SlideShare a Scribd company logo
1 of 24
Download to read offline
i
Pendahuluan
Modul ini dikembangkan dalam rangka pengembangan Modul Hybrid
Learning PPG untuk digunakan sebagai perangkat pembelajaran dalam jaringan
pada Program Keahlian Teknologi Konstruksi dan Properti. Secara khusus, modul
ini berisi tentang materi tipe-tipe jembatan, konstruksi atas jembatan, konstruksi
bawah jembatan, dan metode pelaksanaan pekerjaan jembatan. Modul ini juga
dilengkapi dengan tes formatif yang lengkap dengan kunci jawaban. Sebagai
bagain dari perangkat pembelajaran, untuk mengoperasionalkan materi dalam
modul ini dikembangkan media pembelajaran salah satu adalah media presentasi.
Capaian Pembelajaran
Mampu menguasai dan menerapkan konsep materi Konstruksi Jalan &
Jembatan meliputi perkerasan jalan lentur, perkerasan jalan kaku, Klasifikasi
jalan, Alinegement jalan, dan Konstruksi Jembatan berbasis ICT.
Sub Capaian Pembelajaran
1. Menjelaskan dan mengklasifikan tipe-tipe jembatan.
2. Menjelaskan konstruksi atas jembatan
3. Menjelaskan konstruksi bawah jembatan
4. Memahami metode pelaksanaan pekerjaan jembatan
2
Uraian Materi
Kegiatan Belajar 3: Konstruksi Jembatan
2.1.Tipe-tipe Jembatan
2.1.1. Pengertian dan Fungsi Jembatan
Jembatan merupakan suatu konstruksi yang berfungsi untuk menghubungkan dua bagian
jalan yang terputus oleh adanya rintangan-rintangan seperti lembah yang dalam, alur sungai,
danau, saluran irigasi, kali, jalan kereta api, jalan raya yang melintang tidak sebidang dan lain-
lain. Jembatan dapat digunakan sebagai konstruksi yang bisa dilalui oleh manusia (pejalan kaki),
kendaraan (sebagai bagian dari sistem lalu lintas), maupun hewan. Dengan kata lain jembatan
merupakan suatu konstruksi yang sangat penting sebagai penghubung maupun menghindari
rintangan yang dapat mendukung mobilitas masayarakat dalam beberapa hal.
Gambar 1. (a) Pohon Tumbang sebagai jembatan (b) akar pohon sebagai jembatan gantung
Perkembangan jembatan dari zaman ke zaman memiliki karakteristik yang berbeda-beda
berdasarkan pada periode pada zaman tersebut. Sebagaimana diketahui, bahwa jembatan sudah
mulai dikenal dan dibangun sejak zaman pura dengan memanfaatkan alam sebagai material
pembentuknya. Penggunaan batang pohon ataupun rotan dan akar-akan tumbuhan sebagai
3
jembatan telah ada sejak zaman purba. Perkembangan berikutnya mengenai jembatan yaitu
dengan digunakannya material batuan sebagai bahan pembuatan konstruksi jembatan dengan
model rata-rata adalah model jembatan pelengkung/jembatan busur. Hal tersebut mulai bergeser
setalah dikenalnya material besi/baja sebagai material utama jembatan. Perbedaan model dan
material yang digunakan tersebut tetap tidak merubah fungsi jembatan. Adapun fungsi jembatan
sendiri adalah:
a. Sebagai penghubung antara dua wilayah/daerah
b. Sebagai alat penyebarangan bagi pejalan kaki
c. Sebagai sarana infrastruktur
d. Sebagai penghubung dua ruas jalan
Selain memiliki fungsi di atas, jembatan berdasarkan jangka waktu pemakaiannya
dibedakan menjadi:
1) Jembatan sementara/ darurat: jembatan yang penggunaanya hanya sementara karena
penggunaan jembatan ini sambil menunggu proses penyelesaian jembatan yang
utama. contoh dari jembatan darurat yaitu jembatan kayu atau jembatan plat.
2) Jembatan semi permanen: jembatan sementara yang dapat ditingkatkan menjadi
jembatan permanen, misalnya dengan cara mengganti material lantai jembatan
dengan bahan yang lebih baik,kuat dan juga awet sehingga kapasitas umur pada
jembatan juga dapat bertambah lebih baik.
3) Jembatan permanen: yaitu jembatan yang penggunanya bersifat permanen dan juga di
sesuaikan dengan umur rencana jembatan. contoh jembatan permanen yaitu jembatan
baja, beton bertulang / prategang dan juga jembatan komposit.
2.1.2. Tipe-tipe Model Jembatan
Tipe model jembatan merupakan suatu upaya untuk mengklasifkasikan atau memberikan
penekanan terhadap suatu jembatan berdasarkan pada aspek bentuk dan material bahan
pembuatannya. Tipe atau jenis model jembatan ini merupakan suatu konstruksi dengan
mempertimbangkan beberapa hal yang berkaitan dengan struktur. Pertimbangan struktur menjadi
sangat penting, mengingat kenyamanan, kelayakan dan keamanan dari suatu jembatan
merupakan hal utama dalam proses perancangan dan pengkonstruksian jembatan. Selain
4
mempertimbangkan aspek struktur, aspek lain yang perlu dipertimbangkan dalam penentuan
model jembatan adalah tinjauan estetika (keindahan), ketersedian material di wilayah tersebut,
dan transportasi atau lalu lintas.
Tipe jembatan secara umum dapat diklasifikasikan berdasarkan kelas jembatan, tipe atau
model struktur atas jembatannya, dan berdasarkan material pembuatannya. Jembatan menurut
kelasnya dapat diklasifikasin menjadi:
a. Jembatan kelas standar (A/I)
Jembatan kelas ini memiliki karakteristik berdasarkan pada beban: 100 % muatan “T”
dan 100 % muatan “D”. Selain itu pada kelas ini memiliki ukuran lebar jembatan: (1,00 +
7,00 + 1,00) meter.
b. Jembatan kelas sub standar (B/II)
Jembatan dengan kelas sub standar ini dipersyaratkan dengan beban: 70 % muatan “T”
dan 70 % muatan “D” dan memiliki standar lebar jembatan: (0,50 + 6,00 + 0,50) meter.
c. Jembatan kelas low standar (C/III)
Beban: 50 % muatan “T” dan 50 % muatan “D”. Lebar jembatan: (0,50 + 3,50 + 0,50)
meter.
Jembatan berdasarkan panjang bentangnya dibedakan menjadi:
- Jembatan Culverts (bentang < 8 m)
- Jembatan Pendek (bentang 8 – 30 m)
- Jembatan Panjang (bentang 30 – 120 m)
- Jembatan bentang Sangat Panjang (bentang > 120 m)
Sedangkan tipe atau jenis jembatan berdasarkan bahannya antara lain:
1) Jembatan Kayu
2) Jembatan Baja
3) Jembatan Beton
4) Jembatan Komposit
Sedangkan jenis jembatan dengan bentuk struktur rangka atasnya memiliki beberapa tipe atau
model. Adapun tipe atau jenis model jembatannya antara lain:
1. Jembatan Balok (Beam Bridge)
5
Gambar 2. Jembatan Balok Menerus
Sumber: Google Image
Jembatan balok merupakan jembatan yang memanfaatkan elemen balok sebagai
struktur utama jembatan yang didukung abutmen pada setiap ujung baloknya.
2. Jembatan Rangka (Trust Bridge)
(a)
6
(b)
Gambar 3. (a) Jembatan Rangka Atas (b) Jembatan Rangka Bawah
Sumber: Google Image
Jembatan rangka merupakan jembatan yang tersusun dari batang-batang yang
dihubungkan satu sama lain dengan pelat buhul, dengan pengikat paku keling, baut atau
las. Batang-batang rangka ini hanya memikul gaya dalam aksial (normal) tekan atau tarik,
tidak seperti pada jembatan gelagar yang memikul gaya-gaya dalam momen lentur dan
gaya lintang.
Jembatan rangka cukup memiliki kekuatan yang efektif dan efisien untuk
jembatan bentang panjang dengan umur layanan lebih dari 150 tahun. Sebagai jembatan
rangka beberapa persyaratan tentang strukturnya adalah:
 Gelagar pelat telah digunakan dengan bentang sekitar 550 ft (167,6 m)
 Gelagar kotak untuk bentang hingga 750 ft (228,6 m).
 Gelagar segmental kotak beton untuk bentang sampai sekitar 800 ft (243,8 m).
 Jembatan struktur kabel untuk bentang sekitar 500 ft (152,4 m) sampai 2000 ft (609,6
m), (John M. Kulicki, Bridge Engineering Hand Book, 2000).
Adapun beberapa model rangka untuk jembatan rangka ini adalah sebagai berikut:
7
Gambar 4. Model Jembatan Rangka
Sumber: Google Image
3. Jembatan Busur (Arch Bridge)
Jembatan busur merupakan salah satu jenis jembatan yang menggunakan struktur busur
sebagai struktur utama dalam kinerja pembebannanya.
(a)
8
(b)
Gambar 5. (a) Jembatan Lengkung Atas (b) Jembatan Lengkung Bawah
Gambar 6. Jenis Tipe Busur Jembatan
9
4. Jembatan Gantung (Suspension bridge)
(a)
(b)
Gambar 7. (a) Jembatan Gantung dengan Pylon (b) Jembatan Gantung Tanpa Pylon pada
Tengah Bentang
Sumber: Google Image
Jembatan gantung merupakan salah satu tipe jembatan yang didesain untuk
jembatan bentang panjang. Jembatan gantung memiliki karakteristik konstruksi yang
memanfaatkan pelengkung penggantung dan batang penggantung (hanger) sebagai
struktur utama pembebanan jembatan. Karakteristik lain dari jembatan gantung ini adalah
adanya bentang luar (side span) yang berfungsi untuk mengikat angkar kabel utama pada
10
angker. Sitem struktur pada jembatan gantung umumnya menggunakan sistem kabel yang
terbuat dari baja. Karakteristik kabel pada jembatan gantung antara lain:
- Mempunyai penampang yang seragam pada seluruh bentang
- Tidak dapat menahan momen dan gaya desak
- Gaya-gaya dalam yang bekerja selalu merupakan gaya tarik aksial
- Bentuk kabel tergantung pada beban yang bekerja padanya
- Bila kabel menderita beban terbagi merata, maka wujudnya akan merupakan
lengkung parabola
- Pada jembatan gantung kabel mendertia beberpaa beban titik sepanjang beban
mendatar.
Menurut berkaitan dengan bantang luar (side spand) terdeapat bentuk struktur
jembatan gantung sebagai berikut:
a) Bentuk bentang luar bebas (side span free)
Pada bentang luar, kabel utama tidak menahan.dihubungkan dengan lantai
jembatan oleh hanger, jadi tidak terdapat hanger pada bentang luar. Disebut
juga dengan tipe straight backstays atau kabel utama pada bentang luar
berbentuk lurus.
b) Bentuk Bentang luar digantungi (side span suspended)
Pada bentuk ini kabel utama pada bentang luar menahan struktur lantai
jembatan dengan dihubungkan oleh hanger.
1) Jembatan gantung tanpa pengaku
Jembatan gantung tanpa pengaku adalah tipe jembatan gantung dimana
seluruh beban sendiri dan lalu lintas didukung penuh oleh kabel. Hal ini
dikarenakan tidak terdapatnya elemen struktur kaku pada jembatan. Dalam
hal ini bagian lurus yang berfungsi untuk mendukung lantai lalu lintas
berupa struktur sederhana, yaitu berupa balok kayu biasa atau bahkan
memungkinkan terbuat dari bambu.
2) Jembatan gantung dengan pengaku
11
Jembatan dengan pengaku adalah tipe jembatan gantung dimana pada
salah satu bagian strukturnya mempunyai bagian yang lurus yang
berfungsi untuk mendukung lantai lalu lintas (dek). Dek pada jembatan
gantung jenis ini biasanya berupa struktur rangka yang mempunyai
kekauan (EI) tertentu.
5. Jembatam Cable Stayed
Jembatan cable stayed merupakan tipe model jembatan yang merupakan
kombinasi dari penggunaan material kabel dan pilar/pylon. Keberhasilan penggunaan
system cable stayed dicapai dengan ditemukannya baja berkekuatan tinggi dan tipe deck-
orthotropik, kemajuan teknik las. Kemajuan pengetahuan yang secara luas dan tidak
terbatas memungkinkan penyelesaian matematis sistem statis tak tentu dan untuk analisis
statis yang lebih akurat model tiga-dimensi. Suatu penelitian antara jembatan gantung dan
jembatan cable stayed menunjukkanbahwa jembatan cable stayed lebih unggul daripada
jembatan gantung. Kelebihan jembatan cable stayed antara lain rasio panjang bentang
utama dan tinggi pylon yang lebih murah.
Gambar 8. Komponen pada Jembatan Cable-Stayed
12
(a)
(b)
Gambar 9. (a) Jembatan Cable-Stayed di Ambon (b) Jembatan Cable-Stayed Saint-
Nazaire
Sumber: Google Image
Defleksi akibat pembebanan simetris dan asimetris pada lebih dari separuh
bentang jembatan gantung mempunyai defkesi yang lebih besar ditengah bentang
daripada cable stayed. Keuntungan yang menonjol dari cable stayed adalah tidak
diperlukannya pengangkeran kaber yang berat dan besar seperti pada jembatan gantung.
Gaya-gaya angker pada ujung kabel bekerja secara vertikal dan biasanya diseimbangkan
dengan berat dari pilar dan fondasi tanpa menambah biaya konstruksi lagi. Komponen
horizontal gaya pada kabel dilimpahkan pada struktur atas gelagar berupa tekanan atau
tarik. Jembatan cable stayed Saint Nazaire yang melintas diatas sungai Loire, Perancis
adalah salah satu jembatan cable stayed terpanjang di dunia. Jembatan ini menggunakan
dek baja dengan bentuk streamline dan tower terbentuk A. Jembatan Saint-Nazaire
13
selesai dibangun tahun 1974. Jembatan cable stayed Maracaibo, Venezuella yang selesai
dibangun pada tahun 1962 berbeda dalam banyak aspek dari jembatan sebelumnya.
Pertama, kedua pylon dan ”stiffening girder” terbuat dari beton, yang belum pernah
digunakan sebelumnya.
2.2. Konstruksi Atas Jembatan
Konstruksi atas jembatan merupakan bagian-bagian jembatan yang merupakan satu
kesatuan elemen penyusun struktur pada bagian atas jembatan. Struktur atas jembatan sendiri
merupakan bagian atas jembatan yang berfungsi untuk menerima beban yang berasal dari
kendaraan, orang dan lainnya. Selain beban yang ditimbulkan dari luar struktur, beban yang
berasal dari dalam struktur itu sendiri seperti berat sendiri jembatan merupakan beban yang
selanjutnya di teruskan pada struktur bawah jembatan. Adapun elemen-elemen yang termasuk
pada konstruksi atas jembatan antara lain:
2.2.1. Struktur Berdasarkan Jenis Model Jembatan
