujuan meminta pertolonganannya
untuk mengakhiri kehamilan baik mengosongkan isi rahim melalui proses penyedotan atau
dengan melebarkan
Setiap aborsi spontab yang terjadi karena faktor-faktor biomedis internal disebut sebagai
keguguran . yang demikian ini tidak menjadi kontrovensi.
Karena itu, dari definisi di atas , harus dipahami bahwa aborsi, sebenarnya,adalah setiap
tindakan yang diambil dengan tujuan meniadakan janin dari rahim wanita sebelum akhir
masa alamiah kehamilan.
Kesucian kehidupan.
Islam,seperti agama lain,menjunjung tinggi kesucian kehidupan.Terdapat sejumlah ayat-ayat
dalam Al-Quran yang bersaksi terhadap ini.sebagai contoh ,
 “Dan sesungguhnya kami telah memuliakan umat manusia” (QS 17:70)
 “Barang siapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena sebab-sebab yang
mewajibkan hokum qishah,atau bukan karena membuat kerusuhan di muka bumi ,
maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya .
 Dan juga , terdapat ayat-ayat lain yang secara empati mengingatkan manusia agar
tidak melakukan pembunuhan:
 C.”Dan janganlah kamu membunuh nyawa seseorang yang dilarang Allah kecuali
dengan alas an yang benar” (QS 17:33).
 D.”Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut melarat . kamilah
yang member rezeki kepada mereka dan kepadamu juga .
 Dan AL-Quran mengingatkan :
 E . “Dan bila perkara anak perempuan yang dikubur hidup-hidup sudah diperiksa
karena dosa apa dia dibunuh” (QS.818) .
 Lebih jauh lagi Al-quran menyesalkan bunuh diri :
 F.”Janganlah kamu membunuh dirimu,sesunguhnya Allah Maha pengasih kepadamu”
(QS 4:29)
 Kini marilah kita menganalisis implikasi ayat-ayat yang disebutkan di atas.Ayat (b)
dan (c)secara ekspilit menyatakan bahwa kehidupan manusia itu suci sehinga tidak
dapat diakhiri kecuali bila dilkukan untuk suatu sebab , seperti dalam eksekusi
hukuman mati atau dalam perang , atau dalam pem belaan diri dibenarkan .
Diceritakan bahwa nabi muhamad menjelaskan ayat di atas dengan kalimat berikut :
“ambilah dariku . sesungguhnya allah telah mencatatkan satu jalan bagi mereka .
Abortus dapat dibagi sebagai berikut:
I. Abortus spontan (terjadi dengan sendiri, keguguran, miscarriage) : merupakan 20 %
dari semua abortus ini dapat dibedakan menjadi :
 Abortus imminens (keguguran mengancam), Abortus ini baru mengancam dan
masih ada harapan untuk mempertahankannya. Hasil konsepsi masih dalam
uterus/rahim, dan tidak ada dilatasi serviks (pelebaran leher rahim)
 Abortus incipiens (keguguran berlangsung), abortus ini sudah berlangsung dan
tidak dapat dicegah lagi.2 Perdarahan disertai adanya dilatasi serviks uteri yang
meningkat, tetapi hasil konsepsi masih dalam uterus.
 Abortus incompletes (keguguran tidak lengkap), keluarnya sebagian hasil
konsepsi dengan masih ada sisa tertinggal dalam uterus.
 Abortus completus, semua hasil konsepsi sudah dikeluarkan.
 Missed Abortion (keguguran tertunda), keadaan di mana janin telah meninggal
sebelum minggu ke-22, tetapi tertahan di dalam rahim selama 2 bulan atau lebih
setelah janin meninggal.
 Abortus habitualis (keguguran berulang-ulang), abortus yang telah berulang dan
berturut-turut terjadi sekurang-kurangnya 3x berturut-turut.
II. Abortus provocatus (disengaja, digugurkan) : 80 % dari semua abortus.
a. Abortus provocatus artificialis atau abortus therapeuticus ialah pengguguran
kehamilan, biasanya dengan alat-alat dengan alasan bahwa kehamilan
membahayakan/membawa maut bagi ibu misalnya ibu memiliki penyakit jantung
(rheuma), hipertensi essentialis, karcinoma serviks.
Di Indonesia yang dimaksud dengan indikasi medik adalah demi menyelamatkan
nyawa ibu. Syarat-syaratnya:
 Dilakukan oleh tenaga kesehatan yang memiliki keahlian dan kewenangan untuk
melakukannya (yaitu seorang dokter ahli kebidanan dan penyakit kandungan)
sesuai dengan tanggung jawab profesi.
 Harus meminta pertimbangan tim ahli (ahli medis lain, agama, hukum, psikologi).
 Harus ada persetujuan tertulis dari penderita atau suaminya atau keluarga terdekat.
 Dilakukan di sarana kesehatan yang memiliki tenaga/peralatan yang memadai,
yang ditunjuk oleh pemerintah.
 Prosedur tidak dirahasiakan.
 Dokumen medik harus lengkap.
b. Abortus provocatus criminalis adalah pengguguran kehamilan tanpa alasan yang sah
dan dilarang oleh hukum. Abortus provocatus disebut juga Induced abortion atau
procured abortion: pengguguran kandungan yang disengaja. Termasuk di dalamnya
adalah:
1. Therapeutic abortion: pengguguran yang dilakukan karena kehamilan tersebut
mengancam kesehatan jasmani atau rohani sang ibu, terkadang dilakukan
sesudah pemerkosaan.
2. Eugenic abortion: pengguguran yang dilakukan terhadap janin yang cacat.
3. Elective abortion: pengguguran yang dilakukan untuk alasan-alasan lain.
Dalam bahasa sehari-hari, istilah "keguguran" biasanya digunakan untuk spontaneous
abortion, sementara "aborsi" digunakan untuk induced abortion.
Dr. Abdurrahman Al Baghdadi (1998) dalam bukunya Emansipasi Adakah Dalam
Islam halaman 127-128 menyebutkan bahwa aborsi dapat dilakukan sebelum atau sesudah
ruh (nyawa) ditiupkan. Jika dilakukan setelah setelah ditiupkannya ruh, yaitu setelah 4
(empat) bulan masa kehamilan, maka semua ulama ahli fiqih (fuqoha) sepakat akan
keharamannya. Tetapi para ulama fiqih berbeda pendapat jika aborsi dilakukan sebelum
ditiupkannya ruh. Sebagian memperbolehkan dan sebagiannya mengharamkannya.
Yang memperbolehkan aborsi sebelum peniupan ruh, antara lain Muhammad Ramli
(w. 1596 M) dalam kitabnya An Nihayah dengan alasan karena belum ada makhluk yang
bernyawa. Ada pula yang memandangnya makruh, dengan alasan karena janin sedang
mengalami pertumbuhan.
Siapa saja dari mereka yang melakukan pengguguran kandungan, berarti telah berbuat dosa
dan telah melakukan tindak kriminal yang mewajibkan pembayaran diyat bagi janin yang
gugur, yaitu seorang budak laki-laki atau perempuan, atau sepersepuluh diyat manusia
sempurna (10 ekor onta), sebagaimana telah diterangkan dalam hadits shahih dalam masalah
tersebut. Rasulullah Saw bersabda :
“Rasulullah Saw memberi keputusan dalam masalah janin dari seorang perempuan Bani
Lihyan yang gugur dalam keadaan mati, dengan satu ghurrah, yaitu seorang budak laki-laki
atau perempuan…” [HR. Bukhari dan Muslim, dari Abu Hurairah r.a.] (Abdul Qadim
Zallum, 1998).
Sedangkan aborsi pada janin yang usianya belum mencapai 40 hari, maka hukumnya boleh
(ja’iz) dan tidak apa-apa. Ini disebabkan bahwa apa yang ada dalam rahim belum menjadi
janin karena dia masih berada dalam tahapan sebagai nutfah (gumpalan darah), belum sampai
pada fase penciptaan yang menunjukkan ciri-ciri minimal sebagai manusia.
Di samping itu, pengguguran nutfah sebelum menjadi janin, dari segi hukum dapat
disamakan dengan ‘azl (coitus interruptus) yang dimaksudkan untuk mencegah terjadinya
kehamilan. ‘Azl dilakukan oleh seorang laki-laki yang tidak menghendaki kehamilan
perempuan yang digaulinya, sebab ‘azl merupakan tindakan mengeluarkan sperma di luar
vagina perem¬puan. Tindakan ini akan mengakibatkan kematian sel sperma, sebagaimana
akan mengakibatkan matinya sel telur, sehingga akan mengakibatkan tiadanya pertemuan sel
sperma dengan sel telur yang tentu tidak akan menimbulkan kehamilan.
Rasulullah Saw telah membolehkan ‘azl kepada seorang laki-laki yang bertanya kepada
beliau mengenai tindakannya menggauli budak perempuannya, sementara dia tidak
