1. ii. Macam-macam Kufur atau kafir
Berdasarkankeragaman makna kafir atau kufur sebagaimana diuraikan di atas danmelihat secara
tekstual dan kontekstual ayat-ayat al-qur'an yangmengungkapakan masalah kekafiran, maka
kufur atau kafir dapat dibedakanmenjadi beberapa macam, yaitu:
a. Kafir harbi,
Yaitukafir yang selalu memusuhi Islam. Apabila berada dalam negara Islammereka senantiasa
ingin memecah belah orang-orang mukmin. Sedangkanapabila berada di luar negara islam
mereka memusuhi orang-orang Islamdan bekerja sama dengan orang-orang yang telah
memerangi Allah swt, danrasul-Nya sejak dulu, guna membuat kerusuhan di muka bumi. Ini
dapatdilihat dalam QS at-Taubah: 107.
b. Kafir 'inad,
Yaitukafir yang mengenal Tuhan dengan hati dan mengakui-Nya dengan lisan,tetapi tidak mau
menjadikanya sebagai suatu keyakinan karena adanyarasa permusuhan, dengki dan semacamnya.
Ini dapat dilihat dalam QS Hud:59, dan Qaf: 24.
c. Kafir Ingkar,
Yaitukafir yang mengingkari adanya Tuhan secara lahir batin, mengingkariadanya rasul-rasul-
Nya serta ajaran-ajaran yang dibawanya, mengingkariadanya hari kemudian. Jenis kafir ini dapat
dikategorikan sebagaipenganut ateisme (paham yang mengingkari keberadaan Tuhan).
Merekahanya percaya pada hal-hal yang bersifat materialisme semata. Ini dapatdilihat dalam QS
al-Jasiyah: 24.
d. Kafir Juhud,
Yaitukafir yang membenarkan dengan hatinya adanya Tuhan dan rasul-rasulnyaserta ajaran-
ajaran yang dibawanya, tetapi tidak mau mengikrarkankebenaran itu secara lahir. Ciri khas dari
jenis kafir ini padadasarnya sama dengan kafir ingkar, terkecuali pada kafir juhud,kesombongan,
keangkuhan, dan rasa superioritas merupakan ciri khas yangsangat dominan. Ini dapat dilihat
dalam QS al-naml: 14.
e. Kafir kitabi,
Yaitukafir yang mengimani beberapa kepercayaan pokok yang dianut islam, akantetapi
kepercayaan mereka tidak utuh, penuh cacat, dan parsial. Merekamembuat diskriminasi terhadap
rasul-rasul Allah, kitab-kitab suci-nya,terutama terhadap nabi Muhammad dan al-qur'an. Mereka
dalam al-Qur'ansering disebut sebagai kelompok ahlul kitab(orang yang diberi kitab).Dan orang
Yahudi dan Nasrani termasuk dalam kelompok tersebut.
f. Kafir nifaq,
2. Yaitukafir yang secara lahiriyah nampak beriman tetapi batinya mengingkariTuhan. Mereka
itulah yang disebut orang munafik, yaitu: orang kafiryang memakai baju mukmin. Watak dasar
mereka adalah khianat, ingkarjanji, dusta, egois, dan ria. Ini dapat dilihat dalam QS al-maidah:
41.
g. Kafir ni'mah,
Yaitukafir yang perbuatannya cenderung menyalahgunakan nikmat-nikmat Tuhan,tidak
mendayagunakan nikmat tuhan pada hal-hal yang diridhai-Nya, dantidak berterima kasih atas
nikmat yang diperoleh dalam hidup ini. Inidapat dilihat dalam QS Ibrahim: 7.
h. Kafir Syirk,
Yaitujenis kafir yang menodai sifat yang paling esensial bagi Tuhan, yaknikeesaan, yang berarti
merusak kemahasempurnaan-Nya. Meskipun merekatidak mengingkari eksistensi Tuhan sebagai
pencipta alam ini, tetapimereka mempercayai keberadaan banyak tuhan sebagai tempat
mengantungkannasib mereka. Ini dapat dilihat dalam QS al-Nisa': 48.
i. Kafir riddah,
Yaitukekafiran yang disebabkan seseorang keluar dari islam. Seorang muslimdinyatakan murtad
apabila ia memberi pengakuan secara sadar dan bebas(tanpa tekanan dan paksaan) bahwa ia
keluar dari Islam atau meyakinisuatu keyakinan (agama) yang bertentangan dengan ajaran dasar
aqidahdan syariat Islam. Ini dapat dilihat dalam QS al-baqarah: 217.
3. Pembagian Orang Kafir dalam Islam
Orang kafir dalam syari‟at Islam ada empat macam :
Pertama : Kafir Dzimmy, yaitu orang kafir yang membayar jizyah (upeti) yang dipungut tiap
tahun sebagai imbalan bolehnya mereka tinggal di negeri kaum muslimin. Kafir seperti ini tidak
boleh dibunuh selama ia masih menaati peraturan-peraturan yang dikenakan kepada mereka.