a. Jembatan Balok Beton Bertulang
- Tiang sandaran dan Sandaran
- Trotoar
- Pelat Lantai Kendaraan
- Gelagar Memanjang (Balok Utama)
- Gelagar Melinting (Diafragma)
b. Jembatan Rangka Baja
- Rangka Utama
- Rangka atas (top chord)
- Gelagar Bawah (stinger/bottom chord)
- Tiang Sandaran
- Trotoar
c. Jembatan Gantung
- Kabel penggantung utama
- Kabel vertikal
- Tiang/pilar jembatan
14
d. Jembatan Cable Stayed
- Tiang/Pylon/Menara Jembatan
- Kabel penggantung
- Pelat lantai
- Balok lantai
e. Jembatan Busur
- Busur utama
- Hangger
- Pelat lantai kendaraan
2.2.2. Trotoar Jembatan
Trotoar jembatan dapat diartikan sebagai bagian dari konstruksi atas jembatan yang
berfungsi sebagai bagian layanan jembatan utamanya bagi pejalan kaki. Trotoar jembatan
ini berada pada bagian tepi jembatan baik tepi kanan dan tepi kiri jembatan pada arah
memanjang jembatan. Pada umumnya lantai jembatan dibuat dengan elevasi lebih tinggi
dari lantai jembatan. Desain trotoar jembatan umumnya dilengkapi dengan tiang sandaran
dan railing jembatan. Tiang sandara jembatan berfungsi sebagai pengaman bagi pejalan
kaki yang melintasi jembatan dan juga berfungsi sebagai pelindung bagi lalu lintas
kedaraan terutama pada saat terjadi kecelakaan agar tidak keluar (kanan atau kiri) dari
jembatan. Tiang sandara jembatan sendiri terletak pada bagian terluar (kanan dan kiri)
trotoar jembatan.
2.2.3. Lantai Jembatan
Lantai jembatan merupakan suatu konstruksi yang berfungsi sebagai landasan bagi
kendaraan, orang atau lainnya yang melintasi jembatan. Lantai jembatan ini umumnya
berupa struktur pelat yang menerus maupun terdiri dari beberapa segmen-segmen. Pada
lantai kendaaran ini umumnya ditumpu pada keempat sisinya.
2.2.4. Tumpuan
Tumpuan merupakan landasan pada suatu konstruksi yang berfungsi untuk menyebarkan
beban ke elemen struktur lainnya. Dalam hal jembatan, tumpuan dapat diartikan sebagai
pertemuan antara balok utama dengan kolom/pondasi dan atau abutmen. Adapun jenis
tumpuan yang umum digunakan dalam konstruksi jembatan adalah tumpuan sendi dan
15
tumpuan roll. Tumpuan sendi adalah tumpuan yang mampu menerima gaya horizontal
dan gaya vertikal, akan tetapi tidak mampu menerima gaya momen. Tumpuan rol
merupakan tumpuan yang hanya mampu menerima gaya vertikal saja dan tidak dapat
menerima gaya horizontal maupun gaya momen
Gambar 10. Tumpuan Sendi
Sumber: Google Image
Gambar 11. Tumpuan Rol
Sumber: Google image
2.3. Konstruksi Bawah Jembatan
16
Jembatan sebagai suatu kesatuan konstruksi, selain memiliki bagian-bagian elemen yang
termasuk pada struktur atas jembatan terdapat pula struktur bawah jembatan. Struktur bawah
jembatan ini kemudian merupakan konstruksi bawah jembatan yang berperan penting sebagai
penyalur beban yang diterima struktur atas ke tanah dasar. Secara umum struktur bawah
jembatan antara lain:
3.3.1. Abutmen (Pangkal jembatan)
Pangkal jembatan atau abutmen merupakan bagian dari konstruksi bawah jembatan dan
merupakan elemen struktur yang terletak pada ujung-ujung jembatan. Abutment sendiri
memiliki fungsi sebagai penerus beban yang berasal dari struktur atas jembatan untuk
kemudian diteruskan pada pondasi atau tanah pendukung diujung jembatan. Selain itu
abutment dapat berfungsi sebagai dinding penahan tanah. Konstruksi abutment sendiri
umunya terbuat dari material beton atau pasangan batu kali. Adapun beberapa contoh
abutmen dapat dilihat pada gambar
17
Gambar 12. Macam-macam abutmen Jembatan
Sumber: Google Image
3.3.2. Oprit
Oprit merupakan timbunan tanah dibelakang abutmen jembatan. Timbunan tanah ini
harus dibuat sedapat mungkin untuk menghindari terjadinya penurunan (settlement).
3.3.3. Tiang / Pier / Pilar Jembatan
Pada beberapa jenis model jembatan, utamanya jembatan-jembatan dengan bentang yang
panjang dilengkapi dengan struktur tiang atau pilar jembatan. Tiang atau pilar jembatan
umunya terletak pada tengah-tengah bentang atau diantara abutment jembatan.
Konstruksi ini berfungsi sebagai penerus beban ke pondasi seperti halnya abutment
jembatan.
3.3.4. Pondasi
Pondasi merupakan bagian konstruksi bawah jembatan yang memiliki fungsi sebagai
penyalur beban dan menyebarkan beban ke tanah dasar. Sebagai struktur yang
menyalurkan beban ke tanah dasar, pondasi terletak pada bagian bawah jembatan.
Pondasi yang direncanakan dan digunakan sebagai sistem struktur ini bermacam-macam
tergantung dari daya dukung tanah dasar yang ada di wilayah di mana jembatan tersebut
dibangun. Pondasi untuk jembatan sendiri dibagi menjadi pondasi dangkal dna pondasi
dalam. Beberapa jenis pondasi yang dapat digunakan pada struktur jembatan diantaranya
adalah:
a. Pondasi telapak
b. Pondasi bore pile
c. Pondasi sumuran
d. Pondasi tiang pancang
2.4. Metode Pelaksanaan Pekerjaan Jembatan
Pelaksanaan pekerjaan jembatan merupakan suatu proses mengkonstruksi jembatan yang
telah didesain sedemikian rupa sebagai upaya dari pemenuhan kebutuhan mobilitas masyarakat.
Untuk mendapatkan sebuah konstruksi yang memiliki kualitas baik maka perencanaan jembatan
18
perlu dilakukan dengan baik. Selain itu dalam proses konstruksinya haruslah baik pula sesuai
dengan persyaratan dan metode yang tepat. Adapun langkah-langkah metode pelaksanaan
jembatan berdasarkan jenis alat bantunya (Erection Jembatan) seperti dilansir dalam laman
ilmutekniksipil.com adalah sebagai berikut:
a. Sistem Perancah
Keuntungan sistem perancah adalah
- Minimnya alat angkat berat (service crane atau gantry) yang diperlukan, mengingat
pengecoran yang dilakukan adalah ditempat.
- Lebih minimnya biaya erection akibat tidak terlibatnya alat angkat berat, khususnya
bila tipe ini telah dimiliki (heavy duty shoring)
Kerugian sistem perancah adalah
- Produktivitas yang relatif rendah, karena pekerjaan cor ditempat menuntut waktu
yang lebih lama untuk proses persiapan (formwork dan peracah) dan proses setting
beton.
- Menurut tipe tanah yang harus baik, dan bila tanah yang ada untuk dudukan perancah
kurang baik maka akan berakibat perlunya struktur pondasi khusus (luasan telapak
yang lebar atau penggunaan pondasi dalam).
Gambar 13. Erection Jembatan dengan Perancah
Sumber: ilmutekniksipil.com
b. Sistem Service Crane
19
Gambar 14. Erection Jembatan dengan Service Crane
Sumber: ilmutekniksipil.com
Keuntungan sistem servis crane adalah
- Produktivitas erection yang tinggi.
- Tidak terpengaruh kepada tipe tanah yang ada dibawah lantai jembatan (sebatas
mampu dilewati untuk manuver alat berat).
Kerugian sistem servis crane adalah
- Umumnya penggunaan alat berat seperti ini menuntut biaya tinggi mengingat biaya
sewa crane dengan kapasitas angkat tinggi adalah relative mahal.
- Perlunya access road yang memadai untuk memobilisasi service crane.
c. Sistem Launching Truss
20
Gambar 15. Erection Jembatan dengan Launching Truss
Sumber: ilmutekniksipil.com
Keuntungan sistem launching truss adalah
- Tidak terpengaruh kepada kondisi dibawah lantai jembatan (katakanlah sepenuhnya
sungai)
Kerugian sistem launching truss adalah
- Umumnya penggunaan alat berat seperti ini juga menuntut biaya tinggi.
- Diperlukan system booking alat yang memadai mengingat tipe ini belum dimiliki
banyak oleh sub kontraktor erection.
- Produktivitas relatif lebih rendah dibandingkan sistem service crane, dimana perlu
waktu extra untuk erection truss dan sistem angkat dan menempatkan girder.
d. Sistem Penggunaan Counter Weight dan Link-set
Untuk konstruksi jembatan rangka baja, maka sistem penggunaan alat angkat baik service
crane yang mungkin diletakkan diatas ponton atau konvensional gantry adalah cara paling
umum digunakan untuk mengangkat dan memasang batang per batang baja di posisinya.
Sistem counter weight akan diperlukan yang biasanya diambil dari konstruksi rangka baja
yang belum dipasang ditambah dengan extra beban, agar erection dengan sistem cantilever
dapat dilakukan.
Penggunaan “link set” juga dapat dilakukan untuk menghubungkan satu span rangka
yang sudah jadi sebagai konstruksi counter weight bagi konstruksi rangka di span
selanjutnya. Untuk jelasnya lihat gambar-gambar dibawah ini.
Gambar 16. Erection Jembatan dengan Counter Weight dan Link-set
21
Sumber: ilmutekniksipil.com
e. Sistem Launching Gantry
Untuk konstruksi jembatan dimana lantai jembatannya berupa struktur beton precast
segmental-box, maka penggunaan alat launching gantry umumnya dapat digunakan, dimana
sistem ini mempunyai kecepatan erection tinggi yang didukung sistem feeding segmental
dari sisi belakang alat (tidak dari bawah karena pertimbangan lalu lintas, misalnya).
Gambar 17. Erection Jembatan dengan Launching Gantry
Sumber: ilmutekniksipil.com
f. Sistem Traveller atau Heavy Gantry
Sistem traveller umumnya digunakan untuk tipe jembatan balance box cantilever,
khususnya untuk lantai jembatan dengan beton cor ditempat. Bila pada tipe jembatan tipe ini
menggunakan beton precast box segmental, maka sistem alat angkat gantry harus digunakan.
Sistem kedua alat angkat ini juga digunakan untuk konstruksi jembatan kabel, khususnya
untuk tipe cable stay, maka erection deck juga memanfaatkan struktur kabel sebagai tumpuan
baru sebelum nantinya sistem traveler (bila beton adalah cast in place) atau heavy gantry
(bila beton adalah precast) akan maju ke segmen berikutnya.
22
Gambar 18. Erection Jembatan dengan Traveller atau Heavy Gantry
Sumber: ilmutekniksipil.com
2.4.1. Metode Pelaksanaan Jembatan Balok Beton
a. Pekerjaan Beton, yang meliputi pekerjaan:
- Pengendalian penerimaan campuran beton termasuk mengecek mutunya.
- Pengecoran beton dengan memperhatikan kondisi cuaca, temperatur, kelembaban
dsb. serta penggunaan bahan tambah (additive / admixture) yang dianjurkan.
- Pemadatan beton dengan menggunakan alat pemadat (vibrator), dengan
memperhatikan waktu pemadatan.
- Pengambilan sampel beton.
- Penyelesaian akhir permukaan beton.
- Perawatan (curing) beton (waktu dimulainya perawatan, lamanya, caranya, dsb.).
- Pengecoran beton cyclop untuk pondasi.
b. Pekerjaan Pemasangan Gelagar Beton Prategang, yang meliputi pekerjaan:
- Persiapan dan penyiapan lapangan.
- Penerimaan dan penyimpanan gelagar beton pracetak di lapangan.
- Perekatan gelagar segmental.
- Pengangkutan gelagar dari tempat penyimpanan ke lokasi pemasangan.
- Penyiapan lokasi untuk pemasangan, metode sesuai kondisi dan situasi lapangan
(launching, crane, geser).
2.4.2. Metode Pelaksanaan Jembatan Rangka Baja
Pekerjaan Pemasangan Rangka Baja, yang meliputi pekerjaan :
23
- Persiapan dan penyiapan lapangan.
- Penerimaan dan penyimpanan komponen rangka baja di lapangan.
- Pemasangan sesuai pedoman / manual pemasangan, yang disesuaikan dengan kondisi
dan situasi lapangan (perancah, kantilever, semi kantilever, launching).
Erection pelaksanaan pekerjaan rangka baja dengan metode kantilever merupakan
metode pelaksanaan pekerjaan jembatan yang memanfaatkan pemberat pada bagian
counter weight atau ujung. Pada proses awal pelaksanaan pekerjaan ini, rangka baja
dikonstruksi dan dirangkai didarat, setelah selesai pada bagian ujung ditambah beban
pemberat dengan tujuan sebagai penyeimbang kantilever pada saat ereksi. Selanjtunya
merupakan proses erection, yaitu jembatan yang telah dipasang dan dirangkai
diluncurkan menggunakan link set.
Gambar 19. Metode Pelaksanaan Erection Jembatan dengan Kantilever
Sumber: Yogi Oktopianto (https://www.slideshare.net/YogieVianto/metode-
pelaksanaankonstruksijembatan)
24
Rangkuman
1. Jembatan adalah konstruksi yang berfungsi untuk menghubungkan dua bagian jalan yang
terputus oleh adanya rintangan-rintangan seperti lembah yang dalam, alur sungai, danau,
saluran irigasi, kali, jalan kereta api, jalan raya yang melintang tidak sebidang dan lain-
lain
2. Jembatan dibedakan menjadi beberapa klasifikasi, diantaranya berdasarkan material,
bentuk struktur atas, kelas, dan panjang bentangnya
3. Jembatan berdasarkan struktur atasnya dibagi menjadi beberapa tipe, diantaranya
jembatan balok, jembatan busur, jembatan rangka, jembatan cable stayed, dan jembatan
gantung.
4. Struktur atas jembatan umumnya terdiri dari tiang sandaran, trotoar, oprit, lantai
kendaraan, balok lantai kendaraan, serta bentuk model struktur atas jembatan sesuai
dengan tipe atau model yang digunakan.
5. Struktur bawah jembatan secara umum terdiri dari, abutmen/pangkal jembatan, pondasi
jembatan, tiang/pier jembatan dan dinding penahan tanah.
Daftar Pustaka
Modul Stebc – 08 : Metode Pelaksanaan Jembatan. 2006. Departemen Pekerjaan Umum Badan
Pembinaan Konstruksi Dan Sumber Daya Manusia Pusat Pembinaan Kompetensi Dan
Pelatihan Konstruksi (Pusbin-Kpk))
Supriyadi B & Muntohar A S. 2007. Jembatan. Beta Offset. Yogyakarta.

