SlideShare a Scribd company logo
1 of 31
1
KUMPULAN ARTIKEL
1. PENGERTIAN, KONSEP, SERTA DALIL-DALIL TENTANG ISTIDROJ
2. DALIL-DALIL HADITS QUDSI TENTANG HUKUMAN YANG
DISEGERAKAN SEBAGAI BENTUK KASIH SAYANG ALLAH TERHADAP
HAMBANYA., (DALIL, TERJEMAHAN, PENJELASAN, SERTA CONTOH
KASUS).
3. BERITA KENABIAN RASULULLAH SAW YANG DIMUAT DI DALAM
KITAB-KITAB SUCI AGAMA LAIN (Kristen, Hindu, Yahudi, dll)
4. Al-QURÁN SEBAGAI SUMBER SAINS DAN TEKNOLOGI
5. PENGERTIAN DAN ORANG-ORANG SALAFUSSALIH YANG
SESUNGGUHNYA: ENERASI SAHABAT, TABIIN, DAN TABIITTABIIN)
Disusun sebagai tugas terstruktur Ujian Akhir Semester (UAS) mata kuliah Pendidikan
Agama Islam
Dosen Pengampu:
Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.Sos
Disusun Oleh:
Nama : Lale Sekar Idaman Pertiwi
NIM : L1B021046
Prodi/Kelas : Ilmu Komunikasi/B
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS DI BAWAH REKTOR
UNIVERSITAS MATARAM
2021
2
DAFAR ISI
HALAMAN JUDUL ..........................................................................................................1
DAFTAR ISI …………………………………………………………………………… 2
ARTIKEL ...........................................................................................................................3
1. PENGERTIAN, KONSEP, SERTA DALIL-DALIL TENTANG ISTIDROJ ...............4-11
- BAHAGIA TAPI TAK BERKAH, INI PENGERTIAN DAN CIRI-CIRI ISTRADJ
- MENGAJARKAN ANAK APA ITU ARTI ISTIDRAJ DALAM AGAMA ISLAM
- INI ARTI ISTIDRAJ DALAM ISLAM, HATI-HATI DENGAN NIKMAT DUNIA!
- PENGERTIAN ISTIDRAJ LENGKAP DENGAN CIRI-CIRINYA
- ISTIDRAJ
2. DALIL-DALIL HADITS QUDSI TENTANG HUKUMAN YANG DISEGERAKAN
SEBAGAI BENTUK KASIH SAYANG ALLAH TERHADAP HAMBANYA., (DALIL,
TERJEMAHAN, PENJELASAN, SERTA CONTOH KASUS). ...................................12-16
- 3 DOSA YANG BALASANNYA AKAN DISEGERAKAN ALLAH SWT DI DUNIA
- TERJEBAK(ISTIDRAJ) KENIKMATAN
3. BERITA KENABIAN RASULULLAH SAW YANG DIMUAT DI DALAM
KITAB-KITAB SUCI AGAMA LAIN (Kristen, Hindu, Yahudi, dll) ..........................17-21
- KENABIAN MUHAMMAD SAW TELAH DIRAMALKAN DALAM KITA WEDA?
- AGAMA ABRAHAMIK
4. Al-QURÁN SEBAGAI SUMBER SAINS DAN TEKNOLOGI ...................................22-26
- ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI DALAM AL-QURÁN
- AYAT SAINS DAN TEKNOLOGI
5. PENGERTIAN DAN ORANG-ORANG SALAFUSSALIH YANG SESUNGGUHNYA:
ENERASI SAHABAT, TABIIN, DAN TABIITTABIIN) ............................................27-30
- MENGENAL SALAFUS SHALIH, GENERASI BERIMAN DI ZAMAN
RASULLULAHSAW
- SIAPA SAJA YANG TERMASUK TABIÍN
6. REFERENSI ……………………………………………………………………….. 31
3
1. PENGERTIAN, KONSEP, SERTA DALIL-DALIL TENTANG ISTIDROJ
- Bahagia Tapi Tak Berkah, Ini Pengertian dan Ciri-Ciri Istidraj
Bagi kamu yang saat ini sedang diliputi kebahagiaan, sedang merasakan rezeki
yang lancar, kenaikan jabatan atau pun kebahagiaan lainnya, memang sangat
menyenangkan. Kamu harus waspada apabila kamu merasakan itu semua tapi
sering melalaikan ibadah. Bisa jadi saat ini kamu sedang mengalami istidraj.
Apa itu istidraj? Yuk, simak pembahasan berikut ini agar kamu semakin paham
apa itu istidraj, cirinya dan tanda kamu sedang diuji dengan istidraj.
1. Pengertian istidraj/Tayeb MEZAHDIA
Istidraj diambil dari kata 'daraja' (bahasa Arab) yang berarti naik satu tingkatan
ke tingkatan berikutnya. Namun, lebih dikenal sebagai istilah azab yang berupa
kenikmatan.
Dalam Alquran pembahasan mengenai istidraj dibahas pada Surat Al-An'am
ayat 44 yang berbunyi sebagai berikut.
‫ف‬َ‫ل‬َ‫م‬َ‫ا‬ ‫ن‬َ‫ُس‬ ‫و‬
‫ا‬َ۟ ‫َف‬‫ا‬ ‫ن‬َ‫س‬ ‫و‬‫ر‬ُ‫و‬‫ا‬‫و‬۟ ‫ب‬
ُ‫ه‬ُ‫ۦ‬ ‫َف‬‫ت‬ َ‫َح‬‫ن‬َ‫ا‬ ‫ن‬َ‫ل‬ُ‫ي‬َ‫ه‬َ‫م‬َْ ‫بَن‬ ََُْ‫ۦ‬ََ ‫ن‬ُ‫و‬ ‫و‬‫ا‬ ‫ن‬
َ‫ى‬ َ‫ء‬ َ
ٍ ‫ن‬َْ
‫ء‬َ‫ن‬َٰٓ ‫س‬َُ۟‫ا‬ ‫ن‬َ‫ُس‬‫و‬ُٰٓ‫ر‬َ‫ا‬ ‫ن‬
َ‫ف‬َ‫ل‬ُ‫ۦ‬ ‫ن‬َ‫َس‬ُ‫و‬ٓ
‫و‬
َ ‫ن‬َْ۟ ََْ ََ‫ل‬‫و‬‫ي‬
‫ن‬َ‫َغ‬‫ن‬َ‫َة‬‫ۦ‬ ‫س‬َُ۟‫ذ‬َ‫ا‬ ‫ل‬‫و‬‫م‬ ُ ‫و‬
‫ا‬ُ‫م‬َ‫س‬ُ‫ا‬
Fa lammā nasu mā żukkiru bihī fatahnā 'alaihim abwāba kulli syaī`, hattā iżā
farihu bimā utū akhażnāhum bagtatan fa iżā hum mublisun
Artinya: Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan
kepada mereka, Kami pun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk
mereka; sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan
kepada mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu
mereka terdiam berputus asa.
2. Ciri-Ciri umum istidraj
Beberapa mungkin tidak akan sadar bahwa ini adalah ciri istidraj. Bila kamu
mendapati dirimu jarang beribadah, namun nyatanya pekerjaan kamu terasa
sangat lancar, bisa jadi itu merupakan istidraj yang diberikan kepadamu.
4
Pekerjaan dan rezeki yang berlimpah yang kamu dapatkan merupakan ujian
sesungguhnya dari Allah SWT. Karena, Allah SWT ingin melihat, apakah
dengan rezeki yang kamu dapatkan itu akan membuat kamu semakin lalai dan
meninggalkan ibadah, atau dapat membuatmu ingat kepada Allah SWT sebagai
Sang Maha Pemberi Rezeki.
3. Ciri lainnya dari istidraj adalah ketenangan
Ciri lain kamu mengalami istidraj adalah merasakan ketenangan. Di sini,
ketenangan yang dimaksud di sini adalah kamu merasa baik-baik saja dan tidak
merasa bersalah atau gelisah saat lalai menjalankan ibadah atau melakukan
kegiatan yang sifatnya maksiat. Kamu bahkan tidak merasakan penyesalan
sedikit pun dalam hati setelah melakukan hal yang telah disebutkan di atas.
Sungguh itu adalah cobaan hidup yang berat apabila kamu merasa tenang jika
benar kamu mengalami hal seperti ini dalam hidup.
4. Jarang sakit juga salah satu ciri istidraj
Sakit merupakan nikmat yang diberikan Allah SWT. Saat sakit, dosa-dosa
berguguran dan doa dikabulkan. Namun, jika kamu merasa jarang sakit dan
sering melakukan maksiat atau kurang beribadah, bisa jadi itu juga
merupakan istidraj. Karena sesungguhnya, sakit merupakan ujian dari Allah
SWT agar hambanya selalu mengingat-Nya dan memohon kesembuhan pada-
Nya.
5. Perbanyak ibadah untuk menghindari istidraj
Agar kita dijauhkan dari istidraj, tobat dan rutin beribadah menjadi salah satu
caranya. Minta ampun kepada Allah SWT dan selalu mengingat-Nya di kala
senang maupun susah, menjadi cara terbaik untuk menghindarkan diri
dari istidraj. Jangan lupa juga untuk selalu beribadah, salat lima waktu, dan
membaca Alquran, agar kita selalu dekat dengan Allah SWT.
Itulah tadi pengertian, ciri dan cara menghindari istidraj. Semoga kita termasuk
dalam orang-orang yang beriman dan dijauhkan dari istidraj.
- Ini Arti Istidraj dalam Islam, Hati-hati dengan Nikmat Dunia!
Jakarta - Tidak sedikit orang yang lalai dalam ibadah justru diberikan harta yang
berlimpah dari Allah SWT. Dalam Islam, kenikmatan dunia itu disebut dengan
istidraj.
Allah SWT melimpahkan rezeki, kebahagiaan, dan kenikmatan dunia lainnya
kepada setiap orang yang Dia kehendaki. Kenikmatan tersebut bisa menjadi
peringatan akan azab Allah apabila diberikan kepada orang yang sering
melalaikan ibadah dan merasa tenang dalam maksiatnya.
5
Peringatan istidraj termaktub dalam QS. Al An'am ayat 44 sebagai berikut:
‫ف‬َ‫ل‬َ‫م‬َ‫ا‬ ‫ن‬َ‫ُس‬ ‫و‬
‫ا‬َ۟ ‫َف‬‫ا‬ ‫ن‬
‫و‬۟‫ن‬َ‫س‬ ‫و‬‫ر‬‫و‬ُ‫ا‬ ‫ب‬
ُ‫ه‬ُ‫ۦ‬ ‫َف‬‫ت‬ َ‫َح‬‫ن‬َ‫ا‬ ‫ن‬َ‫ل‬ُ‫ي‬َ‫ه‬َ‫م‬َْ ‫بَن‬ ََُْ‫ۦ‬ََ ‫ن‬
‫و‬ُ
‫و‬‫ا‬ ‫ن‬
َ‫ى‬ َ‫ء‬ َ
ٍ ‫ن‬َْ
‫ء‬َ‫ن‬َٰٓ ‫س‬َُ۟‫ا‬ ‫ن‬َ‫ُس‬‫و‬ُٰٓ‫ر‬َ‫ا‬ ‫َب‬‫ل‬ُ‫ۦ‬ ‫ن‬َ‫َس‬ُ‫و‬ٓ
‫و‬
َ ‫ن‬َْ۟ ََْ ََ‫ل‬‫و‬‫ي‬
‫ن‬َ‫َغ‬‫ن‬َ‫َة‬‫ۦ‬ ‫س‬َُ۟‫ذ‬َ‫ا‬ ‫ل‬‫و‬‫م‬ ‫ن‬َ‫ُب‬ ‫و‬
‫ا‬ُ‫م‬َ‫س‬ُ‫ا‬
Artinya: "Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan
kepada mereka, Kamipun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk
mereka; sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan
kepada mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu
mereka terdiam berputus asa." (QS. Al An'am: 44)
Dalam tafsir Al Ahzar jilid 3, istidraj menurut ayat di atas artinya dikeluarkan
dari garis lurus kebenaran tanpa disadari. Allah SWT memperlakukan apa yang
dia kehendaki, dibukakan segala pintu, hingga orang tersebut lupa diri.
Ibaratnya tidak ingat bahwa sesudah panas pasti ada hujan, sesudah lautan
tenang gelombang pasti datang. Mereka dibiarkan berbuat maksiat dengan hawa
nafsunya hingga tersesat jauh. Lalu, siksaan Allah datang sekonyong-konyong.
Dalam Ensiklopedia Tasawuf Imam Al-Ghazali, istidraj artinya pembiaran.
Yaitu pembiaran karena tidak mau berhenti melakukan hal-hal yang memalukan
(maksiat). Istidraj merupakan peringatan keras dari Allah SWT.
Malik Al-Mughis dalam bukunya yang berjudul Demi Masa menjelaskan,
istidraj adalah pemberian kesenangan untuk orang-orang yang dimurkai Allah
agar mereka terus menerus lalai. Hingga pada suatu ketika semua kesenangan itu
dicabut oleh Allah, mereka akan termangu dalam penyesalan yang terlambat.
Baca juga:
Pengertian Dakwah Menurut Bahasa dan Istilah
Allah SWT berfirman dalam QS. al-Qalam ayat 44 sebagai berikut:
‫ء‬َُ۟‫ر‬ََْ‫ا‬ ‫َو‬‫ا‬َ ‫ن‬‫و‬‫ب‬‫و‬َُْ‫ب‬‫و‬ُ ‫س‬َْ َْ‫ي‬ُ‫ۦ‬ ‫ن‬
ُُُْ‫د‬َ‫ح‬َ ِ ‫ن‬ ‫ل‬‫و‬‫ي‬‫و‬‫س‬ُ‫ر‬ َ‫َد‬‫ن‬ َ
‫َا‬‫ت‬ َ
‫م‬ ‫ن‬َ‫و‬‫و‬ُ‫ا‬ ‫ن‬‫و‬َْ‫ه‬َٰٓ ‫ن‬َ
‫ا‬ ‫ن‬َ‫ُب‬‫و‬‫ل‬َ‫م‬َ‫َن‬ُ
Artinya: "Maka serahkanlah (ya Muhammad) kepada-Ku (urusan) orang-orang
yang mendustakan perkataan ini (Al Quran). Nanti Kami akan menarik mereka
dengan berangsur-angsur (ke arah kebinasaan) dari arah yang tidak mereka
ketahui," (QS. al-Qalam: 44)
Orang mukmin akan merasa takut dengan istidraj, yakni kenikmatan semu yang
sejatinya murka Allah SWT. Namun sebaliknya, orang-orang yang tidak
beriman akan beranggapan bahwa kesenangan yang mereka peroleh merupakan
sesuatu yang layak didapatkan.
Biasanya, istidraj diberikan kepada orang-orang yang mati hatinya. Mereka
adalah orang yang tidak merasa bersedih atas ketaatan yang ditinggalkan dan
6
tidak menyesal atas kemaksiatan yang terus dilakukan.
Cara termudah untuk membedakan kesenangan yang datangnya dari kemurahan
Allah dengan istidraj adalah ketakwaan. Jika orang tersebut taat dalam
beribadah, bisa jadi nikmat yang diterima adalah kemurahan Allah. Begitupun
sebaliknya, apabila orang tersebut lalai dalam ibadah bisa jadi itu merupakan
istidraj.
Dalam sebuah hadits riwayat Imam Ahmad yang berasal dari sahabat Rasulullah
SAW, 'Uqbah bin Amir, Rasulullah SAW bersabda: "Apabila engkau lihat Allah
memberikan sebagian keduniaan kepada hamba-Nya, apa saja yang diingininya
dengan serba-serbi kemaksiatannya maka pemberian yang demikian adalah
istidraj." (HR. Ahmad)
Sebagai Muslim, kita harus berhati-hati dengan nikmat yang diberikan oleh
Allah SWT. Untuk itu, kita diperintahkan untuk menafkahkan sebagian harta
yang kita peroleh kepada orang yang membutuhkan.
- Mengajarkan Anak Apa Itu Arti Istidraj dalam Agama Islam
Yuk, jelaskan pada anak untuk memotivasi mereka jadi lebih rajin dalam
menunaikan ibadah
15 Maret 20
Sama halnya dengan ilmu pengetahuan lainnya, memberi pemahaman tentang
pengetahuan agama Islam pada anak juga tidak kalah penting, Ma. Bahkan,
sudah menjadi kewajiban para orangtua untuk mengajarkan agama Islam kepada
anak-anak.
Ajaran dalam agama Islam yang paling utama ialah ibadah. Seluruh umat
diwajibkan untuk senantiasa beribadah kepada Allah SWT.
Menunaikan ibadah dengan benar dan tepat waktu pun menjadi jembatan umat
Islam untuk mendapatkan berkah serta karunia dari-Nya.
Namun, beberapa umat Islam justru dianugerahi banyak nikmat dari Allah SWT
meskipun tidak pernah beribadah.
Misalnya, rezeki yang berlimpah, kehidupan bahagia, dan banyak hal duniawi
sehingga tak jarang dapat membuat orang lain iri padanya.
Padahal, kondisi tersebut merupakan bentuk ujian yang dinamakan Istidraj.
1. Arti itu Istidraj?
Pexels/Andrea Piacquadio
Istidraj adalah berasal dari kata 'daraja' dalam bahasa Arab yang berarti naik
satu tingkatan ke tingkatan berikutnya. Namun, Istidraj lebih dikenal sebagai
istilah azab yang berupa kenikmatan yang sengaja diberikan pada seseorang.
7
Jadi, Allah SWT menguji hamba-hambanya yang lalai dalam beribadah dengan
melimpahkan mereka kenikmatan dunia. Padahal, segala hal yang dinikmati
tersebut adalah suatu jebakan.
Adapun dalil dalam Alquran yang menjelaskan tentang Istidraj ialah
Surah Al-An'am ayat 44:
‫ف‬َ‫ل‬َ‫م‬َ‫ا‬ ‫س‬ َُ ‫و‬
‫ا‬َ۟ ‫َف‬‫ا‬ ‫س‬ َ ‫و‬‫ر‬ُ‫و‬‫ا‬‫و‬۟ ‫ن‬ِ‫ه‬ُ‫ۦ‬ ‫َف‬‫ت‬ َ
‫َح‬‫ن‬َ‫ا‬ ‫ن‬َ
‫ل‬ُ‫ي‬َ‫ه‬َ‫م‬َْ ‫َسبَن‬َُ‫ۦ‬َ‫س‬ ‫ن‬ُ‫و‬ ‫و‬‫ا‬ ‫ن‬
َ‫ى‬ َ
‫ء‬ َ
ٍ ‫ن‬ ‫ء‬َ‫ت‬‫ن‬َٰٓ ‫س‬َُ۟‫س‬ ‫س‬ َُ‫و‬ُٰٓ‫ر‬َ‫ا‬ ‫ن‬ِ‫َف‬‫ل‬ُ‫ۦ‬ ‫س‬ َُِ‫و‬ٓ َ ‫و‬‫س‬
‫ن‬َ
‫ل‬‫و‬‫ي‬ْ۟ َ
َْ َ‫س‬ ‫ن‬َ‫َغ‬‫ن‬ َ‫َة‬‫ۦ‬ ‫س‬َُ۟‫ف‬َ‫ا‬ ‫ن‬َ
‫ل‬‫و‬‫م‬ ‫ن‬َ‫ب‬ َُ ‫و‬
‫ا‬ُ‫م‬َ‫س‬ُ‫ا‬
Fa lammaa nasuu maa zukkiruu bihii fatahnaa ‘alaihim abwaaba kulli syaii’,
hattaaa izaa farihuu bimaaa uutuuu akhoznaahum baghtatang fa izaa hum
mublisuun
Artinya: “Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan
kepada mereka, Kami pun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk
mereka; sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan
kepada mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu
mereka terdiam berputus asa.”
Semoga Mama dan keluarga bukan golongan penerima istiraj, azab berupa
kenikmatan dari Allah SWT.
2. Ciri-ciri Istidraj, diberi kenikmatan berlimpah
Umumnya, Istidraj terjadi pada umat Islam yang lalai dalam beribadah. Namun,
mereka selalu dapat merasakan banyak kenikmatan di dunia.
Misalnya, seorang umat yang tidak pernah menunaikan salat dan mengerjakan
amalan lain, tetapi dilimpahkan rezeki begitu banyak. Padahal, kenikmatan yang
membuat mereka terlena adalah sebuah jebakan atau azab dari Allah SWT.
Sebagaimana yang diterangkan dalam Alquran Surah Ali Imran ayat 178:
‫ن‬َ
‫َا‬ ‫ن‬َ‫و‬َ‫س‬ َ
‫ا‬ َ‫َح‬ُ ‫وَن‬ََُُْ ‫س‬ ‫س‬ََ ‫و‬‫ر‬َ َ‫ا‬ ‫َف‬‫ل‬ََ۟‫س‬ ‫ن‬َ‫م‬ُ‫م‬َ‫ل‬‫و‬۟ ‫ن‬َ‫ل‬‫و‬‫ي‬َ ‫ن‬
َ‫ر‬َ‫ه‬َ ‫ن‬
ََ۟ ُ‫و‬
‫نا‬َ‫ل‬ُ‫ي‬ُ‫ا‬‫و‬ ‫ن‬ ‫َف‬‫ل‬َُ۟‫س‬ ‫ن‬َ‫م‬ُ‫م‬َ‫ل‬‫و‬۟ ‫ن‬َ‫ل‬‫و‬‫ي‬َ ‫س‬ََ ‫و‬ْ‫َس‬ََُْ‫ه‬ُ
‫ف‬َ‫ل‬َ‫م‬ُ‫س‬ ‫ن‬ ‫ن‬َ‫ل‬‫و‬‫ي‬َ َ ‫ن‬َ‫سب‬ََْْ ‫ن‬َ‫و‬َ‫ه‬ُ‫ي‬ُ‫ا‬
Wa laa yahsabannallaziina kafaruuu annamaa numlii lahum khoirul li’
angfusihim, innamaa numlii lahum liyazdaaduuu ismaa, wa lahum azaabum
muhiin
Artinya: “Dan jangan sekali-kali orang-orang kafir itu mengira bahwa tenggang
waktu yang Kami berikan kepada mereka lebih baik baginya. Sesungguhnya
tenggang waktu yang Kami berikan kepada mereka hanyalah agar dosa semakin
bertambah, dan mereka akan mendapat azab yang menghinakan.”
3. Ketenangan hidup, meski sering bermaksiat
Ciri-ciri Istidraj lainnya ialah rasa tenang dan tentram dalam menjalani hidup.
Padahal, dirinya selalu melakukan maksiat.
8
Segala dosa yang diperbuat pun terasa biasa saja, tidak merasa bersalah atau
menimbulkan kegelisahan di hati.
Ibadah juga tidak pernah ditunaikan sehingga terlalu dalam menikmati dunia.
Padahal, sesungguhnya dirinya sedang tersesat.
Hal ini karena Istidraj merupakan hukuman dari Allah SWT yang terjadi sedikit
demi sedikit.
Sebagaimana dalam firman-Nya berikut:
‫ن‬َ
‫ء‬ُ۟ َ‫ر‬ََْ‫ا‬ ‫ن‬َ
‫َو‬‫ا‬َ ‫ن‬‫و‬‫ب‬ُ‫و‬َْ‫ب‬ُُ ‫س‬َْ ْ
‫ي‬ُ‫ۦ‬ ‫ن‬
َُُُْ‫د‬َِ‫ح‬َ ‫نس‬ ‫ن‬َ
‫ل‬‫و‬‫ي‬‫و‬‫س‬ُ‫ر‬ َ
‫َد‬‫ن‬ َ
‫َا‬‫ت‬ َ
‫م‬ ‫ن‬َ
‫و‬ُ‫و‬‫ا‬ ‫ن‬‫و‬َْ‫ه‬َٰٓ ‫ن‬َ
‫ا‬ ‫ن‬ََ‫ب‬ َُ‫و‬‫ل‬َ‫م‬ َ‫َن‬ُ
Fazarnii wa many yukazzibu bihaazal hadiisi sanastad rijuhum min haisu laa
ya'lamuun
Artinya: “Nanti Kami akan menghukum mereka dengan berangsurangsur (ke
arah kebinasaan) dari arah yang tidak mereka ketahui.” (QS. Al-Qalam: 44).
4. Jarang sakit juga tanda-tanda Istidraj
Banyak yang berpendapat bahwa kesehatan adalah hal tak ternilai. Hingga
beberapa orang akan mengeluh jika dirinya merasa tidak sehat. Padahal, sakit
merupakan bentuk nikmat dari Allah SWT pada hambanya.
Maka, umat Islam yang jarang sakit ini pun termasuk dalam ciri-ciri tertimpa
Istidraj. Ketika tubuhnya selalu sehat, mereka biasanya akan lalai dalam ibadah
dan terus terlena pada urusan-urusan duniawi yang fana.
Dari Ubah bin Amir radhiallahu ‘anhu, Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda.
‫س‬َُ۟‫ا‬ ‫ن‬َ‫أ‬ََََُ‫ر‬ ‫ن‬َ َ
‫سه‬ ‫ء‬ ‫ف‬َ‫ن‬َٓ ‫م‬ُ‫ع‬َ‫ن‬‫و‬ُ ‫َدَن‬‫س‬َ‫ن‬َ ‫س‬ ‫وَن‬ُ‫ا‬ ‫َف‬‫ه‬َُ۟‫د‬ ‫س‬ ‫َف‬‫ا‬ ‫ن‬ُ‫ح‬ُ‫ح‬‫و‬ُ ‫ن‬
َُ‫و‬‫َم‬ ‫ن‬َ‫هل‬ُ‫م‬‫و‬‫ا‬ ‫ء‬َ‫م‬َْ ‫ن‬
ُ‫ه‬‫ه‬ُ‫ص‬‫ف‬َ‫ن‬َ‫ا‬ ‫ن‬
ُ‫ذ‬َ‫ا‬‫ن‬
َ۟‫َف‬‫ل‬ ‫ن‬
َ‫ل‬ُ َ۟
‫ن‬‫و‬‫ه‬َ‫ت‬ُ‫ا‬ ‫ن‬َْ‫س‬َ‫ر‬ َ‫د‬ُ‫ن‬ َ
‫سم‬
Artinya: “Apabila Anda melihat Allah SWT memberikan kenikmatan dunia
kepada seorang hamba, sementara dia masih bergelimang dengan maksiat, maka
itu hakikatnya adalah Istidraj dari Allah SWT.”
5. Ajarkan anak untuk rajin dalam beribada
Setelah memahami makna Istidraj, orangtua hendaknya selalu mengingatkan
anak untuk senantiasa beribadah dan bertaubat kepada Allah SWT. Biasakanlah
anak mama dan papa agar terus mengingat Allah SWT di kala suka maupun
duka.
Hal ini bertujuan untuk menghindarkan diri anak dari
Istidraj, berupa kenikmatan yang berlimpah. Padahal, kenikmatan tersebut
adalah hukuman yang diberikan oleh Allah SWT.
Itulah penjelasan apa itu Istidraj beserta ciri-cirinya yang bisa orangtua ajarkan
pada anak.
9
Sunggung mengerikan jika seseorang tergolong dalam kaum penerima istiraj,
azab yang berupa kenikamatan dari Allah SWT. Semoga dapat
memotivasi Mama, Papa, dan buah hati agar selalu istiqomah dalam
menjalankan segala perintah-Nya.
- Pengertian Istidraj Lengkap dengan Ciri-cirinya
Allah memerintahkan setiap Muslim untuk senantiasa taat kepada-Nya. Bentuk
ketaatan ini bisa dibuktikan dengan selalu menjalankan perintah-Nya dan
menjauhi larangan-Nya.
Segala bentuk ketidakpatuhan seorang hamba kepada Allah SWT disebut
sebagai maksiat. Dan segala bentuk kemasiatan akan mendapatkan hukumannya
di sisi Allah.
Salah satu hukuman bagi seorang Muslim yang melakukan maksiat adalah
istidraj. Apa itu istidraj? Dan apa ciri-cirinya?
Pengertian Istidraj
Mengutip dari jurnal berjudul Istidraj dalam Alquran Perspektif Imam Al-
Qurthubi karya Diana Fitri Febriani, Istidraj adalah nikmat yang diberikan Allah
kepada orang-orang yang membangkang terhadap-Nya. Ini merupakan hukuman
dari Allah agar orang tersebut terus terjerumus dalam kesesatan.
Nikmat yang diberikan bukanlah bentuk kasih sayang Allah, melainkan murka
Allah terhadap mereka. Nikmat tersebut hanyalah alat untuk menghukum
mereka, baik di dunia maupun di akhirat kelak.
Banyak ayat Alquran yang menyebutkan istilah istidraj. Istilah tersebut
diterjemahkan oleh ahli tafsir dengan beberapa pengertian. Salah satunya Surat
Al-A’raf ayat 182.
‫ُوَن‬َُْ َِ ‫ن‬َ‫ُس‬‫و‬‫ۦ‬ََْ‫ا‬ ‫َف‬‫ت‬ُ‫ن‬َُْ‫ف‬ِ
ُِ‫ۦ‬ ‫ل‬‫و‬‫ي‬‫و‬‫س‬ُ‫ر‬ َ‫َد‬‫ن‬ َ
‫َا‬‫ت‬ َ
‫م‬ ‫ن‬َ‫و‬ُ‫و‬‫ا‬ ‫ن‬‫و‬َْ‫ه‬َٰٓ ‫ن‬َ
‫ا‬ ‫ن‬َ‫ُب‬‫و‬‫ل‬َ‫م‬َ‫َن‬ُ
Artinya: Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami, nanti Kami akan
menarik mereka dengan berangaur-angsur (ke arah kebinasaan), dengan cara
yang tidak mereka ketahui.
Ayat ini ditafsirkan oleh Imam Al-Qurthubi dalam Tafsir Al-Jami’ Li’ Ahkami
sebagai pesan tersirat bahwa Allah akan menghukum hamba-Nya yang durhaka
dan maksiat dengan cara istidraj.
Ia mengatakan bahwa saat orang melakukan kemaksiatan, seketika itu pula
Allah memberikan mereka nikmat sebagai hukuman. Allah SWT berfirman
bahwa orang yang mendustakan ayat-ayat-Nya akan dibinasakan, yaitu
dibinasakan dengan cara istidraj.
Ciri-ciri Istidraj
- Pekerjaan terasa lancar meskipun tak beribadah
- Rezeki berlimpah meskipun tak beribadah
10
- Merasakan ketenangan meskipun lalai menjalankan ibadah atau
melakukan kegiatan yang sifatnya maksiat.
- Jarang sakit meskipun sering lalai beribadah dan melakukan perbuatan
maksiat.
- Istidraj
Istidrāj atau Imlā' atau Imhāl (bahasa Arab: ْ‫س‬َ‫ر‬ َ‫د‬ُ‫ن‬ َ
‫م‬ُ‫ا‬ َ ‫ى‬َ‫م‬َ‫ا‬ُ‫ا‬ َ ‫فإ‬َ‫ي‬َ‫)اا‬ termasuk
dari sunah-sunah Ilahi, bermakna mendekat secara berangsur ke arah azab
Ilahi. Istidrāj dikhususkan kepada orang kafir dan para pelaku dosa yang tidak
mensyukuri anugerah-anugerah Tuhan, dan semakin banyak mereka berbuat
dosa maka semakin banyak pula nikmat-nikmat yang diberikan kepada mereka
sehingga dengan cara ini kesombongan dan kelalaian mereka semakin
meningkat dan pada akhirnya mereka akan terkena azab yang lebih pedih.
Mendapatkan nikmat-nikmat dengan sendirinya bukanlah indikasi istidrāj, akan
tetapi reaksi manusia dalam menghadapi itu semua menjadi penentu
terkena istidrāj atau tidak. Apabila ia menggantikan rasa syukur kepada Tuhan
dengan kefasikan dan kekafiran, namun nikmatnya masih tetap bertambah maka
ia sedang terkena istidrāj.
Istidrāj, Mendekat Secara Berangsur kepada Azab Tuhan
Istidrāj adalah sebuah istilah yang dicerap dari Alquran.[1] Kata ini secara bahasa
bermakna mendekat secara bertahap kepada sesuatu.[2] Dalam kamus
Islam, istidrāj termasuk dari sunnah-sunnah Ilahi. Artinya, Allah swt mengazab
secara berangsur para pelaku dosa yang tanpa rasa takut. Dengan kata lain,
semakin banyak mereka berbuat dosa maka semakin banyak pula Ia memberikan
nikmat kepada mereka, dan dengan cara ini mereka akan semakin terjangkit rasa
sombong dan lalai, dan pada akhirnya mereka akan mendapatkan siksa yang
lebih pedih. [3]
Konsep istidrāj digunakan dua kali dalam Alquran dalam bentuk kata kerja
(fi'l) «‫ل‬‫و‬‫ي‬‫و‬‫س‬ُ‫ر‬ َ‫َد‬‫ن‬ َ
‫َا‬‫ت‬ َ
‫;»م‬ pertama pada surah Al-A'raf ayat 182 dan kedua
pada surah Al-Qalam ayat 44. Dua ayat tersebut berkenaan juga dengan orang-
orang kafir. [4] Dalam ayat 182 surah Al-A'raf dimuat: "Mereka yang
mendustakan ayat-ayat Kami, nanti Kami akan menarik mereka (ke arah
kebinasaan) dengan cara yang tidak mereka ketahui."
Konsep-Konsep Qurani Penjelas Istidrāj
Dalam ayat-ayat lain dari Alquran, masalah ini disampaikan tanpa menyebut
kata istidrāj. [5] Di dalam Alquran konsep Imlā' (penangguhan)
dan Imhāl (penangguhan) juga menunjukkan sunnah istidrāj. [6]
Diantara ayat-ayat yang menurut Allamah Thabathabai dalam Tafsir al-
Mizan menjelaskan sunnah istidrāj ialah ayat 178 surah Ali Imran. [7] "Dan
janganlah sekali-kali orang-orang kafir menyangka, bahwa pemberian tangguh
Kami kepada mereka adalah lebih baik bagi mereka. Sesungguhnya Kami
memberi tangguh kepada mereka hanyalah supaya bertambah-tambah dosa
mereka; dan bagi mereka azab yang menghinakan." [8]
11
Istidrāj Sosial
Menurut pernyataan sebagian peneliti, selain Alquran berbicara
soal istidrāj individual, ia juga berbicara soal istidrāj sosial. Salah satu bukti
yang mereka bawakan untuk jenis istidrāj ini adalah ayat 48 surah Al-
Haj. [9] "Dan berapalah banyaknya kota yang Aku tangguhkan (azab-Ku)
kepadanya, yang penduduknya berbuat zalim, kemudian Aku azab mereka, dan
hanya kepada-Kulah kembalinya (segala sesuatu)."[10]
Tanda-Tanda Istidrāj
Berdasarkan riwayat-riwayat, terkadang nikmat-nikmat menjadi
