SlideShare a Scribd company logo
1 of 15
Download to read offline
SEJARAH JEMBATAN



1.1 Pendahuluan

   Jembatan merupakan suatu sistem transportasi untuk 3 hal, yaitu :

   1. Merupakan pengontrol kapasitas dari sistem

      Dalam hal ini jembatan akan menjadi pengontrol volume dan berat lalu lintas

      yang dapat dilayani oleh sistem transportasi .

   2. Mempunyai biaya tertinggi per mil dari system

   3. Jika jembatan runtuh , sistem akan lumpuh

      Jembatan mempunyai fungsi keseimbangan dari system transportasi.



1.2 Perkembangan Tipe Jembatan

   Beberapa abad yang lampau sebelum manusia mengkategorikan 5 tipe jembatan :

   1 . Balok (beam )

   2 . Kantilever (cantilever)

   3. Pelengkung (arch)

   4. Kabel gantung (suspension)

   5. Rangka (truss)

      Empat tipe jembatan diilhami dari kehidupan sebelum Masehi.

   Contoh : simple beam bridge adalah pohon yang tumbang melintas di atas sungai.

   Yang telah dicapai pada masa itu adalah pemakain prinsip-prinsip kantilever pada

   kedua pangkal jembatan .




                                           1
Jembatan gantung diilhami dari akar-akar pohon yang bergantungan dan

digunakan oleh hewan dan manusia untuk melewati satu pohon ke pohon lainnya.

   Pada jembatan-jembatan zaman kuno, jalan sering diletakan pada bagian atas

kabel. Akan tetapi posisi tersebut tidak tepat, dan para ahli pembuat jembatan

akhirnya menemukan suatu bahan dari rantai besi untuk menggantungkan jalan

tersebut.



1.2.1 Periode zaman purba

       Tipe jembatan yang telah digunakan adalah jembatan balok sederhana untuk

bentang pendek, jembatan gantung, jembatan kantilever. Tipe jembatan terbaru pada

periode ini adalah jembatan tipe pelengkung (arch bridge)



1.2.2 Periode Romawi kuno

       Beberapa dari jembatan-jembatan terbesar dai bangsa Romawi merupakan

aquaduct, yang dibangun bukan untuk lalu lintas manusia tetapi untuk saluran air.

Tipe jembatan aquaduct ini adalah jembatan pelengkung (arch bridge).

1.2.3 Zaman Pertengahan

      Bentuk-bentuk arch bridge masih sering digunakan seperti pada jembatan Old

London yang dibangun pada abad ke-12.

   Pada abad ke-12 di Perancis dibangun Jembatan Avignon dengan menggunakan

prinsip streamlining yakni bentuk yang digunakan adalah lengkung kurva ellips

dengan bagian puncaknya dibuat lebih tipis.




                                       2
1.2.4 Zaman Jembatan Besi dan Baja

      Jembatan besi yang pertama kali dibangun adalah jembatan Coalbrookdale

yang melintasi Sungai Severn ,Inggris pada tahun 1776.

      Untuk Jembatan jalan rel , beberapa ahli pada saat itu menggunakam

jembatan tubular (tubular bridge). Contohnya: Jembatan Britania yang melintasi slat

Menai,Inggris dan Jembatan Victoria yang melintasi Sungai St.Lawrence di

Montreal Kanada.



1.3 Era Jembatan Gantung

    Jembatan Gantung tertua dan terbesar pada abad ke-18 adalah Jembatan Menai

Straits di Inggris yang dibangun pada tahun 1825. Jembatan ini masih menggunaka

menara batu dan kabel dari rantai besi untuk menggantung jalan raya.

   Penggunaan kabel baja (wire steel) menggantikan kabel besi pertama kali

digunakan di dunia pada Jembatan Gantung Brooklyn, New York (1867).

   Dengan berkembangnya gelagar box ( box girder) , penggunaan stiffening truss

sebagai dek mulai berkurang seperti yang digunakan pada jembatan Humber dan

Verrazano-Narrows.



1.4 Era Jembatan Cable-Stayed

    Suatu penelitian antara jembatan gantung dan jembatan cable-stayed

menunjukkan bahwa jembatan cable stayed lebih menguntungkan dibandingkan

dengan jembatan gantung . Kelebihan jembatan cable stayed rasio panjang bentang

utama dari pylon lebih murah . Defleksi akibat pembebanan simetris dan asimetris


                                      3
pada lebih dari separuh bentang jembatan gantung mempunyai defleksi yang lebih

besar dari pada cable-stayed.

   Keuntungan yang menonjol dari jembatan cable-stayed yakni tidak

diperlukannya pengangkeran kabel yang berat seperti jembatan gantung. Gaya-gaya

angker pada ujung kabel biasanya diesimbangkan dengan berat dari pilar dan

pondasi tanpa menambah biaya konstruksi lagi.

   Jembatan Cable-stayed Saint Nazaire yang melintas di atas Sungai Loire,

Perancis adalah salah satu Jembatan Cable-stayed terpanjang di dunia.



1.5 Era Jembatan Beton

    1.5.1 Jembatan Beton bertulang dan Prategang

           Pada dasarnya dari jembatan beton bertulang dan beton prategang dapat

           berupa :

           Penggunaan                                  Jenis

      1. Jembatan Slab          Beton Bertulang                Beton Prategang

      2. J.Gelagar Dek          B. Bertulang balok T           B. Prategang stringer

      3. J.Box Girder           Beton Bertulang                Beton Prategang

      4. J.Bentang Menerus

      5. J.Lengkung             Open Spandrel                  Filled Spandrel

      6. J. Rigid Flame

      7. J. Cable-stayed




                                       4
Definisi-definisi

Jembatan              : adalah suatu struktur yang menginginkan route transportasi

   melintasi sungai, danau kali, jalan raya, jalan kereta api, dan lain-lain.

   Route transportasi berupa jalan kereta api, jalan trem, pejalan kaki, rentetan

   kendaraan, dan lain-lain.

Bangunan atas         : berada pada bagian atas suatu jembatan, brfungsi menampung

   beban-beban yang ditimbulkan oleh lalu lintas orang, kendaraan dll kemudian

   menyalurkannya kepada bangunan bawah.

Landasan        : bagian ujung bawah dari suatu bangunan atas yang berfungsi

   menyalurkan gaya-gaya reaksi dari bangunan atas kepada bangunan bawah.

Menurut fungsinya dibedakan landasan-sendi dan landasan gerak.

Bangunan bawah        : bangunan-bangunan yang umumnya terletak disebelah bawah

   bangunan atas. Fungsinya menerima/memikul beban-beban yang diberikan

   bangunan atas dan kemudian menyalurkan ke pondasi, yang selanjutnya disalurkan

   ke tanah.

