tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
ISTIDROJ
1. KUMPULAN ARTIKEL
1. PENGERTIAN, KONSEP, SERTA DALIL-DALIL TENTANG ISTIDROJ
2. DALIL-DALIL HADIST QUDSI TENTANG HUKUM YANG DISEGERAKAN
SEBAGAI BENTUK KASIH SAYANG ALLAH TERHADAP HAMBANYA
(DLIL, TERJEMAHAN, PENJELASAN, SERTA CONTOH KASUS)
3. BERITA KENABIAN RASULULLAH SAW YANG DIMUAT DALAM KITAB-
KITAB SUCI AGAMA LAIN(Kristen, Hindu,Yahudi, dll)
4. AL-QURAN SEBAGAI SUMBER SAINS DAN TEKNOLOGI
5. PENGERTIAN DAN ORANG-ORANG SALAFUSSALIH YANG
SESUNGGUHNYA: GENERASI SAHABAT, TABIIN, DAN TABIITTABIIN)
Dosen Pengampu:
Dr.Taufiq Ramdani, S Th.I., M.Sos
Disusun Oleh:
Nama : Risca Nur Afriani
Nim : L1B021017
Prodi/kelas : FISIPOL/A
PROGRAM ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS/PRODI DI BAWAH REKTOR
UNIVERSITAS MATARAM
2021
2. 1
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI............................................................................................................................ 1
BAB I....................................................................................................................................... 3
PENGERTIAN, KONSEP, SERTA DALIL-DALIL TENTANG ISTIDROJ................................. 3
A. Pengertian Istidroj............................................................................................................. 3
B. Konsep Istidroj................................................................................................................... 4
C. Dalil-Dalil Istidroj............................................................................................................. 5
BAB II..................................................................................................................................... 9
DALIL-DALIL HADIST QUDSI............................................................................................... 9
A. Dalil-dalil yang Mendasarinya ........................................................................................... 9
B. Penjelasan........................................................................................................................10
C. Contoh kasus ...................................................................................................................12
BAB III...................................................................................................................................15
KENABIAN MUHAMMAD SAW YANG DIMUAT DALAM KITAB-KITAB AGAMA LAIN.15
A. Kristen..........................................................................................................................15
B. Hindu...........................................................................................................................16
C. Yahudi..........................................................................................................................18
BAB IV .....................................................................................................................................20
AL-QUR'AN SEBAGAI SUMBER SAINS DAN TEKNOLOGI ...............................................................20
A. Fungsi Al-Quran yang Terkait Dengan Saintek .................................................................20
B. Obyek Ilmu Pengetahuan (Sains)....................................................................................20
C. Al-Quran Sebagai Wujud Produk Saintek Allah SWT.........................................................21
BAB V ......................................................................................................................................25
PENGERTIAN DAN ORANG-ORANGSALAFUSSALIHYANGSESUNGGUHNYA:YANGSESUNGGUHNYA
SAHABAT, TABII, DAN TABIITTABIIN...........................................................................................25
A. Yang Dimaksud dengan Salafush Shalih...........................................................................25
B. Pengertian Tabi’in .........................................................................................................26
3. 2
C. Pengertian Tabi'ut tabi'in...............................................................................................27
D. Pengertian Sahabat........................................................................................................27
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................29
4. 3
BAB I
PENGERTIAN, KONSEP, SERTA DALIL-DALIL TENTANG ISTIDROJ
A. Pengertian Istidroj
Istidroj adalah dari kata 'daraja' dalam bahasa Arab yang berarti naik satu tingkat ke tingkat
berikutnya. Namun, istidraj lebih dikenal sebagai istilah azab yang merupakan kenikmatan
yang diberikan pada seseorang. Jadi, Allah SWT menguji hamba-hambanya yang lalai
dalam batas dengan melimpahkan kenikmatan dunia. Padahal, segala hal yang dinikmati itu
adalah suatu jebakan.
Istidraj adalah tipuan yang diberikan oleh Allah SWT terhadap orang - orang yang
membangkang terhadap-Nya. Dalam hal ini Allah SWT mengabulkan segala keinginan
manusia dengan membuka pintu - pintu kesenangan, yang mana hal itu sebenarnya adalah
kehancuran, kenistaan, dan kesengsaraan.
Arti Istidraj, yaitu suatu jebakan berupa kelapangan rezeki padahal yang diberi keadaan
terus menerus xn xdekxn pada Allah. Jadi, ketika Allah membiarkan kita sengaja
meninggalkan shalat, meninggalkan puasa, tidak ada perasaan bersalah ketika bershadaqah,
merasa bangga dengan apa yang dimiliki, memiliki semua atau sebagian mungkin perintah
Allah, menganggap enteng perintah- perintah Allah, merasa umurnya panjang dan untuk
melakukan-nunda taubat, dan tidak ingin menuntut ilmu syar'i tetapi Allah tetap
memberikan mereka harta yang, senang, hidup aman, tidak sakit dan tidak juga tertimpa
musibah Bersiaplah untuk menantikan konsekuensinya, karena janji Allah itu Maha Benar.
Pada saat seseorang tertimpa istidrāj, ia sangat terlena dengan semua yang dia punya,
sehingga lupa bahwa semuanya hanyalah titipan sementara. Dia lupa bersyukur atas nikmat
yang diberikan, begitu juga ia melakukan kemaksiatan tanpa merasa berdosa. Dan
mengagggap nikmat yang Allah Swt berikan sebuah isian. Ketika hal ini terjadi, maka akan
berakibat pada akhirnya mendapatkan siksaan dari arah yang tidak disangka-sangka. Maka
5. 4
dari itu, perlu meminta pertolongan kepada Allah Swt dan juga mengasah agar terus
meningkat sehingga udmenyadari bahwa hakikat nikmat dan siksaan.
