Obat pada masa kehamilan: uteretonik dan tokolitik
Tugas rekayasa gempa pertemuan 7&8
1. REKAYASA GEMPA
DOSEN PENGAMPU :
M. AFIF SALIM, ST, MT, MM
DISUSUN OLEH :
FRISTA ANDANG CHRISTIYA YAMA (191003222011093) C
2. BEBAN GEMPA PADA JEMBATAN
Struktur jembatan harus didesain tetap
bersifat elastis pada saat terjadi gempa rencana,
dan diijinkan untuk berperilaku tidak elastis
(inelastis) pada saat terjadi gempa kuat.
7. TIPE STRUKTUR JEMBATAN LAIN
Tipe jembatan A, B, C adalah jenis-jenis struktur jembatan yang sering digunakan,
selain jembatan Tipe A, B dan C terdapat juga beberapa jenis jembatan lainnya yang
mencakup :
1. Jembatan dengan konstruksi khusus
2. Jembatan dengan geometri khusus
3. Jembatan pada lokasi yang sulit
4. Jembatan yang sangat penting
8. PEMILIHAN JENIS STRUKTUR JEMBATAN
Struktur jembatan Tipe A mempunyai perilaku seismik yang paling
baik dibandingkan Tipe B dan Tipe C, sehingga harus dipilih untuk
jembatan yang terletak di zona kegempaan berat yaitu Wilayah Gempa
6 atau 5. Struktur jembatan Tipe B sesuai digunakan untuk jembatan-
jembatan di zona kegempaan sedang, yaitu Wilayah Gempa 4 atau 3.
Jembatan Tipe B akan mengalami deformasi permanen yang
berlebihan jika digunakan di zona kegempaan kuat. Untuk jembatan-
jembatan kecil yang tidak begitu penting atau untuk jembatan-
jembatan sementara, dapat digunakan Jembatan Tipe C. Jembatan
Tipe A dan Tipe B, sebaiknya didukung pada pondasi yang daktail.
Pondasi yang daktail dapat dicapai dengan penggunaan tiang-tiang
vertikal. Agar balok-balok jembatan tidak terlepas dari dudukannya
atau jatuh kebawah akibat gerakan gempa kearah melintang jembatan,
maka pada pilar dan pangkal jembatan perlu diberi konstruksi
penahan lateral.
Persyaratan jarak minimum :
d0 = 0,7 + 0,005 S untuk S < 100 m, atau
d0 = 0.8 + 0.004 S untuk S > 100 m
dimana d0 = jarak lebih minimum antara
ujung balok dan tepi perletakan (m) dan S =
panjang bentang jembatan (m)
9. Waktu Getar Jembatan
dimana :
WT = Berat nominal total dari bangunan atas termasuk beban mati tambahan dan
setengah berat pilar
g = Percepatan gravitasi yang besarnya adalah 980 cm/dt2
K = Kekakuan pilar-pilar jembatan, yang dinyatakan sebagai besarnya gaya horisontal
yang diperlukan untuk menghasilkan satuan lendutan pada puncak pilar.
= 3 EI/L3 , untuk pilar kantilever dimana dasar pilar terjepit dan puncak pilar bebas,
L adalah panjang atau tinngi pilar
= 12 EI/L3 , untuk pilar monolit, dimana dasar dan puncak pilar terjepit, L adalah
tinggi pilar. Anggapan puncak terjepit adalah wajar jika pelelehan plastis terjadi
pada puncak pilar sedangkan bangunan atas atau balok kepala pilar tetap