mengingin¬kan budak perempuannya hamil. Rasulullah Saw bersabda kepa¬danya:
“Lakukanlah ‘azl padanya jika kamu suka!” [HR. Ahmad, Muslim, dan Abu Dawud].
Namun demikian, dibolehkan melakukan aborsi baik pada tahap penciptaan janin, ataupun
setelah peniupan ruh padanya, jika dokter yang terpercaya menetapkan bahwa keberadaan
janin dalam perut ibu akan mengakibatkan kematian ibu dan janinnya sekaligus. Dalam
kondisi seperti ini, dibolehkan melakukan aborsi dan mengupayakan penyelamatan
kehidupan jiwa ibu. Menyelamatkan kehidupan adalah sesuatu yang diserukan oleh ajaran
Islam, sesuai firman Allah SWT:
“Barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia telah
memelihara kehidupan manusia semuanya.” (Qs. al-Maa’idah [5]: 32) .
Di samping itu aborsi dalam kondisi seperti ini termasuk pula upaya pengobatan. Sedangkan
Rasulullah Saw telah memerintahkan umatnya untuk berobat. Rasulullah Saw bersabda:
“Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla setiap kali menciptakan penyakit, Dia ciptakan pula
obatnya. Maka berobatlah kalian!” [HR. Ahmad].
Kaidah fiqih dalam masalah ini menyebutkan:
“Idza ta’aradha mafsadatani ru’iya a’zhamuha dhararan birtikabi akhaffihima”
“Jika berkumpul dua madharat (bahaya) dalam satu hukum, maka dipilih yang lebih ringan
madharatnya.” (Abdul Hamid Hakim, 1927, Mabadi` Awaliyah fi Ushul Al Fiqh wa Al
Qawa’id Al Fiqhiyah, halaman 35).
Berdasarkan kaidah ini, seorang wanita dibolehkan menggugurkan kandungannya jika
keberadaan kandungan itu akan mengancam hidupnya, meskipun ini berarti membunuh
janinnya. Memang mengggugurkan kandungan adalah suatu mafsadat. Begitu pula hilangnya
nyawa sang ibu jika tetap mempertahankan kandungannya juga suatu mafsadat. Namun tak
syak lagi bahwa menggugurkan kandungan janin itu lebih ringan madharatnya daripada
menghilangkan nyawa ibunya, atau membiarkan kehidupan ibunya terancam dengan
keberadaan janin tersebut (Dr. Abdurrahman Al Baghdadi, 1998).
Pendapat yang menyatakan bahwa aborsi diharamkan sejak pertemuan sel telur
dengan sel sperma dengan alasan karena sudah ada kehidupan pada kandungan, adalah
pendapat yang tidak kuat. Sebab kehidupan sebenarnya tidak hanya wujud setelah pertemuan
sel telur dengan sel sperma, tetapi bahkan dalam sel sperma itu sendiri sudah ada kehidupan,
begitu pula dalam sel telur, meski kedua sel itu belum bertemu. Kehidupan (al hayah)
menurut Ghanim Abduh dalam kitabnya Naqdh Al Isytirakiyah Al Marksiyah (1963)
halaman 85 adalah “sesuatu yang ada pada organisme hidup.” (asy syai` al qa`im fi al ka`in al
hayyi). Ciri-ciri adanya kehidupan adalah adanya pertumbuhan, gerak, iritabilita,
membutuhkan nutrisi, perkembangbiakan, dan sebagainya. Dengan pengertian kehidupan ini,
maka dalam sel telur dan sel sperma (yang masih baik, belum rusak) sebenarnya sudah
terdapat kehidupan, sebab jika dalam sel sperma dan sel telur tidak ada kehidupan, niscaya
tidak akan dapat terjadi pembuahan sel telur oleh sel sperma. Jadi, kehidupan (al hayah)
sebenarnya terdapat dalam sel telur dan sel sperma sebelum terjadinya pembuahan, bukan
hanya ada setelah pembuahan.
Berdasarkan penjelasan ini, maka pendapat yang mengharamkan aborsi setelah
pertemuan sel telur dan sel sperma dengan alasan sudah adanya kehidupan, adalah pendapat
yang lemah, sebab tidak didasarkan pada pemahaman fakta yang tepat akan pengertian
kehidupan (al hayah). Pendapat tersebut secara implisit menyatakan bahwa sebelum
terjadinya pertemuan sel telur dan sel sperma, berarti tidak ada kehidupan pada sel telur dan
sel sperma. Padahal faktanya tidak demikian. Andaikata katakanlah pendapat itu diterima,
niscaya segala sesuatu aktivitas yang menghilangkan kehidupan adalah haram, termasuk ‘azl.
Sebab dalam aktivitas ‘azl terdapat upaya untuk mencegah terjadinya kehidupan, yaitu
maksudnya kehidupan pada sel sperma dan sel telur (sebelum bertemu). Padahal ‘azl telah
dibolehkan oleh Rasulullah Saw. Dengan kata lain, pendapat yang menyatakan haramnya
aborsi setelah pertemuan sel telur dan sel sperma dengan alasan sudah adanya kehidupan,
akan bertentangan dengan hadits-hadits yang membolehkan ‘azl.
َ‫ال‬َ‫قَت‬َ‫ت‬ ‫ل‬َُ‫ا‬ ‫ال‬‫نل‬ ْ‫ل‬َ‫ا‬ ََِّ‫ل‬َ‫ن‬ َّ‫م‬َ‫ل‬‫ا‬َ‫ن‬ ‫م‬‫ن‬َِِّ‫م‬‫ا‬‫ح‬ ُِّ
“ Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya), melainkan
dengan suatu (alasan) yang benar. “ ( Q.S. Al Israa’: 33 )
Pergaulan bebas antara laki-laki dan perempuan di luar pernikahaan, terutama para pelajar
dan mahasiswa hari ini sudah sampai batas yang sangat mengkawatirkan. Ini akibat hilangnya
nilai-nilai agama dalam kehidupan masyarakat, ditambah dengan gencarnya mass media yang
menawarkan kehidupan glamor, bebas dan serba hedonis yang menyebabkan generasi muda
terseret dalam jurang kehancuran.
Pacaran sudah menjadi aktivitas yang lumrah, bahkan sebagian orang tua mlinder dan merasa
malu jika anaknya tidak mempunyai pacar, karena menurut pandangan mereka orang yang
tidak pacaran, adalah orang yang tidak bisa bergaul dan masa depannya suram,serta susah
mencari jodoh. Tidak sedikit dari mereka yang akhirnya melakukan hubungan seks di luar
pernikahan dan hamil, kemudian berakhir dengan pengguran kandungan dengan paksa.
Data statistis BKBN ( Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional) menunjukkan bahwa
sekitar 2.000.000 kasus aborsi terjadi setiap tahun di Indonesia. Untuk kasus aborsi di luar
negeri – khususnya di Amerika – data-datanya telah dikumpulkan oleh dua badan utama,
yaitu Federal Centers for Disease Control (CDC) dan Alan Guttmacher Institute (AGI) yang
menunjukkan hampir 2 juta jiwa terbunuh akibat aborsi. Jumlah ini jauh lebih banyak dari
jumlah nyawa manusia yang dibunuh dalam perang manapun dalam sejarah negara itu.
Begitu juga lebih banyak dari kematian akibat kecelakaan, maupun akibat penyakit .
Dengan demikian, aborsi secara umum merupakan perbuatan keji, tidak berperikemanusiaan
dan bertentangan hukum dan ajaran agama.
Walaupun demikian, hukum Aborsi secara khusus perlu dikaji secara lebih mendalam, karena
Aborsi bukanlah dalam satu bentuk, tetapi mempunyai berbagai macam. Sementara itu Islam
bukanlah agama yang kaku, tetapi agama yang memandang kehidupan manusia ini dari
berbagai sudut, sehingga ditemukan di dalamnya solusi ats segala problematika yang
dihadapi oleh manusia.
2 . Pandangan Islam Terhadap Nyawa, Janin dan Pembunuhan
Sebelum menjelaskan secara mendetail tentan hukum Aborsi, lebih dahulu perlu dijelaskan
tentang pandangan umum ajaran Islam tentang nyawa, janin dan pembunuhan, yaitu sebagai
berikut :
Pertama: Manusia adalah ciptaan Allah yang mulia, tidak boleh dihinakan baik dengan
merubah ciptaan tersebut, maupun mengranginya dengan cara memotong sebagiananggota
tubuhnya, maupun dengan cara memperjual belikannya, maupun dengan cara
menghilangkannya sama sekali yaitu dengan membunuhnya, sebagaiman firman Allah swt : .
ْ‫َق‬ ََّ‫ا‬‫ت‬ ‫ق‬‫ا‬‫م‬‫ا‬ ‫ل‬َ‫ن‬ ‫م‬ ‫ا‬َِّ
“Dan sesungguhnya Kami telah memuliakan umat manusia “ ( Qs. al-Isra’:70)
Kedua: Membunuh satu nyawa sama artinya dengan membunuh semua orang.
Menyelamatkan satu nyawa sama artinya dengan menyelamatkan semua orang.
‫ن‬ َ‫أ‬ ‫م‬‫ج‬‫نل‬ ََّ‫ن‬ ‫ك‬‫قق‬َ‫ن‬ ‫م‬ِّ‫ا‬ ‫ك‬َّ‫م‬َ ََ‫م‬‫ي‬‫إ‬َ‫ت‬ ‫ق‬ََ‫م‬َ ‫أ‬ِ‫ه‬ ‫ا‬ ‫ق‬‫ل‬ ‫ا‬ ‫يأ‬َْ‫ن‬َ‫م‬‫ب‬َ‫ا‬ ََّ‫ا‬‫ت‬ ٍََّ ‫ق‬‫ما‬ ِ‫ن‬ ٍََ‫ي‬ َ‫أ‬‫م‬‫ر‬‫ا‬ ‫م‬ َ‫ا‬ ‫ق‬َ‫ل‬ َ