Hal seperti ini biasanya memang diberikan Allah kepada orang-orang kafir dan ahli
maksiat. Seperti keterangan berikut:
“Dan janganlah sekali-kali orang-orang kafir menyangka, bahwa tangguh kami kepada
mereka adalah lebih baik bagi mereka. Sesungguhnya Kami memberi tanggapan kepada
mereka. dan bagi mereka azab yang menghinakan. (Ali 'Imran: 178)
“Mereka mengira bahwa harta dan anak-anak yang Kami berikan kepada mereka itu
(berarti bahwa), Kami bersegera memberikan-apakah kepada mereka tidak, sebenarnya
mereka tidak sadar.” (Al Mu'minun: 55-56)
“Maka serahkan (ya Muhammad) kepada-Ku (urusan) orang-orang yang mendustakan
Perkataan ini (Alquran). kemudian Kami akan menarik mereka dengan beransur-ansur (ke
arah kebinasaan) dari arah yang tidak mereka ketahui, ” (Al Qalam: 44)
Jadi, ketika ada orang yang tidak shalat, tidak puasa Ramadhan, gemar bermaksiat, tetapi
hidupnya makmur, sejahtera, dan bergelimang kemewahan, ini adalah tandatanda
istidraj. Ketika seseorang meraih pangkat dan jabatan atau kemenangan dengan cara-cara
yang zalim dan menghalalkan segala cara, sebenarnya hal ini juga pengertian istidraj dalam
Islam.
Demikian pula, jika ada negara yang kufur kepada Allah, menghalalkan apa yang
diharamkan oleh Allah, melegalkan beragam bentuk maksiat, menambahkan orang-orang
yang mencintai Allah dan Rasul-Nya, melarang atau melarang berbagai aktivitas
dakwah. Negara itu bisa saja secara zahir tampak maju di berbagai aspek
kehidupan. Namun, kemajuan itu tidak lain adalah istidroj.
B. Konsep Istidroj
6. 5
1. Ibadah Kita Semakin Turun, Namun Kesenangan Makin Melimpah
Ibnu Athaillah : Hendaklah berkata, engkau takut jika selalu mendapat karunia Allah,
selama engkau tetap dalam perbuatan yang maksiat kepada-Nya, jangan sampai hadiah
itu sendiri-mata istidraj oleh Allah.
2. Kita Melakukan Maksiat, Tapi Malah Makin Banyak Kesenangan
Ali Bin Abi Thalib ra berkata: “Hai anak Adam ingat dan waspadalah bila melihat
Tuhanmu yang terus menerus melimpahkan nikmat atas dirimu selama engkau terus-
terus melakukan maksiat kepadaNya” (Mutiara Nahjul Balaghoh Hal 121)
3. Semakin Kita Kikir, Namun Semakin Banyak
Kita tahu bahwa sebenarnya Sodaqoh dapat membuat harta kita semakin banyak. Ketika
kita dihinggapi sifat kikir, tak pernah pernah zakat, infak, shadaqah, ataupun bantuan
orang lain. Namun justru justru harta melimpah ruah. salah menjadi satu ciri khas istidraj
dalam islam.
4. Jarang Sakit
Imam Syafi'I pernah menyebut: Setiap orang pasti pernah mengalami sakit suatu saat
dalam hidupnya, jika Anda tidak pernah sakit maka tengoklah ke belakang mungkin ada
yang salah dengan dirimu.
C. Dalil-Dalil Istidroj
َّللِه اَّرل َّللٰ نِ اَّرل َّلل ا َّ َّللمهَّللِ
1. QS AL ANAM:44
7. 6
Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka,
Kamipun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga
apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami
siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus
asa.
2. QS AL ARAF:95
Kemudian Kami ganti kesusahan itu dengan kesenangan hingga keturunan dan harta
mereka bertambah banyak, dan mereka berkata: “Sesungguhnya nenek moyang
kamipun telah merasai penderitaan dan kesenangan“, maka Kami timpakan siksaan
atas mereka dengan sekonyong-konyong sedang mereka tidak menyadarinya.
3. QS AL ARAF:182
Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami, nanti Kami akan menarik
mereka dengan berangaur-angsur (ke arah kebinasaan), dengan cara yang tidak
mereka ketahui.
4. QS AL ARAF:183
8. 7
Dan Aku memberi tangguh kepada mereka. Sesungguhnya rencana-Ku amat teguh.
5. QS AL ANFAL:48
Dan ketika syaitan menjadikan mereka memandang baik pekerjaan mereka dan
mengatakan: “Tidak ada seorang manusiapun yang dapat menang terhadapmu pada
hari ini, dan sesungguhnya saya ini adalah pelindungmu“. Maka tatkala kedua
pasukan itu telah dapat saling lihat melihat (berhadapan), syaitan itu balik ke
belakang seraya berkata: “Sesungguhnya saya berlepas diri daripada kamu,
sesungguhnya saya dapat melihat apa yang kamu sekalian tidak dapat melihat;
sesungguhnya saya takut kepada Allah“. Dan Allah sangat keras siksa-Nya.
6. QS AN NAML:4
9. 8
Sesungguhnya orang-orang yang tidak beriman kepada negeri akhirat, Kami jadikan
mereka memandang indah perbuatan-perbuatan mereka, maka mereka bergelimang
(dalam kesesatan).
7. QS AL ANKABUT:38
Dan (juga) kaum ´Aad dan Tsamud, dan sungguh telah nyata bagi kamu
(kehancuran mereka) dari (puing-puing) tempat tinggal mereka. Dan syaitan
menjadikan mereka memandang baik perbuatan-perbuatan mereka, lalu ia
menghalangi mereka dari jalan (Allah), sedangkan mereka adalah orang-orang
berpandangan tajam.
10. 9
BAB II
DALIL-DALIL HADIST QUDSI
A. Dalil-dalil yang Mendasarinya
Terdapat 3 dosa yang balasannya akan disegerakan Allah SWT di dunia
Terdapat 3 dosa yang balasannya akan disegerakan Allah SWT di dunia.