Oprit jembatan        : oprit berupa timbunan tanah dibelakang abutment timbunan

   tanah ini harus dibuat sepadat mungkin, untuk menghindari terjadinya penurunan

   (settlement) hal ini tidak mengenakkan bagi pengendara. Apabila ada penurunan,

   terjadi kerusakan pada expansion joint yaitu bidang pertemuan antara bangunan atas

   dengan abutment.

Untuk menghindar ini, pemadatan harus semaksimum mungkin dan diatasnya dipasang

plat injak dibelakang abutment.



                                             5
Bangunan pengaman jembatan          : berfungsi sebagai pengamanan terhadap pengaruh

     sungai yang bersangkutan baik secara langsung maupun tak langsung. Kadang-

     kadang disamping jembatannya harus diamankan, sungainyapun harus diamankan,

     dimana biaya pengamanan sungai lebih mahal dari pengamanan jembatan.

Abutment              : abutment atau kepala jembatan adalah bagian bangunan pada

     ujung-ujung jembatan, selain sebagai pendukung bagi bangunan atas juga

     berfungsi sebagai pebahan tanah.

Pilar jembatan        : Pilar atau pier berfungsi sebagai pendukung bangunan atas. Bila

     pilar ada pada suatu bangunan jembatan letaknya diantara kedua abutment dan

     jumlahnya tergantung keprluan, seringkali pilar tidak diperlukan.

Pondasi               : berfungsi menerima beban-beban dari bangunan bawah dan

menyalurkannya ke tanah. Secara umum pondasi dapat dibedakan sbb:

   1. Pondasi langsung       :   digunakan bila lapisan tanah pondasi yang telah

       diperhitungkan mampu memikul beban-beban diatasnya, terletak pada lokasi

       yang dangkal dari tanah setempat.

   2. Pondasi Dalam : digunakan apabila lapisan tanah keras yang mampu memikul

       beban letaknya cukup dalam. Sehingga beban-beban haris disalurkan melalui

       suatu konsruksi penerus yang juga disebut tiang pancang dan pondasi sumuran.



   ● Bagian-bagian Jembatan

   Jembatan dapat dibagi atas 2 bangunan utama :

   1. Bangunan atas

   2. Bangunan bawah


                                           6
Pada umumnya suatu bangunan jembatan terdiri dari enam bagian pokok sebagai

berikut :

1. Bangunan atas

2. landasan

3. Bangunan bawah

4. Pondasi

5. Oprit

6. Bangunan pengaman jembatan

Dari keenam bagian pokok jembatan,empat diantaranya selalu ada pada pada suatu

jembatan,yaitu bangunan atas,bangunan bawah dan oprit.

●   Klasifikasi jembatan :

1. Klasifikasi menurut kegunaannya :

-   Jembatan Jalan Raya

-   Jembatan Kereta api

-   Jembatan jalan Air

-   Jembatan Jalan Pipa

-   Jembatan Militer

-   Jembatan Penyeberangan

-   Dll

2. Klasifikasi menurut jenis material :

-   Jembatan Kayu

-   Jembatan Baja

-   Jembatan Beton ( Beton bertulang dan beton pratekan )


                                          7
3. Klasifikasi menurut letak lantai jembatan :

-   Jembatan lantai kendaraan di bawah

-   Jembatan lantai kendaraan di atas

-   Jembatan lantai kendaraan di tengah

-   Jembatan lantai kendaraan di atas dan di bawah ( double deck bridge )

4. Klasifikasi menurut bentuk struktur secara umum :

-   Jembatan gelagar

-   Jembatan Pelengkung

-   Jembatan Rangka (truss bridge )

-   Jembatan Portal (rigid frame bridge)

-   Jembatan Gantung (suspension bridge)

-   Jembatan Kabel (cable stayed bridge)


● Perlunya jembatan dibangun

Adapun beberapa pertimbangan-pertimbangan yang menentukan diperlukannya

menbangun jembatan antaranya sebagai berikut :

1   Umum jembatan yang lama yang telah terlalu tua sehingga dirasakan perlu

    diganti dengan jembatan yang baru.

2   Diperlukan     jembatan     yang          sama   sekali   baru,   sebab   alat

    penyeberangan/perlintasan yang ada (misalnya : ponton) tidak dapat memenuhi

    kebutuhan yang ada.

3   Pada jalan-jalan yang sama sekali baru, diperlukan membangun jembatan yang

    baru.



                                          8
1.6. Lebar Jembatan :

    Sesuai dengan Peraturan Muatan Bina Marga No. 12/1970 (Bina Marga

   Loading Spec.) lebar jembatan ditentukan sebagai berikut:

   1. Untuk 1 jalur lebar jembatan       minimum         :     2.75 m.

                                        maksimum     :       3.75 m.

      Untuk 2 jalur lebar jembatan       minimum         :     5.50 m.

                                        maksimum     :       7.50 m.

   2. Lebar trotoir umumnya berkisar antara 1.00 m -:- 1.50 m

   3. Lebar kerb : ± 0.50 m.

   4. Lebar jalan untuk slow traffic : ± 2.50 m.



1.7 Kelas Jembatan :

    Jembatan yang di design dengan menggunakan Loading Bina Marga :

    sebesar 100%                            Kelas standard

    sebesar 70%                             Kelas sub standard

    sebesar 50%                             Kelas low standard



   Pembagian kelas jembatan sementara waktu ini ditetapkan sebagai berikut :

    Kelas                   Lebar (m)                            % Loading

      A                 1.00 + 7.00 + 1.00                    100% Loading BM

      B                 0.50 + 6.00 + 0.50                    70% Loading BM

      C                 0.50 + 3.50 + 0.50                    70% Loading BM




                                        9
Pelaksanaan dan Pemeliharaan Jembatan :

   I      Pelaksanaan Jembatan :

       Perbedaan type jembatan, mengakibatkan berbedanya cara pelaksaan jembatan

   yang bersangkutan .

   Berikut ini diberikan pertimbangan-pertimbangan yang diambil, dalam memutusan

   penggunaan cara pelaksanaan yang dipilih.

   Pertimbangan tersebut diantaranya :

   -    Periode pelaksanaan

   -    Peralatan yang tersedia

   -    Material yang tersedia

   -    Tenaga kerja yang tersedia

   -    Kondisi lapangan

   -    Rangkaian (urutan) pelaksanaan



Kecenderungan masa kini pada pelaksanaan jembatan-jembatan umumnya, digunakan

type Pre-cast dengan menggunakan alat-alat besar seperti cranes, launching girder, dll.

Prosedur penjadwalan seperti CPM (Critical Path Method) dan PERT (Project

Evaluation and Review Technique) digunakan untuk mendapatkan jadwal yang benar

pada pelaksanaan jembatan. Penggunaan PERT dan CPM dimaksud untuk menentukan

aktivitas kritis dimana dapat ditunjukan total waktu pelaksanaan dan pengaturannya

sedemikian sehingga diperoleh nilai minimum bagi waktu pelaksanaan dan juga

pembiayaan.