‫م‬‫ا‬‫ا‬ ‫ق‬َ‫ل‬ َ ‫ن‬ ‫ق‬‫قع‬‫ي‬‫م‬‫ا‬‫ا‬ ‫م‬ ‫ا‬ِّ ‫ق‬َ‫ه‬‫ي‬ََ‫ر‬ ‫قأ‬‫ل‬‫ا‬َ‫ن‬ ‫أ‬ِ‫قه‬َ‫ه‬‫ي‬ََ‫ر‬ ‫قأ‬‫ل‬‫ا‬َ‫ن‬ ‫ق‬‫ي‬
“Barang siapa yang membunuh seorang manusia, maka seakan-akan dia telah membunuh
manusia seluruhnya. Dan barang siapa yang memelihara keselamatan nyawa seorang
manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara keselamatan nyawa manusia semuanya.”
(Qs. Al Maidah:32)
Ketiga: Dilarang membunuh anak ( termasuk di dalamnya janin yang masih dalam
kandungan ) , hanya karena takut miskin. Sebagaimana firman Allah swt :
‫ق‬‫ل‬‫ال‬َ‫ا‬ِّ ‫م‬‫ت‬‫ل‬‫ه‬ْ ‫م‬َ ‫م‬‫ت‬‫ل‬ ‫ك‬‫خ‬َ‫م‬‫ا‬َ‫ا‬ ‫ي‬‫م‬ْ‫ق‬ ‫م‬‫ت‬‫ن‬‫ُق‬ ‫م‬ِّ‫ا‬ ‫م‬‫ن‬َِِّ‫م‬‫ا‬‫ح‬ ُِّ‫ن‬ََ‫ي‬َ ‫ن‬ ‫ن‬َْ‫م‬َ َ‫ق‬ ‫ق‬‫ن‬ ‫م‬‫ت‬‫ل‬َّ‫م‬ِ‫ه‬ ‫ل‬ ‫ا‬ ‫ت‬‫ن‬
“Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut melarat. Kamilah yang memberi
rezeki kepada mereka dan kepadamu juga. Sesungguhnya membunuh mereka adalah dosa
yang besar.” (Qs al Isra’ : 31)
Keempat : Setiap janin yang terbentuk adalah merupakan kehendak Allah swt, sebagaimana
firman Allah swt
ََ‫م‬َ َ‫ر‬ ‫م‬‫ت‬ ‫ر‬ ََ‫م‬‫ر‬ ‫ل‬‫ت‬ َ‫ا‬ََ‫ش‬‫ا‬ ‫ك‬‫أ‬‫ر‬‫ا‬ َََ‫ا‬ ْ‫ق‬ْ ‫ق‬‫ا‬ َْ‫ق‬‫ا‬ ‫م‬‫ج‬ ‫م‬‫نل‬ ََّ‫ن‬ ‫ش‬ََ‫ا‬ ِّ
“Selanjutnya Kami dudukan janin itu dalam rahim menurut kehendak Kami selama umur
kandungan. Kemudian kami keluarkan kamu dari rahim ibumu sebagai bayi.” (QS al Hajj : 5)
Kelima : Larangan membunuh jiwa tanpa hak, sebagaimana firman Allah swt :
َ‫ال‬َ‫قَت‬َ‫ت‬ ‫ل‬َُ‫ا‬ ‫ال‬‫نل‬ ْ‫ل‬َ‫ا‬ ََِّ‫ل‬َ‫ن‬ َّ‫م‬َ‫ل‬‫ا‬َ‫ن‬ ‫م‬‫ن‬َِِّ‫م‬‫ا‬‫ح‬ ُِّ
“Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah melainkan dengan alasan yang
benar “ ( Qs al Isra’ : 33 )
3.Hukum Aborsi Dalam Islam.
Di dalam teks-teks al Qur’an dan Hadist tidak didapati secara khusus hukum aborsi, tetapi
yang ada adalah larangan untuk membunuh jiwa orang tanpa hak, sebagaimana firman Allah
swt :
َ ‫ل‬ ٍ‫ا‬ِّ ‫ق‬‫ا‬‫ه‬َِّ َ‫ق‬‫م‬‫ي‬ٍَّ ‫ال‬‫نل‬ َ َََِّ ‫ق‬‫يل‬َ‫ن‬ ‫َن‬ ََ‫ق‬‫ق‬ ‫ت‬‫ل‬‫ا‬‫ل‬‫ر‬ ‫ا‬‫َو‬َِ‫ن‬ ‫َن‬ َ‫ال‬َ‫ه‬ِ‫ش‬‫ا‬ ‫ق‬َ‫ا‬َ‫ا‬‫َم‬‫ا‬ ‫م‬‫أ‬ِ‫م‬‫ا‬‫ال‬ ‫ا‬ِّ ‫ق‬
‫ق‬ََ‫ي‬َ‫ب‬ٍ ‫ق‬َ‫ت‬‫ن‬‫م‬ٍ
“ Dan barang siapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja, maka balasannya
adalah neraka Jahanam, dan dia kekal di dalamnya,dan Allah murka kepadanya dan
melaknatnya serta menyediakan baginya adzab yang besar( Qs An Nisa’ : 93 )
Begitu juga hadist yang diriwayatkan oleh Ibnu Mas’ud bahwasanya Rosulullah saw
bersabda :
ٍََ‫ي‬ ‫أ‬‫م‬‫د‬َ‫ا‬ َ ‫ا‬ٍَّ ٍََ‫ي‬ ََّ‫ن‬ ِ ‫ال‬ ‫ل‬‫ت‬ ‫ق‬َ‫ا‬ ‫م‬ِ‫ال‬ ‫ي‬َ‫ه‬‫ت‬ ‫م‬‫ج‬‫ا‬ َ‫ق‬َ‫ال‬‫ا‬‫ا‬ َ ‫م‬ ‫ت‬ ََّ‫ن‬ ‫ق‬‫ا‬‫م‬َّ‫ق‬ ََ‫م‬ِ‫ال‬ ‫م‬‫ت‬‫ن‬ ‫ا‬‫ا‬ ‫ل‬‫ل‬ َ‫ا‬
ََ‫ت‬ ‫م‬‫ج‬ََ‫ت‬ َ‫ا‬‫َم‬‫ال‬ِّ ‫ِّم‬‫ش‬ََ‫ن‬ َ‫ق‬‫ي‬َ‫ن‬ ََ‫م‬‫ا‬‫ي‬‫ن‬ ٍََّ‫م‬َ‫ن‬ ‫أ‬‫ب‬ ‫م‬َ‫ال‬ ‫ل‬‫ت‬ ٍََ‫ي‬ ‫أ‬‫م‬‫د‬َ‫ا‬ َ ‫إ‬‫م‬َ‫ا‬ ٍََ‫ي‬ ََّ‫ن‬ ِ ‫ال‬ ‫ل‬‫ت‬
‫ك‬ ‫ي‬َ‫ه‬‫ب‬ ‫م‬ِّ‫ا‬ َََّ‫ا‬ ِّ َ‫ق‬ٍَََِّّ َ‫ق‬ََّ‫ر‬‫ا‬ِّ َ‫ق‬َ‫ه‬‫م‬ْ َ‫ج‬ ََ‫م‬ِ َ‫ت‬ ‫ك‬ ‫ق‬َََّ‫ن‬
“ Sesungguhnya seseorang dari kamu dikumpulkan penciptaannya di dalam perut ibunya
selama empat puluh hari. Setelah genap empat puluh hari kedua, terbentuklah segumlah darah
beku. Ketika genap empat puluh hari ketiga , berubahlah menjadi segumpal daging.
Kemudian Allah mengutus malaikat untuk meniupkan roh, serta memerintahkan untuk
menulis empat perkara, yaitu penentuan rizki, waktu kematian, amal, serta nasibnya, baik
yang celaka, maupun yang bahagia. “ ( Bukhari dan Muslim )
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sudah jelas disebutkan dalam undang-undang Assyria 1500 SM mengutuk aborsi dalam
kalimat berikut :
Setiap wanita yang menyebabkan jatuhnya sesuatu yang ditahan oleh rahimnya .harus
diperiksa ,dihukum dan ditembak pada tiang pancang , dan tidak boleh dikubur .
Maka Abosri sangat tidak dibenarkan dalam hokum islam, begitu pula dengan hokum
Negara, bng melakukan aborsi bila tetap melakukan praktek aborsi maka yang melakukan
aborsi serta dokter yang membantu akan mendapatkan sangsi tindak pidana serta perdata.
B. Saran
Pengaplikasian Agama Islam dalam bidang social, budaya,ekonomi dan pendidikan sangat
penting dan sebaiknya di pahami dan di mengerti dengan baik. Apa lagi mengenai masalah
yang mugkin sudah biasa dikalangan remaja saat ini yaitu aborsi/abortus. Sebaiknya orang
tua lebih memberikan pendidikan khusus kepada anak mengenai pergaulan remaja , serta
membimbing anak dalam pergaulan agar bisa menjaga jarak, sehingga dapat memudahkan
kita dalam kehidupan bermasyarakat dan dapat pula menambah wawasan kita dalam
beragama.
DAFTAR PUSTAKA
 http://www.google.com
 http://www.wikipedia.org.com
 http://www.ahmadzain.com/read/karya-tulis/258/hukum-aborsi-dalam-islam/.
2008:Jakarta. puskfi (pusat kajian ilmu fiqih dan kajian ilmu islam)
 Ebrahim, adbul fadl mohsin. Cetakan 1 Ramadhan 1417/febuari 1988. Aborsi
Kontrasepsi Dan Mengatasi Kemandulan. A.S. noordeen: Kuala lumpur,Malaysia
 http://quran.ittelkom.ac.id/?sid=4&aid=93&pid=arabicid
 http://quran.com/4/93
 http://www.muftisays.com/blog/Seifeddine-M/2764_05-04-2012/surah-annisa-
9293.html
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan pada Allah SWT, Karena atas berkat dan rahmat-Nya
penyusun dapat menyelesaikan penyusunan makalah Agama ini. Dengan kami harapkan
kiranya makalah yang telah kami susun dapat bermanfaat bagi para pembaca atau pihak lain
yang membutuhkan informasi dalam makalah Pandangan islam Tentang aborsi ini.
Dalam makalah ini terdapat banyak sekali informasi mengenai nilai-nilai yang berkaitan dan
menjadi dasar dalam Kebidanan.
Kami menyadari bahwa makalah yang kami susun ini jauh dari kata sempurna,untuk itu
kami berbesar hati untuk menerima segala kritik dan saran dari berbagai pihak. Kami juga
tidak lupa menyampaikan ucapan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah bersedia
membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini.
Akhir kata kami mohon maaf atas kekurangan serta kejanggalan baik isi maupun dalam
teknik penyusunannya.
Raha, November 2013
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar..................................................................................................................... i
Daftar Isi.............................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................................................ 1
1.2 Rumusan masalah............................................................................................................ 2
1.3 Tujuan............................................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
1. Pengertian Aborsi.............................................................................................................. 3
2. pandangan islam terhadap nyawa...................................................................................... 8
3. Hukum Aborsi dalam islam.............................................................................................. 9
BAB III PENUTUP
3.1 KESIMPULAN................................................................................................................10
3.2 SARAN............................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................1
MAKALAH
PANDANGAN ISLAM TENTANG ABORSI
DI SUSUN OLEH:
NAMA : WA ODE MINARTIN
NIM : 2013.IB.0047
TINGKAT : I A.
AKADEMI KEBIDANAN PARAMATA RAHA
KABUPATEN MUNA
2013 / 2014
Hukum Aborsi Dalam Islam

