Dokumen tersebut membahas beban gempa pada struktur jembatan dan cara merancang jembatan untuk memenuhi kriteria kinerja terhadap beban gempa. Ada tiga jenis struktur jembatan yang dijelaskan berdasarkan sifat daktilitasnya, yaitu Tipe A (daktail dan monolit), Tipe B (daktail tetapi tidak monolit), dan Tipe C (elastis). Jembatan harus dirancang agar dapat bersifat elastis pada gemp
Dokumen tersebut membahas tiga tipe struktur jembatan (Tipe A, B, C) dalam menanggung beban gempa, di mana Tipe A paling baik karena bersifat monolit dan daktail sehingga cocok untuk wilayah gempa kuat. Dokumen juga membahas pemilihan jenis jembatan berdasarkan lokasi dan karakteristik strukturnya.
Rekayasa gempa - BAB. VII BEBAN GEMPA PADA JEMBATANIrawanSaputra7
Dokumen tersebut membahas tentang beban gempa pada jembatan. Terdapat tiga jenis struktur utama jembatan yaitu Tipe A, B, dan C, yang memiliki karakteristik berbeda dalam hal tingkat daktailan, sistem struktur, dan lokasi penerapannya. Dokumen juga menjelaskan respon elastis dan inelastis struktur terhadap gempa serta cara menghitung waktu getar untuk struktur jembatan.
Muhammad farkhan ppt rek gempa pert 7 & 8FDTchannel
Dokumen tersebut membahas beban gempa pada struktur jembatan dan tipe-tipe struktur jembatan yang sesuai untuk daerah gempa berbeda, serta faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan jenis struktur jembatan.
Indana zulfa t. sipil c rekayasa gempa pertemua 7&8IndanaZulfa26
Dokumen tersebut membahas tiga jenis struktur jembatan (Tipe A, B, C) untuk menghadapi gempa, di mana Tipe A paling baik karena bersifat daktil dan monolitik, sedangkan Tipe C paling rentan runtuh. Juga dibahas perhitungan waktu getar struktur jembatan satu derajat kebebasan.
Udjang irfan m t. sipil c rekayasa gempa minggu ke 3Ujang M
Dokumen ini membahas beban gempa pada jembatan dan menjelaskan tiga jenis struktur jembatan yaitu tipe A, B, dan C berdasarkan tingkat daktailan dan keterpaduan dengan pondasi. Jembatan tipe A memiliki tingkat daktail dan keterpaduan penuh sehingga paling baik untuk daerah gempa kuat, sedangkan tipe B dan C kurang daktail dan lebih elastis sesuai untuk daerah gempa sedang dan kecil. W
Dokumen tersebut membahas tiga tipe struktur jembatan (Tipe A, B, C) dalam menanggung beban gempa, di mana Tipe A paling baik karena bersifat monolit dan daktail sehingga cocok untuk wilayah gempa kuat. Dokumen juga membahas pemilihan jenis jembatan berdasarkan lokasi dan karakteristik strukturnya.
Rekayasa gempa - BAB. VII BEBAN GEMPA PADA JEMBATANIrawanSaputra7
Dokumen tersebut membahas tentang beban gempa pada jembatan. Terdapat tiga jenis struktur utama jembatan yaitu Tipe A, B, dan C, yang memiliki karakteristik berbeda dalam hal tingkat daktailan, sistem struktur, dan lokasi penerapannya. Dokumen juga menjelaskan respon elastis dan inelastis struktur terhadap gempa serta cara menghitung waktu getar untuk struktur jembatan.
Muhammad farkhan ppt rek gempa pert 7 & 8FDTchannel
Dokumen tersebut membahas beban gempa pada struktur jembatan dan tipe-tipe struktur jembatan yang sesuai untuk daerah gempa berbeda, serta faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan jenis struktur jembatan.
Indana zulfa t. sipil c rekayasa gempa pertemua 7&8IndanaZulfa26
Dokumen tersebut membahas tiga jenis struktur jembatan (Tipe A, B, C) untuk menghadapi gempa, di mana Tipe A paling baik karena bersifat daktil dan monolitik, sedangkan Tipe C paling rentan runtuh. Juga dibahas perhitungan waktu getar struktur jembatan satu derajat kebebasan.
