Teks tersebut membahas tentang sifat dengki, termasuk definisi, bahaya, dan contoh-contoh kasus historis yang terjadi akibat dengki. Ditekankan bahwa dengki dapat memicu perpecahan dan konflik, serta menjauhi kebaikan di dunia dan akhirat.
1. JANUARI 2014/SHAFAR 1435 11
TIM PENULIS: Mahladi (Pemimpin Redaksi Kelompok Media Hidayatullah),
Hamim Thohari (Ketua Dewan Syura Hidayatullah), Hanif Hannan (Anggota Dewan
Syura Hidayatullah), Ahkam Sumadiyana (Pengurus Pimpinan Pusat Hidayatullah).
Penanggung jawab Rubrik: Deka Kurniawan. Fotografer: Muh. Abdus Syakur
Cabang iman ke-21
K
ompetisi pemilihan kepala daerah
(pilkada) kerap kali berujung rusuh.
Pemicunya tak lain adalah perasaan
tak senang. Tak senang mendapati
dirinya kalah, dan tak juga senang
melihat pesaingnya menang.
Dalam berbagai event olahraga, rasa dengki
ini juga kerap muncul. Para supporter merasa
tak senang mendapati timnya kalah, dan tak
suka melihat tim lawan menang. Perasaan ini
berkembang menjadi saling ejek, lalu berubah
menjadi adu fisik antar supporter.
Mengapa rasa dengki itu bisa menular dengan
mudah di negeri ini? Jawabnya, karena kita belum
sungguh-sungguh mengimani ajaran Islam. Kita
tak merasa takut kebaikan-kebaikan kita hangus
terbakar oleh perasaan dengki, sebagaimana
disabdakan oleh Rasulullah dalam Hadits
di atas. Kita justru membiarkan perasaan itu
tumbuh subur pada diri kita, pada keluarga kita,
juga pada lingkungan kita.
Ayo, kita selamatkan bekal akhirat yang telah
kita kumpulkan selama ini dengan cara menjauhi
dengki.
Wallahu a’lam.
kajian utama
Jauhi Dengki
Selamatkan Kebaikanmu
Jauhilah olehmu sekalian sifat dengki
karena dengki itu memakan segala
kebaikan seperti api memakan kayu
(Riwayat Ibnu Majah)
RASULULLAH BERSABDA, “IMAN ITU ADA 70
CABANG LEBIH ATAU 60 CABANG LEBIH. YANG PALING
UTAMA ADALAH UCAPAN LA ILAHA ILLALLAH, DAN
YANG PALING RENDAH ADALAH MENYINGKIRKAN
RINTANGAN KOTORAN DARI TENGAH JALAN, SE
DANG RASA MALU ITU JUGA SALAH SATU CABANG
DARI IMAN”.
RIWAYAT MUSLIM
IMAN, DENGAN 70 CABANGNYA, ADALAH PONDASI
DARI BANGUNAN PERADABAN ISLAM. SUARA HIDA
YATULLAH AKAN MENGUPAS CABANGCABANG IMAN
INI UNTUK MENGANTARKAN KITA KEPADA CITACITA
TEGAKNYA KEMBALI PERADABAN MADINAH!
JANUARI 2014/SHAFAR 1435 11
2. SUARA HIDAYATULLAH | www.hidayatullah.com12
S
uatu ketika Ummu Salamah mengadu kepada
Rasulullah , “Wahai Rasulullah,” jelas wanita
bernama asli Hindun binti Abu Umayyah ini.
“Kaum lelaki pergi berperang sedang kami
tidak. Warisan yang kami dapatkan juga hanya
separuh dari mereka.”
Pengaduan tersebut dijawab langsung oleh Allah
dengan menurunkan ayat:
opqrstuvw
Dan janganlah kamu iri hati terhadap karunia yang
telah dilebihkan Allah kepada sebagian kamu atas seba-
gian yang lain. (An-Nisa [4]: 32)
Pada riwayat yang lain, beberapa orang perempuan
berkata, “Seandainya kami laki-laki maka kami bisa berji-
had sebagaimana mereka berjihad dan berperang di jalan
Allah .”