إل َّش َّم َّهنه هللا ل : قال مو ر ع ر هللا ص ر ال للَّر
ال بق ر الند َّي صل بحا َّه عي ج ر ال ال الو ال إال قال َّي
Hal ini sesuai dalam hadist dari Abu Bakar RA, Rasulullah SAW bersabda,” Setiap dosa
akan di akhirkan (ditunda) balasannya oleh Allah SWT hingga hari pantai, kecuali al-baghy
(zalim), durhaka kepada orang tua dan memutuskan silaturahim, Allah akan menyegerakan
di dunia sebelum kematian.” (HR Al Hakim, Al Mustadrak No 7345).
Pertama, dosa orang yang berbuat zalim balasannya akan disegerakan. Zalim adalah
melampaui batas dalam melakukan percobaan. Perbuatan zalim dapat mengotori hati,
seperti sombong, dengki, ghibah, fitnah, dusta, dan lain sebagainya. Karena itu zalim
termasuk dari dosa besar.
Manusia yang zalim akan mendapatkan balasan di dunia dan siksa pedih di
akhirat. Sebagaimana yang dijelaskan dalam Alquran:
أل اذع ِ ل وأ ر ال ْ
ال ال َّن لظي وم ن الِذ ن عل ى مال ب ِ ر نإ َّم “Sesungguhnya dosa itu atas orang-
orang yang berbuat zalim kepada manusia dan melampaui batas di muka bumi tanpa
hak. Mereka itu mendapat azab yang pedih.” (QS Asy-Syura: 42)
Kedua, orang yang durhaka kepada orang tua. Sikap buruk dan tidak menghormati serta
tidak mencintai kedua orang tua, sikap adalah yang sangat tercela, karena merekalah
penyebab keberadaan kita di dunia ini.
11. 10
Jika sikap ini dilakukan, maka akan mengundang kemurkaan dari Allah SWT di dunia ini,
antara lain dalam bentuk pembangkangan sikap yang dilakukan anak-anak mereka.
Karena itu, sikap ihsan baik dalam ucapan maupun perbuatan merupakan suatu kewajiban
agama sekaligus merupakan suatu kebutuhan. Seperti yang dijelaskan dalam firman Allah
SWT:
و ال َّمهل قت ر للر اللَّمه أ َّمهد ال بي ر إمَّ َّ سحإ َّ و ِالوال إ َّي إال عت َِّود أال
قالو َّل قو ر َّ
“Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan
hendaklah kamu berbuat baik pada ibu-bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah di
antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka
sekali-kalilah kamu mengatakan kepada keduanya salah satu "ah" dan janganlah kamu
membentak mereka, dan janganlah mereka ucapan yang mulia.” (QS Al-Isra:23).
Ketiga, dosa orang yang memutuskan silaturahim. Islam tidak menyukai orang-orang yang
memutuskan tali persaudaraan.
Islam mengancam dan mengecam secara tegas orang-orang yang memutuskan tali
persaudaraan. Dalam hal ini, Rasulullah SAW bersabda dari Abu Muhammad Jubiar bin
Muth'im RA:
َّق ال خدي ر : ال قال للَّر سل و ر هللا “Tidak akan masuk
surga orang yang memutus (silaturahim).” (HR Bukhari dan Muslim).
Islam begitu tegas terhadap hubungan baik sesama manusia. Oleh karena itu, orang yang
tidak mau berbuat baik dan justru memutus persaudaraan, Islam pun memberikan ancaman
yang keras, yakni tidak akan masuk surga sebagai balasannya. sungguh mengerikan.
B. Penjelasan
Dari Anas bin Malik, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
12. 11
قال الَّي الَّر َّرأ َّذإو الند َّي ال ل عج ر ال الَّر َّرأ َّذإ
Jika Allah menghargai hamba pada hamba, Dia akan segerakan hukumannya di dunia. Jika
Allah menghendaki kejelekan Anda, Dia akan mengakhirkan balasan atas dosa yang ia buat
hingga ditunaikan pada hari kelak.” (HR
Tirmidzi no. 2396, hasan shahih kata Syaikh Al Albani
Juga dari hadits Anas bin Malik, beliau shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
ال ل ر الَّ ل ر با الت َّموق َّذإ الَّر ال ِال الَّزج
Sesungguhnya pahala besar karena balasan untuk ujian yang berat. Sungguh, jika Allah
mencintai suatu kaum, maka Dia akan menjawab pertanyaan untuk mereka Barangsiapa
yang ridho, maka ia akan meraih ridho Allah. Barangsiapa siapa yang tidak suka, maka
Allah pun akan murka.” (HR. Ibnu Majah no. 4031, hasan kata
.(Syaikh Al Albani
Penjelasan dari dua hadits di atas:
1. Musibah yang berat akan mendapat balasan pahala yang besar.
2. Tanda Allah cinta, Allah akan menguji hamba-Nya. Dan Allah yang lebih mengetahui
keadaan hamba-Nya. Kata Lukman -seorang sholih- pada anaknya,
الب ِال و ال الب َّن تخي َِّر و ال ال َّي
Wahai anakku, ketahuilah bahwa emas dan perak diuji keampuhannya dengan api
sedangkan seorang mukmin diuji dengan ditimpakan musibah
3. Siapa yang ridho dengan ketetapan Allah, ia akan meraih ridho Allah dengan mendapat
pahala yang besar.
4. Siapa yang tidak suka dengan ketetapan Allah, ia akan mendapat siksa yang pedih.
13. 12
5. Cobaan dan musibah dinilai sebagai ujian bagi wali Allah yang beriman.
6. Jika Allah menghargai hamba pada hamba, Dia akan segerakan hukumannya di dunia
sehingga diberikan musibah yang ia tidak suka keluar dari dunia dalam keadaan bersih
dosa.
7. Jika Allah menghendaki kejelekan Anda, Dia akan mengakhirkan balasan atas dosa yang
ia buat hingga akan ditunaikan pada hari kelak. Ath Thibiy, “Hamba yang tidak bernilai
baik, maka kelak dosanya akan dibalas hingga ia datang di akhirat penuh dosa sehingga
ia pun akan disiksa karenanya.” (Lihat Faidhul Qodir, 2: 583, Mirqotul Mafatih, 5: 287,
Tuhfatul Ahwadzi, 7: 65)
8. Dalam Tuhfatul Ahwadzi disebutkan, “Hadits di atas adalah dorongan untuk sabar dalam
menghadapi musibah setelah musibah dan bukan untuk meminta musibah datang karena
ada larangan meminta semacam ini.”
