SlideShare a Scribd company logo
1 of 6
Download to read offline
1
Kesurupan dan Cara Mengatasinya
Dalam Pandangan Islam
Subhânallâh (Maha Suci Allah) atas seluruh ciptaan-Nya di muka
bumi ini. Di antara semua ciptaan Allah di muka bumi, manusia adalah
yang paling sempurna,
‫يم‬ِ‫و‬
ْ
‫ق‬
َ
‫ت‬ ِ‫ن‬ َ‫س‬
ْ
‫ح‬
َ
‫أ‬ ِ‫ِف‬
َ
‫ان‬ َ‫نس‬ِ‫اإل‬ ‫ا‬
َ
‫ن‬
ْ
‫ق‬
َ
‫ل‬
َ
‫خ‬
ْ
‫د‬
َ
‫ق‬
َ
‫ل‬
“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-
baiknya.” (QS at-Tîn, 95: 4)
Manusia dibekali dengan akal dan pikiran yang baik, diberi indra
yang sempurna untuk melihat, merenungi, dan mensyukuri apa yang telah
Allah SWT berikan kepada kita. Dibalik kehebatan pemikiran yang
menghasilkan karya dan teknologi yang hebat, ternyata masih banyak
fenomena kasat mata yang ada di alam ini yang belum dapat dijawab hanya
dengan penalaran logika saja.
Mungkin kita sudah lama mengenal fenomena kesurupan. Kesurupan
atau kerasukan yang kita kenal adalah kondisi dimana raga manusia dikuasai
oleh sesosok makhluk metafisik yang tak kasat mata alias tak tampak oleh
mata. Seorang yang sedang kesurupan menjadi tidak sadar diri dengan
tindakan yang mereka lakukan. Biasanya orang yang sedang kesurupan suka
bersikap aneh seperti meniru sesosok makhluk, entah itu hewan atau
lainnya. Orang yang sedang kesurupan terlihat seperti memainkan peran
yang bukan dirinya. Terkadang pula tampak meniru perilaku binatang
seperti harimau ataupun ular.
Dalam dunia (ilmu) psikologi atau kepribadian manusia, fenomena
kesurupan ini telah acap kali diteliti dan dikaji. Fenomena ini dikenal dengan
nama trans possession, yaitu kondisi dimana jiwa kita dalam keadaan disosiasi
yang menyebabkan hilangnya kemampuan diri kita untuk menyadari realitas
di sekitar.
Di Indonesia, kesurupan masal sering kali kita temukan pada siswa
SMA atau SMP. Biasanya mereka yang terkena kesurupan duduk di kelas 3.
Karena di kelas 3 faktor stress karena tuntutan untuk lulus Ujian Nasional
lebih bertambah dan terasa berat. Faktor stress juga bisa menjadi faktor
utama orang mengalami fenomena kesurupan. Beban hidup serta kurangnya
kedekatan dan ketawakalan kepada Allah SWT bisa mengakibatkan seorang
muslim melemah imannya dan terserang oleh fenomena kesurupan ini.
Bagaimana Pandangan Islam Tentang Fenomena Kesurupan Ini?
2
Sebagai bagian dari umat Islam, kita harus meyakini akan adanya hal
yang ghaib. Ghaib adalah segala sesuatu yang kasat mata atau tak tampak
oleh mata.
Allah SWT berfirman dalam al-Quran,
َ
‫ون‬
ُ
‫ق‬ِ‫ف‬‫ن‬ُ‫ي‬ ْ‫م‬
ُ
‫اه‬
َ
‫ن‬
ْ
‫ق‬َ‫ز‬َ‫ر‬ ‫ا‬‫ذ‬‫م‬ِ‫م‬َ‫و‬
َ
‫الة‬ ‫ذ‬‫الّص‬
َ
‫ون‬ُ‫يم‬ِ‫ق‬ُ‫ي‬َ‫و‬ ِ‫ب‬ْ‫ي‬
َ
‫غ‬
ْ
‫ال‬ِ‫ب‬
َ
‫ون‬ُ‫ن‬ِ‫م‬
ْ
‫ؤ‬ُ‫ي‬ َ‫ين‬ِ
‫ذ‬
‫اَّل‬
“(yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat, dan
menafkahkan sebahagian rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka.“ (QS al-
Baqarah, 2: 3)
Kita harus meyakini dan mengimani bahwa ciptaan Allah SWT tidak
hanya yang tampak dipandang mata saja. Fenomena kesurupan (masuknya
makhluk halus berupa jin atau setan dalam bentuk jin ke dalam tubuh
manusia) bisa dikatakan sebagai salah satu godaan setan. Setan menyerang
iman seorang muslim yang sedang goyah.
Allah SWT telah memeringatkan manusia dalam al-Quran:
ُ‫م‬
ُ
‫ك‬
‫ذ‬
‫ن‬
َ
‫ن‬ِ‫ت‬
ْ
‫ف‬
َ
‫ي‬
َ
‫ال‬ َ‫م‬
َ
‫آد‬ ِ‫ِن‬َ‫ب‬ ‫ا‬َ‫ي‬
ُ
‫ان‬ َ‫ط‬ْ‫ي‬
‫ذ‬
‫الّش‬ِ‫ة‬
‫ذ‬
‫ن‬َْ
‫اْل‬ َ‫ن‬
ِ
‫م‬ ‫م‬
ُ
‫ك‬ْ‫ي‬َ‫و‬َ‫ب‬
َ
‫أ‬ َ‫ج‬َ‫ر‬
ْ
‫خ‬
َ
‫أ‬ ‫ا‬َ‫م‬
َ
‫ك‬
ُ
‫ع‬ِ‫زن‬َ‫ي‬َ‫و‬
ُ
‫ه‬ ْ‫م‬
ُ
‫اك‬َ‫ر‬َ‫ي‬
ُ
‫ه‬
‫ذ‬
‫ّن‬ِ‫إ‬ ‫ا‬َ‫م‬ِ‫ه‬ِ‫ت‬‫آ‬ْ‫و‬َ‫س‬ ‫ا‬َ‫م‬ُ‫ه‬َ‫ي‬ِ
ُ‫ُي‬ِ‫ل‬ ‫ا‬َ‫م‬ُ‫ه‬َ‫اس‬َ ِ‫ِل‬ ‫ا‬َ‫م‬ُ‫ه‬
ْ
‫ن‬
َ
‫ع‬ْ‫ن‬ِ‫م‬
ُ
‫ه‬
ُ
‫يل‬ِ‫ب‬
َ
‫ق‬َ‫و‬
َ‫ي‬ِ‫اط‬َ‫ي‬
‫ذ‬
‫الّش‬ ‫ا‬
َ
‫ن‬
ْ
‫ل‬َ‫ع‬َ‫ج‬ ‫ا‬
‫ذ‬
‫ّن‬ِ‫إ‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬
َ
‫ن‬ْ‫و‬َ‫ر‬
َ
‫ت‬
َ
‫ال‬
ُ
‫ث‬ْ‫ي‬َ‫ح‬
َ
‫ون‬ُ‫ن‬ِ‫م‬
ْ
‫ؤ‬ُ‫ي‬
َ
‫ال‬ َ‫ين‬ِ
‫ذ‬
‫َّل‬ِ‫ل‬ ‫اء‬َ ِ‫ِل‬ْ‫و‬
َ
‫أ‬
“Hai anak Adam, janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu oleh setan sebagaimana ia
telah mengeluarkan kedua ibu bapamu dari surga, ia menanggalkan dari keduanya
pakaiannya untuk memerlihatkan kepada keduanya ‘auratnya. Sesungguhnya ia
dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa
melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin-
pemimpim bagi orang-orang yang tidak beriman.” (QS al-A’râf, 7: 27)
Menurut Ibnu Taimiyah, gangguan jin atau setan pada diri manusia
terjadi pada celah-celah emosi; seperti syahwat, hawa nafsu, mabuk cinta,
amarah, dan rasa takut. Bahkan dalam sebuah hadits disebutkan:
ِ‫م‬‫ذ‬‫اّدل‬ ‫ى‬َ‫ر‬
ْ َ
‫َم‬ َ‫م‬
َ
‫آد‬ ِ‫ن‬ْ‫اب‬ ِ‫ن‬ِ‫م‬ ‫ي‬ِ‫ر‬
ْ َ
‫َي‬
َ
‫ان‬ َ‫ط‬ْ‫ي‬
‫ذ‬
‫الّش‬
‫ذ‬
‫ن‬ِ‫إ‬
“Sesungguhnya setan berjalan dalam tubuh manusia di tempat peredaran darah“.
(HR. Al-Bukhari dari Ali bin Husain, Shahîh al-Bukhâriy, IX/87, hadits no.
3
7171 dan Muslim, Shahîh Muslim, VII/8, hadits no. 5807 dari Anas bin
Malik, dan hadits no. 5808, dari Ali bin Husain)
Sebagian besar gangguan jin itu disebabkan oleh kebencian atau
pembalasan dari pihak jin setelah disakiti oleh manusia. Tapi ada kalanya
golongan mereka memang ingin menggangu manusia. Gangguan jin
terhadap manusia tidak hanya berupa kesurupan saja. Ada beberapa kriteria
jenis gangguan yang disebabkan oleh jin.
1. Gangguan total, yaitu jin mengganggu dan menguasai seluruh tubuh
manusia seperti yang kita lihat pada orang yang mengalami
kesurupan.
2. Gangguan sektoral, dimana jin bisa mengganggu sebagian tubuh
manusia yang bisa berakibat sakit, seperti pusing tanpa sebab ketika
bangun tidur, ngantuk ketika kerja, dan rasa malas.
3. Gangguan berkepanjangan, dimana jin berada dalam tubuh manusia
untuk mengganggu dalam jangka waktu yang lama, seperti ketika
seseorang terkena teluh ataupun santet. Biasanya gangguan ini terjadi
ketika orang tersebut lemah imannya dan tidak meyakini serta
mendalami apa yang telah Allah firmankan di dalam al-Quran.
4. Gangguan sejenak, terjadi ketika jin mengganggu hanya beberapa
detik atau bisa disebut keisengan mereka dalam mengganggu hamba
Allah. Gangguan sejenak ini seperti mimpi buruk yang pernah kita
alami. Oleh karena itu, kita harus selalu mengawali segala aktivitas
dengan berdo’a, memohon perlindungan kepada Sang Penguasa Jagat
Raya, Allah ‘Azza Wa Jalla.
Bagaimana Jin Bisa Memasuki Tubuh Manusia?