Udjang irfan m t. sipil c rekayasa gempa minggu ke 3Ujang M
Dokumen ini membahas beban gempa pada jembatan dan menjelaskan tiga jenis struktur jembatan yaitu tipe A, B, dan C berdasarkan tingkat daktailan dan keterpaduan dengan pondasi. Jembatan tipe A memiliki tingkat daktail dan keterpaduan penuh sehingga paling baik untuk daerah gempa kuat, sedangkan tipe B dan C kurang daktail dan lebih elastis sesuai untuk daerah gempa sedang dan kecil. W
Dokumen tersebut membahas tiga tipe struktur jembatan untuk menanggulangi beban gempa, yaitu: (1) Tipe A dengan tingkat daktilitas penuh dan monolit, (2) Tipe B dengan tingkat daktilitas penuh tetapi tidak monolit, dan (3) Tipe C bersifat elastis. Tipe A dan B digunakan untuk daerah gempa kuat dan sedang, sedangkan Tipe C untuk jembatan kecil. Dokumen juga menjelask
Teks tersebut membahas sejarah perkembangan berbagai jenis jembatan sejak zaman purba hingga modern. Mulai dari jembatan balok, pelengkung, gantung, kabel, hingga beton bertulang dan prategang. Juga menjelaskan bagian-bagian penting jembatan dan klasifikasinya berdasarkan fungsi, bahan, dan spesifikasi.
Dokumen tersebut membahas tentang beban gempa pada struktur jembatan. Secara singkat, dibahas mengenai respon elastis dan inelastis struktur jembatan terhadap gempa, tipe-tipe struktur jembatan, perhitungan waktu getar jembatan, serta cara menentukan besaran beban gempa horisontal yang bekerja pada struktur jembatan."
Dokumen tersebut membahas tentang beban gempa dan simpangan horizontal pada struktur jembatan. Terdapat tiga jenis struktur jembatan (Tipe A, B, C) dimana Tipe A memiliki perilaku seismik terbaik. Dokumen juga menjelaskan cara perhitungan beban gempa berdasarkan berat struktur, koefisien geser dasar, faktor reduksi, faktor tipe struktur dan kepentingan.
Abutment adalah bagian bangunan bawah jembatan yang berfungsi sebagai penyangga seluruh beban hidup dan mati pada jembatan. Abutment menerima beban dari bagian atas jembatan dan menyalurkannya ke pondasi melalui bantalan karet yang berfungsi sebagai peredam getaran. Bantalan karet dapat menahan beban vertikal dan sedikit beban horizontal serta memungkinkan putaran, sesuai dengan desainnya.
Dokumen tersebut membahas tentang jenis-jenis jembatan, struktur jembatan, dan konstruksi komposit. Jembatan dapat dibedakan berdasarkan fungsi, lokasi, bahan konstruksi, dan tipe struktur. Struktur jembatan terdiri atas struktur atas dan bawah. Konstruksi komposit adalah gabungan bahan beton dan baja yang bekerja sama untuk memikul beban, menghasilkan efisiensi struktur dan kapasitas beban
Bangunan atas gelagar induk beton bertulangAgus Gunawan
1. Dokumen tersebut membahas perencanaan pembangunan jembatan sungai Belimbing di perbatasan desa Rempung-Anjani dengan panjang bentang 17 meter menggunakan sistem balok komposit.
2. Dokumen menjelaskan latar belakang proyek, maksud dan tujuan penelitian, lingkup bahasan yang meliputi perhitungan konstruksi awal dan alternatif, serta sistematika penulisan laporan.
3. Dibahas pula landasan teori terkait
Dokumen tersebut membahas tentang permodelan jembatan rangka baja tipe pelengkung dengan nama "DAM BRIDGE" dimana dilakukan pembuatan 3 model jembatan dan dianalisis menggunakan software SAP 2000 untuk mengetahui kekuatan dan kekakuan strukturnya. Model yang memiliki defleksi terkecil dipilih.