                                           10
Berikut ini akan disinggung mengenai cara pelaksanaan untuk 4 (empat) type jembatan

sbb :

1. Jembatan Beton dan Beton Pratekan

2. Jembatan Gelagar Baja

3. Jembatan Rangka

4. Jembatan Gantung



1. Pembangunan Beton dan Beton Pratekan

        Didalam pelaksanaan jembatan beton, pembuatan acuan, pengecoran dan curring

  (proses pembuatan beton cepat keras, misal dengan uap steam curing) adalah jenis

  pekerjaan yang biasa dilakukan pada pekerjaan dengan cara ’’cast in situ“ (pengecoran

  ditempat) dan pada pengerjaan balok-balok precast.

        Pada umumnya pekerjaan jembatan Pratekan dilakukan dengan sistem ’’post

  tensioning“ (tendon diberi tegangan setelah beton mengeras), sedangkan sistem Pre-

  tensioning (dimana kabel baja ditarik sebelum beton dicorkan) biasanya digunakan di

  pabrik-pabrik komponen jembatan.

        Pada sistem Post tensioning, sebelum beton dituangkan dalam acuan, selongsong

  (pembungkus tendon) telah lebih dahulu disiapkan. Bila beton telah mengeras, kabel-

  kabel diberi tegangan dan bagian-bagian ujungnya diakhiri dengan angker.

  Balok-balok diatas dapat di cor di tempat atau dipasang kemudian setelah diangkut

  dari tempat pengecorn disekitar lokasi proyek. Sebaiknya pada balok-balok yang di cor

  dipasang pada bentang yang bersangkutan dan penegangan kabel dilakukan terhadap

  sejumlah kabel tertentu yang mampu memikul beban sendir balok tersebut dan setelah


                                          11
dipasang pada posisi yang seharusnya serta lantai beton belum di cor, baru sisa kabel

yang lainnya diberi tegangan kemudian.

Urutan pelaksanaan bangunan atas (Super Structure) jembatan Pratekan adalah sebagai

berikut :

1. Pengecoran balok-balok pada tempat pengecoran khusus.

2. Pengangkutan balok- balok menuju tempat pemasangan.

3. pemasangan balok pada posisi final.

4. Pengecoran lantai , dll.



2. Pembangunan Jembatan Gelagar Baja :

 1. Asembling gelagar pada dasar sungai, bila sungai dalam keadaan kering sepanjang

tahun.

 2. Pembangunan dengan cara gelagar diapungkan, bila sungai cukup dalam.

 3. Pembangunan dengan cara diluncurkan.



3. Pembangunan Jembatan rangka :

Jembatan ini dipasang menggunakan kereta derek dan penyangga palsu. Prosedur

pemasangan dibagi atas bagan-bagan (stages) tertentu.



 4. Pembangunan Jembatan Gantung :

Pada umumnya urutan pelaksanaan adalah sbb :

1. Pembangunan menara (Tower)




                                         12
2. Pembangunan Catwalk sebagai platform kerja untuk membantu pembangunan

jembatan utama.

3. Pembangunan batang gantung.

4. Pembangunan gelagar pengaku.

5. Pembangunan lantai, dll.




II. Pemeliharaan Jembatan.

     Secara normal, masa pelayanan normal suatu jembatan berkisar 70 tahun untuk

super structure dan 100 tahun untuk sub structure. Jika cara pemeliharaan tidak baik,

hal ini akan mengurangi jangka waktu pelayanan. Masalah pemeliharaan jembatan

adalah personal serius bagi teknisi, dengan menjamin keselamatan jembatan serta

mengawetkan investasi pada jembatan adalah penting untuk mengembangkan dan

melengkapkan prosedur inspeksi dan evaluasi.



Ada dua bentuk inspeksi utama :

1. Inspeksi rutin : Pengujian secara umum struktur jembatan untuk memeriksa kondisi

                  fisik yang sekiranya memerlukan reparasi. Cara ini cukup

                  bermanfaat untuk jembatan-jembatan jangka pendek.

2. Inspeksi khusus : Pengujian secara visuil detail dari komponen-komponen jembatan

                    minimal dalam tiga atau lima tahun sekali. Cara inspeksi ini

                    merupakan keharusan dalam khusus jembatan-jembatan tua

                    dimana keruntuhan struktur dapat mengakibatkan resiko bencana.


                                        13
Adapun type jembatan yang harus dihadapi, adalah suatu keharusan untuk memeriksa

kerusakan berikut :

 1. Retakan-retakan pada beton serta pekerjaan logam.

 2. Penurunan dan pergeseran pondasi.

 3. Expansion joint/pergeseran titik buhul sambungan.

 4. Macetnya landasan rol.

 5. Getaran yang cukup besar.

 6. Longgarnya bagian sambungan.

 7. Bagian-bagian yang hancur.

 8. Bagian yang pernah direparasi pada masa lampau.

Pemeliharaan Jembatan dalam keadaan-keadaan inspeksi rutin :

- Operasi sistem drainase.

- Kelancaran fungsi dari expansion joints dan landasan-landasannya.

- Retakan dimana saja harus diobservasi secara teliti. Kelanjutan retakan harus

 diawasi

 dan dicari sebab-sebabnya sampai ketemu dan diperbaiki sampai tuntas.

- Pemerikaan pilar dan abutment terhadap differential-settlement dan tanda-tanda

 penggerusan (scouring)

- Membersihkan rintangan di sungai yang menimbulkan penggerusan.

- Pemeriksaan terhadap kemunduran kemampuan lantai kendaraan.




                                         14
Hal-hal yang harus diperhatikan bila merencanakan Jembatan Baja :

 -   Setiap bagian harus di cat dan mudah dibersihkan.

 -   Harus ada ruang bebas yang cukup antara pekerjaan baja dan pekerjaan beton

     dan batu.

 -   Bagian penyebab genangan air kotor atau air hujan harus dihindarkan atau jika

     tidak dapat dihindarkan diusahakan untuk dialirkan air tersebut dengan membuat

     lubang drainase.