Ayat di atas diturunkan sebagai bentuk larangan agar
para perempuan tidak berangan-angan menjadi laki-
laki. Wanita tidak boleh iri hati kepada seseorang karena
kelaki-lakiannya.
Ibnu Katsir lebih tegas lagi mengatakan, “Ayat di atas
melarang kaum Muslimin mendengki saudaranya ter-
hadap nikmat duniawi yang dikaruniakan kepada hamba-
Nya. Sebaliknya, Allah justru menganjurkan dengki
terhadap urusan agama (akhirat).”
Definisi Dengki
Sayyid Quthub menjelaskan, “ Dengki adalah perasaan
tidak senang terhadap nikmat yang diberikan Allah
kepada orang lain, dan berharap agar nikmat itu pupus
darinya.”
Kedengkian tersebut, kata Quthub, bisa diikuti oleh
usaha untuk melenyapkan nikmat tersebut dari orang
yang didengkinya, atau berhenti sebatas pada perasaan
tidak senang saja.
Dengki atau hasad pada hakekatnya adalah sifat orang
munafik yang tidak setuju terhadap ketentuan Allah .
Mereka merasa gundah dan bersedih hati jika orang lain
mendapat karunia lebih dari Allah . Mereka itu digam-
barkan oleh Allah dalam al-Qur`an:
°±²³´µ¶¸¹º
Jika kamu memperoleh kebaikan, niscaya mereka ber-
sedih hati, tetapi jika kamu mendapat bencana, mereka
bergembira karenanya. (Ali Imran [3]: 120)
Bahaya Dengki
Setidak-tidaknya ada beberapa bahaya yang mengin-
tai orang yang suka mendengki. Pertama, orang yang
mendengki tidak rela menerima ketentuan Allah .
Perbuatan ini bisa sampai merusak aqidah dan meng-
goyahkan sendi-sendi keimanan. Naudzu billah, sifat ini
harus dijauhi.
Kedua, orang-orang yang hasad selalu melakukan
makar kepada sesamanya. Di antara mereka ada yang ber-
niat sungguh-sungguh, dengan segala upaya melenyapkan
nikmat yang telah diberikan oleh Allah kepada orang
yang diberi nikmat. Mereka tidak mendapatkan apa-apa
kecuali kerugian atas diri mereka sendiri.
Ketiga, orang yang hasad itu temannya iblis dan
orang-orang kafir. Jika iblis sangat menginginkan kehan-
curan bagi kaum Muslim maka orang-orang yang hasad
juga punya keinginan yang sama. Demikian juga dengan
keinginan orang-orang kafir.
kajian utama
Hati-hati, Penyakit Dengki Mengintai Kita
3. JANUARI 2014/SHAFAR 1435 13
Agar kita bisa hidup lebih tentram, hati tenang, dan
bisa menikmati hidup bahagia bersama keluarga, sahabat,
dan sesama kaum Muslimin, maka kita harus menjauhi
sifat dengki.
Rasulullah bersabda,“Janganlahkaliansangatmem-
benci, saling memutuskan hubungan, saling mendengki,
dan saling bermusuhan. Jadilah kalian hamba-hamba
Allah yang bersaudara.” (Riwayat Bukhari dan Muslim)
Dibolehkan
Pada umumnya dengki itu haram dan terlarang. Akan
tetapi ada kedengkian yang diperbolehkan agama, bahkan
sangat dianjurkan, yakni mendengki dalam berlomba-
lomba berbuat kebaikan.
Umar adalah salah seorang Sahabat yang dengki
kepada Abu Bakar atas berbagai perbuatan baik
yang dilakukannya. Suatu hari ia ingin menyedekahkan
separuh hartanya untuk Islam dan menganggap telah
mengalahkan Abu Bakar atas kedermawannya. Akan
tetapi ternyata Abu Bakar telah menyedekahkan seluruh
harta miliknya sehingga tak ada yang tersisa apapun.
