1. KUMPULAN ARTIKEL
1. PENGERTIAN, KONSEP, SERTA DALIL-DALIL TENTANG ISTIDROJ
2. DALIL-DALIL HADITS QUDSI TENTANG HUKUMAN YANG DISEGERAKAN
SEBAGAI BENTUK KASIH SAYANG ALLAH TERHADAP HAMBANYA.,
(DALIL, TERJEMAHAN, PENJELASAN, SERTA CONTOH KASUS).
3. BERITA KENABIAN RASULULLAH SAW YANG DIMUAT DI DALAM KITAB-
KITAB SUCI AGAMA LAIN (Kristen, Hindu, Yahudi, dll)
4. Al-QURÁN SEBAGAI SUMBER SAINS DAN TEKNOLOGI
5. PENGERTIAN DAN ORANG-ORANG SALAFUSSALIH YANG
SESUNGGUHNYA: GENERASI SAHABAT, TABIIN, DAN TABIIT
Disusun sebagai tugas terstruktur Ujian Akhir Semester (UAS) mata kuliah Pendidikan
Agama Islam
Dosen Pengampu:
Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.Sos
Disusun Oleh:
Nama : Dinda Restu Inantha
NIM : L1B021009
Prodi/Kelas : Ilmu Komunikasi/A
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MATARAM
2021
2. i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya sehingga saya dapat
menyelesaikan tugas artikel Pendidikan Agama Islam ini. Tidak lupa saya mengucapkan
terimakasih terhadap Bapak Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.Sos yang telah memberikan
ilmu yang sangat berhaga ini.
Saya berharap semoga tugas atikel ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
untuk para pembaca. Bahkan saya berharap lebih jauh lagi agar tugas artikel ini bisa di
praktekkan oleh para pembaca dalam kehidupan sehari-hari.
Saya yakin masih banyak kekurangan dalam membuat tugas artikel ini karena
keterbatasan pengetahuan dan pengalaman saya. Untuk itu saya meminta maaf jika ada
kesalahan kata yang tidak di sengaja.
3. ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................................................................ii
BAB I
ISTIDRAJ.........................................................................................................................................................................1
A. Pengertian Istidraj.................................................................................................................................1
B. Konsep-konsep Istidraj.........................................................................................................................3
C. Dalil-dalil tentang Istidraj...................................................................................................................3
BAB II
DALIL-DALIL HADITS QUDSI TENTANG HUKUMAN YANG DISEGERAKAN SEBAGAI
BENTUK KASIH SAYANG ALLAH TERHADAP HAMBANYA...................................................................5
A. Dalil-dalil, Terjemahan dan Penjelasan..................................................................................................5
B. Contoh Kasus .................................................................................................................................................9
BAB III
BERITA KENABIAN RASULULLAH SAW YANG DIMUAT DI DALAM KITAB-KITAB SUCI
AGAMA LAIN................................................................................................................................................................11
A. Kitab Suci Injil...............................................................................................................................................11
B. Kitab Suci Taurat...........................................................................................................................................13
C. Kitab Suci Zabur............................................................................................................................................14
D. Kitab Suci Hindu............................................................................................................................................16
BAB IV
Al-QURÁN SEBAGAI SUMBER SAINS DAN TEKNOLOGI.........................................................................19
BAB V
PENGERTIAN DAN ORANG-ORANG SALAFUSSALIH YANG
SESUNGGUHNYA.........................................................................................................................................................24
A. PENGERTIAN SALAFUSSALIH.............................................................................................................24
B. GENERASI SAHABAT TABIIN DAN TABIITABIIN........................................................................24
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................................................27
4. 1
BAB I
ISTIDRAJ
A. Pengertian Istidraj
Istidraj adalah berasal dari kata 'daraja' dalam bahasa Arab yang berarti naik
satu tingkatan ke tingkatan berikutnya. Namun, Istidraj lebih dikenal sebagai istilah
azab yang berupa kenikmatan yang diberikan pada seseorang. Jadi, Allah SWT menguji
hamba-hambanya yang lalai dalam batas dengan melimpahkan mereka kenikmatan
dunia. Padahal, segala hal yang dinikmati tersebut adalah suatu jebakan.
Istidraj adalah tipuan yang diberikan oleh Allah SWT terhadap orang - orang yang
membangkang terhadap-Nya. Dalam hal ini Allah SWT mengabulkan segala keinginan
manusia dengan membukakan pintu - pintu kesenangan, yang mana hal itu sebenarnya
adalah kehancuran, kenistaan, dan kesengsaraan kenangan.
Arti Istidraj, yaitu suatu jebakan berupa kelapangan rezeki padahal yang diberi
keadaan terus menerus bermaksiat pada Allah. Jadi, ketika Allah membiarkan kita
sengaja meninggalkan shalat, meninggalkan puasa, tidak ada perasaan berdosa ketika
bermaksiat, berat untuk bershadaqah, merasa bangga dengan apa yang dimiliki,
mengabaikan semua atau mungkin sebagian perintah Allah, menganggap enteng
perintah- perintah Allah, merasa umurnya panjang dan to do-nunda taubat, and not want
to demand science syar'i tetapi Allah tetap memberikan mereka harta yang, senang,
hidup aman, tidak sakit dan tidak juga tertimpa musibah Bersiaplah untuk menantikan
konsekuensinya, karena janji Allah itu Maha Benar.
Pada saat seseorang tertimpa istidrāj, ia sangat terlena dengan semua yang dia punya,
sehingga lupa bahwa semuanya hanyalah titipan sementara. Dia lupa bersyukur atas
nikmat yang diberikan, begitu juga ia melakukan kemaksiatan tanpa merasa berdosa.
Dan mengangggap nikmat yang Allah Swt berikan sebuah sebuah isian. Ketika hal ini
terjadi, maka akan berakibat pada akhirnya mendapatkan siksaan dari arah yang tidak
disangka-sangka. Maka dari itu, perlu meminta pertolongan kepada Allah Swt dan juga
5. 2
mengasah keimanan agar terus meningkat sehingga menyadari bahwa hakikat nikmat
dan siksaan.
Hal seperti ini biasanya memang diberikan Allah kepada orang-orang kafir dan ahli
maksiat. Seperti keterangan berikut:
“Dan janganlah sekali-kali orang-orang kafir menyangka, bahwa mempersembahkan
tangguh Kami kepada mereka adalah lebih baik bagi mereka. Sesungguhnya Kami
memberi tanggapan kepada mereka. dan bagi mereka azab yang menghinakan. ” (Ali
'Imran: 178)
“Mereka mengira bahwa harta dan anak-anak yang Kami berikan kepada mereka itu
(berarti bahwa), Kami bersegera memberikan-apakah kepada mereka tidak, sebenarnya
mereka tidak sadar.” (Al Mu'minun: 55-56)
“Maka serahkanlah (ya Muhammad) kepada-Ku (urusan) orang-orang yang
mendustakan Perkataan ini (Alquran). kemudian Kami akan menarik mereka dengan
beransur-ansur (ke arah kebinasaan) dari arah yang tidak mereka ketahui, ” (Al Qalam:
44)
Jadi, ketika ada orang yang tidak shalat, tidak puasa Ramadhan, gemar bermaksiat,
tetapi hidupnya makmur, sejahtera, dan bergelimang kemewahan, ini adalah tandatanda
istidraj. Ketika seseorang meraih pangkat dan jabatan atau kemenangan dengan
cara-cara yang zalim dan menghalalkan segala cara, sebenarnya hal ini juga pengertian
istidraj dalam Islam.