Teks tersebut membahas tentang pengertian estetika dan beberapa aspek yang mempengaruhi perencanaan estetika pada jembatan. Secara ringkas, estetika adalah ilmu yang mempelajari keindahan, yang terkait dengan proses kreatif dan filosofis pencipta serta pengalaman pengamat. Dalam perencanaan jembatan, aspek-aspek seperti fungsi, proporsi, harmoni, dan material berpengaruh besar terhadap keindahan struktur j
Dokumen ini membahas beban gempa pada jembatan dan bagaimana menganalisis dampaknya terhadap struktur jembatan. Ada tiga jenis struktur jembatan berdasarkan tingkat daktilitasnya, dan jenis mana yang sesuai digunakan tergantung pada zona kegempaan. Analisis harus mempertimbangkan respon elastis dan inelastis, waktu getar struktur, dan pembatasan simpangan akibat gempa untuk menjaga integritas sistem.
Dokumen tersebut membahas tiga tipe struktur jembatan untuk menanggulangi beban gempa, yaitu: (1) Tipe A dengan tingkat daktilitas penuh dan monolit, (2) Tipe B dengan tingkat daktilitas penuh tetapi tidak monolit, dan (3) Tipe C bersifat elastis. Tipe A dan B digunakan untuk daerah gempa kuat dan sedang, sedangkan Tipe C untuk jembatan kecil. Dokumen juga menjelask
Teks tersebut membahas sejarah perkembangan berbagai jenis jembatan sejak zaman purba hingga modern. Mulai dari jembatan balok, pelengkung, gantung, kabel, hingga beton bertulang dan prategang. Juga menjelaskan bagian-bagian penting jembatan dan klasifikasinya berdasarkan fungsi, bahan, dan spesifikasi.
Dokumen tersebut membahas tentang beban gempa pada struktur jembatan. Secara singkat, dibahas mengenai respon elastis dan inelastis struktur jembatan terhadap gempa, tipe-tipe struktur jembatan, perhitungan waktu getar jembatan, serta cara menentukan besaran beban gempa horisontal yang bekerja pada struktur jembatan."
Dokumen tersebut membahas tentang beban gempa dan simpangan horizontal pada struktur jembatan. Terdapat tiga jenis struktur jembatan (Tipe A, B, C) dimana Tipe A memiliki perilaku seismik terbaik. Dokumen juga menjelaskan cara perhitungan beban gempa berdasarkan berat struktur, koefisien geser dasar, faktor reduksi, faktor tipe struktur dan kepentingan.
Abutment adalah bagian bangunan bawah jembatan yang berfungsi sebagai penyangga seluruh beban hidup dan mati pada jembatan. Abutment menerima beban dari bagian atas jembatan dan menyalurkannya ke pondasi melalui bantalan karet yang berfungsi sebagai peredam getaran. Bantalan karet dapat menahan beban vertikal dan sedikit beban horizontal serta memungkinkan putaran, sesuai dengan desainnya.
Dokumen tersebut membahas tentang jenis-jenis jembatan, struktur jembatan, dan konstruksi komposit. Jembatan dapat dibedakan berdasarkan fungsi, lokasi, bahan konstruksi, dan tipe struktur. Struktur jembatan terdiri atas struktur atas dan bawah. Konstruksi komposit adalah gabungan bahan beton dan baja yang bekerja sama untuk memikul beban, menghasilkan efisiensi struktur dan kapasitas beban
Bangunan atas gelagar induk beton bertulangAgus Gunawan
1. Dokumen tersebut membahas perencanaan pembangunan jembatan sungai Belimbing di perbatasan desa Rempung-Anjani dengan panjang bentang 17 meter menggunakan sistem balok komposit.
2. Dokumen menjelaskan latar belakang proyek, maksud dan tujuan penelitian, lingkup bahasan yang meliputi perhitungan konstruksi awal dan alternatif, serta sistematika penulisan laporan.
3. Dibahas pula landasan teori terkait
Dokumen tersebut membahas tentang permodelan jembatan rangka baja tipe pelengkung dengan nama "DAM BRIDGE" dimana dilakukan pembuatan 3 model jembatan dan dianalisis menggunakan software SAP 2000 untuk mengetahui kekuatan dan kekakuan strukturnya. Model yang memiliki defleksi terkecil dipilih.
