SlideShare a Scribd company logo
1 of 32
i
KUMPULAN ARTIKEL
1. PENGERTIAN, KONSEP, SERTA DALIL-DALIL TENTANG ISTIDROJ
2. DALIL-DALIL HADITS QUDSI TENTANG HUKUMAN YANG
DISEGERAKAN SEBAGAI BENTUK KASIH SAYANG ALLAH
TERHADAP HAMBANYA., (DALIL, TERJEMAHAN, PENJELASAN,
SERTA CONTOH KASUS).
3. BERITA KENABIAN RASULULLAH SAW YANG DIMUAT DI DALAM
KITAB-KITAB SUCI AGAMA LAIN (Kristen, Hindu, Yahudi, dll)
4. Al-QURÁN SEBAGAI SUMBER SAINS DAN TEKNOLOGI
5. PENGERTIAN DAN ORANG-ORANG SALAFUSSALIH YANG
SESUNGGUHNYA: GENERASI SAHABAT, TABIIN, DAN
TABIITTABIIN)
Disusun sebagai tugas terstruktur Ujian Akhir Semester (UAS) mata kuliah Pendidikan
Agama Islam
Dosen Pengampu:
Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.Sos
Disusun Oleh:
Nama : Gatot Triono Senoaji
NIM : F1B021119
Prodi/Kelas : Teknik Elektro/Kelas D
PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MATARAM
2021
ii
DAFTAR ISI
COVER ................................................................................................................... i
DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
ISTIRADJ ............................................................................................................... 1-6
1. Pengertian ................................................................................................... 1-3
2. Ciri-ciri Istiradj ........................................................................................... 3
3. Cara hindari Istiradj .................................................................................... 3-4
4. Dalil-dalil tentang isriradj ........................................................................... 4-6
HUKUMAN YANG DISEGERAKAN SEBAGAI BENTUK KASIH SAYANG
ALLAH SWT .......................................................................................................... 6-9
BERITA KENABIAN RASULULLAH SAW YANG DIMUAT DALAM KITAB
KITAB SUCI AGAMA LAIN ................................................................................ 10-14
1. Kehadiran Rasulullah saw disebutkan Taurat dan Injil ............................... 10-12
2. Nabi Muhammad dijelaskan dikitab Hindu ................................................. 12-14
AL-QURAN SEBAGAI SUMBER SAINS DAN TEKNOLOGI ........................... 14-26
1. Dimensi sains dalam Al-Quran .................................................................... 14-18
2. Mukjizat Al-Quran dan sains ....................................................................... 18-21
3. Keilmiahaan sains Al-Quran ........................................................................ 21-26
PENGERTIAN ORANG ORANG SALAFUSSALIH YANG SESUNGGUHNYA
................................................................................................................................... 26-29
1. Sahabat Nabi ................................................................................................ 26-28
2. Tabi’at tabiin ................................................................................................ 28
3. Tabiin ............................................................................................................ 29
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 30
1
A. Istiradj
1. Pengertian
Tidak sedikit orang yang lalai dalam ibadah justru diberikan harta yang
berlimpah dari Allah SWT. Dalam Islam, kenikmatan dunia itu disebut
dengan istidraj.
Allah SWT melimpahkan rezeki, kebahagiaan, dan kenikmatan dunia
lainnya kepada setiap orang yang Dia kehendaki. Kenikmatan tersebut bisa
menjadi peringatan akan azab Allah apabila diberikan kepada orang yang
sering melalaikan ibadah dan merasa tenang dalam maksiatnya.
Peringatan istidraj termaktub dalam QS. Al An'am ayat 44 sebagai
berikut:
‫ف‬َ‫ل‬َ‫م‬َ‫ا‬ َ‫ُس‬‫و‬‫ا‬َ۟ ‫ف‬َ‫ا‬ َ‫س‬ ‫و‬‫ر‬ُ‫و‬‫ا‬‫و‬۟ ‫ب‬
‫و‬‫ه‬‫و‬‫ۦ‬ ‫َف‬‫ت‬َ‫ح‬َ‫ن‬َ‫ا‬ َ‫ل‬‫و‬‫ي‬َ‫ه‬َ‫م‬َْ َ‫ب‬ ََُْ‫ۦ‬ََ ُ‫و‬ ‫و‬‫ا‬ َ‫ى‬َ‫ء‬ٍَ َْ
‫ء‬َ‫ن‬َٰٓ ‫س‬َ۟‫و‬‫ا‬ َ‫ُس‬‫و‬ٰٓ ‫و‬‫ر‬َ‫ا‬ ‫ب‬َ‫ل‬‫و‬‫ۦ‬ َ‫س‬ َُ‫و‬ٓ ‫و‬َ ‫ل‬‫و‬‫ي‬ََْ۟ َ‫ه‬ََ َ‫غ‬َ‫ن‬َ‫ة‬َ‫ۦ‬ ‫ل‬‫و‬‫إ‬‫س‬َ۟‫و‬‫ه‬َ‫ا‬
َ‫ُب‬‫و‬‫ا‬‫و‬‫م‬َ‫ن‬‫ا‬
Artinya: "Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah
diberikan kepada mereka, Kamipun membukakan semua pintu-pintu
kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka bergembira dengan apa
yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-
konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa." (QS. Al An'am: 44).
Dalam tafsir Al Ahzar jilid 3, istidraj menurut ayat di atas artinya
dikeluarkan dari garis lurus kebenaran tanpa disadari. Allah SWT
memperlakukan apa yang dia kehendaki, dibukakan segala pintu, hingga
orang tersebut lupa diri.
Ibaratnya tidak ingat bahwa sesudah panas pasti ada hujan, sesudah
lautan tenang gelombang pasti datang. Mereka dibiarkan berbuat maksiat
dengan hawa nafsunya hingga tersesat jauh. Lalu, siksaan Allah datang
sekonyong-konyong.
Dalam Ensiklopedia Tasawuf Imam Al-Ghazali, istidraj artinya
pembiaran. Yaitu pembiaran karena tidak mau berhenti melakukan hal-hal
yang memalukan (maksiat). Istidraj merupakan peringatan keras dari Allah
SWT.
2
Malik Al-Mughis dalam bukunya yang berjudul Demi Masa
menjelaskan, istidraj adalah pemberian kesenangan untuk orang-orang yang
dimurkai Allah agar mereka terus menerus lalai. Hingga pada suatu ketika
semua kesenangan itu dicabut oleh Allah, mereka akan termangu dalam
penyesalan yang terlambat.
Allah SWT berfirman dalam QS. al-Qalam ayat 44 sebagai berikut:
‫ء‬‫و‬َ۟‫ر‬َ َ‫ا‬ ‫و‬َ‫ا‬ َ ‫و‬‫ب‬ُ‫و‬ َ‫ب‬‫و‬ُ ‫س‬َ َْ‫ي‬‫و‬‫ۦ‬ ‫و‬ُْ‫و‬‫د‬َ‫ح‬َ ِ ‫ل‬‫و‬‫ي‬‫و‬‫س‬ ‫و‬‫َر‬‫د‬َ‫ن‬َ‫ا‬َ‫ت‬َ‫م‬ َ‫و‬ُ‫و‬‫ا‬ ‫و‬َْ‫ه‬َٰٓ َ
‫ا‬ َ‫ُب‬‫و‬‫ل‬َ‫م‬َ‫ن‬َُ
Artinya: "Maka serahkanlah (ya Muhammad) kepada-Ku (urusan) orang-
orang yang mendustakan perkataan ini (Al Quran). Nanti Kami akan
menarik mereka dengan berangsur-angsur (ke arah kebinasaan) dari arah
yang tidak mereka ketahui," (QS. al-Qalam: 44)
Orang mukmin akan merasa takut dengan istidraj, yakni kenikmatan
semu yang sejatinya murka Allah SWT. Namun sebaliknya, orang-orang
yang tidak beriman akan beranggapan bahwa kesenangan yang mereka
peroleh merupakan sesuatu yang layak didapatkan.
Biasanya, istidraj diberikan kepada orang-orang yang mati hatinya.
Mereka adalah orang yang tidak merasa bersedih atas ketaatan yang
ditinggalkan dan tidak menyesal atas kemaksiatan yang terus dilakukan.
Cara termudah untuk membedakan kesenangan yang datangnya dari
kemurahan Allah dengan istidraj adalah ketakwaan. Jika orang tersebut taat
dalam beribadah, bisa jadi nikmat yang diterima adalah kemurahan Allah.
Begitupun sebaliknya, apabila orang tersebut lalai dalam ibadah bisa jadi itu
merupakan istidraj.
Dalam sebuah hadits riwayat Imam Ahmad yang berasal dari sahabat
Rasulullah SAW, 'Uqbah bin Amir, Rasulullah SAW bersabda: "Apabila
engkau lihat Allah memberikan sebagian keduniaan kepada hamba-Nya, apa
saja yang diingininya dengan serba-serbi kemaksiatannya maka pemberian
yang demikian adalah istidraj." (HR. Ahmad)
3
Sebagai Muslim, kita harus berhati-hati dengan nikmat yang diberikan
oleh Allah SWT. Untuk itu, kita diperintahkan untuk menafkahkan sebagian
harta yang kita peroleh kepada orang yang membutuhkan.
2. Ciri-ciri Istiradj
 Ibadah kita semakin turun, namun kesenenganmakin melimpah
Ibnu athaillah berkata :
“Hendaklah engkau takut jika selalu mendapat karunia Allah,
sementara engkau tetap dalam perbuatan maksiat kepadanya, jangan
sampai karunia itu semata-mata istiradj oleh Allah.”
 Kita melakukan maksiat, tapi malah makin banyak kesenagan.
Ali bin Abi Thalib r.a berkata :
“Hai anak adam ingat dan waspadalah bila kau lihat tuhanmu terus
menerus melimpahkan nikmat atas dirimu sementara engkau terus
menerus melakukan maksiat kepadanya”
 Semakin kita kikir, namun harta semakin banyak
Sebagaimana kita ketahui bahwa sebetulnya Sodaqoh dapat membuat
harta kita semakin banyak. Ketika kita dihinggapi sifat kikir, tak
pernah zakat, infak, shadaqah ataupun mengulurkan bantuan orang
lain. Namun justru harta semakin melimpah ruah. itulah menjadi
salah satu ciri pengertian istidraj dalam islam.
 Jarang sakit
Imam Syafi’I pernah mengatakan:
”Setiap orang pasti pernah mengalami sakit suatu ketika dalam
hidupnya, jika engkau tidak pernah sakit maka tengoklah ke belakang
mungkin ada yang salah dengan dirimu.”
3. Cara hindari Istiradj
 Meningkatkan keimanan
Jadikan keimanan kita kepada Allah SWT sebagai dasar bagi kita
dalam menjalankan kehidupan di dunia. Karena dengan iman yang
kuat keberkahan yang sejati akan kita dapatkan dalam hidup.
 Mengerjakan amal soleh
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman yang artinya:
4
“Barangsiapa yang mengerjakan amal sholeh baik laki-laki maupun
perempuan dalam keadaan beriman. maka sesungguhnya akan kami
berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sungguh akan kami beri
balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang
telah mereka kerjakan.” (QS An-nahl ayat 97)
 Berdoa
Doa merupakan obat yang paling ampuh bagi umat muslim. Berdoa
dengan sungguh-sungguh merupakan cara kita meminta kepada Allah
secara langsung agar diberikan keberkahan harta, waktu, keluarga
dan juga kenikmatan kenikmatan dunia yang lainnya. Namun juga
jangan sampai nikmat tersebut melalaikan kita, menjadikan kita
malas untuk beribadah, berbangga diri dan menyepelekan orang lain.
Bahkan membuat kita semakin jauh dari Allah subhanahu wa ta’ala.
Ingatlah bahwa sebaik-baiknya kenikmatan ialah yang akan kita
dapatkan di akhirat kelak kenikmatan yang kekal selama-lamanya.
 Memperbanyak intropeksi diri
Senantiasa intropeksi diri adalah hal terbaik untuk mengukur dan
mengingatkan diri sendiri agar terhindar dari perbuatan yang tidak
disukai Allah SWT. Ketika hati diingatkan untuk memohon ampun,
maka itulah “perahu” yang menyelamatkan dari arus istidraj.Agar
sinyal taubat itu ada, hendaknya seorang beriman menjaga diri dari
harta yang haram dan berupaya konsisten dalam menjalankan
perintah-perintah Allah.
4. Dalil dalil tentang Istiradj
Allah Ta’ala berfirman.
ُ‫ه‬‫َا‬‫ن‬ْ‫ذ‬َ‫خ‬َ‫أ‬ ‫وا‬ُ‫ت‬‫و‬ُ‫أ‬ ‫ا‬َ‫م‬ِّ‫ب‬ ‫وا‬ُ‫ح‬ ِّ‫ر‬َ‫ف‬ ‫ا‬َ‫ذ‬ِّ‫إ‬ ‫ى‬َّ‫ت‬َ‫ح‬ ٍ‫ء‬ْ‫ي‬َ‫ش‬ ِّ‫ل‬ُ‫ك‬ َ‫اب‬ َ‫ْو‬‫ب‬َ‫أ‬ ْ‫م‬ِّ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ‫َا‬‫ن‬ْ‫ح‬َ‫ت‬َ‫ف‬ ِّ‫ه‬ِّ‫ب‬ ‫وا‬ُ‫ر‬ِّ‫ك‬ُ‫ذ‬ ‫ا‬َ‫م‬ ‫وا‬ُ‫س‬َ‫ن‬ ‫ا‬َّ‫م‬َ‫ل‬َ‫ف‬
َ‫ف‬ ًَ‫ت‬َْْ‫ب‬ ْ‫م‬
ْ‫م‬ُ‫ه‬ ‫ا‬َ‫ذ‬ِّ‫ِإ‬
َ‫ون‬ُ‫س‬ِّ‫ل‬ْ‫ب‬ُ‫م‬
“Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada
mereka Kamipun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka;
sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan
5
kepada mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika
itu mereka terdiam berputus asa.” (QS. Al An’am: 44)
Disebutkan dalam surat Al Qalam kisah pemilik kebun berikut ini,
َ‫ين‬ ِّ‫ح‬ِّ‫ب‬ْ‫ص‬ُ‫م‬ ‫ا‬َ‫ه‬َّ‫ن‬ُ‫م‬ ِّ‫ر‬ْ‫ص‬َ‫ي‬َ‫ل‬ ‫وا‬ُ‫م‬َ‫س‬ْ‫ق‬َ‫أ‬ ْ‫ذ‬ِّ‫إ‬ ًَِّّ‫ن‬َ‫ج‬ْ‫ل‬‫ا‬ َ‫اب‬َ‫ح‬ْ‫ص‬َ‫أ‬ ‫َا‬‫ن‬ ْ‫و‬َ‫ل‬َ‫ب‬ ‫ا‬َ‫م‬َ‫ك‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬‫َا‬‫ن‬ ْ‫و‬َ‫ل‬َ‫ب‬ ‫ا‬َّ‫ن‬ِّ‫إ‬
(
17
( َ‫ون‬ُ‫ن‬ْ‫ث‬َ‫ت‬ْ‫س‬َ‫ي‬ َ
‫َل‬ َ‫و‬ )
18
َ‫اف‬َ‫ط‬َ‫ف‬ )
( َ‫ون‬ُ‫م‬ِّ‫ئ‬‫َا‬‫ن‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬ َ‫و‬ َ‫ك‬ِّ‫ب‬َ‫ر‬ ْ‫ن‬ِّ‫م‬ ٌ‫ف‬ِّ‫ئ‬‫ا‬َ‫ط‬ ‫ا‬َ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬
19
( ِّ‫يم‬ ِّ‫ر‬َّ‫ص‬‫ال‬َ‫ك‬ ْ‫ت‬َ‫ح‬َ‫ب‬ْ‫ص‬َ‫أ‬َ‫ف‬ )
20
( َ‫ين‬ ِّ‫ح‬ِّ‫ب‬ْ‫ص‬ُ‫م‬ ‫ا‬ ْ‫و‬َ‫د‬‫َا‬‫ن‬َ‫ت‬َ‫ف‬ )
21
‫ُوا‬‫د‬ْ‫غ‬‫ا‬ ِّ‫ن‬َ‫أ‬ )
( َ‫ين‬ِّ‫م‬ ِّ‫ار‬َ‫ص‬ ْ‫م‬ُ‫ت‬ْ‫ن‬ُ‫ك‬ ْ‫ن‬ِّ‫إ‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬ِّ‫ث‬ْ‫ر‬َ‫ح‬ ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬
22
( َ‫ون‬ُ‫ت‬َ‫ف‬‫َا‬‫خ‬َ‫ت‬َ‫ي‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬ َ‫و‬ ‫وا‬ُ‫ق‬َ‫ل‬َ‫ط‬ْ‫ن‬‫ا‬َ‫ف‬ )
23
َ‫أ‬ )
ٌ‫ين‬ِّ‫ك‬ْ‫س‬ ِّ‫م‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ َ‫م‬ ْ‫و‬َ‫ي‬ْ‫ل‬‫ا‬ ‫ا‬َ‫ه‬َّ‫ن‬َ‫ل‬ُ‫خ‬ْ‫د‬َ‫ي‬ َ
‫َل‬ ْ‫ن‬
(
24
( َ‫ين‬ ِّ‫ر‬ِّ‫د‬‫ا‬َ‫ق‬ ٍ‫د‬ْ‫ر‬َ‫ح‬ ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ‫ا‬ ْ‫و‬َ‫د‬َ‫غ‬ َ‫و‬ )
25
( َ‫ون‬ُّ‫ل‬‫ا‬َ‫ض‬َ‫ل‬ ‫ا‬َّ‫ن‬ِّ‫إ‬ ‫وا‬ُ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬ ‫َا‬‫ه‬ ْ‫و‬َ‫أ‬َ‫ر‬ ‫ا‬َّ‫م‬َ‫ل‬َ‫ف‬ )
26
( َ‫ون‬ُ‫م‬‫و‬ُ‫ر‬ْ‫ح‬َ‫م‬ ُ‫ن‬ْ‫ح‬َ‫ن‬ ْ‫ل‬َ‫ب‬ )
27
)
( َ‫ون‬ُ‫ح‬ِّ‫ب‬َ‫س‬ُ‫ت‬ َ
‫َل‬ ْ‫و‬َ‫ل‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬َ‫ل‬ ْ‫ل‬ُ‫ق‬َ‫أ‬ ْ‫م‬َ‫ل‬َ‫أ‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬ُ‫ط‬َ‫س‬ ْ‫و‬َ‫أ‬ َ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬
28
ْ‫ب‬ُ‫س‬ ‫وا‬ُ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬ )
( َ‫ين‬ِّ‫م‬ِّ‫ل‬‫ا‬َ‫ظ‬ ‫ا‬َّ‫ن‬ُ‫ك‬ ‫ا‬َّ‫ن‬ِّ‫إ‬ ‫َا‬‫ن‬ِّ‫ب‬َ‫ر‬ َ‫ان‬َ‫ح‬
29
‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬ُ‫ض‬ْ‫ع‬َ‫ب‬ َ‫ل‬َ‫ب‬ْ‫ق‬َ‫أ‬َ‫ف‬ )
( َ‫ون‬ُ‫م‬ َ‫و‬ َ
‫َل‬َ‫ت‬َ‫ي‬ ٍ
‫ض‬ْ‫ع‬َ‫ب‬
30
( َ‫ين‬ِّ‫غ‬‫ا‬َ‫ط‬ ‫ا‬َّ‫ن‬ُ‫ك‬ ‫ا‬َّ‫ن‬ِّ‫إ‬ ‫َا‬‫ن‬َ‫ل‬ْ‫ي‬ َ‫و‬ ‫ا‬َ‫ي‬ ‫وا‬ُ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬ )
31
‫َا‬‫ن‬ِّ‫ب‬َ‫ر‬ ‫ى‬َ‫ل‬ِّ‫إ‬ ‫ا‬َّ‫ن‬ِّ‫إ‬ ‫ا‬َ‫ه‬ْ‫ن‬ِّ‫م‬ ‫ا‬‫ْر‬‫ي‬َ‫خ‬ ‫َا‬‫ن‬َ‫ل‬ِّ‫د‬ْ‫ب‬ُ‫ي‬ ْ‫ن‬َ‫أ‬ ‫َا‬‫ن‬ُّ‫ب‬َ‫ر‬ ‫ى‬َ‫س‬َ‫ع‬ )
( َ‫ُون‬‫ب‬ِّ‫غ‬‫ا‬َ‫ر‬
32
ُ‫اب‬َ‫ذ‬َ‫ع‬ْ‫ل‬‫ا‬ َ‫ك‬ِّ‫ل‬َ‫ذ‬َ‫ك‬ )
( َ‫ون‬ُ‫م‬َ‫ل‬ْ‫ع‬َ‫ي‬ ‫وا‬ُ‫ن‬‫ا‬َ‫ك‬ ْ‫و‬َ‫ل‬ ُ‫ر‬َ‫ب‬ْ‫ك‬َ‫أ‬ ِّ‫ة‬ َ‫ر‬ ِّ‫خ‬َ ْ
‫اْل‬ ُ‫اب‬َ‫ذ‬َ‫ع‬َ‫ل‬ َ‫و‬
33
)
Artinya :
Sesungguhnya Kami telah mencobai mereka (musyrikin Mekah)
sebagaimana Kami telah mencobai pemilik-pemilik kebun, ketika mereka
bersumpah bahwa mereka sungguh-sungguh akan memetik (hasil)-nya di
pagi hari. dan mereka tidak menyisihkan (hak fakir miskin). lalu kebun itu
diliputi malapetaka (yang datang) dari Rabbmu ketika mereka sedang tidur.
maka jadilah kebun itu hitam seperti malam yang gelap gulita. lalu mereka
panggil memanggil di pagi hari:“Pergilah di waktu pagi (ini) ke kebunmu
jika kamu hendak memetik buahnya.”. Maka pergilah mereka saling
berbisik-bisik. “Pada hari ini janganlah ada seorang miskin pun masuk ke
dalam kebunmu.”. Dan berangkatlah mereka di pagi hari dengan niat
menghalangi (orang-orang miskin) padahal mereka (menolongnya). Tatkala
mereka melihat kebun itu, mereka berkata: “Sesungguhnya kita benar-benar
orang-orang yang sesat (jalan),bahkan kita dihalangi (dari memperoleh
hasilnya). Berkatalah seorang yang paling baik pikirannya di antara mereka:
“Bukankah aku telah mengatakan kepadamu, hendaklah kamu bertasbih
(kepada Tuhanmu). Mereka mengucapkan: “Maha Suci Rabb kami,
sesungguhnya kami adalah orang-orang yang zalim.”. Lalu sebahagian
mereka menghadapi sebahagian yang lain seraya cela mencela. Mereka
6
berkata: “Aduhai celakalah kita; sesungguhnya kita ini adalah orang-orang
yang melampaui batas.”. Mudah-mudahan Rabb kita memberikan ganti
kepada kita dengan (kebun) yang lebih baik daripada itu; sesungguhnya kita
mengharapkan ampunan dari Rabb kita. Seperti itulah azab (dunia). Dan
sesungguhnya azab akhirat lebih besar jika mereka mengetahui. (QS. Al
Qalam: 17-33).
B. HUKUMAN YANG DISEGERAKAN SEBAGAI BENTUK KASIH
SAYANG ALLAH SWT
Setiap pribadi manusia akan ditangguhkan dosa yang diperbuatnya
hingga hari kiamat. Namun terdapat tiga dosa besar yang balasannya akan
disegeraka Allah SWT di dunia.
‫و‬َْ ‫أ‬‫و‬‫ۦ‬ََ َ‫ك‬ َ‫ر‬َ‫ب‬َ‫ۦ‬ َ‫أ‬ ‫و‬
‫ي‬ َ‫ر‬ ‫و‬ َ‫سه‬ ‫و‬‫ه‬َ‫ت‬َْ، ‫و‬‫و‬َْ ُ‫و‬‫أ‬‫و‬‫ن‬َ‫ت‬ ‫س‬ ‫مء‬ ‫ص‬ ‫هللا‬ ‫هه‬ ‫م‬ ْ ‫مل‬ ‫م‬ ‫فل‬ ‫ق‬ : ‫ا‬ َ‫ب‬ُ۟۟ ‫و‬‫ر‬ ‫و‬‫ه‬ ُ ‫و‬‫هللا‬ ‫تيف‬ ‫ا‬ ‫اف‬
َ‫ى‬‫ٍف‬ ‫ء‬ ‫ا‬ ‫و‬‫ُُم‬ ‫و‬‫غ‬‫ةهفا‬ ‫س‬ َ
‫اا‬ َ‫ةأ‬َ‫ن‬ ‫س‬، َ‫ْةُق‬ ‫و‬‫ُو‬َ‫د‬ ‫ُس‬ ‫س‬، َ َ‫غ‬‫هن‬ ‫ق‬ ‫و‬‫ٰٓل‬َ‫ر‬ ‫س‬، ‫و‬ ‫و‬ِ‫ون‬ُ ‫يف‬‫و‬‫ن‬ٰٓ‫هف‬ ‫أ‬ ‫ا‬ ‫۟هف‬‫د‬ ‫س‬ َ ‫قن‬ ‫و‬‫م‬َُ‫ل‬ ‫س‬
Hal ini sesuai dalam hadist dari Abu Bakrah RA, Rasulullah SAW
bersabda,” Setiap dosa akan di akhirkan (ditunda) balasannya oleh Allah SWT
hingga hari kiamat, kecuali al-baghy (zalim), durhaka kepada orang tua dan
memutuskan silaturahim, Allah akan menyegerakan di dunia sebelum kematian
menjemput.” (HR Al Hakim, Al Mustadrak No 7345).
Berikut ini 3 dosa yang balasannya akan disegerakan Allah swt. didunia :
1. Dosa yang berbuat zalim.
Zalim adalah perbuatan melampaui batas dalam melakukan keburukan.
Perbuatan zalim dapat mengotori hati, seperti sombong, dengki, ghibah,
fitnah, dusta, dan lain sebagainya. Karena itu zalim termasuk dari dosa
besar. Manusia yang zalim akan mendapatkan balasan di dunia dan siksa
pedih di akhirat. Sebagaimana yang dijelaskan dalam Alquran:
َ َْ َ‫ل‬‫و‬‫ي‬َ َ‫ي‬‫و‬َُْ ‫و‬َ ‫ا‬ ‫و‬َُِ‫ح‬َ ‫س‬ ‫و‬‫َر‬‫ه‬َ‫ة‬‫و‬‫ۦ‬ ‫و‬
‫ا‬ َ‫ر‬َ َ
‫سس‬ ‫أ‬‫و‬‫ا‬ َ‫ُب‬‫و‬‫ة‬َ‫ن‬َُ َ َ‫فْل‬َ‫ت‬ ‫س‬ َ‫ُب‬‫و‬‫ل‬‫و‬‫م‬ََُِ َ‫ُو‬‫و‬ َ ‫س‬ ‫ء‬َ‫م‬َْ ‫و‬ ‫ه‬‫و‬‫ن‬َ‫ا‬ ‫س‬ ‫ف‬َ‫ل‬َ۟‫و‬‫ا‬‫ب‬‫ل‬‫ه‬‫و‬ََ ‫ب‬‫سب‬
“Sesungguhnya dosa itu atas orang-orang yang berbuat zalim kepada
manusia dan melampaui batas di muka bumi tanpa hak. Mereka itu
mendapat azab yang pedih.” (QS Asy-Syura: 42)
7
2. Orang yang suka durhaka kepada orang tua
Sikap buruk dan tidak menghormati serta tidak menyayangi kedua orang
tua, adalah sikap yang sangat tercela, karena merekalah penyebab
keberadaan kita di dunia ini. Jika sikap ini dilakukan, maka akan
mengundang kemurkaan dari Allah SWT di dunia ini, antara lain dalam
bentuk pembangkangan sikap yang dilakukan anak-anak mereka. Karena
itu, sikap ihsan baik dalam ucapan maupun perbuatan merupakan suatu
kewajiban agama sekaligus merupakan suatu kebutuhan. Seperti yang
dijelaskan dalam firman Allah SWT:
ْ
‫ء‬َ‫ض‬َ‫ق‬ َ َ‫ي‬‫ۦ‬َ‫ر‬ َ
‫ا‬ََ ‫س‬ ‫و‬‫د‬‫و‬‫ن‬َ‫ن‬َٓ َ‫ل‬‫و‬‫ا‬‫س‬ ‫و‬‫ي‬‫َف‬ُ‫و‬‫ا‬ ‫و‬‫َو‬َُ‫د‬‫و‬ ‫س‬ ََُ ‫ف‬‫و‬‫ۦ‬ َ ‫ف‬َ۟‫ف‬َ‫ا‬َٰٓ‫و‬‫ا‬ ‫ا‬ ‫ف‬َ‫ا‬‫و‬‫ا‬ َ‫َو‬‫ة‬‫و‬‫م‬َ‫ن‬َُ َ‫ن‬َ‫د‬َ‫ت‬‫و‬ْ َ‫ر‬َ‫ن‬‫و‬‫ب‬َ ‫س‬ ‫ف‬َ‫ل‬‫و‬‫إ‬‫و‬‫د‬َََٰٓ َ ََ ‫ف‬َ‫ل‬‫و‬‫إ‬ َ
‫م‬‫و‬‫ا‬ َ
‫م‬َ‫ا‬ َ ‫و‬‫ة‬َٓ
‫ف‬َ‫ل‬‫و‬‫ي‬َ َُ ‫و‬َ َ
‫ا‬ َ ‫ف‬َ‫ل‬‫و‬‫إ‬َ‫ر‬َ‫ي‬َ‫ت‬َٓ َ ‫و‬‫ق‬ َ ‫ف‬َ‫ل‬‫و‬‫ي‬َ َ
‫ا‬ ََُ‫ق‬ ‫و‬‫ر‬َ‫ا‬
“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah
selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu-bapakmu dengan
sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya
sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah
kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu
membentak mereka, dan ucapkanlah kepada mereka ucapan yang mulia.”
(QS Al-Isra: 23).
3. Dosa orang yang memutuskan silaturahmi
Islam tidak menyukai orang-orang yang memutuskan tali persaudaraan.
Islam mengancam dan mengecam secara tegas orang-orang yang
memutuskan tali persaudaraan. Dalam hal ini, Rasulullah SAW bersabda
dari Abu Muhammad Jubiar bin Muth’im RA:
‫ْو‬ ‫ۦأ‬ََ ‫احلد‬ ‫و‬‫َر‬‫ه‬َ‫ن‬‫و‬‫س‬ ‫و‬‫ۦو‬ َ‫ل‬‫و‬‫ن‬َ ‫و‬‫ا‬ ‫يأ‬ ‫ر‬ ‫هللا‬ ‫ته‬ ْ َ‫ب‬ََ َ‫ل‬ُ‫رم‬ َ‫سه‬ ‫ﷺ‬ َ‫ل‬‫ف‬َ‫ق‬: ‫ا‬ ‫و‬ ‫و‬‫ه‬َ‫د‬َُ َ‫غ‬َ‫ت‬َِ ‫س‬
‫ب‬‫ا‬‫و‬ِ‫ف‬َ‫ق‬
“Tidak akan masuk surga orang yang memutus (silaturahim)." (HR Bukhari
dan Muslim).
8
Islam begitu tegas terhadap hubungan baik sesama manusia. Oleh karena
itu, orang yang tidak mau berbuat baik dan justru memutus persaudaraan,
Islam pun memberikan ancaman yang keras, yakni tidak akan masuk surga
sebagai balasannya. Sungguh mengerikan.
Kasih sayang merupakan salah satu sifat terpuji yang sangat dicintai oleh
Allah SWT. Hal ini karena kasih sayang dapat mendorong manusia untuk
membantu meringankan penderitaan yang dialami oleh manusia lain.
Dengan adanya kasih sayang, tercipta kepedulian, kedamaian, dan rasa
empati kepada orang lain. Nah, berikut ini beberapa pandangan Islam terhadap
kasih sayang yang diriwayatkan dalam hadis :
1. Orang yang tidak menyayangi maka tidak disayangi
‫ا‬ َ‫و‬َ‫ا‬‫ورٰٓل‬ُ ‫ا‬ ‫رٰٓل‬َُ
Man laa yarham walaa yurham
Artinya:
"Barang siapa tidak menyayangi maka tidak akan disayangi." (HR Bukhari
dan Muslim)
2. Allah swt hanya menyayangi hambanya yang penyayang
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabada:
‫ف‬َ‫ل‬َ۟‫و‬‫ا‬ َ‫ى‬‫ف‬َ‫ل‬َٰٓ‫ر‬ ‫س‬ ‫و‬‫ي‬‫و‬ ‫ف‬َ‫ن‬‫و‬ْ َ‫و‬‫و‬‫ا‬ ‫و‬‫هللا‬ ‫و‬‫ل‬ََٰٓ‫ر‬َُ
Artinya:
Sesungguhnya Allah hanya menyayangi hamba-hambaNya yang
penyayang (HR Ath-Thabrani dalam al-Mu’jam al-Kabiir, dan
dihasankan oleh Syekh Albani dalam sahih Al-Jaami’ no 2377)
3. Orang yang penyayang akan dirahmati oleh Allah swt
Berbicara tentang kasih sayang, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam
juga bersabda:
‫و‬‫فى‬َ‫ل‬َ‫ا‬ ‫س‬ ‫أ‬‫و‬‫ا‬ َ‫و‬َ‫ا‬ َ‫ل‬‫و‬‫ب‬َ‫ل‬ََٰٓ‫ر‬َُ ‫و‬
‫ا‬ َ‫ر‬َ‫س‬‫س‬ ‫أ‬‫و‬‫ا‬ َ‫و‬َ‫ا‬ ‫ُس‬‫و‬‫ل‬ََٰٓ‫ور‬‫س‬ ،‫و‬‫فب‬َ‫ل‬ََٰٓ‫ر‬ ‫س‬ ‫و‬‫ل‬‫و‬‫ي‬‫و‬‫ل‬ََٰٓ‫ر‬َُ َ‫ب‬ َُ‫و‬‫ل‬ ‫و‬ٰٓ‫س‬َ‫ر‬ ‫س‬
9
Artinya:
“Para pengasih dan penyayang dikasihi dan di sayang oleh Ar-Rahman
(Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang), rahmatilah yang ada di
bumi niscaya kalian akan dirahmati oleh zat yang ada di langit.” (HR Abu