Demikian pula, kalau ada negara yang kufur kepada Allah, menghalalkan apa yang
diharamkan oleh Allah, melegalkan beragam bentuk maksiat, menambahkan orangorang
yang mencintai Allah dan Rasul-Nya, melarang larangan atau berbagai aktivitas dakwah.
Negara itu bisa saja secara zahir tampak maju di berbagai aspek kehidupan. Namun,
kemajuan itu tidak lain adalah istidroj.
6. 3
B. Konsep Istidroj
1. Ibadah Kita Semakin Turun, Namun Kesenangan Makin Melimpah
Ibnu Athaillah berkata : “Hendaklah engkau takut jika selalu mendapat karunia Allah,
selama engkau tetap dalam perbuatan yang maksiat kepada-Nya, jangan sampai karunia
itu sendiri-mata istidraj oleh Allah”
2. Kita melakukan Maksiat, Tapi Malah Makin Banyak Kesenangan
Ali Bin Abi Thalib ra berkata: “ Hai anak Adam ingat dan waspadalah bila kau lihat
Tuhanmu yang terus menerus melimpahkan nikmat atas dirimu selama engkau
terus-terus melakukan maksiat kepadaNya ” (Mutiara Nahjul Balaghoh Hal 121)
3. Semakin Kita Kikir, Namun Semakin Banyak
Kita ketahui bahwa sebetulnya Sodaqoh dapat membuat harta kita semakin banyak.
Ketika kita dihinggapi sifat kikir, tak pernah zakat, infak, shadaqah ataupun
mengulurkan bantuan orang lain. Namun justru justru harta semakin melimpah ruah.
menjadi salah satu ciri khas istidraj dalam islam.
4. Jarang Sakit
Imam Syafi'I pernah menyebut: Setiap orang pasti pernah mengalami sakit suatu saat
dalam hidupnya, jika Anda tidak pernah sakit maka tengoklah ke belakang mungkin ada
yang salah dengan dirimu.
C. Dalil- dalil tentang Istidroj
Adapun dalil dalam Alquran yang menjelaskan tentang Istidraj ialah Surah AlAn'am
ayat 44: بم ل س و ن مه اذاف غب ةت نذخا مه وا اوت امب اوحرف اذا تح ى ش ءى ك ل ا اوب ب عل ي مه
تف ح ان هب ذ اورك ام سن او لف ام
Fa lammaa nasuu maa zukkiruu bihii fatahnaa 'alaihim abwaaba kulli syaii', hattaaa izaa
farihuu bimaaa uutuuu akhoznaahum baghtatang fa izaa hum mublisuun
7. 4
Artinya: “Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada
mereka, Kami pun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga
ramah-tamah mereka dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa
mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa. ”
Semoga Kita dan keluarga bukan golongan, penerima istiraj, azab berupa kenikmatan
dari Allah SWT.
Biasanya, Istidraj terjadi pada umat Islam yang lalai dalam jalan. Namun, mereka selalu
merasakan kenikmatan di dunia.
Misalnya, seorang umat yang tidak pernah menunaikan salat dan mengerjakan amalan
lain, tetapi dilimpahkan rezeki begitu banyak. Namun, kenikmatan yang membuat
mereka terlena adalah sebuah jebakan atau azab dari Allah SWT.
Sebagaimana yang diterangkan dalam Alquran Surah Ali Imran ayat 178:
يهم ن اذع ب لو مه ثا ام ل اودادزي مهل لمن ي نا ام نال ف س مه خ ري مهل لمن ي نا ام كاو رف اليذ ن
سحي ب ن
و ال Wa laa yahsabannallaziina kafaruuu annamaa numlii lahum khoirul li 'angfusihim,
innamaa numlii lahum liyazdaaduuu ismaa, wa lahum azaabum muhiin Artinya: “Dan
jangan sekali-kali orang-orang kafir itu mengira bahwa tenggang waktu yang Kami
berikan kepada mereka lebih baik. Sesungguhnya tenggang waktu yang Kami berikan
kepada mereka hanyalah bahwa dosa makin bertambah, dan mereka akan mendapat
azab yang menghinakan.”
8. 5
BAB II
DALIL-DALIL HADITS QUDSI TENTANG HUKUMAN YANG
DISEGERAKAN SEBAGAI BENTUK KASIH SAYANG ALLAH TERHADAP
HAMBANYA
A. Dalil, Terjemahan dan Penjelasan
Terdapat 3 dosa yang balasannya akan disegerakan Allah SWT di dunia.
موي إل ى ءاش ام اهنم هللا رخؤي ذ ون ب ل : ك قال سو ل م عل ي ه هللا لص ى نال ب ي ع ن ،نه ع
للال ضر ي ب ةرك بأ ي ع ن
ومال ت بق ل الند اي ف ي صل بحا اه عي ج ل ،الرحم يطق ةع وأ ،دين وال ال قوقعو لو ،غي ب ال إال
قال ةماي
Hal ini sesuai dalam hadist dari Abu Bakrh RA, Rasulullah SAW bersabda,” Setiap dosa
akan di akhirkan (ditunda) balasannya oleh Allah SWT hingga hari kiamat, kecuali
al-baghy (zalim), durhaka kepada orang tua dan memutuskan silaturahim, Allah akan
menyegerakan di dunia sebelum kematian menjemput.” (HR Al Hakim, Al Mustadrak
No 7345).
Pertama, dosa orang yang berbuat zalim balasannya akan disegerakan. Zalim adalah
perbuatan melampaui batas dalam melakukan keburukan. Perbuatan zalim dapat
mengotori hati, seperti sombong, dengki, ghibah, fitnah, dusta, dan lain sebagainya.
Karena itu zalim termasuk dari dosa besar.
Manusia yang zalim akan mendapatkan balasan di dunia dan siksa pedih di akhirat.
Sebagaimana yang dijelaskan dalam Alquran :
يأل م اذع ب مهل لوأ ئ ك ق الح غب ري ر
ارال ف ي يو ب وغ ن ال سان لظي وم ن اليذ ن عل ى
سال ب ي ل نإ ام “Sesungguhnya dosa itu atas
9. 6
orang-orang yang berbuat zalim kepada manusia dan melampaui batas di muka bumi
tanpa hak. Mereka itu mendapat azab yang pedih.” (QS Asy-Syura: 42)
Kedua, orang yang durhaka kepada orang tua. Sikap buruk dan tidak menghormati serta
tidak menyayangi kedua orang tua, adalah sikap yang sangat tercela, karena merekalah
penyebab keberadaan kita di dunia ini.
