1. Kesurupan dalam pandangan Islam adalah kondisi dimana jiwa seseorang dikuasai oleh makhluk ghaib seperti jin atau setan.
2. Jin dapat masuk ke tubuh manusia melalui celah emosi seperti syahwat, amarah, atau ketakutan.
3. Pengobatan kesurupan menurut Islam adalah dengan melakukan ruqyah yaitu membaca beberapa ayat Alquran seperti ayat Kursi dan surat Al-Fatih
1. 1
Kesurupan dan Cara Mengatasinya
Dalam Pandangan Islam
Subhânallâh (Maha Suci Allah) atas seluruh ciptaan-Nya di muka
bumi ini. Di antara semua ciptaan Allah di muka bumi, manusia adalah
yang paling sempurna,
يمِو
ْ
ق
َ
ت ِن َس
ْ
ح
َ
أ ِِف
َ
ان َنسِاإل ا
َ
ن
ْ
ق
َ
ل
َ
خ
ْ
د
َ
ق
َ
ل
“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-
baiknya.” (QS at-Tîn, 95: 4)
Manusia dibekali dengan akal dan pikiran yang baik, diberi indra
yang sempurna untuk melihat, merenungi, dan mensyukuri apa yang telah
Allah SWT berikan kepada kita. Dibalik kehebatan pemikiran yang
menghasilkan karya dan teknologi yang hebat, ternyata masih banyak
fenomena kasat mata yang ada di alam ini yang belum dapat dijawab hanya
dengan penalaran logika saja.
Mungkin kita sudah lama mengenal fenomena kesurupan. Kesurupan
atau kerasukan yang kita kenal adalah kondisi dimana raga manusia dikuasai
oleh sesosok makhluk metafisik yang tak kasat mata alias tak tampak oleh
mata. Seorang yang sedang kesurupan menjadi tidak sadar diri dengan
tindakan yang mereka lakukan. Biasanya orang yang sedang kesurupan suka
bersikap aneh seperti meniru sesosok makhluk, entah itu hewan atau
lainnya. Orang yang sedang kesurupan terlihat seperti memainkan peran
yang bukan dirinya. Terkadang pula tampak meniru perilaku binatang
seperti harimau ataupun ular.
Dalam dunia (ilmu) psikologi atau kepribadian manusia, fenomena
kesurupan ini telah acap kali diteliti dan dikaji. Fenomena ini dikenal dengan
nama trans possession, yaitu kondisi dimana jiwa kita dalam keadaan disosiasi
yang menyebabkan hilangnya kemampuan diri kita untuk menyadari realitas
di sekitar.
Di Indonesia, kesurupan masal sering kali kita temukan pada siswa
SMA atau SMP. Biasanya mereka yang terkena kesurupan duduk di kelas 3.
Karena di kelas 3 faktor stress karena tuntutan untuk lulus Ujian Nasional
lebih bertambah dan terasa berat. Faktor stress juga bisa menjadi faktor
utama orang mengalami fenomena kesurupan. Beban hidup serta kurangnya
kedekatan dan ketawakalan kepada Allah SWT bisa mengakibatkan seorang
muslim melemah imannya dan terserang oleh fenomena kesurupan ini.
Bagaimana Pandangan Islam Tentang Fenomena Kesurupan Ini?
2. 2
Sebagai bagian dari umat Islam, kita harus meyakini akan adanya hal
yang ghaib. Ghaib adalah segala sesuatu yang kasat mata atau tak tampak
oleh mata.
Allah SWT berfirman dalam al-Quran,
َ
ون
ُ
قِفنُي ْم
ُ
اه
َ
ن
ْ
قَزَر اذمِمَو
َ
الة ذالّص
َ
ونُيمِقُيَو ِبْي
َ
غ
ْ
الِب
َ
ونُنِم
ْ
ؤُي َينِ
ذ
اَّل
“(yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat, dan
menafkahkan sebahagian rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka.“ (QS al-
Baqarah, 2: 3)
Kita harus meyakini dan mengimani bahwa ciptaan Allah SWT tidak
hanya yang tampak dipandang mata saja. Fenomena kesurupan (masuknya
makhluk halus berupa jin atau setan dalam bentuk jin ke dalam tubuh
manusia) bisa dikatakan sebagai salah satu godaan setan. Setan menyerang
iman seorang muslim yang sedang goyah.