Dawud no 4941 dan At-Tirmidzi no 1924 dan disahihkan oleh Syekh Albani
dalam as-Sahihah no 925)
4. Kasih sayang adalah bagian dari rahmat allah
Seruan untuk menebarkan kasih sayang kepada sesama muslim juga terdapat
dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Tirmidzi. Berikut bunyi hadis
tersebut:
"Orang-orang yang memiliki sifat kasih sayang akan disayang oleh Allah
yang Maha Penyayang, sayangilah semua yang ada di bumi maka semua
yang ada di langit akan menyayangimu. Kasih sayang itu bagian dari rahmat
Allah, barang siapa menyayangi, Allah akan menyayanginya. Siapa yang
memutuskannya, Allah juga akan memutuskannya." (Hadis riwayat
Tirmidzi)
5. Kasih sayang tak terbatas hanya diantara orang mukmin saja, melainkan
untuk seluruh umat manusia
Dalam hadis lain diriwayatkan bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi
Wasallam bersabda:
“Sekali-kali tidaklah kalian beriman sebelum kalian mengasihi”. Kemudian
mereka menjawab, “Wahai Rasulullah, semua kami pengasih”. Rasulullah
SAW bersabda kembali, “Kasih sayang itu tidak terbatas pada kasih sayang
salah seorang di antara kalian kepada sahabatnya (mukmin), tetapi bersifat
umum (untuk seluruh umat manusia” (H.R. Ath Thabrani)
Berikut ini salah satu contoh kasus hukuman yang harus disegerakan :
Menguburkan jenazah, memandikan dan mengubur jenazah tidak boleh ditunda.
Apabila yang ingin menguburkan jenazah di kampung halaman, kalau ada
10
pekarangan yang lebih dekat, bisa langsung menggunakan area tersebut tanpa
melakukan perjalanan jauh karena lebih cepat lebih baik.
C. BERITA KENABIAN RASULULLAH SAW YANG DIMUAT DI DALAM
KITAB-KITAB SUCI AGAMA LAIN
1. Kehadiran Rasulullah saw Disebutkan Dikitab Taurat Dan Injil
Kedatangan Nabi Muhammad SAW sebagai penutup para nabi telah
disebutkan jauh sebelum beliau lahir. Kitab-kitab agama terdahulu dikatakan
telah menyebut akan lahirnya Muhammad yang membawa ajaran kenabian
dari Allah. Kitab-kitab yang dimaksud ialah kitab yang pengikutnya
dinyatakan Allah di dalam Alquran sebagai Ahli Kitab atau disebut kitab
kaum Yahudi dan Nasrani. Nabi Muhammad juga telah disebut dalam kitab
agama Persia dan Hindu.
Seperti dikutip dari buku berjudul "Kelengkapan Tarikh Nabi
Muhammad, Volume 1" oleh Moenawar Khalil, disebutkan bahwa
datangnya Nabi Muhammad SAW kepada umat manusia telah disebutkan
dan dinyatakan dalam kitab Taurat dan Injil. Hal demikian sebagaimana
disebutkan dalam Alquran surah al-A'raaf ayat 157 yang berbunyi, "(Yaitu)
orang-orang yang mengikuti Rasul, Nabi yang ummi yang (namanya)
mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil."
Perjanjian Lama dalam bahasa Arab disebut al-‘Ahdu al-Qadim dan
dalam bahasa Belanda disebut Ould Testament, atau yang dianggap sebagai
kitab Taurat oleh kaum Yahudi dan Nasrani.
Sedangkan Perjanjian Baru dalam bahasa Arab disebut al-‘Ahdu al-
Jadid dan dalam bahasa Belanda disebut Niew Testament, dan itulah yang
dianggap kitab Injil oleh kaum Nasrani. Perjanjian Lama berisi himpunan
kitab suci dari nabi-nabi sebelum Nabi Isa AS, dan Perjanjian Baru adalah
yang berisi himpunan kitab suci yang dibawa Nabi Isa AS.
Di dalam buku tersebut disebutkan beberapa ayat dari kitab-kitab agama
terdahulu, yang menjelaskan tentang akan datangnya Nabi Muhammad
SAW. Buku tersebut mengutip bunyi kalimat bahasa Indonesia dari ayat
11
Bibel, yang disalin dari Bibel yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia
yang diterbitkan oleh Nederlandsch Bibel Genootschap di Amsterdam pada
1916.
Salah satunya disebutkan dalam kitab Ulangan, 18:15, yang berbunyi,
"Bahwa seorang Nabi dari antara kamu dari antara segala saudaramu dan
yang seperti aku ini yaitu akan dibangkitkan oleh Tuhan Allahmu bagi kamu
maka dia haruslah kamu dengar."
Di beberapa ayat dalam Kitab Ulangan itu disebutkan akan diutusnya
Nabi Muhammad SAW dengan semua yang dikatakannya membawa atau
menyebut Nama Tuhan dan bukan nama dewa. Nabi Muhammad SAW juga
wafat tidak karena dibunuh orang. Selain itu, apa yang dikatakan oleh Nabi
Muhammad tentu terjadi, meski baru terjadi pada masa beberapa abad
sesudah wafatnya dan yang terjadi pada masa hidupnya.
"Bahwa kalau Nabi itu berkata atas Nama Tuhan, lalu barang yang
dikatakannya itu tak jadi atau tak datang, itulah perkataan yang bukan sabda
Tuhan, melainkan Nabi itu berkata dengan angkaranya: jangan kamu takut
akan dia." (Ulangan, 18:22).
Kemudian dalam Injil Yahya juga disebutkan ayat yang mengarah pada
akan kedatangan Nabi Muhammad. Seperti dalam Yahya, 14:26, yang
berbunyi, "Tetapi penghibur, yaitu Ruhul Kudus, yang akan disuruh oleh
Bapa sebab namaku, yaitu akan mengajarkan segala perkara itu kepadamu
dan mengingatkan kamu segala perkara yang telah kukatakan kepadamu itu."
"Maka sekarang sudah kukatakan kepadamu sebelum jadinya, supaya
apabila ia jadi kelak, boleh kamu percaya" (Yahya, 14:29).
Dari ayat itu dijelaskan, bahwa Nabi Muhammad SAW akan datang dan
diperintah oleh Tuhan dan akan mengajarkan segala perkara kepada
manusia. Hal demikian juga telah dinyatakan dalam Alquran.
Kemudian dalam ayat lainnya di Kitab Injil Yahya, Nabi Muhammad
digambarkan sebagai penghibur (Rahul Kudus) dan yang akan memuliakan
12
Nabi Isa karena ia akan mengambil beberapa keterangan dari apa yang telah
diterangkan oleh Nabi Isa kepada kaumnya.
Di dalam Kitab Injil Barnabas, kedatangan Nabi Muhammad SAW lebih
jelas dinyatakan. Barnabas sendiri adalah nama seorang sahabat atau
pembela Nabi Isa. Karenanya, Injil Barnabas ditulisnya sendiri dari wasiat
yang didengarnya dari Nabi Isa AS. Di dalam kitab itu memberitakan
kedatangan Nabi SAW, bahkan dijelaskan pula tentang peristiwa disalibnya
Nabi Isa, bukanlah Nabi Isa yang disalib, melainkan Yahuda. Injil Barnabas
termasuk injil yang kuno, yang tertulis pada abad pertama Masehi.
Dalam ayat di kitab Injil Barnabas, misalnya, disebutkan bahwa saat
Nabi Isa AS memberitahu para hawari (penolong) bahwa beliau akan
berpaling meninggalkan alam. Saat itu, Isa berkata agar hati mereka tidak
bergoncang dan tidak takut. Sebab, Isa bukanlah yang menjadikan mereka,
tetapi Allah yang menjadikan dan memelihara mereka.
"Adapun tentang ketentuan tugasku, sesungguhnya aku datang untuk
menyediakan jalan bagi Rasulullah yang akan datang dengan membawa
tugas kelepasan alam ini." (Barnabas, 72:10).
2. Nabi Muhammad Dijelaskan Di Kitab Hindu
Kitab suci umat Hindu terbagi menjadi tiga, yaitu Vedas, Upanishads,
and Puranas. Ketiganya dibedakan berdasarkan umurnya, beberapa
menyebutkan kitab tersebut berasal dari sekitar 4.000 tahun yang lalu. Baru-
baru ini telah ditemukan bahwa Nabi Muhammad SAW disebutkan dalam
kitab-kitab tersebut.
Salah satu bukti yang mengejutkan adalah jazirah Maharshi Vyasa yang
merupakan tempat suci umat Hindu, merupakan tanah Arab yang dirusak
setan. Kemungkinan hal itu berasal dari pra-Islam pagan.
Selanjutnya, disebutkan Mahamad, yang diperkirakan maksudnya adalah
Muhammad, dimana dalam kitab tersebut digambarkan sebagai orang yang
akan menuntun orang-orang yang sesat.
13
Dalam kitab itu, disebutkan dia akan disunat, berjenggot, fasih, dia akan
membuat revolusi besar, dia akan mengumumkan panggilan untuk
beribadah, dia akan makan daging hewan halal yang bukan dari babi, dan dia
akan melawan bangsa yang tidak beragama. Kesemua itu mengarah pada
ciri-ciri Rasulullah Muhammad SAW.
Bhavishya Purana yang merupakan salah satu Puranas terpenting,
memberikan bukti lain. Disebutkan bahwa di negeri asing akan ada seorang
guru spiritual yang bernama Muhammad. Dimana dia akan menjadi
penghuni Arabia, dia akan mengumpulkan kekuatan besar untuk melawan
atau membunuh iblis dan Allah akan melindunginya dari lawan-lawannya.
Kitab Upanishad, yang merupakan kitab tinggi dari Vedas, dan banyak
digunakan sebagai literatur pelajar Hindu menyebutkan nama nabi
Muhammad. Karena dalam kitab tersebut terdapat pengetahuan yang bersifat
ketuhanan yang mengajarkan bagaimana mendekatkan diri kepada sang
Khaliq.
Selain itu juga, terdapat bukti penting yang disebutkan "tidak ada tuhan
kecuali Allah", dan itu disebutkan lebih dari sekali. Disebutkan pula
deskripsi untuk Allah, yaitu nama dewa adalah Allah, Dia adalah salah satu,
Raja seluruh dunia, Dia adalah yang Terbesar dari semua, Terbaik, Paling
Sempurna, paling suci dari semua, Memelihara dari seluruh dunia, yang
merupakan pengejawantahan bumi dan ruang, dan Tuhan dari semua ciptaan.
Dia menciptakan matahari, bulan, bintang-bintang, dan langit. Dia
Memelihara dari semua burung, binatang, hewan yang hidup di laut dan
mereka yang tidak terlihat oleh mata. Dia adalah Penghapus segala kejahatan
dan bencana, dan Muhammad adalah Rasul Allah.
Dalam Atharva Veda disebutkan 'yang patut dipuji' yang setiap orang
harus memujinya, dan disebutkan namanya Muhammad. Disebutkan pula
Muhammad adalah sosok penunggang unta. Menariknya, hal itu kontras
karena nabi Indian dilarang untuk menunggang unta. Dan nabi Isa
14
disebutkan mengendarai keledai bukan unta. Sehingga jelaslah yang
dimaksud sang pengendara unta adalah Muhammad.
Pada mantra ketujuh menyebutkan ada orang yang akan menuntun semua
manusia, dan Muhammad selalu menegaskan tidak ada pengkhususan yang
dituntun, bukan hanya bangsa Israel ataupun bangsa Arab saja, melainkan
seluruh umat.
Kemudian pada Mantra keenam berbicara tentang beberapa orang
pemberani yang kalah tanpa pertempuran dan jumlah lawan mereka adalah
10 ribu. Hal itu bisa menjadi acuan untuk pertempuran sekutu atau parit yang
berlangsung pada masa Nabi Muhammad.
Jumlah orang-orang yang melakukan pengepungan di sekitar Madinah
memang 10 ribu, dan mereka kalah tanpa pertempuran karena Allah
mengirimkan badai yang akhirnya setelah pengepungan panjang, memaksa
mereka untuk meninggalkan lokasi.
Selanjutnya, dalam Rig Veda, yang berbicara tentang seseorang yang
digambarkan sebagai jujur dan dapat dipercaya, kuat dan murah hati yang
akan menjadi terkenal dengan 10 ribu. Semua ini adalah karakteristik dari
Nabi Muhammad, dan jumlah 10 ribu mungkin dimaksudkan untuk jumlah
para sahabat Nabi Muhammad yang masuk dalam pemenangan Makkah.
D. AL-QURAN SEBAGAI SUMBER SAINS DAN TEKNOLOGI
1. Dimensi Sains Dalam Al-Quran
Kata sains dan teknologi ibarat dua sisi mata uang yang sulit dipisahkan
satu sama lain. Sains, menurut Baiquni, adalah himpunan pengetahuan
manusia tentang alam yang diperoleh sebagai konsensus para pakar, melalui
penyimpulan secara rasional mengenai hasil-hasil analisis yang kritis
terhadap data pengukuran yang diperoleh dari observasi pada gejala-gejala
alam. Sedangkan teknologi adalah himpunan pengetahuan manusia tentang
proses-proses pemanfaatan alam yang diperoleh dari penerapan sains, dalam
kerangka kegiatan yang produktif ekonomis. Al-Qur’an, sebagai kalam
Allah, diturunkan bukan untuk tujuan-tujuan yang bersifat praktis. Oleh
15
sebab itu, secara obyektif, al-Qur’an bukanlah ensiklopedi sains dan
teknologi apalagi al-Qur’an tidak menyatakan hal itu secara gamblang. Akan
tetapi, dalam kapasitasnya sebagai huda lin_nas, al-Qur’an memberikan
informasi stimulan mengenai fenomena alam dalam porsi yang cukup
banyak, sekitar tujuh ratus lima puluh ayat. Bahkan, pesan (wahyu) paling
awal yang diterima Nabi SAW mengandung indikasi pentingnya proses
investigasi (penyelidikan). Informasi alQur’an tentang fenomena alam ini,
menurut Ghulsyani, dimaksudkan untuk menarik perhatian manusia kepada
Pencipta alam Yang Maha Mulia dan Maha Bijaksana dengan
mempertanyakan dan merenungkan wujud-wujud alam serta mendorong
manusia agar berjuang mendekat kepada-Nya.
Dalam visi al-Qur’an, fenomena alam adalah tanda-tanda kekuasaan
Allah. Oleh sebab itu, pemahaman terhadap alam itu akan membawa
manusia lebih dekat kepada Tuhannya. Pandangan al-Qur’an tentang sains
dan teknologi dapat ditelusuri dari pandangan al-Qur’an tentang ilmu. Al-
Qur’an telah meletakkan posisi ilmu pada tingkatan yang hampir sama
dengan iman seperti tercermin dalam surat al-Mujadalah ayat 11: “…
niscaya Allah akan meninggikan orangorang yang beriman di antara kamu
dan orangorang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.” Ayat-ayat
al-Qur’an yang memerintahkan manusia mencari ilmu atau menjadi ilmuwan
begitu banyak. Al-Qur’an menggunakan berbagai istilah yang berkaitan
dengan hal ini. Misalnya, mengajak melihat, memperhatikan, dan mengamati
kejadiankejadian (Fathir: 27; al-Hajj: 5; Luqman: 20; alGhasyiyah: 17-20;
Yunus: 101; al-Anbiya’: 30), membaca (al- ‘Alaq: 1-5) supaya mengetahui
suatu kejadian (al-An’am: 97; Yunus: 5), supaya mendapat jalan (al-Nahl:
15), menjadi yang berpikir atau yang menalar berbagai fenomena (al-Nahl:
11; Yunus: 101; al-Ra’d: 4; al-Baqarah: 164; al-Rum: 24; al-Jatsiyah: 5, 13),
menjadi ulu al-albab (Ali ‘Imran: 7; 190-191; al-Zumar: 18), dan mengambil
pelajaran (Yunus: 3). Sedangkan pandangan al-Qur’an tentang sains dan
teknologi, dapat diketahui dari wahyu pertama yang diterima Nabi
Muhammad saw.: “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang
Menciptakan. Dia menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah dan
16
Tuhanmulah Yang Maha Pemurah. Yang Mengajar (manusia) dengan
perantaraan kalam (tulis baca). Dia mengajarkan manusia apa yang tidak
diketahuinya.” (QS al-‘Alaq: 1-5)
Kata iqra’, menurut Quraish Shihab, diambil dari akar kata yang berarti
menghimpun. Dari menghimpun lahir aneka makna seperti menyampaikan,
menelaah, mendalami, meneliti, mengetahui ciri sesuatu, dan membaca baik
yang tertulis maupun tidak. Sedangkan dari segi obyeknya, perintah iqra’ itu
mencakup segala sesuatu yang dapat dijangkau oleh manusia. Atas dasar itu,
sebenarnya tidak ada alasan untuk membuat dikotomi ilmu agama dan ilmu
non agama. Sebab, sebagai agama yang memandang dirinya paling lengkap
tidak mungkin memisahkan diri dari persoalan-persoalan yang bereperan
penting dalam meningkatkan kesejahteraan umatnya. Berkaitan dengan hal
ini, Ghulsyani mengajukan beberapa alasan untuk menolak dikotomi ilmu
agama dan ilmu non agama sebagai berikut: 1. Dalam sebagian besar ayat al-
Qur’an, konsep ilmu secara mutlak muncul dalam maknanya yang umum,
seperti pada ayat 9 surat al-Zumar: “Katakanlah: adakah sama orang-orang
yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui.” Beberapa
ayat lain yang senada di antaranya QS 2:31; QS 12:76; QS 16: 70. 2.
Beberapa ayat al-Qur’an secara eksplisit menunjukkan bahwa ilmu itu tidak
hanya berupa prinsip-prinsip dan hukum-hukum agama saja. Misalnya,
firman Allah pada surat Fathir ayat 27- 28: “Tidakkah kamu melihat
bahwasanya Allah menurunkan hujan dari langit lalu Kami hasilkan dengan
hujan itu buah-buahan yang beraneka ragam jenisnya. Dan di antara gunung-
gunung itu ada garis-garis putih dan merah yang beraneka ragam warnanya
dan ada (pula) yang hitam pekat. Demikian (pula) di antara manusia,
binatang-binatang melata dan binatang-binatang ternak ada yang bermacam-
macam warnanya (dan jenisnya). Sesungguhnya yang takut kepada Allah di
antara hamba-hamba-Nya hanyalah “ulama”. Sesungguhnya Allah Maha
Perkasa lagi Maha Pengampun." Dengan jelas kata ulama (pemilik
pengetahuan) pada ayat di atas dihubungkan dengan orang yang menyadari
sunnatullah (dalam bahasa sains: “hukum-hukum alam”) dan misteri-misteri
penciptaan, serta merasa rendah diri di hadapan Allah Yang Maha Mulia. Di
17
dalam al-Qur’an terdapat rujukan pada kisah Qarun. “Qarun berkata:
Sesungguhnya aku diberi harta itu karena ilmu yang ada padaku.” (QS al-
Qashash: 78). Di samping itu, subyek yang dituntut oleh wahyu pertama (al-
‘Alaq: 1-5) adalah manusia, karena potensi ke arah itu hanya diberikan oleh
Allah swt. kepada jenis makhluk ini. Pemberian potensi ini tentunya tidak
terlepas dari fungsi dan tanggung jawab manusia sebagai khalifah Allah di
atas muka bumi. Sedangkan bumi dan langit beserta isinya telah
‘ditundukkan’ bagi kepentingan manusia. Mari perhatikan firman Allah di
dalam surat alJatsiyah ayat 13: “Dan Dia menundukkan untukmu apa yang
ada di langit dan apa yang ada di bumi semuanya (sebagai rahmat dari-Nya).
Sesungguhnya pada yang demikian itu benarbenar terdapat tanda-tanda
kekuasaan Allah bagi kaum yang berpikir.” Kata sakhkhara (menundukkan)
pada ayat di atas atau kata yang semakna dengan itu banyak ditemukan di
dalam al Qur’an yang menegaskan bahwa Allah swt. menundukkan semua
ciptaan-Nya sesuai dengan peraturan-peraturan (sunnatullah) Nya, sehingga
manusia dapat mengambil manfaat sepanjang manusia mau menggunakan
akal dan pikirannya serta mengikuti langkah dan prosedur yang sesuai
dengan sunnatullah itu. Misalnya, menurut Baiquni, tertiupnya sehelai daun
yang kering dan pipih oleh angin yang membawanya membumbung tinggi
ke atas adalah karena aliran udara di sekitarnya.
Orang yang melakukan pengamatan dan penelitian untuk menemukan
jawaban atas pertanyaan: “bagaimana daun itu diterbangkan?”, niscaya akan
sampai kepada sunnatullah yang menyebabkan daun itu bertingkah laku
seperti yang tampak dalam pengamatannya. Pada dasarnya, sebuah benda
yang bentuknya seperti daun itu, yang panjang dan bagian pinggir dan
lebarnya melengkung ke bawah, akan mengganggu aliran udara karena pada
bagian yang melengkung itu aliran udara tidak selancar di tempat lain.
Akibatnya, tekanan udara di lengkungan itu lebih tinggi dari pada bagian
lainnya sehingga benda itu terangkat. Orang yang melakukan pengamatan
dan penelitian itu menemukan sunnatullah yang dalam ilmu pengetahuan
disebut aerodinamika. Dengan pengetahuan yang lengkap dalam bidang
aerodinamika dan pengetahuan tentang sifat-sifat material tertentu manusia
18
mampu menerapkan ilmunya itu untuk membuat pesawat terbang yang dapat
melaju dengan kecepatan tertentu.
2. Mukjizat Al-quran Dan Sains
Al-Qur’an adalah mu’jizat Islam yang kekal dan mu’jizatnya selalu
diperkuat dengan kemajuan ilmu pengetahuan. Al-Qur’an diturunkan oleh
Allah SWT. kepada Rasulullah Muhammad SAW. untuk mengeluarkan
manusia dari kegelapan menuju jalan yang terang, serta membimbing
mereka ke jalan yang lurus. Salah satu ciri yang membedakan Islam dengan
yang lain adalah penekanannya terhadap masalah ilmu (sains). Al-Qur’an
dan Hadits mengajak kaum muslim untuk mencari dan mendapatkan ilmu
dan kearifan, serta menempatkan orangorang yang berpengetahuan pada
derajat yang tinggi. Dalam al-Qur’an kata al-‘ilm dan kata-kata jadiannya
digunakan lebih dari 780 kali. Beberapa ayat pertama yang diwahyukan
kepada Rasulullah SAW., menyebutkan pentingnya membaca, pena, dan
ajaran untuk manusia. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat al-‘Alaq
ayat 1-5: “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan.
Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan
Tuhanmulah yang Maha pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan
perantaran kalam. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak
diketahuinya. Tidak hanya dalam al-Qur’an saja yang membahas pentingnya
ilmu pengetahuan, bahkan banyak di dalam Hadits Rasulullah SAW. juga
ada pernyataan-pernyataan yang memuji ilmu dan orang yang terdidik.
Sejumlah Hadits mengenai hal ini dinisbatkan kepada Nabi SAW. yang
beberapa di antaranya: “Mencari ilmu itu wajib bagi setiap muslim”,
“Carilah ilmu sampai ke negeri Cina”, “Para Ulama itu adalah pewaris
Nabi”. Hal di atas menunjukkan bahwa betapa ajaran Islam sudah
memperhatikan tentang pentingnya IPTEK dan menyuruh kepada kaum
muslimin untuk berusaha mengembangkannya. Tentunya perkembangan
IPTEK juga harus diimbangi dengan Iman dan Taqwa. Karena IPTEK yang
tidak diiringi dengan Iman dan taqwa, hanya akan menyebabkan kerusakan.
Sebelum al-Qur’an turun, yang menguasai ilmu itu hanyalah tokoh-tokoh
agama, pemuka masyarakat, ahli hikmah dan filosof. Ilmu itu pun diwarnai
19
khurafat yang digunakan untuk maksudmaksud tertentu, seperti untuk
mengeksploitasi sesama manusia atau menipu yang bodoh.
Ketika al-Qur’an datang, ilmu mempunyai tujuan mulia yaitu untuk
kebaikan dan kemaslahatan manusia. Karena itu, setiap muslim diwajibkan
menuntutnya. Sebagai disebutkan dalam hadits: “Mencari ilmu itu wajib
bagi setiap muslim laki-laki dan muslim perempuan.”
Dari al-Qur’an lahir berbagai cabang imu pengetahuan seperti tajwid,
nahwu, sejarah, tafsir, dan sebagainya. Karena itu, dapat disebutkan bahwa
al-Qur’an merupakan induk segala ilmu. Kemudian melalui orang-orang
Islam, ilmu pun berkembang dan menyebar. Sifat ilmu pengetahuan adalah
dapat diterima oleh rasio atau akal. Al-Qur’an memberikan penghargaan
yang amat tinggi terhadap akal. Tidak sedikit ayat alQur’an yang
