3. PENGERTIAN JEMBATAN
• Pengertian jembatan secara umum adalah suatu konstruksi yang berfungsi untuk
menghubungkan dua bagian jalan yang terputus oleh adanya rintangan-rintangan
seperti lembah yang dalam, alur sungai, danau, saluran irigasi, kali, jalan kereta api,
jalan raya yang melintang tidak sebidang dan lain-lain.
• Jembatan juga merupakan bagian dari infrastruktur transportasi darat yang sangat vital
dalam aliran perjalanan (traffic flows). Jembatan sering menjadi komponen kritis dari
suatu ruas jalan, karena sebagai penentu beban maksimum kendaraan yang melewati
ruas jalan tersebut.
4. BAGIAN BAGIAN STRUKTUR JEMBATAN
PADA UMUMNYA
Bangunan Atas
(Superstructure)
1.Landasan
1.Struktur
Bawah
(Substructure)
1.Fondasi
1.Oprit
1.Bangunan
Pengaman
Jembatan
1.Bangunan
Pelengkap
6. CABLE STAYED BRIDGES
Jembatan Cable Stayed adalah salah satu dari beberapa tipe jembatan bentang
panjang. Jembatan yang mengandalkan kabel sebagai penahan beban jembatan
diperuntukkan bagi lintasan antar wilayah yang biasanya terpisah oleh sungai, lembah
ataupun diatas tanah datar.
Struktur jembatan ini terdiri dari gabungan berbagai komponen struktural seperti
pilar, kabel dan dek jembatan. Dek jembatan digantung dengan kabel prategang yang
diangkur pada pilar. Dengan demikian, semua gaya-gaya gravitasi maupun lateral yang
bekerja pada dek jembatan akan ditransfer ke tanah melalui kabel dan pilar. Kabel akan
menerima gaya tarik sedangkan pilar memikul gaya tekan yang sangat besar disamping
efek lentur lainnya.
7. CONTOH CABLE STAYED BRIDGE
DI INDONESIA
Jembatan
Suramadu
Jembatan
Barelang
Jembatan Merah
Putih
9. Lokasi : Sambutan - Palaran
Spesifikasi Jembatan Mahkota II :
• Tipe konstruksi : Cable Stayed
• Jarak antar pylon : 300 meter
• Jembatan pendekat : 648,5 meter
• Sisi Sei Kapih : 376 meter
• Lebar Jembatan : 13 meter
• Panjang jembatan utama : 740 meter
• Total panjang jembatan : 1388,5
• Jarak dengan air : 25 meter
• Sisi Palaran : 272,5
meter
Mulai dibangun : 2002
Dibuka : 2017
Jembatan Mahkota II adalah jembatan yang berlokasi di
kota Samarinda menghubungkan Sungai Kapih,
kecamatan Sambutan dengan kelurahan Simpang Pasir,
Palaran di kota Samarinda yang memiliki panjang sekitar
1388,5 meter dan menjadi jembatan terpanjang di
Kalimantan Timur. Dinamakan Mahkota II (Mahakam Kota
II) karena merupakan jembatan kedua yang dibangun di
wilayah Kota Samarinda setelah Jembatan Mahakam (atau
Mahkota I). Jembatan ini bertipe kabel tetap (cable
stayed).
JEMBATAN MAHKOTA II
10. STRUKTUR ATAS (SUPERSTRUCTURE)
Struktur atas jembatan umumnya meliputi :
a) Trotoar :
o Sandaran dan tiang sandaran,
o Peninggian trotoar (Kerb),
o Slab lantai trotoar.
b) Slab lantai kendaraan,
c) Gelagar (Girder)
d) Balok diafragma
e) Ikatan pengaku (ikatan angin, ikatan
melintang)
f) Tumpuan (Bearing).
Struktur atas jembatan merupakan bagian yang menerima beban langsung yang meliputi
berat sendiri, beban mati, beban mati tambahan, beban lalu-lintas kendaraan, gaya rem,
beban pejalan kaki, dll.