Dalam al-Quran disebutkan:
‫ار‬
‫ذ‬
‫ّن‬ ‫ن‬
ِ
‫م‬ ‫ج‬ِ‫ار‬
‫ذ‬
‫م‬ ‫ن‬ِ‫م‬
‫ذ‬
‫ان‬َْ
‫اْل‬ َ‫ق‬
َ
‫ل‬
َ
‫خ‬َ‫و‬
“Dan Dia menciptakan jin dari nyala api.” (QS ar-Rahmân, 55: 15)
Menurut Ibnu Abbas, dalam kitab tafsirnya, Tanwîr al-Miqbâs, bahwa
wujud api adalah wujud gejolak api, yaitu udara panas yang keluar dari api.
Karena bisa menyerupai udara, maka makhluk jin bebas memasuki tubuh
manusia yang sedang lemah imannya.
Kajian kedokteran modern mengatakan bahwa orang yang sedang
kesurupan memiliki gelombang otak yang susah terdeteksi seakan-akan ada
benda asing yang bersemayam di dalam otaknya. Orang yang kesurupan
selalu lepas kontrol dan hilang kesadaran. Biasanya orang yang kesurupan
4
akan mengalami perubahan nada suara. Misalnya perempuan yang
kesurupan akan mengeluarkan suara menyerupai suara laki-laki.
Bagaimana Cara Islam Dalam Menyembuhkan Orang Yang Kesurupan?
Ada beberapa kriteria bagi umat muslim yang bisa menyembuhkan
seseorang yang sedang dalam kondisi kesurupan. Di antaranya adalah ia
harus memiliki iman yang kuat, seorang muslim harus senantiasa mengingat
Allah SWT, mentaati perintahnya dan menjauhi larangannya. Orang yang
bisa menyembuhkan kesurupan biasanya memiliki keyakinan yang kuat
bahwa firman Allah SWT memunyai pengaruh pada ‘setan’, yang berwujud
‘jin’.
Pengobatan secara Islami bisa dilakukan dengan ruqyah sesuai dengan
syariat Islam. Menurut Ibnu Taimiyah, ada beberapa ayat dalam al-Qurân al-
Karîm yang dapat dibacakan ketika menghadapi orang yang sedang
kesurupan. Di antara ayat-ayat tersebut adalah: rangkaian ayat dalam surat
al-Fâtihah, Ayat Kursi (QS al-Baqarah/2: 255), dan QS an-Nisâ’/4: 14,
﴿ ِ‫يم‬ِ‫ح‬‫ذ‬‫الر‬ ِ‫ن‬ٰ‫ـ‬َ ْ
‫ْح‬‫ذ‬‫الر‬ ِ
‫ذ‬
‫اَّلل‬ ‫ِمْسِب‬١﴾﴿ َ‫ي‬ِ‫م‬
َ
‫ال‬َ‫ع‬
ْ
‫ال‬
ّ
ِ‫ب‬َ‫ر‬ ِ
‫ذ‬
ِ‫َّلل‬ ُ‫د‬ْ‫م‬َْ
‫اْل‬٢ِ‫ن‬ٰ‫ـ‬َ ْ
‫ْح‬‫ذ‬‫الر‬ ﴾
﴿ ِ‫يم‬ِ‫ح‬‫ذ‬‫الر‬٣﴾﴿ ِ‫ين‬ّ
ِ‫ّدل‬‫ا‬ ِ‫م‬ْ‫و‬َ‫ي‬ ِ‫ك‬ِ‫ل‬‫ا‬َ‫م‬٤‫ذ‬‫ي‬ِ‫إ‬ ﴾﴿ ُ‫ي‬ِ‫ع‬َ‫ت‬ْ‫س‬
َ
‫ن‬ َ‫اك‬‫ذ‬‫ي‬ِ‫إ‬َ‫و‬ ُ‫د‬ُ‫ب‬
ْ
‫ع‬
َ
‫ن‬ َ‫اك‬٥﴾
﴿ َ‫يم‬ِ‫ق‬َ‫ت‬ْ‫س‬ُ‫م‬
ْ
‫ال‬ َ‫اط‬َ ّ
ِ‫الِص‬ ‫ا‬
َ
‫ّن‬ِ‫د‬
ْ
‫اه‬٦َ‫ت‬ْ‫م‬َ‫ع‬
ْ
‫ن‬
َ
‫أ‬ َ‫ين‬ِ
‫ذ‬
‫اَّل‬ َ‫اط‬َ ِ‫ِص‬ ﴾ِ
ْ‫ُي‬
َ
‫غ‬ ْ‫م‬ِ‫ه‬ْ‫ي‬
َ
‫ل‬َ‫ع‬
﴿ َ‫ي‬
ّ
ِ‫ل‬‫ا‬
‫ذ‬
‫الض‬
َ
‫ال‬َ‫و‬ ْ‫م‬ِ‫ه‬ْ‫ي‬
َ
‫ل‬َ‫ع‬ ِ‫وب‬ ُ‫ض‬
ْ
‫غ‬َ‫م‬
ْ
‫ال‬٧﴾
“Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Segala
puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Yang
menguasai di hari pembalasan. Hanya Engkaulah yang kami sembah, dan hanya
kepada Engkaulah kami meminta pertolongan. Tunjukilah kami jalan yang lurus,
(yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan
(jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.”
ّ َ‫َح‬
ْ
‫ال‬ َ‫و‬
ُ
‫ه‬
‫ذ‬
‫ال‬ِ‫إ‬
َ
‫ه‬ٰ‫ـ‬
َ
‫ل‬ِ‫إ‬
َ
‫ال‬ ُ ‫ذ‬
‫اَّلل‬ُ‫وم‬ّ‫ي‬
َ
‫ق‬
ْ
‫ال‬ٌۚ‫م‬ْ‫و‬
َ
‫ّن‬
َ
‫ال‬َ‫و‬
ٌ
‫ة‬
َ
‫ن‬ِ‫س‬ ُ‫ه‬
ُ
‫ذ‬
ُ
‫خ‬
ْ
‫أ‬
َ
‫ت‬
َ
‫ال‬ِۚ‫ِف‬ ‫ا‬َ‫م‬ ُ ‫ذ‬
‫َّل‬
ِ‫ض‬ْ‫ر‬
َ ْ
‫اْل‬ ِ‫ِف‬ ‫ا‬َ‫م‬َ‫و‬ ِ‫ات‬َ‫او‬َ‫م‬ ‫ذ‬‫الس‬َۗ‫م‬ُ‫ه‬
َ
‫ند‬ِ‫ع‬ ُ‫ع‬
َ
‫ف‬
ْ
‫ّش‬َ‫ي‬ ‫ي‬ِ
‫ذ‬
‫اَّل‬ ‫ا‬
َ
‫ذ‬ ‫ن‬ِ‫ه‬ِ‫ّن‬
ْ
‫ذ‬ِ‫إ‬ِ‫ب‬
‫ذ‬
‫ال‬ِ‫إ‬ُۚ‫م‬
َ
‫ل‬
ْ
‫ع‬
َ
‫ي‬
ْ‫م‬ُ‫ه‬
َ
‫ف‬
ْ
‫ل‬
َ
‫خ‬ ‫ا‬َ‫م‬َ‫و‬ ْ‫م‬ِ‫يه‬ِ‫د‬ْ‫ي‬
َ
‫أ‬ َ ْ
‫ي‬َ‫ب‬ ‫ا‬َ‫م‬ۖ‫ا‬َ‫م‬ِ‫ب‬
‫ذ‬
‫ال‬ِ‫إ‬ ِ‫ه‬ِ‫م‬
ْ
‫ل‬ِ‫ع‬ ْ‫ن‬
ّ
ِ‫م‬ ‫ء‬ْ َ
‫َش‬ِ‫ب‬
َ
‫ون‬ ُ‫يط‬ِ
ُ
‫ُي‬
َ
‫ال‬َ‫و‬
5
َ‫اء‬
َ
‫ش‬َۚ‫ع‬ِ‫س‬َ‫و‬
َ
‫ض‬ْ‫ر‬
َ ْ
‫اْل‬َ‫و‬ ِ‫ات‬َ‫او‬َ‫م‬ ‫ذ‬‫الس‬
ُ
‫ه‬ّ‫ي‬ِ‫س‬ْ‫ر‬
ُ
‫ك‬ۖ‫ا‬َ‫م‬ُ‫ه‬
ُ
‫ظ‬
ْ
‫ف‬ِ‫ح‬ ُ‫ه‬
ُ
‫ود‬ُ‫ئ‬
َ
‫ي‬
َ
‫ال‬َ‫و‬َۚ‫و‬
ُ
‫ه‬َ‫و‬
ّ
ِ‫ِل‬َ‫ع‬
ْ
‫ال‬ُ‫يم‬ِ‫ظ‬َ‫ع‬
ْ
‫ال‬
“Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia yang hidup kekal
lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur.
Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa’at
di sisi Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka
dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah
melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi [ilmu/kekuasaan] Allah meliputi langit
dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha
Tinggi lagi Maha besar.”
ُ َ
‫َّل‬َ‫و‬ ‫ا‬َ‫يه‬ِ‫ف‬ ‫ا‬ً
ِ‫اّدل‬
َ
‫خ‬ ‫ا‬ً‫ار‬
َ
‫ّن‬
ُ
‫ه‬
ْ
‫ل‬ِ‫خ‬
ْ
‫د‬ُ‫ي‬ ُ‫ه‬
َ
‫ود‬ُ‫د‬ُ‫ح‬
‫ذ‬
‫د‬َ‫ع‬َ‫ت‬َ‫ي‬َ‫و‬ ُ َ
‫وَّل‬ُ‫س‬َ‫ر‬َ‫و‬ َ ‫ذ‬
‫اَّلل‬ ِ‫ص‬
ْ
‫ع‬
َ
‫ي‬ ‫ن‬َ‫م‬َ‫و‬
ٌ‫ي‬ِ‫ه‬
ّ
‫م‬
ٌ
‫اب‬
َ
‫ذ‬َ‫ع‬
“Dan barangsiapa yang mendurhakai Allah dan Rasul-Nya dan melanggar
ketentuan-ketentuan-Nya, niscaya Allah memasukkannya ke dalam api neraka
sedang ia kekal di dalamnya; dan baginya siksa yang menghinakan.”
Dalam surat dan ayat-ayat tersebut tersebut, Allah memberi ancaman
kepada siapa saja yang mendurhakai Allah dan Rasul-Nya.
Orang-orang yang musyrik telah menjadikan jin sebagai sekutu bagi
Allah. Mereka lupa bahwa sesungguhnya Allah-lah yang menciptakan jin-jin
itu. Padahal dalam al-Quran sudah dijelaskan:
ِ
ْ
‫ش‬
ُ
‫ت‬ ‫ال‬ ‫ذ‬ َ‫ِن‬ُ‫ب‬ ‫ا‬َ‫ي‬
ُ
‫ه‬
ُ
‫ظ‬ِ‫ع‬َ‫ي‬ َ‫و‬
ُ
‫ه‬َ‫و‬ ِ‫ه‬ِ‫ن‬ْ‫الب‬
ُ
‫ان‬َ‫م‬
ْ
‫ق‬
ُ
‫ل‬
َ
‫ال‬
َ
‫ق‬
ْ
‫ذ‬ِ‫إ‬َ‫و‬َ‫ك‬ْ ِ
‫الش‬
‫ذ‬
‫ن‬ِ‫إ‬ ِ
‫ذ‬
‫اَّلل‬ِ‫ب‬
ْ
‫ك‬
ٌ‫يم‬ِ‫ظ‬َ‫ع‬ ٌ‫م‬
ْ
‫ل‬
ُ
‫ظ‬
َ
‫ل‬
“Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi
pelajaran kepadanya: ‘Hai anakku, janganlah kamu memersekutukan Allah,
sesungguhnya memersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar’.”
(QS Luqmân, 31: 13)
Ibnu Taimiyah juga mengingatkan, ketika orang dirasuki jin dan
masih bisa berinteraksi sebaiknya kita mengingatkan jin tersebut akan
larangan ia memasuki tubuh manusia. Pada dasarnya, seorang manusia
6
tidak bisa diganggu oleh jin kecuali dalam keadaan sangat marah, sangat
takut, atau pun sedang dalam keadaan bernafsu syahwat. Karena dalam
kondisi tersebut, kita dalam keadaan lalai kepada Allah SWT. Akibatnya, jin
pun akan selalu mengganggu kita.
Sebagai seorang muslim, kita harus selalu mendekatkan diri dan
bertawakkal kepada Allah SWT. Semakin dekat kita kepada Allah, maka
semakin kuat kita untuk memerangi musuh dan penggoda manusia, yaitu
“setan”. Bila kita dapat mengendalikan diri dan selalu menjaga diri kita
selalu di jalan Allah SWT, maka gangguan dari luar seperti kesurupan
ataupun ‘teluh’ dan apa pun namanya yang terkait dengan gangguan jin,
tidak akan mampu menyentuh dan mengendalikan diri kita. Insyâallâh.
Wallâhu A’lamu bish-Shawâb.
(Dikutip dan diselaraskan dari
http://latifclub87s.blogspot.com/2012/11/fenomena-kesurupan-menurut-
pandangan.html)