tanda istidrāj. Kulaini menukil riwayat dari Imam Shadiq as bahwa orang yang
berbuat dosa, tapi Tuhan menangguhkan (pemberian azab) kepadanya dan Ia
terus melimpahkan anugerah-Nya atasnya, sedemikian rupa sehingga lalai
beristigfar, ketahuilah bahwa ia terserang istidraj. [11]
Demikian juga sesuai dengan sebuah hadis dalam kitab al-Kafi, seseorang
berkata kepada Imam Shadiq as: Aku meminta harta dari Tuhan, Ia pun
memberikan itu padaku, aku meminta anak keturunan, Ia pun mengaruniakanku
anak, dan aku meminta rumah kepada-Nya, Ia pun mengabulkan permintaanku.
Kini aku khawatir jangan-jangan pengabulan doa-doa ini karena istidraj. Imam
Shadiq as menjawab, jika engkau mensyukuri nikmat-nikmat ini, maka itu
bukan istidrāj. [12]
Fakhruddin Razi dari mufasir dan teolog Ahlusunah abad ke-6 H berkeyakinan
bahwa kemampuan para pelaku dosa untuk melakukan perbuatan-perbuatan
yang luar biasa termasuk dari contoh-contoh istidrāj. [13]
Menurut keyakinan Murtadha Muthahhari, mendapatkan nikmat-nikmat dengan
sendirinya bukanlah tanda istidrāj, akan tetapi dari reaksi perbuatan kita dalam
menyikapi nikmat-nikmat itu akan diketahui apakah kita tertimpa istidrāj atau
tidak. Apabila kita menunaikan syukur nikmat-nikmat tersebut dan
menggunakannya pada jalan yang diridhai Tuhan niscaya itu bukan istidraj,
namun apabila kita merasa sombong dengan nikmat-nikmat itu, dan atau kita
menggunakannya pada jalan ilegal niscaya kita tertimpa istidrāj.
12
2. DALIL-DALIL HADITS QUDSI TENTANG HUKUMAN YANG
DISEGERAKAN SEBAGAI BENTUK KASIH SAYANG ALLAH
TERHADAP HAMBANYA., (DALIL, TERJEMAHAN, PENJELASAN,
SERTA CONTOH KASUS).
- 3 Dosa yang Balasannya akan Disegerakan Allah SWT di Dunia
Setiap pribadi manusia akan ditangguhkan dosa yang diperbuatnya hingga hari
kiamat. Namun terdapat tiga dosa besar yang balasannya akan disegeraka Allah
SWT di dunia.
‫و‬َْ ‫م‬ُ‫ۦ‬ََ ‫ن‬
َ‫ك‬َ‫ر‬َ‫َب‬‫ۦ‬ ‫ن‬َ‫م‬ُ‫ي‬َ‫ر‬ ‫ن‬‫و‬ َ
‫سه‬ ‫ن‬‫و‬‫ه‬َ‫ت‬َْ، ‫ن‬ُ‫و‬َْ ‫ن‬
‫و‬ُ‫م‬ُ‫س‬َ‫ت‬ ‫س‬ ‫مء‬ ‫ص‬ ‫هللا‬ ‫هه‬ ‫م‬ ْ ‫مل‬ ‫م‬ ‫فإ‬ ‫ق‬ :
‫ن‬ُ ‫ا‬ ‫ن‬
َ‫ب‬ُ۟۟ ‫ن‬
‫و‬‫ر‬ُ ُ ‫ن‬‫و‬‫هللا‬ ‫تيف‬ ‫ا‬ ‫اف‬ ‫ن‬
َ‫ى‬‫ٍف‬ ‫ء‬ ‫ا‬ ‫ن‬ُ‫ُُم‬ ‫ن‬
ُ‫غ‬‫مهفا‬ ‫س‬ ‫ن‬َ
‫اا‬ ‫ن‬َ‫ةم‬َ‫س‬ ‫س‬، ‫ن‬َ‫ْمُق‬ ‫ن‬ُ‫دَُو‬ ‫ُس‬ ‫س‬، َ
‫ن‬َ‫قعهنغ‬ ‫ن‬ُ‫ٰٓل‬َ‫ر‬ ‫س‬، ‫ن‬‫و‬ ُِ‫ن‬‫و‬ُ ‫يف‬ُ‫س‬ٰٓ‫هف‬ ‫م‬ ‫ا‬ ‫۟هف‬ُ‫د‬ ‫س‬ ‫َن‬ ‫قس‬ ‫ن‬
ُ‫م‬َُ‫ل‬ ‫س‬
Hal ini sesuai dalam hadist dari Abu Bakrah RA, Rasulullah SAW bersabda,”
Setiap dosa akan di akhirkan (ditunda) balasannya oleh Allah SWT hingga hari
kiamat, kecuali al-baghy (zalim), durhaka kepada orang tua dan memutuskan
silaturahim, Allah akan menyegerakan di dunia sebelum kematian menjemput.”
(HR Al Hakim, Al Mustadrak No 7345).
Pertama, dosa orang yang berbuat zalim balasannya akan disegerakan. zalim
adalah perbuatan melampaui batas dalam melakukan keburukan.
Perbuatan zalim dapat mengotori hati, seperti sombong, dengki, ghibah, fitnah,
dusta, dan lain sebagainya. Karena itu zalim termasuk dari dosa besar.
Manusia yang zalim akan mendapatkan balasan di dunia dan siksa pedih di
akhirat. Sebagaimana yang dijelaskan dalam Alquran:
‫َف‬‫ل‬َُ۟‫ا‬ ‫ن‬‫و‬ ‫ه‬ُ‫س‬ َ
‫ا‬ ‫س‬ ‫ء‬َ‫م‬َْ ‫ُوَن‬َُْ ‫س‬ ‫ن‬َ‫ُب‬‫و‬‫ل‬ُ‫م‬َ‫َن‬ُ ‫فنَن‬َ‫ت‬ ‫س‬ ‫ن‬َ‫ُب‬‫و‬‫َة‬‫س‬ََُ ‫م‬ُ‫ا‬ ‫ن‬
ُ‫أ‬َ‫ر‬َ َ ‫س‬ ‫ن‬
ُ‫ر‬َ‫ه‬َ‫ة‬ُ‫ۦ‬ ‫ن‬
ُ‫و‬‫ح‬َ‫ح‬َ ‫س‬ ‫ن‬ ‫ن‬
َ‫ل‬ُ َْ ‫و‬
َ ‫ن‬َ‫ل‬‫و‬‫ي‬َ
‫ن‬َ‫سب‬ََْْ ‫ن‬َ‫هل‬ُ ََ “Sesungguhnya dosa itu atas orang-orang yang berbuat zalim kepada
manusia dan melampaui batas di muka bumi tanpa hak. Mereka itu mendapat
azab yang pedih.” (QS Asy-Syura: 42)
Kedua, orang yang durhaka kepada orang tua. Sikap buruk dan tidak
menghormati serta tidak menyayangi kedua orang tua, adalah sikap yang sangat
tercela, karena merekalah penyebab keberadaan kita di dunia ini.
13
Jika sikap ini dilakukan, maka akan mengundang kemurkaan dari Allah SWT di
dunia ini, antara lain dalam bentuk pembangkangan sikap yang dilakukan anak-
anak mereka.
Karena itu, sikap ihsan baik dalam ucapan maupun perbuatan merupakan suatu
kewajiban agama sekaligus merupakan suatu kebutuhan. Seperti yang dijelaskan
dalam firman Allah SWT:
‫ن‬ْ
‫ء‬َ‫ض‬َ‫ق‬َ ‫ن‬
َ‫ل‬ُ‫ۦ‬َ‫ر‬ ‫ن‬َ
‫ا‬ََ ‫س‬ ‫و‬‫د‬‫و‬‫س‬َ‫ن‬َٓ ‫ن‬َ
‫ا‬ُ‫ا‬ ‫ن‬
‫و‬‫ي‬‫ف‬َُُ‫ا‬ ‫ن‬ُ‫و‬ََُ‫د‬ُ ‫َس‬َُ ‫ف‬ُ‫ۦ‬َ ‫ف‬َ۟‫ف‬ َ
‫ا‬ َُٰٓ‫ا‬ ‫ن‬ ‫ف‬َ‫ا‬ُ‫ا‬ ‫ن‬َ‫و‬َ‫ة‬‫و‬‫َم‬‫س‬َُ ‫ن‬
َ‫ن‬ َ‫د‬َ‫ت‬ُْ ‫ن‬
َ‫ر‬َ‫س‬ُ‫ب‬َ ‫س‬ ‫َف‬‫ل‬‫و‬‫م‬‫و‬‫د‬َََٰٓ ‫ن‬َ ََ
‫َف‬‫ل‬‫و‬‫م‬ َ
‫م‬ُ‫ا‬ ‫ن‬َ
‫م‬َ‫ا‬ ‫ن‬َ ‫و‬‫م‬َٓ ‫َف‬‫ل‬‫و‬‫ي‬َ ‫ن‬َ‫و‬ ‫و‬
َ ‫ن‬َ
‫َا‬ ‫َف‬‫ل‬‫و‬‫م‬َ‫ر‬َ‫ي‬َ‫ت‬َٓ ‫ن‬َ ‫و‬‫َق‬ ‫َف‬‫ل‬‫و‬‫ي‬َ ‫ن‬َ
‫ا‬ََُ‫ق‬ ‫ن‬
ُ‫ر‬َ‫ا‬
“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain
Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu-bapakmu dengan sebaik-
baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai
berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu
mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak
mereka, dan ucapkanlah kepada mereka ucapan yang mulia.” (QS Al-Isra: 23).
Ketiga, dosa orang yang memutuskan silaturahim. Islam tidak menyukai orang-
orang yang memutuskan tali persaudaraan.
Islam mengancam dan mengecam secara tegas orang-orang yang memutuskan
tali persaudaraan. Dalam hal ini, Rasulullah SAW bersabda dari Abu
Muhammad Jubiar bin Muth’im RA:
‫ْو‬ ‫ۦم‬ََ ‫احلد‬ ‫ن‬
ُ‫ر‬َ‫ه‬َ‫س‬‫و‬‫س‬ ‫ن‬ُ‫ۦو‬ ‫ن‬َ‫ل‬ُ‫ن‬َ‫ع‬‫و‬‫ا‬ ‫يم‬ ‫ر‬ ‫هللا‬ ‫ته‬ ْ ‫ن‬
ََ‫ن‬َ‫ب‬ ‫رمُإَن‬ ‫ن‬ َ
‫سه‬ ‫ﷺ‬ ‫فإَن‬َ‫ق‬: ‫ا‬ ‫ن‬‫و‬ ‫و‬ َ‫َد‬ُ
‫ن‬َ‫غ‬َ‫ت‬َِ ‫س‬ ‫ن‬َ‫ا‬ُِ‫ف‬َ‫ق‬
“Tidak akan masuk surga orang yang memutus (silaturahim)." (HR Bukhari dan
Muslim).
Islam begitu tegas terhadap hubungan baik sesama manusia. Oleh karena itu,
orang yang tidak mau berbuat baik dan justru memutus persaudaraan, Islam pun
memberikan ancaman yang keras, yakni tidak akan masuk surga sebagai
balasannya. Sungguh mengerikan.
14
- Terjebak (Istidraj) Kenikmatan
‫ن‬َ‫و‬َْ ‫ن‬َ‫غ‬َ‫س‬َ‫م‬‫و‬ْ ‫ن‬ُ‫و‬َ‫ۦ‬ ‫ن‬
َ‫ر‬ُ‫ا‬‫ف‬َْ ‫ن‬َ‫م‬ُ‫ي‬َ‫ر‬ ‫ن‬‫و‬ َ
‫سه‬ ‫ن‬‫و‬‫ه‬َ‫ت‬َْ، ‫ن‬ُ‫و‬َْ ‫ن‬
ُ‫و‬‫م‬ُ‫س‬َ‫ت‬ ‫س‬ ‫ء‬َ‫َم‬‫ص‬ ‫ن‬‫و‬ َ
‫سه‬ ‫ن‬
ُ‫ه‬َ‫ه‬َ‫م‬َْ ‫لَن‬َ‫م‬ َ
‫َم‬ ‫فإَن‬َ‫ق‬: “‫س‬َُ۟‫ا‬ ‫ن‬
ََََُ‫ر‬‫ن‬َ‫أ‬
‫ن‬َ َ
‫سه‬ ‫ء‬ ‫ف‬َ‫ن‬َٓ ‫م‬ُ‫ع‬َ‫ن‬‫و‬ُ ‫َدَن‬‫س‬َ‫ن‬َ ‫س‬ ‫وَن‬ُ‫ا‬ ‫َف‬‫ه‬َُ۟‫د‬ ‫س‬ ‫َف‬‫ا‬ ‫ن‬ُ‫ح‬ُ‫ح‬‫و‬ُ ‫ن‬
َُ‫و‬‫َم‬ ‫ن‬َ‫هل‬ُ‫م‬‫و‬‫ا‬ ‫ء‬َ‫م‬َْ ‫ن‬
ُ‫ه‬‫ه‬ُ‫ص‬‫ف‬َ‫ن‬َ‫ا‬ ‫َف‬‫ل‬َُ۟‫ذ‬َ‫ا‬ ‫ن‬
َ‫ل‬ُ َ۟ ‫ن‬
ُ‫ا‬‫ن‬‫و‬‫ه‬َ‫ت‬
‫ن‬َْ‫س‬َ‫ر‬ َ‫د‬ُ‫ن‬ َ
‫”سم‬، ‫ن‬َ‫ل‬‫و‬‫م‬ ‫ن‬َ
‫م‬َٓ ‫ن‬‫و‬‫ُإ‬ ‫و‬
‫م‬َ‫ر‬ ‫ن‬
ُ َ
‫سه‬ ‫ء‬َ‫َم‬‫ص‬ ‫ن‬‫و‬ َ
‫سه‬ ‫ن‬
ُ‫ه‬َ‫ه‬َ‫م‬َْ ‫لَن‬َ‫م‬ َ
‫َم‬ : (‫ف‬َ‫ل‬َ‫م‬َ‫ا‬ ‫ُس‬ ‫و‬
‫ا‬َ۟ ‫َف‬‫ا‬ ‫س‬ ‫و‬‫ر‬ُ‫و‬‫ا‬‫و‬۟ ‫ن‬
ُ‫ه‬ُ‫ۦ‬ ‫ن‬
َ‫ن‬َ‫ا‬‫َف‬‫ت‬ َ‫ح‬
‫ن‬َ‫ل‬ُ‫ي‬َ‫ه‬َ‫م‬َْ ‫َسبَن‬َُ‫ۦ‬ََ ‫ن‬ُ‫و‬ ‫و‬‫ا‬ ‫ن‬
َ‫ى‬ َ‫م‬ َ
ٍ ‫ء‬َ‫ن‬َٰٓ ‫س‬َُ۟‫ا‬ ‫ُس‬‫و‬ُٰٓ‫ر‬َ‫ا‬ ‫َف‬‫ل‬ُ‫ۦ‬ ‫ُس‬‫و‬ٓ
‫و‬
َ ‫ن‬َ‫ل‬‫و‬‫فم‬َ۟ ََْ ََ ‫ن‬َ‫َغ‬‫ن‬َ‫َة‬‫ۦ‬ ‫س‬َُ۟‫ذ‬َ‫ا‬ ‫ن‬َ‫ل‬‫و‬‫م‬ ‫ن‬َ‫ُب‬ ‫و‬
‫ا‬ُ‫م‬َ‫س‬‫و‬‫ا‬(
(‫سي‬ ‫ر‬ ‫)َٰٓلد‬
Dari ‘Uqbah bin ‘Amir ra, Rasulullah saw bersabda: “Bila kamu melihat Allah
memberi pada hamba (perkara) dunia yang diinginkannya, padahal dia terus
berada dalam kemaksiatan kepada-Nya, maka (ketahuilah) bahwa hal itu adalah
istidraj (jebakan berupa nikmat yang disegerakan) dari Allah.” Kemudian
Rasulullah saw membaca ayat yang berbunyi, “Maka tatkala mereka melupakan
peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kami pun membukakan semua
pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka bergembira
dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan
sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa (Qs Al-
An’am: 44).” (HR. Ahmad)
Hadits ini diriwayatkan oleh Ahmad dalam Al-Musnad (28/547) dan Al-Tabrani
dalam Al-Mu’jam Al-Kabir (17/330) dan Al-Mu’jam Al-Ausath (9/110). Hadits
ini juga di-hasan-kan oleh al-‘Iraqi dalam Takhrij Al-Ihya’ (4/162). Dua kritikus
Hadits modern, Syu’aib Al-Arnauth menilai Hadits ini hasan dilihat dari jalur
lain (hasan li-ghairihi) dan al-Albani dalam Shahih al-Jami’ (nomor Hadits 561)
menilainya shahih.
Istidraj secara bahasa bermakna naik dari satu tingkat ke tingkat selanjutnya.
Sedang istidraj dari Allah kepada hamba dapat dipahami sebagai ‘hukuman’
yang diberikan sedikit demi sedikit, tidak secara langsung. Allah membiarkan
hamba ini dan tidak disegerakan hukumannya sebagaimana firman Allah:
‫ن‬َ‫ل‬‫و‬‫ي‬‫و‬‫س‬ُ‫ر‬ َ‫َد‬‫ن‬ َ
‫َا‬‫ت‬ َ
‫م‬ ‫ن‬َ‫و‬ُ‫ا‬ ‫ن‬‫و‬َْ‫ه‬َٰٓ ‫ن‬
َ‫ا‬ ‫ن‬َ‫ُب‬‫و‬‫ل‬َ‫م‬َ‫َن‬ُ
Artinya: “Nanti Kami akan menghukum mereka dengan berangsurangsur (ke
arah kebinasaan) dari arah yang tidak mereka ketahui.” (Qs Al-Qalam: 44)
15
Al-Munawi dalam Faidh Al-Qadir Syarh Al-Jami Al-Shaghir mengatakan,
perkara dunia yang diinginkan hamba dalam Hadits ini berupa harta, anak, dan
kedudukan. Dengan kenikmatan itu justru hamba tersebut semakin gencar dalam
berbuat maksiat.
Akhirnya Allah berikan hamba tersebut istidraj (jebakan) berupa dibukanya
pintu kenikmatan lain dan hamba tersebut merasa senang dan nyaman dengan
kemaksiatannya disertai dengan hilangnya keinginan bertaubat, apalagi
menyesali perbuatannya. Ibnu Katsir dalam tafsirnya menggambarkan bentuk
kehidupan hamba dalam istidraj ini adalah dibukanya berbagai pintu rezeki dan
sumber penghidupan (kedudukan, jabatan, kehormatan) hingga terperdaya dan
beranggapan diri mereka di atas segala-galanya.
Ada lima tahap istidraj.
Terdapat lima tahapan yang akan dialami oleh hamba yang tidak mengindahkan
ajaran Islam sebagai sebuah istidraj.
Pertama, Falamma nasuu maa dzukkiru (ketika hamba melupakan peringatan-
peringatan agama). Al Thabari dalam tafsirnya berkomentar melupakan perintah
agama adalah meninggalkan perintah Allah yang disampaikan Rasulnya.
AlRaghib al-Asfahani menjelaskan, melupakan itu timbul ada kalanya
disebabkan oleh hati yang lemah disertai dengan kelalaian yang disengaja.
Artinya, melupakan itu bukan berarti tidak tahu, tidak ingat atau tidak sadar, tapi
juga dalam bentuk kesengajaan, mungkin karena dianggap ajaran Islam itu tidak
sesuai dengan konteks masyarakat modern atau alasan-alasan sejenisnya.
Kedua, Fatahna ‘alaihim abwaba kulli syai’ (Kami pun membuka semua pintu
kesenangan untuk mereka hamba). Diantara bentuk-bentuk kesenangan duniawi
yang hamba dapatkan adalah dimudahkan mendapatkan rezeki melimpah di
dunia. Hamba tersebut akan dimudahkan mendapatkan kesenangan duniawi apa
saja yang diinginkannya. Dengan kesenangan-kesenanga tersebut, si hamba
selalu berbuat maksiat, tidak memiliki keinginan bertaubat dan kembali ke jalan
yang benar.
16
Ketiga, Hatta idza farihu bima utu (Hingga bila mereka gembira dengan apa
yang diberikan). Ketika hamba sedang dalam puncak kebahagiaan menikmati
kesenangan duniawinya berupa harta benda, anak banyak, dan kedudukan tinggi
di kalangan manusia, namun hidupnya masih jauh dari ketaatan, jauh dari rasa
empati pada orang lain, jauh dari masjid dan jauh dari majelis ilmu.
Keempat, Akhadznahum baghtatan (Kami siksa mereka dengan sekonyong-
konyong). Artinya Allah akan menyiksa hamba tersebut di saat lalai. Qatadah
berkomentar, bahwa siksaan yang menimpa suatu kaum secara tiba-tiba adalah
urusan Allah. Dan tidak sekali-kali Allah menyiksa suatu kaum, melainkan di
saat mereka tidak menyadarinya dan dalam keadaan lalai serta tenggelam dalam
kesenangan.
Kelima, Fa idza hum mublisun (ketika itu mereka terdiam putus asa).
Maksudnya, mereka akan putus harapan dari semua kebaikan. Hamba tersebut
telah terperdaya dengan kesenangan duniawi dimana Hasan al-Basri
mengatakan, siapa yang diberi keluasan oleh Allah, lalu ia tidak menyadari hal
itu merupakan ujian baginya, maka dia terperdaya. Sama halnya seorang yang
disempitkan oleh Allah, lalu ia tidak menyadari dirinya sedang diperhatikan oleh
Allah, maka dia juga terperdaya.
Ketika Allah membiarkan seorang hamba sengaja meninggalkan shalat,
meninggalkan puasa, tidak ada perasaan berdosa ketika bermaksiat seperti saat
membuka aurat, berat untuk bersedekah, merasa bangga dengan apa yang
dimiliki dan mengabaikan semua atau mungkin sebagian perintah Allah, benci
terhadap aturan Allah, merasa umurnya panjang dan menunda-nunda taubat,
enggan menuntut dan menambah pengetahuan (khususnya agama) serta lupa
akan kematian, tapi Allah tetap memberikan hamba tersebut rezeki melimpah,
kesenangan terus menerus, dikagumi dan dipuja puji banyak orang, tidak pernah
diberikan sakit, tidak pernah diberikan musibah, prestasi akademiknya tambah
sukses, hidupnya aman-aman saja, maka hamba tersebut harus berhati-hati
karena semuanya itu adalah istidraj.
Keadaan tersebut adalah bentuk kesengajaan dan pembiaran oleh Allah pada
hamba yang sengaja berpaling dari perintah-Nya dan Allah menunda segala
17
bentuk azab-Nya. Allah membiarkan hamba tersebut semakin lalai dan
diperbudak dunia. Semoga kita dihindarkan dari jenis hamba seperti ini dan
digolongkan oleh Allah sebagai hamba yang bisa menggunakan kenikmatan
duniawi dalam ketaatan.
3. BERITA KENABIAN RASULULLAH SAW YANG DIMUAT DI DALAM
KITAB-KITAB SUCI AGAMA LAIN (Kristen, Hindu, Yahudi, dll)
- Kenabian Muhammad SAW Telah Diramalkan dalam Kitab Weda?
Jika dikatakan bahwa Nabi Muhammad SAW adalah Nabi yang ditunggu umat
Yahudi dan umat Kristen, mungkin banyak dari kalangan umat Islam akan
setuju, mengingat dalam Al-Qur’an memang terdapat ayat-ayat yang
menyatakan kalau kedatangan Nabi Muhammad SAW sebenarnya sudah
diberitakan dalam kitab-kitab suci pendahulunya, seperti Taurat & Injil.
Sebagaimana tersebut dalam surat As Shaf (61) ayat 6 “Dan (ingatlah) ketika Isa
ibnu Maryam berkata: "Hai Bani Israil, sesungguhnya aku adalah utusan Allah
kepadamu, membenarkan kitab sebelumku, yaitu Taurat, dan memberi khabar
gembira dengan (datangnya) seorang Rasul yang akan datang sesudahku, yang
namanya Ahmad (Muhammad)". Maka tatkala rasul itu datang kepada mereka
dengan membawa bukti-bukti yang nyata, mereka berkata: "Ini adalah sihir yang
nyata".
Tapi jika dikatakan bahwa Nabi Muhammad SAW adalah Nabi yang juga
ditunggu umat Hindu? Kalimat itu pasti mengejutkan bagi kebanyakan umat
Islam maupun umat Hindu, bahkan mungkin bagi umat di luar kedua agama itu.
Betapa tidak, syariat dari dua agama itu sangat jauh berbeda.
Ternyata berita kedatangan nabi Muhammad SAW tidak saja diberitakan dalam
kitab Taurat & Injil, bahkan ramalan (berita) kenabian Muhammad SAW juga
terdapat dalam kitab suci umat Hindu, Kitab Weda. Benarkah?
Agama hindu termasuk agama tua di dunia. Meski tidak ada kejelasan kapan
lahirnya namun dalam sejarah dikenal ada 3 periodesasi, yaitu:
pertama: Perkembangan agama hindu di India pada zaman Veda tahun (6000-
2000 SM)
kedua: Perkembangan zaman Brahmana tahun (2000-1500 SM)
Ketiga : Zaman Upanisad tahun (1500-500 SM)
Jadi diperkirakan hinduisme sudah ada kira2 6500 tahun sebelum kedatang
Islam.
18
Adalah Pundit Vaid Parkash professor bahasa dari Allahabad University di
India yang juga menjadi pandita besar kaum Brahmana, dalam salah satu
bukunya berjudul "Kalky Autar" atau Avatar (Petunjuk Yang Maha Agung)
yang baru diterbitkan memuat sebuah pernyataan yang sangat mengagetkan
kalangan intelektual Hindu.
Sang professor secara terbuka dan dengan alasan-alasan ilmiah, mengajak para
penganut Hindu untuk segera memeluk agama Islam dan sekaligus mengimani
risalah yang dibawa oleh Rasulullah saw, karena menurutnya, sebenarnya
Muhammad Rasulullah saw adalah sosok yang dinanti-nantikan sebagai sosok
pembaharu spiritual.
Prof. Pundit Vaid Parkash (penulis buku) yang masih berstatus pendeta besar
kaum Brahmana dan ahli bahasa Sansekerta itu mengatakan bahwa ia telah
menyerahkan hasil kajiannya kepada delapan pendeta besar kaum Hindu dan
mereka semuanya menyetujui kesimpulan dan ajakan yang telah dinyatakan di
dalam buku. Semua kriteria yang disebutkan dalam buku suci kaum Hindu
(Wedha) tentang ciri-ciri "Kalky Autar" sama persis dengan ciri-ciri yang
dimiliki oleh Rasulullah Saw yang lahir di Makkah.
Prof. Parkash menguatkan pernyatannya itu dengan mengutip beberapa hal dari
kitab Veda (Weda), kitab suci agama Hindu.
Menurutnya, dalam kitab Weda, sosok 'Kalki autar' akan menjadi Pembawa
Risalah Terakhir atau Prophet of Bhagwan (Allah) untuk menuntun seluruh
dunia. Itu hanya terjadi dalam kasus Nabi Muhammad Saw. Menurut ramalan
Hindu, 'Kalki autar' akan lahir di sebuah Jazeerah (Island) dan itu di wilayah
Arab yang dikenal sebagai 'jazeeratul Arab'.
Dalam kitab 'suci' Hindu, menurut Prof. Parkash, bapaknya bernama "Vishnu
Bhagat" dan ibunya bernama "Somanib". Dalam bahasa Sansekerta, 'Vishnu'
berarti Allah (swt) dan arti harfiah dari kata 'Bhagat' adalah hamba atau budak,
dalam bahasa Arab berarti "Abdun". Oleh karena itu, 'Wisnu Bhagat' dalam
bahasa Arab berarti Abdullah (hamba Allah). Sedangkan,'Somanib' dalam
bahasa Sansekerta berarti damai (aman) dan tentram yang dalam bahasa Arab
berarti kata 'Aminah'. Dan sebagaimana diketahui bahwa ayah Nabi Muhammad
bernama Abdullah dan ibundanya bernama Aminah.
Dalam kitab Wedha juga disebutkan bahwa 'Kalky autar' akan lahir di kaum
yang dihormati dan mulia ditanahnya. Dan ini juga berlaku dalam kasus Nabi
Muhammad (saw) karena ia lahir di suku Quraisy yang dihormati di Makkah.
Disebutkan pula bahwa 'Kalki Autar' akan diajarkan dalam sebuah gua oleh
Bhagwan melalui utusan-Nya sendiri. Hal itu mengingatkan kisah Nabi
Muhammad Saw dalam gua Hira' saat didatangi oleh malaikat Jibril dan
mengajarkannya tentang wahyu Islam pertama kali.
19
Tertulis dalam buku-buku Hindu bahwa Bhagwan akan memberikan 'Kalky
autar' dengan kuda tercepat dan dengan bantuan kuda itu, ia akan naik di seluruh
dunia dan tujuh langit. Ini isyarat tentang 'Buraq' dalam peristiwa Isra' Mi'raj
Nabi Muhammad Saw.
Selain itu, ditulis pula bahwa 'Kalky autar' akan diperkuat dan dibantu oleh
Bhagwan. Dalam kasus Nabi Muhammad (saw), beliau dibantu dan diperkuat
oleh Allah (SWT) melalui malaikat-Nya dalam perang Badar.
- Agama Abrahamik
Dalam ilmu perbandingan agama, agama Abrahamik, atau agama Ibrahimiah,
yang kadang-kadang disebut pula agama samawi, adalah agama-agama yang
berasal dari langit. Karena agama ini berasal dari ajaran Nabi Ibrahim
'Alaihissalam Ibrahim Bahasa Arab ‫هل‬ ‫رسم‬ ‫سۦ‬ ("Ibrahim")
atau Abraham (Bahasa Ibrani ‫א‬ַ‫ב‬ ַ
‫ר‬ ָ‫ה‬ ָ‫ם‬ ("Avraham"),kisah hidupnya diriwayatkan
dalam Kitab Suci agama Yahudi, agama Kristen, agama Islam dan beberapa
agama Abrahamik lainnya. Istilah "monoteisme padang pasir" kadang-kadang
digunakan untuk maksud perbandingan serupa dalam konteks historis, dan
sekarang istilah ini dianggap menghina.Agama-agama samawi
seperti Yahudi, Kristen, Islam dan beberapa agama Abrahamic lainnya, totalnya
memiliki pengikut lebih dari setengah[1] dari seluruh pengikut agama di dunia.
Namun, banyak dari para pemeluk agama ini yang menolak pengelompokan
agama atau kepercayaan mereka seperti ini dengan alasan bahwa agama mereka
pada intinya dan dasarnya mengandung gagasan-gagasan yang berbeda,
mengenai Abraham, kitab suci, bahkan konsep ketuhanan dan nama Tuhan
dalam masing-masing agama juga berbeda. Saat ini di dunia diperkirakan ada
sekitar 3,7 miliar orang pemeluk agama Abrahamik.
Menurut tradisi Yahudi, Abraham adalah orang pertama dari masa pasca air
bah yang menolak penyembahan berhala melalui analisis yang rasional
(Sem dan Eber melanjutkan tradisi dari Nuh), dan karena itu ia secara simbolis
muncul sebagai tokoh fundamental untuk agama monoteistik. Dalam pengertian
ini, agama Abrahamik dapat disebut secara sederhana sebagai agama
monoteistik, tetapi tidak semua agama monoteistik adalah agama Abrahamik.
Abraham atau Ibrahim diyakini sebagai bapak para Nabi bangsa Arab melalui
keturunannya Ismail yang berada dalam rangkaian nabi-nabi Islam, dan dijuluki
sebagai Ibrahim Al-khalilullah (kesayangan Allah) dan al-Hanif (yang lurus).
Kata "Samawi" berasal dari bahasa Arab As-Samawat (‫سم‬ ‫الف‬ ‫)س‬ yang
mempunyai arti "langit", menurut tradisi Islam agama samawi memiliki arti
agama dari langit, karena para pengikutnya meyakini agama samawi dibangun
berdasarkan wahyu Tuhan melalui perantara malaikat kepada para nabi dan rasul
yang kemudian disampaikan kepada umat manusia sebagai panduan jalan hidup.
20
Sedangkan kebalikan dari Agama Samawi mereka sebut sebagai "Agama Ardhi"
(‫)َرأ‬ yang artinya Agama Bumi.
Beberapa pendapat menyimpulkan bahwa suatu agama disebut agama Samawi
jika:
 Mempunyai definisi Tuhan yang jelas
 Mempunyai penyampai risalah (Nabi/Rasul)
 Mempunyai kumpulan wahyu dari Tuhan yang berbentuk lembaran yang
ditulis pada kulit hewan, dedaunan, lempengan batu yang diukir dan kitab
suci
Di dalam Torah dan Al Qur'an, Abraham digambarkan sebagai seorang leluhur
yang diberkati oleh Allah (orang-orang Yahudi menyebutnya "Bapa kami
Abraham"), dan dijanjikan banyak hal yang besar. Orang Yahudi dan Kristen
menganggapnya sebagai bapak bangsa Israel melalui anaknya Ishak; Orang
Muslim juga menganggapnya sebagai bapak bangsa Arab melalui
anaknya Ismail. Dalam keyakinan Kristen, Abraham adalah teladan bagi iman,
dan niatnya untuk taat kepada Allah dengan mempersembahkan Ishak dipandang
sebagai pendahulu atau bayang-bayang dari persembahan oleh Allah sendiri atas
Anak-Nya, Yesus.
Dalam syariat Islam dikisahkan bahwa yang akan dijadikan qurban adalah
Ismail dan bukan Ishak, Ibrahim taat kepada Allah dengan mempersembahkan
Ismail dan dianggap sebagai salah satu nabi terpenting yang diutus oleh Allah.
Dalam Al-Qur'an, Ibrahim disebutkan bukan penganut Yudaisme dan bukan
pula seorang penganut Nasrani, tetapi dia memiliki kepercayaan terhadap Allah
yang disebut Millah Ibrahim atau al-Hanafiyyah (Agama Hanif).[2] Dalam Al-
Qur'an, disebutkan Nabi Ibrahim memiliki lembaran-lembaran suci yang disebut
sebagai suhuf.
Semua agama Abrahamik berkaitan (atau bahkan berasal
dari) Yudaisme sebagaimana yang dipraktikkan di kerajaan Israel dan Yehuda
kuno sebelum pembuangan ke Babel, pada awal milennium pertama SM.
Banyak orang percaya bahwa Yudaisme di Israel kuno pada zaman Alkitab
diperbarui pada abad ke-6 SM oleh Ezra dan oleh para imam lainnya yang
kembali ke Israel dari pembuangan.
Meskipun menerima orang-orang yang pindah menjadi pemeluknya, Yudaisme
tidak menganjurkannya, dan karena itu tidak mempunyai misionaris. Yudaisme
menyatakan bahwa orang-orang non-Yahudi dapat hidup benar dengan
mengikuti Hukum Nuh, yaitu tujuh perintah universal yang diharapkan diikuti
oleh orang-orang non-Yahudi. Dalam konteks ini Rambam (Rabi Moses