Berlomba-lomba untuk mendapatkan surga merupa-
kan perbuatan mulia yang sangat dianjurkan agama. Allah
berfirman:
cdefghijk
lmnopqr
Berlomba-lombalah kamu kepada ampunan dari
Tuhanmu dan surga yang luasnya seluas langit dan bumi,
yang disediakan bagi orang-orang yang beriman kepada
Allah dan Rasul-rasul-Nya. (Al-Hadid [57]: 21)
Bersaing untuk berbuat baik merupakan anjuran
agama. Terhadap hal ini tidak ada larangan. Allah
berseru:
?@A
Maka berlomba-lombalah kalian dalam berbuat
kebaikan. ( Al-Baqarah [2]: 148 )
Ada dua perbuatan baik yang secara spesifik disebut
oleh Rasulullah yang seharusnya kita merasa iri untuk
melakukannya. Beliau bersabda, “Tidak boleh dengki
kecuali dalam dua hal, (yaitu) seseorang yang Allah
telah ajarkan kepadanya al-Qur`an, dan ia membacanya
pada siang dan malam hari. Tetangganya mendengarkan
lalu berkata, ‘andai aku dikaruniakan seperti yang dikaru-
niakan kepada si fulan itu, maka aku akan melakukan
seperti yang ia lakukan.’ Dan seseorang yang Allah
titipkan kekayaan lalu dia nafkahkan di jalan yang benar.
Maka orang lain berkata, ‘seandainya aku dikaruniai
seperti yang dikaruniakan kepada si fulan, maka aku akan
melakukan apa yang dilakukannya,’.” (Riwayat Bukhari).
Wallahu a’lamu bish-Shawab.
Allah berfirman:
^_`abcdef
ghijklmnop
qrstuvwxyz{|
}~ﮯ¡
Sebagian besar ahli kitab menginginkan agar mereka
dapat mengembalikan kamu kepada kekafiran setelah
kamu beriman, karena dengki yang (timbul) dari diri
mereka sendiri, setelah nyata bagi mereka kebenaran.
Maka maafkanlah dan biarkanlah mereka, sampai Allah
mendatangkan perintah-Nya. Sesungguhnya Allah Maha
Kuasa atas segala sesuatu. (Al-Baqarah [2]: 109)
Keempat, orang yang hasad akan terperangkap dalam
lingkaran kemaksiatan seperti buruk sangka, ghibah, adu
domba, dan menistakan harga diri orang lain. Kebencian
dan kedengkiannya akan mendorong perbuatan tercela
tersebut.
Kelima, orang yang dengki akan mendapatkan siksa di
akhirat. Di dunia mereka rugi, di akhirat mereka menda-
patkan siksa neraka, Na’udzu billah.
Adakah orang zalim yang medapatkan kesialan
melebihi kesialan yang diterima para pendengki? Ia ber-
buat zalim kepada orang lain, tapi justru dia sendirilah
yang merasakan langsung akibatnya.
Bagaimana tidak? Setiap kali
mereka melihat orang lain mendapat
kenikmatan, hatinya galau. Setiap kali
orang lain mendapatkan keberkahan
dari Allah , jiwanya berduka.
Itulah sebabnya kita dianjurkan untuk
senantisa berdoa setiap hendak tidur
dengan membaca surat al-Falaq yang
berisi permohonan agar terlindungi dari
sifat hasad.
Rasulullah juga mewanti-
wanti agar kita berhati-hati dari tiga
keburukan yang menjadi pangkal semua
kejahatan. Sabda beliau, “Jauhi olehmu
sifat sombong. Sebab iblis terbawa sifat
sombong sehingga menolak perintah
Allah untuk bersujud, menghormati
Nabi Adam. Jauhilah sifat serakah, karena
Adam terbawa sifat serakah sehingga dia
makan dari pohon yang dilarang Allah
. Dan jauhilah olehmu sifat dengki,
karena salah seorang putra Adam mem-
bunuh saudaranya karena sifat dengki.
