Dokumen tersebut membahas tiga jenis struktur jembatan (Tipe A, B, C) untuk menghadapi gempa, di mana Tipe A paling baik karena bersifat daktil dan monolitik, sedangkan Tipe C paling rentan runtuh. Juga dibahas perhitungan waktu getar struktur jembatan satu derajat kebebasan.
1. Nama : Indana Zulfa
Nim : 17.1003.222.01.0707
Kelas : Teknik Sipil C
Dosen Pengampu : M. Afifi Salim, ST., MT
2. Pendahuluan
di dalamStruktur jembatan harus memenuhi dua tingkat
kriteria kinerja memikul beban gempa. struktur jembatan
harus didesain tetap bersifat elastis pada saat terjadi Gempa
Rencana, dan diijinkan untuk berperilaku tidak elastis
(inelastis) pada saat terjadi Gempa Kuat. Perilaku inelastis
pada struktur jembatan dapat diperoleh dengan cara
merencanakan elemen-elemen struktur jembatanbersifat
daktail. Struktur jembatan yang dirancang dengan tingkat
daktilitas yang cukup,akan mempunyai kemampuan untuk
berdeformasi yang cukup besar. Deformasi yang cukup besar
akan menyebabkan struktur jembatan dapat meredam atau
menyerap sebagiandari energi gempa yang masuk kedalam
struktur.
3. Jika struktur jembatan direncanakan bersifat daktail, maka pada saat
terjadi Gempa Rencana, struktur akan berespon secara elastis. Pada saat
terjadi Gempa Kuat, pada struktur jembatan diijinkan terbentuk sendi-
sendi plastis. Setelah terbentuk sendi plastis maka struktur akan berespons
secara inelastis. sifat daktail dari struktur jembatan, dapat membatasi
besarnya beban gempa yang bekerja pada struktur (Ve < Vb). Meskipun
beban gempa yang bekerja pada struktur yang daktail dapat mengurangi
beban gempa yang masuk kedalam struktur, tetapi struktur yang daktail
dapat mengalami deformasi yang cukup besar, sehingga hal ini harus
diperhatikan agar tidak terjadi keruntuhan dari struktur jembatan. Untuk
menghindari keruntuhan dari struktur jembatan, maka perlu dilakukan
detail penulangan yang baik dari elemen-elemen struktur, khususnya pilar
dari jembatan.
4. Jembatan Tipe A
saat Jembatan Tipe A (Gambar 7-4) adalah jembatan dengan tingkat daktilitas
penuh dan monolit, serta mempunyai karakterisitik berikut :
Pilar-pilar dari jembatan bersifat daktail
Bangunan atas jembatan (balok dan pelat), merupakan sistem struktur yang
menerus (monolit)
Semua pilar jembatan menyatu secara monolit dengan bangunan atas dan
pondasi
Semua gaya lateral termasuk beban gempa
horisontal, sepenuhnya ditahan oleh pilar jembatan
Bangunan atas jembatan dapat tergelincir pada pangkal jembatan
(abutment), tetapi harus dicegah agar tidak jatuh kebawah.
Struktur jembatan ini sesuai digunakan pada daerah
kegempaan kuat yaitu Wilayah Gempa 5 danWilayah
Gempa 6
5.
6. Jembatan Tipe B
Jembatan Tipe B (Gambar 7-5), adalah jembatan dengan tingkat daktilitas
penuh tetapi antara bangunan atas dan bawah tidak monolit, serta
mempunyai karakterisitik berikut :
Pilar-pilar dari jembatan bersifat daktail
Bangunan atas jembatan (balok dan pelat), merupakan sitem struktur yang
tidak menerus dan tidak menyatu secara monolit dengan pilar-pilar
jembatan.
Semua pilar jembatan harus menyatu secara monolit dengan pondasi.
Semua gaya lateral termasuk beban gempa
horisontal, sepenuhnya ditahan oleh pilarjembatan.
Bangunan atas jembatan dapat tergelincir pada pangkal jembatan
(abutment), tetapi harus dicegah agar tidak jatuh ke bawah.