menganjurkan dan mendorong manusia agar mempergunakan pikiran dan
akalnya. Dengan penggunaan akal dan pikiran tersebut ilmu pengetahuan
dapat diperoleh dan dikembangkan. Allah SWT. berfirman dalam surat ar-
Rum: 8 “Dan mengapa mereka tidak memikirkan tentang (kejadian) diri
mereka? Allah tidak menjadikan langit dan bumi dan apa yang ada diantara
keduanya melainkan dengan (tujuan) yang benar dan waktu yang ditentukan.
dan Sesungguhnya kebanyakan di antara manusia benar-benar ingkar akan
Pertemuan dengan Tuhannya”.
Al-Qur’an sesungguhnya tidak membedakan antara ilmu agama Islam
dengan ilmu umum. Yang ada dalam al-Qur’an adalah ilmu. Pembagian
adanya ilmu agama Islam dan ilmu umum merupakan hasil kesimpulan
manusia yang mengidentifikasi ilmu berdasarkan sumber objek kajiannya.
Ilmu-ilmu tersebut seluruhnya pada hakikatnya berasal dari Allah, karena
sumber-sumber ilmu tersebut berupa wahyu, alam jagat raya, manusia
dengan perilakunya, akal pikiran dan intuisi batin seluruhnya ciptaan dan
anugerah Allah yang diberikan kepada manusia. Terdapat perselisihan
pendapat antara para ulama yang telah lama berlangsung mengenai
hubungan al-Qur’an dan sains. Dalam kitab Jawahir alQur’an, Imam
alGhazali pada bab “Munculnya Ilmu-ilmu Klasik dan Modern dari al-
20
Qur’an” menerangkan bahwa seluruh cabang ilmu pengetahuan yang
terdahulu dan yang kemudian, yang telah diketahui maupun yang belum,
semua bersumber dari al-Qur’an. Imam al-Suyuthi juga memiliki pandangan
yang sama dengan Imam alGhazali. Dalam bukunya al-Ithqan fi ‘Ulum al-
Qur’an, beliau berpendapat bahwa alQur’an mencakup seluruh ilmu klasik
dan modern.
Dalam hal ini, perlu untuk menyebutkan bahwa motif para ulama
terdahulu dalam memandang al-Qur’an sebagai sumber seluruh ilmu itu lahir
dari keyakinan terhadap komprehensifnya al-Qur’an. Akan tetapi, para
ulama sekarang, di samping meyakini hal ini, mereka lebih menekankan
pembuktian akan keajaiban al-Qur’an dalam bidang keilmuaan. Oleh karena
itu, mereka mencoba mencocokkan al-Qur’an dengan penemuan-penemuan
sains kontemporer. Al-Qur’an semakin laris dikaji oleh para ilmuwan
terutama masyarakat nonmuslim. Terbukti, al-Qur’an banyak memberikan
informasi tentang IPTEK yang semakin hari semakin nyata lewat kajian dan
percobaan yang mengagumkan. Sebagai contoh, hasil percobaan pemotretan
atas pegunungan di Nejed (Arab Saudi) oleh Telster (Satelit Amerika
Serikat) ternyata diketahui bahwa gunung-gunung yang tampak di mata kita
seolah tetap, sesungguhnya gunung-gunung itu berarak sebagaimana mega.
Firman Allah SWT dalam surat an-Naml: 88. “Dan kamu Lihat gunung-
gunung itu, kamu sangka Dia tetap di tempatnya, Padahal ia berjalan sebagai
jalannya awan. (Begitulah) perbuatan Allah yang membuat dengan kokoh
tiap-tiap sesuatu; Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu
kerjakan”.
Jangkau pengamatan empirik dan rasio kita terlalu lemah, dan akal kita
tidak mampu mencerna bahwa gunung-gunung sedahsyat itu yang tertancap
di bumi, dikatakan dalam alQur’an berjalan sebagaimana awan. Tetapi
ternyata hal itu kini telah dibuktikan oleh IPTEK sebagai perpanjangan
pengamatan manusia. Memang begitulah kehendak Allah terhadap gunung-
gunung, karena semua isi alam ini milik Allah, dan tunduk di bawah
perintah-Nya. Manusia wajib menerima dengan penuh keimanan semua isi
al-Qur’an yang menyangkut IPTEK, baik itu sudah terbukti atau belum.
21
Manusia dan IPTEK masih harus bekerja keras untuk membuktikan
formula-formula alQur’an. Kitab ini memang sungguh tidak akan ada
habisnya menyajikan ilmu Allah itu. IPTEK menjelaskan fenomena alam
semesta, dan alam semesta membuktikan kebenaran al-Qur’an.10 Sebagian
dari ulama berpendapat bahwa tidak ada penemuan baru sains yang tidak
diramalkan oleh al-Qur’an. Misalnya, al-Thanthawi, dalam tafsir al-
Qur’annya, mencoba menyarikan hasilhasil ilmu kealaman dari al-Qur’an
dan ia takut tidak bisa hidup cukup lama untuk menempatkan seluruh
penemuan sains dan teknologi di dalam al-Qur’an. Namun, beliau
berbahagia karena penemuan-penemuan sains sampai sekarang massih
menunjukkan kekuatan profetis al-Qur’an.
3. Keilmiahan Sains Al-quran
Perkembangan sains dari masa ke masa adalah hasil upaya manusia
dalam memahami lingkungan semestanya. Karena itu, sains tak seharusnya
dipisahkan dari agama. Menurut Thomas Djamaluddin (seorang Profesor
Riset Astronomi Astrofisika Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional)
menyatakan bahwa sains harus jadi bagian dari kehidupan, sejalan dengan
Alquran. Oleh karena itu, seharusnya tak ada klaim tentang kecocokan ilmu
pengetahuan tertentu dengan ajaran agama.Temuan-temuan sains adalah
penjelasan bagi ayat-ayat Alquran, bukan pencocokan. Peran dan kontribusi
Muslim dalam sains seperti bidang astronomi dibahas sesuai dengan
kontribusi yang mereka berikan. Selain pemikiran mengenai konsep-konsep
astronomi, kontribusi tersebut juga dilihat dari karya tulis yang mereka
hasilkan.
Dengan demikian, dunia mengakui kontribusi mereka sebagaimana
mengakui kontribusi ilmuan Barat atau non Muslim. Ada banyak tokoh
Muslim yang menonjol dalam dunia astronomi, seperti al-Battani yang
menjelaskan tentang kemiringan poros bumi, musim di bumi, gerhana
matahari, penampakan hilal, dan juga tentang tahun matahari yang terdiri
dari 365 hari. Selain itu, ada pula al-Faraghani yang menjelaskan tentang
dasar-dasar astronomi, termasuk gerakan benda langit dan diameter bumi
22
serta planet-planet lainnya. Juga Ibnu Hayyan yang dikenal sebagai Bapak
Kimia, menjelaskan tentang warna matahari, konsep bayangan, serta pelangi.
Dan banyak lagi astronom Muslim yang mewarnai sejarah astronomi.
Ada dua hal utama yang perlu dilakukan dan diperbaiki. pertama, umat
Islam harus menghilangkan dikotomi sains dan Islam. Selama ini, sains
kerap dianggap produk Barat, sehingga ada pemilahan mana sains Barat dan
mana pengetahuan Islam. Padahal seharusnya tidak demikian. Sains bisa
dibuktikan dengan mengikuti kaidah-kaidah ilmiah, bukan dengan klaim
bahwa ini sains milik Muslim dan ini milik non Muslim. Sains dapat dikaji
ulang oleh siapapun tanpa memandang bangsa ataupun agama. Ia harus jadi
bagian dari kehidupan seharihari dan juga sejalan dengan Alquran. Maka
tugas ilmuan adalah untuk terus mengembangkan ilmu pengetahuan bagi
maslahat manusia dan juga alam semesta.
Kedua, setelah menghapuskan dikotomi tersebut, senada dengan pesan
Rasulullah saw, saya berharap umat Islam terus belajar, termasuk mendalami
ilmu pengetahuan. Mengapa? Karena sains adalah bagian dari cara kita
memahami alam semesta. Sains adalah kontribusi manusia sepanjang masa.
Satu dari hal yang paling luar biasa dalam Al-Quran adalah bagaimana ia
menguraikan ilmu pengetahuan. Al-Quran yang dinyatakan kepada
Muhammad (saw) pada abad ke 7 berisikan fakta-fakta ilmiah menakjubkan
yang sedang ditelusuri di abad ini. Para ahli ilmu pengetahuan terkejut dan
kerap terbungkam saat mereka diperlihatkan betapa terperinci dan akuratnya
beberapa ayat dalam Quran tentang ilmu pengetahuan modern.
a. Penjelasan sains terhadap ayat Alqur’an tentang alam semesta
“Dan apakah orang-orang kafir tidak mengetahui bahwasanya
langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah satu padu, kemudian Kami
pisahkan antar keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang
hidup. Maka, mengapakah mereka tiada juga beriman?” (QS. Al-
Anbiyaa’: 30).
23
Pada hampir 14 abad lalu, ayat di atas menjadi satu di antara
firman-firman Allah yang turun kepada Rasulullah saw dengan muatan
sains. Ayat tersebut menjelaskan tentang asal-mula langit dan bumi, yang
mulanya satu dan kemudian dipisahkan.
Teori Big Bang atau Letupan Besar yang dikemukakan pada abad
20 menjadi bukti sekaligus penegas kebenaran ayat Alquran di atas. Ayat
tersebut menjelaskan proses awal penciptaan alam semesta sejak 14 abad
lalu, ketika teknologi belum menunjang penelitian astronomi dan bahwa
sang penerima wahyu, Rasulullah saw, bahkan tak mengenal bacatulis.
Teori tersebut menjelaskan, semesta bermula dari sebuah benda seukuran
bola tenis pada masa 0 detik atau sebelum semuanya ada. Materi tersebut
sangat padat dengan kepadatan tak terkira dan suhu yang luar biasa. Ia
meledak, dan pada detik pertama menghasilkan partikel dan energi
eksotis. Lalu, tiga menit pertama, tercipta hydrogen (unsur pembentuk
air) dan helium. Proses tersebut berlangsung sampai dengan enam tahap
hingga tercipta alam semesta seperti sekarang. Teori abad 20 tersebut
sekaligus menjelaskan apa yang telah dipaparkan Alquran dalam surah
Yunus ayat 3 [17], “Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang
menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, kemudian Dia
bersemayam di atas ‘Arsy untuk mengatur segala urusan…”
Namun untuk memperdetil tahapan dalam enam hari itu, ayat 27-
32 surah AnNazi’at adalah dalil yang paling menjelaskan. Pertama, ayat
27 yang berbunyi “Apakah kamu yang lebih sulit penciptaannya ataukah
langit? Allah telah membangunnya” menunjukkan penciptaan langit
sebagai tahap pertama pembangunan semesta, yang menurut
perkembangan sains hari ini diyakini sebgai peristiwa big bang tersebut.
Sedangkan ayat selanjutnya, Dia meninggikan bangunannya lalu
menyempurnakannya”, menunjukkan ekspansi yang dilakukan Allah.
Jika dikaitkan dengan Teori Big Bang, tahap ini adalah tahap evolusi
bintang. Setelah itu, pada ayat 29, firman Allah “Dan Dia menjadikan
malamnya gelap gulita dan menjadikan siangnya terang benderang”
24
menunjukkan proses terbentuknya matahari dan juga tata planet, karena
telah ada siang dan malam. Sementara ayat 30, “Dan bumi sesudah itu
dihamparkan-Nya” mengindikasikan proses evolusi yang terjadi di bumi,
seperti pergeseran lempeng bumi.
Proses evolusi tersebut kemudian melahirkan benua-benua,
hingga kemudian terjadi tahap selanjutnya yakni evolusi kehidupan di
bumi. Allah mulai memancarkan air dan menciptakan makhluk pertama
di bumi berupa tumbuh-tumbuhan [18]. Tahap ini dijelaskan dalam ayat
“Ia memancarkan daripadanya mata airnya dan (menumbuhkan) tumbuh-
tumbuhannya.” Sebagai tahap akhir, gunung dalam ayat “Dan gunung-
gunung dipancangkan-Nya dengan teguh” menjadi simbol tahap
penyempurnaan bumi oleh Allah swt, sebelum akhirnya ia menciptakan
binatang dan manusia. Tahap-tahap yang enam ini juga dijelaskan dalam
beberapa ayat dan surah lain. Salah satunya adalah Fushshilat ayat 9-11.
b. Penjelasan sains terhadap Al-Qur’an tentang embriologi
Di tahun 1982 Keith Moore, seorang profesor di Universitas
Toronto, menghasilkan sebuah buku berjudul ”The Developing Human,
edisi ke 3″. Dalam buku ini Moore menyatakan keterkejutannya
mengenai bagaimana perkembangan embrio dikisahkan dalam Al-
Qur’an. Moore dan para kaum Muslim pendukungnya merujuk kepada
ayat berikut ini: “Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani dalam
tempat yang kokoh; Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal
darah; lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging; dan
segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang lalu tulang belulang
itu Kami bungkus dengan daging; kemudian Kami jadikan dia makhluk
yang lain.” (Surah 23:13- 14)
Al-Qur’an mengatakan bahwa gumpalan darah kemudian
menjadi tulang dan kemudian Tuhan ”membungkus tulang dengan
daging” (Surah 23:13-14). Adalah suatu fakta ilmiah bahwa jaringan
terbentuk lebih dulu, dan tulang tumbuh sesaat kemudian, dan terus
bertambah kuat (dengan membangun kalsium) bertahun-tahun setelah
25
kelahiran. Oleh sebab itu, ini sudah jelas adalah satu dari banyak
ketidakcermatan ilmiah dalam al-Qur’an.
c. Penjelasan sains terhadap Al-Qur’an tentang pengiraan kecepatan cahaya
Siapa tidak kenal dengan Albert Einstein, namanya melekat
dengan dunia fisika dan menjadi ikon fisika modern. Rumus E = mc^2
dianggap sebagai rumus Einstein yang dalam pandangan awam
merupakan “rumus” untuk membuat bom atom. Albert Einstein memang
pantas dianggap sebagai tokoh utama yang memimpin revolusi di dunia
fisika. Salah satu teorinya yang menganjak paradigma fisika berbunyi
“kecepatan cahaya merupakan ketetapan alam yang besarnya bersifat
tetap dan tidak bergantung kepada kecepatan sumber cahaya dan
kecepatan pengamat”.
Menurut Einstein, tidak ada yang mutlak di dunia ini (termasuk
waktu ) kecuali kecepatan cahaya. Selain itu, kecepatan cahaya adalah
kecepatan tertinggi di alam ini. Pendapat Einstein ini mendapat
dukungan dari percobaan yang dilakukan pada akhir abad ke19 dan awal
abad ke-20 oleh MichelsonMorley, Fizeau, dan Zeeman.
Secara umum, keberadaan Einstein ini menimbulkan banyak
keanehan. Misalnya, sejak dulu logika kita berpendapat bahwa jika kita
bergerak dengan kecepan v_1 di atas kendaraan yang berkecepatan v_2 ,
kecepatan total kita terhadap pengamat yang diam adalah v_1 + v_2 .
Tetapi, menurut Einstein, cara penghitungan tersebut salah kerana dapat
mengakibatkan munculnya kelajuan yang melebihi kelajuan cahaya.
Oleh kerana itu, menurut Einstein, formula penjumlahan kelajuan yang
benar adalah sebagai berikut: (v_1 + v_2) / (1+(v_1 times v_2 / c^2 )).
Mengetahui besar kelajuan cahaya adalah sesuatu yang sangat
menarik bagi manusia. Sifat unik cahaya menurut Einstein adalah satu-
satunya komponen alam yang tidak pernah berubah, membuat
sebahagian ilmuwan terobsesi untuk menghitung sendiri besarnya
kecepatan cahaya dari berbagai informasi.
26
Seorang ilmuwan matematik dan fisika dari Mesir, Dr. Mansour
Hassab Elnaby merasa adanya bukti-bukti dari Alquran yang membuat ia
tertarik untuk menghitung kecepatan cahaya, terutama berdasarkan
datadata yang disajikan Alquran. Dalam bukunya yang berjudul A New
Astronomical Quranic Method for The Determination of the Speed C,
Mansour Hassab Elnaby menghuraikan secara jelas dan sistematik
tentang cara menghitung kecepatan cahaya berdasarkan redaksi ayatayat
Alquran. Dalam menghitung kelajuan cahaya ini, Mansour menggunakan
sistem yang lazim dipakai oleh ahli astronomi iaitu sistem Siderial.
Ada beberapa ayat Alquran yang menjadi rujukan Dr. Mansour
Hassab Elnaby. Pertama, “Dialah (Allah) yang menciptakan Matahari
bersinar dan Bulan bercahaya dan ditetapkannya tempat bagi perjalanan
Bulan itu, agar kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan ” (Q.S.
Yunus ayat 5). Kedua, ” Dialah (Allah) yang menciptakan malam dan
siang, matahari dan bulan masingmasing beredar dalam garis edarnya”
(Q.S. Anbia ayat 33). Ketiga, “Dia mengatur urusan dari langit ke Bumi,
kemudian (urusan) itu kembali kepadaNya dalam satu hari yang
kadarnya seribu tahun menurut perhitunganmu” (Q.S. Sajdah ayat 5)
Dari ayat-ayat di atas dapat diambil kesimpulan bahawa jarak
yang dicapai “sang urusan” selama satu hari adalah sama dengan jarak
yang ditempuh Bulan selama 1.000 tahun atau 12.000 bulan [20]. Dalam
bukunya, Dr. Mansour menyatakan bahawa “sang urusan” inilah yang
diduga sebagai sesuatu “yang bekecepatan cahaya “.
E. PENGERTIAN ORANG ORANG SALAFUSSALIH YANG
SESUNGGUHNYA
1. Sahabat Nabi
Sahabat Nabi (bahasa Arab: ‫يببلس‬ َ‫بسحص‬ ,translit. aṣḥāb al-nabī) adalah
orang-orang yang mengenal dan melihat langsung Nabi Muhammad,
membantu perjuangannya dan meninggal dalam keadaan Muslim. Secara
terminologi, kata ṣahabat (‫كبسحص‬ (merupakan bentuk jama'/plural dari kata
27
ṣahabi (‫يبسحص‬ (yang bermakna membersamai, mendampingi, dan
berinteraksi langsung. Para Sahabat yang utama mempunyai hubungan yang
sangat erat dengan Nabi Muhammad, sebab mereka merupakan penolongnya
dan juga merupakan murid dan penerusnya. Bagi dunia Islam saat ini,
sahabat Nabi berperan amat penting, yaitu sebagai jembatan penyampaian
hadis dan sunnah Nabi Muhammad yang mereka riwayatkan.
a. Definisi
Kebanyakan ulama secara umum mendefinisikan sahabat Nabi
sebagai orang-orang yang mengenal Nabi Muhammad, mempercayai
ajarannya, dan meninggal dalam keadaan Islam. Dalam bukunya “al-
Iṣābah fī Tamyīz al-Ṣaḥābah”, Ibnu Hajar al-Asqalani (w. 852 H/1449
M) menyampaikan bahwa: "Sahabat (‫يبسحص‬ ,ash-shahabi) adalah orang
yang pernah berjumpa dengan Nabi dalam keadaan beriman kepadanya
dan meninggal dalam keadaan Islam." Terdapat definisi yang lebih ketat
yang menganggap bahwa hanya mereka yang berhubungan erat dengan
Nabi Muhammad saja yang layak disebut sebagai sahabat Nabi. Dalam
kitab “Muqadimmah” karya Ibnu ash-Shalah (w. 643 H/1245 M),
Dikatakan kepada Anas, “Engkau adalah sahabat Rasulullah dan yang
paling terakhir yang masih hidup". Anas menjawab, “Kaum Arab (badui)
masih tersisa, adapun dari sahabat Definisi beliau, maka saya adalah
orang yang paling akhir yang masih hidup.”Demikian pula ulama tabi'in
Said bin al-Musayyib (w. 94 H/715 M) berpendapat bahwa: “Sahabat
Nabi adalah mereka yang pernah hidup bersama Nabi setidaknya selama
setahun,dan turut serta dalam beberapa peperangan bersamanya.”
Sementara Imam an-Nawawi (w. 676 H /1277 M) juga menyatakan
bahwa: “Beberapa ahli hadis berpendapat kehormatan ini (sebagai
Sahabat Nabi) terbatas bagi mereka yang hidup bersamanya (Nabi
Muhammad) dalam waktu yang lama, telah menyumbang (harta untuk
perjuangannya), dan mereka yang berhijrah (ke Madinah) dan aktif
menolongnya; dan bukan mereka yang hanya menjumpainya sewaktu-
waktu, misalnya para utusan Arab badui; serta bukan mereka yang
28
bersama dengannya setelah Pembebasan Mekkah, ketika Islam telah
menjadi kuat.”
b. Jumlah Sahabat Nabi
Tidak mungkin bisa dipastikan mengenai jumlah sahabat Nabi
secara tepat karena berbagai faktor seperti perbedaan definisi dan
luasnya daerah persebaran mereka selama hidup, jika kita hanya merujuk
pada jumlah sahabat Nabi yang tercatat dalam berbagai buku biografi
karangan Ulama yang membahas mereka seperti kitab Thabaqat Al-
Kabir karya Ibnu Sa'ad, kitab Al-Isti'ab karya Ibnu Abdil Barr dan
Mu'jam as-Shahabah karya Ibnu Qani', maka kita hanya akan mendapati
sekitar 2700-an sahabat laki laki dan 380-an sahabat perempuan,
sedangkan Imam Al-Qasthalani dalam kitab al-Mawahib nya
menyatakan bahwa jumlah sahabat Nabi ketika peristiwa Fathu Makkan
adalah berjumlah sekitar 7000 orang, lalu dalam peristiwa perang Tabuk
bertambah menjadi 70.000, dan yang terakhir pada peristiwa Haji Wada'
jumlah mereka mencapai sekitar 124.000 orang, wallahu a'lam.
2. Tabi’ut Tabi’in
Tabi'ut Tabi'in atau Atbaut Tabi'in (bahasa Arab: ‫بيعبسملس‬ ‫عبسم‬
(adalah generasi setelah Tabi'in, artinya pengikut Tabi'in, adalah orang Islam
teman sepergaulan dengan para Tabi'in dan tidak mengalami masa hidup
Sahabat Nabi. Tabi'ut Tabi'in adalah di antara tiga kurun generasi terbaik
dalam sejarah manusia, setelah Tabi'in dan Shahabat. Tabi'ut Tabi'in disebut
juga murid Tabi'in. Menurut banyak literatur Hadis: Tabi'ut Tabi'in adalah
orang Islam dewasa yang pernah bertemu atau berguru pada Tabi'in dan
sampai wafatnya beragama Islam. Dan ada juga yang menulis bahwa Tabi'in
yang ditemui harus masih dalam keadaan sehat ingatannya. Karena Tabi'in
yang terakhir wafat sekitar 110-120 Hijriah. Tabi'in sendiri serupa seperti
definisi di atas hanya saja mereka bertemu dengan Sahabat. Sahabat yang
terakhir wafat sekitar 80-90 Hijriah.
29
3. Tabiin
Tabiin atau Tabi'in (bahasa Arab: ‫عبسملس‬ ‫ب‬ ,har. 'pengikut' ), adalah
orang Islam awal yang masa hidupnya ketika atau setelah masa hidup Nabi
Muhammad namun tidak mengalami bertemu dengan Nabi Muhammad.
Usia mereka rata-rata lebih muda dari sahabat nabi, bahkan ada yang masih
anak-anak atau remaja pada masa sahabat masih hidup. Tabiin merupakan
murid sahabat nabi.
Rentang Masa
Masa tabiin dimulai sejak wafatnya sahabat nabi terakhir, Abu Thufail
al-Laitsi, pada tahun100 H (735 M) di kota Makkah; dan berakhir
dengan wafatnya Tabiin terakhir, Khalaf bin Khulaifat, pada tahun 181 H
(812 M). Setelah masa tabiin berakhir, maka diteruskan dengan masa
tabiut tabiin atau generasi ketiga umat Islam setelah Nabi Muhammad
wafat.
30
DAFTAR PUSTAKA
https://news.detik.com/berita/d-5599775/ini-arti-istidraj-dalam-islam-hati-hati-dengan-
nikmat-dunia,https://umroh.com/blog/pengertian-istidraj-dalam-islam/,
https://rumaysho.com/10828-istidraj-jebakan-berupa-limpahan-rezeki-karena-
bermaksiat.html,https://www.republika.co.id/berita/qm4fk9320/3-dosa-yang-
balasannya-akan-disegerakan-allah-swt-di-dunia,
https://m.republika.co.id/berita/nshjjs361/masya-allah-nabi-muhammad-dijelaskan-
kitab-suci-hindu,https://m.republika.co.id/berita/q0a6df320/ternyata-kehadiran-
muhammad-saw-disebut-taurat-dan-injil,
https://core.ac.uk/download/pdf/297921818.pdf,