More Related Content

What's hot

Ulumul Qur'an (1).
Ulumul Qur'an (1).Ulumul Qur'an (1).
Ulumul Qur'an (1).Ibnu Ahmad
 
Hikmah al qur’an diturunkan secara berangsur-angsur
Hikmah al qur’an diturunkan secara berangsur-angsurHikmah al qur’an diturunkan secara berangsur-angsur
Hikmah al qur’an diturunkan secara berangsur-angsurNurani Rahmania
 
Dosa yang harus (segera) dimohonkan ampunan
Dosa yang harus (segera) dimohonkan ampunanDosa yang harus (segera) dimohonkan ampunan
Dosa yang harus (segera) dimohonkan ampunanMuhsin Hariyanto
 
Makalah SEJARAH NUZULUL QUR’AN
Makalah SEJARAH NUZULUL QUR’ANMakalah SEJARAH NUZULUL QUR’AN
Makalah SEJARAH NUZULUL QUR’ANSri Wiji Lestari
 
Empat sumber hukum dalam aswaja www.zakypotensi.blogspot.com
Empat sumber hukum dalam aswaja www.zakypotensi.blogspot.comEmpat sumber hukum dalam aswaja www.zakypotensi.blogspot.com
Empat sumber hukum dalam aswaja www.zakypotensi.blogspot.comzakypoensi
 
Menyikapi keragaman manusia
Menyikapi keragaman manusiaMenyikapi keragaman manusia
Menyikapi keragaman manusiaMuhsin Hariyanto
 
MODUL RINGKAS INI SEJARAH KITA (ISK)
MODUL RINGKAS INI SEJARAH KITA (ISK)MODUL RINGKAS INI SEJARAH KITA (ISK)
MODUL RINGKAS INI SEJARAH KITA (ISK)Ashraf Azim
 
Buku Pedoman MUI ttg Syiah-7
Buku Pedoman MUI ttg Syiah-7Buku Pedoman MUI ttg Syiah-7
Buku Pedoman MUI ttg Syiah-7Feizal Karim
 
36 hadits hadits palsu dan lemah yang sering disebut di bulan ramadhan
36 hadits hadits palsu dan lemah yang sering disebut di bulan ramadhan36 hadits hadits palsu dan lemah yang sering disebut di bulan ramadhan
36 hadits hadits palsu dan lemah yang sering disebut di bulan ramadhanGua Syed Al Yahya
 

What's hot (19)

Ulumul Qur'an (1).
Ulumul Qur'an (1).Ulumul Qur'an (1).
Ulumul Qur'an (1).
 