Maimonides, salah seorang guru Yahudi penting) berkomentar, "Mengutip dari
para bijak kita, orang-orang yang benar dari bangsa-bangsa lain mempunyai
tempat di dunia yang akan datang, bila mereka telah menemukan apa yang
seharusnya mereka pelajari tentang Sang Pencipta." Karena perintah-perintah
yang dapat diterapkan kepada orang-orang Yahudi jauh lebih terinci dan berat
daripada hukum-hukum Nuh, para sarjana Yahudi biasanya mengatakan bahwa
lebih baik menjadi seorang non-Yahudi yang baik daripada seorang Yahudi
21
yang tidak baik, karenanya mereka tidak menganjurkan perpindahan agama.
Yang umumnya terjadi, orang-orang yang berpindah ke Yudaisme adalah
mereka yang menikah dengan orang Yahudi; di Amerika Serikat, jumlah orang-
orang ini diperkirakan mencapai 10.000-15.000 setiap tahunnya. Lihat
pula Perpindahan ke Yudaisme.
Agama Baha'i memberikan tekanan khusus untuk tidak melakukan proselitisme.
Malah hal ini dilarang. Orang-orang Baha'i memang menerima orang-orang
yang pindah dari latar belakang segala agama dan etnis dan secara aktif
mendukung orang-orang yang secara pribadi melakukan penelaahan tentang
kepercayaan ini. Umat Baha'i mempunyai “perintis-perintis” dan “guru-guru
keliling” khusus yang pindah ke wilayah-wilayah yang komunitas Baha'inya
kecil untuk menolong memperkuat dan memperluasnya.. Para pemeluk agama
lain sangat dihormati dan dalam banyak hal dipandang sebagai orang-orang
yang secara spiritual atau rohani sejajar. Sementara umat Baha'is memandang
hukum-hukum dan wahyu Baha'i unik, mereka tidak menghalangi para pemeluk
agama lain dalam upaya spiritual mereka. Mereka juga menjadi pemimpin dalam
berbagai upaya antar-iman.
22
4. Al-QURÁN SEBAGAI SUMBER SAINS DAN TEKNOLOGI
- Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dalam Al Qur'an
Assalammualikum wr. wb.
Hai semuanya kali saya akan membahas sedikit mengenail ilmu pengetahuan
dan teknologi di dalam Al-Qur’an. Saya menyarankan buku yang dituli oleh
Wisnu Arya Wardhana dengan judul Al-Qur;an dan Energi Nuklir, karena saya
memang mereferensi dari buku ini.
Kita semua tahu bahwa ilmu pengetahuan dan ilmu agama sama pentingnya bagi
kehidupan manusia, kedua ilmu itu saling mengisi dalam rangka mencapai
kebahagiaan di dunia maupun di akhirat. Albert Einstein juga mengatakan
bahwa ‘science without religion is blind and religion without science is lame’.
Ilmu pengetahuan tanpa dilandasi agama akan buta dan agama tanpa dilandasi
ilmu pengetahuan akan menjadi lumpuh. Pendapat Einstein ini sangat penting
untuk umat beragama, karena ilmu pengetahuan yang dikuasai dengan baik akan
menjadi bermanfaat bagi umat manusia berkat adanya tuntunan agama. Dalam
hal ini agama akan menjadi pelita yang menerangi pemanfaatan ilmu
pengetahuan bagi kesejahteraan umat manusia.
Dalam Al-Qur’an surat Al ‘Alaq ayat 1-5, Tuhan telah mengisyaratkan agar
manusia mau belajar mengusai ilmu pengetahuan. Perintah Tuhan ini dalam
firman-Nya berbunyi :
“bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang telah mencipatakan. Dia
menciptakan manusia dari segumpal darah, bacalah dan Tuhamnulah Yang
Maha Pemurah. Yang mengajari manusia dengan perantaraan kalam. Dia
mengajari manusia apa yang belum diketahuinya.”
Apa yang harus dibaca? Yang harus dibaca adalah alam semesta yang diciptakan
Tuhan ini yang banyak mengandung ilmu pengetahuan. Tuhan sengaja
menciptakan alam semesta ini agar dipelajari oleh manusia sebagai suatu ilmu
pengetahuan. Tuhan juga memberikan ilmu pengetahuan kepada manusia sejak
awal penciptaan manusia sebagai pembeda dengan makhluk lainnya. Hal ini
dapat dilihat pada surat Al Baqarah ayat 31-33.
Dalam ayat-ayat tersebut dijelaskan bahwa Tuhan mengajari (memberi) suatu
ilmu kepada manusia yang tidak diberikannya kepada malaikat. Tuhan
mengetahui segala yang terlahir maupun yang tersembunyi (di dalam hati) dan
ilmu Tuhan sangat luas,
23
meliputi segala rahasia yang ada dilangit dan di bumi. Ilmu yang diberikan
Tuhan kepada manusia hanya sebagian kecil saja dari seluruh ilmu Tuhan,
seperti yg tercermin dalam firman Allah :
“............dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit.”(QS. Al
Israa’, 17:85)
Jadi, dalam Al-Qur’an selain beribadah Tuhan juga menyuruh kita untuk mebaca
dan belajar atau mencari ilmu. Ilmu akan membawa manusia kepada pengakuan
akan kebesaran Allah SWT dan hanya orang-orang berilmu sajalah yang mudah
menerima kenyataan akan kebesaran Allah SWT tersebut.
Lalu bagaimana hubungan Al-Qur’an dengan ilmu pengetahuan dan teknologi?
Hubungan Al-Qur’an dengan ilmu pengetahuan dan teknologi kaitannya sangat
erat. Ilmu-ilmu yang terdapat dalam Al-Qur’an ada yang langsung mudah
dipahami karena tersurat langsung pada ayat-ayatnya, namun ada pula ilmu-ilmu
yang dimaksud harus direnungkan terlebih dahulu, perlu pemikiran lebih lanjut
karena hanya tersirat pada ayat-ayatnya.
Ayat-ayat dalam Al-Qur’an selalu merangsang akal manusia untuk berpikir lebih
lanjut tentang isi ayat-ayatnya yang banyak menyangkut tentang ilmu
pengetahuan dan teknologi. Ayat-ayat Al-Qur’an juga tidak ada yang
menghambat kemauan ilmu pengetahuan dan teknologi, bahkan sebaliknya Al-
Qur’an selalu menantang manusia untuk menggunakan akalnya agar
mendapatkan pelajaran dari ayat-ayatnya, contoh dalam Surat Ar Rahman, 55:33
:
“Hai sekalian jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi)
penjuru langit dan bumi, maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya
kecuali dengan kekuatan.”
Ayat diatas mengandung isyarat bahwa manusia harus mempunyai kekuatan
untuk mengalahkan gaya tarik bumi, mana kala manusia ingin menembus
penjuru langit meninggalkan bumi. Kekuatan apa yang dimaksud ini? Untuk
manusia yang hidup pada zaman maju sekarang ini, tentulah tidak sulit untuk
mengatakan bahwa kekuatan yang dimaksudkan adalah penguasaan ilmu
pengetahuan dan teknologi tentang peroketan yang dapat mengantarkan manusia
ke luar angkasa. Seperti contohnya pesawat luar angkasa Apollo 11 milik
Amerika Serikat dan Soyuz milik Rusia yang dapat mengalahkan gaya tarik
bumi dengan dorongan roket.
Contoh ayat lainnya adalah dalam surat Al Anbiyaa’, 21:80 yang berbunyi :
24
“Dan telah Kami ajarkan kepada Daud membuat baju besi (perisai) untuk kamu,
guna memelihara kamu dalam pepranganmu. Maka hendaklah kamu bersyukur
(kepada Allah).”
Ayat diatas menyiratkan mengenai ilmu pengetahuan dan teknologi tentang
bagaimana mengerjakan logam (besi) agar bisa dibuat baju besi (perisai)
sehingga pemakainya tahan terhadap sebetan pedang dan juga tidak tembus
panah. Pada saat ini juga telah dibuat baju (rompi) tahan peluru yang diakai
pejabat negara dan petugas keamanan demi keselamatan dari tembakan.
Ternyata dalam Al-Qur’an terdapat ayat yang juga mengisyaratkannya, dapat
dibaca pada surat Al Hadid, 57:25.
Masih banyak lagi pembahasan mengenai ilmu pengetahuan dan ilmu teknologi
dlam Al-Qur’an yang pada zaman ini telah ditemukan dan dimanfaatkan. Karena
tidak ada satu kitab pun di dunia ini yang lengkap dan sempurna seperti halnya
kitab Al-Qur’an.
Sekian pembahasan singkat mengenai Al-Qur’an, ilmu pengetahuan dan
teknologi semoga bermanfaat untuk kita semua, wassalamualaikum wr. Wb.
- AYAT SAINS DAN TEKNOLOGI
‫ن‬َ‫ل‬َ َ ََ ‫ن‬
َ‫ر‬َُ ‫ُوَن‬َُْ ‫س‬ ‫س‬ ‫و‬‫ر‬َ َ‫ا‬ ‫ن‬َ‫ب‬ََ ‫ن‬
ُ‫م‬‫َس‬ ‫َف‬‫ل‬ َ
‫ا‬ ‫س‬ ‫رَأَن‬َ َ ‫َس‬ ‫َف‬‫ن‬َ۟‫ف‬َ‫ا‬ ‫ف‬َ‫م‬ََٓ‫ر‬ ‫َف‬‫ل‬‫و‬‫َفم‬‫ت‬َ‫َم‬‫ن‬َ َ‫ا‬ ‫َف‬‫ت‬َ‫م‬َ‫ن‬َ‫َس‬ ‫وَن‬ُ‫ا‬ ‫ن‬
ُ‫ى‬‫َف‬‫ل‬َ ‫س‬ ‫ن‬َ ‫و‬‫ا‬
‫ن‬
َ‫ى‬ َ‫م‬ َ
ٍ ‫ن‬
‫و‬َ‫م‬َٰٓ ‫ن‬َ
‫م‬َ‫ا‬ََ ‫ن‬َ‫ُب‬‫و‬‫ت‬ُ‫ا‬َ ‫و‬ُ
“Dan apakah orang-orang kafir tidak mengetahui bahwa langit dan bumi
keduanya dahulu menyatu kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan Kami
jadikan segala sesuatu yang hidup berasal dari air, maka mengapa mereka tidak
beriman?” (QS. Al-anbiya: 30)
Ayat tersebut berkaitan dengan Big bang theory, yaitu teori terbentuknya alam
semesta yang menyatakan bahwa pada awalnya alam semesta merupakan satu
kesatuan, kemudian terjadi ledakan besar yang menghasilkan pecahan-pecahan
dan meluas. Teori Big Bang ini adalah teori penciptaan bumi yang paling diakui
di era modern.
Kesesuaian yang harmoni antara Al-Qur’an dengan Teori Big Bang adalah suatu
hal yang tidak dapat dielakkan lagi. Hal ini sudah dijelaskan Allah dalam Al-
Qur’an 1.400 tahun silam.
Ceramah yang bertemakan sains dan teknologi ini disampaikan dalam rangka
Buka Puasa Bersama Keluarga Besar PTA Padang di mushalla al-hikmah
Pengadilan Tinggi Agama Padang. Ceramah disampaikan menjelang berbuka
dihadapan pegawai dan tenaga honorer PTA Padang serta para undangan yang
25
berasal dari suami/ istri pegawai dan karyawan serta undangan yang berasal dari
pensiunan PTA Padang.
Di dalam Al-Quran terdapat beratus-ratus ayat yang menyebut tentang ilmu
pengetahuan dan sains yang merupakan salah satu isi pokok kandungan kitab suci
Al-Qur’an. Bahkan kata ‘ilm dan turunannya disebut sebanyak 778 kali. Selain
itu sains juga merupakan salah satu kebutuhan agama Islam, hal ini dibuktikan
dengan fakta setiap kali umat Islam melaksanakan ibadah memerlukan penentuan
waktu yang tepat.Contohnya dalam melaksanakan shalat, menentukan awal bulan
Ramadhan, pelaksanaan haji semuanya memiliki waktu tertentu dan untuk
menentukan waktu yang tepat diperlukan ilmu astronomi yang memang termasuk
dalam sains.
Pandangan Islam terhadap ilmu pengetahuan ini bertolak belakang dengan
pandangan para ilmuan Barat yang sebagian besar berpaham materialis. Mereka
menganggap ilmu pengetahuan tidak dapat disatukan dengan agama. Bahkan para
pemikir Barat sekarang ini berada ditengah-tengah peperangan antara agama dan
ilmu pengetahuan. Hampir tidak mungkin mereka sekarang ini menerima
kenyataan adanya pertemuan secara mendasar antara agama dan ilmu
pengetahuan. Secara historis, timbulnya pemikiran tersebut sebenarnya
dilatarbelakangi oleh sikap antipati gereja terhadap ilmu pengetahuan pada abad
pertengahan.Itulah sebabnya para ilmuan Kristen pada zaman dahulu, seperti
Galileo Galilei, dihukum mati oleh gereja, karena penemuan ilmiah mereka yang
dianggap bertentangan dengan paham gereja. Menurut Quraish Shihab,
pertentangan antara kaum agamawan dengan ilmuan di Eropa itu disebabkan oleh
sikap radikal kaum agamawan Kristen yang hanya mengakui kebenaran dan
kesucian Kitab Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, sehingga orang-orang yang
mengingkarinya dianggap kafir dan berhak mendapatkan hukuman. Dilain pihak,
para ilmuan mengadakan penyelidikan-penyelidikan ilmiah yang hasilnya
bertentangan dengan kepercayaan yang dianut oleh pihak gereja (kaum
agamawan). Akibatnya, tidak sedikit ilmuwan yang menjadi korban oleh
penindasan dan kekejaman pihak gereja.
Islam adalah agama yang mengajarkan bahwa ilmu pengetahuan dan agama
merupakan sesuatu yang saling berhubungan dan melengkapi. Al Qur’an
merupakan sumber ilmu pengetahuan, dan ilmu pengetahuan merupakan sarana
untuk mengaplikasikan segala sesuatu yang tertuang dalam ajaran Islam.
Bukti bahwa Islam merupakan agama yang menekankan pengembangan ilmu
pengetahuan adalah dengan ditemukan ratusan ayat yang membicarakan tentang
petunjuk untuk memperhatikan bagaimana cara kerja alam dunia ini. Tidak
kurang dari 750 ayat al-Qur’an memberikan gambaran kepada manusia untuk
memperhatikan alam sekitarnya. Selain itu, biasanya ayat-ayat yang
membahasnya diawali maupun diakhiri dengan sindiran-sindiran seperti;
“Apakah kamu tidak memperhatikan?”, “Apakah kamu tidak berpikir?”, “Apakah
kamu tidak mendengar?”, “Apakah kamu tidak melihat?”. Sering pula di akhiri
dengan kalimat seperti “Sebagai tanda-tanda bagi kaum yang berpikir”, “Tidak
dipahami kecuali oleh Ulul Albaab”. Demikianlah mukjizat terakhir rasul yang
selalu mengingatkan manusia untuk mendengar, melihat, berpikir, merenung,
serta memperhatikan segala hal yang diciptakan Allah di dunia ini.
26
‫ن‬ََْ‫ر‬َ‫ا‬ ‫ن‬ُ‫و‬ََُ‫ر‬ َ‫ح‬َ‫س‬َ ‫س‬ ‫ن‬ُ‫َفب‬‫ه‬ُ‫م‬َ‫ن‬َ‫َم‬ُ ‫َف‬‫ل‬‫و‬‫َي‬‫ت‬َ‫ه‬َ‫ۦ‬ ‫َرَن‬‫ۦ‬‫ن‬َ‫َخ‬ٌ ‫ن‬َ
‫ا‬ ‫ن‬ُ‫َفب‬‫ه‬ُ‫ة‬َ‫س‬َُ
“Dia membiarkan dua lautan mengalir yang keduanya kemudian bertemu. Antara
keduanya ada batas yang tidak dilampaui masing-masing.” (Q.S. Ar-Rahman:19-
20)
Penceramah melanjutkan diantara ayat sains yang ada pada al-quran, pada surat
ar-rahman ayat 19-20, bahwa Allah telah membiarkan 2 lautan mengalir yang
keduanya kemudian bertemu, namun keduanya tidak bercampur. Dua lautan yang
tidak bercampur ini terletak di Selat Gibraltar, selat yang memisahkan benua
Afrika dan Eropa, tepatnya antara negera Maroko dan Spanyol. Ceramah ini
ditutup sebelum adzan maghrib di Kota Padang.
27
5. PENGERTIAN DAN ORANG-ORANG SALAFUSSALIH YANG
SESUNGGUHNYA: ENERASI SAHABAT, TABIIN, DAN TABIITTABIIN)
- Mengenal Salafus Shalih, Generasi Beriman di Zaman Rasulullah SAW
Mungkin bagi sebagian umat Muslim istilah Salafus Shalih masih terdengar
cukup asing. Keberadaan Salafus Shalih sebenarnya sudah ada sejak zaman
Rasulullah SAW. Lantas apa yang dimaksud dengan Salafus Shalih?
Secara etimologi, Ibnul Faris mengatakan: "Shalafus Shalih terdiri dari huruf
sin, lam, dan fa’ yang memiliki pokok arti menunjukkan ‘makna terdahulu’.
Termasuk salaf dalam hal ini adalah ‘orang-orang yang telah lampau’, dan arti
dari ‘al-qoumu as-salaafu’ artinya mereka yang telah terdahulu." (Mu’jam
Maqayisil Lughah: 1995:3)
Mengutip Buku Pendidikan Agama Islam karangan Rosidin (2020: 693), Salafus
Shalih adalah generasi terdahulu yang beriman kepada Rasulullah SAW. Salafus
Shalih terdiri dari tiga generasi Muslim awal yaitu para sahabat, tabi'in (generasi
pertama), dan tabi'ut tabi'in (generasi kedua).
Salafus Shalih menghabiskan sebagian besar malamnya untuk beribadah dan
membaca Alquran. Mereka akan berjihad di jalan Allah SWT dan mencari
rezeki melalui berdagang, bertani, serta memberikan manfaat bagi lingkungan
terdekatnya.
Salah satu Salafus Shalih di zaman Rasulullah SAW adalah Abu Bakar RA.
Beliau merupakan pedangang pada zaman Rasulullah SAW. Ia menafkahkan
seluruh harta bendanya untuk kebaikan. Ketika beliau menjabat sebagai
Khalifah, ia meninggalkan usaha dagangnya dan meluangkan seluruh waktunya
untuk mengatur urusan masyakarakat.
Lantas bagaimana sifat Salafus Shalih yang sudah ada pada zaman Rasulullah
SAW? Berikut uraian lengkapnya yang dikutip dari Buku Pendidikan Agama
Islam karangan Rosidin (2020: 69)
Sifat Salafus Shalih
Adapun sifat-sifat terpuji yang dimiliki para Salafus Shalih yang dapat
diteladani kaum Muslim dalam kehidupan sehari-hari adalah:
1. Adil dan Amanah
Salafus Shalih tidak menyukai akhlak tercela seperti dusta dan khianat. Mereka
bersikap adil dan amanah sebagaimana yang dilakukan Rasulullah SAW.
Diriwayatkan bahwa suku Quraisy diresahkan oleh wanita Makhzumiyah yang
gemar mencuri. Kemudian mereka meminta pertolongan kepada Usamah bin
Zaid RA agar meminta keringanan kepada Rasullah SAW.
28
Usamah RA berkata: “Maukah Anda memberi pertolongan dalam hukum had
(pidana) ini? Lalu Nabi SAW bersabda: “Sesungguhnya orang-orang sebelum
kalian binasa disebabkan ketika orang terhormat di kalangan mereka mencuri,
maka mereka membiarkannya; namun jika orang lemah yang mencuri, maka
mereka memberi hukuman had (pidana). Demi Allah, seandainya Fatimah binti
Muhammad mencuri, nisacaya akan aku potong tangannya.”
2. MenegakkanKebenaran
Salafus Shalih saling berlomba-lomba untuk menegakkan kebenaran dan
bersungguh-sungguh menjalankan tugas untuk kepentingan masyarakat. Mereka
mau mengakui kesalahan jika mereka memang salah. Mereka juga tidak pernah
malu untuk mengakui kesalahan dan kekurangan.
Al Zubair ibn Bakar RA meriwayatkan bahwasannya Mu’awiyah RA
berpendapat tentang keutamaan Abu Bakar RA, Umar RA, dan para sahabat
lain. “Adapun Abu Bakar, maka beliau tidak menghendaki dunia dan dunia tidak
menghendaki kesalahan. Karena sesungguhnya kepahlawanan sejati adalah
menahan amarah; memaafkan kesalahan; sabar dalam menghadapi berbagai
kesakitan dalam upaya melaksanakan kewajiban dan memerangi nafsu yang
senantiasa memerintahkan kejelekan.”
3. Mengutamakan Orang Lain
Sifat kepahlawanan Salafus Shalih berikutnya adalah mengutamakan
kepentingan orang lain. Mereka rela mengalahkan dan mengorbankan sikap
mementingkan diri sendiri meski sebenarnya mereka juga sedang membutuhkan.
Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam Surat Al Hasyr ayat 9 yang
berbunyi: “Dan orang-orang (Ansar) yang telah menempati kota Madinah dan
telah beriman sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka mencintai
orang yang berhijrah ke tempat mereka. Dan mereka tidak menaruh keinginan
dalam hati mereka terhadap apa yang diberikan kepada mereka (Muhajirin);
dan mereka mengutamakan (Muhajirin), atas dirinya sendiri, meskipun mereka
juga memerlukan. Dan siapa yang dijaga dirinya dari kekikiran, maka mereka
itulah orang-orang yang beruntung."
4. Memberi Ampunan dan Gemar Menolong
Salafus Shalih memiliki sifat terpuji memberi kasih sayang kepada orang yang
lemah, mengampuni orang yang salah, serta bersikap belas kasih terhadap pihak
yang serba kekurangan.
Diriwayatkan bahwasannya Umar Ibn Khathab RA mau memaafkan Raja
Hurmuzan, Raja Persia yang sering melanggar janji dan menyakiti kaum
Muslimin. Padahal jika mau, beliau dapat melampiaskan kemarahannya dengan
cara membunuh Raja Hurmuzan.
29
- Siapa Saja yang Termasuk Tabi'in?
Secara kebahasaan, tabiin merupakan bentuk jamak dari tabi' artinya yang
mengikuti. Orang-orang atau orang-orang Islam yang pernah berjumpa dengan
sahabat Nabi Muhammad SAW dan meninggal dalam keadaan iman.
Menurut Al-Khatib al Baghdadi (sejarawan dari Baghdad yang hidup pada abad
ke-4 hijriyah), seorang muslim dapat dikatakan sebagai tabiin jika pernah
bersahabat Nabi SAW, jadi bukan sekedar pernah berjumpa saja. Para ulama ahli
hadis membagi generasi tabiin ini dalam beberapa tingkatan (tabaqat) berdasarkan
kualitas sahabat yang pernah dijumpainya.
Ibnu Sa'ad, misalnya, mengelompokkan tabiin dalam 4 tabaqat, sedangkan Al-
Hakim mengelompokannya dalam 15 tabaqat. pengelompokkan tabaqat tabiin
sangat relatif dan lebih sulit serta berbeda pengelompokkan tabaqat sahabat yang
didasarkan atas keikut sertaannya pada peristiwa peristiwa penting yang dialami
Rasulullah SAW.
Untuk tabaqat pertama, para ulama sepakat memberi batasan bahwa mereka
adalah tabi'in yang pernah berjumpa dan bersahabat dengan sepuluh sahabat
yang dijanjikan Rasulullah SAW akan masuk surga. Mereka itu adalah Abu
Bakar as-Siddiq, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, Sa'id
bin Abi Waqqas, Sa'id bin Zaid bin Amr bin Nufail, Talhah bin Ubaidillah,
Zubair bin Awwam, Abdurrahman bin Auf dan Abu Ubaidah bin al-Jarrah.
Mereka yang dipandang sebagai tabi'in tabaqat pertama di antaranya Abu
Usman an-Nahdi, Qais bin Abbad, Abu Husain bin Munzir, Abu Wa'il dan Abu
Raja' at-Taridi. Tabi'in yang diketahui paling dulu meninggal adalah Abu Zaid
Ma'mar bin Zaid (wafat tahun 30 Hijriyah).
Tabaqat Tabi-in yang paling akhir, menurut pandangan al-Hakim, ialah tabi'in
yang sempat berjumpa atau melihat sahabat paling akhir dan menyaksikan
wafatnya sahabat tersebut (man laqiya akhiras shahabata mautan (siapa yang
melihat/menyaksikan paling akhir wafatnya seorang sahabat).
Mereka yang termasuk tabi'in tabaqat terakhir ialah tabi'in yang berjumpa
dengan Abu Tufail Amir bin Wa'ilah di Mekah yang berjumpa dengan as-Saib di
30
Madinah yang berjumpa dengan Abu Umamah di Syam (Suriah) yang berjumpa
dengan Ubaidilah bin Abi Aufa di Kufah yang berjumpa dengan Anas bin Malik
di Basra dan berjumpa dengan Abdullah az-Zubaidi di Mesir.
Tabi'in yang paling akhir wafatnya ialah Khalaf bin Khalifah (wafat tahun 181
Hijriyah), karena ia sempat berjumpa dengan Abu Tufail di Mekah. Dengan
demikian, periode tabi'in berakhir tahun 181 Hijriyah bersamaan dengan masa
pemerintahan Harun ar-Rasyid (170-194 Hijriyah) dari Bani Abbas.
Di antara tabi'in yang mempunyai peran besar dalam pengembangan ilmu agama
Islam ialah Sa'id bin Musayyab, Nafi' Maula bin Amr, Muhammad bin Sirin,
Ibnu Syihab az-Zuhri, Sa'id bin Zubair al-Asadi al-Kufi dan Nu'man bin Sabit.
Sa'id bin Musayyab lahir pada tahun 15 Hijriyah, tahun kedua pada
pemerintahan Khalifah Umar bin Khattab dan wafat pada tahun 94 Hijriyah.
Ayah dan kakeknya adalah sahabat Nabi Muhammad SAW. Ia terkenal karena
kewarakan, kezuhudan dan keluasan ilmu pengetahuan di bidang hadis dan
fikih.
Nafi' Maula bin Amr (wafat 117 Hijriyah) pada mulanya adalah hamba Ibnu
Umar yang mengabdi kepada majikannya selama tiga tahun sebelum
dimerdekakan. Imam Malik bin Anas adalah sahabat dekat Nafi'. Imam Malik
berkata, ''Jika aku menerima hadis dari Nafi' dari Ibnu Umar, aku tidak perlu
mendengarnya lagi dari orang lain.'' Dengan demikian, Imam Malik yakin betul
dengan setiap hadis yang diriwayatkan Nafi'. Ia juga dikenal sebagai rawi
(periwayat) hadis dan ulama fikih Madinah.
Muhammad bin Sirin adalah anak seorang maula (hamba yang kemudian)
dimerdekakan) Anas bin Malik. Ia lahir dua tahun sebelum berakhirnya
pemerintahan Usman bin Affan (32 Hijriyah) dan wafat pada tahun 110 Hijiyah.
Ia termasuk ulama fikih di Madinah di samping rawi hadis yang dipercaya.
31
Referensi
https://news.detik.com/berita/d-5599775/ini-arti-istidraj-dalam-islam-hati-
hati-dengan-nikmat-dunia.
https://www.popbela.com/career/inspiration/romi-subhan/pengertian-
istidraj
https://www.popmama.com/big-kid/10-12-years-old/amelia-putri/apa-itu-
arti-istidraj-dalam-agama-islam/5
https://kumparan.com/berita-hari-ini/pengertian-istidraj-lengkap-dengan-ciri-
cirinya-1vBe1EkNH6F/full
https://id.wikishia.net/view/Istidraj
https://www.republika.co.id/berita/qm4fk9320/3-dosa-yang-balasannya-akan-
disegerakan-allah-swt-di-dunia-part1
https://www.republika.co.id/berita/qd73x6366/terjebak-istidraj-kenikmatan-
part1
https://id.wikipedia.org/wiki/Agama_Abrahamik
https://www.steikassi.ac.id/berita/detail/kenabian-muhammad-saw-telah-
diramalkan-dalam-kitab-weda
https://www.kompasiana.com/alifah97/57d754f2db22bd1e0751ef9d/ilmu-
pengetahuan-dan-teknologi-dalam-al-quran
https://www.pta-padang.go.id/detailpost/ayat-sains-dan-teknologi
https://kumparan.com/berita-hari-ini/mengenal-salafus-shalih-generasi-beriman-
di-zaman-rasulullah-saw-1v9CSBn2RFF/full
https://republika.co.id/berita/pobyl7313/siapa-saja-yang-termasuk-tabiin