C. Contoh kasus
Saya mengambil contoh dari seseorang yang pernah mengalami masalah hidup yang sangat
berat, terlilit hutang, sakit yang sangat langka dengan kwmungkinan hidup yang sangat
tipis,namun Allah begitu mencintainya. Entah dia pernah melakukan dosa atau apa pun
sebelumnya,hanya Allah yang tahu namun setelah semua kejadian yang sulit itu menjadi
sangat dekat dengan Allah SWT.
Begitu hebatnya kepiawaian Dewa Eka Prayoga dalam bidang pemasaran digital hingga ia
mendapat julukan 'Dewa Selling'. Namun, pria yang juga akrab disapa Kang Dewa ini
mengalami serentetan ujian yang mungkin membuat banyak orang menyerah.
Keterpurukan pertama sudah dirasakan saat usia muda, tepatnya ketika masih menjalani
semester perkuliahan. Nilai utang yang harus ditanggung tidak sepele, yakni mencapai
Rp7,7 miliar.
14. 13
Ya, nilai uang yang besar memang sudah didapatkannya sejak kuliah karena saat itu sudah
bisa membentuk personal branding yang cukup terkenal. "Waktu itu saya bawa uang
banyak karena saya sudah punya personal branding karena sering diundang seminar di luar
kampus. Sampai sampai ada teman yang nawarin saya proyek pengadaan laptop dan lain-
lain untuk keperluan kantor," papar Dewa yang kala itu berhasil mengumpulkan puluhan
investor.
Nahas, teman yang dipercaya nyatanya hanya penipu yang menjual proyek bodong. Saat
mengetahui sang teman kabur, Dewa yang saat itu merupakan mahasiswa Universitas
Pendidikan Indonesia segera melapor ke polisi. Meski dengan kasus itu pada awalnya
masih ada 40 investor bertahan, kemudian hanya tersisa dua orang.
Untuk membayar utang, Dewa yang kala itu baru beberapa hari menikah pun mencoba
menjual jayanan dari berkeliling menjual ceker pedas, krupuk, hingga seblak. Ia beruntung
karena sang istri, Wiwin Supiyah, rela membanting tulang bersama meski masih menjadi
pengantin baru.
Kemudian jalan mulai membaik saat ia ditawari menulis buku oleh seorang teman. Laptop
berbekal jadul, Dewa berhasil menulis kisahnya hanya dalam tujuh hari ke dalam
buku berjudul 7 Palm Pengusahaan. Buku itu tidak disangka laris hingga Dewa bisa
berpendapat Rp120 juta per bulan.
Namun, di tengah masa perbaikan dalam harapannya, ujian baru datang lagi. Dewa
terdiagnosis menderita GBS (guillain barre syndrome), yaitu gangguan saraf yang
mengakibatkan seluruh badanya lumpuh total. Ia pun harus dirawat secara intensif selama
dua bulan akibat penyakit tersebut hingga menelan biaya perawatan sebesar Rp700 juta.
Meski terpuruk, Dewa tetap bersyukur karena dapat sembuh dalam waktu empat
bulan. Penulis buku Melawan Kemustahilan itu juga merasa ditanyai tentang alam yang
dilakukan sebagai pribadi yang lebih baik.
15. 14
Kini, pada usia 30 tahun, Dewa tidak hanya tetap membangun bisnis dan menjadi
motivator, tetapi juga berbagi dengan sesama dengan membangun pesantren bagi kalangan
tidak mampu. "Saat ini saya sedang membangun sebuah pondok Qur'an Digitalpreneur di
Cirebon. Semoga tahun depan selesai dan sedang berkampanye mengajak teman-teman di
Indonesia berwakaf dan bersedekah secara gila-gilaan, sesering mungkin, sesempat
mungkin, dengan hashtag #SedekahBrutal," pungkas Dewa .
16. 15
BAB III
KENABIAN MUHAMMAD SAW YANG DIMUAT DALAM KITAB-KITAB
AGAMA LAIN
A. Kristen
Salah satunya disebutkan dalam kitab Ulangan, 18:15, yang berbunyi, "Bahwa seorang
Nabi dari antara kamu dari antara segala saudaramu dan yang seperti aku ini yaitu akan
dibangkitkan oleh Tuhan Allahmu bagi kamu maka dia haruslah kamu dengar."
Di beberapa ayat dalam Kitab Ulangan itu disebutkan akan diutusnya Nabi Muhammad
SAW dengan semua yang dikatakannya membawa atau menyebut Nama Tuhan dan bukan
nama dewa. Nabi Muhammad SAW juga wafat tidak karena dibunuh orang. Selain itu, apa
yang dikatakan oleh Nabi Muhammad tentu terjadi, meski baru terjadi pada masa beberapa
abad sesudah wafatnya dan yang terjadi pada masa hidupnya.
"Bahwa kalau Nabi itu berkata atas Nama Tuhan, lalu barang yang dikatakannya itu tak jadi
atau tak datang, itulah perkataan yang bukan sabda Tuhan, melainkan Nabi itu berkata
dengan angkaranya: jangan kamu takut akan dia." (Ulangan, 18:22).
Kemudian dalam Injil Yahya juga disebutkan ayat yang mengarah pada akan kedatangan
Nabi Muhammad. Seperti dalam Yahya, 14:26, yang berbunyi, "Tetapi penghibur, yaitu
Ruhul Kudus, yang akan disuruh oleh Bapa sebab namaku, yaitu akan mengajarkan segala
perkara itu kepadamu dan mengingatkan kamu segala perkara yang telah kukatakan
kepadamu itu." "Maka sekarang sudah kukatakan kepadamu sebelum jadinya, supaya
apabila ia jadi kelak, boleh kamu percaya" (Yahya, 14:29).