Banyak dalil yang menunjukkan hal tersebut diantaranya firman Allah Al-„Aziz Al-Hakim :
“Perangilah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan tidak (pula) kepada hari
kemudian dan mereka tidak mengharamkan apa yang telah diharamkan oleh Allah dan Rasul-
Nya dan tidak beragama dengan agama yang benar (agama Allah), (yaitu orang-orang) yang
diberikan Al-Kitab kepada mereka, sampai mereka membayar jizyah dengan patuh sedang
mereka dalam keadaan shogirun (hina, rendah, patuh)”. (QS. At-Taubah : 29).
Dan dalam hadits Buraidah riwayat Muslim Rasulullah shollallahu „alaihi wa alihi wa salllam
bersabda :
“Adalah Rasulullah shollallahu „alaihi wa alihi wa salllam apabila beliau mengangkat
amir/pimpinan pasukan beliau memberikan wasiat khusus untuknya supaya bertakwa kepada
Allah dan (wasiat pada) orang-orang yang bersamanya dengan kebaikan. Kemudian beliau
berkata : “Berperanglah kalian di jalan Allah dengan nama Allah, bunuhlah siapa yang kafir
kepada Allah, berperanglah kalian dan jangan mencuri harta rampasan perang dan janganlah
mengkhianati janji dan janganlah melakukan tamtsil (mencincang atau merusak mayat) dan
janganlah membunuh anak kecil dan apabila engkau berjumpa dengan musuhmu dari kaum
musyrikin dakwailah mereka kepada tiga perkara, apa saja yang mereka jawab dari tiga
perkara itu maka terimalah dari mereka dan tahanlah (tangan) terhadap mereka ; serulah
mereka kepada Islam apabila mereka menerima maka terimalah dari mereka dan tahanlah
(tangan) terhadap mereka, apabila mereka menolak maka mintalah jizyah (upeti) dari mereka
dan apabila mereka memberi maka terimalah dari mereka dan tahanlah (tangan) terhadap
mereka, apabila mereka menolak maka mintalah pertolongan kepada Allah kemudian perangi
mereka”.
Dan dalam hadits Al-Mughiroh bin Syu‟bah riwayat Bukhary beliau berkata :
4. “Kami diperintah oleh Rasul Rabb kami shollallahu „alaihi wa alihi wa sallam untuk memerangi
kalian sampai kalian menyembah Allah satu-satunya atau kalian membayar Jizyah”.
Kedua : Kafir Mu‟ahad, yaitu orang-orang kafir yang telah terjadi kesepakatan antara mereka
dan kaum muslimin untuk tidak berperang dalam kurun waktu yang telah disepakati. Dan kafir
seperti ini juga tidak boleh dibunuh sepanjang mereka menjalankan kesepakatan yang telah
dibuat.
Allah Jalla Dzikruhu berfirman :
“Maka selama mereka berlaku istiqomah terhadap kalian, hendaklah kalian berlaku istiqomah
(pula) terhadap mereka. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertakwa”. (QS. At-
Taubah : 7).
Dan Allah berfirman :
“Kecuali orang-orang musyrikin yang kalian telah mengadakan perjanjian (dengan mereka) dan
mereka tidak mengurangi dari kalian sesuatu pun (dari isi perjanjian) dan tidak (pula) mereka
membantu seseorang yang memusuhi kalian, maka terhadap mereka itu penuhilah janjinya
sampai batas waktunya. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertakwa”. (QS. At-
Taubah : 4).
dan Allah Jallat „Azhomatuhu menegaskan dalam firman-Nya :
“Jika mereka merusak sumpah (janji) nya sesudah mereka berjanji, dan mereka mencerca
agama kalian, maka perangilah pemimpin-pemimpin kekafiran itu, karena sesungguhnya mereka
itu adalah orang-orang yang tidak dapat dipegang janjinya, agar supaya mereka berhenti”.
(QS. At-Taubah : 12).
Dan Rasulullah shollallahu „alaihi wa alihi wa sallam bersabda dalam hadits „Abdullah bin
„Amr riwayat Bukhary :
“Siapa yang membunuh kafir Mu‟ahad ia tidak akan mencium bau surga dan sesungguhnya bau
surga itu tercium dari perjalanan empat puluh tahun”.
5. Ketiga : Kafir Musta‟man, yaitu orang kafir yang mendapat jaminan keamanan dari kaum
muslimin atau sebagian kaum muslimin. Kafir jenis ini juga tidak boleh dibunuh sepanjang
masih berada dalam jaminan keamanan.
Allah Subhanahu Wa Ta‟ala berfirman :
“Dan jika seorang di antara kaum musyrikin meminta perlindungan kepadamu, maka
lindungilah ia agar ia sempat mendengar firman Allah, kemudian antarkanlah ia ke tempat yang
aman baginya. Demikian itu disebabkan mereka kaum yang tidak mengetahui”. (QS. At-
Taubah : 6).