More Related Content

What's hot

Noversa mas wilananda, agama islam, teknik elektro, dr. taufiq ramdani, s.th....
Noversa mas wilananda, agama islam, teknik elektro, dr. taufiq ramdani, s.th....Noversa mas wilananda, agama islam, teknik elektro, dr. taufiq ramdani, s.th....
Noversa mas wilananda, agama islam, teknik elektro, dr. taufiq ramdani, s.th....NoversaWila1
 
Dinda Restu Inantha, Agama Islam, Ilmu Komunikasi, Dr. Taufiq Ramdani, S. Th....
Dinda Restu Inantha, Agama Islam, Ilmu Komunikasi, Dr. Taufiq Ramdani, S. Th....Dinda Restu Inantha, Agama Islam, Ilmu Komunikasi, Dr. Taufiq Ramdani, S. Th....
Dinda Restu Inantha, Agama Islam, Ilmu Komunikasi, Dr. Taufiq Ramdani, S. Th....dinda396631
 
Uts agama widia aprilia l1_b021021
Uts agama widia aprilia l1_b021021Uts agama widia aprilia l1_b021021
Uts agama widia aprilia l1_b021021WidiaAprilia3
 
Agama uts teknik elektro a_lalu sirdi zunistira
Agama uts teknik elektro a_lalu sirdi zunistiraAgama uts teknik elektro a_lalu sirdi zunistira
Agama uts teknik elektro a_lalu sirdi zunistiraLaluSirdiZunistira
 
59475034 aku-dan-wihdatul-wujud
59475034 aku-dan-wihdatul-wujud59475034 aku-dan-wihdatul-wujud
59475034 aku-dan-wihdatul-wujudSindi Setiyadi
 
Akhlak tasawuf (staipana)
Akhlak tasawuf (staipana)Akhlak tasawuf (staipana)
Akhlak tasawuf (staipana)wahyu islami
 
Presentasi Fiqh SiyasahMuamalah 11
Presentasi Fiqh SiyasahMuamalah 11Presentasi Fiqh SiyasahMuamalah 11
Presentasi Fiqh SiyasahMuamalah 11Marhamah Saleh
 
Teknologi pendidikan
Teknologi pendidikanTeknologi pendidikan
Teknologi pendidikancyla_fadhila
 
Materi dauroh fiqh tahawwulat
Materi dauroh fiqh tahawwulatMateri dauroh fiqh tahawwulat
Materi dauroh fiqh tahawwulatBuya Fachriy
 
الحال والمقام (Hal dan Maqam)
الحال والمقام (Hal dan Maqam)الحال والمقام (Hal dan Maqam)
الحال والمقام (Hal dan Maqam)hafizahyamin
 
7648650 kesesatan-aqidah-ruububiyah-uluhiyah-asmawa-shifat-wahaby-salafy
7648650 kesesatan-aqidah-ruububiyah-uluhiyah-asmawa-shifat-wahaby-salafy7648650 kesesatan-aqidah-ruububiyah-uluhiyah-asmawa-shifat-wahaby-salafy
7648650 kesesatan-aqidah-ruububiyah-uluhiyah-asmawa-shifat-wahaby-salafyAlFakir Fikri AlTakiri
 
7648650 kesesatan-aqidah-ruububiyah-uluhiyah-asmawa-shifat-wahaby-salafy
7648650 kesesatan-aqidah-ruububiyah-uluhiyah-asmawa-shifat-wahaby-salafy7648650 kesesatan-aqidah-ruububiyah-uluhiyah-asmawa-shifat-wahaby-salafy
7648650 kesesatan-aqidah-ruububiyah-uluhiyah-asmawa-shifat-wahaby-salafyAlFakir Fikri AlTakiri
 
Mochamad Iqbal Ramanda, Agama Islam, Teknik Elektro, Dr. Taufiq Ramdani, S.Th...
Mochamad Iqbal Ramanda, Agama Islam, Teknik Elektro, Dr. Taufiq Ramdani, S.Th...Mochamad Iqbal Ramanda, Agama Islam, Teknik Elektro, Dr. Taufiq Ramdani, S.Th...
Mochamad Iqbal Ramanda, Agama Islam, Teknik Elektro, Dr. Taufiq Ramdani, S.Th...personal person
 
Presentation pai remedial
Presentation pai remedialPresentation pai remedial
Presentation pai remedialZinat Tamami
 
Tafsir qs al mâidah, 5 ayat 77 (berislam tanpa ghuluw)
Tafsir qs al mâidah, 5 ayat 77 (berislam tanpa ghuluw)Tafsir qs al mâidah, 5 ayat 77 (berislam tanpa ghuluw)
Tafsir qs al mâidah, 5 ayat 77 (berislam tanpa ghuluw)Muhsin Hariyanto
 
Hakekat Beragama Islam
Hakekat Beragama IslamHakekat Beragama Islam
Hakekat Beragama IslamMarhamah Saleh
 

What's hot (19)

Noversa mas wilananda, agama islam, teknik elektro, dr. taufiq ramdani, s.th....
Noversa mas wilananda, agama islam, teknik elektro, dr. taufiq ramdani, s.th....Noversa mas wilananda, agama islam, teknik elektro, dr. taufiq ramdani, s.th....
Noversa mas wilananda, agama islam, teknik elektro, dr. taufiq ramdani, s.th....
 
Dinda Restu Inantha, Agama Islam, Ilmu Komunikasi, Dr. Taufiq Ramdani, S. Th....
Dinda Restu Inantha, Agama Islam, Ilmu Komunikasi, Dr. Taufiq Ramdani, S. Th....Dinda Restu Inantha, Agama Islam, Ilmu Komunikasi, Dr. Taufiq Ramdani, S. Th....
Dinda Restu Inantha, Agama Islam, Ilmu Komunikasi, Dr. Taufiq Ramdani, S. Th....
 
Maqamat wa Ahwal
Maqamat wa AhwalMaqamat wa Ahwal
Maqamat wa Ahwal
 
Uts agama widia aprilia l1_b021021
Uts agama widia aprilia l1_b021021Uts agama widia aprilia l1_b021021
Uts agama widia aprilia l1_b021021
 
Agama uts teknik elektro a_lalu sirdi zunistira
Agama uts teknik elektro a_lalu sirdi zunistiraAgama uts teknik elektro a_lalu sirdi zunistira
Agama uts teknik elektro a_lalu sirdi zunistira
 
Konsep tafakur di dalam
Konsep tafakur di dalamKonsep tafakur di dalam
Konsep tafakur di dalam
 
Ilmu tauhid
Ilmu tauhidIlmu tauhid
Ilmu tauhid
 
59475034 aku-dan-wihdatul-wujud
59475034 aku-dan-wihdatul-wujud59475034 aku-dan-wihdatul-wujud
59475034 aku-dan-wihdatul-wujud
 
Akhlak tasawuf (staipana)
Akhlak tasawuf (staipana)Akhlak tasawuf (staipana)
Akhlak tasawuf (staipana)
 
Presentasi Fiqh SiyasahMuamalah 11
Presentasi Fiqh SiyasahMuamalah 11Presentasi Fiqh SiyasahMuamalah 11
Presentasi Fiqh SiyasahMuamalah 11
 
Teknologi pendidikan
Teknologi pendidikanTeknologi pendidikan
Teknologi pendidikan
 
Materi dauroh fiqh tahawwulat
Materi dauroh fiqh tahawwulatMateri dauroh fiqh tahawwulat
Materi dauroh fiqh tahawwulat
 
الحال والمقام (Hal dan Maqam)
الحال والمقام (Hal dan Maqam)الحال والمقام (Hal dan Maqam)
الحال والمقام (Hal dan Maqam)
 
7648650 kesesatan-aqidah-ruububiyah-uluhiyah-asmawa-shifat-wahaby-salafy
7648650 kesesatan-aqidah-ruububiyah-uluhiyah-asmawa-shifat-wahaby-salafy7648650 kesesatan-aqidah-ruububiyah-uluhiyah-asmawa-shifat-wahaby-salafy
7648650 kesesatan-aqidah-ruububiyah-uluhiyah-asmawa-shifat-wahaby-salafy
 
7648650 kesesatan-aqidah-ruububiyah-uluhiyah-asmawa-shifat-wahaby-salafy
7648650 kesesatan-aqidah-ruububiyah-uluhiyah-asmawa-shifat-wahaby-salafy7648650 kesesatan-aqidah-ruububiyah-uluhiyah-asmawa-shifat-wahaby-salafy
7648650 kesesatan-aqidah-ruububiyah-uluhiyah-asmawa-shifat-wahaby-salafy
 
Mochamad Iqbal Ramanda, Agama Islam, Teknik Elektro, Dr. Taufiq Ramdani, S.Th...
Mochamad Iqbal Ramanda, Agama Islam, Teknik Elektro, Dr. Taufiq Ramdani, S.Th...Mochamad Iqbal Ramanda, Agama Islam, Teknik Elektro, Dr. Taufiq Ramdani, S.Th...
Mochamad Iqbal Ramanda, Agama Islam, Teknik Elektro, Dr. Taufiq Ramdani, S.Th...
 