More Related Content

What's hot

Yanuar rizki,agama islam, ilmu komunikasi, dr.taufiq ramdani,s.th.i.,m.sos
Yanuar rizki,agama islam, ilmu komunikasi, dr.taufiq ramdani,s.th.i.,m.sosYanuar rizki,agama islam, ilmu komunikasi, dr.taufiq ramdani,s.th.i.,m.sos
Yanuar rizki,agama islam, ilmu komunikasi, dr.taufiq ramdani,s.th.i.,m.sosYanuarRizki4
 
Ulil Amri, Agama Islam, Ilmu Komunikasi, Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.Sos)
Ulil Amri, Agama Islam, Ilmu Komunikasi, Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.Sos)Ulil Amri, Agama Islam, Ilmu Komunikasi, Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.Sos)
Ulil Amri, Agama Islam, Ilmu Komunikasi, Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.Sos)amri30
 
Pasya rama hidayat l1 b021063_uts_pai
Pasya rama hidayat l1 b021063_uts_paiPasya rama hidayat l1 b021063_uts_pai
Pasya rama hidayat l1 b021063_uts_paiPasyaRama
 
Mahendra Ananda Putra_L1C020053_UAS PAI
Mahendra Ananda Putra_L1C020053_UAS PAIMahendra Ananda Putra_L1C020053_UAS PAI
Mahendra Ananda Putra_L1C020053_UAS PAIMahendraAnandaPutra
 
Dinda Restu Inantha, Agama Islam, Ilmu Komunikasi, Dr. Taufiq Ramdani, S. Th....
Dinda Restu Inantha, Agama Islam, Ilmu Komunikasi, Dr. Taufiq Ramdani, S. Th....Dinda Restu Inantha, Agama Islam, Ilmu Komunikasi, Dr. Taufiq Ramdani, S. Th....
Dinda Restu Inantha, Agama Islam, Ilmu Komunikasi, Dr. Taufiq Ramdani, S. Th....dinda396631
 
Noversa mas wilananda, agama islam, teknik elektro, dr. taufiq ramdani, s.th....
Noversa mas wilananda, agama islam, teknik elektro, dr. taufiq ramdani, s.th....Noversa mas wilananda, agama islam, teknik elektro, dr. taufiq ramdani, s.th....
Noversa mas wilananda, agama islam, teknik elektro, dr. taufiq ramdani, s.th....NoversaWila1
 
Agama uts teknik elektro a_lalu sirdi zunistira
Agama uts teknik elektro a_lalu sirdi zunistiraAgama uts teknik elektro a_lalu sirdi zunistira
Agama uts teknik elektro a_lalu sirdi zunistiraLaluSirdiZunistira
 
Uts agama shohibul sydqy
Uts agama shohibul sydqyUts agama shohibul sydqy
Uts agama shohibul sydqyShoofiAssaudah
 
MAJALAH HIDAYATULLAH - RUBRIK KAJIAN UTAMA
MAJALAH HIDAYATULLAH - RUBRIK KAJIAN UTAMA MAJALAH HIDAYATULLAH - RUBRIK KAJIAN UTAMA
MAJALAH HIDAYATULLAH - RUBRIK KAJIAN UTAMA MAJALAH HIDAYATULLAH
 
Kaidah al yaqin la yuzalu bi
Kaidah al yaqin la yuzalu biKaidah al yaqin la yuzalu bi
Kaidah al yaqin la yuzalu biMutiara Ar-Razi
 
7648650 kesesatan-aqidah-ruububiyah-uluhiyah-asmawa-shifat-wahaby-salafy
7648650 kesesatan-aqidah-ruububiyah-uluhiyah-asmawa-shifat-wahaby-salafy7648650 kesesatan-aqidah-ruububiyah-uluhiyah-asmawa-shifat-wahaby-salafy
7648650 kesesatan-aqidah-ruububiyah-uluhiyah-asmawa-shifat-wahaby-salafyAlFakir Fikri AlTakiri
 
7648650 kesesatan-aqidah-ruububiyah-uluhiyah-asmawa-shifat-wahaby-salafy
7648650 kesesatan-aqidah-ruububiyah-uluhiyah-asmawa-shifat-wahaby-salafy7648650 kesesatan-aqidah-ruububiyah-uluhiyah-asmawa-shifat-wahaby-salafy
7648650 kesesatan-aqidah-ruububiyah-uluhiyah-asmawa-shifat-wahaby-salafyAlFakir Fikri AlTakiri
 
Kumpulan Artikel-UTS agama Islam
Kumpulan Artikel-UTS agama IslamKumpulan Artikel-UTS agama Islam
Kumpulan Artikel-UTS agama IslamShoofiAssaudah
 
Kaidah2 fiqh Al yaqini yuzalu bi syak dan kebolehan dalam darurat
Kaidah2 fiqh Al yaqini yuzalu bi syak dan kebolehan dalam daruratKaidah2 fiqh Al yaqini yuzalu bi syak dan kebolehan dalam darurat
Kaidah2 fiqh Al yaqini yuzalu bi syak dan kebolehan dalam daruratArif Arif
 
Modul pembelajaran pai kelas x
Modul pembelajaran pai kelas xModul pembelajaran pai kelas x
Modul pembelajaran pai kelas xMoezzt Licha
 
Control diri husnuzzan_ukhuwah
Control diri husnuzzan_ukhuwahControl diri husnuzzan_ukhuwah
Control diri husnuzzan_ukhuwahoyounk wantedz
 

What's hot (20)

Yanuar rizki,agama islam, ilmu komunikasi, dr.taufiq ramdani,s.th.i.,m.sos
Yanuar rizki,agama islam, ilmu komunikasi, dr.taufiq ramdani,s.th.i.,m.sosYanuar rizki,agama islam, ilmu komunikasi, dr.taufiq ramdani,s.th.i.,m.sos
Yanuar rizki,agama islam, ilmu komunikasi, dr.taufiq ramdani,s.th.i.,m.sos
 
Ulil Amri, Agama Islam, Ilmu Komunikasi, Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.Sos)
Ulil Amri, Agama Islam, Ilmu Komunikasi, Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.Sos)Ulil Amri, Agama Islam, Ilmu Komunikasi, Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.Sos)
Ulil Amri, Agama Islam, Ilmu Komunikasi, Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.Sos)
 
Pasya rama hidayat l1 b021063_uts_pai
Pasya rama hidayat l1 b021063_uts_paiPasya rama hidayat l1 b021063_uts_pai
Pasya rama hidayat l1 b021063_uts_pai
 
Mahendra Ananda Putra_L1C020053_UAS PAI
Mahendra Ananda Putra_L1C020053_UAS PAIMahendra Ananda Putra_L1C020053_UAS PAI
Mahendra Ananda Putra_L1C020053_UAS PAI
 
Dinda Restu Inantha, Agama Islam, Ilmu Komunikasi, Dr. Taufiq Ramdani, S. Th....
Dinda Restu Inantha, Agama Islam, Ilmu Komunikasi, Dr. Taufiq Ramdani, S. Th....Dinda Restu Inantha, Agama Islam, Ilmu Komunikasi, Dr. Taufiq Ramdani, S. Th....
Dinda Restu Inantha, Agama Islam, Ilmu Komunikasi, Dr. Taufiq Ramdani, S. Th....
 
Noversa mas wilananda, agama islam, teknik elektro, dr. taufiq ramdani, s.th....
Noversa mas wilananda, agama islam, teknik elektro, dr. taufiq ramdani, s.th....Noversa mas wilananda, agama islam, teknik elektro, dr. taufiq ramdani, s.th....
Noversa mas wilananda, agama islam, teknik elektro, dr. taufiq ramdani, s.th....
 
Agama uts teknik elektro a_lalu sirdi zunistira
Agama uts teknik elektro a_lalu sirdi zunistiraAgama uts teknik elektro a_lalu sirdi zunistira
Agama uts teknik elektro a_lalu sirdi zunistira
 
Rukun al fahmu pt 5
Rukun al fahmu pt 5Rukun al fahmu pt 5
Rukun al fahmu pt 5
 
Rukun al fahmu pt 4
Rukun al fahmu pt 4Rukun al fahmu pt 4
Rukun al fahmu pt 4
 
Uts agama shohibul sydqy
Uts agama shohibul sydqyUts agama shohibul sydqy
Uts agama shohibul sydqy
 
MAJALAH HIDAYATULLAH - RUBRIK KAJIAN UTAMA
MAJALAH HIDAYATULLAH - RUBRIK KAJIAN UTAMA MAJALAH HIDAYATULLAH - RUBRIK KAJIAN UTAMA
MAJALAH HIDAYATULLAH - RUBRIK KAJIAN UTAMA
 
Kaidah al yaqin la yuzalu bi
Kaidah al yaqin la yuzalu biKaidah al yaqin la yuzalu bi
Kaidah al yaqin la yuzalu bi
 
Pembagian kafir
Pembagian kafirPembagian kafir
Pembagian kafir
 
7648650 kesesatan-aqidah-ruububiyah-uluhiyah-asmawa-shifat-wahaby-salafy
7648650 kesesatan-aqidah-ruububiyah-uluhiyah-asmawa-shifat-wahaby-salafy7648650 kesesatan-aqidah-ruububiyah-uluhiyah-asmawa-shifat-wahaby-salafy
7648650 kesesatan-aqidah-ruububiyah-uluhiyah-asmawa-shifat-wahaby-salafy
 
7648650 kesesatan-aqidah-ruububiyah-uluhiyah-asmawa-shifat-wahaby-salafy
7648650 kesesatan-aqidah-ruububiyah-uluhiyah-asmawa-shifat-wahaby-salafy7648650 kesesatan-aqidah-ruububiyah-uluhiyah-asmawa-shifat-wahaby-salafy
7648650 kesesatan-aqidah-ruububiyah-uluhiyah-asmawa-shifat-wahaby-salafy
 
Kumpulan Artikel-UTS agama Islam
Kumpulan Artikel-UTS agama IslamKumpulan Artikel-UTS agama Islam
Kumpulan Artikel-UTS agama Islam
 
Kaidah2 fiqh Al yaqini yuzalu bi syak dan kebolehan dalam darurat
Kaidah2 fiqh Al yaqini yuzalu bi syak dan kebolehan dalam daruratKaidah2 fiqh Al yaqini yuzalu bi syak dan kebolehan dalam darurat
Kaidah2 fiqh Al yaqini yuzalu bi syak dan kebolehan dalam darurat
 
Modul pembelajaran pai kelas x
Modul pembelajaran pai kelas xModul pembelajaran pai kelas x
Modul pembelajaran pai kelas x
 
Tugas agama
Tugas agamaTugas agama
Tugas agama
 
Control diri husnuzzan_ukhuwah
Control diri husnuzzan_ukhuwahControl diri husnuzzan_ukhuwah
Control diri husnuzzan_ukhuwah
 

Similar to ARTIKEL ISTIRADJ

Nurin Handayani, Agama Islam, Sosiologi, Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.Sos.
Nurin Handayani, Agama Islam, Sosiologi, Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.Sos.Nurin Handayani, Agama Islam, Sosiologi, Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.Sos.
Nurin Handayani, Agama Islam, Sosiologi, Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.Sos.NurinHandayani
 