Dari ayat itu dijelaskan, bahwa Nabi Muhammad SAW akan datang dan diperintah oleh
Tuhan dan akan mengajarkan segala perkara kepada manusia. Hal demikian juga telah
dinyatakan dalam Alquran.
17. 16
Kemudian dalam ayat lainnya di Kitab Injil Yahya, Nabi Muhammad digambarkan sebagai
penghibur (Rahul Kudus) dan yang akan memuliakan Nabi Isa karena ia akan mengambil
beberapa keterangan dari apa yang telah diterangkan oleh Nabi Isa kepada kaumnya.
Di dalam Kitab Injil Barnabas, kedatangan Nabi Muhammad SAW lebih jelas dinyatakan.
Barnabas sendiri adalah nama seorang sahabat atau pembela Nabi Isa. Karenanya, Injil
Barnabas ditulisnya sendiri dari wasiat yang didengarnya dari Nabi Isa AS. Di dalam kitab
itu memberitakan kedatangan Nabi SAW, bahkan dijelaskan pula tentang peristiwa
disalibnya Nabi Isa, bukanlah Nabi Isa yang disalib, melainkan Yahuda. Injil Barnabas
termasuk injil yang kuno, yang tertulis pada abad pertama Masehi.
Dalam ayat di kitab Injil Barnabas, misalnya, disebutkan bahwa saat Nabi Isa AS
memberitahu para hawari (penolong) bahwa beliau akan berpaling meninggalkan alam.
Saat itu, Isa berkata agar hati mereka tidak bergoncang dan tidak takut. Sebab, Isa bukanlah
yang menjadikan mereka, tetapi Allah yang menjadikan dan memelihara mereka.
"Adapun tentang ketentuan tugasku, sesungguhnya aku datang untuk menyediakan jalan
bagi Rasulullah yang akan datang dengan membawa tugas kelepasan alam ini." (Barnabas,
72:10).
B. Hindu
Agama hindu termasuk agama tua di dunia. Meski tidak ada kejelasan kapan lahirnya
namun dalam sejarah dikenal ada 3 periodesasi, yaitu:
pertama: Perkembangan agama hindu di India pada zaman Veda tahun (6000-2000 SM)
kedua: Perkembangan zaman Brahmana tahun (2000-1500 SM)
Ketiga : Zaman Upanisad tahun (1500-500 SM)
Jadi diperkirakan hinduisme sudah ada kira2 6500 tahun sebelum kedatang Islam.
18. 17
Adalah Pundit Vaid Parkash professor bahasa dari Allahabad University di India yang juga
menjadi pandita besar kaum Brahmana, dalam salah satu bukunya berjudul "Kalky Autar"
atau Avatar (Petunjuk Yang Maha Agung) yang baru diterbitkan memuat sebuah
pernyataan yang sangat mengagetkan kalangan intelektual Hindu.
Sang professor secara terbuka dan dengan alasan-alasan ilmiah, mengajak para penganut
Hindu untuk segera memeluk agama Islam dan sekaligus mengimani risalah yang dibawa
oleh Rasulullah saw, karena menurutnya, sebenarnya Muhammad Rasulullah saw adalah
sosok yang dinanti-nantikan sebagai sosok pembaharu spiritual.
Prof. Pundit Vaid Parkash (penulis buku) yang masih berstatus pendeta besar kaum
Brahmana dan ahli bahasa Sansekerta itu mengatakan bahwa ia telah menyerahkan hasil
kajiannya kepada delapan pendeta besar kaum Hindu dan mereka semuanya menyetujui
kesimpulan dan ajakan yang telah dinyatakan di dalam buku. Semua kriteria yang
disebutkan dalam buku suci kaum Hindu (Wedha) tentang ciri-ciri "Kalky Autar" sama
persis dengan ciri-ciri yang dimiliki oleh Rasulullah Saw yang lahir di Makkah.
Prof. Parkash menguatkan pernyatannya itu dengan mengutip beberapa hal dari kitab Veda
(Weda), kitab suci agama Hindu. Menurutnya, dalam kitab Weda, sosok 'Kalki autar' akan
menjadi Pembawa Risalah Terakhir atau Prophet of Bhagwan (Allah) untuk menuntun
seluruh dunia. Itu hanya terjadi dalam kasus Nabi Muhammad Saw. Menurut ramalan
Hindu, 'Kalki autar' akan lahir di sebuah Jazeerah (Island) dan itu di wilayah Arab yang
dikenal sebagai 'jazeeratul Arab'. Dalam kitab 'suci' Hindu, menurut Prof. Parkash,
bapaknya bernama "Vishnu Bhagat" dan ibunya bernama "Somanib". Dalam bahasa
Sansekerta, 'Vishnu' berarti Allah (swt) dan arti harfiah dari kata 'Bhagat' adalah hamba
atau budak, dalam bahasa Arab berarti "Abdun". Oleh karena itu, 'Wisnu Bhagat' dalam
bahasa Arab berarti Abdullah (hamba Allah). Sedangkan,'Somanib' dalam bahasa
Sansekerta berarti damai (aman) dan tentram yang dalam bahasa Arab berarti kata
'Aminah'. Dan sebagaimana diketahui bahwa ayah Nabi Muhammad bernama Abdullah dan
ibundanya bernama Aminah. Dalam kitab Wedha juga disebutkan bahwa 'Kalky autar' akan
19. 18
lahir di kaum yang dihormati dan mulia ditanahnya. Dan ini juga berlaku dalam kasus Nabi
Muhammad (saw) karena ia lahir di suku Quraisy yang dihormati di Makkah.
Disebutkan pula bahwa 'Kalki Autar' akan diajarkan dalam sebuah gua oleh Bhagwan
melalui utusan-Nya sendiri. Hal itu mengingatkan kisah Nabi Muhammad Saw dalam gua
Hira' saat didatangi oleh malaikat Jibril dan mengajarkannya tentang wahyu Islam
pertamakali.
Tertulis dalam buku-buku Hindu bahwa Bhagwan akan memberikan 'Kalky autar' dengan
kuda tercepat dan dengan bantuan kuda itu, ia akan naik di seluruh dunia dan tujuh langit.