Presentation pai remedial
Presentation pai remedialPresentation pai remedial
Presentation pai remedial
 
Tafsir qs al mâidah, 5 ayat 77 (berislam tanpa ghuluw)
Tafsir qs al mâidah, 5 ayat 77 (berislam tanpa ghuluw)Tafsir qs al mâidah, 5 ayat 77 (berislam tanpa ghuluw)
Tafsir qs al mâidah, 5 ayat 77 (berislam tanpa ghuluw)
 
Hakekat Beragama Islam
Hakekat Beragama IslamHakekat Beragama Islam
Hakekat Beragama Islam
 

Similar to ISTIDRAJ

Amilia Damayanti Purba, Agama Ialam, Ilmu Komunikasi, Dr, Taufiq Ramdani, S. ...
Amilia Damayanti Purba, Agama Ialam, Ilmu Komunikasi, Dr, Taufiq Ramdani, S. ...Amilia Damayanti Purba, Agama Ialam, Ilmu Komunikasi, Dr, Taufiq Ramdani, S. ...
Amilia Damayanti Purba, Agama Ialam, Ilmu Komunikasi, Dr, Taufiq Ramdani, S. ...AMILIADAMAYANTIPURBA
 
Allif khairun nasri,agama islam,ilmu komunikasi,dr.taufiq ramdani,s.th.i.,m.sos
Allif khairun nasri,agama islam,ilmu komunikasi,dr.taufiq ramdani,s.th.i.,m.sosAllif khairun nasri,agama islam,ilmu komunikasi,dr.taufiq ramdani,s.th.i.,m.sos
Allif khairun nasri,agama islam,ilmu komunikasi,dr.taufiq ramdani,s.th.i.,m.sosAllifNasri
 
Lale sekar idaman pertiwi lib021046 uas_pai
Lale sekar idaman pertiwi lib021046 uas_paiLale sekar idaman pertiwi lib021046 uas_pai
Lale sekar idaman pertiwi lib021046 uas_paiLalesekarIdamanperti
 
Mizan pujaisna, Agama Islam Sosiologi, Dr. Taufiq Ramdani S.Th.I., M. Sos.
Mizan pujaisna, Agama Islam Sosiologi, Dr. Taufiq Ramdani S.Th.I., M. Sos.Mizan pujaisna, Agama Islam Sosiologi, Dr. Taufiq Ramdani S.Th.I., M. Sos.
Mizan pujaisna, Agama Islam Sosiologi, Dr. Taufiq Ramdani S.Th.I., M. Sos.MizanPujaisna1
 
Tugas uas AGAMA ISLAM_ m.yamin_L1C020068
Tugas uas AGAMA ISLAM_ m.yamin_L1C020068Tugas uas AGAMA ISLAM_ m.yamin_L1C020068
Tugas uas AGAMA ISLAM_ m.yamin_L1C020068MYamin4
 
KELOMPOK 2 (Mengatasi Berbagai Macam Ujian dan Cobaan.pdf
KELOMPOK 2 (Mengatasi Berbagai Macam Ujian dan Cobaan.pdfKELOMPOK 2 (Mengatasi Berbagai Macam Ujian dan Cobaan.pdf
KELOMPOK 2 (Mengatasi Berbagai Macam Ujian dan Cobaan.pdfashyfafebriandhita
 
Tugas pendidikan agama islam uas
Tugas pendidikan agama islam   uasTugas pendidikan agama islam   uas
Tugas pendidikan agama islam uasSiKholis1
 
An introduction of pengobatan qur`ani
An introduction of pengobatan qur`aniAn introduction of pengobatan qur`ani
An introduction of pengobatan qur`aniJaafar Dahlan
 
Nurin Handayani, Agama Islam, Sosiologi, Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.Sos.
Nurin Handayani, Agama Islam, Sosiologi, Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.Sos.Nurin Handayani, Agama Islam, Sosiologi, Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.Sos.
Nurin Handayani, Agama Islam, Sosiologi, Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.Sos.NurinHandayani
 
Mahendra ananda putra l1 c020053_uas pai
Mahendra ananda putra l1 c020053_uas paiMahendra ananda putra l1 c020053_uas pai
Mahendra ananda putra l1 c020053_uas paiMahendraAnandaPutra
 
2. akidah teras pembangunan muslim
2. akidah teras pembangunan muslim2. akidah teras pembangunan muslim
2. akidah teras pembangunan muslimShahirah Said
 
Penyelesaian melalui taqwa
Penyelesaian melalui taqwaPenyelesaian melalui taqwa
Penyelesaian melalui taqwaAzmi Bahari
 
24 jam dalam kehidupan seorang muslim
24 jam dalam kehidupan seorang muslim24 jam dalam kehidupan seorang muslim
24 jam dalam kehidupan seorang muslimBusiness Opportunity
 
Rahasia dari segala rahasia kehidupan
Rahasia dari segala rahasia kehidupanRahasia dari segala rahasia kehidupan
Rahasia dari segala rahasia kehidupanWiyanto Suud
 
Quranic healing theraphy
Quranic healing theraphyQuranic healing theraphy
Quranic healing theraphyPutri Wikie
 

Similar to ISTIDRAJ (20)

Amilia Damayanti Purba, Agama Ialam, Ilmu Komunikasi, Dr, Taufiq Ramdani, S. ...
Amilia Damayanti Purba, Agama Ialam, Ilmu Komunikasi, Dr, Taufiq Ramdani, S. ...Amilia Damayanti Purba, Agama Ialam, Ilmu Komunikasi, Dr, Taufiq Ramdani, S. ...
Amilia Damayanti Purba, Agama Ialam, Ilmu Komunikasi, Dr, Taufiq Ramdani, S. ...
 
Allif khairun nasri,agama islam,ilmu komunikasi,dr.taufiq ramdani,s.th.i.,m.sos
Allif khairun nasri,agama islam,ilmu komunikasi,dr.taufiq ramdani,s.th.i.,m.sosAllif khairun nasri,agama islam,ilmu komunikasi,dr.taufiq ramdani,s.th.i.,m.sos
Allif khairun nasri,agama islam,ilmu komunikasi,dr.taufiq ramdani,s.th.i.,m.sos
 
Lale sekar idaman pertiwi lib021046 uas_pai
Lale sekar idaman pertiwi lib021046 uas_paiLale sekar idaman pertiwi lib021046 uas_pai
Lale sekar idaman pertiwi lib021046 uas_pai
 
Mizan pujaisna, Agama Islam Sosiologi, Dr. Taufiq Ramdani S.Th.I., M. Sos.
Mizan pujaisna, Agama Islam Sosiologi, Dr. Taufiq Ramdani S.Th.I., M. Sos.Mizan pujaisna, Agama Islam Sosiologi, Dr. Taufiq Ramdani S.Th.I., M. Sos.
Mizan pujaisna, Agama Islam Sosiologi, Dr. Taufiq Ramdani S.Th.I., M. Sos.
 
Tugas uas AGAMA ISLAM_ m.yamin_L1C020068
Tugas uas AGAMA ISLAM_ m.yamin_L1C020068Tugas uas AGAMA ISLAM_ m.yamin_L1C020068
Tugas uas AGAMA ISLAM_ m.yamin_L1C020068
 
KELOMPOK 2 (Mengatasi Berbagai Macam Ujian dan Cobaan.pdf
KELOMPOK 2 (Mengatasi Berbagai Macam Ujian dan Cobaan.pdfKELOMPOK 2 (Mengatasi Berbagai Macam Ujian dan Cobaan.pdf
KELOMPOK 2 (Mengatasi Berbagai Macam Ujian dan Cobaan.pdf
 
M Alfandiansyah kumpulan artikel
M Alfandiansyah kumpulan artikelM Alfandiansyah kumpulan artikel
M Alfandiansyah kumpulan artikel
 
Tugas pendidikan agama islam uas
Tugas pendidikan agama islam   uasTugas pendidikan agama islam   uas
Tugas pendidikan agama islam uas
 
Tugas uas agama islam 2021
Tugas uas agama islam 2021Tugas uas agama islam 2021
Tugas uas agama islam 2021
 
Uas pai
Uas paiUas pai
Uas pai
 
An introduction of pengobatan qur`ani
An introduction of pengobatan qur`aniAn introduction of pengobatan qur`ani
An introduction of pengobatan qur`ani
 
Nurin Handayani, Agama Islam, Sosiologi, Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.Sos.
Nurin Handayani, Agama Islam, Sosiologi, Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.Sos.Nurin Handayani, Agama Islam, Sosiologi, Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.Sos.
Nurin Handayani, Agama Islam, Sosiologi, Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.Sos.
 
Konsep dzikir dan tafakkur
Konsep dzikir dan tafakkurKonsep dzikir dan tafakkur
Konsep dzikir dan tafakkur
 
Mahendra ananda putra l1 c020053_uas pai
Mahendra ananda putra l1 c020053_uas paiMahendra ananda putra l1 c020053_uas pai
Mahendra ananda putra l1 c020053_uas pai
 
2. akidah teras pembangunan muslim
2. akidah teras pembangunan muslim2. akidah teras pembangunan muslim
2. akidah teras pembangunan muslim
 
Penyelesaian melalui taqwa
Penyelesaian melalui taqwaPenyelesaian melalui taqwa
Penyelesaian melalui taqwa
 
24 jam dalam kehidupan seorang muslim
24 jam dalam kehidupan seorang muslim24 jam dalam kehidupan seorang muslim
24 jam dalam kehidupan seorang muslim
 
Tugas agama
Tugas agamaTugas agama
Tugas agama
 
Rahasia dari segala rahasia kehidupan
Rahasia dari segala rahasia kehidupanRahasia dari segala rahasia kehidupan
Rahasia dari segala rahasia kehidupan
 
Quranic healing theraphy
Quranic healing theraphyQuranic healing theraphy
Quranic healing theraphy
 

Recently uploaded

Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxNurindahSetyawati1
 
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptxMateri IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptxmuhammadkausar1201
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxssuser8905b3
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSdheaprs
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...asepsaefudin2009
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...Kanaidi ken
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptxHR MUSLIM
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...Kanaidi ken
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidupfamela161
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 

Recently uploaded (20)

Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
 
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptxMateri IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 