More Related Content

What's hot

Jembatan Rangka Baja.pdf
Jembatan Rangka Baja.pdfJembatan Rangka Baja.pdf
Jembatan Rangka Baja.pdfAgusSudiana4
 
Pk7-KD4T1. Bagian-bagian Struktur Konstruksi Jembatan.pdf
Pk7-KD4T1. Bagian-bagian Struktur Konstruksi Jembatan.pdfPk7-KD4T1. Bagian-bagian Struktur Konstruksi Jembatan.pdf
Pk7-KD4T1. Bagian-bagian Struktur Konstruksi Jembatan.pdfAgus Tri
 
21173129 power-point-bangunan-jembatan-teknik-sipil
21173129 power-point-bangunan-jembatan-teknik-sipil21173129 power-point-bangunan-jembatan-teknik-sipil
21173129 power-point-bangunan-jembatan-teknik-sipilgaffarudin
 
Pembebanan jembatan rangka (revisi profil baja)
Pembebanan jembatan rangka (revisi profil baja) Pembebanan jembatan rangka (revisi profil baja)
Pembebanan jembatan rangka (revisi profil baja) NitaMewaKameliaSiman
 
Modul 3-perencanaan-lantai-kenderaan
Modul 3-perencanaan-lantai-kenderaanModul 3-perencanaan-lantai-kenderaan
Modul 3-perencanaan-lantai-kenderaanSibujang Civil
 
Laporan tugas struktur baja
Laporan tugas struktur bajaLaporan tugas struktur baja
Laporan tugas struktur bajatanchul
 
Peraturan perencanaan geometrik jalan antar kota no.38 tbm 1997 (2)
Peraturan perencanaan geometrik jalan antar kota no.38 tbm 1997 (2)Peraturan perencanaan geometrik jalan antar kota no.38 tbm 1997 (2)
Peraturan perencanaan geometrik jalan antar kota no.38 tbm 1997 (2)Harsanty Seran
 
SNI 07-2052-2002 Baja Tulang beton
SNI 07-2052-2002 Baja Tulang betonSNI 07-2052-2002 Baja Tulang beton
SNI 07-2052-2002 Baja Tulang betonMira Pemayun
 
LAPORAN KERJA PRAKTEK PADA PROYEK PEMBANGUNAN HOTEL DAN APARTEMEN HADININGRAT...
LAPORAN KERJA PRAKTEK PADA PROYEK PEMBANGUNAN HOTEL DAN APARTEMEN HADININGRAT...LAPORAN KERJA PRAKTEK PADA PROYEK PEMBANGUNAN HOTEL DAN APARTEMEN HADININGRAT...
LAPORAN KERJA PRAKTEK PADA PROYEK PEMBANGUNAN HOTEL DAN APARTEMEN HADININGRAT...intan mustika
 
Sni 07 2054 2006 Baja Profil Siku Sama Kaki Proses Canai Panas
Sni 07 2054 2006 Baja Profil Siku Sama Kaki Proses Canai PanasSni 07 2054 2006 Baja Profil Siku Sama Kaki Proses Canai Panas
Sni 07 2054 2006 Baja Profil Siku Sama Kaki Proses Canai PanasArief Rachman
 
Geometrik Jalan Raya (Perencanaan)
Geometrik Jalan Raya (Perencanaan)Geometrik Jalan Raya (Perencanaan)
Geometrik Jalan Raya (Perencanaan)andribacotid
 