Ini isyarat tentang 'Buraq' dalam peristiwa Isra' Mi'raj Nabi Muhammad Saw.
Selain itu, ditulis pula bahwa 'Kalky autar' akan diperkuat dan dibantu oleh Bhagwan.
Dalam kasus Nabi Muhammad (saw), beliau dibantu dan diperkuat oleh Allah (SWT)
melalui malaikat-Nya dalam perang Badar. (diolah dari berbagaisumber).
C. Yahudi
"Kabar kedatangan Rasulullah SAW sudah disebutkan pada kitab-kitab terdahulu seperti
Taurat yang diturunkan pada Musa AS pada hari keenam Ramadan," kutip buku Peristiwa-
Peristiwa Penting di Bulan Ramadan karya Abdurrahman Al Baghdady.
Atha' bin Yassaar juga meriawayatkan bahwa suatu kali dia meminta Abdullah bin Amr bin
Ash RA untuk menerangkan Nabi Muhammad SAW dalam taurat.
Kemudian Abdullah bin Amr bin Ash berkata, "Wahai Nabi, sesungguhnya Kami
mengutusmu untuk menjadi saksi, pemberi kabar gembira, pemberi peringatan bagi orang-
orang yang buta huruf," ujar Abdullah.
Penjelasan Abdullah selanjutnya mengenai Rasulullah sama dengan penjelasan di Alquran.
Akan tetapi di dalam Taurat nama Rasulullah disebut dengan Himyata. Himayata yaitu
20. 19
orang melindungi tanah haram dari perkara haram. Sebutan lainnya adalah Qidmaya atau
orang pertama atau pendahulu yang dideskripsikan sebagai orang yang baik hati.
21. 20
BAB IV
AL-QUR'AN SEBAGAI SUMBER SAINS DAN TEKNOLOGI
A. Fungsi Al-Quran yang Terkait Dengan Saintek
Ummat Islam meyakini bahwa agama lslam itu adalah agama Allah yang sempurna. al-
Qur’an adalah kitabullah yang berisi petunjuk dan pedoman yang lengkap untuk memimpin
seluruh segi kehidupan manusia ke arah kebahagiaan yang hakiki dan abadi. Kita yakini
bahwa al-Qur’an juga mengandung ayat-ayat yang dapat dijadikan pedoman (meskipun
hanya secara garis besar) dalam pengembangan ilmu pengetahuan (sains) dan teknologi
dalam rangka mempertebal keimanan dan meningkatkan kesejahteraan manusia.
Al-Quran sebagai petunjuk/pedoman hidup manusia, mengajarkan dasar-dasar dan
mengarahkan perkembangan Saintek menuju muaranya yang hakiki. Yaitu yang dapat
membawa kemanfaatan dan kemudahan dalam hidup dan kehidupan manusia serta dapat
membawa kepada ketaatan dan kepatuhannya kepada Kholiknya.
Perkembangan Saintek dewasa ini sangat cepat. Perkembangan menyangkut kebutuhan
manusia sehari-hari, sehingga perkembangannya membawa perubahan pola hidup manusia
dengan cepat pula.
B. Obyek Ilmu Pengetahuan (Sains)
Semua makhluk merupakan obyek yang layak untuk diriset. Jumlah makhluk Allah yang
tersebar di alam semesta tidak dapat dihitung. Jika masing-masing makhluk tekandung di
dalamnya ilmu pengetahuan tentang makhluk itu berarti jumIah ilmu pengetahuan juga tak
dapat dihitung.
Jika jumlah ilmu pengetahuan yang ada sejak dulu sampai sekarang masih dapat dihitung
berarti manusia masih memiliki peluang yang sangar besar untuk memperoleh ilmu
pengetahuan baru sebanyak makhluk yang diciptakan oleh Allah SWT. Demikian pula
22. 21
karena teknologi bersifat selalu mengiringi dan mengimbangi terhadap ilmu pengetahuan,
maka jumlah teknologi yang perlu ada juga tak dapat dihitung.
C. Al-Quran Sebagai Wujud Produk Saintek Allah SWT
Al-Quran merupakan produk Saintek Allah yang diturunkan kepada manusia untuk
menuntun manusia akan jalur-jalur riset yang perlu ditempuh, sehingga manusia
memperoleh hasil yang benar. Di sini fungsi al-Quran sebagai hudan memberikan
kecerahan pada akal manusia, sehingga manusia merasa lapang di hadapan Allah yang
Maha Luas. Kebenaran hasil riset ini dapat diukur dari kesesuaian antara akal dengan naql.
Kerja akal yang sesuai dengan naql ini dapat dikategorikan sebagai ibadah kepada Allah
SWT dan sekaligus turut mengisi definisi ijtihad dalam arti umum yang memiliki nilai yang
sangat besar sebagaimana yang dikatakan oleh Ali R.A.
“Berpikir satu saat lebih baik daripada beribadah selama 1 tahun”.
Oleh sebab itu, usaha terus menerus untuk mengkaji al-Quran perlu dilakukan dan bahkan
hukumnya menjadi fardlu 'ain bagi setiap ilmuwan yang akan meriset terhadap alam
semesta, menciptakan produk teknologi merupakan hasil kerja dari orang-orang yang taat
kepada tata tertib al-Quran. Al-Quran juga merupakan sumber permasalahan yang layak
untuk diriset. Yang dimaksud di sini bukan al-Qurannya itu sendiri yang diriset, namun
permasalahan riset dapat saja muncul setelah orang membaca dan mengkaji al-Quran.
Metode ini termasuk jenis induktif. Selain itu Islam juga mempersilakan kepada para
periset untuk menggunakan metode deduktif (yang sesungguhnya dalam ayat lain hal ini
termasuk juga pada deduksi al-Quran). Oleh sebab itu jika periset merupakan orang yang
beriman maka tidak ada masalah untuk menggunakan metode riset, apakah itu induktif atau
deduktif.