11. STRUKTUR ATAS
JEMBATAN MAHKOTA II
Tiang
Sandaran
Pipa
Sandaran
Lanta
iTrota
r
Kerb Saluran Air
terbuat dari beton bertulang atau baja profil
dan ada juga yang langsung dipasang pada
rangka utama, gunanya untuk menahan pipa
terbuat dari baja yang dipasang diantara
tiang-tiang sandaran di pinggir sepanjang
jembatan atau tepi lantai trotoar dan
merupakan pembatas dari kedua sisi
samping jembatan.
terletak di pinggir sepanjang lantai
kendaraan dan digunakan sebagai tempat
pejalan kaki.
salah satu produk beton pracetak yang
difungsikan sebagai pembatas antara jalan
dengan paving block pada trotoar.Penyalur air dari lantai kendaraan yang
kemudian diteruskan ke pipa
pembuangan air
12. STRUKTUR ATAS
JEMBATAN MAHKOTA II
Lantai berfungsi menampung, beban-beban
yang ditimbulkan oleh lalu lintas orang,
kendaraan dll. Lantai jembatan menggunakan
lapis aus aspal dan perkerasannya merupakan
beton.
Lantai kendaraan dan lapis
perkerasan
Expansion Joint Type
Khusus
Merupakan bahan yang dipasang di antara dua bidang
lantai beton untuk kendaraan dan dapat juga pertemuan
antara konstruksi jalan pendekat sebagai media lalu
lintas yang akan melewati jembatan, supaya pengguna
lalu lintas merasa aman dan nyaman.
13. STRUKTUR ATAS
JEMBATAN MAHKOTA II
Sistem kabel merupakan salah satu hal mendasar dalam perencanaan jembatan cable stayed.
Kabel digunakan untuk menopang gelagar di antara dua tumpuan dan memindahkan beban
terpusat ke menara. Pemilihan tatanan kabel didasarkan atas berbagai hal karena akan
memberikan pengaruh yang berlainan terhadap perilaku struktur terutama pada bentu menara dan
tampang gelagar.
Pada jembatan Mahkota II ini menggunakan tatanan kabel transversal sistem dua bidang
14. Kawat-kawat prategang dari stay cable
system di pasang satu persatu. Kabel
dan angker harus di rangkai pada
konstruksi dilapangan secara benar.
Gulungan kawat prategang dibawa
kelapangan kemudian dipotong sesuai
kebutuhan untuk di rangkai/dipasang.
Kawat prategang yang telah siap
tersebut diangkat dengan hati-hati dan
cepat untuk kemudian distress.
STRUKTUR ATAS
JEMBATAN
MAHKOTA II
Merupakan Kabel/kawat yang ditarik
dari struktur jalur jalan ke tower tunggal
(pylon) untuk diikat dan ditegangkan
Pipa HDPE
15. STRUKTUR ATAS
JEMBATAN MAHKOTA II
Gelagar
Memanjang
Gelagar Melintang /
Diafragma
Lantai Jembatan / Floor
deck
Pada pembuatan gelagar jembatan ini
menggunakan Beton Prestress.
Fungsi dari gelagar :
-Menstabilkan kedua rangka jembatan
agar tidak mengalami torsi
-Mendistribusi reaksi pada gelagar utama
pada cable stayed
Lantai jembatan menggunakan beton
yang pada bagian atasnya dilapisi aspal
yang di topang oleh balok gelagar dan
diafragma.
16. PERLETAKAN/LANDASAN
JEMBATAN MAHKOTA II
Perletakan Jembatan berfungsi
sebagai penerus beban pada
bagian atas struktur jembatan ke
bagian bawah struktur Jembatan
dan biasanya terletak pada bagian
bawah Girder Jembatan.
Perletakan Elastomer /
Lentur
Perletakan Kaku / Sendi
18. STRUKTUR BAWAH (SUBSTRUCTURE)
Struktur bawah jembatan berfungsi memikul seluruh beban struktur atas dan beban lain
yang ditumbulkan oleh tekanan tanah, aliran air dan hanyutan, tumbukan, gesekan pada
tumpuan dsb. untuk kemudian disalurkan ke fondasi. Selanjutnya beban-beban tersebut
disalurkan oleh fondasi ke tanah dasar.
Struktur bawah jembatan umumnya meliputi
a) Pangkal jembatan (Abutment),
• Dinding belakang (Back wall)
• Dinding penahan (Breast wall)
• Dinding sayap (Wing wall)
• Oprit, plat injak (Approach slab)
• Konsol pendek untuk jacking (Corbel)
• Tumpuan (Bearing).
b) Pilar jembatan (Pier),
• Kepala pilar (Pier Head)
• Pilar (Pier), yg berupa dinding, kolom,
atau portal
• Konsol pendek untuk jacking (Corbel)
• Tumpuan (Bearing).