Jika sikap ini dilakukan, maka akan mengundang kemurkaan dari Allah SWT di dunia
ini, antara lain dalam bentuk pembangkangan sikap yang dilakukan anak-anak mereka.
Karena itu, sikap ihsan baik dalam ucapan maupun perbuatan merupakan suatu
kewajiban agama sekaligus merupakan suatu kebutuhan. Seperti yang dijelaskan dalam
firman Allah SWT:
و ال أ ف امهل قت ل فلل كللامه وأ امهدحأ كال رب ع دن ك بي ل غ ن إما ا سحإ ا ن و يدالوالب ن إ ايه إال
عت اودب أال بر ك قو ض ى
رك قالو امهل قو ل نتامهره
“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan
hendaklah kamu berbuat baik pada ibu-bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah
seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam
pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya
perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka, dan ucapkanlah kepada mereka
ucapan yang mulia.” (QS Al-Isra: 23).
Ketiga, dosa orang yang memutuskan silaturahim. Islam tidak menyukai orangorang
yang memutuskan tali persaudaraan.
Islam mengancam dan mengecam secara tegas orang-orang yang memutuskan tali
persaudaraan. Dalam hal ini, Rasulullah SAW bersabda dari Abu Muhammad Jubiar bin
Muth’im RA:
10. 7
عطاق جال ةن خدي ل : ال قال ﷺ للال سر و ل أ ن عنه هللا ضر ي معطم ب ن بج ري دمحم بأ ي عن
“Tidak akan masuk
surga orang yang memutus (silaturahim)." (HR Bukhari dan Muslim).
Islam begitu tegas terhadap hubungan baik sesama manusia. Oleh karena itu, orang
yang tidak mau berbuat baik dan justru memutus persaudaraan, Islam pun memberikan
ancaman yang keras, yakni tidak akan masuk surga sebagai balasannya. Sungguh
mengerikan.
Penjelasannya :
Dari Anas bin Malik, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
موي هب فوي ى تح ى نذب ب ه عنه سمأ ك شال ر عب هدب للال دارأ اذإو الند اي ف ى عال وق ةب هل
عج ل خالر ي عب هدب للال دارأ اذإ
قال ةماي
Jika Allah menginginkan kebaikan pada hamba, Dia akan segerakan hukumannya di
dunia. Jika Allah menghendaki kejelekan padanya, Dia akan mengakhirkan balasan atas
dosa yang ia perbuat hingga akan ditunaikan pada hari kiamat kelak.” (HR Tirmidzi no.
2396, hasan shahih kata Syaikh Al Albani)
Juga dari hadits Anas bin Malik, beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
سال طخ لف ه طخس مو ن الار ا لف ه ضر ى مف ن با مهالت اموق حأ ب اذإ للال إو ن ال ءالب عمظ
عم الءازج عمظ إ ن
Sesungguhnya pahala besar karena balasan untuk ujian yang berat. Sungguh, jika Allah
mencintai suatu kaum, maka Dia akan menimpakan ujian untuk mereka Barangsiapa
yang ridho, maka ia yang akan meraih ridho Allah. Barangsiapa siapa yang tidak suka,
maka Allah pun akan murka.” (HR. Ibnu Majah no. 4031, hasan kata Syaikh Al Albani)
11. 8
Penjelasan dari dua hadits di atas:
1. Musibah yang berat (dari segi kualitas dan kuantitas) akan mendapat balasan pahala
yang besar.
2. Tanda Allah cinta, Allah akan menguji hamba-Nya. Dan Allah yang lebih mengetahui
keadaan hamba-Nya. Kata Lukman -seorang sholih- pada anaknya,
الب ءالب تخي رب مؤمالو ن الب ران تخي ارب ن فالو ا ة الهذ ب نب ي اي
Wahai anakku, ketahuilah bahwa emas dan perak diuji keampuhannya dengan api
sedangkan seorang mukmin diuji dengan ditimpakan musibah
3. Siapa yang ridho dengan ketetapan Allah, ia akan meraih ridho Allah dengan
mendapat pahala yang besar.
4. Siapa yang tidak suka dengan ketetapan Allah, ia akan mendapat siksa yang pedih.
5. Cobaan dan musibah dinilai sebagai ujian bagi wali Allah yang beriman.
6. Jika Allah menginginkan kebaikan pada hamba, Dia akan segerakan hukumannya di
dunia dengan diberikan musibah yang ia tidak suka sehingga ia keluar dari dunia dalam
keadaan bersih dari dosa.
7. Jika Allah menghendaki kejelekan padanya, Dia akan mengakhirkan balasan atas
dosa yang ia perbuat hingga akan ditunaikan pada hari kiamat kelak. Ath Thibiy berkata,
“Hamba yang tidak dikehendaki baik, maka kelak dosanya akan dibalas hingga ia
datang di akhirat penuh dosa sehingga ia pun akan disiksa karenanya.” (Lihat Faidhul
Qodir, 2: 583, Mirqotul Mafatih, 5: 287, Tuhfatul Ahwadzi, 7: 65)
8. Dalam Tuhfatul Ahwadzi disebutkan, “Hadits di atas adalah dorongan untuk bersikap
sabar dalam menghadapi musibah setelah terjadi dan bukan maksudnya untuk meminta
musibah datang karena ada larangan meminta semacam ini.”
12. 9
B. Contoh kasus
Saya mengambil contoh dari seseorang yang pernah mengalami masalah hidup yang
sangat berat,terlilit hutang, sakit yang sangat langka dengan kwmungkinan hidup yang
sangat tipis,namun Allah begitu mencintainya. Entah dia pernah berbuat dosa atau apa
pun sebelumnya ,hanya Allah yang tahu namun setelah semua kejadian yang sulit itu dia
menjadi sangat dekat dengan Allah SWT.
Begitu hebatnya kepiawaian Dewa Eka Prayoga dalam bidang pemasaran digital hingga
ia mendapat julukan 'Dewa Selling'. Namun, pria yang juga akrab disapa Kang Dewa ini
mengalami serentetan ujian yang mungkin membuat banyak orang menyerah.
Keterpurukan pertama sudah dirasakan saat usia muda, tepatnya ketika ia masih
menjalani semester tujuh perkuliahan. Nilai utang yang harus ditanggung pun tidak
sepele, yakni mencapai Rp7,7 miliar.
Ya, nilai uang yang besar memang sudah didapatkannya sejak kuliah karena saat itu
sudah bisa membentuk personal branding yang cukup terkenal. "Waktu itu saya bawa
uang banyak karena saya sudah punya personal branding lantaran sering diundang
seminar di luar kampus. Sampai sampai ada teman yang nawarin saya proyek
pengadaan laptop dan lain-lain untuk keperluan kantor," papar Dewa yang kala itu
berhasil mengumpulkan puluhan investor.