Hikmah diturunkannya al-Qur'an secara bertahap
Hikmah diturunkannya al-Qur'an secara bertahapHikmah diturunkannya al-Qur'an secara bertahap
Hikmah diturunkannya al-Qur'an secara bertahap
 
Rukun al fahmu pt 7
Rukun al fahmu pt 7Rukun al fahmu pt 7
Rukun al fahmu pt 7
 
Makalah nuzulul quran
Makalah nuzulul quranMakalah nuzulul quran
Makalah nuzulul quran
 
Al qur'an
Al qur'anAl qur'an
Al qur'an
 
Hikmah al qur’an diturunkan secara berangsur-angsur
Hikmah al qur’an diturunkan secara berangsur-angsurHikmah al qur’an diturunkan secara berangsur-angsur
Hikmah al qur’an diturunkan secara berangsur-angsur
 
Dosa yang harus (segera) dimohonkan ampunan
Dosa yang harus (segera) dimohonkan ampunanDosa yang harus (segera) dimohonkan ampunan
Dosa yang harus (segera) dimohonkan ampunan
 
Makalah SEJARAH NUZULUL QUR’AN
Makalah SEJARAH NUZULUL QUR’ANMakalah SEJARAH NUZULUL QUR’AN
Makalah SEJARAH NUZULUL QUR’AN
 
Rukun al fahmu pt 8
Rukun al fahmu pt 8Rukun al fahmu pt 8
Rukun al fahmu pt 8
 
Empat sumber hukum dalam aswaja www.zakypotensi.blogspot.com
Empat sumber hukum dalam aswaja www.zakypotensi.blogspot.comEmpat sumber hukum dalam aswaja www.zakypotensi.blogspot.com
Empat sumber hukum dalam aswaja www.zakypotensi.blogspot.com
 
Menyikapi keragaman manusia
Menyikapi keragaman manusiaMenyikapi keragaman manusia
Menyikapi keragaman manusia
 
Ppt bab 2
Ppt bab 2Ppt bab 2
Ppt bab 2
 
MODUL RINGKAS INI SEJARAH KITA (ISK)
MODUL RINGKAS INI SEJARAH KITA (ISK)MODUL RINGKAS INI SEJARAH KITA (ISK)
MODUL RINGKAS INI SEJARAH KITA (ISK)
 
Buku Pedoman MUI ttg Syiah-7
Buku Pedoman MUI ttg Syiah-7Buku Pedoman MUI ttg Syiah-7
Buku Pedoman MUI ttg Syiah-7
 
Kunci Tadabbur al quran
Kunci Tadabbur al quranKunci Tadabbur al quran
Kunci Tadabbur al quran
 
Obat Penawar Hati
Obat Penawar HatiObat Penawar Hati
Obat Penawar Hati
 
Materi al quran 1
Materi al quran 1Materi al quran 1
Materi al quran 1
 
Overview Studi Al-Qur'an (SMT I)
Overview Studi Al-Qur'an (SMT I)Overview Studi Al-Qur'an (SMT I)
Overview Studi Al-Qur'an (SMT I)
 
36 hadits hadits palsu dan lemah yang sering disebut di bulan ramadhan
36 hadits hadits palsu dan lemah yang sering disebut di bulan ramadhan36 hadits hadits palsu dan lemah yang sering disebut di bulan ramadhan
36 hadits hadits palsu dan lemah yang sering disebut di bulan ramadhan
 

Similar to Kesurupan dan cara mengatasinya

Tafsir Al azhar 114 an nas
Tafsir Al azhar 114 an nasTafsir Al azhar 114 an nas
Tafsir Al azhar 114 an nasMuhammad Idris
 
Ruqyah syar iyyah
Ruqyah syar iyyahRuqyah syar iyyah
Ruqyah syar iyyahHelmon Chan
 
Tasawuf warid wa khawatir
Tasawuf warid wa khawatirTasawuf warid wa khawatir
Tasawuf warid wa khawatirNur Shuhada
 
Allif khairun nasri,agama islam,ilmu komunikasi,dr.taufiq ramdani,s.th.i.,m.sos
Allif khairun nasri,agama islam,ilmu komunikasi,dr.taufiq ramdani,s.th.i.,m.sosAllif khairun nasri,agama islam,ilmu komunikasi,dr.taufiq ramdani,s.th.i.,m.sos
Allif khairun nasri,agama islam,ilmu komunikasi,dr.taufiq ramdani,s.th.i.,m.sosAllifNasri
 
JENIS-JENIS SIHIR (Cara Mengatasinya).pdf
JENIS-JENIS SIHIR (Cara Mengatasinya).pdfJENIS-JENIS SIHIR (Cara Mengatasinya).pdf
JENIS-JENIS SIHIR (Cara Mengatasinya).pdfSyafiq Jamaludin
 
Tafsir qs al jinn ayat 1 sampai selesai
Tafsir qs al jinn ayat 1 sampai selesaiTafsir qs al jinn ayat 1 sampai selesai
Tafsir qs al jinn ayat 1 sampai selesaililissofiani
 
Tafsir surat an naas
Tafsir surat an naasTafsir surat an naas
Tafsir surat an naasd_sh0mad
 
Ruqyah Perdana Kampung kuala lama Mukah.pptx
Ruqyah Perdana Kampung kuala lama Mukah.pptxRuqyah Perdana Kampung kuala lama Mukah.pptx
Ruqyah Perdana Kampung kuala lama Mukah.pptxruqyahsyariyyahdaro
 
Lale sekar idaman pertiwi lib021046 uts_pai
Lale sekar idaman pertiwi lib021046 uts_paiLale sekar idaman pertiwi lib021046 uts_pai
Lale sekar idaman pertiwi lib021046 uts_paiLalesekarIdamanperti
 
01 Konsekuensi Keimanan.pptx
01 Konsekuensi Keimanan.pptx01 Konsekuensi Keimanan.pptx
01 Konsekuensi Keimanan.pptxEvaHana3
 
Agama Kls X Materi 1.pptx
Agama Kls X Materi 1.pptxAgama Kls X Materi 1.pptx
Agama Kls X Materi 1.pptxIimOriginal
 
Nurin Handayani, Agama Islam, Sosiologi, Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.Sos.
Nurin Handayani, Agama Islam, Sosiologi, Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.Sos.Nurin Handayani, Agama Islam, Sosiologi, Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.Sos.
Nurin Handayani, Agama Islam, Sosiologi, Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.Sos.NurinHandayani
 
Orang yang beruntung dan rugi
Orang yang beruntung dan rugiOrang yang beruntung dan rugi
Orang yang beruntung dan rugiMuhsin Hariyanto
 

Similar to Kesurupan dan cara mengatasinya (20)

Kesurupan
KesurupanKesurupan
Kesurupan
 
Kesurupan
KesurupanKesurupan
Kesurupan
 
Islamic Ruqyah Centre
Islamic Ruqyah CentreIslamic Ruqyah Centre
Islamic Ruqyah Centre
 
Tugas uts agama islam 2021
Tugas uts agama islam 2021Tugas uts agama islam 2021
Tugas uts agama islam 2021
 
Tafsir Al azhar 114 an nas
Tafsir Al azhar 114 an nasTafsir Al azhar 114 an nas
Tafsir Al azhar 114 an nas
 