Mizan pujaisna, Agama Islam Sosiologi, Dr. Taufiq Ramdani S.Th.I., M. Sos.
Mizan pujaisna, Agama Islam Sosiologi, Dr. Taufiq Ramdani S.Th.I., M. Sos.Mizan pujaisna, Agama Islam Sosiologi, Dr. Taufiq Ramdani S.Th.I., M. Sos.
Mizan pujaisna, Agama Islam Sosiologi, Dr. Taufiq Ramdani S.Th.I., M. Sos.MizanPujaisna1
 
Mochamad Iqbal Ramanda, Agama Islam, Teknik Elektro, Dr. Taufiq Ramdani, S.Th...
Mochamad Iqbal Ramanda, Agama Islam, Teknik Elektro, Dr. Taufiq Ramdani, S.Th...Mochamad Iqbal Ramanda, Agama Islam, Teknik Elektro, Dr. Taufiq Ramdani, S.Th...
Mochamad Iqbal Ramanda, Agama Islam, Teknik Elektro, Dr. Taufiq Ramdani, S.Th...personal person
 
Risca Nur Afriani, Agama Islam, Ilmu Kommunikasi, Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I....
Risca Nur Afriani, Agama Islam, Ilmu Kommunikasi, Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I....Risca Nur Afriani, Agama Islam, Ilmu Kommunikasi, Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I....
Risca Nur Afriani, Agama Islam, Ilmu Kommunikasi, Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I....afrianiicha
 
Tugas uas AGAMA ISLAM_ m.yamin_L1C020068
Tugas uas AGAMA ISLAM_ m.yamin_L1C020068Tugas uas AGAMA ISLAM_ m.yamin_L1C020068
Tugas uas AGAMA ISLAM_ m.yamin_L1C020068MYamin4
 
Fatima zahara, agama islam, pendidikan bahasa inggris, dr. taufiq ramdani, s....
Fatima zahara, agama islam, pendidikan bahasa inggris, dr. taufiq ramdani, s....Fatima zahara, agama islam, pendidikan bahasa inggris, dr. taufiq ramdani, s....
Fatima zahara, agama islam, pendidikan bahasa inggris, dr. taufiq ramdani, s....FatimaZahara5
 
! 4 tips shalat khusyuk baru 8 juli 2011
! 4 tips shalat khusyuk baru   8 juli 2011! 4 tips shalat khusyuk baru   8 juli 2011
! 4 tips shalat khusyuk baru 8 juli 2011Nano Nani
 
Kesurupan dan cara mengatasinya
Kesurupan dan cara mengatasinyaKesurupan dan cara mengatasinya
Kesurupan dan cara mengatasinyaMuhsin Hariyanto
 
Kesurupan dan cara mengatasinya
Kesurupan dan cara mengatasinyaKesurupan dan cara mengatasinya
Kesurupan dan cara mengatasinyaMuhsin Hariyanto
 
Kesurupan dan cara mengatasinya
Kesurupan dan cara mengatasinyaKesurupan dan cara mengatasinya
Kesurupan dan cara mengatasinyaMuhsin Hariyanto
 
Sabar akhlaq terhadap diri sendiri
Sabar akhlaq terhadap diri sendiriSabar akhlaq terhadap diri sendiri
Sabar akhlaq terhadap diri sendiriamaliarosilawati1
 
Orang yang beruntung dan rugi
Orang yang beruntung dan rugiOrang yang beruntung dan rugi
Orang yang beruntung dan rugiMuhsin Hariyanto
 
Orang yang beruntung dan rugi
Orang yang beruntung dan rugiOrang yang beruntung dan rugi
Orang yang beruntung dan rugiMuhsin Hariyanto
 
Orang yang beruntung dan rugi
Orang yang beruntung dan rugiOrang yang beruntung dan rugi
Orang yang beruntung dan rugiMuhsin Hariyanto
 
Orang yang beruntung dan rugi
Orang yang beruntung dan rugiOrang yang beruntung dan rugi
Orang yang beruntung dan rugiMuhsin Hariyanto
 
SKRIP – HIKMAH MENGINGATI KEMATIAN.docx
SKRIP – HIKMAH MENGINGATI KEMATIAN.docxSKRIP – HIKMAH MENGINGATI KEMATIAN.docx
SKRIP – HIKMAH MENGINGATI KEMATIAN.docxSitiAzziraIdris
 

Similar to ARTIKEL ISTIRADJ (20)

Uas pai
Uas paiUas pai
Uas pai
 
Nurin Handayani, Agama Islam, Sosiologi, Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.Sos.
Nurin Handayani, Agama Islam, Sosiologi, Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.Sos.Nurin Handayani, Agama Islam, Sosiologi, Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.Sos.
Nurin Handayani, Agama Islam, Sosiologi, Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.Sos.
 
Mizan pujaisna, Agama Islam Sosiologi, Dr. Taufiq Ramdani S.Th.I., M. Sos.
Mizan pujaisna, Agama Islam Sosiologi, Dr. Taufiq Ramdani S.Th.I., M. Sos.Mizan pujaisna, Agama Islam Sosiologi, Dr. Taufiq Ramdani S.Th.I., M. Sos.
Mizan pujaisna, Agama Islam Sosiologi, Dr. Taufiq Ramdani S.Th.I., M. Sos.
 
M Alfandiansyah kumpulan artikel
M Alfandiansyah kumpulan artikelM Alfandiansyah kumpulan artikel
M Alfandiansyah kumpulan artikel
 
Mochamad Iqbal Ramanda, Agama Islam, Teknik Elektro, Dr. Taufiq Ramdani, S.Th...
Mochamad Iqbal Ramanda, Agama Islam, Teknik Elektro, Dr. Taufiq Ramdani, S.Th...Mochamad Iqbal Ramanda, Agama Islam, Teknik Elektro, Dr. Taufiq Ramdani, S.Th...
Mochamad Iqbal Ramanda, Agama Islam, Teknik Elektro, Dr. Taufiq Ramdani, S.Th...
 
Risca Nur Afriani, Agama Islam, Ilmu Kommunikasi, Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I....
Risca Nur Afriani, Agama Islam, Ilmu Kommunikasi, Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I....Risca Nur Afriani, Agama Islam, Ilmu Kommunikasi, Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I....
Risca Nur Afriani, Agama Islam, Ilmu Kommunikasi, Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I....
 
Tugas uas AGAMA ISLAM_ m.yamin_L1C020068
Tugas uas AGAMA ISLAM_ m.yamin_L1C020068Tugas uas AGAMA ISLAM_ m.yamin_L1C020068
Tugas uas AGAMA ISLAM_ m.yamin_L1C020068
 
Fatima zahara, agama islam, pendidikan bahasa inggris, dr. taufiq ramdani, s....
Fatima zahara, agama islam, pendidikan bahasa inggris, dr. taufiq ramdani, s....Fatima zahara, agama islam, pendidikan bahasa inggris, dr. taufiq ramdani, s....
Fatima zahara, agama islam, pendidikan bahasa inggris, dr. taufiq ramdani, s....
 
Macam macam nafsu
Macam macam nafsuMacam macam nafsu
Macam macam nafsu
 
! 4 tips shalat khusyuk baru 8 juli 2011
! 4 tips shalat khusyuk baru   8 juli 2011! 4 tips shalat khusyuk baru   8 juli 2011
! 4 tips shalat khusyuk baru 8 juli 2011
 
Kesurupan dan cara mengatasinya
Kesurupan dan cara mengatasinyaKesurupan dan cara mengatasinya
Kesurupan dan cara mengatasinya
 
Kesurupan dan cara mengatasinya
Kesurupan dan cara mengatasinyaKesurupan dan cara mengatasinya
Kesurupan dan cara mengatasinya
 
Kesurupan dan cara mengatasinya
Kesurupan dan cara mengatasinyaKesurupan dan cara mengatasinya
Kesurupan dan cara mengatasinya
 
Sabar akhlaq terhadap diri sendiri
Sabar akhlaq terhadap diri sendiriSabar akhlaq terhadap diri sendiri
Sabar akhlaq terhadap diri sendiri
 
Saatnya menjadi pemenang
Saatnya menjadi pemenangSaatnya menjadi pemenang
Saatnya menjadi pemenang
 
Orang yang beruntung dan rugi
Orang yang beruntung dan rugiOrang yang beruntung dan rugi
Orang yang beruntung dan rugi
 
Orang yang beruntung dan rugi
Orang yang beruntung dan rugiOrang yang beruntung dan rugi
Orang yang beruntung dan rugi
 
Orang yang beruntung dan rugi
Orang yang beruntung dan rugiOrang yang beruntung dan rugi
Orang yang beruntung dan rugi
 
Orang yang beruntung dan rugi
Orang yang beruntung dan rugiOrang yang beruntung dan rugi
Orang yang beruntung dan rugi
 
SKRIP – HIKMAH MENGINGATI KEMATIAN.docx
SKRIP – HIKMAH MENGINGATI KEMATIAN.docxSKRIP – HIKMAH MENGINGATI KEMATIAN.docx
SKRIP – HIKMAH MENGINGATI KEMATIAN.docx
 

Recently uploaded

KISAH NABI MUSA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM UNTUK SD
KISAH NABI MUSA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM UNTUK SDKISAH NABI MUSA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM UNTUK SD
KISAH NABI MUSA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM UNTUK SDAprihatiningrum Hidayati
 
Buku Panduan Baca Tulis Al-Quran dan Praktik Ibadah.pdf
Buku Panduan Baca Tulis Al-Quran dan Praktik Ibadah.pdfBuku Panduan Baca Tulis Al-Quran dan Praktik Ibadah.pdf
Buku Panduan Baca Tulis Al-Quran dan Praktik Ibadah.pdfsrengseng1c
 
Pendidikan agama islam syirik modern.pptx
Pendidikan agama islam syirik modern.pptxPendidikan agama islam syirik modern.pptx
Pendidikan agama islam syirik modern.pptxArdianAlaziz
 
Penampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdf
Penampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdfPenampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdf
Penampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdfDianNovitaMariaBanun1
 
Teks Doa Untuk Rosario Peristiwa Terang.
Teks Doa Untuk Rosario Peristiwa Terang.Teks Doa Untuk Rosario Peristiwa Terang.
Teks Doa Untuk Rosario Peristiwa Terang.KennayaWjaya
 
SEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga Bahagia
SEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga BahagiaSEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga Bahagia
SEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga BahagiaRobert Siby
 
WJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUS
WJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUSWJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUS
WJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUSRobert Siby
 
Ihsanul amal, beramal dalam Islam ada 2 syarat
Ihsanul amal, beramal dalam Islam ada 2 syaratIhsanul amal, beramal dalam Islam ada 2 syarat
Ihsanul amal, beramal dalam Islam ada 2 syaratpuji239858
 
AYAT MUHKAMAT DAN AYAT MUTASYABIHAT - STUDI QURAN
AYAT MUHKAMAT DAN AYAT MUTASYABIHAT -  STUDI QURANAYAT MUHKAMAT DAN AYAT MUTASYABIHAT -  STUDI QURAN
AYAT MUHKAMAT DAN AYAT MUTASYABIHAT - STUDI QURANBudiSetiawan246494
 
BUDAYA DAN ADAT ISTIADAT ORANG ARAB.pptx
BUDAYA DAN ADAT ISTIADAT ORANG ARAB.pptxBUDAYA DAN ADAT ISTIADAT ORANG ARAB.pptx
BUDAYA DAN ADAT ISTIADAT ORANG ARAB.pptxWahyudinHioda
 
Asmak Sunge Rajeh WA +62 819 3171 8989 .
Asmak Sunge Rajeh WA +62 819 3171 8989 .Asmak Sunge Rajeh WA +62 819 3171 8989 .
Asmak Sunge Rajeh WA +62 819 3171 8989 .Ustadz Habib
 
Renungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 Short
Renungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 ShortRenungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 Short
Renungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 ShortRobert Siby
 
WJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAH
WJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAHWJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAH
WJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAHRobert Siby
 

Recently uploaded (13)

KISAH NABI MUSA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM UNTUK SD
KISAH NABI MUSA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM UNTUK SDKISAH NABI MUSA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM UNTUK SD
KISAH NABI MUSA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM UNTUK SD
 
Buku Panduan Baca Tulis Al-Quran dan Praktik Ibadah.pdf
Buku Panduan Baca Tulis Al-Quran dan Praktik Ibadah.pdfBuku Panduan Baca Tulis Al-Quran dan Praktik Ibadah.pdf
Buku Panduan Baca Tulis Al-Quran dan Praktik Ibadah.pdf
 
Pendidikan agama islam syirik modern.pptx
Pendidikan agama islam syirik modern.pptxPendidikan agama islam syirik modern.pptx
Pendidikan agama islam syirik modern.pptx
 
Penampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdf
Penampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdfPenampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdf
Penampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdf
 
Teks Doa Untuk Rosario Peristiwa Terang.
Teks Doa Untuk Rosario Peristiwa Terang.Teks Doa Untuk Rosario Peristiwa Terang.
Teks Doa Untuk Rosario Peristiwa Terang.
 
SEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga Bahagia
SEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga BahagiaSEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga Bahagia
SEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga Bahagia
 
WJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUS
WJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUSWJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUS
WJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUS
 
Ihsanul amal, beramal dalam Islam ada 2 syarat
Ihsanul amal, beramal dalam Islam ada 2 syaratIhsanul amal, beramal dalam Islam ada 2 syarat
Ihsanul amal, beramal dalam Islam ada 2 syarat
 
AYAT MUHKAMAT DAN AYAT MUTASYABIHAT - STUDI QURAN
AYAT MUHKAMAT DAN AYAT MUTASYABIHAT -  STUDI QURANAYAT MUHKAMAT DAN AYAT MUTASYABIHAT -  STUDI QURAN
AYAT MUHKAMAT DAN AYAT MUTASYABIHAT - STUDI QURAN
 
BUDAYA DAN ADAT ISTIADAT ORANG ARAB.pptx
BUDAYA DAN ADAT ISTIADAT ORANG ARAB.pptxBUDAYA DAN ADAT ISTIADAT ORANG ARAB.pptx
BUDAYA DAN ADAT ISTIADAT ORANG ARAB.pptx
 
Asmak Sunge Rajeh WA +62 819 3171 8989 .
Asmak Sunge Rajeh WA +62 819 3171 8989 .Asmak Sunge Rajeh WA +62 819 3171 8989 .
Asmak Sunge Rajeh WA +62 819 3171 8989 .
 
Renungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 Short
Renungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 ShortRenungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 Short
Renungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 Short
 
WJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAH
WJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAHWJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAH
WJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAH
 