                                       15

More Related Content

What's hot

Survey pendahuluan dan survey detail (sesi 1)(2 jam)
Survey pendahuluan dan survey detail (sesi 1)(2 jam)Survey pendahuluan dan survey detail (sesi 1)(2 jam)
Survey pendahuluan dan survey detail (sesi 1)(2 jam)Fardi Kalumata
 
BAGIAN STRUKTUR JEMBATAN.pptx
BAGIAN STRUKTUR JEMBATAN.pptxBAGIAN STRUKTUR JEMBATAN.pptx
BAGIAN STRUKTUR JEMBATAN.pptxJhesicaCitra
 
Perhitungan shetpile
Perhitungan shetpilePerhitungan shetpile
Perhitungan shetpileBustang Jalil
 
Modul 1-pengenalan-jembatan-baja
Modul 1-pengenalan-jembatan-bajaModul 1-pengenalan-jembatan-baja
Modul 1-pengenalan-jembatan-bajaIrham AF I
 
perhitungan jembatan
perhitungan jembatanperhitungan jembatan
perhitungan jembatanFarid Thahura
 
4. bagian bagian struktur konstruksi jembatan
4. bagian bagian struktur konstruksi jembatan4. bagian bagian struktur konstruksi jembatan
4. bagian bagian struktur konstruksi jembatanAgus Tri
 
03 perencanaan teknis jembatan
03   perencanaan teknis jembatan03   perencanaan teknis jembatan
03 perencanaan teknis jembatanbudiMekka
 
Jurnal jembatan rangka baja
Jurnal jembatan rangka bajaJurnal jembatan rangka baja
Jurnal jembatan rangka bajaE Sanjani
 
Bab iii analisis geser
Bab iii analisis geserBab iii analisis geser
Bab iii analisis geserKetut Swandana
 
Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012
Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012
Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012فهرودين سفي
 
Kompetensi Pembelajaran - PPT pondasi dangkal dan pondasi dalam
Kompetensi Pembelajaran - PPT pondasi dangkal dan pondasi dalamKompetensi Pembelajaran - PPT pondasi dangkal dan pondasi dalam
Kompetensi Pembelajaran - PPT pondasi dangkal dan pondasi dalamnoussevarenna
 
Contoh soal komposit
Contoh soal kompositContoh soal komposit
Contoh soal kompositkahar pasca
 
Beton prategangz (1) (3)
Beton prategangz (1) (3)Beton prategangz (1) (3)
Beton prategangz (1) (3)wildan grenadi
 
Jurnal jembatan
Jurnal jembatan Jurnal jembatan
Jurnal jembatan E Sanjani
 
Jenis jenis jembatan
Jenis jenis jembatanJenis jenis jembatan
Jenis jenis jembatanAgus Tri
 
Konstruksi baja-3 sambungan-baut
Konstruksi baja-3 sambungan-bautKonstruksi baja-3 sambungan-baut
Konstruksi baja-3 sambungan-bautJunaida Wally
 
KONSTRUKSI JALAN DAN JEMBATAN
KONSTRUKSI JALAN DAN JEMBATANKONSTRUKSI JALAN DAN JEMBATAN
KONSTRUKSI JALAN DAN JEMBATANAgusPratama24
 

What's hot (20)

Metode kerja pierhead
Metode kerja pierheadMetode kerja pierhead
Metode kerja pierhead
 
Survey pendahuluan dan survey detail (sesi 1)(2 jam)
Survey pendahuluan dan survey detail (sesi 1)(2 jam)Survey pendahuluan dan survey detail (sesi 1)(2 jam)
Survey pendahuluan dan survey detail (sesi 1)(2 jam)
 
BAGIAN STRUKTUR JEMBATAN.pptx
BAGIAN STRUKTUR JEMBATAN.pptxBAGIAN STRUKTUR JEMBATAN.pptx
BAGIAN STRUKTUR JEMBATAN.pptx
 
Perhitungan shetpile
Perhitungan shetpilePerhitungan shetpile
Perhitungan shetpile
 
Modul 1-pengenalan-jembatan-baja
Modul 1-pengenalan-jembatan-bajaModul 1-pengenalan-jembatan-baja
Modul 1-pengenalan-jembatan-baja
 
perhitungan jembatan
perhitungan jembatanperhitungan jembatan
perhitungan jembatan
 
4. bagian bagian struktur konstruksi jembatan
4. bagian bagian struktur konstruksi jembatan4. bagian bagian struktur konstruksi jembatan
4. bagian bagian struktur konstruksi jembatan
 
03 perencanaan teknis jembatan
03   perencanaan teknis jembatan03   perencanaan teknis jembatan
03 perencanaan teknis jembatan
 
Jurnal jembatan rangka baja
Jurnal jembatan rangka bajaJurnal jembatan rangka baja
Jurnal jembatan rangka baja
 
Bab iii analisis geser
Bab iii analisis geserBab iii analisis geser
Bab iii analisis geser
 
Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012
Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012
Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012
 
2. pci girder
2. pci girder2. pci girder
2. pci girder
 
Buku ajar-analisa-struktur-i
Buku ajar-analisa-struktur-iBuku ajar-analisa-struktur-i
Buku ajar-analisa-struktur-i
 
Kompetensi Pembelajaran - PPT pondasi dangkal dan pondasi dalam
Kompetensi Pembelajaran - PPT pondasi dangkal dan pondasi dalamKompetensi Pembelajaran - PPT pondasi dangkal dan pondasi dalam
Kompetensi Pembelajaran - PPT pondasi dangkal dan pondasi dalam
 
Contoh soal komposit
Contoh soal kompositContoh soal komposit
Contoh soal komposit
 
Beton prategangz (1) (3)
Beton prategangz (1) (3)Beton prategangz (1) (3)
Beton prategangz (1) (3)
 
Jurnal jembatan
Jurnal jembatan Jurnal jembatan
Jurnal jembatan
 
Jenis jenis jembatan
Jenis jenis jembatanJenis jenis jembatan
Jenis jenis jembatan
 
Konstruksi baja-3 sambungan-baut
Konstruksi baja-3 sambungan-bautKonstruksi baja-3 sambungan-baut
Konstruksi baja-3 sambungan-baut
 
KONSTRUKSI JALAN DAN JEMBATAN
KONSTRUKSI JALAN DAN JEMBATANKONSTRUKSI JALAN DAN JEMBATAN
KONSTRUKSI JALAN DAN JEMBATAN
 

Similar to SEJARAH JEMBATAN

Modul 2. teknologi konstruksi jembatan
Modul 2. teknologi konstruksi jembatanModul 2. teknologi konstruksi jembatan
Modul 2. teknologi konstruksi jembatanAgus Tri
 
Pk7-KD3T1.Sejarah Perkembangan Jembatan.pdf
Pk7-KD3T1.Sejarah Perkembangan Jembatan.pdfPk7-KD3T1.Sejarah Perkembangan Jembatan.pdf
Pk7-KD3T1.Sejarah Perkembangan Jembatan.pdfAgus Tri
 
1. sejarah perkembangan jembatan
1. sejarah perkembangan jembatan1. sejarah perkembangan jembatan
1. sejarah perkembangan jembatanAgus Tri
 
Pk7-KD3T1.Sejarah Perkembangan Jembatan.pdf
Pk7-KD3T1.Sejarah Perkembangan Jembatan.pdfPk7-KD3T1.Sejarah Perkembangan Jembatan.pdf
Pk7-KD3T1.Sejarah Perkembangan Jembatan.pdfAgus Tri
 