Teks tersebut membahas tentang pengertian estetika dan beberapa aspek yang mempengaruhi perencanaan estetika pada jembatan. Secara ringkas, estetika adalah ilmu yang mempelajari keindahan, yang terkait dengan proses kreatif dan filosofis pencipta serta pengalaman pengamat. Dalam perencanaan jembatan, aspek-aspek seperti fungsi, proporsi, harmoni, dan material berpengaruh besar terhadap keindahan struktur j
Dokumen ini membahas beban gempa pada jembatan dan bagaimana menganalisis dampaknya terhadap struktur jembatan. Ada tiga jenis struktur jembatan berdasarkan tingkat daktilitasnya, dan jenis mana yang sesuai digunakan tergantung pada zona kegempaan. Analisis harus mempertimbangkan respon elastis dan inelastis, waktu getar struktur, dan pembatasan simpangan akibat gempa untuk menjaga integritas sistem.
Dokumen tersebut membahas tentang kolom, balok, dan dinding yang digunakan pada bangunan berlantai dua atau lebih. Kolom berfungsi menopang beban dari atap dan meneruskannya ke pondasi, sedangkan balok dan dinding digunakan untuk menopang lantai. Dokumen ini juga menjelaskan jenis, perhitungan, dan proses pembangunan kolom, balok, dan dinding.
Dokumen tersebut membahas mengenai definisi, bagian-bagian, dan jenis-jenis konstruksi jembatan. Secara ringkas, jembatan adalah struktur yang menghubungkan dua bagian jalan yang terputus oleh rintangan seperti sungai atau lembah. Jembatan terdiri atas struktur atas, struktur bawah, dan pondasi, serta memiliki berbagai bentuk seperti truss, beam, arch, cable-stayed, dan suspension bridge.
Dokumen tersebut memberikan penjelasan tentang jembatan, termasuk definisi jembatan, jenis-jenis jembatan, bagian-bagian konstruksi jembatan, klasifikasi jembatan berdasarkan fungsi dan material, serta kelebihan dan kekurangan jembatan baja dibandingkan beton. Dokumen ini juga menjelaskan komponen-komponen penting jembatan baja seperti truss, lantai, pilar, dan gelagar.
Ada dua jenis beban utama yang mempengaruhi perencanaan jembatan, yaitu beban permanen seperti berat sendiri dan beban mati tambahan, serta beban transient seperti beban lalu lintas, beban angin, dan beban gempa. Perencanaan jembatan mempertimbangkan aspek lalu lintas, teknis, dan estetika untuk memenuhi persyaratan transportasi dan memberikan nilai tambah artistik.
Dokumen tersebut membahas tentang jembatan, mulai dari pengertian, fungsi, klasifikasi, spesifikasi, dan jenis konstruksi jembatan. Jembatan diklasifikasikan berdasarkan keberadaan, fungsi, material, bentuk struktur, daktililitas, lantai kendaraan, dan lama penggunaan. Spesifikasi jembatan mencakup struktur atas, struktur bawah, dan bangunan pelengkap. Jenis konstruksi jembatan antara lain beam
Pk7-KD4T1. Bagian-bagian Struktur Konstruksi Jembatan.pdfAgus Tri
Dokumen tersebut menjelaskan bagian-bagian penting dari konstruksi jembatan, termasuk struktur atas seperti gelagar dan lantai, struktur bawah seperti abutmen dan pilar, serta pondasi yang mendukung keseluruhan struktur.
Pk7-KD4T1. Bagian-bagian Struktur Konstruksi Jembatan.pdfAgus Tri
Dokumen tersebut menjelaskan bagian-bagian penting dari konstruksi jembatan, termasuk struktur atas seperti gelagar dan lantai, struktur bawah seperti abutmen dan pilar, serta pondasi yang mendukung keseluruhan struktur.
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka.
Materi ini membahas tentang defenisi dan Usia Anak di Indonesia serta hubungannya dengan risiko terpapar kekerasan. Dalam modul ini, akan diuraikan berbagai bentuk kekerasan yang dapat dialami anak-anak, seperti kekerasan fisik, emosional, seksual, dan penelantaran.