ARTIKEL ISTIRADJ

  • 1. i KUMPULAN ARTIKEL 1. PENGERTIAN, KONSEP, SERTA DALIL-DALIL TENTANG ISTIDROJ 2. DALIL-DALIL HADITS QUDSI TENTANG HUKUMAN YANG DISEGERAKAN SEBAGAI BENTUK KASIH SAYANG ALLAH TERHADAP HAMBANYA., (DALIL, TERJEMAHAN, PENJELASAN, SERTA CONTOH KASUS). 3. BERITA KENABIAN RASULULLAH SAW YANG DIMUAT DI DALAM KITAB-KITAB SUCI AGAMA LAIN (Kristen, Hindu, Yahudi, dll) 4. Al-QURÁN SEBAGAI SUMBER SAINS DAN TEKNOLOGI 5. PENGERTIAN DAN ORANG-ORANG SALAFUSSALIH YANG SESUNGGUHNYA: GENERASI SAHABAT, TABIIN, DAN TABIITTABIIN) Disusun sebagai tugas terstruktur Ujian Akhir Semester (UAS) mata kuliah Pendidikan Agama Islam Dosen Pengampu: Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.Sos Disusun Oleh: Nama : Gatot Triono Senoaji NIM : F1B021119 Prodi/Kelas : Teknik Elektro/Kelas D PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MATARAM 2021
  • 2. ii DAFTAR ISI COVER ................................................................................................................... i DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii ISTIRADJ ............................................................................................................... 1-6 1. Pengertian ................................................................................................... 1-3 2. Ciri-ciri Istiradj ........................................................................................... 3 3. Cara hindari Istiradj .................................................................................... 3-4 4. Dalil-dalil tentang isriradj ........................................................................... 4-6 HUKUMAN YANG DISEGERAKAN SEBAGAI BENTUK KASIH SAYANG ALLAH SWT .......................................................................................................... 6-9 BERITA KENABIAN RASULULLAH SAW YANG DIMUAT DALAM KITAB KITAB SUCI AGAMA LAIN ................................................................................ 10-14 1. Kehadiran Rasulullah saw disebutkan Taurat dan Injil ............................... 10-12 2. Nabi Muhammad dijelaskan dikitab Hindu ................................................. 12-14 AL-QURAN SEBAGAI SUMBER SAINS DAN TEKNOLOGI ........................... 14-26 1. Dimensi sains dalam Al-Quran .................................................................... 14-18 2. Mukjizat Al-Quran dan sains ....................................................................... 18-21 3. Keilmiahaan sains Al-Quran ........................................................................ 21-26 PENGERTIAN ORANG ORANG SALAFUSSALIH YANG SESUNGGUHNYA ................................................................................................................................... 26-29 1. Sahabat Nabi ................................................................................................ 26-28 2. Tabi’at tabiin ................................................................................................ 28 3. Tabiin ............................................................................................................ 29 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 30
  • 3. 1 A. Istiradj 1. Pengertian Tidak sedikit orang yang lalai dalam ibadah justru diberikan harta yang berlimpah dari Allah SWT. Dalam Islam, kenikmatan dunia itu disebut dengan istidraj. Allah SWT melimpahkan rezeki, kebahagiaan, dan kenikmatan dunia lainnya kepada setiap orang yang Dia kehendaki. Kenikmatan tersebut bisa menjadi peringatan akan azab Allah apabila diberikan kepada orang yang sering melalaikan ibadah dan merasa tenang dalam maksiatnya. Peringatan istidraj termaktub dalam QS. Al An'am ayat 44 sebagai berikut: ‫ف‬َ‫ل‬َ‫م‬َ‫ا‬ َ‫ُس‬‫و‬‫ا‬َ۟ ‫ف‬َ‫ا‬ َ‫س‬ ‫و‬‫ر‬ُ‫و‬‫ا‬‫و‬۟ ‫ب‬ ‫و‬‫ه‬‫و‬‫ۦ‬ ‫َف‬‫ت‬َ‫ح‬َ‫ن‬َ‫ا‬ َ‫ل‬‫و‬‫ي‬َ‫ه‬َ‫م‬َْ َ‫ب‬ ََُْ‫ۦ‬ََ ُ‫و‬ ‫و‬‫ا‬ َ‫ى‬َ‫ء‬ٍَ َْ ‫ء‬َ‫ن‬َٰٓ ‫س‬َ۟‫و‬‫ا‬ َ‫ُس‬‫و‬ٰٓ ‫و‬‫ر‬َ‫ا‬ ‫ب‬َ‫ل‬‫و‬‫ۦ‬ َ‫س‬ َُ‫و‬ٓ ‫و‬َ ‫ل‬‫و‬‫ي‬ََْ۟ َ‫ه‬ََ َ‫غ‬َ‫ن‬َ‫ة‬َ‫ۦ‬ ‫ل‬‫و‬‫إ‬‫س‬َ۟‫و‬‫ه‬َ‫ا‬ َ‫ُب‬‫و‬‫ا‬‫و‬‫م‬َ‫ن‬‫ا‬ Artinya: "Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kamipun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong- konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa." (QS. Al An'am: 44). Dalam tafsir Al Ahzar jilid 3, istidraj menurut ayat di atas artinya dikeluarkan dari garis lurus kebenaran tanpa disadari. Allah SWT memperlakukan apa yang dia kehendaki, dibukakan segala pintu, hingga orang tersebut lupa diri. Ibaratnya tidak ingat bahwa sesudah panas pasti ada hujan, sesudah lautan tenang gelombang pasti datang. Mereka dibiarkan berbuat maksiat dengan hawa nafsunya hingga tersesat jauh. Lalu, siksaan Allah datang sekonyong-konyong. Dalam Ensiklopedia Tasawuf Imam Al-Ghazali, istidraj artinya pembiaran. Yaitu pembiaran karena tidak mau berhenti melakukan hal-hal yang memalukan (maksiat). Istidraj merupakan peringatan keras dari Allah SWT.
  • 4. 2 Malik Al-Mughis dalam bukunya yang berjudul Demi Masa menjelaskan, istidraj adalah pemberian kesenangan untuk orang-orang yang dimurkai Allah agar mereka terus menerus lalai. Hingga pada suatu ketika semua kesenangan itu dicabut oleh Allah, mereka akan termangu dalam penyesalan yang terlambat. Allah SWT berfirman dalam QS. al-Qalam ayat 44 sebagai berikut: ‫ء‬‫و‬َ۟‫ر‬َ َ‫ا‬ ‫و‬َ‫ا‬ َ ‫و‬‫ب‬ُ‫و‬ َ‫ب‬‫و‬ُ ‫س‬َ َْ‫ي‬‫و‬‫ۦ‬ ‫و‬ُْ‫و‬‫د‬َ‫ح‬َ ِ ‫ل‬‫و‬‫ي‬‫و‬‫س‬ ‫و‬‫َر‬‫د‬َ‫ن‬َ‫ا‬َ‫ت‬َ‫م‬ َ‫و‬ُ‫و‬‫ا‬ ‫و‬َْ‫ه‬َٰٓ َ ‫ا‬ َ‫ُب‬‫و‬‫ل‬َ‫م‬َ‫ن‬َُ Artinya: "Maka serahkanlah (ya Muhammad) kepada-Ku (urusan) orang- orang yang mendustakan perkataan ini (Al Quran). Nanti Kami akan menarik mereka dengan berangsur-angsur (ke arah kebinasaan) dari arah yang tidak mereka ketahui," (QS. al-Qalam: 44) Orang mukmin akan merasa takut dengan istidraj, yakni kenikmatan semu yang sejatinya murka Allah SWT. Namun sebaliknya, orang-orang yang tidak beriman akan beranggapan bahwa kesenangan yang mereka peroleh merupakan sesuatu yang layak didapatkan. Biasanya, istidraj diberikan kepada orang-orang yang mati hatinya. Mereka adalah orang yang tidak merasa bersedih atas ketaatan yang ditinggalkan dan tidak menyesal atas kemaksiatan yang terus dilakukan. Cara termudah untuk membedakan kesenangan yang datangnya dari kemurahan Allah dengan istidraj adalah ketakwaan. Jika orang tersebut taat dalam beribadah, bisa jadi nikmat yang diterima adalah kemurahan Allah. Begitupun sebaliknya, apabila orang tersebut lalai dalam ibadah bisa jadi itu merupakan istidraj. Dalam sebuah hadits riwayat Imam Ahmad yang berasal dari sahabat Rasulullah SAW, 'Uqbah bin Amir, Rasulullah SAW bersabda: "Apabila engkau lihat Allah memberikan sebagian keduniaan kepada hamba-Nya, apa saja yang diingininya dengan serba-serbi kemaksiatannya maka pemberian yang demikian adalah istidraj." (HR. Ahmad)
  • 5. 3 Sebagai Muslim, kita harus berhati-hati dengan nikmat yang diberikan oleh Allah SWT. Untuk itu, kita diperintahkan untuk menafkahkan sebagian harta yang kita peroleh kepada orang yang membutuhkan. 2. Ciri-ciri Istiradj  Ibadah kita semakin turun, namun kesenenganmakin melimpah Ibnu athaillah berkata : “Hendaklah engkau takut jika selalu mendapat karunia Allah, sementara engkau tetap dalam perbuatan maksiat kepadanya, jangan sampai karunia itu semata-mata istiradj oleh Allah.”  Kita melakukan maksiat, tapi malah makin banyak kesenagan. Ali bin Abi Thalib r.a berkata : “Hai anak adam ingat dan waspadalah bila kau lihat tuhanmu terus menerus melimpahkan nikmat atas dirimu sementara engkau terus menerus melakukan maksiat kepadanya”  Semakin kita kikir, namun harta semakin banyak Sebagaimana kita ketahui bahwa sebetulnya Sodaqoh dapat membuat harta kita semakin banyak. Ketika kita dihinggapi sifat kikir, tak pernah zakat, infak, shadaqah ataupun mengulurkan bantuan orang lain. Namun justru harta semakin melimpah ruah. itulah menjadi salah satu ciri pengertian istidraj dalam islam.  Jarang sakit Imam Syafi’I pernah mengatakan: ”Setiap orang pasti pernah mengalami sakit suatu ketika dalam hidupnya, jika engkau tidak pernah sakit maka tengoklah ke belakang mungkin ada yang salah dengan dirimu.” 3. Cara hindari Istiradj  Meningkatkan keimanan Jadikan keimanan kita kepada Allah SWT sebagai dasar bagi kita dalam menjalankan kehidupan di dunia. Karena dengan iman yang kuat keberkahan yang sejati akan kita dapatkan dalam hidup.  Mengerjakan amal soleh Allah subhanahu wa ta’ala berfirman yang artinya:
  • 6. 4 “Barangsiapa yang mengerjakan amal sholeh baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman. maka sesungguhnya akan kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sungguh akan kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (QS An-nahl ayat 97)  Berdoa Doa merupakan obat yang paling ampuh bagi umat muslim. Berdoa dengan sungguh-sungguh merupakan cara kita meminta kepada Allah secara langsung agar diberikan keberkahan harta, waktu, keluarga dan juga kenikmatan kenikmatan dunia yang lainnya. Namun juga jangan sampai nikmat tersebut melalaikan kita, menjadikan kita malas untuk beribadah, berbangga diri dan menyepelekan orang lain. Bahkan membuat kita semakin jauh dari Allah subhanahu wa ta’ala. Ingatlah bahwa sebaik-baiknya kenikmatan ialah yang akan kita dapatkan di akhirat kelak kenikmatan yang kekal selama-lamanya.  Memperbanyak intropeksi diri Senantiasa intropeksi diri adalah hal terbaik untuk mengukur dan mengingatkan diri sendiri agar terhindar dari perbuatan yang tidak disukai Allah SWT. Ketika hati diingatkan untuk memohon ampun, maka itulah “perahu” yang menyelamatkan dari arus istidraj.Agar sinyal taubat itu ada, hendaknya seorang beriman menjaga diri dari harta yang haram dan berupaya konsisten dalam menjalankan perintah-perintah Allah. 4. Dalil dalil tentang Istiradj Allah Ta’ala berfirman. ُ‫ه‬‫َا‬‫ن‬ْ‫ذ‬َ‫خ‬َ‫أ‬ ‫وا‬ُ‫ت‬‫و‬ُ‫أ‬ ‫ا‬َ‫م‬ِّ‫ب‬ ‫وا‬ُ‫ح‬ ِّ‫ر‬َ‫ف‬ ‫ا‬َ‫ذ‬ِّ‫إ‬ ‫ى‬َّ‫ت‬َ‫ح‬ ٍ‫ء‬ْ‫ي‬َ‫ش‬ ِّ‫ل‬ُ‫ك‬ َ‫اب‬ َ‫ْو‬‫ب‬َ‫أ‬ ْ‫م‬ِّ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ‫َا‬‫ن‬ْ‫ح‬َ‫ت‬َ‫ف‬ ِّ‫ه‬ِّ‫ب‬ ‫وا‬ُ‫ر‬ِّ‫ك‬ُ‫ذ‬ ‫ا‬َ‫م‬ ‫وا‬ُ‫س‬َ‫ن‬ ‫ا‬َّ‫م‬َ‫ل‬َ‫ف‬ َ‫ف‬ ًَ‫ت‬َْْ‫ب‬ ْ‫م‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬ ‫ا‬َ‫ذ‬ِّ‫ِإ‬ َ‫ون‬ُ‫س‬ِّ‫ل‬ْ‫ب‬ُ‫م‬ “Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka Kamipun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan
  • 7. 5 kepada mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa.” (QS. Al An’am: 44) Disebutkan dalam surat Al Qalam kisah pemilik kebun berikut ini, َ‫ين‬ ِّ‫ح‬ِّ‫ب‬ْ‫ص‬ُ‫م‬ ‫ا‬َ‫ه‬َّ‫ن‬ُ‫م‬ ِّ‫ر‬ْ‫ص‬َ‫ي‬َ‫ل‬ ‫وا‬ُ‫م‬َ‫س‬ْ‫ق‬َ‫أ‬ ْ‫ذ‬ِّ‫إ‬ ًَِّّ‫ن‬َ‫ج‬ْ‫ل‬‫ا‬ َ‫اب‬َ‫ح‬ْ‫ص‬َ‫أ‬ ‫َا‬‫ن‬ ْ‫و‬َ‫ل‬َ‫ب‬ ‫ا‬َ‫م‬َ‫ك‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬‫َا‬‫ن‬ ْ‫و‬َ‫ل‬َ‫ب‬ ‫ا‬َّ‫ن‬ِّ‫إ‬ ( 17 ( َ‫ون‬ُ‫ن‬ْ‫ث‬َ‫ت‬ْ‫س‬َ‫ي‬ َ ‫َل‬ َ‫و‬ ) 18 َ‫اف‬َ‫ط‬َ‫ف‬ ) ( َ‫ون‬ُ‫م‬ِّ‫ئ‬‫َا‬‫ن‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬ َ‫و‬ َ‫ك‬ِّ‫ب‬َ‫ر‬ ْ‫ن‬ِّ‫م‬ ٌ‫ف‬ِّ‫ئ‬‫ا‬َ‫ط‬ ‫ا‬َ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ 19 ( ِّ‫يم‬ ِّ‫ر‬َّ‫ص‬‫ال‬َ‫ك‬ ْ‫ت‬َ‫ح‬َ‫ب‬ْ‫ص‬َ‫أ‬َ‫ف‬ ) 20 ( َ‫ين‬ ِّ‫ح‬ِّ‫ب‬ْ‫ص‬ُ‫م‬ ‫ا‬ ْ‫و‬َ‫د‬‫َا‬‫ن‬َ‫ت‬َ‫ف‬ ) 21 ‫ُوا‬‫د‬ْ‫غ‬‫ا‬ ِّ‫ن‬َ‫أ‬ ) ( َ‫ين‬ِّ‫م‬ ِّ‫ار‬َ‫ص‬ ْ‫م‬ُ‫ت‬ْ‫ن‬ُ‫ك‬ ْ‫ن‬ِّ‫إ‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬ِّ‫ث‬ْ‫ر‬َ‫ح‬ ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ 22 ( َ‫ون‬ُ‫ت‬َ‫ف‬‫َا‬‫خ‬َ‫ت‬َ‫ي‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬ َ‫و‬ ‫وا‬ُ‫ق‬َ‫ل‬َ‫ط‬ْ‫ن‬‫ا‬َ‫ف‬ ) 23 َ‫أ‬ ) ٌ‫ين‬ِّ‫ك‬ْ‫س‬ ِّ‫م‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ َ‫م‬ ْ‫و‬َ‫ي‬ْ‫ل‬‫ا‬ ‫ا‬َ‫ه‬َّ‫ن‬َ‫ل‬ُ‫خ‬ْ‫د‬َ‫ي‬ َ ‫َل‬ ْ‫ن‬ ( 24 ( َ‫ين‬ ِّ‫ر‬ِّ‫د‬‫ا‬َ‫ق‬ ٍ‫د‬ْ‫ر‬َ‫ح‬ ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ‫ا‬ ْ‫و‬َ‫د‬َ‫غ‬ َ‫و‬ ) 25 ( َ‫ون‬ُّ‫ل‬‫ا‬َ‫ض‬َ‫ل‬ ‫ا‬َّ‫ن‬ِّ‫إ‬ ‫وا‬ُ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬ ‫َا‬‫ه‬ ْ‫و‬َ‫أ‬َ‫ر‬ ‫ا‬َّ‫م‬َ‫ل‬َ‫ف‬ ) 26 ( َ‫ون‬ُ‫م‬‫و‬ُ‫ر‬ْ‫ح‬َ‫م‬ ُ‫ن‬ْ‫ح‬َ‫ن‬ ْ‫ل‬َ‫ب‬ ) 27 ) ( َ‫ون‬ُ‫ح‬ِّ‫ب‬َ‫س‬ُ‫ت‬ َ ‫َل‬ ْ‫و‬َ‫ل‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬َ‫ل‬ ْ‫ل‬ُ‫ق‬َ‫أ‬ ْ‫م‬َ‫ل‬َ‫أ‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬ُ‫ط‬َ‫س‬ ْ‫و‬َ‫أ‬ َ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬ 28 ْ‫ب‬ُ‫س‬ ‫وا‬ُ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬ ) ( َ‫ين‬ِّ‫م‬ِّ‫ل‬‫ا‬َ‫ظ‬ ‫ا‬َّ‫ن‬ُ‫ك‬ ‫ا‬َّ‫ن‬ِّ‫إ‬ ‫َا‬‫ن‬ِّ‫ب‬َ‫ر‬ َ‫ان‬َ‫ح‬ 29 ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬ُ‫ض‬ْ‫ع‬َ‫ب‬ َ‫ل‬َ‫ب‬ْ‫ق‬َ‫أ‬َ‫ف‬ ) ( َ‫ون‬ُ‫م‬ َ‫و‬ َ ‫َل‬َ‫ت‬َ‫ي‬ ٍ ‫ض‬ْ‫ع‬َ‫ب‬ 30 ( َ‫ين‬ِّ‫غ‬‫ا‬َ‫ط‬ ‫ا‬َّ‫ن‬ُ‫ك‬ ‫ا‬َّ‫ن‬ِّ‫إ‬ ‫َا‬‫ن‬َ‫ل‬ْ‫ي‬ َ‫و‬ ‫ا‬َ‫ي‬ ‫وا‬ُ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬ ) 31 ‫َا‬‫ن‬ِّ‫ب‬َ‫ر‬ ‫ى‬َ‫ل‬ِّ‫إ‬ ‫ا‬َّ‫ن‬ِّ‫إ‬ ‫ا‬َ‫ه‬ْ‫ن‬ِّ‫م‬ ‫ا‬‫ْر‬‫ي‬َ‫خ‬ ‫َا‬‫ن‬َ‫ل‬ِّ‫د‬ْ‫ب‬ُ‫ي‬ ْ‫ن‬َ‫أ‬ ‫َا‬‫ن‬ُّ‫ب‬َ‫ر‬ ‫ى‬َ‫س‬َ‫ع‬ ) ( َ‫ُون‬‫ب‬ِّ‫غ‬‫ا‬َ‫ر‬ 32 ُ‫اب‬َ‫ذ‬َ‫ع‬ْ‫ل‬‫ا‬ َ‫ك‬ِّ‫ل‬َ‫ذ‬َ‫ك‬ ) ( َ‫ون‬ُ‫م‬َ‫ل‬ْ‫ع‬َ‫ي‬ ‫وا‬ُ‫ن‬‫ا‬َ‫ك‬ ْ‫و‬َ‫ل‬ ُ‫ر‬َ‫ب‬ْ‫ك‬َ‫أ‬ ِّ‫ة‬ َ‫ر‬ ِّ‫خ‬َ ْ ‫اْل‬ ُ‫اب‬َ‫ذ‬َ‫ع‬َ‫ل‬ َ‫و‬ 33 ) Artinya : Sesungguhnya Kami telah mencobai mereka (musyrikin Mekah) sebagaimana Kami telah mencobai pemilik-pemilik kebun, ketika mereka bersumpah bahwa mereka sungguh-sungguh akan memetik (hasil)-nya di pagi hari. dan mereka tidak menyisihkan (hak fakir miskin). lalu kebun itu diliputi malapetaka (yang datang) dari Rabbmu ketika mereka sedang tidur. maka jadilah kebun itu hitam seperti malam yang gelap gulita. lalu mereka panggil memanggil di pagi hari:“Pergilah di waktu pagi (ini) ke kebunmu jika kamu hendak memetik buahnya.”. Maka pergilah mereka saling berbisik-bisik. “Pada hari ini janganlah ada seorang miskin pun masuk ke dalam kebunmu.”. Dan berangkatlah mereka di pagi hari dengan niat menghalangi (orang-orang miskin) padahal mereka (menolongnya). Tatkala mereka melihat kebun itu, mereka berkata: “Sesungguhnya kita benar-benar orang-orang yang sesat (jalan),bahkan kita dihalangi (dari memperoleh hasilnya). Berkatalah seorang yang paling baik pikirannya di antara mereka: “Bukankah aku telah mengatakan kepadamu, hendaklah kamu bertasbih (kepada Tuhanmu). Mereka mengucapkan: “Maha Suci Rabb kami, sesungguhnya kami adalah orang-orang yang zalim.”. Lalu sebahagian mereka menghadapi sebahagian yang lain seraya cela mencela. Mereka
  • 8. 6 berkata: “Aduhai celakalah kita; sesungguhnya kita ini adalah orang-orang yang melampaui batas.”. Mudah-mudahan Rabb kita memberikan ganti kepada kita dengan (kebun) yang lebih baik daripada itu; sesungguhnya kita mengharapkan ampunan dari Rabb kita. Seperti itulah azab (dunia). Dan sesungguhnya azab akhirat lebih besar jika mereka mengetahui. (QS. Al Qalam: 17-33). B. HUKUMAN YANG DISEGERAKAN SEBAGAI BENTUK KASIH SAYANG ALLAH SWT Setiap pribadi manusia akan ditangguhkan dosa yang diperbuatnya hingga hari kiamat. Namun terdapat tiga dosa besar yang balasannya akan disegeraka Allah SWT di dunia. ‫و‬َْ ‫أ‬‫و‬‫ۦ‬ََ َ‫ك‬ َ‫ر‬َ‫ب‬َ‫ۦ‬ َ‫أ‬ ‫و‬ ‫ي‬ َ‫ر‬ ‫و‬ َ‫سه‬ ‫و‬‫ه‬َ‫ت‬َْ، ‫و‬‫و‬َْ ُ‫و‬‫أ‬‫و‬‫ن‬َ‫ت‬ ‫س‬ ‫مء‬ ‫ص‬ ‫هللا‬ ‫هه‬ ‫م‬ ْ ‫مل‬ ‫م‬ ‫فل‬ ‫ق‬ : ‫ا‬ َ‫ب‬ُ۟۟ ‫و‬‫ر‬ ‫و‬‫ه‬ ُ ‫و‬‫هللا‬ ‫تيف‬ ‫ا‬ ‫اف‬ َ‫ى‬‫ٍف‬ ‫ء‬ ‫ا‬ ‫و‬‫ُُم‬ ‫و‬‫غ‬‫ةهفا‬ ‫س‬ َ ‫اا‬ َ‫ةأ‬َ‫ن‬ ‫س‬، َ‫ْةُق‬ ‫و‬‫ُو‬َ‫د‬ ‫ُس‬ ‫س‬، َ َ‫غ‬‫هن‬ ‫ق‬ ‫و‬‫ٰٓل‬َ‫ر‬ ‫س‬، ‫و‬ ‫و‬ِ‫ون‬ُ ‫يف‬‫و‬‫ن‬ٰٓ‫هف‬ ‫أ‬ ‫ا‬ ‫۟هف‬‫د‬ ‫س‬ َ ‫قن‬ ‫و‬‫م‬َُ‫ل‬ ‫س‬ Hal ini sesuai dalam hadist dari Abu Bakrah RA, Rasulullah SAW bersabda,” Setiap dosa akan di akhirkan (ditunda) balasannya oleh Allah SWT hingga hari kiamat, kecuali al-baghy (zalim), durhaka kepada orang tua dan memutuskan silaturahim, Allah akan menyegerakan di dunia sebelum kematian menjemput.” (HR Al Hakim, Al Mustadrak No 7345). Berikut ini 3 dosa yang balasannya akan disegerakan Allah swt. didunia : 1. Dosa yang berbuat zalim. Zalim adalah perbuatan melampaui batas dalam melakukan keburukan. Perbuatan zalim dapat mengotori hati, seperti sombong, dengki, ghibah, fitnah, dusta, dan lain sebagainya. Karena itu zalim termasuk dari dosa besar. Manusia yang zalim akan mendapatkan balasan di dunia dan siksa pedih di akhirat. Sebagaimana yang dijelaskan dalam Alquran: َ َْ َ‫ل‬‫و‬‫ي‬َ َ‫ي‬‫و‬َُْ ‫و‬َ ‫ا‬ ‫و‬َُِ‫ح‬َ ‫س‬ ‫و‬‫َر‬‫ه‬َ‫ة‬‫و‬‫ۦ‬ ‫و‬ ‫ا‬ َ‫ر‬َ َ ‫سس‬ ‫أ‬‫و‬‫ا‬ َ‫ُب‬‫و‬‫ة‬َ‫ن‬َُ َ َ‫فْل‬َ‫ت‬ ‫س‬ َ‫ُب‬‫و‬‫ل‬‫و‬‫م‬ََُِ َ‫ُو‬‫و‬ َ ‫س‬ ‫ء‬َ‫م‬َْ ‫و‬ ‫ه‬‫و‬‫ن‬َ‫ا‬ ‫س‬ ‫ف‬َ‫ل‬َ۟‫و‬‫ا‬‫ب‬‫ل‬‫ه‬‫و‬ََ ‫ب‬‫سب‬ “Sesungguhnya dosa itu atas orang-orang yang berbuat zalim kepada manusia dan melampaui batas di muka bumi tanpa hak. Mereka itu mendapat azab yang pedih.” (QS Asy-Syura: 42)
  • 9. 7 2. Orang yang suka durhaka kepada orang tua Sikap buruk dan tidak menghormati serta tidak menyayangi kedua orang tua, adalah sikap yang sangat tercela, karena merekalah penyebab keberadaan kita di dunia ini. Jika sikap ini dilakukan, maka akan mengundang kemurkaan dari Allah SWT di dunia ini, antara lain dalam bentuk pembangkangan sikap yang dilakukan anak-anak mereka. Karena itu, sikap ihsan baik dalam ucapan maupun perbuatan merupakan suatu kewajiban agama sekaligus merupakan suatu kebutuhan. Seperti yang dijelaskan dalam firman Allah SWT: ْ ‫ء‬َ‫ض‬َ‫ق‬ َ َ‫ي‬‫ۦ‬َ‫ر‬ َ ‫ا‬ََ ‫س‬ ‫و‬‫د‬‫و‬‫ن‬َ‫ن‬َٓ َ‫ل‬‫و‬‫ا‬‫س‬ ‫و‬‫ي‬‫َف‬ُ‫و‬‫ا‬ ‫و‬‫َو‬َُ‫د‬‫و‬ ‫س‬ ََُ ‫ف‬‫و‬‫ۦ‬ َ ‫ف‬َ۟‫ف‬َ‫ا‬َٰٓ‫و‬‫ا‬ ‫ا‬ ‫ف‬َ‫ا‬‫و‬‫ا‬ َ‫َو‬‫ة‬‫و‬‫م‬َ‫ن‬َُ َ‫ن‬َ‫د‬َ‫ت‬‫و‬ْ َ‫ر‬َ‫ن‬‫و‬‫ب‬َ ‫س‬ ‫ف‬َ‫ل‬‫و‬‫إ‬‫و‬‫د‬َََٰٓ َ ََ ‫ف‬َ‫ل‬‫و‬‫إ‬ َ ‫م‬‫و‬‫ا‬ َ ‫م‬َ‫ا‬ َ ‫و‬‫ة‬َٓ ‫ف‬َ‫ل‬‫و‬‫ي‬َ َُ ‫و‬َ َ ‫ا‬ َ ‫ف‬َ‫ل‬‫و‬‫إ‬َ‫ر‬َ‫ي‬َ‫ت‬َٓ َ ‫و‬‫ق‬ َ ‫ف‬َ‫ل‬‫و‬‫ي‬َ َ ‫ا‬ ََُ‫ق‬ ‫و‬‫ر‬َ‫ا‬ “Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu-bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka, dan ucapkanlah kepada mereka ucapan yang mulia.” (QS Al-Isra: 23). 3. Dosa orang yang memutuskan silaturahmi Islam tidak menyukai orang-orang yang memutuskan tali persaudaraan. Islam mengancam dan mengecam secara tegas orang-orang yang memutuskan tali persaudaraan. Dalam hal ini, Rasulullah SAW bersabda dari Abu Muhammad Jubiar bin Muth’im RA: ‫ْو‬ ‫ۦأ‬ََ ‫احلد‬ ‫و‬‫َر‬‫ه‬َ‫ن‬‫و‬‫س‬ ‫و‬‫ۦو‬ َ‫ل‬‫و‬‫ن‬َ ‫و‬‫ا‬ ‫يأ‬ ‫ر‬ ‫هللا‬ ‫ته‬ ْ َ‫ب‬ََ َ‫ل‬ُ‫رم‬ َ‫سه‬ ‫ﷺ‬ َ‫ل‬‫ف‬َ‫ق‬: ‫ا‬ ‫و‬ ‫و‬‫ه‬َ‫د‬َُ َ‫غ‬َ‫ت‬َِ ‫س‬ ‫ب‬‫ا‬‫و‬ِ‫ف‬َ‫ق‬ “Tidak akan masuk surga orang yang memutus (silaturahim)." (HR Bukhari dan Muslim).
  • 10. 8 Islam begitu tegas terhadap hubungan baik sesama manusia. Oleh karena itu, orang yang tidak mau berbuat baik dan justru memutus persaudaraan, Islam pun memberikan ancaman yang keras, yakni tidak akan masuk surga sebagai balasannya. Sungguh mengerikan. Kasih sayang merupakan salah satu sifat terpuji yang sangat dicintai oleh Allah SWT. Hal ini karena kasih sayang dapat mendorong manusia untuk membantu meringankan penderitaan yang dialami oleh manusia lain. Dengan adanya kasih sayang, tercipta kepedulian, kedamaian, dan rasa empati kepada orang lain. Nah, berikut ini beberapa pandangan Islam terhadap kasih sayang yang diriwayatkan dalam hadis : 1. Orang yang tidak menyayangi maka tidak disayangi ‫ا‬ َ‫و‬َ‫ا‬‫ورٰٓل‬ُ ‫ا‬ ‫رٰٓل‬َُ Man laa yarham walaa yurham Artinya: "Barang siapa tidak menyayangi maka tidak akan disayangi." (HR Bukhari dan Muslim) 2. Allah swt hanya menyayangi hambanya yang penyayang Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabada: ‫ف‬َ‫ل‬َ۟‫و‬‫ا‬ َ‫ى‬‫ف‬َ‫ل‬َٰٓ‫ر‬ ‫س‬ ‫و‬‫ي‬‫و‬ ‫ف‬َ‫ن‬‫و‬ْ َ‫و‬‫و‬‫ا‬ ‫و‬‫هللا‬ ‫و‬‫ل‬ََٰٓ‫ر‬َُ Artinya: Sesungguhnya Allah hanya menyayangi hamba-hambaNya yang penyayang (HR Ath-Thabrani dalam al-Mu’jam al-Kabiir, dan dihasankan oleh Syekh Albani dalam sahih Al-Jaami’ no 2377) 3. Orang yang penyayang akan dirahmati oleh Allah swt Berbicara tentang kasih sayang, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam juga bersabda: ‫و‬‫فى‬َ‫ل‬َ‫ا‬ ‫س‬ ‫أ‬‫و‬‫ا‬ َ‫و‬َ‫ا‬ َ‫ل‬‫و‬‫ب‬َ‫ل‬ََٰٓ‫ر‬َُ ‫و‬ ‫ا‬ َ‫ر‬َ‫س‬‫س‬ ‫أ‬‫و‬‫ا‬ َ‫و‬َ‫ا‬ ‫ُس‬‫و‬‫ل‬ََٰٓ‫ور‬‫س‬ ،‫و‬‫فب‬َ‫ل‬ََٰٓ‫ر‬ ‫س‬ ‫و‬‫ل‬‫و‬‫ي‬‫و‬‫ل‬ََٰٓ‫ر‬َُ َ‫ب‬ َُ‫و‬‫ل‬ ‫و‬ٰٓ‫س‬َ‫ر‬ ‫س‬