Ruqyah syar iyyah
Ruqyah syar iyyahRuqyah syar iyyah
Ruqyah syar iyyah
 
Tasawuf warid wa khawatir
Tasawuf warid wa khawatirTasawuf warid wa khawatir
Tasawuf warid wa khawatir
 
Terapi gangguan jin
Terapi gangguan jinTerapi gangguan jin
Terapi gangguan jin
 
Allif khairun nasri,agama islam,ilmu komunikasi,dr.taufiq ramdani,s.th.i.,m.sos
Allif khairun nasri,agama islam,ilmu komunikasi,dr.taufiq ramdani,s.th.i.,m.sosAllif khairun nasri,agama islam,ilmu komunikasi,dr.taufiq ramdani,s.th.i.,m.sos
Allif khairun nasri,agama islam,ilmu komunikasi,dr.taufiq ramdani,s.th.i.,m.sos
 
Akidah akhlak
Akidah akhlakAkidah akhlak
Akidah akhlak
 
JENIS-JENIS SIHIR (Cara Mengatasinya).pdf
JENIS-JENIS SIHIR (Cara Mengatasinya).pdfJENIS-JENIS SIHIR (Cara Mengatasinya).pdf
JENIS-JENIS SIHIR (Cara Mengatasinya).pdf
 
Tafsir qs al jinn ayat 1 sampai selesai
Tafsir qs al jinn ayat 1 sampai selesaiTafsir qs al jinn ayat 1 sampai selesai
Tafsir qs al jinn ayat 1 sampai selesai
 
M Alfandiansyah kumpulan artikel
M Alfandiansyah kumpulan artikelM Alfandiansyah kumpulan artikel
M Alfandiansyah kumpulan artikel
 
Tafsir surat an naas
Tafsir surat an naasTafsir surat an naas
Tafsir surat an naas
 
Ruqyah Perdana Kampung kuala lama Mukah.pptx
Ruqyah Perdana Kampung kuala lama Mukah.pptxRuqyah Perdana Kampung kuala lama Mukah.pptx
Ruqyah Perdana Kampung kuala lama Mukah.pptx
 
Lale sekar idaman pertiwi lib021046 uts_pai
Lale sekar idaman pertiwi lib021046 uts_paiLale sekar idaman pertiwi lib021046 uts_pai
Lale sekar idaman pertiwi lib021046 uts_pai
 
01 Konsekuensi Keimanan.pptx
01 Konsekuensi Keimanan.pptx01 Konsekuensi Keimanan.pptx
01 Konsekuensi Keimanan.pptx
 
Agama Kls X Materi 1.pptx
Agama Kls X Materi 1.pptxAgama Kls X Materi 1.pptx
Agama Kls X Materi 1.pptx
 
Nurin Handayani, Agama Islam, Sosiologi, Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.Sos.
Nurin Handayani, Agama Islam, Sosiologi, Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.Sos.Nurin Handayani, Agama Islam, Sosiologi, Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.Sos.
Nurin Handayani, Agama Islam, Sosiologi, Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.Sos.
 
Orang yang beruntung dan rugi
Orang yang beruntung dan rugiOrang yang beruntung dan rugi
Orang yang beruntung dan rugi
 

More from Muhsin Hariyanto

Fenomenologi transendental edmund husserl
Fenomenologi transendental edmund husserlFenomenologi transendental edmund husserl
Fenomenologi transendental edmund husserlMuhsin Hariyanto
 
Membuka pintu (yang) terkunci
Membuka pintu (yang) terkunciMembuka pintu (yang) terkunci
Membuka pintu (yang) terkunciMuhsin Hariyanto
 
Tawakkal kepada allâh subhanahu wa ta’ala
Tawakkal kepada allâh subhanahu wa ta’alaTawakkal kepada allâh subhanahu wa ta’ala
Tawakkal kepada allâh subhanahu wa ta’alaMuhsin Hariyanto
 
Puasa ‘asyura, puasa sunnah pada bulan muharram
Puasa ‘asyura, puasa sunnah pada bulan muharramPuasa ‘asyura, puasa sunnah pada bulan muharram
Puasa ‘asyura, puasa sunnah pada bulan muharramMuhsin Hariyanto
 
Pesan moral dari kisah ashhabul kahfi.pdf (muhsin hariyanto)
Pesan moral dari kisah ashhabul kahfi.pdf (muhsin hariyanto)Pesan moral dari kisah ashhabul kahfi.pdf (muhsin hariyanto)
Pesan moral dari kisah ashhabul kahfi.pdf (muhsin hariyanto)Muhsin Hariyanto
 
Jalan hidupku adalah menulis
Jalan hidupku adalah menulisJalan hidupku adalah menulis
Jalan hidupku adalah menulisMuhsin Hariyanto
 
Politik filantropi atau filantropi politik
Politik filantropi atau filantropi politikPolitik filantropi atau filantropi politik
Politik filantropi atau filantropi politikMuhsin Hariyanto
 
Menimbang kembali peran dan tanggung jawab ulama
Menimbang kembali peran dan tanggung jawab ulamaMenimbang kembali peran dan tanggung jawab ulama
Menimbang kembali peran dan tanggung jawab ulamaMuhsin Hariyanto
 
Membangun kesalehan pribadi menuju kesalehan sosial
Membangun kesalehan pribadi menuju kesalehan sosialMembangun kesalehan pribadi menuju kesalehan sosial
Membangun kesalehan pribadi menuju kesalehan sosialMuhsin Hariyanto
 
Menjaga diri dengan yang halal
Menjaga diri dengan yang halalMenjaga diri dengan yang halal
Menjaga diri dengan yang halalMuhsin Hariyanto
 
Lailatul qadr, malam sejuta makna
Lailatul qadr, malam sejuta maknaLailatul qadr, malam sejuta makna
Lailatul qadr, malam sejuta maknaMuhsin Hariyanto
 
Kebahagiaan mana yang ingin anda raih
Kebahagiaan mana yang ingin anda raihKebahagiaan mana yang ingin anda raih
Kebahagiaan mana yang ingin anda raihMuhsin Hariyanto
 
Istighfar dan taubat sebagai pintu rezeki
Istighfar dan taubat sebagai pintu rezekiIstighfar dan taubat sebagai pintu rezeki
Istighfar dan taubat sebagai pintu rezekiMuhsin Hariyanto
 
Tuntunan ibadah-ramadan-1434
Tuntunan ibadah-ramadan-1434Tuntunan ibadah-ramadan-1434
Tuntunan ibadah-ramadan-1434Muhsin Hariyanto
 
Strategi perjuangan muhammadiyah
Strategi perjuangan muhammadiyahStrategi perjuangan muhammadiyah
Strategi perjuangan muhammadiyahMuhsin Hariyanto
 

More from Muhsin Hariyanto (20)

Fenomenologi transendental edmund husserl
Fenomenologi transendental edmund husserlFenomenologi transendental edmund husserl
Fenomenologi transendental edmund husserl
 
Al mukhbitun-01
Al mukhbitun-01Al mukhbitun-01
Al mukhbitun-01
 
Membuka pintu (yang) terkunci
Membuka pintu (yang) terkunciMembuka pintu (yang) terkunci
Membuka pintu (yang) terkunci
 
Tawakkal kepada allâh subhanahu wa ta’ala
Tawakkal kepada allâh subhanahu wa ta’alaTawakkal kepada allâh subhanahu wa ta’ala
Tawakkal kepada allâh subhanahu wa ta’ala
 
Puasa ‘asyura, puasa sunnah pada bulan muharram
Puasa ‘asyura, puasa sunnah pada bulan muharramPuasa ‘asyura, puasa sunnah pada bulan muharram
Puasa ‘asyura, puasa sunnah pada bulan muharram
 
Pesan moral dari kisah ashhabul kahfi.pdf (muhsin hariyanto)
Pesan moral dari kisah ashhabul kahfi.pdf (muhsin hariyanto)Pesan moral dari kisah ashhabul kahfi.pdf (muhsin hariyanto)
Pesan moral dari kisah ashhabul kahfi.pdf (muhsin hariyanto)
 
Jalan hidupku adalah menulis
Jalan hidupku adalah menulisJalan hidupku adalah menulis
Jalan hidupku adalah menulis
 
Meraih haji mabrur
Meraih haji mabrurMeraih haji mabrur
Meraih haji mabrur
 
Politik filantropi atau filantropi politik
Politik filantropi atau filantropi politikPolitik filantropi atau filantropi politik
Politik filantropi atau filantropi politik
 