19. STRUKTUR BAWAH
JEMBATAN MAHKOTA II
Pylon atau
Menara
Pemilihan menara sangat dipengaruhi oleh
konfigurasi kabel, estetika dan kebutuhan
perencanaan serta pertimbangan biaya.
Bentuk pilon pada jembatan Mahkota II
adalah menara A.
Wings
Atas
Untuk memperkuat pylon dan menjaga
pylon agar tidak goyang.
20. STRUKTUR BAWAH
JEMBATAN MAHKOTA II
Pilar Kolom Ganda/Satu
TingkatWings
Bawah
Pilar
Tembok
Ujung bundar dan alinemen tembok sesuai arah
aliran membantu mengurangi gaya aliran dan
gerusan lokal.
Dianjurkan kolom sirkuler
pada aliran arus pemisah
kolom dengan 20 atau lebih
membantu kelancaran aliran
arus.
21. STRUKTUR BAWAH
JEMBATAN MAHKOTA II
Abutmen tampak samping sisi
Palaran
Abutmen tampak depan sisi
Sambutan
Abutment merupakan bangunan bawah jembatan yang terletak pada pangkal jembatan dan
berfungsi sebagai pondasi dangkal serta penopang antar sisi jembatan / sebagai tumpuan tiap-tiap
segmen gelagar memanjang
Wing Wall
22. STRUKTUR BAWAH
JEMBATAN MAHKOTA II
Pilar ini terletak di tengah jembatan yang memiliki kesamaan
fungsi dengan kepala jembatan yaitu sebagai penstransfer
beban-beban jembatan ke tanah dasar dimana jembatan
tersebut di bangun.
Pilar
Tunggal
Pile
Cap
Kepala Pilar /
Pierhad
Untuk menerima beban dari kolom yang kemudian akan
terus disebarkan ke tiang pancang
23. STRUKTUR BAWAH
JEMBATAN MAHKOTA II
Jalan
Pendeka
t
Segmen yang menghubungkan konstruksi
perkerasan dengan kepala jembatan.
Pile slab
24. FONDASI
Fondasi jembatan berfungsi meneruskan seluruh beban jembatan ke tanah dasar.
Berdasarkan sistimnya, fondasi abutment atau pier jembatan dapat dibedakan menjadi
beberapa macam jenis, antara lain :
a) Fondasi telapak (spread footing)
b) Fondasi sumuran (caisson)
c) Fondasi tiang (pile foundation)
• Tiang pancang kayu (Log Pile)
• Tiang pancang baja (Steel Pile)
• Tiang pancang beton (Reinforced Concrete Pile)
• Tiang pancang beton prategang pracetak (Precast
Prestressed Concrete Pile)
• Tiang beton cetak di tempat (Concrete Cast in Place)
• Tiang pancang komposit (Compossite Pile)
25. FONDASI
JEMBATAN MAHKOTA II
Fondasi yang digunakan adalah pondasi
dalam yaitu pondasi tiang pancang (Pile
Foundations). Pondasi tiang pancang biasa
digunakan apabila lapisan tanah keras berada
pada kedalaman tertentu.
Tiang Pancang Baja (Steel
Pile)
26. OPRIT
Oprit
Oprit berupa timbunan tanah di belakang
abutment. Timbunan tanah ini harus dibuat
sepadat mungkin, untuk menghindari
terjadinya penurunan (settlement). Apabila ada
penurunan, terjadi kerusakan pada expansion
joint yaitu bidang pertemuan antara bangunan
atas dan abutment, maka untuk menghindari
hal ini kepadatan harus semaksimal mungkin
dan diatasnya dipasang plat injak di belakang
abutment.
27. BANGUNAN PENGAMAN JEMBATAN
Berfungsi sebagai pengaman terhadap pengaruh sungai yang bersangkutan baik secara
langsung maupun tak langsung. Kadang-kadang disamping jembatannya harus
diamankan, sungainyapun harus diamankan. Dimana biaya pengamanan sungai lebih
mahal dari pengamanan jembatan.