SNI 2847-2013 Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan Gedung
SNI 2847-2013 Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan GedungSNI 2847-2013 Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan Gedung
SNI 2847-2013 Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan GedungMira Pemayun
 
Jurnal jembatan rangka baja
Jurnal jembatan rangka bajaJurnal jembatan rangka baja
Jurnal jembatan rangka bajaE Sanjani
 
Perencanaan sambungan-profil-baja
Perencanaan sambungan-profil-bajaPerencanaan sambungan-profil-baja
Perencanaan sambungan-profil-bajaFajar Istu
 
Materi jembatan smk kelas XI DPIB
Materi jembatan smk kelas XI DPIB Materi jembatan smk kelas XI DPIB
Materi jembatan smk kelas XI DPIB bawon15505124020
 
Modul 1-pengenalan-jembatan-baja
Modul 1-pengenalan-jembatan-bajaModul 1-pengenalan-jembatan-baja
Modul 1-pengenalan-jembatan-bajaIrham AF I
 
Contoh wingwall
Contoh wingwallContoh wingwall
Contoh wingwalltanchul
 
MERENCANAKAN BALOK BETON PRATEGANG
MERENCANAKAN BALOK BETON PRATEGANGMERENCANAKAN BALOK BETON PRATEGANG
MERENCANAKAN BALOK BETON PRATEGANGMira Pemayun
 

What's hot (20)

Jembatan Rangka Baja.pdf
Jembatan Rangka Baja.pdfJembatan Rangka Baja.pdf
Jembatan Rangka Baja.pdf
 
Metode pelaksanaan-konstruksi-jembatan
Metode pelaksanaan-konstruksi-jembatanMetode pelaksanaan-konstruksi-jembatan
Metode pelaksanaan-konstruksi-jembatan
 
Pk7-KD4T1. Bagian-bagian Struktur Konstruksi Jembatan.pdf
Pk7-KD4T1. Bagian-bagian Struktur Konstruksi Jembatan.pdfPk7-KD4T1. Bagian-bagian Struktur Konstruksi Jembatan.pdf
Pk7-KD4T1. Bagian-bagian Struktur Konstruksi Jembatan.pdf
 
21173129 power-point-bangunan-jembatan-teknik-sipil
21173129 power-point-bangunan-jembatan-teknik-sipil21173129 power-point-bangunan-jembatan-teknik-sipil
21173129 power-point-bangunan-jembatan-teknik-sipil
 
Pembebanan jembatan rangka (revisi profil baja)
Pembebanan jembatan rangka (revisi profil baja) Pembebanan jembatan rangka (revisi profil baja)
Pembebanan jembatan rangka (revisi profil baja)
 
Modul 3-perencanaan-lantai-kenderaan
Modul 3-perencanaan-lantai-kenderaanModul 3-perencanaan-lantai-kenderaan
Modul 3-perencanaan-lantai-kenderaan
 
Laporan tugas struktur baja
Laporan tugas struktur bajaLaporan tugas struktur baja
Laporan tugas struktur baja
 
Peraturan perencanaan geometrik jalan antar kota no.38 tbm 1997 (2)
Peraturan perencanaan geometrik jalan antar kota no.38 tbm 1997 (2)Peraturan perencanaan geometrik jalan antar kota no.38 tbm 1997 (2)
Peraturan perencanaan geometrik jalan antar kota no.38 tbm 1997 (2)
 
SNI 07-2052-2002 Baja Tulang beton
SNI 07-2052-2002 Baja Tulang betonSNI 07-2052-2002 Baja Tulang beton
SNI 07-2052-2002 Baja Tulang beton
 
LAPORAN KERJA PRAKTEK PADA PROYEK PEMBANGUNAN HOTEL DAN APARTEMEN HADININGRAT...
LAPORAN KERJA PRAKTEK PADA PROYEK PEMBANGUNAN HOTEL DAN APARTEMEN HADININGRAT...LAPORAN KERJA PRAKTEK PADA PROYEK PEMBANGUNAN HOTEL DAN APARTEMEN HADININGRAT...
LAPORAN KERJA PRAKTEK PADA PROYEK PEMBANGUNAN HOTEL DAN APARTEMEN HADININGRAT...
 
Sni 07 2054 2006 Baja Profil Siku Sama Kaki Proses Canai Panas
Sni 07 2054 2006 Baja Profil Siku Sama Kaki Proses Canai PanasSni 07 2054 2006 Baja Profil Siku Sama Kaki Proses Canai Panas
Sni 07 2054 2006 Baja Profil Siku Sama Kaki Proses Canai Panas
 
Geometrik Jalan Raya (Perencanaan)
Geometrik Jalan Raya (Perencanaan)Geometrik Jalan Raya (Perencanaan)
Geometrik Jalan Raya (Perencanaan)
 
SNI 2847-2013 Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan Gedung
SNI 2847-2013 Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan GedungSNI 2847-2013 Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan Gedung
SNI 2847-2013 Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan Gedung
 
Jurnal jembatan rangka baja
Jurnal jembatan rangka bajaJurnal jembatan rangka baja
Jurnal jembatan rangka baja
 
2. pci girder
2. pci girder2. pci girder
2. pci girder
 
Perencanaan sambungan-profil-baja
Perencanaan sambungan-profil-bajaPerencanaan sambungan-profil-baja
Perencanaan sambungan-profil-baja
 
Materi jembatan smk kelas XI DPIB
Materi jembatan smk kelas XI DPIB Materi jembatan smk kelas XI DPIB
Materi jembatan smk kelas XI DPIB
 
Modul 1-pengenalan-jembatan-baja
Modul 1-pengenalan-jembatan-bajaModul 1-pengenalan-jembatan-baja
Modul 1-pengenalan-jembatan-baja
 
Contoh wingwall
Contoh wingwallContoh wingwall
Contoh wingwall
 
MERENCANAKAN BALOK BETON PRATEGANG
MERENCANAKAN BALOK BETON PRATEGANGMERENCANAKAN BALOK BETON PRATEGANG
MERENCANAKAN BALOK BETON PRATEGANG
 

Similar to Tipe Jembatan

matakudhdhaujbdbjcdkbsdbdsbdbvbhbdhdjs.pdf
matakudhdhaujbdbjcdkbsdbdsbdbvbhbdhdjs.pdfmatakudhdhaujbdbjcdkbsdbdsbdbvbhbdhdjs.pdf
matakudhdhaujbdbjcdkbsdbdsbdbvbhbdhdjs.pdfgabriela771013
 
Makalah kelompok 1
Makalah kelompok 1Makalah kelompok 1
Makalah kelompok 1IRA YOHANA
 
Jurnal jembatan
Jurnal jembatan Jurnal jembatan
Jurnal jembatan E Sanjani
 
Jenis jenis jembatan paper#1
Jenis jenis jembatan paper#1Jenis jenis jembatan paper#1
Jenis jenis jembatan paper#1Muhammad Rachman
 
KONSTRUKSI JALAN DAN JEMBATAN
KONSTRUKSI JALAN DAN JEMBATANKONSTRUKSI JALAN DAN JEMBATAN
KONSTRUKSI JALAN DAN JEMBATANAgusPratama24
 
Pk7-KD4T2. Jenis-jenis Sistem Struktur Jembatan.pdf
Pk7-KD4T2. Jenis-jenis Sistem Struktur Jembatan.pdfPk7-KD4T2. Jenis-jenis Sistem Struktur Jembatan.pdf
Pk7-KD4T2. Jenis-jenis Sistem Struktur Jembatan.pdfAgus Tri
 
Pk7-KD4T2. Jenis-jenis Sistem Struktur Jembatan.pdf
Pk7-KD4T2. Jenis-jenis Sistem Struktur Jembatan.pdfPk7-KD4T2. Jenis-jenis Sistem Struktur Jembatan.pdf
Pk7-KD4T2. Jenis-jenis Sistem Struktur Jembatan.pdfAgus Tri
 
Jenis jenis sistem struktur jembatan
Jenis  jenis sistem  struktur jembatanJenis  jenis sistem  struktur jembatan
Jenis jenis sistem struktur jembatanAgus Tri
 
Pengenalan Jembatan dan Elemen Jembatan.pdf
Pengenalan Jembatan dan Elemen Jembatan.pdfPengenalan Jembatan dan Elemen Jembatan.pdf
Pengenalan Jembatan dan Elemen Jembatan.pdfRifaldiPorotuo
 
Pk7-KD3T3, Jenis-jenis Jembatan.pdf
Pk7-KD3T3, Jenis-jenis Jembatan.pdfPk7-KD3T3, Jenis-jenis Jembatan.pdf
Pk7-KD3T3, Jenis-jenis Jembatan.pdfAgus Tri
 
Pk7-KD3T3, Jenis-jenis Jembatan.pdf
Pk7-KD3T3, Jenis-jenis Jembatan.pdfPk7-KD3T3, Jenis-jenis Jembatan.pdf
Pk7-KD3T3, Jenis-jenis Jembatan.pdfAgus Tri
 
Jenis jenis jembatan
Jenis jenis jembatanJenis jenis jembatan
Jenis jenis jembatanAgus Tri
 
Modul 2. teknologi konstruksi jembatan
Modul 2. teknologi konstruksi jembatanModul 2. teknologi konstruksi jembatan
Modul 2. teknologi konstruksi jembatanAgus Tri
 
S struktur-jembatan
S struktur-jembatanS struktur-jembatan
S struktur-jembataniky
 
21173129-power-point-bangunan-jembatan-teknik-sipil.ppt
21173129-power-point-bangunan-jembatan-teknik-sipil.ppt21173129-power-point-bangunan-jembatan-teknik-sipil.ppt
21173129-power-point-bangunan-jembatan-teknik-sipil.pptErvanKamal
 

Similar to Tipe Jembatan (20)

matakudhdhaujbdbjcdkbsdbdsbdbvbhbdhdjs.pdf
matakudhdhaujbdbjcdkbsdbdsbdbvbhbdhdjs.pdfmatakudhdhaujbdbjcdkbsdbdsbdbvbhbdhdjs.pdf
matakudhdhaujbdbjcdkbsdbdsbdbvbhbdhdjs.pdf
 
JEMBATAN.ppt
JEMBATAN.pptJEMBATAN.ppt
JEMBATAN.ppt
 
Kaptewn
KaptewnKaptewn
Kaptewn
 
Makalah kelompok 1
Makalah kelompok 1Makalah kelompok 1
Makalah kelompok 1
 
Jurnal jembatan
Jurnal jembatan Jurnal jembatan
Jurnal jembatan
 
Jembatan
JembatanJembatan
Jembatan
 
Jenis jenis jembatan paper#1
Jenis jenis jembatan paper#1Jenis jenis jembatan paper#1
Jenis jenis jembatan paper#1
 
KONSTRUKSI JALAN DAN JEMBATAN
KONSTRUKSI JALAN DAN JEMBATANKONSTRUKSI JALAN DAN JEMBATAN
KONSTRUKSI JALAN DAN JEMBATAN
 
Pk7-KD4T2. Jenis-jenis Sistem Struktur Jembatan.pdf
Pk7-KD4T2. Jenis-jenis Sistem Struktur Jembatan.pdfPk7-KD4T2. Jenis-jenis Sistem Struktur Jembatan.pdf
Pk7-KD4T2. Jenis-jenis Sistem Struktur Jembatan.pdf
 