Menimbang kembali peran dan tanggung jawab ulama
Menimbang kembali peran dan tanggung jawab ulamaMenimbang kembali peran dan tanggung jawab ulama
Menimbang kembali peran dan tanggung jawab ulama
 
Membangun kesalehan pribadi menuju kesalehan sosial
Membangun kesalehan pribadi menuju kesalehan sosialMembangun kesalehan pribadi menuju kesalehan sosial
Membangun kesalehan pribadi menuju kesalehan sosial
 
Menjaga diri dengan yang halal
Menjaga diri dengan yang halalMenjaga diri dengan yang halal
Menjaga diri dengan yang halal
 
Lailatul qadr, malam sejuta makna
Lailatul qadr, malam sejuta maknaLailatul qadr, malam sejuta makna
Lailatul qadr, malam sejuta makna
 
Belajar memberi maaf
Belajar memberi maafBelajar memberi maaf
Belajar memberi maaf
 
Kebahagiaan mana yang ingin anda raih
Kebahagiaan mana yang ingin anda raihKebahagiaan mana yang ingin anda raih
Kebahagiaan mana yang ingin anda raih
 
Istighfar dan taubat sebagai pintu rezeki
Istighfar dan taubat sebagai pintu rezekiIstighfar dan taubat sebagai pintu rezeki
Istighfar dan taubat sebagai pintu rezeki
 
Bermuhammadiyah
BermuhammadiyahBermuhammadiyah
Bermuhammadiyah
 
Tuntunan ibadah-ramadan-1434
Tuntunan ibadah-ramadan-1434Tuntunan ibadah-ramadan-1434
Tuntunan ibadah-ramadan-1434
 
Mimpi, apa maknanya
Mimpi, apa maknanyaMimpi, apa maknanya
Mimpi, apa maknanya
 
Strategi perjuangan muhammadiyah
Strategi perjuangan muhammadiyahStrategi perjuangan muhammadiyah
Strategi perjuangan muhammadiyah
 