Ketiga sifat itulah yang menjadi asal
segala kesalahan. (Riwayat Ibnu Asaakir)
4. SUARA HIDAYATULLAH | www.hidayatullah.com14
olah dibenarkan, dibanggakan, diekspresikan, bahkan
diperjuangkan.
Ideologi komunis, misalnya, memiliki nafas kedeng-
kian di dalamnya. Yakni, dengki yang disulut oleh harta
kelas borjuis.
Dalam pandangan mereka, harta kekayaan kelas
borjuis hanya didapat dari menghisap keringat dan darah
kaum proletar (buruh). Maka mereka pun melakukan
berbagai aksi, mulai unjuk rasa, perampasan, hingga
perjuangan menghapus hak milik. Dorongan inilah yang
membuat mereka beringas dan membuat sejarah berda-
rah tanpa rasa bersalah.
Contoh lain adalah kedengkian kaum Yahudi kepada
Nabi Muhammad . Mereka sebenarnya mengetahui
berita akan datangnya Nabi akhir zaman dari kitab suci
mereka. Mereka pun menunggu-nunggunya. Tapi karena
orang yang mendapat kemuliaan kerasulan itu bukan dari
kalangan mereka, maka mereka tak mau menerimanya.
Ini karena kedengkian telah menutupi akal dan hati.
Mereka ingkar karena kedengkiannya.
Sejarah umat Islam sendiri juga tak lepas dari peris-
tiwa kelam akibat kedengkian. Kesatuan umat diporak-
porandakan oleh seorang Yahudi bernama Abdullah bin
Saba’. Ia menyusup masuk Islam pada zaman Khalifah
Utsman dan menebarkan berbagai cara untuk me-
mecah kaum Muslim.
Gembong munafiqin ini memuja-muja Sahabat Ali
secara berlebihan. Ali dianggap satu-satunya Sahabat
yang paling berhak menggantikan Rasulullah . Namun
Ali bukannya gembira. Beliau malah menghardik dan
mengusirnya.
Sayangnya sebagian kalangan justru terbius tipu
dayanya dan ikut mendewakan Ali serta menghujat
para Sahabat lainnya. Mereka mengutuk Abu Bakar,
Umar, Utsman yang mereka anggap menyerobot kepem-
impinan Ali . Peristiwa syahidnya Husain bin Ali se-
makin mengeruhkan keadaan. Peristiwa berdarah dalam
sejarah akibat fitnah dan dengki itu masih membawa luka
mendalam hingga kini.
Rugi Abadi
Sudah semestinya kita berusaha menjauhi sifat dengki.
Sungguh tidak ada untungnya menyimpan dengki. Yang
ada justru kerugian abadi.
Amat menderita orang yang merasa susah melihat
orang lain senang serta senang melihat orang lain susah.
U
mur penyakit dengki seusia sejarah manusia.
Sebab, dengki inilah yang mendorong Qabil,
salah seorang putra Nabi Adam , mem-
bunuh Habil, juga putra Nabi Adam .
Sebelumnya, Adam telah memutuskan
bahwa Habil akan menikahi adik kembar Qabil yang can-
tik. Sementara Qabil harus menikahi adik kembar Habil
yang dinilainya jelek.
Karena perasaan dengki, Qabil menganggap ayahnya
tidak adil dan pilih kasih. Lalu turunlah perintah Allah
agar keduanya mempersembahkan kurban hasil pekerjaan
masing-masing.
Namun Allah hanya menerima kurban Habil karena
kualitasnya bagus. Sementara persembahan Qabil ditolak
karena buruk mutunya.