Pk7-KD4T2. Jenis-jenis Sistem Struktur Jembatan.pdf
Pk7-KD4T2. Jenis-jenis Sistem Struktur Jembatan.pdfPk7-KD4T2. Jenis-jenis Sistem Struktur Jembatan.pdf
Pk7-KD4T2. Jenis-jenis Sistem Struktur Jembatan.pdf
 
Jenis jenis sistem struktur jembatan
Jenis  jenis sistem  struktur jembatanJenis  jenis sistem  struktur jembatan
Jenis jenis sistem struktur jembatan
 
Pengenalan Jembatan dan Elemen Jembatan.pdf
Pengenalan Jembatan dan Elemen Jembatan.pdfPengenalan Jembatan dan Elemen Jembatan.pdf
Pengenalan Jembatan dan Elemen Jembatan.pdf
 
Pk7-KD3T3, Jenis-jenis Jembatan.pdf
Pk7-KD3T3, Jenis-jenis Jembatan.pdfPk7-KD3T3, Jenis-jenis Jembatan.pdf
Pk7-KD3T3, Jenis-jenis Jembatan.pdf
 
Pk7-KD3T3, Jenis-jenis Jembatan.pdf
Pk7-KD3T3, Jenis-jenis Jembatan.pdfPk7-KD3T3, Jenis-jenis Jembatan.pdf
Pk7-KD3T3, Jenis-jenis Jembatan.pdf
 
Jenis jenis jembatan
Jenis jenis jembatanJenis jenis jembatan
Jenis jenis jembatan
 
Modul 2. teknologi konstruksi jembatan
Modul 2. teknologi konstruksi jembatanModul 2. teknologi konstruksi jembatan
Modul 2. teknologi konstruksi jembatan
 
Said reza
Said rezaSaid reza
Said reza
 
S struktur-jembatan
S struktur-jembatanS struktur-jembatan
S struktur-jembatan
 
21173129-power-point-bangunan-jembatan-teknik-sipil.ppt
21173129-power-point-bangunan-jembatan-teknik-sipil.ppt21173129-power-point-bangunan-jembatan-teknik-sipil.ppt
21173129-power-point-bangunan-jembatan-teknik-sipil.ppt
 
Tipe tipe jembatan
Tipe tipe jembatanTipe tipe jembatan
Tipe tipe jembatan
 

More from PPGHybrid1

Kelompok 6 anuitas lain
Kelompok 6 anuitas lainKelompok 6 anuitas lain
Kelompok 6 anuitas lainPPGHybrid1
 
PPT TKP M3KB3 - Sistem Jaringan Drainase
PPT TKP M3KB3 - Sistem Jaringan DrainasePPT TKP M3KB3 - Sistem Jaringan Drainase
PPT TKP M3KB3 - Sistem Jaringan DrainasePPGHybrid1
 
Modul TKP M3KB2 - Saluran dan Bangunan Utama Irigasi
Modul TKP M3KB2 - Saluran dan Bangunan Utama IrigasiModul TKP M3KB2 - Saluran dan Bangunan Utama Irigasi
Modul TKP M3KB2 - Saluran dan Bangunan Utama IrigasiPPGHybrid1
 
PPT TKP M3KB1 - Perkembangan Irigasi dan Peranannya dalam Pertanian
PPT TKP M3KB1 - Perkembangan Irigasi dan Peranannya dalam PertanianPPT TKP M3KB1 - Perkembangan Irigasi dan Peranannya dalam Pertanian
PPT TKP M3KB1 - Perkembangan Irigasi dan Peranannya dalam PertanianPPGHybrid1
 
PPT TKP M2KB4 - Struktur Statis Tak Tertentu
PPT TKP M2KB4 - Struktur Statis Tak TertentuPPT TKP M2KB4 - Struktur Statis Tak Tertentu
PPT TKP M2KB4 - Struktur Statis Tak TertentuPPGHybrid1
 
PPT TKP M2KB3 - Mekanika Bahan
PPT TKP M2KB3 - Mekanika BahanPPT TKP M2KB3 - Mekanika Bahan
PPT TKP M2KB3 - Mekanika BahanPPGHybrid1
 
PPT TKP M2KB2 - Struktur Statis Tertentu
PPT TKP M2KB2 - Struktur Statis TertentuPPT TKP M2KB2 - Struktur Statis Tertentu
PPT TKP M2KB2 - Struktur Statis TertentuPPGHybrid1
 
PPT TKP M2KB1 - Struktur dan Pembebanan
PPT TKP M2KB1 - Struktur dan PembebananPPT TKP M2KB1 - Struktur dan Pembebanan
PPT TKP M2KB1 - Struktur dan PembebananPPGHybrid1
 
PPT TKP M1-KB4 PERAWATAN DAN PEMELIHARAAN
PPT TKP M1-KB4 PERAWATAN DAN PEMELIHARAANPPT TKP M1-KB4 PERAWATAN DAN PEMELIHARAAN
PPT TKP M1-KB4 PERAWATAN DAN PEMELIHARAANPPGHybrid1
 
PPT TKP M1-KB3 INSTALASI AIR BERSIH DAN AIR KOTOR BANGUNAN
PPT TKP M1-KB3 INSTALASI AIR BERSIH DAN AIR KOTOR BANGUNANPPT TKP M1-KB3 INSTALASI AIR BERSIH DAN AIR KOTOR BANGUNAN
PPT TKP M1-KB3 INSTALASI AIR BERSIH DAN AIR KOTOR BANGUNANPPGHybrid1
 
PPT TKP M1-KB2 PEKERJAAN ARSITEKTUR
PPT TKP M1-KB2 PEKERJAAN ARSITEKTURPPT TKP M1-KB2 PEKERJAAN ARSITEKTUR
PPT TKP M1-KB2 PEKERJAAN ARSITEKTURPPGHybrid1
 
PPT TKP M1-KB1 PONDASI
PPT TKP M1-KB1 PONDASIPPT TKP M1-KB1 PONDASI
PPT TKP M1-KB1 PONDASIPPGHybrid1
 
Modul TKP M6KB4 - Penjadwalan Proyek Konstruksi
Modul TKP M6KB4 - Penjadwalan Proyek KonstruksiModul TKP M6KB4 - Penjadwalan Proyek Konstruksi
Modul TKP M6KB4 - Penjadwalan Proyek KonstruksiPPGHybrid1
 
Modul TKP M6KB3 - Analisa Harga Satuan Pekerjaan
Modul TKP M6KB3 - Analisa Harga Satuan PekerjaanModul TKP M6KB3 - Analisa Harga Satuan Pekerjaan
Modul TKP M6KB3 - Analisa Harga Satuan PekerjaanPPGHybrid1
 
Modul TKP M6KB2 - Menghitung Volume Pekerjaan Konstruksi
Modul TKP M6KB2 - Menghitung Volume Pekerjaan KonstruksiModul TKP M6KB2 - Menghitung Volume Pekerjaan Konstruksi
Modul TKP M6KB2 - Menghitung Volume Pekerjaan KonstruksiPPGHybrid1
 
Modul TKP M6KB1 - Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Modul TKP M6KB1 - Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan KerjaModul TKP M6KB1 - Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Modul TKP M6KB1 - Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan KerjaPPGHybrid1
 
MODUL TKP M5KB4 - GAMBAR UTILITAS BANGUNAN
MODUL TKP M5KB4 - GAMBAR UTILITAS BANGUNANMODUL TKP M5KB4 - GAMBAR UTILITAS BANGUNAN
MODUL TKP M5KB4 - GAMBAR UTILITAS BANGUNANPPGHybrid1
 
MODUL TKP M5KB3 - GAMBAR BANGUNAN AIR
MODUL TKP M5KB3 - GAMBAR BANGUNAN AIRMODUL TKP M5KB3 - GAMBAR BANGUNAN AIR
MODUL TKP M5KB3 - GAMBAR BANGUNAN AIRPPGHybrid1
 
MODUL TKP M5KB2 - GAMBAR BANGUNAN JALAN _ JEMBATAN
MODUL TKP M5KB2 - GAMBAR BANGUNAN JALAN _ JEMBATANMODUL TKP M5KB2 - GAMBAR BANGUNAN JALAN _ JEMBATAN
MODUL TKP M5KB2 - GAMBAR BANGUNAN JALAN _ JEMBATANPPGHybrid1
 
MODUL TKP M5KB1 - GAMBAR BANGUNAN GEDUNG
MODUL TKP M5KB1 - GAMBAR BANGUNAN GEDUNGMODUL TKP M5KB1 - GAMBAR BANGUNAN GEDUNG
MODUL TKP M5KB1 - GAMBAR BANGUNAN GEDUNGPPGHybrid1
 

More from PPGHybrid1 (20)

Kelompok 6 anuitas lain
Kelompok 6 anuitas lainKelompok 6 anuitas lain
Kelompok 6 anuitas lain
 
PPT TKP M3KB3 - Sistem Jaringan Drainase
PPT TKP M3KB3 - Sistem Jaringan DrainasePPT TKP M3KB3 - Sistem Jaringan Drainase
PPT TKP M3KB3 - Sistem Jaringan Drainase
 
Modul TKP M3KB2 - Saluran dan Bangunan Utama Irigasi
Modul TKP M3KB2 - Saluran dan Bangunan Utama IrigasiModul TKP M3KB2 - Saluran dan Bangunan Utama Irigasi
Modul TKP M3KB2 - Saluran dan Bangunan Utama Irigasi
 
PPT TKP M3KB1 - Perkembangan Irigasi dan Peranannya dalam Pertanian
PPT TKP M3KB1 - Perkembangan Irigasi dan Peranannya dalam PertanianPPT TKP M3KB1 - Perkembangan Irigasi dan Peranannya dalam Pertanian
PPT TKP M3KB1 - Perkembangan Irigasi dan Peranannya dalam Pertanian
 
PPT TKP M2KB4 - Struktur Statis Tak Tertentu
PPT TKP M2KB4 - Struktur Statis Tak TertentuPPT TKP M2KB4 - Struktur Statis Tak Tertentu
PPT TKP M2KB4 - Struktur Statis Tak Tertentu
 
PPT TKP M2KB3 - Mekanika Bahan
PPT TKP M2KB3 - Mekanika BahanPPT TKP M2KB3 - Mekanika Bahan
PPT TKP M2KB3 - Mekanika Bahan
 
PPT TKP M2KB2 - Struktur Statis Tertentu
PPT TKP M2KB2 - Struktur Statis TertentuPPT TKP M2KB2 - Struktur Statis Tertentu
PPT TKP M2KB2 - Struktur Statis Tertentu
 
PPT TKP M2KB1 - Struktur dan Pembebanan
PPT TKP M2KB1 - Struktur dan PembebananPPT TKP M2KB1 - Struktur dan Pembebanan
PPT TKP M2KB1 - Struktur dan Pembebanan
 