Terhadap gerusan (scouring) pada arah horizontal dan
vertical
Terhadap longsoran (sliding)
Terhadap tumbukkan kapal (fender)
Peredam kecepatan arus sungai
Terhadap tumbukan benda-benda hanyutan
(kayu,pohon)
Krib sebagai pengarah aliran air
Bangunan pengaman diperlukan terhadap hal – hal antara
lain sebagai berikut:
28. BANGUNAN PENGAMAN
JEMBATAN MAHKOTA II
Pengaman abutment / pilar pada jembatan
Mahkota II digunakan baja yang berbentuk
lingkaran dan dari lingkaran satu dengan
yang lainnya digunakan penghubung baja
juga, guna menghindari tabrakan yang
terjadi pada abutment/pilar dari kapal-kapal
yang melintasi dibawah jembatan Mahkota II
tersebut.
Pengaman Pilar /
Abutmen
29. BANGUNAN PENGAMAN
JEMBATAN MAHKOTA II
Kegunaan Bronjong pada tebing untuk mencegah terjadinya abrasi, erosi, dan longsor ke arah
jembatan mahkota II, lokasinya di sisi kiri jalan pendekat dari arah Palaran.
30. BANGUNAN PELENGKAP JEMBATAN MAHKOTA II
Lampu
Penerang
an
Lampu
Tematik
(art-
lighting)
Lampu ini merupakan lampu yang di gunakan sebagai penerang di setiap
badan jalan serta untuk memperindah jalanan jembatan tersebut.
31. Pipa
Kabel
BANGUNAN PELENGKAP JEMBATAN MAHKOTA II
Pipa ini berfungsi untuk
menempatkan kabel-kabel listrik
lampu pada jembatan.
Portal
Pembatas
Portal pada Jembatan Mahkota II
digunakan sebagai pembatas /
larangan kepada kendaraan
besar seperti truk, bus, container,
dll untuk melintasi jembatan
tersebut.
32. BANGUNAN PELENGKAP JEMBATAN MAHKOTA II
Rambu lalu lintas adalah bagian dari perlengkapan jalan yang memuat lambang, huruf, angka,
kalimat dan/atau perpaduan di antaranya, yang digunakan untuk memberikan peringatan,
larangan, perintah dan petunjuk bagi pemakai jalan.
33. BANGUNAN PELENGKAP JEMBATAN MAHKOTA II
Marka Jalan suatu tanda yang berada di
permukaan jalan atau di atas jalan yang meliputi
peralatan atau tanda garis membujur, melintang,
garis serong, serta lambang lainnya yang
berfungsi untuk mengarahkan arus lalu lintas yang
membatasi daerah kepentingan lalu lintas.
Mata Kucing adalah suatu tanda yang berada di
permukaan jalan atau di atas permukaan jalan.
Paku marka kaca berfungsi untuk mengarahkan
arus lalu lintas dan membatasi daerah
kepentingan lalu lintas dan juga bisa sebagai
tanda pengingat ketika pengendara melewati
batas jalan.
Marka
Jalan
Mata
Kucing
34. Pipa Pembuangan Air
BANGUNAN PELENGKAP JEMBATAN MAHKOTA II
Pipa ini berfungsi sebagai pembuangan
air dari badan jalan
Pos Jaga
Digunakan sebagai pos penjagaan
kendaraan yang melewati jembatan
Mahkota II
36. SUSPENSION BRIDGES
Suspension Bridges (Jembatan Gantung) adalah jenis jembatan yang menggunakan
tumpuan ketegangan kabel daripada tumpuan samping. Sebuah jembatan gantung
biasanya memiliki kabel utama (kabel baja atau rantai yang lain) berlabuh di setiap ujung
jembatan. Setiap beban yang diterapkan ke jembatan berubah menjadi ketegangan
dalam kabel utama.
Kabel Suspensi adalah bagian terpenting dari jembatan bersuspensi, karena fungsinya
adalah menahan beban lantai jembatan yang nantinya diteruskan ke tumpuan yang ada
diujung jembatan. Kabel suspensi ini juga didukung oleh suatu menara yang tugasnya
membawa berat daripada Dek jembatan. Jenis jembatan ini pada awalnya digunakan
dalam medan pegunungan.