More Related Content

What's hot

What's hot (10)

Aborsi
AborsiAborsi
Aborsi
 
Aborsi sudut pandang agama islam
Aborsi sudut pandang agama islamAborsi sudut pandang agama islam
Aborsi sudut pandang agama islam
 
ABORSI DALAM TINJAUAN ETIKA, HUKUM POSITIF DAN HUKUM ISLAM
ABORSI DALAM TINJAUAN ETIKA, HUKUM POSITIF DAN HUKUM ISLAMABORSI DALAM TINJAUAN ETIKA, HUKUM POSITIF DAN HUKUM ISLAM
ABORSI DALAM TINJAUAN ETIKA, HUKUM POSITIF DAN HUKUM ISLAM
 
Masail Fiqhiyah (Aborsi)
Masail Fiqhiyah (Aborsi)Masail Fiqhiyah (Aborsi)
Masail Fiqhiyah (Aborsi)
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 
Hukum seputar aborsi
Hukum seputar aborsiHukum seputar aborsi
Hukum seputar aborsi
 
Makalah aborsi dalam pandangan islam maryani
Makalah aborsi dalam pandangan islam maryaniMakalah aborsi dalam pandangan islam maryani
Makalah aborsi dalam pandangan islam maryani
 
Kb dalam islam
Kb dalam islamKb dalam islam
Kb dalam islam
 
Aborsi
AborsiAborsi
Aborsi
 
10 kontemporer
10 kontemporer10 kontemporer
10 kontemporer
 

Viewers also liked (10)

Cindy Hines Reference Letter
Cindy Hines Reference LetterCindy Hines Reference Letter
Cindy Hines Reference Letter
 
Estadisticas descriptiva
Estadisticas descriptivaEstadisticas descriptiva
Estadisticas descriptiva
 
О.Є.Матвійчук. Упровадження основних орієнтирів виховання засобами проектних ...
О.Є.Матвійчук. Упровадження основних орієнтирів виховання засобами проектних ...О.Є.Матвійчук. Упровадження основних орієнтирів виховання засобами проектних ...
О.Є.Матвійчук. Упровадження основних орієнтирів виховання засобами проектних ...
 
Makalah ikatan hidrogen (2)
Makalah ikatan hidrogen (2)Makalah ikatan hidrogen (2)
Makalah ikatan hidrogen (2)
 
RSA no Setor Financeiro - Painel tarde: Aline Aguiar, Rabobank
RSA no Setor Financeiro - Painel tarde: Aline Aguiar, RabobankRSA no Setor Financeiro - Painel tarde: Aline Aguiar, Rabobank
RSA no Setor Financeiro - Painel tarde: Aline Aguiar, Rabobank
 
DUEZTRENDS
DUEZTRENDSDUEZTRENDS
DUEZTRENDS
 
linsey stirling
linsey stirlinglinsey stirling
linsey stirling
 
2book
2book2book
2book
 
Т.І.Свирська. Патріотичне виховання – це сфера духовного життя
Т.І.Свирська. Патріотичне виховання – це сфера духовного життяТ.І.Свирська. Патріотичне виховання – це сфера духовного життя
Т.І.Свирська. Патріотичне виховання – це сфера духовного життя
 
محاضرة في القانون الدولي والمنظمات الدولية
محاضرة في القانون الدولي والمنظمات الدوليةمحاضرة في القانون الدولي والمنظمات الدولية
محاضرة في القانون الدولي والمنظمات الدولية
 

Similar to Hukum Aborsi Dalam Islam

Makalah aborsi dalam islam wa ode minartin
Makalah aborsi dalam islam wa ode minartinMakalah aborsi dalam islam wa ode minartin
Makalah aborsi dalam islam wa ode minartinSeptian Muna Barakati
 
Makalah aborsi dalam pandangan islam maryani
Makalah aborsi dalam pandangan islam maryaniMakalah aborsi dalam pandangan islam maryani
Makalah aborsi dalam pandangan islam maryaniSeptian Muna Barakati
 
Slide-LSE-LSE-Slide-10.pptx
Slide-LSE-LSE-Slide-10.pptxSlide-LSE-LSE-Slide-10.pptx
Slide-LSE-LSE-Slide-10.pptxIlhamKholik3
 
Aborsi Inseminasi Transplantasi Bayi Tabung.pptx
Aborsi Inseminasi Transplantasi Bayi Tabung.pptxAborsi Inseminasi Transplantasi Bayi Tabung.pptx
Aborsi Inseminasi Transplantasi Bayi Tabung.pptxsalmairmasuryani1203
 
Makalah aborsi dalam pandangan islam maryani
Makalah aborsi dalam pandangan islam maryaniMakalah aborsi dalam pandangan islam maryani
Makalah aborsi dalam pandangan islam maryaniWarnet Raha
 
Makalah aborsi dalam pandangan islam maryani
Makalah aborsi dalam pandangan islam maryaniMakalah aborsi dalam pandangan islam maryani
Makalah aborsi dalam pandangan islam maryaniSeptian Muna Barakati
 
Makalah aborsi dalam pandangan islam maryani (2)
Makalah aborsi dalam pandangan islam maryani (2)Makalah aborsi dalam pandangan islam maryani (2)
Makalah aborsi dalam pandangan islam maryani (2)Septian Muna Barakati
 
Presentasi aborsi
Presentasi aborsiPresentasi aborsi
Presentasi aborsiBayu aji
 
Presentasiaborsi 130821184729-phpapp02
Presentasiaborsi 130821184729-phpapp02Presentasiaborsi 130821184729-phpapp02
Presentasiaborsi 130821184729-phpapp02sudartomuiz
 
Aborsi dalam perspektif agama dan kesehatan
Aborsi dalam perspektif agama dan kesehatanAborsi dalam perspektif agama dan kesehatan
Aborsi dalam perspektif agama dan kesehatanNenell 'kovalen' Miraldy
 

Similar to Hukum Aborsi Dalam Islam (20)

Makalah aborsi dalam islam wa ode minartin
Makalah aborsi dalam islam wa ode minartinMakalah aborsi dalam islam wa ode minartin
Makalah aborsi dalam islam wa ode minartin
 
Makalah aborsi dalam islam wa ode minartin
Makalah aborsi dalam islam wa ode minartinMakalah aborsi dalam islam wa ode minartin
Makalah aborsi dalam islam wa ode minartin
 
Makalah aborsi dalam islam wa ode minartin
Makalah aborsi dalam islam wa ode minartinMakalah aborsi dalam islam wa ode minartin
Makalah aborsi dalam islam wa ode minartin
 
Aborsi ditinjau dari sudut agama
Aborsi ditinjau dari sudut agamaAborsi ditinjau dari sudut agama
Aborsi ditinjau dari sudut agama
 
Makalah aborsi dalam pandangan islam maryani
Makalah aborsi dalam pandangan islam maryaniMakalah aborsi dalam pandangan islam maryani
Makalah aborsi dalam pandangan islam maryani
 
Makalah aborsi dalam pandangan islam maryani
Makalah aborsi dalam pandangan islam maryaniMakalah aborsi dalam pandangan islam maryani
Makalah aborsi dalam pandangan islam maryani
 
Makalah aborsi dalam pandangan islam maryani
Makalah aborsi dalam pandangan islam maryaniMakalah aborsi dalam pandangan islam maryani
Makalah aborsi dalam pandangan islam maryani
 
Makalah aborsi dalam pandangan islam maryani
Makalah aborsi dalam pandangan islam maryaniMakalah aborsi dalam pandangan islam maryani
Makalah aborsi dalam pandangan islam maryani
 