PPT TKP M1-KB4 PERAWATAN DAN PEMELIHARAAN
PPT TKP M1-KB4 PERAWATAN DAN PEMELIHARAANPPT TKP M1-KB4 PERAWATAN DAN PEMELIHARAAN
PPT TKP M1-KB4 PERAWATAN DAN PEMELIHARAAN
 
PPT TKP M1-KB3 INSTALASI AIR BERSIH DAN AIR KOTOR BANGUNAN
PPT TKP M1-KB3 INSTALASI AIR BERSIH DAN AIR KOTOR BANGUNANPPT TKP M1-KB3 INSTALASI AIR BERSIH DAN AIR KOTOR BANGUNAN
PPT TKP M1-KB3 INSTALASI AIR BERSIH DAN AIR KOTOR BANGUNAN
 
PPT TKP M1-KB2 PEKERJAAN ARSITEKTUR
PPT TKP M1-KB2 PEKERJAAN ARSITEKTURPPT TKP M1-KB2 PEKERJAAN ARSITEKTUR
PPT TKP M1-KB2 PEKERJAAN ARSITEKTUR
 
PPT TKP M1-KB1 PONDASI
PPT TKP M1-KB1 PONDASIPPT TKP M1-KB1 PONDASI
PPT TKP M1-KB1 PONDASI
 
Modul TKP M6KB4 - Penjadwalan Proyek Konstruksi
Modul TKP M6KB4 - Penjadwalan Proyek KonstruksiModul TKP M6KB4 - Penjadwalan Proyek Konstruksi
Modul TKP M6KB4 - Penjadwalan Proyek Konstruksi
 
Modul TKP M6KB3 - Analisa Harga Satuan Pekerjaan
Modul TKP M6KB3 - Analisa Harga Satuan PekerjaanModul TKP M6KB3 - Analisa Harga Satuan Pekerjaan
Modul TKP M6KB3 - Analisa Harga Satuan Pekerjaan
 
Modul TKP M6KB2 - Menghitung Volume Pekerjaan Konstruksi
Modul TKP M6KB2 - Menghitung Volume Pekerjaan KonstruksiModul TKP M6KB2 - Menghitung Volume Pekerjaan Konstruksi
Modul TKP M6KB2 - Menghitung Volume Pekerjaan Konstruksi
 
Modul TKP M6KB1 - Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Modul TKP M6KB1 - Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan KerjaModul TKP M6KB1 - Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Modul TKP M6KB1 - Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
 
MODUL TKP M5KB4 - GAMBAR UTILITAS BANGUNAN
MODUL TKP M5KB4 - GAMBAR UTILITAS BANGUNANMODUL TKP M5KB4 - GAMBAR UTILITAS BANGUNAN
MODUL TKP M5KB4 - GAMBAR UTILITAS BANGUNAN
 
MODUL TKP M5KB3 - GAMBAR BANGUNAN AIR
MODUL TKP M5KB3 - GAMBAR BANGUNAN AIRMODUL TKP M5KB3 - GAMBAR BANGUNAN AIR
MODUL TKP M5KB3 - GAMBAR BANGUNAN AIR
 
MODUL TKP M5KB2 - GAMBAR BANGUNAN JALAN _ JEMBATAN
MODUL TKP M5KB2 - GAMBAR BANGUNAN JALAN _ JEMBATANMODUL TKP M5KB2 - GAMBAR BANGUNAN JALAN _ JEMBATAN
MODUL TKP M5KB2 - GAMBAR BANGUNAN JALAN _ JEMBATAN
 
MODUL TKP M5KB1 - GAMBAR BANGUNAN GEDUNG
MODUL TKP M5KB1 - GAMBAR BANGUNAN GEDUNGMODUL TKP M5KB1 - GAMBAR BANGUNAN GEDUNG
MODUL TKP M5KB1 - GAMBAR BANGUNAN GEDUNG
 

Recently uploaded

ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anakbekamalayniasinta
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023DodiSetiawan46
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 

Recently uploaded (20)

ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 

Tipe Jembatan

  • 1. i Pendahuluan Modul ini dikembangkan dalam rangka pengembangan Modul Hybrid Learning PPG untuk digunakan sebagai perangkat pembelajaran dalam jaringan pada Program Keahlian Teknologi Konstruksi dan Properti. Secara khusus, modul ini berisi tentang materi tipe-tipe jembatan, konstruksi atas jembatan, konstruksi bawah jembatan, dan metode pelaksanaan pekerjaan jembatan. Modul ini juga dilengkapi dengan tes formatif yang lengkap dengan kunci jawaban. Sebagai bagain dari perangkat pembelajaran, untuk mengoperasionalkan materi dalam modul ini dikembangkan media pembelajaran salah satu adalah media presentasi. Capaian Pembelajaran Mampu menguasai dan menerapkan konsep materi Konstruksi Jalan & Jembatan meliputi perkerasan jalan lentur, perkerasan jalan kaku, Klasifikasi jalan, Alinegement jalan, dan Konstruksi Jembatan berbasis ICT. Sub Capaian Pembelajaran 1. Menjelaskan dan mengklasifikan tipe-tipe jembatan. 2. Menjelaskan konstruksi atas jembatan 3. Menjelaskan konstruksi bawah jembatan 4. Memahami metode pelaksanaan pekerjaan jembatan
  • 2. 2 Uraian Materi Kegiatan Belajar 3: Konstruksi Jembatan 2.1.Tipe-tipe Jembatan 2.1.1. Pengertian dan Fungsi Jembatan Jembatan merupakan suatu konstruksi yang berfungsi untuk menghubungkan dua bagian jalan yang terputus oleh adanya rintangan-rintangan seperti lembah yang dalam, alur sungai, danau, saluran irigasi, kali, jalan kereta api, jalan raya yang melintang tidak sebidang dan lain- lain. Jembatan dapat digunakan sebagai konstruksi yang bisa dilalui oleh manusia (pejalan kaki), kendaraan (sebagai bagian dari sistem lalu lintas), maupun hewan. Dengan kata lain jembatan merupakan suatu konstruksi yang sangat penting sebagai penghubung maupun menghindari rintangan yang dapat mendukung mobilitas masayarakat dalam beberapa hal. Gambar 1. (a) Pohon Tumbang sebagai jembatan (b) akar pohon sebagai jembatan gantung Perkembangan jembatan dari zaman ke zaman memiliki karakteristik yang berbeda-beda berdasarkan pada periode pada zaman tersebut. Sebagaimana diketahui, bahwa jembatan sudah mulai dikenal dan dibangun sejak zaman pura dengan memanfaatkan alam sebagai material pembentuknya. Penggunaan batang pohon ataupun rotan dan akar-akan tumbuhan sebagai
  • 3. 3 jembatan telah ada sejak zaman purba. Perkembangan berikutnya mengenai jembatan yaitu dengan digunakannya material batuan sebagai bahan pembuatan konstruksi jembatan dengan model rata-rata adalah model jembatan pelengkung/jembatan busur. Hal tersebut mulai bergeser setalah dikenalnya material besi/baja sebagai material utama jembatan. Perbedaan model dan material yang digunakan tersebut tetap tidak merubah fungsi jembatan. Adapun fungsi jembatan sendiri adalah: a. Sebagai penghubung antara dua wilayah/daerah b. Sebagai alat penyebarangan bagi pejalan kaki c. Sebagai sarana infrastruktur d. Sebagai penghubung dua ruas jalan Selain memiliki fungsi di atas, jembatan berdasarkan jangka waktu pemakaiannya dibedakan menjadi: 1) Jembatan sementara/ darurat: jembatan yang penggunaanya hanya sementara karena penggunaan jembatan ini sambil menunggu proses penyelesaian jembatan yang utama. contoh dari jembatan darurat yaitu jembatan kayu atau jembatan plat. 2) Jembatan semi permanen: jembatan sementara yang dapat ditingkatkan menjadi jembatan permanen, misalnya dengan cara mengganti material lantai jembatan dengan bahan yang lebih baik,kuat dan juga awet sehingga kapasitas umur pada jembatan juga dapat bertambah lebih baik. 3) Jembatan permanen: yaitu jembatan yang penggunanya bersifat permanen dan juga di sesuaikan dengan umur rencana jembatan. contoh jembatan permanen yaitu jembatan baja, beton bertulang / prategang dan juga jembatan komposit. 2.1.2. Tipe-tipe Model Jembatan Tipe model jembatan merupakan suatu upaya untuk mengklasifkasikan atau memberikan penekanan terhadap suatu jembatan berdasarkan pada aspek bentuk dan material bahan pembuatannya. Tipe atau jenis model jembatan ini merupakan suatu konstruksi dengan mempertimbangkan beberapa hal yang berkaitan dengan struktur. Pertimbangan struktur menjadi sangat penting, mengingat kenyamanan, kelayakan dan keamanan dari suatu jembatan merupakan hal utama dalam proses perancangan dan pengkonstruksian jembatan. Selain
  • 4. 4 mempertimbangkan aspek struktur, aspek lain yang perlu dipertimbangkan dalam penentuan model jembatan adalah tinjauan estetika (keindahan), ketersedian material di wilayah tersebut, dan transportasi atau lalu lintas. Tipe jembatan secara umum dapat diklasifikasikan berdasarkan kelas jembatan, tipe atau model struktur atas jembatannya, dan berdasarkan material pembuatannya. Jembatan menurut kelasnya dapat diklasifikasin menjadi: a. Jembatan kelas standar (A/I) Jembatan kelas ini memiliki karakteristik berdasarkan pada beban: 100 % muatan “T” dan 100 % muatan “D”. Selain itu pada kelas ini memiliki ukuran lebar jembatan: (1,00 + 7,00 + 1,00) meter. b. Jembatan kelas sub standar (B/II) Jembatan dengan kelas sub standar ini dipersyaratkan dengan beban: 70 % muatan “T” dan 70 % muatan “D” dan memiliki standar lebar jembatan: (0,50 + 6,00 + 0,50) meter. c. Jembatan kelas low standar (C/III) Beban: 50 % muatan “T” dan 50 % muatan “D”. Lebar jembatan: (0,50 + 3,50 + 0,50) meter. Jembatan berdasarkan panjang bentangnya dibedakan menjadi: - Jembatan Culverts (bentang < 8 m) - Jembatan Pendek (bentang 8 – 30 m) - Jembatan Panjang (bentang 30 – 120 m) - Jembatan bentang Sangat Panjang (bentang > 120 m) Sedangkan tipe atau jenis jembatan berdasarkan bahannya antara lain: 1) Jembatan Kayu 2) Jembatan Baja 3) Jembatan Beton 4) Jembatan Komposit Sedangkan jenis jembatan dengan bentuk struktur rangka atasnya memiliki beberapa tipe atau model. Adapun tipe atau jenis model jembatannya antara lain: 1. Jembatan Balok (Beam Bridge)
  • 5. 5 Gambar 2. Jembatan Balok Menerus Sumber: Google Image Jembatan balok merupakan jembatan yang memanfaatkan elemen balok sebagai struktur utama jembatan yang didukung abutmen pada setiap ujung baloknya. 2. Jembatan Rangka (Trust Bridge) (a)
  • 6. 6 (b) Gambar 3. (a) Jembatan Rangka Atas (b) Jembatan Rangka Bawah Sumber: Google Image Jembatan rangka merupakan jembatan yang tersusun dari batang-batang yang dihubungkan satu sama lain dengan pelat buhul, dengan pengikat paku keling, baut atau las. Batang-batang rangka ini hanya memikul gaya dalam aksial (normal) tekan atau tarik, tidak seperti pada jembatan gelagar yang memikul gaya-gaya dalam momen lentur dan gaya lintang. Jembatan rangka cukup memiliki kekuatan yang efektif dan efisien untuk jembatan bentang panjang dengan umur layanan lebih dari 150 tahun. Sebagai jembatan rangka beberapa persyaratan tentang strukturnya adalah:  Gelagar pelat telah digunakan dengan bentang sekitar 550 ft (167,6 m)  Gelagar kotak untuk bentang hingga 750 ft (228,6 m).  Gelagar segmental kotak beton untuk bentang sampai sekitar 800 ft (243,8 m).  Jembatan struktur kabel untuk bentang sekitar 500 ft (152,4 m) sampai 2000 ft (609,6 m), (John M. Kulicki, Bridge Engineering Hand Book, 2000). Adapun beberapa model rangka untuk jembatan rangka ini adalah sebagai berikut:
  • 7. 7 Gambar 4. Model Jembatan Rangka Sumber: Google Image 3. Jembatan Busur (Arch Bridge) Jembatan busur merupakan salah satu jenis jembatan yang menggunakan struktur busur sebagai struktur utama dalam kinerja pembebannanya. (a)
  • 8. 8 (b) Gambar 5. (a) Jembatan Lengkung Atas (b) Jembatan Lengkung Bawah Gambar 6. Jenis Tipe Busur Jembatan
  • 9. 9 4. Jembatan Gantung (Suspension bridge) (a) (b) Gambar 7. (a) Jembatan Gantung dengan Pylon (b) Jembatan Gantung Tanpa Pylon pada Tengah Bentang Sumber: Google Image Jembatan gantung merupakan salah satu tipe jembatan yang didesain untuk jembatan bentang panjang. Jembatan gantung memiliki karakteristik konstruksi yang memanfaatkan pelengkung penggantung dan batang penggantung (hanger) sebagai struktur utama pembebanan jembatan. Karakteristik lain dari jembatan gantung ini adalah adanya bentang luar (side span) yang berfungsi untuk mengikat angkar kabel utama pada
  • 10. 10 angker. Sitem struktur pada jembatan gantung umumnya menggunakan sistem kabel yang terbuat dari baja. Karakteristik kabel pada jembatan gantung antara lain: - Mempunyai penampang yang seragam pada seluruh bentang - Tidak dapat menahan momen dan gaya desak - Gaya-gaya dalam yang bekerja selalu merupakan gaya tarik aksial - Bentuk kabel tergantung pada beban yang bekerja padanya - Bila kabel menderita beban terbagi merata, maka wujudnya akan merupakan lengkung parabola - Pada jembatan gantung kabel mendertia beberpaa beban titik sepanjang beban mendatar. Menurut berkaitan dengan bantang luar (side spand) terdeapat bentuk struktur jembatan gantung sebagai berikut: a) Bentuk bentang luar bebas (side span free) Pada bentang luar, kabel utama tidak menahan.dihubungkan dengan lantai jembatan oleh hanger, jadi tidak terdapat hanger pada bentang luar. Disebut juga dengan tipe straight backstays atau kabel utama pada bentang luar berbentuk lurus. b) Bentuk Bentang luar digantungi (side span suspended) Pada bentuk ini kabel utama pada bentang luar menahan struktur lantai jembatan dengan dihubungkan oleh hanger. 1) Jembatan gantung tanpa pengaku Jembatan gantung tanpa pengaku adalah tipe jembatan gantung dimana seluruh beban sendiri dan lalu lintas didukung penuh oleh kabel. Hal ini dikarenakan tidak terdapatnya elemen struktur kaku pada jembatan. Dalam hal ini bagian lurus yang berfungsi untuk mendukung lantai lalu lintas berupa struktur sederhana, yaitu berupa balok kayu biasa atau bahkan memungkinkan terbuat dari bambu. 2) Jembatan gantung dengan pengaku
  • 11. 11 Jembatan dengan pengaku adalah tipe jembatan gantung dimana pada salah satu bagian strukturnya mempunyai bagian yang lurus yang berfungsi untuk mendukung lantai lalu lintas (dek). Dek pada jembatan gantung jenis ini biasanya berupa struktur rangka yang mempunyai kekauan (EI) tertentu. 5. Jembatam Cable Stayed Jembatan cable stayed merupakan tipe model jembatan yang merupakan kombinasi dari penggunaan material kabel dan pilar/pylon. Keberhasilan penggunaan system cable stayed dicapai dengan ditemukannya baja berkekuatan tinggi dan tipe deck- orthotropik, kemajuan teknik las. Kemajuan pengetahuan yang secara luas dan tidak terbatas memungkinkan penyelesaian matematis sistem statis tak tentu dan untuk analisis statis yang lebih akurat model tiga-dimensi. Suatu penelitian antara jembatan gantung dan jembatan cable stayed menunjukkanbahwa jembatan cable stayed lebih unggul daripada jembatan gantung. Kelebihan jembatan cable stayed antara lain rasio panjang bentang utama dan tinggi pylon yang lebih murah. Gambar 8. Komponen pada Jembatan Cable-Stayed
  • 12. 12 (a) (b) Gambar 9. (a) Jembatan Cable-Stayed di Ambon (b) Jembatan Cable-Stayed Saint- Nazaire Sumber: Google Image Defleksi akibat pembebanan simetris dan asimetris pada lebih dari separuh bentang jembatan gantung mempunyai defkesi yang lebih besar ditengah bentang daripada cable stayed. Keuntungan yang menonjol dari cable stayed adalah tidak diperlukannya pengangkeran kaber yang berat dan besar seperti pada jembatan gantung. Gaya-gaya angker pada ujung kabel bekerja secara vertikal dan biasanya diseimbangkan dengan berat dari pilar dan fondasi tanpa menambah biaya konstruksi lagi. Komponen horizontal gaya pada kabel dilimpahkan pada struktur atas gelagar berupa tekanan atau tarik. Jembatan cable stayed Saint Nazaire yang melintas diatas sungai Loire, Perancis adalah salah satu jembatan cable stayed terpanjang di dunia. Jembatan ini menggunakan dek baja dengan bentuk streamline dan tower terbentuk A. Jembatan Saint-Nazaire
  • 13. 13 selesai dibangun tahun 1974. Jembatan cable stayed Maracaibo, Venezuella yang selesai dibangun pada tahun 1962 berbeda dalam banyak aspek dari jembatan sebelumnya. Pertama, kedua pylon dan ”stiffening girder” terbuat dari beton, yang belum pernah digunakan sebelumnya. 2.2. Konstruksi Atas Jembatan Konstruksi atas jembatan merupakan bagian-bagian jembatan yang merupakan satu kesatuan elemen penyusun struktur pada bagian atas jembatan. Struktur atas jembatan sendiri merupakan bagian atas jembatan yang berfungsi untuk menerima beban yang berasal dari kendaraan, orang dan lainnya. Selain beban yang ditimbulkan dari luar struktur, beban yang berasal dari dalam struktur itu sendiri seperti berat sendiri jembatan merupakan beban yang selanjutnya di teruskan pada struktur bawah jembatan. Adapun elemen-elemen yang termasuk pada konstruksi atas jembatan antara lain: 2.2.1. Struktur Berdasarkan Jenis Model Jembatan a. Jembatan Balok Beton Bertulang - Tiang sandaran dan Sandaran - Trotoar - Pelat Lantai Kendaraan - Gelagar Memanjang (Balok Utama) - Gelagar Melinting (Diafragma) b. Jembatan Rangka Baja - Rangka Utama - Rangka atas (top chord) - Gelagar Bawah (stinger/bottom chord) - Tiang Sandaran - Trotoar c. Jembatan Gantung - Kabel penggantung utama - Kabel vertikal - Tiang/pilar jembatan