Laporan Pembina Pramuka SD dalam format doc dapat anda jadikan sebagai rujukan dalam membuat laporan. silakan download di sini https://unduhperangkatku.com/contoh-laporan-kegiatan-pramuka-format-word/
Universitas Negeri Jakarta banyak melahirkan tokoh pendidikan yang memiliki pengaruh didunia pendidikan. Beberapa diantaranya ada didalam file presentasi
Tugas rek. gempa aris septiawan-kls.b-17.1003.222.01.0659
1. Beban Gempa Pada Jembatan
Tugas Pertemuan 7 dan 8 (19 April 2020)
Disusun Oleh :
Nama : Aris Septiawan
Kelas : Teknik Sipil B
Nim : 17.1003.222.01.0659
Dosen Pengampu : M. Afif Salim, ST, MT, MM
FAKULTAS TEKNIK
PROGAM STUDI TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SEMARANG
REKAYASA GEMPA
2. Beban Gempa Pada Jembatan
Struktur jembatan harus memenuhi dua tingkat kriteria
kinerja di dalam memikul beban gempa. Tingkat kinerja
yang pertama, adalah yang berhubungan dengan Gempa
Rencana, yang mungkin terjadi berulang-ulang selama
umur rencana dari jembatan tersebut. Sedangkan tingkat
kinerja yang kedua adalah berhubungan dengan Gempa
Kuat, yang jarang terjadi atau mungkin terjadi sekali selama
umur rencana dari jembatan.
Pada tingkat kinerja yang kedua, akibat terjadinya Gempa
Kuat, tingkat kerusakan yang terjadi pada struktur jembatan
dapat sangat parah, akan tetapi struktur jembatan tidak
diperbolehkan untuk mengalami runtuh.
3. • Dari uraian di atas, dapat dijsimpulkan bahwa, struktur
jembatan harus didesain tetap bersifat elastis pada saat
terjadi Gempa Rencana, dan diijinkan untuk berperilaku
tidak elastis (inelastis) pada saat terjadi Gempa Kuat.
Perilaku inelastis pada struktur jembatan dapat diperoleh
dengan cara merencanakan elemen-elemen struktur
jembatan bersifat daktail.
Gambar 7-1. Keruntuhan dari jalan layang yang menghubungkan Kobe dan Osaka akibat
gempa dengan kekuatan M=7,2 pada Skala Richter, terjadi di Jepang, Januari 1995.
4. • Untuk keperluan analisis struktur terhadap pengaruh
beban gempa, pada umumnya digunakan pemodelan
struktur dengan model massa terpusat (lumped mass
model). Pemodelan massa terpusat dimaksudkan untuk
mengurangi derajat kebebasan (Degree Of Freedom /
DOF) dari struktur, sehingga akan lebih memudahkan
perhitungan.
Respon Elastis dan Inelastis
5. Pada Gambar 7-2 diperlihatkan pilar jembatan yang
dimodelkan sebagai system bandul getar dengan massa
yang terpusat di bagian atasnya. Akibat pengaruh beban
gempa (V), massa struktur (m) akan bergoyang kearah
horisontal. Besarnya goyangan kesamping ( ) tergantung
dari kekakuan pilar (k) dan waktu getar struktur (T). Karena
dianggap bahwa massa hanya bergerak kearah horisontal
saja, maka struktur hanya mempunyai satu derajat
kebebasan (Single Degree Of Freedom / SDOF).
6. Jika struktur direncanakan tetap bersifat elastis pada saat
terjadi gempa rencana dan gempa kuat, maka struktur akan
bergoyang dengan simpangan horisontal dari titik o ke titik d,
sedangkan beban gempa yang bekerja pada struktur
sebesar Vb.
7. • Jika struktur jembatan direncanakan bersifat daktail,
maka pada saat terjadi Gempa Rencana, struktur akan
berespon secara elastis. Pada saat terjadi Gempa Kuat,
pada struktur jembatan diijinkan terbentuk sendi-sendi
plastis.
• Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa sifat daktail
dari struktur jembatan, dapat membatasi besarnya beban
gempa yang bekerja pada struktur (Ve < Vb). Meskipun
beban gempa yang bekerja pada struktur yang daktail
dapat mengurangi beban gempa yang masuk kedalam
struktur, tetapi struktur yang daktail dapat mengalami
deformasi yang cukup besar, sehingga hal ini harus
diperhatikan agar tidak terjadi keruntuhan dari struktur
jembatan. Untuk menghindari keruntuhan dari struktur
jembatan, maka perlu dilakukan detail penulangan yang
baik dari elemen-elemen struktur, khususnya pilar dari
jembatan.