Allah SWT telah memeringatkan manusia dalam al-Quran:
ُم
ُ
ك
ذ
ن
َ
نِت
ْ
ف
َ
ي
َ
ال َم
َ
آد ِِنَب اَي
ُ
ان َطْي
ذ
الّشِة
ذ
نَْ
اْل َن
ِ
م م
ُ
كْيَوَب
َ
أ َجَر
ْ
خ
َ
أ اَم
َ
ك
ُ
عِزنَيَو
ُ
ه ْم
ُ
اكَرَي
ُ
ه
ذ
ّنِإ اَمِهِتآْوَس اَمُهَيِ
ُُيِل اَمُهَاسَ ِِل اَمُه
ْ
ن
َ
عْنِم
ُ
ه
ُ
يلِب
َ
قَو
َيِاطَي
ذ
الّش ا
َ
ن
ْ
لَعَج ا
ذ
ّنِإ ْمُه
َ
نْوَر
َ
ت
َ
ال
ُ
ثْيَح
َ
ونُنِم
ْ
ؤُي
َ
ال َينِ
ذ
َّلِل اءَ ِِلْو
َ
أ
“Hai anak Adam, janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu oleh setan sebagaimana ia
telah mengeluarkan kedua ibu bapamu dari surga, ia menanggalkan dari keduanya
pakaiannya untuk memerlihatkan kepada keduanya ‘auratnya. Sesungguhnya ia
dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa
melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin-
pemimpim bagi orang-orang yang tidak beriman.” (QS al-A’râf, 7: 27)
Menurut Ibnu Taimiyah, gangguan jin atau setan pada diri manusia
terjadi pada celah-celah emosi; seperti syahwat, hawa nafsu, mabuk cinta,
amarah, dan rasa takut. Bahkan dalam sebuah hadits disebutkan:
ِمذاّدل ىَر
ْ َ
َم َم
َ
آد ِنْاب ِنِم يِر
ْ َ
َي
َ
ان َطْي
ذ
الّش
ذ
نِإ
“Sesungguhnya setan berjalan dalam tubuh manusia di tempat peredaran darah“.
(HR. Al-Bukhari dari Ali bin Husain, Shahîh al-Bukhâriy, IX/87, hadits no.
3. 3
7171 dan Muslim, Shahîh Muslim, VII/8, hadits no. 5807 dari Anas bin
Malik, dan hadits no. 5808, dari Ali bin Husain)
Sebagian besar gangguan jin itu disebabkan oleh kebencian atau
pembalasan dari pihak jin setelah disakiti oleh manusia. Tapi ada kalanya
golongan mereka memang ingin menggangu manusia. Gangguan jin
terhadap manusia tidak hanya berupa kesurupan saja. Ada beberapa kriteria
jenis gangguan yang disebabkan oleh jin.
1. Gangguan total, yaitu jin mengganggu dan menguasai seluruh tubuh
manusia seperti yang kita lihat pada orang yang mengalami
kesurupan.
2. Gangguan sektoral, dimana jin bisa mengganggu sebagian tubuh
manusia yang bisa berakibat sakit, seperti pusing tanpa sebab ketika
bangun tidur, ngantuk ketika kerja, dan rasa malas.
3. Gangguan berkepanjangan, dimana jin berada dalam tubuh manusia
untuk mengganggu dalam jangka waktu yang lama, seperti ketika
seseorang terkena teluh ataupun santet. Biasanya gangguan ini terjadi
ketika orang tersebut lemah imannya dan tidak meyakini serta
mendalami apa yang telah Allah firmankan di dalam al-Quran.
4. Gangguan sejenak, terjadi ketika jin mengganggu hanya beberapa
detik atau bisa disebut keisengan mereka dalam mengganggu hamba
Allah. Gangguan sejenak ini seperti mimpi buruk yang pernah kita
alami. Oleh karena itu, kita harus selalu mengawali segala aktivitas
dengan berdo’a, memohon perlindungan kepada Sang Penguasa Jagat
Raya, Allah ‘Azza Wa Jalla.
Bagaimana Jin Bisa Memasuki Tubuh Manusia?