  • 14. 14 d. Jembatan Cable Stayed - Tiang/Pylon/Menara Jembatan - Kabel penggantung - Pelat lantai - Balok lantai e. Jembatan Busur - Busur utama - Hangger - Pelat lantai kendaraan 2.2.2. Trotoar Jembatan Trotoar jembatan dapat diartikan sebagai bagian dari konstruksi atas jembatan yang berfungsi sebagai bagian layanan jembatan utamanya bagi pejalan kaki. Trotoar jembatan ini berada pada bagian tepi jembatan baik tepi kanan dan tepi kiri jembatan pada arah memanjang jembatan. Pada umumnya lantai jembatan dibuat dengan elevasi lebih tinggi dari lantai jembatan. Desain trotoar jembatan umumnya dilengkapi dengan tiang sandaran dan railing jembatan. Tiang sandara jembatan berfungsi sebagai pengaman bagi pejalan kaki yang melintasi jembatan dan juga berfungsi sebagai pelindung bagi lalu lintas kedaraan terutama pada saat terjadi kecelakaan agar tidak keluar (kanan atau kiri) dari jembatan. Tiang sandara jembatan sendiri terletak pada bagian terluar (kanan dan kiri) trotoar jembatan. 2.2.3. Lantai Jembatan Lantai jembatan merupakan suatu konstruksi yang berfungsi sebagai landasan bagi kendaraan, orang atau lainnya yang melintasi jembatan. Lantai jembatan ini umumnya berupa struktur pelat yang menerus maupun terdiri dari beberapa segmen-segmen. Pada lantai kendaaran ini umumnya ditumpu pada keempat sisinya. 2.2.4. Tumpuan Tumpuan merupakan landasan pada suatu konstruksi yang berfungsi untuk menyebarkan beban ke elemen struktur lainnya. Dalam hal jembatan, tumpuan dapat diartikan sebagai pertemuan antara balok utama dengan kolom/pondasi dan atau abutmen. Adapun jenis tumpuan yang umum digunakan dalam konstruksi jembatan adalah tumpuan sendi dan
  • 15. 15 tumpuan roll. Tumpuan sendi adalah tumpuan yang mampu menerima gaya horizontal dan gaya vertikal, akan tetapi tidak mampu menerima gaya momen. Tumpuan rol merupakan tumpuan yang hanya mampu menerima gaya vertikal saja dan tidak dapat menerima gaya horizontal maupun gaya momen Gambar 10. Tumpuan Sendi Sumber: Google Image Gambar 11. Tumpuan Rol Sumber: Google image 2.3. Konstruksi Bawah Jembatan
  • 16. 16 Jembatan sebagai suatu kesatuan konstruksi, selain memiliki bagian-bagian elemen yang termasuk pada struktur atas jembatan terdapat pula struktur bawah jembatan. Struktur bawah jembatan ini kemudian merupakan konstruksi bawah jembatan yang berperan penting sebagai penyalur beban yang diterima struktur atas ke tanah dasar. Secara umum struktur bawah jembatan antara lain: 3.3.1. Abutmen (Pangkal jembatan) Pangkal jembatan atau abutmen merupakan bagian dari konstruksi bawah jembatan dan merupakan elemen struktur yang terletak pada ujung-ujung jembatan. Abutment sendiri memiliki fungsi sebagai penerus beban yang berasal dari struktur atas jembatan untuk kemudian diteruskan pada pondasi atau tanah pendukung diujung jembatan. Selain itu abutment dapat berfungsi sebagai dinding penahan tanah. Konstruksi abutment sendiri umunya terbuat dari material beton atau pasangan batu kali. Adapun beberapa contoh abutmen dapat dilihat pada gambar
  • 17. 17 Gambar 12. Macam-macam abutmen Jembatan Sumber: Google Image 3.3.2. Oprit Oprit merupakan timbunan tanah dibelakang abutmen jembatan. Timbunan tanah ini harus dibuat sedapat mungkin untuk menghindari terjadinya penurunan (settlement). 3.3.3. Tiang / Pier / Pilar Jembatan Pada beberapa jenis model jembatan, utamanya jembatan-jembatan dengan bentang yang panjang dilengkapi dengan struktur tiang atau pilar jembatan. Tiang atau pilar jembatan umunya terletak pada tengah-tengah bentang atau diantara abutment jembatan. Konstruksi ini berfungsi sebagai penerus beban ke pondasi seperti halnya abutment jembatan. 3.3.4. Pondasi Pondasi merupakan bagian konstruksi bawah jembatan yang memiliki fungsi sebagai penyalur beban dan menyebarkan beban ke tanah dasar. Sebagai struktur yang menyalurkan beban ke tanah dasar, pondasi terletak pada bagian bawah jembatan. Pondasi yang direncanakan dan digunakan sebagai sistem struktur ini bermacam-macam tergantung dari daya dukung tanah dasar yang ada di wilayah di mana jembatan tersebut dibangun. Pondasi untuk jembatan sendiri dibagi menjadi pondasi dangkal dna pondasi dalam. Beberapa jenis pondasi yang dapat digunakan pada struktur jembatan diantaranya adalah: a. Pondasi telapak b. Pondasi bore pile c. Pondasi sumuran d. Pondasi tiang pancang 2.4. Metode Pelaksanaan Pekerjaan Jembatan Pelaksanaan pekerjaan jembatan merupakan suatu proses mengkonstruksi jembatan yang telah didesain sedemikian rupa sebagai upaya dari pemenuhan kebutuhan mobilitas masyarakat. Untuk mendapatkan sebuah konstruksi yang memiliki kualitas baik maka perencanaan jembatan
  • 18. 18 perlu dilakukan dengan baik. Selain itu dalam proses konstruksinya haruslah baik pula sesuai dengan persyaratan dan metode yang tepat. Adapun langkah-langkah metode pelaksanaan jembatan berdasarkan jenis alat bantunya (Erection Jembatan) seperti dilansir dalam laman ilmutekniksipil.com adalah sebagai berikut: a. Sistem Perancah Keuntungan sistem perancah adalah - Minimnya alat angkat berat (service crane atau gantry) yang diperlukan, mengingat pengecoran yang dilakukan adalah ditempat. - Lebih minimnya biaya erection akibat tidak terlibatnya alat angkat berat, khususnya bila tipe ini telah dimiliki (heavy duty shoring) Kerugian sistem perancah adalah - Produktivitas yang relatif rendah, karena pekerjaan cor ditempat menuntut waktu yang lebih lama untuk proses persiapan (formwork dan peracah) dan proses setting beton. - Menurut tipe tanah yang harus baik, dan bila tanah yang ada untuk dudukan perancah kurang baik maka akan berakibat perlunya struktur pondasi khusus (luasan telapak yang lebar atau penggunaan pondasi dalam). Gambar 13. Erection Jembatan dengan Perancah Sumber: ilmutekniksipil.com b. Sistem Service Crane
  • 19. 19 Gambar 14. Erection Jembatan dengan Service Crane Sumber: ilmutekniksipil.com Keuntungan sistem servis crane adalah - Produktivitas erection yang tinggi. - Tidak terpengaruh kepada tipe tanah yang ada dibawah lantai jembatan (sebatas mampu dilewati untuk manuver alat berat). Kerugian sistem servis crane adalah - Umumnya penggunaan alat berat seperti ini menuntut biaya tinggi mengingat biaya sewa crane dengan kapasitas angkat tinggi adalah relative mahal. - Perlunya access road yang memadai untuk memobilisasi service crane. c. Sistem Launching Truss
  • 20. 20 Gambar 15. Erection Jembatan dengan Launching Truss Sumber: ilmutekniksipil.com Keuntungan sistem launching truss adalah - Tidak terpengaruh kepada kondisi dibawah lantai jembatan (katakanlah sepenuhnya sungai) Kerugian sistem launching truss adalah - Umumnya penggunaan alat berat seperti ini juga menuntut biaya tinggi. - Diperlukan system booking alat yang memadai mengingat tipe ini belum dimiliki banyak oleh sub kontraktor erection. - Produktivitas relatif lebih rendah dibandingkan sistem service crane, dimana perlu waktu extra untuk erection truss dan sistem angkat dan menempatkan girder. d. Sistem Penggunaan Counter Weight dan Link-set Untuk konstruksi jembatan rangka baja, maka sistem penggunaan alat angkat baik service crane yang mungkin diletakkan diatas ponton atau konvensional gantry adalah cara paling umum digunakan untuk mengangkat dan memasang batang per batang baja di posisinya. Sistem counter weight akan diperlukan yang biasanya diambil dari konstruksi rangka baja yang belum dipasang ditambah dengan extra beban, agar erection dengan sistem cantilever dapat dilakukan. Penggunaan “link set” juga dapat dilakukan untuk menghubungkan satu span rangka yang sudah jadi sebagai konstruksi counter weight bagi konstruksi rangka di span selanjutnya. Untuk jelasnya lihat gambar-gambar dibawah ini. Gambar 16. Erection Jembatan dengan Counter Weight dan Link-set
  • 21. 21 Sumber: ilmutekniksipil.com e. Sistem Launching Gantry Untuk konstruksi jembatan dimana lantai jembatannya berupa struktur beton precast segmental-box, maka penggunaan alat launching gantry umumnya dapat digunakan, dimana sistem ini mempunyai kecepatan erection tinggi yang didukung sistem feeding segmental dari sisi belakang alat (tidak dari bawah karena pertimbangan lalu lintas, misalnya). Gambar 17. Erection Jembatan dengan Launching Gantry Sumber: ilmutekniksipil.com f. Sistem Traveller atau Heavy Gantry Sistem traveller umumnya digunakan untuk tipe jembatan balance box cantilever, khususnya untuk lantai jembatan dengan beton cor ditempat. Bila pada tipe jembatan tipe ini menggunakan beton precast box segmental, maka sistem alat angkat gantry harus digunakan. Sistem kedua alat angkat ini juga digunakan untuk konstruksi jembatan kabel, khususnya untuk tipe cable stay, maka erection deck juga memanfaatkan struktur kabel sebagai tumpuan baru sebelum nantinya sistem traveler (bila beton adalah cast in place) atau heavy gantry (bila beton adalah precast) akan maju ke segmen berikutnya.
  • 22. 22 Gambar 18. Erection Jembatan dengan Traveller atau Heavy Gantry Sumber: ilmutekniksipil.com 2.4.1. Metode Pelaksanaan Jembatan Balok Beton a. Pekerjaan Beton, yang meliputi pekerjaan: - Pengendalian penerimaan campuran beton termasuk mengecek mutunya. - Pengecoran beton dengan memperhatikan kondisi cuaca, temperatur, kelembaban dsb. serta penggunaan bahan tambah (additive / admixture) yang dianjurkan. - Pemadatan beton dengan menggunakan alat pemadat (vibrator), dengan memperhatikan waktu pemadatan. - Pengambilan sampel beton. - Penyelesaian akhir permukaan beton. - Perawatan (curing) beton (waktu dimulainya perawatan, lamanya, caranya, dsb.). - Pengecoran beton cyclop untuk pondasi. b. Pekerjaan Pemasangan Gelagar Beton Prategang, yang meliputi pekerjaan: - Persiapan dan penyiapan lapangan. - Penerimaan dan penyimpanan gelagar beton pracetak di lapangan. - Perekatan gelagar segmental. - Pengangkutan gelagar dari tempat penyimpanan ke lokasi pemasangan. - Penyiapan lokasi untuk pemasangan, metode sesuai kondisi dan situasi lapangan (launching, crane, geser). 2.4.2. Metode Pelaksanaan Jembatan Rangka Baja Pekerjaan Pemasangan Rangka Baja, yang meliputi pekerjaan :
  • 23. 23 - Persiapan dan penyiapan lapangan. - Penerimaan dan penyimpanan komponen rangka baja di lapangan. - Pemasangan sesuai pedoman / manual pemasangan, yang disesuaikan dengan kondisi dan situasi lapangan (perancah, kantilever, semi kantilever, launching). Erection pelaksanaan pekerjaan rangka baja dengan metode kantilever merupakan metode pelaksanaan pekerjaan jembatan yang memanfaatkan pemberat pada bagian counter weight atau ujung. Pada proses awal pelaksanaan pekerjaan ini, rangka baja dikonstruksi dan dirangkai didarat, setelah selesai pada bagian ujung ditambah beban pemberat dengan tujuan sebagai penyeimbang kantilever pada saat ereksi. Selanjtunya merupakan proses erection, yaitu jembatan yang telah dipasang dan dirangkai diluncurkan menggunakan link set. Gambar 19. Metode Pelaksanaan Erection Jembatan dengan Kantilever Sumber: Yogi Oktopianto (https://www.slideshare.net/YogieVianto/metode- pelaksanaankonstruksijembatan)
  • 24. 24 Rangkuman 1. Jembatan adalah konstruksi yang berfungsi untuk menghubungkan dua bagian jalan yang terputus oleh adanya rintangan-rintangan seperti lembah yang dalam, alur sungai, danau, saluran irigasi, kali, jalan kereta api, jalan raya yang melintang tidak sebidang dan lain- lain 2. Jembatan dibedakan menjadi beberapa klasifikasi, diantaranya berdasarkan material, bentuk struktur atas, kelas, dan panjang bentangnya 3. Jembatan berdasarkan struktur atasnya dibagi menjadi beberapa tipe, diantaranya jembatan balok, jembatan busur, jembatan rangka, jembatan cable stayed, dan jembatan gantung. 4. Struktur atas jembatan umumnya terdiri dari tiang sandaran, trotoar, oprit, lantai kendaraan, balok lantai kendaraan, serta bentuk model struktur atas jembatan sesuai dengan tipe atau model yang digunakan. 5. Struktur bawah jembatan secara umum terdiri dari, abutmen/pangkal jembatan, pondasi jembatan, tiang/pier jembatan dan dinding penahan tanah. Daftar Pustaka Modul Stebc – 08 : Metode Pelaksanaan Jembatan. 2006. Departemen Pekerjaan Umum Badan Pembinaan Konstruksi Dan Sumber Daya Manusia Pusat Pembinaan Kompetensi Dan Pelatihan Konstruksi (Pusbin-Kpk)) Supriyadi B & Muntohar A S. 2007. Jembatan. Beta Offset. Yogyakarta.