8. Berdasarkan konsep daktilitas di atas, struktur jembatan
(tidak termasuk abutment) dapat dikelompokkan untuk tujuan
perencanaan pendetailan ke dalam tiga jenis struktur
menurut perilaku daktilitasnya pada saat terjadi gempa.
Tipe Struktur Jembatan
1. Jembatan Tipe A
9. Jembatan Tipe A adalah jembatan dengan tingkat
daktilitas penuh dan monolit, serta mempunyai
karakterisitik berikut :
• Pilar-pilar dari jembatan bersifat daktail
• Bangunan atas jembatan (balok dan pelat),
merupakan sistem struktur yang menerus (monolit)
• Semua pilar jembatan menyatu secara monolit
dengan bangunan atas dan pondasi
• Semua gaya lateral termasuk beban gempa
horisontal, sepenuhnya ditahan oleh pilar jembatan.
• Bangunan atas jembatan dapat tergelincir pada
pangkal jembatan (abutment), tetapi harus dicegah
agar tidak jatuh kebawah.
• Struktur jembatan ini sesuai digunakan pada daerah
kegempaan kuat yaitu Wilayah Gempa 5 dan Wilayah
Gempa 6.
10. 2. Jembatan Tipe B
Dimensi potongan melintang dari pilar Jembatan Tipe B juga harus
memenuhi persyaratan konfigurasi seperti Jembatan Tipe A.
11. Jembatan Tipe B (Gambar 7-5), adalah jembatan dengan
tingkat daktilitas penuh tetapi antara bangunan atas dan
bawah tidak monolit, serta mempunyai karakterisitik berikut :
• Pilar-pilar dari jembatan bersifat daktail
• Bangunan atas jembatan (balok dan pelat), merupakan
sitem struktur yang tidak menerus dan tidak menyatu
secara monolit dengan pilar-pilar jembatan.
• Semua pilar jembatan harus menyatu secara monolit
dengan pondasi
• Semua gaya lateral termasuk beban gempa horisontal,
sepenuhnya ditahan oleh pilar jembatan.
• Bangunan atas jembatan dapat tergelincir pada pangkal
jembatan (abutment), tetapi harus dicegah agar tidak
jatuh ke bawah.
• Struktur jembatan ini sesuai digunakan pada daerah
kegempaan sedang yaitu Wilayah Gempa 3 dan Wilayah
Gempa 4.
12. 3. Jembatan Tipe C
Jembatan Tipe C (Gambar 9-6), adalah jembatan yang
bersifat elastis (tidak daktail) serta mempunyai karakteristik
berikut :
• Pilar-pilar dari jembatan bersifat elastis (tidak daktail)
• Bangunan atas jembatan (balok dan pelat), merupakan
sitem struktur yang tidak menerus dan tidak menyatu
secara monolit dengan pilar-pilar jembatan.
13. • Semua gaya lateral termasuk beban gempa horisontal,
sepenuhnya ditahan oleh pilar jembatan.
• Bangunan atas jembatan dapat tergelincir pada pangkal
jembatan (abutment), tetapi harus dicegah agar tidak
jatuh ke bawah.
• Umumnya digunakan pada jembatan-jembatan kecil
dengan satu atau dua bentang.
Tipe jembatan yang diterangkan di atas adalah jenis-jenis
struktur jembatan yang sering digunakan. Selain jembatan
Tipe A, B dan C terdapat juga beberapa jenis jembatan
lainnya yang mencakup :
1. Jembatan dengan konstruksi khusus :
• Jembatan yang ditumpu oleh struktur kabel
• Jembatan lengkung
• Jembatan yang menggunakan penyerap energy
khusus
14. 2. Jembatan dengan geometri khusus
• Jembatan dengan pilar yang tinggi, sehingga berat pilar lebih dari
20% berat bangunan atas jembatan
• Jembatan dimana kekakuan pilar berbeda lebih dari yang
disyaratkan.
• Jembatan dengan panjang bentang lebih dari 200 m.
• Jembatan dengan kemiringan yang besar.
• Jembatan dengan lengkung horisontal yang besar.