Slide-LSE-LSE-Slide-10.pptx
Slide-LSE-LSE-Slide-10.pptxSlide-LSE-LSE-Slide-10.pptx
Slide-LSE-LSE-Slide-10.pptx
 
Aborsi Inseminasi Transplantasi Bayi Tabung.pptx
Aborsi Inseminasi Transplantasi Bayi Tabung.pptxAborsi Inseminasi Transplantasi Bayi Tabung.pptx
Aborsi Inseminasi Transplantasi Bayi Tabung.pptx
 
Makalah aborsi dalam pandangan islam maryani
Makalah aborsi dalam pandangan islam maryaniMakalah aborsi dalam pandangan islam maryani
Makalah aborsi dalam pandangan islam maryani
 
Makalah aborsi dalam pandangan islam maryani
Makalah aborsi dalam pandangan islam maryaniMakalah aborsi dalam pandangan islam maryani
Makalah aborsi dalam pandangan islam maryani
 
Makalah aborsi dalam pandangan islam maryani (2)
Makalah aborsi dalam pandangan islam maryani (2)Makalah aborsi dalam pandangan islam maryani (2)
Makalah aborsi dalam pandangan islam maryani (2)
 
Presentasi aborsi
Presentasi aborsiPresentasi aborsi
Presentasi aborsi
 
Presentasiaborsi 130821184729-phpapp02
Presentasiaborsi 130821184729-phpapp02Presentasiaborsi 130821184729-phpapp02
Presentasiaborsi 130821184729-phpapp02
 
Makalah iskes
Makalah iskesMakalah iskes
Makalah iskes
 
Aborsi dalam perspektif agama dan kesehatan
Aborsi dalam perspektif agama dan kesehatanAborsi dalam perspektif agama dan kesehatan
Aborsi dalam perspektif agama dan kesehatan
 
Isu etik (aborsi)
Isu etik (aborsi)Isu etik (aborsi)
Isu etik (aborsi)
 
Kb dalam islam
Kb dalam islamKb dalam islam
Kb dalam islam
 
Kb dalam islam
Kb dalam islamKb dalam islam
Kb dalam islam
 

More from Septian Muna Barakati (20)

Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
Kti eni safitri AKBID YKN RAHA Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
 
Kti hikmat AKBID YKN RAHA
Kti hikmat AKBID YKN RAHA Kti hikmat AKBID YKN RAHA
Kti hikmat AKBID YKN RAHA
 
Kti niski astria AKBID YKN RAHA
Kti niski astria AKBID YKN RAHA Kti niski astria AKBID YKN RAHA
Kti niski astria AKBID YKN RAHA
 
Kti ikra AKBID YKN RAHA
Kti ikra AKBID YKN RAHA Kti ikra AKBID YKN RAHA
Kti ikra AKBID YKN RAHA
 
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
 
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
 
Dokomen polisi
Dokomen polisiDokomen polisi
Dokomen polisi
 
Dokumen perusahaan
Dokumen perusahaanDokumen perusahaan
Dokumen perusahaan
 
Dokumen polisi 3
Dokumen polisi 3Dokumen polisi 3
Dokumen polisi 3
 
Dosa besar
Dosa besarDosa besar
Dosa besar
 
Ekosistem padang lamun
Ekosistem padang lamunEkosistem padang lamun
Ekosistem padang lamun
 
Faktor faktor yang mempengaruhi penduduk
Faktor faktor yang mempengaruhi pendudukFaktor faktor yang mempengaruhi penduduk
Faktor faktor yang mempengaruhi penduduk
 
E
EE
E
 
Faktor
FaktorFaktor
Faktor
 
Fho...................
Fho...................Fho...................
Fho...................
 
555555555555555 (2)
555555555555555 (2)555555555555555 (2)
555555555555555 (2)
 
99 nama allah swt beserta artinya
99 nama allah swt beserta artinya99 nama allah swt beserta artinya
99 nama allah swt beserta artinya
 
10 impact of global warming
10 impact of global warming10 impact of global warming
10 impact of global warming
 
10 dampak pemanasan global
10 dampak pemanasan global10 dampak pemanasan global
10 dampak pemanasan global
 