Materi jembatan smk kelas XI DPIB
Materi jembatan smk kelas XI DPIB Materi jembatan smk kelas XI DPIB
Materi jembatan smk kelas XI DPIB bawon15505124020
 
matakudhdhaujbdbjcdkbsdbdsbdbvbhbdhdjs.pdf
matakudhdhaujbdbjcdkbsdbdsbdbvbhbdhdjs.pdfmatakudhdhaujbdbjcdkbsdbdsbdbvbhbdhdjs.pdf
matakudhdhaujbdbjcdkbsdbdsbdbvbhbdhdjs.pdfgabriela771013
 
modulm4kb3-dasar-dasarjembatan-200119104412.pdf
modulm4kb3-dasar-dasarjembatan-200119104412.pdfmodulm4kb3-dasar-dasarjembatan-200119104412.pdf
modulm4kb3-dasar-dasarjembatan-200119104412.pdfFadliST
 
Modul TKP M4KB3 - Dasar - dasar Jembatan
Modul TKP M4KB3 - Dasar - dasar JembatanModul TKP M4KB3 - Dasar - dasar Jembatan
Modul TKP M4KB3 - Dasar - dasar JembatanPPGHybrid1
 
Pk7-KD4T2. Jenis-jenis Sistem Struktur Jembatan.pdf
Pk7-KD4T2. Jenis-jenis Sistem Struktur Jembatan.pdfPk7-KD4T2. Jenis-jenis Sistem Struktur Jembatan.pdf
Pk7-KD4T2. Jenis-jenis Sistem Struktur Jembatan.pdfAgus Tri
 
Pk7-KD4T2. Jenis-jenis Sistem Struktur Jembatan.pdf
Pk7-KD4T2. Jenis-jenis Sistem Struktur Jembatan.pdfPk7-KD4T2. Jenis-jenis Sistem Struktur Jembatan.pdf
Pk7-KD4T2. Jenis-jenis Sistem Struktur Jembatan.pdfAgus Tri
 
Jenis jenis sistem struktur jembatan
Jenis  jenis sistem  struktur jembatanJenis  jenis sistem  struktur jembatan
Jenis jenis sistem struktur jembatanAgus Tri
 
21173129-power-point-bangunan-jembatan-teknik-sipil.ppt
21173129-power-point-bangunan-jembatan-teknik-sipil.ppt21173129-power-point-bangunan-jembatan-teknik-sipil.ppt
21173129-power-point-bangunan-jembatan-teknik-sipil.pptErvanKamal
 
Konstruksi jembatan
Konstruksi jembatanKonstruksi jembatan
Konstruksi jembatanilhamshah1
 
TEKNOLOGI MINIATUR JEMBATAN PERT 1.pptx
TEKNOLOGI MINIATUR JEMBATAN PERT 1.pptxTEKNOLOGI MINIATUR JEMBATAN PERT 1.pptx
TEKNOLOGI MINIATUR JEMBATAN PERT 1.pptxLABCOMsmpn2wedarijak
 

Similar to SEJARAH JEMBATAN (20)

Modul 2. teknologi konstruksi jembatan
Modul 2. teknologi konstruksi jembatanModul 2. teknologi konstruksi jembatan
Modul 2. teknologi konstruksi jembatan
 
Sejarah Jembatan.pptx
Sejarah Jembatan.pptxSejarah Jembatan.pptx
Sejarah Jembatan.pptx
 
Pk7-KD3T1.Sejarah Perkembangan Jembatan.pdf
Pk7-KD3T1.Sejarah Perkembangan Jembatan.pdfPk7-KD3T1.Sejarah Perkembangan Jembatan.pdf
Pk7-KD3T1.Sejarah Perkembangan Jembatan.pdf
 
1. sejarah perkembangan jembatan
1. sejarah perkembangan jembatan1. sejarah perkembangan jembatan
1. sejarah perkembangan jembatan
 
Pk7-KD3T1.Sejarah Perkembangan Jembatan.pdf
Pk7-KD3T1.Sejarah Perkembangan Jembatan.pdfPk7-KD3T1.Sejarah Perkembangan Jembatan.pdf
Pk7-KD3T1.Sejarah Perkembangan Jembatan.pdf
 
Materi jembatan smk kelas XI DPIB
Materi jembatan smk kelas XI DPIB Materi jembatan smk kelas XI DPIB
Materi jembatan smk kelas XI DPIB
 
Said reza
Said rezaSaid reza
Said reza
 
jembatan.ppt
jembatan.pptjembatan.ppt
jembatan.ppt
 
matakudhdhaujbdbjcdkbsdbdsbdbvbhbdhdjs.pdf
matakudhdhaujbdbjcdkbsdbdsbdbvbhbdhdjs.pdfmatakudhdhaujbdbjcdkbsdbdsbdbvbhbdhdjs.pdf
matakudhdhaujbdbjcdkbsdbdsbdbvbhbdhdjs.pdf
 
JEMBATAN.ppt
JEMBATAN.pptJEMBATAN.ppt
JEMBATAN.ppt
 
Mekanika teknik 2
Mekanika teknik 2Mekanika teknik 2
Mekanika teknik 2
 
Jembatan
JembatanJembatan
Jembatan
 
modulm4kb3-dasar-dasarjembatan-200119104412.pdf
modulm4kb3-dasar-dasarjembatan-200119104412.pdfmodulm4kb3-dasar-dasarjembatan-200119104412.pdf
modulm4kb3-dasar-dasarjembatan-200119104412.pdf
 
Modul TKP M4KB3 - Dasar - dasar Jembatan
Modul TKP M4KB3 - Dasar - dasar JembatanModul TKP M4KB3 - Dasar - dasar Jembatan
Modul TKP M4KB3 - Dasar - dasar Jembatan
 
Pk7-KD4T2. Jenis-jenis Sistem Struktur Jembatan.pdf
Pk7-KD4T2. Jenis-jenis Sistem Struktur Jembatan.pdfPk7-KD4T2. Jenis-jenis Sistem Struktur Jembatan.pdf
Pk7-KD4T2. Jenis-jenis Sistem Struktur Jembatan.pdf
 
Pk7-KD4T2. Jenis-jenis Sistem Struktur Jembatan.pdf
Pk7-KD4T2. Jenis-jenis Sistem Struktur Jembatan.pdfPk7-KD4T2. Jenis-jenis Sistem Struktur Jembatan.pdf
Pk7-KD4T2. Jenis-jenis Sistem Struktur Jembatan.pdf
 
Jenis jenis sistem struktur jembatan
Jenis  jenis sistem  struktur jembatanJenis  jenis sistem  struktur jembatan
Jenis jenis sistem struktur jembatan
 
21173129-power-point-bangunan-jembatan-teknik-sipil.ppt
21173129-power-point-bangunan-jembatan-teknik-sipil.ppt21173129-power-point-bangunan-jembatan-teknik-sipil.ppt
21173129-power-point-bangunan-jembatan-teknik-sipil.ppt
 
Konstruksi jembatan
Konstruksi jembatanKonstruksi jembatan
Konstruksi jembatan
 
TEKNOLOGI MINIATUR JEMBATAN PERT 1.pptx
TEKNOLOGI MINIATUR JEMBATAN PERT 1.pptxTEKNOLOGI MINIATUR JEMBATAN PERT 1.pptx
TEKNOLOGI MINIATUR JEMBATAN PERT 1.pptx
 