Dalam al-Quran disebutkan:
ار
ذ
ّن ن
ِ
م جِار
ذ
م نِم
ذ
انَْ
اْل َق
َ
ل
َ
خَو
“Dan Dia menciptakan jin dari nyala api.” (QS ar-Rahmân, 55: 15)
Menurut Ibnu Abbas, dalam kitab tafsirnya, Tanwîr al-Miqbâs, bahwa
wujud api adalah wujud gejolak api, yaitu udara panas yang keluar dari api.
Karena bisa menyerupai udara, maka makhluk jin bebas memasuki tubuh
manusia yang sedang lemah imannya.
Kajian kedokteran modern mengatakan bahwa orang yang sedang
kesurupan memiliki gelombang otak yang susah terdeteksi seakan-akan ada
benda asing yang bersemayam di dalam otaknya. Orang yang kesurupan
selalu lepas kontrol dan hilang kesadaran. Biasanya orang yang kesurupan
4. 4
akan mengalami perubahan nada suara. Misalnya perempuan yang
kesurupan akan mengeluarkan suara menyerupai suara laki-laki.
Bagaimana Cara Islam Dalam Menyembuhkan Orang Yang Kesurupan?
Ada beberapa kriteria bagi umat muslim yang bisa menyembuhkan
seseorang yang sedang dalam kondisi kesurupan. Di antaranya adalah ia
harus memiliki iman yang kuat, seorang muslim harus senantiasa mengingat
Allah SWT, mentaati perintahnya dan menjauhi larangannya. Orang yang
bisa menyembuhkan kesurupan biasanya memiliki keyakinan yang kuat
bahwa firman Allah SWT memunyai pengaruh pada ‘setan’, yang berwujud
‘jin’.
Pengobatan secara Islami bisa dilakukan dengan ruqyah sesuai dengan
syariat Islam. Menurut Ibnu Taimiyah, ada beberapa ayat dalam al-Qurân al-
Karîm yang dapat dibacakan ketika menghadapi orang yang sedang
kesurupan. Di antara ayat-ayat tersebut adalah: rangkaian ayat dalam surat
al-Fâtihah, Ayat Kursi (QS al-Baqarah/2: 255), dan QS an-Nisâ’/4: 14,
﴿ ِيمِحذالر ِنٰـَ ْ
ْحذالر ِ
ذ
اَّلل ِمْسِب١﴾﴿ َيِم
َ
الَع
ْ
ال
ّ
ِبَر ِ
ذ
َِّلل ُدْمَْ
اْل٢ِنٰـَ ْ
ْحذالر ﴾
﴿ ِيمِحذالر٣﴾﴿ ِينّ
ِّدلا ِمْوَي ِكِلاَم٤ذيِإ ﴾﴿ ُيِعَتْس
َ
ن َاكذيِإَو ُدُب
ْ
ع
َ
ن َاك٥﴾
﴿ َيمِقَتْسُم
ْ
ال َاطَ ّ
ِالِص ا
َ
ّنِد
ْ
اه٦َتْمَع
ْ
ن
َ
أ َينِ
ذ
اَّل َاطَ ِِص ﴾ِ
ُْي
َ
غ ْمِهْي
َ
لَع
﴿ َي
ّ
ِلا
ذ
الض
َ
الَو ْمِهْي
َ
لَع ِوب ُض
ْ
غَم
ْ
ال٧﴾
“Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Segala
puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Yang
menguasai di hari pembalasan. Hanya Engkaulah yang kami sembah, dan hanya
kepada Engkaulah kami meminta pertolongan. Tunjukilah kami jalan yang lurus,
(yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan
(jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.”