ISTIDRAJ

  • 1. 1 KUMPULAN ARTIKEL 1. PENGERTIAN, KONSEP, SERTA DALIL-DALIL TENTANG ISTIDROJ 2. DALIL-DALIL HADITS QUDSI TENTANG HUKUMAN YANG DISEGERAKAN SEBAGAI BENTUK KASIH SAYANG ALLAH TERHADAP HAMBANYA., (DALIL, TERJEMAHAN, PENJELASAN, SERTA CONTOH KASUS). 3. BERITA KENABIAN RASULULLAH SAW YANG DIMUAT DI DALAM KITAB-KITAB SUCI AGAMA LAIN (Kristen, Hindu, Yahudi, dll) 4. Al-QURÁN SEBAGAI SUMBER SAINS DAN TEKNOLOGI 5. PENGERTIAN DAN ORANG-ORANG SALAFUSSALIH YANG SESUNGGUHNYA: ENERASI SAHABAT, TABIIN, DAN TABIITTABIIN) Disusun sebagai tugas terstruktur Ujian Akhir Semester (UAS) mata kuliah Pendidikan Agama Islam Dosen Pengampu: Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.Sos Disusun Oleh: Nama : Lale Sekar Idaman Pertiwi NIM : L1B021046 Prodi/Kelas : Ilmu Komunikasi/B PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS DI BAWAH REKTOR UNIVERSITAS MATARAM 2021
  • 2. 2 DAFAR ISI HALAMAN JUDUL ..........................................................................................................1 DAFTAR ISI …………………………………………………………………………… 2 ARTIKEL ...........................................................................................................................3 1. PENGERTIAN, KONSEP, SERTA DALIL-DALIL TENTANG ISTIDROJ ...............4-11 - BAHAGIA TAPI TAK BERKAH, INI PENGERTIAN DAN CIRI-CIRI ISTRADJ - MENGAJARKAN ANAK APA ITU ARTI ISTIDRAJ DALAM AGAMA ISLAM - INI ARTI ISTIDRAJ DALAM ISLAM, HATI-HATI DENGAN NIKMAT DUNIA! - PENGERTIAN ISTIDRAJ LENGKAP DENGAN CIRI-CIRINYA - ISTIDRAJ 2. DALIL-DALIL HADITS QUDSI TENTANG HUKUMAN YANG DISEGERAKAN SEBAGAI BENTUK KASIH SAYANG ALLAH TERHADAP HAMBANYA., (DALIL, TERJEMAHAN, PENJELASAN, SERTA CONTOH KASUS). ...................................12-16 - 3 DOSA YANG BALASANNYA AKAN DISEGERAKAN ALLAH SWT DI DUNIA - TERJEBAK(ISTIDRAJ) KENIKMATAN 3. BERITA KENABIAN RASULULLAH SAW YANG DIMUAT DI DALAM KITAB-KITAB SUCI AGAMA LAIN (Kristen, Hindu, Yahudi, dll) ..........................17-21 - KENABIAN MUHAMMAD SAW TELAH DIRAMALKAN DALAM KITA WEDA? - AGAMA ABRAHAMIK 4. Al-QURÁN SEBAGAI SUMBER SAINS DAN TEKNOLOGI ...................................22-26 - ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI DALAM AL-QURÁN - AYAT SAINS DAN TEKNOLOGI 5. PENGERTIAN DAN ORANG-ORANG SALAFUSSALIH YANG SESUNGGUHNYA: ENERASI SAHABAT, TABIIN, DAN TABIITTABIIN) ............................................27-30 - MENGENAL SALAFUS SHALIH, GENERASI BERIMAN DI ZAMAN RASULLULAHSAW - SIAPA SAJA YANG TERMASUK TABIÍN 6. REFERENSI ……………………………………………………………………….. 31
  • 3. 3 1. PENGERTIAN, KONSEP, SERTA DALIL-DALIL TENTANG ISTIDROJ - Bahagia Tapi Tak Berkah, Ini Pengertian dan Ciri-Ciri Istidraj Bagi kamu yang saat ini sedang diliputi kebahagiaan, sedang merasakan rezeki yang lancar, kenaikan jabatan atau pun kebahagiaan lainnya, memang sangat menyenangkan. Kamu harus waspada apabila kamu merasakan itu semua tapi sering melalaikan ibadah. Bisa jadi saat ini kamu sedang mengalami istidraj. Apa itu istidraj? Yuk, simak pembahasan berikut ini agar kamu semakin paham apa itu istidraj, cirinya dan tanda kamu sedang diuji dengan istidraj. 1. Pengertian istidraj/Tayeb MEZAHDIA Istidraj diambil dari kata 'daraja' (bahasa Arab) yang berarti naik satu tingkatan ke tingkatan berikutnya. Namun, lebih dikenal sebagai istilah azab yang berupa kenikmatan. Dalam Alquran pembahasan mengenai istidraj dibahas pada Surat Al-An'am ayat 44 yang berbunyi sebagai berikut. ‫ف‬َ‫ل‬َ‫م‬َ‫ا‬ ‫ن‬َ‫ُس‬ ‫و‬ ‫ا‬َ۟ ‫َف‬‫ا‬ ‫ن‬َ‫س‬ ‫و‬‫ر‬ُ‫و‬‫ا‬‫و‬۟ ‫ب‬ ُ‫ه‬ُ‫ۦ‬ ‫َف‬‫ت‬ َ‫َح‬‫ن‬َ‫ا‬ ‫ن‬َ‫ل‬ُ‫ي‬َ‫ه‬َ‫م‬َْ ‫بَن‬ ََُْ‫ۦ‬ََ ‫ن‬ُ‫و‬ ‫و‬‫ا‬ ‫ن‬ َ‫ى‬ َ‫ء‬ َ ٍ ‫ن‬َْ ‫ء‬َ‫ن‬َٰٓ ‫س‬َُ۟‫ا‬ ‫ن‬َ‫ُس‬‫و‬ُٰٓ‫ر‬َ‫ا‬ ‫ن‬ َ‫ف‬َ‫ل‬ُ‫ۦ‬ ‫ن‬َ‫َس‬ُ‫و‬ٓ ‫و‬ َ ‫ن‬َْ۟ ََْ ََ‫ل‬‫و‬‫ي‬ ‫ن‬َ‫َغ‬‫ن‬َ‫َة‬‫ۦ‬ ‫س‬َُ۟‫ذ‬َ‫ا‬ ‫ل‬‫و‬‫م‬ ُ ‫و‬ ‫ا‬ُ‫م‬َ‫س‬ُ‫ا‬ Fa lammā nasu mā żukkiru bihī fatahnā 'alaihim abwāba kulli syaī`, hattā iżā farihu bimā utū akhażnāhum bagtatan fa iżā hum mublisun Artinya: Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kami pun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa. 2. Ciri-Ciri umum istidraj Beberapa mungkin tidak akan sadar bahwa ini adalah ciri istidraj. Bila kamu mendapati dirimu jarang beribadah, namun nyatanya pekerjaan kamu terasa sangat lancar, bisa jadi itu merupakan istidraj yang diberikan kepadamu.
  • 4. 4 Pekerjaan dan rezeki yang berlimpah yang kamu dapatkan merupakan ujian sesungguhnya dari Allah SWT. Karena, Allah SWT ingin melihat, apakah dengan rezeki yang kamu dapatkan itu akan membuat kamu semakin lalai dan meninggalkan ibadah, atau dapat membuatmu ingat kepada Allah SWT sebagai Sang Maha Pemberi Rezeki. 3. Ciri lainnya dari istidraj adalah ketenangan Ciri lain kamu mengalami istidraj adalah merasakan ketenangan. Di sini, ketenangan yang dimaksud di sini adalah kamu merasa baik-baik saja dan tidak merasa bersalah atau gelisah saat lalai menjalankan ibadah atau melakukan kegiatan yang sifatnya maksiat. Kamu bahkan tidak merasakan penyesalan sedikit pun dalam hati setelah melakukan hal yang telah disebutkan di atas. Sungguh itu adalah cobaan hidup yang berat apabila kamu merasa tenang jika benar kamu mengalami hal seperti ini dalam hidup. 4. Jarang sakit juga salah satu ciri istidraj Sakit merupakan nikmat yang diberikan Allah SWT. Saat sakit, dosa-dosa berguguran dan doa dikabulkan. Namun, jika kamu merasa jarang sakit dan sering melakukan maksiat atau kurang beribadah, bisa jadi itu juga merupakan istidraj. Karena sesungguhnya, sakit merupakan ujian dari Allah SWT agar hambanya selalu mengingat-Nya dan memohon kesembuhan pada- Nya. 5. Perbanyak ibadah untuk menghindari istidraj Agar kita dijauhkan dari istidraj, tobat dan rutin beribadah menjadi salah satu caranya. Minta ampun kepada Allah SWT dan selalu mengingat-Nya di kala senang maupun susah, menjadi cara terbaik untuk menghindarkan diri dari istidraj. Jangan lupa juga untuk selalu beribadah, salat lima waktu, dan membaca Alquran, agar kita selalu dekat dengan Allah SWT. Itulah tadi pengertian, ciri dan cara menghindari istidraj. Semoga kita termasuk dalam orang-orang yang beriman dan dijauhkan dari istidraj. - Ini Arti Istidraj dalam Islam, Hati-hati dengan Nikmat Dunia! Jakarta - Tidak sedikit orang yang lalai dalam ibadah justru diberikan harta yang berlimpah dari Allah SWT. Dalam Islam, kenikmatan dunia itu disebut dengan istidraj. Allah SWT melimpahkan rezeki, kebahagiaan, dan kenikmatan dunia lainnya kepada setiap orang yang Dia kehendaki. Kenikmatan tersebut bisa menjadi peringatan akan azab Allah apabila diberikan kepada orang yang sering melalaikan ibadah dan merasa tenang dalam maksiatnya.
  • 5. 5 Peringatan istidraj termaktub dalam QS. Al An'am ayat 44 sebagai berikut: ‫ف‬َ‫ل‬َ‫م‬َ‫ا‬ ‫ن‬َ‫ُس‬ ‫و‬ ‫ا‬َ۟ ‫َف‬‫ا‬ ‫ن‬ ‫و‬۟‫ن‬َ‫س‬ ‫و‬‫ر‬‫و‬ُ‫ا‬ ‫ب‬ ُ‫ه‬ُ‫ۦ‬ ‫َف‬‫ت‬ َ‫َح‬‫ن‬َ‫ا‬ ‫ن‬َ‫ل‬ُ‫ي‬َ‫ه‬َ‫م‬َْ ‫بَن‬ ََُْ‫ۦ‬ََ ‫ن‬ ‫و‬ُ ‫و‬‫ا‬ ‫ن‬ َ‫ى‬ َ‫ء‬ َ ٍ ‫ن‬َْ ‫ء‬َ‫ن‬َٰٓ ‫س‬َُ۟‫ا‬ ‫ن‬َ‫ُس‬‫و‬ُٰٓ‫ر‬َ‫ا‬ ‫َب‬‫ل‬ُ‫ۦ‬ ‫ن‬َ‫َس‬ُ‫و‬ٓ ‫و‬ َ ‫ن‬َْ۟ ََْ ََ‫ل‬‫و‬‫ي‬ ‫ن‬َ‫َغ‬‫ن‬َ‫َة‬‫ۦ‬ ‫س‬َُ۟‫ذ‬َ‫ا‬ ‫ل‬‫و‬‫م‬ ‫ن‬َ‫ُب‬ ‫و‬ ‫ا‬ُ‫م‬َ‫س‬ُ‫ا‬ Artinya: "Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kamipun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa." (QS. Al An'am: 44) Dalam tafsir Al Ahzar jilid 3, istidraj menurut ayat di atas artinya dikeluarkan dari garis lurus kebenaran tanpa disadari. Allah SWT memperlakukan apa yang dia kehendaki, dibukakan segala pintu, hingga orang tersebut lupa diri. Ibaratnya tidak ingat bahwa sesudah panas pasti ada hujan, sesudah lautan tenang gelombang pasti datang. Mereka dibiarkan berbuat maksiat dengan hawa nafsunya hingga tersesat jauh. Lalu, siksaan Allah datang sekonyong-konyong. Dalam Ensiklopedia Tasawuf Imam Al-Ghazali, istidraj artinya pembiaran. Yaitu pembiaran karena tidak mau berhenti melakukan hal-hal yang memalukan (maksiat). Istidraj merupakan peringatan keras dari Allah SWT. Malik Al-Mughis dalam bukunya yang berjudul Demi Masa menjelaskan, istidraj adalah pemberian kesenangan untuk orang-orang yang dimurkai Allah agar mereka terus menerus lalai. Hingga pada suatu ketika semua kesenangan itu dicabut oleh Allah, mereka akan termangu dalam penyesalan yang terlambat. Baca juga: Pengertian Dakwah Menurut Bahasa dan Istilah Allah SWT berfirman dalam QS. al-Qalam ayat 44 sebagai berikut: ‫ء‬َُ۟‫ر‬ََْ‫ا‬ ‫َو‬‫ا‬َ ‫ن‬‫و‬‫ب‬‫و‬َُْ‫ب‬‫و‬ُ ‫س‬َْ َْ‫ي‬ُ‫ۦ‬ ‫ن‬ ُُُْ‫د‬َ‫ح‬َ ِ ‫ن‬ ‫ل‬‫و‬‫ي‬‫و‬‫س‬ُ‫ر‬ َ‫َد‬‫ن‬ َ ‫َا‬‫ت‬ َ ‫م‬ ‫ن‬َ‫و‬‫و‬ُ‫ا‬ ‫ن‬‫و‬َْ‫ه‬َٰٓ ‫ن‬َ ‫ا‬ ‫ن‬َ‫ُب‬‫و‬‫ل‬َ‫م‬َ‫َن‬ُ Artinya: "Maka serahkanlah (ya Muhammad) kepada-Ku (urusan) orang-orang yang mendustakan perkataan ini (Al Quran). Nanti Kami akan menarik mereka dengan berangsur-angsur (ke arah kebinasaan) dari arah yang tidak mereka ketahui," (QS. al-Qalam: 44) Orang mukmin akan merasa takut dengan istidraj, yakni kenikmatan semu yang sejatinya murka Allah SWT. Namun sebaliknya, orang-orang yang tidak beriman akan beranggapan bahwa kesenangan yang mereka peroleh merupakan sesuatu yang layak didapatkan. Biasanya, istidraj diberikan kepada orang-orang yang mati hatinya. Mereka adalah orang yang tidak merasa bersedih atas ketaatan yang ditinggalkan dan
  • 6. 6 tidak menyesal atas kemaksiatan yang terus dilakukan. Cara termudah untuk membedakan kesenangan yang datangnya dari kemurahan Allah dengan istidraj adalah ketakwaan. Jika orang tersebut taat dalam beribadah, bisa jadi nikmat yang diterima adalah kemurahan Allah. Begitupun sebaliknya, apabila orang tersebut lalai dalam ibadah bisa jadi itu merupakan istidraj. Dalam sebuah hadits riwayat Imam Ahmad yang berasal dari sahabat Rasulullah SAW, 'Uqbah bin Amir, Rasulullah SAW bersabda: "Apabila engkau lihat Allah memberikan sebagian keduniaan kepada hamba-Nya, apa saja yang diingininya dengan serba-serbi kemaksiatannya maka pemberian yang demikian adalah istidraj." (HR. Ahmad) Sebagai Muslim, kita harus berhati-hati dengan nikmat yang diberikan oleh Allah SWT. Untuk itu, kita diperintahkan untuk menafkahkan sebagian harta yang kita peroleh kepada orang yang membutuhkan. - Mengajarkan Anak Apa Itu Arti Istidraj dalam Agama Islam Yuk, jelaskan pada anak untuk memotivasi mereka jadi lebih rajin dalam menunaikan ibadah 15 Maret 20 Sama halnya dengan ilmu pengetahuan lainnya, memberi pemahaman tentang pengetahuan agama Islam pada anak juga tidak kalah penting, Ma. Bahkan, sudah menjadi kewajiban para orangtua untuk mengajarkan agama Islam kepada anak-anak. Ajaran dalam agama Islam yang paling utama ialah ibadah. Seluruh umat diwajibkan untuk senantiasa beribadah kepada Allah SWT. Menunaikan ibadah dengan benar dan tepat waktu pun menjadi jembatan umat Islam untuk mendapatkan berkah serta karunia dari-Nya. Namun, beberapa umat Islam justru dianugerahi banyak nikmat dari Allah SWT meskipun tidak pernah beribadah. Misalnya, rezeki yang berlimpah, kehidupan bahagia, dan banyak hal duniawi sehingga tak jarang dapat membuat orang lain iri padanya. Padahal, kondisi tersebut merupakan bentuk ujian yang dinamakan Istidraj. 1. Arti itu Istidraj? Pexels/Andrea Piacquadio Istidraj adalah berasal dari kata 'daraja' dalam bahasa Arab yang berarti naik satu tingkatan ke tingkatan berikutnya. Namun, Istidraj lebih dikenal sebagai istilah azab yang berupa kenikmatan yang sengaja diberikan pada seseorang.
  • 7. 7 Jadi, Allah SWT menguji hamba-hambanya yang lalai dalam beribadah dengan melimpahkan mereka kenikmatan dunia. Padahal, segala hal yang dinikmati tersebut adalah suatu jebakan. Adapun dalil dalam Alquran yang menjelaskan tentang Istidraj ialah Surah Al-An'am ayat 44: ‫ف‬َ‫ل‬َ‫م‬َ‫ا‬ ‫س‬ َُ ‫و‬ ‫ا‬َ۟ ‫َف‬‫ا‬ ‫س‬ َ ‫و‬‫ر‬ُ‫و‬‫ا‬‫و‬۟ ‫ن‬ِ‫ه‬ُ‫ۦ‬ ‫َف‬‫ت‬ َ ‫َح‬‫ن‬َ‫ا‬ ‫ن‬َ ‫ل‬ُ‫ي‬َ‫ه‬َ‫م‬َْ ‫َسبَن‬َُ‫ۦ‬َ‫س‬ ‫ن‬ُ‫و‬ ‫و‬‫ا‬ ‫ن‬ َ‫ى‬ َ ‫ء‬ َ ٍ ‫ن‬ ‫ء‬َ‫ت‬‫ن‬َٰٓ ‫س‬َُ۟‫س‬ ‫س‬ َُ‫و‬ُٰٓ‫ر‬َ‫ا‬ ‫ن‬ِ‫َف‬‫ل‬ُ‫ۦ‬ ‫س‬ َُِ‫و‬ٓ َ ‫و‬‫س‬ ‫ن‬َ ‫ل‬‫و‬‫ي‬ْ۟ َ َْ َ‫س‬ ‫ن‬َ‫َغ‬‫ن‬ َ‫َة‬‫ۦ‬ ‫س‬َُ۟‫ف‬َ‫ا‬ ‫ن‬َ ‫ل‬‫و‬‫م‬ ‫ن‬َ‫ب‬ َُ ‫و‬ ‫ا‬ُ‫م‬َ‫س‬ُ‫ا‬ Fa lammaa nasuu maa zukkiruu bihii fatahnaa ‘alaihim abwaaba kulli syaii’, hattaaa izaa farihuu bimaaa uutuuu akhoznaahum baghtatang fa izaa hum mublisuun Artinya: “Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kami pun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa.” Semoga Mama dan keluarga bukan golongan penerima istiraj, azab berupa kenikmatan dari Allah SWT. 2. Ciri-ciri Istidraj, diberi kenikmatan berlimpah Umumnya, Istidraj terjadi pada umat Islam yang lalai dalam beribadah. Namun, mereka selalu dapat merasakan banyak kenikmatan di dunia. Misalnya, seorang umat yang tidak pernah menunaikan salat dan mengerjakan amalan lain, tetapi dilimpahkan rezeki begitu banyak. Padahal, kenikmatan yang membuat mereka terlena adalah sebuah jebakan atau azab dari Allah SWT. Sebagaimana yang diterangkan dalam Alquran Surah Ali Imran ayat 178: ‫ن‬َ ‫َا‬ ‫ن‬َ‫و‬َ‫س‬ َ ‫ا‬ َ‫َح‬ُ ‫وَن‬ََُُْ ‫س‬ ‫س‬ََ ‫و‬‫ر‬َ َ‫ا‬ ‫َف‬‫ل‬ََ۟‫س‬ ‫ن‬َ‫م‬ُ‫م‬َ‫ل‬‫و‬۟ ‫ن‬َ‫ل‬‫و‬‫ي‬َ ‫ن‬ َ‫ر‬َ‫ه‬َ ‫ن‬ ََ۟ ُ‫و‬ ‫نا‬َ‫ل‬ُ‫ي‬ُ‫ا‬‫و‬ ‫ن‬ ‫َف‬‫ل‬َُ۟‫س‬ ‫ن‬َ‫م‬ُ‫م‬َ‫ل‬‫و‬۟ ‫ن‬َ‫ل‬‫و‬‫ي‬َ ‫س‬ََ ‫و‬ْ‫َس‬ََُْ‫ه‬ُ ‫ف‬َ‫ل‬َ‫م‬ُ‫س‬ ‫ن‬ ‫ن‬َ‫ل‬‫و‬‫ي‬َ َ ‫ن‬َ‫سب‬ََْْ ‫ن‬َ‫و‬َ‫ه‬ُ‫ي‬ُ‫ا‬ Wa laa yahsabannallaziina kafaruuu annamaa numlii lahum khoirul li’ angfusihim, innamaa numlii lahum liyazdaaduuu ismaa, wa lahum azaabum muhiin Artinya: “Dan jangan sekali-kali orang-orang kafir itu mengira bahwa tenggang waktu yang Kami berikan kepada mereka lebih baik baginya. Sesungguhnya tenggang waktu yang Kami berikan kepada mereka hanyalah agar dosa semakin bertambah, dan mereka akan mendapat azab yang menghinakan.” 3. Ketenangan hidup, meski sering bermaksiat Ciri-ciri Istidraj lainnya ialah rasa tenang dan tentram dalam menjalani hidup. Padahal, dirinya selalu melakukan maksiat.
  • 8. 8 Segala dosa yang diperbuat pun terasa biasa saja, tidak merasa bersalah atau menimbulkan kegelisahan di hati. Ibadah juga tidak pernah ditunaikan sehingga terlalu dalam menikmati dunia. Padahal, sesungguhnya dirinya sedang tersesat. Hal ini karena Istidraj merupakan hukuman dari Allah SWT yang terjadi sedikit demi sedikit. Sebagaimana dalam firman-Nya berikut: ‫ن‬َ ‫ء‬ُ۟ َ‫ر‬ََْ‫ا‬ ‫ن‬َ ‫َو‬‫ا‬َ ‫ن‬‫و‬‫ب‬ُ‫و‬َْ‫ب‬ُُ ‫س‬َْ ْ ‫ي‬ُ‫ۦ‬ ‫ن‬ َُُُْ‫د‬َِ‫ح‬َ ‫نس‬ ‫ن‬َ ‫ل‬‫و‬‫ي‬‫و‬‫س‬ُ‫ر‬ َ ‫َد‬‫ن‬ َ ‫َا‬‫ت‬ َ ‫م‬ ‫ن‬َ ‫و‬ُ‫و‬‫ا‬ ‫ن‬‫و‬َْ‫ه‬َٰٓ ‫ن‬َ ‫ا‬ ‫ن‬ََ‫ب‬ َُ‫و‬‫ل‬َ‫م‬ َ‫َن‬ُ Fazarnii wa many yukazzibu bihaazal hadiisi sanastad rijuhum min haisu laa ya'lamuun Artinya: “Nanti Kami akan menghukum mereka dengan berangsurangsur (ke arah kebinasaan) dari arah yang tidak mereka ketahui.” (QS. Al-Qalam: 44). 4. Jarang sakit juga tanda-tanda Istidraj Banyak yang berpendapat bahwa kesehatan adalah hal tak ternilai. Hingga beberapa orang akan mengeluh jika dirinya merasa tidak sehat. Padahal, sakit merupakan bentuk nikmat dari Allah SWT pada hambanya. Maka, umat Islam yang jarang sakit ini pun termasuk dalam ciri-ciri tertimpa Istidraj. Ketika tubuhnya selalu sehat, mereka biasanya akan lalai dalam ibadah dan terus terlena pada urusan-urusan duniawi yang fana. Dari Ubah bin Amir radhiallahu ‘anhu, Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda. ‫س‬َُ۟‫ا‬ ‫ن‬َ‫أ‬ََََُ‫ر‬ ‫ن‬َ َ ‫سه‬ ‫ء‬ ‫ف‬َ‫ن‬َٓ ‫م‬ُ‫ع‬َ‫ن‬‫و‬ُ ‫َدَن‬‫س‬َ‫ن‬َ ‫س‬ ‫وَن‬ُ‫ا‬ ‫َف‬‫ه‬َُ۟‫د‬ ‫س‬ ‫َف‬‫ا‬ ‫ن‬ُ‫ح‬ُ‫ح‬‫و‬ُ ‫ن‬ َُ‫و‬‫َم‬ ‫ن‬َ‫هل‬ُ‫م‬‫و‬‫ا‬ ‫ء‬َ‫م‬َْ ‫ن‬ ُ‫ه‬‫ه‬ُ‫ص‬‫ف‬َ‫ن‬َ‫ا‬ ‫ن‬ ُ‫ذ‬َ‫ا‬‫ن‬ َ۟‫َف‬‫ل‬ ‫ن‬ َ‫ل‬ُ َ۟ ‫ن‬‫و‬‫ه‬َ‫ت‬ُ‫ا‬ ‫ن‬َْ‫س‬َ‫ر‬ َ‫د‬ُ‫ن‬ َ ‫سم‬ Artinya: “Apabila Anda melihat Allah SWT memberikan kenikmatan dunia kepada seorang hamba, sementara dia masih bergelimang dengan maksiat, maka itu hakikatnya adalah Istidraj dari Allah SWT.” 5. Ajarkan anak untuk rajin dalam beribada Setelah memahami makna Istidraj, orangtua hendaknya selalu mengingatkan anak untuk senantiasa beribadah dan bertaubat kepada Allah SWT. Biasakanlah anak mama dan papa agar terus mengingat Allah SWT di kala suka maupun duka. Hal ini bertujuan untuk menghindarkan diri anak dari Istidraj, berupa kenikmatan yang berlimpah. Padahal, kenikmatan tersebut adalah hukuman yang diberikan oleh Allah SWT. Itulah penjelasan apa itu Istidraj beserta ciri-cirinya yang bisa orangtua ajarkan pada anak.
  • 9. 9 Sunggung mengerikan jika seseorang tergolong dalam kaum penerima istiraj, azab yang berupa kenikamatan dari Allah SWT. Semoga dapat memotivasi Mama, Papa, dan buah hati agar selalu istiqomah dalam menjalankan segala perintah-Nya. - Pengertian Istidraj Lengkap dengan Ciri-cirinya Allah memerintahkan setiap Muslim untuk senantiasa taat kepada-Nya. Bentuk ketaatan ini bisa dibuktikan dengan selalu menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Segala bentuk ketidakpatuhan seorang hamba kepada Allah SWT disebut sebagai maksiat. Dan segala bentuk kemasiatan akan mendapatkan hukumannya di sisi Allah. Salah satu hukuman bagi seorang Muslim yang melakukan maksiat adalah istidraj. Apa itu istidraj? Dan apa ciri-cirinya? Pengertian Istidraj Mengutip dari jurnal berjudul Istidraj dalam Alquran Perspektif Imam Al- Qurthubi karya Diana Fitri Febriani, Istidraj adalah nikmat yang diberikan Allah kepada orang-orang yang membangkang terhadap-Nya. Ini merupakan hukuman dari Allah agar orang tersebut terus terjerumus dalam kesesatan. Nikmat yang diberikan bukanlah bentuk kasih sayang Allah, melainkan murka Allah terhadap mereka. Nikmat tersebut hanyalah alat untuk menghukum mereka, baik di dunia maupun di akhirat kelak. Banyak ayat Alquran yang menyebutkan istilah istidraj. Istilah tersebut diterjemahkan oleh ahli tafsir dengan beberapa pengertian. Salah satunya Surat Al-A’raf ayat 182. ‫ُوَن‬َُْ َِ ‫ن‬َ‫ُس‬‫و‬‫ۦ‬ََْ‫ا‬ ‫َف‬‫ت‬ُ‫ن‬َُْ‫ف‬ِ ُِ‫ۦ‬ ‫ل‬‫و‬‫ي‬‫و‬‫س‬ُ‫ر‬ َ‫َد‬‫ن‬ َ ‫َا‬‫ت‬ َ ‫م‬ ‫ن‬َ‫و‬ُ‫و‬‫ا‬ ‫ن‬‫و‬َْ‫ه‬َٰٓ ‫ن‬َ ‫ا‬ ‫ن‬َ‫ُب‬‫و‬‫ل‬َ‫م‬َ‫َن‬ُ Artinya: Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami, nanti Kami akan menarik mereka dengan berangaur-angsur (ke arah kebinasaan), dengan cara yang tidak mereka ketahui. Ayat ini ditafsirkan oleh Imam Al-Qurthubi dalam Tafsir Al-Jami’ Li’ Ahkami sebagai pesan tersirat bahwa Allah akan menghukum hamba-Nya yang durhaka dan maksiat dengan cara istidraj. Ia mengatakan bahwa saat orang melakukan kemaksiatan, seketika itu pula Allah memberikan mereka nikmat sebagai hukuman. Allah SWT berfirman bahwa orang yang mendustakan ayat-ayat-Nya akan dibinasakan, yaitu dibinasakan dengan cara istidraj. Ciri-ciri Istidraj - Pekerjaan terasa lancar meskipun tak beribadah - Rezeki berlimpah meskipun tak beribadah
  • 10. 10 - Merasakan ketenangan meskipun lalai menjalankan ibadah atau melakukan kegiatan yang sifatnya maksiat. - Jarang sakit meskipun sering lalai beribadah dan melakukan perbuatan maksiat. - Istidraj Istidrāj atau Imlā' atau Imhāl (bahasa Arab: ْ‫س‬َ‫ر‬ َ‫د‬ُ‫ن‬ َ ‫م‬ُ‫ا‬ َ ‫ى‬َ‫م‬َ‫ا‬ُ‫ا‬ َ ‫فإ‬َ‫ي‬َ‫)اا‬ termasuk dari sunah-sunah Ilahi, bermakna mendekat secara berangsur ke arah azab Ilahi. Istidrāj dikhususkan kepada orang kafir dan para pelaku dosa yang tidak mensyukuri anugerah-anugerah Tuhan, dan semakin banyak mereka berbuat dosa maka semakin banyak pula nikmat-nikmat yang diberikan kepada mereka sehingga dengan cara ini kesombongan dan kelalaian mereka semakin meningkat dan pada akhirnya mereka akan terkena azab yang lebih pedih. Mendapatkan nikmat-nikmat dengan sendirinya bukanlah indikasi istidrāj, akan tetapi reaksi manusia dalam menghadapi itu semua menjadi penentu terkena istidrāj atau tidak. Apabila ia menggantikan rasa syukur kepada Tuhan dengan kefasikan dan kekafiran, namun nikmatnya masih tetap bertambah maka ia sedang terkena istidrāj. Istidrāj, Mendekat Secara Berangsur kepada Azab Tuhan Istidrāj adalah sebuah istilah yang dicerap dari Alquran.[1] Kata ini secara bahasa bermakna mendekat secara bertahap kepada sesuatu.[2] Dalam kamus Islam, istidrāj termasuk dari sunnah-sunnah Ilahi. Artinya, Allah swt mengazab secara berangsur para pelaku dosa yang tanpa rasa takut. Dengan kata lain, semakin banyak mereka berbuat dosa maka semakin banyak pula Ia memberikan nikmat kepada mereka, dan dengan cara ini mereka akan semakin terjangkit rasa sombong dan lalai, dan pada akhirnya mereka akan mendapatkan siksa yang lebih pedih. [3] Konsep istidrāj digunakan dua kali dalam Alquran dalam bentuk kata kerja (fi'l) «‫ل‬‫و‬‫ي‬‫و‬‫س‬ُ‫ر‬ َ‫َد‬‫ن‬ َ ‫َا‬‫ت‬ َ ‫;»م‬ pertama pada surah Al-A'raf ayat 182 dan kedua pada surah Al-Qalam ayat 44. Dua ayat tersebut berkenaan juga dengan orang- orang kafir. [4] Dalam ayat 182 surah Al-A'raf dimuat: "Mereka yang mendustakan ayat-ayat Kami, nanti Kami akan menarik mereka (ke arah kebinasaan) dengan cara yang tidak mereka ketahui." Konsep-Konsep Qurani Penjelas Istidrāj Dalam ayat-ayat lain dari Alquran, masalah ini disampaikan tanpa menyebut kata istidrāj. [5] Di dalam Alquran konsep Imlā' (penangguhan) dan Imhāl (penangguhan) juga menunjukkan sunnah istidrāj. [6] Diantara ayat-ayat yang menurut Allamah Thabathabai dalam Tafsir al- Mizan menjelaskan sunnah istidrāj ialah ayat 178 surah Ali Imran. [7] "Dan janganlah sekali-kali orang-orang kafir menyangka, bahwa pemberian tangguh Kami kepada mereka adalah lebih baik bagi mereka. Sesungguhnya Kami memberi tangguh kepada mereka hanyalah supaya bertambah-tambah dosa mereka; dan bagi mereka azab yang menghinakan." [8]