Melihat kenyataan ini, kedengkian Qabil kepada Habil
kian menjadi-jadi. Ia pun mengancam akan membunuh
Habil. Terjadilah perkelahian seru antara keduanya. Inilah
peristiwa pertama manusia menumpahkan darah.
Allah berfirman:
UVWXYZ[]^_
`abcdefghij
klm
Ceritakanlah kepada mereka kisah kedua putera
Adam (Habil dan Qabil) menurut yang sebenarnya. Ketika
keduanya mempersembahkan kurban, maka diterimalah
(kurban) salah seorang dari mereka (Habil) dan tidak
diterima yang lainnya (Qabil). Ia berkata (Qabil), “Aku
pasti membunuhmu!” Berkata (Habil), “Sesungguhnya
Allah hanya menerima (kurban) dari orang-orang yang
bertakwa.” (Al-Maidah [5]: 27)
Dengki Ideologis
Dengki memang acap kali melatarbelakangi berbagai
perselisihan antar manusia. Mulai dari persengketaan
dalam keluarga, perselisihan antar tetangga, perkelahian
antar kelompok, sampai bentrok antar pendukung kekua-
tan politik.
Jika dengki tersebut dibungkus oleh ideologi, maka
akibatnya lebih berbahaya lagi. Saat dengki masih telan-
jang, orang akan mudah melihat kebusukannya, kemudian
berusaha menjauhinya. Tetapi saat dengki sudah dibung-
kus ideologi maka akan tampak keindahannya, seolah-
Raih Surga dengan Membersihkan Dengki
kajian utama
5. JANUARI 2014/SHAFAR 1435 15
kepadamu. Sesungguhnya Allah mengetahui segala apa
yang mereka kerjakan. (Ali Imran [3]: 120)
Sebagai Muslim sejati, kita harus mengimani bahwa
Allah Maha Pemurah dan Maha Bijaksana. Di sisi lain,
kita juga harus menyadari bahwa Allah memiliki hak
prerogatif untuk memberi kelebihan rezeki atau kekua-
saan kepada sebagian manusia atas sebagian yang lain.
Jika sudah demikian maka kita akan ridha dengan
semua keputusan-Nya. Bahkan kita ikut bersyukur bila
mendengar ada orang lain mendapat karunia lebih dari
kita. Bukankah kita tak perlu repot-repot lagi membaha-
giakannya?
Jika memang kita ingin mendapat karunia seperti
orang tersebut, minta saja pada Allah , bukan memu-
suhinya atau berharap ia mendapat kecelakaan.
Lihatlah seorang yang dikatakan Rasulullah se-
bagai penduduk Surga padahal ia bukan Sahabat utama.
Amalnya juga tampak tak ada yang istimewa dibanding
Sahabat lainnya. Apa rahasianya?
Ternyata, setiap mau tidur, ia luangkan waktu sejenak
untuk memaafkan semua orang yang menyakitinya hari
itu. Dalam hatinya tak ada rasa dengki sedikit pun. Tam-
paknya, amal dan ibadahnya utuh, tidak ada yang terbakar
karena jauh dari dengki.
Nah. Jika ingin surga, bersihkan dengki dari hati.
Bebas dengki surga menanti. Insya Allah!
Wallahu a’lamu bish-Shawab.
Melihat tetangga membeli kulkas, malah meriang. Te-
mannya naik jabatan, justru kepanasan.
Dia tak sadar bahwa di sekitarnya akan terus ada orang
yang mendapat nikmat melebihi kenikmatan yang ia da-
patkan. Sepanjang waktu itu pula dia akan tersiksa tiada
henti.
Bahkan orang yang berilmu pun, bila terjangkit sifat
dengki, akan merugi. Ilmu yang dimilikinya bukan untuk
memperbaiki diri tetapi justru untuk mencari kelemahan
orang lain. Ia merasa bangga bila berhasil melumpuhkan
orang lain dengan argumentasinya. Inilah bahayanya
dengki.