5 w 1h penyakit hiv
5 w 1h  penyakit hiv5 w 1h  penyakit hiv
5 w 1h penyakit hiv
 

Hukum Aborsi Dalam Islam

  • 1. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejak awal harus dikatakan bahwa meskipun aborsi kini merupakan topic yang sangat kontrovensional, tetapi aborsi telah lama dikenal dalam sejarah. Sebenarnya, selama berabad- abad, telah ada kelompok masyarakat yang membolehkanya dan kelompok masyarakat yang membolehkannya dan kelompok masyarakat cina secara bebas menggunakan obat-obatan untuk melakukan aborsi, sementara itu, undang-undang Assyria 1500 SM mengutuk aborsi dalam kalimat berikut : “Setiap wanita yang menyebabkan jatuhnya sesuatu yang ditahan oleh rahimnya .harus diperiksa ,dihukum dan ditembak pada tiang pancang , dan tidak boleh dikubur” . Dari hasil penggalian nash dalam Al Quraan dan Hadits, ustadz Abdul Qadim Zallum menetapkan batas umur kehamilan kurang dari 40 hari untuk kebolehan melakukan aborsi, tentunya atas indikasi medis yaitu mengancam nyawa ibu. Hasil ijtihad ini dapat menjadi dasar bolehnya melakukan aborsi bagi korban perkosaan dengan ketentuan batas umur kehamilan tadi. Adapun upaya legalisasi aborsi dengan alasan menurunkan angka kematian ibu dan menyelamatkan masa depan remaja yang hamil akibat free sex haruslah ditolak. Solusi yang tepat pada kasus ini adalah mencegah terjadinya free sex itu sendiri, bukan melegalisasi aborsi, yang malah ‘menjamin’ menjamurnya free sex. Angka aborsi di Indonesia saat ini cukup tinggi. Tak kurang dari dua juta kasus per tahun. Hal ini terjadi karena liberalisme telah melahirkan kehidupan masyarakat serba bebas. Tidak hanya bebas dalam memiliki sesuatu, bebas berpendapat, bebas memilih agama, juga kebebasan bertingkah laku (baca: free sex). Tingginya free sex mengakibatkan tingginya angka kehamilan yang tidak diinginkan (KTD), yang ujung-ujungnya berakhir pada tingginya angka aborsi. Liberalisme juga telah membuat masyarakat ini dekat dengan pornografi dan pornoaksi sehingga tak heran timbul kasus-kasus pelecehan seksual bahkan perkosaan. Kasus perkosaan pun tak jarang berujung pada aborsi bila terjadi kehamilan. Aborsi juga dapat terjadi pada kegagalan kontrasepsi. Selama ini aborsi oleh tenaga medis dilakukan bilamana ada indikasi medis misalnya ibu dengan penyakit berat yang mengancam nyawa. Sebagai seorang Muslim yang seluruh perbuatannya harus terikat dengan hukum syara, akan timbul pertanyaan bagaimanakah hukum aborsi dalam pandangan Islam?
  • 2. B. Rumsan Masalah 1. Apa itu Aborsi? 2. Apa hukumnya aborsi dalam pandangan Islam? 3. Jenis jenis aborsi/abortus ? C. Tujuan Agar masyarakat bisa memahami bahaya aborsi, baik secara hokum dan syariah. Serta memberikan pembelajaran dan info kepada pembaca dan penulis.
  • 3. BAB II PEMBAHASAN 1. Pengertian Aborsi/Abortus Aborsi adalah berakhirnya kehamilan dapat terjadi secara spontan akibat kelainan fisik wanita atau akibat kelainan fisik wanita atau mungkin disengaja melalui campur tangan manusia . hal ini bisa dilakukan dengan cara meminum obat-obatan tertentu dengan tujuan mengakhiri kehamilan atau mengunjungi dokter dengan tujuan meminta pertolonganannya untuk mengakhiri kehamilan baik mengosongkan isi rahim melalui proses penyedotan atau dengan melebarkan Setiap aborsi spontab yang terjadi karena faktor-faktor biomedis internal disebut sebagai keguguran . yang demikian ini tidak menjadi kontrovensi. Karena itu, dari definisi di atas , harus dipahami bahwa aborsi, sebenarnya,adalah setiap tindakan yang diambil dengan tujuan meniadakan janin dari rahim wanita sebelum akhir masa alamiah kehamilan. Kesucian kehidupan. Islam,seperti agama lain,menjunjung tinggi kesucian kehidupan.Terdapat sejumlah ayat-ayat dalam Al-Quran yang bersaksi terhadap ini.sebagai contoh ,  “Dan sesungguhnya kami telah memuliakan umat manusia” (QS 17:70)  “Barang siapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena sebab-sebab yang mewajibkan hokum qishah,atau bukan karena membuat kerusuhan di muka bumi , maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya .  Dan juga , terdapat ayat-ayat lain yang secara empati mengingatkan manusia agar tidak melakukan pembunuhan:  C.”Dan janganlah kamu membunuh nyawa seseorang yang dilarang Allah kecuali dengan alas an yang benar” (QS 17:33).  D.”Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut melarat . kamilah yang member rezeki kepada mereka dan kepadamu juga .  Dan AL-Quran mengingatkan :  E . “Dan bila perkara anak perempuan yang dikubur hidup-hidup sudah diperiksa karena dosa apa dia dibunuh” (QS.818) .  Lebih jauh lagi Al-quran menyesalkan bunuh diri :  F.”Janganlah kamu membunuh dirimu,sesunguhnya Allah Maha pengasih kepadamu” (QS 4:29)  Kini marilah kita menganalisis implikasi ayat-ayat yang disebutkan di atas.Ayat (b) dan (c)secara ekspilit menyatakan bahwa kehidupan manusia itu suci sehinga tidak
  • 4. dapat diakhiri kecuali bila dilkukan untuk suatu sebab , seperti dalam eksekusi hukuman mati atau dalam perang , atau dalam pem belaan diri dibenarkan . Diceritakan bahwa nabi muhamad menjelaskan ayat di atas dengan kalimat berikut : “ambilah dariku . sesungguhnya allah telah mencatatkan satu jalan bagi mereka . Abortus dapat dibagi sebagai berikut: I. Abortus spontan (terjadi dengan sendiri, keguguran, miscarriage) : merupakan 20 % dari semua abortus ini dapat dibedakan menjadi :  Abortus imminens (keguguran mengancam), Abortus ini baru mengancam dan masih ada harapan untuk mempertahankannya. Hasil konsepsi masih dalam uterus/rahim, dan tidak ada dilatasi serviks (pelebaran leher rahim)  Abortus incipiens (keguguran berlangsung), abortus ini sudah berlangsung dan tidak dapat dicegah lagi.2 Perdarahan disertai adanya dilatasi serviks uteri yang meningkat, tetapi hasil konsepsi masih dalam uterus.  Abortus incompletes (keguguran tidak lengkap), keluarnya sebagian hasil konsepsi dengan masih ada sisa tertinggal dalam uterus.  Abortus completus, semua hasil konsepsi sudah dikeluarkan.  Missed Abortion (keguguran tertunda), keadaan di mana janin telah meninggal sebelum minggu ke-22, tetapi tertahan di dalam rahim selama 2 bulan atau lebih setelah janin meninggal.  Abortus habitualis (keguguran berulang-ulang), abortus yang telah berulang dan berturut-turut terjadi sekurang-kurangnya 3x berturut-turut. II. Abortus provocatus (disengaja, digugurkan) : 80 % dari semua abortus. a. Abortus provocatus artificialis atau abortus therapeuticus ialah pengguguran kehamilan, biasanya dengan alat-alat dengan alasan bahwa kehamilan membahayakan/membawa maut bagi ibu misalnya ibu memiliki penyakit jantung (rheuma), hipertensi essentialis, karcinoma serviks. Di Indonesia yang dimaksud dengan indikasi medik adalah demi menyelamatkan nyawa ibu. Syarat-syaratnya:  Dilakukan oleh tenaga kesehatan yang memiliki keahlian dan kewenangan untuk melakukannya (yaitu seorang dokter ahli kebidanan dan penyakit kandungan) sesuai dengan tanggung jawab profesi.  Harus meminta pertimbangan tim ahli (ahli medis lain, agama, hukum, psikologi).  Harus ada persetujuan tertulis dari penderita atau suaminya atau keluarga terdekat.  Dilakukan di sarana kesehatan yang memiliki tenaga/peralatan yang memadai, yang ditunjuk oleh pemerintah.
  • 5.  Prosedur tidak dirahasiakan.  Dokumen medik harus lengkap. b. Abortus provocatus criminalis adalah pengguguran kehamilan tanpa alasan yang sah dan dilarang oleh hukum. Abortus provocatus disebut juga Induced abortion atau procured abortion: pengguguran kandungan yang disengaja. Termasuk di dalamnya adalah: 1. Therapeutic abortion: pengguguran yang dilakukan karena kehamilan tersebut mengancam kesehatan jasmani atau rohani sang ibu, terkadang dilakukan sesudah pemerkosaan. 2. Eugenic abortion: pengguguran yang dilakukan terhadap janin yang cacat. 3. Elective abortion: pengguguran yang dilakukan untuk alasan-alasan lain. Dalam bahasa sehari-hari, istilah "keguguran" biasanya digunakan untuk spontaneous abortion, sementara "aborsi" digunakan untuk induced abortion. Dr. Abdurrahman Al Baghdadi (1998) dalam bukunya Emansipasi Adakah Dalam Islam halaman 127-128 menyebutkan bahwa aborsi dapat dilakukan sebelum atau sesudah ruh (nyawa) ditiupkan. Jika dilakukan setelah setelah ditiupkannya ruh, yaitu setelah 4 (empat) bulan masa kehamilan, maka semua ulama ahli fiqih (fuqoha) sepakat akan keharamannya. Tetapi para ulama fiqih berbeda pendapat jika aborsi dilakukan sebelum ditiupkannya ruh. Sebagian memperbolehkan dan sebagiannya mengharamkannya. Yang memperbolehkan aborsi sebelum peniupan ruh, antara lain Muhammad Ramli (w. 1596 M) dalam kitabnya An Nihayah dengan alasan karena belum ada makhluk yang bernyawa. Ada pula yang memandangnya makruh, dengan alasan karena janin sedang mengalami pertumbuhan. Siapa saja dari mereka yang melakukan pengguguran kandungan, berarti telah berbuat dosa dan telah melakukan tindak kriminal yang mewajibkan pembayaran diyat bagi janin yang gugur, yaitu seorang budak laki-laki atau perempuan, atau sepersepuluh diyat manusia sempurna (10 ekor onta), sebagaimana telah diterangkan dalam hadits shahih dalam masalah tersebut. Rasulullah Saw bersabda : “Rasulullah Saw memberi keputusan dalam masalah janin dari seorang perempuan Bani Lihyan yang gugur dalam keadaan mati, dengan satu ghurrah, yaitu seorang budak laki-laki atau perempuan…” [HR. Bukhari dan Muslim, dari Abu Hurairah r.a.] (Abdul Qadim Zallum, 1998). Sedangkan aborsi pada janin yang usianya belum mencapai 40 hari, maka hukumnya boleh (ja’iz) dan tidak apa-apa. Ini disebabkan bahwa apa yang ada dalam rahim belum menjadi