Nahas, teman yang dipercaya nyatanya hanya penipu yang menjual proyek bodong. Saat
mengetahui sang teman kabur, Dewa yang saat itu merupakan mahasiswa Universitas
Pendidikan Indonesia segera melapor ke polisi. Meski dengan kasus itu pada awalnya
masih ada 40 investor bertahan, kemudian hanya tersisa dua orang.
Untuk membayar utang, Dewa yang kala itu baru beberapa hari menikah pun mencoba
berjualan jajanan dari berkeliling menjual ceker pedas, krupuk, hingga seblak. Ia
beruntung karena sang istri, Wiwin Supiyah, rela membanting tulang bersama meski
masih menjadi pengantin baru.
13. 10
Kemudian jalan mulai membaik saat ia ditawari menulis buku oleh seorang teman.
Berbekal laptop jadul, Dewa berhasil menulis kisahnya hanya dalam tujuh hari ke dalam
buku berjudul 7 Kesalahan Pengusaha Pemula. Buku itu tidak disangka laris hingga
Dewa bisa berpendapatan Rp120 juta per bulan.
Namun, di tengah masa perbaikan dalam melunasi utangnya, ujian baru datang lagi.
Dewa terdiagnosis menderita GBS (guillain barre syndrome), yaitu sebuah gangguan
saraf yang mengakibatkan seluruh badanya lumpuh total. Ia pun terpaksa harus dirawat
secara intensif selama dua bulan akibat penyakit tersebut hingga menelan biaya
perawatan sebesar Rp700 juta.
Meski terpuruk, Dewa tetap bersyukur karena dapat sembuh dalam waktu empat bulan.
Penulis buku Melawan Kemustahilan itu juga merasa ujian yang ia alami telah
menjadikannya sebagai pribadi yang lebih baik.
Kini, pada usia 30 tahun, Dewa tidak hanya tetap gencar berbisnis dan menjadi
motivator, tetapi juga berbagi kepada sesama dengan mendirikan pesantren bagi
kalangan tidak mampu. "Saat ini saya sedang membangun sebuah pondok Qur'an
Digitalpreneur di Cirebon. Semoga tahun depan selesai dan sedang berkampanye
mengajak teman-teman di Indonesia berwakaf dan bersedekah secara gila-gilaan,
sesering mungkin, sesempat mungkin, dengan hashtag #SedekahBrutal," pungkas Dewa
14. 11
BAB III
BERITA KENABIAN RASULULLAH SAW YANG DIMUAT DI DALAM
KITAB-KITAB SUCI AGAMA LAIN
A. Kitab Suci Injil
Didalam perjanjian lama, dapat dijumpai tentang berita akan datangnya
Muhammad , diantaranya :
-Kitab Ulangan 18 :18 :
“Maka pada masa itu berfirmanlah Allah kepadaku, benarlah perkataan mereka itu.
Bahwa Aku akan menjadikan bagi mereka itu seorang Nabi diantara segala
saudara-saudaranya yang seperti engkau ya Musa. dan Aku akan memberikan segala
firmanKu dalam mulutnya dan iapun akan mengatakan segala yang Kusuruh akan dia.”
Dalam ayat ini menjelaskan akan kedatangan seorang Nabi yang sebesar Nabi Musa,
yang datangnya dari antara saudara-saudara Nabi Musa. Allah sudah terlalu kesal
terhadap pembangkangan bangsa Israel. Itulah sebabnya Allah tidak lagi akan
membangkitkan Nabi-nabinya dari keturunan Israel (Yahudi) tetapi dari pada saudara
Israel, yaitu Arab.
Maka jika ditarik garis keturunan yang lurus, Nabi Musa adalah keturunan
Ishak,sedangkan Nabi Muhammad adalah keturunan Ismail. Ishak dan Ismail adalah dua
bersaudara anak Ibrahim.
Hal ini ditegaskan pula dalam kitab (Taurat Musa) Ulangan 33: 1-3 yang bunyinya:
1. “Bermula, maka inilah berkat yang telah diberikan Musa khalil Allah pada Bani Israil
dahulu daripada matinya”.
2. Maka katanya: “Tuhan telah datang dari Thursina, dan telah terbit bagi mereka itu
dari Seir. Kelihatanlah ia gemerlapan cahayanya dari gunung Paran, lalu datang hampir
dengan Bukit Kades. Maka pada kanannya adalah tiang api bagi mereka itu.”
15. 12
3. “Bagaimana dikasihinya akan mereka itu, yaitu segala suku bangsa itu, segala
kesuciannya dalam tangannya, dan mereka itu duduk dikakinya masing-masing akan
mendapat perkataannya”.
-Didalam ayat 1 dijelaskan akan hikmah ini, suatu berkat, suatu kebahagiaan yang
diberikan oleh Musa khalil Allah untuk Bani Israil.
Ayat ke-2 membicarakan lebih jauh isi dari hikmak ini, yaitu tentang tiga tempat:
Thursina, Seir dan Paran”.
-Thursina adalah bukit dimana Nabi Musa a.s. Mendapatkan dua log batu dan Tauratnya
dari Allah,
-Seir yang dimaksud adalah suatu lembah yang disebut Kana’an,adalah menunjukkan
dimana gerangan Nabi Isa a.s. akan lahir, yakni di Baitlahim,
-Sedangkan tempat ketiga adalah “Paran” (Nama asli Mekkah),yang menunjukkan di
mana Nabi Muhammad akan lahir.Dimana pada tempat ketiga itu akan muncul
seseorang yaitu yang datang hampir atau mendekati Kades,yang artinya Baitullah.
-Alangkah hebatnya tiang yang muncul dari Paran ini, yaitu Tiang Api,
Dalam Perjanjian Lama berbahasa Belanda “tiang api” ,terjemahanya diganti dengan
“Hukum Api”(Vuurwet).
Sementara “Tiang Api” adalah suatu unsur yang sanggup dan akan dapat membinasakan
unsur-unsur kimia apapun didepannya, apakah ia baja sekalipun. Jadi yang dimaksud
dengan “Tiang Api atau taruhlah “hukum api”, ialah munculnya suatu agama atau
keyakinan yang sendi-sendinya sangat kuat, sebagaimana kekuatan “tiang api”.
-Agama apakah yang muncul dari Paran? (Mekkah-red.) Tiada lain, selain agama Islam
yang mempunyia 4 sendi yang kokoh yaitu Tauhid (Keesaan Tuhan), Ibadah
(sembahyang dan puasa serta haji), Muamalah (cinta sesama manusia, sosialis yang
merata), dan Akhlak (budi luhur manusia).