Di atas dijelaskan bahwa al-Quran merupakan karya Allah. Saintek ini dalam tingkatannya
dapat dikategorikan sebagai teknologi tingkat I. Teknologi yang diciptakan manusia
beriman merupakan derivasi dari teknologi pertama dan disebut sebagai teknologi tingkat
23. 22
II. Ilmuwan tidak beriman menciptakan alat teknologi, dan menempatkannya dalam urutan
teknologi tingkat I. Ini merupakan kekeliruan karena akan memberikan akibat lain pada
model ilmuwan. Orang yang tak beriman akan mengagungkan teknologi, bersikap arogan
dan jika diteruskan akan bermuara kepada penuhanan kepada diri sendiri. Jelaslah bahwa
hasil teknologi yang demikian itu tidak dapat dimasukkan dalam wilayah ibadah kepada
Allah swT. Firman Allah dalam surat al-A'raf (7) ayat 146:
“Aku akan memalingkan orang-orang yang memalingkan diri di muka bumi tanpa alasan
yang benar dari ayat-ayat-Ku”.
Berikut ini beberapa integrasi ayat-ayat al-Quran dalam ilmu Sains dan Teknologi:
Ilmu sains dan teknologi dimulai dengan pengembangan Budaya Baca (“Iqra”), kajilah
Kitab Bacaan “al-Quran” surah al-Alaq (96): 1-5
Al-Quran diturunkan untuk menjelaskan segala sesuatu (secara global), kajilah QS.
................ (Tibyanu li kulli syain)
Penciptaan langit dan bumi tidak main-main/ sia-sia, ada hikmah di antara keduanya,
kajilah QS. 21:16, 38:27, 3:190-191.
Perintah mengadakan penelitian/mengamati apa yang ada di langit dan di bumi, kajilah QS.
Yunus (10):101.
Ekosistem alam rusak akibat perbuatan manusia QS. 30:40, ada yang membantah tentang
(keesaan) Allah QS. 31:20.
Al-Quran mendorong saintis dan teknokrat untuk meneliti, mengamati dan menemukan
suatu yang belum pernah ditemukan para ahli sebelumnya, QS. 18:109, 50:6.
Fisika: QS. 13:12, 10:5 kilat, cahaya, sinar dan hisab
Perkapalan: QS. 17:66-67; 42:32-34; 45:12
24. 23
Kelautan QS. 55:19-20; 25:53; 10:22; 38:37; 52:6; 35:12; 24:40; 82:3; 81:6
Awan/ meteorologi& geofisika QS. 2:164
Geografi/geologi QS. 13:3; 21:31; 74:17; 88:19-20; 27:88
Luar angkasa QS. 55:33; 71:15; 6:125.
Teori Big Bang QS. 21:30
Teori Atom QS. 10:61
Embriologi QS. 23:14; 39:6; 52:6
Biologi Laut: -Bangkainya pun halal QS. 5:96, -Ikan QS. 20:77
Orang yang berilmu dapat memahami perumpamaan-perumpamaan dari Allah QS.
29:43.
Astrologi QS. 15:16-18; 85:1; 86:3; 6:97
Pertanian QS. 7:57; 87:2-5; 6:59
Gravitasi QS. 22:65
Perikanan QS. 16:14
Pengairan QS. 67:30; 23:18
Farmasi/obat-obatan QS. 16:68-69
Peternakan QS. 16:66; 24:45
Penciptaan langit tujuh lapis dan seimbang QS. 67:3-4
25. 24
Penciptaan segala sesuatu dan pertumbuhannya dengan ukuran-ukuran yang tepat
QS.25:2;15:19
Setelah mempelajari/ mendapatkan ilmu, mengucapkan “AlhamdulilLah” QS.
27:15
26. 25
BAB V
PENGERTIAN DAN ORANG-ORANG SALAFUSSALIH YANG
SESUNGGUHNYA: YANG SESUNGGUHNYA SAHABAT, TABII, DAN
TABIITTABIIN
A. Yang Dimaksud dengan Salafush Shalih
a. Etimologi (secara bahasa):
Faris berkata, “Huruf sin, lam, dan fa’ adalah pokok yang menunjukkan ‘makna
terdahulu’. Termasuk salaf dalam hal ini adalah ‘orang-orang yang telah lampau’,
dan arti dari ‘al-qoumu as-salaafu’ artinya mereka yang telah terdahulu.” (Mu’jam
Maqayisil Lughah: 3/95)
b. Terminologi (secara istilah)
Ada beberapa pendapat dari para ulama dalam mengartikan istilah “Salaf” dan
terhadap siapa kata itu sesuai untuk diberikan. Pendapat tersebut terbagi menjadi 4
perkataan :
1.) Di antara para ulama ada yang membatasi makna Salaf yaitu hanya para
Sahabat Nabi saja.
2.) Di antara mereka ada juga yang berpendapat bahwa Salaf adalah para Sahabat
Nabi dan Tabi’in (orang yang berguru kepada Sahabat).
3.) Dan di antara mereka ada juga yang berkata bahwa Salaf adalah mereka
adalah para Sahabat Nabi, Tabi’in, dan Tabi’ut Tabi’in. (Luzumul
Jama’ah (hal: 276-277)). Dan pendapat yang benar dan masyhur, yang mana
sebagian besar ulama ahlussunnah berpendapat adalah pendapat ketiga ini.
4.) Yang dimaksud Salaf dari sisi waktu adalah masa utama selama tiga kurun
waktu/periode yang telah diberi persaksian Rasulullah Shallallahu ‘alaihi
27. 26
wasallam dalam hadits beliau Shallallahu ‘alaihi wasallam. Mereka itulah yang
berada di tiga kurun/periode, yaitu para sahabat, Tabi’in dan Tabi’ut Tabi’in.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
«َْلِلُ َّلل
انانَّر يَّللنْللي، اهََّ يٰلَّللذارَّ ْهَهلنوَللي، اهََّ يٰلَّللذارَّ ْهَهلنوَللي»
Artinya,“Sebaik-baik manusia adalah yang hidup pada masaku, kemudian manusia yang
hidup pada masa berikutnya, kemudian manusia yang hidup pada masa berikutnya.” (HR.