  • 6. janin karena dia masih berada dalam tahapan sebagai nutfah (gumpalan darah), belum sampai pada fase penciptaan yang menunjukkan ciri-ciri minimal sebagai manusia. Di samping itu, pengguguran nutfah sebelum menjadi janin, dari segi hukum dapat disamakan dengan ‘azl (coitus interruptus) yang dimaksudkan untuk mencegah terjadinya kehamilan. ‘Azl dilakukan oleh seorang laki-laki yang tidak menghendaki kehamilan perempuan yang digaulinya, sebab ‘azl merupakan tindakan mengeluarkan sperma di luar vagina perem¬puan. Tindakan ini akan mengakibatkan kematian sel sperma, sebagaimana akan mengakibatkan matinya sel telur, sehingga akan mengakibatkan tiadanya pertemuan sel sperma dengan sel telur yang tentu tidak akan menimbulkan kehamilan. Rasulullah Saw telah membolehkan ‘azl kepada seorang laki-laki yang bertanya kepada beliau mengenai tindakannya menggauli budak perempuannya, sementara dia tidak mengingin¬kan budak perempuannya hamil. Rasulullah Saw bersabda kepa¬danya: “Lakukanlah ‘azl padanya jika kamu suka!” [HR. Ahmad, Muslim, dan Abu Dawud]. Namun demikian, dibolehkan melakukan aborsi baik pada tahap penciptaan janin, ataupun setelah peniupan ruh padanya, jika dokter yang terpercaya menetapkan bahwa keberadaan janin dalam perut ibu akan mengakibatkan kematian ibu dan janinnya sekaligus. Dalam kondisi seperti ini, dibolehkan melakukan aborsi dan mengupayakan penyelamatan kehidupan jiwa ibu. Menyelamatkan kehidupan adalah sesuatu yang diserukan oleh ajaran Islam, sesuai firman Allah SWT: “Barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya.” (Qs. al-Maa’idah [5]: 32) . Di samping itu aborsi dalam kondisi seperti ini termasuk pula upaya pengobatan. Sedangkan Rasulullah Saw telah memerintahkan umatnya untuk berobat. Rasulullah Saw bersabda: “Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla setiap kali menciptakan penyakit, Dia ciptakan pula obatnya. Maka berobatlah kalian!” [HR. Ahmad]. Kaidah fiqih dalam masalah ini menyebutkan: “Idza ta’aradha mafsadatani ru’iya a’zhamuha dhararan birtikabi akhaffihima” “Jika berkumpul dua madharat (bahaya) dalam satu hukum, maka dipilih yang lebih ringan madharatnya.” (Abdul Hamid Hakim, 1927, Mabadi` Awaliyah fi Ushul Al Fiqh wa Al Qawa’id Al Fiqhiyah, halaman 35). Berdasarkan kaidah ini, seorang wanita dibolehkan menggugurkan kandungannya jika keberadaan kandungan itu akan mengancam hidupnya, meskipun ini berarti membunuh janinnya. Memang mengggugurkan kandungan adalah suatu mafsadat. Begitu pula hilangnya nyawa sang ibu jika tetap mempertahankan kandungannya juga suatu mafsadat. Namun tak syak lagi bahwa menggugurkan kandungan janin itu lebih ringan madharatnya daripada menghilangkan nyawa ibunya, atau membiarkan kehidupan ibunya terancam dengan keberadaan janin tersebut (Dr. Abdurrahman Al Baghdadi, 1998).
  • 7. Pendapat yang menyatakan bahwa aborsi diharamkan sejak pertemuan sel telur dengan sel sperma dengan alasan karena sudah ada kehidupan pada kandungan, adalah pendapat yang tidak kuat. Sebab kehidupan sebenarnya tidak hanya wujud setelah pertemuan sel telur dengan sel sperma, tetapi bahkan dalam sel sperma itu sendiri sudah ada kehidupan, begitu pula dalam sel telur, meski kedua sel itu belum bertemu. Kehidupan (al hayah) menurut Ghanim Abduh dalam kitabnya Naqdh Al Isytirakiyah Al Marksiyah (1963) halaman 85 adalah “sesuatu yang ada pada organisme hidup.” (asy syai` al qa`im fi al ka`in al hayyi). Ciri-ciri adanya kehidupan adalah adanya pertumbuhan, gerak, iritabilita, membutuhkan nutrisi, perkembangbiakan, dan sebagainya. Dengan pengertian kehidupan ini, maka dalam sel telur dan sel sperma (yang masih baik, belum rusak) sebenarnya sudah terdapat kehidupan, sebab jika dalam sel sperma dan sel telur tidak ada kehidupan, niscaya tidak akan dapat terjadi pembuahan sel telur oleh sel sperma. Jadi, kehidupan (al hayah) sebenarnya terdapat dalam sel telur dan sel sperma sebelum terjadinya pembuahan, bukan hanya ada setelah pembuahan. Berdasarkan penjelasan ini, maka pendapat yang mengharamkan aborsi setelah pertemuan sel telur dan sel sperma dengan alasan sudah adanya kehidupan, adalah pendapat yang lemah, sebab tidak didasarkan pada pemahaman fakta yang tepat akan pengertian kehidupan (al hayah). Pendapat tersebut secara implisit menyatakan bahwa sebelum terjadinya pertemuan sel telur dan sel sperma, berarti tidak ada kehidupan pada sel telur dan sel sperma. Padahal faktanya tidak demikian. Andaikata katakanlah pendapat itu diterima, niscaya segala sesuatu aktivitas yang menghilangkan kehidupan adalah haram, termasuk ‘azl. Sebab dalam aktivitas ‘azl terdapat upaya untuk mencegah terjadinya kehidupan, yaitu maksudnya kehidupan pada sel sperma dan sel telur (sebelum bertemu). Padahal ‘azl telah dibolehkan oleh Rasulullah Saw. Dengan kata lain, pendapat yang menyatakan haramnya aborsi setelah pertemuan sel telur dan sel sperma dengan alasan sudah adanya kehidupan, akan bertentangan dengan hadits-hadits yang membolehkan ‘azl. َ‫ال‬َ‫قَت‬َ‫ت‬ ‫ل‬َُ‫ا‬ ‫ال‬‫نل‬ ْ‫ل‬َ‫ا‬ ََِّ‫ل‬َ‫ن‬ َّ‫م‬َ‫ل‬‫ا‬َ‫ن‬ ‫م‬‫ن‬َِِّ‫م‬‫ا‬‫ح‬ ُِّ “ Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya), melainkan dengan suatu (alasan) yang benar. “ ( Q.S. Al Israa’: 33 ) Pergaulan bebas antara laki-laki dan perempuan di luar pernikahaan, terutama para pelajar dan mahasiswa hari ini sudah sampai batas yang sangat mengkawatirkan. Ini akibat hilangnya nilai-nilai agama dalam kehidupan masyarakat, ditambah dengan gencarnya mass media yang menawarkan kehidupan glamor, bebas dan serba hedonis yang menyebabkan generasi muda terseret dalam jurang kehancuran. Pacaran sudah menjadi aktivitas yang lumrah, bahkan sebagian orang tua mlinder dan merasa malu jika anaknya tidak mempunyai pacar, karena menurut pandangan mereka orang yang tidak pacaran, adalah orang yang tidak bisa bergaul dan masa depannya suram,serta susah
  • 8. mencari jodoh. Tidak sedikit dari mereka yang akhirnya melakukan hubungan seks di luar pernikahan dan hamil, kemudian berakhir dengan pengguran kandungan dengan paksa. Data statistis BKBN ( Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional) menunjukkan bahwa sekitar 2.000.000 kasus aborsi terjadi setiap tahun di Indonesia. Untuk kasus aborsi di luar negeri – khususnya di Amerika – data-datanya telah dikumpulkan oleh dua badan utama, yaitu Federal Centers for Disease Control (CDC) dan Alan Guttmacher Institute (AGI) yang menunjukkan hampir 2 juta jiwa terbunuh akibat aborsi. Jumlah ini jauh lebih banyak dari jumlah nyawa manusia yang dibunuh dalam perang manapun dalam sejarah negara itu. Begitu juga lebih banyak dari kematian akibat kecelakaan, maupun akibat penyakit . Dengan demikian, aborsi secara umum merupakan perbuatan keji, tidak berperikemanusiaan dan bertentangan hukum dan ajaran agama. Walaupun demikian, hukum Aborsi secara khusus perlu dikaji secara lebih mendalam, karena Aborsi bukanlah dalam satu bentuk, tetapi mempunyai berbagai macam. Sementara itu Islam bukanlah agama yang kaku, tetapi agama yang memandang kehidupan manusia ini dari berbagai sudut, sehingga ditemukan di dalamnya solusi ats segala problematika yang dihadapi oleh manusia. 