16. 13
Dari Kitab Yesaya:
Ayat ke-3 selanjutnya menggambarkan betapa bangsa itu lalu dikasihi oleh Allah, serta
berkenan menerima perkataan-perkataan dari Dia, yang muncul dari Mekkah (Paran)
itu.
Kesimpulan yang diperoleh dari seluruh tafsiran ini, ialah: ,”Dari Mekkah akan datang
Nabi itu, yaitu Nabi Muhammad s.a.w.”
Kitab Nabi Yesaya pasal 41 ayat 1-4 bunyinya:
1. “Berdiam dirilah kamu hai sekalian pulau, hendaklah segala bangsa memperbaharui
kuat dan kuasanya, serta datang kemari, hendaklah mereka itu memutuskan hukum.
Kami hendak bersama-sama datang hampir akan berhukum”.
2. “Siapa gerangan yang, sudah membangkitkan Dia dari musyrik dan bertemu dengan
segala kebenaran pada segala langkahnya? Siapa Dia, yang menyerahkan segala
orang-orang kafir dihadapan haderatnya dan akan memberikan kuasa atas segala
raja-raja dan menyerahkan mereka seperti duli dan kepada busurnya seperti jerami
diterbangkan angin?”
3. “Pada masa diusirnya mereka itu? Dengan selamat juga ia terus kepada jalan yang
belum pernah dilangkahinya”,
4. “Siapa gerangan sudah mengadakan dan membuat dia, sambil memanggil segala
bangsa asal mulanya. Aku ini Tuhan yang pertama, maka Aku ini yang kemudian sama
saja”.
B. Kitab Suci Taurat
Dalam kitab Taurat Pertama Pasal ke-9 disebutkan: “Sesungguhnya Hajar ketika
berpisah dengan Sarah dan diajak bicara oleh malaikat. Malaikat berkata: ‘Wahai Hajar,
dari mana engkau datang? dan kemana engkau ingin pergi? Maka ketika Hajar
menerangkan keadaannya, malaikat itu berkata :Kembalilah karena aku akan
memperbanyak keturunanmu dan tumbuhan mu sampai tidak terhitung. Dan engkau
17. 14
akan melahirkan seorang anak laki-laki bernama Ismail. Karena Allah telah mendengar
kerendahan dan ketundukan mu. Dan anakmu menjadi manusia paling kuat. Kuasanya
berada di atas kuasa semuanya, dan tempat tinggalnya berada di batas-batas semua
saudaranya.” Dalam kitab Hidayatul Hayara, seperti dikutip dari buku Rasulullah
Teladan untuk Semesta Alam (Raghib as-Sirjani, 2011), Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah
menerangkan kalau pasal dalam Taurat tersebut tentang kehadiran Nabi Muhammad saw.
Sebelum Nabi Muhammad saw. diutus, kuasa keturunan Nabi Ismail as. belum berada
di atas kuasa keturunan Nabi Ishaq as. Namun ketika Nabi Muhammad saw. diutus
Allah dengan membawa risalah-Nya, maka kuasa keturunan Nabi Ismail as. berada di
atas kuasa keturunan Nabi Ishaq as. dan semuanya.
Dalam Taurat, kabar tentang Nabi Muhammad saw. juga terdapat dalam Kitab Yeyasa
bab ke-42. Bunyi teksnya: “Agar manusia dan kota-kotanya meninggi suaranya,
rumah-rumah yang ditinggali oleh Qaidir, agar penduduk Sali’ berdendang dari
puncak-puncak gunung untuk memanggil, memberikan kemuliaan kepada Tuhan, dan
mengabarkan dengan tasbihnya di pulau-pulau.” Ibnu Qayyim al-Jauziyyah
menyebutkan kalau teks tersebut merupakan kabar gembira tentang kedatangan Nabi
Muhammad saw. Rumah-rumah yang ditinggali oleh Qaidir bin Ismail menunjuk
kepada negeri Arab. Sebagaimana diketahui, Qaidir bin Ismail adalah moyang Nabi
Muhammad saw. Tidak hanya itu, teks itu juga menyebutkan tempat hijrah Rasulullah,
Madinah. ‘Agar penduduk Sali berdendang’. Sali’ atau Sal merupakan nama sebuah
gunung di pintu Madinah yang namanya masih sampai sekarang. (A Muchlishon
Rochmat).
C. Kitab Suci Zabur
Zabur dengan arti kitab yang diwahyukan kepada Nabi Daud AS juga disebut
dalam bahasa Arab dengan mazmur dan jamaknya mazamir. Menurut Shorter
Encyclopaedia of Islam, mazmur dalam bahasa Ibrani disebut mizmor, dalam bahasa
Suriani disebut mazmor, dan pada bahasa Ethopia disebut mazmur.
18. 15
Jadi, sebenarnya Zabur Nabi Daud AS dengan definisi tersebut menerangkan bahwa
kitab suci ini sebenarnya merupakan kumpulan mazmur, yakni nyanyian rohani yang
dianggap suci (Psalms dalam bahasa Inggris) yang berasal dari Nabi Daud AS.
Zabur berisi 150 nyanyian (mazmur) yang dise nan dungkan Nabi Daud AS dengan
mengungkapkan semua pengalaman yang dialaminya pada masa hidupnya. Pengalaman
tersebut, seperti pengakuan dosanya, kisah kejatuhannya, pengampunan dosanya oleh
Allah, sukacitanya tentang kemenangannya atas musuh Allah, kemuliaan Allah seperti
dinyatakan oleh alam dan hukuman Allah, dan kemuliaan Messiah (Nabi Muhammad)
yang akan datang.
Zabur yang merupakan mazmur berisi lima tipe nyanyian, yaitu, nyanyian liturgi
kebaktian untuk memuji Allah, nyanyian perorangan sebagai ucapan syukur, ratapan-
ratapan jamaah, ratapan dan doa individu, serta nyanyian untuk raja.
Ada pendapat mengatakan, tidak semua mazmur dalam Perjanjian Lama merupakan
Zabur Nabi Daud AS. Dari 150 nyanyian kudus yang kini masuk bagian Perjanjian
Lama diperkirakan 73 saja, di antaranya dinisbahkan (berasal) dari Nabi Daud AS.
Tentang penetapan Zabur bahwa Allah akan mewariskan bumi kepada manusia yang
saleh, seperti dinyatakan oleh Alquran, dapat dilihat bukti penetapan itu dalam Mazmur
Daud pada Perjanjian Lama. Alquran mengatakan, “Dan sungguh telah Kami tulis di
dalam Zabur sesudah (Kami tulis dalam) Lauh Mahfuz bahwasanya bumi ini dipusakai
oleh hamba-hamba-Ku yang saleh.” (QS al-Anbiya’ [21]: 105).
Sebutan Lauh Mahfuz ternyata juga tercantum di dalam Zabur sebagaimana dikisahkan
dalam Alquran. Lauh Mahfudz, menurut Zabur, adalah catatan tentang ketentuan yang
telah ditetapkan Allah SWT. Sedangkan pernyataan Alquran tentang bumi yang
dipusakai oleh orang-orang yang saleh, hal ini juga ternyata terdapat dalam Zabur.