Struktur jembatan ini sesuai digunakan pada daerah
kegempaan sedang yaitu Wilayah Gempa 3 dan Wilayah Gempa 4.
7.
8. Jembatan Tipe C
Jembatan Tipe C (Gambar 9-6), adalah jembatan yang bersifat
elastis (tidak daktail) serta mempunyai karakteristik berikut :
Pilar-pilar dari jembatan bersifat elastis (tidak daktail)
Bangunan atas jembatan (balok dan pelat), merupakan sitem
struktur yang tidak menerus dan tidak menyatu secara
monolit dengan pilar-pilar jembatan.
Semua gaya lateral termasuk beban gempa horisontal,
sepenuhnya ditahan oleh pilar jembatan.
Bangunan atas jembatan dapat tergelincir pada pangkal
jembatan (abutment), tetapi harus dicegah agar tidak jatuh ke
bawah.
Umumnya digunakan pada jembatan-jembatan kecil dengan
satu atau dua bentang.
9.
10. Selain jembatan Tipe A, B dan C terdapat juga beberapa jenis
jembatan lainnya yang mencakup :
1. Jembatan dengan konstruksi khusus :
Jembatan yang ditumpu oleh struktur kabel
Jembatan lengkung
Jembatan yang menggunakan penyerap energi khusus
2. Jembatan dengan geometri khusus
Jembatan dengan pilar yang tinggi, sehingga berat pilar lebih dari 20%
berat
bangunan atas jembatan
Jembatan dimana kekakuan pilar berbeda lebih dari yang disyaratkan.
Jembatan dengan panjang bentang lebih dari 200 m.
Jembatan dengan kemiringan yang besar.
Jembatan dengan lengkung horisontal yang besar.
11. 3. Jembatan pada lokasi yang sulit
Jembatan yang melalui atau dekat patahan aktif.
Jembatan yang terletak di dekat lereng yang tidak stabil.
Jembatan dengan pondasi terletak di atas lapisan pasir lepas.
Jembatan dengan pondasi terletak di atas lapisan tanah sangat
lunak
4. Jembatan yang sangat penting
Jembatan dengan kepentingan ekonomis tinggi, dengan biaya
konstruksi yang mahal.
Jembatan yang dapat menyebabkan keruntuhan
yang fatal.
12. Struktur jembatan Tipe A mempunyai perilaku seismik yang paling
baik dibandingkan Tipe B dan Tipe C, sehingga harus dipilih untuk
jembatan yang terletak di zona kegempaan berat yaitu Wilayah
Gempa 6 atau 5. Struktur jembatan Tipe B sesuai digunakan untuk
jembatan-jembatan di zona kegempaan sedang, yaitu Wilayah
Gempa 4 atau 3. Jembatan Tipe B akan mengalami deformasi
permanen yang berlebihan jika digunakan di zona kegempaan kuat.
Untuk jembatan-jembatan kecil atau untuk jembatan-jembatan
sementara, dapat digunakan Jembatan Tipe C. Meskipun mengalami
kerusakan, Jembatan Tipe A dan Tipe B pada umumnya mampu
menahan goncangan tanah akibat Gempa Kuat, karena kedua type
jembatan ini direncanakan bersifat daktail. Jembatan Tipe C akan
mengalami keruntuhan pada saat terjadi Gempa Kuat, karena
struktur jembatan ini tidak dirancang berperilaku daktail.
13. Untuk struktur jembatan yang dapat dimodelkan sebagai
sistem dengan satu derajat kebebasan, waktu getar dihitung
dengan rumus :
dimana :
WT = Berat nominal total dari bangunan atas termasuk eban
mati tambahan dan setengah berat pilar
G = Percepatan gravitasi yang besarnya adalah 980 cm/dt2
K = Kekakuan pilar-pilar jembatan, yang dinyatakan
sebagai besarnya gaya horisontal yang diperlukan untuk
menghasilkan satuan lendutan pada puncak pilar.