Menurut Al-Faqih Abi Laist Samarqandi, ada lima
bencana yang akan menimpa diri si pendengki sebelum
rasa dengki itu mengena sasarannya. Pertama, hatinya
selalu kacau. Kedua, ditimpa bala (cobaan) yang tiada
pahala baginya. Ketiga, mendapat seburuk-buruk celaan.
Keempat, dimurkai Allah . Kelima, tidak mendapat
taufik Allah .
Selain itu, dengki juga akan merusak amal-amal kebai-
kan seseorang di hadapan Allah . Sebaik dan sebanyak
apa pun amal, jika dengki dipelihara dalam hati, akan
membakar dan menghanguskan semua amal itu. Bukan-
nya pahala yang diterima kelak di akhirat, malah dosa
yang bergunung- gunung.
Hadapi dengan Akhlak
Setelah Nelson Mandela dipenjara oleh rezim kulit
putih selama 21 tahun, ia tidak mendengkinya. Ia justru
memaafkannya.
Pemaafan ini berbuah persatuan Afrika Selatan.
Bayangkan kalau ia membalas perlakuan itu dengan me-
menjarakan musuh politiknya, maka permusuhan kulit
hitam dan putih mungkin akan tetap berlangsung sampai
sekarang.
Begitulah fitrah manusia. Jika kedengkian dibalas
dengan kedengkian maka keduanya akan terjerembab ke
dalam kubang kehinaan. Orang yang membalas kedeng-
kian dengan kedengkian, tanpa sadar telah tertular oleh
penyakit hati yang tadinya diidap oleh orang lain. Maukah
kita ikut-ikutan sakit?
Rasulullah mencontohkan agar kita senantiasa
bersabar dan bertakwa kepada Allah saat menghadapi
para pendengki. Rasulullah telah membuktikan bahwa
bahaya yang diakibatkan oleh rasa dengki akan lewat
begitu saja dengan dua hal tersebut.
Allah berfirman:
IJKLMNOPQRS
TUVWX
… Jika kamu bersabar dan bertakwa, niscaya tipu daya
mereka sedikitpun tidak mendatangkan kemudharatan
6. SUARA HIDAYATULLAH | www.hidayatullah.com16
P
enyakit dengki memiliki latar belakang sejarah
yang panjang. Ia juga mempunyai instruktur
yang sangat berpengalaman, berwawasan luas,
berumur panjang, dan sudah sangat teruji.
Yakni iblis la’natullah ‘alaihi.
Kedengkian iblis dimulai sejak diciptakannya nenek
moyang manusia, Nabi Adam . Ketika para malaikat
diperintahkan untuk bersujud kepada Adam , kemu-
dian mengajarkannya nama-nama segala sesuatu, lalu
Allah menempatkan Adam di sisi-Nya, iblis tidak suka.
Kedengkian itu diwariskan iblis kepada umat manusia
sepanjang zaman. Di zaman Rasulullah , iblis menebar
kedengkian dengan memprovokasi penduduk Quraisy.
Kedengkian mereka dilukiskan oleh Allah dalam
firman-Nya:
}~ﮯ¡¢£¤¥¦§
Dan mereka berkata, “Mengapa al-Qur`an ini tidak
diturunkan kepada seorang besar dari salah satu dua
negeri ini (Makkah dan Thaif)?” (Az Zukhruf [43]: 31)
Kedengkian serupa juga dikobarkan iblis ke dalam
dada kaum Yahudi. Bahkan, kedengkian mereka bukan
sekadar persoalan duniawi dan kemanusiaan tetapi sudah
memasuki wilayah kekuasaan Tuhan. Hal ini diceritakan
oleh Ummul Mukminin Aisyah tentang perkataan
Rasulullah .