19. 16
Dalam Perjanjian Lama, Mazmur 25:12-13, disebutkan, “Siapakah orang yang takut
kepada Tuhan, Kepadanya Tuhan menunjukkan ja lan yang harus dipilihnya. Orang itu
sendiri akan menetapkan dalam kebahagiaan dan anak cucunya akan mewarisi bumi.”
Ayat ini menjadi satu referensi bahwa tidak ada perbedaan akidah dan tauhid antara
Nabi Daud AS hingga Nabi Muhammad SAW. Umat mereka sama-sama disebut sebagai
orang-orang saleh dan dipusakai untuk menjadi khalifah di muka bumi. Baik
orang-orang saleh pada zaman terdahulu seperti umat Nabi Daud AS hingga
orang-orang saleh masa kini yang menjadi umat Nabi Muhammad SAW.
Baik dalam kitab Zabur maupun Alquran, keduanya menyebutkan bahwa bumi beserta
isinya diwariskan kepada orang saleh, yakni mereka yang beriman kepada Allah SWT
dan tidak mempersekutukannya dengan sesuatu apa pun.
D. Kitab Suci Hindu
Kitab suci umat Hindu terbagi menjadi tiga, yaitu Vedas, Upanishads, and Puranas.
Ketiganya dibedakan berdasarkan umurnya, beberapa menyebutkan kitab tersebut
berasal dari sekitar 4.000 tahun yang lalu. Baru-baru ini telah ditemukan bahwa Nabi
Muhammad SAW disebutkan dalam kitab-kitab tersebut.
Salah satu bukti yang mengejutkan adalah jazirah Maharshi Vyasa yang merupakan
tempat suci umat Hindu, merupakan tanah Arab yang dirusak setan. Kemungkinan hal
itu berasal dari pra-Islam pagan. Selanjutnya, disebutkan Mahamad, yang diperkirakan
maksudnya adalah Muhammad, dimana dalam kitab tersebut digambarkan sebagai
orang yang akan menuntun orang-orang yang sesat.
Dalam kitab itu, disebutkan dia akan disunat, berjenggot, fasih, dia akan membuat
revolusi besar, dia akan mengumumkan panggilan untuk beribadah, dia akan makan
daging hewan halal yang bukan dari babi, dan dia akan melawan bangsa yang tidak
beragama. Kesemua itu mengarah pada ciri-ciri Rasulullah Muhammad SAW.
20. 17
Bhavishya Purana yang merupakan salah satu Puranas terpenting, memberikan bukti
lain. Disebutkan bahwa di negeri asing akan ada seorang guru spiritual yang bernama
Muhammad. Dimana dia akan menjadi penghuni Arabia, dia akan mengumpulkan
kekuatan besar untuk melawan atau membunuh iblis dan Allah akan melindunginya dari
lawan-lawannya.
Kitab Upanishad, yang merupakan kitab tinggi dari Vedas, dan banyak digunakan
sebagai literatur pelajar Hindu menyebutkan nama nabi Muhammad. Karena dalam
kitab tersebut terdapat pengetahuan yang bersifat ketuhanan yang mengajarkan
bagaimana mendekatkan diri kepada sang Khaliq.
Selain itu juga, terdapat bukti penting yang disebutkan "tidak ada tuhan kecuali Allah",
dan itu disebutkan lebih dari sekali. Disebutkan pula deskripsi untuk Allah, yaitu nama
dewa adalah Allah, Dia adalah salah satu, Raja seluruh dunia, Dia adalah yang Terbesar
dari semua, Terbaik, Paling Sempurna, paling suci dari semua, Memelihara dari seluruh
dunia, yang merupakan pengejawantahan bumi dan ruang, dan Tuhan dari semua
ciptaan.
Dia menciptakan matahari, bulan, bintang-bintang, dan langit. Dia Memelihara dari
semua burung, binatang, hewan yang hidup di laut dan mereka yang tidak terlihat oleh
mata. Dia adalah Penghapus segala kejahatan dan bencana, dan Muhammad adalah
Rasul Allah.
Dalam Atharva Veda disebutkan 'yang patut dipuji' yang setiap orang harus memujinya,
dan disebutkan namanya Muhammad. Disebutkan pula Muhammad adalah sosok
penunggang unta. Menariknya, hal itu kontras karena nabi Indian dilarang untuk
menunggang unta. Dan nabi Isa disebutkan mengendarai keledai bukan unta. Sehingga
jelaslah yang dimaksud sang pengendara unta adalah Muhammad.
Pada mantra ketujuh menyebutkan ada orang yang akan menuntun semua manusia, dan
Muhammad selalu menegaskan tidak ada pengkhususan yang dituntun, bukan hanya
bangsa Israel ataupun bangsa Arab saja, melainkan seluruh umat.
21. 18
Kemudian pada Mantra keenam berbicara tentang beberapa orang pemberani yang kalah
tanpa pertempuran dan jumlah lawan mereka adalah 10 ribu. Hal itu bisa menjadi acuan
untuk pertempuran sekutu atau parit yang berlangsung pada masa Nabi Muhammad.
Jumlah orang-orang yang melakukan pengepungan di sekitar Madinah memang 10 ribu,
dan mereka kalah tanpa pertempuran karena Allah mengirimkan badai yang akhirnya
setelah pengepungan panjang, memaksa mereka untuk meninggalkan lokasi.
Selanjutnya, dalam Rig Veda, yang berbicara tentang seseorang yang digambarkan
sebagai jujur dan dapat dipercaya, kuat dan murah hati yang akan menjadi terkenal
dengan 10 ribu. Semua ini adalah karakteristik dari Nabi Muhammad, dan jumlah 10
ribu mungkin dimaksudkan untuk jumlah para sahabat Nabi Muhammad yang masuk
dalam pemenangan Makkah.
22. 19
BAB IV
Al-QURÁN SEBAGAI SUMBER SAINS DAN TEKNOLOGI
Tidak bisa diragukan lagi bahwa seiring perkembangan zaman, kemajuan teknologi
mampu membawa perubahan besar terhadap dunia, termasuk terhadap sebuah
peradaban. Lalu, bagaimana pandangan Islam terhadap Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi?
Banyak dari kita yang belum menyadari, bahwa Allah telah memerintahkan umat Islam
untuk mempelajari ilmu pengetahuan dan teknologi jauh sebelum teknologi itu
diciptakan. Bisa kita lihat dari firman-Nya sebagai berikut:
رألررقا ِمرساِب كلِِّبلر يِذللا قللللخ (1) قللللخ انللسرنِ ر ا رنِم َقلللع (2) رألررقا َكلبلر لو ْلملرركل ر ا (3) يِذللا لملللع ِملللقرلاِب (4) لملللع انللسرنِ ر ا الم
رملل رمللرعلي (5)
Artinya: “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang Menciptakan. Dia telah
menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha
Pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan qalam. Dia mengajarkan
kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.”) Q.S Al-Alaq [96]: ayat 1-5)
Surat Al-Alaq ayat 1-5 ini merupakan wahyu pertama dari Allah kepada Nabi
Muhammad SAW, dan isi dari wahyu pertama itu adalah perintah untuk membaca.