Kesurupan dan cara mengatasinya

  • 1. 1 Kesurupan dan Cara Mengatasinya Dalam Pandangan Islam Subhânallâh (Maha Suci Allah) atas seluruh ciptaan-Nya di muka bumi ini. Di antara semua ciptaan Allah di muka bumi, manusia adalah yang paling sempurna, ‫يم‬ِ‫و‬ ْ ‫ق‬ َ ‫ت‬ ِ‫ن‬ َ‫س‬ ْ ‫ح‬ َ ‫أ‬ ِ‫ِف‬ َ ‫ان‬ َ‫نس‬ِ‫اإل‬ ‫ا‬ َ ‫ن‬ ْ ‫ق‬ َ ‫ل‬ َ ‫خ‬ ْ ‫د‬ َ ‫ق‬ َ ‫ل‬ “Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik- baiknya.” (QS at-Tîn, 95: 4) Manusia dibekali dengan akal dan pikiran yang baik, diberi indra yang sempurna untuk melihat, merenungi, dan mensyukuri apa yang telah Allah SWT berikan kepada kita. Dibalik kehebatan pemikiran yang menghasilkan karya dan teknologi yang hebat, ternyata masih banyak fenomena kasat mata yang ada di alam ini yang belum dapat dijawab hanya dengan penalaran logika saja. Mungkin kita sudah lama mengenal fenomena kesurupan. Kesurupan atau kerasukan yang kita kenal adalah kondisi dimana raga manusia dikuasai oleh sesosok makhluk metafisik yang tak kasat mata alias tak tampak oleh mata. Seorang yang sedang kesurupan menjadi tidak sadar diri dengan tindakan yang mereka lakukan. Biasanya orang yang sedang kesurupan suka bersikap aneh seperti meniru sesosok makhluk, entah itu hewan atau lainnya. Orang yang sedang kesurupan terlihat seperti memainkan peran yang bukan dirinya. Terkadang pula tampak meniru perilaku binatang seperti harimau ataupun ular. Dalam dunia (ilmu) psikologi atau kepribadian manusia, fenomena kesurupan ini telah acap kali diteliti dan dikaji. Fenomena ini dikenal dengan nama trans possession, yaitu kondisi dimana jiwa kita dalam keadaan disosiasi yang menyebabkan hilangnya kemampuan diri kita untuk menyadari realitas di sekitar. Di Indonesia, kesurupan masal sering kali kita temukan pada siswa SMA atau SMP. Biasanya mereka yang terkena kesurupan duduk di kelas 3. Karena di kelas 3 faktor stress karena tuntutan untuk lulus Ujian Nasional lebih bertambah dan terasa berat. Faktor stress juga bisa menjadi faktor utama orang mengalami fenomena kesurupan. Beban hidup serta kurangnya kedekatan dan ketawakalan kepada Allah SWT bisa mengakibatkan seorang muslim melemah imannya dan terserang oleh fenomena kesurupan ini. Bagaimana Pandangan Islam Tentang Fenomena Kesurupan Ini?
  • 2. 2 Sebagai bagian dari umat Islam, kita harus meyakini akan adanya hal yang ghaib. Ghaib adalah segala sesuatu yang kasat mata atau tak tampak oleh mata. Allah SWT berfirman dalam al-Quran, َ ‫ون‬ ُ ‫ق‬ِ‫ف‬‫ن‬ُ‫ي‬ ْ‫م‬ ُ ‫اه‬ َ ‫ن‬ ْ ‫ق‬َ‫ز‬َ‫ر‬ ‫ا‬‫ذ‬‫م‬ِ‫م‬َ‫و‬ َ ‫الة‬ ‫ذ‬‫الّص‬ َ ‫ون‬ُ‫يم‬ِ‫ق‬ُ‫ي‬َ‫و‬ ِ‫ب‬ْ‫ي‬ َ ‫غ‬ ْ ‫ال‬ِ‫ب‬ َ ‫ون‬ُ‫ن‬ِ‫م‬ ْ ‫ؤ‬ُ‫ي‬ َ‫ين‬ِ ‫ذ‬ ‫اَّل‬ “(yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat, dan menafkahkan sebahagian rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka.“ (QS al- Baqarah, 2: 3) Kita harus meyakini dan mengimani bahwa ciptaan Allah SWT tidak hanya yang tampak dipandang mata saja. Fenomena kesurupan (masuknya makhluk halus berupa jin atau setan dalam bentuk jin ke dalam tubuh manusia) bisa dikatakan sebagai salah satu godaan setan. Setan menyerang iman seorang muslim yang sedang goyah. Allah SWT telah memeringatkan manusia dalam al-Quran: ُ‫م‬ ُ ‫ك‬ ‫ذ‬ ‫ن‬ َ ‫ن‬ِ‫ت‬ ْ ‫ف‬ َ ‫ي‬ َ ‫ال‬ َ‫م‬ َ ‫آد‬ ِ‫ِن‬َ‫ب‬ ‫ا‬َ‫ي‬ ُ ‫ان‬ َ‫ط‬ْ‫ي‬ ‫ذ‬ ‫الّش‬ِ‫ة‬ ‫ذ‬ ‫ن‬َْ ‫اْل‬ َ‫ن‬ ِ ‫م‬ ‫م‬ ُ ‫ك‬ْ‫ي‬َ‫و‬َ‫ب‬ َ ‫أ‬ َ‫ج‬َ‫ر‬ ْ ‫خ‬ َ ‫أ‬ ‫ا‬َ‫م‬ َ ‫ك‬ ُ ‫ع‬ِ‫زن‬َ‫ي‬َ‫و‬ ُ ‫ه‬ ْ‫م‬ ُ ‫اك‬َ‫ر‬َ‫ي‬ ُ ‫ه‬ ‫ذ‬ ‫ّن‬ِ‫إ‬ ‫ا‬َ‫م‬ِ‫ه‬ِ‫ت‬‫آ‬ْ‫و‬َ‫س‬ ‫ا‬َ‫م‬ُ‫ه‬َ‫ي‬ِ ُ‫ُي‬ِ‫ل‬ ‫ا‬َ‫م‬ُ‫ه‬َ‫اس‬َ ِ‫ِل‬ ‫ا‬َ‫م‬ُ‫ه‬ ْ ‫ن‬ َ ‫ع‬ْ‫ن‬ِ‫م‬ ُ ‫ه‬ ُ ‫يل‬ِ‫ب‬ َ ‫ق‬َ‫و‬ َ‫ي‬ِ‫اط‬َ‫ي‬ ‫ذ‬ ‫الّش‬ ‫ا‬ َ ‫ن‬ ْ ‫ل‬َ‫ع‬َ‫ج‬ ‫ا‬ ‫ذ‬ ‫ّن‬ِ‫إ‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬ َ ‫ن‬ْ‫و‬َ‫ر‬ َ ‫ت‬ َ ‫ال‬ ُ ‫ث‬ْ‫ي‬َ‫ح‬ َ ‫ون‬ُ‫ن‬ِ‫م‬ ْ ‫ؤ‬ُ‫ي‬ َ ‫ال‬ َ‫ين‬ِ ‫ذ‬ ‫َّل‬ِ‫ل‬ ‫اء‬َ ِ‫ِل‬ْ‫و‬ َ ‫أ‬ “Hai anak Adam, janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu oleh setan sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua ibu bapamu dari surga, ia menanggalkan dari keduanya pakaiannya untuk memerlihatkan kepada keduanya ‘auratnya. Sesungguhnya ia dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin- pemimpim bagi orang-orang yang tidak beriman.” (QS al-A’râf, 7: 27) Menurut Ibnu Taimiyah, gangguan jin atau setan pada diri manusia terjadi pada celah-celah emosi; seperti syahwat, hawa nafsu, mabuk cinta, amarah, dan rasa takut. Bahkan dalam sebuah hadits disebutkan: ِ‫م‬‫ذ‬‫اّدل‬ ‫ى‬َ‫ر‬ ْ َ ‫َم‬ َ‫م‬ َ ‫آد‬ ِ‫ن‬ْ‫اب‬ ِ‫ن‬ِ‫م‬ ‫ي‬ِ‫ر‬ ْ َ ‫َي‬ َ ‫ان‬ َ‫ط‬ْ‫ي‬ ‫ذ‬ ‫الّش‬ ‫ذ‬ ‫ن‬ِ‫إ‬ “Sesungguhnya setan berjalan dalam tubuh manusia di tempat peredaran darah“. (HR. Al-Bukhari dari Ali bin Husain, Shahîh al-Bukhâriy, IX/87, hadits no.
  • 3. 3 7171 dan Muslim, Shahîh Muslim, VII/8, hadits no. 5807 dari Anas bin Malik, dan hadits no. 5808, dari Ali bin Husain) Sebagian besar gangguan jin itu disebabkan oleh kebencian atau pembalasan dari pihak jin setelah disakiti oleh manusia. Tapi ada kalanya golongan mereka memang ingin menggangu manusia. Gangguan jin terhadap manusia tidak hanya berupa kesurupan saja. Ada beberapa kriteria jenis gangguan yang disebabkan oleh jin. 1. Gangguan total, yaitu jin mengganggu dan menguasai seluruh tubuh manusia seperti yang kita lihat pada orang yang mengalami kesurupan. 2. Gangguan sektoral, dimana jin bisa mengganggu sebagian tubuh manusia yang bisa berakibat sakit, seperti pusing tanpa sebab ketika bangun tidur, ngantuk ketika kerja, dan rasa malas. 3. Gangguan berkepanjangan, dimana jin berada dalam tubuh manusia untuk mengganggu dalam jangka waktu yang lama, seperti ketika seseorang terkena teluh ataupun santet. Biasanya gangguan ini terjadi ketika orang tersebut lemah imannya dan tidak meyakini serta mendalami apa yang telah Allah firmankan di dalam al-Quran. 4. Gangguan sejenak, terjadi ketika jin mengganggu hanya beberapa detik atau bisa disebut keisengan mereka dalam mengganggu hamba Allah. Gangguan sejenak ini seperti mimpi buruk yang pernah kita alami. Oleh karena itu, kita harus selalu mengawali segala aktivitas dengan berdo’a, memohon perlindungan kepada Sang Penguasa Jagat Raya, Allah ‘Azza Wa Jalla. Bagaimana Jin Bisa Memasuki Tubuh Manusia? Dalam al-Quran disebutkan: ‫ار‬ ‫ذ‬ ‫ّن‬ ‫ن‬ ِ ‫م‬ ‫ج‬ِ‫ار‬ ‫ذ‬ ‫م‬ ‫ن‬ِ‫م‬ ‫ذ‬ ‫ان‬َْ ‫اْل‬ َ‫ق‬ َ ‫ل‬ َ ‫خ‬َ‫و‬ “Dan Dia menciptakan jin dari nyala api.” (QS ar-Rahmân, 55: 15) Menurut Ibnu Abbas, dalam kitab tafsirnya, Tanwîr al-Miqbâs, bahwa wujud api adalah wujud gejolak api, yaitu udara panas yang keluar dari api. Karena bisa menyerupai udara, maka makhluk jin bebas memasuki tubuh manusia yang sedang lemah imannya. Kajian kedokteran modern mengatakan bahwa orang yang sedang kesurupan memiliki gelombang otak yang susah terdeteksi seakan-akan ada benda asing yang bersemayam di dalam otaknya. Orang yang kesurupan selalu lepas kontrol dan hilang kesadaran. Biasanya orang yang kesurupan