“Sesungguhnya mereka tidaklah dengki kepada
kita terhadap sesuatu sebagaimana dengkinya mereka
terhadap hari Jumat yang telah Allah tunjukkan kepada
kita dan mereka sesat darinya; dengki terhadap kiblat
yang telah Allah tunjukkan kepada kita dan mereka sesat
darinya; dan dengki terhadap ucapan amin kita di bela-
kang imam.” (Riwayat Ahmad dalam Ashl Sifat Sholah
an-Nabi Saw:I/389)
Pada kesempatan lain Rasulullah menyatakan,
“Penyakit umat sebelum kalian telah menjalar kepada
kalian, yaitu hasad dan kebencian. (Keduanya) adalah
pencukur. Aku tidak mengatakan pencukur rambut na-
mun pencukur agama,” (Riwayat Turmudzi dan Ahmad,
dalam Shahih Sunan at-Turmudziy: 2038)
Boleh jadi permasalahan yang menimpa umat Islam
saat ini juga diakibatkan oleh penyakit dengki. Jika hal itu
benar maka umat Islam sekarang sedang berhadapan de
ngan penyakit yang sangat sulit dibersihkan. Padahal ujian
dan cobaan keimanan yang lainnya masih sangat banyak.
kajian utama
Cara Bijak Menghapus Dengki
Untuk itu, kita harus waspada terhadap penyakit
dengki dan yang semisalnya. Ini seperti disampaikan oleh
Abu Hurairah bahwasanya Rasulullah bersabda,
“Waspadalah kalian terhadap persangkaan, sesungguh
nya persangkaan itu sedusta-dustanya ucapan. Janganlah
kalian bertahassus (mengumpulkan keburukan orang),
jangan bertajassus (mencari kesalahan orang lain), jangan
saling bersaing, jangan saling mendengki, jangan saling
membenci, jangan saling bermusuhan,” (Riwayat Muslim
dan Bukhori dalam Shahih al-Jaami’ ash-Shaghir: 2679
dan Ghayah al-Maram: 417)
Oleh karena itu, kita harus berjuang keras member-
sihkan penyakit dengki tahap demi tahap agar keimanan
kita semakin kuat dan sempurna. Bagaimana caranya?
Berikut ini adalah uraiannya.
Pertama, ikhlas.
Dari Zaid bin Tsabit , bahwasanya Rasulullah
7. JANUARI 2014/SHAFAR 1435 17
mendapatkan jalan kebaikan pada ucapannya itu.” (Tafsir
Ibnu Katsir 4/212)
Bersedekah
Sedekah bisa membersihkan hati dan mensucikan
jiwa seseorang. Oleh sebab itu, Allah memerintahkan
kepada Nabi agar mengambilnya, sebagaimana ditulis
dalam al-Qur`an:
srqponmlkj
Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan
zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka
dan berdoalah untuk mereka… (At-Taubah [9]:103)
Puasa tiga hari dalam satu bulan
Puasa adalah amalan yang bermanfaat untuk mereda-
kan kekuatan syahwat dan amarah, serta melemahkan
keinginan balas dendam. Puasa, dengan izin Allah ,
dapat menghilangkan kemarahan serta rasa dendam.
Tentang hal ini Nabi bersabda, “Maukah kalian aku
kabarkan sesuatu yang bisa menghilangkan kedengkian
hati? Berpuasalah kalian tiga hari dalam satu bulan.” (Sha-
hih An-Nasa’i: 2358, 2386)
Membaca al-Qur`an
Al-Qur`an adalah penawar bagi segala penyakit.
Orang yang merugi adalah orang yang tidak mendapat-
kan obat dengan diturunkannya al-Qur`an, sebagaimana
firman Allah dalam al-Qur`an Surat Yunus [10] ayat
57.