  • 11. 9 Artinya: “Para pengasih dan penyayang dikasihi dan di sayang oleh Ar-Rahman (Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang), rahmatilah yang ada di bumi niscaya kalian akan dirahmati oleh zat yang ada di langit.” (HR Abu Dawud no 4941 dan At-Tirmidzi no 1924 dan disahihkan oleh Syekh Albani dalam as-Sahihah no 925) 4. Kasih sayang adalah bagian dari rahmat allah Seruan untuk menebarkan kasih sayang kepada sesama muslim juga terdapat dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Tirmidzi. Berikut bunyi hadis tersebut: "Orang-orang yang memiliki sifat kasih sayang akan disayang oleh Allah yang Maha Penyayang, sayangilah semua yang ada di bumi maka semua yang ada di langit akan menyayangimu. Kasih sayang itu bagian dari rahmat Allah, barang siapa menyayangi, Allah akan menyayanginya. Siapa yang memutuskannya, Allah juga akan memutuskannya." (Hadis riwayat Tirmidzi) 5. Kasih sayang tak terbatas hanya diantara orang mukmin saja, melainkan untuk seluruh umat manusia Dalam hadis lain diriwayatkan bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda: “Sekali-kali tidaklah kalian beriman sebelum kalian mengasihi”. Kemudian mereka menjawab, “Wahai Rasulullah, semua kami pengasih”. Rasulullah SAW bersabda kembali, “Kasih sayang itu tidak terbatas pada kasih sayang salah seorang di antara kalian kepada sahabatnya (mukmin), tetapi bersifat umum (untuk seluruh umat manusia” (H.R. Ath Thabrani) Berikut ini salah satu contoh kasus hukuman yang harus disegerakan : Menguburkan jenazah, memandikan dan mengubur jenazah tidak boleh ditunda. Apabila yang ingin menguburkan jenazah di kampung halaman, kalau ada
  • 12. 10 pekarangan yang lebih dekat, bisa langsung menggunakan area tersebut tanpa melakukan perjalanan jauh karena lebih cepat lebih baik. C. BERITA KENABIAN RASULULLAH SAW YANG DIMUAT DI DALAM KITAB-KITAB SUCI AGAMA LAIN 1. Kehadiran Rasulullah saw Disebutkan Dikitab Taurat Dan Injil Kedatangan Nabi Muhammad SAW sebagai penutup para nabi telah disebutkan jauh sebelum beliau lahir. Kitab-kitab agama terdahulu dikatakan telah menyebut akan lahirnya Muhammad yang membawa ajaran kenabian dari Allah. Kitab-kitab yang dimaksud ialah kitab yang pengikutnya dinyatakan Allah di dalam Alquran sebagai Ahli Kitab atau disebut kitab kaum Yahudi dan Nasrani. Nabi Muhammad juga telah disebut dalam kitab agama Persia dan Hindu. Seperti dikutip dari buku berjudul "Kelengkapan Tarikh Nabi Muhammad, Volume 1" oleh Moenawar Khalil, disebutkan bahwa datangnya Nabi Muhammad SAW kepada umat manusia telah disebutkan dan dinyatakan dalam kitab Taurat dan Injil. Hal demikian sebagaimana disebutkan dalam Alquran surah al-A'raaf ayat 157 yang berbunyi, "(Yaitu) orang-orang yang mengikuti Rasul, Nabi yang ummi yang (namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil." Perjanjian Lama dalam bahasa Arab disebut al-‘Ahdu al-Qadim dan dalam bahasa Belanda disebut Ould Testament, atau yang dianggap sebagai kitab Taurat oleh kaum Yahudi dan Nasrani. Sedangkan Perjanjian Baru dalam bahasa Arab disebut al-‘Ahdu al- Jadid dan dalam bahasa Belanda disebut Niew Testament, dan itulah yang dianggap kitab Injil oleh kaum Nasrani. Perjanjian Lama berisi himpunan kitab suci dari nabi-nabi sebelum Nabi Isa AS, dan Perjanjian Baru adalah yang berisi himpunan kitab suci yang dibawa Nabi Isa AS. Di dalam buku tersebut disebutkan beberapa ayat dari kitab-kitab agama terdahulu, yang menjelaskan tentang akan datangnya Nabi Muhammad SAW. Buku tersebut mengutip bunyi kalimat bahasa Indonesia dari ayat
  • 13. 11 Bibel, yang disalin dari Bibel yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia yang diterbitkan oleh Nederlandsch Bibel Genootschap di Amsterdam pada 1916. Salah satunya disebutkan dalam kitab Ulangan, 18:15, yang berbunyi, "Bahwa seorang Nabi dari antara kamu dari antara segala saudaramu dan yang seperti aku ini yaitu akan dibangkitkan oleh Tuhan Allahmu bagi kamu maka dia haruslah kamu dengar." Di beberapa ayat dalam Kitab Ulangan itu disebutkan akan diutusnya Nabi Muhammad SAW dengan semua yang dikatakannya membawa atau menyebut Nama Tuhan dan bukan nama dewa. Nabi Muhammad SAW juga wafat tidak karena dibunuh orang. Selain itu, apa yang dikatakan oleh Nabi Muhammad tentu terjadi, meski baru terjadi pada masa beberapa abad sesudah wafatnya dan yang terjadi pada masa hidupnya. "Bahwa kalau Nabi itu berkata atas Nama Tuhan, lalu barang yang dikatakannya itu tak jadi atau tak datang, itulah perkataan yang bukan sabda Tuhan, melainkan Nabi itu berkata dengan angkaranya: jangan kamu takut akan dia." (Ulangan, 18:22). Kemudian dalam Injil Yahya juga disebutkan ayat yang mengarah pada akan kedatangan Nabi Muhammad. Seperti dalam Yahya, 14:26, yang berbunyi, "Tetapi penghibur, yaitu Ruhul Kudus, yang akan disuruh oleh Bapa sebab namaku, yaitu akan mengajarkan segala perkara itu kepadamu dan mengingatkan kamu segala perkara yang telah kukatakan kepadamu itu." "Maka sekarang sudah kukatakan kepadamu sebelum jadinya, supaya apabila ia jadi kelak, boleh kamu percaya" (Yahya, 14:29). Dari ayat itu dijelaskan, bahwa Nabi Muhammad SAW akan datang dan diperintah oleh Tuhan dan akan mengajarkan segala perkara kepada manusia. Hal demikian juga telah dinyatakan dalam Alquran. Kemudian dalam ayat lainnya di Kitab Injil Yahya, Nabi Muhammad digambarkan sebagai penghibur (Rahul Kudus) dan yang akan memuliakan
  • 14. 12 Nabi Isa karena ia akan mengambil beberapa keterangan dari apa yang telah diterangkan oleh Nabi Isa kepada kaumnya. Di dalam Kitab Injil Barnabas, kedatangan Nabi Muhammad SAW lebih jelas dinyatakan. Barnabas sendiri adalah nama seorang sahabat atau pembela Nabi Isa. Karenanya, Injil Barnabas ditulisnya sendiri dari wasiat yang didengarnya dari Nabi Isa AS. Di dalam kitab itu memberitakan kedatangan Nabi SAW, bahkan dijelaskan pula tentang peristiwa disalibnya Nabi Isa, bukanlah Nabi Isa yang disalib, melainkan Yahuda. Injil Barnabas termasuk injil yang kuno, yang tertulis pada abad pertama Masehi. Dalam ayat di kitab Injil Barnabas, misalnya, disebutkan bahwa saat Nabi Isa AS memberitahu para hawari (penolong) bahwa beliau akan berpaling meninggalkan alam. Saat itu, Isa berkata agar hati mereka tidak bergoncang dan tidak takut. Sebab, Isa bukanlah yang menjadikan mereka, tetapi Allah yang menjadikan dan memelihara mereka. "Adapun tentang ketentuan tugasku, sesungguhnya aku datang untuk menyediakan jalan bagi Rasulullah yang akan datang dengan membawa tugas kelepasan alam ini." (Barnabas, 72:10). 2. Nabi Muhammad Dijelaskan Di Kitab Hindu Kitab suci umat Hindu terbagi menjadi tiga, yaitu Vedas, Upanishads, and Puranas. Ketiganya dibedakan berdasarkan umurnya, beberapa menyebutkan kitab tersebut berasal dari sekitar 4.000 tahun yang lalu. Baru- baru ini telah ditemukan bahwa Nabi Muhammad SAW disebutkan dalam kitab-kitab tersebut. Salah satu bukti yang mengejutkan adalah jazirah Maharshi Vyasa yang merupakan tempat suci umat Hindu, merupakan tanah Arab yang dirusak setan. Kemungkinan hal itu berasal dari pra-Islam pagan. Selanjutnya, disebutkan Mahamad, yang diperkirakan maksudnya adalah Muhammad, dimana dalam kitab tersebut digambarkan sebagai orang yang akan menuntun orang-orang yang sesat.
  • 15. 13 Dalam kitab itu, disebutkan dia akan disunat, berjenggot, fasih, dia akan membuat revolusi besar, dia akan mengumumkan panggilan untuk beribadah, dia akan makan daging hewan halal yang bukan dari babi, dan dia akan melawan bangsa yang tidak beragama. Kesemua itu mengarah pada ciri-ciri Rasulullah Muhammad SAW. Bhavishya Purana yang merupakan salah satu Puranas terpenting, memberikan bukti lain. Disebutkan bahwa di negeri asing akan ada seorang guru spiritual yang bernama Muhammad. Dimana dia akan menjadi penghuni Arabia, dia akan mengumpulkan kekuatan besar untuk melawan atau membunuh iblis dan Allah akan melindunginya dari lawan-lawannya. Kitab Upanishad, yang merupakan kitab tinggi dari Vedas, dan banyak digunakan sebagai literatur pelajar Hindu menyebutkan nama nabi Muhammad. Karena dalam kitab tersebut terdapat pengetahuan yang bersifat ketuhanan yang mengajarkan bagaimana mendekatkan diri kepada sang Khaliq. Selain itu juga, terdapat bukti penting yang disebutkan "tidak ada tuhan kecuali Allah", dan itu disebutkan lebih dari sekali. Disebutkan pula deskripsi untuk Allah, yaitu nama dewa adalah Allah, Dia adalah salah satu, Raja seluruh dunia, Dia adalah yang Terbesar dari semua, Terbaik, Paling Sempurna, paling suci dari semua, Memelihara dari seluruh dunia, yang merupakan pengejawantahan bumi dan ruang, dan Tuhan dari semua ciptaan. Dia menciptakan matahari, bulan, bintang-bintang, dan langit. Dia Memelihara dari semua burung, binatang, hewan yang hidup di laut dan mereka yang tidak terlihat oleh mata. Dia adalah Penghapus segala kejahatan dan bencana, dan Muhammad adalah Rasul Allah. Dalam Atharva Veda disebutkan 'yang patut dipuji' yang setiap orang harus memujinya, dan disebutkan namanya Muhammad. Disebutkan pula Muhammad adalah sosok penunggang unta. Menariknya, hal itu kontras karena nabi Indian dilarang untuk menunggang unta. Dan nabi Isa
  • 16. 14 disebutkan mengendarai keledai bukan unta. Sehingga jelaslah yang dimaksud sang pengendara unta adalah Muhammad. Pada mantra ketujuh menyebutkan ada orang yang akan menuntun semua manusia, dan Muhammad selalu menegaskan tidak ada pengkhususan yang dituntun, bukan hanya bangsa Israel ataupun bangsa Arab saja, melainkan seluruh umat. Kemudian pada Mantra keenam berbicara tentang beberapa orang pemberani yang kalah tanpa pertempuran dan jumlah lawan mereka adalah 10 ribu. Hal itu bisa menjadi acuan untuk pertempuran sekutu atau parit yang berlangsung pada masa Nabi Muhammad. Jumlah orang-orang yang melakukan pengepungan di sekitar Madinah memang 10 ribu, dan mereka kalah tanpa pertempuran karena Allah mengirimkan badai yang akhirnya setelah pengepungan panjang, memaksa mereka untuk meninggalkan lokasi. Selanjutnya, dalam Rig Veda, yang berbicara tentang seseorang yang digambarkan sebagai jujur dan dapat dipercaya, kuat dan murah hati yang akan menjadi terkenal dengan 10 ribu. Semua ini adalah karakteristik dari Nabi Muhammad, dan jumlah 10 ribu mungkin dimaksudkan untuk jumlah para sahabat Nabi Muhammad yang masuk dalam pemenangan Makkah. D. AL-QURAN SEBAGAI SUMBER SAINS DAN TEKNOLOGI 1. Dimensi Sains Dalam Al-Quran Kata sains dan teknologi ibarat dua sisi mata uang yang sulit dipisahkan satu sama lain. Sains, menurut Baiquni, adalah himpunan pengetahuan manusia tentang alam yang diperoleh sebagai konsensus para pakar, melalui penyimpulan secara rasional mengenai hasil-hasil analisis yang kritis terhadap data pengukuran yang diperoleh dari observasi pada gejala-gejala alam. Sedangkan teknologi adalah himpunan pengetahuan manusia tentang proses-proses pemanfaatan alam yang diperoleh dari penerapan sains, dalam kerangka kegiatan yang produktif ekonomis. Al-Qur’an, sebagai kalam Allah, diturunkan bukan untuk tujuan-tujuan yang bersifat praktis. Oleh
  • 17. 15 sebab itu, secara obyektif, al-Qur’an bukanlah ensiklopedi sains dan teknologi apalagi al-Qur’an tidak menyatakan hal itu secara gamblang. Akan tetapi, dalam kapasitasnya sebagai huda lin_nas, al-Qur’an memberikan informasi stimulan mengenai fenomena alam dalam porsi yang cukup banyak, sekitar tujuh ratus lima puluh ayat. Bahkan, pesan (wahyu) paling awal yang diterima Nabi SAW mengandung indikasi pentingnya proses investigasi (penyelidikan). Informasi alQur’an tentang fenomena alam ini, menurut Ghulsyani, dimaksudkan untuk menarik perhatian manusia kepada Pencipta alam Yang Maha Mulia dan Maha Bijaksana dengan mempertanyakan dan merenungkan wujud-wujud alam serta mendorong manusia agar berjuang mendekat kepada-Nya. Dalam visi al-Qur’an, fenomena alam adalah tanda-tanda kekuasaan Allah. Oleh sebab itu, pemahaman terhadap alam itu akan membawa manusia lebih dekat kepada Tuhannya. Pandangan al-Qur’an tentang sains dan teknologi dapat ditelusuri dari pandangan al-Qur’an tentang ilmu. Al- Qur’an telah meletakkan posisi ilmu pada tingkatan yang hampir sama dengan iman seperti tercermin dalam surat al-Mujadalah ayat 11: “… niscaya Allah akan meninggikan orangorang yang beriman di antara kamu dan orangorang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.” Ayat-ayat al-Qur’an yang memerintahkan manusia mencari ilmu atau menjadi ilmuwan begitu banyak. Al-Qur’an menggunakan berbagai istilah yang berkaitan dengan hal ini. Misalnya, mengajak melihat, memperhatikan, dan mengamati kejadiankejadian (Fathir: 27; al-Hajj: 5; Luqman: 20; alGhasyiyah: 17-20; Yunus: 101; al-Anbiya’: 30), membaca (al- ‘Alaq: 1-5) supaya mengetahui suatu kejadian (al-An’am: 97; Yunus: 5), supaya mendapat jalan (al-Nahl: 15), menjadi yang berpikir atau yang menalar berbagai fenomena (al-Nahl: 11; Yunus: 101; al-Ra’d: 4; al-Baqarah: 164; al-Rum: 24; al-Jatsiyah: 5, 13), menjadi ulu al-albab (Ali ‘Imran: 7; 190-191; al-Zumar: 18), dan mengambil pelajaran (Yunus: 3). Sedangkan pandangan al-Qur’an tentang sains dan teknologi, dapat diketahui dari wahyu pertama yang diterima Nabi Muhammad saw.: “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang Menciptakan. Dia menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah dan
  • 18. 16 Tuhanmulah Yang Maha Pemurah. Yang Mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam (tulis baca). Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya.” (QS al-‘Alaq: 1-5) Kata iqra’, menurut Quraish Shihab, diambil dari akar kata yang berarti menghimpun. Dari menghimpun lahir aneka makna seperti menyampaikan, menelaah, mendalami, meneliti, mengetahui ciri sesuatu, dan membaca baik yang tertulis maupun tidak. Sedangkan dari segi obyeknya, perintah iqra’ itu mencakup segala sesuatu yang dapat dijangkau oleh manusia. Atas dasar itu, sebenarnya tidak ada alasan untuk membuat dikotomi ilmu agama dan ilmu non agama. Sebab, sebagai agama yang memandang dirinya paling lengkap tidak mungkin memisahkan diri dari persoalan-persoalan yang bereperan penting dalam meningkatkan kesejahteraan umatnya. Berkaitan dengan hal ini, Ghulsyani mengajukan beberapa alasan untuk menolak dikotomi ilmu agama dan ilmu non agama sebagai berikut: 1. Dalam sebagian besar ayat al- Qur’an, konsep ilmu secara mutlak muncul dalam maknanya yang umum, seperti pada ayat 9 surat al-Zumar: “Katakanlah: adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui.” Beberapa ayat lain yang senada di antaranya QS 2:31; QS 12:76; QS 16: 70. 2. Beberapa ayat al-Qur’an secara eksplisit menunjukkan bahwa ilmu itu tidak hanya berupa prinsip-prinsip dan hukum-hukum agama saja. Misalnya, firman Allah pada surat Fathir ayat 27- 28: “Tidakkah kamu melihat bahwasanya Allah menurunkan hujan dari langit lalu Kami hasilkan dengan hujan itu buah-buahan yang beraneka ragam jenisnya. Dan di antara gunung- gunung itu ada garis-garis putih dan merah yang beraneka ragam warnanya dan ada (pula) yang hitam pekat. Demikian (pula) di antara manusia, binatang-binatang melata dan binatang-binatang ternak ada yang bermacam- macam warnanya (dan jenisnya). Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya hanyalah “ulama”. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Pengampun." Dengan jelas kata ulama (pemilik pengetahuan) pada ayat di atas dihubungkan dengan orang yang menyadari sunnatullah (dalam bahasa sains: “hukum-hukum alam”) dan misteri-misteri penciptaan, serta merasa rendah diri di hadapan Allah Yang Maha Mulia. Di
  • 19. 17 dalam al-Qur’an terdapat rujukan pada kisah Qarun. “Qarun berkata: Sesungguhnya aku diberi harta itu karena ilmu yang ada padaku.” (QS al- Qashash: 78). Di samping itu, subyek yang dituntut oleh wahyu pertama (al- ‘Alaq: 1-5) adalah manusia, karena potensi ke arah itu hanya diberikan oleh Allah swt. kepada jenis makhluk ini. Pemberian potensi ini tentunya tidak terlepas dari fungsi dan tanggung jawab manusia sebagai khalifah Allah di atas muka bumi. Sedangkan bumi dan langit beserta isinya telah ‘ditundukkan’ bagi kepentingan manusia. Mari perhatikan firman Allah di dalam surat alJatsiyah ayat 13: “Dan Dia menundukkan untukmu apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi semuanya (sebagai rahmat dari-Nya). Sesungguhnya pada yang demikian itu benarbenar terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berpikir.” Kata sakhkhara (menundukkan) pada ayat di atas atau kata yang semakna dengan itu banyak ditemukan di dalam al Qur’an yang menegaskan bahwa Allah swt. menundukkan semua ciptaan-Nya sesuai dengan peraturan-peraturan (sunnatullah) Nya, sehingga manusia dapat mengambil manfaat sepanjang manusia mau menggunakan akal dan pikirannya serta mengikuti langkah dan prosedur yang sesuai dengan sunnatullah itu. Misalnya, menurut Baiquni, tertiupnya sehelai daun yang kering dan pipih oleh angin yang membawanya membumbung tinggi ke atas adalah karena aliran udara di sekitarnya. Orang yang melakukan pengamatan dan penelitian untuk menemukan jawaban atas pertanyaan: “bagaimana daun itu diterbangkan?”, niscaya akan sampai kepada sunnatullah yang menyebabkan daun itu bertingkah laku seperti yang tampak dalam pengamatannya. Pada dasarnya, sebuah benda yang bentuknya seperti daun itu, yang panjang dan bagian pinggir dan lebarnya melengkung ke bawah, akan mengganggu aliran udara karena pada bagian yang melengkung itu aliran udara tidak selancar di tempat lain. Akibatnya, tekanan udara di lengkungan itu lebih tinggi dari pada bagian lainnya sehingga benda itu terangkat. Orang yang melakukan pengamatan dan penelitian itu menemukan sunnatullah yang dalam ilmu pengetahuan disebut aerodinamika. Dengan pengetahuan yang lengkap dalam bidang aerodinamika dan pengetahuan tentang sifat-sifat material tertentu manusia
  • 20. 18 mampu menerapkan ilmunya itu untuk membuat pesawat terbang yang dapat melaju dengan kecepatan tertentu. 2. Mukjizat Al-quran Dan Sains Al-Qur’an adalah mu’jizat Islam yang kekal dan mu’jizatnya selalu diperkuat dengan kemajuan ilmu pengetahuan. Al-Qur’an diturunkan oleh Allah SWT. kepada Rasulullah Muhammad SAW. untuk mengeluarkan manusia dari kegelapan menuju jalan yang terang, serta membimbing mereka ke jalan yang lurus. Salah satu ciri yang membedakan Islam dengan yang lain adalah penekanannya terhadap masalah ilmu (sains). Al-Qur’an dan Hadits mengajak kaum muslim untuk mencari dan mendapatkan ilmu dan kearifan, serta menempatkan orangorang yang berpengetahuan pada derajat yang tinggi. Dalam al-Qur’an kata al-‘ilm dan kata-kata jadiannya digunakan lebih dari 780 kali. Beberapa ayat pertama yang diwahyukan kepada Rasulullah SAW., menyebutkan pentingnya membaca, pena, dan ajaran untuk manusia. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat al-‘Alaq ayat 1-5: “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. Tidak hanya dalam al-Qur’an saja yang membahas pentingnya ilmu pengetahuan, bahkan banyak di dalam Hadits Rasulullah SAW. juga ada pernyataan-pernyataan yang memuji ilmu dan orang yang terdidik. Sejumlah Hadits mengenai hal ini dinisbatkan kepada Nabi SAW. yang beberapa di antaranya: “Mencari ilmu itu wajib bagi setiap muslim”, “Carilah ilmu sampai ke negeri Cina”, “Para Ulama itu adalah pewaris Nabi”. Hal di atas menunjukkan bahwa betapa ajaran Islam sudah memperhatikan tentang pentingnya IPTEK dan menyuruh kepada kaum muslimin untuk berusaha mengembangkannya. Tentunya perkembangan IPTEK juga harus diimbangi dengan Iman dan Taqwa. Karena IPTEK yang tidak diiringi dengan Iman dan taqwa, hanya akan menyebabkan kerusakan. Sebelum al-Qur’an turun, yang menguasai ilmu itu hanyalah tokoh-tokoh agama, pemuka masyarakat, ahli hikmah dan filosof. Ilmu itu pun diwarnai