ّ ََح
ْ
ال َو
ُ
ه
ذ
الِإ
َ
هٰـ
َ
لِإ
َ
ال ُ ذ
اَّللُومّي
َ
ق
ْ
الٌۚمْو
َ
ّن
َ
الَو
ٌ
ة
َ
نِس ُه
ُ
ذ
ُ
خ
ْ
أ
َ
ت
َ
الِِۚف اَم ُ ذ
َّل
ِضْر
َ ْ
اْل ِِف اَمَو ِاتَاوَم ذالسَۗمُه
َ
ندِع ُع
َ
ف
ْ
ّشَي يِ
ذ
اَّل ا
َ
ذ نِهِّن
ْ
ذِإِب
ذ
الِإُۚم
َ
ل
ْ
ع
َ
ي
ْمُه
َ
ف
ْ
ل
َ
خ اَمَو ْمِيهِدْي
َ
أ َ ْ
يَب اَمۖاَمِب
ذ
الِإ ِهِم
ْ
لِع ْن
ّ
ِم ءْ َ
َشِب
َ
ون ُيطِ
ُ
ُي
َ
الَو
5. 5
َاء
َ
شَۚعِسَو
َ
ضْر
َ ْ
اْلَو ِاتَاوَم ذالس
ُ
هّيِسْر
ُ
كۖاَمُه
ُ
ظ
ْ
فِح ُه
ُ
ودُئ
َ
ي
َ
الَوَۚو
ُ
هَو
ّ
ِِلَع
ْ
الُيمِظَع
ْ
ال
“Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia yang hidup kekal
lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur.
Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa’at
di sisi Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka
dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah
melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi [ilmu/kekuasaan] Allah meliputi langit
dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha
Tinggi lagi Maha besar.”
ُ َ
َّلَو اَيهِف اً
ِاّدل
َ
خ اًار
َ
ّن
ُ
ه
ْ
لِخ
ْ
دُي ُه
َ
ودُدُح
ذ
دَعَتَيَو ُ َ
وَّلُسَرَو َ ذ
اَّلل ِص
ْ
ع
َ
ي نَمَو
ٌيِه
ّ
م
ٌ
اب
َ
ذَع
“Dan barangsiapa yang mendurhakai Allah dan Rasul-Nya dan melanggar
ketentuan-ketentuan-Nya, niscaya Allah memasukkannya ke dalam api neraka
sedang ia kekal di dalamnya; dan baginya siksa yang menghinakan.”
Dalam surat dan ayat-ayat tersebut tersebut, Allah memberi ancaman
kepada siapa saja yang mendurhakai Allah dan Rasul-Nya.
Orang-orang yang musyrik telah menjadikan jin sebagai sekutu bagi
Allah. Mereka lupa bahwa sesungguhnya Allah-lah yang menciptakan jin-jin
itu. Padahal dalam al-Quran sudah dijelaskan:
ِ
ْ
ش
ُ
ت ال ذ َِنُب اَي
ُ
ه
ُ
ظِعَي َو
ُ
هَو ِهِنْالب
ُ
انَم
ْ
ق
ُ
ل
َ
ال
َ
ق
ْ
ذِإَوَكْ ِ
الش
ذ
نِإ ِ
ذ
اَّللِب
ْ
ك
ٌيمِظَع ٌم
ْ
ل
ُ
ظ
َ
ل
“Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi
pelajaran kepadanya: ‘Hai anakku, janganlah kamu memersekutukan Allah,
sesungguhnya memersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar’.”
(QS Luqmân, 31: 13)
Ibnu Taimiyah juga mengingatkan, ketika orang dirasuki jin dan
masih bisa berinteraksi sebaiknya kita mengingatkan jin tersebut akan
larangan ia memasuki tubuh manusia. Pada dasarnya, seorang manusia
6. 6
tidak bisa diganggu oleh jin kecuali dalam keadaan sangat marah, sangat
takut, atau pun sedang dalam keadaan bernafsu syahwat. Karena dalam
kondisi tersebut, kita dalam keadaan lalai kepada Allah SWT. Akibatnya, jin
pun akan selalu mengganggu kita.
Sebagai seorang muslim, kita harus selalu mendekatkan diri dan
bertawakkal kepada Allah SWT. Semakin dekat kita kepada Allah, maka
semakin kuat kita untuk memerangi musuh dan penggoda manusia, yaitu
“setan”. Bila kita dapat mengendalikan diri dan selalu menjaga diri kita
selalu di jalan Allah SWT, maka gangguan dari luar seperti kesurupan
ataupun ‘teluh’ dan apa pun namanya yang terkait dengan gangguan jin,
tidak akan mampu menyentuh dan mengendalikan diri kita. Insyâallâh.
Wallâhu A’lamu bish-Shawâb.
(Dikutip dan diselaraskan dari
http://latifclub87s.blogspot.com/2012/11/fenomena-kesurupan-menurut-
pandangan.html)