Memberi nasihat
Nasihat juga merupakan salah satu sebab bersihnya
hati dari rasa iri dan dengki. Orang yang memberikan
nasihat harus meluruskan niatnya dan tidak merasa berat
dalam menasihati. Menampakkan kebenaran, bukan
menunjukkan cela, merendahkan, atau menunjukkan
kekurangan serta kebodohan yang dinasihati. (Kitab Al-
Farq Baina An-Nashihah wa At-Ta’yiir: 35)
Sebagai kesimpulan, menurut Imam Ibnul Qayyim
Al-Jauziyah, ada perbedaan mendasar antara hati yang
bersih dengan hati yang kotor, yang teperdaya, dan yang
lalai. Hati yang bersih selamanya tidak akan menghendaki
keburukan sedikit pun sehingga ia pun akan selamat dari
keburukan tersebut.
Ibnul Qayyim berkata, “Hati yang lalai adalah hati
yang dimiliki oleh orang jahil dan kurang pengetahuan-
nya. Hati yang lalai merupakan sesuatu yang tidak terpuji
bahkan tercela. Sedangkan seseorang akan dikatakan baik
bila terhindar dari keadaan seperti itu.” (Kitab Al-Jawabul
Kaafi, 126)
Wallahu a’lamu bish-Shawab.
bersabda, “Tidak akan ada kedengkian sedikit pun
pada hati seorang Muslim, manakala terdapat padanya
tiga perkara, yaitu keikhlasan dalam beramal, memberi
nasihat kepada para pemimpin, dan berpegang kepada
jamaah kaum Muslimin, karena doa mereka menyer-
tainya. (Riwayat Ahmad dalam Kitab Al-Misykat no: 229)
Kedua, ridha dengan ketentuan Allah .
Ibnul Qayyim rahimahullah berkata, “Keridhaan
akan membuka pintu keselamatan bagi seorang hamba,
dan akan membersihkan hati dari tipu daya, hasad, dan
dengki. Sesungguhnya tidak ada yang bisa selamat dari
siksa Allah Ta’ala kecuali orang-orang yang menghadap
Allah dengan hati yang bersih, dan tidak mungkin hati
bisa menjadi bersih tanpa diiringi dengan keridhaan.
Semakin bertambah perasaan ridha seseorang maka akan
semakin bersih hatinya. Hati yang bersih dan kebaikan
yang menyertainya akan muncul beriringan dengan
keridhaan; sebaliknya kejahatan, kedengkian dan khianat
juga akan muncul beriringan dengan rasa kecewa dan
rasa tidak ridha. Hati yang hasad merupakan buah dari
rasa kecewa. Sedang hati yang bersih adalah buah dari
rasa ridha.” (Kitab Madarijis-Salikin: 2/216)
Ketiga, memohon perlindungan kepada Allah .
Seorang mukmin hendaknya senantiasa berdoa
kepada Rabb-nya, baik untuk dirinya maupun saudara-
saudaranya, agar diberi hati yang bersih. Karena begitulah
kebiasaan orang-orang yang shaleh dahulu, sebagaimana
Allah ceritakan dalam al-Qur`an surat al-Hasyr [59]
ayat 10.
Nabi juga pernah mengajarkan doa, “Waslul sakhi-
imata qalbiy (Wahai Allah, hapuskanlah kedengkian yang
ada dalam hatiku).”
Lalu bagaimana menghadapi orang-orang memiliki
rasa dengki kepada kita? Berikut tips-tips konkritnya.
Sebarkan salam
Dari Abu Hurairah , Rasulullah berkata, “Demi
Zat yang jiwaku ada di tangan-Nya, kalian tidak akan
masuk surga sebelum kalian beriman; dan kalian belum
dikatakan beriman sebelum kalian saling mencintai.
Maukah kalian aku tunjukkan sesuatu yang jika kalian
lakukan, maka akan timbul rasa cinta di antara kalian?
Sebarkanlah salam di antara kalian!” (Riwayat Muslim
nomor 54, Tirmidzi nomor 2688)
Berprasangka baik kepada sesama Muslim
Ada riwayat dari Umar bin al Khaththab , bah-
wasanya Rasulullah pernah berkata, “Janganlah
kamu berprasangka terhadap ucapan saudaramu kecuali
dengan prasangka yang baik, karena bisa saja kamu akan