3. Jembatan pada lokasi yang sulit
• Jembatan yang melalui atau dekat patahan aktif.
• Jembatan yang terletak di dekat lereng yang tidak stabil.
• Jembatan dengan pondasi terletak di atas lapisan pasir lepas.
• Jembatan dengan pondasi terletak di atas lapisan tanah sangat
lunak
4. Jembatan yang sangat penting
• Jembatan dengan kepentingan ekonomis tinggi, dengan biaya
konstruksi yang mahal.
• Jembatan yang dapat menyebabkan keruntuhan yang fatal.
15. 4. Pemilihan Jenis Jembatan Yang Sesuai
Struktur jembatan Tipe A mempunyai perilaku seismik yang
paling baik dibandingkan Tipe B dan Tipe C, sehingga harus
dipilih untuk jembatan yang terletak di zona kegempaan
berat yaitu Wilayah Gempa 6 atau 5.
Agar balok-balok jembatan tidak terlepas dari dudukannya
atau jatuh kebawah akibat gerakan gempa kearah melintang
jembatan, maka pada pilar dan pangkal jembatan perlu
diberi konstruksi penahan lateral.
16. Selain konstruksi penahan lateral, pada pangkal jembatan
dimana tidak terdapat penahan memanjang, atau pada pilar
dimana balok-balok jembatan tidak direncanakan menerus,
maka perlu adanya persyaratan jarak lebih minimum antara
ujung-ujung balok jembatan dan tepi perletakan, seperti
dijelaskan pada Gambar 9-8. Persyaratan jarak minimum
tersebut adalah : d0 = 0,7 + 0,005 S untuk S < 100 m, atau
d0 = 0.8 + 0.004 S untuk S > 100 m
dimana d0 = jarak lebih minimum antara ujung balok dan
tepi perletakan (m) dan S = panjang bentang jembatan (m).
17. Bila type jembatan telah dipilih dan denah jembatan telah
dibuat, maka waktu getar jembatan (T) dapat dihitung. Untuk
struktur jembatan yang dapat dimodelkan sebagai sistem
dengan satu derajat kebebasan, waktu getar dihitung
dengan rumus :
Waktu Getar Jembatan
21. Integritas dari suatu sistem struktur jembatan hanya dapat
dipelihara jika simpangan maksimum yang terjadi antara pilar dan
balok-balok jembatan dibatasi untuk mencegah
terjatuhnya balok-balok dari perletakannya. Dengan demikian perlu
diadakan pemeriksaan untuk untuk menjamin bahwa simpangan
yang terjadi akibat gempa tidak melampaui jarak lebih minimum
yang disayaratkan. Jika sistem struktur jembatan yang dapat
dimodelkan
Pembatasan Simpangan Akibat Gempa
22. Beban gempa yang bekerja pada struktur jembatan dapat berasal
dari gaya inersia akibat goncangan tanah, atau dari beban gempa
tambahan akibat tanah dan air. Beban gempa horisontal (V) pada
jembatan dapat ditentukan dari rumus :
Beban Gempa Pada Jembatan
23.
24. Suatu pilar jembatan terdiri dari 2 buah kolom beton bertulang
berukuran 50/50 cm dan balok kepala berukuran 70/50 cm panjang
8m. Berat jenis beton = 2,5 ton/m3 dan modulus elastisitas beton :
E = 200000 kg/cm2.
Pilar jembatan harus mendukung 5 buah beban terpusat sebesar F
= 40 ton (Gambar 9.10) akibat berat dari bangunan atas jembatan
dan beban kendaraan. Balok-balok dari jembatan yang harus di
dukung pilar merupakan balok beton prategang penuh (full
prestressing). Pilar jembatan merupakan struktur yang terpisah
dengan struktur bagian atas jembatan (Jembatan Tipe B).
Jembatan terletak di wilayah gempa 4, dimana tanah dasar
merupakan tanah sedang. Spektrum respon gempa yang
digunakan untuk perhitungan, seperti ditunjukkan pada Gambar 7-
12.
Jembatan terletak di suatu ruas jalan arteri dilewati 3200 kendaraan
perhari, serta tidak terdapat jalur lalu lintas alternatif lainnya.
Contoh Perhitungan Beban Gempa Pada Jembatan