Bukhari (2652), Muslim (2533))
Maka dari itu, setiap orang yang mengikuti jalan mereka, dan menempuh sesuai
manhaj/metode mereka, maka dia termasuk salafi, karena menisbahkan/menyandarkan
kepada mereka.
B. Pengertian Tabi’in
Tabi’in menurut bahasa adalah jama’ dari kata tabi’ yang artinya pengikut. Menurut istilah,
tabi’in adalah orang yang pernah bertemu dengan sahabat, iman kepada Nabi saw dan
meninggal dalam keadaan Islam. Tentang hal ini al-Khatib al-Baghdadi mensyaratkan
adanya persahabatan dengan sahabat, jadi bukan hanya bertemu.
Menurut Ibnu Katsir, yang dinamakan tabi’in tidak cukup hanya pernah melihat sahabat,
sebagaimana yang dinamakan sahabat cukup pernah melihat Nabi saw saja. Yang
membedakan adalah keagungan dan kebesaran dari melihat Nabi saw. Namun menurut
kebanyakan ahli hadis, yang dinamakan tabi’in ialah orang yang pernah bertemu sahabat
dalam keadaan beriman dan meninggal dunia dalam keadaan beriman meskipun tidak
pernah bersahabat dengan sahabat dan tidak pula pernah meriwayatkan hadits dari sahabat.
28. 27
C. Pengertian Tabi'ut tabi'in
Tabi'ut tabi'in atau Atbaut Tabi'in (bahasa Arab: ع ِا ت ِٰ ع ِتا َّر) adalah generasi setelah
Tabi'in, artinya pengikut Tabi'in, adalah orang Islam teman sepergaulan dengan para
Tabi'in dan tidak mengalami masa hidup Sahabat Nabi. Tabi'ut tabi'in adalah di antara tiga
kurun generasi terbaik dalam sejarah Islam, setelah Tabi'in dan Shahabat. Tabi'ut tabi'in
disebut juga murid Tabi'in. Menurut banyak literatur Hadits : Tab'ut Tabi'in adalah orang
Islam dewasa yang pernah bertemu atau berguru pada Tabi'in dan sampai wafatnya
beragama Islam. Dan ada juga yang menulis bahwa Tabi'in yang ditemui harus masih
dalam keadaan sehat ingatannya. Karena Tabi'in yang terahir wafat sekitar 110-120 Hijriah
D. Pengertian Sahabat
Kata sahabat menurut lughah jamak dari sahib artinya yang menyertai. Menurut para ulama
yang disebut "sahabat" adalah orang yang bertemu dengan Nabi SAW dalam keadaan
beriman dan meninggal dunia sebagai pemeluk Islam. Maka, orang yang bertemu dengan
Nabi sedang dia belum memeluk agama Islam, maka tidaklah dipandang sahabat. Orang
yang menemui masa Nabi dan beriman kepadanya tetapi tidak menjumpainya,
seperti Najasi, atau menjumpai Nabi setelah Nabi wafat, seperti Abu Dzu'aib, yang pergi
dari rumahnya setelah ia beriman untuk menjumpai Nabi di Madinah. Setiba di Madinah,
Nabi telah wafat. Maka, baik Najasi dan Abu Dzu'aib, mereka berdua termasuk sahabat
Nabi.
Ditandaskan oleh al-Hafidl, bahwa pendapat yang paling shahih yang telah
diketemukannya bahwa arti sahabat adalah orang yang berjumpa dengan Nabi dalam
keadaan dia beriman dan meninggal dalam islam, baik lama ia bergaul dengan Nabi atau
tidak, baik dia turut berperang bersama Nabi atau tidak, baik dia dapat melihat Nabi
meskipun tidak dalam satu majelis dengan Nabi, atau dia tidak dapat melihat Nabi karena
buta.
29. 28
Menurut Usman ibnu Shalih, yang dikatakan sahabat adalah orang yang menemui
masa Nabi, walaupun dia tidak dapat melihat Nabi dan ia memeluk Islam semasa Nabi
masih hidup.
Sebagian 'ulama Ushul berpendapat bahwa yang dimaksud sahabat adalah orang
yang berjumpa dengan Rasul dan lama pula persahabatannya dengan beliau walaupun tidak
meriwayatkan hadits dari beliau.
Menurut al-Khudlari menerangkan dalam Ushul Fiqhnya: "tidak dipandang
seseorang, menjadi sahabat, melainkan orang yang berkediaman bersama Nabi satu tahun
atau dua tahun". Tetapi an-Nawawi membantah faham ini dengan alasan kalau yang
dmaksud sahabi yaitu orang yang menyertai Nabi satu atau dua tahun, tentulah tidak boleh
kita katakan Jarir al-Bajali seorang sahabat.
Menurut bahasa, sahabat (jama’ dari shahib) berarti yang menyertai atau yang
menemani Sedangkan menurut istilah, ulama’ berbeda pendapat.
1. Jumhur ulama’ berpendapat bahwa sahabat ialah :
به ومؤمنا مسلما كونه حل الحياة حل في عرفية قة مال م ص هللا رسول لقي من
“Orang yang bertemu Rasulullah saw dengan pertemuan yang wajar sewaktu
Rasulullah saw masih hidup, dalam keadaan Islam dan beriman.”
2. Ibnu Hajar dalam kitab Al Ishabah jilid 1 : 4-5 menerangkan bahwa sahabat ialah
orang Islam yang bertemu dengan Nabi saw dan mati dalam memeluk Islam.
3. Al Jahidl berpendapat bahwa sahabat ialah orang Islam yang berjumpa dengan Nabi,
lama persahabatannya dengan Nabi dan meriwayatkan hadis dari beliau.
Adapun pengertian sahabat secara umum yang telah didefinisikan oleh para ulama, yaitu:
“Sahabat adalah orang yang pernah bertemu dengan Nabi, beriman kepadanya dan
meninggal dalam keadaan Islam”.