Namun maksud membaca disini bukan membaca tulisan, karena tidak mungkin Nabi
Muhammad SAW membaca tulisan sedangkan ia adalah seorang yang ummiy (tidak
bisa membaca tulisan).
Kemudian, apa maksud dari membaca yang ada pada ayat pertama surat Al-Alaq?
Maksud dari membaca disini adalah membaca realitas alam dan realitas manusia. Maka,
perintah membaca disini adalah perintah mengamati atau meneliti realitas yang ada di
alam semesta seperti budaya, ritual, adat istiadat, ekonomi, termasuk ilmu pengetahuan
dan teknologi, serta realitas yang lainnya. Sehingga ketika kita sudah mengamati dan
23. 20
meneliti, maka akan menghasilkan ilmu pengetahuan, dan pada akhirnya kita akan
memahami realitas-realitas tersebut.
Allah menurunkan wahyu ini paling pertama karena wahyu ini memiliki makna yang
sangat penting bagi kehidupan manusia. Selain dari surat Al-Alaq, ada juga dari surat
yang lainnya. Sebagai berikut:
لنِإ يِف ِقرللخ ِسا لاولملسال ِ
ا ررل ر ا لو ِف ل
الِترخا لو ِلريللال ِارلهلنال لو ِكرلْلفرلا لو يِتللا ي ِررجلت يِف لبرلا ِررح المِب ْلعلفرنلي لانلنال الم لو للزلرنلأ ْل اهل نلِم
ِاءلملسال رنِم َاءلم اليرحلألف ِهِب لا ررل ر ا لدرعلب الهِت رولم لبلب لو الهيِف رنِم ِِّلْلك َالبالد ِيف ِررِلت لو ِارلي ِِّالر ِبالحلسال لو ِرلخلسْلمرلا رنليلب ِاءلملسال
ِ
ا ررل ر ا لو َسالي ل
ٍ َم رولقِل ليونلْللِقرع
Artinya: “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam
dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan
apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi
sesudah mati (kering)-nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan
pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh (terdapat)
tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan.” (Q.S
Al-Baqarah [2]: ayat 164)
لرلخلس لو رمْلكلل الم يِف ِسا لاولملسال الم لو يِف ِ
ا ررل ر ا اَعيِملج ْلهرنِم و لنِإ يِف كلِلكلذ َسالي ل
ٍ َم رولقِل ونلْلرلكلفلتلي
Artinya: “Dan Dia telah menundukkan untukmu apa yang di langit dan apa yang di
bumi semuanya, (sebagai rahmat) daripada-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu
benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berfikir.” (Q.S
Al-Jatsiyah [45]: ayat 13)
رنِم لو ِهِتاليِ ْلقرللخ ِسا لاولملسال ِ
ا ررل ر ا لو ْلف ل
الِترخا لو رمْلكِتلنِسرللأ رمْلكِنا لورللأ لو و لنِإ يِف كلِلكلذ َسالي ل
ٍ ينلِمِلالعرلِل
Artinya: “Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah menciptakan langit dan bumi
dan berlain-lainan bahasamu dan warna kulitmu. Sesungguhnya pada yang demikan itu
benar-benar terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang mengetahui.” (Q.S Ar-Rum
[30]: ayat 22)
لوْله لو يِذللا لللعلج ْلمْلكلل لموْلجَنال ْلوادلترهلتِل الهِب يِف ِسالمْللْلِ ِِّرلبرلا ِررحلبرلا لو و ردلق لانرللِلف ِسالي ر
ٍا َم رولقِل ونلْلمللرعلي
24. 21
Artinya: “Dan Dialah yang menjadikan bintang-bintang bagimu, agar kamu
menjadikannya petunjuk dalam kegelapan di darat dan di laut. Sesungguhnya Kami
telah menjelaskan tanda-tanda kebesaran (Kami) kepada orang-orang yang mengetahui.”
(Q.S Al-An’am [6]: ayat 97)
لوْله يِذللا لللعلج لسرملسال َءالي ِ
ا لرلملقرلا لو اَورْلن لدلق لوْله لر لل ِلازنلم واْلمللرعلتِل لدلدلع ينلِنِِّسال لابلس ِحرلا لو و الم قللللخ ْل اهل كلِلكلذ ل
الِإ ِِّقلحرلاِب و
ْلل ِ
ِِّلفْلي ِسالي ر
ٍا َم رولقِل ونلْلمللرعلي
Artinya: “Dialah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan
ditetapkan-Nya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu, supaya
kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan
yang demikian itu melainkan dengan hak. Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya)
kepada orang-orang yang mengetahui.” (Q.S Yunus [10]: ayat 5)
Serta masih banyak lagi ayat-ayat yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Dalam beberapa ayat di atas, pada bagian awal ayat Allah menjelaskan
realitas-realitas yang ada di alam semesta, lalu di akhir ayat Allah mengakhirinya
dengan kalimat “Sungguh terdapat tanda-tanda kebesaran Allah bagi orang-orang yang
menggunakan akalnya untuk berpikir (mengetahui).”
Maka secara tidak langsung, Allah juga memerintahkan kita untuk mengamati dan
meneliti dengan menggunakan akal kita agar mampu memahami ilmu pengetahuan dan
teknologi.
Tapi, kenapa Allah memerintahkan kita untuk mempelajari ilmu pengetahuan dan
teknologi?
Pertama, karena dengan mempelajarinya kita akan semakin menyadari bahwa kebesaran
Allah itu ada. Misalnya pada penciptaan langit dan bumi, adanya siang dan malam,
berlayarnya perahu, turunnya air hujan dan menghidupkan tanah yang sudah mati,
adanya perbedaan bahasa, perbedaan kulit, dan masih banyak lagi realitas yang lainnya.
25. 22
Kedua, karena tujuan manusia diciptakan itu adalah untuk menjadi khalifah di muka
bumi. Sedangkan tugas khalifah di muka bumi adalah untuk menciptakan kemakmuran
dan membangun kembali keseimbangan alam yang sudah Allah tegakkan. Sebagai
pemakmur bumi, manusia akan dipertemukan dengan berbagai masalah, dan untuk
menyelesaikan masalah tersebut tentunya kita membutuhkan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Karena kita tidak bisa menyelesaikan masalah tersebut hanya dengan ilmu
agama saja, maka inilah alasannya mengapa Allah memerintahkan kita untuk
mempelajari ilmu pengetahuan dan teknologi.