  • 4. 4 akan mengalami perubahan nada suara. Misalnya perempuan yang kesurupan akan mengeluarkan suara menyerupai suara laki-laki. Bagaimana Cara Islam Dalam Menyembuhkan Orang Yang Kesurupan? Ada beberapa kriteria bagi umat muslim yang bisa menyembuhkan seseorang yang sedang dalam kondisi kesurupan. Di antaranya adalah ia harus memiliki iman yang kuat, seorang muslim harus senantiasa mengingat Allah SWT, mentaati perintahnya dan menjauhi larangannya. Orang yang bisa menyembuhkan kesurupan biasanya memiliki keyakinan yang kuat bahwa firman Allah SWT memunyai pengaruh pada ‘setan’, yang berwujud ‘jin’. Pengobatan secara Islami bisa dilakukan dengan ruqyah sesuai dengan syariat Islam. Menurut Ibnu Taimiyah, ada beberapa ayat dalam al-Qurân al- Karîm yang dapat dibacakan ketika menghadapi orang yang sedang kesurupan. Di antara ayat-ayat tersebut adalah: rangkaian ayat dalam surat al-Fâtihah, Ayat Kursi (QS al-Baqarah/2: 255), dan QS an-Nisâ’/4: 14, ﴿ ِ‫يم‬ِ‫ح‬‫ذ‬‫الر‬ ِ‫ن‬ٰ‫ـ‬َ ْ ‫ْح‬‫ذ‬‫الر‬ ِ ‫ذ‬ ‫اَّلل‬ ‫ِمْسِب‬١﴾﴿ َ‫ي‬ِ‫م‬ َ ‫ال‬َ‫ع‬ ْ ‫ال‬ ّ ِ‫ب‬َ‫ر‬ ِ ‫ذ‬ ِ‫َّلل‬ ُ‫د‬ْ‫م‬َْ ‫اْل‬٢ِ‫ن‬ٰ‫ـ‬َ ْ ‫ْح‬‫ذ‬‫الر‬ ﴾ ﴿ ِ‫يم‬ِ‫ح‬‫ذ‬‫الر‬٣﴾﴿ ِ‫ين‬ّ ِ‫ّدل‬‫ا‬ ِ‫م‬ْ‫و‬َ‫ي‬ ِ‫ك‬ِ‫ل‬‫ا‬َ‫م‬٤‫ذ‬‫ي‬ِ‫إ‬ ﴾﴿ ُ‫ي‬ِ‫ع‬َ‫ت‬ْ‫س‬ َ ‫ن‬ َ‫اك‬‫ذ‬‫ي‬ِ‫إ‬َ‫و‬ ُ‫د‬ُ‫ب‬ ْ ‫ع‬ َ ‫ن‬ َ‫اك‬٥﴾ ﴿ َ‫يم‬ِ‫ق‬َ‫ت‬ْ‫س‬ُ‫م‬ ْ ‫ال‬ َ‫اط‬َ ّ ِ‫الِص‬ ‫ا‬ َ ‫ّن‬ِ‫د‬ ْ ‫اه‬٦َ‫ت‬ْ‫م‬َ‫ع‬ ْ ‫ن‬ َ ‫أ‬ َ‫ين‬ِ ‫ذ‬ ‫اَّل‬ َ‫اط‬َ ِ‫ِص‬ ﴾ِ ْ‫ُي‬ َ ‫غ‬ ْ‫م‬ِ‫ه‬ْ‫ي‬ َ ‫ل‬َ‫ع‬ ﴿ َ‫ي‬ ّ ِ‫ل‬‫ا‬ ‫ذ‬ ‫الض‬ َ ‫ال‬َ‫و‬ ْ‫م‬ِ‫ه‬ْ‫ي‬ َ ‫ل‬َ‫ع‬ ِ‫وب‬ ُ‫ض‬ ْ ‫غ‬َ‫م‬ ْ ‫ال‬٧﴾ “Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Yang menguasai di hari pembalasan. Hanya Engkaulah yang kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan. Tunjukilah kami jalan yang lurus, (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.” ّ َ‫َح‬ ْ ‫ال‬ َ‫و‬ ُ ‫ه‬ ‫ذ‬ ‫ال‬ِ‫إ‬ َ ‫ه‬ٰ‫ـ‬ َ ‫ل‬ِ‫إ‬ َ ‫ال‬ ُ ‫ذ‬ ‫اَّلل‬ُ‫وم‬ّ‫ي‬ َ ‫ق‬ ْ ‫ال‬ٌۚ‫م‬ْ‫و‬ َ ‫ّن‬ َ ‫ال‬َ‫و‬ ٌ ‫ة‬ َ ‫ن‬ِ‫س‬ ُ‫ه‬ ُ ‫ذ‬ ُ ‫خ‬ ْ ‫أ‬ َ ‫ت‬ َ ‫ال‬ِۚ‫ِف‬ ‫ا‬َ‫م‬ ُ ‫ذ‬ ‫َّل‬ ِ‫ض‬ْ‫ر‬ َ ْ ‫اْل‬ ِ‫ِف‬ ‫ا‬َ‫م‬َ‫و‬ ِ‫ات‬َ‫او‬َ‫م‬ ‫ذ‬‫الس‬َۗ‫م‬ُ‫ه‬ َ ‫ند‬ِ‫ع‬ ُ‫ع‬ َ ‫ف‬ ْ ‫ّش‬َ‫ي‬ ‫ي‬ِ ‫ذ‬ ‫اَّل‬ ‫ا‬ َ ‫ذ‬ ‫ن‬ِ‫ه‬ِ‫ّن‬ ْ ‫ذ‬ِ‫إ‬ِ‫ب‬ ‫ذ‬ ‫ال‬ِ‫إ‬ُۚ‫م‬ َ ‫ل‬ ْ ‫ع‬ َ ‫ي‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬ َ ‫ف‬ ْ ‫ل‬ َ ‫خ‬ ‫ا‬َ‫م‬َ‫و‬ ْ‫م‬ِ‫يه‬ِ‫د‬ْ‫ي‬ َ ‫أ‬ َ ْ ‫ي‬َ‫ب‬ ‫ا‬َ‫م‬ۖ‫ا‬َ‫م‬ِ‫ب‬ ‫ذ‬ ‫ال‬ِ‫إ‬ ِ‫ه‬ِ‫م‬ ْ ‫ل‬ِ‫ع‬ ْ‫ن‬ ّ ِ‫م‬ ‫ء‬ْ َ ‫َش‬ِ‫ب‬ َ ‫ون‬ ُ‫يط‬ِ ُ ‫ُي‬ َ ‫ال‬َ‫و‬
  • 5. 5 َ‫اء‬ َ ‫ش‬َۚ‫ع‬ِ‫س‬َ‫و‬ َ ‫ض‬ْ‫ر‬ َ ْ ‫اْل‬َ‫و‬ ِ‫ات‬َ‫او‬َ‫م‬ ‫ذ‬‫الس‬ ُ ‫ه‬ّ‫ي‬ِ‫س‬ْ‫ر‬ ُ ‫ك‬ۖ‫ا‬َ‫م‬ُ‫ه‬ ُ ‫ظ‬ ْ ‫ف‬ِ‫ح‬ ُ‫ه‬ ُ ‫ود‬ُ‫ئ‬ َ ‫ي‬ َ ‫ال‬َ‫و‬َۚ‫و‬ ُ ‫ه‬َ‫و‬ ّ ِ‫ِل‬َ‫ع‬ ْ ‫ال‬ُ‫يم‬ِ‫ظ‬َ‫ع‬ ْ ‫ال‬ “Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia yang hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa’at di sisi Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi [ilmu/kekuasaan] Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha besar.” ُ َ ‫َّل‬َ‫و‬ ‫ا‬َ‫يه‬ِ‫ف‬ ‫ا‬ً ِ‫اّدل‬ َ ‫خ‬ ‫ا‬ً‫ار‬ َ ‫ّن‬ ُ ‫ه‬ ْ ‫ل‬ِ‫خ‬ ْ ‫د‬ُ‫ي‬ ُ‫ه‬ َ ‫ود‬ُ‫د‬ُ‫ح‬ ‫ذ‬ ‫د‬َ‫ع‬َ‫ت‬َ‫ي‬َ‫و‬ ُ َ ‫وَّل‬ُ‫س‬َ‫ر‬َ‫و‬ َ ‫ذ‬ ‫اَّلل‬ ِ‫ص‬ ْ ‫ع‬ َ ‫ي‬ ‫ن‬َ‫م‬َ‫و‬ ٌ‫ي‬ِ‫ه‬ ّ ‫م‬ ٌ ‫اب‬ َ ‫ذ‬َ‫ع‬ “Dan barangsiapa yang mendurhakai Allah dan Rasul-Nya dan melanggar ketentuan-ketentuan-Nya, niscaya Allah memasukkannya ke dalam api neraka sedang ia kekal di dalamnya; dan baginya siksa yang menghinakan.” Dalam surat dan ayat-ayat tersebut tersebut, Allah memberi ancaman kepada siapa saja yang mendurhakai Allah dan Rasul-Nya. Orang-orang yang musyrik telah menjadikan jin sebagai sekutu bagi Allah. Mereka lupa bahwa sesungguhnya Allah-lah yang menciptakan jin-jin itu. Padahal dalam al-Quran sudah dijelaskan: ِ ْ ‫ش‬ ُ ‫ت‬ ‫ال‬ ‫ذ‬ َ‫ِن‬ُ‫ب‬ ‫ا‬َ‫ي‬ ُ ‫ه‬ ُ ‫ظ‬ِ‫ع‬َ‫ي‬ َ‫و‬ ُ ‫ه‬َ‫و‬ ِ‫ه‬ِ‫ن‬ْ‫الب‬ ُ ‫ان‬َ‫م‬ ْ ‫ق‬ ُ ‫ل‬ َ ‫ال‬ َ ‫ق‬ ْ ‫ذ‬ِ‫إ‬َ‫و‬َ‫ك‬ْ ِ ‫الش‬ ‫ذ‬ ‫ن‬ِ‫إ‬ ِ ‫ذ‬ ‫اَّلل‬ِ‫ب‬ ْ ‫ك‬ ٌ‫يم‬ِ‫ظ‬َ‫ع‬ ٌ‫م‬ ْ ‫ل‬ ُ ‫ظ‬ َ ‫ل‬ “Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: ‘Hai anakku, janganlah kamu memersekutukan Allah, sesungguhnya memersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar’.” (QS Luqmân, 31: 13) Ibnu Taimiyah juga mengingatkan, ketika orang dirasuki jin dan masih bisa berinteraksi sebaiknya kita mengingatkan jin tersebut akan larangan ia memasuki tubuh manusia. Pada dasarnya, seorang manusia
  • 6. 6 tidak bisa diganggu oleh jin kecuali dalam keadaan sangat marah, sangat takut, atau pun sedang dalam keadaan bernafsu syahwat. Karena dalam kondisi tersebut, kita dalam keadaan lalai kepada Allah SWT. Akibatnya, jin pun akan selalu mengganggu kita. Sebagai seorang muslim, kita harus selalu mendekatkan diri dan bertawakkal kepada Allah SWT. Semakin dekat kita kepada Allah, maka semakin kuat kita untuk memerangi musuh dan penggoda manusia, yaitu “setan”. Bila kita dapat mengendalikan diri dan selalu menjaga diri kita selalu di jalan Allah SWT, maka gangguan dari luar seperti kesurupan ataupun ‘teluh’ dan apa pun namanya yang terkait dengan gangguan jin, tidak akan mampu menyentuh dan mengendalikan diri kita. Insyâallâh. Wallâhu A’lamu bish-Shawâb. (Dikutip dan diselaraskan dari http://latifclub87s.blogspot.com/2012/11/fenomena-kesurupan-menurut- pandangan.html)