  • 21. 19 khurafat yang digunakan untuk maksudmaksud tertentu, seperti untuk mengeksploitasi sesama manusia atau menipu yang bodoh. Ketika al-Qur’an datang, ilmu mempunyai tujuan mulia yaitu untuk kebaikan dan kemaslahatan manusia. Karena itu, setiap muslim diwajibkan menuntutnya. Sebagai disebutkan dalam hadits: “Mencari ilmu itu wajib bagi setiap muslim laki-laki dan muslim perempuan.” Dari al-Qur’an lahir berbagai cabang imu pengetahuan seperti tajwid, nahwu, sejarah, tafsir, dan sebagainya. Karena itu, dapat disebutkan bahwa al-Qur’an merupakan induk segala ilmu. Kemudian melalui orang-orang Islam, ilmu pun berkembang dan menyebar. Sifat ilmu pengetahuan adalah dapat diterima oleh rasio atau akal. Al-Qur’an memberikan penghargaan yang amat tinggi terhadap akal. Tidak sedikit ayat alQur’an yang menganjurkan dan mendorong manusia agar mempergunakan pikiran dan akalnya. Dengan penggunaan akal dan pikiran tersebut ilmu pengetahuan dapat diperoleh dan dikembangkan. Allah SWT. berfirman dalam surat ar- Rum: 8 “Dan mengapa mereka tidak memikirkan tentang (kejadian) diri mereka? Allah tidak menjadikan langit dan bumi dan apa yang ada diantara keduanya melainkan dengan (tujuan) yang benar dan waktu yang ditentukan. dan Sesungguhnya kebanyakan di antara manusia benar-benar ingkar akan Pertemuan dengan Tuhannya”. Al-Qur’an sesungguhnya tidak membedakan antara ilmu agama Islam dengan ilmu umum. Yang ada dalam al-Qur’an adalah ilmu. Pembagian adanya ilmu agama Islam dan ilmu umum merupakan hasil kesimpulan manusia yang mengidentifikasi ilmu berdasarkan sumber objek kajiannya. Ilmu-ilmu tersebut seluruhnya pada hakikatnya berasal dari Allah, karena sumber-sumber ilmu tersebut berupa wahyu, alam jagat raya, manusia dengan perilakunya, akal pikiran dan intuisi batin seluruhnya ciptaan dan anugerah Allah yang diberikan kepada manusia. Terdapat perselisihan pendapat antara para ulama yang telah lama berlangsung mengenai hubungan al-Qur’an dan sains. Dalam kitab Jawahir alQur’an, Imam alGhazali pada bab “Munculnya Ilmu-ilmu Klasik dan Modern dari al-
  • 22. 20 Qur’an” menerangkan bahwa seluruh cabang ilmu pengetahuan yang terdahulu dan yang kemudian, yang telah diketahui maupun yang belum, semua bersumber dari al-Qur’an. Imam al-Suyuthi juga memiliki pandangan yang sama dengan Imam alGhazali. Dalam bukunya al-Ithqan fi ‘Ulum al- Qur’an, beliau berpendapat bahwa alQur’an mencakup seluruh ilmu klasik dan modern. Dalam hal ini, perlu untuk menyebutkan bahwa motif para ulama terdahulu dalam memandang al-Qur’an sebagai sumber seluruh ilmu itu lahir dari keyakinan terhadap komprehensifnya al-Qur’an. Akan tetapi, para ulama sekarang, di samping meyakini hal ini, mereka lebih menekankan pembuktian akan keajaiban al-Qur’an dalam bidang keilmuaan. Oleh karena itu, mereka mencoba mencocokkan al-Qur’an dengan penemuan-penemuan sains kontemporer. Al-Qur’an semakin laris dikaji oleh para ilmuwan terutama masyarakat nonmuslim. Terbukti, al-Qur’an banyak memberikan informasi tentang IPTEK yang semakin hari semakin nyata lewat kajian dan percobaan yang mengagumkan. Sebagai contoh, hasil percobaan pemotretan atas pegunungan di Nejed (Arab Saudi) oleh Telster (Satelit Amerika Serikat) ternyata diketahui bahwa gunung-gunung yang tampak di mata kita seolah tetap, sesungguhnya gunung-gunung itu berarak sebagaimana mega. Firman Allah SWT dalam surat an-Naml: 88. “Dan kamu Lihat gunung- gunung itu, kamu sangka Dia tetap di tempatnya, Padahal ia berjalan sebagai jalannya awan. (Begitulah) perbuatan Allah yang membuat dengan kokoh tiap-tiap sesuatu; Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan”. Jangkau pengamatan empirik dan rasio kita terlalu lemah, dan akal kita tidak mampu mencerna bahwa gunung-gunung sedahsyat itu yang tertancap di bumi, dikatakan dalam alQur’an berjalan sebagaimana awan. Tetapi ternyata hal itu kini telah dibuktikan oleh IPTEK sebagai perpanjangan pengamatan manusia. Memang begitulah kehendak Allah terhadap gunung- gunung, karena semua isi alam ini milik Allah, dan tunduk di bawah perintah-Nya. Manusia wajib menerima dengan penuh keimanan semua isi al-Qur’an yang menyangkut IPTEK, baik itu sudah terbukti atau belum.
  • 23. 21 Manusia dan IPTEK masih harus bekerja keras untuk membuktikan formula-formula alQur’an. Kitab ini memang sungguh tidak akan ada habisnya menyajikan ilmu Allah itu. IPTEK menjelaskan fenomena alam semesta, dan alam semesta membuktikan kebenaran al-Qur’an.10 Sebagian dari ulama berpendapat bahwa tidak ada penemuan baru sains yang tidak diramalkan oleh al-Qur’an. Misalnya, al-Thanthawi, dalam tafsir al- Qur’annya, mencoba menyarikan hasilhasil ilmu kealaman dari al-Qur’an dan ia takut tidak bisa hidup cukup lama untuk menempatkan seluruh penemuan sains dan teknologi di dalam al-Qur’an. Namun, beliau berbahagia karena penemuan-penemuan sains sampai sekarang massih menunjukkan kekuatan profetis al-Qur’an. 3. Keilmiahan Sains Al-quran Perkembangan sains dari masa ke masa adalah hasil upaya manusia dalam memahami lingkungan semestanya. Karena itu, sains tak seharusnya dipisahkan dari agama. Menurut Thomas Djamaluddin (seorang Profesor Riset Astronomi Astrofisika Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional) menyatakan bahwa sains harus jadi bagian dari kehidupan, sejalan dengan Alquran. Oleh karena itu, seharusnya tak ada klaim tentang kecocokan ilmu pengetahuan tertentu dengan ajaran agama.Temuan-temuan sains adalah penjelasan bagi ayat-ayat Alquran, bukan pencocokan. Peran dan kontribusi Muslim dalam sains seperti bidang astronomi dibahas sesuai dengan kontribusi yang mereka berikan. Selain pemikiran mengenai konsep-konsep astronomi, kontribusi tersebut juga dilihat dari karya tulis yang mereka hasilkan. Dengan demikian, dunia mengakui kontribusi mereka sebagaimana mengakui kontribusi ilmuan Barat atau non Muslim. Ada banyak tokoh Muslim yang menonjol dalam dunia astronomi, seperti al-Battani yang menjelaskan tentang kemiringan poros bumi, musim di bumi, gerhana matahari, penampakan hilal, dan juga tentang tahun matahari yang terdiri dari 365 hari. Selain itu, ada pula al-Faraghani yang menjelaskan tentang dasar-dasar astronomi, termasuk gerakan benda langit dan diameter bumi
  • 24. 22 serta planet-planet lainnya. Juga Ibnu Hayyan yang dikenal sebagai Bapak Kimia, menjelaskan tentang warna matahari, konsep bayangan, serta pelangi. Dan banyak lagi astronom Muslim yang mewarnai sejarah astronomi. Ada dua hal utama yang perlu dilakukan dan diperbaiki. pertama, umat Islam harus menghilangkan dikotomi sains dan Islam. Selama ini, sains kerap dianggap produk Barat, sehingga ada pemilahan mana sains Barat dan mana pengetahuan Islam. Padahal seharusnya tidak demikian. Sains bisa dibuktikan dengan mengikuti kaidah-kaidah ilmiah, bukan dengan klaim bahwa ini sains milik Muslim dan ini milik non Muslim. Sains dapat dikaji ulang oleh siapapun tanpa memandang bangsa ataupun agama. Ia harus jadi bagian dari kehidupan seharihari dan juga sejalan dengan Alquran. Maka tugas ilmuan adalah untuk terus mengembangkan ilmu pengetahuan bagi maslahat manusia dan juga alam semesta. Kedua, setelah menghapuskan dikotomi tersebut, senada dengan pesan Rasulullah saw, saya berharap umat Islam terus belajar, termasuk mendalami ilmu pengetahuan. Mengapa? Karena sains adalah bagian dari cara kita memahami alam semesta. Sains adalah kontribusi manusia sepanjang masa. Satu dari hal yang paling luar biasa dalam Al-Quran adalah bagaimana ia menguraikan ilmu pengetahuan. Al-Quran yang dinyatakan kepada Muhammad (saw) pada abad ke 7 berisikan fakta-fakta ilmiah menakjubkan yang sedang ditelusuri di abad ini. Para ahli ilmu pengetahuan terkejut dan kerap terbungkam saat mereka diperlihatkan betapa terperinci dan akuratnya beberapa ayat dalam Quran tentang ilmu pengetahuan modern. a. Penjelasan sains terhadap ayat Alqur’an tentang alam semesta “Dan apakah orang-orang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah satu padu, kemudian Kami pisahkan antar keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka, mengapakah mereka tiada juga beriman?” (QS. Al- Anbiyaa’: 30).
  • 25. 23 Pada hampir 14 abad lalu, ayat di atas menjadi satu di antara firman-firman Allah yang turun kepada Rasulullah saw dengan muatan sains. Ayat tersebut menjelaskan tentang asal-mula langit dan bumi, yang mulanya satu dan kemudian dipisahkan. Teori Big Bang atau Letupan Besar yang dikemukakan pada abad 20 menjadi bukti sekaligus penegas kebenaran ayat Alquran di atas. Ayat tersebut menjelaskan proses awal penciptaan alam semesta sejak 14 abad lalu, ketika teknologi belum menunjang penelitian astronomi dan bahwa sang penerima wahyu, Rasulullah saw, bahkan tak mengenal bacatulis. Teori tersebut menjelaskan, semesta bermula dari sebuah benda seukuran bola tenis pada masa 0 detik atau sebelum semuanya ada. Materi tersebut sangat padat dengan kepadatan tak terkira dan suhu yang luar biasa. Ia meledak, dan pada detik pertama menghasilkan partikel dan energi eksotis. Lalu, tiga menit pertama, tercipta hydrogen (unsur pembentuk air) dan helium. Proses tersebut berlangsung sampai dengan enam tahap hingga tercipta alam semesta seperti sekarang. Teori abad 20 tersebut sekaligus menjelaskan apa yang telah dipaparkan Alquran dalam surah Yunus ayat 3 [17], “Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas ‘Arsy untuk mengatur segala urusan…” Namun untuk memperdetil tahapan dalam enam hari itu, ayat 27- 32 surah AnNazi’at adalah dalil yang paling menjelaskan. Pertama, ayat 27 yang berbunyi “Apakah kamu yang lebih sulit penciptaannya ataukah langit? Allah telah membangunnya” menunjukkan penciptaan langit sebagai tahap pertama pembangunan semesta, yang menurut perkembangan sains hari ini diyakini sebgai peristiwa big bang tersebut. Sedangkan ayat selanjutnya, Dia meninggikan bangunannya lalu menyempurnakannya”, menunjukkan ekspansi yang dilakukan Allah. Jika dikaitkan dengan Teori Big Bang, tahap ini adalah tahap evolusi bintang. Setelah itu, pada ayat 29, firman Allah “Dan Dia menjadikan malamnya gelap gulita dan menjadikan siangnya terang benderang”
  • 26. 24 menunjukkan proses terbentuknya matahari dan juga tata planet, karena telah ada siang dan malam. Sementara ayat 30, “Dan bumi sesudah itu dihamparkan-Nya” mengindikasikan proses evolusi yang terjadi di bumi, seperti pergeseran lempeng bumi. Proses evolusi tersebut kemudian melahirkan benua-benua, hingga kemudian terjadi tahap selanjutnya yakni evolusi kehidupan di bumi. Allah mulai memancarkan air dan menciptakan makhluk pertama di bumi berupa tumbuh-tumbuhan [18]. Tahap ini dijelaskan dalam ayat “Ia memancarkan daripadanya mata airnya dan (menumbuhkan) tumbuh- tumbuhannya.” Sebagai tahap akhir, gunung dalam ayat “Dan gunung- gunung dipancangkan-Nya dengan teguh” menjadi simbol tahap penyempurnaan bumi oleh Allah swt, sebelum akhirnya ia menciptakan binatang dan manusia. Tahap-tahap yang enam ini juga dijelaskan dalam beberapa ayat dan surah lain. Salah satunya adalah Fushshilat ayat 9-11. b. Penjelasan sains terhadap Al-Qur’an tentang embriologi Di tahun 1982 Keith Moore, seorang profesor di Universitas Toronto, menghasilkan sebuah buku berjudul ”The Developing Human, edisi ke 3″. Dalam buku ini Moore menyatakan keterkejutannya mengenai bagaimana perkembangan embrio dikisahkan dalam Al- Qur’an. Moore dan para kaum Muslim pendukungnya merujuk kepada ayat berikut ini: “Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani dalam tempat yang kokoh; Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah; lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging; dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging; kemudian Kami jadikan dia makhluk yang lain.” (Surah 23:13- 14) Al-Qur’an mengatakan bahwa gumpalan darah kemudian menjadi tulang dan kemudian Tuhan ”membungkus tulang dengan daging” (Surah 23:13-14). Adalah suatu fakta ilmiah bahwa jaringan terbentuk lebih dulu, dan tulang tumbuh sesaat kemudian, dan terus bertambah kuat (dengan membangun kalsium) bertahun-tahun setelah
  • 27. 25 kelahiran. Oleh sebab itu, ini sudah jelas adalah satu dari banyak ketidakcermatan ilmiah dalam al-Qur’an. c. Penjelasan sains terhadap Al-Qur’an tentang pengiraan kecepatan cahaya Siapa tidak kenal dengan Albert Einstein, namanya melekat dengan dunia fisika dan menjadi ikon fisika modern. Rumus E = mc^2 dianggap sebagai rumus Einstein yang dalam pandangan awam merupakan “rumus” untuk membuat bom atom. Albert Einstein memang pantas dianggap sebagai tokoh utama yang memimpin revolusi di dunia fisika. Salah satu teorinya yang menganjak paradigma fisika berbunyi “kecepatan cahaya merupakan ketetapan alam yang besarnya bersifat tetap dan tidak bergantung kepada kecepatan sumber cahaya dan kecepatan pengamat”. Menurut Einstein, tidak ada yang mutlak di dunia ini (termasuk waktu ) kecuali kecepatan cahaya. Selain itu, kecepatan cahaya adalah kecepatan tertinggi di alam ini. Pendapat Einstein ini mendapat dukungan dari percobaan yang dilakukan pada akhir abad ke19 dan awal abad ke-20 oleh MichelsonMorley, Fizeau, dan Zeeman. Secara umum, keberadaan Einstein ini menimbulkan banyak keanehan. Misalnya, sejak dulu logika kita berpendapat bahwa jika kita bergerak dengan kecepan v_1 di atas kendaraan yang berkecepatan v_2 , kecepatan total kita terhadap pengamat yang diam adalah v_1 + v_2 . Tetapi, menurut Einstein, cara penghitungan tersebut salah kerana dapat mengakibatkan munculnya kelajuan yang melebihi kelajuan cahaya. Oleh kerana itu, menurut Einstein, formula penjumlahan kelajuan yang benar adalah sebagai berikut: (v_1 + v_2) / (1+(v_1 times v_2 / c^2 )). Mengetahui besar kelajuan cahaya adalah sesuatu yang sangat menarik bagi manusia. Sifat unik cahaya menurut Einstein adalah satu- satunya komponen alam yang tidak pernah berubah, membuat sebahagian ilmuwan terobsesi untuk menghitung sendiri besarnya kecepatan cahaya dari berbagai informasi.
  • 28. 26 Seorang ilmuwan matematik dan fisika dari Mesir, Dr. Mansour Hassab Elnaby merasa adanya bukti-bukti dari Alquran yang membuat ia tertarik untuk menghitung kecepatan cahaya, terutama berdasarkan datadata yang disajikan Alquran. Dalam bukunya yang berjudul A New Astronomical Quranic Method for The Determination of the Speed C, Mansour Hassab Elnaby menghuraikan secara jelas dan sistematik tentang cara menghitung kecepatan cahaya berdasarkan redaksi ayatayat Alquran. Dalam menghitung kelajuan cahaya ini, Mansour menggunakan sistem yang lazim dipakai oleh ahli astronomi iaitu sistem Siderial. Ada beberapa ayat Alquran yang menjadi rujukan Dr. Mansour Hassab Elnaby. Pertama, “Dialah (Allah) yang menciptakan Matahari bersinar dan Bulan bercahaya dan ditetapkannya tempat bagi perjalanan Bulan itu, agar kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan ” (Q.S. Yunus ayat 5). Kedua, ” Dialah (Allah) yang menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan masingmasing beredar dalam garis edarnya” (Q.S. Anbia ayat 33). Ketiga, “Dia mengatur urusan dari langit ke Bumi, kemudian (urusan) itu kembali kepadaNya dalam satu hari yang kadarnya seribu tahun menurut perhitunganmu” (Q.S. Sajdah ayat 5) Dari ayat-ayat di atas dapat diambil kesimpulan bahawa jarak yang dicapai “sang urusan” selama satu hari adalah sama dengan jarak yang ditempuh Bulan selama 1.000 tahun atau 12.000 bulan [20]. Dalam bukunya, Dr. Mansour menyatakan bahawa “sang urusan” inilah yang diduga sebagai sesuatu “yang bekecepatan cahaya “. E. PENGERTIAN ORANG ORANG SALAFUSSALIH YANG SESUNGGUHNYA 1. Sahabat Nabi Sahabat Nabi (bahasa Arab: ‫يببلس‬ َ‫بسحص‬ ,translit. aṣḥāb al-nabī) adalah orang-orang yang mengenal dan melihat langsung Nabi Muhammad, membantu perjuangannya dan meninggal dalam keadaan Muslim. Secara terminologi, kata ṣahabat (‫كبسحص‬ (merupakan bentuk jama'/plural dari kata
  • 29. 27 ṣahabi (‫يبسحص‬ (yang bermakna membersamai, mendampingi, dan berinteraksi langsung. Para Sahabat yang utama mempunyai hubungan yang sangat erat dengan Nabi Muhammad, sebab mereka merupakan penolongnya dan juga merupakan murid dan penerusnya. Bagi dunia Islam saat ini, sahabat Nabi berperan amat penting, yaitu sebagai jembatan penyampaian hadis dan sunnah Nabi Muhammad yang mereka riwayatkan. a. Definisi Kebanyakan ulama secara umum mendefinisikan sahabat Nabi sebagai orang-orang yang mengenal Nabi Muhammad, mempercayai ajarannya, dan meninggal dalam keadaan Islam. Dalam bukunya “al- Iṣābah fī Tamyīz al-Ṣaḥābah”, Ibnu Hajar al-Asqalani (w. 852 H/1449 M) menyampaikan bahwa: "Sahabat (‫يبسحص‬ ,ash-shahabi) adalah orang yang pernah berjumpa dengan Nabi dalam keadaan beriman kepadanya dan meninggal dalam keadaan Islam." Terdapat definisi yang lebih ketat yang menganggap bahwa hanya mereka yang berhubungan erat dengan Nabi Muhammad saja yang layak disebut sebagai sahabat Nabi. Dalam kitab “Muqadimmah” karya Ibnu ash-Shalah (w. 643 H/1245 M), Dikatakan kepada Anas, “Engkau adalah sahabat Rasulullah dan yang paling terakhir yang masih hidup". Anas menjawab, “Kaum Arab (badui) masih tersisa, adapun dari sahabat Definisi beliau, maka saya adalah orang yang paling akhir yang masih hidup.”Demikian pula ulama tabi'in Said bin al-Musayyib (w. 94 H/715 M) berpendapat bahwa: “Sahabat Nabi adalah mereka yang pernah hidup bersama Nabi setidaknya selama setahun,dan turut serta dalam beberapa peperangan bersamanya.” Sementara Imam an-Nawawi (w. 676 H /1277 M) juga menyatakan bahwa: “Beberapa ahli hadis berpendapat kehormatan ini (sebagai Sahabat Nabi) terbatas bagi mereka yang hidup bersamanya (Nabi Muhammad) dalam waktu yang lama, telah menyumbang (harta untuk perjuangannya), dan mereka yang berhijrah (ke Madinah) dan aktif menolongnya; dan bukan mereka yang hanya menjumpainya sewaktu- waktu, misalnya para utusan Arab badui; serta bukan mereka yang
  • 30. 28 bersama dengannya setelah Pembebasan Mekkah, ketika Islam telah menjadi kuat.” b. Jumlah Sahabat Nabi Tidak mungkin bisa dipastikan mengenai jumlah sahabat Nabi secara tepat karena berbagai faktor seperti perbedaan definisi dan luasnya daerah persebaran mereka selama hidup, jika kita hanya merujuk pada jumlah sahabat Nabi yang tercatat dalam berbagai buku biografi karangan Ulama yang membahas mereka seperti kitab Thabaqat Al- Kabir karya Ibnu Sa'ad, kitab Al-Isti'ab karya Ibnu Abdil Barr dan Mu'jam as-Shahabah karya Ibnu Qani', maka kita hanya akan mendapati sekitar 2700-an sahabat laki laki dan 380-an sahabat perempuan, sedangkan Imam Al-Qasthalani dalam kitab al-Mawahib nya menyatakan bahwa jumlah sahabat Nabi ketika peristiwa Fathu Makkan adalah berjumlah sekitar 7000 orang, lalu dalam peristiwa perang Tabuk bertambah menjadi 70.000, dan yang terakhir pada peristiwa Haji Wada' jumlah mereka mencapai sekitar 124.000 orang, wallahu a'lam. 2. Tabi’ut Tabi’in Tabi'ut Tabi'in atau Atbaut Tabi'in (bahasa Arab: ‫بيعبسملس‬ ‫عبسم‬ (adalah generasi setelah Tabi'in, artinya pengikut Tabi'in, adalah orang Islam teman sepergaulan dengan para Tabi'in dan tidak mengalami masa hidup Sahabat Nabi. Tabi'ut Tabi'in adalah di antara tiga kurun generasi terbaik dalam sejarah manusia, setelah Tabi'in dan Shahabat. Tabi'ut Tabi'in disebut juga murid Tabi'in. Menurut banyak literatur Hadis: Tabi'ut Tabi'in adalah orang Islam dewasa yang pernah bertemu atau berguru pada Tabi'in dan sampai wafatnya beragama Islam. Dan ada juga yang menulis bahwa Tabi'in yang ditemui harus masih dalam keadaan sehat ingatannya. Karena Tabi'in yang terakhir wafat sekitar 110-120 Hijriah. Tabi'in sendiri serupa seperti definisi di atas hanya saja mereka bertemu dengan Sahabat. Sahabat yang terakhir wafat sekitar 80-90 Hijriah.
  • 31. 29 3. Tabiin Tabiin atau Tabi'in (bahasa Arab: ‫عبسملس‬ ‫ب‬ ,har. 'pengikut' ), adalah orang Islam awal yang masa hidupnya ketika atau setelah masa hidup Nabi Muhammad namun tidak mengalami bertemu dengan Nabi Muhammad. Usia mereka rata-rata lebih muda dari sahabat nabi, bahkan ada yang masih anak-anak atau remaja pada masa sahabat masih hidup. Tabiin merupakan murid sahabat nabi. Rentang Masa Masa tabiin dimulai sejak wafatnya sahabat nabi terakhir, Abu Thufail al-Laitsi, pada tahun100 H (735 M) di kota Makkah; dan berakhir dengan wafatnya Tabiin terakhir, Khalaf bin Khulaifat, pada tahun 181 H (812 M). Setelah masa tabiin berakhir, maka diteruskan dengan masa tabiut tabiin atau generasi ketiga umat Islam setelah Nabi Muhammad wafat.