2 . Pandangan Islam Terhadap Nyawa, Janin dan Pembunuhan Sebelum menjelaskan secara mendetail tentan hukum Aborsi, lebih dahulu perlu dijelaskan tentang pandangan umum ajaran Islam tentang nyawa, janin dan pembunuhan, yaitu sebagai berikut : Pertama: Manusia adalah ciptaan Allah yang mulia, tidak boleh dihinakan baik dengan merubah ciptaan tersebut, maupun mengranginya dengan cara memotong sebagiananggota tubuhnya, maupun dengan cara memperjual belikannya, maupun dengan cara menghilangkannya sama sekali yaitu dengan membunuhnya, sebagaiman firman Allah swt : . ْ‫َق‬ ََّ‫ا‬‫ت‬ ‫ق‬‫ا‬‫م‬‫ا‬ ‫ل‬َ‫ن‬ ‫م‬ ‫ا‬َِّ “Dan sesungguhnya Kami telah memuliakan umat manusia “ ( Qs. al-Isra’:70) Kedua: Membunuh satu nyawa sama artinya dengan membunuh semua orang. Menyelamatkan satu nyawa sama artinya dengan menyelamatkan semua orang. ‫ن‬ َ‫أ‬ ‫م‬‫ج‬‫نل‬ ََّ‫ن‬ ‫ك‬‫قق‬َ‫ن‬ ‫م‬ِّ‫ا‬ ‫ك‬َّ‫م‬َ ََ‫م‬‫ي‬‫إ‬َ‫ت‬ ‫ق‬ََ‫م‬َ ‫أ‬ِ‫ه‬ ‫ا‬ ‫ق‬‫ل‬ ‫ا‬ ‫يأ‬َْ‫ن‬َ‫م‬‫ب‬َ‫ا‬ ََّ‫ا‬‫ت‬ ٍََّ ‫ق‬‫ما‬ ِ‫ن‬ ٍََ‫ي‬ َ‫أ‬‫م‬‫ر‬‫ا‬ ‫م‬ َ‫ا‬ ‫ق‬َ‫ل‬ َ ‫م‬‫ا‬‫ا‬ ‫ق‬َ‫ل‬ َ ‫ن‬ ‫ق‬‫قع‬‫ي‬‫م‬‫ا‬‫ا‬ ‫م‬ ‫ا‬ِّ ‫ق‬َ‫ه‬‫ي‬ََ‫ر‬ ‫قأ‬‫ل‬‫ا‬َ‫ن‬ ‫أ‬ِ‫قه‬َ‫ه‬‫ي‬ََ‫ر‬ ‫قأ‬‫ل‬‫ا‬َ‫ن‬ ‫ق‬‫ي‬ “Barang siapa yang membunuh seorang manusia, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya. Dan barang siapa yang memelihara keselamatan nyawa seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara keselamatan nyawa manusia semuanya.” (Qs. Al Maidah:32) Ketiga: Dilarang membunuh anak ( termasuk di dalamnya janin yang masih dalam kandungan ) , hanya karena takut miskin. Sebagaimana firman Allah swt :
  • 9. ‫ق‬‫ل‬‫ال‬َ‫ا‬ِّ ‫م‬‫ت‬‫ل‬‫ه‬ْ ‫م‬َ ‫م‬‫ت‬‫ل‬ ‫ك‬‫خ‬َ‫م‬‫ا‬َ‫ا‬ ‫ي‬‫م‬ْ‫ق‬ ‫م‬‫ت‬‫ن‬‫ُق‬ ‫م‬ِّ‫ا‬ ‫م‬‫ن‬َِِّ‫م‬‫ا‬‫ح‬ ُِّ‫ن‬ََ‫ي‬َ ‫ن‬ ‫ن‬َْ‫م‬َ َ‫ق‬ ‫ق‬‫ن‬ ‫م‬‫ت‬‫ل‬َّ‫م‬ِ‫ه‬ ‫ل‬ ‫ا‬ ‫ت‬‫ن‬ “Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut melarat. Kamilah yang memberi rezeki kepada mereka dan kepadamu juga. Sesungguhnya membunuh mereka adalah dosa yang besar.” (Qs al Isra’ : 31) Keempat : Setiap janin yang terbentuk adalah merupakan kehendak Allah swt, sebagaimana firman Allah swt ََ‫م‬َ َ‫ر‬ ‫م‬‫ت‬ ‫ر‬ ََ‫م‬‫ر‬ ‫ل‬‫ت‬ َ‫ا‬ََ‫ش‬‫ا‬ ‫ك‬‫أ‬‫ر‬‫ا‬ َََ‫ا‬ ْ‫ق‬ْ ‫ق‬‫ا‬ َْ‫ق‬‫ا‬ ‫م‬‫ج‬ ‫م‬‫نل‬ ََّ‫ن‬ ‫ش‬ََ‫ا‬ ِّ “Selanjutnya Kami dudukan janin itu dalam rahim menurut kehendak Kami selama umur kandungan. Kemudian kami keluarkan kamu dari rahim ibumu sebagai bayi.” (QS al Hajj : 5) Kelima : Larangan membunuh jiwa tanpa hak, sebagaimana firman Allah swt : َ‫ال‬َ‫قَت‬َ‫ت‬ ‫ل‬َُ‫ا‬ ‫ال‬‫نل‬ ْ‫ل‬َ‫ا‬ ََِّ‫ل‬َ‫ن‬ َّ‫م‬َ‫ل‬‫ا‬َ‫ن‬ ‫م‬‫ن‬َِِّ‫م‬‫ا‬‫ح‬ ُِّ “Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah melainkan dengan alasan yang benar “ ( Qs al Isra’ : 33 ) 3.Hukum Aborsi Dalam Islam. Di dalam teks-teks al Qur’an dan Hadist tidak didapati secara khusus hukum aborsi, tetapi yang ada adalah larangan untuk membunuh jiwa orang tanpa hak, sebagaimana firman Allah swt : َ ‫ل‬ ٍ‫ا‬ِّ ‫ق‬‫ا‬‫ه‬َِّ َ‫ق‬‫م‬‫ي‬ٍَّ ‫ال‬‫نل‬ َ َََِّ ‫ق‬‫يل‬َ‫ن‬ ‫َن‬ ََ‫ق‬‫ق‬ ‫ت‬‫ل‬‫ا‬‫ل‬‫ر‬ ‫ا‬‫َو‬َِ‫ن‬ ‫َن‬ َ‫ال‬َ‫ه‬ِ‫ش‬‫ا‬ ‫ق‬َ‫ا‬َ‫ا‬‫َم‬‫ا‬ ‫م‬‫أ‬ِ‫م‬‫ا‬‫ال‬ ‫ا‬ِّ ‫ق‬ ‫ق‬ََ‫ي‬َ‫ب‬ٍ ‫ق‬َ‫ت‬‫ن‬‫م‬ٍ “ Dan barang siapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja, maka balasannya adalah neraka Jahanam, dan dia kekal di dalamnya,dan Allah murka kepadanya dan melaknatnya serta menyediakan baginya adzab yang besar( Qs An Nisa’ : 93 ) Begitu juga hadist yang diriwayatkan oleh Ibnu Mas’ud bahwasanya Rosulullah saw bersabda : ٍََ‫ي‬ ‫أ‬‫م‬‫د‬َ‫ا‬ َ ‫ا‬ٍَّ ٍََ‫ي‬ ََّ‫ن‬ ِ ‫ال‬ ‫ل‬‫ت‬ ‫ق‬َ‫ا‬ ‫م‬ِ‫ال‬ ‫ي‬َ‫ه‬‫ت‬ ‫م‬‫ج‬‫ا‬ َ‫ق‬َ‫ال‬‫ا‬‫ا‬ َ ‫م‬ ‫ت‬ ََّ‫ن‬ ‫ق‬‫ا‬‫م‬َّ‫ق‬ ََ‫م‬ِ‫ال‬ ‫م‬‫ت‬‫ن‬ ‫ا‬‫ا‬ ‫ل‬‫ل‬ َ‫ا‬ ََ‫ت‬ ‫م‬‫ج‬ََ‫ت‬ َ‫ا‬‫َم‬‫ال‬ِّ ‫ِّم‬‫ش‬ََ‫ن‬ َ‫ق‬‫ي‬َ‫ن‬ ََ‫م‬‫ا‬‫ي‬‫ن‬ ٍََّ‫م‬َ‫ن‬ ‫أ‬‫ب‬ ‫م‬َ‫ال‬ ‫ل‬‫ت‬ ٍََ‫ي‬ ‫أ‬‫م‬‫د‬َ‫ا‬ َ ‫إ‬‫م‬َ‫ا‬ ٍََ‫ي‬ ََّ‫ن‬ ِ ‫ال‬ ‫ل‬‫ت‬ ‫ك‬ ‫ي‬َ‫ه‬‫ب‬ ‫م‬ِّ‫ا‬ َََّ‫ا‬ ِّ َ‫ق‬ٍَََِّّ َ‫ق‬ََّ‫ر‬‫ا‬ِّ َ‫ق‬َ‫ه‬‫م‬ْ َ‫ج‬ ََ‫م‬ِ َ‫ت‬ ‫ك‬ ‫ق‬َََّ‫ن‬ “ Sesungguhnya seseorang dari kamu dikumpulkan penciptaannya di dalam perut ibunya selama empat puluh hari. Setelah genap empat puluh hari kedua, terbentuklah segumlah darah beku. Ketika genap empat puluh hari ketiga , berubahlah menjadi segumpal daging. Kemudian Allah mengutus malaikat untuk meniupkan roh, serta memerintahkan untuk menulis empat perkara, yaitu penentuan rizki, waktu kematian, amal, serta nasibnya, baik yang celaka, maupun yang bahagia. “ ( Bukhari dan Muslim )
  • 10. BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Sudah jelas disebutkan dalam undang-undang Assyria 1500 SM mengutuk aborsi dalam kalimat berikut : Setiap wanita yang menyebabkan jatuhnya sesuatu yang ditahan oleh rahimnya .harus diperiksa ,dihukum dan ditembak pada tiang pancang , dan tidak boleh dikubur . Maka Abosri sangat tidak dibenarkan dalam hokum islam, begitu pula dengan hokum Negara, bng melakukan aborsi bila tetap melakukan praktek aborsi maka yang melakukan aborsi serta dokter yang membantu akan mendapatkan sangsi tindak pidana serta perdata. B. Saran Pengaplikasian Agama Islam dalam bidang social, budaya,ekonomi dan pendidikan sangat penting dan sebaiknya di pahami dan di mengerti dengan baik. Apa lagi mengenai masalah yang mugkin sudah biasa dikalangan remaja saat ini yaitu aborsi/abortus. Sebaiknya orang tua lebih memberikan pendidikan khusus kepada anak mengenai pergaulan remaja , serta membimbing anak dalam pergaulan agar bisa menjaga jarak, sehingga dapat memudahkan kita dalam kehidupan bermasyarakat dan dapat pula menambah wawasan kita dalam beragama.
  • 11. DAFTAR PUSTAKA  http://www.google.com  http://www.wikipedia.org.com  http://www.ahmadzain.com/read/karya-tulis/258/hukum-aborsi-dalam-islam/. 2008:Jakarta. puskfi (pusat kajian ilmu fiqih dan kajian ilmu islam)  Ebrahim, adbul fadl mohsin. Cetakan 1 Ramadhan 1417/febuari 1988. Aborsi Kontrasepsi Dan Mengatasi Kemandulan. A.S. noordeen: Kuala lumpur,Malaysia  http://quran.ittelkom.ac.id/?sid=4&aid=93&pid=arabicid  http://quran.com/4/93  http://www.muftisays.com/blog/Seifeddine-M/2764_05-04-2012/surah-annisa- 9293.html
  • 12. KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan pada Allah SWT, Karena atas berkat dan rahmat-Nya penyusun dapat menyelesaikan penyusunan makalah Agama ini. Dengan kami harapkan kiranya makalah yang telah kami susun dapat bermanfaat bagi para pembaca atau pihak lain yang membutuhkan informasi dalam makalah Pandangan islam Tentang aborsi ini. Dalam makalah ini terdapat banyak sekali informasi mengenai nilai-nilai yang berkaitan dan menjadi dasar dalam Kebidanan. Kami menyadari bahwa makalah yang kami susun ini jauh dari kata sempurna,untuk itu kami berbesar hati untuk menerima segala kritik dan saran dari berbagai pihak. Kami juga tidak lupa menyampaikan ucapan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah bersedia membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini. Akhir kata kami mohon maaf atas kekurangan serta kejanggalan baik isi maupun dalam teknik penyusunannya. Raha, November 2013 Penyusun
  • 13. DAFTAR ISI Kata Pengantar..................................................................................................................... i Daftar Isi.............................................................................................................................. ii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang................................................................................................................ 1 1.2 Rumusan masalah............................................................................................................ 2 1.3 Tujuan............................................................................................................................. 2 BAB II PEMBAHASAN 1. Pengertian Aborsi.............................................................................................................. 3 2. pandangan islam terhadap nyawa...................................................................................... 8 3. Hukum Aborsi dalam islam.............................................................................................. 9 BAB III PENUTUP 3.1 KESIMPULAN................................................................................................................10 3.2 SARAN............................................................................................................................10 DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................1
  • 14. MAKALAH PANDANGAN ISLAM TENTANG ABORSI DI SUSUN OLEH: NAMA : WA ODE MINARTIN NIM : 2013.IB.0047 TINGKAT : I A. AKADEMI KEBIDANAN PARAMATA RAHA KABUPATEN MUNA 2013 / 2014