Dan dalam hadits „Ali bin Abi Tholib radhiyallahu „anhu, Rasulullah shollallahu „alaihi wa alihi
wa sallam menegaskan :
“Dzimmah (janji, jaminan keamanan dan tanggung jawab) kaum muslimin itu satu, diusahakan
oleh orang yang paling bawah (sekalipun)”. (HSR. Bukhary-Muslim).
Berkata Imam An-Nawawy rahimahullah : “Yang diinginkan dengan Dzimmah di sini adalah
Aman (jaminam keamanan). Maknanya bahwa Aman kaum muslimin kepada orang kafir itu
adalah sah (diakui), maka siapa yang diberikan kepadanya Aman dari seorang muslim maka
haram atas (muslim) yang lainnya mengganggunya sepanjang ia masih berada dalam Amannya”.
Dan dalam hadits Ummu Hani` riwayat Bukhary beliau berkata :
“Wahai Rasulullah anak ibuku (yaitu „Ali bin Abi Tholib-pen.) menyangka bahwa ia boleh
membunuh orang yang telah saya lindungi (yaitu) si Fulan bin Hubairah. Maka Rasulullah
shollallahu „alaihi wa alihi wa salllam bersabda : “Kami telah lindungi orang yang engkau
lindungi wahai Ummu Hani`”.
Keempat : Kafir Harby, yaitu kafir selain tiga di atas. Kafir jenis inilah yang disyari‟atkan
untuk diperangi dengan ketentuan yang telah ditetapkan dalam syari‟at Islam.
Demikianlah pembagian orang kafir oleh para ulama seperti syeikh Muqbil bin Hadi Al-Wadi‟iy,
syeikh Ibnu „Utsaimin, „Abdullah Al-Bassam dan lain-lainnya. Dan bagi yang menelaah buku-
buku fiqih dari berbagai madzhab akan menemukan benarnya pembagian ini. Wallahul
Musta‟an.
6. Dari penjelasan Imam Ibnu Qudamah itu bisa disimpulkan bahwa orang kafir itu ada tiga
macam:
1. Kafir Ahli Kitab, yaitu Yahudi, Nasrani, dan orang-orang yang menjadikan Taurat dan Injil
sebagai kitab sucinya seperti orang Sameria dan Eropa.
2. Kafir yang memiliki serupa kitab (mirip Taurat atau Injil), yaitu orang Majusi.
3. Kafir yang tidak punya kitab dan tidak punya serupa kitab, mereka adalah para penyembah
berhala dan lain-lainnya.
Tiga jenis kafir itu ada hukum-hukumnya masing-masing.
1. Kafir Ahli Kitab, diperangi sampai tunduk membayar jizyah. Sembelihan mereka halal,
wanita-wanita muhshonat (yang „iffah/ menjaga diri) halal dinikahi. Namun laki-lakinya tetap
haram menikahi wanita muslimah, karena mereka adalah kafir. Haramnya menikahi wanita
muslimah itu berdasarkan Al-Qur‟an Surat Al-Mumtahanah/ 60 ayat 10.
2. Kafir Majusi, diperangi sampai tunduk dan membayar jizyah, sedang wanitanya haram
dinikahi (apalagi lelakinya haram menikahi wanita muslimah), dan sembelihannya pun haram
dimakan. Larangan menikah dengan mereka itu berdasarkan QS Al-Mumtahanah/ 60 ayat 10 dan
Al-Baqarah ayat 221.
3. Kafir yang bukan Ahli Kitab dan bukan Majusi, diperangi sampai mau menerima Islam
(Madzhab Hanafi dan Maliki). Kafir musyrik ini sembelihannya haram dimakan, dan wanitanya
haram dinikahi, serta lelakinya haram menikahi wanita muslimah. Larangan itu berdasarkan Al-
Qur‟an Surat Al-Baqarah/ 2 ayat 221, dan Al-Mumtahanah/ 60 ayat 10. Mereka itu adalah orang-
orang kafir musyrikin, ada yang beragama Hindu, Budha, Sinto, Animisme, Dinamisme,
Kejawen yang menentang Islam, Perdukunan, penyembah kokolot, aliran-aliran kepercayaan
kemusyrikan –baik local maupun nasional bahkan internasional, spiritualism, pemuja roh nenek
moyang, penyembah kuburan, tepekong, patung/ berhala, Konghucu, penyembah matahari,
bulan, bintang, kerbau, dan mereka yang percaya/ menyembah benda-benda keramat dan aneka
kepercayan yang tidak sesuai dengan Islam, dan para penyembah hak asasi manusia.
Ketiga jenis kafir itu (Ahli Kitab, Majusi, dan musyrikin) semuanya ditegaskan akan kekal
selama-lamanya di neraka jahannam dan seburuk-buruk manusia. Ini berdasarkan Al-Qur‟an
Surat Al-Bayyinah: 6.