Dengan adanya ilmu pengetahuan dan teknologi, kita bisa mewujudkan Islam yang
rahmatan lil’alamiin atau yang menjadi rahmat bagi alam semesta.
Apakah ilmu pengetahuan dan teknologi bisa memajukan peradaban?
Perlu kita ketahui, pada zaman khalifah Abbasiyah, banyak illmuwan-ilmuwan yang
lahir dari umat Islam seperti Al-Khawarizmi yang menemukan angka 0, Ibnu Sina yang
menemukan alat-alat medis dan menjadi acuan medis di dunia, Al-Farabi yang
merupakan bapak kedua ilmu logika dan filsafat, Ibnu Khaldun sebagai Bapak Sosiologi
Islam, dan masih banyak lagi ilmuwan muslim yang lainnya. Ilmuwan-ilmuwan ini
tidak hanya mempunyai kecerdasan intelektual (IQ), tapi juga mempunyai kecerdasan
emosi (EQ), dan kecerdasan spiritual (SQ).
Dengan demikian, cara untuk memajukan peradaban adalah dengan banyak
menciptakan agen perubahan atau ilmuwan yang mempunyai tiga aspek, yaitu IQ, EQ,
dan SQ.
Bagaimana tahapan IPTEK bisa memajukan peradaban?
Dengan mendidik generasi muda untuk mengenal ilmu pengetahuan dan teknologi, lalu
mereka akan beranjak dewasa dan menjadi ilmuwan. Nah ilmuwan ini adalah penggerak
atau agen of change yang mampu memajukan suatu peradaban.
Apa kolerasi antara IPTEK dan Islam?
26. 23
Hal ini terdapat dalam Q.SAl-Anbiya ayat 80, “Dan telah Kami ajarkan kepada Daud
membuat baju besi untuk kamu, guna memelihara kamu dalam peperanganmu; Maka
hendaklah kamu bersyukur (kepada Allah).”
Berdasarkan tafsirnya, Islam menganjurkan kita untuk menciptakan atau membuat alat
yang dapat memudahkan pekerjaan kita, dan itulah teknologi. Teknologi memang
memiliki dua sisi, ia bisa bermanfaat apabila digunakan dengan tujuan yang baik,
seperti meningkatkan akses terhadap informasi keagamaan, sebagai acuan untuk waktu
ibadah, memudahkan cara untuk beramal kepada sesama, sebagai penyedia konten
ceramah video keagamaan, dan yang paling penting kita generasi muslim sebagai Agen
of Change untuk menyebarkan dakwah dan syiar-syiar agama melalui sosial media dan
website. Teknologi juga bisa menjadi musuh apabila digunakan dengan tujuan yang
tidak baik, seperti menyebarkan hoax dan menonton tontonan yang tidak baik.
Inilah saatnya, kita sebagai generasi muslim untuk memanfaatkan teknologi dengan
baik agar bisa bermanfaat untuk umat dan agama. Kalau bisa, kita jangan hanya
memanfaatkan saja, tapi juga mulai berkreasi untuk menciptakan teknologi baru yang
mampu memajukan peradaban Islam.
Maka, mari kita jungjung tinggi ilmu pengetahuan dan teknologi, karena peradaban
yang maju dimiliki oleh orang-orang yang menjunjung tinggi ilmu pengetahuan dan
teknologi.
27. 24
BAB V
PENGERTIAN DAN ORANG-ORANG SALAFUSSALIH YANG
SESUNGGUHNYA
A. PENGERTIAN SALAFUSSALIH
Secara bahasa, salafus shalih berasal dari tiga huruf, yaitu sim, lam, dan fa.
Tiga huruf ini menunjukkan makna “yang terdahulu atau orang-orang yang telah
lampau”.
Para ulama membagi salafus shalih menjadi tiga golongan, yaitu para sahabat nabi,
tabi’in, dan tabi’ut tabi’in. ketiga golongan ini diyakini sebagai orang-orang terbaik
yang hidup setelah Rasulullah SAW.
ْلرريلخ ِ
انلنال يِنررلق، لمْلَّ ينلِذللا رمْلهلنوْلللي، لمْلَّ ينلِذللا رمْلهلنوْلللي»
“Sebaik-baik manusia adalah yang hidup pada masaku, kemudian manusia yang hidup
pada masa berikutnya, kemudian manusia yang hidup pada masa berikutnya.” (HR.
Bukhari (2652), Muslim (2533))
B. GENERASI SAHABAT TABIIN DAN TABIITABIIN
Tabi’in artinya pengikut, adalah orang Islam awal yang masa hidupnya setelah
para Sahabat Nabi dan tidak mengalami masa hidup Nabi Muhammad. Usianya tentu
saja lebih muda dari Sahabat Nabi bahkan ada yang masih anak-anak atau remaja pada
masa Sahabat masih hidup. Tabi’in disebut juga sebagai murid Sahabat Nabi.
Tokoh-tokoh Tabi’in :
Uwais Al-Qorniy
Said bin Al-Musayyib
Urwah bin Az-Zubair
Saalim bin Abdillah bin Umar
Ubaidillah bin Abdillah bin Utbah bin Mas’ud
28. 25
Muhammad bin Al-Hanafiyah
Ali bin Al-Hasan Zainal Abidin
Al-Qaasim bin Muhammad bin Abi Bakar Ash-Shiddiq
Al-Hasan Al-Bashriy
Muhammad bin Sirin
Abu Hanifah Umar bin Abdul Aziz
Muhammad bin Syihab Az-Zuhriy.
Tabi’ut tabi’in atau Atbaut Tabi’in artinya pengikut Tabi’in, adalah orang Islam
teman sepergaulan dengan para Tabi’in dan tidak mengalami masa hidup Sahabat Nabi.
Tabi’ut tabi’in disebut juga murid Tabi’in. Menurut banyak literatur Hadis : Tab’ut
Tabi’in adalah orang Islam dewasa yang pernah bertemu atau berguru pada Tabi’in dan
sampai wafatnya beragama Islam. Dan ada juga yang menulis bahwa Tabi’in yang
ditemui harus masih dalam keadaan sehat ingatannya. Karena Tabi’in yang terahir wafat
sekitar 110-120 Hijriah. Dalam kalangan 4 imam mazhab ahli sunnah waljamaah imam
Hanafi tidak termasuk dalam tabi’ tabiin karena beliau pernah berguru dengan sahabat
Nabi. Manakala baik 3 imam yaitu imam Malik dan imam Syafi’i adalah tabi’ tabiin
karena mereka berguru dengan tabiin. Tabi’in seperti definisi di atas tapi bertemu
dengan Sahabat. Sahabat yang terahir wafat sekitar 80-90 Hijriah.
Tokoh-tokoh Tabi’ut tabi’in :
Malik bin Anas
Al-Auza’iy
Sufyan Ats-Tsauriy
Sufyan bin Uyainah Al-Hilaliy
Al-Laits bin Saad