  • 11. 11 Istidrāj Sosial Menurut pernyataan sebagian peneliti, selain Alquran berbicara soal istidrāj individual, ia juga berbicara soal istidrāj sosial. Salah satu bukti yang mereka bawakan untuk jenis istidrāj ini adalah ayat 48 surah Al- Haj. [9] "Dan berapalah banyaknya kota yang Aku tangguhkan (azab-Ku) kepadanya, yang penduduknya berbuat zalim, kemudian Aku azab mereka, dan hanya kepada-Kulah kembalinya (segala sesuatu)."[10] Tanda-Tanda Istidrāj Berdasarkan riwayat-riwayat, terkadang nikmat-nikmat menjadi tanda istidrāj. Kulaini menukil riwayat dari Imam Shadiq as bahwa orang yang berbuat dosa, tapi Tuhan menangguhkan (pemberian azab) kepadanya dan Ia terus melimpahkan anugerah-Nya atasnya, sedemikian rupa sehingga lalai beristigfar, ketahuilah bahwa ia terserang istidraj. [11] Demikian juga sesuai dengan sebuah hadis dalam kitab al-Kafi, seseorang berkata kepada Imam Shadiq as: Aku meminta harta dari Tuhan, Ia pun memberikan itu padaku, aku meminta anak keturunan, Ia pun mengaruniakanku anak, dan aku meminta rumah kepada-Nya, Ia pun mengabulkan permintaanku. Kini aku khawatir jangan-jangan pengabulan doa-doa ini karena istidraj. Imam Shadiq as menjawab, jika engkau mensyukuri nikmat-nikmat ini, maka itu bukan istidrāj. [12] Fakhruddin Razi dari mufasir dan teolog Ahlusunah abad ke-6 H berkeyakinan bahwa kemampuan para pelaku dosa untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang luar biasa termasuk dari contoh-contoh istidrāj. [13] Menurut keyakinan Murtadha Muthahhari, mendapatkan nikmat-nikmat dengan sendirinya bukanlah tanda istidrāj, akan tetapi dari reaksi perbuatan kita dalam menyikapi nikmat-nikmat itu akan diketahui apakah kita tertimpa istidrāj atau tidak. Apabila kita menunaikan syukur nikmat-nikmat tersebut dan menggunakannya pada jalan yang diridhai Tuhan niscaya itu bukan istidraj, namun apabila kita merasa sombong dengan nikmat-nikmat itu, dan atau kita menggunakannya pada jalan ilegal niscaya kita tertimpa istidrāj.
  • 12. 12 2. DALIL-DALIL HADITS QUDSI TENTANG HUKUMAN YANG DISEGERAKAN SEBAGAI BENTUK KASIH SAYANG ALLAH TERHADAP HAMBANYA., (DALIL, TERJEMAHAN, PENJELASAN, SERTA CONTOH KASUS). - 3 Dosa yang Balasannya akan Disegerakan Allah SWT di Dunia Setiap pribadi manusia akan ditangguhkan dosa yang diperbuatnya hingga hari kiamat. Namun terdapat tiga dosa besar yang balasannya akan disegeraka Allah SWT di dunia. ‫و‬َْ ‫م‬ُ‫ۦ‬ََ ‫ن‬ َ‫ك‬َ‫ر‬َ‫َب‬‫ۦ‬ ‫ن‬َ‫م‬ُ‫ي‬َ‫ر‬ ‫ن‬‫و‬ َ ‫سه‬ ‫ن‬‫و‬‫ه‬َ‫ت‬َْ، ‫ن‬ُ‫و‬َْ ‫ن‬ ‫و‬ُ‫م‬ُ‫س‬َ‫ت‬ ‫س‬ ‫مء‬ ‫ص‬ ‫هللا‬ ‫هه‬ ‫م‬ ْ ‫مل‬ ‫م‬ ‫فإ‬ ‫ق‬ : ‫ن‬ُ ‫ا‬ ‫ن‬ َ‫ب‬ُ۟۟ ‫ن‬ ‫و‬‫ر‬ُ ُ ‫ن‬‫و‬‫هللا‬ ‫تيف‬ ‫ا‬ ‫اف‬ ‫ن‬ َ‫ى‬‫ٍف‬ ‫ء‬ ‫ا‬ ‫ن‬ُ‫ُُم‬ ‫ن‬ ُ‫غ‬‫مهفا‬ ‫س‬ ‫ن‬َ ‫اا‬ ‫ن‬َ‫ةم‬َ‫س‬ ‫س‬، ‫ن‬َ‫ْمُق‬ ‫ن‬ُ‫دَُو‬ ‫ُس‬ ‫س‬، َ ‫ن‬َ‫قعهنغ‬ ‫ن‬ُ‫ٰٓل‬َ‫ر‬ ‫س‬، ‫ن‬‫و‬ ُِ‫ن‬‫و‬ُ ‫يف‬ُ‫س‬ٰٓ‫هف‬ ‫م‬ ‫ا‬ ‫۟هف‬ُ‫د‬ ‫س‬ ‫َن‬ ‫قس‬ ‫ن‬ ُ‫م‬َُ‫ل‬ ‫س‬ Hal ini sesuai dalam hadist dari Abu Bakrah RA, Rasulullah SAW bersabda,” Setiap dosa akan di akhirkan (ditunda) balasannya oleh Allah SWT hingga hari kiamat, kecuali al-baghy (zalim), durhaka kepada orang tua dan memutuskan silaturahim, Allah akan menyegerakan di dunia sebelum kematian menjemput.” (HR Al Hakim, Al Mustadrak No 7345). Pertama, dosa orang yang berbuat zalim balasannya akan disegerakan. zalim adalah perbuatan melampaui batas dalam melakukan keburukan. Perbuatan zalim dapat mengotori hati, seperti sombong, dengki, ghibah, fitnah, dusta, dan lain sebagainya. Karena itu zalim termasuk dari dosa besar. Manusia yang zalim akan mendapatkan balasan di dunia dan siksa pedih di akhirat. Sebagaimana yang dijelaskan dalam Alquran: ‫َف‬‫ل‬َُ۟‫ا‬ ‫ن‬‫و‬ ‫ه‬ُ‫س‬ َ ‫ا‬ ‫س‬ ‫ء‬َ‫م‬َْ ‫ُوَن‬َُْ ‫س‬ ‫ن‬َ‫ُب‬‫و‬‫ل‬ُ‫م‬َ‫َن‬ُ ‫فنَن‬َ‫ت‬ ‫س‬ ‫ن‬َ‫ُب‬‫و‬‫َة‬‫س‬ََُ ‫م‬ُ‫ا‬ ‫ن‬ ُ‫أ‬َ‫ر‬َ َ ‫س‬ ‫ن‬ ُ‫ر‬َ‫ه‬َ‫ة‬ُ‫ۦ‬ ‫ن‬ ُ‫و‬‫ح‬َ‫ح‬َ ‫س‬ ‫ن‬ ‫ن‬ َ‫ل‬ُ َْ ‫و‬ َ ‫ن‬َ‫ل‬‫و‬‫ي‬َ ‫ن‬َ‫سب‬ََْْ ‫ن‬َ‫هل‬ُ ََ “Sesungguhnya dosa itu atas orang-orang yang berbuat zalim kepada manusia dan melampaui batas di muka bumi tanpa hak. Mereka itu mendapat azab yang pedih.” (QS Asy-Syura: 42) Kedua, orang yang durhaka kepada orang tua. Sikap buruk dan tidak menghormati serta tidak menyayangi kedua orang tua, adalah sikap yang sangat tercela, karena merekalah penyebab keberadaan kita di dunia ini.
  • 13. 13 Jika sikap ini dilakukan, maka akan mengundang kemurkaan dari Allah SWT di dunia ini, antara lain dalam bentuk pembangkangan sikap yang dilakukan anak- anak mereka. Karena itu, sikap ihsan baik dalam ucapan maupun perbuatan merupakan suatu kewajiban agama sekaligus merupakan suatu kebutuhan. Seperti yang dijelaskan dalam firman Allah SWT: ‫ن‬ْ ‫ء‬َ‫ض‬َ‫ق‬َ ‫ن‬ َ‫ل‬ُ‫ۦ‬َ‫ر‬ ‫ن‬َ ‫ا‬ََ ‫س‬ ‫و‬‫د‬‫و‬‫س‬َ‫ن‬َٓ ‫ن‬َ ‫ا‬ُ‫ا‬ ‫ن‬ ‫و‬‫ي‬‫ف‬َُُ‫ا‬ ‫ن‬ُ‫و‬ََُ‫د‬ُ ‫َس‬َُ ‫ف‬ُ‫ۦ‬َ ‫ف‬َ۟‫ف‬ َ ‫ا‬ َُٰٓ‫ا‬ ‫ن‬ ‫ف‬َ‫ا‬ُ‫ا‬ ‫ن‬َ‫و‬َ‫ة‬‫و‬‫َم‬‫س‬َُ ‫ن‬ َ‫ن‬ َ‫د‬َ‫ت‬ُْ ‫ن‬ َ‫ر‬َ‫س‬ُ‫ب‬َ ‫س‬ ‫َف‬‫ل‬‫و‬‫م‬‫و‬‫د‬َََٰٓ ‫ن‬َ ََ ‫َف‬‫ل‬‫و‬‫م‬ َ ‫م‬ُ‫ا‬ ‫ن‬َ ‫م‬َ‫ا‬ ‫ن‬َ ‫و‬‫م‬َٓ ‫َف‬‫ل‬‫و‬‫ي‬َ ‫ن‬َ‫و‬ ‫و‬ َ ‫ن‬َ ‫َا‬ ‫َف‬‫ل‬‫و‬‫م‬َ‫ر‬َ‫ي‬َ‫ت‬َٓ ‫ن‬َ ‫و‬‫َق‬ ‫َف‬‫ل‬‫و‬‫ي‬َ ‫ن‬َ ‫ا‬ََُ‫ق‬ ‫ن‬ ُ‫ر‬َ‫ا‬ “Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu-bapakmu dengan sebaik- baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka, dan ucapkanlah kepada mereka ucapan yang mulia.” (QS Al-Isra: 23). Ketiga, dosa orang yang memutuskan silaturahim. Islam tidak menyukai orang- orang yang memutuskan tali persaudaraan. Islam mengancam dan mengecam secara tegas orang-orang yang memutuskan tali persaudaraan. Dalam hal ini, Rasulullah SAW bersabda dari Abu Muhammad Jubiar bin Muth’im RA: ‫ْو‬ ‫ۦم‬ََ ‫احلد‬ ‫ن‬ ُ‫ر‬َ‫ه‬َ‫س‬‫و‬‫س‬ ‫ن‬ُ‫ۦو‬ ‫ن‬َ‫ل‬ُ‫ن‬َ‫ع‬‫و‬‫ا‬ ‫يم‬ ‫ر‬ ‫هللا‬ ‫ته‬ ْ ‫ن‬ ََ‫ن‬َ‫ب‬ ‫رمُإَن‬ ‫ن‬ َ ‫سه‬ ‫ﷺ‬ ‫فإَن‬َ‫ق‬: ‫ا‬ ‫ن‬‫و‬ ‫و‬ َ‫َد‬ُ ‫ن‬َ‫غ‬َ‫ت‬َِ ‫س‬ ‫ن‬َ‫ا‬ُِ‫ف‬َ‫ق‬ “Tidak akan masuk surga orang yang memutus (silaturahim)." (HR Bukhari dan Muslim). Islam begitu tegas terhadap hubungan baik sesama manusia. Oleh karena itu, orang yang tidak mau berbuat baik dan justru memutus persaudaraan, Islam pun memberikan ancaman yang keras, yakni tidak akan masuk surga sebagai balasannya. Sungguh mengerikan.
  • 14. 14 - Terjebak (Istidraj) Kenikmatan ‫ن‬َ‫و‬َْ ‫ن‬َ‫غ‬َ‫س‬َ‫م‬‫و‬ْ ‫ن‬ُ‫و‬َ‫ۦ‬ ‫ن‬ َ‫ر‬ُ‫ا‬‫ف‬َْ ‫ن‬َ‫م‬ُ‫ي‬َ‫ر‬ ‫ن‬‫و‬ َ ‫سه‬ ‫ن‬‫و‬‫ه‬َ‫ت‬َْ، ‫ن‬ُ‫و‬َْ ‫ن‬ ُ‫و‬‫م‬ُ‫س‬َ‫ت‬ ‫س‬ ‫ء‬َ‫َم‬‫ص‬ ‫ن‬‫و‬ َ ‫سه‬ ‫ن‬ ُ‫ه‬َ‫ه‬َ‫م‬َْ ‫لَن‬َ‫م‬ َ ‫َم‬ ‫فإَن‬َ‫ق‬: “‫س‬َُ۟‫ا‬ ‫ن‬ ََََُ‫ر‬‫ن‬َ‫أ‬ ‫ن‬َ َ ‫سه‬ ‫ء‬ ‫ف‬َ‫ن‬َٓ ‫م‬ُ‫ع‬َ‫ن‬‫و‬ُ ‫َدَن‬‫س‬َ‫ن‬َ ‫س‬ ‫وَن‬ُ‫ا‬ ‫َف‬‫ه‬َُ۟‫د‬ ‫س‬ ‫َف‬‫ا‬ ‫ن‬ُ‫ح‬ُ‫ح‬‫و‬ُ ‫ن‬ َُ‫و‬‫َم‬ ‫ن‬َ‫هل‬ُ‫م‬‫و‬‫ا‬ ‫ء‬َ‫م‬َْ ‫ن‬ ُ‫ه‬‫ه‬ُ‫ص‬‫ف‬َ‫ن‬َ‫ا‬ ‫َف‬‫ل‬َُ۟‫ذ‬َ‫ا‬ ‫ن‬ َ‫ل‬ُ َ۟ ‫ن‬ ُ‫ا‬‫ن‬‫و‬‫ه‬َ‫ت‬ ‫ن‬َْ‫س‬َ‫ر‬ َ‫د‬ُ‫ن‬ َ ‫”سم‬، ‫ن‬َ‫ل‬‫و‬‫م‬ ‫ن‬َ ‫م‬َٓ ‫ن‬‫و‬‫ُإ‬ ‫و‬ ‫م‬َ‫ر‬ ‫ن‬ ُ َ ‫سه‬ ‫ء‬َ‫َم‬‫ص‬ ‫ن‬‫و‬ َ ‫سه‬ ‫ن‬ ُ‫ه‬َ‫ه‬َ‫م‬َْ ‫لَن‬َ‫م‬ َ ‫َم‬ : (‫ف‬َ‫ل‬َ‫م‬َ‫ا‬ ‫ُس‬ ‫و‬ ‫ا‬َ۟ ‫َف‬‫ا‬ ‫س‬ ‫و‬‫ر‬ُ‫و‬‫ا‬‫و‬۟ ‫ن‬ ُ‫ه‬ُ‫ۦ‬ ‫ن‬ َ‫ن‬َ‫ا‬‫َف‬‫ت‬ َ‫ح‬ ‫ن‬َ‫ل‬ُ‫ي‬َ‫ه‬َ‫م‬َْ ‫َسبَن‬َُ‫ۦ‬ََ ‫ن‬ُ‫و‬ ‫و‬‫ا‬ ‫ن‬ َ‫ى‬ َ‫م‬ َ ٍ ‫ء‬َ‫ن‬َٰٓ ‫س‬َُ۟‫ا‬ ‫ُس‬‫و‬ُٰٓ‫ر‬َ‫ا‬ ‫َف‬‫ل‬ُ‫ۦ‬ ‫ُس‬‫و‬ٓ ‫و‬ َ ‫ن‬َ‫ل‬‫و‬‫فم‬َ۟ ََْ ََ ‫ن‬َ‫َغ‬‫ن‬َ‫َة‬‫ۦ‬ ‫س‬َُ۟‫ذ‬َ‫ا‬ ‫ن‬َ‫ل‬‫و‬‫م‬ ‫ن‬َ‫ُب‬ ‫و‬ ‫ا‬ُ‫م‬َ‫س‬‫و‬‫ا‬( (‫سي‬ ‫ر‬ ‫)َٰٓلد‬ Dari ‘Uqbah bin ‘Amir ra, Rasulullah saw bersabda: “Bila kamu melihat Allah memberi pada hamba (perkara) dunia yang diinginkannya, padahal dia terus berada dalam kemaksiatan kepada-Nya, maka (ketahuilah) bahwa hal itu adalah istidraj (jebakan berupa nikmat yang disegerakan) dari Allah.” Kemudian Rasulullah saw membaca ayat yang berbunyi, “Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kami pun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa (Qs Al- An’am: 44).” (HR. Ahmad) Hadits ini diriwayatkan oleh Ahmad dalam Al-Musnad (28/547) dan Al-Tabrani dalam Al-Mu’jam Al-Kabir (17/330) dan Al-Mu’jam Al-Ausath (9/110). Hadits ini juga di-hasan-kan oleh al-‘Iraqi dalam Takhrij Al-Ihya’ (4/162). Dua kritikus Hadits modern, Syu’aib Al-Arnauth menilai Hadits ini hasan dilihat dari jalur lain (hasan li-ghairihi) dan al-Albani dalam Shahih al-Jami’ (nomor Hadits 561) menilainya shahih. Istidraj secara bahasa bermakna naik dari satu tingkat ke tingkat selanjutnya. Sedang istidraj dari Allah kepada hamba dapat dipahami sebagai ‘hukuman’ yang diberikan sedikit demi sedikit, tidak secara langsung. Allah membiarkan hamba ini dan tidak disegerakan hukumannya sebagaimana firman Allah: ‫ن‬َ‫ل‬‫و‬‫ي‬‫و‬‫س‬ُ‫ر‬ َ‫َد‬‫ن‬ َ ‫َا‬‫ت‬ َ ‫م‬ ‫ن‬َ‫و‬ُ‫ا‬ ‫ن‬‫و‬َْ‫ه‬َٰٓ ‫ن‬ َ‫ا‬ ‫ن‬َ‫ُب‬‫و‬‫ل‬َ‫م‬َ‫َن‬ُ Artinya: “Nanti Kami akan menghukum mereka dengan berangsurangsur (ke arah kebinasaan) dari arah yang tidak mereka ketahui.” (Qs Al-Qalam: 44)
  • 15. 15 Al-Munawi dalam Faidh Al-Qadir Syarh Al-Jami Al-Shaghir mengatakan, perkara dunia yang diinginkan hamba dalam Hadits ini berupa harta, anak, dan kedudukan. Dengan kenikmatan itu justru hamba tersebut semakin gencar dalam berbuat maksiat. Akhirnya Allah berikan hamba tersebut istidraj (jebakan) berupa dibukanya pintu kenikmatan lain dan hamba tersebut merasa senang dan nyaman dengan kemaksiatannya disertai dengan hilangnya keinginan bertaubat, apalagi menyesali perbuatannya. Ibnu Katsir dalam tafsirnya menggambarkan bentuk kehidupan hamba dalam istidraj ini adalah dibukanya berbagai pintu rezeki dan sumber penghidupan (kedudukan, jabatan, kehormatan) hingga terperdaya dan beranggapan diri mereka di atas segala-galanya. Ada lima tahap istidraj. Terdapat lima tahapan yang akan dialami oleh hamba yang tidak mengindahkan ajaran Islam sebagai sebuah istidraj. Pertama, Falamma nasuu maa dzukkiru (ketika hamba melupakan peringatan- peringatan agama). Al Thabari dalam tafsirnya berkomentar melupakan perintah agama adalah meninggalkan perintah Allah yang disampaikan Rasulnya. AlRaghib al-Asfahani menjelaskan, melupakan itu timbul ada kalanya disebabkan oleh hati yang lemah disertai dengan kelalaian yang disengaja. Artinya, melupakan itu bukan berarti tidak tahu, tidak ingat atau tidak sadar, tapi juga dalam bentuk kesengajaan, mungkin karena dianggap ajaran Islam itu tidak sesuai dengan konteks masyarakat modern atau alasan-alasan sejenisnya. Kedua, Fatahna ‘alaihim abwaba kulli syai’ (Kami pun membuka semua pintu kesenangan untuk mereka hamba). Diantara bentuk-bentuk kesenangan duniawi yang hamba dapatkan adalah dimudahkan mendapatkan rezeki melimpah di dunia. Hamba tersebut akan dimudahkan mendapatkan kesenangan duniawi apa saja yang diinginkannya. Dengan kesenangan-kesenanga tersebut, si hamba selalu berbuat maksiat, tidak memiliki keinginan bertaubat dan kembali ke jalan yang benar.
  • 16. 16 Ketiga, Hatta idza farihu bima utu (Hingga bila mereka gembira dengan apa yang diberikan). Ketika hamba sedang dalam puncak kebahagiaan menikmati kesenangan duniawinya berupa harta benda, anak banyak, dan kedudukan tinggi di kalangan manusia, namun hidupnya masih jauh dari ketaatan, jauh dari rasa empati pada orang lain, jauh dari masjid dan jauh dari majelis ilmu. Keempat, Akhadznahum baghtatan (Kami siksa mereka dengan sekonyong- konyong). Artinya Allah akan menyiksa hamba tersebut di saat lalai. Qatadah berkomentar, bahwa siksaan yang menimpa suatu kaum secara tiba-tiba adalah urusan Allah. Dan tidak sekali-kali Allah menyiksa suatu kaum, melainkan di saat mereka tidak menyadarinya dan dalam keadaan lalai serta tenggelam dalam kesenangan. Kelima, Fa idza hum mublisun (ketika itu mereka terdiam putus asa). Maksudnya, mereka akan putus harapan dari semua kebaikan. Hamba tersebut telah terperdaya dengan kesenangan duniawi dimana Hasan al-Basri mengatakan, siapa yang diberi keluasan oleh Allah, lalu ia tidak menyadari hal itu merupakan ujian baginya, maka dia terperdaya. Sama halnya seorang yang disempitkan oleh Allah, lalu ia tidak menyadari dirinya sedang diperhatikan oleh Allah, maka dia juga terperdaya. Ketika Allah membiarkan seorang hamba sengaja meninggalkan shalat, meninggalkan puasa, tidak ada perasaan berdosa ketika bermaksiat seperti saat membuka aurat, berat untuk bersedekah, merasa bangga dengan apa yang dimiliki dan mengabaikan semua atau mungkin sebagian perintah Allah, benci terhadap aturan Allah, merasa umurnya panjang dan menunda-nunda taubat, enggan menuntut dan menambah pengetahuan (khususnya agama) serta lupa akan kematian, tapi Allah tetap memberikan hamba tersebut rezeki melimpah, kesenangan terus menerus, dikagumi dan dipuja puji banyak orang, tidak pernah diberikan sakit, tidak pernah diberikan musibah, prestasi akademiknya tambah sukses, hidupnya aman-aman saja, maka hamba tersebut harus berhati-hati karena semuanya itu adalah istidraj. Keadaan tersebut adalah bentuk kesengajaan dan pembiaran oleh Allah pada hamba yang sengaja berpaling dari perintah-Nya dan Allah menunda segala
  • 17. 17 bentuk azab-Nya. Allah membiarkan hamba tersebut semakin lalai dan diperbudak dunia. Semoga kita dihindarkan dari jenis hamba seperti ini dan digolongkan oleh Allah sebagai hamba yang bisa menggunakan kenikmatan duniawi dalam ketaatan. 3. BERITA KENABIAN RASULULLAH SAW YANG DIMUAT DI DALAM KITAB-KITAB SUCI AGAMA LAIN (Kristen, Hindu, Yahudi, dll) - Kenabian Muhammad SAW Telah Diramalkan dalam Kitab Weda? Jika dikatakan bahwa Nabi Muhammad SAW adalah Nabi yang ditunggu umat Yahudi dan umat Kristen, mungkin banyak dari kalangan umat Islam akan setuju, mengingat dalam Al-Qur’an memang terdapat ayat-ayat yang menyatakan kalau kedatangan Nabi Muhammad SAW sebenarnya sudah diberitakan dalam kitab-kitab suci pendahulunya, seperti Taurat & Injil. Sebagaimana tersebut dalam surat As Shaf (61) ayat 6 “Dan (ingatlah) ketika Isa ibnu Maryam berkata: "Hai Bani Israil, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab sebelumku, yaitu Taurat, dan memberi khabar gembira dengan (datangnya) seorang Rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad (Muhammad)". Maka tatkala rasul itu datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata, mereka berkata: "Ini adalah sihir yang nyata". Tapi jika dikatakan bahwa Nabi Muhammad SAW adalah Nabi yang juga ditunggu umat Hindu? Kalimat itu pasti mengejutkan bagi kebanyakan umat Islam maupun umat Hindu, bahkan mungkin bagi umat di luar kedua agama itu. Betapa tidak, syariat dari dua agama itu sangat jauh berbeda. Ternyata berita kedatangan nabi Muhammad SAW tidak saja diberitakan dalam kitab Taurat & Injil, bahkan ramalan (berita) kenabian Muhammad SAW juga terdapat dalam kitab suci umat Hindu, Kitab Weda. Benarkah? Agama hindu termasuk agama tua di dunia. Meski tidak ada kejelasan kapan lahirnya namun dalam sejarah dikenal ada 3 periodesasi, yaitu: pertama: Perkembangan agama hindu di India pada zaman Veda tahun (6000- 2000 SM) kedua: Perkembangan zaman Brahmana tahun (2000-1500 SM) Ketiga : Zaman Upanisad tahun (1500-500 SM) Jadi diperkirakan hinduisme sudah ada kira2 6500 tahun sebelum kedatang Islam.
  • 18. 18 Adalah Pundit Vaid Parkash professor bahasa dari Allahabad University di India yang juga menjadi pandita besar kaum Brahmana, dalam salah satu bukunya berjudul "Kalky Autar" atau Avatar (Petunjuk Yang Maha Agung) yang baru diterbitkan memuat sebuah pernyataan yang sangat mengagetkan kalangan intelektual Hindu. Sang professor secara terbuka dan dengan alasan-alasan ilmiah, mengajak para penganut Hindu untuk segera memeluk agama Islam dan sekaligus mengimani risalah yang dibawa oleh Rasulullah saw, karena menurutnya, sebenarnya Muhammad Rasulullah saw adalah sosok yang dinanti-nantikan sebagai sosok pembaharu spiritual. Prof. Pundit Vaid Parkash (penulis buku) yang masih berstatus pendeta besar kaum Brahmana dan ahli bahasa Sansekerta itu mengatakan bahwa ia telah menyerahkan hasil kajiannya kepada delapan pendeta besar kaum Hindu dan mereka semuanya menyetujui kesimpulan dan ajakan yang telah dinyatakan di dalam buku. Semua kriteria yang disebutkan dalam buku suci kaum Hindu (Wedha) tentang ciri-ciri "Kalky Autar" sama persis dengan ciri-ciri yang dimiliki oleh Rasulullah Saw yang lahir di Makkah. Prof. Parkash menguatkan pernyatannya itu dengan mengutip beberapa hal dari kitab Veda (Weda), kitab suci agama Hindu. Menurutnya, dalam kitab Weda, sosok 'Kalki autar' akan menjadi Pembawa Risalah Terakhir atau Prophet of Bhagwan (Allah) untuk menuntun seluruh dunia. Itu hanya terjadi dalam kasus Nabi Muhammad Saw. Menurut ramalan Hindu, 'Kalki autar' akan lahir di sebuah Jazeerah (Island) dan itu di wilayah Arab yang dikenal sebagai 'jazeeratul Arab'. Dalam kitab 'suci' Hindu, menurut Prof. Parkash, bapaknya bernama "Vishnu Bhagat" dan ibunya bernama "Somanib". Dalam bahasa Sansekerta, 'Vishnu' berarti Allah (swt) dan arti harfiah dari kata 'Bhagat' adalah hamba atau budak, dalam bahasa Arab berarti "Abdun". Oleh karena itu, 'Wisnu Bhagat' dalam bahasa Arab berarti Abdullah (hamba Allah). Sedangkan,'Somanib' dalam bahasa Sansekerta berarti damai (aman) dan tentram yang dalam bahasa Arab berarti kata 'Aminah'. Dan sebagaimana diketahui bahwa ayah Nabi Muhammad bernama Abdullah dan ibundanya bernama Aminah. Dalam kitab Wedha juga disebutkan bahwa 'Kalky autar' akan lahir di kaum yang dihormati dan mulia ditanahnya. Dan ini juga berlaku dalam kasus Nabi Muhammad (saw) karena ia lahir di suku Quraisy yang dihormati di Makkah. Disebutkan pula bahwa 'Kalki Autar' akan diajarkan dalam sebuah gua oleh Bhagwan melalui utusan-Nya sendiri. Hal itu mengingatkan kisah Nabi Muhammad Saw dalam gua Hira' saat didatangi oleh malaikat Jibril dan mengajarkannya tentang wahyu Islam pertama kali.
  • 19. 19 Tertulis dalam buku-buku Hindu bahwa Bhagwan akan memberikan 'Kalky autar' dengan kuda tercepat dan dengan bantuan kuda itu, ia akan naik di seluruh dunia dan tujuh langit. Ini isyarat tentang 'Buraq' dalam peristiwa Isra' Mi'raj Nabi Muhammad Saw. Selain itu, ditulis pula bahwa 'Kalky autar' akan diperkuat dan dibantu oleh Bhagwan. Dalam kasus Nabi Muhammad (saw), beliau dibantu dan diperkuat oleh Allah (SWT) melalui malaikat-Nya dalam perang Badar. - Agama Abrahamik Dalam ilmu perbandingan agama, agama Abrahamik, atau agama Ibrahimiah, yang kadang-kadang disebut pula agama samawi, adalah agama-agama yang berasal dari langit. Karena agama ini berasal dari ajaran Nabi Ibrahim 'Alaihissalam Ibrahim Bahasa Arab ‫هل‬ ‫رسم‬ ‫سۦ‬ ("Ibrahim") atau Abraham (Bahasa Ibrani ‫א‬ַ‫ב‬ ַ ‫ר‬ ָ‫ה‬ ָ‫ם‬ ("Avraham"),kisah hidupnya diriwayatkan dalam Kitab Suci agama Yahudi, agama Kristen, agama Islam dan beberapa agama Abrahamik lainnya. Istilah "monoteisme padang pasir" kadang-kadang digunakan untuk maksud perbandingan serupa dalam konteks historis, dan sekarang istilah ini dianggap menghina.Agama-agama samawi seperti Yahudi, Kristen, Islam dan beberapa agama Abrahamic lainnya, totalnya memiliki pengikut lebih dari setengah[1] dari seluruh pengikut agama di dunia. Namun, banyak dari para pemeluk agama ini yang menolak pengelompokan agama atau kepercayaan mereka seperti ini dengan alasan bahwa agama mereka pada intinya dan dasarnya mengandung gagasan-gagasan yang berbeda, mengenai Abraham, kitab suci, bahkan konsep ketuhanan dan nama Tuhan dalam masing-masing agama juga berbeda. Saat ini di dunia diperkirakan ada sekitar 3,7 miliar orang pemeluk agama Abrahamik. Menurut tradisi Yahudi, Abraham adalah orang pertama dari masa pasca air bah yang menolak penyembahan berhala melalui analisis yang rasional (Sem dan Eber melanjutkan tradisi dari Nuh), dan karena itu ia secara simbolis muncul sebagai tokoh fundamental untuk agama monoteistik. Dalam pengertian ini, agama Abrahamik dapat disebut secara sederhana sebagai agama monoteistik, tetapi tidak semua agama monoteistik adalah agama Abrahamik. Abraham atau Ibrahim diyakini sebagai bapak para Nabi bangsa Arab melalui keturunannya Ismail yang berada dalam rangkaian nabi-nabi Islam, dan dijuluki sebagai Ibrahim Al-khalilullah (kesayangan Allah) dan al-Hanif (yang lurus). Kata "Samawi" berasal dari bahasa Arab As-Samawat (‫سم‬ ‫الف‬ ‫)س‬ yang mempunyai arti "langit", menurut tradisi Islam agama samawi memiliki arti agama dari langit, karena para pengikutnya meyakini agama samawi dibangun berdasarkan wahyu Tuhan melalui perantara malaikat kepada para nabi dan rasul yang kemudian disampaikan kepada umat manusia sebagai panduan jalan hidup.
  • 20. 20 Sedangkan kebalikan dari Agama Samawi mereka sebut sebagai "Agama Ardhi" (‫)َرأ‬ yang artinya Agama Bumi. Beberapa pendapat menyimpulkan bahwa suatu agama disebut agama Samawi jika:  Mempunyai definisi Tuhan yang jelas  Mempunyai penyampai risalah (Nabi/Rasul)  Mempunyai kumpulan wahyu dari Tuhan yang berbentuk lembaran yang ditulis pada kulit hewan, dedaunan, lempengan batu yang diukir dan kitab suci Di dalam Torah dan Al Qur'an, Abraham digambarkan sebagai seorang leluhur yang diberkati oleh Allah (orang-orang Yahudi menyebutnya "Bapa kami Abraham"), dan dijanjikan banyak hal yang besar. Orang Yahudi dan Kristen menganggapnya sebagai bapak bangsa Israel melalui anaknya Ishak; Orang Muslim juga menganggapnya sebagai bapak bangsa Arab melalui anaknya Ismail. Dalam keyakinan Kristen, Abraham adalah teladan bagi iman, dan niatnya untuk taat kepada Allah dengan mempersembahkan Ishak dipandang sebagai pendahulu atau bayang-bayang dari persembahan oleh Allah sendiri atas Anak-Nya, Yesus. Dalam syariat Islam dikisahkan bahwa yang akan dijadikan qurban adalah Ismail dan bukan Ishak, Ibrahim taat kepada Allah dengan mempersembahkan Ismail dan dianggap sebagai salah satu nabi terpenting yang diutus oleh Allah. Dalam Al-Qur'an, Ibrahim disebutkan bukan penganut Yudaisme dan bukan pula seorang penganut Nasrani, tetapi dia memiliki kepercayaan terhadap Allah yang disebut Millah Ibrahim atau al-Hanafiyyah (Agama Hanif).[2] Dalam Al- Qur'an, disebutkan Nabi Ibrahim memiliki lembaran-lembaran suci yang disebut sebagai suhuf. Semua agama Abrahamik berkaitan (atau bahkan berasal dari) Yudaisme sebagaimana yang dipraktikkan di kerajaan Israel dan Yehuda kuno sebelum pembuangan ke Babel, pada awal milennium pertama SM. Banyak orang percaya bahwa Yudaisme di Israel kuno pada zaman Alkitab diperbarui pada abad ke-6 SM oleh Ezra dan oleh para imam lainnya yang kembali ke Israel dari pembuangan. Meskipun menerima orang-orang yang pindah menjadi pemeluknya, Yudaisme tidak menganjurkannya, dan karena itu tidak mempunyai misionaris. Yudaisme menyatakan bahwa orang-orang non-Yahudi dapat hidup benar dengan mengikuti Hukum Nuh, yaitu tujuh perintah universal yang diharapkan diikuti oleh orang-orang non-Yahudi. Dalam konteks ini Rambam (Rabi Moses Maimonides, salah seorang guru Yahudi penting) berkomentar, "Mengutip dari para bijak kita, orang-orang yang benar dari bangsa-bangsa lain mempunyai tempat di dunia yang akan datang, bila mereka telah menemukan apa yang seharusnya mereka pelajari tentang Sang Pencipta." Karena perintah-perintah yang dapat diterapkan kepada orang-orang Yahudi jauh lebih terinci dan berat daripada hukum-hukum Nuh, para sarjana Yahudi biasanya mengatakan bahwa lebih baik menjadi seorang non-Yahudi yang baik daripada seorang Yahudi