More from iky

S struktur-batang lentur murni
S struktur-batang lentur murniS struktur-batang lentur murni
S struktur-batang lentur murniiky
 
S struktur-analisis struktur jembatan bintaro
S struktur-analisis struktur jembatan bintaroS struktur-analisis struktur jembatan bintaro
S struktur-analisis struktur jembatan bintaroiky
 
Rsni t 12-2004
Rsni t 12-2004Rsni t 12-2004
Rsni t 12-2004iky
 
Rsni t 03-2005. jembatan
Rsni t 03-2005. jembatanRsni t 03-2005. jembatan
Rsni t 03-2005. jembataniky
 
Rsni t 02-2005
Rsni t 02-2005Rsni t 02-2005
Rsni t 02-2005iky
 
Estimasi biaya
Estimasi  biayaEstimasi  biaya
Estimasi biayaiky
 

More from iky (6)

S struktur-batang lentur murni
S struktur-batang lentur murniS struktur-batang lentur murni
S struktur-batang lentur murni
 
S struktur-analisis struktur jembatan bintaro
S struktur-analisis struktur jembatan bintaroS struktur-analisis struktur jembatan bintaro
S struktur-analisis struktur jembatan bintaro
 
Rsni t 12-2004
Rsni t 12-2004Rsni t 12-2004
Rsni t 12-2004
 
Rsni t 03-2005. jembatan
Rsni t 03-2005. jembatanRsni t 03-2005. jembatan
Rsni t 03-2005. jembatan
 
Rsni t 02-2005
Rsni t 02-2005Rsni t 02-2005
Rsni t 02-2005
 
Estimasi biaya
Estimasi  biayaEstimasi  biaya
Estimasi biaya
 

Recently uploaded

MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023DodiSetiawan46
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxc9fhbm7gzj
 

Recently uploaded (20)

MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
 

SEJARAH JEMBATAN

  • 1. SEJARAH JEMBATAN 1.1 Pendahuluan Jembatan merupakan suatu sistem transportasi untuk 3 hal, yaitu : 1. Merupakan pengontrol kapasitas dari sistem Dalam hal ini jembatan akan menjadi pengontrol volume dan berat lalu lintas yang dapat dilayani oleh sistem transportasi . 2. Mempunyai biaya tertinggi per mil dari system 3. Jika jembatan runtuh , sistem akan lumpuh Jembatan mempunyai fungsi keseimbangan dari system transportasi. 1.2 Perkembangan Tipe Jembatan Beberapa abad yang lampau sebelum manusia mengkategorikan 5 tipe jembatan : 1 . Balok (beam ) 2 . Kantilever (cantilever) 3. Pelengkung (arch) 4. Kabel gantung (suspension) 5. Rangka (truss) Empat tipe jembatan diilhami dari kehidupan sebelum Masehi. Contoh : simple beam bridge adalah pohon yang tumbang melintas di atas sungai. Yang telah dicapai pada masa itu adalah pemakain prinsip-prinsip kantilever pada kedua pangkal jembatan . 1
  • 2. Jembatan gantung diilhami dari akar-akar pohon yang bergantungan dan digunakan oleh hewan dan manusia untuk melewati satu pohon ke pohon lainnya. Pada jembatan-jembatan zaman kuno, jalan sering diletakan pada bagian atas kabel. Akan tetapi posisi tersebut tidak tepat, dan para ahli pembuat jembatan akhirnya menemukan suatu bahan dari rantai besi untuk menggantungkan jalan tersebut. 1.2.1 Periode zaman purba Tipe jembatan yang telah digunakan adalah jembatan balok sederhana untuk bentang pendek, jembatan gantung, jembatan kantilever. Tipe jembatan terbaru pada periode ini adalah jembatan tipe pelengkung (arch bridge) 1.2.2 Periode Romawi kuno Beberapa dari jembatan-jembatan terbesar dai bangsa Romawi merupakan aquaduct, yang dibangun bukan untuk lalu lintas manusia tetapi untuk saluran air. Tipe jembatan aquaduct ini adalah jembatan pelengkung (arch bridge). 1.2.3 Zaman Pertengahan Bentuk-bentuk arch bridge masih sering digunakan seperti pada jembatan Old London yang dibangun pada abad ke-12. Pada abad ke-12 di Perancis dibangun Jembatan Avignon dengan menggunakan prinsip streamlining yakni bentuk yang digunakan adalah lengkung kurva ellips dengan bagian puncaknya dibuat lebih tipis. 2
  • 3. 1.2.4 Zaman Jembatan Besi dan Baja Jembatan besi yang pertama kali dibangun adalah jembatan Coalbrookdale yang melintasi Sungai Severn ,Inggris pada tahun 1776. Untuk Jembatan jalan rel , beberapa ahli pada saat itu menggunakam jembatan tubular (tubular bridge). Contohnya: Jembatan Britania yang melintasi slat Menai,Inggris dan Jembatan Victoria yang melintasi Sungai St.Lawrence di Montreal Kanada. 1.3 Era Jembatan Gantung Jembatan Gantung tertua dan terbesar pada abad ke-18 adalah Jembatan Menai Straits di Inggris yang dibangun pada tahun 1825. Jembatan ini masih menggunaka menara batu dan kabel dari rantai besi untuk menggantung jalan raya. Penggunaan kabel baja (wire steel) menggantikan kabel besi pertama kali digunakan di dunia pada Jembatan Gantung Brooklyn, New York (1867). Dengan berkembangnya gelagar box ( box girder) , penggunaan stiffening truss sebagai dek mulai berkurang seperti yang digunakan pada jembatan Humber dan Verrazano-Narrows. 1.4 Era Jembatan Cable-Stayed Suatu penelitian antara jembatan gantung dan jembatan cable-stayed menunjukkan bahwa jembatan cable stayed lebih menguntungkan dibandingkan dengan jembatan gantung . Kelebihan jembatan cable stayed rasio panjang bentang utama dari pylon lebih murah . Defleksi akibat pembebanan simetris dan asimetris 3
  • 4. pada lebih dari separuh bentang jembatan gantung mempunyai defleksi yang lebih besar dari pada cable-stayed. Keuntungan yang menonjol dari jembatan cable-stayed yakni tidak diperlukannya pengangkeran kabel yang berat seperti jembatan gantung. Gaya-gaya angker pada ujung kabel biasanya diesimbangkan dengan berat dari pilar dan pondasi tanpa menambah biaya konstruksi lagi. Jembatan Cable-stayed Saint Nazaire yang melintas di atas Sungai Loire, Perancis adalah salah satu Jembatan Cable-stayed terpanjang di dunia. 1.5 Era Jembatan Beton 1.5.1 Jembatan Beton bertulang dan Prategang Pada dasarnya dari jembatan beton bertulang dan beton prategang dapat berupa : Penggunaan Jenis 1. Jembatan Slab Beton Bertulang Beton Prategang 2. J.Gelagar Dek B. Bertulang balok T B. Prategang stringer 3. J.Box Girder Beton Bertulang Beton Prategang 4. J.Bentang Menerus 5. J.Lengkung Open Spandrel Filled Spandrel 6. J. Rigid Flame 7. J. Cable-stayed 4
  • 5. Definisi-definisi Jembatan : adalah suatu struktur yang menginginkan route transportasi melintasi sungai, danau kali, jalan raya, jalan kereta api, dan lain-lain. Route transportasi berupa jalan kereta api, jalan trem, pejalan kaki, rentetan kendaraan, dan lain-lain. Bangunan atas : berada pada bagian atas suatu jembatan, brfungsi menampung beban-beban yang ditimbulkan oleh lalu lintas orang, kendaraan dll kemudian menyalurkannya kepada bangunan bawah. Landasan : bagian ujung bawah dari suatu bangunan atas yang berfungsi menyalurkan gaya-gaya reaksi dari bangunan atas kepada bangunan bawah. Menurut fungsinya dibedakan landasan-sendi dan landasan gerak. Bangunan bawah : bangunan-bangunan yang umumnya terletak disebelah bawah bangunan atas. Fungsinya menerima/memikul beban-beban yang diberikan bangunan atas dan kemudian menyalurkan ke pondasi, yang selanjutnya disalurkan ke tanah. Oprit jembatan : oprit berupa timbunan tanah dibelakang abutment timbunan tanah ini harus dibuat sepadat mungkin, untuk menghindari terjadinya penurunan (settlement) hal ini tidak mengenakkan bagi pengendara. Apabila ada penurunan, terjadi kerusakan pada expansion joint yaitu bidang pertemuan antara bangunan atas dengan abutment. Untuk menghindar ini, pemadatan harus semaksimum mungkin dan diatasnya dipasang plat injak dibelakang abutment. 5
  • 6. Bangunan pengaman jembatan : berfungsi sebagai pengamanan terhadap pengaruh sungai yang bersangkutan baik secara langsung maupun tak langsung. Kadang- kadang disamping jembatannya harus diamankan, sungainyapun harus diamankan, dimana biaya pengamanan sungai lebih mahal dari pengamanan jembatan. Abutment : abutment atau kepala jembatan adalah bagian bangunan pada ujung-ujung jembatan, selain sebagai pendukung bagi bangunan atas juga berfungsi sebagai pebahan tanah. Pilar jembatan : Pilar atau pier berfungsi sebagai pendukung bangunan atas. Bila pilar ada pada suatu bangunan jembatan letaknya diantara kedua abutment dan jumlahnya tergantung keprluan, seringkali pilar tidak diperlukan. Pondasi : berfungsi menerima beban-beban dari bangunan bawah dan menyalurkannya ke tanah. Secara umum pondasi dapat dibedakan sbb: 1. Pondasi langsung : digunakan bila lapisan tanah pondasi yang telah diperhitungkan mampu memikul beban-beban diatasnya, terletak pada lokasi yang dangkal dari tanah setempat. 2. Pondasi Dalam : digunakan apabila lapisan tanah keras yang mampu memikul beban letaknya cukup dalam. Sehingga beban-beban haris disalurkan melalui suatu konsruksi penerus yang juga disebut tiang pancang dan pondasi sumuran. ● Bagian-bagian Jembatan Jembatan dapat dibagi atas 2 bangunan utama : 1. Bangunan atas 2. Bangunan bawah 6
  • 7. Pada umumnya suatu bangunan jembatan terdiri dari enam bagian pokok sebagai berikut : 1. Bangunan atas 2. landasan 3. Bangunan bawah 4. Pondasi 5. Oprit 6. Bangunan pengaman jembatan Dari keenam bagian pokok jembatan,empat diantaranya selalu ada pada pada suatu jembatan,yaitu bangunan atas,bangunan bawah dan oprit. ● Klasifikasi jembatan : 1. Klasifikasi menurut kegunaannya : - Jembatan Jalan Raya - Jembatan Kereta api - Jembatan jalan Air - Jembatan Jalan Pipa - Jembatan Militer - Jembatan Penyeberangan - Dll 2. Klasifikasi menurut jenis material : - Jembatan Kayu - Jembatan Baja - Jembatan Beton ( Beton bertulang dan beton pratekan ) 7