39. JEMBATAN BARITO
Panjang 1.082,00 m
Lebar 10,00 m
Bentang Terpanjang 240,00 m
Kondisi Umum Aktif
Jenis Jembatan Gantung
Tanggal Mulai 01 Januari 1993
Tanggal Selesai 01 Januari 1997
Tanggal Peresmian 23 April 1997
Yang Meresmikan Presiden suharto
Biaya
Rp.
98.000.000.000,00
Negara Indonesia
Pulau Kalimantan
Propinsi Kalimantan Selatan
Jembatan Barito adalah jembatan yang
membelah Sungai Barito dan
menghubungkan tepi barat sungai Barito
(Kecamatan Anjir Muara) dan tepi timur
Sungai Barito di Kecamatan Alalak dekat
Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan,
Indonesia. Jembatan ini memiliki panjang
1.082 m dengan lebar 10,37 m yang
melintasi Sungai Barito selebar 800 meter
dan pulau kecil (Pulau Bakut) selebar 200
meter.
Jembatan Barito terdiri dari jembatan
utama sepanjang 902 meter dengan
jembatan pendekat 180 meter. Ketinggian
ruang bebas jembatan utama (clearance)
yaitu 15 -18 meter, sehingga bisa
digunakan untuk lalu lintas perairan.
Jembatan Barito sering disebut pula
jembatan Pulau Bakut, sesuai nama delta
(pulau kecil) yang ada di bawahnya, atau
jembatan pulau Bakumpai, sesuai nama
41. STRUKTUR ATAS
(SUPERSTRUCTURE)
IKATAN ANGIN ATAS
berfungsi untuk menahan
beban lateral akibat beban
angin pada jembatan.
Lantai kendaraan berfungsi
menampung, beban-beban yang
ditimbulkan oleh lalu lintas orang,
kendaraan dll. Lantai jembatan
menggunakan lapis aus aspal dan
perkerasannya merupakan beton.
42. STRUKTUR ATAS
(SUPERSTRUCTURE)
Tower Saddle: Menara berfungsi sebagai
penumpu kabel utama dan gelagar utama,
serta
menyalurkan beban dan gaya-gaya yang
bekerja melalui struktur pilar ke fondasi.
STRUKTUR BAWAH
(SUBSTRUCTURE)
Ikatan angin bawah berfungsi untuk
mengakukan konstruksi, mengurangi getaran
dan menjaga agar terus tetap tegak,
mencegah runtuhnya jembatan akibat adanya
gaya lateral yang ditimbulkan angin dari tepi
43. STRUKTUR ATAS
(SUPERSTRUCTURE)
Kabel suspensi adalah bagian terpenting dari
jembatan bersuspensi, karena fungsinya adalah
menahan beban lantai jembatan yang nantinya
diteruskan ke tumpuan yang ada di ujung
jembatan. Kabel suspensi ini juga didukung oleh
suatu menara yang tugasnya membawa berat
daripada Dek jembatan.
Kabel suspender adalah kabel
yang meneruskan beban dari
suspension cable menuju stiffening
truss (deck)
44. Stiffening Truss (Deck) :
Deck/ lantai jembatan di tahan oleh kabel
vertikal yang dihubungkan pada kabel
suspensi di atasnya. Lantai jembatan (dek),
berfungsi untuk memikul beban lalu lintas
yang melewati jembatan serta menyalurkan
beban dan gaya-gaya tersebut ke gelagar
melintang
Fungsi dari pile cap adalah untuk menerima beban dari
kolom yang kemudian akan terus disebarkan ke tiang
pancang dimana masing-masing pile menerima beban dari
kolom
STRUKTUR BAWAH
(SUBSTRUCTURE)
45. BANGUNAN PELENGKAP JEMBATAN BARTO
Lampu
Penerangan
Lampu ini merupakan lampu yang
di gunakan sebagai penerang di
setiap badan jalan serta untuk
memperindah jalanan jembatan
tersebut.
46. BANGUNAN PELENGKAP JEMBATAN BARTO
Rambu lalu
lintas
Rambu ini menandaan dilarang
bersenti sepanjangan jembatan.
Penangkal petir/kabel
konduktor
Kabel konduktor berfungsi untuk
mengalirkan atau meneruskan
aliran listrik akibat petir dari ujung
batang penangkal petir ke dalam
tanah