  • 21. 21 yang tidak baik, karenanya mereka tidak menganjurkan perpindahan agama. Yang umumnya terjadi, orang-orang yang berpindah ke Yudaisme adalah mereka yang menikah dengan orang Yahudi; di Amerika Serikat, jumlah orang- orang ini diperkirakan mencapai 10.000-15.000 setiap tahunnya. Lihat pula Perpindahan ke Yudaisme. Agama Baha'i memberikan tekanan khusus untuk tidak melakukan proselitisme. Malah hal ini dilarang. Orang-orang Baha'i memang menerima orang-orang yang pindah dari latar belakang segala agama dan etnis dan secara aktif mendukung orang-orang yang secara pribadi melakukan penelaahan tentang kepercayaan ini. Umat Baha'i mempunyai “perintis-perintis” dan “guru-guru keliling” khusus yang pindah ke wilayah-wilayah yang komunitas Baha'inya kecil untuk menolong memperkuat dan memperluasnya.. Para pemeluk agama lain sangat dihormati dan dalam banyak hal dipandang sebagai orang-orang yang secara spiritual atau rohani sejajar. Sementara umat Baha'is memandang hukum-hukum dan wahyu Baha'i unik, mereka tidak menghalangi para pemeluk agama lain dalam upaya spiritual mereka. Mereka juga menjadi pemimpin dalam berbagai upaya antar-iman.
  • 22. 22 4. Al-QURÁN SEBAGAI SUMBER SAINS DAN TEKNOLOGI - Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dalam Al Qur'an Assalammualikum wr. wb. Hai semuanya kali saya akan membahas sedikit mengenail ilmu pengetahuan dan teknologi di dalam Al-Qur’an. Saya menyarankan buku yang dituli oleh Wisnu Arya Wardhana dengan judul Al-Qur;an dan Energi Nuklir, karena saya memang mereferensi dari buku ini. Kita semua tahu bahwa ilmu pengetahuan dan ilmu agama sama pentingnya bagi kehidupan manusia, kedua ilmu itu saling mengisi dalam rangka mencapai kebahagiaan di dunia maupun di akhirat. Albert Einstein juga mengatakan bahwa ‘science without religion is blind and religion without science is lame’. Ilmu pengetahuan tanpa dilandasi agama akan buta dan agama tanpa dilandasi ilmu pengetahuan akan menjadi lumpuh. Pendapat Einstein ini sangat penting untuk umat beragama, karena ilmu pengetahuan yang dikuasai dengan baik akan menjadi bermanfaat bagi umat manusia berkat adanya tuntunan agama. Dalam hal ini agama akan menjadi pelita yang menerangi pemanfaatan ilmu pengetahuan bagi kesejahteraan umat manusia. Dalam Al-Qur’an surat Al ‘Alaq ayat 1-5, Tuhan telah mengisyaratkan agar manusia mau belajar mengusai ilmu pengetahuan. Perintah Tuhan ini dalam firman-Nya berbunyi : “bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang telah mencipatakan. Dia menciptakan manusia dari segumpal darah, bacalah dan Tuhamnulah Yang Maha Pemurah. Yang mengajari manusia dengan perantaraan kalam. Dia mengajari manusia apa yang belum diketahuinya.” Apa yang harus dibaca? Yang harus dibaca adalah alam semesta yang diciptakan Tuhan ini yang banyak mengandung ilmu pengetahuan. Tuhan sengaja menciptakan alam semesta ini agar dipelajari oleh manusia sebagai suatu ilmu pengetahuan. Tuhan juga memberikan ilmu pengetahuan kepada manusia sejak awal penciptaan manusia sebagai pembeda dengan makhluk lainnya. Hal ini dapat dilihat pada surat Al Baqarah ayat 31-33. Dalam ayat-ayat tersebut dijelaskan bahwa Tuhan mengajari (memberi) suatu ilmu kepada manusia yang tidak diberikannya kepada malaikat. Tuhan mengetahui segala yang terlahir maupun yang tersembunyi (di dalam hati) dan ilmu Tuhan sangat luas,
  • 23. 23 meliputi segala rahasia yang ada dilangit dan di bumi. Ilmu yang diberikan Tuhan kepada manusia hanya sebagian kecil saja dari seluruh ilmu Tuhan, seperti yg tercermin dalam firman Allah : “............dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit.”(QS. Al Israa’, 17:85) Jadi, dalam Al-Qur’an selain beribadah Tuhan juga menyuruh kita untuk mebaca dan belajar atau mencari ilmu. Ilmu akan membawa manusia kepada pengakuan akan kebesaran Allah SWT dan hanya orang-orang berilmu sajalah yang mudah menerima kenyataan akan kebesaran Allah SWT tersebut. Lalu bagaimana hubungan Al-Qur’an dengan ilmu pengetahuan dan teknologi? Hubungan Al-Qur’an dengan ilmu pengetahuan dan teknologi kaitannya sangat erat. Ilmu-ilmu yang terdapat dalam Al-Qur’an ada yang langsung mudah dipahami karena tersurat langsung pada ayat-ayatnya, namun ada pula ilmu-ilmu yang dimaksud harus direnungkan terlebih dahulu, perlu pemikiran lebih lanjut karena hanya tersirat pada ayat-ayatnya. Ayat-ayat dalam Al-Qur’an selalu merangsang akal manusia untuk berpikir lebih lanjut tentang isi ayat-ayatnya yang banyak menyangkut tentang ilmu pengetahuan dan teknologi. Ayat-ayat Al-Qur’an juga tidak ada yang menghambat kemauan ilmu pengetahuan dan teknologi, bahkan sebaliknya Al- Qur’an selalu menantang manusia untuk menggunakan akalnya agar mendapatkan pelajaran dari ayat-ayatnya, contoh dalam Surat Ar Rahman, 55:33 : “Hai sekalian jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya kecuali dengan kekuatan.” Ayat diatas mengandung isyarat bahwa manusia harus mempunyai kekuatan untuk mengalahkan gaya tarik bumi, mana kala manusia ingin menembus penjuru langit meninggalkan bumi. Kekuatan apa yang dimaksud ini? Untuk manusia yang hidup pada zaman maju sekarang ini, tentulah tidak sulit untuk mengatakan bahwa kekuatan yang dimaksudkan adalah penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi tentang peroketan yang dapat mengantarkan manusia ke luar angkasa. Seperti contohnya pesawat luar angkasa Apollo 11 milik Amerika Serikat dan Soyuz milik Rusia yang dapat mengalahkan gaya tarik bumi dengan dorongan roket. Contoh ayat lainnya adalah dalam surat Al Anbiyaa’, 21:80 yang berbunyi :
  • 24. 24 “Dan telah Kami ajarkan kepada Daud membuat baju besi (perisai) untuk kamu, guna memelihara kamu dalam pepranganmu. Maka hendaklah kamu bersyukur (kepada Allah).” Ayat diatas menyiratkan mengenai ilmu pengetahuan dan teknologi tentang bagaimana mengerjakan logam (besi) agar bisa dibuat baju besi (perisai) sehingga pemakainya tahan terhadap sebetan pedang dan juga tidak tembus panah. Pada saat ini juga telah dibuat baju (rompi) tahan peluru yang diakai pejabat negara dan petugas keamanan demi keselamatan dari tembakan. Ternyata dalam Al-Qur’an terdapat ayat yang juga mengisyaratkannya, dapat dibaca pada surat Al Hadid, 57:25. Masih banyak lagi pembahasan mengenai ilmu pengetahuan dan ilmu teknologi dlam Al-Qur’an yang pada zaman ini telah ditemukan dan dimanfaatkan. Karena tidak ada satu kitab pun di dunia ini yang lengkap dan sempurna seperti halnya kitab Al-Qur’an. Sekian pembahasan singkat mengenai Al-Qur’an, ilmu pengetahuan dan teknologi semoga bermanfaat untuk kita semua, wassalamualaikum wr. Wb. - AYAT SAINS DAN TEKNOLOGI ‫ن‬َ‫ل‬َ َ ََ ‫ن‬ َ‫ر‬َُ ‫ُوَن‬َُْ ‫س‬ ‫س‬ ‫و‬‫ر‬َ َ‫ا‬ ‫ن‬َ‫ب‬ََ ‫ن‬ ُ‫م‬‫َس‬ ‫َف‬‫ل‬ َ ‫ا‬ ‫س‬ ‫رَأَن‬َ َ ‫َس‬ ‫َف‬‫ن‬َ۟‫ف‬َ‫ا‬ ‫ف‬َ‫م‬ََٓ‫ر‬ ‫َف‬‫ل‬‫و‬‫َفم‬‫ت‬َ‫َم‬‫ن‬َ َ‫ا‬ ‫َف‬‫ت‬َ‫م‬َ‫ن‬َ‫َس‬ ‫وَن‬ُ‫ا‬ ‫ن‬ ُ‫ى‬‫َف‬‫ل‬َ ‫س‬ ‫ن‬َ ‫و‬‫ا‬ ‫ن‬ َ‫ى‬ َ‫م‬ َ ٍ ‫ن‬ ‫و‬َ‫م‬َٰٓ ‫ن‬َ ‫م‬َ‫ا‬ََ ‫ن‬َ‫ُب‬‫و‬‫ت‬ُ‫ا‬َ ‫و‬ُ “Dan apakah orang-orang kafir tidak mengetahui bahwa langit dan bumi keduanya dahulu menyatu kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan Kami jadikan segala sesuatu yang hidup berasal dari air, maka mengapa mereka tidak beriman?” (QS. Al-anbiya: 30) Ayat tersebut berkaitan dengan Big bang theory, yaitu teori terbentuknya alam semesta yang menyatakan bahwa pada awalnya alam semesta merupakan satu kesatuan, kemudian terjadi ledakan besar yang menghasilkan pecahan-pecahan dan meluas. Teori Big Bang ini adalah teori penciptaan bumi yang paling diakui di era modern. Kesesuaian yang harmoni antara Al-Qur’an dengan Teori Big Bang adalah suatu hal yang tidak dapat dielakkan lagi. Hal ini sudah dijelaskan Allah dalam Al- Qur’an 1.400 tahun silam. Ceramah yang bertemakan sains dan teknologi ini disampaikan dalam rangka Buka Puasa Bersama Keluarga Besar PTA Padang di mushalla al-hikmah Pengadilan Tinggi Agama Padang. Ceramah disampaikan menjelang berbuka dihadapan pegawai dan tenaga honorer PTA Padang serta para undangan yang
  • 25. 25 berasal dari suami/ istri pegawai dan karyawan serta undangan yang berasal dari pensiunan PTA Padang. Di dalam Al-Quran terdapat beratus-ratus ayat yang menyebut tentang ilmu pengetahuan dan sains yang merupakan salah satu isi pokok kandungan kitab suci Al-Qur’an. Bahkan kata ‘ilm dan turunannya disebut sebanyak 778 kali. Selain itu sains juga merupakan salah satu kebutuhan agama Islam, hal ini dibuktikan dengan fakta setiap kali umat Islam melaksanakan ibadah memerlukan penentuan waktu yang tepat.Contohnya dalam melaksanakan shalat, menentukan awal bulan Ramadhan, pelaksanaan haji semuanya memiliki waktu tertentu dan untuk menentukan waktu yang tepat diperlukan ilmu astronomi yang memang termasuk dalam sains. Pandangan Islam terhadap ilmu pengetahuan ini bertolak belakang dengan pandangan para ilmuan Barat yang sebagian besar berpaham materialis. Mereka menganggap ilmu pengetahuan tidak dapat disatukan dengan agama. Bahkan para pemikir Barat sekarang ini berada ditengah-tengah peperangan antara agama dan ilmu pengetahuan. Hampir tidak mungkin mereka sekarang ini menerima kenyataan adanya pertemuan secara mendasar antara agama dan ilmu pengetahuan. Secara historis, timbulnya pemikiran tersebut sebenarnya dilatarbelakangi oleh sikap antipati gereja terhadap ilmu pengetahuan pada abad pertengahan.Itulah sebabnya para ilmuan Kristen pada zaman dahulu, seperti Galileo Galilei, dihukum mati oleh gereja, karena penemuan ilmiah mereka yang dianggap bertentangan dengan paham gereja. Menurut Quraish Shihab, pertentangan antara kaum agamawan dengan ilmuan di Eropa itu disebabkan oleh sikap radikal kaum agamawan Kristen yang hanya mengakui kebenaran dan kesucian Kitab Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, sehingga orang-orang yang mengingkarinya dianggap kafir dan berhak mendapatkan hukuman. Dilain pihak, para ilmuan mengadakan penyelidikan-penyelidikan ilmiah yang hasilnya bertentangan dengan kepercayaan yang dianut oleh pihak gereja (kaum agamawan). Akibatnya, tidak sedikit ilmuwan yang menjadi korban oleh penindasan dan kekejaman pihak gereja. Islam adalah agama yang mengajarkan bahwa ilmu pengetahuan dan agama merupakan sesuatu yang saling berhubungan dan melengkapi. Al Qur’an merupakan sumber ilmu pengetahuan, dan ilmu pengetahuan merupakan sarana untuk mengaplikasikan segala sesuatu yang tertuang dalam ajaran Islam. Bukti bahwa Islam merupakan agama yang menekankan pengembangan ilmu pengetahuan adalah dengan ditemukan ratusan ayat yang membicarakan tentang petunjuk untuk memperhatikan bagaimana cara kerja alam dunia ini. Tidak kurang dari 750 ayat al-Qur’an memberikan gambaran kepada manusia untuk memperhatikan alam sekitarnya. Selain itu, biasanya ayat-ayat yang membahasnya diawali maupun diakhiri dengan sindiran-sindiran seperti; “Apakah kamu tidak memperhatikan?”, “Apakah kamu tidak berpikir?”, “Apakah kamu tidak mendengar?”, “Apakah kamu tidak melihat?”. Sering pula di akhiri dengan kalimat seperti “Sebagai tanda-tanda bagi kaum yang berpikir”, “Tidak dipahami kecuali oleh Ulul Albaab”. Demikianlah mukjizat terakhir rasul yang selalu mengingatkan manusia untuk mendengar, melihat, berpikir, merenung, serta memperhatikan segala hal yang diciptakan Allah di dunia ini.
  • 26. 26 ‫ن‬ََْ‫ر‬َ‫ا‬ ‫ن‬ُ‫و‬ََُ‫ر‬ َ‫ح‬َ‫س‬َ ‫س‬ ‫ن‬ُ‫َفب‬‫ه‬ُ‫م‬َ‫ن‬َ‫َم‬ُ ‫َف‬‫ل‬‫و‬‫َي‬‫ت‬َ‫ه‬َ‫ۦ‬ ‫َرَن‬‫ۦ‬‫ن‬َ‫َخ‬ٌ ‫ن‬َ ‫ا‬ ‫ن‬ُ‫َفب‬‫ه‬ُ‫ة‬َ‫س‬َُ “Dia membiarkan dua lautan mengalir yang keduanya kemudian bertemu. Antara keduanya ada batas yang tidak dilampaui masing-masing.” (Q.S. Ar-Rahman:19- 20) Penceramah melanjutkan diantara ayat sains yang ada pada al-quran, pada surat ar-rahman ayat 19-20, bahwa Allah telah membiarkan 2 lautan mengalir yang keduanya kemudian bertemu, namun keduanya tidak bercampur. Dua lautan yang tidak bercampur ini terletak di Selat Gibraltar, selat yang memisahkan benua Afrika dan Eropa, tepatnya antara negera Maroko dan Spanyol. Ceramah ini ditutup sebelum adzan maghrib di Kota Padang.
  • 27. 27 5. PENGERTIAN DAN ORANG-ORANG SALAFUSSALIH YANG SESUNGGUHNYA: ENERASI SAHABAT, TABIIN, DAN TABIITTABIIN) - Mengenal Salafus Shalih, Generasi Beriman di Zaman Rasulullah SAW Mungkin bagi sebagian umat Muslim istilah Salafus Shalih masih terdengar cukup asing. Keberadaan Salafus Shalih sebenarnya sudah ada sejak zaman Rasulullah SAW. Lantas apa yang dimaksud dengan Salafus Shalih? Secara etimologi, Ibnul Faris mengatakan: "Shalafus Shalih terdiri dari huruf sin, lam, dan fa’ yang memiliki pokok arti menunjukkan ‘makna terdahulu’. Termasuk salaf dalam hal ini adalah ‘orang-orang yang telah lampau’, dan arti dari ‘al-qoumu as-salaafu’ artinya mereka yang telah terdahulu." (Mu’jam Maqayisil Lughah: 1995:3) Mengutip Buku Pendidikan Agama Islam karangan Rosidin (2020: 693), Salafus Shalih adalah generasi terdahulu yang beriman kepada Rasulullah SAW. Salafus Shalih terdiri dari tiga generasi Muslim awal yaitu para sahabat, tabi'in (generasi pertama), dan tabi'ut tabi'in (generasi kedua). Salafus Shalih menghabiskan sebagian besar malamnya untuk beribadah dan membaca Alquran. Mereka akan berjihad di jalan Allah SWT dan mencari rezeki melalui berdagang, bertani, serta memberikan manfaat bagi lingkungan terdekatnya. Salah satu Salafus Shalih di zaman Rasulullah SAW adalah Abu Bakar RA. Beliau merupakan pedangang pada zaman Rasulullah SAW. Ia menafkahkan seluruh harta bendanya untuk kebaikan. Ketika beliau menjabat sebagai Khalifah, ia meninggalkan usaha dagangnya dan meluangkan seluruh waktunya untuk mengatur urusan masyakarakat. Lantas bagaimana sifat Salafus Shalih yang sudah ada pada zaman Rasulullah SAW? Berikut uraian lengkapnya yang dikutip dari Buku Pendidikan Agama Islam karangan Rosidin (2020: 69) Sifat Salafus Shalih Adapun sifat-sifat terpuji yang dimiliki para Salafus Shalih yang dapat diteladani kaum Muslim dalam kehidupan sehari-hari adalah: 1. Adil dan Amanah Salafus Shalih tidak menyukai akhlak tercela seperti dusta dan khianat. Mereka bersikap adil dan amanah sebagaimana yang dilakukan Rasulullah SAW. Diriwayatkan bahwa suku Quraisy diresahkan oleh wanita Makhzumiyah yang gemar mencuri. Kemudian mereka meminta pertolongan kepada Usamah bin Zaid RA agar meminta keringanan kepada Rasullah SAW.
  • 28. 28 Usamah RA berkata: “Maukah Anda memberi pertolongan dalam hukum had (pidana) ini? Lalu Nabi SAW bersabda: “Sesungguhnya orang-orang sebelum kalian binasa disebabkan ketika orang terhormat di kalangan mereka mencuri, maka mereka membiarkannya; namun jika orang lemah yang mencuri, maka mereka memberi hukuman had (pidana). Demi Allah, seandainya Fatimah binti Muhammad mencuri, nisacaya akan aku potong tangannya.” 2. MenegakkanKebenaran Salafus Shalih saling berlomba-lomba untuk menegakkan kebenaran dan bersungguh-sungguh menjalankan tugas untuk kepentingan masyarakat. Mereka mau mengakui kesalahan jika mereka memang salah. Mereka juga tidak pernah malu untuk mengakui kesalahan dan kekurangan. Al Zubair ibn Bakar RA meriwayatkan bahwasannya Mu’awiyah RA berpendapat tentang keutamaan Abu Bakar RA, Umar RA, dan para sahabat lain. “Adapun Abu Bakar, maka beliau tidak menghendaki dunia dan dunia tidak menghendaki kesalahan. Karena sesungguhnya kepahlawanan sejati adalah menahan amarah; memaafkan kesalahan; sabar dalam menghadapi berbagai kesakitan dalam upaya melaksanakan kewajiban dan memerangi nafsu yang senantiasa memerintahkan kejelekan.” 3. Mengutamakan Orang Lain Sifat kepahlawanan Salafus Shalih berikutnya adalah mengutamakan kepentingan orang lain. Mereka rela mengalahkan dan mengorbankan sikap mementingkan diri sendiri meski sebenarnya mereka juga sedang membutuhkan. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam Surat Al Hasyr ayat 9 yang berbunyi: “Dan orang-orang (Ansar) yang telah menempati kota Madinah dan telah beriman sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka mencintai orang yang berhijrah ke tempat mereka. Dan mereka tidak menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa yang diberikan kepada mereka (Muhajirin); dan mereka mengutamakan (Muhajirin), atas dirinya sendiri, meskipun mereka juga memerlukan. Dan siapa yang dijaga dirinya dari kekikiran, maka mereka itulah orang-orang yang beruntung." 4. Memberi Ampunan dan Gemar Menolong Salafus Shalih memiliki sifat terpuji memberi kasih sayang kepada orang yang lemah, mengampuni orang yang salah, serta bersikap belas kasih terhadap pihak yang serba kekurangan. Diriwayatkan bahwasannya Umar Ibn Khathab RA mau memaafkan Raja Hurmuzan, Raja Persia yang sering melanggar janji dan menyakiti kaum Muslimin. Padahal jika mau, beliau dapat melampiaskan kemarahannya dengan cara membunuh Raja Hurmuzan.
  • 29. 29 - Siapa Saja yang Termasuk Tabi'in? Secara kebahasaan, tabiin merupakan bentuk jamak dari tabi' artinya yang mengikuti. Orang-orang atau orang-orang Islam yang pernah berjumpa dengan sahabat Nabi Muhammad SAW dan meninggal dalam keadaan iman. Menurut Al-Khatib al Baghdadi (sejarawan dari Baghdad yang hidup pada abad ke-4 hijriyah), seorang muslim dapat dikatakan sebagai tabiin jika pernah bersahabat Nabi SAW, jadi bukan sekedar pernah berjumpa saja. Para ulama ahli hadis membagi generasi tabiin ini dalam beberapa tingkatan (tabaqat) berdasarkan kualitas sahabat yang pernah dijumpainya. Ibnu Sa'ad, misalnya, mengelompokkan tabiin dalam 4 tabaqat, sedangkan Al- Hakim mengelompokannya dalam 15 tabaqat. pengelompokkan tabaqat tabiin sangat relatif dan lebih sulit serta berbeda pengelompokkan tabaqat sahabat yang didasarkan atas keikut sertaannya pada peristiwa peristiwa penting yang dialami Rasulullah SAW. Untuk tabaqat pertama, para ulama sepakat memberi batasan bahwa mereka adalah tabi'in yang pernah berjumpa dan bersahabat dengan sepuluh sahabat yang dijanjikan Rasulullah SAW akan masuk surga. Mereka itu adalah Abu Bakar as-Siddiq, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, Sa'id bin Abi Waqqas, Sa'id bin Zaid bin Amr bin Nufail, Talhah bin Ubaidillah, Zubair bin Awwam, Abdurrahman bin Auf dan Abu Ubaidah bin al-Jarrah. Mereka yang dipandang sebagai tabi'in tabaqat pertama di antaranya Abu Usman an-Nahdi, Qais bin Abbad, Abu Husain bin Munzir, Abu Wa'il dan Abu Raja' at-Taridi. Tabi'in yang diketahui paling dulu meninggal adalah Abu Zaid Ma'mar bin Zaid (wafat tahun 30 Hijriyah). Tabaqat Tabi-in yang paling akhir, menurut pandangan al-Hakim, ialah tabi'in yang sempat berjumpa atau melihat sahabat paling akhir dan menyaksikan wafatnya sahabat tersebut (man laqiya akhiras shahabata mautan (siapa yang melihat/menyaksikan paling akhir wafatnya seorang sahabat). Mereka yang termasuk tabi'in tabaqat terakhir ialah tabi'in yang berjumpa dengan Abu Tufail Amir bin Wa'ilah di Mekah yang berjumpa dengan as-Saib di
  • 30. 30 Madinah yang berjumpa dengan Abu Umamah di Syam (Suriah) yang berjumpa dengan Ubaidilah bin Abi Aufa di Kufah yang berjumpa dengan Anas bin Malik di Basra dan berjumpa dengan Abdullah az-Zubaidi di Mesir. Tabi'in yang paling akhir wafatnya ialah Khalaf bin Khalifah (wafat tahun 181 Hijriyah), karena ia sempat berjumpa dengan Abu Tufail di Mekah. Dengan demikian, periode tabi'in berakhir tahun 181 Hijriyah bersamaan dengan masa pemerintahan Harun ar-Rasyid (170-194 Hijriyah) dari Bani Abbas. Di antara tabi'in yang mempunyai peran besar dalam pengembangan ilmu agama Islam ialah Sa'id bin Musayyab, Nafi' Maula bin Amr, Muhammad bin Sirin, Ibnu Syihab az-Zuhri, Sa'id bin Zubair al-Asadi al-Kufi dan Nu'man bin Sabit. Sa'id bin Musayyab lahir pada tahun 15 Hijriyah, tahun kedua pada pemerintahan Khalifah Umar bin Khattab dan wafat pada tahun 94 Hijriyah. Ayah dan kakeknya adalah sahabat Nabi Muhammad SAW. Ia terkenal karena kewarakan, kezuhudan dan keluasan ilmu pengetahuan di bidang hadis dan fikih. Nafi' Maula bin Amr (wafat 117 Hijriyah) pada mulanya adalah hamba Ibnu Umar yang mengabdi kepada majikannya selama tiga tahun sebelum dimerdekakan. Imam Malik bin Anas adalah sahabat dekat Nafi'. Imam Malik berkata, ''Jika aku menerima hadis dari Nafi' dari Ibnu Umar, aku tidak perlu mendengarnya lagi dari orang lain.'' Dengan demikian, Imam Malik yakin betul dengan setiap hadis yang diriwayatkan Nafi'. Ia juga dikenal sebagai rawi (periwayat) hadis dan ulama fikih Madinah. Muhammad bin Sirin adalah anak seorang maula (hamba yang kemudian) dimerdekakan) Anas bin Malik. Ia lahir dua tahun sebelum berakhirnya pemerintahan Usman bin Affan (32 Hijriyah) dan wafat pada tahun 110 Hijiyah. Ia termasuk ulama fikih di Madinah di samping rawi hadis yang dipercaya.
  • 31. 31 Referensi https://news.detik.com/berita/d-5599775/ini-arti-istidraj-dalam-islam-hati- hati-dengan-nikmat-dunia. https://www.popbela.com/career/inspiration/romi-subhan/pengertian- istidraj https://www.popmama.com/big-kid/10-12-years-old/amelia-putri/apa-itu- arti-istidraj-dalam-agama-islam/5 https://kumparan.com/berita-hari-ini/pengertian-istidraj-lengkap-dengan-ciri- cirinya-1vBe1EkNH6F/full https://id.wikishia.net/view/Istidraj https://www.republika.co.id/berita/qm4fk9320/3-dosa-yang-balasannya-akan- disegerakan-allah-swt-di-dunia-part1 https://www.republika.co.id/berita/qd73x6366/terjebak-istidraj-kenikmatan- part1 https://id.wikipedia.org/wiki/Agama_Abrahamik https://www.steikassi.ac.id/berita/detail/kenabian-muhammad-saw-telah- diramalkan-dalam-kitab-weda https://www.kompasiana.com/alifah97/57d754f2db22bd1e0751ef9d/ilmu- pengetahuan-dan-teknologi-dalam-al-quran https://www.pta-padang.go.id/detailpost/ayat-sains-dan-teknologi https://kumparan.com/berita-hari-ini/mengenal-salafus-shalih-generasi-beriman- di-zaman-rasulullah-saw-1v9CSBn2RFF/full https://republika.co.id/berita/pobyl7313/siapa-saja-yang-termasuk-tabiin