  • 8. 3. Klasifikasi menurut letak lantai jembatan : - Jembatan lantai kendaraan di bawah - Jembatan lantai kendaraan di atas - Jembatan lantai kendaraan di tengah - Jembatan lantai kendaraan di atas dan di bawah ( double deck bridge ) 4. Klasifikasi menurut bentuk struktur secara umum : - Jembatan gelagar - Jembatan Pelengkung - Jembatan Rangka (truss bridge ) - Jembatan Portal (rigid frame bridge) - Jembatan Gantung (suspension bridge) - Jembatan Kabel (cable stayed bridge) ● Perlunya jembatan dibangun Adapun beberapa pertimbangan-pertimbangan yang menentukan diperlukannya menbangun jembatan antaranya sebagai berikut : 1 Umum jembatan yang lama yang telah terlalu tua sehingga dirasakan perlu diganti dengan jembatan yang baru. 2 Diperlukan jembatan yang sama sekali baru, sebab alat penyeberangan/perlintasan yang ada (misalnya : ponton) tidak dapat memenuhi kebutuhan yang ada. 3 Pada jalan-jalan yang sama sekali baru, diperlukan membangun jembatan yang baru. 8
  • 9. 1.6. Lebar Jembatan : Sesuai dengan Peraturan Muatan Bina Marga No. 12/1970 (Bina Marga Loading Spec.) lebar jembatan ditentukan sebagai berikut: 1. Untuk 1 jalur lebar jembatan minimum : 2.75 m. maksimum : 3.75 m. Untuk 2 jalur lebar jembatan minimum : 5.50 m. maksimum : 7.50 m. 2. Lebar trotoir umumnya berkisar antara 1.00 m -:- 1.50 m 3. Lebar kerb : ± 0.50 m. 4. Lebar jalan untuk slow traffic : ± 2.50 m. 1.7 Kelas Jembatan : Jembatan yang di design dengan menggunakan Loading Bina Marga : sebesar 100% Kelas standard sebesar 70% Kelas sub standard sebesar 50% Kelas low standard Pembagian kelas jembatan sementara waktu ini ditetapkan sebagai berikut : Kelas Lebar (m) % Loading A 1.00 + 7.00 + 1.00 100% Loading BM B 0.50 + 6.00 + 0.50 70% Loading BM C 0.50 + 3.50 + 0.50 70% Loading BM 9
  • 10. Pelaksanaan dan Pemeliharaan Jembatan : I Pelaksanaan Jembatan : Perbedaan type jembatan, mengakibatkan berbedanya cara pelaksaan jembatan yang bersangkutan . Berikut ini diberikan pertimbangan-pertimbangan yang diambil, dalam memutusan penggunaan cara pelaksanaan yang dipilih. Pertimbangan tersebut diantaranya : - Periode pelaksanaan - Peralatan yang tersedia - Material yang tersedia - Tenaga kerja yang tersedia - Kondisi lapangan - Rangkaian (urutan) pelaksanaan Kecenderungan masa kini pada pelaksanaan jembatan-jembatan umumnya, digunakan type Pre-cast dengan menggunakan alat-alat besar seperti cranes, launching girder, dll. Prosedur penjadwalan seperti CPM (Critical Path Method) dan PERT (Project Evaluation and Review Technique) digunakan untuk mendapatkan jadwal yang benar pada pelaksanaan jembatan. Penggunaan PERT dan CPM dimaksud untuk menentukan aktivitas kritis dimana dapat ditunjukan total waktu pelaksanaan dan pengaturannya sedemikian sehingga diperoleh nilai minimum bagi waktu pelaksanaan dan juga pembiayaan. 10
  • 11. Berikut ini akan disinggung mengenai cara pelaksanaan untuk 4 (empat) type jembatan sbb : 1. Jembatan Beton dan Beton Pratekan 2. Jembatan Gelagar Baja 3. Jembatan Rangka 4. Jembatan Gantung 1. Pembangunan Beton dan Beton Pratekan Didalam pelaksanaan jembatan beton, pembuatan acuan, pengecoran dan curring (proses pembuatan beton cepat keras, misal dengan uap steam curing) adalah jenis pekerjaan yang biasa dilakukan pada pekerjaan dengan cara ’’cast in situ“ (pengecoran ditempat) dan pada pengerjaan balok-balok precast. Pada umumnya pekerjaan jembatan Pratekan dilakukan dengan sistem ’’post tensioning“ (tendon diberi tegangan setelah beton mengeras), sedangkan sistem Pre- tensioning (dimana kabel baja ditarik sebelum beton dicorkan) biasanya digunakan di pabrik-pabrik komponen jembatan. Pada sistem Post tensioning, sebelum beton dituangkan dalam acuan, selongsong (pembungkus tendon) telah lebih dahulu disiapkan. Bila beton telah mengeras, kabel- kabel diberi tegangan dan bagian-bagian ujungnya diakhiri dengan angker. Balok-balok diatas dapat di cor di tempat atau dipasang kemudian setelah diangkut dari tempat pengecorn disekitar lokasi proyek. Sebaiknya pada balok-balok yang di cor dipasang pada bentang yang bersangkutan dan penegangan kabel dilakukan terhadap sejumlah kabel tertentu yang mampu memikul beban sendir balok tersebut dan setelah 11
  • 12. dipasang pada posisi yang seharusnya serta lantai beton belum di cor, baru sisa kabel yang lainnya diberi tegangan kemudian. Urutan pelaksanaan bangunan atas (Super Structure) jembatan Pratekan adalah sebagai berikut : 1. Pengecoran balok-balok pada tempat pengecoran khusus. 2. Pengangkutan balok- balok menuju tempat pemasangan. 3. pemasangan balok pada posisi final. 4. Pengecoran lantai , dll. 2. Pembangunan Jembatan Gelagar Baja : 1. Asembling gelagar pada dasar sungai, bila sungai dalam keadaan kering sepanjang tahun. 2. Pembangunan dengan cara gelagar diapungkan, bila sungai cukup dalam. 3. Pembangunan dengan cara diluncurkan. 3. Pembangunan Jembatan rangka : Jembatan ini dipasang menggunakan kereta derek dan penyangga palsu. Prosedur pemasangan dibagi atas bagan-bagan (stages) tertentu. 4. Pembangunan Jembatan Gantung : Pada umumnya urutan pelaksanaan adalah sbb : 1. Pembangunan menara (Tower) 12
  • 13. 2. Pembangunan Catwalk sebagai platform kerja untuk membantu pembangunan jembatan utama. 3. Pembangunan batang gantung. 4. Pembangunan gelagar pengaku. 5. Pembangunan lantai, dll. II. Pemeliharaan Jembatan. Secara normal, masa pelayanan normal suatu jembatan berkisar 70 tahun untuk super structure dan 100 tahun untuk sub structure. Jika cara pemeliharaan tidak baik, hal ini akan mengurangi jangka waktu pelayanan. Masalah pemeliharaan jembatan adalah personal serius bagi teknisi, dengan menjamin keselamatan jembatan serta mengawetkan investasi pada jembatan adalah penting untuk mengembangkan dan melengkapkan prosedur inspeksi dan evaluasi. Ada dua bentuk inspeksi utama : 1. Inspeksi rutin : Pengujian secara umum struktur jembatan untuk memeriksa kondisi fisik yang sekiranya memerlukan reparasi. Cara ini cukup bermanfaat untuk jembatan-jembatan jangka pendek. 2. Inspeksi khusus : Pengujian secara visuil detail dari komponen-komponen jembatan minimal dalam tiga atau lima tahun sekali. Cara inspeksi ini merupakan keharusan dalam khusus jembatan-jembatan tua dimana keruntuhan struktur dapat mengakibatkan resiko bencana. 13
  • 14. Adapun type jembatan yang harus dihadapi, adalah suatu keharusan untuk memeriksa kerusakan berikut : 1. Retakan-retakan pada beton serta pekerjaan logam. 2. Penurunan dan pergeseran pondasi. 3. Expansion joint/pergeseran titik buhul sambungan. 4. Macetnya landasan rol. 5. Getaran yang cukup besar. 6. Longgarnya bagian sambungan. 7. Bagian-bagian yang hancur. 8. Bagian yang pernah direparasi pada masa lampau. Pemeliharaan Jembatan dalam keadaan-keadaan inspeksi rutin : - Operasi sistem drainase. - Kelancaran fungsi dari expansion joints dan landasan-landasannya. - Retakan dimana saja harus diobservasi secara teliti. Kelanjutan retakan harus diawasi dan dicari sebab-sebabnya sampai ketemu dan diperbaiki sampai tuntas. - Pemerikaan pilar dan abutment terhadap differential-settlement dan tanda-tanda penggerusan (scouring) - Membersihkan rintangan di sungai yang menimbulkan penggerusan. - Pemeriksaan terhadap kemunduran kemampuan lantai kendaraan. 14
  • 15. Hal-hal yang harus diperhatikan bila merencanakan Jembatan Baja : - Setiap bagian harus di cat dan mudah dibersihkan. - Harus ada ruang bebas yang cukup antara pekerjaan baja dan pekerjaan beton dan batu. - Bagian penyebab genangan air kotor atau air hujan harus dihindarkan atau jika tidak dapat dihindarkan diusahakan untuk dialirkan air tersebut dengan membuat lubang drainase. 15